ANALISA SPERMA.ppt

37
ANALISA SPERMA ANALISA SPERMA By dr Septa S. W By dr Septa S. W

description

nmnhm

Transcript of ANALISA SPERMA.ppt

ANALISA SPERMAANALISA SPERMA

By dr Septa S. WBy dr Septa S. W

Manfaat analisa spermaManfaat analisa sperma

• Dapat menentukan tingkat fertilitas Dapat menentukan tingkat fertilitas priapria

• Mengetahui kelainanMengetahui kelainan2 2 komponen komponen spermasperma

• Pemisahan kromosom x & Y Pemisahan kromosom x & Y

• Penelitian bahan kontrasepsi priaPenelitian bahan kontrasepsi pria

• InseminationInsemination

Informasi Informasi

• Fungsi sekretorik testisFungsi sekretorik testis

• Fungsi sekretorik kelenjar kelamin Fungsi sekretorik kelenjar kelamin asesorisasesoris

• BahanBahan2 2 fungsional dalam spermafungsional dalam sperma

Indikasi Indikasi

• Masalah infertilitasMasalah infertilitas

• Mengetahui pengaruh suatu Mengetahui pengaruh suatu penyakit, obat, bahan kimia dan penyakit, obat, bahan kimia dan lingkungan terhadap sistem lingkungan terhadap sistem reproduksi priareproduksi pria

Pengambilan bahanPengambilan bahan

1.1. CARA MEMPEROLEH SPERMACARA MEMPEROLEH SPERMA

a.a. Masturbasi Masturbasi

- cara yang terbaik- cara yang terbaik

- sebaiknya di laboratorium - sebaiknya di laboratorium (masturbation room)(masturbation room)

+ cepat diperiksa+ cepat diperiksa

- Px kurang nyaman, shg ejakulasi tak - Px kurang nyaman, shg ejakulasi tak sempurnasempurna

Pengambilan bahanPengambilan bahan

b. Coitus interuptusb. Coitus interuptus

- - tidak bisa dipertanggung jawabkantidak bisa dipertanggung jawabkan

- - proses ejakulasi tdd bbrp tahapproses ejakulasi tdd bbrp tahap

c. Refluks post coitalc. Refluks post coital

- - coitus fisiologis lalu membilas coitus fisiologis lalu membilas vagina vagina dengan lar garam fisiologisdengan lar garam fisiologis

- - cara yang tidak baikcara yang tidak baik

Pengambilan bahanPengambilan bahan

d. Masase prostatd. Masase prostat- Cara yang paling tidak dianjurkanCara yang paling tidak dianjurkan- Sample bukan spermaSample bukan sperma- Biasanya untuk pemeriksaan Biasanya untuk pemeriksaan

sekretoris kelenjar prostatsekretoris kelenjar prostat2. Tempat penampungan bahan2. Tempat penampungan bahan- Tabung dari gelas (tidak spermatoksik)Tabung dari gelas (tidak spermatoksik)- Dengan mulut tabung lebar Dengan mulut tabung lebar

Pengambilan bahanPengambilan bahan

3. Abstinentia sexualis3. Abstinentia sexualis

- Tidak boleh melakukan coitus sampai Tidak boleh melakukan coitus sampai terjadi ejakulasi, termasuk nokturnal terjadi ejakulasi, termasuk nokturnal pollutionpollution

- Lamanya 3-5 (3-7) hariLamanya 3-5 (3-7) hari

< ; konsentrasi spermatozoa sedikit< ; konsentrasi spermatozoa sedikit

> ; ada kelainan motilitas sperma> ; ada kelainan motilitas sperma

Pengambilan bahanPengambilan bahan

4. Ulangan analisa sperma4. Ulangan analisa sperma

- Dilakukan bila hasil meragukan / Dilakukan bila hasil meragukan / tidak normaltidak normal

- Ulangan 2 – 3 x, selang waktu 3-5 Ulangan 2 – 3 x, selang waktu 3-5 mingguminggu

PEMERIKSAAN SPERMAPEMERIKSAAN SPERMA

MAKROSKOPISMAKROSKOPIS

1.1. LiquefactionLiquefaction

Sperma yang keluarSperma yang keluar

liq totalliq total Adanya gumpalan Adanya gumpalan 15’ – 15’ – 20’20’

MencairMencair

koagulum (-)koagulum (-)

LiquefactionLiquefaction

Kelainan:Kelainan:• Tidak tampak koagulum pada sperma Tidak tampak koagulum pada sperma

yang baru keluar yang baru keluar kelainan/ kelainan/ sumbatan pada vesika seminalissumbatan pada vesika seminalis

• prolonged liquefactionprolonged liquefaction> 1 jam setelah ejakulasi> 1 jam setelah ejakulasikelainan prostat spermatozoa melekat kelainan prostat spermatozoa melekat pada koagulum shg penghitungan false pada koagulum shg penghitungan false oligospermiaoligospermia

2. VISKOSITAS 2. VISKOSITAS

• Dilakukan setelah liquefaction total y.i Dilakukan setelah liquefaction total y.i cairan sperma menjadi homogencairan sperma menjadi homogen

• Cara sederhana dengan batang gelas Cara sederhana dengan batang gelas akan terbentuk benang (N = 3-5 cm)akan terbentuk benang (N = 3-5 cm)

• Cara lain dengan pipet ‘ ELLISON’ y.iCara lain dengan pipet ‘ ELLISON’ y.i

cairan sperma dihisap s/ tanda 0,1 ml, cairan sperma dihisap s/ tanda 0,1 ml, tekanan dilepaskan waktu dari tetesan tekanan dilepaskan waktu dari tetesan pertama dicatat dengan stop watch pertama dicatat dengan stop watch

2. VISKOSITAS2. VISKOSITAS

• Viskositas mempengaruhi transport Viskositas mempengaruhi transport spermatozoa spermatozoa menilai motilitas menilai motilitas spermatozoaspermatozoa

• Liquefaction & viskositasLiquefaction & viskositas

tergantung enzim litik yang tergantung enzim litik yang dihasilkan oleh kelenjar prostat dihasilkan oleh kelenjar prostat

3. pH Sperma3. pH Sperma

• Diukur dengan kertas lakmus atau pH Diukur dengan kertas lakmus atau pH meter elektrikmeter elektrik

• Pengukuran dilakukan segera setelah Pengukuran dilakukan segera setelah terjadi liquefaction (tidak lebih 1 jam terjadi liquefaction (tidak lebih 1 jam setelah ejakulasi)setelah ejakulasi)

• pH alkalis: radang akut dari kelenjarpH alkalis: radang akut dari kelenjar22 asesoris atau epididimisasesoris atau epididimis

• pH asam: radang kronispH asam: radang kronis

4. Bau sperma4. Bau sperma

• Orang belanda : Orang belanda : “ kastanye bloosemsgeur”“ kastanye bloosemsgeur”

• Orang amerika : Orang amerika : “ Cheese flower”“ Cheese flower”

• Indonesia :Indonesia :

- - dr M K Tadjudin : bau khasdr M K Tadjudin : bau khas

- - dr johana barten: dr johana barten: bau chlorbau chlor

- - dr arief adimolja MSc : sekali saja dr arief adimolja MSc : sekali saja mencium bau sperma tidak akan lupa mencium bau sperma tidak akan lupa selamanyaselamanya

5. Warna Sperma5. Warna Sperma

• Pengamatan pada latar belakang Pengamatan pada latar belakang putih dan penerangan yang cukupputih dan penerangan yang cukup

• N = translusent seperti lem kanji cairN = translusent seperti lem kanji cair

• Kekuningan, ok obat-obatan atau Kekuningan, ok obat-obatan atau abstinensia yang lamaabstinensia yang lama

• Warna jernih (volume yang besar) Warna jernih (volume yang besar) sering menunjukkan ‘azoospermia’sering menunjukkan ‘azoospermia’

6. Volume Sperma6. Volume Sperma

• Digunakan gelas pengukur dengan Digunakan gelas pengukur dengan skala 0,1 ml, volume 10 mlskala 0,1 ml, volume 10 ml

• Volume < 1 ml = meragukanVolume < 1 ml = meragukan

• Volume >> konsentrasi spermatozoa Volume >> konsentrasi spermatozoa rendahrendah

PEMERIKSAAN MIKROSKOPISPEMERIKSAAN MIKROSKOPIS

1.1. MOTILITASMOTILITAS

• Pengamatan dengan mikroskop Pengamatan dengan mikroskop pembesran 100 x dan 400 xpembesran 100 x dan 400 x

• Sperma setelah liquefaction diaduk Sperma setelah liquefaction diaduk sehomogen mungkin sehomogen mungkin teteskan pada teteskan pada obyek gls, tutup dengan deck gls. Amatiobyek gls, tutup dengan deck gls. Amati

• Pengamatan min pada 200 spermatozoa Pengamatan min pada 200 spermatozoa sec random pada paling tidak 4 lpb. sec random pada paling tidak 4 lpb.

Motilitas Motilitas

CatatCatat

• Prosentase spermatozoa dengan Prosentase spermatozoa dengan gerak baikgerak baik

• Prosentase spermatozoa motilProsentase spermatozoa motil

• Prosentase spermatozoa inmotilProsentase spermatozoa inmotil

2. Viabilitas 2. Viabilitas

• Kemungkinan spermatozoa tidak Kemungkinan spermatozoa tidak bergerak tapi tidak matibergerak tapi tidak mati

• Pengecatan dengan supravital dengan Pengecatan dengan supravital dengan eosin: dapat menembus membran eosin: dapat menembus membran kepala spermatozoa yang sudah mati kepala spermatozoa yang sudah mati tetapi tidak yang hiduptetapi tidak yang hidup

• Penting pada keadaan Penting pada keadaan ‘necrozoospermia semu‘necrozoospermia semu

• Tidak untuk menilai morfologi Tidak untuk menilai morfologi

3. Penghitungan 3. Penghitungan spermatozoaspermatozoa

• Menggunakan hemositometer biasaMenggunakan hemositometer biasa

• Beri larutan spermatisidal, mis:Beri larutan spermatisidal, mis:

a.a. Na HCO3 + formaldehida dalam Na HCO3 + formaldehida dalam larutan fisiologislarutan fisiologis

b.b. Tripheniltetrazolium khlorida dalam lar Tripheniltetrazolium khlorida dalam lar garam fisiologisgaram fisiologis

c.c. Khloramine T dlm lar fisiologisKhloramine T dlm lar fisiologis

d.d. George’s solutionGeorge’s solution

3. Penghitungan 3. Penghitungan spermatozoaspermatozoa

• Bila tak tampak spermatozoa Bila tak tampak spermatozoa sentrifugasi sentrifugasi endapan diperiksaendapan diperiksa

CatatCatat

• Keadaan fertil, subfertil, dan infertil Keadaan fertil, subfertil, dan infertil

Seseorang tidak hanya tergantung Seseorang tidak hanya tergantung pada jumlah spermatozoapada jumlah spermatozoa

4. Morfologi 4. Morfologi

• Normal: terdiri dari kepala, leher dan ekorNormal: terdiri dari kepala, leher dan ekor• Kepala terdatpat askrosomKepala terdatpat askrosom• Ekor: principle piece, middle piece, end pieceEkor: principle piece, middle piece, end piece• Sperma mengandung sejumlah sel Sperma mengandung sejumlah sel

spermatozoa yang abnormal bentuknyaspermatozoa yang abnormal bentuknya• Bila > 50 % = subfertil / infertilBila > 50 % = subfertil / infertil• Keadaan yang menyebabkan bentuk Keadaan yang menyebabkan bentuk

abnormal: ggn hormonal, kel neurologis, kel abnormal: ggn hormonal, kel neurologis, kel vaskuler, ggn spermatogenesis, inf vaskuler, ggn spermatogenesis, inf bakteri/virus, sters psikis, obatbakteri/virus, sters psikis, obat22an (nitrofuran)an (nitrofuran)

Macam bentukMacam bentuk

• Pada varicocele / penyakit: bentuk Pada varicocele / penyakit: bentuk tetralogis, piriform atau immaturetetralogis, piriform atau immature

• Pada alergi: bentuk tak teratur Pada alergi: bentuk tak teratur (amorphous) dan bentuk immature(amorphous) dan bentuk immature

• Pada ejakulasi yang berlebihan: bentuk Pada ejakulasi yang berlebihan: bentuk immature oleh karena kesempatan immature oleh karena kesempatan pematangan dalam epididimis kurangpematangan dalam epididimis kurang

• Infeksi urogenital: banyak sel lekositInfeksi urogenital: banyak sel lekosit

Standarisasi parameter sperma Standarisasi parameter sperma normalnormal

1.1. MakroskopisMakroskopisa.a. Liquefaction : 15 – 20 menitLiquefaction : 15 – 20 menit

b.b. ViskositasViskositas : 1 – 2 dt (elliason) : 1 – 2 dt (elliason)

c.c. pHpH : 7,0 – 7,8 : 7,0 – 7,8

d.d. Bau Bau : khas sperma (chlor) : khas sperma (chlor)

e.e. WarnaWarna : putih / translucent : putih / translucent

f.f. VolumeVolume : 2 – 3 ml : 2 – 3 ml

Standarisasi parameter sperma Standarisasi parameter sperma normalnormal

2. Mikroskopis2. Mikroskopisa.a. Jumlah spermatozoa : 60 – 80 jt/ml Jumlah spermatozoa : 60 – 80 jt/ml

(min 20 jt/ml)(min 20 jt/ml)

b.b. MotilitasMotilitas : foreward : foreward progression > 50 %progression > 50 %

c.c. Morfologi Morfologi : bentuk N > 50%: bentuk N > 50%

DIAGNOSIS SPERMATOGENESISDIAGNOSIS SPERMATOGENESISo/ Arief adimoelja & Kuntjoro suhadio/ Arief adimoelja & Kuntjoro suhadi1.1. NormozoospermiaNormozoospermia

- morfologi kepala oval 50%- morfologi kepala oval 50%- motilitas baik 50%- motilitas baik 50%- - ΣΣ spermatozoa per ml 20 jt spermatozoa per ml 20 jt

2. Teratozoospermia2. Teratozoospermia- morfologi kepala oval ≤ 50 %- morfologi kepala oval ≤ 50 %- motilitas baik - motilitas baik >> 50 %50 %- - ΣΣ Spermatozoa per ml Spermatozoa per ml >> 20 jt 20 jt

DIAGNOSIS DIAGNOSIS SPERMATOGENESISSPERMATOGENESIS3. Astenozoospermia3. Astenozoospermia

- morfologi kepala oval - morfologi kepala oval >> 50% 50%

- motilitas baik < 50%- motilitas baik < 50%

- - ΣΣ spermatozoa per ml spermatozoa per ml >> 20 jt 20 jt

4. Oligozoospermia4. Oligozoospermia

- morfologi kepala oval - morfologi kepala oval >> 50% 50%

- motilitas baik - motilitas baik >> 50% 50%

- - ΣΣ spermatozoa per ml < 20 jt spermatozoa per ml < 20 jt

DIAGNOSIS DIAGNOSIS SPERMATOGENESISSPERMATOGENESIS5. Astenoteratozoospermia5. Astenoteratozoospermia

- morfologi kepala oval < 50%- morfologi kepala oval < 50%

- motilitas baik < 50%- motilitas baik < 50%

- - ΣΣ spermatozoa per ml spermatozoa per ml >> 20 jt 20 jt

6. Oligoastenozoospermia6. Oligoastenozoospermia

- morfologi kepala oval - morfologi kepala oval >> 50% 50%

- motilitas baik < 50%- motilitas baik < 50%

- - ΣΣ spermatozoa per ml < 20 jt spermatozoa per ml < 20 jt

DIAGNOSIS DIAGNOSIS SPERMATOGENESISSPERMATOGENESIS7. Oligoteratozoospermia7. Oligoteratozoospermia

- morfologi kepala oval < 50%- morfologi kepala oval < 50%

- motilitas baik - motilitas baik >> 50% 50%

- - ΣΣ spermatozoa per ml < 20 jt spermatozoa per ml < 20 jt

8. Oligoastenoteratozoospermia8. Oligoastenoteratozoospermia

- morfologi kepala oval < 50%- morfologi kepala oval < 50%

- motilitas baik < 50%- motilitas baik < 50%

- - ΣΣ spermatozoa per ml < 10 jt spermatozoa per ml < 10 jt

DIAGNOSIS DIAGNOSIS SPERMATOGENESISSPERMATOGENESIS9. Extrim oligoastenoteratozoospermia9. Extrim oligoastenoteratozoospermia

- morfologi kepala oval < 50%- morfologi kepala oval < 50%- motilitas baik < 50%- motilitas baik < 50%- - ΣΣ spermatozoa per ml < 1 jt spermatozoa per ml < 1 jt

10. Nekrozoospermia10. Nekrozoospermia- - semua spermatozoa mati ditentukan semua spermatozoa mati ditentukan dengan pengecatan supravitaldengan pengecatan supravital

11. Azoospermia11. Azoospermia- - Dlm ejakulat tidak didapatkan Dlm ejakulat tidak didapatkan spermatozoaspermatozoa

Analisis KimiaAnalisis Kimia

• Tujuan : mengetahui fungsi sekretorik Tujuan : mengetahui fungsi sekretorik dari kelenjar asesoris & marker bagi kel dari kelenjar asesoris & marker bagi kel tttttt

• Prostat : fosfatase asam, Zinc, MagnesiumProstat : fosfatase asam, Zinc, Magnesium

• Vesika seminalis : fruktosa, prostaglandinVesika seminalis : fruktosa, prostaglandin

• Epididimis : glyceryl phosphorycholine, Epididimis : glyceryl phosphorycholine, carnitine carnitine

Indikasi Indikasi

1.1. Volume sperma < 2 mlVolume sperma < 2 ml2.2. Motilitas cepat menurunMotilitas cepat menurun3.3. Mengetahui fungsi sekretorik kel kelamin Mengetahui fungsi sekretorik kel kelamin

assesorisassesorisJika :Jika :• Vol plasma rendah, fruktosa rendah Vol plasma rendah, fruktosa rendah

pe fs sekretorik vesika seminalis (inf)pe fs sekretorik vesika seminalis (inf)• Plasma semen -, fruktosa -, + azoospermiaPlasma semen -, fruktosa -, + azoospermia

occlusi duktus ejakulatorius yg biasanya occlusi duktus ejakulatorius yg biasanya disertai agenesis vas deferens kongenitaldisertai agenesis vas deferens kongenital

Terminologi Terminologi analisis kimia spermaanalisis kimia sperma

• Ejakulat; y.i plasma semen n spermatozoaEjakulat; y.i plasma semen n spermatozoa

• Azoospermia : tidak adanya spermatozoaAzoospermia : tidak adanya spermatozoa

• Normozoospermia: Normozoospermia: ΣΣ spermatozoa dbts N spermatozoa dbts N

• Oligozoospermia : Oligozoospermia : ΣΣ spermatozoa < N spermatozoa < N

• Necrozoospermia: semua spermatozoa matiNecrozoospermia: semua spermatozoa mati

• Asthenospermia : ≠ terdapat spermatozoa Asthenospermia : ≠ terdapat spermatozoa motilmotil

• Oligosthenospermia: Oligosthenospermia: ΣΣ spermatozoa motil < N spermatozoa motil < N

• Normosthenia: Normosthenia: ΣΣ spermatozoa motil dbts N spermatozoa motil dbts N

Tabel analisis spermaTabel analisis spermaKriteria Kriteria NN AbNAbN

Volume (ml)Volume (ml)

ΣΣ spermatozoa spermatozoa (10(1066/ejakulat)/ejakulat)

Densitas spermatozoa Densitas spermatozoa (10(1066/ml)/ml)

Spermatozoa hidup (%)Spermatozoa hidup (%)

Spermatozoa motil (%)Spermatozoa motil (%)

Bentuk kepala amorfik (%)Bentuk kepala amorfik (%)

Defek bagian tengah (%)Defek bagian tengah (%)

Defek bagian ekor (%)Defek bagian ekor (%)

Kadar fruktosa (mmol/ml)Kadar fruktosa (mmol/ml)

2 – 52 – 5

>80>80

20–25020–250

> 50> 50

> 50> 50

< 40< 40

< 20< 20

< 20< 20

6,7-336,7-33

<1,5/ <1,5/ >5>5

< 20< 20

< 10< 10

< 35< 35

< 35< 35

> 50> 50

> 25> 25

> 25> 25

< 4,4< 4,4

Keadaan yang menyebabkan Keadaan yang menyebabkan kelainan spermakelainan sperma

1.1. Ggn endokrin, nis DMGgn endokrin, nis DM

2.2. Kegagalan Fs testisKegagalan Fs testis

3.3. CryptochismusCryptochismus

4.4. Varicocele, hidroceleVaricocele, hidrocele

5.5. Mump orchitisMump orchitis

6.6. Obstruksi duktusObstruksi duktus

7.7. Ggn ejakulasiGgn ejakulasi

8.8. NecrospermiaNecrospermia

Keadaan yang menyebabkan Keadaan yang menyebabkan kelainan spermakelainan sperma

9. Viskositas sperma meningkat9. Viskositas sperma meningkat

10. Lain – lain yg tidak diketahui10. Lain – lain yg tidak diketahui

CatCat::

• Pd kasus infertil tdk selalu ada kel Pd kasus infertil tdk selalu ada kel analisis spermaanalisis sperma

• ♂ ♂ memiliki anak ≠ selalu analisis memiliki anak ≠ selalu analisis sperma Nsperma N

• Azoospermia = infertilAzoospermia = infertil