ANALISA SWOT DALAM PEMBIAYAAN SINDIKASI BANK...
-
Upload
vuonghuong -
Category
Documents
-
view
253 -
download
0
Transcript of ANALISA SWOT DALAM PEMBIAYAAN SINDIKASI BANK...
ANALISA SWOT DALAM PEMBIAYAAN SINDIKASI BANK
SYARIAH
(Studi Kasus Pada PT Bank Muamalat Indonesia, Tbk)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Ekonomi (S.E)
Oleh:
ZAKY MUBARAK
NIM: 1113046000118
PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1438 H/2017 M
LEMBAR PERNYATAAN
KEASLIAN KARYA ILMIAH
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang ditujukan untuk
memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Universitas
Islam Negri (UIN) Syarif Hidyatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penelitian ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam
Negri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti karya ilmiah saya atau merupakan hasil
jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang
berlaku di Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 08 Agustus 2017
Zaky Mubarak
ABSTRACT
Zaky Mubarak 1113046000118, Analysis of Syndicated
Financing, Islamic Bank Period January 2015 – July 2016. Study program
islamic economic, Faculty of Economic and Business of State Islamic
University Syarif Hidayatullah Jakarta, 1438 H/ 2017 M. Number off small
roman pages 7 + number of pages number 65.
This study aims to determine the extent of the influence of the sharia
banking industry before and after implementing syndicated financing. From
the other side will also be seen how syariah syndicated financing analysis
when viewed from SWOT analysis and rating weight to know how far
syndicated financing can give effect to the amount of profitability of a
syariah bank when applied.
This research uses SWOT analysis with qualitative approach which
is descriptive. That is by analyzing the internal factors to determine the
strengths and weaknesses of the company, and analyze the company's
external factors to determine the opportunities and threats faced by a
company.
The results showed that; first, the increase in profit and profit of PT
Bank Muamalat Indonesia (MUI) after implementing syndicated financing
is very significant. This can be seen from the increase in total profitability
of Bank MUI has increased by 20% in 2016 when implementing syndicated
financing. Second, SWOT analysis values obtained from internal factors
show high positions, meaning that firms have many strengths and few
weaknesses, and from external factors show high positions, that means the
company has many opportunities and little threats.
Keywords : Syndicated financing, syariah bank, SWOT
Analysis, EFAS Matrix, Cartecius Diagram
Supervisior : Yuke Rahmawati, MA
Periode of Reference : 1990 - 2017
ABSTRAK
Zaky Mubarak 1113046000118, Analisa Pembiayaan Sindikasi,
Bank Syariah periode Januari 2015 – Juli 2016. Program studi Ekonomi
Syariah, Fakutas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, 1438 H/2017 M. Jumlah halaman romawi kecil 7 +
Jumlah angka halaman 65.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh
industri perbankan syariah sebelum dan sesudah menerapkan pembiayaan
sindikasi. Dari sisi lain juga akan dilihat bagaimana analisa pembiayaan
sindikasi syariah apabila ditinjau dari analisis SWOT dan bobot rating untuk
mengetahui sejauh mana pembiayaan sindikasi dapat memberikan pengaruh
terhadap jumlah profitabilitas suatu perbankan syariah ketika diterapkan.
Penelitian ini menggunakan analisis SWOT dengan pendekatan
kualitatif yang bersifat deskriptif. Yaitu dengan cara menganalisa faktor-
faktor internal untuk mengetahui faktor kekuatan dan kelemahan yang
dimiliki perusahaan, serta menganalisa faktor-faktor eksternal perusahaan
untuk mengetahui peluang dan ancaman yang dihadapi oleh sebuah
perusahaan.
Hasil penelitian menujukkan bahwa; pertama, kenaikan jumlah
profit dan keuntungan PT Bank Muamalat Indonesia (MUI) setelah
menerapkan pembiayaan sindikasi sangat signifikan. Hal ini dapat dilihat
dari meningkatnya total profitabilitas Bank MUI mengalami kenaikan
sebesar 20% pada tahun 2016 ketika menerapkan pembiayaan sindikasi.
Kedua, Nilai analisis SWOT yang diperoleh dari faktor internal menujukkan
posisi tinggi, artinya perusahaan memiliki banyak kekuatan dan sedikit
kelemahan, dan dari faktor eksternal menujukkan posisi tinggi, artinya
perusahaan memiliki banyak peluang dan sedikit ancaman.
Kata kunci : Pembiayaan Sindikasi, Bank Syariah,
Analisis SWOT, Matriks EFAS, Matriks
IFAS, Diagram Cartecius
Pembimbing : Yuke Rahmawati, MA
Daftar Pustaka : 1990 - 2017
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. IDENTITAS DIRI
Nama : Zaky Mubarak
Alamat : Jalan Swadaya 1 RT/RW 12/10 No.53
Pejaten Timur Pasar Minggu Jakarta
Selatan
Telepon : 081380653699
Email : [email protected]
Tempat Tangga Lahir : Jakarta, 19 April 1996
Agama : Islam
Kewargnegaraan : Indonesia
B. PENDIDIKAN FORMAL
Pendidikan Nama Lembaga Kota Tahun
TK TK RA Melati Al-Qur’an Jakarta Selatan 2000
SD SDN 01 Pejaten Timur Jakarta Selatan 2000-2006
SMP MTS Al-Wutsqo Depok 2006-2009
SMA MA Al-Wutsqo Depok 2009-2012
Perguruan Tinggi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta
Tangerang
Selatan
2013-2017
C. PENGALAMAN ORGANISASI
Lembaga Institusi Tahun
Anggota Osis MTS Al-Wutsqo Depok 2008
Sekertaris Osis MA-Al-Wutsqo Depok 2011
Sekertaris Rohis Pondok Pesantren Al-Wutsqo 2011
Anggota HMI Komfaksyahum UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta
2014-2015
Anggota HMPS Muamalat UIN Syarif Hidyatullah
Jakarta
2014-2015
D. PENGALAMAN KERJA
Staf Pelayanan Pos PT Securindo Packtama Indonesia
Staf Freelance Warehouse PT HiJup.com
Tutor Privat Les Mapel Ekonomi dan Akuntansi MA Al-Wutsqo
Staf Magang Divisi Accounting Finance and Group PT Bank BRI
Syariah
Owner Golden Shop (Online Shop) termos dan botol minum
E. Latar Belakang Keluarga
Ayah : Masrin
Tempat, Tanggal Lahir : Palembang, 23 April 1961
Pendidikan Terakhir : SMA
Ibu : Isneni
Tempat, Tanggal Lahir : Palembang, 12 Agsutus 1966
Pendidikan Terakhir : S1
i
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan
hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi. Shalawat serta salam semoga
selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan juga
sahabat-sahabatnya.
Atas kehendak dan rahmat Allah SWT penulis dapat menyelesaikan skripsi
ini yang berjudul “Analisa Pembiayaan Sindikasi Bank Syariah (Studi Kasus pada
PT Bank Muamalat Indonesia, Tbk)” ditujukan sebagai salah satu syarat untuk
menyelesaikan studi strata 1 (S-1) dan memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di
Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Dengan selesainya skripsi ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih
kepada orang-orang atau pihak-pihak yang telah banyak membantu penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini. Ungkapan terima kasih penulis tujukan kepada:
1. Bapak Dr. M. Arief Mufraini, Lc., MA selaku dekan Fakultas Ekonomi
dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Yoghi Citra Pratama, M.Si selaku ketua program studi Ekonomi
Syariah dan Ibu Endra Kasmi Laila, M.Si selaku sekertaris program studi
Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
3. Bapak AM. Hasan Ali, M.A., dan Bapak Abdurrauf, Lc., M.A selaku tim
task force passing out Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
4. Ibu Yuke Rahmawati, M.A selaku dosen pembimbing penulis yang telah
bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan arahan kepada penulis
selama proses penyelesaian skripsi ini.
ii
5. Bapak AM. Hasan Ali, M.A., selaku penasehat akademik penulis yang
telah membimbing selama perkuliahan.
6. Seluruh dosen yang selama ini telah memberikan ilmu yang sangat
bermanfaat kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan jenjang
pendidikan ini dengan baik, dan tak lupa kepada para staf akademik,
karyawan Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
7. Kedua orang tua penulis yang tercinta, Bapak Masrin dan Ibu Isnaeni serta
kakak tercinta Ananda Ram Ali Akbar yang selalu mendoa’akan dan
menduukung dalam kondisi apapun baik moril maupun materil serta
menjadi motivasi bagi penulis untuk menyelesaikan penelitian ini.
8. Keluarga besar penulis yang selalu mendukung penulis untuk
menyelesaikan studi ini.
9. Kepada teman-teman Batangan tercinta Emir, Yasser, Reza, Diki dan
Adim yang selalu menemani baik suka maupun duka selama kuliah, selalu
memberikan motivasi, dan memberikan suasana kekeluargaan bagi
penulis. Semoga silaturahmi kita tetap terjaga sampai seterusnya.
10. Teman-teman Muamalat C terimakasih atas waktu dan kebersamaannya
yang telah kita mulai sejak awal kuliah.
11. Teman-teman Muamalat 2013 dan keluarga besar Muamalat terima kasih
untuk segala pengalaman yang telah dilalui bersama, kerjasama dan ilmu
yang telah diberikan. Semoga semua yang sudah dilakukan dapat
bermanfaat saat ini dam seterusnya.
12. Kepada Bapak Teja Sukmana, M.Si. terima kasih untuk diskusi dan
memberikan semangat, motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini.
13. Teman-teman KKN SPARTAN terimakasih atas kerjasama dan saling
pengertian dalam menjalankan kegiatan KKN dan buku laporan KKN serta
pengalaman berharga yang penuh dengan cerita yang belum didapatkan
sebelumnya.
iii
14. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, hal itu tidak
akan mengurangi rasa terimakasih atas do’a dan dukungannya. Semoga
semua kebaikan yang diberikan Allah SWT dibalas dengan berlipat ganda.
15. PT Bank Muamalat Indonesia, Tbk yang telah memberikan ilmu,
pengalaman, serta membantu penulis dalam menyelesaikan penelitian ini.
Jakarta, 08 Agustus 2017
Penulis
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN
LEMBAR PERNYATAAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
ABSTRACT
ABSTRAK
KATA PENGANTAR ............................................................................................ i
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .............................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah .................................................................................... 7
C. Batasan dan Rumusan Kajian ....................................................................... 8
D. Tujuan dan Manfaat Kajian ......................................................................... 8
E. Kajian Pustaka (Review Studi Terdahulu) ................................................. 10
F. Kerangka Teori dan Konseptual ................................................................. 13
G. Sistematika Penulisan ................................................................................. 15
BAB II TINJAUAN TEORITIS
A. Pengertian Pembiayaan Sindikasi .............................................................. 17
B. Karakter Pembiayaan Sindikasi ................................................................. 19
v
C. Unsur-Unsur Pembiayaan Sindikasi ........................................................... 19
D. Ciri-Ciri Pembiayaan Sindikasi .................................................................. 20
E. Fungsi Pembiayaan Sindikasi ..................................................................... 22
F. Bentuk Pembiayaan Sindikasi .................................................................... 23
G. Peranan Serta Tugas Pihak Dalam Sindikasi ............................................. 26
H. Mekanisme Pinjaman Sindikasi ................................................................. 29
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian ................................................................................ 31
B. Batasan Operasional Variabel .................................................................... 33
C. Definisi Operasional Variabel .................................................................... 33
D. Teknik Analisa Data ................................................................................... 35
BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN
A. Analisa Deskriptif ...................................................................................... 41
B. Analisis SWOT .......................................................................................... 52
C. Matriks SWOT ........................................................................................... 58
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................................. 65
B. Saran ........................................................................................................... 66
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 67
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Penentuan Bobot Faktor Internal dan Eksternal ................................... 36
Tabel 3.2 Perhitungan Analisis SWOT ................................................................. 37
Tabel 4.1 Laporan Rekap Data Sindikasi BMI 2015-2016 Kepada Sektor
Korporasi ............................................................................................................... 50
Tabel 4.2 Rekapitulasi Data Pembiayaan Sindikasi Bank MUI ........................... 51
Tabel 4.3 Rekapitulasi Total Pendapatan Bank MUI 2015-2016 ......................... 52
Tabel 4.4 Penentuan Bobot Faktor-Faktor Kekuatan dan Kelemahan .................. 53
Tabel 4.5 IFAS ...................................................................................................... 54
Tabel 4.6 Pentuan Bobot Faktor-Faktor Peluang dan Ancaman ........................... 55
Tabel 4.7 EFAS ..................................................................................................... 56
Tabel 4.8 Matriks SWOT ...................................................................................... 59
vii
DAFTAR GAMBAR
Grafik 1.1 Perbandingan Subsidi Energi, Anggaran Pendidikan, Infrastruktur dan
Kesehatan 2010-2016 .............................................................................................. 4
Gambar 2.1 Mekanisme Pinjaman Sindikasi ........................................................ 38
Gambar 3.1 Diagram Matriks SWOT ................................................................... 36
Gambar 4.1 Mekanisme Pinjaman Sindikasi ........................................................ 43
Gambar 4.2 Mekanisme Pinjaman Sindikasi Bersifat NDR ................................. 45
Gambar 4.3 Diagram Cartecius ............................................................................. 57
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perbankan syariah telah berperan penting dalam pembangunan nasional di
Indonesia pada saat ini, peran bank syariah adalah mendukung pemerintah
dalam mewujudkan tujuan pembangunan nasional sebagaimana diamanatkan
oleh Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945 yaitu terciptanya masyarakat adil dan makmur, berdasarkan demokrasi
ekonomi, dengan mengembankan sistem ekonomi yang bertumpu pada
mekanisme pasar yang berkeadilan. Guna mewujudkan tujuan tersebut,
pelaksanaan pembangunan ekonomi nasional diarahkan pada perekonomian
yang berpihak pada ekonomi kerakyatan, merata, mandiri, handal, berkeadilan
dan mampu bersaing di kancah perekonomian internasional.1
Tujuan pembangunan nasional agar dapat berperan aktif dalam persaingan
global yang sehat, diperlukan partisipasi dan kontribusi semua elemen
masyarakat untuk menggali berbagai potensi yang ada di masyarakat guna
mendukung proses akselarasi ekonomi dalam upaya merealisasikan tujuan
pembangunan nasional. Salah satu bentuk penggalian potensi dan wujud
kontribusi masyarakat dalam perekonomian masyarakat tersebut adalah
pengembangan sistem ekonomi berdasarkan nilai islam (syariah) dengan
1 Penjelasan Undang-Undang No 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah, (Lembaga
Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 94, Tambahan Lembaran Negara Indonesia Nomor
4867) diakses dari www.bi.go.id pada 04 Januari 2017 pukul 16:45, h.1
2
mengangkat prinsip-prinsipnya kedalam sistem hukum nasional. Prinsip syariah
berlandaskan pada nilai-nilai keadilan, kemanfaatan, keseimbangan, dan ke-
universal-an (rahmatan lil alamin). Nilai-nilai tersebut diterapkan dalam
pengaturan perbankan yang didasarkan pada prinsip syariah yang disebut
perbankan syariah.2 Agar dapat tercapai tujuan pembangunan nasional tersebut
perbankan syariah dituntut untuk lebih kreatif dan inovatif dalam menjalankan
perannya dalam pembangunan nasional. Sebagaimana yang tertuang dalam
Pasal 2 dan Pasal 3 UU Perbankan Syariah yang dimana tujuan dari perbankam
syariah yakni harus menunjang pelaksanaan pembangunan nasional.3
Sebagaimana yang diketahui, bahwa pembangunan infrastruktur memiliki
peran penting untuk menunjang pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan
masyarakat. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa infrastruktur yang
memadai dan ditunjang oleh kualitas baik yang akan memberikan dampak positif
terhadap output dan kualitas pertumbuhan ekonomi. Dan pembangunan nasional
dapat dilakukan dengan mengambil langkah awal yakni dengan cara
membangun infrastruktur yang memadai demi menunjang taraf kehidupan yang
lebih baik dan sejahtera untuk masyarakat. 4
2 Ibid h. 2 3 Chatamarrasjid Ais, Hukum Perbankan Nasional Indonesia, Jakarta: Kencana Media
Grup, 2013, h. 4 4 Rindang Bagus Prasetyo dan Muhammad Firdaus, Paper Pengaruh Infrastruktur pada
pertumbuhan ekonomi wilayah di indonesia, (Bogor: Departemen Ilmu ekonomi, Fakultas Ekonomi
Manajemen, Institut Pertanian Bogor, 2011), h. 5
3
Dengan melihat pertumbuhan ekonomi Negara Cina yang baik
dikarenakan belanja infrastruktur yang berdampak positif terhadap output
pertumbuhan, dapat dijadikan contoh untuk Negara Indonesia dalam membenahi
Infrastruktur untuk pembangunan nasional. Studi dari Sahoo, P.et.al dalam buku
Politik Infrastruktur Indonesia menujukkan tingginya pertumbuhan ekonomi
Cina dengan kesinambungan yang terjaga sepanjang periode 1957-2007 tidak
terlepas dari kondisi belanja infrastruktur, disamping investasi dan regulasi
tenaga kerja. Kondisi yang sama juga terjadi di AS, dimana belanja infrastruktur
berdampak positif terhadap output pertumbuhan.5
Sebuah studi yang dilakukan di Amerika Serikat menunjukkan bahwa
tingkat pengembalian investasi infrastruktur terhadap pertumbuhan ekonomi
adalah sebesar 60%6. Bahkan studi dari world bank (1994) disebutkan elastisitas
PDB (Produk Domestik Bruto) terhadap infrastruktur disuatu negara adalah 0,07
sampai dengan 0,44. 7 Hal ini berarti dengan kenaikan 1 (Satu) persen saja
ketersediaan infrastruktur akan menyebabkan pertumbuhan PDB sebesar 7%
sampai dengan 44%, variasi angka yang cukup signifikan. Studi Bank Dunia
terkini (2013) menyimpulkan, untuk mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar
6% per tahun, alokasi belanja infrastruktur minimal 5% terhadap PDB. Ini juga
5 Endi Rohendi Biaro, Politik Infrastruktur Indonesia, (Komisi IV DPR RI Bekerjasama
dengan Gramedia: Jakarta, 2014), h. 18 6 Laporan tingkat pengembalian investasi infrastruktur terhadap pertumbuhan ekonomi,
diakses dari Pusat Kajian Pembangunan Infrastruktur Berkelanjutan (CSID) Center For Sustainable
Development http://id.csidui.org/file/CSID-Book-Profile-IND.pdf pada 04 Januari 2017 pukul
15:01 7 Novi Maryaningsih, dkk, Pengaruh pembangunan infrastruktur terhadap pertumbuhan
ekonomi indonesia, diakses dari http://www.bi.go.id pada 04 Januari 2017 pukul 16:27
4
senada dengan studi Bappenas, dimana alokasi belanja infrastruktur yang ideal
sebesar 5%-6% terhadap PDB.
Dari penjelasan diatas, jelaslah bahwa infrastruktur merupakan pilar
penggerak pertumbuhan ekonomi. Dari alokasi pembiayaan publik dan swasta
infrastruktur dipandang sebagai lokomotif pembangunan nasional dan daerah.
Sumber: Data diolah (Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan)
Gambar 1.1 Grafik Perbandingan Subsidi Energi, Anggaran Pendidikan,
Infrastruktur dan Kesehatan 2010-20168
8 Informasi APBN 2016; Mempercepat Pembangunan Infrastruktur Untuk Memperkuat
Pondasi Pembangunan Yang Berkualitas, Diakses dari
http://www.anggaran.depkeu.go.id/content/publikasi/BIB2016.pdf Pada 21 Maret 2017 pukul
15:21
5
Berbicara tentang masalah kurangnya pembangunan infrastruktur di
Indonesia tidak terlepas dari terbatasnya kemampuan pemerintah membiayai
infrastruktur dari APBN. Apabila kita lihat dari grafik diatas, total anggaran
pendidikan dan anggaran subsidi energi masih menjadi prioritas utama
pemerintah dalam membelanjakan anggaran APBN, dan total anggaran
infrastruktur masih dibawah total anggaran pendidikan dan anggaran subsidi,
padahal pembangunan infrastruktur sangat menjadi fokus utama dalam
pembangunan nasional. Bahkan dalam realisasinya, nilai ini bisa lebih rendah
karna terbentur dengan penyerapan. Rendahnya alokasi APBN untuk investasi
infrastruktur tidak terlepas politik anggaran pemerintah, dimana selama
bertahun-tahun alokasi APBN lebih terkonsentrasi untuk belanja rutin
(Birokrasi), belanja subsidi, dan pembayaran bunga utang.9
Lembaga Perbankan Syariah selaku tugasnya dalam menciptakan peluang
dalam pembangunan nasional, dapat memberikan solusi yang bisa ditawarkan
kepada pemerintah ataupun kepada sektor swasta dalam menyediakan dana
dalam jumlah besar untuk pembangunan infrastruktur melalui pembiayaan
sindikasi syariah, sesuai dengan tugas perbankan syariah dalam meciptakan
peluang dalam pembangunan nasional.
9 Oki Hermansyah, Pembangunan Infrastruktur di Indonesia, Diakses Diakses dari
http://www.bappenas.go.id/files/8513/5022/6064/5pengembangan-lembaga-keuangan-dan-
investasi-infrastruktur__20081123002641__4.pdf Pada 04 Januari 2017 pukul 17:06
6
Bank-Bank Syariah dapat melakukan sindikasi dengan sesama bank
syariah, bahkan dapat berindikasi dengan bank-bank konvensional untuk
memenuhi jumlah biaya yang harus dikeluarkan untuk pembangunan
infrastruktur di Indonesia. Apalagi saat ini bank-bank syariah sudah mendapat
kepercayaan besar dari pemerintah untuk menerima Ongkos Naik Haji (ONH)10,
yang dimana ongkos haji tersebut dapat juga digunakan untuk pembiayaan
infrastruktur, sehingga pemanfaatan dana haji tersebut dengan cepat dapat
tersalurkan. Ditambah lagi dengan banyaknya perusahaan penggalangan dana
haji dimana-mana, sehingga menjadikan kesempatan yang besar untuk
perbankan syariah dalam menjalankan pembiayaan sindikasi. Selain itu, bank-
bank syariah juga dapat mengajak Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia
(LPEI) divisi syariah untuk bersindikasi, sepanjang terkait dengan pembiayaan
ekspor.
Dewan syariah nasional MUI, juga sudah membahas fatwa mengenai
pembiayaan sindikasi, dan sudah membahasanya dalam rapat pleno DSN-MUI,
awal april 2014. Pembahasan fatwa ini dihadiri pejabat Otoritas Jasa Keuangan
dan Bank Indonesia.11
10 Pramdia Arhando Julianto, Perbankan Syariah dipercaya Pemerintah Untuk
Mengelolala Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji, Kompas, 2 Juni 2015, h. 9 11 Fatwa Dewan Syariah Nasional MUI No. 91/DSN-MUI/IV/2014 Tentang Pembiayaan
Sindikasi (al-Tamwil al-mashrifi al-Mujamma’) Diakses dari
http://www.dsnmui.or.id/index.php?mact=News,cntnt01,detail,0&cntnt01articleid=101&cntnt01or
igid=59&cntnt01detailtemplate=Fatwa&cntnt01returnid=61, diakses pada 04 Januari 2017 pukul
20:07
7
Dengan demikian, diharapkan perbankan syariah mampu untuk
menyelesaikan masalah dalam keterhambatan dana dalam pembiayaan
infrastruktur melalui Pembiayaan Sindikasi Bank Syariah. Oleh karna itu penulis
berusaha membahas kajian tersebut dengan tema “ANALISA SWOT DALAM
PEMBIAYAAN SINDIKASI PERBANKAN SYARIAH (Studi Kasus Pada
PT Bank Muamalat Indonesia)”.
B. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah adalah berisi sejumlah masalah yang berhasil ditarik
dalam lingkup permasalahan yang lebih luas dibandingkan perumusan
masalah.12 Sebagaimana yang telah diterangkan dalam latar belakang diatas agar
tidak terjadi kesalah pahaman pengertin tentang masalah yang diteliti, maka
perlu diidentifikasi masalah terkait dengan judul diatas :
1. Pembangunan infrastruktur di Indonesia belum dilakukan secara optimal.
2. Anggaran untuk pembangunan infrastruktur belum menjadi prioritas utama
pemerintah dalam membelanjakan dana APBN Tahun 2010-2016.
3. Tingginya biaya yang dibutuhkan oleh pemerintah dalam pembangunan
infrastruktur menjadi penyebab utama terkendalanya pembangunan nasional.
4. Kurangnya prasarana transportasi (jalan) di Indonesia menjadi hambatan
masyarakat dalam mengembangkan usahanya.
12 Irawan Soehartono, Penelitian Sosial, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 1995) cet.
Ke-1 h. 8
8
C. Batasan dan Rumusan Kajian
Untuk menjaga agar penulisan skripsi ini lebih terarah dan menghindari
pembahasan yang menyimpang dari tujuan penulisan, maka skripsi ini perlu
dibatasi. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka dapat
diambil rumusan kajian sebagai berikut :
1. Bagaimana tingkat profit PT Bank Muamalat Indonesia sebelum dan sesudah
menerapkan pembiayan sindikasi?
2. Bagaimana analisa pembiayaan sindikasi syariah apabila ditinjau dari analisis
SWOT dan bobot rating?
D. Tujuan dan Manfaat Kajian
1. Tinjauan Penulisan
a. Untuk menjelaskan bagaimana mekanisme PT Bank Muamalat Indonesia
dalam menerapkan pembiayaan sindikasi syariah
b. Untuk menganalisa perubahan tingkat profit dan pertumbuhan aset PT
Bank Muamalat Indonesia sebelum dan sesudah menerapkan pembiayaan
sindikasi
c. Untuk menganalisis kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perbankan
syariah terhadap kondisi internal, serta analisa peluang dan ancaman yang
dihadapi perbankan syariah dari kondisi ekseternal melalui analisis SWOT
dan bobot rating.
9
2. Manfaat Kajian
a. Manfaat Teoritis
Penulisan ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif bagi
para akademisi baik penulis maupun akademisi selanjutnya, agar dapat
menjadi acuan di bidang pengembangan pembiayaan bank syariah maupun
sebagai bahan acuan dalam pengembangan penelitian selanjutnya tentang
aspek kekuatan, kelemahan, ancama dan peluang dari pembiayaan
sindikasi syariah. Serta dapat memberikan sumbangsih pemikiran dalam
pengimplementasian pembiayaan sindikasi syariah, serta dapat
memberikan hasil penelitian berupa kekuatan, kelemehan, peluang dan
ancaman dari pembiayaan sindikasi itu sendiri.
b. Bagi Praktisi
Pembahasan ini diharapkan dapat memberikan pemahaman kepada
masyarakat terkait unsur-unsur dari pembiayaan sindikasi syariah,
kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dari pembiayaan sindikasi itu
sendiri.
10
E. Review Studi Terdahulu
Penulis berusaha mencari, membaca dan mepelajari penelitian terdahulu
yang terkait dengan materi penelitian yang akan penulis ambil untuk dapat
menjadi acuan, untuk membandingkan, maupun menyempurnakan penelitian
terdahulu dalam beberapa literatur yang penulis dapatkan yang ada kaitannya
dengan penulisan kajian ini yaitu sebagai berikut :
1. Leili Yuhyiyanti, Program Studi Perbankan Syariah, Fakultas Syariah
dan Hukum, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010. Skripsi Tentang
Pembiayaan Sindikasi Pada PT Bank Muamalat Indonesia Tbk. Penelitian ini
menggunakan deskriptif kualitatif yang dimana dalam pembahasannya lebih
terfokus pada prosedur dan efektifitas dalam pembentukan pembiayaan
sindikasi pada Bank Muamalat serta menganalisis akad dalam pembiayaan
sindikasi. Sedangkan perbedaan yang mendasar dengan penelitian ini adalah,
penelitian ini menganalisis kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dari
pembiayaan sindikasi perbankan syariah menggunakan analisis SWOT dan
bobot rating. Agar terciptanya strategi untuk memperkuat kualitas internal
dan eksternal dalam mecapai visi dan misi perbankan syariah dalam
menerapkan pembiayaan sindikasi.
2. Giovanni Arethusa, Program Studi Ilmu Hukum, Fakultas Hukum,
Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Skripsi Tentang Tanggung Jawab
Debitur Terhadap Kreditur Dalam Pembiayaan Proyek yang Sifatnya
Sindikasi. metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah kualitatif. Adapun
inti pembahasan dalam skripsi diatas adalah membahas secara spesifik dan
11
konkret tentang bentuk tanggung jawab debitur terhadap kreditur dalam
pembiayaan proyek yang sifatnya sindikasi. Sedangkan perbedaan yang
mendasar dengan penelitian ini adalah, penelitian ini menganalisis kekuatan,
kelemahan, peluang dan ancaman dari pembiayaan sindikasi perbankan
syariah menggunakan analisis SWOT dan bobot rating. Agar terciptanya
strategi untuk memperkuat kualitas internal dan eksternal dalam mecapai visi
dan misi perbankan syariah dalam menerapkan pembiayaan sindikasi.
3. Cornel Rosendoyo Asih, Program Studi Ilmu Hukum, Fakultas Hukum,
Universitas Indonesia. Skripsi Tentang Analisis Pembiayaan Sindikasi
Antara Bank Syariah dengan Lembaga Pembiayaan Syariah (Studi kasus
pembiayaan sindikasi helikopter). Metode yang dipakai dalam penelitian
skripsi diatas adalah deskripsi analisis, dalam penelitiannya melakukan
analisis yuridis terhadap beberapa aspek pembiayaan sindikasi helikopter
yang dilakukan oleh Bank Syariah dengan Lembaga Pembiayaan Syariah.
Sedangkan perbedaan yang mendasar dengan penelitian ini adalah, penelitian
ini menganalisis kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dari
pembiayaan sindikasi perbankan syariah menggunakan analisis SWOT dan
bobot rating. Agar terciptanya strategi untuk memperkuat kualitas internal
dan eksternal dalam mecapai visi dan misi perbankan syariah dalam
menerapkan pembiayaan sindikasi.
4. Rosana Prastuti, Program Studi Ilmu Hukum, Fakultas Hukum,
Universitas Sebelas Maret Szurakarta. Skripsi Tentang Analisis Kredit
Sindikasi Ditinjau dari Hukum Kontrak (Studi Kasus di PT BNI Persero Tbk).
12
penelitian ini termasuk penelitian hukum empiris, dan bersifat eksploratif.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana terjadinya kontrak
kredit sindikasi, bagaimana penerapan pasal 1320 KUH Perdata tentang
syarat sah kontrak pada kredit sindikasi, dan bagaimana sistematika kontrak
kredit sindikasi. Sedangkan perbedaan yang mendasar dengan penelitian ini
adalah, penelitian ini menganalisis kekuatan, kelemahan, peluang dan
ancaman dari pembiayaan sindikasi perbankan syariah menggunakan analisis
SWOT dan bobot rating. Agar terciptanya strategi untuk memperkuat kualitas
internal dan eksternal dalam mecapai visi dan misi perbankan syariah dalam
menerapkan pembiayaan sindikasi.
5. A.A Mirah Endraswari I Ketut Sudantra, Program Studi Hukum
Bisinis, Fakultas Hukum Universitas Udayana. Jurnal Tentang Kredit
Sindikasi Sebagai Alternatif Pembiayaan Kredit dalam Skala Besar. Jurnal ini
dalam pembahasannya secara spesifik mengkaji tentang proses pelaksanaan
sindikasi syariah serta jaminan yang digunakan secara jelas, adapun metode
penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Sedangkan perbedaan
yang mendasar dengan penelitian ini adalah, penelitian ini menganalisis
kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dari pembiayaan sindikasi
perbankan syariah menggunakan analisis SWOT dan bobot rating. Agar
terciptanya strategi untuk memperkuat kualitas internal dan eksternal dalam
mecapai visi dan misi perbankan syariah dalam menerapkan pembiayaan
sindikasi.
13
F. Kerangka Teori dan Konseptual
1. Kerangka Teori
Untuk memudahkan penulis ada beberapa yang harus penulis jelaskan
mengenai pembiayaan sindikasi bank syariah. Pembiayaan sindikasi syariah
adalah pembiayaan yang diberikan oleh dua atau lebih bank/lembaga
keuangan syariah, dengan persyaratan kondisi yang sama, menggunakan
dokumen yang sama dan diadministrasi oleh agen yang sama.13
Berdasarkan definisi di atas, harus terdapat minimal 2 (dua) bank
syariah yang berpartisipasi dalam 1 (satu) fasilitas pembiayaan yang akan
diberikan kepada calon nasabah. Oleh karnanya kerjasama antara bank-bank
peserta, sindikasi tersebut dapat dijalankan melalui pembiayaan
musyarakah.14
Salah satu jenis musyarakah adalah Al Inan, yaitu kontrak antara dua
pihak atau lebih dimana setiap pihak memberikan suatu porsi dari
keseluruhan dana dan berpartisipasi dalam kerja. Jumlah dana yang
ditempatkan, jenis/bobot pekerjaan serta nisbah bagi hasil tidak harus sama
namun disepakati oleh semua pihak yang terlibat, karna aplikasinya yang
fleksibel, maka pembiayaan sindikasi syariah umumnya menerapkan
Musyarakah Al Inan.15
13 Sutan Remy Sjahdeini, Kredit Sindikasi, Jakarta : Grafiti, 2009 h. 5 14 Ibid h. 9 15 Ibid. h. 7
14
Sedangkan pengertian dari Infrastruktur adalah sistem fisik yang
menyediakan sarana transportasi, drainase, pengairan, bangunan, gedung,
serta fasilitas publik lainnya, yang mana sarana ini dibutuhkan untuk
memenuhi berbagai kebutuhan dasar manusia baik itu kebutuhan ekonomi
maupun kebutuhan sosial.16
2. Kerangka Konsep
16 Ferdy Posumah, Paper Pengaruh pembangunan Infrastruktur Terhadap Investasi Di
kabupaten Minahasa Tanggerang, Fakultas Ekonomi Bisnis, Jurusan Ekonomi Pembangunan
Universitas Sam Ratulangi Manado, 2013, h. 8
Pembiayaan Sindikasi Bank
Syariah
PT Bank Muamalat Indonesia
sebagai objek dalam penelitian
Kondisi Internal Kondisi Eksternal
- Kekuatan
- Kelemahan
- Peluang
- Ancaman
Analisis SWOT dan Bobot Rating
Hasil Kesimpulan dan Saran
15
G. Sistematika Penulisan
Penulisan disusun secara sistematis menjadi lima bab yang terdiri dari sub
bab dengan rincian sebagai berikut:
BAB 1 PENDAHULUAN
Berisi tentang latar belakang maslah, pembatasan dan perumusan masalah,
tujuan penelitian, review studi terdahulu, kerangka teori, metode penelitian, dan
sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN TEORITIS
Analisa pembiayaan sindikasi Perbankan Syariah dalam pembangunan
infrastruktur di Indonesia. Pada bab ini membahas pengertian dari Analisa,
pengertian infrastruktur, teori dan jenis-jenis dari infrastruktur, pengertian
pembiayaan sindikasi, analisa penijauan hukum pembiayaan sindikasi
berdasarkan prinsip syariah, analisa mekanisme pembiayaan sindikasi, analisa
transaksi pembiayaan sindikasi, manajemen operasional pembiayaan sindikasi
dan operasionalnya.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Gambaran tentang metodologi penelitian yang digunakan. Seperti jenis
penelitian apa yang digunakan, pendekatan penelitian, ruang lingkup penelitian,
metode pengumpulan data dan metode analisis data yang digunakan.
BAB IV PEMBAHASAN
Bab ini menganalisis secara rinci Analisa Pembiyaan Sindikasi Perbankan
Syariah Dalam Pembangunan Infrastruktur di Indonesia. Pada bab ini akan
16
menjawab semua perumusan masalah yang ada di BAB I dan akan membahas
secara rinci bagaimana tingkat margin dan dan bagi hasil dari bank syariah
setelah melakukan pembiayaan sindikasi.
BAB V PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan kajian dan saran.
H. Teknik Penulisan Skripsi
Teknik penulisan skripsi ini berpedoman pada buku “Pedoman Penulisan
Skripsi, Fakultas Syariah dan Hukum, Univesitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta, tahun 2017”
Demikianlah pendahuluan pada BAB ini yang kiranya dapat mendukung
pembahasan-pembahasan selanjutnya dalam penelitian ini.
17
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Pembiayaan Sindikasi
Pengertian pembiayaan sindikasi syariah tidak jauh pengertiannya dengan
kredit sindikasi konvensional, namun pada dasarnya memang tetap adanya
perbedaan. Pembiayaan sindikasi syariah berlandaskan dengan ketentuan agama
dalam hal ini adalah syariah, yang dimana dalam praktiknya amat sangat
menjauh praktik riba, gharar, dan maysir. Dengan demikian agar tidak terjadi
kesalahpahaman yang dimaksud dengan kredit dalam bab ini adalah
pembiayaan.
Perbedaan antara sindikasi kredit (credit syndication) dengan kredit
sindikasi (syndicate loan) yaitu, sindikasi kredit adalah suatu sindikasi yang
peserta-pesertanya terdiri dari lembaga-lembaga pemberi kredit dan yang
dibentuk dengan tujuan untuk memberikan kredit kepada suatu perusahaan yang
memerlukan kredit untuk membiayai suatu proyek. Sedangkan yang dimaksud
dengan kredit sindikasi adalah kredit yang diberikan oleh sindikasi kredit.17
Menurut Stanely Hurn, BSc dalam bukunya Syndicate Loans: A Handbook
for Banker and Borrower, Secara umum pinjaman sindikasi didefenisikan
17 Sutan Remy Sjahdeini, Kredit Sindikasi: Proses Pembentukan dan aspek hukum, Jakarta:
PT Pustaka Utama Grafiti, 1997, h. 2
18
sebagai pinjaman dari dua atau lebih lenders dengan terms & conditions serupa,
yang menggunakan dokumentasi yang sama, dan diadministrasikan oleh agent
yang sama.18 Fatwa Dewan Syariah Nasional dalam Nomor
91/DSN/MUI/IV/2014 mendefinisikan Pembiayaan Sindikasi (al-tamwil al-
mashrifi al-mujamma’) adalah akad antara beberapa lembaga keuangan, baik
antara sesama lembaga keuangan syariah maupun antar lembaga keuangan
syariah dengan lembaga keuangan konvensional, dalam rangka membiayai
proyek tertentu secara bersama-sama.19 Sedangkan Adiwarman A Karim dalam
bukunya memberikan pengertian pembiayaan sindikasi adalah pembiayaan yang
diberikan oleh lebih dari satu lembaga keuangan bank atau satu objek
pembiayaan tertentu. Pada umumnya, pembiayaan ini diberikan bank kepada
nasabah korporasi yang memiliki nilai transakaksi yang sangat besar. 20
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan
pembiayaan sindikasi syariah adalah sebuah pembiayaan yang diberikan oleh
lebih dari satu perbankan syariah atau lembaga pembiayaan syariah kepada
perusahaan yang membutuhkan dana dalam skala besar dengan persyaratan dan
ketentuan yang sama, dengan menggunakan satu dokumen dan
diadministrasikan oleh satu agen yang sama.
18 Stanley Hurn, BSc(Econ), Syndicate Loans: A Handbook for Banker and Borrower,
(Cambridge UK: Woodhead-Faulkner (Publisher) Ltd., ACIB, 1990). h.26 19 Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor 91/DSN/MUI/IV/2014 Tentang Pembiayaan
Sindikasi (Al-Tamwil Al-Mashrifi Al-Mujamma’) h. 5 20 Adiwarman A. Karim, Bank Islam Analisis Fiqh dan Keuangan. Jakarta: PT
Rajagrafindo Persada, 2010, Ed. keempat, Cet. Ke 7, h. 245
19
B. Karakter Pembiayaan Sindikasi
Karakteristik pembiayaan sindikasi syariah, pada dasarnya tidak diatur
secara khusus, karena karakteristik pembiayaan sindikasi syariah tidak jauh
berbeda dengan kredit sindikasi. Oleh karena itu pembiayaan sindikasi syariah
masih menerapkan ketentuan kredit sindikasi dalam perbankan konvensional,
selama tidak melanggar ketentuan syariah, 21 yang dimana mekanisme
transaksinya sama persis dan yang membedakan hanya terletak pada akadnya
saja. Jika perbankan konvensional masih menggunakan sistem bunga kalau
perbankan syariah bisa menggunakan akad mudharabah, musyarakah dan juga
ijarah tergantung dari seperti apa transaksi akad yang dibutuhkan dalam suatu
kerjasama sindikasi.
C. Unsur-Unsur Pembiayaan Sindikasi Syariah
Adapun sebagaimana yang dijelaskan dalam buku kredit sindikasi; proses,
teknik pemberian dan aspek hukumnya karangan Sutan Remy Sjahdeini, Unsur-
unsur dari pembiayaan sindikasi syariah dapat dilihat berdasarkan pengertian
pembiayaan sindikasi itu sendiri, yakni: 22
1. Dilibatkannya lebih dari satu lembaga pembiayaan dalam suatu fasilitas
sindikasi. Sesuai dengan pengertiannya, bahwa pembiayaan sindikasi
adalah sebuah pembiayaan yang dibiayai oleh lebih dari satu
21 Cornel Rosendoyo Asih, “Analisis Pembiayaan Sindikasi Antar Bank Syariah Dengan
Lembaga Pembiayaan Syariah (Studi Kasus : Pembiayaan Sindikasi Helikopter)” Skripsi Ilmu
Hukum UI, Fakultas Hukum UI Depok, 2011, h.53 22 Sutan Remy Sjahdeini, Kredit Sindikasi: Proses, Teknik Pemberian, dan aspek
hukumnya, Jakarta: PT Kreatama, 2008, h. 2-3
20
bank/lembaga pembiayaan tertentu, karna jumlah dana yang dibutuhkan
dalam sebuah pembagunan proyek yang memang tidak sedikit.
2. Pembiayaan sindikasi diberikan berdasarkan syarat-syarat dan ketentuan
yang sama bagi masing-masing peserta sindikasi yang diwujudkan dengan
hanya ada satu perjanjian pembiayaan antara nasabah dan semua peserta
sindikasi. Dimana seluruh peserta dalam sebuah kerjasama sindikasi
terikat dalam satu perjanjian yang biasanya dibuat oleh Agent selaku
salaah satu pihak dalam sindikasi yang mengatur segalanya terkait dengan
proses kerjasama sindikasi selama berlangsung.
3. Dalam pembiayaan sindikasi hanya ada satu dokumentasi pembiayaan
yang menjadi pegangan semua bank-bank peserta sindikasi bersama-sama.
Dimana semua peserta dalam suatu kerjasama sindikasi harus menaati
setiap peraturan dan ketentuan yang telah dibuat dan di tandatangani oleh
masing-masing pihak yang terlibat dalam kerjasama sindikasi.
4. Diadministrasikan oleh suatu agen yang sama bagi semua peserta
sindikasi. Dimana segala sesuatu pencatatan, peraturan, sampai pembagian
keuntungan semuanya diadministrasikan oleh satu agen yang sama yang
biasa disebut sebagai Agent dalam sebuah kerjasama sindikasi.
D. Ciri-Ciri Pembiayaan Sindikasi
Ciri-ciri khusus dari pembiayaan sindikasi yang menjadi pembeda dengan
pembiayaan lainnya adalah23 :
23 Ibid, h. 9-23
21
1. Ada lebih dari satu pemberi biaya: yaitu para kreditor tergabung dalam suatu
sindikasi, yang dimana dalam sebuah kerjasama sindikasi pasti terdapat dua
bank/lembaga pembiayaan atau lebih yang berlaku sebagai kreditor dalam
sebuah penyelesaian proyek kerjasama sindikasi.
2. Terdapat dua jenis jumlah peserta pembiayaan sindikasi yaitu club loan yaitu
pembiayaan yang diberikan oleh beberapa bank saja dan consortium lending
yaitu pembiayaan yang diberikan oleh banyak bank.
3. Hanya ada satu dokumentasi pembiayaan yang didasarkan pada syarat-syarat
dan ketentuan-ketentuan pembiayaan yang sama, dimana semua peserta dalam
kerjasama sindikasi harus mengikuti peraturan tersebut bersama-sama.
4. Besarnya jumlah biaya: jumlah dana biasanya sangat besar, dikarnakan
pembiayaan sindikasi adalah sebuah pembiayaan jangka panjang dan biasanya
digunakan untuk membiayaai sebuah proyek besar dan pembangunan
infrastruktur negara.
5. Jangka Waktu: Pada umumnya menengah atau panjang, karna pembiayaan
sindikasi biasanya digunakan untuk membiayai sebuah proyek dan
pembangunan infrastruktur negara yang dimana proses pembangunannya
membutuhkan waktu dan proses yang cukup lama.
6. Pembagian keuntungan bersifat tetap atau disesuaikan dalam jangka waktu
tertentu, sesuai dengan porsi modal masing-masing dan kontribusi yang
diberikan dalam sebuah kerjasama sindikasi. Biasanya perjanjian ini sudah
dibuat sebelum kerjasama sindikasi ini dimulai.
22
7. Hanya ada satu tingkat bagi hasil untuk debitor, dimana akad yang digunakan
dalam sebuah kerjasama sindikasi hanya ada satu akad dan tidak boleh dicampur
dengan akad yang lain.
8. Masing-masing peserta bertanggung jawab untuk dirinya sendiri, baik dalam
menyediakan jumlah dana yang menjadi kewajibannya serta kelengkapan
dokumen dan persyaratan yang harus dipersiapkan.
9. Memiliki satu agent bank yang sama; dalam hal ini agent bertindak untuk para
peserta atau para debitor sindikasi, tugas seorang agen adalah bertanggung jawab
terhadap masalah adinistrasi sindikasi selama kurun waktu pinjaman
berlangsung.
10. Harus dilakukan disclosure atau publicity: hal ini perlu dilakukan agar dapat
diketahui masyarakat umum sehingga publik dapat mengukur tingkat resiko dari
penerima pembiayaan atau debitor.
E. Fungsi Pembiayaan Sindikasi
Fungsi dalam pembiayaan sindikasi adalah sebagai berikut24:
1. Pembiayaan sindikasi membantu industri perbankan dalam mengatasi masalah
batas maksimum pemberian pembiayaan (BMPP), sebagaimana diatur dalam
peraturan Bank Indonesia PBI No. 7/3/2005, dimana terjadi apabila debitor
membutuhkan dana dalam skala besar.25 Batas penyaluran dana tidak boleh
melebihi 30% dari modal Bank Syariah sebagaimana diatur dalam Undang-
24 Sutan Remy Sjahdeini, Kredit Sindikasi: Proses, Teknik Pemberian, dan aspek
hukumnya (Jakarta: PT Kreatama, 2008), h. 27 25 Diakses dari www.bi.go.id Peraturan Bank Indonesia No. 7/3/PBI/2005 Batas Maksimum
Pemberian Kredit (pdf) pada 16 Mei 2017 pukul 00:12
23
Undang No.21 Tahun 2008 Pasal 37 ayat (1) dan ayat (2) tentang perbankan
syariah.26
2. Pembiayaan sindikasi membantu berbagi risiko dengan bank-bank lain serta
membantu mengatasi batas kesediaan suatu bank untuk menanamkan risiko
kredit pembiayaan terhadap debitur.27 Sebagaimana diatur dalam UU No. 10
Tahun 1998 tentang perubahan No.7 Tahun 1992 tentang perbankan.28
Selain fungsi tersebut, juga ada fungsi lainnya dimana baik kreditor maupun
debitor memiliki kepentingan tersendiri. Bagi debitor berfungsi untuk menjalin
hubungan dengan debitor, khusunya debitor yang memiliki reputasi baik didunia
bisnis; memungkinkan untuk memperoleh fee selain perolehan bagi hasil atas
pembiayaan; serta bisa memperoleh dana dalam jumlah besar yang tidak
mungkin dibiayai oleh dua atau tiga bank saja. Dilain sisi pembiayaan sindikasi
juga meningkatkan reputasi bank peserta sindikasi dikalangan perbankan serta
dunia usaha; dan lain sebagainya.29
F. Bentuk Pembiayaan Sindikasi Syariah
Dalam praktiknya, perkembangannya jenis pembiayaan sindikasi syariah
pada dasarnya terbagi menjadi tiga bentuk, yaitu :
1. Lead Syndication
26 Hermansyah, Hukum Perbankan Nasional Indonesia, Jakarta: Kencana Prenada Media
Group. 2013, h. 42 27 Sutan Remy Sjahdeini, Kredit Sindikasi: Proses, Teknik Pemberian, dan aspek
hukumnya (Jakarta: PT Kreatama, 2008), h. 28 28 Penjelasan Undang-Undang Republik Indonesia No.7 Tahun 1992 Tentang Perbankan
diakses dari www.bi.go.id pada 17 Mei 2017 pukul 06:45, h.4 29 Cornel Rosendoyo Asih, “Analisis Pembiayaan Sindikasi Antar Bank Syariah Dengan
Lembaga Pembiayaan Syariah (Studi Kasus : Pembiayaan Sindikasi Helikopter)” Skripsi Ilmu
Hukum UI, Fakultas Hukum UI Depok, 2011, hlm.55-56
24
Adalah sekelompok bank yang secara bersama-sama membiayai suatu
proyek dan dipimpin oleh satu bank yang bertindak sebagai leader atau
pemimpin dari pembiayaan tersebut. Dalam bentuk lead syndication ini modal
yang diberikan oleh masing-masing bank dilebur menjadi satu kesatuan,
sehingga keuntungan dan kerugian menjadi hak dan tanggungan bersama, sesuai
dengan porsi modal masing-masing.30
2. Club Deal
Adalah sekelompok bank syariah yang secara bersama-sama membiayai
suatu proyek, tapi antara bank satu dan yang lain tidak memiliki hubungan kerja
bisnis yang sama dalam hal penyatuan modal mereka. Dengan demikian masing-
masing bank akan memperoleh keuntungan sesuai dengan bidang yang
dibiayainya dalam proyek tersebut. Jelasnya hubungan antar peserta sindikasi ini
hanya sebatas koordinatif.
Sebagai contoh, PT Makmur mengajukan pembiayaan kepada Bank
Syariah Mandiri untuk pembangunan perusahaannya sebesar 1,5 Triliyun.
Karena kebutuhan dana yang sedemikian besar, Bank Syariah Mandiri bersama
melakukan sindikasi dengan bank Muamalat dan bank BNI Syariah dengan
ketentuan Bank Syariah Mandiri membiayai pembangunan gedung, Bank
Muamalat membiayai pembelian mesin-mesin dan bank BNI Syariah membiayai
30 Adiwarman Azwar Karim, Bank Islam: Analisis Fiqh dan Keuangan, Jakarta: Grafindo
Persada, 2014, h. 245
25
pembuatan saluran air. Dalam hal ini antar peserta sindikasi tidak ada sharing
keuntungan atau kerugian.31
3. Sub Syndication
Adalah bentuk sindikasi antar suatu bank dengan salah satu bank peserta
sindikasi lain dan kerjasama bisnis antara keduanya tidak berhubungan langsung
dengan peserta sindiaksi lainnya.
Sebagai contoh, Bank syariah Syariah Mandiri melakukan sindikasi
dengan Bank Muamalat dan Bank BNI Syariah untuk membiayai PT Anugrah.
Dalam sindikasi ini bank syariah Syariah Mandiri akan memberikan modal
sebesar 40%, Bank Muamalat 30% dan Bank BNI Syariah 30% untuk memenuhi
proporsi modal yang akan diberikannya tersebut, bank syariah Mandiri Syariah
akan melakukan sub syndication, yakni melakukan sindikasi lain dengan bank
syariah BRI Syariah. Sindikasi yang terjadi antara bank syariah Muamalat
dengan bank BRI Syariah tidak ada hubungannya dengan sindikasi yang terjadi
antara bank syariah mandiri, bank Muamalat dan bank BNI Syariah.32
Dilihat dari jenis pasar pembiayaan sindikasi, terdapat dua jenis pasar
sindikasi kredit, yaitu33:
31 Adiwarman Azwar Karim, Bank Islam: Analisis Fiqh dan Keuangan, Jakarta : Grafindo
Persada, 2014, h. 246
32 Ibid, h.246 33 Sutan Remy Sjahdeini, Kredit Sindikasi: Proses, Teknik Pemberian, dan aspek
hukumnya (Jakarta: PT Kreatama, 2008) h. 147
26
a. Primary market syndication adalah sindikasi yang terbentuk di pasar perdana
(primary market), dimana proses sindikasi berlangsung sebelum fasilitas kredit
ditanda tangani oleh semua bank yang menjadi peserta.
b. Secondary market syndication adalah sindikasi yang terjadi di pasar sekunder,
dimana proses sindikasi berlangsung setelah fasilitas itu ditanda tangani.
Secondary market syndication terjadi apabila peserta langsung dari sindikasi
tersebut menjual partisipasinya kepada pihak lain yang menjadi peserta baru
dalam sindikasi.34
G. Peranan Serta Tugas Para Pihak Dalam Sindikasi
Dalam pembiayaan sindikasi dalam pembentukan sindikasi sampai
penyaluran dana kepada debitur terdapat pembagian peran, peran tersebut
terbagi atas empat bagian yaitu disebut arranger(s), sebagai lead manager(s),
sebagai agent, dan sebagai peserta.35
1. Agent
Agent dalam pinjaman sindikasi bertanggung jawab terhadap masalah
administrasi sindikasi selama kurun waktu pinjaman berlangsung. Peran agent
dimulai pada saat penandatanganan dokumen pinjaman dilakukan.36
Tugas-tugas agent sebagai berikut:
a. Menjadi penghubung antara borrower dengan lender, ini adalah sebuah tugas
awal dari Agent dimana menjadi penghubung antara nasabah/corporate yang
34 Ibid h. 148 35 Kusumaningtuti dkk, Pinjaman Sindikasi Luar Negri, (Jakarta: Pusat Pendidikan dan
Studi Kebanksentralan (PPSK), Bank Indonesia, 2008, h. 2 36 Ibid, h. 3
27
membutuhkan pembiayaan sindikasi dengan lembaga pembiayaan/perbankan
yang berlaku sebagai Borrower.
b. Mengkoordinasi penarikan dan pembayaran pinjaman, dimana sebuah Agent
harus bertanggung jawab penuh serta mengkoordinir dalam pemberian dana
kerjasama sindikasi kepada Borrower.
c. Melakukan penagihan kepada borrower dan membayar bunga dan biaya lain-
lainnya, setelah kerjasama sindikasi selesai maka tugas seorang Agent adalah
melakukan penagihan kepada Borrower berikut dengan bunganya dan
memberikan dana itu kembali kepada seluruh peserta kerjasama sindikasi
tergantung dari porsi modal dan kontribusi masing-masing peserta dalam sebuah
kerjasama sindikasi.
d. Mengkoordinasi proses negosiasi secara umum, dimana sebuah Agent yang
melakukan negosiasi dalam sebuah kerjasama sindikasi mulai dari total
pinjaman dana yang dibutuhkan berikut dengan bunganya, proses pengerjaan
proyek, lama waktunya kerjasama sindikasi, serta kebutuhan-kebutuhan lain
yang terdapat dalam kerjasama sindikasi.
2. Lender
Lender atau penyedia pinjaman/kredit (kredit provider) dalam pinjaman
sindikasi umumnya adalah perbankan atau institusi keuangan lainnya. Lead
manager bertugas menciptakan kerjasama diantara bank-bank yang diinginkan
debitur untuk ikut dalam sindikasi kredit dimana harus disesuaikan dengan apa
28
yang diingin oleh debitur.37 Untuk mendapatkan kepercayaan, maka lead
manager harus bersedia memberikan komitmennya untuk mensukseskan
transaksi di pasar sindikasi sesuai dengan tujuan dan syarat-syarat yang
diinginkan oleh debitur.38
37 Sutan Remy Sjahdeini, Kredit Sindikasi: Proses, Teknik Pemberian, dan aspek
hukumnya, Jakarta: PT Kreatama, 2008, h. 42 38 Ibid h. 44
29
3. Borrower
Borrower (peminjam) dalam pinjaman sindikasi umumnya adalah
lembaga-lembaga mapan dengan kredibilitas kredit yang tinggi. Lembaga ini
terdiri dari korporasi publik dan swasta skala besar, lembaga pemerintahan dan
semi permerintahan, perusahaan-perusahaan multinasional dan perusahaan
pengembang proyek besar.39
4. Arranger(s)
Arranger adalah bank yang megatur segala sesuatunya, dari mulai kredit
(pembiayaan) diproses, menawarkan keikutsertaan kepada bank-bank lain,
memonitor sampai dengan penandatanganan kredit (pembiayaan) sindikasi dan
memonitor setelah kredit (pembiayaan) sindikasi.40
H. Mekanisme Pinjaman Sindikasi
Gambar 2.1 Mekanisme Pinjaman Sindikasi
39 Kusumaningtuti dkk, Pinjaman Sindikasi Luar Negri, Jakarta: Pusat Pendidikan dan
Studi Kebanksentralan (PPSK) Bank Indonesia, 2008, h. 3 40 Herlina Suyati Bachtiar, Aspek Legal Kredit Sindikasi, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada
2000, h. 17
30
Adapun mekanisme dari pembiayaan sindikasi yakni pertama adalah
nasabah selaku borrower mengajukan permohonan kredit kepada bank syariah
untuk pembangunan proyek. Setelah itu bank syariah melakukan analisis kredit
dan terms and conditions untuk mengetahui seberapa besar tingkat kemampuan
nasabah tersebut untuk mengembalikan dana yang telah dipinjam. Berdasarkan
negoisasi bank, jika nasabah tersebut telah memenuhi syarat dan kriteria yang
telah ditetapkan oleh bank syariah, maka bank akan melakukan invitation kepada
bank-bank yang akan menjadi peserta. Setelah bank-bank tersebut setuju untuk
ikut dalam kerjasama sindikasi, proses selanjutnya adalah melakukan alokasi
peyertaan final dari masing-masing peserta. Alokasi penyertaan tersebut
merupakan tugas arranger. Setelah itu dilakukan dokumentasi kredit,
penandatanganan perjanjian pinjaman oleh setiap peserta pinjaman sindikasi,
dan kemudian publikasi. Semuanya dilakukan oleh arranger. Setelah publisitas
dilakukan pelaksanaan pinjaman dilakukan oleh facility agent.41
Demikianlah teori pada BAB ini yang kiranya dapat mendukung
pembahasan-pembahasan selanjutnya dalam penelitian ini.
41 Kusumaningtuti, dkk. Pinjaman Sindikasi Luar Negri, Jakarta: Pusat Pendidikan dan
Studi Kebanksentralan – Bank Indonesia, h. 14
31
BAB III
METODE PENELITIAN
Dalam rangka mendukung kajian ini, untuk mempelajari suatu masalah
dan menemukan prinsip-prinsip umum dengan menggunakan metode yang
obyektif,42 untuk mengungkap fenomena dan menjawab rumusan masalah yang
telah diuraikan maka penulis akan menguraikan metodologi penelitian yang
digunakan dalam penulisan skipsi ini yaitu:
A. Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kualitatif. Penelitian kualitatif dilakukan bertujuan untuk memperoleh gambaran
seutuhnya mengenai suatu hal menurut pandangan manusia yang diteliti.
Penelitian kualitatif berhubungan dengan ide, presepsi, pendapat, atau
kepercayaan orang yang diteliti dan kesemuanya tidak dapat diukur dengan
angka.43 Penelitian ini beranjak dari studi kasus yang menghasilkan input data
kualitatif dengan bantuan observasi/wawancara, kemudian data tersebut diolah
menggunakan analisis SWOT, matriks IFAS, Matriks Efas, dan diagram matriks
SWOT dimana hasil analisisnya kemudian disimpulkan melalui penjabaran hasil
analisis yang berbentuk kualitatif.
42 Atang Abdul Hakim dan Jaih Mubarok, Metodologi Studi Islam, Jakarta: PT Remaja
Rusdakarya, 1995, h. 55 43 Conny R Semiawan, Metode Penelitian Kualitatif, Jakarta: PT Gramedia Widiasarana
Indonesia, 2013, h. 47
32
1. Metode Penelitian
Jenis penelitian ini adalah deskriptif, yaitu suatu metode yang meneliti
mengenai status dan obyek tertentu, kondisi tertentu, sistem pemikiran atau suatu
kejadian tertentu pada saat sekarang. Tujuannya adalah untuk membuat
deskripsi atas gambaran secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-
fakta, sifat-sifat serta hubungan antara fenomena yang diteliti. Metode deskriptif
digunakan untuk mengkaji sesuatu seperti apa adanya (variabel tunggal) atau
pola hubungan (korelasional) antara dua variabel atau lebih.44
2. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data dan informasi yang dibutuhkan, teknik
pengumpulan data untuk penelitian ini dilakukan dengan cara:
a. Riset Kepustakaan, riset ini dimaksudkan untuk mendapatkan acuan teori
dalam melengkapi data yang ada. Dengan cara membaca buku-buku,
mempelajari literature dan catatan yang berhubungan dengan pembiayaan
sindikasi syariah, agar apa yang diperoleh benar-benar memiliki landasan
teori dan acuan yang jelas.
b. Riset lapangan, ini dimaksudkan untuk mendapatkan data primer penelitian
sebagai teknik pengumpulan data utama dalam hasil penelitian kelak yaitu
dengan melakukan observasi terlibat dengan cara mengumpulkan dokumen
atau arsip-arsip yang memuat garis besar data yang akan dicari dan berkaitan
dengan judul penelitian. Dalam hal ini data primer yang diambil dalam bentuk
44 Prasetya Irawan. Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif Untuk Ilmu-Ilmu sosial, Jakarta:
DIA FISIP UI, 2006, h. 101
33
jawaban dari pertanyaan-pertanyaan wawancara yang berisikan tentang
pembiayaan sindikasi syariah di PT Bank Muamalat Indonesia serta laporan
data pembiayaan sindikasi PT Bank Muamalat Indonesia Tahun 2015-2016.
c. Studi Dokumentasi yakni mencari data-data pendukung mengenai hal-hal
atau variabel yang telah dipublikasi baik oleh perusahaan terkait maupun
sumber lain yaitu berupa catatan, transkrip, buku, laporan tahunan
perusahaan, surat kabar, majalah, notulen rapat, agenda, dan sebagainya.
B. Batasan Operasional Variabel
Penelitian ini dibatasi pada analisis pembiayaan sindikasi syariah, guna
untuk meciptakan strategi yang kuat untuk kondisi internal dan eksternal
perusahaan demi tercapainya visi dan misi perbankan syariah itu sendiri melalui
analisa SWOT, matriks EFAS dan IFAS serta diagram matriks SWOT. Adapun
yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah PT Bank Muamalat Indonesia,
Tbk.
C. Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional merupakan penjelasan dari variabel-variabel yang
sudah diidentifikasi, maka diperlukan definisi operasional dari masing-masing
variabel tersebut antara lain :
1. Kekuatan (Strength)
Kekuatan adalah yang memberikan suatu keunggulan kompetitif dan
kemampuan kepada perusahaan untuk mempertahankan posisinya dengan
melakukan aktivitas pada tingkat yang sama.
34
2. Kelemahan (Weaknesses)
Kelemahan adalah berupa sesuatu yang tidak dilakukan dengan baik oleh
perusahaan atau perusahaan tidak memiliki kapabilitas untuk melakukannya,
sementara pesaing memiliki kapabilitas tersebut.
3. Peluang (Opportunities)
Peluang adalah suatu kecenderungan lingkungan yang menguntungkan,
dan memberikan peluang bagi perusahaan untuk mendapatkan keuntungan yang
besar dan bisa juga meningkatkan kinerja perusahaan.
4. Ancaman (Threats)
Ancaman adalah suatu kecenderungan lingkungan yang tidak
menguntungkan dan dapat merugikan perusahaan.
5. Analisis SWOT
Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk
merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat
memaksimalkan kekuatan dan peluang namun secara bersamaan dapat
meminimalkan kelemahan dan ancaman.45
45 Philip Katlor dan Garry Armstrong. Prinsip-Prinsip Pemasaran Jilid 1, Jakarta:
Erlanga, 2012, h. 78
35
D. Teknik Analisis Data
Sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya, penelitian ini menggunakan
satu metode alat analisis yaitu :
1. SWOT Analysis
Penggunaan analisis SWOT dilakukan untuk menganalisis faktor-
faktor internal pihak pengusaha dalam kawasan industri sehingga diketahui
apa saja faktor yang menjadi kekuatan dan kelemahan. Disamping
menganalisis faktor internal juga dilakukan analisis faktor-faktor eksternal
untuk mengetahui peluang dan ancaman yang dihadapi dalam rangka
meningkatkan daya saing kawasan industri kecil.
Berdasarkan data hasil analisis SWOT, diperoleh alternatif-alternatif
kebijakan terpilih dan kemudian dilanjutkan analisisnya untuk menentukan
pemilihan prioritas kebijakan dengan menggunakan diagram matriks SWOT
yang didalamnya terdapat rekomendasi yang berisikan kuadran 1, 2, 3, dan 4
sebagai standart penilaian dari analisis SWOT yang dapat memberikan arahan
kebijakan apa yang selanjutnya akan diambil .
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder. Data primer dikumpulkan dengan cara melakukan
observasi/wawancara kepada PT Bank Muamalat Indonesia dan meminta
laporan rekap pembiayaan sindikasi PT Bank Muamalat Indonesia tahun
2015-2016 untuk digunakan dalam analisis SWOT dan diagram matriks
SWOT. Data sekunder diperoleh dari website PT Bank Muamalat Indonesia,
Otoritas Jasa Keuangan, hasil riset akademis, perusahaan, dan instansi lain
yang relevan untuk digunakan sebagai data pendukung.
36
Tabel 3.1
Penentuan Bobot Faktor Internal dan Eksternal
Faktor-Faktor
Strategi Internal
Eksternal
Skala Prioritas
(SP)
Konstanta (K)
SP x K
Bobot
KEKUATAN
dan
KELEMAHAN
1.
2.
3. dst..
TOTAL SP X K
PELUANG dan
ANCAMAN
1.
2.
3. dst..
TOTAL SP X K
Cara menentukan bobot setiap indikator dari faktor-faktor internal
maupun eksternal yaitu dengan menggunakan skala prioritas mulai dari 4
(sangat penting), 3 (penting), 2 (cukup penting), 1 (tidak peting). Sedangkan
pada variabel bersifat negatif diberi nilai sebaliknya yaitu 1 (sangat penting),
37
2 (penting), 3 (cukup penting), 4 (tidak penting). Kemudian kalikan nilai skala
prioritas (SP) dengan konstanta (K). Penentuan nilai konstanta didasarkan
pada nilai tertinggi yaitu 4 dengan asumsi bahwa semua indikator dianggap
baik. Masing-masing nilai SP X K dibagi dengan total nilai SP X K untuk
memperoleh nilai bobot.
Tabel 3.2
Perhitungan Analisis SWOT
a. Bobot dari internal dan eksternal antara 0,0 sampai dengan 1,0
b. Rating dari internal dan eksternal antara 1 sampai dengan 4
c. Nilai dari internal dan eksternal adalah hasil perkalian antara bobot dengan
rating
38
Gambar 3.1
Diagram Matriks SWOT
III. Stabilitas I. Growth
IV. Defence II.Diversifikasi
Rekomendasi :
Kuadran I : Ini merupakan situasi yang meguntungkan. Perusahaan tersebut
memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada.
Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan
pertumbuhan yang agresif (Growth oriented strategy)
Kuadran II : Meskipun menghadapkan berbagai ancaman, perusahaan ini masih
memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan adalah
menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang dengan
cara strategi diversivikasi.
Kuadran III : perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat besar, tetapi
dilain pihak, ia menghadapi beberapa kendala/kelemahan internal. Fokus strategi
Oppurtunity (O3)
Threats (T3)
Weaknesses (W3) Strenght (S3)
39
perusahaan ini adalah meminimalkan masalah-masalah internal perusahaan
sehingga dapat merebut peluang pasar yang lebih, dengan strategi stabilitas.
Kuadran IV : Ini merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan
perusahaan, yang dimana perusahaan tersebut mengalami berbagai ancaman dan
kelemahan internal. harus segera mencari strategi bertahan (Defence Strategy).
Demikianlah metode penelitian dalam BAB ini yang kiranya dapat
mendukung pembahasan-pembahasan selanjutnya dalam penelitian ini.
40
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bagian BAB ini akan dihadirkan beberapa data primer dari hasil
wawancara yang dilakukan kepada PT Bank Muamalat Indonesia selaku objek
dalam penelitian ini. Objek penelitian adalah pihak internal (kepala seksi bagian
pembiayaan sindikasi) di kantor pusat PT Bank Muamalat Indonesia, dan
dihadirkan dalam bentuk deskriptif. Dimana tim divisi pembiayaan sindikasi di
PT Bank Muamalat Indonesia baru terbentuk sejak tahun 2016 kemarin.
Setelah mengumpulkan semua informasi yang berpengaruh terhadap analisa
pembiayaan sindikasi syariah di PT Bank Mumalat Indonesia, dengan
memanfaatkan semua informasi tersebut ke dalam model-model kualitatif
strategi dan sebaiknya menggunakan beberapa model sekaligus agar dapat
memperoleh analisis yang lengkap dan akurat.
Model yang dipergunakan adalah:
1. Analisis deskriptif
2. Analisis SWOT
3. Diagram cartecius
4. Matriks internal Eksternal
5. Matrik SWOT
41
A. Analisis Deskriptif
Pada bagian ini akan dihadirkan beberapa data primer dari hasil
wawancara langsung yang dilakukan kepada objek penelitian. Objek penelitian
adalah pihak internal (kepala seksi bagian pembiayaan sindikasi) Kantor Pusat
PT Bank Muamalat Indonesia Tbk.
1. Gambaran Umum PT Bank Muamalat Indonesia
PT Bank Syariah Mumalat Indonesia, Tbk didirikan pada tahun 1412 H
atau 1 November 1991 diprakarsai oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan
Pemerintah Indonesia. Melalui kegiatan operasinya pada tanggal 27 Syawal
1412 H atau tanggal 1 Mei 1992, dengan dukungan eksponen Ikatan
Cendikiawan Muslim Se-Indonesia (ICMI) dan beberapa pengusaha muslim,
pendirian Bank Muamalat juga menerima dukungan masyarakat, terbukti dari
dokumen pendirian saham perseroan senilai Rp. 84 Miliar pada saat
penandatanganan akta pendirian perseroan. Kemudian pada saat acara
pendirian di Istana Bogor diperoleh tambahan modal dari masyarakat Jawa
Barat sebesar Rp. 22 Milyar sehingga menjadi Rp 106 Miliar sebagai wujud
dukungannya dan mendapat dukungan langsung dari presiden dan mulai
beroperasi pada 27 Syawal 1412 H atau pada 1 Mei 1992.
Setelah dua tahun beroperasi, Bank Muamalat berhasil menyandang
predikat sebagai Bank Devisa pada 27 Oktober 1994. Pengakuan ini semakin
memperkuat posisinya sebagai bank syariah pertama di Indonesia dengan
beragam jasa dan produk yang terus dikembangkan. Krisis finansial yang
42
terjadi pada tahun 1998 dan 2008 menjadi tahun yang sangat berat sekali bagi
dunia perbankan, sejumlah Bank Indonesia mengalami collapse kecuali Bank
Muamalat Indonesia karna menerapkan sistem syariah yang membuatnya
terjaga dari negative spread. Pada tahun 2009, PT Bank Syariah Muamalat
Indonesia Tbk berubah nama menjadi PT Bank Muamlaat Indonesia Tbk
sesuai dengan akta No. 104 tanggal 12 November 2008. Adapun visi dari
bank muamalat yakni; Menjadi the best islmic bank and top 10 bank in
indonesia with strong regional presence, sedangkan misinya adalah
membangun lembaga keuangan syariah yang unggul dan berkesinambungan
dengan penekanan pada semangat kewirausahaan berdasarkan prinsip kehati-
hatian, keunggulan sumber daya manusia yang islami dan proffesional serta
orientasi investasi yang inovatif, untuk memaksimalkan nilai kepada seluruh
pemangku kepentingan. Sejak mulai beroperasi pada 1 November 1991 kini
Bank Muamalat memiliki lebih dari 1987 ATM Muamalat yang tersebar luar
di Indonesia yang terkoneksi dengan 73.000 jaringan prima dan 60.000
jaringan ATM bersama dan MEPS untuk menawarkan solusi bagi tuntutan
transaksi perbankan nasabah yang semakin beragam. Adapun PT Bank
Muamalat Indonesia sampai pada saat ini telah banyak terlibat dalam
kerjasama sindikasi dengan nasabah korporasi diantaranya PT Belefina
Sarana Medika, PT Citra Marga Lintas Jabar, PT Sawit Mas Nusantara, PT
Margamas Indah Development, PT Meppo Gen, dalam pembangunan jalan
tol, jalan raya, dan sebagainya.
43
2. Mekanisme Pembiayaan Sindikasi Syariah di PT Bank Muamalat
Indonesia
Mekanisme pembiayaan sindikasi yang biasa diterapkan oleh PT Bank
Muamalat Indonesia terbagi menjadi dua bentuk, yakni pertama pembiayaan
sindikasi yang sifatnya transparan dan hasilnya akan di publish kepada
masyarakat luas, sedangkan yang kedua adalah pembiayaan sindikasi yang
bersifat rahasia dan tidak semua hal yang berkaitan dengan proyek dipublish
kepada masyarakat luas atas permintaan dan kepentingan nasabah itu sendiri.
Terkait mekanisme pembiayaan sindikasi yang bersifat transparan bentuk
bagan beserta penjelasannya sama persis dengan teori yang telah penulis
tuangkan sebagai berikut:
a. Mekanisme Pembiayaan Yang Bersifat Transparan
Gambar 4.1 Mekanisme Pinjaman Sindikasi
Adapun mekanisme dari pembiayaan sindikasi yang bersifat
transparan adalah nasabah selaku borrower mengajukan permohonan
kredit kepada bank syariah untuk pembangunan proyek. Setelah itu bank
44
syariah melakukan analisis kredit dan terms and conditions untuk
mengetahui seberapa besar tingkat kemampuan nasabah tersebut untuk
mengembalikan dana yang telah dipinjam. Berdasarkan negoisasi bank,
jika nasabah tersebut telah memenuhi syarat dan kriteria yang telah
ditetapkan oleh bank syariah, maka bank akan melakukan invitation
kepada bank-bank yang akan menjadi peserta. Setelah bank-bank tersebut
setuju untuk ikut dalam kerjasama sindikasi, proses selanjutnya adalah
melakukan alokasi peyertaan final dari masing-masing peserta. Alokasi
penyertaan tersebut merupakan tugas arranger. Setelah itu dilakukan
dokumentasi kredit, penandatanganan perjanjian pinjaman oleh setiap
peserta pinjaman sindikasi, dan kemudian publikasi. Semuanya dilakukan
oleh arranger. Setelah publisitas dilakukan pelaksanaan pinjaman
dilakukan oleh facility agent.46
46 Kusumaningtuti, dkk. Pinjaman Sindikasi Luar Negri, Jakarta: Pusat Pendidikan dan
Studi Kebanksentralan – Bank Indonesia, h. 14
45
b. Mekanisme Pembiayaan Sindikasi Bersifat Rahasia (non disclosure
agreement)
Gambar 4.2 Mekanisme Pinjaman Sindikasi Bersifat NDR
Adapun untuk mekanisme pembiayaan sindikasi yang bersifat
rahasia perbedaannya hanya saja terletak pada seluruh bank yang menjadi
peserta dalam kerjasama sindikasi tidak boleh memberikan informasi
kepada siapapun terkait pekerjaan yang sedang dilakukan. Apabila
perjanjian non disclosure agreement ini dilanggar maka pelaku dapat
digugat secara perdata dan dikenakan sanksi sesuai yang tercantum dalam
perjanjian NDA itu sendiri.
46
3. Permasalahan PT Bank Muamalat Indonesia Dalam Mengembangkan
Pembiayaan sindikasi
Pembiayaan sindikasi adalah sebuah pembiayaan dalam jumlah
besar yang dibiayai oleh lebih dari satu industri perbankan syariah untuk
memenuhi permintaan nasabah yang membutuhkan dana dalam jumlah
besar untuk menjalankan sebuah proyek. Selain menambah peningkatan
aset dan juga pertumbuhan profit, dengan adanya pembiayaan sindikasi,
perbankan syariah menjadi lebih mampu untuk meminimalisir risiko
pembiayaan. Akan tetapi disamping itu banyak sekali hal yang membuat
perbankan syariah sulit untuk mengembangkan pembiayaan ini dikarenakan
berbagai faktor. Adapun permasalahan yang dihadapi PT Bank Muamalat
Indonesia dalam mengembangkan pembiayaan sindikasi adalah :
a. Menyatukan Pendapat dari Sekian Banyak Mitra Kerjasama Sindikasi
Permasalahan yang seringkali dihadapi oleh PT Bank Muamalat
Indonesia pada saat menjadi agen arranger dalam suatu kerjasama
sindikasi yakni adalah menyatukan pendapat dari setiap perbankan
syariah yang turut serta berpartisipasi dalam pembiayaan sindikasi.
Contohnya seperti pada saat pemilihan akad yang akan digunakan dalam
kerjasama sindikasi. Perbedaan akan sistem pencatatan laporan keuangan
yang digunakan setiap bank syariah yang berbeda-beda membuat setiap
bank syariah memiliki pendapat yang berbeda-beda dalam memilihi akad
apa yang akan digunakan. Maka dari itu, diperlukan adanya sinkronisasi
47
untuk menentukan akad apa yang digunakan dan dapat disetujui oleh
semua bank syariah yang terlibat dalam kerjasama sindikasi tersebut.
b. Perbedaan Oriented Bussiness Setiap Bank Syariah yang Tidak Sama
Perbedaan oriented business akan setiap bank syariah yang
berbeda-beda membuat PT Bank Muamalat Indonesia pada saat menjadi
agen arranger sulit untuk mencari mitra kerjasama dalam pembiayaan
sindikasi. Karna memang ada beberapa bank syariah yang hanya tertarik
dalam satu atau dua orientasi bisnis saja.
c. Perbedaan Prosedur Pembiayaan Sindikasi Setiap Bank Syariah yang
Berbeda-Beda
Perbedaan prosedur pembiayaan sindikasi setiap bank syariah yang
berbeda-beda membuat kecepatan approval yang dikeluarkan oleh
masing-masing pihak manajemen bank syariah tidak sama waktunya
pada saat pengeluaran surat persetujuan keikutsertaan. Hal ini yang
seringkali menjadi penyebab utama beberapa bank syariah menjadi telat
dalam mengumpulkan surat keikutsertaan, karna tidak menyerahkan
surat keikutsertaan kerjasama sindikasi sampai batas waktu yang telah
ditentukan. Dan apabila hal itu terjadi, maka kerjasama pembiayaan
sindikasi yang telah dibuat bisa menjadi batal hanya karna ada satu bank
syariah yang belum menyerahkan surat keikutsertaan sesuai dengan batas
waktu yang telah ditentukan.
48
d. Ketidakpastian Ekonomi Global
Pemasalahan selanjutnya dari sisi pemilik proyek atau nasabah.
Pemilik proyek, nasabah korporasi maupun pemerintah ternyata juga
dapat menyimpan tingkat risiko likuiditas yang cukup tinggi. Perbankan
syariah harus optimis, tetapi tetap berhati-hati dalam melakukan
pengembangan pembiayaan sindikasi ditengah ketidakpastian ekonomi
global. Adalah penting bagi perbankan syariah untuk terus menjaga
keseimbangan portofolio pembiayaan sindikasi dan korporasi dalam
rangka menghindari konsentrasi di satu sektor.
4. Keuntungan PT Bank Muamalat Indonesia Setelah Menerapkan
Pembiayaan Sindikasi
Adapun dampak yang didapatkan PT Bank Muamalat ketika menerapkan
pembiayaan sindikasi yaitu :
a. Membuat Bank Muamalat Menjadi Lebih dikenal di Pasar Bank dan
Masyarakat
Pembiayaan sindikasi adalah sebuah pembiayaan dalam skala besar dan
biasanya digunakan untuk pembangunan infrastruktur dan proyek besar, dan
salah satu keuntungan yang bisa didapatkan adalah membuat partisipan-
partisipan yang ada dalam kerjasama sindikasi tersebut lebih dikenal di pasar
bank dan masyarakat luas.
49
b. Memperluas Networking
Dengan adanya pembiayaan sindikasi bisa memungkinkan suatu bank
syariah untuk memperluas networking baik antara sesama bank maupun
nasabah, sehingga lebih mudah untuk memperluas networking untuk mecari
mitra kerjasama sesama bank syariah atau nasabah.
c. Sharing Risiko
Selain memperluas networking, pembiayaan sindikasi juga bisa
meminimalisir risiko yang ditimbulkan dari pembiayaan. Karna risiko sudah
tanggung bersama-sama oleh setiap bank syariah yang turut serta dalam
kerjasama sindikasi sesuai dengan porsi masing-masing final dari setiap bank
syariah.
d. Mendiversifikasi Portofolio Pembiayaan
Mayoritas pembiayaan bank syariah selama ini masih hanya tersalurkan
kepada sektor usaha kecil menengah (UKM) saja, dengan adanya pembiayaan
sindikasi bisa menjadi alternatif bagi bank syariah untuk menyalurkan dana
pembiayaan kepada sektor korporasi dalam jumlah dan tingkat return yang
lebih besar.
50
Tabel 4.1
Laporan Rekap Data Sindikasi BMI 2015-2016 Kepada Sektor Korporasi
e. Meningkatkan Total Pendapatan
Selain mampu untuk mendiversivikasi pembiayaan ke sektor korporasi,
pembiayaan sindikasi juga membuat tingkat pendapatan PT Bank Muamalat
menjadi naik drastis, karna laba margin fee yang dihasilkan dari pembiayaan
sindikasi sangat tinggi.
Dibawah ini adalah data total rekapitulasi pembiayaan sindikasi PT
Bank Muamalat Indonesia tahun 2015-2016 beserta uraiannya.
51
Tabel 4.2
Rekapitulasi Data Pembiayaan Sindikasi Bank MUI
Kinerja pembiayaan sindikasi PT Bank Muamalat Indonesia pada tahun 2016
meningkat pesat yaitu sebesar 41.7 % dimana total fee yang didapatkan pada tahun
2016 sebesar Rp 6.255.000.000 naik drastis dari total fee yang didapatkan pada
tahun 2015 yang hanya sebesar Rp 150.000.000 saja. Hal ini yang membuat total
pendapatan PT Bank Muamalat Indonesia meningkat pada tahun 2016, dimana
total laba bersih pada tahun 2015 sebesar Rp 74 Biliun Rupiah dan pada tahun 2016
sebesar Rp 81 Biliun Rupiah naik sebesar 1%. Sedangkan peningkatan pendapatan
pada tahun 2015 sebesar 0.79 % dimana total pendapatan pada tahun 2014 sebesar
Rp 59 Biliun Rupiah. Berikut total pendapatan PT Bank Muamalat Indonesia pada
rahun 2015-2016.
52
Tabel 4.3
Rekapitulasi total pendapatan Bank MUI 2015-2016
(Dalam Bilion Rupiah)
B. Analsisis SWOT
Analisis SWOT atau TOWS adalah identifikasi berbagai faktor secara
sistematis untuk merumuskan strategi dalam pengembangan pembiayaan
sindikasi syariah. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat
memaksimalkan kekuatan (strength) dan peluang (oppurtunities), namun
secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weakness) dan ancaman
(threat). Model yang dipakai pada tahap ini terdiri dari matiks faktor strategi
internal dan matriks faktor strategi eksternal. Namun sebelum membuat
matriks IFAS faktor internal dan eksternal akan ditentukan terlebih dahulu
dari bobot masing-masing (kekuatan, peluang, kelemahan dan ancaman).
NO. Tahun Total Laba Bersih
1. 2015 Rp 59
2. 2016 Rp 74
53
Tabel 4.4
Penentuan Bobot Faktor-Faktor Kekuatan dan Kelemahan
54
Berdasarkan tabel 4.1, penentuan bobot faktor-faktor kekuatan dan
kelemahan pada tabel diatas maka dapat dibuat faktor-faktor strategi yang
hasilnya ditunjukan pada tabel IFAS disusun untuk merumuskan faktor-
faktor strategi internal tersebut dalam kerangka kekuatan (strength) dan
kelemahan (weakness) perusahaan.
Tabel 4.5
IFAS
55
Tabel 4.6
Penentuan Bobot Faktor-Faktor Peluang dan Ancaman
56
Berdasarkan tabel 4.3 penentuan bobot faktor-faktor peluang dan
ancaman pada tabel diatas maka dapat dibuat faktor-faktor strategi yang
hasilnya ditunjukan pada tabel EFAS disusun untuk merumuskan faktor-
faktor strategi eksternal tersebut dalam kerangka peluang (oppurtunities) dan
ancaman (threat) perusahaan.
Tabel 4.7
EFAS
57
Berdasarkan hasil perhitungan, faktor internal kekuatan yang dimiliki
pembiayaan sindikasi PT Bank Muamalat Indonesia lebih besar dari faktor
kelemahannya yaitu sebesar 3.1, yang dimana angka 3.1 merupakan selisih
dari total kekuatan sebesar 3.3 dengan total kelemahan sebesar 0.2 . dan untuk
faktor eksternal peluang yang dimiliki pembiayaan sindikasi PT Bank
Muamalat Indonesia lebih besar dari faktor ancamannya yaitu sebesar 1.9
yang dimana 1.9 merupakan selisih dari total peluang sebesar 2.5 dengan total
ancaman sebesar 0.6. dari perhitungan tersebut dapat ditentukan lagi posisi
kredit pembiayaan sindikasi PT Bank Muamalat Indonesia sehingga
diperoleh formulasi strategi pemasaran yang sesuai seperti gambar 4.1.
Gambar 4.3
Diagram Cartecius
58
Dari diagram cartecius diatas, sangat jelas menujukkan bahwa PT Bank
Muamalat Indonesia telah berada pada jalur yag tepat dengan terus
melakukan strategi pengembangan growth dalam mendukung peningkatan
nasabah dalam mengambil transaksi pembiayaan sindikasi syariah.
Seperti penelitian yang dilakukan oleh Reny Maulidia Rahmat dalam
skripsi yang berjudul “Analisa Strategi Pemasaran pada PT Koko Jaya Prima
Makasar (2012), bahwa hasil perhitungan faktor internal dan faktor eksternal
ini mendukung penelitian dari Reny Maulidia Rahmat karna memiliki total
selisih dari faktor internal dan faktor eksternal melebihi dari standart yang
berlaku yaitu 2.5, dan posisi diagram cartecius itu berada di posisi strategi
growth.
C. Matrik SWOT
Matrik SWOT merupakan matrik yang disusun menggunakan variabel-
variabel kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang diidentifikasi
dalam faktor-faktor strategi internal faktor strategi eksternal. Matrik SWOT
ini menggambarkan bagaimana peluang dan ancaman dari lingkungan
eksternal perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang
dimiliki perusahaan. Analisis dengan menggunakan model matrik SWOT ini
menggunakan data yang diperoleh dari tabel fakor strategi internal dan faktor
strategi eksternal PT Bank Muamalat Indonesia (Persero), Tbk.
59
Tabel 4.8
Matriks SWOT
IFAS
EFAS
Strength (S) :
1. Memiliki nama baik perusahaan
di pasar bank syariah.
2. PT Bank Muamalat Indonesia
merupakan bank syariah
pertama yang menyalurkan
pembiayaan sindikasi kepada
sektor korporasi.
3. Memiliki banyak SDM yang
handal, berpengalaman dalam
penerapan dan ahli dalam
mengembangkan pembiayaan
sindikasi
4. Budaya perusahaan yang
membentuk kualitas dan
profesional serta memiliki
integritas yang tinggi.
5. Memiliki jaringan kerjasama
sindikasi yang luas di seluruh
wilayah indonesia.
Weakness (W) :
1. Persyaratan
administrasi
internal Bank
MUI yang cukup
banyak, membuat
kecepatan
pengeluaran surat
approval dalam
keikutsertaan
sindikasi sering
terlambat
Opportunities (O) :
1. Pemerintah sedang
menggencarkan
pembangunan
Strategi SO :
1. Meningkatkan fasilitas dan
pelayanan sehingga
Strategi WO :
1. Memberikan
kemudahan dalam
administrasi
60
infrastruktur di
Indonesia
2. Citra Positif PT Bank
Mumalat Indonesia di
mata masyarakat dan
nasabah
3. Adanya kepercayaan
yang kuat dari
masyarakat terhadap PT
Bank Muamalat
Indonesia dan nasabah
4. Bank Muamalat
merupakan bank
pertama yang
menerapkan pembiayan
sindikasi, sehingga
lebih berpangalaman
dan banyak
masyarakat/nasabah
lebih memilih bank
muamalat dalam
kerjasama sindikasi
meningkatkan citra positif PT
Bank Muamalat Indonesia
2. Memperdalam mitra dengan
nasabah guna membangun
kepercayaan
internal untuk
menganalisis
keikutsertaan
kerjasama
sindikasi dan
tetap selektif
dalam memilih
nasabah.
Threat (T) :
1. Kekuatan nasabah
dalam memilih bank
syariah pesaing cukup
tinggi
Strategi ST :
1. Peningkatan mutu dan kualitas
sumber daya manusia
2. Peningkatan kualitas layanan
(service quality) terhadap
Strategi WT :
1. Meminimalisir
perpindahan
nasabah ke bank
syariah pesaing
61
2. Banyaknya bank
pesaing, baik bank
syariah maupun
konvensional untuk
membuka dan
menyalurkan
pembiayaan sindikasi.
3. Sisi pelayanan dan
percepatan bank
pesaing menjadi salah
satu faktor
kebutuhan calon nasabah
maupun nasabah existing guna
terciptanya loyalitas terhadap
pembiayaan PT Bank
Muamalat Indonesia
2. Mengurangi
resiko kerugian
PT Bank
Muamalat
Indonesia
Berdasarkan analisis tersebut menujukkan bahwa kinerja perusahaan
dapat ditentukan oleh kombinasi faktor internal dan eksternal. Kombinasi
kedua faktor tersebut ditunjukkan dalam diagram hasil analisis SWOT
sebagai berikut :
1. Strategi SO (mendukung sebagai growth)
Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yaitu
dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan
peluang sebesar-besarnya. Strategi SO yang ditempuh oleh PT Bank
Muamalat Indonesia yaitu :
a. Meningkatkan fasilitas dan pelayanan sehingga meningkatkan citra positif
PT Bank Muamalat Indonesia. Strategi ini digunakan agar dengan
meningkatkan kekuatan-kekuatan dari produk, fasilitas, dan pelayanan PT
Bank Muamalat Indonesia maka para nasabah korporasi/masyarakat akan
62
mengajukan pembiayaan sindikasi di PT Bank Muamalat Indonesia, dan
membuat citra dari PT Bank Muamalat Indonesia sebagai bank syariah
pertama yang menerapkan pembiayaan sindikasi.
b. Memperdalam mitra dengan nasabah guna membangun kepercayaan.
Strategi ini berguna untuk membuat para nasabah semakin percaya dengan
PT Bank Muamalat Indonesia sebagai bank syariah penyalur pembiayaan
sindikasi. Maka dari itu, PT Bank Muamalat Indonesia harus menjalin
komunikasi yang baik dengan nasabah sebagai nasabah korporasi yang
membutuhkan dana besar dalam pembiayaan sindikasi.
2. Strategi WO (Mendukung Strategi Turn-Around)
Strategi ini untuk mengatasi kelemahan dengan memanfaatkan
peluang yang ada. Strategi yang mungkin dapat dilakukan yaitu :
a. Memberikan kemudahan dalam administrasi pada produk pembiayaan
sindikasi dan tetap selektif dalam memilih segmentasi nasabah yang di
tuju. Strategi ini dapat digunakan PT Bank Muamalat Indonesia untuk
menambah nasabah baru yaitu dengan memberikan kemudahan di dalam
pelayanan pembiayaan sindikasi syariah baik kepada nasabah maupun
bagian internal dalam penerbitan surat keikutsertaan kerjasama sindikasi,
tetapi tetap selektif dalam memilih calon nasabah yang memiliki
persyaratan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Hal tersebut
dapat dilakukan oleh PT Bank Muamlat Indonesia agar para nasabah
mendapatkan kemudahan didalam memperoleh fasilitas sindikasi syariah.
63
3. Strategi ST (Mendukung Strategi Diversifikasi)
Strategi ini menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk
mengatasi ancaman. Strategi ST di tempuh oleh PT Bank Muamalat
Indonesia yaitu :
a. Peningkatan mutu dan kualitas Sumber Daya Manusia. Strategi ini
bertujuan agar kualitas kompetensi SDM pada PT. Bank Bank Muamalat
Indonesia dapat lebih ditingkatkan dan hal ini akan berdampak proses
pembiayaan sindikasi di PT Bank Muamalat Indonesia menjadi lebih
efisien baik dari segi transaksi dan profit yang didapatkan.
b. Peningkatan kualitas pelayanan (service quality) terhadap kebutuhan calon
nasabah ataupun nasabah existing, guna terciptanya loyalitas terhadap
produk PT Bank Muamalat Inonesia. Strategi ini berguna bagi SDM dari
Bank Mumalat Indonesia agar dapat memberikan pelayanan yang
berkualitas kepada nasabah sebagai cara untuk mempertahankan nasabah,
khususnya nasabah yang memanfaatkan atau yang mengambil produk
pembiayaan sindikasi syariah.
4. Strategi WT (Mendukung Strategi Defensif)
Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensive dan
berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman.
Strategi WT di tempuh oleh Bank Muamalat Indonesia yaitu :
a. Meminimalisasikan perpindahan nasabah ke Bank pesaing.
b. Mengurangi resiko kerugian pada PT. Bank Muamalat Indonesia
64
Dari empat kemungkinan alternatif strategi yang diperoleh diatas,
strategi yang paling tepat digunakan oleh PT. Bank Muamalat Indonesia
sehingga nasabah yang membutuhkan dana dalam jumlah besar dapat
mengambil pembiayaan sindikasi adalah perumusan strategi SO yaitu strategi
dengan menggunakan strength untuk memanfaatkan Opportunies yang
dimiliki perusahaan yaitu:
a. Meningkatkan fasilitas dan pelayanan sehingga meningkatkan citra positif
PT. Bank Muamalat Indonesia
b. Memperdalam mitra dan menjalin hubungan dengan nasabah guna
membangun kepercayaan dan kerjasama.
Berdasarkan hasil analisis SWOT PT. Bank Muamalat Indonesia
memiliki kekuatan yang dapat dipakai pada strategi tertentu serta
memanfaatkan peluang yang tepat serta secara bersamaan meminimalkan
atau menghidari kelemahan dan ancaman yang ada. Posisi ini sangat
menguntungkan perusahaan dengan memperbaiki kondisi di atas rata-rata
kemampuan sehingga PT Bank Muamalat Indonesia dapat mengendalikan
para pesaing yang ada maupun pesaing yang terbilang kuat.
Demikianlah pembahasan pada BAB ini yang kiranya sudah menjawab
dari setiap pertanyaan yang ada didalam rumusan masalah dalam penelitian
ini.
65
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari penelitian diatas maka dapat diambil kesimpulan :
1. Berdasarkan analisis internal dan eksternal perusahaan dapat diperoleh bahwa
peningkatan jumlah profit PT bank Muamalat Indonesia setelah menerapkan
pembiayaan sindikasi sangat signifikan. Hal ini dapat dilihat dari laporan
keuangan PT Bank Muamalat Indonesia yang terus meningkat baik dari sisi
pertumbuhan asset dan laba. Hal ini dapat dilihat dari laporan rekapitulasi
pendapatan Bank MUI tahun 2015 sampai 2016 naik sekitar 20%.
2. Berdasarkan matriks SWOT maka dapat disimpulkan beberapa
pengembangan antara lain : Strategi SO, berupa meningkatkan fasilitas dan
pelayanan sehingga meningkatkan citra positif PT. Bank Muamalat
Indonesia, memperdalam mitra dengan nasabah guna membangun
kepercayaan ; Strategi WO, berupa memberikan kemudahan dalam
administrasi pada produk pembiayaan sindikasi dan tetap selektif dalam
memilih segmentasi nasabah yang telah dituju; Strategi ST, berupa
peningkatan mutu dan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), peningkatan
kualitas layanan (service quality) terhadap kebutuhan calon nasabah maupun
nasabah existing guna terciptanya loyalitas terhadap produk PT. Bank
Muamalat Indonesia; Strategi WT, berupa meminimalisasikan perpindahan
66
nasabah ke Bank pesaing, mengurangi resiko kerugian PT. Bank Muamalat
Indonesia melalui pertimbangan dari faktor internal dan eksternal perusahaan
yang bermanfaat bagi kemajuan dari PT. Bank Muamalat Indonesia dalam
menarik nasabah yang membutuhkan dana dalam jumlah besar untuk
mengambil pembiayaan sindikasi di PT Bank Muamalat Indonesia.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini, maka diajukan
saran sebagai pelengkap terhadap hasil penelitian yang dapat diberikan sebagai
berikut :
1. Untuk meningkatkan pembiayaan sindikasi, maka perlu adanya pihak PT.
Bank Muamalat Indonesia mempertahankan kekuatan produk pembiayaan
sindikasi yang telah ada. Disarankan bagi PT. Bank Muamalat Indonesia
untuk meningkatkan fasilitas dan pelayanan yang telah diberikan kepada
nasabah agar nasabah merasa mereka memilih bank yang tepat untuk
mengambil pembiayaan sindikasi di PT Bank Muamalat Indonesia.
2. Bagi penelitian selanjutnya, diharapkan menggunakan matriks lain untuk
mengetahui analisis strategi pembiayaan sindikasi syariah. Salah satu matriks
yang dapat digunakan bagi penelitian selanjutnya untuk menganalisis strategi
pembiayaan sindikasi syariah adalah Matriks Strategi Position and Action
Evalution (SPACE), Matriks Grand Strategy, Matriks Boston Consulting
Group (BCG) dan masih banyak matriks-matriks lain yang dapat
digunakannya.
67
DAFTAR PUSTAKA
Ais, Chatamarrasjid. Hukum Perbankan Nasional Indonesia. Jakarta: Kencana
Media Grup, 2013.
Atang Abdul Hakim dan Jaih Mubarok. Metodologi Studi Islam. Jakarta: PT
Remaja Rusdakarya, 1995.
Bachtiar, Herlina Suyati. Aspek Legal Kredit Sindikasi, Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada 2000.
Biaro, Endi Rohendi. Politik Infrastruktur Indonesia. Komisi IV DPR RI
Bekerjasama dengan Gramedia: Jakarta, 2014.
Hermansyah. Hukum Perbankan Nasional Indonesia. Jakarta: Kencana Prenada
Media Group. 2013.
Irawan, Prasetya. Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif Untuk Ilmu-Ilmu sosial,
Jakarta; DIA FISIP UI, 2006.
Karim, Adiwarman Azwar. Bank Islam : Analisis Fiqh dan Keuangan. Jakarta:
Grafindo Persada, 2014.
Kusumaningtuti, dkk. Pinjaman Sindikasi Luar Negri. Jakarta: Pusat Pendidikan
dan Studi Kebanksentralan – Bank Indonesia, 2008.
Philip Katlor dan Garry Armstrong. Prinsip-Prinsip Pemasaran Jilid 1, Jakarta:
Erlanga. 2012.
Semiawan, Conny R. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT Gramedia
Widiasarana Indonesia, 2013
Sjahdeini, Sutan Remy. Kredit Sindikasi: Proses Pembentukan dan Aspek Hukum,
Jakarta: PT Pustaka Utama Grafiti, 1997.
Sjahdeini, Sutan Remy. Kredit Sindikasi: Proses, Teknik Pemberian, dan aspek
hukumnya, Jakarta: PT Kreatama, 2008.
Soehartono, Irawan. Penelitian Sosial, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 1995).
Stanley Hurn, BSc (Econ), Syndicate Loans: A Handbook for Banker and
Borrower, Cambridge UK: Woodhead-Faulkner (Publisher) Ltd., ACIB,
1990.
68
Jurnal dan Skripsi:
Asih, Cornel Rosendoyo. “Analisis Pembiayaan Sindikasi Antar Bank Syariah
Dengan Lembaga Pembiayaan Syariah (Studi Kasus: Pembiayaan Sindikasi
Helikopter)” Skripsi S1 Ilmu Hukum, Fakultas Hukum Universitas Indonesia
Depok, 2011.
Rindang Bagus Prasetyo dan Muhammad Firdaus, Paper Pengaruh Infrastruktur
pada pertumbuhan ekonomi wilayah di indonesia, Bogor: Departemen Ilmu
ekonomi, Fakultas Ekonomi Manajemen, Institut Pertanian Bogor, 2011.
Posumah, Ferdy Posumah. Paper “Pengaruh pembangunan Infrastruktur Terhadap
Investasi Di kabupaten Minahasa Tanggerang” Fakultas Ekonomi Bisnis,
Jurusan Ekonomi Pembangunan Universitas Sam Ratulangi Manado, 2013.
Internet:
Fatwa Dewan Syariah Nasional MUI No. 91/DSN-MUI/IV/2014 Tentang
Pembiayaan Sindikasi (al-Tamwil al-mashrifi al-Mujamma’) Diakses dari
http://www.dsnmui.or.id/index.php?mact=News,cntnt01,detail,0&cntnt01a
rticleid=101&cntnt01origid=59&cntnt01detailtemplate=Fatwa&cntnt01ret
urnid=61 diakses pada 04 Januari 2017 pukul 20:07 WIB.
Hermansyah, Oki. Pembangunan Infrastruktur di Indonesia Diakses Diakses dari
http://www.bappenas.go.id/files/8513/5022/6064/5pengembangan-lembaga-
keuangan-dan-investasi-infrastruktur__20081123002641__4.pdf Pada 04
Januari 2017 pukul 17:06
Informasi APBN 2016; Mempercepat Pembangunan Infrastruktur Untuk
Memperkuat Pondasi Pembangunan Yang Berkualitas. Diakses dari
http://www.anggaran.depkeu.go.id/content/publikasi/BIB2016.pdf Pada 21
Maret 2017 pukul 15:21
Informasi APBN 2016; Mempercepat Pembangunan Infrastruktur Untuk
Memperkuat Pondasi Pembangunan Yang Berkualitas. Diakses dari
http://www.anggaran.depkeu.go.id/content/publikasi/BIB2016.pdf Pada 21
Maret 2017 pukul 15:21
Laporan tingkat pengembalian investasi infrastruktur terhadap pertumbuhan
ekonomi, diakses dari Pusat Kajian Pembangunan Infrastruktur
Berkelanjutan (CSID) Center For Sustainable Development
http://id.csidui.org/file/CSID-Book-Profile-IND.pdf pada 04 Januari 2017
pukul 15:01
69
Julianto, Pramdia Arhando. Perbankan Syariah dipercaya Pemerintah Untuk
Mengelolala Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji. Kompas, 2 Juni 2015.
Novi, Maryaningsih, dkk, pengaruh pembangunan infrastruktur terhadap
pertumbuhan ekonomi indonesia diakses dari http://www.bi.go.id pada 04
Januari 2017 pukul 16:27
Penjelasan Undang-Undang No 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah,
(Lembaga Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 94, Tambahan
Lembaran Negara Indonesia Nomor 4867) diakses dari www.bi.go.id pada 04
Januari 2017 pukul 16:45
Peraturan Bank Indonesia No.7/3/PBI/2005 Batas Maksimum Pemberian Kredit
(pdf) Diakses dari www.bi.go.id pada 16 Mei 2017 pukul 00:12