Analisa Pemenuhan Kebutuhan Kalori Tenaga Kerja Bagian Office
Analisa Sistem Tenaga (Sutt)
Transcript of Analisa Sistem Tenaga (Sutt)
-
7/31/2019 Analisa Sistem Tenaga (Sutt)
1/235
Saluran Transmisi
AnalisisAnalisisAnalisisAnalisisSistem TenagaSistem TenagaSistem TenagaSistem Tenaga
Sudaryatno Sudirham
Darpublic Edisi Juli 2012
-
7/31/2019 Analisa Sistem Tenaga (Sutt)
2/235
i
Analisis
Sistem Tenaga
oleh
Sudaryatno Sudirham
-
7/31/2019 Analisa Sistem Tenaga (Sutt)
3/235
ii
Hak cipta pada penulis
SUDIRHAM, SUDARYATNO
Analisis Sistem Tenaga
Darpublic, Kanayakan D-30, Bandung, 40135.
-
7/31/2019 Analisa Sistem Tenaga (Sutt)
4/235
iii
Pengantar
Buku ini berisi bahasan analisis sistem tenaga, yang merupakan
suatu analisis pada tingkat transmisi (tidak termasuk sistem
distribusi); pembahasan disajikan dalam lima bab. Bab pertama
berisi tinjauan umum pada sistem tenaga, mencakup ketersediaansumber energi sampai dengan sistem polifasa, pada pembebanan
seimbang dan tak seimbang; di sini diberikan penjelasan mengenai
perhitungan dalam per-unit serta komponen simetris yang akan
dimanfaatkan pada pembahasan di bab-bab selanjutnya. Tiga bab
berikutnya berisi bahasan mengenai piranti utama sistem tenaga,
mencakup saluran transmisi, transformator, dan mesin sinkron; di
tiga bab ini dibahas rangkaian ekivalen serta kondisi pembebanan
yang mungkin terjadi. Bab terakhir berisi bahasan mengenai
permasalahan aliran daya, dengan salah satu metoda silusi yaitumetoda Newton-Raphson. Pada dasarnya kondisi operasional sistem
yang dibahas adalah kondisi mantap; hanya sedikit disinggung
situasi transien pada saluran transmisi dan mesin sinkron. Stabilitas
transien dan analisis keadaan hubung singkat belum dibahas dalam
buku ini.
Mudah-mudahan sajian ini bermanfaat bagi para pembaca. Saran dan
usulan para pembaca untuk perbaikan dalam publikasi selanjutnya,
sangat penulis harapkan.
Bandung, Juli 2012
Wassalam,
Penulis.
-
7/31/2019 Analisa Sistem Tenaga (Sutt)
5/235
iv
DarpublicKanayakan D-30, Bandung, 40135
Open CoursesOpen Course Ware disediakan olehDarpublic di
www.ee-cafe.org
dalam format .ppsx beranimasi
-
7/31/2019 Analisa Sistem Tenaga (Sutt)
6/235
v
Daftar Isi
Kata Pengantar iii
Daftar Isi v
Bab 1: Tinjauan Pada Sistem Tenaga 1
Energi yang Tersedia. Struktur Sistem Tenaga Listrik.
Penyaluran Energi Listrik. Sumber Energi Primer.
Beban. Sistem Polifasa. Sistem Tiga-fasa Seimbang.
Sistem Tiga-fasa Tak Seimbang. Pernyataan Sistem
Tenaga.
Bab 2: Saluran Transmisi 47
Impedansi dan Admitansi. Rangkaian Ekivalen.
Perubahan Pembebanan. Perubahan Panjang Saluran.
Lossless Line. Analisis Pembebanan Saluran Transmisi.
Transien Pada Saluran Transmisi.
Bab 3: Transformator 113
Transformator Satu fasa. Transformator Pada Sistem
Tiga-fasa. Transformator Tiga Belitan. Transformator
Tiga-fasa Dibangaun Dari Transformator Satu-fasa.
Pergeseran Fasa Pada Hubungan Y-. Sistem Per-UnitPada Saluran Dengan Transformator. Transformator
Polifasa.
Bab 4: Mesin Sinkron 157
Mesin Sinkron Kutub Menonjol. Mesin Sinkron Rotor
Silindris. Kopling Turbin-Generator. Daya Mesin
Sinkron. Batas Operasi Mesin Sinkron. Transien Pada
Mesin Sinkron. Lebih Lanjut Tentang Mesin Sinkron
Kutub Menonjol.
-
7/31/2019 Analisa Sistem Tenaga (Sutt)
7/235
vi
Bab 5: Analisis Aliran Daya 197Analisis Aliran Daya. Persamaan Arus-Tegangan.
Persamaan Aliran Daya. Metoda Newton-Raphson.
Contoh Sistem Dua Bus. Contoh Sistem Tiga Bus.
Daftar Pustaka 225
Biodata Penulis 226
Indeks 227
-
7/31/2019 Analisa Sistem Tenaga (Sutt)
8/235
Tinjauan Pada Sistem Tenaga
1
BAB 1 Tinjauan Pada Sistem Tenaga
1.1 Energi Yang Tersedia dan Energi Listrik
Energi tersedia di alam dalam berbagai bentuk, dan manusia
mengubahnya ke dalam bentuk energi listrik untuk memenuhi
kebutuhannya. Pengubahan atau konversi ini memberikan
keuntungan namun konversi tersebut juga memerlukan biaya yang
tidak kecil.
Berbagai bentuk energi yang mungkin dikonversikan ke dalam
energi listrik:
Energi radiasi (sinar matahari). Energi panas bumi. Energi kimia (batubara, minyak bumi). Energi kinetik gelombang laut. Energi kinetic arus laut. Energi potensial air terjun. Energi nuklir.
Bentuk energi listrik memberikan beberapa keuntungan:
Lebih mudah diatur/dikendalikan. Dapat ditransmisikan dengan kecepatan cahaya. Dapat dikonversikan ke bentuk energi lain dengan efisiensi
tinggi.
Bebas polusi, walaupun dalam konversinya dari bentukaslinya menimbulkan juga masalah polusi.
Konversi ke bentuk lain biasanya mudah dan sederhana.
Kelemahan energi listrik terutama adalah bahwa prosespenyediaannya memerlukan pendanaan cukup besar. Kita sadari
bahwa sistem tenaga listrik adalah besar baik dilihat dari ukurannya,
investasinya, jumlah energi yang dikelola, besaran fisisnya
(tegangan, arus) sampai kepada piranti-pirantinya. Oleh karena itu
pembangunan sistem biasanya dilakukan tidak selalu dari nol
melainkan mengembangakan sistem yang sudah ada; kebutuhan
energi listrik yang terus tumbuh, memaksa sistem tenaga listrik
selalu di-modifikasi dengan mengambil manfaat dari perkembangan
teknologi yang terjadi.
-
7/31/2019 Analisa Sistem Tenaga (Sutt)
9/235
Tinjauan Pada Sistem Tenaga
2 Sudaryatno Sudirham,Analisis Rangkaian Listrik(3)
Dalam Tinjauan Sistem Tenaga Listrik ini, kita banyak menoleh ke
PLN. Energi listrik diperkenalkan pertama kali di Indonesia pada
tahun 1897 (masih zaman penjajahan) dengan didirikannya
perusahaan listrik pertama yang bernama Nederlandsche Indische
Electriciteit Maatschappij (NIEM) di Batavia (sekarang Jakarta)
dengan kantor pusat di Gambir. Dua belas tahun setelah itu di
Surabaya didirikan Algemeene Indische Electriciteit Maatschappij
(ANIEM) pada tahun 1909 oleh perusahaan gas NIGM [Ensiklopedi
Blora, 2011]. Frekuensi yang digunakan pada sistem tenaga yang
dibangun adalah 50 Hz, standar Eropa.
Yang menarik dalam kaitan perkembangan kelistrikan di Indonesia
adalah bahwa pengenalan energi listrik di Indonesia tidaklah jauh
dari perkembangan kelistrikan di Amerika. Kita baca misalnyadalam buku Charles A Gross [1] bahwa pada tahun 1890-an
perusahaan Westinghouse baru bereksperimen dengan apa yang
disebut alternating current. Persaingan berkembang antara
General Electric dan Westinghouse dalam menentukan apakah dc
atau ac yang sebaiknya digunakan oleh industri. Pada akhirnya
bentukac dapat diterima, antara lain oleh alasan-alasan berikut:
Transformator (ac) memberikan kemungkinan untuk
mengubah tegangan maupun arus secara mudah.
Generator ac jauh lebih sederhana dibandingkan dengangenerator dc.
Motor-motor ac juga lebih sederhana dan lebih murah dari
motor dc.
Pada sekitar 1900 masih diperdebatkan mengenai frekuensi yang
harus digunakan dalam mencatu daya ac, apakah 25, 50, 60, 125,
dan 133 Hz. Jika tidak di-standarkan akan diperlukan beaya untuk
peralatan konversi agar antar sistem dapat dihubungkan. Pada waktu
itu pembangkit hidro cenderung menggunakan 25 Hz karena turbin
air dapat dirancang untuk mencapai efisiensi yang lebih baik padakecepatan yang sesuai dengan pembangkitan 25 Hz. Masalah yang
timbul pada penggunaan frekuensi ini adalah terjadinya flickerpada
lampu pijar. Pada akhirnya diterimalah frekuensi 60 Hz sebagai
frekuensi standar karena pada frekuensi ini flicker tidak lagi terasa
dan turbin uap berkinerja baik pada kecepatan perputaran yang
berkaitan yaitu 3600 dan 1800 rpm. Sementara itu di Eropa
ditetapkanfrekuensi50 Hz sebagai frekuensi standar.
-
7/31/2019 Analisa Sistem Tenaga (Sutt)
10/235
Tinjauan Pada Sistem Tenaga
3
Pemanfaatan energi listrik yang pertama kali adalah untuk keperluan
penerangan. Lampu listrik terus dikembangkan untuk memperoleh
lumen per watt semakin tinggi. Kebutuhan energi listrik kemudian
berkembang, tidak hanya untuk memenuhi keperluan penerangan
tetapi juga keperluan akan energi untuk mengoperasikan berbagai
alat rumah tanggga, alat kantor, pabrik-pabrik, gedung-gedung,
sampai ke arena hiburan. Kebutuhan yang terus meningkat tersebut
memerlukan penyaluran energi dengan tegangan yang lebih tinggi.
Dibuatlah transformator penaik tegangan untuk mengirimkan energi
dan transformator penurun tegangan untuk disesuaikan dengan
kebutuhan pengguna.
1.2 Struktur Sistem Tenaga Listrik
An electrical power system can be defined as follows: An
electrical power system is a network of interconnected components
designed to convert nonelectrical energy continuously into the
electrical form; transport the electrical energy over potentially
great distances; transform the electrical energy into a specific
form subject to close tolerances; and convert the electrical energy
into a usable nonelectrical form. [1].
Agar dapat diimplementasikan, sistem ini harus aman, dapat
diandalkan, ekonomis, ramah lingkungan, dan secara sosial dapatditerima. Sistem tenaga dapat dipandang terdiri dari beberapa sub-
sistem, yaitu
Pembangkitan (Generation)
Transmisi (Transmission)
Subtransmission
Distribusi: primer, sekunder
Beban
1.2.1 Pembangkitan
Piranti utama di sub-sistem pembangkitan adalah generator yang
merupakan sumber energi listrik. Istilah sumber energi di sini
agaknya kurang tepat, mengingat bahwa sesungguhnya generator
hanyalah mengubah energi non-listrik menjadi energi listrik.
Generator ini, di pusat pembangkit tenaga air misalnya,
digerakkan (diputar) oleh turbin air dan turbin sendiri digerakkan
oleh air terjun. Air terjunlah yang sesungguhnya sumber energi.
Namun demikian pembahasan kita hanya menyangkut sistem
-
7/31/2019 Analisa Sistem Tenaga (Sutt)
11/235
Tinjauan Pada Sistem Tenaga
4 Sudaryatno Sudirham,Analisis Rangkaian Listrik(3)
tenaga listrik, sehingga peralatan-peralatan di depan generator
tidak kita bicarakan dan kita menganggap generator sebagai
sumber energi.
Pada umumnya generator merupakan mesin berputar, yangmembangkitkan daya mulai dari puluhan kW hingga lebih dari
1000 MW, dengan tegangan mulai dari 380 V sampai 25 kV. Sisi
keluaran generator merupakan sistem tiga-fasa.
1.2.2 Transmisi
Daya listrik dari pusat pembangkit disalurkan ke berbagai tempat
melalui saluran transmisi. Tegangan saluran transmisi di sistem
PLN adalah 150 kV, yang disebut Saluran Udara Tegangan Tinggi
(SUTT) dan 275 500 kV yang disebut Saluran Udara TeganganEkstra Tinggi (SUTET). Di Amerika digunakan tegangan mulai
115 kV sampai 765 kV.
Sesungguhnya ada dua kemungkinan pembangunan saluran
transmisi yaitu bawah tanah (underground) dan diatas tanah
(overhead) yang kita sebut saluran udara. Saluran udaralah yang
umum digunakan. Saluran udara ini biasanya panjang sampai
ratusan kilometer. Konduktor yang digunakan adalah konduktor
telanjang (tanpa isolasi padat) sehingga ia harus didukung oleh
isolator yang terpasang pada menara. Saluran ini berhubunganlangsung dengan udara sekitarnya sehingga sangat terpengaruh
oleh kondisi alam seperti polusi dan petir.
Jaringan transmisi harus memiliki fleksibilitas untuk menyalurkan
daya besar melalui sejumlah route. Ia harus dirancang sedemikian
rupa sehingga gagalnya sejumlah kecil saluran tidak menyebabkan
kegagalan seluruh sistem. Saluran ini juga harus mampu berfungsi
sebagai penghubung yang mampu menyalurkan energi ke kedua
arah.
Piranti yang menghubungkan generator dan saluran transmisi
adalah transformator, yang berfungsi untuk mengubah tegangan
keluaran generator ke tegangan transmisi yang lebih tinggi.
1.2.3 Subtransmissi
Di Indonesia (jaringan PLN), istilah subtransmisi tidak
digunakan. Di PLN pernah digunakan saluran dengan tegangan 30
kV dan 70 kV, namun telah mulai ditinggalkan. Saluran
subtransmisi biasanya tidak panjang (kurang dari beberapa puluh
-
7/31/2019 Analisa Sistem Tenaga (Sutt)
12/235
Tinjauan Pada Sistem Tenaga
5
kilometer), kapasitas rendah (kurang dari 100 MVA) dan banyak
cabang untuk mencatu pusat-pusat beban.
1.2.4 Distribusi
Saluran transmisi mencatu gardu-gardu induk, di mana tegangan
diturunkan menjadi tegangan distribusi primer. Jaringan distribusi
primer mencatu pelanggan tegangan menengah 20 kV. Pernah
pula digunakan tegangan 6 dan 12 kV namun telah ditinggalkan.
Jaringan distribusi primer bisa dirancang sebagai jaringan radial
ataupun loop. (lihat Gb.1.1) Pada jaringan radial daya mengalir
satu arah yaitu dari sumber (gardu) ke beban
(pengguna/pelang
gan). Padajaringan loop,
beban dapat
menerima daya
lebih dari satu
arah. Selain radial
dan loop,
dikembangkan
pula struktur
jaringan spindle.Pada tahap
terakhir, tegangan
diturunkan lagi
menjadi 380/220
V. Jaringan yang
melayani
pengguna pada tegangan rendah ini merupakan jaringan distribusi
sekunder. Jaringan ini bisa sangat rumit, terutama di lokasipadat
pengguna.
1.2.5 Beban
Beban (pengguna/pelanggan) mengambil energi listrik dari
jaringan. Ada hal-hal yang harus dipenuhi dalam melayani beban
ini.
1. Tegangan harus konstan, tidak naik-turun.
2. Frekuensi harus konstan.
Radial
Loop
Gb.15.1 Jaringan radial dan loop.
GIBeban 1 Beban 2
Beban 3 Beban 4
GI
Beban 1 Beban 2
Beban 3 Beban 4
-
7/31/2019 Analisa Sistem Tenaga (Sutt)
13/235
Tinjauan Pada Sistem Tenaga
6 Sudaryatno Sudirham,Analisis Rangkaian Listrik(3)
3. Bentuk gelombang tegangan sedapat mungkin sinusoidal.
Untuk menentukan apakah ketentuan ini terpenuhi atau tidak,
digunakan indeks kinerja.
1. Regulasi Tegangan: Deviasi nilai tegangan pada waktu bebanberubah dalam batas-batasnya. Biasanya diambil sekitar 5%.
2. Regulasi Frekuensi: Pada keadaan normal, variasi frekuensi
biasanya cukup kecil, Hz1.0 , dan tidak terasa oleh beban.
3. Kandungan Harmonisa: (Lihat:Analisis Rangkaian Listrik Jilid-
3).
1.3 Penyaluran Energi Listrik
Kita mengenal dua cara penyaluran energi listrik yaitu penyaluranmenggunakan arus searah (selanjutnya kita sebut sistem arus searah,
disingkat sistem AS) dan menggunakan arus bolak-balik sinusoidal
(selanjutnya kita sebut sistem arus bolak-balik, disingkat sistem
ABB). Berikut ini kita akan melihat perbandingan daya maksimum
yang mampu disalurkan melalui beberapa konfigurasi saluran.
1.3.1. Daya
Perhatikan
situasipenyaluran
daya antar
dua jaringan
seperti
diperlihatkan
pada Gb.1.2.
Hubungan
antara A dan B digambarkan hanya dengan dua garis. Namun
penyaluran daya dari A ke B biasanya dilakukan dengan sejumlahkonduktor (2, 3, 4 konduktor) dengan susunan tertentu, yang kita
sebut konfigurasi saluran.
Daya (laju aliran energi) dari A ke B adalah
vip = (1.1)
p = daya, v = tegangan, i = arus (yang ditulis dengan huruf kecil
untuk menunjukkan bahwa mereka merupakan fungsi waktu).
Untuk memperbesar aliran daya, v dan/atau i harus diperbesar.
Akan tetapi upaya memperbesar kedua besaran ini dibatasi oleh
Gb.15.2. Penyaluran daya antara dua jaringan.
Jaringan
B
+
v
i
Jaringan
A
-
7/31/2019 Analisa Sistem Tenaga (Sutt)
14/235
Tinjauan Pada Sistem Tenaga
7
kemampuan teknologi. Arus dibatasi oleh kemampuan hantar arus
dari konduktor, sedangkan tegangan dibatasi oleh kekuatan isolasi.
Konduktor dibuat dari material yang memiliki konduktivitas listrik
yang tinggi, memiliki kekuatan mekanis yang sesuai, sertaekonomis. Untuk itu banyak digunakan aluminum untuk saluran
transmisi, dan tembaga untuk saluran distribusi serta bagian-
bagian tertentu sistem tenaga. Kemampuan hantar arus dari suatu
konduktor terkait erat dengan kerapatan arus dan luas
penampangnya.
AJI maxmax = (1.2)
maxI = arus maksimum, maxJ = kerapatan arus maksimum, A =
luas penampang konduktor. Kerapatan arus maksimum, maxJ ,ditentukan oleh pembatasan temperatur maksimum konduktor agar
tidak terjadi kerusakan konduktor serta isolasinya.
1.3.2. Konfigurasi Saluran
Berikut ini kita akan memperbandingkan daya maksimum yang
mampu disalurkan melalui suatu konfigurasi saluran tertentu.[1].
Ada enam konfigurasi yang akan kita lihat yaitu sistem AS 2
kawat, sisten AS 3 kawat, sistem ABB 1 fasa 2 kawat, sistem ABB
2 fasa 3 kawat, dan sistem ABB 3 fasa 4 kawat.
Pada setiap konfigurasi, salah satu kawat di-tanah-kan, dan disebut
kawat netral; kawat yang tidak ditanahkan disebut kawat fasa.
Dalam memperbandingkan kemampuan penyaluran setiap
konfigurasi ini kita tetapkan bahwa
1. Luas penampang konduktor total, yaitu total jumlah luas
penampang kawat fasa dan kawat netral, adalah samayaitu
A. Karena salah satu saluran adalah saluran balik (netral)
maka luas penampang konduktor yang sesungguhnyadigunakan untukmengirim daya adalah lebih kecil dariA.
2. Kerapatan arus yang mengalir tidak melebihi batas
kerapatan arus maksimum yang di tentukan, yaitu J0.
Pembatasan ini diperlukan karena kita akan
memperbandingkan kemampuan penyaluran daya pada
berbagai konfigurasi. Bukan arus yang kita tetapkan
mempunyai batas maksimum karena setiap konfigurasi
memiliki luas penampang konduktor kirim yang berbeda.
-
7/31/2019 Analisa Sistem Tenaga (Sutt)
15/235
Tinjauan Pada Sistem Tenaga
8 Sudaryatno Sudirham,Analisis Rangkaian Listrik(3)
Dengan membatasi kerapatan arus maksimum, maka setiap
konfigurasi memiliki arus maksimum yang berbeda.
3. Tegangan setiap konduktor ke ground (tegangan fasa ke
netral) tidak melebihi batas maksimum yang ditentukanyaitu V0. Tegangan antara kawat fasa dan kawat netral,
berbeda antara satu konfigurasi dengan konfigurasi yang
lain. Tegangan maksimum ini kita batasi untuk melihat
berapakah daya yang dapat disalurkan pada tegangan fasa-
netral maksimum dengan kerapatan arus yang juga
maksimum.
4. Kawat netral (yang ditanahkan) merupakan saluran balik.
Konfigurasi (a): Sistem AS, 2 kawat, salah satu kawat adalah kawat
netral yang merupakan saluran balik.
Total luas konduktor adalah A, koduktor yang ditanahkan
merupakan penghantar balik. Jadi sistem ini menyalurkan daya
melalui konduktor dengan luas penampang 0,5A. Daya yang mampu
disalurkan paling tinggi adalah
000 5.0)5.0( PVJAPa == dengan 000 VAJP = (1.3)
Selanjutnya kita menggunakan 000 VAJP = sebagai referensi untukmelihat kemampuan penyaluran daya pada konfigurasi yang lain;
yaitu berapa kali P0 kemampuan penyaluran dayanya.
Konfigurasi (b): Sistem AS, 3 kawat; dua kawat merupakan saluran
kirim, satu bertegangan positif dan yang satu lagi bertegangan
negatif. Kawat ke-tiga adalah saluran balik yang ditanahkan.
Konduktor pertama bertegangan positif sedangkan konduktor kedua
bertegangan negatif, konduktor ketiga ditanahkan. Karena tegangan
berlawanan, arus di konduktor pertama dan kedua juga berlawanan
arah. Konduktor ketiga merupakan konduktor netral sebagai
+V0
0,5A 0,5An
V0
V0
0,5A 0,5An
-
7/31/2019 Analisa Sistem Tenaga (Sutt)
16/235
Tinjauan Pada Sistem Tenaga
9
penghamtar balik sehingga di konduktor ini arus balik dari
konduktor pertama dan kedua berlawanan arah; jika pembebanan
seimbang kedua arus balik ini saling meniadakan. Hal ini
memungkinkan penampang konduktor netral dibuat kecil saja
sehingga total penampang konduktor dapat dikatakan tetap sama
denganA. Daya maksimum yang dapat ditransmisikan adalah
000)5.0(2 PVJAPb == (1.4)
Dari persamaan (1.4) terlihat bahwa kemampuan menyalurkan daya
pada konfigurasi (b) ini dua kali lipat dari konfigurasi (a).
Konfigurasi (c): Sistem ABB satu fasa, dua kawat; satu kawat fasa
dan yang lain kawat netral.
Misalkan gelombang tegangan sefasa dengan arusnya,
tVv m = cos tIi m = cos (1.5)
Daya sesaat adalah
( )tIVtIVvip mmmmc +=== 2cos12
cos2
(1.6)
Daya ini berfluktuasi dengan frekuensi 2. Nilai rata-rata bagianyang berada dalam tanda kurung adalah 1, sehingga daya rata-rata
(atau daya nyata) adalah
VIIVIV
P mmmm ===222
(1.7)
dengan V dan I adalah nilai efektif (rms). Arus efektif maksimumyang bisa disalurkan adalah
05.0 AJI= (1.8)
(di sini kita menganggap bahwa arus bolak-balik yang menglir di
konduktor terdistribusi secara merata di seluruh penampang
walaupun kenyataannya tidak demikian karena terjadi efek kulit.
Namun anggapan ini cukup layak untuk keperluan diskusi.)
Karena kita telah menetapkan bahwa tegangan konduktor tidak lebih
dari nilai batas V0 maka tegangan efektif maksimum adalah
0,707V0
0,5A 0,5An
-
7/31/2019 Analisa Sistem Tenaga (Sutt)
17/235
Tinjauan Pada Sistem Tenaga
10 Sudaryatno Sudirham,Analisis Rangkaian Listrik(3)
00 707,02
VV
V == (1.9)
Nilai ini yang dicantumkan pada gambar konfigurasi.
Daya maksimum yang dapat ditransmisikan adalah
0000
0 354.0354.02
5.0 PVAJV
AJIVPc ==== (1.10)
Persamaan (1.10) menunjukkan bahwa kemampuan penyaluran daya
pada konfigurasi ini hanya sekitar 35% dari kemampuan sistem AS
3 kawat. Selain itu, sebagaimana ditunjukkan oleh (1.6) penyaluran
daya berfluktuasi, berarti laju penyaluran energi tidaklah konstan.
Penyaluran energi semacam ini akan memaksa turbin penggerakgenerator juga memasok energi dengan laju yang berfluktuasi. Hal
demikian tentu tidak dikehendaki. Oleh karena itu konfigurasi ini
tidak digunakan untuk keluaran generator di pusat pembangkit.
Konfigurasi (d): sistem ABB satu fasa tiga kawat.
Sistem ini memiliki keuntungan seperti halnya untuk arus searah;
oleh karena itu daya maksimum yang mampu disalurkan adalah dua
kali lipat kemampuan penyaluran daya pada sistem ABB satu fasa
dua kawat (konfigurasi (c)).
0707,02 PPP cd == (1.11)
Nilai daya sesaat diperlihatkan pada Gb.1.3, bersama dengan nilai
sesaat daya pada konfigurasi (c). Perhatikan bahwa daya
berfluktuasi dengan nilai rata-rata yang positif. Walaupun daya
rata-rata bernilai positif, fluktuasi daya yang terjadi merupakan
kelemahan dari konfigurasi (d) dan (c). Penyaluran energi tidak
terjadi secara mantap; aliran energi berfluktuasi.
Konfigurasi (e): Sistem ABB, 2 fasa, 3 kawat; dua kawat fasa dan
satu kawat netral.
0,707V0
0,5A 0,5An
0,707V0
-
7/31/2019 Analisa Sistem Tenaga (Sutt)
18/235
Tinjauan Pada Sistem Tenaga
11
Jika tegangan dan arus di fasax adalah
tVv mx = cos tIi mx = cos (1.12.a)
dan di fasay berbeda 90o,
tVv my = sin tIi my = sin (1.12.b)maka daya sesaat menjadi
mmmmyyxxe IVttIVivivp =+=+=22
sincos (1.13)
Persamaan (1.13) ini cukup mengejutkan. Perhatikan bahwa daya
sesaat bernilai konstan. Daya rata-rata sama dengan daya sesaat.
mmee IVpP == (l5.14)
Karena tegangan tidak boleh melebihi batas V0 maka tegangan
maksimum adalah
0VVm = (1.15.a)
Arus di kedua fasa berbeda 90o, sehingga penghantar netral
mengalirkan arus 2 kali arus fasa; luas penampangnya juga harus
dibuat 2 kali sehingga perbandingan luas penampang konduktor
fasa dan netral adalah 1:1: 2 . Luas penampang konduktor fasa
menjadi ( =+ )22/(1 0,293 kaliA. Arus maksimum konduktor fasaadalah
2)293.0(0 AJIm = (1.15.b)
Sehingga daya rata-rata adalah
000 414.0
2
2)293,0(
2P
AJVIVP mme === (1.16)
0,707V0
0,293A 0,293A
n
0,707V00,414A
x y
-
7/31/2019 Analisa Sistem Tenaga (Sutt)
19/235
Tinjauan Pada Sistem Tenaga
12 Sudaryatno Sudirham,Analisis Rangkaian Listrik(3)
Perhatikan bahwa konduktor netral berpenampang lebih besar dari
konduktor fasa sebab ia harus mengalirkan arus 2 kali dari arus
fasa, jika sistem beroperasi dalam keadaan seimbang. Hal ini dapat
dimengerti karena arus balik dari kedua fasa berbeda 90o
dan bukan180
osehingga tidak saling meniadakan. Akan tetapi di konfigurasi
ini aliran daya tidak berfluktuasi seperti dinyatakan oleh persamaan
(1.13).
Konfigurasi (f): Sistem ABB 3 fasa, 4 kawat; tiga kawat fasa dan
satu kawat netral.
Tegangan dan arus fasa berbeda 120o. Dengan urutan fasa positif,
tegangan dan arus tersebut adalah:
).120(cos;0120(cos;cos
).120(cos);120(cos;cos
oo
oo
+===
+===
tIitIitIi
tVvtVvtVv
mcmbma
mcmbma(1.17)
Daya sesaat adalah
( ))120(cos)120(coscos o2o22 +++=++=
tttIV
ivivivp
mm
ccbbaaf(1.18)
Dengan memanfaatkan relasi trigonometri
2
2cos1cos
2 += (1.19)
persamaan (1.18) menjadi
( )
2
3
)2402cos()2402cos(2cos32
oo
mm
mmf
IV
tttIVp
=
++++=(1.20)
Sekali lagi kita lihat di sini bahwa daya sesaat sama dengan daya
rata-rata, yaitu
VIIV
pP mmff 32
3=== (1.21)
0,707V0
0,333A n
0,707V0
0,707V0
0,333A0,333A
-
7/31/2019 Analisa Sistem Tenaga (Sutt)
20/235
Tinjauan Pada Sistem Tenaga
13
Tegangan dan arus efektif yang diperkenankan adalah
00 333.0dan2
AJIV
V == (1.22)
sehingga
000 707.0333.02
3PAJ
VPf == (1.23)
Gb.1.3. Kurva daya terhadap waktu pada enam
konfigurasi saluran.
Hasil perhitungan untuk enam konfigurasi di atas, dimuatkan dalam
Tabel-1.1.
Tabel-1.1: Daya maksimum yang mampu ditransmisikan
pada enam kofigurasi
Konfigurasi Modus operasi Daya maksimum
a) Dua kawat AS 0.500P0
b) Tiga kawat AS 1,000P0c) Dua kawat ABB, 1 fasa 0,354P0
d) Tiga kawat ABB, 1fasa 0,707P0
e) Tiga kawat ABB, 2fasa 0,414P0
f) Empat kawat ABB, 3 fasa 0,707P0
Bagaimana memilih konfigurasi yang akan digunakan untuk
menyalurkan energi? Misalkan kita memilih sisem ABB.
Konfigurasi c) dan d) kelihatannya terpaksa kita tolak karena
1,141P0
1,000P0
0,707P0
0,500P0
0,354P0
Konfig. (a)
Konfig.(b)
Konfig. (e)
Konfig. (d), (f)
Konfig. (c)
t
-
7/31/2019 Analisa Sistem Tenaga (Sutt)
21/235
Tinjauan Pada Sistem Tenaga
14 Sudaryatno Sudirham,Analisis Rangkaian Listrik(3)
terjadinya fluktuasi aliran daya pada konfigurasi ini. Di antara
konfigurasi e) dan f) kita lebih memilih f) karena konfigurasi ini
memiliki kemampuan penyaluran daya lebih tinggi.
Bagaimanakah sistem penyaluran energi dengan jumlah fasa lebihbanyak? Sistem multifasa dengan konfigurasi N fasa, N+1 kawat
akan memiliki kemampuan penyaluran daya sebesar 0,707P0. Jadi
sistem 3 fasa 4 kawat merupakan sistem multi fasa yang paling
sederhana ditinjau dari kemampuan penyaluran daya.
Perhitungan-perhitungan di atas ditujukan hanya untuk melihat
kemampuan penyaluran daya di setiap konfigurasi. Dalam
pembangunan saluran transmisi masih harus diperhitungkan banyak
faktor, misalnya keperluan akan isolator, menara, susut energi.
Makin banyak kita gunakan saluran fasa, makin bayak diperlukanisolator dan perancangan menara pun harus disesuaikan.
Jika kita perhatikan Tabel-1.1 di atas, transmisi AS tiga kawat,
memiliki kemampuan penyaluran daya paling tinggi untuk total luas
penampang konduktor yang sama. Kemajuan teknologi telah
memungkinkan digunakannya sistem transmisi AS dan mengatasi
kendala yang selama ini dihadapi. Mulai dari suatu jarak transmisi
tertentu, biaya pembanguan sistem transmisi AS sudah menjadi
lebih rendah dari sistem ABB. PLN merencanakan pembangunan
transmisi AS untuk menghubungkan Sumatra dan Jawa.
1.4 Sumber Energi Primer
Sebagaimana telah disinggung, generator yang kita sebut sebagai
sumber, tidak lain adalah piranti pengubah (konversi) energi dari
energi non-listrik ke energi listrik. Dalam hal konversi elektro-
mekanik, energi non-listrik berupa energi mekanik yang diberikan
oleh turbin, dan turbin sendiri menerima energi masukan berupa
energi thermal yang diubah olehnya menjadi gerak putar untuk
memutar generator. Masukan energi thermal ke turbin berasal dari
sumber energi primer, yang dapat berupa energi thermal maupun
non-thermal.
1.4.1. Sumber Energi Primer pada Pusat Pembangkit Thermal
Batubara. Cadangan batubara Indonesia terlihat pada gambar
berikut.
-
7/31/2019 Analisa Sistem Tenaga (Sutt)
22/235
Tinjauan Pada Sistem Tenaga
15
Data: Pusat Informasi & Statistik Batubara dan Mineral, Ditjen GSM, DESDM. / RUKN.
Untuk pembangkitan, batubara harus diangkut dari lokasi tambang
ke pusat pembangkit. Untuk pusat pembangkit di Jawa, biaya angkut
ini tidak sedikit dan dapat terganggu bila cuaca buruk. Hasil
tambang batubara ada dua kategori yaitu batubara dengan
kandungan kalori tinggi dan kandungan kalori rendah.
Minyak Bumi. Gambar berikut menginformasikan cadangan
minyak Indonesia.
Data: Pusat Informasi Energi, DESDM. / RUKN.
Penggunaan minyak sebagai sumber energi primer untuk
pembangkitan energi listrik terus diusahakan untuk dikurangi
proporsinya karena harga yang terlalu tinggi.
Gas Alam. Cadangan gas bumi Indonesia terbaca pada gambar
berikut. Penggunaan gas alam sebagai sumber energi primer untuk
pembangkitan energi listrik diperbesar proporsinya untuk
-
7/31/2019 Analisa Sistem Tenaga (Sutt)
23/235
Tinjauan Pada Sistem Tenaga
16 Sudaryatno Sudirham,Analisis Rangkaian Listrik(3)
menggantikan minyak. Pengangkutan gas dari sumber gas ke pusat
pembangkit dilakukan melalui pipa gas.
Data: Pusat Informasi Energi, DESDM. / RUKN.
Panas Bumi..Energi panas bumi cukup banyak tersedia di Indonesia.
Penggunaan energi ini masih perlu dikembangkan. Gambar dan
daftar berikut ini memperlihatkan distribusi lokasi sumber energi
panas bumi.
1.Daerah Aceh 17 lks 9.Banten 5 lks 17.Sulawesi Utara 5 lks
2.Sumatra Utara 16 lks 10.Jawa Barat 40 lks 18.Gorontalo 2 lks
3.Sumatra Barat 16 lks 11 Jawa Tengah 14 lks 19.Sulawesi Tengah 14 lks
4.Riau 1 lks 12.DI Yogyakarta 1 lks 20.Sulawesi Selatan 16 lks
5.Jambi 8 lks 13.Jawa Timur 11 lks 21.Sulawesi Tenggara 13 lks6.Sumatra Selatan 8 lks 14.Bali 5 lks 22.Maluku 15 lks
7.Bengkulu 6 lks 15.NTB 3 lks 23.Papua 2 lks
8.Lampung 13 lks 16.NTT 18 lks 24.Kalimantan 3 lks
Total lokasi: 251Data: Pusat Informasi Energi, DESDM. /RUKN.
-
7/31/2019 Analisa Sistem Tenaga (Sutt)
24/235
Tinjauan Pada Sistem Tenaga
17
Biomassa. Sumber energi ini belum berkembang walaupun dalam
skala rumah tangga telah mulai dirintis.
Sampah. Sampah sebagai sumber pembangkit energi listrik masih
diwacanakan terutama untuk mengatasi masalah sampah di kotaBandung.
Energi Nuklir. Penggunaan energi nuklir di Indonesia masih dalam
tingkat wacana. Sementara itu Jerman sudah mulai meninggalkan
penggunaan energi nuklir untuk pembangkitan energi listrik.
1.4.2. Sumber Energi Primer Pusat Pembangkit Nonthermal
Tenaga Air (Hydro). Tenaga air merupakan sumber energi yang
paling murah dan kelangsungannya dapat dipercaya. Namun
pembangunannya memerlukan waktu lama dibandingkan dengan
pembangkit thermal. Dibandingkan dengan pembangkit thermal,
pembangkit tenaga air dapat di-startdengan sangat cepat; sementara
untuk men-start pembangkit thermal diperlukan waktu untuk
pemanasan. Oleh karena itu pembangkit tenaga air biasanya
digunakan sebagai pembangkit untuk memenuhi beban puncak,
sementara pembangkit thermal menanggung beban dasar.
Angin. Di Eropa energi angin telah banyak dimanfaatkan namun di
Indonesia masih belum berkembang walaupun telah mulai ada.Gelombang Laut. Sumber energi ini belum termanfaatkan di
Indonesia.
Arus laut.Di Indonesia sumber energi ini masih menjadi wacana.
Tenaga Surya. Di Indonesia Sumber energi ini telah mulai
dimanfaatkan baik sebagai sumber tenaga listrik stand alone
maupun sebagai pusat pembangkit walaupun masih dalam skala
yang tidak besar.
1.5. Beban
1.5.1. Pengelompokan Beban
Tujuan dibangunnya suatu sistem tenaga adalah untuk mencatu
energi ke beban yang berupa peralatan-peralatan yang mengubah
energi listrik menjadi bentuk energi yang sesuai dengan kebutuhan
pengguna. Jenis peralatan sangat beragam, ada yang statis, ada
yang berputar, ada pula yang merupakan gabungan statis dan
berputar. Dalam pengusahaan tenaga listrik beban tidak
-
7/31/2019 Analisa Sistem Tenaga (Sutt)
25/235
Tinjauan Pada Sistem Tenaga
18 Sudaryatno Sudirham,Analisis Rangkaian Listrik(3)
diklasifikasikan berdasarkan peralatan yang dicatu akan tetapi
berdasarkan sifat-sifat umum pengguna akhir. PLN melakukan
klasifikasi beban (pelanggan) sebagai berikut.
Beban Rumah Tangga. Energi di jenis beban ini digunakanuntuk mencatu peralatan rumah tangga yang sangat beragam.
Beban ini biasanya tersebar dalam area yang luas.
Beban Industri. Beban ini membutuhkan sejumlah besar energi
untuk keperluan manufaktur dan proses-proses produksi. Beban
demikian biasanya terlokalisasi pada titik-titik beban di area
tertentu.
Beban Komersial. Jenis beban ini bisa sekumpulan peralatan
kecil seperti di rumah tangga, akan tetapi memerlukan daya agakbesar untuk penerangan, pemanasan dan pendinginan. Beban ini
lebih tersebar dibandingkan dengan beban industri tetapi tidak
se-tersebar beban rumah tangga; misalnya pusat perbelanjaan,
bandara, hotel.
Beban Lain. Beban lain yang dimaksud di sini adalah beban-
beban yang terkait dengan pentarifan ataupun pelayanan tertentu.
Termasuk di dalamnya adalah beban kantor pemerintah, sosial,
dan penerangan jalan umum.
Di PLN jumlah pelanggan Rumah Tangga sangat dominan;
sementara jumlah pelanggan Industri dan pelanggan Komersial
sangat sedikit dibanding dengan jumlah pelanggan Rumah
Tangga. Namun demikian daya tersambung ke pelanggan tidaklah
proporsional dengan jumlah pelanggan. Dan sudah barang tentu
demikian juga dengan penggunaan energi per kelompok
pelanggan.
1.5.2. Model BebanUntuk keperluan analisis, kita perlu mengombinasikan berbagai
karakteristik piranti listrik yang jumlahnya ribuan ke satu titik
beban tertentu. Melakukan kombinasi secara harfiah tentulah tidak
mungkin. Oleh karena itu kita membangun model beban; beban
dapat kita modelkan sebagai sumber tegangan, atau sumber arus,
atau impedansi.
-
7/31/2019 Analisa Sistem Tenaga (Sutt)
26/235
Tinjauan Pada Sistem Tenaga
19
Model sumber tegangan Model sumber arus Model impedansi
Gb.1.4. Model-model beban
Model yang kita pilih tentulah yang mewakili sifat-sifat yang
menonjol dari beban. Beban yang pasif misalnya, kita modelkan
sebagai suatu impedansi. Beban yang karakter arusnya menonjol,
kita modelkan sebagai sumber arus; hal ini misalnya digunakanpada beban nonlinier.
1.5.3. Pengaruh Perubahan Tegangan dan Perubahan Frekuensi
Daya yang mengalir ke beban tergantung dari tegangan maupun
frekuensi. Apabila terjadi perubahan tegangan dan/atau perubahan
frekuensi, daya yang mengalir ke beban akan berubah pula.
Sesungguhnya, beban mengharapkan tegangan dan frekuensi tidak
berubah-ubah. Namun situasi operasional sering memaksaterjadinya perubahan-perubahan besaran tersebut. Masuknya
beban besar yang tiba-tiba ke jaringan akan diikuti oleh penurunan
tegangan; keluarnya beban besar yang tiba-tiba akan menyebabkan
kenaikan tegangan. Di jaringan sistem tenaga, dipasang peralatan
untuk membatasi lama terjadinya suatu perubahan tegangan. Pada
umumnya, jika perubahan tegangan tidak besar (karena tegangan
seharusnya tidak berubah-ubah, sesuai standar) pasokan daya ke
beban dapat didekati dengan hubungan linier
ffQV
VQPQf
fPV
VPPP
+
+=
+
+= 00 ; (1.24)
dengan 0VVV = = perubahan tegangan sekitar titik referensi
V0, 0fff = = perubahan frekuensi sekitar titik referensif0.
Diferensial parsialf
Q
V
Q
f
P
V
P
,,, dapat diturunkan melalui
rangkaian dengan model beban. Mereka juga dapat diturunkan dari
Beban
+
Z
E
Beban
++
Z
E
BebanZ
E+
-
7/31/2019 Analisa Sistem Tenaga (Sutt)
27/235
Tinjauan Pada Sistem Tenaga
20 Sudaryatno Sudirham,Analisis Rangkaian Listrik(3)
data-data yang dikumpulkan dari pengukuran praktis yang
kemudian dihitung menggunakan computer.
CONTOH-1.1: Kita akanmemperbandingkan
pengaruh perubahan
tegangan dan perubahan
frekuesi pada rangkaianR-L
seri dan rangkaianR-L parallel dengan melihat
VPVQfPVP /dan,/,/,/ .
Solusi untuk rangkaian seri:
222
2
222
2
222
22oo
)(0
0
LR
LVj
LR
RV
LjRLR
V
LjR
V
LjR
VVSseri
+
+
+=
++
=
=
+
==
IV
222
2222
2322222
222
2
2222222
22
222
2
2
;)(
2)(
2;
)(
2
LR
LV
V
Q
LR
VLLVLRQ
LR
LVQ
LR
RV
V
P
LR
LRVP
LR
RVP
seri
seriseri
seriseriseri
+
=
++=
+=
+=
+
=
+=
Solusi untuk rangkaian parallel:
L
V
V
Q
L
LVQ
L
VQ
R
V
V
PP
R
VP
L
Vj
R
V
LjRS
paralelparalelparalel
paralelparalelparalel
paralel
=
=
=
=
=
=
+=
+==
2;
)(
2;0
2
22
2
22VVVIV
Perhatikan: ketergantungan terhadap tegangan kedua rangkaian ini
sama, yaitu sebanding dengan tegangan. Akan tetapi
ketergantungan terhadap frekuensi sangat berbeda. Polinom
L
R+
v
R L
+
v
-
7/31/2019 Analisa Sistem Tenaga (Sutt)
28/235
Tinjauan Pada Sistem Tenaga
21
pangkat 4 dari penyebut pada /seriP membuat penyebut
hampir tak berubah bila terjadi perubahan hanya 10% misalnya;Oleh karena itu /seriP dapat dikatakan berbanding lurus
dengan . Sebaliknya /paralelP bernilai nol; perubahan
frekuensi tidak mempengaruhi besarnya daya nyata.
1.6. Sistem Polifasa
Kita telah mempelajari salah satu sistem polifasa yaitu sistem tiga-
fasa. Di sub-bab ini kita akan melihat secara lebih umum, dan juga
akan melihat bagaimana perhitungan-perhitungan dilakukan baik
pada kondisi pembebanan seimbang maupun tidak seimbang.
1.6.1. Sistem Polifasa Secara Umum
Kita lihat secara umum suatu sistem polifasa. Gb.1.5. berikut ini
memperlihatkan hubungan dua jaringan secara umum yaitu
jaringan A dan B yang dihubungkan dengan (N+1) konduktor.
Salah satu konduktor adalah konduktor netral; jadi sistem ini
adalah sistemNfasa.
Gb.1.5. Dua jaringan dihubungkan dengan (N+1) konduktor.
n
a
b
z
znV
aI
bI
zI
nI
anV bnV
Jaringan
A
Jaringan
B
.
.
.
. . . .
-
7/31/2019 Analisa Sistem Tenaga (Sutt)
29/235
Tinjauan Pada Sistem Tenaga
22 Sudaryatno Sudirham,Analisis Rangkaian Listrik(3)
Tegangan konduktor fasa terhadap netral adalah sebagai berikut
aaaan V ======== VV = tegangan fasa a.
bbbbn V ======== VV = tegangan fasa b.
zzzzn V ======== VV = tegangan fasaz.Arus di setiap penghantar fasa adalah
aaa I ====I = arus fasa a.
bbb I ====I = arus fasa b.
zzz I ====I = arus fasaz.
nnn I ====I = arus penghantar netral.
Menurut hukum arus Kirchhoff
0....... ====++++++++++++++++++++ nzcba IIIII (1.25)
Daya kompleks total (sejumlahNfasa) yang mengalir ke B adalah:
=
=+++=z
ai
izzbbaaNf SS IVIVIV ...... (1.26.a)
dengan
zcbai
S iii
,.......,,====
==== IV (1.26.b)
Dapat dimengerti pula bahwa
iiiiz
ai
iNf IVPPP ===
cos, (1.27.a)
iiii
z
ai
iNf IVQQQ ===
sin, (1.28.b)
Dalam kondisi pembebanan seimbang
fzba VVVV ==== ...... (1.29.a)
-
7/31/2019 Analisa Sistem Tenaga (Sutt)
30/235
Tinjauan Pada Sistem Tenaga
23
dan, dengan mengambil fasa a sebagai referensi,
360dan
.....;2;;0
o
N
nncba
=
====
(1.29.b)
Dalam pembebanan seimbang ini, arus fasa dan sudut adalah:
fzba IIII ==== ...... = arus fasa (1.30.a)
==================== zcba ....... = sudut faktor daya (1.30.b)
Urutan penamaan fasa abc. . . z kita sebut urutan positif. Jika
seandainya urutan penamaan ini kita balik, z . . cba maka kita
mempunyai urutan negatif.Sementara itu tegangan fasa-fasa adalah
jjii
jiij
VV
zcbaji
====
========
.......,,,VVV(1.31)
yang dalam kondisi seimbang akan menjadi
fji V======== VV = tegangan fasa-netral (1.32)
dan
)]cos(1[2 jifij VV ==== (1.33)
Perhatikan Gb.1.4. Gambar ini memperlihatkan hubungan
tegangan fasa-
netral
znbnan VVV .........,,
serta tegangan
fasa-fasaab
V
danazV .
Diperlihatkan
pula arus fasa
aI yang
lagging
terhadapanV .
abV
anV
znV
bnV
N
o360====
aI
azV
Gb.15.4 Fasor tegangan sistemN-fasa
seimbang.
-
7/31/2019 Analisa Sistem Tenaga (Sutt)
31/235
Tinjauan Pada Sistem Tenaga
24 Sudaryatno Sudirham,Analisis Rangkaian Listrik(3)
Perbandingan tegangan fasa-fasa terhadap tegangan fasa-netral
untukNdari 2 sampai 12 (dinormalisasi terhadap Va) diberikan
pada Tabel -1.1.
Table 1.1. Rasio tegangan fasa-fasa terhadap tegangan fasa
untuk sistem 2 12 fasa, dinormalisir terhadap Va[1]
N: 1 2 3 4 5 6
Vab/Va 2,000 1,732 1,414 1,176 1,000
Vac/Va 1,732 2,000 1,902 1,732
Vad/Va 1,414 1,902 2,000
Vae/Va 1,176 1,732
Vaf/Va 1,000
N: 7 8 9 10 11 12
Vab/Va 0,868 0,765 0,684 0,618 0,563 0,518
Vac/Va 1,564 1,414 1,286 1,176 1,081 1,000
Vad/Va 1,950 1,848 1,732 1,618 1,511 1,414
Vae/Va 1,950 2,000 1,970 1,902 1,819 1,732
Vaf/Va 1,564 1,848 1,970 2,000 1,980 1,932
Vag/Va 0,868 1,414 1,732 1,902 1,980 2,000
Vah/Va 0,765 0,286 1,618 1,819 1,932
Vai/Va 0,684 1,176 1,511 1,732
Vaj/Va 0,618 1,081 1,414
Vak/Va 0,563 1,000
Val/Va 0,518
Daya sesaat total untukN 3 adalah
=
== ==
cos
)cos()cos()2)(2(
ff
z
ai
i
z
ai
iiNf
INV
ittIVivp(1.34)
Persamaan (1.26) menunjukkan bahwa sistem ABB multifasa
memberikan transfer daya yang konstan seperti pada sistem AS.
Itulah sebabnya sistem tenaga dibangun sebagai sistem multifasa
-
7/31/2019 Analisa Sistem Tenaga (Sutt)
32/235
Tinjauan Pada Sistem Tenaga
25
yang beroperasi seimbang. Jika kita lanjutkan perhitungan kita
akan memperoleh relasi
=
=
=
sin
cos
ffNf
ffNf
ffNf
INVQ
INVP
INVS
(1.35)
1.6.2. Hubungan Bintang dan Hubungan Mesh
Jika jaringan B adalah jaringan pasif, ia dapat dinyatakan dengan
model impedansi. Impedansi pada sistem multifasa dapat
dihubungkan bintang ataupun mesh; rangkaian ini diperlihatkan
pada Gb.1.5.
Bintang Mesh
Gb.1.5 Hubungan bintang dan hubungan mesh.
Transformasi dari rangkaian bintang ke mesh diturunkan sebagaiberikut.
Rangkaian bintang :
Y
f
Y
anaY
Z
V
Z
o0========
VI (1.36)
Rangkaian mesh:
aYI
ZY
ZY
ZY
ZY.
.
.
a
b
c
z
aIa
b
c
z
Z
Z
Z
Z
-
7/31/2019 Analisa Sistem Tenaga (Sutt)
33/235
Tinjauan Pada Sistem Tenaga
26 Sudaryatno Sudirham,Analisis Rangkaian Listrik(3)
(((( ))))
)cos1(2
)101101(
1
====++++====
++++====++++====
Z
V
Z
V
ZZZ
foo
f
znanbnanazab
a VVVVVV
I(1.37)
Jika kedua rangkaian ini harus sama maka
YaYa ZZII )cos1(2 ======== (1.38)
CONTOH-1.2: Sumber 6 fasa seimbang dengan V01000o=aV ,
urutan fasa abc, mencatu beban 6 fasa seimbang S6f = 900 kVA,
faktor daya = 0.8 lagging. (a) Hitunglah arus fasa; (b) Hitungtegangan fasa-fasa ac; (c) Hitung impedansi ekivalen Y, ZY ; (d)
Hitung impedansi ekivalen , Z.
Solusi:
kV01V01000 oo ==aV
(a) A150
1
6/9006/6===
fasa
fasa
V
SI
(b) V031732120100001000 ooo === caac VVV
(c) o1 9.36)8.0(cos;67.6150
1000=====
fasa
fasaY
I
VZ
o9.3667.6 +=YZ
oo 9.3667.6)2/1(2)60cos1(2 +==== YYY ZZZZ
1.7. Sistem Tiga-fasa Seimbang
Sistem tiga-fasa adalah sistem multifasa yang paling sederhana.
Lihat Gb.1.6. Dengan urutan positif abc, tegangan-tegangan fasa
adalah
-
7/31/2019 Analisa Sistem Tenaga (Sutt)
34/235
Tinjauan Pada Sistem Tenaga
27
oo
o
o
120240
120
0
+===
==
==
ffccn
fbbn
faan
VV
V
V
VV
VV
VV
(1.39)
Tegangan fasa-fasa adalah
o
o
o
1503
903
303
+==
==
==
facca
fcbbc
faaab
V
V
V
VVV
VVV
VVV
(1.40)
Gb.1.6. Sistem tiga-fasa.
Jika jaringan B adalah jaringan pasif, ia dapat dimodelkan dengan
impedansi dan impedansi ini dapat terhubung Y atau , seperti
diperlihatkan oleh Gb.1.7.
Gb.1.7. Beban terhubung
dan terhubung Y.
a
b
c
Y
YZ
YZ
YZ
Z
a
b
c
Z
Z
n
a
b
c
aV bV cV
aI
bI
cI
nI
Jaringan
B
Jaringan
A
-
7/31/2019 Analisa Sistem Tenaga (Sutt)
35/235
Tinjauan Pada Sistem Tenaga
28 Sudaryatno Sudirham,Analisis Rangkaian Listrik(3)
Dalam kondisi seimbang, arus-arus fasa pada hubungan Y adalah
0
)240(
)120(
)0(
o
o
o
=
=
=
===
n
fc
fb
fY
f
Y
aa
I
I
IZ
V
Z
I
I
I
VI
(1.41)
Gb. 1.8. memperlihatkan diagram fasor tegangan dan arus pada
sistem tiga-fasa seimbang dengan beban induktif; arus lagging
terhadap tegangan.
Transformasi hubungan Y ke diberikan oleh (1.30), yang untuk
sistem tiga-fasao120==== .
YY ZZZ 3)cos1(2 == (1.42)
Jika diperlukan, arus pada cabang-cabang hubungan dapat
dihitung, dengan relasi
===
ZZZ
caca
bcbc
abab
VI
VI
VI ;; (1.43)
Gb.15.8. Diagram fasor sistem tiga
fasa seimbang; urutan fasa abc.
abV
aV
caV
bcV
cVbV
cV
aV
bVcI
aIbI
-
7/31/2019 Analisa Sistem Tenaga (Sutt)
36/235
Tinjauan Pada Sistem Tenaga
29
Hubungan arus fasaaI pada Gb.1.6, yang juga disebut arus saluran
(line current)LI , dengan arus pada cabang adalah
bccacabbcbcaaba IIIIIIIII === ;; (1.44)
1.8. Sistem Tiga-fasa Tak-seimbang
Dalam sistem tiga-fasa seimbang, besar tegangan adalah sama di
semua fasa dan antara fasa yang berurutan terdapat beda fasa 120o.
Demikian pula halnya dengan arus; keadaan ini membuat arus di
penghantar netral bernilai nol. Tidak demikian halnya dengan
keadaan tak-seimbang; tegangan dan arus di setiap fasa tidak sama
dan beda fasa antar tegangan fasa-netral tidak 120o
.
1.8.1. Komponen Simetris
Tegangan di setiap fasa (fasa-netral) sistem tak-seimbang dapat
kita tuliskan sebagai
cccbbbaaa VVV === VVV ;;
Satu kesatuan tiga fasor tak-seimbang ini, dipandang sebagai
terdiri dari tiga komponen fasor seimbang yaitu:komponen urutan positif
komponen urutan negatif
komponen urutan nol
Komponen urutan positif adalah fasor tiga-fasa seimbang dengan
selisih sudut fasa 120o, dengan urutan abc. Komponen urutan
negatif adalah fasor tiga-fasa seimbang dengan selisih sudut fasa
120o dengan urutan cba, dan komponen urutan nol adalah fasor
tiga-fasa tanpa selisih sudut fasa. Tiga set fasor seimbang inidigambarkan pada Gb.1.9. Perhatikanlah bahwa baik komponen
urutan positif maupun negatif, memiliki selisih sudut fasa 120o;
artinya kemunculan tegangan berselisih 120o secara berurutan,
sedangkan komponen urutan nol tidak memiliki selisih sudut fasa,
yang berarti gelombang tegangan di ketiga-fasa muncul dan
bervariasi secara bersamaan. Oleh karena itu jumlah fasor arus
urutan nol di titik penghatar netral tidaklah nol melainkan 3 kali
arus urutan nol.
-
7/31/2019 Analisa Sistem Tenaga (Sutt)
37/235
Tinjauan Pada Sistem Tenaga
30 Sudaryatno Sudirham,Analisis Rangkaian Listrik(3)
Komponen urutan nol diberi tambahan indeks 0, urutan positif
diberi tambahan indeks 1, urutan negatif dengan tambahan indeks
2. Komponen-komponen ini disebut komponen simetris. Dengan
komponen simetris ini maka pernyataan tegangan semula (yang
tidak seimbang) menjadi
210
210
210
;
;
cccc
bbbb
aaaa
VVVV
VVVV
VVVV
++=
++=
++=(1.45)
Urutan nol Urutan positif Urutan negatif
Gb.1.9. Komponen seimbang dari fasor tegangantiga-fasa
tak-seimbang.
1.8.2. Operator a
Penulisan komponen urutan dilakukan dengan memanfaatkan
operator a, yang sesungguhnya adalah fasor satuan yang
berbentuk
o1201====a (1.46)
Suatu fasor, apabila kita kalikan dengan a akan menjadi fasor lain
yang terputar ke arah positif sebesar 120o; dan jika kita kalikan
dengan a2
akan terputar ke arah posistif 240o
(operator semacamini telah pernah kita kenal yaitu operator o901=j ). Kitamanfaatkan operator a ini untuk menuliskan komponen urutan
positif dan negatif. Dengan operator a ini, indeks a,b,c dapat kita
hilangkan karena arah fasor sudah dinyatakan oleh operator a,
sehingga kita dapat menuliskan
2bV
2aV
2cV
1cV
1aV
1bV
000 ,, cba VVV
-
7/31/2019 Analisa Sistem Tenaga (Sutt)
38/235
Tinjauan Pada Sistem Tenaga
31
2222
222
02
11111
0000
;;
;;
VVVVVV
VVVVVV
VVVV
aa
aa
cba
acba
cba
===
===
===
sehingga
22
10
212
0
210
VVVV
VVVV
VVVV
aa
aa
c
b
a
++=
++=
++=
(1.47)
Agar lebih jelas, perhatikan Gb.1.10 berikut ini.
Urutan nol Urutan positif Urutan negatif
Gb.1.10. Penulisan komponen urutan denganmenggunakan operator a.
Persamaan (1.47) dapat kita tuliskan dalam bentuk matriks
menjadi
=
2
1
0
2
2
1
1
111
V
V
V
V
V
V
aa
aa
c
b
a
(1.48)
1.8.3. Mencari Komponen Simetris
Komponen simetris adalah besaran-besaran hasil olah matematik;
ia tidak diukur dalam praktek. Yang terukur adalah besaran-
besaran yang tak-seimbang yaitu cba VVV ,, . Komponen simetris
dapat kita cari dari (1.47.a) dengan menjumlahkan fasor-fasor dan
dengan mengingat bahwa (1 + a + a2) = 0, yaitu
0V
11 ca VV ====
11 aVV ====
112
ba VV ====
22 aVV ====
22 ba VV ====
222
ca VV ====
-
7/31/2019 Analisa Sistem Tenaga (Sutt)
39/235
Tinjauan Pada Sistem Tenaga
32 Sudaryatno Sudirham,Analisis Rangkaian Listrik(3)
22
10
212
0
210
VVVV
VVVV
VVVV
aa
aa
c
b
a
++=
++=
++=
022
12
0 3)1()1(3 VVVVVVV =++++++=++ aaaacba
( )cba VVVV ++=3
10 (1.49.a)
Jika baris ke-dua (1.47.a) kita kalikan dengan a dan baris ke-tiga
kita kalikan dengan a2, kemudian kita jumlahkan, kita peroleh:
24
13
022
22
13
0
210
VVVV
VVVV
VVVV
aaaa
aaaa
c
b
a
++=
++=
++=
122
1022 3)1(3)1( VVVVVVV =++++++=++ aaaaaa cba
( )cba aa VVVV 213
1++= (1.49.b)
Jika baris ke-dua (1.47.a) kita kalikan dengan a2 dan baris ke-tiga
kita kalikan dengan a, kemudian kita jumlahkan, kita peroleh:
23
12
0
23
14
022
210
VVVV
VVVV
VVVV
aaaa
aaaa
c
b
a
++=
++=
++=
2212
022 33)1()1( VVVVVVV =++++++=++ aaaaaa cba
( )cba aa VVVV ++= 213
1(1.49.c)
Relasi (1.49.a,b,c) kita kumpulkan dalam satu penulisan matriks:
=
C
B
A
aa
aa
V
V
V
V
V
V
1
1
111
3
1
2
2
2
1
0
(1.50)
-
7/31/2019 Analisa Sistem Tenaga (Sutt)
40/235
Tinjauan Pada Sistem Tenaga
33
Dengan demikian kita mempunyai dua relasi antara besaran fasa
dan komponen simetrisnya yaitu (1.48) dan (1.50) yang masing-
masing dapat kita tuliskan dengan lebih kompak sebagai berikut:
abc
abc
VTV
VTV~
][~
~][~
1012
012
=
=(1.51.a)
dengan
[ ]
1
1
111
T2
2
=
aa
aa dan [ ]
=
aa
aa2
21
1
1
111
3
1T (1.51.b)
Dengan cara yang sama kita dapat memperoleh relasi untuk arus
abc
abc
ITI
ITI
~][
~
~][
~
1012
012
=
=(1.51.c)
1.8.4. Relasi Transformasi
Relasi (1.51) inilah pasangan relasi untuk menghitung komponen
urutan jika diketahui besaran fasanya, dan sebaliknya menghitung
besaran fasa jika diketahui komponen urutannya; mereka kitasebut relasi transformasi fasor tak-seimbang. Perhatikan sekali
lagi bahwa masing-masing komponen urutan membentuk fasor
seimbang; komponen simetris adalah besaran-besaran hasil olah
matematik, tidak diukur dalam praktek; yang terukur adalah
besaran-besaran yang tak-seimbang yaitu cba VVV ,, .
CONTOH-1.3: Diketahui 0and,601,601oo === cba III ,
hitunglah komponen-komponen simetrisnya .
Solusi:
( ) ( )
( )
( ) ( )o
oo21
602
3
1732,11
3
1
0)866,05,0()866,05,0(3
1
06016013
1
3
1
=+=
++++=
++=++=
j
jj
aa cba IIII
-
7/31/2019 Analisa Sistem Tenaga (Sutt)
41/235
Tinjauan Pada Sistem Tenaga
34 Sudaryatno Sudirham,Analisis Rangkaian Listrik(3)
( ) ( )
( )
( ) o
oo22
120333,0866,05,03
1
01)866,05,0(3
1
018016013
1
3
1
=+=
++=
++=++=
j
j
aa cba IIII
( ) ( )
( )
( ) o
oo0
0333,00131
0)866,05,0()866,05,0(3
1
06016013
1
3
1
=+=
+++=
++=++=
j
jj
cba IIII
Perhatikan: perhitungan dalam soal ini memberikan
o
00
ooo2
22
ooooo11
0333,0
360333,0120333,02401
180667,0)60120(3
260
3
21201
==
===
=+===
II
II
II
c
c
c
a
a
sedangkan diketahui 0=cI
Kita yakinkan:
0333,0333,0667,0021 ++=++= cccc IIII
1.8.3. Impedansi Urutan
Jika impedansiCBA
ZZZ ,, merupakan impedansi-impedansi
dengan tegangan antar terminal masing-masing ''' ,, ccbbaa VVV
maka
=
c
b
a
ABC
cc
bb
aa
Z
I
I
I
V
V
V
][
'
'
'
atau lebih kompak
-
7/31/2019 Analisa Sistem Tenaga (Sutt)
42/235
Tinjauan Pada Sistem Tenaga
35
abcABCabc Z IV~][
~)'( = (1.52)
)'(~
abcV adalah tegangan antar terminal impedansi dan abcI~
adalah arus yang melalui impedansi. [ ]ABCZ adalah matriks 3 3,yang elemen-elemennya merupakan impedansi total yang terdiri
dari impedansi sendiri dan impedansi bersama. Kita akan melihat
sebuah contoh saluran transmisi yang mendapat pembebanan tidak
seimbang.
CONTOH-1.4: Suatu saluran tiga-fasa masing masing memiliki
reaktansi sediriXs sedangkan antar fasa terdapat reaktansi bersama
Xm. Resistansi konduktor diabaikan. Tentukanlah impedansi urutan.Perhatikan bahwa Xs adalah reaktansi sendiri dan Xm adalah
reaktansi bersama antar konduktor.
Solusi:
csbmamcccc
cmbsambbbb
cmbmasaaaa
jXjXjX
jXjXjX
jXjXjX
IIIVVV
IIIVVV
IIIVVV
++==
++==
++==
''
''
''
yang dapat dituliskan dalam bentuk matriks
=
c
b
a
smm
msm
mms
c
b
a
c
b
a
XXX
XXX
XXX
j
I
I
I
V
V
V
V
V
V
'
'
'
dan dapat dituliskan dengan lebih kompak
.
.
.
mX mX
mX sX
sX
sX
aI
bI
cI
cba III ++
aV
bV
cV
aV
bV
cV
-
7/31/2019 Analisa Sistem Tenaga (Sutt)
43/235
Tinjauan Pada Sistem Tenaga
36 Sudaryatno Sudirham,Analisis Rangkaian Listrik(3)
abcABCabcabc Z IVV~][
~~=
Karena
0121
012012
~
][
~
dan,
~
][
~
,
~
][
~
ITIVTVVTV ===
abcabcabc
maka relasi diatas menjadi
012012012~
][][~
][~
][ ITVTVT ABCZ= atau
0121
012012~
][][][~~
ITTVV ABCZ=
Pada relasi terakhir ini terdapat faktor
[ ] [ ][ ]TT1
ABCZ
yang dapat kita hitung sebagai berikut:
[ ] [ ][ ]
+
=
++++ ++++
+++
=
=
ms
ms
ms
msmsms
msmsms
msmsms
smm
msm
mms
ABC
XX
XX
XX
j
aaaa
XaaXXaXaXXXaXaXaaXXX
XXXXXXj
aa
aa
XXX
XXX
XXX
j
aa
aaZ
00
00
002
11
111
)1()1()1()1(
222
3
1
1
111
1
1
111
3
1TT
2
2
22
22
2
2
2
21-
Hasil perhitungan ini memberikan relasi berikut
012012012
2
1
0
012012012
~][
~
00
00
00
~
00
00
002~~
II
IVV
Z
Z
Z
Z
XX
XX
XX
j
ms
ms
ms
=
=
=
+
=
-
7/31/2019 Analisa Sistem Tenaga (Sutt)
44/235
Tinjauan Pada Sistem Tenaga
37
Jika didefinisikan:
Impedansi urutan nol )2(0 ms XXjZ +=
Impedeansi urutan positif )(1 ms XXjZ = Impedansi urutan negatif )(2 ms XXjZ =
Rangkaian ekivalen urutan dari rangkaian dalam relasi ini
digambarkan sebagai berikut:
Urutan nol Urutan positif Urutan negatif
1.9.4. Daya Pada Sistem Tak-seimbang
Daya pada sistem tiga-fasa adalah jumlah daya setiap fasa.
++= ccbbaafS IVIVIV3 atau dalam bentuk matriks
[ ]
=
= abcabcT
c
b
a
cbafS IV
I
I
I
VVV~~
3 (1.53)
( abcTV~
adalah transposisi dari abcV~
)
Karena 012012~
][~
dan~
][~
ITIVTV == abcabc , maka relasidiatas menjadi
= 0120123~
][][~
ITTV TfS (1.54)
Catatan: TTabcTabc ][~~
~
][~
012012 TVVVTV ==
== 012012~][~~][~ ITIITI abcabc
Pada (1.54) terdapat faktor [ ] [ ]TT T yang dapat kita hitung
[ ] [ ]
=
=
=
100
010
001
3
300
030
003
1
1
111
1
1
111
TT2
2
2
2
aa
aa
aa
aaT
0Z
0V 0V 1Z
1V 1V 2Z
2V 2V
-
7/31/2019 Analisa Sistem Tenaga (Sutt)
45/235
Tinjauan Pada Sistem Tenaga
38 Sudaryatno Sudirham,Analisis Rangkaian Listrik(3)
Dengan demikian (1.54) dapat dituliskan
= 0120123~~
3 IV TfS atau
++= 2211003 3 IVIVIVfS (1.55)
CONTOH-1.5: Hitunglah daya tiga-fasa pada kondisi tidak
seimbang seperti berikut:
A
10
10
10
dankV
0
10
10
=
=
j
ABCABC IV
Solusi (1):
[ ]
==
10
10
10
dan01010
j
ABCABCT IV
Kita akan menghitung daya tiga-fasa langsung dengan
mengalikan kedua matriks kolom ini
[ ] kVA)100100(0100100
10
1010
010103 jjj
S f =++=
=
Hasil ini kita peroleh dengan mengaplikasikan langsung
formulasi daya dengan mengambil nilai-nilai tegangan dan arus
yang tidak simetris. Berikut ini kita akan menyelesaikan soal ini
melalui komponen simetris.
Solusi (2):Tegangan urutan adalah:
[ ]
+
+=
==
01010
01010
0
3
1
0
10
10
1
1
111
3
1~T
~
22
21012
a
a
aa
aaABCVV
Dari sini kita hitung T012~V
[ ]1010101003
1~ 2012 aaT = V
-
7/31/2019 Analisa Sistem Tenaga (Sutt)
46/235
Tinjauan Pada Sistem Tenaga
39
Arus urutan adalah:
[ ]
+
+=
+
+=
=
==
1010
1010
0
3
1~
1010
1010
0
3
1
101010
101010
0
3
1
10
10
10
1
1
111
3
1~T
~
012
2
2
2
21
012
j
j
j
j
aaj
aaj
j
aa
aaABC
I
II
Daya tiga-fasa adalah
[ ]
[ ]( ) kVA)100100(300300
3
1
)1010)(1010()1010)(1010(031
1010
1010
0
101010-1003
1
3
13
~3
2
2
0120123
jj
jaja
j
jaa
S Tf
==
++++=
+
+=
= IV
(catatan: 12 =+ aa )
Komentar: Hasil perhitungan dengan perkalian langsung
tegangan dan arus tak-seimbang sama dengan hasil
perkalian melalui komponen simetris. Jika hasilnya sama,mengapa kita harus bersusah payah mencari komponen
simetris terlebih dulu? Persoalan pada pembebanan tak-
seimbang tidak hanya menghitung daya, tetapi juga arus
dan tegangan; misalnya menghitung arus hubung singkat
yang tidak simetris, yang tetap memerlukan perhitungan
komponen simetris.
-
7/31/2019 Analisa Sistem Tenaga (Sutt)
47/235
Tinjauan Pada Sistem Tenaga
40 Sudaryatno Sudirham,Analisis Rangkaian Listrik(3)
1.9. Pernyataan Sistem Tenaga
Sistem tenaga merupakan rangkaian listrik yang rumit. Disamping
banyaknya macam piranti yang ada di dalamnya, sistem ini jugasistem multifasa (umumnya tiga-fasa), dan ia beroperasi pada
banyak tingkat tegangan. Agar analisis dapat dilakukan, maka
sistem tenaga harus dapat dinyatakan secara mudah.
1.9.1. Diagram Satu Garis
Langkah pertama dalam analisis adalah memindahkan rangkaian
sistem tenaga ke atas kertas dalam bentuk diagram rangkaian.
Diagram rangkaian untuk sistem tenaga berupa diagram satu garis
(single line diagram). Diagram ini sederhana namun menunjukkan
secara lengkap interkoneksi berbagai piranti. Walaupun hanya satu
garis, ia menggambarkan sistem multifasa. Berikut ini contoh dari
diagram satu garis.
Gb.1.11. Diagram satu garis.
Gb.1.11. memperlihatkan sebuah generator terhubung Y, dengan
titik netral yang ditanahkan melalui sebuah impedansi. Generator
ini dihubungkan ke trasformator tiga belitan melalui bus-1. Belitanprimer trafo terhubung , belitan sekunder terhubung Y dengan
titik netral ditanahkan langsung dan terhubung ke bus-2,
sedangkan belitan tertier dihubungkan masuk ke bus-3 untuk
mencatu beban.
Dari bus-2 melalui circuit breaker masuk ke saluran transmisi
melalui bus-4. Ujung saluran transmisi melalui bus-5 terhubung ke
transformator 2 belitan; transformator ini terhubung Y- dengan
Generator
Y-ditanahkanmelalui
impedansi
beban
Saluran
transmisi
Trafo2 belitan
bebanNomer bus
Trafo
3 belitan
CircuitBreaker
GYZ
Y
Y1
3
2 4
5 6
-
7/31/2019 Analisa Sistem Tenaga (Sutt)
48/235
Tinjauan Pada Sistem Tenaga
41
titik netral primernya ditanahkan langsung. Sekunder
transformator terhubung ke bus-6 untuk mencatu beban.
Dalam diagram satu garis, impedansi-impedansi tidak
digambarkan. Untuk analisis, diagram satu garis perluditerjemahkan menjadi diagram rangkaian listrik model satu
fasa seperti terlihat pada Gb. 1.12.
Gb.1.12. Model satu fasa dari diagram satu garis Gb.1.11.
Dengan model satu fasa inilah analisis dilakukan. Dalam Gb.1.12.
ini saluran transmisi dinyatakan dengan rangkaian ekivalennya,
yaitu rangkaian ekivalen , yang akan kita pelajari lebih lanjut.
1.9.2. Sistem Per-Unit
Sistem per-unit sesungguhnya merupakan cara penskalaan atau
normalisasi. Besaran-besaran sistem dalam satuan masing-masing,
tegangan dalam volt arus dalam ampere impedansi dalam ohm,
ditransformasikan ke dalam besaran tak berdimensi yaitu per-unit
(disingkat pu). Pada mulanya transformasi ke dalam per-unit
dimaksudkan untuk mempermudah perhitungan, namun dengan
perkembangan penggunaan computer maksud penyederhanaan itu
sudah kurang berarti lagi. Walaupun demikian, beberapakeuntungan yang terkandung dalam sistem per-unit (yang akan
kita lihat kemudian) masih terasakan dan oleh karena itu kita akan
pelajari.
Nilai per-unit dari suatu besaran merupakan rasio dari besaran
tersebut dengan suatu besaran basis. Besaran basis ini berdimensi
sama dengan dimensi besaran aslinya sehingga nilai per-unit
besaran itu menjadi tidak berdimensi
Transformator
Rangkaian
ekivalen
salurantransmisi
Transformator
bebanbeban
Circuit
breaker
Generator
1
3
2 4 5 6
+
-
7/31/2019 Analisa Sistem Tenaga (Sutt)
49/235
Tinjauan Pada Sistem Tenaga
42 Sudaryatno Sudirham,Analisis Rangkaian Listrik(3)
snilai basi
ngguhnyanilai sesuunit-perNilai =
Nilai sesungguhnya mungkin berupa bilangan kompleks, namun
nilai basis yang ditetapkan adalah bilangan nyata. Oleh karena itusudut fasa nilai dalam per-unit sama dengan sudut fasa
sesungguhnya.
Sebagai contoh kita ambil daya kompleks
)( == VIS IV (1.56)
di mana adalah sudut fasa tegangan dan adalah sudut fasaarus. Untuk menyatakan Sdalam per-unit kita tetapkan Sbasisyang
berupa bilangan nyata, sehingga
)()(
=
= pubasis
pu SS
SS (1.57)
Didefinisikan pula bahwa
basisbasisbasis IVS = (1.58)
Nilai Sbasis dipilih secara bebas dan biasanya dipilih angka yang
memberi kemudahan seperti puluhan, ratusan dan ribuan. JikaSbasis sudah ditentukan kita harus memilih salah satu Vbasis atau
Ibasis untuk ditentukan secara bebas, tetapi tidak kedua-duanya bisa
dipilih bebas.
Jika kita hitung Spu dari (1.56) dan (1.57) kita peroleh
=
== pupubasisbasisbasis
pu IVIV
IV
S
SS (1.59)
Nilai basis untuk impedansi ditentukan menggunakan relasi
basis
basis
basis
basisbasis
S
V
I
VZ
2
== (1.60)
Dengan Zbasis ini relasi arus dan teganganI
VIV == atau ZZ
akan memberikan
-
7/31/2019 Analisa Sistem Tenaga (Sutt)
50/235
Tinjauan Pada Sistem Tenaga
43
basisbasisbasis IVZ
Z
/
/IV= atau
pu
pupu
I
VZ = (1.61)
Karena jXRZ += maka
basisbasisbasisbasis Z
Xj
Z
R
Z
jXR
Z
Z+=
+= atau
pupupu jXRZ += (1.62)
Jadi tidaklah perlu menentukan nilai basis untukR dan X secara
sendiri-sendiri. Selain itu tidak pula diperlukan menentukan nilai
basis untu P dan Q secara sendiri-sendiri pula.
basisbasis S
jQP
S
S += atau
pupupu jQPS += (1.63)
Contoh-1.6:Nyatakanlah
besaran-besaranpada rangkaian
satu fasa berikut
ini dalam per-
unit dengan mengambil Sbasis = 1000 VA dan Vbasis = 200 V.
Solusi:
V200VA;1000 == basisbasis VS
A5200
1000
=== basis
basisbasis V
S
I
=== 405
200
basis
basisbasis
I
VZ
Maka: pu01200
0200 oo
=
=puV
pu1,0
40
4==puR
V0200 o=V 4 4j 8j
-
7/31/2019 Analisa Sistem Tenaga (Sutt)
51/235
Tinjauan Pada Sistem Tenaga
44 Sudaryatno Sudirham,Analisis Rangkaian Listrik(3)
pu1,040
4==CpuX
pu2,040
8==
LpuX
Transformasi rangkaian dalam per-unit menjadi seperti
gambar di bawah ini.
pu4521,01,01,02,01,01,0 o=+=+= jjjZpu
pu45254520,1
01 oo
o
=
==
pu
pupu
Z
VI
pu4525452501 ooo === pupupu IVS
1.9.3. Sistem Per-Unit Dalam Sistem Tiga-fasa
Di sub-bab sebelumnya, kita lihat aplikasi sistem per-unit pada
sistem satu fasa. Untuk sistem tiga-fasa (yang kita ketahui bahwa
sistem tiga-fasa ini sangat luas dipakai dalam penyediaan energi
listrik) dikembangkan pengertian nilai basis tambahan sebagai
berikut.
3/
3
3
3
3
basisbasis
basisYbasis
basisasisf
basisbasis
basisYbasis
basisbasisff
basisbasisf
II
II
II
ZZZZ
VV
SS
=
=
=
==
=
=
(1.64)
Bagaimana implementasi dari nilai-nilai basis di atas, akan kita
lihat pada contoh berikut ini.
pu1,0 pu1,0jpu2,0jpu01
o
-
7/31/2019 Analisa Sistem Tenaga (Sutt)
52/235
Tinjauan Pada Sistem Tenaga
45
Contoh-1.5: Sebuah sumber tiga-fasa dengan tegangan fasa-fasa 6
kV mencatu dua beban seimbang yang tersambung parallel: beban-
A: 600 kVA, faktor daya 0,8 lagging, beban-B: 300 kVA, faktor
daya 0,6 leading. Tentukan nilai basis untuk sistem ini, hitung arus
saluran dalam per-unit dan dalam ampere, dan impedansi beban A.
Solusi:
Penentuan nilai basis adalah sembarang. Kita pilih S3f basis = 600
kVA dan Vff basis= 6 kV, sehingga
===
===
==
==
6074,57
3464
A74,573/6
200
V34643
6
2003
600
basis
basisbasis
basis
basisbasis
basis
basis
I
VZ
V
SI
V
kVAS
Sumber ini terbebani seimbang sehingga hanya ada urutan positif.
Besaran per fasa adalah:
Beban-A:
9,361200
9,36200
kVA9,36200
)(f.d.9,36)8,0(coskVA;2003
600
oo
o
o1
=+
==
=
+====
basis
AApu
A
AA
S
SS
S
lagS
6,08,09,3619,36101
9,361
;013/6
3/6
o
o
o
o
jIV
SI
V
ApuApu
ApuApu
Apu
===
==
==
-
7/31/2019 Analisa Sistem Tenaga (Sutt)
53/235
Tinjauan Pada Sistem Tenaga
46 Sudaryatno Sudirham,Analisis Rangkaian Listrik(3)
Beban-B:
4,03,01,535,0
1,535,0
01
1,535,0
01
1,535.0200
1,53100
kVA1,53100
)(f.d.1,53)6,0cos(kVA;100
3
300
o
o
o
o
o
oo
o
o
jI
V
SI
VV
S
SS
S
leadS
Bpu
Bpu
BpuBpu
ApuBpu
basis
BBpu
B
BB
+==
=
==
==
=
==
=
====
Arus saluran:
2,01,14,03,06,08.0 jjjIII BpuApupu =++=+=
A3,1055,6455,1151,6374,57)2,01,1( o=== jjI
Impedansi beban-A:
o
o
o
9,361361
01=
==
Apu
ApuApu
I
VZ
+== )3648(9,3660 o jZA
-
7/31/2019 Analisa Sistem Tenaga (Sutt)
54/235
Saluran Transmisi
47
BAB 2 Saluran Transmisi
Saluran transmisi merupakan koridor yang harus dilalui dalam
penyaluran energi listrik. Saluran transmisi biasanya dinyatakan
menggunakan rangkaian ekivalen. Hal ini telah kita lihat secara
selintas pada pembahasan diagram satu garis, Gb.1.9. Walaupun
rangkaian ekivalen saluran transmisi cukup sederhana, ada empat
hal yang perlu kita perhatikan yaitu:
Resistansi konduktor,
Imbas tegangan di satu konduktor oleh arus yang mengalirdi konduktor yang lain,
Arus kapasitif karena adanya medan listrik antar konduktor,
Arus bocor pada isolator.
Dalam analisis sistem tenaga, arus bocor pada isolator biasanya
diabaikan karena cukup kecil dibandingkan dengan arus konduktor.
Namun masalah arus bocor menjadi sangat penting jika kita
membahas isolator karena arus bocor ini mengawali terjadinyakerusakan pada permukaan isolator yang dapat mengakibatkan
flashoverdan kegagalan sistem.
Karena saluran udara memanfaatkan udara sebagai bahan isolasi,
perlu kita lihat besaran-besaran fisis udara yang akan masuk dalam
perhitungan-perhitungan saluran transmisi, yaitu:
Permeabilitas: permeabilitas magnetik udara dianggap sama
dengan permeabilitas ruang hampa:
H/m104 700 == r
Permitivitas: permitivitas listrik udara dianggap sama dengan
permitivitas ruang hampa:
F/m36
10 9
00 ==
r
-
7/31/2019 Analisa Sistem Tenaga (Sutt)
55/235
Saluran Transmisi
48 Sudaryatno Sudirham,Analisis Rangkaian Listrik(3)
2.1. Impedansi dan Admitansi
2.1.1. Resistansi
Material yang biasa digunakansebagai konduktor adalah tembaga
dan aluminum. Untuk saluran transmisi banyak digunakan
aluminum dan kita mengenal jenis-jenis konduktor aluminum,
seperti:
Aluminum: AAL (all aluminum coductor) Aloy aluminum: AAAL (all aluminum alloy conductor) Aluminum dengan penguatan kawat baja: ACSR
(aluminum conductor steel reinforced)Data mengenai ukuran, konstruksi, resistansi [ per km], radius[cm], GMR [cm] (Geometric Mean Radius), serta kemampuan
mengalirkan arus [A], dapat kita peroleh dari standar / spesifikasi;
untuk sementara kita tidak membahasnya.
Relasi resistansi untuk arus searah adalah
= A
lRAS (2.1)
dengan l panjang konduktor [m], A luas penampang konduktor[m2], dan adalah resistivitas bahan.
C][20.m1077,1
C][20.m1083,2
o8
o8
=
=
Al
Al
Resistansi tergantung dari temperature,
01
02
12 TT
TT
TT +
+= (2.2)
Untuk aluminum C228o0 =T ; untuk tembaga C241o
0 =T
Resistansi untuk arus bolak-balik lebih besar dari resistansi untuk
arus searah karena ada efek kulityaitu kecenderungan arus bolak-
balik untuk mengalir melalui daerah pinggiran penampang
konduktor.
-
7/31/2019 Analisa Sistem Tenaga (Sutt)
56/235
Saluran Transmisi
49
Selain daripada itu, kondukor saluran transmisi merupakan pilinan
konduktor sehingga panjang konduktor sesungguhnya lebih dari
panjang lateral yang kita ukur.
2.1.2. Induktansi
Arus di suatu konduktor menimbulkan medan magnit di
sekelilingnya dan juga di dalam konduktor itu sendiri walaupun
yang di dalam konduktor tidak merata di seluruh penampang.
Menurut hukum Ampere, jika arus yang mengalir pada konduktor
adalah i maka medan magnet H di sekitar konduktor diperoleh
dengan relasi =l
iHdl . Di titik berjarakx di luar konduktor
relasi ini menjadi
x
iHx
=2
(2.3)
Jika konduktor kita anggap sangat panjang dan l adalah satu
segmen dari padanya, maka fluksi magnet yang melingkupi
segmen ini sampai jarakDx dari konduktor adalah
r
Dildx
x
ilHldx
xD
r
D
r
xx
ln22
=
==
(2.4)
dimana r adalah radius konduktor. Persamaan (2.4) ini adalah
fluksi lingkup di luar konduktor. Masih ada fluksi di dalam
konduktor yang harus diperhitungkan. Untuk mencakup fluksi di
dalam konduktor tersebut, didefinisikan suatu radius ekivalen yang
disebut Geometric Mean Radius (GMR), r, sehingga (2.4) menjadi
r
Dil x
= ln
2
(2.5)
GMR adalah suatu radius fiktif yang lebih kecil dari radius fisik
konduktor. Radius fiktif (GMR) ini kita anggap sebagai radius
konduktor manakala kita berbicara tentang fluksi magnet sekitar
konduktor. Dengan r yang lebih kecil dari r ini, kita telahmemperhitungkan adanya fluksi magnet di dalam konduktor.
-
7/31/2019 Analisa Sistem Tenaga (Sutt)
57/235
Saluran Transmisi
50 Sudaryatno Sudirham,Analisis Rangkaian Listrik(3)
2.1.2.1. Sistem Dua Konduktor
Kita perhatikan suatu saluran daya listrik yang terdiri dari dua
konduktor, satu adalah saluran kirim dan satu lagi saluran balik.Saluran kirim dialiri arus i sedangkan saluran balik juga dialiri
arus i tetapi dengan arah yang berlawanan; hal ini digambarkan
pada Gb.2.1. Kita pandang sistem dua konduktor ini sebagai satu
segmen dari loop yang sangat panjang. Pada ujung-ujung
segmen loop ini terdapat tegangan di antara kedua konduktor,
yaitu AA vv dan .
Jika panjang segmen ini adalah l maka arus iA di saluran A
memberikan fluksi lingkup menembus bidang segmen loop inisebesar
A
ANAAN
r
Dli
= ln
21 (2.6.a)
Arus iA di saluran balik N memberikan fluksi lingkup sebesar
N
ANAAN
r
Dli
= ln
22 (2.6.b)
Di ruang antara A dan N, fluksi 1AN dan 2AN saling menguatkan sehinggafluksi lingkup total menjadi
NA
ANAAAAN
rr
Dli
=+=
2
21 ln2
(2.6.c)
AN adalah fluksi lingkup konduktorA-N yang ditimbulkan oleh iA, dan
Gb.2.1. Saluran kirim A dan saluran balik N.
N
A
N
AAi
Ai
Av Av
Nkonduktor:
Akonduktor:
NkeAjarak:
GMRr
GMRr
D
N
A
AN
A
AND
N
Fluksi saling
menguatkan
-
7/31/2019 Analisa Sistem Tenaga (Sutt)
58/235
Saluran Transmisi
51
merupakan fluksi sendiri yang akan memberikan induktansi
sendiri LAA.
2.1.2.2. Sistem Tiga Konduktor
Kita lihat sekarang sistem tiga konduktor, saluran kirim A dan B
serta saluran balik N, seperti terlihat pada Gb.2.2. Arus iAdan iB
masing-masing mengalir di A dan B sedang di N mengalir arus
balik )( BA ii + . Kita akan menghitung fluksi lingkup segmenloop yang menjadi perhatian kita yaitu fluksi lingkup pada
segmen loop yang dibentuk oleh saluran A dan saluran balik N.
Dalam situasi ini arus iA di konduktor A dan arus balik (iA+iB) di
N memberikan fluksi lingkup sebesar
N
ANBA
A
ANAANB
r
Dlii
r
Dli
++
= ln
2
)(ln
21 (2.7.a)
Sementara itu arus iBdi konduktor B juga memberikan fluksi
B
BNB
B
ABBANB
r
Dli
r
Dli
+
= ln
2ln
22 (2.7.b)
Karena arus iB searah dengan iA maka suku pertama (2.7.b)memperlemah fluksi antara A dan B, sedangkan suku ke-dua
memperkuat fluksi antara B dan N. Fluksi lingkup antara A dan
N dengan kehadiran B menjadi
+
+
+
=
+=
B
BN
B
AB
N
ANB
N
AN
A
ANA
ANBANBANB
r
D
r
D
r
Dli
r
D
r
Dlilnlnln
2lnln
2
21
Gb.2.2. Saluran kirim A dan B, dan
saluran balik N
A
B
N
A
B
N
Ai
Bi
BA ii +
-
7/31/2019 Analisa Sistem Tenaga (Sutt)
59/235
Saluran Transmisi
52 Sudaryatno Sudirham,Analisis Rangkaian Listrik(3)
atau
+
=
ABN
BNANB
NA
ANAANB
Dr
DDli
rr
Dliln
2ln
2
2
(2.7.c)
ANB adalah fluksi lingkup segmen loop A-N dengan kehadiranarus di konduktor B yang jika kita bandingkan dengan (2.6.c)
terlihat bahwa suku ke-dua (2.7.c) adalah tambahan yang
disebabkan oleh adanya arus iB.
Kita lihat sekarang fluksi lingkup segmen loop B-N antara
konduktor B dan N. Fluksi lingkup yang ditimbulkan oleh arus
di B dan arus di N adalah
N
BNAB
B
BNBBNA
r
Dlii
r
Dli
++
= ln
2
)(ln
21 (2.8.a)
dan fluksi yang ditimbulkan oleh iA yang memperkuat fluksi
1BNA adalah
AB
ANA
A
AB
A
ANABNA
D
Dli
r
D
r
Dliln
2lnln
22
=
= (2.8.b)
sehingga fluksi lingkup konduktor B-N menjadi
NAB
ANBNA
NB
BNBBNABNABNA
rD
DDli
rr
Dli
+
=+= ln
2ln
2
2
21 (2.8.c)
Kita lihat bahwa formulasi (2.8.c) mirip dengan (2.7.c); suku
pertama adalah fluksi yang ditimbulkan oleh arus iB sedangkan
suku kedua adalah tambahan yang disebabkan oleh arus iA.
2.2.1.3. Sistem Empat Konduktor
Dengan cara yang sama, kita menghitung fluksi-fluksi lingkup
pada sistem empat konduktor dengan tiga konduktor A, B, dan C
masing-masing dengan arus iA,iB, dan iC, dan konduktor balik N
dengan arus )( CBA iii ++ seperti terlihat pada Gb.2.3.
-
7/31/2019 Analisa Sistem Tenaga (Sutt)
60/235
Saluran Transmisi
53
Fluksi lingkup konduktor A-N, B-N, dan C-N adalah:
+
+
=
+
+
+++
=
ACN
CNANC
ABN
BNANB
NA
ANA
C
ACC
C
CNC
B
ABB
B
BNB
N
ANCBA
A
ANAAN
Dr
DDi
Dr
DDi
rr
Di
l
r
Di
r
Di
r
Di
r
Di
r
Diii
r
Di
l
lnlnln2
lnln2
lnln2
ln)(ln2
2
(2.9.a)
++
+
=
+
+
+++
=
BCN
CNBNC
NB
BNB
ABN
ANBNA
C
BCC
C
CNC
A
ABA
A
ANA
N
BNCBA
B
BNBBN
Dr
DDi
rr
Di
Dr
DDi
l
r
Di
r
Di
r
Di
r
Di
r
Diii
r
Di
l
lnlnln2
lnln2
lnln2
ln)(ln2
2
(2.9.b)
+
+
=
+
+
+++
=
NC
CNC
BCN
BNCNB
ACN
ANCNA
B
BCB
B
BNB
A
ACA
A
ANA
N
CNCBA
A
CNCCN
rr
Di
Dr
DDi
Dr
DDi
l
r
Di
r
Di
r
Di
r
Di
r
Diii
r
Di
l
2
lnlnln2
lnln2
lnln2
ln)(ln2
(2.9.c)
Gb.2.3. Sistem empat konduktor.
A
B
C
N
A
B
C
N
ANv
BNv
CNv
ANv
BNv
CNv
Bi
Ci
CBA iii ++
NC,B,A,:,;konduktor;dankonduktorjarak: jiiGMRrjiD iij =
-
7/31/2019 Analisa Sistem Tenaga (Sutt)
61/235
Saluran Transmisi
54 Sudaryatno Sudirham,Analisis Rangkaian Listrik(3)
Penurunan relasi (2.9) sudah barang tentu tidak terbatas hanya untuk
empat konduktor. Akan tetapi dalam pembahasan ini kita
mengaitkannya dengan keperluan kita untuk meninjau sistem tiga-
fasa. Oleh karena itu kita batasi tinjauan pada sistem empat
konduktor. Dalam bentuk matriks, (2.9) dapat kita tuliskan sebagai
=
C
B
A
NC
CN
BCN
BNCN
ACN
ANCN
BCN
CNBN
NB
BN
ABN
ANBN
ACN
CNAN
ABN
BNAN
NA
AN
CN
BN
AN
i
i
i
rr
D
Dr
DD
Dr
DD
Dr
DD
rr
D
Dr
DD
Dr
DD
Dr
DD
rr
D
l
ln2
ln2
ln2
ln2
ln2
ln2
ln2
ln2
ln2
2
2
2
(2.10)
Turunan terhadap waktu dari fluksi lingkup memberikan tegangan
imbas
=
dt
didt
didt
di
rr
D
Dr
DD
Dr
DDDr
DD
rr
D