Analisis Antimalaria Kel 3 (2)

12
Oleh : Rifka Anggraini Anggai Febriyanto Hasan Malinda Musalam Ade Nurain Lestari Ayu Wardhani Djafar Analisis Antimalaria

description

kdnjksnfvskkkkkdnksdnknskdnfshghrhvbsjvbsjdvjsbvsvbsjdgurhguihge

Transcript of Analisis Antimalaria Kel 3 (2)

Page 1: Analisis Antimalaria Kel 3 (2)

Oleh : Rifka Anggraini Anggai

Febriyanto HasanMalinda MusalamAde Nurain Lestari Ayu Wardhani Djafar

Sriwahyuni Mustapa

Analisis Antimalaria

Page 2: Analisis Antimalaria Kel 3 (2)

Malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit bernama Plasmodium. Penyakit ini ditularkan melalui gigitan nyamuk yang terinfeksi parasit tersebut. Penyakit ini paling banyak terjadi di daerah tropis dan subtropis di mana parasit Plasmodium dapat berkembang baik begitu pula dengan vektor nyamuk Anopheles.

Malaria

Page 3: Analisis Antimalaria Kel 3 (2)

Penyebab malaria adalah infeksi oleh parasit Plasmodium yang ditularkan dari satu manusia yang lain dengan gigitan nyamuk malaria yang dikenal dengan nyamuk Anopheles. Parasit sebagai penyebab penyakit malaria berkembang biak di dalam sel darah merah, yang kemudian pecah dalam waktu 48 sampai 72 jam, menginfeksi sel darah merah. Gejala pertama biasanya terjadi 10 hari sampai 4 minggu setelah infeksi, meskipun mereka dapat muncul pada awal 8 hari atau selama setahun kemudian. Kemudian gejala yang terjadi pada siklus 48 sampai 72 jam.

Penyebab dari Malaria

Page 4: Analisis Antimalaria Kel 3 (2)

Jika nyamuk menggigit lain orang yang terinfeksi, nyamuk tersebut kemudian dapat membawa infeksi ke orang lain. Nyamuk penyebab malaria dikenal dengan nyamuk Anopheles membawa parasit dengan 4 spesies Plasmodium.

Dampak dari Malaria

Page 5: Analisis Antimalaria Kel 3 (2)

Obat malaria yang dikenal umum adalah:1. Obat standar: Klorokuin dan Primakuin. Klorokuin

efefktivitasnya sangat tinggi terhadap Plasmodium vivax dan Plasmodium falciparum.

2. Obat alternatif: Kina dan Sp (Sulfadoksin + Pirimetamin). Kombinasi SP sangat efektif untuk mengobati penderita malaria oleh Plasmodium falciparum yang sudah resisten kloroluin.

3. Obat penunjang: Vitamin B Complex, Vitamin C dan SF (Sulfas Ferrosus).

4. Obat malaria berat: Kina HCL 25% injeksi (1 ampul 2 cc).

5. Obat standar dan Klorokuin injeksi (1 ampul 2 cc) sebagai obat alternatif.

Obat-obat Antimalaria

Page 6: Analisis Antimalaria Kel 3 (2)

Pengobatan malaria merupakan salah satu upaya dalam rangkaian kegiatan program penanganan. Sampai saat ini belum ada obat antimalaria yang ideal. Oleh karenanya diperlukan analisis obat antimalaria.

Page 7: Analisis Antimalaria Kel 3 (2)

OlehHasim Munawar dan Yuningsih

Validasi metode analisis artemisinin (obat

antimalaria) dalam tanaman artemisia annua dengankromatograpi lapis tipis

Page 8: Analisis Antimalaria Kel 3 (2)

Pada penelitian ini, analisis artemisin dari batang A. annua akan dilakukan dengan menggunakan modifikasi metode dari Elsohly et al, 1987 dan Agarwal et al, 2009., yaitu dengan menggunakan kromatograpi lapis tipis (KLT) yang diharapkan dapat menganalisis kandungan dari batang A. annua lebih efektif dan efisien sehingga menjadi metode alternatif bagi para peneliti yang akan menganalisis senyawa aktif dari tumbuhan.

Page 9: Analisis Antimalaria Kel 3 (2)

Sampel tanaman A. annua yang berasal Lembang dan diambil bagian batangnya. Bahan kimia yang digunakan adalah heksana, asetonitril, vanilin, asam sulfat, dan etanol. Alat yang digunakan adalah water bath dan lempengan KLT (plate TLC) silika gel 60 (F254).

Bahan dan Metode

Page 10: Analisis Antimalaria Kel 3 (2)

Analisis Artemisinin bunga, dan daun dari tanaman A.

annua dikeringkan dan digiling hingga

halus.

serbuk ditimbang 2

gram dalam labu erlenmeyer, dilarutkan

dengan 20ml heksan

dikocok selama 10 menit, dan dipanaskan dalam water bath (suhu

70°C)selama 10 men

Selanjutnya, larutan

didekantasi dalam gelas

kimia, divapkan dalam suhu

ruang.

Setelah kering, ekstrak

dilarutkan dengan 2 ml asetonitril,

ditotolkan pada

plate dengan volume 5 ul

dengan menggunakan

siring.

Chamber diisi 10 ml fase gerak toluena dan

etilsasetat (10:1) dan dikondisikan selama 5 menit hingga jenuh

Selanjutnya, plate

dimasukkan dalam chamber lalu ditutup dan dibiarkan hingga

Selanjutnya, plate

dimasukkan dalam chamber lalu ditutup dan dibiarkan hingga

sampai Batas yang ditentukan.

Setelah fase gera naik, plate

dikeringkan lalu disemprot

dengan menggunakan

vanilin 1% (b/v) dan asam sulfat 5% (v/v) dalam

metanol, dikeringkan, dan

dipanaskan dalam oven pada

suhu 110°C selama 5 menit.

Kemudian,plate dianalisis dengan

menghitung konsentrasi sampel yang dibandingkan

dengan konsentrasi

standar

Page 11: Analisis Antimalaria Kel 3 (2)
Page 12: Analisis Antimalaria Kel 3 (2)

TERIMA KASIH