ANALISA YURIDIS PROSES SELEKSI PIMPINAN KOMISI...

19
i ANALISA YURIDIS PROSES SELEKSI PIMPINAN KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI MENUJU INDEPENDENSI KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI PENULISAN HUKUM Oleh: RATNA AYU PUSPITASARI 201210110311223 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG FAKULTAS HUKUM 2016

Transcript of ANALISA YURIDIS PROSES SELEKSI PIMPINAN KOMISI...

  • i

    ANALISA YURIDIS PROSES SELEKSI

    PIMPINAN KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI

    MENUJU INDEPENDENSI KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI

    PENULISAN HUKUM

    Oleh:

    RATNA AYU PUSPITASARI

    201210110311223

    UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

    FAKULTAS HUKUM

    2016

  • ii

  • iii

    SURAT PERNYATAAN

  • iv

    Ungkapan Pribadi :

    Melalui doa Tuhan tau kesungguhan kita.

    Dan Ia menjawab doa dengan caranya sendiri.

    Terkadang doa kita dijawab dengan cepat.

    Terkadang dengan waktu yang lama.

    Hingga kita tidak menyadari.

    Doa yang telah lama kita ucap.

    Telah dikabulkan-Nya.

    Motto :

    You will only be ready,

    For what you are preparing for.

  • v

    ABSTRAKSI

    Nama : Ratna Ayu Puspitasari

    NIM : 201210110311223

    Judul : Analisa Yuridis Proses Seleksi Pimpinan Komisi

    Pemberantasan Korupsi Menuju Independensi Komisi

    Pemberantasan Korupsi

    Pembimbing : Dr. Tongat, S.H., M.Hum.

    Dr. Sulardi, S.H., M.Si.

    Pemberantasan korupsi merupakan agenda penting pemerintah. Keberadaan

    lembaga anti korupsi memiliki nilai yang sangat strategis dan politis bagi

    pemerintahan suatu negara. Objek penelitian ini adalah proses seleksi pimpinan

    Komisi Pemberantasan Korupsi sesuai dengan Undang-Undang Nomor 30 Tahun

    2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi dan bagaimana proses

    ideal seleksi pimpinan KPK untuk mewujudkan independensi KPK. Penelitian ini

    menggunakan metode penelitian analisis yuridis normatif. Kewenangan KPK yang

    luas, maka mekanisme pemilihan komisioner KPK harus dilakukan secara

    transparan dan akuntabel serta melibatkan masyarakat agar terciptanya

    independensi KPK. Mekanisme yang diatur dalam pasal 30 dan 31 Undang-Undang

    Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.

    Proses seleksi komisioner KPK dilakukan melalui sebuah panitia seleksi yang

    dibentuk oleh Presiden untuk kemudian diajukan kepada DPR dengan jumlah dua

    kali lipat dari jumlah komisioner yang dibutuhkan untuk akhirnya DPR memilih

    komisioner dan memilih pimpinan KPK. Proses seleksi yang dilakukan DPR inilah

    yang akhirnya menjadi polemik, dan dipandang sebagian kalangan akan dapat

    terjadi intervensi politik sehingga mengurangi independensi KPK. Pelemahan dan

    kriminalisasi pimpinan KPK yang terjadi pada pimpinan KPK menjadi sebuah

    ancaman yang harus diantisipasi agar tidak terulang lagi. Proses seleksi yag ideal

    dapat dilakukan dengan membentuk panitia seleksi dengan unsur pemerintah, DPR,

    praktisi, akademisi dan masyarakat. Proses seleksi yang dilakukan oleh Presiden

    melalui panitia seleksi maupun DPR haruslah memberikan jaminan bagi terciptanya

    bagi pimpinan KPK nantinya agar tidak adanya intervensi untuk mewujudkan

    independensi KPK.

    Kata Kunci : Proses Seleksi, Pimpinan KPK, Indepensi KPK

  • vi

    ABSTRACT

    Name : Ratna Ayu Puspitasari

    Student Number : 201210110311223

    Title : A Juridical Analysis on the Process of Selecting the

    Leader of Corruption Eradication Commission (KPK)

    towards the Independence of KPK

    Advisors : Dr. Tongat, S.H., M.Hum.

    Dr. Sulardi, S.H., M.Si.

    Eradicating corruption is a government’s prominent agenda. The existence

    of ant-corruption agency has strategic and political values for the government of a

    country. The object of this study is the process of selecting a leader of Corruption

    Eradication Commission (KPK) in accordance with Law No. 30 of 2002 concerning

    corruption eradication commission and about how the process of an ideal selection

    of KPK leader contrives the independence of KPK. Normative juridical analysis

    approach is employed in this study. Due to the broad authority which KPK holds,

    the mechanism of KPK commissioner election therefore has to be undergone

    transparently with accountability and involves society to achieve the independence

    of KPK. The mechanism is stipulated in the Article 30 and 31, Law No. 30 of 2002

    concerning corruption eradication commission. The process of KPK commissioner

    election is carried out through a selection committee formed by the president which

    is then submitted to the People’s Representative Council (DPR) with the double

    sum of the number of required commissioners. Eventually the DPR elects the

    commissioner and the leader of KPK. This process selection undertaken by DPR

    will ultimately become a polemic and a group of people assumes that there will be

    a political intervention which is able to lessen the independence of KPK. The

    weakening and the criminalization of KPK leader occurring to KPK leader will be

    a threat which has to be anticipated so that it will not happen again. An ideal

    selection which can be done by forming a selection committee with government

    elements, People Representative Council (DPR), practioners, academicians and

    societies. The selection process held by the president either through selection

    committee or through DPR has to provide guarantees for the KPK leader so that

    there will not be any intervention in the realization of the independence of KPK.

    Key words: Selection process, KPK leader, the independence of KPK

  • vii

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat Rahmat

    da Hidayahnya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi Tidak lupa Shalawat

    serta Salam penulis haturkan kepada Nabi Muhammad SAW, karena perjuangan

    dan usahanya bersama keluarga dan para sahabat dapat membawa umatnya dari

    jaman jahiliyah menuju jaman yang terang benderang. Penulisan skripsi ini

    merupakan penulisan hukum sebagai salah satu syarat bagi penulis untuk

    mendapatkan gelar Strata 1 pada Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah

    Malang. Penulis mengajukan judul “Analisa Yuridis Seleksi Pimpinan Komisi

    Pemberantasan Korupsi Menuju Independensi Komisi Pemberantasan Korupsi.

    Penulis tidak akan bisa menyelesaikan penyusunan dan penulisan skripsi ini tanpa

    bantuan, bimbingan, arahan serta doa dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam

    penulisan skripsi ini dengan ketulusan hati penulis menyampaikan terima kasih

    kepada yang terhormat :

    1. Kedua orang tua penulis, Drs. Heri Wahyudi, M.M., dan Retno Puji Listyoratih yang telah menjadi orang tua yang hebat dengan mendidik dan

    membentuk karakter penulis, selalu meyakinkan dan mengajarkan penulis

    arti sebuah usaha, doa, dan kesuksesan serta dengan kasih sayangnya selalu

    mendukung penulis dari segi rohani dan pendanaan.

    2. Dr. Muhadjir Effendy, MAP. selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Malang, sebagai seorang intelektual Muslim yang memiliki kepakaran

    multidisiplioner yang telah memberikan inspirasi kepada penulis.

    3. Dr. Sulardi S.H., M.Si. selaku Dekan Fakultas Hukum, dosen pengarah dan dosen pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, arahan,

    pengetahuan dan bantuan serta telah memberikan kemudahan kepada

    penulis sehingga skripsi ini cepat terselesaikan.

    4. Dr. Tongat, S.H., M.Hum., selaku dosen pembimbing I yang telah mengarahkan dan membimbing penulis mulai dari ketidaktahuan hingga

    mengerti permasalahan.

    5. Ayunda Debrina Puspadewi, S.Pd. dan Charolina Ayu Widyastuti, S.Farm, Apt. yang selalu menjadi panutan, tempat belajar dan mendukung penulis

    dengan segala kekurangannya. Kakak yang selalu menjadi cambuk bagi

    penulis untuk bisa sukses seperti kalian. Calista Adzkia Dewi yang selalu

    menghibur penulis dengan senyum, tawa, dan teriakannya.

    6. Nining Astuti, S.Pd., M.Pd. dan Nurul Raazika, S.Pd. yang selalu menjaga, mendukung, dan menyayangi penulis dengan segala kekurangannya, serta

    telah menjadi saudara penulis selama penulis menempuh pendidikan di

    Universitas Muhammadiyah Malang serta junior Nindya Oktaviani Putri,

    S.E.

    7. Teman-teman dan orang terdekat yang telah membantu penulis sehingga penulis tidak merasa sendiri dan selalu memberikan penulis kekuatan dan

    mengajarkan cara bahagia, “lustig-friends”, Puteri Melati, S.H., Kartika

    Vidyana, S.H. dan Wavfi Dahril Aristanti, S.H. dan Neni Putri Anggreini,

  • viii

    S.H. untuk bantuan, semangat dan dukungannya. Serta I.Firda Zahnia untuk

    pengalaman dan pelajaran hidup yang berarti.

    8. Semua pihak yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini dan teman-teman Fakultas Hukum khususnya teman-teman

    konsentrasi HTN yang telah memberikan dukungan dan bantuannya.

    Akhir kata semoga orang-orang yang menbatu penulis mempermudah

    menyelesaikan skripsi ini diberi imbalan yang berlipat ganda oleh Allah SWT dan

    semoga skripsi yang dibuat oleh penulis dapat memberikan manfaat bagi akademisi,

    mahasiswa maupun masyarakat luas terkait putusan hakim yang tidak

    mencerminkan tujuan hukum.

    Malang, 18 Januari 2016

    Penulis

  • ix

    DAFTAR ISI

    Lembar Cover/Sampul Dalam i

    Lembar Pengesahan ii

    Surat Pernyataan Penulisan Hukum Bukan Hasil Plagiat iii

    Ungkapan Pribadi/Motto iv

    Abstraksi v

    Abstract vi

    Kata Pengantar vii

    Daftar Isi ix

    Daftra Tabel xi

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang 1 B. Rumusan Masalah 7 C. Tujuan Penulisan 7 D. Manfaat 8 E. Kegunaan 8 F. Metode Penelitian 9

    G. Sistematika Penulisan 12

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA

    A. Proses Seleksi Pimpinan KPK

    A.1. Pengertian Seleksi 14

    A.2. Pimpinan KPK

    A.2.1. Pengertian KPK 17

    A.2.2. Komisi Pemberantasan Korupsi 19

    A.3. Kedudukan KPK dalam Sistem Ketatanegaraan Republik Indonesia

    A.3.1. Perngertian Lembaga Negara 26

    A.3.2. Organ Negara Penunjang (State Auxilary Organ) 30

    B. Independensi Pimpinan KPK

    B.1. Pengertian Independensi 35

    B.2. Perkembangan Lembaga Independen 36

    B.3. Independensi KPK 37

    BAB III PEMBAHASAN

    A. Proses Seleksi Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi

    berdasarkan Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang

    Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi 42

    B. Proses Ideal Seleksi Pimpinan Komisi Pemberantasan Tindak

    Pidana Korupsi 55

    B.1. Panitia Seleksi 65

    B.2. Memperketat Syarat Pimpinan KPK 70

    B.3. Partisipasi Masyarakat dalam Proses Seleksi Pimpinan KPK 73

    B.4. Kewenangan Presiden terkait KPK 78

  • x

    B.5. Kewenangan DPR terkait KPK

    B.5.1. Pemurnian Fungsi DPR 80

    B.5.2. Re-interpretasi Makna Persetujuan, Pemilihan atau

    Pertimbangan 81

    B.5.3. Perubahan Jumlah yang Diajukan ke DPR 83

    BAB IV PENUTUP

    A. Kesimpulan 84

    B. Saran 88

    DAFTAR PUSTAKA 89

    INDEKS 96

  • xi

    DAFTAR TABEL

    Tabel 1. Daftar kasus dan tersangka korupsi 2

    Tabel 2. Data penanganan korupsi oleh KPK 3

    Tabel 3. Lembaga-lembaga yang dibentuk untuk memberantas korupsi 20

    Tabel 4. Jadwal seleksi pimpinan KPK periode 2015-2019 50

    Tabel 5. Pimpinan KPK 2013-2019 51

    Tabel 6. Pemilihan lembaga korupsi di berbagai negara 52

  • 89

    Daftar Pustaka

    A. Buku

    Abdulkadir Muhammad. 2004. Hukum dan Penelitian Hukum. Bandung: Citra

    Aditya Bakti.

    Adrian Sutedi. 2012. Hukum Keuangan Negara. Jakarta: Sinar Grafika

    Agussalim Andi Gadjong. 2007. Pemerintahan dalam Kajian Politik dan

    Hukum. Bogor: Ghalia Persada.

    Agus, Sunyoto. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: Badan.

    Penerbit IPWI.

    Bambang Sunggono, 1998, Metode Penelitian Hukum, Jakarta: PT. Raja

    Grafindo Persada.

    Denny Indrayana. 2008. Negara Antara Ada dan Tiada; Reformasi Hukum

    Ketatanegaraan. Jakarta: Kompas.

    Didik J. Rachbini dan Suwidi Tono dkk. 2000. Bank Indonesia Menuju

    Independensi Bank Sentral. Jakarta: PT. Mardi Mulyo.

    Firmansyah Arifin, dkk. 2005. Lembaga Negara dan Sengketa Kewenangan

    Antar Lembaga Negara. Jakarta: Konsorsium Reformasi Hukum Nasional

    Bekerjasama dengan Mahkamah Konstitusi.

    Jimly Asshiddiqie. 2006. Perkembangan dan Konsolidasi Lembaga Negara

    Pasca Reformasi. Sekretaris Jenderal dan Kepaniteraan Mahkamah

    Konstitusi RI: Jakarta.

    -------------------. 2009. Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara. Jakarta: PT.

    Rajagrafindo Persada.

    --------------------. 2010. Konstitusi & Konstitusionalisme Indonesia. Jakarta:

    Sinar Grafika.

    --------------------. 2012. Teori Hans Kelsen Tentang Hukum. Jakarta: Konstitusi

    Press.

    -------------------- 2012. Perkembangan dan Konsolidasi lembaga Negara Pasca

    Reformasi. Jakarta: Sinar Grafika.

  • 90

    J.J.H. Bruggink. 1999. Refleksi tentang Hukum. Bandung: PT. Cipta Aditya

    Bakti.

    Hamid Basyaib, Richard Holloway dan Nono Anwar Makarin. 2002 Mencari

    Uang Rakyat Kajian Korupsi di Indonesia. Jakarta: Aksara.

    Henry Simamora. 2006. Menejemen Sumber Daya Manusia Edisi 3.

    Yogyakarta: STIE YKPN Yogyakarta.\

    Mahfud MD. 2012. Konstitusi dan Hukum dalam Kontroversi Isu. Jakarta:

    Rajawali Press.

    -----------------. 2012. Politik Hukum di Indonesia. Jakarta: Rajawali Press.

    -----------------. 2013. Perdebatan Hukum Tata Negara Pasca Amandemen

    Konstitusi. Jakarta: Rajawali Press.

    Mexsasai Indra. 2011. Dinamika Hukum Tata Negara Indonesia. Bandung: PT.

    Refika Adiama.

    Mukti Fajar ND dan Yulianto Achmad. 2010. Dualisme Penelitian Hukum

    Normatif dan Emiris. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

    Ni’matul Huda. 2005. Hukum Tata Negara Indonesia. Jakarta: PT. Raja

    Grafindo Persada.

    Patrialis Akbar. 2013. Lembaga-Lembaga Negara Menurut UUD NRI 1945.

    Jakarta: Sinar Grafika.

    Sirajuddin dan Winardi. 2015. Dasar-Dasar Hukum Tata Negara Indonesia.

    Malang: Setara Press.

    Soejono Soekamto dan Sri Mamudji. 2011. Penelitian Hukum Normatif (Suatu

    Tinjauan Singkat). Jakarta: Rajawali Press.

    Soetandyo Wignjosoebroto. 2013. Hukum : Konsep dan Metode. Malang:

    Setara Press.

    Sri Soemantri Martosoewignjo. Lembaga Negara dan Auxiliary Bodies dalam

    Sistem Ketatanegaraan Indonesia, dalam Dinamika Perkembangan

    Hukum Tata Negara dan Hukum Lingkungan. Surabaya: Airlangga

    University Press.

  • 91

    Tugiman Hiro. 1997. Standar Profesional Auditor Internal Cetakan kelima.

    Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

    Veithzal Rivai, 2008, Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan,

    Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.

    Yuliandri. 2009. Asas-Asas Pembentukan Pemerintahan yang Baik. Jakarta:

    PT. Raja Grafindo Persada.

    B. Jurnal/ Majalah/ Koran

    Achmad Badjuri. 2011. Peranan Komisi Pemberantasan Korupsi (Kpk) Sebagai

    Lembaga Anti Korupsi Di Indonesia. Semarang.Jurnal Bisnis dan

    Ekonomi. Vol. 18 No.1. Program Studi Akuntansi Universitas Stikubank.

    Ali Abdul Wakhid. 2013. Hubungan Pemerintah dan Birokrasi. Jurnal TAPIs

    Vol.9 No.2.

    Cornelis Lay. State Auxilary Agencies. Jentera Jurnal Hukum. Edisi 12 Tahun

    III April-Juni. 2006. Jakarta. 2006.

    Donal Fariz. Mendesign Ulang Model Seleksi Pimpinan Komisi Pemberantasan

    Korupsi. Makalah disampaikan dalam Konferensi Hukum Tata Negara II

    pada 11-12 September 2015 di Padang.

    Dwi Haryadi. Rekonstrusi Mekanisme Seleksi Komisioner Pimpinan Komusi

    Pemberantasan Korupsi (KPK) yang progresif dan Berintegritas.

    Makalah disampaikan pada Konferensi Hukum Tata Negara II, pada

    tanggal11-12 September 2015 di Padang.

    Fauzin. Uji Publik sebagai Model Pelibatan Masyarakat dalam Seleksi

    Komisioner KPK. Makalah disampaikan pada Konferensi Hukum Tata

    Negara II, pada tanggal 11-12 September 2015 di Padang.

    Hendra Nurtjahjo, Lembaga, Badan, dan Komisi Negara Independen (state

    auxiliary agencies) di Indonesia, Jurnal Hukum dan Pembangunan

    Fakultas Hukum Universitas Indonesia. Tahun ke 35 No.3 Juli-September

    2005. Jakarta.

    ICW, 2015, Tren Korupsi Naik Lagi, Kompas Edisi 18 Agustus 2015, Jakarta.

    Janedjri M. Gaffar. 2007. Konsolidasi Lembaga Negara Pasca Perubahan

    UUD 1945. Jurnal Kontitusi Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia.

  • 92

    Jimly Asshidiqie. Struktur Ketatanegaraan Indonesia setelah Perubahan

    Keempat Undang-Undang Dasar 1945. Makalah disampaikan dalam

    Seminar Pembangunan Hukum Nasional VIII. Denpasar. 14-18 Juli 2003.

    ---------------------. Liberalisasi Pengisian Jabatan Publik. Makalah

    disampaikan dalam Konverensi Hukum Tata Negra II pada tanggal 11-12

    September 2015 di Padang.

    Mahfud MD. Politik Hukum Proses Seleksi Pimpinan Lembaga Negara.

    Makalah disampaikan dalam Konverensi Hukum Tata Negra II pada

    tanggal 11-12 September 2015 di Padang.

    -----------------. Ragukan Seleksi Capin KPK di DPR. Tempo. 13 September

    2015.

    Mita Widyastuti. 2012. Birokrasi Dalam Tantangan Perubahan Di Era

    Reformasi. Jurnal Madani Edisi I.

    Montosari. Peran DPR Yang Proposional Dan Format Progresif Dalam Seleksi

    Pimpinan KPK. Makalah disampaikan pada Konferensi Hukum Tata

    Negara II pada 11-12 September 2015 di Padang.

    Muh. Risnain. Reposisi Kewenangan DPR RI dalam Seleksi Pimpinan Komisi

    Negara Independen: Pimilihan Pimpinan Komisi Pemberantasan

    Korupsi. Makalah disampaikan pada Konferensi Hukum Tata Negara II,

    pada tanggal 11-12 September 2015 di Padang.

    Reza Syahmawi. Partisipasi Masyarakat dalam Seleksi Anggota Komisi

    Pemberantasan Komisi Pemberantasan Korupsi. Makalah disampaikan

    pada Konferensi Hukum Tata Negara II, pada tanggal 11-12 September

    2015 di Padang.

    Rony Saputra. Menjaga Marwah Independensi dan Integritas KPK.

    Disampaikan pada Konferensi Hukum Tata Negara II , pada tanggal 11-12

    September 2015 di Padang.

    Sirajuddin. 2012. Menggugat Eksistensi dan Kinerja Parleman. Jurnal

    Konstitusi Volume 1 No.1 Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah

    Malang.

  • 93

    Sudi Prayitno. Mereformasi Mekanisme Seleksi Pimpinan Komisi

    Pemberantasan Korupsi. Makalah disampaikan pada Konferensi Hukum

    Tata Negara II , pada tanggal 11-12 September 2015 di Padang.

    Tinuk Dwi Cahyani. 2012. Restrukturisasi Problem Lembaga Negara

    Penunjang dakam Sistem Ketatanegaraan. Jurnal Konstitusi Volume 1

    No.1 Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Malang.

    Wahyudi Djafar. Makalah Komisi Negara Antara Latah dan Keharusan

    Transisional. Dimuat dalam ASEAN ELSAM, Edisi Sebtember-Oktober

    2009.

    Wiwin Suwandi. KonstitusionalitasPemilihan Pimpinan KPK Oleh DPR.

    Makalah disampaikan pada Konferensi Hukum Tata Negara II, pada

    tanggal 11-12 September 2015 di Padang

    C. Internet

    Bambang Widjojanto. DPR tidak berwenang melakukan seleksi pimpinan KPK

    dan KY. Saat memberikan keterangan dalam pengujian Undang-Undang

    Nomor 20 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Korupsi dan UU

    Nomor 18 Tahun 2011 tentang Komisi Yudisial di ruang sidang pleno

    Mahkamah Konstitusi, Jakarta, Selasa 15 April 2014.

    http://www.mahkamahkonstitusi.go.id. Diakses pada 12 Oktober 2015.

    http://dpr.go.id. Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia. Diakses pukul

    00.03 wib Tanggal 12 Mei 2015.

    http://kpk.go.id. Komisi Pemberantasan Korupsi.

    Jadwal Seleksi Pimpinana KPK. http://www.setneg.go.id. Diakses 28

    Desember 2015.

    Jimly Asshidiqie. Dalam Tanya Jawab.

    http://www.jimly.com/tanyajawab?page=5. Diakses 28 November 2015.

    Kamus Besar Bahasa Indonesia. Arti Kata Seleksi. http://kbbi.web.id/seleksi

    Diakses 23 September 2015.

    Tim Seleksi Tak Buat Rangking Calon Pimpinan KPK.

    http://nasional.tempo.com. Diakses 1 Desember 2015.

    http://www.mahkamahkonstitusi.go.id/http://dpr.g/http://kpk.go.id/http://www.setneg.go.id/http://www.jimly.com/tanyajawab?page=5http://kbbi.web.id/seleksi%20%20%20Diakses%2023%20September%202015http://kbbi.web.id/seleksi%20%20%20Diakses%2023%20September%202015http://nasional.tempo.com/

  • 94

    D. Perundang-Undangan

    Undang-Undang Dasar Republik Indonesia 1945

    Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang

    Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (Lembaran Negara

    Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara

    Republik Indonesia Nomor 3851).

    Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana

    Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 140,

    Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3874)

    sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001

    tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang

    Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik

    Indonesia Tahun 2001 Nomor 134, Tambahan Lembaran Negara Republik

    Indonesia Nomor 4150).

    Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 Tentang Komisi Tindak Pidana

    Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 137).

    Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2004 tentang Komisi Yudiasial. (Lembaran

    Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 89. Tambahan Lembaran

    Negara Republik Indonesia Nomor 441).

    Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2008 tentang Ombudsman Republik

    Indonesia. (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor

    139. Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4899)

    Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2011 Tentang Perubahan Atas Undang-

    Undang Nomor 22 Tahun 2004 tentang Komisi Yudisial. (Lembaran

    Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 106. Tambahan Lembaran

    Negara Republik Indonesia Nomor 5250).

    Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara

    (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6).

    Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014 Tentang Majelis Permusyawaratan

    Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Dan

    Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia

    Tahun 2014 Nomor 182).

  • 95

    Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2015 Tentang

    Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1

    Tahun 2015 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 30 Tahun

    2002 Tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Menjadi

    Undang-Undang. (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015

    Nomor 107).

    Putusan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia. Perkara No. 012-016-

    019/PUU-IV/2006.

    Putusan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia. Perkara No. 16/PUU-

    XII/2014.

  • 96

    INDEKS

    Asas duidelijke terminologien. 27.

    Bahan Hukum, 10, 11.

    Check and balances, 54, 59, 85.

    Discretionary decision 53.

    Independensi, 35.

    Independensi KPK, 37.

    Kewenangan DPR, 78.

    Kewenangan Presiden, 76.

    Kolektif Kolegial, 23, 25, 39, 54.

    Komisi Pemberantasan Korupsi, 17, 19.

    Lembaga Independen, 36.

    Lembaga Negara, 26.

    Metode Penelitian, 9.

    Panitia Seleksi, 63.

    Proses Seleksi, 14.

    State Auxilary Organ, 30.

    The founding leaders, 28.