ANALISA KESIMPULAN

9
6. Analisa Pada percobaan dua mengenai Sistem Kendali Konvensional ini praktikan mempelajari beberapa point penting yaitu relay, kontaktor, dan motor tiga phasa. Pada dasarnya relay dan kontaktor memiliki prinsip kerja yang hampir sama yaitu bekerja ketika dialiri arus listrik, perbedaannya adalah pada tegangan yang digunakan. Relay lebih banyak digunakan pada alat dengan tegangan yang kecil, sedangkan kontaktor lebih banyak digunakan pada alat dengan tegangan yang besar. Dari rangkaian yang diberikan mengenai lampu holding yang terdiri dari 3 lampu dapat dijelaskan bahwa kumparan yang ada di dalam relay akan berputar ketika push button yang terhubung dengan relay ditekan. Ketika push button ditekan untuk lampu pertama maka rangkaian yang awalnya NO (Normally Open) akan berubah menjadi NC (Normally Close) sehingga arus dapat mengalir menuju coil relay yang secara magnetic akan menarik throw relay tersebut. Pada rangkaian ini jenis relay yang digunakan adalah DPDT (Double Pole Double Throw). Throw relay yang tertarik itu akan membuat rangkain menjadi NC dan terbentuklah rangkaian holding. Adanya holding pada rangkaian akan membuat arus tetap mengalir walaupun push button dilepaskan, arus tersebut dapat diputuskan dengan menekan switch yang berfungsi sebagai saklar utama dari rangkaian tersebut. Cara

Transcript of ANALISA KESIMPULAN

Page 1: ANALISA KESIMPULAN

6. Analisa

Pada percobaan dua mengenai Sistem Kendali Konvensional ini praktikan

mempelajari beberapa point penting yaitu relay, kontaktor, dan motor tiga phasa.

Pada dasarnya relay dan kontaktor memiliki prinsip kerja yang hampir sama yaitu

bekerja ketika dialiri arus listrik, perbedaannya adalah pada tegangan yang

digunakan. Relay lebih banyak digunakan pada alat dengan tegangan yang kecil,

sedangkan kontaktor lebih banyak digunakan pada alat dengan tegangan yang

besar.

Dari rangkaian yang diberikan mengenai lampu holding yang terdiri dari

3 lampu dapat dijelaskan bahwa kumparan yang ada di dalam relay akan berputar

ketika push button yang terhubung dengan relay ditekan. Ketika push button

ditekan untuk lampu pertama maka rangkaian yang awalnya NO (Normally Open)

akan berubah menjadi NC (Normally Close) sehingga arus dapat mengalir menuju

coil relay yang secara magnetic akan menarik throw relay tersebut. Pada

rangkaian ini jenis relay yang digunakan adalah DPDT (Double Pole Double

Throw). Throw relay yang tertarik itu akan membuat rangkain menjadi NC dan

terbentuklah rangkaian holding. Adanya holding pada rangkaian akan membuat

arus tetap mengalir walaupun push button dilepaskan, arus tersebut dapat

diputuskan dengan menekan switch yang berfungsi sebagai saklar utama dari

rangkaian tersebut. Cara kerja yang sama juga berlaku untuk lampu kedua dan

lampu ketiga.

Motor 3 phasa adalah motor arus bolak balik yang dapat berputar apabila

dihubungkan dengan sumber tegangan tiga fasa. Perbedaan yang jelas dengan

motor satu phasa adalah pada tegangan yang digunakan. Pada motor satu phasa

tegangan yang dibutuhkan adalah 220V, sedangkan motor 3 phasa membutuhkan

tegangan 380V. Untuk menghindari ganguan pada sumber listrik sehingga

menurunkan tegangan dan mengganggu beban listrik lainnya maka digukanlah

hubung Y untuk starting motor walaupun memperpanjang waktu yang dibutuhkan

untuk mencapai kecepatan nominalnya.

6. Kesimpulan

Page 2: ANALISA KESIMPULAN

1. Relay dan kontaktor memiliki prinsip kerja yang hampir sama dimana

keduanya dapat bekerja ketika ada arus yang yang mengalir

2. Suatu rangkaian dikatakan holding yaitu ketika push button dilepaskan dan

arus tetap mengalir yang dapat dilihat pada output yang tetap menyala

3. Untuk starting sebuah motor akan lebih baik jika menggunakan hubung Y

terlebih dahulu dan kemudian dapat diubah ke hubung Δ menggunakan

relay dengan prinsip holdingnya

4. Tegangan pada motor satu phasa berbeda dengan motor tiga phasa sehingga

penggunaannya harus sesuai dengan kebutuhan tegangan masing-masing

motor

5. Peralatan kontrol yang yang digunakan dalam pengoperasiannya yaitu

MCB 3 phasa, TOR (Thermal Overload Relay), kontaktor, dan motor. Jika

ada arus berlebih pada MCB 3 phasa maka TOR akan memutuskannya.

Page 3: ANALISA KESIMPULAN

6. Analisa

Pada praktikum mengenai PLC (Programmable Logic Control) ini,

praktikan membahas tentang suatu sistem yang dapat berjalan secara otomatis dan

beraturan tanpa kendali konvensional lagi. Praktikan menggunakan software

Syswin 3.4 dan PLC Simulator untuk mensimulasikan rangkaian yang telah dibuat

sehingga dapat diketahui apakah rangkaian tersebut sudah benar atau belum

sebelum digunakan pada alat.

Rangkaian looping yang diberikan yang terdiri dari 4 lampu dimana

selama empat kali hanya ada tiga lampu yang menyala secara bergantian dengan

selang waktu 1 detik dan pada saat yang kelima kalinya lampu keempat akan

hidup dan detik selanjutnya semua lampu akan mati. Dari rangkaian tersebut dapat

dijelaskan bahwa ketika arus mengalir pada input maka akan diteruskan ke output

dimana output awal yang berupa memori tersebut akan memanggil input

selanjutnya yang memiliki kode yang sama dan akan menghidupkan output yang

merupakan lampu pertama. Di sana akan ada timer yang mengatur berapa lama

lampu tersebut menyala.. Prinsip yang sama juga akan terjadi sampai lampu yang

ketiga. Ketiga lampu tersebut akan diatur oleh counter pertama sehingga dapat

ditentukan berapa kali ke-3 lampu itu akan menyala secara bergantian dengan

selang waktu yang juga telah ditentukan yaitu 1 detik.

Ada saatnya semua lampu itu mati semua yaitu ketika timer lampu ketiga

yang memiliki kode TIM003 memanggil kode yang sama pada network 1, tetapi

hal itu hanya terjadi 1 detik dan lampu akan kembali menyala sampai 4 kali sesuai

dengan yang diperintahkan counter. Untuk menghidupkan lampu keempat yang

hanya hidup satu kali dibutuhkan satu counter lagi untuk mengaturnya, walaupun

kedua counter tersebut bekerja untuk pengaturan yang berbeda tetapi kedua

counter itu akan hidup secara bersamaan, yang membedakannya hanyalah value

yang mengatur untuk berapa kali looping tersebut terjadi. Pada counter harus

memiliki 2 input karena jika hanya dipasang satu input maka counter tersebut

tidak dapat bekerja. Rangkaian looping ini juga bekerja secara holding dimana

arus tetap mengalir walaupun saklar yang dalam hal ini biasanya menggunakan

push button dilepaskan.

Page 4: ANALISA KESIMPULAN

7. Kesimpulan

1. PLC memiliki banyak kelebihan jika dibandingkan dengan sistem kontrol

konvensional salah satunya pada pemakaian daya yang lebih sedikit

2. PLC digunakan untuk pendeteksian kesalahan suatu sistem sebelum sistem

tersebut diterapakn pada alat agar lebih mudah dan cepat

3. Untuk mengatur waktu yang butuhkan pada timer dapat diatur divaluenya,

#0000 ( secara berurutan setelah tanda pagar menunjukkan nilai ratusan,

puluhan dan satuan)

4. Input ditandai dengan 000, sedangkan dua digit dibelakangnya

menunjukkan urutan input tersebut

5. Output ditandai dengan 010, sedangkan dua digit dibelakangnya

menunjukkan urutan output tersebut

Page 5: ANALISA KESIMPULAN

6. Analisa

Pada perobaan mengenai Pemrograman Mikrokontroler ATMega8535 ini

praktikan menggunakan software Code Vision sebagai compiler dan Proteus

untuk mensimulasikan bahasa pemrograman ini. Sebelum pemrograman

mikrokontroler ini ada orang-orang lebih banyak menggunakan bahasa C ataupun

C++, tetapi setelah mikrokontroler ini muncul maka banyak yang mulai beralih.

Pada rangkaian yang terdiri dari 5 rangkaian yang akan disimulasikan pada

proteus ini dapat dijelaskan bahwa sebelum masuk ke proteus, rangkaian itu harus

dikerjakan pada Code Vision sehingga akan didapatkan programnya dan dapat

diketahui apakah program yang sudah dibuat itu benar atau masih ada errornya.

Ketika dibagian akhir kemudian program itu dicek dan program yang dibuat itu

masih mengalami error maka dari kotak sebelah kiri lembar kerja akan diketahui

dibagian mana yang terjadi kesalahan.

Setelah praktikan membuat program yang benar maka langkah selanjutnya

adalah mensimulasikan rangkaian pada proteus. Pada percobaan ini yang

praktikan gunakan adalah ATMega16. Pada dasarnya tidak ada perbedaan yang

sangat jauh diantaranya, hanya kapasitas bitnya saja yang membedakannya.

Setelah membuat rangkaian di proteus selanjutnya program yang sudah dibuat

terlebih dahulu tadi didouble klik pada gambar mikrokontroler. Masing-masing

rangkaian dihubungkan dengan ATMega16 dan dihubungkan dengan ADC0.

Pada rangkaian ini, yang berperan sebagai output adalah sounder yang

akan menghasilkan bunyi ketika input (push botton) ditekan. Bunyi yang

dihasilkan dari rangkaian itu akan berbeda-beda, hal tersebut dipengaruhi oleh

potensiometer yang ada pada rangkaian tersebut. Sesuai dengan hukum Ohm,

maak semakin besar hambatan, arus akan mengecil sehingga bunyi yang dihasilka

juga kecil. Ketika nilai potensiometer dari tiap rangkaian maka nilai ADC yang

terbaca juga akan ikut berubah. Kelima rangkaian tersebut kemudian dihubungkan

LCD untuk melihat nilainya.

Page 6: ANALISA KESIMPULAN

7. Kesimpulan

1. Code Vision AVR merupakan program compiler.

2. ATMega8535 terdiri dari 4 port yaitu ABCD; ATMega 16,32,8538 juga

memiliki 4 port tetapi memiliki beda dikapasitasnya

3. Perubahan nilai referensi tegangan pada potensiometer akan membuat nilai

yang terbaca pada ADC juga ikut berubah

4. Pada konfigurasi pin mikrokontroler ATMega8535 clock ditandai pada

kaki ke-12 yaitu XTAL2 dimana nilai yang biasa digunakan adalah

11,059200MHz

5. Port A pada ATMega 8535 berisi ADC yang berguna sebagai input dari

data analog yang di convert langsung oleh mikrokontroker menjadi data

digital dan dapat diolah