Analisa Sintesa Tindakan Pemberian Obat IV

8
ANALISA SINTESA TINDAKAN KEPERAWATAN 1. TINDAKAN YANG DILAKUKAN Memberikan obat intravena 2. DASAR PEMIKIRAN (SECARA TEORI) Pemberian obat intravena adalah Memberikan obat melalui suntikan kedalam pembuluh darah vena yang dilakukan pada vena anggota gerak (DEPKES RI 1995 ). Tujuan dari pemberian obat itravena adalah mempercepat reaksi obat sehingga obat langsung masuk ke sistem sirkulasi darah (DEPKES RI 1995 ). Indikasi : 1. Obat obat yang di berikan harus berdasarkan program pengobatan . 2. Sebelum menyiapkan obat suntikan . Bacalah dengan teliti petunjuk pengobatan yang ada dalam catatan medik atau status pasien . Yaitu nama obat , dosis , waktu , dan cara pemberiannya . 3. Pada waktu menyiapkan obat ,bacalah dengan teliti label atau etiket obat dari tiap – tiap obat . Obat – obat yang kurang jelas etiketnya tidak boleh diberikan kepada pasien . 4. Perhatikan teknik septic dan aseptic . 5. Spuit dan jarum suntik tidak boleh dipergunakan untuk menyuntik pasien lain sebelum disterilkan .

description

mm,

Transcript of Analisa Sintesa Tindakan Pemberian Obat IV

ANALISA SINTESA TINDAKAN KEPERAWATAN

1. TINDAKAN YANG DILAKUKAN

Memberikan obat intravena2. DASAR PEMIKIRAN (SECARA TEORI)

Pemberian obat intravena adalah Memberikan obat melalui suntikan kedalam pembuluh darah vena yang dilakukan pada vena anggota gerak (DEPKES RI 1995 ). Tujuan dari pemberian obat itravena adalah mempercepat reaksi obat sehingga obat langsung masuk ke sistem sirkulasi darah (DEPKES RI 1995 ).Indikasi :

1. Obat obat yang di berikan harus berdasarkan program pengobatan .

2. Sebelum menyiapkan obat suntikan . Bacalah dengan teliti petunjuk pengobatan yang ada dalam catatan medik atau status pasien . Yaitu nama obat , dosis , waktu , dan cara pemberiannya .

3. Pada waktu menyiapkan obat ,bacalah dengan teliti label atau etiket obat dari tiap tiap obat . Obat obat yang kurang jelas etiketnya tidak boleh diberikan kepada pasien .

4. Perhatikan teknik septic dan aseptic .

5. Spuit dan jarum suntik tidak boleh dipergunakan untuk menyuntik pasien lain sebelum disterilkan .

6. Spuit yang retak atau bocor , dan jarum suntik yang sudah tumpul atau berkarat atau ujungnya bengkok , tidak bolah dipaki lagi .

7. Memotong ampul dengan gergaji ampul harus dilakukan secara hati hati , agar tidak melukai tangan dan pecahnya tidak melukai tangan dan pecahnnya tidak masuk kedalam otot .

8. Pasien yang telah mendapat suntikan harus diawasi untuk beberaapa waktu , sebab ada kemungkinan timbul reaksi allergi dan lain lain .

9. Bagi pasien yang berpenyakit menular malalui peredaran darah ( misalnya pasien hepatitis ) harus digunakan jarum dan spuit khusus .

10. Setiap selesai penyuntikan peralatan harus dimasukkan ke dalam larutan desinfektan , lalu disterilakan dan disimpan di dalam tempat khusus .(DEPKES RI 1995)

Kontraindikasi :

1. Pasien allergi terhadap obat (misalnya menggigil, urticaria, shock, collaps, dan lain-lain).

2. Pada bekas suntikan dapat terjadi abscess, nekrose atau hematoma.

3. Dapat menimbulkan kelumpuhan ( DEPKES RI 1995 )

Prinsip prinsip tindakana. Bersihb. Tindakan dilakukan secara tepat dan benarc. Tindakan dilakukan sesuai dengan indikasi/advis dokterPersiapan Alat

1. Spuit dan jarum steril

2. Obat yang diperlukan ( vial atau ampul )

3. Bak spuit steril

4. Kapas alkohol

5. Kassa steril untuk membuka ampul ( bila perlu )

6. Karet pembendung atau tourniquet

7. Gergaji ampul ( bila perlu )

8. 2 bengkok ( satu berisi cairan desinfektan )

9. Pengalas ( bila perlu )

10. Sarung tangan steril

11. Daftar / formulir pengobatan

Cara Kerja

1. Cek instruksi / order pengobatan

2. Perawat mencuci tangan

3. Siapkan obat, masukkan obat dari vial atau ampul dengan cara yang benar

4. Identifikasi klien (mengecek nama)

5. Beritahu klien / keluarga tentang tindakan yang akan dilakukan serta tujuannya

6. Bantu klien untuk posisi yang nyaman dan rileks / berbaring dengan tangan dalam keadaan lurus

7. Membebaskan area yang akan disuntik dari pakaian

8. Pilih area penyuntikan yang tepat (bebas dari edema, massa, nyeri tekan, jaringan parut, kemerahan / inflamasi, gatal)

9. Tentukan dan cari vena yang akan di tusuk (vena basilika dan sefalika)

10. Memakai sarung tangan

11. Membersihkan tempat penyuntikan dengan mengusap kapas alkohol dari arah atas ke bawah menggunakan tangan yang tidak untuk menginjeksi

12. Lakukan pembendungan di bagian atas area penyuntikan dan anjurkan klien mengepalkan tangan

13. Siapkan spuit, lepaskan kap penutup secara tegak lurus sambil menunggu antiseptik kering dan keluarkan udara dari spuit

14. Pegang spuit dengan salah satu tangan yang dominan antara ibu jari dan jari telunjuk dengan telapak tangan menghadap ke bawah

15. Regangkan kulit dengan tangan non dominan untuk menahan vena, kemudian secara pelan tusukkan jarum dengan lubang menghadap ke atas kedalam vena dengan posisi jarum sejajar dengan vena

16. Pegang pangkal jarum dengan tangan non dominan sebagai fiksasi

17. Lakukan aspirasi dengan cara menarik plunger, bila terhisap darah lepaskan tourniquet kepalan tangan klienkemudian dorong obat pelan - pelan kedalam vena

18. Setelah obat masuk semua, segera cabut spuit, bekas tusukan ditekan dengan kapas alkohol

19. Buang spuit tanpa harus menutup jarum dengan kapnya (guna mencegah cidera pada perawat) pada tempat pembuangan secara benar

20. Melepaskan sarung tangan dan merapihkan pasien

21. Membereskan alat - alat

22. Mencuci tangan

23. Catat pemberian obat yang telah dilaksanakan (dosis, waktu, cara) pada lembar obat atau catatan perawat.

24. Evaluasi respon klien terhadap obat (15 s.d 30 menit)

3. ANALISA TINDAKAN KEPERAWATAN

Dilakukan pemberian obat melalui intravena untuk mempercepat reaksi obat sehingga obat langsung masuk ke sistem sirkulasi darah.

4. BAHAYA YANG MUNGKIN MUNCUL

Nyeri pada daerah penusukan,resiko infeksi jika tindakan tidak bersih, plebitis, masuknya udara ke dalam pembuluh darah.5. KEPUSTAKAAN ( SUMBER)

Brunner& Suddarth, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, edisi 8, 2008, EGC, Jakarta.Doenges E. Marlynn, Rencana Asuhan Keperawatan , 2007, EGC, Jakarta. Lewis, Sharon Mantik (2008). Medical Surgical Nursing: Assessment and Management of Clinical Problems. Fifth Edition.By Mosby Inc.

STASE KEPERAWATAN GAWAT DARURATLAPORAN ANALISA SINTESA TINDAKAN KEPERAWATAN

PEMBERIAN OBAT INTRAVENA DI INSTALASI GAWAT DARURAT (IGD)

RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTULDisusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Praktek Profesi Ners

Stase Keperawatan Gawat Darurat

Disusun oleh:I Made Budhi Mustika

3212014

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

JENDERAL ACHMAD YANI

YOGYAKARTA

2013

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN ANALISA SINTESA TINDAKAN KEPERAWATAN

PEMBERIAN OBAT INTRAVENA DI INSTALASI GAWAT DARURAT (IGD)

RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTULDisusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Praktek Profesi Ners

Stase Keperawatan Gawat Darurat

Yang diajukan oleh:

I Made Budhi Mustika

NPM. 3212014Telah disetujui

Pada

Hari:

Tanggal:

2013

Oleh:

LAPORAN PENDAHULUAN PADA PASIEN STROKE

DI BANGSAL FLAMBOYAN RSUD PANEMBAHAN SENMahasiswa

(I Made Budhi Mustika)

(Rizqi Wahyu Hidayati)

Pembimbing Klinik

( Nurul Budi Santoso S.Kep.,Ns )

()

(Nanik Budiastuti, S. Kep., Ns.)

Pembimbing Akademik

(Fredy Erwanto S. Kep.,Ns.)

(Fredy Erwanto S. Kep.,Ns.)

()

(Retno Sumiyarini, S.Kep., Ns.)