Analisa Pola-Pola Motivasi

Click here to load reader

download Analisa Pola-Pola Motivasi

of 8

description

Analisis Kasus Pola Motivasi

Transcript of Analisa Pola-Pola Motivasi

Analisa Pola-Pola Motivasi

Kelompok 4

Kasus PertamaSetelah Wanti meminta suatu transfer, atasannya menimpali : Wanti, saya tidak dapat mengerti mengapa kamu ingin pindah ke Departemen Penelitian dan Pengembangan. Mereka tidak membayar para teknisi mereka sebaik seperti yang dilakukan dalam Departemen Teknis di sini. Kamu akan menghabiskan banyak waktu kerjamu sendiri dan tidak akan mendapatkan pengarahan yang jelas pada proyek-proyek seperti kami memberikannya kepadamu selama ini. Well, saya kira kamu adalah salah seorang yang menyukai bekerja untuk waktu yang lama dan tidak memperdulikan gaji yang rendah.

Analisa Kasus PertamaMenurut Teori Pemenuhan Kebutuhan (Abraham Maslow)1.

Wanti sudah merasa terpenuhi kebutuhan fisiologinya, ia merasa cukup dengan gaji di Departemen Penelitian dan Pengembangan walauupun gaji tersebut jumlahnya lebih kecil dari tempat ia bekerja sebelumnya. Yang menjadi motivasi Wanti sekarang adalah keinginan memenuhi kebutuhan aktualisasi dirinya. Hal ini secara tidak langsung terlihat bahwa bekerja di Departemen Penelitian dan Pengembangan itu, tidak akan mendapat pengarahan yang jelas dari atasan, yang berarti Wanti dituntut untuk kreatif.

2.

Analisa Kasus PertamaMenurut Teori Motivasi Dua Faktor (Herzberg)1.

Tempat dimana Wanti bekerja sebelumnya tidak memberikan kepuasan kerja walaupun gaji yang diberikan lebih tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa tempat di mana Wanti bekerja sebelumnya hanya memenuhi faktor job dissatisfier (Hygienic), sedangkan Wanti menginginkan pekerjaan yang lebih menantang dan menuntut kreatifitas. Dengan pindahnya Wanti ke Departemen Penelitian dan Pengembangan menunjukkan bahwa departemen tersebut memberikan faktor satisfier (Motivators)

Kasus KeduaSetelah Fauzi mengajukan permohonan suatu transfer, atasannya menjawab : Fauzi, saya tidak dapat mengerti mengapa saudara ingin pindah kembali ke bagian manufacturing. Pekerjaan di bagian tersebut merupakan pekerjaan rutin dimana setiap orang dapat melaksanakannya dan tidak ada kesempatan untuk menerapkan kreativitas dan inisiatif. Pekerjaan yang saudara punyai sekarang dalam kantor dan memungkinkan saudara benarbenar menggunakan otak dan menerapkan inisiatif saudara. Di samping itu, disini tidak ada aspek-aspek rutin dan saudara dapat mengetahui segala sesuatu yang terjadi disini. Saya benar-benar heran dengan keputusan saudara, Fauzi. Tentu saja, saya tahu bahwa gaji di departemen produksi memang jauh lebih baik daripada gaji saudara sekarang, tetapi tantangan kerja seharusnya lebih penting dibandingkan gaji. Well, saya kira saudara adalah seorang yang lebih tertarik hanya pada uang.

Analisa Kasus KeduaMenurut Teori Pemenuhan Kebutuhan (Abraham Maslow)y Awalnya semua kebutuhan kecuali kebutuhan aktualisasi diri Fauzi

telah terpenuhi di bagian manufacturing, lalu ia pindah ke departemen Produksi di mana Fauzi mendapatkan kebutuhan aktualisasi dirinya yaitu ia dapat menerapkan kreativitas dan inisiatif. y Pada suatu hari Fauzi merasa bahwa bekerja di departemen Produksi tidak cukup memenuhi kebutuhan fisiologisnya (gaji) sehingga ia ingin kembali ke departemen manufacturing dengan gaji yang ia anggap akan memenuhi kebutuhan fisiologisnya sekarang. Karena menurut Maslow, kebutuhan pertama yaitu kebutuhan fisiologis harus terpenuhi untuk dapat memenuhi kebutuhan lain di bawahnya.

Analisa Kasus KeduaMenurut Teori Pemenuhan Kebutuhan (Abraham Maslow)y Kemungkinan pertama, pandangan si manajer tidak sepenuhnya benar. Belum

tentu Fauzi adalah orang yang hanya tertarik pada uang. Mungkin saja pada saat itu Fauzi sedang membutuhkan uang lebih untuk suatu kepentingan. Dalam hal ini Fauzi mengorbankan sumber kepuasan kerjanya (Job Satisfier) yaitu penerapan kreativitas dan inisiatif dan lebih mementingkan gaji (Job Dissatisfier).y Kemungkinan Kedua, Fauzi merupakan orang yang hanya tertarik pada uang.

Fauzi pindah ke departemen produksi bukan untuk memenuhi kepuasan kerja (mengejar Job Satisfier) tetapi untuk mendapat gaji yang lebih besar (mengejar Job Dissatisfier). Fauzi tidak menyangka bahwa gaji di departemen produksi lebih rendah dibandingkan departemen manufacturing sehingga ia kembali ke departemen manufacturing.

Terima Kasih