ANALISA PERCOBAAN

4
VIII. ANALISA PERCOBAAN Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan pada pengendali aliran fluida (CRF) dapat dianalisa bahwa pada pengendali yang dilakukan adalah mode pengendali kontinyu. Alasan mengapa tidak digunakan mode pengendali on/off yaitu sulit digunakan untuk mengendalikan laju aliran yang berubah-ubah dengan cepat. Dan oleh karnanya tidak dipergunakan pada simulasi unit CRF ini . Pengendalian mode on-off memaksa system untuk melakukan lonjakan-lonjakan control yang berbahaya bagi unit CRF itu sendiri. Mode control kontinyu memungkinkan setiap error yang terjadi diikuti oleh evaluasi dan tindakan langsung, sehingga keluaran kontrol berjalan mulus. Sistem pengendalian secara kontinyu dapat dilakukan dengan menggunakan tiga aksi pengendaian : Proporsional, Integral, dan derivatif. Sinyal regulasi yang dihitung berdasarkan eror yang didapat dari selisih antara set point dengan control point (harga pengukuran) adalah keluaran yang merupakan jumlah dari ketiga aksi yang digunakan. Sinyal regulasi tersebut akan proporsional terhadap eror, proporsional terhadap integral overtime dan proporsional terhadap derivatif (laju). Dari percobaan yang telah dilakukan diketahui pada grafik pertama yaitu mode pengendali PID. Dapat dilihat bahwa pada grafik 1 pengukuran ( garis merah ) pada saat awal jauh dari set point (garis kuning), tetapi pada saat disetting integral time dan noisenya harga pengukuran akan mendekati set point serta katup akan membuka dan mendekati set point

description

praktikum

Transcript of ANALISA PERCOBAAN

Page 1: ANALISA PERCOBAAN

VIII. ANALISA PERCOBAAN

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan pada pengendali aliran fluida (CRF)

dapat dianalisa bahwa pada pengendali yang dilakukan adalah mode pengendali

kontinyu. Alasan mengapa tidak digunakan mode pengendali on/off yaitu sulit digunakan

untuk mengendalikan laju aliran yang berubah-ubah dengan cepat. Dan oleh karnanya

tidak dipergunakan pada simulasi unit CRF ini . Pengendalian mode on-off memaksa

system untuk melakukan lonjakan-lonjakan control yang berbahaya bagi unit CRF itu

sendiri. Mode control kontinyu memungkinkan setiap error yang terjadi diikuti oleh

evaluasi dan tindakan langsung, sehingga keluaran kontrol berjalan mulus.

Sistem pengendalian secara kontinyu dapat dilakukan dengan menggunakan tiga aksi

pengendaian : Proporsional, Integral, dan derivatif. Sinyal regulasi yang dihitung

berdasarkan eror yang didapat dari selisih antara set point dengan control point (harga

pengukuran) adalah keluaran yang merupakan jumlah dari ketiga aksi yang digunakan.

Sinyal regulasi tersebut akan proporsional terhadap eror, proporsional terhadap integral

overtime dan proporsional terhadap derivatif (laju).

Dari percobaan yang telah dilakukan diketahui pada grafik pertama yaitu mode

pengendali PID. Dapat dilihat bahwa pada grafik 1 pengukuran ( garis merah ) pada saat

awal jauh dari set point (garis kuning), tetapi pada saat disetting integral time dan

noisenya harga pengukuran akan mendekati set point serta katup akan membuka dan

mendekati set point hingga berimpit dengan harga pengukuran (garis merah) di garis

dengan pada saat harga integrativenya 0,4 antara harga pengukuran dan katup berimpit

akan tetapi dengan di setting integral time dan noise garis set point (garis kuning)

berubah dari garis set point 40% menjadi 50% hal ini terjadi noise pada saat garis set

point 50%.

Pada grafik kedua yaitu mode proporsional integral. Mode ini merupakan mode

proporsional dan mode integral. Yang akan menghasilkan grafik yang lebih halus

dibanding dengan mode proporsional saja. Fungsi penambahan integral ini adalah untuk

menghilangkan offset. Dari grafik 2 ini harga pengukuran (garis merah) mendekati garis

set point karena dengan waktu integrativenya = 0,4 menit maka harga pengukuran lebih

cepat mencapai garis set point, akan tetapi pada grafik ini responnya lebih lambat.

Pada grafik ketiga yaitu mode proporsional derivatif. Mode ini merupakan mode

proporsional dan mode derivatif. Yang dimana parameter yang digunakan yaitu set point,

PB (Proportional Band) dan derivative time. Pada grafik 3 dapat dilihat bahwa harga

pengukuran (garis merah) menjauhi garis set point. Katup akan membuka pada 0,3

Page 2: ANALISA PERCOBAAN

menit, pada waktu 0,3 menit itu katup akan mendekati garis set point dan kemudian

menjauhi garis set point. Namu pada saar derivative time diubah menjadi 0,6 menit,

terjadi harga pengukuran akan semakin jauh dari garis set point begitu pun katupnya.

Pada grafik keempat yaitu mode proporsional integral derivatif. Pada grafik 4 ini

harga pengukuran akan mendekati garis set point kemudian akan menjauhi hingga nanti

harga pengukuran akan mendekati set point kembali. Pada katup akan mendekati garis

set point hingga berimpit dengan harga pengukuran di garis set point dan kemudian akan

menjauhi garis set point. Hal tersebut terjadi ketika parameter diubah yaitu integral time

dari 0,6 menjadi 0,4 dan derivative time dari 0,4 menjadi 0,6, sehingga dapat diketahui

semakin lama waktu integral dan waktu derivatif maka harga pengukuran akan semakin

lama untuk mendekati garis set point.

Selanjutnya pada grafik kelima yaitu mode proporsional integral. Pada grafik 5 ini set

point 40%, Proporsional band 100% integral time 0,4 menit. Maka harga pengukuran

akan mendekati garis set point kemudian akan menjauhi hingga nanti harga pengukuran

akan mendekati set point kembali. Pada katup akan mendekati garis set point hingga

berimpit dengan harga pengukuran di garis set point dan kemudian akan menjauhi garis

set point. Namun pada saat diberi noise 40- garis menjauh dari set point. Sehingga

menyebabkan erorr.

Pada grafik keenam yaitu mode proporsional integral. Mode ini merupakan mode

proporsional dan mode integral. Pada mode ini digunakan parameter yaitu set point

sebesar 40%, PB (Proportional Band 100 %, Integral time sebesar 0,8 menit, dan

derivative sama dengan nol. Dari hasil tersebut menghasilkan pengukuran yang lebih

halus namun responnya masih lambat.

IX. KESIMPULAN

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa:

Pengendalian aliran fluida ( CRF ) merupakan pengendalian kontinyu.

Pada pengendalian kontinyu mode pengendali PID yang terbaik, karena mode

tersebut gabungan dari mode proporsional, integral, dan derivative. Fungsi

integral ialah menghilangkan offset sehingga pengukuran lebih halus. Sedangkan

penambahan derivative adalah mempercepat respon pengukuran.

Pada grafik pertama merupakan mode pengendali PID

Pada grafik kedua merupakan mode pengendali PI

Page 3: ANALISA PERCOBAAN

Pada grafik ketiga merupakan mode pengendali PD

Pada grafik keempat merupakan mode pengendali PI

Pada grafik kelima merupakan mode pengendali PID