ANALISA PERANCANGAN FASILITAS WISATA EDUKASI BATIK …

33
34

Transcript of ANALISA PERANCANGAN FASILITAS WISATA EDUKASI BATIK …

Page 1: ANALISA PERANCANGAN FASILITAS WISATA EDUKASI BATIK …

34

Page 2: ANALISA PERANCANGAN FASILITAS WISATA EDUKASI BATIK …

35

BAB IV

ANALISA PERANCANGAN FASILITAS WISATA EDUKASI BATIK

CIPRAT KARYA DIFABILITAS DI KABUPATEN BLITAR

4.1 Analisa Eksternal (Tapak Dan Kondisi Lingkungan)

4.1.1 Studi Pemilihan dan Analisa Tapak Terpilih

Gambar 4.1 Peta Kabupaten Blitar

Page 3: ANALISA PERANCANGAN FASILITAS WISATA EDUKASI BATIK …

36

Gambar 4.2 Eksisting kawasanperencanaan alternatif tapak

Terdapat dua alternatif tapak di Desa Resapombo Kecamatan Doko Kabupaten Blitar. Pemilihan lokasi tapak pada desa Resapombo yaitu pada lokasi 2 karena di lokasi inilah cikal bakal lahirnya Batik Ciprat, letaknya pula yang strategis yang bisa di akses melalui via Kabupaten Blitar Maupun Via Kabupaten Malang via Wisata Religi Gunung Kawi. Serta sejalur dengan wisata2 alam yang lain. seperti kebun The Sirah Kencong, Air Terjun Selo Kajar Dan Hutan pinus Gogoniti.

Menuju Jalan Raya Malang- Blitar /Menuju Wisata Hutan

Pinus Gogoniti

Menuju Wisata Air Terjun Selo Kajar / Menuju Kota Malang via Wisata Religi

Menuju Kebun The Sirah Kencong / Gunung Kawi

Page 4: ANALISA PERANCANGAN FASILITAS WISATA EDUKASI BATIK …

37

Gambar 4.3 Tapak alternatif 1. Gambar 4.4 Tapak alternatif 2.

Tapak merupakan salah satu factor penting dalam perancangan sebuah wisata karena sangat mendukung suasana yang akan di sajikan wisata tersebut sesuai dengan tema nya. Oleh karena itu, pemilihan tapak merupakan unsur penting yang harus dipertimbangkan. Penilaian dari dua alternatif tapak diatas sebagai berikut.

Tabel 4.1 Penilaian alternatif tapak

Sumber: Analisa Penulis, 2021

Dari hasil penilaian tersebut dipilihlah tapak alternatif 2, dengan acuan berdasarkan kriteria dalam tabel 4.1

Page 5: ANALISA PERANCANGAN FASILITAS WISATA EDUKASI BATIK …

38

4.1.2 Analisa Kondisi Dan Batas Eksisting Tapak

Gambar 4.5 Analisa Kondisi dan Batas Eksisting Tapak

Tapak merupakan lahan kosong yang berupa lapangan dan sawah. Batas-batas pada tapak dari sisi selatan site merupakan sawah, Sisi barat merupakan perbukitan, sisi Utara merupakan pemukiman warga namun masih dibatasi dengan kebun warga, sedangkan pada sisi Timur site merupakan kebun Kayu sengon .

Tanggapan:

Dengan keuntungan site yang seperti itu maka dapat

memaksimalkan view alami pada sekitar site dan juga dapat

Page 6: ANALISA PERANCANGAN FASILITAS WISATA EDUKASI BATIK …

39

memaksimalkan batasan site berupa vegetasi pohon Sengon yang sudah ada di sekeliling site.

4.1.3 Analisa Peraturan Setempat (KDB dan Batas Tapak, GSB, KLB, dll)

Gambar 4.6 Analisa Peraturan Setempat

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Blitar Tahun 2011 – 2031 Pasal 109 (1). Ketentuan teknis kawasan peruntukan pariwisata sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah Intensitas pemanfaatan permukiman, perdagangan, dan jasa serta fasilitas umum maksimum 20% dari luas areal yang ada, KDB yang diijinkan 30%, KLB 30% dan KDH 70%;

Luas Lahan X KDB = 19.550 m² x 30% = 5.865 m² maka sisa tanah yang boleh di bangun adalah 5.865 m²(KDB)

KLB x Luas Lahan = 30% X 19.550 = 5.865 m²

Menurut arahan peraturan yang ada, untuk GSB lebar jalan : ½ + 1

6m : ½ + 1 = 4m

Page 7: ANALISA PERANCANGAN FASILITAS WISATA EDUKASI BATIK …

40

Tanggapan:

Pada area garis sempadan dimanfaatkan sebagai RTH. Dan memaksimalkan ukuran ruangan karena hanya dibatasi satu lantai bangunan saja.

4.1.4 Analisa Pencapaian Pada Tapak

Gambar 4.7 Analisa Pencapaian Pada Tapak

Akses menuju tapak hanya bisa di akses pada satu sisi tapak pada bagian barat yaitu jalan Desa Resapombo. Pencapaian ke tapak merupakan satu – satunya pencapaian darat yang mudah dijangkau. Sistem transportasinya bisa menggunakan kendaraan pribadi maupun kendaraan angkutan lokal desa.

Tanggapan:

Dalam desain, pencapaian kendaraan masuk menuju ke dalam tapak akan menggunakan satu entrance saja namun akan dipisah jalur kendaraan masuk dan kendaraan keluar. Hal ini didasari oleh pertimbangan dengan memanfaatkan kontur tanah yang ada, tetapi masih dapat mempermudah sirkulasi kendaraan yang lalu lalang pada site.

Page 8: ANALISA PERANCANGAN FASILITAS WISATA EDUKASI BATIK …

41

4.1.5 Analisa Entrance Pada Tapak

Gambar 4.8 Analisa Enterance Pada Tapak

Entrance pada site ini berada di sisi barat tapak yang hanya memiliki 1 entrance saja, dan harus menuruni ramp sejauh ± 50 meter karena site berada 3 meter dibawah jalan raya desa resapombo.

Tanggapan:

Dengan memanfaatkan entrance yang sudah ada hanya saja dimaksimalkan ukurannya agar bisa dilalui dua jalur masuk dan keluar tapak. Tetapi juga menambah entrance di sisi barat daya site guna menjadi akses masuk kendaraan service.

Page 9: ANALISA PERANCANGAN FASILITAS WISATA EDUKASI BATIK …

42

4.1.6 Analisa Sirkulasi Pada Tapak

Gambar 4.9 Analisa Sirkulasi Pada Tapak Sirkulasi pada site ini berada pada sisi barat site yaitu jalan

Desa Resapombo. Yang memiliki lebar jalan 5 meter dengan kepadatan kendaraan yang dinilai rendah. Sehingga sirkulasi di depan site bisa terbilang lancar.

Tanggapan:

Secara keseluruhan jalan Desa Resapombo. merupakan jalur sirkulasi kendaraan saja. Sirkulasi pada tapak di bedakan jalur kendaraan pengunjung dan kendaraan service. Hal ini didasari akses menuju tapak yang hanya ada pada bagian sisi barat site, sehingga kita dapat menambah satu lagi enterance di sisi barat daya site guna menjadi akses masuk dan keluar kendaraan servis

Page 10: ANALISA PERANCANGAN FASILITAS WISATA EDUKASI BATIK …

43

A C

4.1.7 Analisa View Pada Tapak

Gambar 4.10 Analisa View Pada Tapak

A. View Menuju site : 1) View terbaik memandang yaitu dari arah selatan

site maupun utara site.

Page 11: ANALISA PERANCANGAN FASILITAS WISATA EDUKASI BATIK …

44

B. View keluar site:

1) View terbaik memandang mengarah kearah utara dengan pemandangan view Gunung Kawi, barat dengan pemandangan perbukitan, Timur den gan hutan mahonni nya.

Tanggapan:

Keuntungannya Bisa memaksimalkan view ke segala arah dan bisa mendisain bangunan dengan banyak bukaan agar ketika kita di dalamnya masih mendapatkan nuansa alami.

4.1.8 Analisa Parkir Pada Tapak

a. Kapasitas parkir

Kapasitas parkir di objek Wisata Edukasi Batik Ciprat Sebagai berikut:

Jenis kendaraan Jumlah/hari Mobil 40 unit Motor 50 unit Bus 3 unit Mobil service 5 unit

Tabel 4.2 : Analisa kapasitas parkir (Analisa penuis,2021)

b. Pola Penyebaran Dan Porletakan Parkir Pola penyebaran parkir dikawasan ini menggunakan pola

parkir mobil lurus serong menghadap dua arah dan satu arah. Sedangkan motor berada dalam satu kompleks yang ditata berbaris.

Page 12: ANALISA PERANCANGAN FASILITAS WISATA EDUKASI BATIK …

45

Gambar 4.11 Pola parkir mobil Gambar 4.12 Pola parkir motor

Peletakan parkir mobil berada di sebelah selatan site dan motor berada di sebelah utara parkir mobil. Sedangkan parkir kendaraan service berada di bagian sisi utara site.

4.1.9 Analisa Lansekap Pada Tapak ( Soft Material dan Hard Material)

4.2.1 Analisa Lansekap Pada Tapak

Gambar 4.13. Jalan beton Gambar 4.14 Softcape

Page 13: ANALISA PERANCANGAN FASILITAS WISATA EDUKASI BATIK …

46

A. Hardspace

Hardspace pada tapak hanya terdapat pada sirkulasi entrance masuk tapak yang berupa jalan beton.

B. Softcape

Hampir keseluruhan kawasan berupa softcape diantaranya area batas-batas site yang merupakan vegetasi dan permukaan site yang tertutupi rerumputan.

Tanggapan :

Dengan data analisa tersebut maka dapat menambahkan hardcpace berupa ramp, guiding block, yang bermaterial tidak licin yang disebabkan lokasi tapak yang berada di daerah yang memiliki kelembaban tinggi. Serta memakaksimalkan dan mempertahankan vegetasi yang ada di dalam site maupun di luar site akan tetapi kita perlu menambahkan vegetasi yang memiliki beragam warna guna menjadi aksen baru untuk site tersebut.

4.1.10 Analisa Drainase Pada Tapak

Gambar 4.15. Analisa Drainase Pada Tapak

Page 14: ANALISA PERANCANGAN FASILITAS WISATA EDUKASI BATIK …

47

Hanya di sebrang (sisi utara / sebrang jalan) yang terdapat drainase. Drainase tersebut adalah drainase desa. Sedangkan di dalam hanya ada drainase dari sawah saja dan juga karena lantainya masih berupa tanah dan bekas sawah sehingga air bisa meresap ke dalam tanah. Akan tetapi hal ini juga berdampak buruk jika air tidak meresap maka yang terjadi adalah tanah becek.

Tanggapan :

Dengan data tersebut sebaiknya ditambahkan drainase di sekitar site. Atau juga mengsiasati dengan biopori. Dan juga menggunakan sumur resapan sebagai pengelolaan limbah nantinya agar tidak mencemari lingkungan sekitar.

4.1.11 Analisa Kebisingan Pada Tapak

Gambar 4.16. Analisa Kebisingan

a) Kebisingan terbesar berasal dari kendaraan yang lalu lalang di sebelah barat site dengan intensitas kendaraan yang rendah. Sehingga tidak terlalu berdampak secara signifikan.

Page 15: ANALISA PERANCANGAN FASILITAS WISATA EDUKASI BATIK …

48

Tanggapan:

Terdapat banyak vegetasi alami seperti pohon di sekeliling site sehingga bisa menyaring kebisingan dari luar yang menuju kedalam site.

4.1.12 Analisa Utilitas Pada Tapak

Gambar 4.17. Analisa Utilitas

Sudah ada saluran listrik dari PLN yaitu tepat di depan site atau di sisi barat site.

Tanggapan:

Penambahan utilitas berupa sumur sebagai sistim air bersih pada site, gardu listrik serta beberapa hydrant di luar site

Page 16: ANALISA PERANCANGAN FASILITAS WISATA EDUKASI BATIK …

49

4.1.13 Analisa Iklim Pada Tapak

Gambar 4.18. Iklim

Matahari terbit dari sisi timur atau belakang tapak melewati sisi site terpanjang menuju ke barat. Pada siang hari matahari berada di atas tapak dimana semua massa bangunan akan menerima panas secara keseluruhan. Ketika pagi dan sore cahaya matahari tertutupi oleh adanya perbukitan di sisi barat dan timur site sehingga menimbulkan bayangan yang dapat menaungi tapak di pagi dan sore hari.

Gambar 4.19.Grafik suhu

Page 17: ANALISA PERANCANGAN FASILITAS WISATA EDUKASI BATIK …

50

Dengan ketinggian 655 mdpl. Suhu terendah dan maksimal disana bisa mencapai 23°-30° derajat celcius dengan kelembapan udara sebesar 60% – 80%.

Angin yang berhembus ada dua jenis yaitu angin:

a) Angin Gunung ( Montain Wind): Pada malam hari, daratan tinggi (puncak gunung / di atas lereng gunung) menjadi dingin secara cepat akibat kehilangan radiasi. Oleh sebab itu, di puncak gunung bertekanan lebih tinggi dibandingkan dengan di lembah. Udara yang lebih dingin memiliki densitas (kerapatan udara) yang lebih besar kemudian akan mengalirkan udara ke lembah. Disebut juga arus Katabatik (catabatic flows).

b) Angin Lembah :

Pada siang hari, lereng gunung mendapatkan panas secara cepat akibat radiasi yang direima lebih besar. Di dataran rendah udara menjadi lebih dingin dibandingkan udara di atas lereng gunung. Karena itu udara lereng gunung menjadi labil dan cenderung menaiki lereng. Disebuut juga arus anabatik (anabatic flows).

Sehingga tekanan angin dari dua arah tersebut cukup besar apalagi letak site yang di apit dua perbukitan , sehingga dapat memberikan tekanan yang cukup tinggi pada bangunan tapak.

Page 18: ANALISA PERANCANGAN FASILITAS WISATA EDUKASI BATIK …

51

Tabel 4.3 Curah Hujan per Tahun

Serta curah hujan sebesar 9,42 / hari

Tanggapan:

a) Memaksimalkan cahaya matahari dengan memaksimalkan bukaan pada massa bangunan sebagai pencahayaan alami.

b) Bentuk massa dibuat memanjang dari utara ke selatan guna mengurangi tekanan angin pada bangunan.

c) Menggunakan vegetasi pohon peneduh yang tidak banyak cabang guna mengurangi tekanan angin terhadap pohon yang menyebabkan pohon tumbang

d) Pemberian vegetasi pada sekeliling tapak untuk memecah angin, agar tekanan angin pada massa bangunan tidak terlalu besar.

e) Menggunakan material yang tahan akan kelembapan tinggi.Memaksimalkan kerja drainase di dalam tapak maupun luar tapak

Page 19: ANALISA PERANCANGAN FASILITAS WISATA EDUKASI BATIK …

52

F.Penunjang

F.Sekunder

F.Primer

4.1.14 Analisa Zoning Pada Tapak

Gambar 4.20 Zoning

Zoning fungsi pada penempatan fungsi utama pada bagian utara serta fungsi sekunder dan penunjang berada di sisi selatan dan timur site. Hal tersebut bertujuan agar ketika pengunjung akan menuju fungsi utama dapat melewati fungsi-fungsi lainnya sehingga tidak ada satu area fungsi yang mati. Karena letak entrance bangunan yang berada di sisi selatan tapak nantinya.

Page 20: ANALISA PERANCANGAN FASILITAS WISATA EDUKASI BATIK …

53

4.2 Analisa Internal (Bangunan) 4.2.1 Analisa Jumlah Pengguna Bangunan

Tabel 4.4 Analisa Jumlah Pengguna

JENIS AKTIFITAS JENIS PENGGUNA JUMLAH PENGGUNA

Bekerja Pengelola 25-30 Menerima tamu Rapat Penerimaan Pengelola 2

Pengunjung 100 Perdagangan Staf kasir 3

Pengunjung 100-200 Keamanan Pengelola 5 Bidang kerajinan dan edukasi

Pengrajin Batik 20 Pengrajin Kerajinan dari Batik

20

Pengunjung 100-200 Melihat pameran Pengunjung 100-200 Istirahat Pengujung 50-100 Menikmati Taman dan ber swafoto

Semua pengguna 100-200

Ibadah Semua pengguna 20-40 Makan dan minum Penjual makanan 15

Pengunjung 100-150 Buang air Semua pengguna Fleksibel Menginap Beberapa Pengrajin 10-20 Bongkar muat barang Supplier 3 truk Menyimpan barang Supplier, Pengelola,

Pengrajin 10-15

Parkir kendaraan Semua pengguna Fleksibel Pemeliharaan Staff ME 1

Staff Pompa 1 Staff Genset 1 Staff penghawaan 1

Page 21: ANALISA PERANCANGAN FASILITAS WISATA EDUKASI BATIK …

54

4.2.2 Analisa Aktifitas Pengguna Bangunan dan penetapan Program Kegiatan

Tabel 4.5 Analisa Aktifitas Pengguna Bangunan dan Penetapan Program Kegiatan

A. Kegiatan Utama KLASIFIKASI

FUNGSI JENIS AKTIFITAS SIFAT PRILAKU AKTIFITAS

Produksi Membuat produk Semi Publik

Pembuatan batik ciprat Pembuatan kerajinan dari batik

Edukasi produk Publik Mengedukasi dan belajar membatik secara langsung.

Pengemasan produk Semi Publik

Menata dan mengemas

B. Kegiatan Penunjang

KLASIFIKASI FUNGSI

JENIS AKTIFITAS SIFAT PRILAKU AKTIFITAS

Ruang Pengelola

Berkerja Privat Membentuk tanah liat menjadi gerabah

Edukasi pengujung Publik Menjadi tourguide Melatih Publik Melatih para disabilitas Gallery dan Toko Souvenir

Display pameran Publik Mengedukasi pengunjung

Penjualan. Publik Kasir Privat Menata barang Privat Mengambil barang Taman ramah disabilitas

Bersantai Publik Menikmati taman Bersosialisasi Publik Berinteraksi antar

pengunjung. Gedung pertemuan

Pertemuan / rapat Publik Flexsibel sesuai penyewa

Page 22: ANALISA PERANCANGAN FASILITAS WISATA EDUKASI BATIK …

55

C. Kegiatan Pelengkap

KLASIFIKASI FUNGSI

JENIS AKTIFITAS SIFAT PRILAKU AKTIFITAS

Foodcourt Makan Semi publik

Memasak, berdagang, Makan dan minum

Home Stay Menginap Privat Menginap, Beristirahat Parkir kendaraan

Memarkir kendaraan Publik Menaruh kendaraan Promosi produk Publik Mengambil kendaraan

Ibadah Tempat ibadah Publik Melakukan kegiatan beribadah Tempat wudhu Publik

Keamanan Keamanan dan pengawasan

Semi public

Menjaga keamanan

Privat Melakukan pengawsan melalui CCTV

Hiburan Bersantai dan istirahat

Publik Berkeliling pada ruang terbuka (taman)

Menerima dan penyimpanan

Bongkar muat barang Privat Supplier mengantarkan barang

Menyimpan barang Privat Barang datang dimasukkan ke gudang penyimpanan

Privat Pengambilan barang keperluan tiap ruang

Servis Pemeliharaan Privat Perbaikan dan pemeliharaan pada ME, Genset, Pompa dan Penghawaan

Page 23: ANALISA PERANCANGAN FASILITAS WISATA EDUKASI BATIK …

56

4.2.3 Analisa Kebutuhan Ruang Pada Bangunan

Tabel 4.6 Analisa Kebutuhan Ruang

Page 24: ANALISA PERANCANGAN FASILITAS WISATA EDUKASI BATIK …

57

Pos keamanan

Ruang rapat

Pantry dapur

Pengelola Parkir

pengelola Hall/Lobby

Ruang MEE

Ruang karyawan

Ruang pimpinan

4.2.4 Analisa Sirkulasi Pengguna Pada Bangunan

1) Sirkulasi Pelaku Tetap

Pengrajin

2) Sirkulasi Pelaku Tidak Tetap

Pengunjung

Gambar 4.21 Sirkulasi Pelaku

Loket tiket

R.Produksi R. Produksi Batik Kerajinan dari

Batik

Parkir Lobby/Hall Taman Gallery

Dan souvenir

Ruang informasi Musholla Food Court

Toilet Gudang

Parkir difabel

Lobby/Hall Tempat perebusan

Home Stay Tempat

Produksi Tempat

penjemuran

Page 25: ANALISA PERANCANGAN FASILITAS WISATA EDUKASI BATIK …

58

4.2.5 Analisa Hubungan Ruang Pada Bangunan

Gambar 4.22 Matriks Hubungan Ruang

Page 26: ANALISA PERANCANGAN FASILITAS WISATA EDUKASI BATIK …

59

4.2.6 Analisa Besaran Ruang Pada Bangunan

Page 27: ANALISA PERANCANGAN FASILITAS WISATA EDUKASI BATIK …

60

Tabel 4.7 Analisa Besaran Ruang

Page 28: ANALISA PERANCANGAN FASILITAS WISATA EDUKASI BATIK …

61

4.2.7 Analisa Massa Bangunan

Berdasarkan pada analisa fungsi dan pengelompokan sesuai fungsinya yang beracu pada analisa sistim sirkulasi external lalu ditinjau dari luas lahan dan konsep sirkulasi rute dalam berwisata edukasi maka direkomendasikan bangunan menggunakan massa banyak. Dengan ketinggian bangunan paling tinggi berupa massa utama menggunakan 2 lantai dan massa yang lainnya 1 lantai. Pembagian massa antara lain:

Pembagian Massa Jenis Massa Massa 1 Lobby

Loket Ruang pengelola G. Pertemuan ATM Centre

Massa 2 R. Produksi Batik R. Pembelajaran

Massa 3 R. Produksi kerajinan dari Batik R. Pembelajaran

Massa 4 Gallery Souvenir

Massa 5 Foodcourt Massa 6 Taman Ramah Disabilitas Massa 7 Musholla Massa 8 Gudang dan R. Genset

Tabel 4.8 Pembagian massa 4.2.8 Analisa Bentuk Bangunan

Bentuk bangunan disesuaikan dengan bentuk tapak dan arah entrance ke dalam tapak guna memaksimalkan luas tapak yang bisa di bangun agar tidak ada area yang kosong.

4.2.9 Analisa Struktur Bangunan

A. Struktur Bawah/ Pondasi

Tapak terletak di area bekas persawahan dan lapangan

Page 29: ANALISA PERANCANGAN FASILITAS WISATA EDUKASI BATIK …

62

bola dengan kondisi tanah yang gembur. Sehingga bangunan dengan podasi tapak sudah cukup dibangun di area ini dengan hanya 1 lantai bangunan yang akan di bangun di area ini.

Gambar 4.23 Pondasi Tapak

B. Dinding

Pemilihan material dinding menggunakan material bata merah

Gambar 4.24. Bata merah Gambar 4.25 Tekstur Bata Merah Tanpa Aci

Pemilihan material ini karena batu bata merah yang dinilai lebih tahan lama serta sudah banyak tukang yang bisa mengaplikasikannya, serta keuntungan menggunakan akan menciptakan kesan tradisional jika tanpa di beri aci pada dinding.

C. Atap

Struktur atap pada bangunan fungsi utama berbentuk Limasan namun juga di kombinasi dengan minimalis untuk menyesuaikan betuk bangunannya, tetapi tetap dengan menggunakan material kayu guna menciptakan kesan

Page 30: ANALISA PERANCANGAN FASILITAS WISATA EDUKASI BATIK …

63

tradisional pada area produksi dan edukasi agar pengguna merasa nyaman dan betah dalam beraktivitas.

Gambar 4.26. Atap limas Gambar 4.27. Atap minimalis

Material atap yang digunakan adalah atap genteng tanah liat karena mudah didapat, kuat dan dapat menciptakan kesan tradisional pada bangunan.

4.2.10 Analisa Sirkulasi Horizontal dan Vertikal Pada Bangunan

1. Analisa Sirkulasi Horizontal: a. Guiding Block

Gambar 4.30 Guiding Block

Menggunakan Guiding Block dalam upaya membantu

Gambar 4.28 Genteng Tanahliat Berfinishing

Gambar 4.29 Atap Spandex pasir

Page 31: ANALISA PERANCANGAN FASILITAS WISATA EDUKASI BATIK …

64

kemudahan aksesbilitas para difabel. Jika diartikan ke dalam bahasa Indonesia artinya blok atau cetakan sebagai pemandu jalan. Arti Guiding Block adalah keramik atau ubin yang memiliki desain khusus seperti bulatan-bulatan dan garis lurus yang diperuntukkan untuk membantu mengarahkan pejalan kaki yang memiliki kebutuhan khusus terutama bagi penyandang tunanetra.

DOT BLOCK Teksture ubin bermotif bulat bulat yang memberi peringatan terhadap adanya perubahan situasi sekitarnya. LINE BLOCK Teksture ubin bermotif garis garis yang menunjukkan arah perjalanan.

b. Pegangan dari besi

Pegangan untuk kaum difabel dari besi dan kayu yang dinilai

Gambar 4.32 Ramp dengan pegangan besi

Gambar 4.33 Ramp dengan pegangan Kayu

Gambar 4.31 Texture Guiding Block

Page 32: ANALISA PERANCANGAN FASILITAS WISATA EDUKASI BATIK …

65

lebih kuat serta estetik sebagai pengaman sekaligus membatu asesbilitas para difabel agar mereka merasa aman.

2. Analisa sirkulasi vertical

Pada perancangan ini, bangunan menggunakan 1 lantai bangunan saja sehingga hanya membutuhkan ramp ketika ada perbedaan ketinggian elevasi bangunan

4.2.11 Analisa Transportasi Pada Bangunan

Transportasi bangunan hanya dapat di akses oleh pengguna kursi roda saja.

4.2.12 Analisa Utilitas Pada Bangunan

A. Analisa Sistem Listrik

Pada sisi barat site terdapat tiang tiang listrik yang menjadi satu satunya sumber listrik pada tapak.

B. Analisa Sistem Air Bersih

Sistem air bersih menggunakan sumur tanah dan akan di distribusikan lewat pompa air.

C. Analisa Sistem Air Kotor

Limbah cair dari sistem air kotor berasal dari wastafel, urinoir dan air bekas rebusan batik yang setelah itu akan disalurkan ke dalam sumur resapan untuk kemudian dapat difilter sebelum disalurkan ke selokan. Limbah padat berasal dari toilet yang disalurkan ke septictank dengan tujuan menguraikan limbah padat sebelum disalurkan ke

Gambar 4.34 Ramp

Page 33: ANALISA PERANCANGAN FASILITAS WISATA EDUKASI BATIK …

66

jaringan selokan.

D. Analisa Sistem Pencahayaan

Pencahayaan saat ini hanya ada di luar site yaitu pada penerangan lampu jalan dan pencahayaan alami dari matahari saja.

E. Analisa Sistem Penghawaan

Berdasarkan analisa iklim di sekitar site, udara di sekitar site terbilang cukup dingin dengan rata-rata 23°-30° celcius sehingga tidak terlalu membutuhkan penghawaan buatan, tetapi kita bisa memaksimalkan penghawaan alami.

F. Analisa Sistem Pemadam Kebakaran

Dalam site kita bisa Menggunakan Pipa hydrant dan sebaran alat pemadaman portable dengan tekanan dari air yang bersistem downfeat yang memanfaatkan gravitasi bumi, sehingga tekanan air akan semakin tinggi dan lebih cepat untuk memadamkan api.