ANALISA KESIMPULAN
-
Upload
bastio-saputra-ntio -
Category
Documents
-
view
400 -
download
6
Transcript of ANALISA KESIMPULAN
6. Analisa
Pada percobaan dua mengenai Sistem Kendali Konvensional ini praktikan
mempelajari beberapa point penting yaitu relay, kontaktor, dan motor tiga phasa.
Pada dasarnya relay dan kontaktor memiliki prinsip kerja yang hampir sama yaitu
bekerja ketika dialiri arus listrik, perbedaannya adalah pada tegangan yang
digunakan. Relay lebih banyak digunakan pada alat dengan tegangan yang kecil,
sedangkan kontaktor lebih banyak digunakan pada alat dengan tegangan yang
besar.
Dari rangkaian yang diberikan mengenai lampu holding yang terdiri dari
3 lampu dapat dijelaskan bahwa kumparan yang ada di dalam relay akan berputar
ketika push button yang terhubung dengan relay ditekan. Ketika push button
ditekan untuk lampu pertama maka rangkaian yang awalnya NO (Normally Open)
akan berubah menjadi NC (Normally Close) sehingga arus dapat mengalir menuju
coil relay yang secara magnetic akan menarik throw relay tersebut. Pada
rangkaian ini jenis relay yang digunakan adalah DPDT (Double Pole Double
Throw). Throw relay yang tertarik itu akan membuat rangkain menjadi NC dan
terbentuklah rangkaian holding. Adanya holding pada rangkaian akan membuat
arus tetap mengalir walaupun push button dilepaskan, arus tersebut dapat
diputuskan dengan menekan switch yang berfungsi sebagai saklar utama dari
rangkaian tersebut. Cara kerja yang sama juga berlaku untuk lampu kedua dan
lampu ketiga.
Motor 3 phasa adalah motor arus bolak balik yang dapat berputar apabila
dihubungkan dengan sumber tegangan tiga fasa. Perbedaan yang jelas dengan
motor satu phasa adalah pada tegangan yang digunakan. Pada motor satu phasa
tegangan yang dibutuhkan adalah 220V, sedangkan motor 3 phasa membutuhkan
tegangan 380V. Untuk menghindari ganguan pada sumber listrik sehingga
menurunkan tegangan dan mengganggu beban listrik lainnya maka digukanlah
hubung Y untuk starting motor walaupun memperpanjang waktu yang dibutuhkan
untuk mencapai kecepatan nominalnya.
6. Kesimpulan
1. Relay dan kontaktor memiliki prinsip kerja yang hampir sama dimana
keduanya dapat bekerja ketika ada arus yang yang mengalir
2. Suatu rangkaian dikatakan holding yaitu ketika push button dilepaskan dan
arus tetap mengalir yang dapat dilihat pada output yang tetap menyala
3. Untuk starting sebuah motor akan lebih baik jika menggunakan hubung Y
terlebih dahulu dan kemudian dapat diubah ke hubung Δ menggunakan
relay dengan prinsip holdingnya
4. Tegangan pada motor satu phasa berbeda dengan motor tiga phasa sehingga
penggunaannya harus sesuai dengan kebutuhan tegangan masing-masing
motor
5. Peralatan kontrol yang yang digunakan dalam pengoperasiannya yaitu
MCB 3 phasa, TOR (Thermal Overload Relay), kontaktor, dan motor. Jika
ada arus berlebih pada MCB 3 phasa maka TOR akan memutuskannya.
6. Analisa
Pada praktikum mengenai PLC (Programmable Logic Control) ini,
praktikan membahas tentang suatu sistem yang dapat berjalan secara otomatis dan
beraturan tanpa kendali konvensional lagi. Praktikan menggunakan software
Syswin 3.4 dan PLC Simulator untuk mensimulasikan rangkaian yang telah dibuat
sehingga dapat diketahui apakah rangkaian tersebut sudah benar atau belum
sebelum digunakan pada alat.
Rangkaian looping yang diberikan yang terdiri dari 4 lampu dimana
selama empat kali hanya ada tiga lampu yang menyala secara bergantian dengan
selang waktu 1 detik dan pada saat yang kelima kalinya lampu keempat akan
hidup dan detik selanjutnya semua lampu akan mati. Dari rangkaian tersebut dapat
dijelaskan bahwa ketika arus mengalir pada input maka akan diteruskan ke output
dimana output awal yang berupa memori tersebut akan memanggil input
selanjutnya yang memiliki kode yang sama dan akan menghidupkan output yang
merupakan lampu pertama. Di sana akan ada timer yang mengatur berapa lama
lampu tersebut menyala.. Prinsip yang sama juga akan terjadi sampai lampu yang
ketiga. Ketiga lampu tersebut akan diatur oleh counter pertama sehingga dapat
ditentukan berapa kali ke-3 lampu itu akan menyala secara bergantian dengan
selang waktu yang juga telah ditentukan yaitu 1 detik.
Ada saatnya semua lampu itu mati semua yaitu ketika timer lampu ketiga
yang memiliki kode TIM003 memanggil kode yang sama pada network 1, tetapi
hal itu hanya terjadi 1 detik dan lampu akan kembali menyala sampai 4 kali sesuai
dengan yang diperintahkan counter. Untuk menghidupkan lampu keempat yang
hanya hidup satu kali dibutuhkan satu counter lagi untuk mengaturnya, walaupun
kedua counter tersebut bekerja untuk pengaturan yang berbeda tetapi kedua
counter itu akan hidup secara bersamaan, yang membedakannya hanyalah value
yang mengatur untuk berapa kali looping tersebut terjadi. Pada counter harus
memiliki 2 input karena jika hanya dipasang satu input maka counter tersebut
tidak dapat bekerja. Rangkaian looping ini juga bekerja secara holding dimana
arus tetap mengalir walaupun saklar yang dalam hal ini biasanya menggunakan
push button dilepaskan.
7. Kesimpulan
1. PLC memiliki banyak kelebihan jika dibandingkan dengan sistem kontrol
konvensional salah satunya pada pemakaian daya yang lebih sedikit
2. PLC digunakan untuk pendeteksian kesalahan suatu sistem sebelum sistem
tersebut diterapakn pada alat agar lebih mudah dan cepat
3. Untuk mengatur waktu yang butuhkan pada timer dapat diatur divaluenya,
#0000 ( secara berurutan setelah tanda pagar menunjukkan nilai ratusan,
puluhan dan satuan)
4. Input ditandai dengan 000, sedangkan dua digit dibelakangnya
menunjukkan urutan input tersebut
5. Output ditandai dengan 010, sedangkan dua digit dibelakangnya
menunjukkan urutan output tersebut
6. Analisa
Pada perobaan mengenai Pemrograman Mikrokontroler ATMega8535 ini
praktikan menggunakan software Code Vision sebagai compiler dan Proteus
untuk mensimulasikan bahasa pemrograman ini. Sebelum pemrograman
mikrokontroler ini ada orang-orang lebih banyak menggunakan bahasa C ataupun
C++, tetapi setelah mikrokontroler ini muncul maka banyak yang mulai beralih.
Pada rangkaian yang terdiri dari 5 rangkaian yang akan disimulasikan pada
proteus ini dapat dijelaskan bahwa sebelum masuk ke proteus, rangkaian itu harus
dikerjakan pada Code Vision sehingga akan didapatkan programnya dan dapat
diketahui apakah program yang sudah dibuat itu benar atau masih ada errornya.
Ketika dibagian akhir kemudian program itu dicek dan program yang dibuat itu
masih mengalami error maka dari kotak sebelah kiri lembar kerja akan diketahui
dibagian mana yang terjadi kesalahan.
Setelah praktikan membuat program yang benar maka langkah selanjutnya
adalah mensimulasikan rangkaian pada proteus. Pada percobaan ini yang
praktikan gunakan adalah ATMega16. Pada dasarnya tidak ada perbedaan yang
sangat jauh diantaranya, hanya kapasitas bitnya saja yang membedakannya.
Setelah membuat rangkaian di proteus selanjutnya program yang sudah dibuat
terlebih dahulu tadi didouble klik pada gambar mikrokontroler. Masing-masing
rangkaian dihubungkan dengan ATMega16 dan dihubungkan dengan ADC0.
Pada rangkaian ini, yang berperan sebagai output adalah sounder yang
akan menghasilkan bunyi ketika input (push botton) ditekan. Bunyi yang
dihasilkan dari rangkaian itu akan berbeda-beda, hal tersebut dipengaruhi oleh
potensiometer yang ada pada rangkaian tersebut. Sesuai dengan hukum Ohm,
maak semakin besar hambatan, arus akan mengecil sehingga bunyi yang dihasilka
juga kecil. Ketika nilai potensiometer dari tiap rangkaian maka nilai ADC yang
terbaca juga akan ikut berubah. Kelima rangkaian tersebut kemudian dihubungkan
LCD untuk melihat nilainya.
7. Kesimpulan
1. Code Vision AVR merupakan program compiler.
2. ATMega8535 terdiri dari 4 port yaitu ABCD; ATMega 16,32,8538 juga
memiliki 4 port tetapi memiliki beda dikapasitasnya
3. Perubahan nilai referensi tegangan pada potensiometer akan membuat nilai
yang terbaca pada ADC juga ikut berubah
4. Pada konfigurasi pin mikrokontroler ATMega8535 clock ditandai pada
kaki ke-12 yaitu XTAL2 dimana nilai yang biasa digunakan adalah
11,059200MHz
5. Port A pada ATMega 8535 berisi ADC yang berguna sebagai input dari
data analog yang di convert langsung oleh mikrokontroker menjadi data
digital dan dapat diolah