Analisa Percobaan Abu

2
Analisa Percobaan Pada praktikum kali ini,proses pengabuan dilakukan dengan menggunakan Muffle Furnace (tanur) yang memijarkan sampel pada suhu mencapai 550°C. Penggunaan tanur karena suhunya dapat diatur sesuai dengan suhu yang telah ditentukan untuk proses pengabuan. Sampel yang telah halus ditimbang kurang lebih 3 gram,sebelum dimasukkan kedalam tanur terlebih dahulu sampel dipanaskan diatas hot plate tujuannya agar dapat meminimalkan asap atau jelaga yang muncul pada saat pengabuan. Untuk kali ini analisis kadar abu total menggunakan bahan atau sampel berupa tepung terigu ,malkist abon dan good time. Setelah tercapai pengabuan,yang dapat ditunjukkan pada warna yang dihasilkan sampel setelah diarangkan,pada pengabuan sampel telah menjadi abu berwarna putih abu-abu. Berat abu yang didapat pada sampel tepung terigu seberat 0,2866 gr, jauh sekali penurunan berat yang terjadi karena berat sampel awal 3,0477 gr. Serta pada sampel malkist abon memiliki kadar abu seberat 0,1091 gr, jauh sekali penurunan berat yang terjadi karena berat sampel awal 3,0366 gr. Dan berat abu pada sampel good time yakni sebesar 0,2265 gr, jauh sekali penurunan berat yang terjadi karena berat sampel awal 3,0224 gr . Berarti selama proses pemanasan awal sampai pada proses pengabuan telah terjadi penguapan air dan zat-zat yang terdapat pada sampel,sehingga yang tersisa hanyalah sisa dari hasil pembakaran yang sempurna yakni abu. Pada sampel tepung terigu dan good time didapat kadar abu yang lebih besar dibandingkan sampel pada malkist abon yakni sebesar 9,40 % (tepung terigu), 7,49 % (good time) dan 3,59 %

description

silakan copas dan sertakan pustaka

Transcript of Analisa Percobaan Abu

Analisa Percobaan

Pada praktikum kali ini,proses pengabuan dilakukan dengan menggunakan Muffle Furnace (tanur) yang memijarkan sampel pada suhu mencapai 550C. Penggunaan tanur karena suhunya dapat diatur sesuai dengan suhu yang telah ditentukan untuk proses pengabuan. Sampel yang telah halus ditimbang kurang lebih 3 gram,sebelum dimasukkan kedalam tanur terlebih dahulu sampel dipanaskan diatas hot plate tujuannya agar dapat meminimalkan asap atau jelaga yang muncul pada saat pengabuan. Untuk kali ini analisis kadar abu total menggunakan bahan atau sampel berupa tepung terigu ,malkist abon dan good time.Setelah tercapai pengabuan,yang dapat ditunjukkan pada warna yang dihasilkan sampel setelah diarangkan,pada pengabuan sampel telah menjadi abu berwarna putih abu-abu. Berat abu yang didapat pada sampel tepung terigu seberat 0,2866 gr, jauh sekali penurunan berat yang terjadi karena berat sampel awal 3,0477 gr. Serta pada sampel malkist abon memiliki kadar abu seberat 0,1091 gr, jauh sekali penurunan berat yang terjadi karena berat sampel awal 3,0366 gr. Dan berat abu pada sampel good time yakni sebesar 0,2265 gr, jauh sekali penurunan berat yang terjadi karena berat sampel awal 3,0224 gr . Berarti selama proses pemanasan awal sampai pada proses pengabuan telah terjadi penguapan air dan zat-zat yang terdapat pada sampel,sehingga yang tersisa hanyalah sisa dari hasil pembakaran yang sempurna yakni abu. Pada sampel tepung terigu dan good time didapat kadar abu yang lebih besar dibandingkan sampel pada malkist abon yakni sebesar 9,40 % (tepung terigu), 7,49 % (good time) dan 3,59 % (malkist abon) yang dihitung berdasarkan berat kering. Besarnya kadar abu yang didapat dalam tepung terigu dan good time, mungkin disebabkan oleh cara pengolahan dan pengemasan produk yang kurang standar sehingga adanya pasir dan kotoran yang terbawa dalam sampel. Semakin tinggi kadar abu dalam suatu bahan pangan,maka kualitas bahan pangan tersebut menjadi kurang baik. Pengukuran kadar abu ini, bertujuan untuk mengetahui besarnya kandungan mineral yang terdapat dalam suatu bahan pangan. Selain memiliki kaitan erat dengan kandungan mineral yang terdapat dalam suatu bahan, kadar abu juga berkaitan dengan kemurnian serta kebersihan suatu bahan yang dihasilkan. Penentuan kadar abu juga bertujuan untuk menentukan baik tidaknya suatu proses pengolahan,mengetahui jenis bahan yang digunakan juga sebagai parameter nilai bahan makanan dan mengetahui adanya abu yang tidak larut dalam asam yang cukup tinggi ,serta menunjukkan adanya pasir atau kotoran lain yang terdapat dalam suatu bahan.