Analisa Tugas Peranan Hukum Dalam Pembangunan Ekonomi

5
ANALISA TUGAS PERANAN HUKUM DALAM PEMBANGUNAN EKONOMI TEORI ORGANSKI’ S : UNIFIKASI, INDUSTRIALISASI, KEMAKMURAN. Dalam artikelnya “Law and the development”Wallace Mendelson mencoba menyampaikan bahwa selama berabad-abad para sarjana hukum mencoba mengejar atau menemukan perkembangan darihukum nasional, literature mengenai perkembangan hukum nasional cukup banyak, akan masih sedikit yang menyadari bahwa adanya perkembangan hukum di pertumbuhan nasional suatu negara. Wallace menggunakan model dari Profeso Organski’s (“ I take as a model Profesor Organski’s view that mo have gone through three stages of political development : the politics of unification, the politics of industrialization, and the politics of socia re”) 1 . Menurut Organski’s suatu negara modern telah melalui 3 tahapan dalam pertumbuhan politik, dimana tahapan tersebut adalah : tahap unifi industrialisasi, dan tahap kemakmuran. A. Tahap Unifikasi. Pada tahapan yang pertama, unifikasi memegang peranan yang s penting dalam pertumbuhan/perkembangan suatu negara tanpa adanya unifikas tidak akan sampai atau tercipta ke tahapan-tahapan berikutnya, di negara didirikan harus mempunyai satu tujuan dengan para penduduknya. Tujuan-tujuan tersebut yang harus dicapai bisa terlaksana jika ad kesatuan yang utuh dari suatu negara dan saling memiliki satu sama lain. Organski’s menyatakan bahwa In stage one the primaryproblem is political intergration “the creation of national unity” 2 . Masalah yang utama dari politik intergarasi adalah pembentukan darisuatu kesatuan nasional atau 1 Wallace Mendelson. The Journal of Politics Vol 32, (Miami Beach: 1970), Page 223. 2 . Ibid. page 223.

Transcript of Analisa Tugas Peranan Hukum Dalam Pembangunan Ekonomi

ANALISA TUGAS PERANAN HUKUM DALAM PEMBANGUNAN EKONOMI TEORI ORGANSKIS : UNIFIKASI, INDUSTRIALISASI, KEMAKMURAN.

Dalam artikelnya Law and the development Wallace Mendelson mencoba menyampaikan bahwa selama berabad-abad para sarjana hukum mencoba mengejar atau menemukan perkembangan dari hukum nasional, literature mengenai perkembangan hukum nasional cukup banyak, akan tetapi masih sedikit yang menyadari bahwa adanya perkembangan hukum di pertumbuhan nasional suatu negara. Wallace menggunakan model dari Profesor Organskis ( I take as a model Profesor Organskis view that modern nations have gone through three stages of political development : the politics of primitive unification, the politics of industrialization, and the politics of social welfare)1. Menurut Organskis suatu negara modern telah melalui 3 tahapan dalam pertumbuhan politik, dimana tahapan tersebut adalah : tahap unifikasi, tahap industrialisasi, dan tahap kemakmuran.

A. Tahap Unifikasi. Pada tahapan yang pertama, unifikasi memegang peranan yang sangat penting dalam pertumbuhan/perkembangan suatu negara tanpa adanya unifikasi tidak akan sampai atau tercipta ke tahapan-tahapan berikutnya, dimana suatu negara didirikan harus mempunyai satu tujuan dengan para penduduknya. Tujuan-tujuan tersebut yang harus dicapai bisa terlaksana jika adanya suatu kesatuan yang utuh dari suatu negara dan saling memiliki satu sama lain. Organskis menyatakan bahwa In stage one the primary problem is political intergration the creation of national unity2. Masalah yang utama dari politik intergarasi adalah pembentukan dari suatu kesatuan nasional atau1 2

Wallace Mendelson. The Journal of Politics Vol 32, (Miami Beach: 1970), Page 223. . Ibid. page 223.

national building. Pada tahap ini jika tanpa adanya unifikasi mustahil suatu negara dapat mewujudkan cita-citanya sebagai bangsa yang besar di hadapan negara-negara lain di dunia. Sebagai contoh tahap pertama dilalui oleh negara Amerika Serikat (stage one, the politics of primitive unification, was achieved formally in the United States when we adopted the Constitution).3,Dimana pada saat itu dalam rangka adanya suatu kesatuan mereka kemudian mulai mengakuinya konstitusi yang satu, yang mengatur secara luas mengenai socioeconomic cultural interest. Dengan adanya suatu tujuan negara yang terdapat didalam suatu konstitusinya, dipercaya bahwa suatu kesatuan/unifikasi Negara dapat tercapai. Akan tetapi dalam mencapai tujuan-tujuan tersebut, banyak halangan-halangan atau rintangan yang harus dilalui suatu Negara. Indonesia mempunyai UndangUndang Dasar dimana di dalamnya terdapat cita-cita dari negara Indonesia. Hal ini tercermin di dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yang di dalamnya tercantum Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu pemerintah negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum,

mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu UndangUndang Dasar negara Indonesia..4 Sudah jelas bahwa Indonesia sebagai negara yang merdeka mempunyai tujuan-tujuan yang ingin dicapai. Akan tetapi dalam mencapai tujuan tersebut dirasakan banyaknya usaha-usaha yang mencoba menghalangi tujuan tersebut. Belum lagi dengan masalah-masalah yang timbul dibidang potilik, ekonomi, social, pertahanan dan lain-lain, dimana masalah-masalah tersebut erat hubungannya suatu masalah unifikasi. Sebagai contoh yang terjadi di Indonesia masalah yang erat hubungannya dengan tahap unifikasi seperti : banyaknya partai politik yang ada, masalah pulau-pulau terluar Indonesia, pembentukan daerah khusus, pemekaran wilayah

3 4

Ibid. Page. 224. Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alenia ke 4.

kabupaten, pilkada, banyaknya ormas, dan lain-lain. Masalah tersebut secara tidak langsung menghambat adanya unifikasi sehingga yang dicita-citakan oleh Negara akan satu tujuan menjadi terhambat.

B.

Tahap Industrialisasi. Negeri-negeri yang sekarang ini disebut negara-negara maju telah menempuh

pembangunannya

melalui tiga

tingkat

;

unifikasi,

industrialisasi, dan

negara

kesejahteraan. Pada tingkat pertama yang menjadi masalah berat adalah bagaimana mencapai integrasi politik untuk menciptakan persatuan dan kesaman nasional, Tingkat kedua, perjuangan untuk ekonomi dan modernisasi politik. Akhimya dalam tingkat ketiga, tugas negara yang terutama adalah melindungi rakyat dari sisi negatif industrialisasi, membetulkan kesalahan pada tahap sebelumnya, dengan menekankan kesejahteraan masyarakat. Tingkat-tingkat tersebut dilalui secara berurutan

(consecutive) dan memakan waktu yang relatif lama. Persatuan nasional adalah prasyarat untuk memasuki tahap industrialisasi. Indusirialisasi merupakan jalan untuk mencapai negara kesejahteraan. Kesatuan nasional Amerika dicapai dengan lahirnya Konstitusi Amerika. Namun mungkin sebagian besar orang masih menolak konstitusi pada tahun 1789, berkenaan dengan state rights.5 Amerika Serikat baru benar-benar memasuki tahap industrialisasi setelah berakhirnya Perang Saudara pada tahun 1840an. Periode ini ditandai dengan berkembangnya produk logam, peningkatan modal dan terjadinya urbanisasi. Di bidang hukum, berkembangnya peraturan-peraturan bisnis yang mendorong terjadinya akumulasi modal dan terbentuknya elite manajer.6

Pada tahap kedua, organski berpendapat setelah adanya unifikasi baru kemudian lahir akan tahap kedua dari tahap unifikasi, tahap tersebut adalah tahap Industrialisasi ( By the end of the civil war we were well into the second stage- the era of industrialization)75

Wallace Mendelson, Law and the Development of Nations, The Journal of Politics vol. 32 (1970) h.224. 6 Lawrence M. Friedman, A History of American Law, (New York: Simon and Schuster, 1973) h. 384-404.7

Ibid. Page 224.

Tahap kedua ini bisa lahir apabila situasi dari keadaan negara tersebut, telah terunifikasi dengan satu tujuan, yang nantinya akan menggerakan semua sektor industri akan memulai tahapan produksinya, akan tetapi jika memang masalah unifikasi telah teratasi, dengan begitu para pihak pengusaha akan memulai proses-proses industrialisasi. Tentunya hal ini tidak lepas dari adanya suatu hukum yang memberikan kebebasan untuknya, inilah gambaran yang dicoba oleh organski melalui tulisannya Williard bahwaIn that setting, as Willard Hurst has shown, the whole premise, the thurst, of the common law was to increase production by promoting economic freedom.8 Timbul pertanyaan peraturan atau undang-undang macam apa yang nantinya bisa menggerakan sector industrialisasi ini. Tentunya macam peraturan yang dapat melindungi para pengusaha dari macam pertanggungjawaban yang nantinya bisa tetap sector industrialisasi tetap berjalan meskipun jika para pengusaha tetap harus bertanggung jawab, akan tetapi tidak mematikan usahanya. Sebagai contoh, seorang buruh yang sedang melakukan pekerjaan memotong kertas dan terjadi kecelakaan kerja maka buruh tidak dapat menggugat pelaku usaha, hanya karena kelalaian buruh tersebut. Dalam hal ini melindungi pihak industry pada akhirnya mendorong pertumbuhan ekonomi. Hal ini dapat terlihat dalam The Journal of Politics, yang membuktikan bahwa hukum memang menpunyai peranan dalam pembangunan ekonomi, Wallace Mendelson dalam tulisannya di The Journal berpendapat bahwa It found expression in the newly devised labor injuction, in such specific rules as the one that protected manufacturers of defective goods from liability to third party consumer. Dapat industrialisasi diambil pro kesimpulan bahwa pada akhirnya dalam tahap

terhadap

pengusaha

dampaknya

akan

mendorong

pertumbuhan sector industry, pro dalam pembuatan atau perumusan yang memudahkan para pengusaha berinvestasi dan mendirikan industry. Teori Organski di dalam prakteknya dapat dianalisis melalui serangkaian

8

James Willard Hurst, Law and The Conditions of Freedom in Ninetenth Century United States (Madison : University of Wisconsin Press, 1956).

kasus/masalah yang terjadi di Indonesia. Sebagai contoh, pemerintah sedang memberikan kebebasan kepada para pengusaha jalan tol untuk

mengembangkan sector jalan tol, demi kemajuan bangsa hal ini dapat terlihat bahwa sudah beberapa kali tarif tol naik, tanpa melihat apakah pelayanan jalan tol tersebut telah memenuhi hak-hak para pengguna jalan tol.

C. Tahap Kemakmuran.

Setelah mencapai pada tahap produksi, tiba pada saatnya tahap kemakmuran, pada tahap industry penekanan lebih kepada produksi-produksi yang dapat menumbuhkan pertumbuhan ekonomi, akan tetapi hasil-hasil dari produksi tersebut harus bisa di distribusikan kepada rakyat, bahwa semua rakyat berhak merasakan kemakmuran. Semata-mata, hasil kemakmuran tersebutdapat dibagikan atau didistribusikan akan tetapi kemudian muncul kembali masalah di dalam tahapan kemakmuran. Wallace dalam tulisannya mengenai tahap kemakmuran Having achieved mass production, the United States entered stage three- the era of the walfare state. The problem now was not production but distribution. Consumer goods were so potentially plentiful and so near at hand that there was less need to restrain consumption.9 Sangat jelas bahwa dari apa yang ditulis oleh Wallace, dapat diambil kesimpulan bahwa memang ada masalah yang harus diselesaikan mengenai hal pendistribusian kemakmuran. Hal yang dapat terlihat di alam sekarang, terutama apa yang terjadi di Indonesia, bahwa masyarakat Indonesia belum sepenuhnya merasakan pendistribusian kemakmuran yang merata. Sebagai contoh, belum semua rakyat Indonesia merasakan energy listrik, hasil-hasil pertanian yang dihasilkan oleh produksi-produksi dalam negeri.

9

Opcit, Wallace, Page 228.