ANALISA PERCOBAAN
-
Upload
fitria-puspasari -
Category
Documents
-
view
15 -
download
0
description
Transcript of ANALISA PERCOBAAN
VIII. ANALISA PERCOBAAN
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan pada pengendali aliran fluida (CRF)
dapat dianalisa bahwa pada pengendali yang dilakukan adalah mode pengendali
kontinyu. Alasan mengapa tidak digunakan mode pengendali on/off yaitu sulit digunakan
untuk mengendalikan laju aliran yang berubah-ubah dengan cepat. Dan oleh karnanya
tidak dipergunakan pada simulasi unit CRF ini . Pengendalian mode on-off memaksa
system untuk melakukan lonjakan-lonjakan control yang berbahaya bagi unit CRF itu
sendiri. Mode control kontinyu memungkinkan setiap error yang terjadi diikuti oleh
evaluasi dan tindakan langsung, sehingga keluaran kontrol berjalan mulus.
Sistem pengendalian secara kontinyu dapat dilakukan dengan menggunakan tiga aksi
pengendaian : Proporsional, Integral, dan derivatif. Sinyal regulasi yang dihitung
berdasarkan eror yang didapat dari selisih antara set point dengan control point (harga
pengukuran) adalah keluaran yang merupakan jumlah dari ketiga aksi yang digunakan.
Sinyal regulasi tersebut akan proporsional terhadap eror, proporsional terhadap integral
overtime dan proporsional terhadap derivatif (laju).
Dari percobaan yang telah dilakukan diketahui pada grafik pertama yaitu mode
pengendali PID. Dapat dilihat bahwa pada grafik 1 pengukuran ( garis merah ) pada saat
awal jauh dari set point (garis kuning), tetapi pada saat disetting integral time dan
noisenya harga pengukuran akan mendekati set point serta katup akan membuka dan
mendekati set point hingga berimpit dengan harga pengukuran (garis merah) di garis
dengan pada saat harga integrativenya 0,4 antara harga pengukuran dan katup berimpit
akan tetapi dengan di setting integral time dan noise garis set point (garis kuning)
berubah dari garis set point 40% menjadi 50% hal ini terjadi noise pada saat garis set
point 50%.
Pada grafik kedua yaitu mode proporsional integral. Mode ini merupakan mode
proporsional dan mode integral. Yang akan menghasilkan grafik yang lebih halus
dibanding dengan mode proporsional saja. Fungsi penambahan integral ini adalah untuk
menghilangkan offset. Dari grafik 2 ini harga pengukuran (garis merah) mendekati garis
set point karena dengan waktu integrativenya = 0,4 menit maka harga pengukuran lebih
cepat mencapai garis set point, akan tetapi pada grafik ini responnya lebih lambat.
Pada grafik ketiga yaitu mode proporsional derivatif. Mode ini merupakan mode
proporsional dan mode derivatif. Yang dimana parameter yang digunakan yaitu set point,
PB (Proportional Band) dan derivative time. Pada grafik 3 dapat dilihat bahwa harga
pengukuran (garis merah) menjauhi garis set point. Katup akan membuka pada 0,3
menit, pada waktu 0,3 menit itu katup akan mendekati garis set point dan kemudian
menjauhi garis set point. Namu pada saar derivative time diubah menjadi 0,6 menit,
terjadi harga pengukuran akan semakin jauh dari garis set point begitu pun katupnya.
Pada grafik keempat yaitu mode proporsional integral derivatif. Pada grafik 4 ini
harga pengukuran akan mendekati garis set point kemudian akan menjauhi hingga nanti
harga pengukuran akan mendekati set point kembali. Pada katup akan mendekati garis
set point hingga berimpit dengan harga pengukuran di garis set point dan kemudian akan
menjauhi garis set point. Hal tersebut terjadi ketika parameter diubah yaitu integral time
dari 0,6 menjadi 0,4 dan derivative time dari 0,4 menjadi 0,6, sehingga dapat diketahui
semakin lama waktu integral dan waktu derivatif maka harga pengukuran akan semakin
lama untuk mendekati garis set point.
Selanjutnya pada grafik kelima yaitu mode proporsional integral. Pada grafik 5 ini set
point 40%, Proporsional band 100% integral time 0,4 menit. Maka harga pengukuran
akan mendekati garis set point kemudian akan menjauhi hingga nanti harga pengukuran
akan mendekati set point kembali. Pada katup akan mendekati garis set point hingga
berimpit dengan harga pengukuran di garis set point dan kemudian akan menjauhi garis
set point. Namun pada saat diberi noise 40- garis menjauh dari set point. Sehingga
menyebabkan erorr.
Pada grafik keenam yaitu mode proporsional integral. Mode ini merupakan mode
proporsional dan mode integral. Pada mode ini digunakan parameter yaitu set point
sebesar 40%, PB (Proportional Band 100 %, Integral time sebesar 0,8 menit, dan
derivative sama dengan nol. Dari hasil tersebut menghasilkan pengukuran yang lebih
halus namun responnya masih lambat.
IX. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa:
Pengendalian aliran fluida ( CRF ) merupakan pengendalian kontinyu.
Pada pengendalian kontinyu mode pengendali PID yang terbaik, karena mode
tersebut gabungan dari mode proporsional, integral, dan derivative. Fungsi
integral ialah menghilangkan offset sehingga pengukuran lebih halus. Sedangkan
penambahan derivative adalah mempercepat respon pengukuran.
Pada grafik pertama merupakan mode pengendali PID
Pada grafik kedua merupakan mode pengendali PI
Pada grafik ketiga merupakan mode pengendali PD
Pada grafik keempat merupakan mode pengendali PI
Pada grafik kelima merupakan mode pengendali PID