ANALISA KEPUTUSAN DENGAN METODErepository.ub.ac.id/2156/1/RETNO ASTARI WASITO.pdfKedelai Edamame...

141
STUDI POLA PEMBERIAN AIR BERDASARKAN EFISIENSI PEMAKAIAN AIR PADA TANAMAN KEDELAI EDAMAME (VEGETABLE SOYBEAN) DENGAN METODE IRIGASI TETES SKRIPSI TEKNIK PENGAIRAN KONSENTRASI PEMANFAATAN DAN PENDAYAGUNAAN SDA Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Teknik RETNO ASTARI WASITO NIM. 115060405111006-64 UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK MALANG 2017

Transcript of ANALISA KEPUTUSAN DENGAN METODErepository.ub.ac.id/2156/1/RETNO ASTARI WASITO.pdfKedelai Edamame...

Page 1: ANALISA KEPUTUSAN DENGAN METODErepository.ub.ac.id/2156/1/RETNO ASTARI WASITO.pdfKedelai Edamame (vegetable soybean) dengan Metode Irigasi Tetes, Dosen Pembimbing: Rini Wahyu Sayekti

STUDI POLA PEMBERIAN AIR BERDASARKAN EFISIENSI

PEMAKAIAN AIR PADA TANAMAN KEDELAI EDAMAME

(VEGETABLE SOYBEAN) DENGAN METODE IRIGASI TETES

SKRIPSI

TEKNIK PENGAIRAN KONSENTRASI PEMANFAATAN DAN

PENDAYAGUNAAN SDA

Diajukan untuk memenuhi persyaratan

memperoleh gelar Sarjana Teknik

RETNO ASTARI WASITO

NIM. 115060405111006-64

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

FAKULTAS TEKNIK

MALANG

2017

Page 2: ANALISA KEPUTUSAN DENGAN METODErepository.ub.ac.id/2156/1/RETNO ASTARI WASITO.pdfKedelai Edamame (vegetable soybean) dengan Metode Irigasi Tetes, Dosen Pembimbing: Rini Wahyu Sayekti
Page 3: ANALISA KEPUTUSAN DENGAN METODErepository.ub.ac.id/2156/1/RETNO ASTARI WASITO.pdfKedelai Edamame (vegetable soybean) dengan Metode Irigasi Tetes, Dosen Pembimbing: Rini Wahyu Sayekti
Page 4: ANALISA KEPUTUSAN DENGAN METODErepository.ub.ac.id/2156/1/RETNO ASTARI WASITO.pdfKedelai Edamame (vegetable soybean) dengan Metode Irigasi Tetes, Dosen Pembimbing: Rini Wahyu Sayekti
Page 5: ANALISA KEPUTUSAN DENGAN METODErepository.ub.ac.id/2156/1/RETNO ASTARI WASITO.pdfKedelai Edamame (vegetable soybean) dengan Metode Irigasi Tetes, Dosen Pembimbing: Rini Wahyu Sayekti

Teriring Ucapan Terima Kasih kepada: Bapak dan Ibu tercinta

Page 6: ANALISA KEPUTUSAN DENGAN METODErepository.ub.ac.id/2156/1/RETNO ASTARI WASITO.pdfKedelai Edamame (vegetable soybean) dengan Metode Irigasi Tetes, Dosen Pembimbing: Rini Wahyu Sayekti

RINGKASAN

Retno Astari Wasito, Jurusan Teknik Pengairan, Fakultas Teknik Universitas Brawijaya,

Mei 2017, Studi Pola Pemberian Air Berdasar Efisiensi Pemakaian Air pada Tanaman

Kedelai Edamame (vegetable soybean) dengan Metode Irigasi Tetes, Dosen Pembimbing:

Rini Wahyu Sayekti dan Dian Chandrasasi.

Air merupakan salah satu sumber daya alam yang sangat penting bagi makhluk

hidup dan sistem pertanian. Berbagai cara telah dilakukan guna memenuhi kebutuhan air

untuk irigasi. Salah satu metode yang terus dikembangkan sampai saat ini adalah sistem

irigasi tetes. Irigasi tetes merupakan metode pemberian air secara terus menerus dalam

debit yang kecil ke zona perakaran tanaman melalui emitter. Sistem irigasi tetes

merupakan salah satu alternatif yang efisien karena dapat memperlambat laju penguapan

dan membantu dalam pertumbuhan tanaman. Skripsi ini bertujuan untuk mendapatkan

metode yang efektif dan efisien serta mengetahui pengaruh perlakuan pemberian air

terhadap pertumbuhan tanaman dan hasil produksi tanaman edamame.

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September-November 2016 bertempat di

Desa Tambibendo Kecataman Mojo Kabupaten Kediri selama 68 hari. Penelitian

menggunakan Rancangan acak Kelompok (RAK) yang disusun secara faktorial dengan 2

faktor, yaitu faktor pemberian air terpenuhi 45%, 60% dan 75% dan faktor pemberian air

selama 1 harian. Untuk setiap perlakuan diberikan sampel sebanyak 17 ulangan sehingga

terdapat 51 ulangan ulangan.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perlakuan pemberian air sangat

berpengaruh terhadap pertumbuhan (tinggi tanaman, jumlah bunga, jumlah polong) dan

hasil produksi tanaman. Perlakuan pemberian air terpenuhi 75% (E3T1) mendapatkan hasil

pertumbuhan tanaman yang paling maksimal dengan rerata tinggi tanaman 42,747 cm,

rerata jumlah bunga 25 buah, rerata jumlah polong 20 buah dan hasil produksi sebesar

54,059 gram dengan efisiensi 0,75.

Kata kunci : Irigasi Tetes, kedelai edamame, pola pemberian air, efisiensi pemakaian air

Page 7: ANALISA KEPUTUSAN DENGAN METODErepository.ub.ac.id/2156/1/RETNO ASTARI WASITO.pdfKedelai Edamame (vegetable soybean) dengan Metode Irigasi Tetes, Dosen Pembimbing: Rini Wahyu Sayekti

SUMMARY

Retno Astari Wasito, Department of water resource engineering, Faculty og

Engineering, University of Brawijaya, May 2017, Study Of Watering Scheme Based On

Eficiency Water Usage In Vegetable Soybean By Drip Irrigation Method, Academis

Supervisor: Rini Wahyu Sayekti and Dian Chandrasasi.

Water is one of the most important natural resources for living beings and

agricultural systems. Various ways have been done in order to meet the water demand

for irrigation. One method that has been developed until now is the drip irrigation

system. Drip irrigation is a continuous method of water delivery in a small discharge to

the root zone of the plant through the emitter. Drip irrigation system is one efficient

alternative because it can slow the rate of evaporation and help in plant growth. This

essay aims to obtain an effective and efficient method and to know the effect of water

treatment on plant growth and edamame crop production.

This research was conducted on September-November 2016 located in

Tambibendo Village, Kedjo District Mojo for 68 days. The study used a analisys of

variance (RAK) which was arranged factorially with 2 factors, ie 45% water supply

factor, 60% and 75%, and watering factor for 1 day. For each treatment given 17

samples of replication so that there are 51 repetitions.

The results of this study indicate that the treatment of water is very influential

on growth (plant height, number of flowers, number of pods) and crop production.

Treatment of water supply fulfilled 75% (E3T1) get maximum yield of plant growth

with plant height of 42,747 cm, average of 25 fruit, average of pod 20 fruit and 54,059

gram with efficiency 0,75.

Key Words : Drip Irrigation, Vegetable Soybean, Patterns of water delivery, efficiency

of water used.

Page 8: ANALISA KEPUTUSAN DENGAN METODErepository.ub.ac.id/2156/1/RETNO ASTARI WASITO.pdfKedelai Edamame (vegetable soybean) dengan Metode Irigasi Tetes, Dosen Pembimbing: Rini Wahyu Sayekti
Page 9: ANALISA KEPUTUSAN DENGAN METODErepository.ub.ac.id/2156/1/RETNO ASTARI WASITO.pdfKedelai Edamame (vegetable soybean) dengan Metode Irigasi Tetes, Dosen Pembimbing: Rini Wahyu Sayekti

i

KATA PENGANTAR

Puji Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat

Rahmat dan Karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul

“Studi Pola Pemberian Air Berdasarkan Efisiensi Pemakaian Air Pada Tanaman Kedelai

Edamame (Vegetable Soybean) Dengan Metode Irigasi Tetes” ini dimana skripsi ini

diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar dalam perkuliahan Strata 1

Universitas Brawijaya Malang. Dalam penulisan skripsi ini tidak lepas dari hambatan dan

kesulitan, namun berkat bimbingan, bantuan, nasihat dan saran serta kerja sama dari

berbagai pihak, khususnya pembimbing, segala hambatan tersebut akhirnya dapat diatasi

dengan baik.

Dalam kesempatan ini penulis dengan tulus hati mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu dan bapak yang selalu memberikan perhatian, semangat, dan do’anya sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

2. Ir. Moh. Sholichin, MT,Ph.D selaku Ketua Jurusan Teknik Pengairan Universitas

Brawijaya.

3. Ir. Rini Wahyu S, MS dan Dian Chandrasasi, ST., MT selaku dosen pembimbing

yang telah dengan sabar membimbing saya dalam proses pengerjaan skripsi ini.

4. Dr. Eng. Tri Budi P, ST., MT. dan Anggara WWS, ST., M.Tech selaku dosen

penguji yang telah berkenan menguji skripsi ini.

5. Teman-teman terdekat penulis yang selalu memberikan dukungan dan dorongan

semangat diwaktu penulis mengalami kesusahan.

6. Serta semua pihak yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan

skripsi ini.

Semoga Allah SWT memberikan balasan yang berlipat ganda kepada semuanya.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna sehingga penulis membutuhkan

kritik dan saran yang bersifat membangun. Akhir kata, penulis serahkan segalanya semoga

dapat bermanfaat untuk bagi kita semua.

Malang, 5 Mei 2017

Penulis

Page 10: ANALISA KEPUTUSAN DENGAN METODErepository.ub.ac.id/2156/1/RETNO ASTARI WASITO.pdfKedelai Edamame (vegetable soybean) dengan Metode Irigasi Tetes, Dosen Pembimbing: Rini Wahyu Sayekti

ii

HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN

Page 11: ANALISA KEPUTUSAN DENGAN METODErepository.ub.ac.id/2156/1/RETNO ASTARI WASITO.pdfKedelai Edamame (vegetable soybean) dengan Metode Irigasi Tetes, Dosen Pembimbing: Rini Wahyu Sayekti

iii

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN

RINGKASAN

KATA PENGANTAR .................................................................................................. i

DAFTAR ISI ................................................................................................................. iii

DAFTAR TABEL ......................................................................................................... vii

DAFTAR GAMBAR .................................................................................................... xi

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................ xiii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang .................................................................................................. 1

1.2. Identifikasi Masalah ......................................................................................... 2

1.3. Rumusan Masalah............................................................................................. 3

1.4. Batasan Masalah ............................................................................................... 3

1.5. Tujuan ............................................................................................................... 4

1.6. Manfaat ............................................................................................................. 4

1.7. Hipotesis ........................................................................................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Palawija ............................................................................................................ 5

2.2. Tanaman Kedelai (Glycine max(L) Merril) ...................................................... 5

2.3. Tanaman Kedelai Edamame ............................................................................. 6

2.3.1.Taksonomi Tanaman Kedelai Edamame (Vegetable Soybean) .............. 6

2.3.2. Morfologi Tanaman Kedelai Edamame ................................................. 7

2.3.2.1. Akar .......................................................................................... 7

2.3.2.2. Batang ...................................................................................... 7

2.3.2.3. Daun ......................................................................................... 7

2.3.2.4. Bunga ....................................................................................... 8

2.3.2.5. Polong ...................................................................................... 8

2.3.3. Persyaratan Tumbuh Tanaman Kedelai Edamame ................................ 9

2.3.3.1. Iklim ......................................................................................... 9

2.3.3.2. Ketinggian Tempat ................................................................... 10

Page 12: ANALISA KEPUTUSAN DENGAN METODErepository.ub.ac.id/2156/1/RETNO ASTARI WASITO.pdfKedelai Edamame (vegetable soybean) dengan Metode Irigasi Tetes, Dosen Pembimbing: Rini Wahyu Sayekti

iv

2.3.3.3. Tanah ....................................................................................... 10

2.3.4. Proses Penanaman Tanaman Kedelai Edamame .................................... 11

2.3.4.1. Pemilihan Varietas ................................................................... 11

2.3.4.2. Pengolahan Tanah .................................................................... 11

2.3.4.3. Penanaman ............................................................................... 11

2.3.4.4. Pemeliharaan Tanaman ............................................................ 12

2.3.4.5. Pengendalian Hama dan Penyakit ............................................ 13

2.3.4.6. Panen dan Pasca Panen ............................................................ 14

2.4. Sistem Irigasi Tetes (Drip Irrigation) .............................................................. 15

2.4.1. Kelebihan Irigasi Tetes ........................................................................... 16

2.4.2. Kekurangan Irigasi Tetes........................................................................ 17

2.4.3. Komponen Irigasi Tetes ......................................................................... 17

2.5. Kebutuhan Air Tanaman .................................................................................. 18

2.6. Kebutuhan Air Irigasi Total ............................................................................. 22

2.7. Kadar Air Tanah Optimum ............................................................................... 24

2.8. Pengujian Kadar Air ......................................................................................... 25

2.9. Analisys of Variance (Anova) .......................................................................... 26

2.9.1. Pengertian Anova ................................................................................... 26

2.9.2. Cara Menghitung Anova ........................................................................ 27

2.10. Rancangan Percobaan ............................................................................................ 28

2.10.1. Pengertian Rancangan Percobaan ........................................................ 28

2.10.2. Unsur Dasar Percobaan ........................................................................ 28

2.10.2.1. Perlakuan (Treatment) ............................................................ 28

2.10.2.2. Ulangan (Replocation) ........................................................... 28

2.10.2.3. Pengaturan atau Pembatasan Lokal (Local Control) ............. 29

2.10.2.3.1. Penerapan dan Penggunaan Anova dalam RAL .......... 29

2.10.2.3.2. Penerapan dan Penggunaan Anova dalam RAK ......... 29

2.11. Uji Lanjut atau Perbandingan Berganda ................................................................ 30

2.11.1. Beda Nyata Terkecil (Least Significant Difference =LSD) ................. 30

2.12. Efisiensi Pemakaian Air ........................................................................................ 32

Page 13: ANALISA KEPUTUSAN DENGAN METODErepository.ub.ac.id/2156/1/RETNO ASTARI WASITO.pdfKedelai Edamame (vegetable soybean) dengan Metode Irigasi Tetes, Dosen Pembimbing: Rini Wahyu Sayekti

v

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Metode Penelitian ............................................................................................ 33

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian .......................................................................... 34

3.3. Peralatan dan Bahan yang digunakan .............................................................. 34

3.3.1. Bahan ...................................................................................................... 34

3.3.2. Peralatan ................................................................................................. 34

3.4. Prosedur Penelitian .......................................................................................... 35

3.4.1. Persiapan ................................................................................................ 35

3.4.2. Pelaksanaan di Lapangan ........................................................................ 35

3.4.3. Pengamatan ............................................................................................. 36

3.4.4. Analisa Data ............................................................................................ 36

3.4.5. Effisiensi Pemakaian Air ........................................................................ 37

3.4.6. Kombinasi Perlakuan .............................................................................. 37

3.5. Parameter Penelitian ........................................................................................ 37

3.6. Diagram Air Penelitian .................................................................................... 38

BAB IV Hasil DAN PEMBAHASAN

4.1. Lokasi Penelitian .............................................................................................. 41

4.2. Persiapan Penelitian di Laboratorium .............................................................. 41

4.2.1. Percobaan Jenis Tanah .......................................................................... 41

4.2.2. Percobaan Water Content...................................................................... 42

4.3. Persiapan Media Tanam ................................................................................... 43

4.4.Proses Pembuatan Screen House ...................................................................... 43

4.5. Persiapan Alat .................................................................................................. 43

4.6. Pembibitan Edamame ...................................................................................... 43

4.7. Pemberian Air .................................................................................................. 43

4.7.1. Perhitungan Kebutuhan Air Tanaman Kedelai Edamame ................... 44

4.7.2. Perhitungan Kebutuhan Air Irigasi Total Tanaman Edamame ............ 46

4.7.3. Perhitungan Pemberian Air Berdasar Perlakuan (45%, 60%, 75%) .... 49

4.8. Pemantauan Pertumbuhan ................................................................................ 55

4.8.1. Pemantauan Pertumbuhan Tinggi Tanaman ........................................ 55

4.8.2. Pemantauan Jumlah Bunga .................................................................. 57

Page 14: ANALISA KEPUTUSAN DENGAN METODErepository.ub.ac.id/2156/1/RETNO ASTARI WASITO.pdfKedelai Edamame (vegetable soybean) dengan Metode Irigasi Tetes, Dosen Pembimbing: Rini Wahyu Sayekti

vi

4.8.3. Pemantauan Jumlah Bakal Buah .......................................................... 58

4.8.4. Hasil Produksi/Panen ........................................................................... 60

4.9. Pemilihan Pola Pemberian Air dengan Metode RAK (BNT).................................. 62

4.9.1. Perhitungan Rancangan Acak Kelompok ............................................ 62

4.9.1.1.Perhitungan Rancangan Acak Kelompok Tinggi Tanaman ...... 63

4.9.1.2. Perhitungan Rancangan Acak Kelompok untuk Bunga ........... 76

4.9.1.3.Perhitungan Rancangan Acak Kelompok Bakal Buah ............. 86

4.9.1.4. Perhitungan Rancangan Acak Kelompok untuk Berat Kedelai

Edamame ................................................................................ 94

4.9.2. Pemilihan Perlakuan Terbaik untuk Tanaman Kedelai Edamame....... 101

4.9.2.1.Tinggi Tanaman ........................................................................ 101

4.9.2.2. Jumlah Bunga ........................................................................... 102

4.9.2.3. Bakal Buah ............................................................................... 103

4.9.2.5. Berat Buah................................................................................ 104

4.10. Efisiensi Pemakaian Air untuk Tanaman Kedelai Edamame ....................... 107

4.11. Pengujian Hipotesis ....................................................................................... 112

BAB V PENUTUP

5.1. Kesimpulan ...................................................................................................... 113

5.2. Saran................................................................................................................. 114

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 15: ANALISA KEPUTUSAN DENGAN METODErepository.ub.ac.id/2156/1/RETNO ASTARI WASITO.pdfKedelai Edamame (vegetable soybean) dengan Metode Irigasi Tetes, Dosen Pembimbing: Rini Wahyu Sayekti

vii

DAFTAR TABEL

No. Judul Halaman

Tabel 2.1 Pemberian Pupuk Pada Tanaman Edamame ............................................ 13

Tabel 2.2 Kebutuhan Air Tanaman Edamame (Blaney Criddle) ............................. 20

Tabel 2.3 Kebutuhan Air Tanaman Edamame (Radiasi) ......................................... 21

Tabel 2.4 Koefisien Tanaman Edamame ................................................................. 22

Tabel 2.5 Analisis Data Rancangan Acak Kelompok (RAK) .................................. 27

Tabel 2.6 Analisis Sidik Ragam RAK ..................................................................... 27

Tabel 2.7 Analisis Varian dalam RAL ..................................................................... 29

Tabel 2.8 Analisis Varian dalam RAK .................................................................... 30

Tabel 3.1 Kombinasi Perlakuan Pemberian Air ....................................................... 37

Tabel 4.1 Persentasi Pemberian Air Untuk Waktu Perlakuan ................................. 53

Tabel 4.2 Data Pengukuran Tinggi Tanaman .......................................................... 55

Tabel 4.3 Lanjutan Data Pengukuran Tinggi Tanaman ........................................... 56

Tabel 4.4 Data Pengukuran Jumlah Bunga .............................................................. 57

Tabel 4.5 Lanjutan Data Pemantauan Jumlah Bunga .............................................. 58

Tabel 4.6 Data Pemantauan Jumlah Bakal Buah ..................................................... 59

Tabel 4.7 Lanjutan Data Pemantauan Jumlah Bakal Buah ...................................... 60

Tabel 4.8 Data Penimbangan Buah .......................................................................... 60

Tabel 4.9 Lanjutan Data Penimbangan Buah ........................................................... 61

Tabel 4.10 Lanjutan Data Penimbangan Buah ........................................................... 62

Tabel 4.11 Kombinasi Perlakuan Pemberian Air ....................................................... 63

Tabel 4.12 RAK untuk Tinggi Tanaman .................................................................... 63

Tabel 4.13 Data Pengukuran Tinggi Tanaman untuk 0 HST ..................................... 64

Tabel 4.14 Lanjutan Data Pengukuran Tinggi Tanaman untuk 0 HST...................... 64

Tabel 4.15 Analisis Derajat Bebas ............................................................................. 64

Tabel 4.16 Analisis Varian dalam RAK .................................................................... 65

Tabel 4.17 Data Pengukuran Tinggi Tanaman untuk 10 HST ................................... 66

Tabel 4.18 Lanjutan Data Pengukuran Tinggi Tanaman untuk 10 HST.................... 67

Tabel 4.19 Analisis Varian dalam RAK .................................................................... 67

Page 16: ANALISA KEPUTUSAN DENGAN METODErepository.ub.ac.id/2156/1/RETNO ASTARI WASITO.pdfKedelai Edamame (vegetable soybean) dengan Metode Irigasi Tetes, Dosen Pembimbing: Rini Wahyu Sayekti

viii

Tabel 4.20 Data Pengukuran Tinggi Tanaman untuk 20 HST ................................... 69

Tabel 4.21 Lanjutan Data Pengukuran Tinggi Tanaman untuk 20 HST.................... 69

Tabel 4.22 Analisis Varian dalam RAK .................................................................... 70

Tabel 4.23 Data Pengukuran Tinggi Tanaman untuk 30 HST ................................... 71

Tabel 4.24 Lanjutan Data Pengukuran Tinggi Tanaman untuk 30 HST.................... 72

Tabel 4.25 Analisis Varian dalam RAK .................................................................... 72

Tabel 4.26 Data Pengukuran Tinggi Tanaman untuk 40 HST ................................... 74

Tabel 4.27 Lanjutan Data Pengukuran Tinggi Tanaman untuk 40 HST.................... 74

Tabel 4.28 Analisis Varian dalam RAK .................................................................... 75

Tabel 4.29 RAK untuk Jumlah Bunga ....................................................................... 76

Tabel 4.30 Data Pengukuran Jumlah Bunga untuk 28 HST ...................................... 77

Tabel 4.31 Lanjutan Data Pengukuran Jumlah Bunga untuk 28 HST ....................... 77

Tabel 4.32 Analisis Varian dalam RAK .................................................................... 77

Tabel 4.33 Data Pengukuran Jumlah Bunga untuk 38 HST ...................................... 79

Tabel 4.34 Lanjutan Data Pengukuran Jumlah Bunga untuk 38 HST ....................... 79

Tabel 4.35 Analisis Varian dalam RAK .................................................................... 80

Tabel 4.36 Data Pengukuran Jumlah Bunga untuk 48 HST ...................................... 82

Tabel 4.37 Lanjutan Data Pengukuran Jumlah Bunga untuk 48 HST ....................... 82

Tabel 4.38 Analisis Varian dalam RAK .................................................................... 82

Tabel 4.39 Data Pengukuran Jumlah Bunga untuk 55 HST ...................................... 84

Tabel 4.40 Lanjutan Data Pengukuran Jumlah Bunga untuk 55 HST ....................... 84

Tabel 4.41 Analisis Varian dalam RAK .................................................................... 85

Tabel 4.42 RAK untuk Jumlah Bakal Buah ............................................................... 86

Tabel 4.43 Data Pengukuran Jumlah Bakal Buah 35 HST ........................................ 87

Tabel 4.44 Lanjutan Data Pengukuran Jumlah Bakal Buah 35 HST ......................... 87

Tabel 4.45 Analisis Varian dalam RAK .................................................................... 88

Tabel 4.46 Data Pengukuran Jumlah Bakal Buah 45 HST ........................................ 89

Tabel 4.47 Lanjutan Data Pengukuran Jumlah Bakal Buah 45 HST ......................... 90

Tabel 4.48 Analisis Varian dalam RAK .................................................................... 90

Tabel 4.49 Data Pengukuran Jumlah Bakal Buah 55 HST ........................................ 92

Tabel 4.50 Lanjutan Data Pengukuran Jumlah Bakal Buah 55 HST ......................... 92

Tabel 4.51 Analisis Varian dalam RAK .................................................................... 92

Page 17: ANALISA KEPUTUSAN DENGAN METODErepository.ub.ac.id/2156/1/RETNO ASTARI WASITO.pdfKedelai Edamame (vegetable soybean) dengan Metode Irigasi Tetes, Dosen Pembimbing: Rini Wahyu Sayekti

ix

Tabel 4.52 RAK untuk Berat Kedelai Edamame ....................................................... 94

Tabel 4.53 Data Pengukuran Berat Kedelai Edamame untuk 68 HST ...................... 94

Tabel 4.54 Lanjutan Data Pengukuran Berat Kedelai Edamame untuk 68 HST ....... 95

Tabel 4.55 Analisis Varian dalam RAK .................................................................... 95

Tabel 4.56 Rekapitulasi Hasil Analisis Uji Statistik Rancangan Acak Kelompok

Kedelai Edamame ................................................................................... 100

Tabel 4.57 Hasil Uji Statistik Rancangan Acak Kelompok Kedelai Edamame ........ 100

Tabel 4.58 Lanjutan Hasil Uji Statistik Rancangan Acak Kelompok Kedelai

Edamame................................................................................................. 101

Tabel 4.59 Rerata Tinggi Tanaman ............................................................................ 101

Tabel 4.60 Rerata Jumlah Bunga ............................................................................... 102

Tabel 4.61 Rerata Jumlah Bakal Buah ....................................................................... 103

Tabel 4.62 Rerata Berat Buah .................................................................................... 104

Tabel 4.63 Rekapitulasi Nilai Rerata Tinggi Tanaman, Jumlah Bunga, Jumlah

Bakal Buah, dan Berat Hasil Produksi .................................................... 105

Tabel 4.64 Rekapitulasi Perhitungan Rerata Pemberian Air ..................................... 110

Tabel 4.65 Rekapitulasi Efisiensi Pemakaian Air ...................................................... 111

Tabel 4.66 Rekapitulasi Hasil Penelitian (Kresna Rahardian, 2013) dan Hasil

Penelitian Ini ........................................................................................... 111

Page 18: ANALISA KEPUTUSAN DENGAN METODErepository.ub.ac.id/2156/1/RETNO ASTARI WASITO.pdfKedelai Edamame (vegetable soybean) dengan Metode Irigasi Tetes, Dosen Pembimbing: Rini Wahyu Sayekti

x

HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN

Page 19: ANALISA KEPUTUSAN DENGAN METODErepository.ub.ac.id/2156/1/RETNO ASTARI WASITO.pdfKedelai Edamame (vegetable soybean) dengan Metode Irigasi Tetes, Dosen Pembimbing: Rini Wahyu Sayekti

xi

DAFTAR GAMBAR

No. Judul Halaman

Gambar 2.1 Tanaman Kedelai ............................................................................... 6

Gambar 2.2 Daun Edamame Baru Tumbuh ........................................................... 7

Gambar 2.3 Daun Edamame Fase Vegetatif .......................................................... 7

Gambar 2.4 Bunga Edamame ................................................................................ 8

Gambar 2.5 Tanaman Edamame Edamame ........................................................... 9

Gambar 2.6 Polong Edamame ............................................................................... 9

Gambar 2.7 Bagian-bagian Infus ........................................................................... 17

Gambar 2.8 Grafik Kebutuhan Air Tiap Fase Pertumbuhan (Blaney Criddle) ..... 20

Gambar 2.9 Grafik Kebutuhan Air Tiap Fase Pertumbuhan (Radiasi) .................. 21

Gambar 3.1 Ukuran Polybag.................................................................................. 35

Gambar 3.2 Diagram Alir Penelitian ..................................................................... 39

Gambar 4.1 Grafik Kebutuhan Air Irigasi Total .................................................... 48

Gambar 4.2 Grafik Kebutuhan Air Tiap Fase Pertumbuhan Perlakuan 45% ........ 54

Gambar 4.3 Grafik Kebutuhan Air Tiap Fase Pertumbuhan Perlakuan 60% ........ 54

Gambar 4.4 Grafik Kebutuhan Air Tiap Fase Pertumbuhan Perlakuan 75% ........ 55

Gambar 4.5 Dokumentasi Rancangan Acak Kelompok ........................................ 62

Gambar 4.6 Detail Rancangan Acak Kelompok .................................................... 62

Gambar 4.7 Grafik Nilai Rerata Pengukuran Tinggi Tanaman ............................. 102

Gambar 4.8 Grafik Nilai Rerata Jumlah Bunga ..................................................... 103

Gambar 4.9 Grafik Nilai Rerata Jumlah Bakal Buah ............................................ 104

Page 20: ANALISA KEPUTUSAN DENGAN METODErepository.ub.ac.id/2156/1/RETNO ASTARI WASITO.pdfKedelai Edamame (vegetable soybean) dengan Metode Irigasi Tetes, Dosen Pembimbing: Rini Wahyu Sayekti

xii

HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN

Page 21: ANALISA KEPUTUSAN DENGAN METODErepository.ub.ac.id/2156/1/RETNO ASTARI WASITO.pdfKedelai Edamame (vegetable soybean) dengan Metode Irigasi Tetes, Dosen Pembimbing: Rini Wahyu Sayekti

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

No. Judul Halaman

Lampiran I Penelitian di Laboratorium ................................................................. 1

Lampiran II Persiapan Media Tanam ..................................................................... 14

Lampiran III Proses Pembuatan Screen House ....................................................... 16

Lampiran IV Persiapan Alat .................................................................................... 18

Lampiran V Proses Pembibitan Edamame ............................................................. 21

Lampiran VI Pemindahan Bibit ke Polybag ............................................................ 23

Lampiran VII Pemberian Air .................................................................................... 25

LampiranVIII Pemantauan Pertumbuhan .................................................................. 29

Lampiran IX Suhu Kabupaten Kediri ...................................................................... 88

Lampiran X Ftabel untuk Besaran 5% dan 1% ...................................................... 91

Lampiran XI Skema Jaringan Irigasi Tetes ............................................................. 92

Page 22: ANALISA KEPUTUSAN DENGAN METODErepository.ub.ac.id/2156/1/RETNO ASTARI WASITO.pdfKedelai Edamame (vegetable soybean) dengan Metode Irigasi Tetes, Dosen Pembimbing: Rini Wahyu Sayekti

xiv

HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN

Page 23: ANALISA KEPUTUSAN DENGAN METODErepository.ub.ac.id/2156/1/RETNO ASTARI WASITO.pdfKedelai Edamame (vegetable soybean) dengan Metode Irigasi Tetes, Dosen Pembimbing: Rini Wahyu Sayekti

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Ketersediaan air di Indonesia semakin berkurang seiring bertambahnya jumlah

penduduk. Begitu pula dengan kebutuhan air irigasi, berbagai cara telah dilakukan guna

memenuhi kebutuhan air untuk irigasi. Air merupakan salah satu sumber daya alam yang

sangat penting bagi sistem pertanian. Selama ini, pemberian air lahan sawah telah menjadi

prioritas pembangunan, namun belum banyak petani yang menggunakan pengairan lahan

kering atau pengairan yang mengandalkan curah hujan untuk mengairi lahan pertaniannya.

Irigasi secara umum didefenisikan sebagai penggunaan air pada tanah untuk

keperluan penyediaan cairan yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman. Pemberian air

irigasi dapat dilakukan dalam lima cara yaitu, dengan penggenangan (flooding), dengan

menggunakan alur besar atau kecil, dengan menggunakan air di bawah permukaan tanah

melalui sub irigasi, sehingga menyebabkan permukaan air tanah naik, dengan penyiraman

(sprinkling), atau dengan sistem cucuran (trickle) (Hansen, 1986).

Musim kemarau yang berkepanjangan dan suhu yang sangat ekstrim, panas dan

teriknya sinar matahari membuat tanaman baik di pot ataupun dilahan mudah cepat layu

bahkan mati. Apalagi jika kondisi tanah agak berpasir dimana tidak mampu menahan air

lebih lama, selain perlunya media tanaman yang porositas baik dalam menahan air perlu

dipikirkan juga sistem pengairan yang mampu memberikan air secara berkesinambungan

dalam jangka waktu lama sedikit demi sedikit, Sistem itu dikenal dengan nama irigasi

tetes.

Sistem irigasi tetes dapat diterapkan pada lahan kering untuk tanaman semusim.

Potensi lahan kering di Indonesia belum dikembangkan secara optimal karena petani hanya

mengandalkan curah hujan untuk mengairi lahannya. Pada lahan kering, kebutuhan air

menjadi kendala dalam pengairan pertanian. Oleh karena itu, penerapan sistem irigasi tetes

diharapkan dapat menjadi alternatif pemenuhan kebutuhan air irigasi di lahan kering.

(Kurnia, 2004)

Sistem irigasi tetes dapat menghemat pemakaian air karena dapat meminimunkan

kehilangan-kehilangan air yang mungkin terjadi seperti perkolasi, evaporasi dan aliran

Page 24: ANALISA KEPUTUSAN DENGAN METODErepository.ub.ac.id/2156/1/RETNO ASTARI WASITO.pdfKedelai Edamame (vegetable soybean) dengan Metode Irigasi Tetes, Dosen Pembimbing: Rini Wahyu Sayekti

2

permukaan, sehingga memadai untuk diterapkan di daerah pertanian yang mempunyai

sumber daya air yang terbatas.

Penerapan sistem irigasi tetes yang tepat pada lahan kering dapat mempengaruhi

produktivitas pertanian. Sistem irigasi tetes biasanya diterapkan pada tanaman yang

bernilai ekonomi tinggi seperti tanaman palawija.

Tanaman palawija dapat diartikan sebagai tanaman kedua atau sekunder yang

merupakan tanaman hasil pertanian selain tanaman pokok atau dapat juga diartikan sebagai

semua tanaman pertanian semusim yang dibudidayakan pada lahan kering. Para petani

biasa menanam palawija ini sesudah air dianggap tidak cukup lagi untuk menanam padi,

tidak cuma membutuhkan waktu dan usaha yang lumayan lama tanaman padi juga

membutuhkan air yang banyak sehingga irigasi pun harus lancar. Sementara tanaman jenis

palawija keadaannya tidaklah demikian, tanaman palawija tetap akan tumbuh dengan

menyiramnya setiap hari atau kadang tidak perlu disiram, tergantung tingkat kelembapan

ataupun jenis tanah yang dijadikan lahan tanam tanaman tersebut. Beberapa contoh dari

tanaman palawija adalah jagung, mentimun, kacang panjang, dan kedelai.

1.2. Identifikasi masalah

Umumnya pada pertanian lahan kering, pemberian air disesuaikan dengan

kebutuhan tanaman pada tiap fase pertumbuhan. Dan sistem irigasi tetes merupakan salah

satu alternatif yang efisien pada lahan kering karena dapat membantu pertumbuhan

tanaman dan memperlambat penguapan.

Belum banyak masyarakat yang menggunakan sistem irigasi tetes dikarenakan

memerlukan biaya awal yang cukup tinggi untuk membeli beberapa keperluan yang

dibutuhkan seperti pipa, emitter, dll. Namun sistem ini dapat digunakan secara berulang

untuk beberapa kali musim tanam serta menghemat biaya tenaga kerja untuk penyiraman,

pemupukan dan penyiangan.

Penelitian ini menggunakan tanaman kedelai edamame, mengingat kebutuhan akan

edamame di Indonesia semakin meningkat tiap tahunnya seiring dengan pertambahan

penduduk dan perbaikan pendapatan per kapita. Sehingga digunakan metode-metode

pertanian seperti irigasi tetes, untuk meningkatkan produktivitas kedelai edamame dengan

harapan dapat mengurangi kapasitas impor dari negara lain. (Adisarwanto, 2002).

Edamame dapat bertahan dan tetap berproduksi dengan kondisi lahan kering

sampai kadar 50% (Irwan, 2006). Menurut (Samsu, 2003) keadaan air yang baik untuk

Page 25: ANALISA KEPUTUSAN DENGAN METODErepository.ub.ac.id/2156/1/RETNO ASTARI WASITO.pdfKedelai Edamame (vegetable soybean) dengan Metode Irigasi Tetes, Dosen Pembimbing: Rini Wahyu Sayekti

3

pertumbuhan edamame yaitu berkisar antara 60%-100% kadar air pada kondisi kapasitas

lapang.

Penelitian ini memberikan 45%, 60% dan 75% dari kebutuhan air irigasi total

tanaman edamame untuk tumbuh dan berproduksi.

1. Dipilih 45% adalah untuk mengetahui apakah dengan pemberian air 45%

tanaman masih dapat berproduksi dimana menurut (irwan, 2006) maksimal

kekeringan edamame adalah 50%.

2. Perlakuan 60% dipilih karena belum ada penelitian yang menggunakan

perlakuan pemberian air 60% dengan metode irigasi tetes.

3. Belum ada penelitian yang menggunakan perlakuan 75%.

1.3. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, permasalahan yang dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Berapa kebutuhan air irigasi total yang dibutuhkan pada setiap fase pertumbuhan

(vegetatif dan generatif) tanaman kedelai edamame?

2. Bagaimana pengaruh jumlah pemberian air (45%, 60%, dan 75%) dari periode

pemberian air 1 harian terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman kedelai

edamame?

3. Berapakah efisiensi pemakaian air untuk pertumbuhan tanaman kedelai

edamame dari 45%, 60%, dan 75%?

1.4. Batasan Masalah

Batasan-batasan masalah dalam laporan ini sebagai berikut:

1. Penelitian ini membahas sistem irigasi tetes dengan menggunakan infus set

sebagai emiter yang telah diatur kecepatan tetesannya.

2. Metode pemberian air berdasarkan kebutuhan air tanaman (Etc) dan periode

pemberian air yang direncanakan.

3. Proses pemupukan pada tanaman tidak dibahas dalam kajian ini.

4. Penelitian hanya sampai masa panen pertama.

5. Tidak membahas hidrolika aliran pada alat infus.

6. Menggunakan jenis tanah pasir berlempung.

7. Tidak membahas masalah ekonomi.

8. Penanaman tanaman dilakukan pada musim kemarau

9. Pemberian kebutuhan air tanaman diberikan berdasar waktu

Page 26: ANALISA KEPUTUSAN DENGAN METODErepository.ub.ac.id/2156/1/RETNO ASTARI WASITO.pdfKedelai Edamame (vegetable soybean) dengan Metode Irigasi Tetes, Dosen Pembimbing: Rini Wahyu Sayekti

4

1.5. Tujuan

1. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil pertumbuhan dan

produksi tanaman pada setiap perlakuan pemberian air sebanyak 45%, 60%, dan

75% pada tanaman edamame.

2. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efisiensi pemakaian air yang

menghasilkan produksi maksimal dari 45%, 60%, dan 75% pada tanaman

edamame.

3. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil dari penelitian dapat

dikategorikan memenuhi kriteria keberhasilan dengan didukung oleh penelitian

Kresna Rahardian (2013) dengan judul “PENGARUH KADAR AIR

TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN

KEDELAI EDAMAME”.

1.6. Manfaat Penelitian

Penelitian ini dapat bermanfaat sebagai salah satu alternatif pemberian air yang

dapat meminimumkan kehilangan-kehilangan air yang mungkin terjadi seperti perkolasi,

evaporasi, dll sehingga dapat menghemat penggunaan air sehingga sistem irigasi tetes

sangat membantu pertanian dengan keterbatasan air.

1.7. Hipotesis

Prosentase pemberian air tanaman mempengaruhi pertumbuhan tanaman kedelai

edamame. Dengan pemberian air 75% terpenuhi dari kebutuhan air tanaman akan

memberikan hasil yang maksimal (tinggi tanaman, jumlah bunga, jumlah bakal buah, dan

hasil produksi) pada tanaman kedelai edamame.

Page 27: ANALISA KEPUTUSAN DENGAN METODErepository.ub.ac.id/2156/1/RETNO ASTARI WASITO.pdfKedelai Edamame (vegetable soybean) dengan Metode Irigasi Tetes, Dosen Pembimbing: Rini Wahyu Sayekti

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Palawija

Palawija secara harfiah dapat diartikan sebagai tanaman kedua. Maksud dari

tanaman kedua yaitu palawija merupakan tanaman-tanaman hasil pertanian yang kedua

setelah tanaman pokok kita yaitu padi. Dalam pengertian sekarang, palawija berarti semua

tanaman pertanian semusim yang ditanam pada lahan kering. Yang termasuk tanaman

palawija yaitu kacang tanah, jagung, ketela pohon, kedelai, dan umbi jalar. Dapat

dikatakan bahwa tanaman palawija ini merupakan hasil produksi sekunder dari petani yang

mana hasil produksi primer mereka adalah padi. Tanaman palawija ini juga bisa

digunakan untuk menggantikan padi sebagai makanan pokok. Pada saat ini para petani

biasanya memanfaatkan lahan pertanian mereka untuk menanam tanaman palawija untuk

mendapatkan hasil tambahan. Sehingga kini banyak kita jumpai ladang-ladang yang di

tanami tanaman padi sekaligus juga ditanami tanaman jagung dan ketela pohon.

2.2. Tanaman Kedelai (Glycine max(L) Merril).

Nama botani yang dibudidayakan adalah Glycine max(L.) Merrill. Kedelai

merupakan tanaman semusim, berupa perdu, tumbuh tegak, berdaun lebat dengan sifat

morfologi yang beragam, tinggi tanaman berkisar antara 10 cm sampai dengan 200 cm,

dapat bercabang sedikit atau banyak tergantung dari kultivar dan lingkungan hidup. Daun

pertama yang keluar adalah daun tunggal berbentuk sederhana dan letaknya bersebrangan,

daun-daun yang terbentuk berselang-seling. Batang, daun dan polong ditumbuhi bulu-bulu

berwarna abu-abu atau coklat, namun ada juga kultivar yang tidak ditumbuhi bulu. Bunga

kedelai termasuk Bunga sempurna, terletak pada ketiak tangkai dengan mahkota Bunga

berbentuk kupu-kupu, berwarna putih atau ungu. Klasifikasi tanaman kedelai adalah

sebagai berikut:

1. Divisi : Spermatophyta

2. Sub Divisi : Angiospermae

3. Kelas : Dikoteledon

4. Ordo : Polypetales

Page 28: ANALISA KEPUTUSAN DENGAN METODErepository.ub.ac.id/2156/1/RETNO ASTARI WASITO.pdfKedelai Edamame (vegetable soybean) dengan Metode Irigasi Tetes, Dosen Pembimbing: Rini Wahyu Sayekti

6

5. Sub Famili : Papilionoideae

6. Genus : Glycine

7. Spesies : Glycine Max

Gambar 2.1. Tanaman Kedelai

2.3. Tanaman Kedelai Edamame

Edamame berasal dari bahasa Jepang. Eda berarti cabang dan mame berarti

kacang, dapat diartikan sebagai buah yang tumbuh di bawah cabang (Branched bean).

Edamame di Cina dikenal dengan sebutan mao dou (Hairy bean) (Miles et al, 2000).

Orang Eropa terutama Inggris lebih mengenal jenis kedelai ini dengan nama Vegetable

Soybean (kedelai sayur) atau green soybean dan sweet soybean. Edamame dapat

didefinisikan sebagai kedelai berbiji sangat besar(>30g/100 biji) yang dipanen muda dalam

bentuk polong segar pada stadia R-6, dan dipasarkan dalam bentuk segar (fresh edamame)

atau dalam keadaan beku (frozen edamame) (Benziger dan Shanmugasundaram, 1995).

Di Indonesia edamame mulai ditanam pada tahun 1990 di Gadog, Bogor Jawa

Barat dan hasilnya dipasarkan dalam bentuk segar di pasar dalam negeri. Pada tahun 1992

edamame dicoba pula pengembangannya di Jember dan sejak tahun 1995 hasilnya mulai

dipasarkan dalam bentuk segar beku dan diekspor ke Jepang (Soewanto et al, 2007).

Kresna Rahardian telah melakukan penelitian tentang pengaruh kadar air terhadap

pertumbuhan produktivitas tanaman kedelai dengan pemberian air 40%, 60% dan 80%

dengan hasil pertumbuhan tinggi tanaman, pembungaan, pembuahan serta hasil produksi

maksimal adalah dengan memberikan 80% air dari kebutuhan air tanaman tersebut.

2.3.1. Taksonomi Tanaman Kedelai Edamame (Vegetable Soybean)

Menurut klasifikasi dalam tata nama (sistem tumbuhan) tanaman kedelai edamame

termasuk kedalam:

1. Kingdom : Plantae

Page 29: ANALISA KEPUTUSAN DENGAN METODErepository.ub.ac.id/2156/1/RETNO ASTARI WASITO.pdfKedelai Edamame (vegetable soybean) dengan Metode Irigasi Tetes, Dosen Pembimbing: Rini Wahyu Sayekti

7

2. Divisi : Spermatophyta

3. Sub Devisi : Angiospermae

4. Kelas : Dicotyledoneae

5. Famili : Leguminosa

6. Subfamily : papilionoideae

7. Genus : Glycine

8. Spesies : Glycine max (L) Merill.

2.3.2. Morfologi Tanaman Kedelai edamame

Seperti tanaman yang lainnya, tanaman kedelai edamame mempunyai bagian-

bagian tanaman seperti akar, batang, daun, bunga, buah dan polong.

2.3.2.1. Akar

Tanaman kedelai edamame memiliki sistem perakaran tunggang. Selain itu kedelai

juga seringkali membentuk akar adventif yang tumbuh dari bagian bawah hipokotil

(Andrianto dan Indarto, 2004)

2.3.2.2. Batang

Batang edamame menurut (Adisarwanto 2005), pertumbuhan batang kedelai

edamame memiliki dua tipe yaitu determinate yang dicirikan dengan tidak tumbuhnya lagi

batang setelah berbunga, sedangkan tipe yang kedua yaitu indeterminate dicirikan dengan

masih tumbuhnya batang dan daun setelah tanaman berbunga. Tinggi batang kedelai

edamame + 30 cm-150 cm.

2.3.2.3. Daun

Daun tanaman kedelai merupakan daun majemuk yang terdiri atas tiga helai anak

daun (trifoliolat) dan umumnya berwarna hijau muda atau hijau kekuning-kuningan (Irwan

2006). Daun kedelai ada yang berbentuk bulat (oval) dan lancip (lanceolate). Kedua

bentuk daun tersebut dipengaruhi oleh faktor genetik (Andrianto dan Indarto, 2004).

Gambar 2.2. Daun Edamame Baru Tumbuh Gambar 2.3. Daun Edamame Fase

Vegetatif

Page 30: ANALISA KEPUTUSAN DENGAN METODErepository.ub.ac.id/2156/1/RETNO ASTARI WASITO.pdfKedelai Edamame (vegetable soybean) dengan Metode Irigasi Tetes, Dosen Pembimbing: Rini Wahyu Sayekti

8

2.3.2.4. Bunga

Bunga kedelai menyerupai kupu-kupu dengan berwarna putih. Tangkai bunga

umumnya tumbuh dari ketiak tangkai daun. Jumlah bunga pada setiap ketiak tangkai daun

sangat beragam antara 2-15 bunga tergantung kondisi lingkungan tumbuh dan varietas.

Bunga kedelai pertama umumnya terbentuk pada buku ke lima, ke enam, atau pada buku

yang lebih tinggi. Periode berbunga pada tanaman kedelai cukup lama yaitu 3-5 minggu

untuk daerah subtropik dan 2-3 minggu di daerah tropik (Departemen Pertanian, 1989).

Gambar 2.4. Bunga Edamame

2.3.2.5. Polong

Polong kedelai terbentuk 7-10 hari setelah munculnya bunga pertama. Jumlah

polong yang terbentuk pada setiap ketiak tangkai daun sangat beragam antara 1-10 polong.

Jumlah polong pada setiap tanaman dapat mencapai lebih dari 20. Kulit polong kedelai

berwarna hijau, sedangkan biji bervariasi dari kuning sampai hijau. Pada setiap polong

terdapat biji yang berjumlah 2-3 biji dan mempunyai ukuran 5,5 cm sampai 6,5 cm bahkan

ada yang mencapai 8 cm. Biji berdiameter antara 5 cm sampai 11 mm (Andrianto dan

Indarto, 2004).

Berdasarkan ukuran bijinya, kedelai dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok:

1. Berbiji kecil, bobot biji 6-15 g/100 biji, umumnya dipanen dalam bentuk biji (Grain

Soybean), pada saat tanaman berumur tiga bulan.

2. Berbiji besar, dengan bobot 15-29 g/100 biji, ditanam di daerah tropik maupun

subtropik, dipanen dalam bentuk biji.

3. Berbiji sangat besar, bobot 30-50 g/100 biji, diasanya ditanam di daerah subtropik,

seperti jepang, taiwan, dan cina. Kedelai dipanen dalam bentuk segar, polong masih

hijau, disebut juga kedelai sayur (Vegetable Soybean), berumur dua bulan. Kelompok

ini di Jepang disebut edamame. (Chen et al, 1991).

Page 31: ANALISA KEPUTUSAN DENGAN METODErepository.ub.ac.id/2156/1/RETNO ASTARI WASITO.pdfKedelai Edamame (vegetable soybean) dengan Metode Irigasi Tetes, Dosen Pembimbing: Rini Wahyu Sayekti

9

Persyaratan kedelai edamame lebih ditekankan kepada ukuran polong muda,

dengan lebar 1,4-1,6 cm, dan panjang 5,5-6,5 cm. Warna biji kuning hingga hijau, bentuk

biji bulat hingga bulat telur dan warna hillum gelap hingga terang (Shanmugasundaram et

al, 1991).

Gambar 2.5. Tanaman Edamame Gambar 2.6. Polong Edamame

2.3.3. Persyaratan Tumbuh Tanaman Kedelai edamame

(Asadi, 2009) menyatakan bahwa budidaya edamame atau Vegetable Soybean tidak

jauh berbeda dengan budidaya kedelai biasa, karena edamame dipanen lebih awal, yaitu

ketika polong sudah berisi penuh, sehingga tidak memerlukan pengeringan brangkasan dan

pembijian. Namun ada beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam menentukan

kesesuaian syarat tumbuh tanaman kedelai edamame adalah sebagai berikut :

2.3.3.1. Iklim

Untuk mencapai pertumbuhan yang optimal, tanaman kedelai memerlukan kondisi

lingkungan yang optimal pula. Tanaman kedelai sangat peka terhadap perubahan faktor

lingkungan tumbuh, khususnya tanah dan iklim. Kebutuhan air sangat tergantung pada

pola curah hujan yang turun selama pertumbuhan, pengelolaan tanaman, serta umur

varietas yang ditanam.

a. Sinar Matahari

Kedelai edamame adalah tanaman berhari pendek, yaitu tidak mampu berbunga

bila penyinaran melebihi 16 jam dan cepat berbungan bila kurang dari 12 jam. Penyinaran

kurang dari 10 jam atau lebih dari 12 jam menyebabkan pembungaan lambat, penurunan

jumlah bunga, polong, dan hasil, tetapi ukuran biji tidak terpengaruh dan menjadi lebih

kecil bila penyinaran <6 jam (Arifin, 2008).

b. Curah Hujan

Jumlah air yang digunakan oleh tanaman edamame bergantung pada kondisi

iklim, sistem pengelolaan dan lama periode tumbuh. Namun demikian pada umumnya

Page 32: ANALISA KEPUTUSAN DENGAN METODErepository.ub.ac.id/2156/1/RETNO ASTARI WASITO.pdfKedelai Edamame (vegetable soybean) dengan Metode Irigasi Tetes, Dosen Pembimbing: Rini Wahyu Sayekti

10

kebutuhan air tanaman edamame berkisar 350-450 mm selama masa pertumbuhan (Flatian,

2012). Curah hujan di Jember sama dengan curah hujan di Kabupaten Kediri antara 300-

400 mm.

c. Suhu

Suhu yang optimal untuk kedeai edamame sekitar 24-30°C. tanaman kedelai

edamame dibudidayakan di jember dengan suhu 22-32°C, penelitian yang akan

dilaksanakan bertempat dikabupaten kediri dengan suhu ±29°C.

d. Panjang Hari

Tanaman kedelai termasuk tanaman hari pendek sehingga tidak akan berbunga

bila panjang hari melebihi batas kritis yaitu 15 jam perhari. Varietas kedelai yang

berproduksi tinggi dari daerah subtropik dengan panjang hari 14-16 jam bila ditanam di

daerah tropik dengan rata-rata panjang hari 12 jam maka varietas tersebut akan mengalami

penurunan produksi karena masa bunganya menjadi pendek yaitu dari umur 50 hari-60 hari

menjadi 35-40 hari setelah tanam (Rubatzky dan Yamaguchi, 1998).

e. Kelembapan Udara

Jumlah kandungan uap air yang ada dalam udara. Kandungan uap air di udara

berubah-ubah bergantung pada suhu. Makin tinggi suhu, makin banyak kandungan uap

airnya. Kelembaban udara Kabupaten Malang antara 60-95%, di Jember antara 65%-92%.

f. Angin

Angin adalah udara dengan jumlah besar karena rotasi bumi dan perbedaan

tekanan udara. Angin bergerak dari tempat bertekanan udara yang tinggi ke tempat yang

bertekanan yang lebih rendah. Kecepatan rata-rata angin di Indonesia 8 km/jam, untuk

Kabupaten Kediri 3-5 km/jam dan Jember berkisar antara 0-4 km/jam.

2.3.3.2. Ketinggian Tempat

Pada umumnya pertumbuhan tanaman kedelai akan baik pada pada ketinggian tidak

lebih dari 500 meter di atas permukaan laut (dpl) (Nazzarudin, 1993). Ketinggian

Kabupaten Kediri 450-800 mdpl sedangkan Jember memiliki ketinggian 100-500 mdpl.

2.3.3.3. Tanah

Penyiapan media tanam berupa campuran tanah dan pupuk kandang dengan

perbandingan 1:1. Pencampuran tanah dilakukan pada saat tanah dalam kodisi kering.

Tanah yang tercampur rata dimasukkan dalam polybag dengan spesifikasi berat yang sama.

Kedelai edamame dapat tumbuh baik pada tanah-tanah aluvial, regosol, grumosol,

latosol, dan andosol. Selain itu menghendaki tanah yang subur, gembur, dan kaya bahan

Page 33: ANALISA KEPUTUSAN DENGAN METODErepository.ub.ac.id/2156/1/RETNO ASTARI WASITO.pdfKedelai Edamame (vegetable soybean) dengan Metode Irigasi Tetes, Dosen Pembimbing: Rini Wahyu Sayekti

11

organik. Keasamaan tanah (pH) yang cocok untuk berkisar antara 5,8-7,0 (Nazzarudin,

1993).

2.3.4. Proses Penanaman Tanaman Kedelai Edamame

Berikut ini adalah proses atau tahapan untuk penanaman Kedelai edamame:

2.3.4.1. Pemilihan Varietas

Pengadaan benih dapat dilakukan dengan cara menanam biji kedelai dengan

kedalaman 1,5-2 cm dengan disemaikan 2 benih pada 1 potongan botol aqua yang berisi

tanah lembab dan ditutup oleh plastik yang telah diberi tusukan oleh jarum atau tusuk gigi.

Metode ini mempermudah pembentukan akar karena benih dapat menyirami dirinya

sendiri melalui penguapan. Setelah tumbuh batang hingga menyentuh permukaan plastik,

pindahkan bibit edamame ke polybag dengan tanah yang telah dicampurkan oleh pupuk

kandang.

2.3.4.2. Pengolahan Tanah

Sebelum menanam edamame hendaknya tanah digarap lebih dahulu, supaya tanah-

tanah yang padat bisa menjadi longgar, sehingga pertukaran udara di dalam tanah menjadi

baik, gas-gas oksigen dapat masuk ke dalam tanah, gas-gas yang meracuni akar tanaman

dapat teroksidasi, dan asam-asam dapat keluar dari tanah. Selain itu, dengan longgarnya

tanah maka akar tanaman dapat bergerak dengan bebas meyerap zat-zat makanan di

dalamnya (Anonim, 1992).

Untuk tanaman sayuran dibutuhkan tanah yang mempunyai syarat-syarat di bawah

ini :

a. Tanah harus gembur sampai cukup dalam.

b. Di dalam tanah tidak boleh banyak batu.

c. Air dalam tanah mudah meresap ke bawah. Ini berarti tanah tersebut tidak boleh

mudah menjadi padat.

2.3.4.3. Penanaman

Penanaman kedelai edamame terbaik untuk memperoleh produktivitas tinggi

dilakukan dengan teknik sebagai berikut:

1. Benih edamame di semai pada botol bekas yang telah berisi tanah lembab dan ditutup

oleh plastik yang telah di beri beberapa lubang. Dengan menggunakan media ini, tidak

perlu menyiram tanaman lagi karena media ini dapat menyiram tanaman melalui

penguapannya.

2. Bibit kedelai edamame yang siap ditanam adalah yang telah berumur 7 hari setelah

semai. Pemindahan benih dari botol semai ke polybag penanaman dilakukan dengan

Page 34: ANALISA KEPUTUSAN DENGAN METODErepository.ub.ac.id/2156/1/RETNO ASTARI WASITO.pdfKedelai Edamame (vegetable soybean) dengan Metode Irigasi Tetes, Dosen Pembimbing: Rini Wahyu Sayekti

12

menyobek botol semai dan diusahan media tidak pecah serta langsung dimasukkan pada

lubang tanam (Dermawan, 2010).

3. Pemindahan benih tersebut sebaiknya dilakukan pada saat pagi atau sore hari atau pada

saat cuaca tidak terlalu panas, hal ini dilakukan karena apabila penanaman bibit pada

siang hari bibit yang masih muda akan kering dan mudah layu akibat sengatan matahari

yang panas (Devi Rizqi Nurfalach, 2010).

4. Edamame ditanam dengan jarak tanamnya adalah 50-60 cm dari polybag satu ke

polybag lainnya. Jarak antar barisan 60-70 cm dibudidaya secara monokultur tidak

dicampur dengan tanaman lain.

5. Lubang dibuat dengan kedalaman 1,5-2 cm, dilakukan dengan cara menggali tanah

dibagian tengah polybag yang telah dilubangi. Ukuran diameter lubang sesuai dengan

diameter media polybag semai.

6. Polybag dibuka kemudian media bersama tanaman yang tumbuh disemai, dipindahkan,

bongkahan tanah media dipertahankan utuh tidak pecah, kedalaman pembuatan bibit

sebatas leher akar media semai, tidak terlalu dalam terkubur (Hewindati, 2006).

7. Semprot bibit dengan fungisida dan insektisida 1–3 hari sebelum dipindah tanamkan

untuk mencegah serangan penyakit jamur dan hama sesaat setelah pindah tanam

(Dermawan, 2010).

2.3.4.4. Pemeliharaan Tanaman

Tanaman Kedelai Edamame yang telah ditanam harus selalu dipelihara dengan

teknik sebagai berikut:

1. Satu minggu setelah penanaman, dilakukan kegiatan penyulaman. Penyulaman

bertujuan untuk mengganti benih kedelai edamame yang mati atau tidak tumbuh.

Keterlambatan penyulaman akan mengakibatkan tingkat pertumbuhan tanaman yang

jauh berbeda.

2. Tanaman kedelai edamame sangat memerlukan air saat perkecambahan (0-5 hari setelah

tanam), stadium awal vegetatif (5-27 hari), masa pembungaan dan pembentukan biji

(35-65 hari). Pengairan sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari. Pengairan

dilakukan dengan meneteskan air melalui emitter.

3. Pada saat tanaman berumur 20-30 hari setelah tanam, dilakukan kegiatan penyiangan.

Penyiangan pertama dilakukan bersamaan dengan kegiatn pemupukan susulan.

Penyiangan kedua dilakukan setelah tanaman selesai berbunga. Penyiangan dilakukan

dengan mencabut gulma yang tumbuh menggunakan tangan atau kored. Selain itu

Page 35: ANALISA KEPUTUSAN DENGAN METODErepository.ub.ac.id/2156/1/RETNO ASTARI WASITO.pdfKedelai Edamame (vegetable soybean) dengan Metode Irigasi Tetes, Dosen Pembimbing: Rini Wahyu Sayekti

13

dilakukan pula penggemburan tanah. Penggemburan dilakukan secara hati-hati agar

tidak merusak perakaran tanaman.

4. Selama pemeliharaan, diperlukan tiga kali pemupukan, yaitu pada saat tanam, 25 hari

setelah tanam (HST), dan 40 hari HST. Pada saat tanam diperlukan pupuk kandang dan

pupuk NPK dengan cara di campur ratakan dengan media tanam, sedangkan pada saat

25 dan 40 HST memerlukan pupuk susulan NPK dengan cara aplikasi pupuk dilarutkan

dalam air terlebih dahulu kemudian dicor.

5. Pada saat tanaman dalam stadia vegetatif, biasanya hama yang menyerang ialah lalat

daun, kutu daun, trips, serta tungu, sedangkan pada saat tanaman dalam stadia

pembungaan atau pembuahan, hama yang biasanya menyerang ialah ulat penggerek

polong. Selain hama, penyakit pada juga bisa menyerang tanaman pada stadia vegetatif.

Penyakit yang biasa menyerang adalah penyakit karta, embun tepung, serta penyakit

yang disebabkan oleh bakteri. Untuk pencegahannya, dilakukan pemeriksaan rutin,

eradikasi, serta penyemprotan fungisida atau biopestisida.

Tabel 2.1 Pemberian Pupuk Pada Tanaman Edamame

aplikasi waktu Jenis pupuk Dosis

1 Saat tanam 1. Pupuk kotoran kuda/

domba/ ayam

2. Pupuk NPK 15:15:15

1. 20 kg/ha

2. 200 kg/ha

2 25 hst Pupuk NPK 15:15:15 125 kg/ha

3 40 hst pupuk NPK 15:15:15 125 kg/ha

Keterangan : HST = hari setelah tanam

Sumber : Balai Penelitian Tanaman Sayuran Pusat Penelitian Dan

Pengembangan Hortikultura Badan Penelitian Dan Pengembangan Pertanian 2006

2.3.4.5. Pengendalian Hama dan Penyakit

Pertumbuhan tanaman kedelai yang optimal tidak akan mempunyai produktivitas

yang baik bila hama dan penyakit tidak dikendalikan dengan baik. Berikut adalah hama-

hama yang terdapat di lahan kedelai:

1. Ulat Grayak (Spodoptera litura)

Hama ulat grayak merusak pada musim kemarau dengan cara memakan daun mulai

dari bagian tepi hingga bagian atas maupun bagian bawah daun. Serangan ini

menyebabkan daun-daun berlubang secara tidak beraturan sehingga proses fotosintesis

terhambat. Ulat grayak terkadang memakan daun hingga menyisakan tulang daunnya saja.

Otomatis produksi menurun.

Page 36: ANALISA KEPUTUSAN DENGAN METODErepository.ub.ac.id/2156/1/RETNO ASTARI WASITO.pdfKedelai Edamame (vegetable soybean) dengan Metode Irigasi Tetes, Dosen Pembimbing: Rini Wahyu Sayekti

14

2. Kumbang Daun Tembukur (Phaedonia Inclusa)

Hama ini bertubuh kecil dan bergaris kuning. Hama ini dapat mematikan tanaman

karena memakan semua bagian tanaman.

3. Ulat Polong (Etiela zinchenella)

Ulat ini berasal dari kupu-kupu yang bertelur di bawah daun buah. Memakan buah

muda sehingga menurunkan produksi panen.

4. Kepik Hijau (Nezara viridula)

Hama ini memakan polong dan bertelur di sekitar polong membuat polong dan biji

mengempis serta kering.

5. Busuk Phytoptora (Phytoptora capsici Leonian)

Cendawan ini hidup di batang tanaman, menyebabkan busuk batang dengan warna

cokelat hitam. Dikendalikan dengan manual atau fungisida sanitasi lingkungan.

6. Busuk Phytoptora (Phytoptora capsici Leonian)

Cendawan ini hidup di batang tanaman, menyebabkan busuk batang dengan warna

cokelat hitam. Dikendalikan dengan manual atau fungisida sanitasi lingkungan.

7. Layu Bakteri (Pseudomonas solanacearum (E.F) Sm)

Bakteri ini hidup didalam jaringan batang, menyebabkan pemucatan tulang daun

sebelah atas, tangkai menunduk. Dikendalikan dengan mengkondisikan bedengan selalu

kering atau pencelupan bibit kelarutan bakterisida misal Agrymicin 1,2 gram/liter

8. Layu Jamur Tanah (Sclerotium rolfsii)

Penyakit ini menyerang tanaman unur 2-3 minggu, saat udara lembab, dan tanaman

berjarak pendek. Penyakit ini mengakibatkan daun sedikit demi sedikit layu, menguning.

2.3.4.6. Panen dan Pasca Panen

Kedelai edamame biasanya dipanen pada umur 63 HST sampai 68 HST untuk

polong segar, sedangkan untuk panen polong tua pada umur 90 HST (Balai Penelitian dan

Pengembangan Pertanian, 2005) atau pada saat polong berisi padat, atau sedikitnya 85%

polong terisi penuh (Miles, 2000).

Pemanenan polong kedelai edamame biasanya tidak dilakukan serentak, yang

pertama dipanen dengan memilih polong yang besar dan berisi penuh. Setelah polong biji

tua diproses dan disortir lalu didinginkan dengan suhu di bawah 30°C. Biji kedelai

dikeringkan hingga mencapai 15% sampai 18% kadar airnya untuk biji edamame yang

akan digunakan sebagai benih (Zufrizal, 2003).

Edamame yang dipanen muda atau untuk konsumsi sebaiknya dibawa ke tempat

yang teduh dan hindari dari panas matahari agar edamame tetap segar, tidak layu atau

Page 37: ANALISA KEPUTUSAN DENGAN METODErepository.ub.ac.id/2156/1/RETNO ASTARI WASITO.pdfKedelai Edamame (vegetable soybean) dengan Metode Irigasi Tetes, Dosen Pembimbing: Rini Wahyu Sayekti

15

warnanya rusak. Jika polongnya kotor bisa dicuci dengan air yang mengalir lalu ditiriskan.

Selanjutnya dipacking sebelum dipasarkan.

Edamame yang diminta pasar adalah edamame dengan kualitas baik. Polong berisi

2-3 biji per polong dengan jumlah polong antara 150-175 polong per setengah kg dengan

bobot per polong 2,5-3,5 gram. Selain itu polong edamame harus berwarna hijau segar dan

harus bebas dari serangan hama maupun penyakit.

2.4. Sistem Irigasi Tetes (Drip Irrigation)

Irigasi tetes merupakan pengaliran air secara perlahan dalam bentuk tetesan, alat

pengeluaran tetesan dinamakan emitter. Emitter terletak pada titik tertentu sepanjang

aliran air (Hillel, 1982).

Pada irigasi tetes, air diberikan dalam kecepatan yang rendah di sekitar tanaman

melalui emitter. Irigasi tetes merupakan cara pemberian air pada tanaman secara langsung,

baik pada permukaan tanah maupun di dalam tanah melalui tetesan secara sinambung dan

perlahan pada areal perakaran tanaman. Sistem irigasi tetes sangat membantu

memperlambat penguapan dan pertumbuhan tanaman di musim kemarau (Kurnia, 2004).

Irigasi tetes pertama kali diterapkan di Jerman pada tahun 1869 dengan

menggunakan pipa tanah liat. Di Amerika, metode irigasi ini berkembang mulai tahun

1913 dengan menggunakan pipa berperforasi. Pada tahun 1940-an irigasi tetes banyak

digunakan di rumah-rumah kaca di Inggris. Penerapan irigasi tetes di lapangan kemudian

berkembang di Israel pada tahun 1960-an.

Irigasi tetes dapat dibedakan atas dua jenis yaitu irigasi tetes dengan pompa dan

irigasi tetes dengan gaya gravitasi. Irigasi tetes dengan pompa yaitu irigasi tetes dengan

sistem penyaluran air diatur dengan pompa. Irigasi tetes pompa ini umumnya memiliki

alat dan perlengkapan yang lebih mahal daripada irigasi sistem gravitasi. Irigasi sistem

gravitasi adalah irigasi yang menggunakan gaya gravitasi dalam penyaluran air dari

sumber. Irigasi ini biasanya terdiri dari unit pompa air untuk penyediaan air, tangki

penampungan untuk menampung air dari pompa, jaringan pipa dengan diameter yang kecil

dan pengeluaran air yang disebut pemancar emitter yang mengeluarkan air hanya beberapa

liter per jam ( Hansen dkk, 1986).

Hal yang perlu diketahui dalam merancang irigasi tetes adalah sifat tanah, jenis

tanah, sumber air, jenis tanaman, dan keadaan iklim. Sifat dan jenis tanah yang

diperhatikan adalah kedalaman tanah, tekstur tanah, permeabilitas tanah dan kapasitas

penyimpanan air (James dkk, 1982).

Page 38: ANALISA KEPUTUSAN DENGAN METODErepository.ub.ac.id/2156/1/RETNO ASTARI WASITO.pdfKedelai Edamame (vegetable soybean) dengan Metode Irigasi Tetes, Dosen Pembimbing: Rini Wahyu Sayekti

16

Pemberian air yang ideal adalah sejumlah air yang dapat membasahkan tanah

diseluruh daerah perakaran sampai keadaan kapasitas lapang. Jika air diberikan berlebihan

mengakibatkan penggenangan di tempat-tempat tertentu yang memburukkan aerasi

tanah.Pedoman yang umum tentang waktu pemberian air adalah sekitar 60 % air yang

tersedia di tanah (Hakim dkk, 1986).

2.4.1. Kelebihan Irigasi Tetes

Dibandingkan sistem irigasi yang lain, sistem irigasi tetes mempunyai beberapa

kelebihan, antara lain:

1. Meningkatkan nilai guna air

Secara umum, air yang digunakan pada irigasi tetes lebih sedikit dibandingkan

dengan metode lainnya. Penghematan air dapat terjadi karena pemberian air yang

bersifat lokal dan jumlah yang sedikit sehingga akan menekan evaporasi, aliran

permukaan dan perkolasi. Transpirasi dari gulma juga diperkecil karena daerah yang

dibasahi hanya terbatas disekitar tanaman.

2. Meningkatkan pertumbuhan tanaman dan hasil

Fluktuasi kelembaban tanah yang tinggi dapat dihindari dengan irigasi tetes ini

dan kelembaban tanah dipertahankan pada tingkat yang optimal bagi pertumbuhan

tanaman.

3. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas pemberian

Pemberian pupuk atau bahan kimia pada metode ini dicampur dengan air

irigasi, sehingga pupuk atau bahan kimia yang digunakan menjadi lebih sedikit,

frekuensi pemberian lebih tinggi dan distribusinya hanya di sekitar daerah perakaran.

4. Menekan resiko penumpukan garam

Pemberian air yang terus menerus akan melarutkan dan menjauhkan garam dari

daerah perakaran.

5. Menekan pertumbuhan gulma

Pemerian air pada irigasi tetes hanya terbatas di daerah sekitar tanaman,

sehingga pertumbuhan gulma dapat ditekan.

6. Menghemat tenaga kerja

Sistem irigasi tetes dapat dengan mudah dioperasikan secara otomatis, sehingga

tenaga kerja yang diperlukan menjadi lebih sedikit. Penghematan tenaga kerja pada

pekerjaan pemupukan, pemberantasan hama dan penyiangan juga dapat dikurangi.

Page 39: ANALISA KEPUTUSAN DENGAN METODErepository.ub.ac.id/2156/1/RETNO ASTARI WASITO.pdfKedelai Edamame (vegetable soybean) dengan Metode Irigasi Tetes, Dosen Pembimbing: Rini Wahyu Sayekti

17

2.4.2. Kekurangan Irigasi Tetes

Sedangkan Kelemahan atau kekurangan dari metode irigasi tetes adalah sebagai

berikut:

1. Memerlukan perawatan yang intensif

Penyumbatan pada penetes merupakan masalah yang sering terjadi pada irigasi

tetes, karena akan mempengaruhi debit dan keseragaman pemberian air. Untuk itu

diperlukan perawatan yang intesif dari jaringan irigasi tetes agar resiko penyumbatan

dapat diperkecil.

2. Penumpukan garam

Bila air yang digunakan mengandung garam yang tinggi dan pada derah yang

kering, resiko penumpukan garam menjadi tinggi.

3. Membatasi pertumbuhan tanaman

Pemberian air yang terbatas pada irigasi tetes menimbulkan resiko kekurangan air

bila perhitungan kebutuhan air kurang cermat.

4. Keterbatasan biaya dan teknik

Sistem irigasi tetes memerlukan investasi yang tinggi dalam pembangunannya.

Selain itu, diperlukan teknik yang tinggi untuk merancang, mengoperasikan dan

memeliharanya.

2.4.3. Komponen Irigasi Tetes

Sistem irigasi tetes pada umumnya terdiri dari jalur utama, pipa pembagi, pipa

lateral, pompa, alat aplikasi dan sistem pengontrol.

Pada percobaan kali ini komponen-komponen yang digunakan diantaranya seperti yang

tampak pada gambar 2.7 di bawah ini adalah:

Gambar 2.7. Bagian-bagian Infus

Page 40: ANALISA KEPUTUSAN DENGAN METODErepository.ub.ac.id/2156/1/RETNO ASTARI WASITO.pdfKedelai Edamame (vegetable soybean) dengan Metode Irigasi Tetes, Dosen Pembimbing: Rini Wahyu Sayekti

18

Penjelasan tiap komponen infus sebagai peralatan jaringan irigasi tetes, yaitu:

1) Spike atau emitter adalah bagian dari infus yang fungsinya sebagai

keluarnya air pada tanaman.

2) Drip Chamber atau tabung emitter adalah bagian infus yang berfungsi untuk

tampungan semantara air sebelum keluar pada tanaman.

3) Pipa Infus Set atau selang infus adalah bagian infus yang berfungsi untuk

jalannya air irigasi.

4) Regulator (Roller and Clamp) adalah bagian infus yang berfungsi untuk

menyetel jumlah tetesan yang ingin diberikan pada tanaman

5) Adaptor adalah bagian infus yang berfungsi untuk menancap pada tabung

air mineral atau sumber air unruk irigasi tetes.

2.5. Kebutuhan Air Tanaman

Kebutuhan air tanaman adalah jumlah air yang dibutuhkan untuk mengganti air

yang hilang akibat penguapan. Penguapan ini terjadi melalui dua proses yaitu penguapan

dari permukaan tanah atau air bebas (Evaporasi) dan melalui tubuh tanaman (Transpirasi).

Evaporasi adalah peristiwa berubahnya air menjadi uap, sedangkan transpirasi adalah

peristiwa penguapan air melalui tubuh tumbuhan.

Evaporasi sangatlah bergantung pada keadaan meteorologi, faktor-faktor

meteorologi yang berpengaruh adalah: (Soemarto,1986)

1. Radiasi Matahari

Evaporasi merupakan konversi air kedalam uap air. Proses ini terjadi hampir tanpa

henti di siang hari dan kerap kali juga pada malam hari. perubahan dari cair menjadi uap

ini memerlukan input energi yang berupa panas untuk evaporasi. Proses tersebut akan

sangat aktif jika ada penyinaran langsung pada matahari.

2. Suhu

Peningkatan suhu udara dan tanah yang cukup tinggi, proses evaporasi akan

berjalan dengan cepat dibandingkan jika suhu udara dan tanah rendah. Hal ini dikarenakan

energi panas yang tersedia.

Jumlah kadar air yang hilang dari tanah oleh evapotranspirasi tergantung pada

(Soemarto, 1986)

Adanya persediaan air yang cukup

Faktor iklim seperti suhu, kelembapan, dll.

Jenis tanaman tersebut

Page 41: ANALISA KEPUTUSAN DENGAN METODErepository.ub.ac.id/2156/1/RETNO ASTARI WASITO.pdfKedelai Edamame (vegetable soybean) dengan Metode Irigasi Tetes, Dosen Pembimbing: Rini Wahyu Sayekti

19

Besarnya koefisien tanaman berhubungan dengan jenis tanaman, varietas tanaman

dan umur pertumbuhan tanaman. Dengan demikian usaha mengatur pola tata tanam

dimaksudkan untuk mengatur besar koefisien tanaman agar mendapat nilai evaporasi

potensial, sehingga sesuai dengan ketersediaan air irigasi.

Besar kebutuhan air tanaman dinyatakan dalam penggunaan air konsumtif yang

besarnya: (KP Penunjang, 1986 : 6)

ETc = Kc x Eto (2 – 1)

Dengan:

ETc = Kebutuhan air tanaman (mm/hari)

Eto = Evapotranspirasi potensial (mm/hari)

Kc = Koefisien tanaman

Data-data yang diperlukan untuk menghitung evapotranspirasi potensial dengan

menggunakan Metode Blaney Criddle antara lain: (Suhardjono, 1994: 43)

1) Suhu udara (t) dan elevasi yang diperlukan guna menentukan nilai W. Nilai W

ditetapkan berdasarkan perkiraan elevasi antara 0-500 m.

2) Letak lintang suatu daerah yang akan didapat nilai P yaitu prosentase rata-rata

jam siang malam.

3) Angka koreksi menurut Blaney Criddle pada tiap bulannya.

Rumus Blaney Criddle menggunakan rumus besar evapotranspirasi potensial (ETo)

dalam pendekatan ini dihitung dengan rumus: (Suhardjono, 1994 :42)

ETo = c x ETo* (2 – 2)

Eto* = P . (0,457 t + 8,13) (2 – 3)

Dengan:

ETo = Evapotranspirasi Potensial (mm/hari)

Eto* = Evaporasi

c = Angka koreksi

P = prosentase rata-rata jam siang malam, yang besarnya tergantung pada

letak lintang (LL)

t = suhu udara (0C)

Page 42: ANALISA KEPUTUSAN DENGAN METODErepository.ub.ac.id/2156/1/RETNO ASTARI WASITO.pdfKedelai Edamame (vegetable soybean) dengan Metode Irigasi Tetes, Dosen Pembimbing: Rini Wahyu Sayekti

20

berikut adalah hasil perhitungan kebutuhan air tanaman menggunakan metode

Blabey Criddle

Tabel 2.2 Kebutuhan Air Tanaman Menggunakan Metode Blaney Criddle

Fase Pertumbuhan Kebutuhan Air Tanaman

(mm/hari)

Vegetatif 215,029

Generatif

Pembungaan 298,235

Pembuahan 237,254

Pemasakan 180,835

Sumber : Hasil Perhitungan

Gambar 2.8 Grafik Kebutuhan Air Tiap Fase Pertumbuhan Edamame Metode Blaney

Criddle

Sumber : Hasil Perhitungan

Sedangkan data-data yang diperlukan untuk menghitung evapotranspirasi potensial

menggunakan metode radiasi antara lain:

1) Suhu udara (t) dan elevasi yang diperlukan guna menentukan nilai W. Nilai W

ditetapkan berdasarkan perkiraan elevasi antara 0-500 m.

2) Letak lintang suatu daerah yang akan didapat nilai P yaitu prosentase rata-rata

jam siang malam.

3) Angka koreksi

4) Kecerahan matahari

5) Radiasi gelombang

0

50

100

150

200

250

300

350

0 1 2 3 4

Ke

bu

tuh

an A

ir T

anam

an (

mm

/har

i)

Waktu

Grafik Hubungan Kebutuhan Air tiap Fase Pertumbuhan

Fase Pembungaan

(28 HST - 34 HST)

298,235 mm/hari

Fase Vegetatif

(0 HST - 27 HST)

215,029 mm/hari

Fase Pembuahan

(35 HST - 55 HST)

237,254 mm/hari

Fase Pematangan

(56 HST - 68 HST)

180,835 mm/hari

Page 43: ANALISA KEPUTUSAN DENGAN METODErepository.ub.ac.id/2156/1/RETNO ASTARI WASITO.pdfKedelai Edamame (vegetable soybean) dengan Metode Irigasi Tetes, Dosen Pembimbing: Rini Wahyu Sayekti

21

Rumus Radiasi menggunakan rumus besar evapotranspirasi potensial (ETo)

dalam pendekatan ini dihitung dengan rumus:

ETo = c x ETo* (2 – 4)

Eto* = w x Rs (2 – 5)

Berikut adalah hasil perhitungan kebutuhan air tanaman menggunakan metode

radiasi:

Tabel 2.3 Kebutuhan Air Tanaman Menggunakan Metode Radiasi

Fase Pertumbuhan Kebutuhan Air Tanaman

(mm/hari)

Vegetatif 212,617

Generatif

Pembungaan 294,912

Pembuahan 225,02

Pemasakan 170,753

Sumber : Hasil Perhitungan

Gambar 2.9 Grafik Kebutuhan Air Tiap Fase Pertumbuhan Edamame Metode Radiasi

Sumber : Hasil Perhitungan

Sehingga dari dua metode diatas digunakan metode perhitungan Blaney Criddle

karena kebutuhan air yang di berikan lebih besar dari pada hasil perhitungan menggunakan

metode Radiasi.

100

125

150

175

200

225

250

275

300

325

350

0 1 2 3 4 5

Ke

bu

tuh

an A

ir T

anam

an (

mm

/har

i)

Waktu

Grafik Kebutuhan Air tiap Fase Pertumbuhan

Fase Pembungaan

(35 HST-46 HST)

294,912 mm/hari

Fase Vegetatif

(0 HST-20 HST)

212,617mm/hari

Fase Pembuahan

(47 HST-58 HST)

225,02 mm/hai

Fase Pematangan

(59 HST-68 HST)

170,753 mm/hari

Page 44: ANALISA KEPUTUSAN DENGAN METODErepository.ub.ac.id/2156/1/RETNO ASTARI WASITO.pdfKedelai Edamame (vegetable soybean) dengan Metode Irigasi Tetes, Dosen Pembimbing: Rini Wahyu Sayekti

22

2.6. Kebutuhan Air Irigasi Total

a. Kebutuhan Air Tanaman Edamame

Keadaan air yang baik untuk pertumbuhan edamame yaitu berkisar antara

60%-100% kadar air pada kondisi kapasitas lapang (Samsu 2003).

Pada masa perkecambahan, faktor air menjadi sangat penting karena

berpengaruh pada proses pertumbuhan. Kebutuhan air semakin bertambah seiring dengan

bertambahnya umur tanaman. Kebutuhan air paling tinggi terjadi pada saat masa berbunga

dan pengisian polong.

Tabel 2.4 Koefisien Tanaman Edamame

Fase Pertumbuhan

Koefisien

Tanaman

(Kc)

Awal Pertumbuhan 0,40 - 0,50

Vegetatif 0,70 – 0,90

Generatif

Pembungaan 1,1 – 1,25

Pembuahan 0,85 – 1,0

Pemasakan 0,65 – 0,75

Sumber : Yulianti, Nani. 2013

b. Water Holding Capacity

Water Holding Capacity merupakan karakteristik agronomi yang sangat

penting. Tanah dengan kapasitas menyimpan air dalam jumlah banyak biasanya lebih

sedikit kehilangan nutrisi atau penggunan pestisida. Karena tanah dengan kapasitas

penyimpanan air yang terbatas (sandy loam/lempung berpasir) lebih cepat mencapai titik

jenuh dari pada tanah dengan daya penyimpanan air yang tinggi (lempung liat). Setelah

tanah jenuh oleh air, semua kelebihan air dan beberapa nutrisi dan pestisida yang ada

dalam tanah ikut terbawa air.

Kapasitas air tanah dikendalikan oleh tekstur tanah dan kandungan bahan

organik tanah. Terkstur tanah adalah refleksi dari distribusi ukuran partikel tanah,

contohnya bahan lempung memiliki 30% pasir, 60% lumpur dan 10% tanah liat. Secara

umum, semakin tinggi prosentase partikel tanah liat dan lumpur, maka semakin besar

kapasitas penyimpanan air tanahnya. Partikel-partikel kecil (lumpur dan tanah liat)

memiliki luas permukaan yang jauh lebih besar dari pada partikel pasir yang besar

sekalipun. Jumlah bahan organik dalam tanah juga mempengaruhi kapasitas penyimpanan

air dalam tanah.

Page 45: ANALISA KEPUTUSAN DENGAN METODErepository.ub.ac.id/2156/1/RETNO ASTARI WASITO.pdfKedelai Edamame (vegetable soybean) dengan Metode Irigasi Tetes, Dosen Pembimbing: Rini Wahyu Sayekti

23

Dalam 100 tahun terakhir, banyak metode laboratorium yang telah

dikembangkan di seluruh dunia untuk menentukan kapasitas penyimpanan air dalam tanah.

Metode ini menggunakan berbagai alat khusus untuk menentukan berapa banyak air tanah

yang tersimpan dalam berbagai kondisi. Sebagian besar metode dimulai dengan sampel

tanah jenuh air. Sampel jenuh ditempatkan diatas piring keramik berpori yang kemudian

ditempatkan diruang tertutup. Lalu sampel tersebut diberikan tekanan dimana air dalam

sampel jenuh itu dipaksa keluar dan mengalir ke plat berpori yang telah disiapkan.

Besarnya kapasitas air ditentukaan oleh jumlah air yang disimpan oleh tanah dikali berat

kering sampel. Jumlah tekanan yang diterapkan dalam metode yang berbeda dapan 1/3

atmosfer (5 psi) sampai 15 atmosfer (225 psi).

Available Water Capacity atau AWC adalah ketersediaan kapasitas air dalam

tanah yang dapat diberikan pada tanaman yang merupakan indikator dari kemampuan

tanah untuk menahan air dan membuatnya tersedia bagi tanaman. Kapasitas air yang

tersedia adalah air yang diadakan ditanah antara kapasitas lapang dan titik layu permanen.

Air yang terus menerus menempati rongga tanah akan membuat bidang tanah tersebut

jenuh sehingga air akan mengalir secara bebas, biasanya terjadi selama 1-2 hari. Titik layu

permanen adalah kadar air tanah dimana tanaman layu dan gagal memulihkan kembali

ketika diberikan kelembapan tanah yang cukup. Kapasitas air biasanya dinyatakan sebagai

fraksi volume atau persentase atau sebagai kedalaman (inc atau cm).

Faktor-faktor yang mempengaruhi adalah tekstur tanah, banyaknya kandungan

batuan, dan kedalaman tanah dan lapisan. Ketersediaan kapasitas air semakin meningkat

pada tanah yang bertekstur halus dari pasir sampai lempung dan tanah liat. Kemampuan

tanah bertekstur kasar dalam menahan air rendah karena memiliki pori-pori yang besar

sedangkan tanah yang bertekstur halus memiliki kemampuan yang lebih baik karena pori-

porinya kecil. Namun, perbandingan yang baik yaitu lempung agregat dan lanau,

ketersediaan kapasitas air yang didominasi lumpur akan rendah karena lumpur

meningkatkan titik layu permanen.

Pecahan batu mengurangi volume ketersediaan kapasitas air pada tanah,

kecuali batuan yang berpori. Kedalaman akar dan lapisan tanah memberikan efek total

pada ketersediaan kapasitas air sejak mereka membatasi volume tanah untuk tumbuh

kembang akar.

c. Perhitungan Air Irigasi Total

Perhitungan air irigasi total merupakan air irigasi yang diberikan pada tanaman

dengan mempertimbangkan kondisi iklim dan kemampuan tanah yang digunakan dalam

Page 46: ANALISA KEPUTUSAN DENGAN METODErepository.ub.ac.id/2156/1/RETNO ASTARI WASITO.pdfKedelai Edamame (vegetable soybean) dengan Metode Irigasi Tetes, Dosen Pembimbing: Rini Wahyu Sayekti

24

mengikat air. Faktor tanah mempengaruhi kemampuan tanah dalam mengikat air. Untuk

tanah berpori besar seperti pasir kemampuan mengikat airnya sangat kecil sedangkan tanah

bertekstur liat kemampuan mengikat airnya lebih besar. Namun apabila tanah

mengandung terlalu banyak liat, maka tanah tersebut dapat menyimpan air dalam jumlah

yang besar, akan tetapi air tidak mudah meresap kedalam tanah tersebut karena air akan

mengalir pada permukaan tanah dan menyebabkan erosi. Atau apabila tanah berpasir, air

akan mudah meresap tetapi tidak dapat disimpan lama karena akan infiltrasi kelapisan

bawahnya. Dengan demikian, tanah yang ideal adalah tanah yang mempunyai tekstur yang

kandungan yang ideal adalah tanah yang mempunyai Tekstur yang kandungan liat, pasir,

dan debunya seimbang disebut lempung (loam).

Tanah yang baik dapat diumpamakan seperti busa sehingga air dapat masuk

dengan mudah dan bertahan tersimpan di dalamnya untuk dipergunakan kemudian.

Edamame dapat tumbuh pada tanah bertekstur ringan hingga berat, namun tanah padat

kurang baik bagi pertumbuhan edamame (Beutler et al, 2005).

Faktor tanah yang mempengaruhi kebutuhan air terutama ditentukn oleh

ketersediaan air pada kompleks perakaran (rizosfer) baik mengenai jumlah maupun kondisi

tekanan yang mengikatnya. Kedua hal ini sangat bergantung pada sifat-sifat tanah, antara

lain porositas dn tekstur. Hubungan antar ketersediaan air dalam tanah dan kebutuhan air

tanaman menghasilkan air irigasi yang harus diberikan untuk pertumbuhan tanaman,

Irigasi total = Kebutuhan air Tanaman + Ketersediaan Air Dalam Tanah

Dimana pembeian air irigasi total ini diberikan dengan tetesan dan

mempertimbangkan ketersediaan air yang dapat di tahan tanah sehingga pemberian

menjadi optimal untuk pertumbuhan tanaman.

2.7. Kadar Air Tanah Optimum

Air yang berasal dari sistem irigasi tetes diterima di permukaan tanah,

pergerakannya akan mendekati teori gerakan jenuh, yang biasa terjadi di dalam tanah. Air

akan memasuki tanah, mula-mula menggantikan udara yang terdapat dalam pori makro

dan kemudian pori mikro. Air tambahan akan bergerak ke bawah melalui proses gerakan

jenuh dibantu oleh gaya ditambahkan cukup dan tidak ada penghalang selama air bergerak

ke bawah. Pemberian air yang cukup adalah yang paling utama dibutuhkan oleh

pertumbuhan tanaman. Setiap tanaman mencoba mengabsorpsi air secukupnya dari tanah

Page 47: ANALISA KEPUTUSAN DENGAN METODErepository.ub.ac.id/2156/1/RETNO ASTARI WASITO.pdfKedelai Edamame (vegetable soybean) dengan Metode Irigasi Tetes, Dosen Pembimbing: Rini Wahyu Sayekti

25

untuk pertumbuhan. Jadi yang terpenting untuk tanaman itu adalah, bahwa air dalam tanah

itu berada dalam keadaan yang mudah diabsorpsi.

Kadar air yang memungkinkan tanaman dapat mengabsorpsinya adalah antara titik

layu permanen sampai kapasitas lapang yang dikenal dengan “kadar air efektif”, tetapi

interval yang menjamin pertumbuhan tanaman yang normal adalah antara titik permulaan

layu sampai kapasitas lapang, kadar air dalam interval ini disebut "kadar air optimum”

yaitu kira-kira 50-70 persen dari kadar air efektif.

Jumlah air yang dibutuhkan oleh tanaman kedelai tergantung pada kondisi iklim,

sistem pengelolaan tanaman, dan lama periode tumbuh. Namun demikian, pada umumnya

kebutuhan air pada tanaman edamame berkisar 350-450 mm selama masa pertumbuhan.

Pada saat perkecambahan, faktor air menjadi sangat penting karena akan

berpengaruh pada proses pertumbuhan. Kebutuhan air semakin bertambah seiring dengan

bertambahnya umur tanaman. Kebutuhan air paling tinggi terjadi pada saat masa berbunga

dan pengisian polong, kondisi kekeringan menjadi sangat kritis pada saat tanaman kedelai

berada pada stadia perkecambahan dan pembentukan polong, dilakukan dengan waktu

tanam yang tepat, yaitu saat kelembapan tanah sudah memadai untuk perkecambahan.

Tanaman kedelai sebenarnya cukup toleran terhadap cekaman kekeringan karena dapat

bertahan dan berproduksi bila kondisi cekaman kekeringan maksimal 50% dari kapasitas

lapang atau kondisi tanah yang optimal.

Selama masa stadia pemasakan biji, tanaman kedelai memerlukan kondisi

lingkungan yang kering agar diperoleh kualitas biji yang baik. Kondisi lingkungan yang

kering akan mendorong proses pemasakan biji lebih cepat dan bentuk biji yang seragam.

2.8. Pengujian Kadar Air

Pengujian kadar air tanah dilakukan pada semua jenis tanah. Kadar air tanah

adalah perbandingan berat air yang terkandung dalam tanah dengan berat kering tanah

tersebut. Kadar air tanah dapat digunakan untuk menghitung parameter sifat-sifat tanah.

Peralatan yang digunakan dalam pengujian ini antara lain oven, cawan kedap

udara, timbangan dan desikaior.

Prosedur pengujian meliputi tahapan-tahapan antara lain:

Tempatkan benda uji dalam cawan, lalu timbang dan catat beratnya.

Keringkan dengan menggunakan oven ataupun dengan menggunakan kompor.

Pelaksanaan pengeringan dapat dilakukan dengan oven maupun pengeringan diatas

kompor untuk benda uji yang tidak pengandung bahan organik.

Page 48: ANALISA KEPUTUSAN DENGAN METODErepository.ub.ac.id/2156/1/RETNO ASTARI WASITO.pdfKedelai Edamame (vegetable soybean) dengan Metode Irigasi Tetes, Dosen Pembimbing: Rini Wahyu Sayekti

26

Proses pengeringan dengan oven adalah dengan membuka tutup cawan dan taruh

diatas oven selama 24 jam. Sedangkan pengeringan benda uji yang tidak mengandung

bahan organik dilakukan di atas kompor atau dibakar langsung setelah disiram dengan

spirtus. Lakukan penimbangan dan pengeringan secara berulang-ulang sampai didapatkan

nilai yang tetap. Lalu cawan yang berisikan benda uji yang telah dikeringkan didinginkan

dalam desikator. Setelah dingi lalu timbang dan catat beratnya.

Besarnya kadar air dihitung dengan rumus:

Kadar air =

(2 – 4)

Dimana:

W1 = berat cawan + tanah basah (gram)

W2 = berat cawan + tanah kering (gram)

W3 = berat cawan kosong (gram)

W1 – W2 = berat air (gram)

W2 – W3 = berat bahan kering (gram)

Besarnya kadar air dinyatakan dalam persen dengan ketelitian satu angka dibelakan

koma.

2.9. Analisys of Variance (Anova)

2.9.1. Pengertian Anova

Membandingkan tiga kelompok perlakuan atau lebih dengan uji t menimbulkan

masalah. Bila membandingkan kelompok A, B, C, dan D untuk mengetahui apakah

terdapat perbedaan berarti diantara kelompok-kelompok itu, maka harus menguji apakah

ada perbedaan antara pasangan AB, AC, AD, BC, BD, dan CD, ini memerlukan enam uji t

yang terpisah. Hal ini tidak saja akan menjemukan tetapi yang lebih penting adalah

kemungkinan membesarnya kesalahan jika banyaknya uji itu bertambah dan membuat

peluang kesalahan seluruhnya menjadi terlalu besar.

Teknik Anova memerlukan data yang memenuhi syarat-syarat yang diperlukan

agar teknik tersebut dapat dilakukan terhadap data. Asumsi-asumsi yang diberlikan adalah

sebagai berikut:

a. Galat/ kesalahan percobaan haruslah bebas terhadap sesamanya.

b. Galat/ kesalahan percobaan harus menyebar menurut sebaran normal.

c. Akibat perlakuan adalah sama.

Page 49: ANALISA KEPUTUSAN DENGAN METODErepository.ub.ac.id/2156/1/RETNO ASTARI WASITO.pdfKedelai Edamame (vegetable soybean) dengan Metode Irigasi Tetes, Dosen Pembimbing: Rini Wahyu Sayekti

27

2.9.2. Cara Menghitung Anova

Dari analisis varian ini akan diperoleh angka F hitung. F hitung diperoleh dari

tahap-tahap perhitungan jumlah kuadrat total, jumlah kuadrat perlakuan, dan jumlah

kuadrat acak. Selanjutnya mencari nilai db dari masing-masing sumber keragaman.

Setelah db acak dan db perlakuan diketahui, maka dihitung nilai kuadrat tengan dari

perlakuan dan acak dan selanjutnya dicari F hitung. Setelah F hitung ditemukan kemudian

dibandingkan dengan F tabel. Bila F hitung lebih besar dari F tabel maka hipotesis

alternatif diterima, sebaliknya bila F hitung lebih kecil dari F tabel maka hipotesis nihil

diterima/ ditolak.

Rumus yang dipakai untuk mencari adalah, sebagai berikut:

Tabel 2.5 Analisis Data Rancangan Acak Kelompok (RAK)

Perlakuan Kelompok Jumlah Rerata

1 2 i… K (TP) (ýP)

1 Y 11 Y 21 Y i1 Y k1 TP 1

2 Y 12 Y 22 Y i2 Y k2 TP 2

J Y 1j Y 2j Y ij Y kj TP j

… … … … … …

… … … … … …

T Y 1t

Jumlah TK 1 TK 2 TK i TK k TK ij (ýij)

(TK)

Sumber: Suntoyo Yitnosumarto, 1993: 65

Tabel 2.6 Analisis Sidik Ragam Rancangan Acak Kelompok (RAK)

Sumber Derajat Jumlah Kuadrat F Hitung F tabel *)

Keragaman Bebas Kuadrat Tengah 5% 1%

Kelompok v1 = k - 1 JKK (JKK) / v2 KTK/KTG (v1v2)

Perlakuan v2 = (t-1) JKP (JKP) / v2 KTP/KTG (v2v3)

Galat v3 = (vt - v1 - v2) JKG (JKG) / v3

Total kt - 1 = vt JKT

Sumber: Suntoyo Yitnosumarto, 1993: 65

Keterangan:

a. Faktor koreksi (FK) = nilai untuk mengkoreksi (μ) dari ragam data (τ)

sehingga dalam sidik ragam nilai μ = 0

FK = (Tij)2 / (kx t)

Page 50: ANALISA KEPUTUSAN DENGAN METODErepository.ub.ac.id/2156/1/RETNO ASTARI WASITO.pdfKedelai Edamame (vegetable soybean) dengan Metode Irigasi Tetes, Dosen Pembimbing: Rini Wahyu Sayekti

28

b. JK Total = T (Yij)2 – FK

= { ( Y10)2 + ( Y11)

2 . . . + ( Yij)

2 . . . + ( Yrt)

2} -

FK

c. JK Kelompok = (TK2) / t – FK

= { ( TK1)2 + . . . + (TKk)

2} / t – FK

d. JK Perlakuan = { (TPj)2 / k } – FK

= { ( TP2)2 + (TP2)

2 + . . . + (TPt)

2 } / k - FK

e. JK Galat = JK Total - JK Kelompok - JK Perlakuan

f. KT Perlakuan =

g. KT Ulangan =

h. KT Acak atau Galat =

i. Derajat Bebas:

a. Db perlakuan = n – 1

b. Db ulangan = r – 1

c. Db acak atau galat = (n – 1) (r – 1)

j. F Hitung Perlakuan =

F Hitung Ulangan =

2.10. Rancangan Percobaan

2.10.1. Pengertian Rancangan Percobaan

Rancangan percobaan adalah bentuk rangkaian kegiatan untuk mencari jawaban

terhadap permasalahan dengan menguji hipotesis untuk mengamati pengaruh X terhadap

Y, dimana X disebut faktor perlakuan dan Y disebut faktor pengamatan.

2.10.2. Unsur Dasar Percobaan

2.10.2.1. Perlakuan (Treatment)

Perlakuan adalah semua tindakan coba-coba (Trial and error) terhadap suatu obyek

yang pengaruhnya akan diuji. Bisa berasal dari dua faktor atau lebih atau yang disebut

dengan kombinasi perlakuan.

2.10.2.2. Ulangan (Replocation)

Ulangan merupakan frekuansi perlakuan dalam suatu percobaan. Jumlah ulangan

tergantung tingkat ketelitian yang diinginkan terhadap kesimpulannya. Jumlah ulangan

Page 51: ANALISA KEPUTUSAN DENGAN METODErepository.ub.ac.id/2156/1/RETNO ASTARI WASITO.pdfKedelai Edamame (vegetable soybean) dengan Metode Irigasi Tetes, Dosen Pembimbing: Rini Wahyu Sayekti

29

dalam perlakuan dipengaruhi oleh derajat ketelitian, keragaman bahan dan biaya yang

tersedia.

2.10.2.3. Pengaturan atau Pembatasan Lokal (Local Control)

2.10.2.3.1. Penerapan dan Penggunaan Anova dalam RAL

RAL adalah suatu rancangan yang dipakai karena media percobaan homogen dan

biasanya dilakuan di laboratorium. Dalam RAL, perbedaan antara perlakuan hanya

disebabkan oleh pengaruh perlakuan dan pengaruh galat saja, sehingga variasi total hanya

terdiri dari variasi perlakuan dan TK, variasi acak saja.

Perhitungan Anova dalam RAL urutannya dalah mencari JK, KT, dan Fhitung.

Selanjutnya tabel Anova disusun seperti pada Tabel 2.7 di bawah ini:

Tabel 2.7 Analisis Varian dalam RAL

Sumber: Sulisetijono, 2010

2.10.2.3.2. Penerapan dan Penggunaan Anova dalam RAK

RAK adalah suatu rancangan acak yang dilakukan dengan mengelompokkan satuan

percobaan ke dalam grup-grup yang homogen yang dinamakan kelompok dan kemudian

menentukan perlakuan acak di dalam masing-masing kelompok (Yitnosumarto, 1993).

RAK dipakai karena media dan waktu dalam melaksanakan percobaan tidak homogen,

karena keadaan yang tidak homogen maka tahan yang harus kita kerjakan adalah membuat

pembagian ke dalam suatu kelompok tertentu agar diperoleh kelompok yang homogen.

Selanjutnya penempatan perlakuan dilakukan secara acak pada kelompok-kelompok

tersebut.

Perhitungan Anova dalam RAK pada prinsipnya sama dengan RAL. Bedanya pada

RAK dihitung pula sumber keragaman yang berasal dari ulangan. Tabel Anova dalam

RAK disusun seperti pada Tabel 2.8 di bawah ini:

Sumber Keragaman Derajat Bebas Jumlah Kuadrat Kuadrat Tengah

(SK) (db) (JK) (KT) 5% 1%

Perlakuan

Acak/ Galat

Total

F HitungF Tabel

Page 52: ANALISA KEPUTUSAN DENGAN METODErepository.ub.ac.id/2156/1/RETNO ASTARI WASITO.pdfKedelai Edamame (vegetable soybean) dengan Metode Irigasi Tetes, Dosen Pembimbing: Rini Wahyu Sayekti

30

Tabel 2.8 Analisis Varian dalam RAK

Sumber: Sulisetijono, 2010

2.11. Uji Lanjut atau Perbandingan Berganda

Uji lanjut adalah uji lanjutan yang dilakukan bila hasil uji beda yang dilakukan

(Analysis of variance) signifikan. Uji lanjut bukan merupakan macam uji beda tetapi uji

lanjut setelah uji beda dilakukan. Uji lanjut dilakukan untuk mengetahui perbedaan rerata

antara taraf perlakuan. Uji lanjut banyak macamnya. Berikut macam uji lanjut dari yang

sederhana sampai yang lebih kompleks.

a. Uji Beda Nyata Terkecil (BNT)

b. Uji Student-Newman-Keuls (SNK)

c. Uji Beda Nyata Jujur (BNJ)

d. Uji Dunnet

e. Uji Duncan (DMRT)

f. Pembanding Ortogonal

g. Uji Scheffe

h. Uji Scot Knot

Untuk uji yang akan dipakai dalam penyelesaian tugas akhir ini adalah uji lanjut

BNT, berikut adalah penjelasan mengenai Uji BNT.

2.11.1. Beda Nyata Terkecil (Least Significant Difference = LSD)

Salah satu prosedur uji lanjut yang paling sederhana adalah uji beda nyata terkecil

(BNT) atau Least Significant Difference (LSD). Uji secara singkat sudah disampaikan

oleh Fisher (1935), sehingga dikenal juga sebagai beda nyata terkecil Fisher (Fisher’s

LSD) atau uji t berganda (multiple t test). Uji ini akan sangat baik digunakan jika

pengujian nilai rerata taraf perlakuan yang akan dibandingkan sebelumnya telah

direncanakan, oleh karena itu sering dikenal juga sebagai pembandingan terencana.

Uji BNT diturunkan dari rumus uji t yang digunakan untuk membandingkan atau menguji

dua nilai rerata yang memang berdekatan. Dalam prakteknya selain Anova signifikan

(nyata), maka digunakan untuk menguji seluruh pasangan taraf perlakuan yang dicoba,

sehingga akan terjadi juga pembandingan dua nilai yang minimum dengan maksimum

Sumber Keragaman Derajat Bebas Jumlah Kuadrat Kuadrat Tengah

(SK) (db) (JK) (KT) 5% 1%

Ulangan

Perlakuan

Acak/ Galat

Total

F HitungF Tabel

Page 53: ANALISA KEPUTUSAN DENGAN METODErepository.ub.ac.id/2156/1/RETNO ASTARI WASITO.pdfKedelai Edamame (vegetable soybean) dengan Metode Irigasi Tetes, Dosen Pembimbing: Rini Wahyu Sayekti

31

dengan cukup besar, meskipun sesungguhnya perbedaan tidak nyata. Peluang ini semakin

besar bila taraf perlakuan yang dicoba semakin banyak. Dalam kasus ini maka taraf nyata

(α) yang digunakan sesungguhnya lebih besar daripada yang digunakan.

Tingkat ketepatan uji BNT akan berkurang jika digunakan unuk menguji semua

kemungkinan pasangan nilai rerata taraf perlakuan, yaitu pembandingan yang tidak

terencana (unplanned comparisons). Jumlah semua kemungkinan pasangan nilai rerata

akan meningkat cepat mengikuti meningkatnya jumlah taraf (level, tingkatan) perlakuan.

Berikut ini beberapa hal yang perlu diperhatikan agar uji BNT dapat digunakan secara

efektif:

a. Gunakan uji BNT hanya bila uji F dalam analisis varian nyata atau signifikan.

b. Untuk membandingkan yang direncana (planned comparisons) atau secara linier

ortogonal, sehingga pengujian pada tiap-tiap pembandingan yang akan dilakukan

sangan spesifik, perlu diidentifikasi sebelum percobaan dilakukan, mungkin perlu

studi pustaka yang mendalam. Peristiwa yang umum untuk pembandingan yang

direncanakan adalah membandingkan perlakuan standar.

c. Menurut Gomez (1984), uji BNT tidak digunakan untuk perbandingan semua

kombinasi pasangan nilai rerata taraf perlakuan, jika percobaan mencakup lebih

dari lima perlakuan.

Langkah-langkah uji lanjut secara umum:

a. Perhitungan nilai uji lanjut

Nilai BNTα = tα (db galat) x (2 -5)

Keterangan:

r = banyaknya ulangan

KT Galat = (2 -6)

Nilai tα (db galat) dilihat pada tabel t dengan hubungan antara nilai db dengan nilai

α = 0,01 dan α = 0,05.

b. Penyusunan urutan nilai rerata taraf perlakuan dari rerata terkecil sampai terbesar

atau sebaliknya. Sarannya adalah jika rerata terbesar merupakan akibat perlakuan

baik, maka rerata taraf perlakuan diurutkan dari yang terkecil ke terbesar. Jika

rerata terkecil merupakan akibat perlakuan yang baik, misalnya pengaruh

insektisida terhadap daya hidup isekta, maka rerata daya hidup yang terkecil

Page 54: ANALISA KEPUTUSAN DENGAN METODErepository.ub.ac.id/2156/1/RETNO ASTARI WASITO.pdfKedelai Edamame (vegetable soybean) dengan Metode Irigasi Tetes, Dosen Pembimbing: Rini Wahyu Sayekti

32

merupakan pengaruh insektisida yang diinginkan, dengan demikian sebaiknya

rerata taraf perlakuan diurutkan dari rerata daya hidup terbesar ke terkecil.

c. Pembagian lambang notasi dengan huruf kecil dengan ketentuan bahwa selisih dua

rerata taraf perlakuan yang dibandingkan mempunyai selisih yang lebih kecil dari

nilai uji lanjut, maka dua taraf perlakuan tersebut diberi notasi huruf yang sama,

jika selisih yang dibandingkan lebih besar atau sama dengan nilai uji lanjut, maka

diberi notasi huruf yang berbeda.

2.12. Efisiensi Pemakaian Air

Efisiensi adalah jumlah pemberian air yang dapat dihemat dari kebutuhan air irigasi

total tanaman kedelai edamame mulai fase vegetatif hingga panen.

Perhitungan efisiensi menggunakan rumus:

Efisiensi =

(2 – 7)

Page 55: ANALISA KEPUTUSAN DENGAN METODErepository.ub.ac.id/2156/1/RETNO ASTARI WASITO.pdfKedelai Edamame (vegetable soybean) dengan Metode Irigasi Tetes, Dosen Pembimbing: Rini Wahyu Sayekti

33

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimental murni yang

menggunakan beberapa perlakuan dengan membandingkan hasil perlakuan suatu

kelompok perlakuan dengan kelompok lain yang berbeda perlakuan.

Yaitu dengan cara membandingkan pertumbuhan dan hasil produksi tanaman

kedelai edamame berdasarkan pengaruh pemberian air yang berbeda dengan

menggunakan sistem irigasi tetes (drip irrigation). Percobaan ini menggunakan

Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang disusun secara faktorial dengan menggunakan 17

ulangan.

Percobaan menggunakan 2 faktor, yaitu:

1. Faktor pertama : Jumlah pemberian kebutuhan air tanaman (ETCrop) kedelai

edamame yaitu kebutuhan air tanaman terpenuhi 45%, 60%, dan 75%.

Perlakuan pemberian air tersebut diperoleh dari:

Pemberian air 45% didapat dari menurut (irwan, 2006) edamame dapat

bertahan dan tetap berproduksi pada kondisi kelembapan tanah 50%

sehingga pada penelitian ini diberikan 45% untuk mengetahui apakah

tanaman dapat bertahan dan tetap berproduksi.

Pemberian air 60% didapat dari penelitian sebelumnya yang dilakukan

oleh Kresna Rahardian. Pada penelitian Kresna telah dilakukan

pemberian air 60% dari kebutuhan tanaman namun tidak dengan

metode irigasi tetes, sehingga pada penelitian ini mencoba memberikan

60% kebutuhan air dengan menggunakan metode irigasi tetes.

Penelitian ini memberikan kebutuhan air terpenuhi 75% karena belum

ada penelitian yang meneliti hasil produksi tanaman edamame dengan

memberikan kebutuhan air terpenuhi 75%.

Kelembapan tanah terbaik untuk tanaman edamame antara 60%-100% (Samsu

2003).

Page 56: ANALISA KEPUTUSAN DENGAN METODErepository.ub.ac.id/2156/1/RETNO ASTARI WASITO.pdfKedelai Edamame (vegetable soybean) dengan Metode Irigasi Tetes, Dosen Pembimbing: Rini Wahyu Sayekti

34

2. Faktor kedua : Periode pemberian air yaitu 1 harian

Untuk mendapatkan jumlah air yang optimum, maka perlu ditentukan waktu pengairan

yang tepat sesuai dengan kebutuhan tanaman. Dalam penentuan periode pemberian air

harus diketahui daya infiltrasi tanah dan keadaan iklim. Tanah pasir dengan struktur

longgar kurang dapat menahan air, oleh karena itu periode penyiraman harus lebih pendek

dengan debit yang kecil. Sebaliknya tanah yang banyak mengandung liat dengan struktur

padat menahan air lebih banyak, periode penyiraman lebih panjang dengan debit yang

lebih besar (Sumarna, 1996).

Desain penelitian dapat dituliskan sebagai berikut:

a. Faktor I : E1 : Kebutuhan air tanaman terpenuhi 45%

E2 : Kebutuhan air tanaman terpenuhi 60%

E3 : Kebutuhan air tanaman terpenuhi 75%

b. Faktor II : T1 : Periode pemberian air tiap hari (1 harian)

Pengelompokan didasarkan pada kombinasi perlakuan yaitu:

Kelompok 1 : Perlakuan E1T1 yaitu metode pemberian air menggunakan irigasi

tetes dengan 45% ETcrop, pemberian air satu hari sekali.

Kelompok 2 : Perlakuan E2T1 yaitu metode pemberian air menggunakan irigasi

tetes dengan 60% ETcrop, pemberian air satu hari sekali.

Kelompok 3 : Perlakuan E3T1 yaitu metode pemberian air menggunakan irigasi

tetes dengan 75% ETcrop, pemberian air satu hari sekali.

Pada setiap kelompok diatas akan diulang dengan 17 sampel tanaman.

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di lahan kosong yang berada di Desa Tambibendo RT/RW

01/05, Kecamatan Mojo Kabupaten Kediri dengan menggunakan media tanah yang berada

dalam polybag. Waktu pelaksanaan dimulai pada september 2016 - november 2016.

3.3. Peralatan dan Bahan yang digunakan

3.3.1. Bahan

Bahan yang digunakan untuk media tanah adalah berupa tanah yang telah

dicampur pupuk kandang yang berasal dari kotoran kambing.

3.3.2. Peralatan

Peralatan yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut:

1. Polybag sebagai tempat penanaman

Polybag yang digunakan dengan ukuran sebagai berikut:

Page 57: ANALISA KEPUTUSAN DENGAN METODErepository.ub.ac.id/2156/1/RETNO ASTARI WASITO.pdfKedelai Edamame (vegetable soybean) dengan Metode Irigasi Tetes, Dosen Pembimbing: Rini Wahyu Sayekti

35

Gambar 3.1. Ukuran Polybag

2. Jaringan Irigasi

a. Selang infus digunakan sebagai emitter yang berfungsi untuk mengeluarkan air dari

sistem distribusi ke dalam tanah.

b. Ember berukuran sedang digunakan sebagai tandon air yang akan diberikan pada

tanaman.

c. Selang yang digunakan sebagai saluran untuk mengalirkan air dari ember ke infus.

3.4. Prosedur Penelitian

Prosedur dalam pelaksanaan penelitian meliputi:

3.4.1. Persiapan

a. Penelitian di Laboratorium

Pengujian sampel tanah dilakukan untuk mendapatkan jenis tanah yang akan

digunakan sebagai media tanam dan mengetahui kadar air tanah dalam kondisi lapang

3.4.2. Pelaksanaan di Lapangan

a. Persiapan Media Tanam

Persiapan media tanam berupa campuran tanah dan pupuk kandang. Tanah

yang telah tercampur dimasukkan kedalam polybag dengan spesifikasi berat yang sama.

b. Pembuatan Screen House

Screen house adalah fasilitas rumah kaca sebagai tempat pelaksanaan kegiatan.

Fungsinya agar tanaman terhindar dari air hujan tetapi tetap mendapatkan oksigen dan

cahaya matahari. Kegunaan lain dari screen house adalah untuk meminimalkan hama

tanaman, sehingga tanaman dapat hidup dengan baik dan terhindar dari hama dan penyakit

yang menyerang tanaman saat tumbuh.

c. Persiapan Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain : ember berukuran sedang,

pipa sambungan, selang, infus sebagai emitter, polybag, dan peralatan pendukung lainnya.

Sedangkan bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain : benih edamame ± 102

biji, tanah yang digunakan sebagai media tanam.

D = 30 cm

D = 40 cm

Page 58: ANALISA KEPUTUSAN DENGAN METODErepository.ub.ac.id/2156/1/RETNO ASTARI WASITO.pdfKedelai Edamame (vegetable soybean) dengan Metode Irigasi Tetes, Dosen Pembimbing: Rini Wahyu Sayekti

36

d. Pembibitan Tanaman

Benih edamame di semai pada potongan botol aqua 1,5 liter yang telah terisi

tanah lembab dan ditutup plastik yang telah di beri beberapa lubang. Dengan

menggunakan media ini, tidak perlu menyiram lagi karena media ini dapat menyiram

tanaman melalui penguapan. Setelah 7 hari, tanaman dipindah ke polybag penanaman.

e. Rencana Perlakuan Pemberian Air

Pemberian air menggunakan irigasi tetes dengan ketentuan yang telah

direncanakan sebelumnya yaitu dengan pemberian air 45%, 60%, dan 75% terpenuhi dari

kebutuhan total air tanaman kedelai edamame dengan periode penetesan selama 1 harian.

3.4.3. Pengamatan

Pengambilan Data Pengamatan yang meliputi data agronomi tanaman (tinggi

tanaman, jumlah bunga, dan jumlah bakal buah) dan data hasil produksi.

3.4.4. Analisa Data

Data hasil pengamatan (Agronomi dan Produksi) dianalisis menggunakan

Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang disusun secara faktorial untuk mengetahui

perbedaan pada setiap perlakuan pemberian air. Prosedur analisa RAK adalah:

Pengelompokan data hasil pengamatan

Model dan Pendugaan Parameter (Nilai rata-rata dari setiap perlakuan)

Analisa Ragam (Uji F), perbandingan antara nilai Fhitung dengan Ftabel (α = 0,05

dan α = 0,01)

Uji Lanjut atau Perbandingan Berganda Menggunakan Uji Beda Nyata Terkecil

(BNT).

Efisiensi pemberian air (rasio pemakaian air), yaitu nisba antara hasil produksi

tanaman dengan rerata pemberian air.

Data hasil penelitian dianalisis menggunakan Rancangan Percobaan, menggunakan

metode Rancangan Acak Kelompok. Variabel penelitian yang digunakan dalam analisis

data meliputi:

1. Variabel Bebas :Prosentase pemberian air

2. Variabel Terikat :Tanah dan Tanaman Kedelai edamame

3. Variabel Terkendali :Kedelai edamame diberikan air dengan prosentasi

45%, 60%, 75% dari kebutuhan air tanamannya.

Page 59: ANALISA KEPUTUSAN DENGAN METODErepository.ub.ac.id/2156/1/RETNO ASTARI WASITO.pdfKedelai Edamame (vegetable soybean) dengan Metode Irigasi Tetes, Dosen Pembimbing: Rini Wahyu Sayekti

37

3.4.5. Efisiensi Pemberian Air

Mengetahui nilai efisiensi pemberian air pada perlakuan yang memiliki

pertumbuhan dan hasil maksimal dari pemberian 45%, 60%, dan 75% dengan periode

penyiraman 1 harian.

3.4.6. Kombinasi Perlakuan

Perlakuan pemberian air dalam penelitian direncanakan berdasarkan nilai

kebutuhan air tanaman pada setiap fase pertumbuhan tanaman. Kombinasi perlakuan

pemberian air dapat dilihat pada tabel 3.1.

Tabel 3.1. Kombinasi Perlakuan Pemberian Air

Periode % Pemberian Air

E1= 45 E2= 60 E3= 75

T1 E1T1 E2T1 E3T1

(1 Harian)

Dari masing-masing perlakuan di atas terdapat 17 (tujuh belas) ulangan, jadi secara

keseluruhan terdapat sampel tanaman sebanyak 51 buah dengan spesifikasi sebagai

berikut:

1. E1T1 (Volume 45% Etc; Periode 1 harian)

2. E2T1 (Volume 60% Etc; Periode 1 harian)

3. E3T1 (Volume 75% Etc; Periode 1 harian).

3.5. Parameter Penelitian

Parameter-parameter yang digunakan dalam penelitian adalah:

A. Faktor Agronomi

1. Tinggi Tanaman (cm), fase pertumbuhan vegetatif (0 HST-40 HST), (Badan

Litbang Pertanian, 2011).

Perlakuan dilakukan pada umur:

0 HST, (1 september 2016):

10 HST, (11 september 2016):

20 HST, (21 september 2016):

30 HST, (1 oktober 2016):

40 HST, (11 oktober 2016)

(terhitung mulai dari penanaman di media polybag). Parameter yang

diukur adalah tinggi tanaman mulai pangkal batang sampai ujung tanaman bagian

atas.

Page 60: ANALISA KEPUTUSAN DENGAN METODErepository.ub.ac.id/2156/1/RETNO ASTARI WASITO.pdfKedelai Edamame (vegetable soybean) dengan Metode Irigasi Tetes, Dosen Pembimbing: Rini Wahyu Sayekti

38

2. Masa pembungaan dan pembantukan biji per Tanaman pada (28 HST-55 HST),

(Badan Litbang Pertanian, 2011).

Pengamatan dilakukan pada umur:

28 HST, (29 september 2016):

38 HST, (9 oktober 2016):

48 HST, (19 oktober 2016):

55 HST, (26 oktober 2016):

(terhitung mulai dari penanaman di media polybag). Parameter yang

diukur adalah jumlah bunga mulai kuncup bunga sampai dengan bunga yang telah

mengalami penyerbukan.

3. Jumlah Bakal Buah per Tanaman pada (35 HST-55 HST), (Badan Litbang

Pertanian, 2011).

Pengamatan dilakukan pada umur:

35 HST, (6 oktober 2016):

45 HST, (16 oktober 2016):

55 HST, 26 oktober 2016):

(terhitung mulai dari penanaman di media polybag). Parameter yang diukur

adalah jumlah bunga yang menjadi buah.

B. Hasil Produksi Tanaman

Pengamatan dilakukan pada waktu panen I pada umur 68 HST ditandai dengan

polong yang padat dan terisi penuh dengan menimbang berat buah (hasil) per tanaman.

Parameter yang diukur adalah berat buah keseluruhan yang dipanen dalam 1 (satu)

sampel tanaman.

3.6. Diagram Alir Penelitian

Berikut ini dapat dilihat diagram alir penelitian pada gambar 3.2. berikut ini:

Page 61: ANALISA KEPUTUSAN DENGAN METODErepository.ub.ac.id/2156/1/RETNO ASTARI WASITO.pdfKedelai Edamame (vegetable soybean) dengan Metode Irigasi Tetes, Dosen Pembimbing: Rini Wahyu Sayekti

39

Mulai

Studi

Literatur

Penelitian di

Laboratorium

Persiapan Media

Tanam

Pembuatan Screen

House

Persiapan Alat

Pembibitan Edamame

Rencana Perlakuan Pemberian Air 45%,

60%, 75% Etc dengan periode 1 harian

Hasil Fase Vegetatif

1. Tinggi Tanaman

2. Jumlah Bunga

Pemilihan Pola

Pemberian air dengan

Metode RAK (BNT)

Hasil Fase Generatif

1. Jumlah Bakal Buah

2. Hasil Produksi/panen

Efisiensi Pemakaian Air

Kesimpulan

Selesai

---------------------------------------------------------------------------------------------------- RM 1

------------------------------------------------------------------------------------------------------RM 2

------------------------------------------------------------------------------------------------------RM 3

Gambar 3.2 Diagram Alir Penelitian

Page 62: ANALISA KEPUTUSAN DENGAN METODErepository.ub.ac.id/2156/1/RETNO ASTARI WASITO.pdfKedelai Edamame (vegetable soybean) dengan Metode Irigasi Tetes, Dosen Pembimbing: Rini Wahyu Sayekti

40

HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN

Page 63: ANALISA KEPUTUSAN DENGAN METODErepository.ub.ac.id/2156/1/RETNO ASTARI WASITO.pdfKedelai Edamame (vegetable soybean) dengan Metode Irigasi Tetes, Dosen Pembimbing: Rini Wahyu Sayekti

41

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Lokasi Penelitian

Secara astronomis Kediri terletak di antara 111005’-112

003’ Bujur Timur dan

7045’-7

055’ Lintang Selatan dengan ketinggian rata-rata 67 meter di atas permukaan laut

dengan tingkat kemiringan 0-40%. Seluruh wilayah kota Kediri berbatasan dengan

Kabupaten Kediri, dengan batas wilayah sebagai berikut :

Batas wilayah Utara : Nganjuk dan Jombang

Batas wilayah Timur : Jombang dan Malang

Batas wilayah Selatan : Blitar dan Tulungagung

Batas wilayah Barat : Tulungagung dan Nganjuk

Suhu rata-rata di Desa Tambibendo RT/RW 01/05, Kecamatan Mojo Kabupaten

Kediri, yaitu 29,83 0C pada bulan September 2016 sampai bulan November 2016. Dengan

rincian suhu pada tiap-tiap fase sebagai berikut, pada fase pertumbuhan suhu rata-rata

adalah sebesar 29,790C, pada fase pembungaan suhu rata-rata sebesar 29,71

0C, pada fase

pembuahan suhu rata-rata sebesar 29,450C, dan pada fase pematangan suhu rata-rata

sebesar 30,210C (accuweather). Rata-rata suhu tiap fase tersebut didapat dari rata-rata

suhu harian selama pertumbuhan berlangsung. Untuk lebih jelasnya data suhu dapat

dilihat pada lampiran IX.

4.2. Persiapan Penelitian di Laboratorium

4.2.1. Percobaan Jenis Tanah

Percobaan jenis tanah dilakukan untuk mengetahui kategori jenis tanah manakah

yang akan digunakan untuk media tanam. Percobaan ini dilakukan dalam 5 tahapan, yaitu:

a. Penentuan berat persentase gravel dan pasir dengan ayakan.

Penelitian ini dilakukan dengan cara memanaskan sampel tanah sebanyak 1500

gram atau kurang lebih setengah aqua 1,5 L kedalam oven selama kurang lebih 6 jam.

Setelah 6 jam, berat sampel menjadi 1076 gram lalu di ayak dengan mesin pengayak

selama 1 menit. Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui berat dan persentase gravel dan

pasir yang terkandung dalam tanah yang akan digunakan sebagai media tanam.

Page 64: ANALISA KEPUTUSAN DENGAN METODErepository.ub.ac.id/2156/1/RETNO ASTARI WASITO.pdfKedelai Edamame (vegetable soybean) dengan Metode Irigasi Tetes, Dosen Pembimbing: Rini Wahyu Sayekti

42

Untuk proses yang lebih jelasnya dan hasil percobaan ini dapat dilihat pada Lampiran 1

point A-a.

b. Pengujian kalibrasi.

Penelitian ini dilakukan dengan cara memanaskan air dalam labu ukur hingga

mendidih. Setelah itu tambahkan air biasa pada labu ukur tersebut hingga penuh (kurang

lebih 100 ml) lalu ukur suhunya menggunakan termometer dan timbang setelahnya.

Percobaan ini dilakukan sebanyak 5 kali dengan rentan waktu 5 menit per-pengukurannya

sehingga didapatkan suhu dan berat labu ukur+air. Penelitian ini bertujuan untuk

mendapatkan persamaan grafik kalibrasi ukur menggunakan data suhu dan berat labu

ukur+ air yang akan digunakan untuk mencari berat jenis tanah. Untuk proses yang lebih

jelasnya dan hasil percobaan ini dapat dilihat pada Lampiran 1 point A-b.

c. Pengukuran berat jenis tanah

Pengukuran berat jenis tanah dilakukan dengan menimbang campuran tanah

dan air pada labu ukur sebanyak 5 kali dengan rentan waktu 5 menit per-pengukurannya.

Tujuannya untuk mendapatkan berat jenis tanah yang akan digunakan sebagai media

tanam. Untuk proses yang lebih jelasnya dan hasil percobaan ini dapat dilihat pada

Lampiran 1 point A-c.

d. Analisis hidrometer

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan persentase silt dan clay yang

terkandung dalam tanah yang akan digunakan sebagai media tanam. Dengan cara

merendam tanah dengan air yang telah dicampur sodium hexameta phospate (NaPO3)

selama 24 jam kemudian pindahkan campuran tersebut kedalam tabung gelas ukur,

tambahkan air hingga 1000 ml dan dikocok. Setelah itu masukkan hidrometer dan mulai

mengukur. Setiap pembacaan hidrometer diikuti dengan pembacaan temperatur. Untuk

proses yang lebih jelasnya dan hasil percobaan ini dapat dilihat pada Lampiran 1 point A-

d.

e. Penentuan jenis tanah.

Penentuan jenis tanah adalah perhitungan data-data yang telah didapatkan

melalui penelitian sebelumnya untuk dimasukkan kedalam segitiga tanah. Perhitungan

lebih jelasnya dapat dilihat pada Lampiran 1 point A-e.

4.2.2 Percobaan Water content

Percobaan ini bertujuan mengetahui kadar air dalam tanah yang akan digunakan

sebagai media tanam. Dilakukan dengan cara menimbang sampel sebelum dan sesudah

Page 65: ANALISA KEPUTUSAN DENGAN METODErepository.ub.ac.id/2156/1/RETNO ASTARI WASITO.pdfKedelai Edamame (vegetable soybean) dengan Metode Irigasi Tetes, Dosen Pembimbing: Rini Wahyu Sayekti

43

dimasukkan kedalam oven, lalu dihitung kadar airnya. Proses penelitian dan perhitungan

lebih jelasnya dapat dilihat pada Lampiran 1 point B.

4.3. Persiapan Media Tanam

Persiapan media tanam dilakukan dengan mengambil tanah dari kedalaman 15 cm

sampai 1 meter dengan kondisi apa adanya tanpa penjemuran ataupun pengeringan.

Lokasi pengambilan tanah yang akan digunakan sebagai media tanam adalah tanah yang

terdapat di lokasi penelitian, jenis tanah yang akan digunakan adalah pasir berlempung.

Setelah itu dicampur dengan pupuk kandang dengan rasio 1:1, setelah tercampur rata

masukkan kedalam polybag dan diamkan selama kurang lebih 14 hari. Proses lebih

jelasnya dapat dilihat pada Lampiran 2.

4.4. Proses Pembuatan Screen house

Pembuatan screen house dilakukan dengan cara meratakan tempat yang akan

dibangun screen house lalu dipasang fondasinya dengan menggunakan bambu. Screen

house yang dibuat seluas 5 x 6 meter dengan tinggi 4 meter. Media untuk atapnya adalah

plastik poli etilen dan paranet untuk menutupi tiap sisinya. Proses pembuatan screen house

lebih jelasnya dapat dilihat pada Lampiran 3.

4.5. Persiapan Alat

Alat yang digunakan untuk pola pemberian air adalah ember, pipa, selang, infus dll.

Ember sebagai tandon airnya, pipa sebagai saluran sekunder untuk menghubungkan air

dari tandon ke selang yang digunakan sebagai saluran tersier, lalu air akan dialirkan ke

infus sebagai emmiter yang mengalirkan air ke tanaman. Proses persiapan alat lebih

jelasnya dapat dilihat pada Lampiran 4.

4.6. Pembibitan Edamame

Pembibitan edamame dilakukan dengan cara mengisi 2 benih pada potongan botol

1,5 L yang telah diisi tanah lembab lalu ditutup menggunakan plastik wrap agar

kelembapannya tetap terjaga. Setelah 7 hari benih telah tumbuh dan siap dipindahkan ke

polybag tanam. Proses pembibitan dan pemindahan lebih jelasnya dapat dilihat pada

Lampiran 5 dan 6.

4.7. Pemberian Air

Pemberian air dilakukan pada pagi hari selama waktu yang telah ditetapkan.

Sebelumnya infus di atur kecepatan tetesannya terlebih dahulu untuk semua efisiensi yang

telah ditentukan (45%, 60%, dan 75%).

Page 66: ANALISA KEPUTUSAN DENGAN METODErepository.ub.ac.id/2156/1/RETNO ASTARI WASITO.pdfKedelai Edamame (vegetable soybean) dengan Metode Irigasi Tetes, Dosen Pembimbing: Rini Wahyu Sayekti

44

4.7.1. Perhitungan Kebutuhan Air Tanaman Kedelai Edamame

Kebutuhan air tanaman (Etc) dianalisa menggunakan metode Blaney Criddle,

karena data yang dibutuhkan untuk menggunakan metode ini relatif lebih sederhana (data

suhu dan letak lintang) dari pada data yang dibutuhkan untuk metode penman, serta

kebutuhan air tanaman yang telah dihitung menggunakan metode Blaney Criddle lebih

besar dibanding hasil perhitungan kebutuhan air tanaman menggunakan metode radiasi.

Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai kebutuhan air tanaman antara lain, suhu (t),

pengaruh suhu udara (t), hubungan nilai P dengan nilai letak lintang (LL), angka koreksi

(c) dan koefisien tanaman (Kc).

Perhitungan kebutuhan air tanaman (Etc) pada setiap fase pertumbuhan tanaman

adalah sebagai berikut:

1. Kebutuhan Air Tanaman pada Fase Vegetatif (0 HST – 40 HST) yaitu berlangsung

selama (1 September 2016 - 11 Oktober 2016).

Data yang dibutuhkan:

Suhu (t) = 29,790C

Letak Lintang (LL) = 80LS

P = 0,28 (dari Tabel BC.1)

Angka koreksi (c) = 0,80 (dari Tabel BC.2)

Koefisien Tanaman (Kc) = 0,9

Luas polybag = 49060 mm2

Berdasarkan data diatas dapat dihitung nilai Evapotranspirasi potensial (ETo):

Eto = P x (0,457 t + 8,13) x c

= 0,28 x (0,457 x 29,79 + 8,13) x 0,8

= 4,870 mm/hari

Kebutuhan air tanaman (Etc) adalah:

Etc = Kc x ETo

= 0,9 x 4,870

= 4,383 mm/hari

= 4,383 x 49060

= 215029,98 mm3/hari = 215,029 mm/hari

2. Kebutuhan Air Tanaman pada Fase Pembungaan (28 HST – 55 HST) yaitu

berlangsung selama (29 September 2016 - 26 Oktober 2016).

Suhu (t) = 29,710C

Letak Lintang (LL) = 8,00LS

Page 67: ANALISA KEPUTUSAN DENGAN METODErepository.ub.ac.id/2156/1/RETNO ASTARI WASITO.pdfKedelai Edamame (vegetable soybean) dengan Metode Irigasi Tetes, Dosen Pembimbing: Rini Wahyu Sayekti

45

P = 0,28 (dari Tabel BC.1)

Angka koreksi (c) = 0,80 (dari Tabel BC.2)

Koefisien Tanaman (Kc) = 1,25

Luas Polybag = 49060 mm2

Berdasarkan data diatas dapat dihitung nilai Evapotranspirasi potensial (ETo):

Eto = P x (0,457 t + 8,13) x c

= 0,28 x (0,457 x 29,71 + 8,13) x 0,80

= 4,863 mm/hari

Kebutuhan air tanaman (Etc) adalah:

Etc = Kc x ETo

= 1,25 x 4,863

= 6,079 mm/hari

= 6,079 x 49060

= 298235,74 mm3/hari = 298,235 mm/hari

3. Kebutuhan Air Tanaman pada Fase Pembuahan (35 HST – 55 HST) yaitu

berlangsung selama (6 Oktober 2016 - 26 Oktober 2016).

Data yang dibutuhkan:

Suhu (t) = 29,450C

Letak Lintang (LL) = 8,00LS

P = 0,28 (dari Tabel BC.1)

Angka koreksi (c) = 0,80 (dari Tabel BC.2)

Koefisien Tanaman (Kc) = 1,0

Luas Polybag = 49060 mm2

Berdasarkan data diatas dapat dihitung nilai Evapotranspirasi potensial (ETo):

Eto = P x (0,457 t + 8,13) x c

= 0,28 x (0,457 x 29,45 + 8,13) x 0,8

= 4,836 mm/hari

Kebutuhan air tanaman (Etc) adalah:

Etc = Kc x ETo

= 1,00 x 4,836

= 4,836 mm/hari

= 4,836 x 49060

= 237245,16 mm3/hari = 237,254 mm/hari

Page 68: ANALISA KEPUTUSAN DENGAN METODErepository.ub.ac.id/2156/1/RETNO ASTARI WASITO.pdfKedelai Edamame (vegetable soybean) dengan Metode Irigasi Tetes, Dosen Pembimbing: Rini Wahyu Sayekti

46

4. Kebutuhan Air Tanaman pada Fase Pemasakan (55 HST – 68 HST) yaitu

berlangsung selama (26 Oktober 2016 - 7 November 2016).

Suhu (t) = 30,21 0C

Letak Lintang (LL) = 8,00LS

P = 0,28 (dari Tabel BC.1)

Angka koreksi (c) = 0,8 (dari Tabel BC.2)

Koefisien Tanaman (Kc) = 0,75

Luas Polybag = 49060 mm2

Berdasarkan data diatas dapat dihitung nilai Evapotranspirasi potensial (ETo):

Eto = P x (0,457 t + 8,13) x c

= 0,28 x (0,457 x 30,21 + 8,13) x 0,8

= 4,914 mm/hari

Kebutuhan air tanaman (Etc) adalah:

Etc = Kc x ETo

= 0,75 x 4,914

= 3,686 mm/hari

= 3,686 x 49060

= 180835,16 mm3/hari = 180,835 mm/hari

4.7.2. Perhitungan Kebutuhan Air Irigasi Total Tanaman Kedelai Edamame

Perhitungan kebutuhan air irigasi total (A) dianalisa dengan menggunakan jumlah

antara kebutuhan air tanaman (Etc) dan ketersediaan air dalam tanah (x) yang di gunakan

sebagai media penanaman. Telah dilakukan penelitian di laboratorium untuk mengetahui

persentase ketersediaan air dalam tanah (x), dapat dilihat pada Lampiran 1 point B.

1. Kebutuhan air irigasi total pada fase vegetatif (0 HST- 40 HST)

Data yang dibutuhkan:

Kebutuhan air tanaman (Etc) = 215,029 mm/hari

Ketersediaan air dalam tanah (x) = 13,75 %

Ketersediaan air tanah didalam polybag:

X’ = Etc * x

= 215,029 * 13,75%

= 29,566 mm/hari

Page 69: ANALISA KEPUTUSAN DENGAN METODErepository.ub.ac.id/2156/1/RETNO ASTARI WASITO.pdfKedelai Edamame (vegetable soybean) dengan Metode Irigasi Tetes, Dosen Pembimbing: Rini Wahyu Sayekti

47

Kebutuhan air irigasi total (A) adalah:

A = Etc + X’

= 215,029 + 29,566

= 244,595 mm/hari

2. Kebutuhan air irigasi total pada fase pembungaan (28 HST- 55 HST)

Data yang dibutuhkan:

Kebutuhan air tanaman (Etc) = 298,235 mm/hari

Ketersediaan air dalam tanah (x) = 13,75 %

Ketersediaan air tanah didalam polybag:

X’ = Etc * x

= 298,235 * 13,75%

= 41,007 mm/hari

Kebutuhan air irigasi total (A) adalah:

A = Etc + X’

= 298,235 + 41,007

= 2339,242 mm/hari

3. Kebutuhan air irigasi total pada fase pembuahan (35 HST- 55 HST)

Data yang dibutuhkan:

Kebutuhan air tanaman (Etc) = 237,254 mm/hari

Ketersediaan air dalam tanah (x) = 13,75 %

Ketersediaan air tanah didalam polybag:

X’ = Etc * x

= 237,254 * 13,75%

= 32,623 mm/hari

Kebutuhan air irigasi total (A) adalah:

A = Etc + X’

= 237,254 + 32,623

= 269,876 mm/hari

4. Kebutuhan air irigasi total pada fase pemasakan (55 HST- 68 HST)

Data yang dibutuhkan:

Kebutuhan air tanaman (Etc) = 180,835 mm/hari

Ketersediaan air dalam tanah (x) = 13,75 %

Page 70: ANALISA KEPUTUSAN DENGAN METODErepository.ub.ac.id/2156/1/RETNO ASTARI WASITO.pdfKedelai Edamame (vegetable soybean) dengan Metode Irigasi Tetes, Dosen Pembimbing: Rini Wahyu Sayekti

48

Ketersediaan air tanah didalam polybag:

X’ = Etc * x

= 180,835 * 13,75%

= 24,863 mm/hari

Kebutuhan air irigasi total (A) adalah:

A = Etc + X’

= 180,835 + 24,863

= 205,700 mm/hari

Hasil analisa kebutuhan air irigasi total menunjukkan bahwa pada fase pembungaan

membutuhkan air yang paling tinggi karena pada fase pembungaan tanaman membutuhkan

air yang cukup dalam proses pembentukan bunga, proses penyerbukan serta pembentukan

polong. Seperti yang terlihat pada Grafik 4.1 berikut ini:

Gambar 4.1 Grafik Kebutuhan Air Irigasi Total

Kebutuhan air irigasi total selama fase vegetatif adalah 244,595 mm/hari, pada fase

vegetatif tanaman edamame membutuhkan suplay air hanya untuk pertumbuhan batang

dan daun, sehingga kebutuhan airnya relatif kecil.

Memasuki fase pembungaan, kebutuhan air tanaman meningkat pesat mencapai

339,242 mm/hari. Hal ini menunjukan bahwa pada fase pembungaan, air yang dibutuhkan

tanaman sangat tinggi, sebab apabila terjadi kekurangan air bunga edamame akan

terganggu pada waktu penyerbukan, sehingga bunga menjadi kering dan gugur.

Pada fase pembuahan kebutuhan air tanaman menurun sampai 269,876 mm/hari,

sebab pada fase pembentukan buah tanaman masih membutuhkan air yang cukup untuk

proses pembuahan.

Page 71: ANALISA KEPUTUSAN DENGAN METODErepository.ub.ac.id/2156/1/RETNO ASTARI WASITO.pdfKedelai Edamame (vegetable soybean) dengan Metode Irigasi Tetes, Dosen Pembimbing: Rini Wahyu Sayekti

49

Pada fase pemasakan tanaman membutuhkan air yang lebih kecil yaitu 205,700

mm/hari. Hal ini disebabkan karena untuk mempercepat proses pematangan buah, tetapi

apabila kekurangan air menyebabkan kerusakan pada buah (retak pada kulit buah) dan

kekurangan kandungan air pada buah (Pudjiatmoko, 2008).

Air yang diberikan ke tanaman dikonversikan kedalam satuan waktu (menit)

dengan menetapkan 95 tetesan/menit. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Lampiran

7.

4.7.3. Perhitungan Pemberian Air Berdasar Perlakuan (45%, 60%, 75%)

Infus yang digunakan adalah infus untuk dewasa dengan ketetapan 20 drops/ml,

pada penelitian ini ditetapkan 95 drops untuk 1 menit dengan 4,75 ml. Terdapat 3

perlakuan yang diberikan yaitu pemberian air 45%, 60% dan 75% dari kebutuhan

total air irigasi.

1. Fase vegetatif

Kebutuhan air irigasi total yang harus diberikan adalah 244,595 mm/hari

sehingga:

kebutuhan air irigasi total yang harus diberikan adalah 244,595 mm/hari

sehingga:

Pemberian air 45% dari kebutuhan irigasi total yang harus diberikan

adalah

244,595 mm/hari x 45% = 110,068 mm/hari

= 23,1 menit

= 23 menit

= 2201 tetesan

Pemberian air 60% dari kebutuhan irigasi total yang harus diberikan

adalah

244,595 mmhari x 60% = 146,757 mm/hari

= 30,9 menit

= 31 menit

= 2935 tetesan

Pemberian air 75% dari kebutuhan irigasi total yang harus diberikan

adalah

244,595 mm/hari x 75% = 183,447 mm/hari

= 38,6 menit

= 39 menit

= 3709 tetesan

Page 72: ANALISA KEPUTUSAN DENGAN METODErepository.ub.ac.id/2156/1/RETNO ASTARI WASITO.pdfKedelai Edamame (vegetable soybean) dengan Metode Irigasi Tetes, Dosen Pembimbing: Rini Wahyu Sayekti

50

1. Fase pembungaan

Pada fase pembungaan irigasi total yang harus diberikan adalah 339,242

mm/hari ini merupakan kebutuhan air yang paling tinggi karena pada fase

pembungaan tanaman membutuhkan air yang cukup untuk proses

pembentukan bunga dan pembentukan polong.

Pemberian air 45% dari kebutuhan irigasi total fase pembungaan

yang harus diberikan adalah

339,242 mm/hari x 45% = 152,659 mm/hari

= 32,1 menit

= 32 menit

= 3053 tetesan

Pemberian air 60% dari kebutuhan irigasi total yang harus diberikan

adalah

339,242 mm/hari x 60% = 203,545 mm/hari

= 42,8 menit

= 43 menit

= 4071 tetesan

Pemberian air 75% dari kebutuhan irigasi total yang harus diberikan

adalah

339,242 mm/hari x 75% = 254,432 mm/hari

= 53,6 menit

= 54 menit

= 5089 tetesan

2. Fase pembuahan

Yang selanjutnya adalah fase pembuahan dimana pada fase ini air irigasi

total yang di butuhkan adalah 269,876 mm/hari.

Pemberian air 45% dari kebutuhan irigasi total yang harus diberikan

adalah

269,876 mm/hari x 45% = 121,444 mm/hari

= 25,6 menit

= 26 menit

Page 73: ANALISA KEPUTUSAN DENGAN METODErepository.ub.ac.id/2156/1/RETNO ASTARI WASITO.pdfKedelai Edamame (vegetable soybean) dengan Metode Irigasi Tetes, Dosen Pembimbing: Rini Wahyu Sayekti

51

= 2429 tetesan

Pemberian air 60% dari kebutuhan irigasi total yang harus diberikan

adalah

269,876 mm/hari x 60% = 161,926 mm/hari

= 34,1 menit

= 34 menit

= 3239 tetesan

Pemberian air 75% dari kebutuhan irigasi total yang harus diberikan

adalah

269,876 mm/hari x 75% = 202,407 mm/hari

= 42,6 menit

= 43 menit

= 4048

3. Fase pemasakan

Yang terakhir adalah fase pemasakan dimana pada fase ini membutuhkan

irigasi total sebanyak 205,700 mm/hari

Pemberian air 45% dari kebutuhan irigasi total yang harus diberikan

adalah

205,700 mm/hari x 45% = 92,565 mm/hari

= 19,4 menit

= 19 menit

= 1851

Pemberian air 60% dari kebutuhan irigasi total yang harus diberikan

adalah

205,700 mm/hari x 60% = 123,420 mm/hari

= 25,9 menit

= 26 menit

= 2468 tetesan

Pemberian air 75% dari kebutuhan irigasi total yang harus diberikan

adalah

205,700 mm/hari x 75% = 154,275 mm/hari

Page 74: ANALISA KEPUTUSAN DENGAN METODErepository.ub.ac.id/2156/1/RETNO ASTARI WASITO.pdfKedelai Edamame (vegetable soybean) dengan Metode Irigasi Tetes, Dosen Pembimbing: Rini Wahyu Sayekti

52

= 32,4 menit

= 32 menit

= 3085 tetesan

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.1 dibawah ini:

Page 75: ANALISA KEPUTUSAN DENGAN METODErepository.ub.ac.id/2156/1/RETNO ASTARI WASITO.pdfKedelai Edamame (vegetable soybean) dengan Metode Irigasi Tetes, Dosen Pembimbing: Rini Wahyu Sayekti

53

Tabel 4.1 Persentasi Pemberian Air Untuk Waktu Perlakuan

fase

pertumbuhan

kebutuhan

air irigasi

total

(mm/hari)

water

content(%)

Kapasitas

tanah

menyimpan

air (mm/hari)

kebutuhan

air tanaman

(mm/hari)

perlakuan waktu

(menit)

jumlah

tetesan

pemberian

(mm/hari)

1 2 3 4 5 6 7 8

fase vegetatif 244,595

13,75%

29,566 215,029

45% 23,2 ≈ 23 2201 110,068

60% 30,9 ≈ 31 2935 146,757

75% 38,6 ≈ 39 3669 183,447

fase

pembungaan 339,242 41,007 298,235

45% 32,1 ≈ 32 3053 152,659

60% 42,9 ≈ 43 4071 203,545

75% 53,6 ≈ 54 5089 254,432

fase

pembuahan 269,876 32,622 237,254

45% 25,6 ≈ 26 2429 121,444

60% 34,1 ≈ 34 3239 161,926

75% 42,6 ≈ 43 4048 202,407

fase pemasakan 205,700 24,865 180,835

45% 19,5 ≈ 19 1851 92,565

60% 26,0 2468 123,420

75% 32,5 ≈ 32 3085 154,275

Sumber : Hasil Perhitungan

Keterangan:

1. Data 5. Perlakuan yang diberikan

2. Data 6. (5)/4,75 mm/hari

3. Data 7. (6) * 95 drops/menit

4. Data 8. (1) * (5)

Page 76: ANALISA KEPUTUSAN DENGAN METODErepository.ub.ac.id/2156/1/RETNO ASTARI WASITO.pdfKedelai Edamame (vegetable soybean) dengan Metode Irigasi Tetes, Dosen Pembimbing: Rini Wahyu Sayekti

54

Gambar 4.2 Grafik Kebutuhan Air tiap Fase Prtumbuhan Untuk Perlakuan 45%

Gambar 4.3 Grafik Kebutuhan Air tiap Fase Prtumbuhan Untuk Perlakuan 60%

Page 77: ANALISA KEPUTUSAN DENGAN METODErepository.ub.ac.id/2156/1/RETNO ASTARI WASITO.pdfKedelai Edamame (vegetable soybean) dengan Metode Irigasi Tetes, Dosen Pembimbing: Rini Wahyu Sayekti

55

Gambar 4.4 Grafik Kebutuhan Air tiap Fase Prtumbuhan Untuk Perlakuan 75%

4.8. Pemantauan Pertumbuhan

Pemantauan dilakukan selama 10 hari sekali sampai masa panen (68 HST).

4.8.1. Pemantauan Pertumbuhan Tinggi Tanaman

Pemantauan tinggi tanaman dilakukan pada 0 HST (saat bibit baru di pindahkan

dari botol aqua ke polybag tanam), 10 HST, 20 HST, 30 HST dan 40 HST. Data hasil

pengukuran dapat dilihat pada Tabel 4.2 dibawah ini :

Tabel 4.2 Data Pengukuran Tinggi Tanaman (cm)

Perlakuan Ulangan

0 HST

(cm)

10 HST

(cm)

20 HST

(cm)

30 HST

(cm)

40 HST

(cm)

01/09/2016 11/09/2016 21/09/2016 01/10/2016 11/10/2016

E1T1

1 6,4 10,1 15 18,6 29

2 7 9 22 24,3 30,1

3 3 9,2 22,3 26,4 30,2

4 5,8 10,5 18,8 18,9 30,3

5 8 15 19,8 20,5 30,3

6 9 16 19,2 21 30,9

7 8 16,6 20,2 22 31,6

8 2 17 20 24,5 32,4

9 3,2 13,6 0 0 0

10 8 13,2 18 19 31,7

11 5 17 24 26,4 35,5

12 2,1 14,7 17,4 20,8 34

13 8 19 23,7 25,5 34,5

14 5,1 18 24 25 34,3

15 6 12 20,6 21 34

Page 78: ANALISA KEPUTUSAN DENGAN METODErepository.ub.ac.id/2156/1/RETNO ASTARI WASITO.pdfKedelai Edamame (vegetable soybean) dengan Metode Irigasi Tetes, Dosen Pembimbing: Rini Wahyu Sayekti

56

Tabel 4.3 Lanjutan Data Pengukuran Tinggi Tanaman (cm)

Perlakuan Ulangan

0 HST

(cm)

10 HST

(cm)

20 HST

(cm)

30 HST

(cm)

40 HST

(cm)

01/09/2016 11/09/2016 21/09/2016 01/10/2016 11/10/2016

E1T1 16 6,6 13 15 17,7 33

17 5,5 10 12 0 0

E2T1

1 6,5 17 19 22,3 30,9

2 6,6 15,5 22,5 25 35

3 7 12 25,4 26 36

4 7,7 12,2 23,5 23,9 35

5 7,5 15,3 20,5 24 36,5

6 5 15,6 23 26 36,9

7 4,2 11,7 22 25,5 36

8 7 8,2 12 17,8 37,3

9 3 4,4 17,4 26 37,5

10 6,2 15,4 24 25 37,5

11 6,5 8,1 14 24,2 44

12 9,4 11,5 25 27 44,3

13 4,4 16,2 17 24,2 46

14 4,7 11,4 15,2 24 47

15 5,8 11 16 21,6 39,9

16 4 16 18 27,1 50

17 2,9 11,5 17,8 25,5 52

E3T1

1 7 12 24 29,5 40

2 6 16,5 21 22,5 39

3 8,9 13,2 24,5 27,5 40,1

4 8 12,8 20 29,8 40

5 7,8 16 21 30,5 40,2

6 7,6 9 15 31 40,5

7 7 16,7 24 29,9 40,1

8 4,7 9 11,7 23,3 41

9 5,3 7,5 12,5 26 43

10 1,5 4 8,5 11,7 28,8

11 5,2 8 17,5 26,5 44

12 2,4 7,7 13 29,5 44,5

13 2 5,7 19 20 35

14 8,5 10,1 17 29,6 54,5

15 5,2 11,5 18 26,5 49

16 4,4 18,6 18,9 24,4 53

17 4,4 17,3 18,8 26 54

Sumber: Data Pengukuran

Keterangan: HST = Hari setelah tanam

Page 79: ANALISA KEPUTUSAN DENGAN METODErepository.ub.ac.id/2156/1/RETNO ASTARI WASITO.pdfKedelai Edamame (vegetable soybean) dengan Metode Irigasi Tetes, Dosen Pembimbing: Rini Wahyu Sayekti

57

Pada perlakuan E1T1 terdapat 2 tanaman yang mati, hal tersebut dikarenakan

tanaman edamame pada polybag 9 dan 17 terserang hama. Untuk dokumentasi

pengukuran tinggi tanaman seluruh polybag dapat dilihat pada Lampiran 8 point A.

4.8.2. Pemantauan Jumlah Bunga

Pemantauan jumlah bunga dilakukan pada 28 HST, 38 HST, 48 HST, dan 55 HST.

Data pemantauan dapat dilihat pada Tabel 4.4 berikut ini:

Tabel 4.4 Data Pemantauan Jumlah Bunga (buah)

Perlakuan Ulangan

28 HST

(buah)

38 HST

(buah)

48 HST

(buah)

55 HST

(buah)

29/09/2016 09/10/2016 19/10/2016 26/10/2016

E1T1

1 4 6 13 21

2 5 9 16 28

3 3 5 10 19

4 5 8 13 20

5 7 11 17 22

6 2 5 9 18

7 6 9 15 22

8 6 10 17 23

9 0 0 0 0

10 5 8 14 20

11 7 9 15 21

12 6 10 17 22

13 8 11 16 22

14 9 14 17 23

15 4 7 11 19

16 4 7 13 21

17 3 0 0 0

E2T1

1 6 9 14 20

2 8 12 20 29

3 5 7 12 23

4 10 15 21 30

5 6 9 15 21

6 5 10 17 23

7 4 7 13 20

8 7 9 14 20

9 8 13 20 29

10 9 13 21 29

11 5 10 19 27

12 7 11 20 28

13 7 12 19 28

Page 80: ANALISA KEPUTUSAN DENGAN METODErepository.ub.ac.id/2156/1/RETNO ASTARI WASITO.pdfKedelai Edamame (vegetable soybean) dengan Metode Irigasi Tetes, Dosen Pembimbing: Rini Wahyu Sayekti

58

Tabel 4.5 Lanjutan Pemantauan Jumlah Bunga (buah)

Perlakuan Ulangan

28 HST

(buah)

38 HST

(buah)

48 HST

(buah)

55 HST

(buah)

29/09/2016 09/10/2016 19/10/2016 26/10/2016

E2T1

14 6 10 18 26

15 5 9 16 24

16 4 5 12 16

17 4 10 13 15

E3T1

1 6 11 21 32

2 7 12 23 33

3 15 20 27 35

4 10 14 21 30

5 10 15 20 29

6 3 9 18 26

7 8 13 24 32

8 10 16 25 33

9 5 9 17 28

10 8 14 20 29

11 3 5 10 17

12 5 7 14 20

13 7 10 28 23

14 5 11 29 25

15 8 11 22 31

16 4 7 12 13

17 5 9 16 19

Sumber: Data Pemantauan

Keterangan: HST = Hari setelah tanam

Dokumentasi pemantauan jumlah bunga seluruh polybag dapat dilihat pada

Lampiran 8 point B.

4.8.3. Pemantauan Jumlah Bakal Buah

Pemantauan jumlah bakal buah dilakukan pada 35 HST, 45 HST dan 55 HST. Data

pemantauan dapat dilihat pada Tabel 4.6 berikut ini:

Page 81: ANALISA KEPUTUSAN DENGAN METODErepository.ub.ac.id/2156/1/RETNO ASTARI WASITO.pdfKedelai Edamame (vegetable soybean) dengan Metode Irigasi Tetes, Dosen Pembimbing: Rini Wahyu Sayekti

59

Tabel 4.6 Data Pemantauann Jumlah Bakal Buah

Perlakuan ulangan

35 HST

(buah)

45 HST

(buah)

55 HST

(buah)

06/10/2016 16/10/2016 26/10/2016

E1T1

1 3 11 19

2 2 15 20

3 3 8 16

4 4 9 15

5 3 11 14

6 2 7 14

7 5 13 16

8 3 15 17

9 0 0 0

10 4 13 17

11 3 11 14

12 2 10 16

13 6 11 16

14 6 14 17

15 2 9 11

16 4 10 18

17 0 0 0

E2T1

1 4 12 14

2 5 17 22

3 4 8 0

4 7 16 27

5 4 13 18

6 2 15 17

7 2 11 15

8 5 9 14

9 6 18 20

10 2 18 20

11 4 15 21

12 1 0 0

13 5 13 20

14 5 13 20

15 3 11 19

16 2 10 18

17 5 16 22

E3T1

1 1 3 0

2 4 18 25

3 2 20 26

4 8 17 20

5 8 15 20

Page 82: ANALISA KEPUTUSAN DENGAN METODErepository.ub.ac.id/2156/1/RETNO ASTARI WASITO.pdfKedelai Edamame (vegetable soybean) dengan Metode Irigasi Tetes, Dosen Pembimbing: Rini Wahyu Sayekti

60

Tabel 4.7 Lanjutan Data Pemantauan Jumlah Bakal Buah

Perlakuan ulangan

35 HST

(buah)

45 HST

(buah)

55 HST

(buah)

06/10/2016 16/10/2016 26/10/2016

E3T1

6 1 14 20

7 5 19 23

8 1 6 25

9 3 5 20

10 5 16 20

11 2 8 15

12 2 8 16

13 1 1 18

14 3 4 19

15 6 19 24

16 3 19 23

17 5 8 19

Sumber: Data Pemantauan

Keterangan: HST = Hari setelah tanam

Terdapat 2 polybag pada perlakuan E2T1 dan 1 polybag pada perlakuan E3T1 yang

mati, hal ini dikarenakan tanaman tersebut terserang hama. Dokumentasi pemantauan

jumlah bakal buah seluruh polybag dapat dilihat pada Lampiran 8 point C.

4.8.4. Hasil Produksi/Panen

Edamame dapat dipanen pada 68 HST untuk polong muda dan 90 HST untuk

polong tua. Untuk dikonsumsi, edamame baik di panen pada 68 HST sedangkan 90 HST

digunakan untuk proses pembenihan. Edamame dipanen dengan cara di potong ujung

buahnya, setelah itu ditimbang. Hasil penimbangan untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

Tabel 4.8 dibawah ini:

Tabel 4.8 Data Penimbangan Buah

Perlakuan Ulangan Berat (gram)

01/09/2016-07/11/2016

E1T1

1 57,0

2 59,0

3 49,0

4 48,0

5 48,0

6 54,0

7 53,0

Page 83: ANALISA KEPUTUSAN DENGAN METODErepository.ub.ac.id/2156/1/RETNO ASTARI WASITO.pdfKedelai Edamame (vegetable soybean) dengan Metode Irigasi Tetes, Dosen Pembimbing: Rini Wahyu Sayekti

61

Tabel 4.9 Lanjutan Data Penimbangan Buah

Perlakuan Ulangan Berat (gram)

01/09/2016-07/11/2016

E1T1

8 52,0

9 0,0

10 46,0

11 43,0

12 55,0

13 51,0

14 48,0

15 52,0

16 43,0

17 0,0

E2T1

1 43,0

2 67,0

3 0,0

4 76,0

5 56,0

6 53,0

7 46,0

8 43,0

9 66,0

10 63,0

11 61,0

12 0,0

13 59,0

14 65,0

15 63,0

16 54,0

17 60,0

E3T1

1 0,0

2 68,0

3 75,0

4 61,0

5 60,0

6 55,0

7 67,0

8 77,0

Page 84: ANALISA KEPUTUSAN DENGAN METODErepository.ub.ac.id/2156/1/RETNO ASTARI WASITO.pdfKedelai Edamame (vegetable soybean) dengan Metode Irigasi Tetes, Dosen Pembimbing: Rini Wahyu Sayekti

62

Tabel 4.10 Lanjutan Data Penimbangan Buah

Perlakuan Ulangan Berat (gram)

01/09/2016-07/11/2016

E3T1

9 57,0

10 58,0

11 37,0

12 40,0

13 46,0

14 43,0

15 60,0

16 64,0

17 51,0

Sumber: Data Penimbangan

Dokumentasi penimbangan seluruh polybag dapat dilihat pada Lampiran 8 point

D.

4.9. Pemilihan Pola Pemberian Air dengan Metode RAK (BNT)

4.9.1. Perhitungan Rancangan Acak Kelompok

Gambar 4.5 Dokumentasi Rancangan Acak Kelompok

Gambar 4.6 Detail Rancangan Acak Kelompok

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

Page 85: ANALISA KEPUTUSAN DENGAN METODErepository.ub.ac.id/2156/1/RETNO ASTARI WASITO.pdfKedelai Edamame (vegetable soybean) dengan Metode Irigasi Tetes, Dosen Pembimbing: Rini Wahyu Sayekti

63

Keterangan: = Perlakuan E1T1 dengan pemberian air 45% dari kebutuhan

air tanaman kedelai edamame

= Perlakuan E2T1 dengan pemberian air 60% dari kebutuhan

air tanaman kedelai edamame

= Perlakuan E3T1 dengan pemberian air 75% dari kebutuhan

air tanaman kedelai edamame

Dalam penelitian ini digunakan 17 sampel tanaman. Rancangan Acak Kelompok

untuk tinggi tanaman, jumlah bunga, jumlah bakal buah, dan berat buah. Di bawah ini

tabel rancangan kombinasi untuk tiap perlakuan:

Tabel 4.11 Kombinasi Perlakuan Pemberian Air

Tinggi

Tanaman

(Y1)

Jumlah

Bunga (Y2)

Jumlah

Bakal Buah

(Y3)

Berat Buah

(Y4)

kelompok 1 45% Etc (X1) X1Y1 X1Y2 X1Y3 X1Y4

kelompok 2 60% Etc (X2) X2Y1 X2Y2 X2Y3 X2Y4

kelompok 3 75% Etc (X3) X3Y1 X3Y2 X3Y3 X3Y4

4.9.1.1. Perhitungan Rancangan Acak Kelompok untuk Tinggi Tanaman

Analisa variasi pertumbuhan tinggi tanaman dihitung menggunakan Rancangan

Acak Kelompok (RAK) yang disusun secara faktorial.

Uji Rancangan Acak Kelompok untuk Tinggi Tanaman

Tabel 4.12 RAK untuk Tinggi Tanaman

Tinggi Tanaman (Y1)

Kelompok 1 45% Etc (X1) X1Y1

Kelompok 2 60% Etc (X2) X2Y1

Kelompok 3 75% Etc (X3) X3Y1

Hipotesis

Untuk Hipotesis:

H0 = Tidak ada perbedaan nyata pada produksi 17 varietas untuk tiap perlakuan

H1 = Ada perbedaan nyata pada produksi 17 varietas untuk tiap perlakuan

a. Perhitungan analisa ragam pertumbuhan tinggi tanaman 0 HST adalah sebagai

berikut:

Page 86: ANALISA KEPUTUSAN DENGAN METODErepository.ub.ac.id/2156/1/RETNO ASTARI WASITO.pdfKedelai Edamame (vegetable soybean) dengan Metode Irigasi Tetes, Dosen Pembimbing: Rini Wahyu Sayekti

64

Tabel 4.13 Data Pengukuran Tinggi Tanaman (cm) untuk 0 HST

Perlakuan

Ulangan

1

(cm)

2

(cm)

3

(cm)

4

(cm)

5

(cm)

6

(cm)

7

(cm)

8

(cm)

9

(cm)

10

(cm)

E1T1 6,4 7,0 3,0 5,8 8,0 9,0 8,0 2,0 3,2 8,0

E2T1 6,5 6,6 7,0 7,7 7,5 5,0 4,2 7,0 3,0 6,2

E3T1 7,0 6,0 8,9 8,0 7,8 7,6 7,0 4,7 5,3 1,5

Total (TK) 19,9 19,6 18,9 21,6 23,3 21,6 19,2 13,7 11,5 15,7

Tabel 4.14 Lanjutan Data Pengukuran Tinggi Tanaman (cm) untuk 0 HST

Perlakuan

Ulangan Total

(TP)

Rerata

(ýP) 11

(cm)

12

(cm)

13

(cm)

14

(cm)

15

(cm)

16

(cm)

17

(cm)

E1T1 5,0 2,1 8,0 5,1 6,0 6,6 5,5 98,70 5,81

E2T1 6,5 9,4 4,4 4,7 5,8 4,0 2,9 98,40 5,79

E3T1 5,2 2,4 2,0 8,5 5,2 4,4 4,4 95,90 5,64

Total

(TK) 16,7 13,9 14,4 18,3 17,0 15,0 12,8 293,0 5,75

Sumber : hasil perhitungan

Perhitungan Anova dalam RAK

Diketahui:

Perlakuan (P) = 3

Ulangan (U) = 17

Total = 51

FK = 1683,314

Tabel 4.15 Analisis Derajat Bebas

db (Derajat Bebas)

Perlakuan n - 1

Ulangan r - 1

Acak/galat (n - 1)(r - 1)

Total UP – 1

Page 87: ANALISA KEPUTUSAN DENGAN METODErepository.ub.ac.id/2156/1/RETNO ASTARI WASITO.pdfKedelai Edamame (vegetable soybean) dengan Metode Irigasi Tetes, Dosen Pembimbing: Rini Wahyu Sayekti

65

Tabel 4.16 Analisis Varian dalam RAK

SK db JK KT Fhitung F Tabel

5% 1%

Ulangan 16 62.133 3.883 0.082 1.97 2.62

Perlakuan 2 0.278 0.139 0.003 3.3 5.34

Acak / Galat 32 1521.868 47.558

Total 50 1584.279

Sumber: Hasil Perhitungan

Contoh perhitungan analisa ragam pertumbuhan tinggi tanaman 0 HST adalah

sebagai berikut:

1. FK = (Tij)2 / (k x t)

= (293,0)2 / (17 x 3)

= 1683,314

2. JK Total = T (Yij)2 – FK

= { ( Y10)2 + ( Y11)

2 . . . + ( Yij)

2 . . . + ( Yrt)

2} – FK

= { (5,81)2 + (5,79)

2 + (5,64)

2 } – 1683,314

= 1584,279

3. JK Ulangan = (TK2) / t – FK

= { ( TK1)2 + . . . + (TKk)

2 } / t – FK

= { (19,00)2 + (19,60)

2 + (18,90)

2 + (21,50)

2 + (23,30)

2 + (21,60)

2 +

(19,20)2 + (13,70)

2 +(11,50)

2 +(15,70)

2 +(16,70)

2 +(13,90)

2

+(14,40)2 +(18,30)

2 +(17,00)

2 +(15,00)

2 +(12,80)

2} / 3} – 1683,314

= 62,133

4. JK Perlakuan = { (TPj)2 / k } – FK

= { ( TP2)2 + (TP2)

2 + . . . + (TPt)

2 / k } – FK

= { (98,70)2 + (98,40)

2 + (95,90)

2 / 17 } – 1683,314

= 0,278

5. JK Acak/Galat = JK Total - JK ulangan - JK Perlakuan

= 1584,279– 62,133 – 0,278

= 1521,868

6. KT ulangan = (JK ulangan) / r-1

= 62,133 / 16

= 3,883

Page 88: ANALISA KEPUTUSAN DENGAN METODErepository.ub.ac.id/2156/1/RETNO ASTARI WASITO.pdfKedelai Edamame (vegetable soybean) dengan Metode Irigasi Tetes, Dosen Pembimbing: Rini Wahyu Sayekti

66

7. KT perlakuan = (JK perlakuan) / n-1

= 0,278 / 2

= 0,139

8. KT acak/galat = (JK galat) / (n-1)(r-1)

= 1521,868/ 32

= 47,558

9. Fhitung = KT ulangan / KT acak/galat

= 3,883 / 47,558

= 0,082

= KT perlakuan / KT acak/galat

= 0,139 / 47,558

= 0,003

10. Ftabel = untuk 5%, nilai dari db = 32, dan ulangan = 16, didapat Ftabel = 1,97.

= untuk 1%, nilai dari db = 32, dan ulangan = 16, didapat Ftabel = 2,62.

= untuk 5%, nilai dari db = 32, dan perlakuan = 2, didapat Ftabel = 3,30.

= untuk 1%, nilai dari db = 32, dan perlakuan = 2, didapat Ftabel = 5,34.

Fhitung < Ftabel, ini berarti Hipotesis nol diterima yang artinya tidak ada

perbedaan produksi pada 17 varietas tiap perlakuan pada tanaman kedelai edamame.

b. Perhitungan analisa ragam pertumbuhan tinggi tanaman 10 HST adalah sebagai

berikut:

Tabel 4.17 Data Pengukuran Tinggi Tanaman (cm) untuk 10 HST

Perlakuan

Ulangan

1

(cm)

2

(cm)

3

(cm)

4

(cm)

5

(cm)

6

(cm)

7

(cm)

8

(cm)

9

(cm)

10

(cm)

E1T1 10,1 9,0 9,2 10,5 15,0 16,0 16,6 17,0 13,6 13,2

E2T1 17,0 15,5 12,0 12,2 15,3 15,6 11,7 8,2 4,4 15,4

E3T1 12,0 16,5 13,2 12,8 16,0 9,0 16,7 9,0 7,5 4,0

Total (TK) 39,1 41,0 34,4 35,5 46,3 40,6 45,0 34,2 25,5 32,6

Page 89: ANALISA KEPUTUSAN DENGAN METODErepository.ub.ac.id/2156/1/RETNO ASTARI WASITO.pdfKedelai Edamame (vegetable soybean) dengan Metode Irigasi Tetes, Dosen Pembimbing: Rini Wahyu Sayekti

67

Tabel 4.18 Lanjutan Data Pengukuran Tinggi Tanaman (cm) untuk 10 HST

Perlakuan

Ulangan Total

(TP)

Rerata

(ýP) 11

(cm)

12

(cm)

13

(cm)

14

(cm)

15

(cm)

16

(cm)

17

(cm)

E1T1 17,0 14,7 19,0 18,0 12,0 13,0 10,0 233,90 13,76

E2T1 8,1 11,5 16,2 11,4 11,0 16,0 11,5 213,00 12,53

E3T1 8,0 7,7 5,7 10,1 11,5 18,6 17,3 195,60 11,51

Total

(TK) 33,1 33,9 40,9 39,5 34,5 47,6 38,8 642,50 12,60

Sumber : Hasil Perhitungan

Perhitungan Anova dalam RAK

Diketahui:

Perlakuan (P) = 3

Ulangan (U) = 17

Total = 51

FK = 8094,24

Tabel 4.19 Analisis Varian dalam RAK

SK db JK KT Fhitung F Tabel

5% 1%

Ulangan 16 169.910 10.619 0.046 1.97 2.62

Perlakuan 2 43.264 21.632 0.094 3.3 5.34

Acak / Galat 32 7302.390 231.325

Total 50 7615.563

Sumber : Hasil Perhitungan

Contoh perhitungan analisa ragam pertumbuhan tinggi tanaman 10 HST adalah

sebagai berikut:

1. FK = (Tij)2 / (k x t)

= (642,5)2 / (17 x 3)

= 8094,24

2. JK Total = T (Yij)2 – FK

= { ( Y10)2 + ( Y11)

2 . . . + ( Yij)

2 . . . + ( Yrt)

2} – FK

= { (13,76)2 + (12,53)

2 + (11,51)

2 } – 8094,24

= 7615,563

Page 90: ANALISA KEPUTUSAN DENGAN METODErepository.ub.ac.id/2156/1/RETNO ASTARI WASITO.pdfKedelai Edamame (vegetable soybean) dengan Metode Irigasi Tetes, Dosen Pembimbing: Rini Wahyu Sayekti

68

3. JK Ulangan = (TK2) / t – FK

= { ( TK1)2 + . . . + (TKk)

2 } / t – FK

= { (39,10)2 + (41,00)

2 + (34,40)

2 + (35,50)

2 + (46,30)

2 + (40,60)

2 +

(45,00)2 + (34,20)

2 +(25,50)

2 +(32,60)

2 +(33,10)

2 +(33,90)

2

+(40,90)2 +(39,50)

2 +(34,50)

2 +(47,60)

2 +(38,80)

2} / 3} – 8094,24

= 169,910

4. JK Perlakuan = { (TPj)2 / k } – FK

= { ( TP2)2 + (TP2)

2 + . . . + (TPt)

2 / k } – FK

= { (233,90)2 + (213,00)

2 + (195,60)

2 / 17 } – 8094,24

= 43,264

5. JK Acak/Galat = JK Total - JK Ulangan - JK Perlakuan

= 7615,563 – 169,910 – 43,264

= 7402,390

6. KT ulangan = (JK ulangan) / r-1

= 169,910 / 16

= 10,619

7. KT perlakuan = (JK perlakuan) / n-1

= 43,264 / 2

= 21,632

8. KT acak/galat = (JK acak/galat) / (n-1)(r-1)

= 7402,390 / 32

= 231,325

9. Fhitung = KT ulangan / KT acak/galat

= 10,619 / 231,325

= 0,046

= KT perlakuan / KT acak/galat

= 21,632 / 231,325

= 0,094

10. Ftabel = untuk 5%, nilai dari db = 32, dan ulangan = 16, didapat Ftabel = 1,97.

= untuk 1%, nilai dari db = 32, dan ulangan = 16, didapat Ftabel = 2,62.

= untuk 5%, nilai dari db = 32, dan perlakuan = 2, didapat Ftabel = 3,30.

= untuk 1%, nilai dari db = 32, dan perlakuan = 2, didapat Ftabel = 5,34.

Fhitung < Ftabel, ini berarti Hipotesis nol diterima yang artinya tidak ada

perbedaan produksi pada 17 varietas tiap perlakuan pada tanaman kedelai edamame.

Page 91: ANALISA KEPUTUSAN DENGAN METODErepository.ub.ac.id/2156/1/RETNO ASTARI WASITO.pdfKedelai Edamame (vegetable soybean) dengan Metode Irigasi Tetes, Dosen Pembimbing: Rini Wahyu Sayekti

69

c. Perhitungan analisa ragam pertumbuhan tinggi tanaman 20 HST adalah sebagai

berikut:

Tabel 4.20 Data Pengukuran Tinggi Tanaman (cm) untuk 20 HST

Perlakuan

Ulangan

1

(cm)

2

(cm)

3

(cm)

4

(cm)

5

(cm)

6

(cm)

7

(cm)

8

(cm)

9

(cm)

10

(cm)

E1T1 15,0 22,0 22,3 18,8 19,8 19,2 20,2 20,0 0,0 18,0

E2T1 19,0 22,5 25,4 23,5 20,5 23,0 22,0 12,0 17,4 24,0

E3T1 24,0 21,0 24,5 20,0 21,0 15,0 24,0 11,7 12,5 8,5

Total (TK) 58,00 65,5 72,2 62,3 61,3 57,2 66,2 43,7 29,9 50,5

Tabel 4.21 Lanjutan Data Pengukuran Tinggi Tanaman (cm) untuk 20 HST

Perlakuan

Ulangan Total

(TP)

Rerata

(ýP) 11

(cm)

12

(cm)

13

(cm)

14

(cm)

15

(cm)

16

(cm)

17

(cm)

E1T1 24,0 17,4 23,7 24,0 20,6 15,0 12,0 312,00 18,35

E2T1 14,0 25,0 17,0 15,2 16,0 18,0 17,8 332,30 19,55

E3T1 17,5 13,0 19,0 17,0 18,0 18,9 18,8 304,40 17,91

Total

(TK) 55,5 55,40 59,70 56,20 54,60 51,90 48,60 948,70 18,60

Sumber : Hasil Perhitungan

Perhitungan Anova dalam RAK

Diketahui:

Perlakuan (P) = 3

Ulangan (U) = 17

Total = 51

FK = 17647,6802

Page 92: ANALISA KEPUTUSAN DENGAN METODErepository.ub.ac.id/2156/1/RETNO ASTARI WASITO.pdfKedelai Edamame (vegetable soybean) dengan Metode Irigasi Tetes, Dosen Pembimbing: Rini Wahyu Sayekti

70

Tabel 4.22 Analisis Varian dalam RAK

SK db JK KT Fhitung F Tabel

5% 1%

Ulangan 16 493.310 30.832 0.061 1.97 2.62

Perlakuan 2 24.476 12.238 0.024 3.3 5.34

Acak / Galat 32 16090.356 502.824

Total 50 16608.142

Sumber : Hasil Perhitungan

Contoh perhitungan analisa ragam pertumbuhan tinggi tanaman 20 HST adalah

sebagai berikut:

1. FK = (Tij)2 / (k x t)

= (948,7)2 / (17 x 3)

= 17647,6802

2. JK Total = T (Yij)2 – FK

= { ( Y10)2 + ( Y11)

2 . . . + ( Yij)

2 . . . + ( Yrt)

2} – FK

= { (18,35)2 + (19,55)

2 + (17,91)

2 } – 17647,6802

= 16608,142

3. JK Ulangan = (TK2) / t – FK

= { ( TK1)2 + . . . + (TKk)

2 } / t – FK

= { (58,00)2 + (65,50)

2 + (72,20)

2 + (62,30)

2 + (61,30)

2 + (57,20)

2 +

(66,20)2 + (43,70)

2 +(29,90)

2 +(50,50)

2 +(55,40)

2 +(59,70)

2

+(56,20)2 +(54,60)

2 +(51,90)

2 +(55,50)

2 +(48,60)

2} / 3} –

17647,6802

= 493,310

4. JK Perlakuan = { (TPj)2 / k } – FK

= { ( TP2)2 + (TP2)

2 + . . . + (TPt)

2 / k } – FK

= { (312,00)2 + (332,30)

2 + (304,40)

2 / 17 } – 17647,6802

= 24,476

5. JK Acak/Galat = JK Total - JK Ulangan - JK Perlakuan

= 16608,142 – 493,310 – 24,476

= 16090,356

6. KT ulangan = (JK ulangan) / r-1

= 493,310 / 16

= 30,832

Page 93: ANALISA KEPUTUSAN DENGAN METODErepository.ub.ac.id/2156/1/RETNO ASTARI WASITO.pdfKedelai Edamame (vegetable soybean) dengan Metode Irigasi Tetes, Dosen Pembimbing: Rini Wahyu Sayekti

71

7. KT perlakuan = (JK perlakuan) / n-1

= 24,476 / 2

= 12,238

8. KT acak/galat = (JK acak/galat) / (n-1)(r-1)

= 16090,356 / 32

= 502,824

9. Fhitung = KT ulangan / KT acak/galat

= 30,832 / 502,824

= 0,061

= KT perlakuan / KT acak/galat

= 12,238 / 502,824

= 0,024

10. Ftabel = untuk 5%, nilai dari db = 32, dan ulangan = 16, didapat Ftabel = 1,97.

= untuk 1%, nilai dari db = 32, dan ulangan = 16, didapat Ftabel = 2,62.

= untuk 5%, nilai dari db = 32, dan perlakuan = 2, didapat Ftabel = 3,30.

= untuk 1%, nilai dari db = 32, dan perlakuan = 2, didapat Ftabel = 5,34.

Fhitung < Ftabel, ini berarti Hipotesis nol diterima yang artinya tidak ada

perbedaan produksi pada 17 varietas tiap perlakuan pada tanaman kedelai edamame.

d. Perhitungan analisa ragam pertumbuhan tinggi tanaman 30 HST adalah sebagai

berikut:

Tabel 4.23 Data Pengukuran Tinggi Tanaman (cm) untuk 30 HST

Perlakuan

Ulangan

1

(cm)

2

(cm)

3

(cm)

4

(cm)

5

(cm)

6

(cm)

7

(cm)

8

(cm)

9

(cm)

10

(cm)

E1T1 18,6 24,3 26,4 18,9 20,5 21,0 22,0 24,5 0,0 19,0

E2T1 22,3 25,0 26,0 23,9 24,0 26,0 25,5 17,8 26,0 25,0

E3T1 29,5 22,5 27,5 29,8 30,5 31,0 29,9 23,3 26,0 11,7

Total

(TK) 70,40 71,80 79,9 72,6 75,0 78,00 77,4 65,6 52,0 55,7

Page 94: ANALISA KEPUTUSAN DENGAN METODErepository.ub.ac.id/2156/1/RETNO ASTARI WASITO.pdfKedelai Edamame (vegetable soybean) dengan Metode Irigasi Tetes, Dosen Pembimbing: Rini Wahyu Sayekti

72

Tabel 4.24 Lanjutan Data Pengukuran Tinggi Tanaman (cm) untuk 30 HST

Perlakuan

Ulangan Total

(TP)

Rerata

(ýP) 11

(cm)

12

(cm)

13

(cm)

14

(cm)

15

(cm)

16

(cm)

17

(cm)

E1T1 26,4 20,8 25,5 25,0 21,0 17,7 0,0 331,60 19,51

E2T1 24,2 27,0 24,2 24,0 21,6 27,1 25,5 415,10 24,42

E3T1 26,5 29,5 20,0 29,6 26,5 24,4 26,0 444,20 26,13

Total (TK) 77,1 77,3 69,7 78,6 69,1 69,2 51,5 1190,90 23,35

Sumber : Hasil Perhitungan

Perhitungan Anova dalam RAK

Diketahui:

Perlakuan (P) = 3

Ulangan (U) = 17

Total = 51

FK = 27808,68

Tabel 4.25 Analisis Varian dalam RAK

SK db JK KT Fhitung F Tabel

5% 1%

Ulangan 16 440.394 27.525 0.035 1.97 2.62

Perlakuan 2 401.918 200.959 0.254 3.3 5.34

Acak / Galat 32 25305.923 709.841

Total 50 25149.235

Sumber : Hasil Perhitungan

Contoh perhitungan analisa ragam pertumbuhan tinggi tanaman 30 HST adalah

sebagai berikut:

1. FK = (Tij)2 / (k x t)

= (1190,90)2 / (17 x 3)

= 27808,68

2. JK Total = T (Yij)2 – FK

= { ( Y10)2 + ( Y11)

2 . . . + ( Yij)

2 . . . + ( Yrt)

2} – FK

= { (19,51)2 + (24,42)

2 + (26,13)

2 } – 27808,68

= 25149,235

Page 95: ANALISA KEPUTUSAN DENGAN METODErepository.ub.ac.id/2156/1/RETNO ASTARI WASITO.pdfKedelai Edamame (vegetable soybean) dengan Metode Irigasi Tetes, Dosen Pembimbing: Rini Wahyu Sayekti

73

3. JK Ulangan = (TK2) / t – FK

= { ( TK1)2 + . . . + (TKk)

2 } / t – FK

= { (70,40)2 + (71,80)

2 + (79,90)

2 + (72,60)

2 + (75,00)

2 + (78,00)

2 +

(77,40)2 + (65,60)

2 +(52,00)

2 +(55,70)

2 +(77,10)

2 +(77,30)

2

+(69,70)2 +(78,60)

2 +(69,10)

2 +(69,20)

2 +(51,50)

2} / 3} – 27808,68

= 440,394

4. JK Perlakuan = { (TPj)2 / k } – FK

= { ( TP2)2 + (TP2)

2 + . . . + (TPt)

2 / k } – FK

= { (331,600)2 + (415,10)

2 + (444,20)

2 / 17 } – 27808,68

= 401,918

5. JK Acak/Galat = JK Total - JK Ulangan - JK Perlakuan

= 26149 – 440,394 – 401,918

= 26149,235

6. KT ulangan = (JK ulangan) / r-1

= 440,394 / 16

= 27,525

7. KT perlakuan = (JK perlakuan) / n-1

= 401,918 / 2

= 200,959

8. KT acak/galat = (JK acak/galat) / (n-1)(r-1)

= 26149,235 / 32

= 790,841

9. Fhitung = KT ulangan / KT acak/galat

= 27,525 / 790,841

= 0,035

= KT perlakuan / KT acak/galat

= 200,959 / 790,841

= 0,254

10. Ftabel = untuk 5%, nilai dari db = 32, dan ulangan = 16, didapat Ftabel = 1,97.

= untuk 1%, nilai dari db = 32, dan ulangan = 16, didapat Ftabel = 2,62.

= untuk 5%, nilai dari db = 32, dan perlakuan = 2, didapat Ftabel = 3,30.

= untuk 1%, nilai dari db = 32, dan perlakuan = 2, didapat Ftabel = 5,34.

Fhitung < Ftabel, ini berarti Hipotesis nol diterima yang artinya tidak ada

perbedaan produksi pada 17 varietas tiap perlakuan pada tanaman kedelai edamame.

Page 96: ANALISA KEPUTUSAN DENGAN METODErepository.ub.ac.id/2156/1/RETNO ASTARI WASITO.pdfKedelai Edamame (vegetable soybean) dengan Metode Irigasi Tetes, Dosen Pembimbing: Rini Wahyu Sayekti

74

e. Perhitungan analisa ragam pertumbuhan tinggi tanaman 40 HST adalah sebagai

berikut:

Tabel 4.26 Data Pengukuran Tinggi Tanaman (cm) untuk 40 HST

Perlakuan Ulangan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

E1T1 29,0 30,1 30,2 30,3 30,3 30,9 31,6 32,4 0,0 31,7

E2T1 30,9 35,0 36,0 35,0 36,5 36,9 36,0 37,3 37,5 37,5

E3T1 40,0 39,0 40,1 40,0 40,2 40,5 40,1 41,0 43,0 28,8

Total

(TK) 99,9 104,1 106,3 105,3 107,0 108,3 107,7 110,7 80,5 98,0

Tabel 4.27 Lanjutan Data Pengukuran Tinggi Tanaman (cm) untuk 40 HST

Perlakuan Ulangan

Total

(TP)

Rerata

(ýP)

11 12 13 14 15 16 17

E1T1 35,5 34,0 34,5 34,3 34,0 33,0 0,0 481,80 28,34

E2T1 44,0 44,3 46,0 47,0 39,9 50,0 52,0 681,80 40,11

E3T1 44,0 44,5 35,0 54,5 49,0 53,0 54,0 726,70 42,75

Total

(TK) 123,5 122,8 115,5 135,8 122,9 136,0 106,0 1890,3 37,06

Sumber : Hasil Perhitungan

Perhitungan Anova dalam RAK

Diketahui:

Perlakuan (P) = 3

Ulangan (U) = 17

Total = 51

FK = 70063,41

Page 97: ANALISA KEPUTUSAN DENGAN METODErepository.ub.ac.id/2156/1/RETNO ASTARI WASITO.pdfKedelai Edamame (vegetable soybean) dengan Metode Irigasi Tetes, Dosen Pembimbing: Rini Wahyu Sayekti

75

Tabel 4.28 Analisis Varian dalam RAK

SK db JK KT Fhitung F Tabel

5% 1%

Ulangan 16 1026.890 64.181 0.033 1.97 2.62

Perlakuan 2 1999.844 999.922 0.510 3.3 5.34

Acak / Galat 32 62797.665 1962.427

Total 50 65824.398

Sumber : Hasil Perhitungan

Contoh perhitungan analisa ragam pertumbuhan tinggi tanaman 40 HST adalah

sebagai berikut:

1. FK = (Tij)2 / (k x t)

= (1890,30)2 / (17 x 3)

= 70063,41

2. JK Total = T (Yij)2 – FK

= { ( Y10)2 + ( Y11)

2 . . . + ( Yij)

2 . . . + ( Yrt)

2} – FK

= { (28,34)2 + (40,11)

2 + (42,75)

2 } – 70063,41

= 65824,398

3. JK Ulangan = (TK2) / t – FK

= { ( TK1)2 + . . . + (TKk)

2 } / t – FK

= { (99,90)2 + (104,10)

2 + (106,30)

2 + (105,30)

2 + (107,00)

2 +

(108,30)2 + (107,70)

2 + (110,70)

2 +(80,50)

2 +(98,00)

2 +(123,50)

2

+(122,80)2 +(115,50)

2 +(135,80)

2 +(122,90)

2 +(136,00)

2 +(106,00)

2}

/ 3} – 70063,41

= 1026,890

4. JK Perlakuan = { (TPj)2 / k } – FK

= { ( TP2)2 + (TP2)

2 + . . . + (TPt)

2 / k } – FK

= { (481,80)2 + (681,80)

2 + (726,70)

2 / 17 } – 70063,41

= 1999,844

5. JK Acak/Galat = JK Total - JK Ulangan - JK Perlakuan

= 65824,398 – 1026,890– 1999,844

= 65824,398

6. KT ulangan = (JK ulangan) / r-1

= 1026,890 / 16

= 64,181

Page 98: ANALISA KEPUTUSAN DENGAN METODErepository.ub.ac.id/2156/1/RETNO ASTARI WASITO.pdfKedelai Edamame (vegetable soybean) dengan Metode Irigasi Tetes, Dosen Pembimbing: Rini Wahyu Sayekti

76

7. KT perlakuan = (JK perlakuan) / n-1

= 1999,844 / 2

= 999,922

8. KT acak/galat = (JK galat) / (n-1)(r-1)

= 65824,398 / 32

= 1962,427

9. Fhitung = KT ulangan / KT acak/galat

= 64,181 / 1962,427

= 0,033

= KT perlakuan / KT acak/galat

= 999,922 / 1962,427

= 0,510

10. Ftabel = untuk 5%, nilai dari db = 32, dan ulangan = 16, didapat Ftabel = 1,97.

= untuk 1%, nilai dari db = 32, dan ulangan = 16, didapat Ftabel = 2,62.

= untuk 5%, nilai dari db = 32, dan perlakuan = 2, didapat Ftabel = 3,30.

= untuk 1%, nilai dari db = 32, dan perlakuan = 2, didapat Ftabel = 5,34.

Fhitung < Ftabel, ini berarti Hipotesis nol diterima yang artinya tidak ada

perbedaan produksi pada 17 varietas tiap perlakuan pada tanaman kedelai edamame.

4.9.1.2. Perhitungan Rancangan Acak Kelompok untuk Bunga

Analisa variasi jumlah bunga dihitung menggunakan Rancangan Acak Kelompok

(RAK) yang disusun secara faktorial.

Uji rancangan acak kelompok untuk jumlah bunga

Tabel 4.29 RAK untuk Jumlah Bunga

Jumlah Bunga (Y2)

Kelompok 1 45% Etc (X1) X1Y2

Kelompok 2 60% Etc (X2) X2Y2

Kelompok 3 75% Etc (X3) X3Y2

Hipotesis

Untuk Hipotesis:

H0 = Tidak ada perbedaan nyata pada produksi 17 varietas untuk tiap perlakuan

H1 = Ada perbedaan nyata pada produksi 17 varietas untuk tiap perlakuan

Page 99: ANALISA KEPUTUSAN DENGAN METODErepository.ub.ac.id/2156/1/RETNO ASTARI WASITO.pdfKedelai Edamame (vegetable soybean) dengan Metode Irigasi Tetes, Dosen Pembimbing: Rini Wahyu Sayekti

77

a. Perhitungan analisa ragam pertumbuhan jumlah bunga 28 HST adalah sebagai

berikut:

Tabel 4.30 Data Pengukuran Jumlah Bunga untuk 28 HST

Perlakuan Ulangan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

E1T1 4,0 5,0 3,0 5,0 7,0 2,0 6,0 6,0 0,0 5,0

E2T1 6,0 8,0 5,0 10,0 6,0 5,0 4,0 7,0 8,0 9,0

E3T1 6,0 7,0 15,0 10,0 10,0 3,0 8,0 10,0 5,0 8,0

Total (TK) 16,00 20,0 23,0 25,0 23,0 10,0 18,0 23,0 13,0 22,00

Tabel 4.31 Lanjutan Data Pengukuran Jumlah Bunga untuk 28 HST

Perlakuan Ulangan Total

(TP)

Rerata

(ýP) 11 12 13 14 15 16 17

E1T1 7,0 6,0 8,0 9,0 4,0 4,0 3,0 84,00 4,94

E2T1 5,0 7,0 7,0 6,0 5,0 4,0 4,0 106,00 6,24

E3T1 3,0 5,0 7,0 5,0 8,0 4,0 5,0 119,00 7,00

Total (TK) 15,0 18,0 22,0 20,0 17,0 12,0 12,0 309,0 6,06

Sumber : hasil perhitungan

Perhitungan Anova dalam RAK

Diketahui:

Perlakuan (P) = 3

Ulangan (U) = 17

Total = 51

FK = 1872,176

Tabel 4.32 Analisis Varian dalam RAK

SK db JK KT Fhitung F Tabel

5% 1%

Ulangan 16 112.824 7.051 0.140 1.97 2.62

Perlakuan 2 36.824 18.412 0.366 3.3 5.34

Acak / Galat 32 1610.235 50.320

Total 50 1759.882

Sumber: Hasil Perhitungan

Page 100: ANALISA KEPUTUSAN DENGAN METODErepository.ub.ac.id/2156/1/RETNO ASTARI WASITO.pdfKedelai Edamame (vegetable soybean) dengan Metode Irigasi Tetes, Dosen Pembimbing: Rini Wahyu Sayekti

78

Contoh perhitungan analisa ragam jumlah bunga tanaman 28 HST adalah sebagai

berikut:

1. FK = (Tij)2 / (kx t)

= (309,00)2 / (17 x 3)

= 1872,176

2. JK Total = T (Yij)2 – FK

= { ( Y10)2 + ( Y11)

2 . . . + ( Yij)

2 . . . + ( Yrt)

2} – FK

= { (4,94)2 + (6,24)

2 + ( 7,00)

2 } – 1872,176

= 1730,400

3. JK Ulangan = (TK2) / t – FK

= { ( TK1)2 + . . . + (TKk)

2 }/ t– FK

= { (16,00)2 + (20,00)

2 + (23,00)

2 + (25,00)

2 + (23,00)

2 + (10,00)

2 +

(18,00)2 + (23,00)

2 + (13,00)

2 + (22,00)

2 + (15,00)

2 + (18,00)

2 +

(22,00)2 + (20,00)

2 + (17,00)

2 + (12,00)

2 + (12,00)

2 / 3 } – 1872,176

= 112,824

4. JK Perlakuan = { (TPj)2 / k } – FK

= { ( TP2)2 + (TP2)

2 + . . . + (TPt)

2 / k} – FK

= { (84,00)2 + (106,00)

2 + (119,00)

2 / 17} – 1872,176

= 36,824

5. JK Acak/Galat = JK Total - JK Ulangan - JK Perlakuan

= 1759,882 – 112,824 – 36,824

= 1610,235

6. KT ulangan = (JK ulangan) / r-1

= (112,824) / 16

= 7,051

7. KT perlakuan = (JK perlakuan) / n-1

= (36,824) / 2

= 18,412

8. KT acak/galat = (JK acak/galat) / (n-1)(r-1)

= (1610,235) / 32

= 50,320

Page 101: ANALISA KEPUTUSAN DENGAN METODErepository.ub.ac.id/2156/1/RETNO ASTARI WASITO.pdfKedelai Edamame (vegetable soybean) dengan Metode Irigasi Tetes, Dosen Pembimbing: Rini Wahyu Sayekti

79

9. Fhitung = KT ulangan / KT acak/galat

= 7,051 / 50,320

= 0,140

` = KT perlakuan / KT acak/galat

= 18,412 / 50,320

= 0,366

10. Ftabel = untuk 5%, nilai dari db = 32, dan ulangan = 16, didapat Ftabel = 1,97.

= untuk 1%, nilai dari db = 32, dan ulangan = 16, didapat Ftabel = 2,62.

= untuk 5%, nilai dari db = 32, dan perlakuan = 2, didapat Ftabel = 3,3.

= untuk 1%, nilai dari db = 32, dan perlakuan = 2, didapat Ftabel = 5,34.

Fhitung < Ftabel, ini berarti Hipotesis nol diterima yang artinya tidak ada

perbedaan produksi pada 17 varietas tiap perlakuan pada tanaman kedelai edamame.

b. Perhitungan analisa ragam pertumbuhan jumlah bunga 38 HST adalah sebagai

berikut:

Tabel 4.33 Data Pengukuran Jumlah Bunga untuk 38 HST

Perlakuan Ulangan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

E1T1 6,0 9,0 5,0 8,0 11,0 5,0 9,0 10,0 0,0 8,0

E2T1 9,0 12,0 7,0 15,0 9,0 10,0 7,0 9,0 13,0 13,0

E3T1 11,0 12,0 20,0 14,0 15,0 9,0 13,0 16,0 9,0 14,0

Total (TK) 26,0 33,0 32,0 37,0 35,0 24,0 29,0 35,0 22,0 35,0

Tabel 4.34 Data Pengukuran Jumlah Bunga untuk 38 HST

Perlakuan Ulangan Total

(TP)

Rerata

(ýP) 11 12 13 14 15 16 17

E1T1 9,0 10,0 11,0 14,0 7,0 7,0 0,0 129,00 7,59

E2T1 10,0 11,0 12,0 10,0 9,0 5,0 10,0 171,00 10,06

E3T1 5,0 7,0 10,0 11,0 11,0 7,0 9,0 193,00 11,35

Total

(TK) 24,0 28,0 33,0 35,0 27,0 19,0 19,0 493,0 9,67

Sumber : Hasil Perhitungan

Page 102: ANALISA KEPUTUSAN DENGAN METODErepository.ub.ac.id/2156/1/RETNO ASTARI WASITO.pdfKedelai Edamame (vegetable soybean) dengan Metode Irigasi Tetes, Dosen Pembimbing: Rini Wahyu Sayekti

80

Perhitungan Anova dalam RAK

Diketahui:

Perlakuan (P) = 3

Ulangan (U) = 17

Total = 51

FK = 4765,667

Tabel 4.35 Analisis Varian dalam RAK

SK db JK KT Fhitung F Tabel

5% 1%

Ulangan 16 187.333 11.708 0.090 1.97 2.62

Perlakuan 2 124.392 62.196 0.478 3.3 5.34

Acak / Galat 32 4166.291 130.197

Total 50 4478.016

Sumber: Hasil Perhitungan

Contoh perhitungan analisa ragam jumlah bunga tanaman 38 HST adalah sebagai

berikut:

1. FK = (Tij)2 / (kx t)

= (493,00)2 / (17 x 3)

= 4765,667

2. JK Total = T (Yij)2 – FK

= { ( Y10)2 + ( Y11)

2 . . . + ( Yij)

2 . . . + ( Yrt)

2} – FK

= { (7,59)2 + (10,06)

2 + (11,35)

2 } – 4765,667

= 4478,016

3. JK Ulangan = (TK2) / t – FK

= { ( TK1)2 + . . . + (TKk)

2 }/ t– FK

= { (26,00)2 + (33,00)

2 + (32,00)

2 + (37,00)

2 + (35,00)

2 + (24,00)

2 +

(29,00)2 + (35,00)

2 + (22,00)

2 + (35,00)

2 + (24,00)

2 + (28,00)

2 +

(33,00)2 + (35,00)

2 + (27,00)

2 + (19,00)

2 + (19,00)

2 / 3 } – 4765,667

= 187,333

4. JK Perlakuan = { (TPj)2 / k } – FK

= { ( TP2)2 + (TP2)

2 + . . . + (TPt)

2 / k} – FK

= { (129,00)2 + (171,00)

2 + (139,00)

2 / 17} – 4765,667

= 124,392

Page 103: ANALISA KEPUTUSAN DENGAN METODErepository.ub.ac.id/2156/1/RETNO ASTARI WASITO.pdfKedelai Edamame (vegetable soybean) dengan Metode Irigasi Tetes, Dosen Pembimbing: Rini Wahyu Sayekti

81

5. JK Acak / galat = JK Total - JK Ulangan - JK Perlakuan

= 4478,016 – 187,333 – 124,392

= 4166,291

6. KT ulangan = (JK ulangan) / r-1

= (187,333) / 16

= 11,708

7. KT perlakuan = (JK perlakuan) / n-1

= (124,392) / 2

= 62,196

8. KT acak/galat = (JK acak/galat) / (n-1)(r-1)

= (4166,291) / 32

= 130,197

9. Fhitung = KT ulangan / KT acak/galat

= 11,708 / 130,197

= 0,090

` = KT perlakuan / KT acak/galat

= 62,196 / 130,197

= 0,478

10. Ftabel = untuk 5%, nilai dari db = 32, dan ulangan = 16, didapat Ftabel = 1,97.

= untuk 1%, nilai dari db = 32, dan ulangan = 16, didapat Ftabel = 2,62.

= untuk 5%, nilai dari db = 32, dan perlakuan = 2, didapat Ftabel = 3,3.

= untuk 1%, nilai dari db = 32, dan perlakuan = 2, didapat Ftabel = 5,34.

Fhitung < Ftabel, ini berarti Hipotesis nol diterima yang artinya tidak ada

perbedaan produksi pada 17 varietas tiap perlakuan pada tanaman kedelai edamame

c. Perhitungan analisa ragam pertumbuhan jumlah bunga 48 HST adalah sebagai

berikut:

Page 104: ANALISA KEPUTUSAN DENGAN METODErepository.ub.ac.id/2156/1/RETNO ASTARI WASITO.pdfKedelai Edamame (vegetable soybean) dengan Metode Irigasi Tetes, Dosen Pembimbing: Rini Wahyu Sayekti

82

Tabel 4.36 Data Pengukuran Jumlah Bunga untuk 48 HST

Perlakuan Ulangan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

E1T1 13,0 16,0 10,0 13,0 17,0 9,0 15,0 17,0 0,0 14,0

E2T1 14,0 20,0 12,0 21,0 15,0 17,0 13,0 14,0 20,0 21,0

E3T1 21,0 23,0 27,0 21,0 20,0 18,0 24,0 25,0 17,0 20,0

Total (TK) 48,0 59,0 49,0 55,0 52,0 44,0 52,0 56,0 37,0 55,0

Tabel 4.37 Lanjutan Data Pengukuran Jumlah Bunga untuk 48 HST

Perlakuan Ulangan Total

(TP)

Rerata

(ýP) 11 12 13 14 15 16 17

E1T1 15,0 17,0 16,0 17,0 11,0 13,0 0,0 213,00 12,53

E2T1 19,0 0,0 19,0 18,0 16,0 12,0 13,0 264,00 15,53

E3T1 10,0 14,0 28,0 29,0 22,0 12,0 16,0 347,00 20,41

Total (TK) 44,0 31,0 63,0 64,0 49,0 37,0 29,0 824,0 16,16

Sumber : Hasil Perhitungan

Perhitungan Anova dalam RAK

Diketahui:

Perlakuan (P) = 3

Ulangan (U) = 17

Total = 51

FK = 13313,25

Tabel 4.38 Analisis Varian dalam RAK

SK db JK KT Fhitung F Tabel

5% 1%

Ulangan 16 572.745 35.797 0.101 1.97 2.62

Perlakuan 2 538.157 269.078 0.756 3.3 5.34

Acak/galat 32 11387.564 355.861

Total 50 12498.466

Sumber: Hasil Perhitungan

Page 105: ANALISA KEPUTUSAN DENGAN METODErepository.ub.ac.id/2156/1/RETNO ASTARI WASITO.pdfKedelai Edamame (vegetable soybean) dengan Metode Irigasi Tetes, Dosen Pembimbing: Rini Wahyu Sayekti

83

Contoh perhitungan analisa ragam jumlah bunga tanaman 48 HST adalah sebagai

berikut:

1. FK = (Tij)2 / (kx t)

= (824,00)2 / (17 x 3)

= 13313,25

2. JK Total = T (Yij)2 – FK

= { ( Y10)2 + ( Y11)

2 . . . + ( Yij)

2 . . . + ( Yrt)

2} – FK

= { (12,53)2 + (15,53)

2 + (20,41)

2 } – 13313,25

= 12498,466

3. JK Ulangan = (TK2) / t – FK

= { ( TK1)2 + . . . + (TKk)

2 }/ t– FK

= { (48,00)2 + (59,00)

2 + (49,00)

2 + (55,00)

2 + (52,00)

2 + (44,00)

2 +

(52,00)2 + (56,00)

2 + (37,00)

2 + (55,00)

2 + (44,00)

2 + (31,00)

2 +

(63,00)2 + (64,00)

2 + (49,00)

2 + (37,00)

2 + (29,00)

2 / 3 } – 13313,25

= 572,745

4. JK Perlakuan = { (TPj)2 / k } – FK

= { ( TP2)2 + (TP2)

2 + . . . + (TPt)

2 / k} – FK

= { (213,00)2 + (264,00)

2 + (347,00)

2 / 17} – 13313,25

= 538,157

5. JK Acak/galat = JK Total - JK Ulangan - JK Perlakuan

= 12498,466– 572,745– 538,157

= 11387,564

6. KT ulangan = (JK ulangan) / r-1

= (572,745) / 16

= 35,797

7. KT perlakuan = (JK perlakuan) / n-1

= (538,157) / 2

= 269,078

8. KT acak/galat = (JK acak/galat) / (n-1)(r-1)

= (11387,564) / 32

= 355,861

Page 106: ANALISA KEPUTUSAN DENGAN METODErepository.ub.ac.id/2156/1/RETNO ASTARI WASITO.pdfKedelai Edamame (vegetable soybean) dengan Metode Irigasi Tetes, Dosen Pembimbing: Rini Wahyu Sayekti

84

9. Fhitung = KT ulangan / KT acak/galat

= 35,797/ 355,861

= 0,101

` = KT perlakuan / KT acak/galat

= 269,078/ 355,861

= 0,756

10. Ftabel = untuk 5%, nilai dari db = 32, dan ulangan = 16, didapat Ftabel = 1,97.

= untuk 1%, nilai dari db = 32, dan ulangan = 16, didapat Ftabel = 2,62.

= untuk 5%, nilai dari db = 32, dan perlakuan = 2, didapat Ftabel = 3,3.

= untuk 1%, nilai dari db = 32, dan perlakuan = 2, didapat Ftabel = 5,34.

Fhitung < Ftabel, ini berarti Hipotesis nol diterima yang artinya tidak ada

perbedaan produksi pada 17 varietas tiap perlakuan pada tanaman kedelai edamame.

d. Perhitungan analisa ragam pertumbuhan jumlah bunga 55 HST adalah sebagai

berikut:

Tabel 4.39 Data Pengukuran Jumlah Bunga untuk 55 HST

Perlakuan Ulangan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

E1T1 21,0 28,0 19,0 20,0 22,0 18,0 22,0 23,0 0,0 20,0

E2T1 20,0 29,0 0,0 30,0 21,0 23,0 20,0 20,0 29,0 29,0

E3T1 0,0 33,0 35,0 30,0 29,0 26,0 32,0 33,0 28,0 29,0

Total (TK) 41,00 90,00 54,00 80,00 72,00 67,00 74,00 76,00 57,00 78,00

Tabel 4.40 Lanjutan Data Pengukuran Jumlah Bunga untuk 55 HST

Perlakuan Ulangan Total

(TP)

Rerata

(ýP) 11 12 13 14 15 16 17

E1T1 21,0 22,0 22,0 23,0 19,0 21,0 0,0 321,00 18,88

E2T1 27,0 0,0 28,0 26,0 24,0 16,0 15,0 357,00 21,00

E3T1 17,0 20,0 23,0 25,0 31,0 13,0 19,0 423,00 24,88

Total

(TK) 65,0 42,0 73,00 74,00 74,00 50,00 34,00 1101,0 21,59

Sumber : Hasil Perhitungan

Page 107: ANALISA KEPUTUSAN DENGAN METODErepository.ub.ac.id/2156/1/RETNO ASTARI WASITO.pdfKedelai Edamame (vegetable soybean) dengan Metode Irigasi Tetes, Dosen Pembimbing: Rini Wahyu Sayekti

85

Perhitungan Anova dalam RAK

Diketahui:

Perlakuan (P) = 3

Ulangan (U) = 17

Total = 51

FK = 23768,65

Tabel 4.41 Analisis Varian dalam RAK

SK db JK KT Fhitung F Tabel

5% 1%

Ulangan 16 1325.020 82.814 0.128 1.97 2.62

Perlakuan 2 314.824 157.412 0.243 3.3 5.34

Acak/galat 32 20712.129 647.254

Total 50 22351.972

Sumber: Hasil Perhitungan

Contoh perhitungan analisa ragam jumlah bunga tanaman 55 HST adalah sebagai

berikut:

1. FK = (Tij)2 / (kx t)

= (1101,00)2 / (17 x 3)

= 23768,65

2. JK Total = T (Yij)2 – FK

= { ( Y10)2 + ( Y11)

2 . . . + ( Yij)

2 . . . + ( Yrt)

2} – FK

= { (18,88)2 + (21,00)

2 + (24,88)

2 } – 27487,37

= 22351,972

3. JK Ulangan = (TK2) / t – FK

= { ( TK1)2 + . . . + (TKk)

2 }/ t– FK

= { (41,00)2 + (90,00)

2 + (54,00)

2 + (80,00)

2 + (72,00)

2 + (67,00)

2 +

(74,00)2 + (76,00)

2 + (57,00)

2 + (78,00)

2 + (65,00)

2 + (42,00)

2 +

(73,00)2 + (74,00)

2 + (74,00)

2 + (50,00)

2 + (34,00)

2 / 3 } – 23768,65

= 1325,020

4. JK Perlakuan = { (TPj)2 / k } – FK

= { ( TP2)2 + (TP2)

2 + . . . + (TPt)

2 / k} – FK

= { (321,00)2 + (357,00)

2 + (423,00)

2 / 17} – 23768,65

= 314,824

Page 108: ANALISA KEPUTUSAN DENGAN METODErepository.ub.ac.id/2156/1/RETNO ASTARI WASITO.pdfKedelai Edamame (vegetable soybean) dengan Metode Irigasi Tetes, Dosen Pembimbing: Rini Wahyu Sayekti

86

5. JK Acak/galat = JK Total - JK Ulangan - JK Perlakuan

= 22351,972– 1325,020– 314,824

= 20712,129

6. KT ulangan = (JK ulangan) / r-1

= (1325,020) / 16

= 82,814

7. KT perlakuan = (JK perlakuan) / n-1

= (314,824) / 2

= 157,412

8. KT acak/galat = (JK acak/galat) / (n-1)(r-1)

= (20712,129) / 32

= 647,254

9. Fhitung = KT ulangan / KT acak/galat

= 82,814/ 647,254

= 0,128

` = KT perlakuan / KT acak/galat

= 157,412/ 647,254

= 0,243

10. Ftabel = untuk 5%, nilai dari db = 32, dan ulangan = 16, didapat Ftabel = 1,97.

= untuk 1%, nilai dari db = 32, dan ulangan = 16, didapat Ftabel = 2,62.

= untuk 5%, nilai dari db = 32, dan perlakuan = 2, didapat Ftabel = 3,3.

= untuk 1%, nilai dari db = 32, dan perlakuan = 2, didapat Ftabel = 5,34.

Fhitung < Ftabel, ini berarti Hipotesis nol diterima yang artinya tidak ada

perbedaan produksi pada 17 varietas tiap perlakuan pada tanaman kedelai edamame.

4.9.1.3. Perhitungan Rancangan Acak Kelompok untuk Jumlah Bakal Buah

Analisa variasi jumlah buah dihitung menggunakan Rancangan Acak Kelompok

(RAK) yang disusun secara faktorial.

Uji Rancangan Acak Kelompok untuk Jumlah Bakal Buah

Tabel 4.42 RAK untuk Jumlah Bakal Buah

Jumlah Bakal Buah (Y3)

Kelompok 1 45% Etc (X1) X1Y3

Kelompok 2 60% Etc (X2) X2Y3

Kelompok 3 75% Etc (X3) X3Y3

Page 109: ANALISA KEPUTUSAN DENGAN METODErepository.ub.ac.id/2156/1/RETNO ASTARI WASITO.pdfKedelai Edamame (vegetable soybean) dengan Metode Irigasi Tetes, Dosen Pembimbing: Rini Wahyu Sayekti

87

Hipotesis

Untuk Hipotesis:

H0 = Tidak ada perbedaan nyata pada produksi 17 varietas untuk tiap perlakuan

H1 = Ada perbedaan nyata pada produksi 17 varietas untuk tiap perlakuan

a. Perhitungan analisa ragam pertumbuhan jumlah bakal buah 35 HST adalah sebagai

berikut:

Tabel 4.43 Data Pengukuran Jumlah Bakal Buah untuk 35 HST

Perlakuan Ulangan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

E1T1 3,0 2,0 3,0 4,0 3,0 2,0 5,0 3,0 0,0 4,0

E2T1 4,0 5,0 4,0 7,0 4,0 2,0 2,0 5,0 6,0 2,0

E3T1 1,0 4,0 2,0 8,0 8,0 1,0 5,0 1,0 3,0 5,0

Total (TK) 8,00 11,00 9,00 19,00 15,00 5,00 12,00 9,00 9,00 11,00

Tabel 4.44 Lanjutan Data Pengukuran Jumlah Bakal Buah untuk 35 HST

Perlakuan Ulangan Total

(TP)

Rerata

(ýP) 11 12 13 14 15 16 17

E1T1 3,0 2,0 6,0 6,0 2,0 4,0 0,0 52,00 3,06

E2T1 4,0 1,0 5,0 5,0 3,0 2,0 5,0 66,00 3,88

E3T1 2,0 2,0 1,0 3,0 6,0 3,0 5,0 60,00 3,53

Total

(TK) 9,00 5,00 12,0 14,0 11,0 9,00 10,00 178,00 3,49

Sumber : hasil perhitungan

Perhitungan Anova dalam RAK

Diketahui:

Perlakuan (P) = 3

Ulangan (U) = 17

Total = 51

FK = 621,255

Page 110: ANALISA KEPUTUSAN DENGAN METODErepository.ub.ac.id/2156/1/RETNO ASTARI WASITO.pdfKedelai Edamame (vegetable soybean) dengan Metode Irigasi Tetes, Dosen Pembimbing: Rini Wahyu Sayekti

88

Tabel 4.45 Analisis Varian dalam RAK

SK db JK KT Fhitung F Tabel

5% 1%

Ulangan 16 62.745 3.922 0.243 1.97 2.62

Perlakuan 2 5.804 2.902 0.180 3.3 5.34

Acak/galat 32 515.820 16.119

Total 50 584.369

Sumber: Hasil Perhitungan

Contoh perhitungan analisa ragam jumlah bakal buah tanaman 35 HST adalah

sebagai berikut:

1. FK = (Tij)2 / (kx t)

= (178,00)2 / (17 x 3)

= 621,255

2. JK Total = T (Yij)2 – FK

= { ( Y10)2 + ( Y11)

2 . . . + ( Yij)

2 . . . + ( Yrt)

2} – FK

= { (3,06)2 + (3,88)

2 + (3,53)

2 } – 621,255

= 584,369

3. JK Ulangan = (TK2) / t – FK

= { ( TK1)2 + . . . + (TKk)

2 / t }– FK

= { (8,00)2 + (11,00)

2 + (9,00)

2 + (19,00)

2 + (15,00)

2 + (5,00)

2

(12,00)2 + (9,00)

2 + (9,00)

2 + (11,00)

2 + (9,00)

2 + (5,00)

2 +

(12,00)2 + (14,00)

2 + (11,00)

2 + (9,00)

2 + (10,00)

2 / 3 } –

621,255

= 62,745

4. JK Perlakuan = { (TPj)2 / k } – FK

= { ( TP2)2 + (TP2)

2 + . . . + (TPt)

2 / k} – FK

= { (52,00)2 + (66,00)

2 + (60,00)

2 / 17} – 621,255

= 5,804

5. JK Acak/galat = JK Total - JK Ulangan - JK Perlakuan

= 584,369 – 62,745 – 5,804

= 515,820

6. KT ulangan = (JK ulangan) / r-1

= (62,745) / 16

= 3,922

Page 111: ANALISA KEPUTUSAN DENGAN METODErepository.ub.ac.id/2156/1/RETNO ASTARI WASITO.pdfKedelai Edamame (vegetable soybean) dengan Metode Irigasi Tetes, Dosen Pembimbing: Rini Wahyu Sayekti

89

7. KT perlakuan = (JK perlakuan) / n-1

= (5,804) / 2

= 2,902

8. KT acak/galat = (JK acak/galat) / (n-1)(r-1)

= (515,820) / 32

= 16,119

9. Fhitung = KT ulangan / KT acak/galat

= 3,922 / 16,119

= 0,243

= KT perlakuan / KT acak/galat

= 2,902 / 16,119

= 0,180

10. Ftabel = untuk 5%, nilai dari db = 32, dan ulangan = 16, didapat Ftabel = 1,97.

= untuk 1%, nilai dari db = 32, dan ulangan = 16, didapat Ftabel = 2,62.

= untuk 5%, nilai dari db = 32, dan perlakuan = 2, didapat Ftabel = 3,3.

= untuk 1%, nilai dari db = 32, dan perlakuan = 2, didapat Ftabel = 5,34.

Fhitung < Ftabel, ini berarti Hipotesis nol diterima yang artinya tidak ada

perbedaan produksi pada 17 varietas tiap perlakuan pada tanaman kedelai edamame.

b. Perhitungan analisa ragam pertumbuhan jumlah bakal buah 45 HST adalah sebagai

berikut:

Tabel 4.46 Data Pengukuran Jumlah Bakal Buah untuk 45 HST

Perlakuan Ulangan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

E1T1 11,0 15,0 8,0 9,0 14,0 7,0 13,0 15,0 0,0 13,0

E2T1 12,0 17,0 8,0 16,0 13,0 15,0 11,0 9,0 18,0 18,0

E3T1 3,0 18,0 20,0 17,0 15,0 14,0 19,0 6,0 5,0 16,0

Total

(TK) 26,00 50,00 36,00 42,00 42,00 36,00 43,00 30,0 23,0 47,0

Page 112: ANALISA KEPUTUSAN DENGAN METODErepository.ub.ac.id/2156/1/RETNO ASTARI WASITO.pdfKedelai Edamame (vegetable soybean) dengan Metode Irigasi Tetes, Dosen Pembimbing: Rini Wahyu Sayekti

90

Tabel 4.47 Lanjutan Data Pengukuran Jumlah Bakal Buah untuk 45 HST

Perlakuan Ulangan Total

(TP)

Rerata

(ýP) 11 12 13 14 15 16 17

E1T1 11,0 10,0 11,0 14,0 9,0 10,0 0,0 170,00 10,00

E2T1 15,0 0,0 13,0 13,0 11,0 10,0 16,0 215,00 12,65

E3T1 8,0 8,0 1,0 4,0 19,0 19,0 8,0 200,00 11,76

Total

(TK) 34,00 18,00 25,00 31,00 39,00 39,00 24,00 585,00 11,47

Sumber : hasil perhitungan

Perhitungan Anova dalam RAK

Diketahui:

Perlakuan (P) = 3

Ulangan (U) = 17

Total = 51

FK = 6710,29412

Tabel 4.48 Analisis Varian dalam RAK

SK db JK KT Fhitung F Tabel

5% 1%

Ulangan 16 445.373 27.836 0.153 1.97 2.62

Perlakuan 2 61.765 30.882 0.170 3.3 5.34

Acak/galat 32 5804.800 181.400

Total 50 6311.938

Sumber: Hasil Perhitungan

Contoh perhitungan analisa ragam jumlah bakal buah tanaman 45 HST adalah

sebagai berikut:

1. FK = (Tij)2 / (kx t)

= (585,00)2 / (17 x 3)

= 6710,29412

2. JK Total = T (Yij)2 – FK

= { ( Y10)2 + ( Y11)

2 . . . + ( Yij)

2 . . . + ( Yrt)

2} – FK

= { (10,00)2 + (12,65)

2 + (11,76)

2 } – 6710,29412

= 6311,938

Page 113: ANALISA KEPUTUSAN DENGAN METODErepository.ub.ac.id/2156/1/RETNO ASTARI WASITO.pdfKedelai Edamame (vegetable soybean) dengan Metode Irigasi Tetes, Dosen Pembimbing: Rini Wahyu Sayekti

91

3. JK Ulangan = (TK2) / t – FK

= { ( TK1)2 + . . . + (TKk)

2 / t }– FK

= { (26,00)2 + (50,00)

2 + (36,00)

2 + (42,00)

2 + (42,00)

2 + (36,00)

2

(43,00)2 + (30,00)

2 + (23,00)

2 + (47,00)

2 + (34,00)

2 + (18,00)

2 +

(25,00)2 + (31,00)

2 + (39,00)

2 + (39,00)

2 + (24,00)

2 / 3 } –

6710,29412

= 445,373

4. JK Perlakuan = { (TPj)2 / k } – FK

= { ( TP2)2 + (TP2)

2 + . . . + (TPt)

2 / k} – FK

= { (170,00)2 + (215,00)

2 + (200,00)

2 / 17} – 6710,29412

= 61,765

5. JK Acak/galat = JK Total - JK Ulangan - JK Perlakuan

= 6311,938– 445,373– 61,765

= 5804,800

6. KT ulangan = (JK ulangan) / r-1

= (445,373) / 16

= 27,836

7. KT perlakuan = (JK perlakuan) / n-1

= (61,765) / 2

= 30,882

8. KT acak/galat = (JK acak/galat) / (n-1)(r-1)

= (5804,800) / 32

= 181,400

9. Fhitung = KT ulangan / KT acak/galat

= 27,836/ 181,400

= 0,153

= KT perlakuan / KT acak/galat

= 30,882/ 181,400

= 0,170

10. Ftabel = untuk 5%, nilai dari db = 32, dan ulangan = 16, didapat Ftabel = 1,97.

= untuk 1%, nilai dari db = 32, dan ulangan = 16, didapat Ftabel = 2,62.

= untuk 5%, nilai dari db = 32, dan perlakuan = 2, didapat Ftabel = 3,3.

= untuk 1%, nilai dari db = 32, dan perlakuan = 2, didapat Ftabel = 5,34.

Page 114: ANALISA KEPUTUSAN DENGAN METODErepository.ub.ac.id/2156/1/RETNO ASTARI WASITO.pdfKedelai Edamame (vegetable soybean) dengan Metode Irigasi Tetes, Dosen Pembimbing: Rini Wahyu Sayekti

92

Fhitung < Ftabel, ini berarti Hipotesis nol diterima yang artinya tidak ada

perbedaan produksi pada 17 varietas tiap perlakuan pada tanaman kedelai edamame.

c. Perhitungan analisa ragam pertumbuhan jumlah bakal buah 55 HST adalah sebagai

berikut:

Tabel 4.49 Data Pengukuran Jumlah Bakal Buah untuk 55 HST

Perlakuan Ulangan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

E1T1 19,0 20,0 16,0 15,0 17,0 14,0 16,0 17,0 0,0 17,0

E2T1 14,0 22,0 0,0 27,0 18,0 17,0 15,0 14,0 20,0 20,0

E3T1 0,0 25,0 26,0 20,0 20,0 20,0 23,0 25,0 20,0 20,0

Total (TK) 33,00 67,00 42,0 62,00 55,00 51,00 54,00 56,00 40,00 57,0

Tabel 4.50 Lanjutan Data Pengukuran Jumlah Bakal Buah untuk 55 HST

Perlakuan Ulangan Total

(TK)

Rerata

(ýP) 11 12 13 14 15 16 17

E1T1 14,0 16,0 16,0 17,0 11,0 18,0 0,0 243,00 14,29

E2T1 21,0 0,0 20,0 20,0 19,0 18,0 22,0 287,00 16,88

E3T1 15,0 16,0 18,0 19,0 24,0 23,0 19,0 333,00 19,59

Total (TK) 50,0 32,00 54,00 56,00 54,00 59,00 41,00 863,00 16,92

Sumber : hasil perhitungan

Perhitungan Anova dalam RAK

Diketahui:

Perlakuan (P) = 3

Ulangan (U) = 17

Total = 51

FK = 14603,3137

Tabel 4.51 Analisis Varian dalam RAK

SK db JK KT Fhitung F Tabel

5% 1%

Ulangan 16 519.020 32.439 0.080 1.97 2.62

Perlakuan 2 238.275 119.137 0.294 3.3 5.34

Acak/galat 32 12972.985 405.406

Total 50 13730.279

Sumber: Hasil Perhitungan

Page 115: ANALISA KEPUTUSAN DENGAN METODErepository.ub.ac.id/2156/1/RETNO ASTARI WASITO.pdfKedelai Edamame (vegetable soybean) dengan Metode Irigasi Tetes, Dosen Pembimbing: Rini Wahyu Sayekti

93

Contoh perhitungan analisa ragam jumlah bakal buah tanaman 55 HST adalah

sebagai berikut:

1. FK = (Tij)2 / (kx t)

= (863,00)2 / (17 x 3)

= 14603,3137

2. JK Total = T (Yij)2 – FK

= { ( Y10)2 + ( Y11)

2 . . . + ( Yij)

2 . . . + ( Yrt)

2} – FK

= { (14,29)2 + (16,88)

2 + (19,59)

2 } – 14603,3137

= 13730,279

3. JK Ulangan = (TK2) / t – FK

= { ( TK1)2 + . . . + (TKk)

2 / t }– FK

= { (33,00)2 + (67,00)

2 + (42,00)

2 + (62,00)

2 + (55,00)

2 + (51,00)

2

(54,00)2 + (56,00)

2 + (40,00)

2 + (57,00)

2 + (50,00)

2 + (32,00)

2 +

(54,00)2 + (56,00)

2 + (54,00)

2 + (59,00)

2 + (41,00)

2 / 3 } –

14603,3137

= 519,020

4. JK Perlakuan = { (TPj)2 / k } – FK

= { ( TP2)2 + (TP2)

2 + . . . + (TPt)

2 / k} – FK

= { (243,00)2 + (287,00)

2 + (333,00)

2 / 17} – 14603,3137

= 238,275

5. JK Acak/galat = JK Total - JK Ulangan - JK Perlakuan

= 13730,279– 519,020– 238,275

= 12972,985

6. KT ulangan = (JK ulangan) / r-1

= (519,020) / 16

= 32,439

7. KT perlakuan = (JK perlakuan) / n-1

= (238,275) / 2

= 119,137

8. KT acak/galat = (JK acak/galat) / (n-1)(r-1)

= (12972,985) / 32

= 405,406

Page 116: ANALISA KEPUTUSAN DENGAN METODErepository.ub.ac.id/2156/1/RETNO ASTARI WASITO.pdfKedelai Edamame (vegetable soybean) dengan Metode Irigasi Tetes, Dosen Pembimbing: Rini Wahyu Sayekti

94

9. Fhitung = KT ulangan / KT acak/galat

= 32,439/ 405,406

= 0,080

= KT perlakuan / KT acak/galat

= 119,137/ 405,406

= 0,294

10. Ftabel = untuk 5%, nilai dari db = 32, dan ulangan = 16, didapat Ftabel = 1,97.

= untuk 1%, nilai dari db = 32, dan ulangan = 16, didapat Ftabel = 2,62.

= untuk 5%, nilai dari db = 32, dan perlakuan = 2, didapat Ftabel = 3,3.

= untuk 1%, nilai dari db = 32, dan perlakuan = 2, didapat Ftabel = 5,34.

Fhitung < Ftabel, ini berarti Hipotesis nol diterima yang artinya tidak ada

perbedaan produksi pada 17 varietas tiap perlakuan pada tanaman kedelai edamame.

4.9.1.4. Perhitungan Rancangan Acak Kelompok untuk Berat Kedelai Edamame

Analisa variasi berat buah dihitung menggunakan Rancangan Acak Kelompok

(RAK) yang disusun secara faktorial.

Uji Rancangan Acak Kelompok untuk Berat Kedelai edamame

Tabel 4.52 RAK untuk Berat Kedelai Edamame

Berat Buah (Y4)

Kelompok 1 45% Etc (X1) X1Y4

Kelompok 2 60% Etc (X2) X2Y4

Kelompok 3 75% Etc (X3) X3Y4

Hipotesis

Untuk Hipotesis:

H0 = Tidak ada perbedaan nyata pada produksi 17 varietas untuk tiap perlakuan

H1 = Ada perbedaan nyata pada produksi 17 varietas untuk tiap perlakuan

Tabel 4.53 Data Pengukuran Berat Kedelai Edamame untuk 68 HST

Perlakuan Ulangan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

E1T1 57,0 59,0 49,0 48,0 48,0 54,0 53,0 52,0 0,0 46,0

E2T1 43,0 67,0 0,0 76,0 56,0 53,0 46,0 43,0 66,0 63,0

E3T1 0,0 68,0 75,0 61,0 60,0 55,0 67,0 77,0 57,0 58,0

Total (TK) 100 194 124 185 164 162 166 172 123 167

Page 117: ANALISA KEPUTUSAN DENGAN METODErepository.ub.ac.id/2156/1/RETNO ASTARI WASITO.pdfKedelai Edamame (vegetable soybean) dengan Metode Irigasi Tetes, Dosen Pembimbing: Rini Wahyu Sayekti

95

Tabel 4.54 Lanjutan Data Pengukuran Berat Kedelai Edamame untuk 68 HST

Perlakuan Ulangan Total

(TP)

Rerata

(ýP) 11 12 13 14 15 16 17

E1T1 43,0 55,0 51,0 48,0 52,0 43,0 0,0 758,00 44,59

E2T1 61,0 0,0 59,0 65,0 63,0 54,0 60,0 875,00 51,47

E3T1 37,0 40,0 46,0 43,0 60,0 64,0 51,0 919,00 54,06

Total (TK) 141,0 95,0 156,0 156 175 161 111 2552,0 50,04

Sumber : hasil perhitungan

Perhitungan Anova dalam RAK

Diketahui:

Perlakuan (P) = 3

Ulangan (U) = 17

Total = 51

FK = 127700,078

Tabel 4.55 Analisis Varian dalam RAK

SK Db JK KT Fhitung F Tabel

5% 1%

Ulangan 16 4626.588 289.162 0.081 1.97 2.62

Perlakuan 2 814.627 407.314 0.114 3.3 5.34

Acak/galat 32 114699.174 3584.349

Total 50 120140.390

Sumber: Hasil Perhitungan

Contoh perhitungan analisa ragam hasil produksi tanaman 68 HST adalah sebagai

berikut:

1. FK = (Tij)2 / (kx t)

= (2552,00)2 / (17 x 3)

= 127700,078

2. JK Total = T (Yij)2 – FK

= { ( Y10)2 + ( Y11)

2 . . . + ( Yij)

2 . . . + ( Yrt)

2} – FK

= { (44,59)2 + (51,47)

2 + (54,06)

2 } – 127700,078

= 120140,390

Page 118: ANALISA KEPUTUSAN DENGAN METODErepository.ub.ac.id/2156/1/RETNO ASTARI WASITO.pdfKedelai Edamame (vegetable soybean) dengan Metode Irigasi Tetes, Dosen Pembimbing: Rini Wahyu Sayekti

96

3. JK Ulangan = (TK2) / t – FK

= { ( TK1)2 + . . . + (TKk)

2 / t} – FK

= { (100,00)2 + (194,00)

2 + (124,00)

2 + (185,00)

2 + (164,00)

2 +

(162,00)2 + (166,00)

2 + (172,00)

2 + (123,00)

2 + (167,00)

2 +

(141,00)2 + (95,00)

2 + (156,00)

2 + (156,00)

2 + (175,00)

2

(161,00)2 (11,00)

2 / 3} – 127700,078

= 4626,588

4. JK Perlakuan = { (TPj)2 / k } – FK

= { ( TP2)2 + (TP2)

2 + . . . + (TPt)

2 / k} – FK

={ ( 758,00)2 + (875,00)

2 + (919,00)

2 / 17} – 127700,078

= 814,627

5. JK Acak/galat = JK Total - JK Ulangan - JK Perlakuan

= 120140,390– 4626,588– 814,627

= 114699,174

6. KT ulangan = (JK ulangan) / r-1

= (4626,588) / 16

= 289,162

7. KT perlakuan = (JK perlakuan) / n-1

= (814,627) / 2

= 407,314

8. KT acak/galat = (JK acak/galat) / (n-1)(r-1)

= (114699,174) / 32

= 3584,349

9. Fhitung = KT ulangan / KT acak/galat

= 289,162/ 3584,349

= 0,081

= KT perlakuan / KT acak/galat

= 407,314/ 3584,349

= 0,114

10. Ftabel = untuk 5%, nilai dari db = 32, dan ulangan = 16, didapat Ftabel = 1,97.

= untuk 1%, nilai dari db = 32, dan ulangan = 16, didapat Ftabel = 2,62.

= untuk 5%, nilai dari db = 32, dan perlakuan = 2, didapat Ftabel = 3,3.

= untuk 1%, nilai dari db = 32, dan perlakuan = 2, didapat Ftabel = 5,34.

Page 119: ANALISA KEPUTUSAN DENGAN METODErepository.ub.ac.id/2156/1/RETNO ASTARI WASITO.pdfKedelai Edamame (vegetable soybean) dengan Metode Irigasi Tetes, Dosen Pembimbing: Rini Wahyu Sayekti

97

Fhitung < Ftabel, ini berarti Hipotesis nol diterima yang artinya tidak ada

perbedaan produksi pada 17 varietas tiap perlakuan pada tanaman kedelai Edamame.

Dari perhitungan diatas dapat disimpulkan bahwa:

a. Hasil analisis tabel anova pada tinggi tanaman

Pada 0 HST menunjukkan bahwa Fhitung ulangan (0,082) < Ftabel (1,97)

pada taraf signifikan 5% sedangkan pada 1% Ftabel (2,62). Dan pada

Fhitung perlakuan (0,003) < Ftabel (3,3) pada taraf signifikan 5%

sedangkan pada 1% Ftabel (5,34). Artinya hipotesis alternative diterima

yang artinya tidak ada perbedaan tinggi tanaman pada 17 varietas tiap

perlakuan pada tanaman kedelai edamame.

Pada 10 HST menunjukkan bahwa Fhitung ulangan (0,046) < Ftabel (1,97)

pada taraf signifikan 5% sedangkan pada 1% Ftabel (2,62). Dan pada

Fhitung perlakuan (0,094) < Ftabel (3,3) pada taraf signifikan 5%

sedangkan pada 1% Ftabel (5,34). Artinya hipotesis alternative diterima

yang artinya tidak ada perbedaan tinggi tanaman pada 17 varietas tiap

perlakuan pada tanaman kedelai edamame.

Pada 20 HST menunjukkan bahwa Fhitung ulangan (0,061) < Ftabel (1,97)

pada taraf signifikan 5% sedangkan pada 1% Ftabel (2,62). Dan pada

Fhitung perlakuan (0,024) < Ftabel (3,3) pada taraf signifikan 5%

sedangkan pada 1% Ftabel (5,34). Artinya hipotesis alternative diterima

yang artinya tidak ada perbedaan tinggi tanaman pada 17 varietas tiap

perlakuan pada tanaman kedelai edamame.

Pada 30 HST menunjukkan bahwa Fhitung ulangan (0,035) < Ftabel (1,97)

pada taraf signifikan 5% sedangkan pada 1% Ftabel (2,62). Dan pada

Fhitung perlakuan (0,254) < Ftabel (3,3) pada taraf signifikan 5%

sedangkan pada 1% Ftabel (5,34). Artinya hipotesis alternative diterima

yang artinya tidak ada perbedaan tinggi tanaman pada 17 varietas tiap

perlakuan pada tanaman kedelai edamame.

Pada 40 HST menunjukkan bahwa Fhitung ulangan (0,033) < Ftabel (1,97)

pada taraf signifikan 5% sedangkan pada 1% Ftabel (2,62). Dan pada

Fhitung perlakuan (0,510) < Ftabel (3,3) pada taraf signifikan 5%

sedangkan pada 1% Ftabel (5,34). Artinya hipotesis alternative diterima

Page 120: ANALISA KEPUTUSAN DENGAN METODErepository.ub.ac.id/2156/1/RETNO ASTARI WASITO.pdfKedelai Edamame (vegetable soybean) dengan Metode Irigasi Tetes, Dosen Pembimbing: Rini Wahyu Sayekti

98

yang artinya tidak ada perbedaan tinggi tanaman pada 17 varietas tiap

perlakuan pada tanaman kedelai edamame.

b. Hasil analisis tabel anova pada jumlah bunga

Pada 28 HST menunjukkan bahwa Fhitung ulangan (0,140) < Ftabel (1,97)

pada taraf signifikan 5% sedangkan pada 1% Ftabel (2,62). Dan pada

Fhitung perlakuan (0,366) < Ftabel (3,3) pada taraf signifikan 5%

sedangkan pada 1% Ftabel (5,34). Artinya hipotesis alternatif diterima yang

artinya tidak ada perbedaan jumlah bunga pada 17 varietas tiap perlakuan

pada tanaman kedelai edamame.

Pada 38 HST menunjukkan bahwa Fhitung ulangan (0,090) < Ftabel (1,97)

pada taraf signifikan 5% sedangkan pada 1% Ftabel (2,62). Dan pada

Fhitung perlakuan (0,478) < Ftabel (3,3) pada taraf signifikan 5%

sedangkan pada 1% Ftabel (5,34). Artinya hipotesis alternatif diterima yang

artinya tidak ada perbedaan jumlah bunga pada 17 varietas tiap perlakuan

pada tanaman kedelai edamame.

Pada 48 HST menunjukkan bahwa Fhitung ulangan (0,101) < Ftabel (1,97)

pada taraf signifikan 5% sedangkan pada 1% Ftabel (2,62). Dan pada

Fhitung perlakuan (0,756) < Ftabel (3,3) pada taraf signifikan 5%

sedangkan pada 1% Ftabel (5,34). Artinya hipotesis alternatif diterima yang

artinya tidak ada perbedaan jumlah bunga pada 17 varietas tiap perlakuan

pada tanaman kedelai edamame.

Pada 55 HST menunjukkan bahwa Fhitung ulangan (0,128) < Ftabel (1,97)

pada taraf signifikan 5% sedangkan pada 1% Ftabel (2,62). Dan pada

Fhitung perlakuan (0,243) < Ftabel (3,3) pada taraf signifikan 5%

sedangkan pada 1% Ftabel (5,34). Artinya hipotesis alternatif diterima yang

artinya tidak ada perbedaan jumlah bunga pada 17 varietas tiap perlakuan

pada tanaman kedelai edamame.

c. Hasil analisis tabel anova pada jumlah bakal buah

Pada 35 HST menunjukkan bahwa Fhitung ulangan (0,243) < Ftabel (1,97)

pada taraf signifikan 5% sedangkan pada 1% Ftabel (2,62). Dan pada

Fhitung perlakuan (0,180) < Ftabel (3,3) pada taraf signifikan 5%

sedangkan pada 1% Ftabel (5,34). Artinya hipotesis alternatif diterima yang

Page 121: ANALISA KEPUTUSAN DENGAN METODErepository.ub.ac.id/2156/1/RETNO ASTARI WASITO.pdfKedelai Edamame (vegetable soybean) dengan Metode Irigasi Tetes, Dosen Pembimbing: Rini Wahyu Sayekti

99

artinya tidak ada perbedaan jumlah bakal buah pada 17 varietas tiap

perlakuan pada tanaman kedelai edamame.

Pada 45 HST menunjukkan bahwa Fhitung ulangan (0,153) < Ftabel (1,97)

pada taraf signifikan 5% sedangkan pada 1% Ftabel (2,62). Dan pada

Fhitung perlakuan (0,170) < Ftabel (3,3) pada taraf signifikan 5%

sedangkan pada 1% Ftabel (5,34). Artinya hipotesis alternatif diterima yang

artinya tidak ada perbedaan jumlah bakal buah pada 17 varietas tiap

perlakuan pada tanaman kedelai edamame.

Pada 55 HST menunjukkan bahwa Fhitung ulangan (0,080) < Ftabel (1,97)

pada taraf signifikan 5% sedangkan pada 1% Ftabel (2,62). Dan pada

Fhitung perlakuan (0,294) < Ftabel (3,3) pada taraf signifikan 5%

sedangkan pada 1% Ftabel (5,34). Artinya hipotesis alternatif diterima yang

artinya tidak ada perbedaan jumlah bakal buah pada 17 varietas tiap

perlakuan pada tanaman kedelai edamame.

d. Hasil analisis tabel anova pada berat buah

68 HST menunjukkan bahwa Fhitung ulangan (0,081) < Ftabel (1,97) pada

taraf signifikan 5% sedangkan pada 1% Ftabel (2,62). Dan pada Fhitung

perlakuan (0,114) < Ftabel (3,3) pada taraf signifikan 5% sedangkan pada

1% Ftabel (5,34). Artinya hipotesis alternatif diterima yang artinya tidak

ada perbedaan berat buah pada 15 varietas tiap perlakuan pada tanaman

kedelai edamame.

Page 122: ANALISA KEPUTUSAN DENGAN METODErepository.ub.ac.id/2156/1/RETNO ASTARI WASITO.pdfKedelai Edamame (vegetable soybean) dengan Metode Irigasi Tetes, Dosen Pembimbing: Rini Wahyu Sayekti

100

Tabel 4.56 Rekapitulasi Hasil Analisis Uji Statistik Rancangan Acak Kelompok Kedelai

Edamame

Fase

Pertumbuhan HST

Fhitung Ulangan Fhitung Perlakuan

5 % 1% 5% 1%

1,97 2,62 3,3 5,34

Tinggi

tanaman

0 0,082 0,003

10 0,046 0,094

20 0,061 0,024

30 0,035 0,254

40 0,033 0,51

Jumlah bunga

28 0,14 0,366

38 0,09 0,478

48 0,101 0,756

55 0,128 0,243

Jumlah bakal

buah

35 0,243 0,18

45 0,153 0,17

55 0,08 0,294

Berat buah 68 0,081 0,114

Sumber : Hasil Perhitungan

Dapat disimpulkan bahwa hasil analisis tabel anova hipotesis alternatif semua

diterima, artinya tidak ada perbedaan tinggi tanaman, jumlah bunga, jumlah bakal buah

dan berat buah pada 17 varietas tiap perlakuan pada tanaman kedelai edamame.

Tabel 4.57 Hasil Uji Statistik Rancangan Acak Kelompok Kedelai edamame

No Perlakuan Tinggi Tanaman (HST) Jumlah Bunga (HST)

0 10 20 30 40 28 38 48 55

1 E1T1 H H H H H H H H H

2 E2T1 H H H H H H H H H

3 E3T1 H H H H H H H H H

Page 123: ANALISA KEPUTUSAN DENGAN METODErepository.ub.ac.id/2156/1/RETNO ASTARI WASITO.pdfKedelai Edamame (vegetable soybean) dengan Metode Irigasi Tetes, Dosen Pembimbing: Rini Wahyu Sayekti

101

Tabel 4.58 Lanjutan Hasil Uji Statistik Rancangan Acak Kelompok Kedelai

edamame

No Perlakuan Jumlah Bakal Buah (HST) Berat Buah (HST)

35 45 55 68

1 E1T1 H H H H

2 E2T1 H H H H

3 E3T1 H H H H

Keterangan:

H = Data yang diuji homogen

TH = Data yang diuji tidak homogen

Sehingga dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa semua taraf perlakuan

memberikan dampak yang tidak perlu lagi melakukan uji lanjut (Uji Beda Nyata Terkecil)

atau tidak ada lagi pertanyaan lanjutan yang perlu dijawab.

4.9.2. Pemilihan Perlakuan Terbaik untuk Tanaman Kedelai edamame

Pemilihan perlakuan terbaik yang dapat menghasilkan produksi tanaman terbaik

dapat ditentukan dengan cara melihat perlakuan mana yang memiliki nilai rereta tertinggi.

4.9.2.1. Tinggi Tanaman

Berikut ini adalah nilai rerata untuk tinggi tanaman kedelai edamame pada tiap

perlakuan.

Tabel 4.59 Rerata Tinggi Tanaman

Tinggi tanaman

HST E1T1 E2T1 E3T1

0 5,81 5,79 5,64

10 13,76 12,53 11,51

20 18,35 19,55 17,91

30 19,51 24,42 26,13

40 28,34 40,11 42,75

50 28,34 40,11 42,75

60 28,34 40,11 42,75

68 28,34 40,11 42,75

Sumber: Hasil Perhitungan

Untuk lebih jelas mengenai nilai rerata tinggi tanaman untuk semua perlakuan dapat

dilihat pada grafik di bawah ini:

Page 124: ANALISA KEPUTUSAN DENGAN METODErepository.ub.ac.id/2156/1/RETNO ASTARI WASITO.pdfKedelai Edamame (vegetable soybean) dengan Metode Irigasi Tetes, Dosen Pembimbing: Rini Wahyu Sayekti

102

Gambar 4.7 Grafik Nilai Rerata Pengkuran Tinggi Tanaman

Dari grafik di atas dapat disimpulkan bahwa tinggi tanaman tiap perlakuan

membeikan hasil yang berbeda. Dari grafik data rerata pengukuran tinggi tanaman

didapatkan nilai tinggi tanaman terbesar yaitu terletak pada perlakuan pemberian air 75%

dari kebutuhan air tanaman kedelai edamame atau perlakuan E3T1.

4.9.2.2. Jumlah Bunga

Berikut ini adalah nilai rerata untuk jumlah bunga kedelai edamame pada tiap

perlakuan.

Tabel 4.60 Rerata Jumlah Bunga

Jumlah Bunga

HST E1T1 E2T1 E3T1

28 5 6 7

38 8 10 11

48 13 16 20

55 19 21 25

65 18 24 27

68 18 24 27

Sumber: Hasil Perhitungan

Untuk lebih jelas mengenai nilai rerata jumlah bunga untuk semua perlakuan dapat

dilihat pada grafik di bawah ini:

Page 125: ANALISA KEPUTUSAN DENGAN METODErepository.ub.ac.id/2156/1/RETNO ASTARI WASITO.pdfKedelai Edamame (vegetable soybean) dengan Metode Irigasi Tetes, Dosen Pembimbing: Rini Wahyu Sayekti

103

Gambar 4.8 Grafik Nilai Rerata Jumlah Bunga

Dari grafik di atas dapat disimpulkan bahwa jumlah bunga tiap perlakuan

membeikan hasil yang berbeda. Dari grafik data rerata jumlah bunga didapatkan jumlah

bunga terbesar yaitu terletak pada perlakuan pemberian air 75% dari kebutuhan air

tanaman kedelai edamame atau perlakuan E3T1.

4.9.2.3. Jumlah Bakal Buah

Berikut ini adalah nilai rerata untuk jumlah bakal buah kedelai edamame pada tiap

perlakuan.

Tabel 4.61 Rerata Jumlah Bakal Buah

Jumlah bakal buah

HST E1T1 E2T1 E3T1

35 3 4 4

45 10 13 12

55 14 17 20

65 13 17 20

68 13 17 20

Sumber: Hasil Perhitungan

Untuk lebih jelas mengenai nilai rerata jumlah bakal buah untuk semua perlakuan

dapat dilihat pada grafik di bawah ini:

Page 126: ANALISA KEPUTUSAN DENGAN METODErepository.ub.ac.id/2156/1/RETNO ASTARI WASITO.pdfKedelai Edamame (vegetable soybean) dengan Metode Irigasi Tetes, Dosen Pembimbing: Rini Wahyu Sayekti

104

Gambar 4.9 Grafik Nilai Rerata Jumlah Bakal Buah

Dari grafik di atas dapat disimpulkan bahwa jumlah bakal buah tiap perlakuan

membeikan hasil yang berbeda. Dari grafik data rerata jumlah bakal buah didapatkan

jumlah bakal buah terbesar yaitu terletak pada perlakuan pemberian air 75% dari

kebutuhan air tanaman kedelai edamame atau perlakuan E3T1.

4.9.2.4. Berat Buah

Berikut ini adalah nilai rerata untuk berat buah kedelai edamame pada tiap

perlakuan.

Tabel 4.62 Rerata Berat Buah

Berat Buah (gram)

HST E1T1 E2T1 E3T1

68 44.59 51.47 54.06

Sumber: Hasil Perhitungan

Dari tabel data rerata berat buah di atas dapat disimpulkan bahwa berat buah tiap

perlakuan membeikan hasil yang berbeda. Dari grafik data rerata berat buah didapatkan

berat buah terbesar yaitu terletak pada perlakuan pemberian air 75% dari kebutuhan air

tanaman kedelai edamame atau perlakuan E3T1.

Lebih jelasnya untuk perlakuan dengan rerata maksimal dapat dilihat pada tabel di

bawah ini:

Page 127: ANALISA KEPUTUSAN DENGAN METODErepository.ub.ac.id/2156/1/RETNO ASTARI WASITO.pdfKedelai Edamame (vegetable soybean) dengan Metode Irigasi Tetes, Dosen Pembimbing: Rini Wahyu Sayekti

105

Tabel 4.63 Rekapitulasi Nilai Rerata Tinggi Tanaman, Jumlah Bunga, Jumlah Bakal Buah,

dan Hasil Produksi

No Nilai Rerata

Perlakuan

E1T1

(45%)

Perlakuan

E2T1

(60%)

Perlakuan

E3T1

(75%)

Keterangan

(Nilai Maksimum)

1

Tinggi

Tanaman

0 HST 5.8 5.8

5.6 Perlakuan E1T1 dan

E2T1

10 HST 13.8 12.5 11.5 Perlakuan E1T1

20 HST 18.4 19.5 17.9 Perlakuan E2T1

30 HST 19.5 24.4 26.1 Perlakuan E3T1

40 HST 28.3 40.1 42.7 Perlakuan E3T1

2

Jumlah

Bunga

28 HST 5 6 7 Perlakuan E3T1

38 HST 8 10 11 Perlakuan E3T1

48 HST 13 16 20 Perlakuan E3T1

55 HST 19 21 25 Perlakuan E3T1

3

Jumlah

Bakal Buah

35 HST 3 4

4 Perlakuan E2T1 dan

E3T1

45 HST 10 13 12 Perlakuan E2T1

55 HST 14 17 20 Perlakuan E3T1

4

Jumlah Hasil

Produksi

68 HST 44.6 51.5 54.1 Perlakuan E3T1

Sumber : Hasil Perhitungan

Dari tabel rekaptilasi di atas dapat disimpulkan bahwa:

a. Fase Vegetatif atau Pertumbuhan Tinggi Tanaman (0 HST-40 HST)

Pada fase vegetatif tanaman kedelai edamame (0 HST) pemberian air yang

dapat menghasilkan rata-rata tinggi tanaman maksimal adalah 45% dan

60% dari kebutuhan air tanaman edamame (E1T1 dan E2T1). Sehingga

Page 128: ANALISA KEPUTUSAN DENGAN METODErepository.ub.ac.id/2156/1/RETNO ASTARI WASITO.pdfKedelai Edamame (vegetable soybean) dengan Metode Irigasi Tetes, Dosen Pembimbing: Rini Wahyu Sayekti

106

dipilih pemberian air sebanyak 45% dari irigasi total untuk mengairi

tanaman edamame pada fase vegetatif 0 HST.

Pada umur 10 HST pemberian air yang menghasilkan rata-rata tinggi

tanaman maksimal adalah pemberian air efisiensi 45% dari kebutuhan air

tanaman edamame (E1T1). Sehingga dipilih pemberian air sebanyak 45%

dari irigasi total untuk mengairi tanaman edamame pada fase vegetatif 10

HST.

Pada umur 20 HST pemberian air yang menghasilkan rata-rata tinggi

tanaman maksimal adalah pemberian air efisiensi 60% dari kebutuhan air

tanaman edamame (E2T1). Sehingga dipilih pemberian air sebanyak 60%

dari irigasi total untuk mengairi tanaman edamame pada fase vegetatif 20

HST.

Pada umur 30 HST pemberian air yang menghasilkan rata-rata tinggi

tanaman maksimal adalah pemberian air efisiensi 75% dari kebutuhan air

tanaman edamame (E3T1). Sehingga dipilih pemberian air sebanyak 75%

dari irigasi total untuk mengairi tanaman edamame pada fase vegetatif 30

HST.

Pada umur 40 HST pemberian air yang menghasilkan rata-rata tinggi

tanaman maksimal adalah pemberian air efisiensi 75% dari kebutuhan air

tanaman edamame (E3T1). Sehingga dipilih pemberian air sebanyak 75%

dari irigasi total untuk mengairi tanaman edamame pada fase vegetatif 40

HST.

b. Fase Pembungaan

Pada fase pembungaan tanaman edamame (28 HST-55 HST) pemberian air

yang dapat menghasilkan rata-rata jumlah bunga maksimal adalah 75% dari

kebutuhan air tanaman edamame (E3T1). Pada fase ini tumbuhan

membutuhkan lebih banyak air untuk proses pembentukan bunga,

penyerbukan serta pembentukan polong.

c. Fase Pembuahan

Pada fase pembuahan tanaman edamame (35 HST) pemberian air yang

dapat menghasilkan rata-rata jumlah bakal buah maksimal adalah 60% dan

75% dari kebutuhan air tanaman kedelai edamame (E2T1 dan E3T1).

Sehinggan dipilih pemberian air sebanyak 60% untuk mengairi tanaman

edamame pada fase pembuahan (35 HST).

Page 129: ANALISA KEPUTUSAN DENGAN METODErepository.ub.ac.id/2156/1/RETNO ASTARI WASITO.pdfKedelai Edamame (vegetable soybean) dengan Metode Irigasi Tetes, Dosen Pembimbing: Rini Wahyu Sayekti

107

Pada umur 45 HST pemberian air yang menghasilkan rata-rata jumlah

bunga maksimal adalah 60% dari kebutuhan air tanaman edamame (E2T1).

Sehinggan dipilih pemberian air sebanyak 60% untuk mengairi tanaman

edamame pada fase pembuahan (45 HST).

Pada umur 55 HST pemberian air yang menghasilkan rata-rata jumlah

bunga maksimal adalah 75% dari kebutuhan air tanaman edamame (E3T1).

Sehinggan dipilih pemberian air sebanyak 75% untuk mengairi tanaman

edamame pada fase pembuahan (55 HST).

d. Fase Pematangan atau Perhitungan Berat Buah

Pada umur 68 HST pemberian air yang dapat menghasilkan jumlah berat

buah maksimal adalah 75% dari kebutuhan air tanaman edamame (E3T1).

4.10. Efisiensi Pemakaian Air Untuk Tanaman Kedelai Edamame

Efisiensi pemakaian air merupakan perbandingan rerata pemberian air dengan

rerata pemakaian air tiap fasenya.

1. Perlakuan pemberian air 45%

Data yang dibutuhkan:

Berat buah hasil produksi perlakuan 45% = 44,588 gram

Lama hari tiap fase vegetatif sampai panen

Fase vegetatif = 27 hari

Fase pembungaan = 8 hari

Fase pembuahan = 20 hari

Fase pemasakan = 13 hari

Pemberian air terpenuhi 45%

Pemberian air fase vegetatif = 110,068 mm/hari

Pemberian air fase pembungaan = 152,659 mm/hari

Pemberian air fase pembuahan = 121,444 mm/hari

Pemberian air fase pemasakan = 92,565 mm/hari

Total pemberian air tiap fase :

Pemberian air irigasi fase vegetatif = 110,068 x 27 hari

= 2971,836 mm

Pemberian air irigasi fase pembungaan = 152,659 x 8 hari

= 1221,272 mm

Pemberian air irigasi fase pembuahan = 121,444 x 20 hari

Page 130: ANALISA KEPUTUSAN DENGAN METODErepository.ub.ac.id/2156/1/RETNO ASTARI WASITO.pdfKedelai Edamame (vegetable soybean) dengan Metode Irigasi Tetes, Dosen Pembimbing: Rini Wahyu Sayekti

108

= 2428,88 mm

Pemberian air irigasi fase pemasakan = 92,565 x 13 hari

= 1203,345 mm

Total pemberian air = 7825,333 mm

Rerata pemakaian air =

Efisiensi =

= 0,44 mm/hari

2. Perlakuan pemberian air 60%

Data yang dibutuhkan:

Berat buah hasil produksi perlakuan 60% = 51,471 gram

Lama hari tiap fase vegetatif sampai panen

Fase vegetatif = 27 hari

Fase pembungaan = 8 hari

Fase pembuahan = 20 hari

Fase pemasakan = 13 hari

Pemberian air terpenuhi 60%

Pemberian air fase vegetatif = 146,757 mm/hari

Pemberian air fase pembungaan = 203,545 mm/hari

Pemberian air fase pembuahan = 161,926 mm/hari

Pemberian air fase pemasakan = 123,420 mm/hari

Total pemberian air tiap fase :

Pemberian air irigasi fase vegetatif = 146,757 x 27 hari

= 3962,439 mm

Pemberian air irigasi fase pembungaan = 203,545 x 8 hari

= 1628,360 mm

Pemberian air irigasi fase pembuahan = 161,926 x 20 hari

= 3238,520 mm

Pemberian air irigasi fase pemasakan = 123,420 x 13 hari

= 1604,460 mm

Total pemberian air = 10433,779 mm

Rerata pemakaian air =

Page 131: ANALISA KEPUTUSAN DENGAN METODErepository.ub.ac.id/2156/1/RETNO ASTARI WASITO.pdfKedelai Edamame (vegetable soybean) dengan Metode Irigasi Tetes, Dosen Pembimbing: Rini Wahyu Sayekti

109

Efisiensi =

= 0,6 mm/hari

3. Perlakuan pemberian air 75%.

Data yang dibutuhkan:

Berat buah hasil produksi perlakuan 75% = 54,059 gram

Lama hari tiap fase vegetatif sampai panen

Fase vegetatif = 27 hari

Fase pembungaan = 8 hari

Fase pembuahan = 20 hari

Fase pemasakan = 13 hari

Pemberian air terpenuhi 75%

Pemberian air fase vegetatif = 183,447 mm/hari

Pemberian air fase pembungaan = 254,432 mm/hari

Pemberian air fase pembuahan = 202,407 mm/hari

Pemberian air fase pemasakan = 154,275 mm/hari

Total pemberian air tiap fase :

Pemberian air irigasi fase vegetatif = 183,447 x 27 hari

= 4953,069 mm

Pemberian air irigasi fase pembungaan = 254,432 x 8 hari

= 12035,456 mm

Pemberian air irigasi fase pembuahan = 202,407 x 20 hari

= 4048,140 mm

Pemberian air irigasi fase pemasakan = 154,275 x 13 hari

= 2005,575 mm

Total pemberian air = 13042,240 mm

Rerata pemakaian air =

Efisiensi =

= 0,75 mm/hari

Page 132: ANALISA KEPUTUSAN DENGAN METODErepository.ub.ac.id/2156/1/RETNO ASTARI WASITO.pdfKedelai Edamame (vegetable soybean) dengan Metode Irigasi Tetes, Dosen Pembimbing: Rini Wahyu Sayekti

110

Tabel 4.64 Rekapitulasi Perhitungan Rerata Pemberian Air

Fase

Pertumbuhan

Tanaman

Hari

E1T1

45%

(mm/hari)

E2T1

60%

(mm/hari)

E3T1

75%

(mm/hari)

E1T1

45%

(mm)

E2T1

60%

(mm)

E3T1

75%

(mm)

1 2 3 4 5 6 7 8

Fase Vegetatif 27 110,068 146,757 183,447 2971,836 3962,439 4953,069

Fase Pembungaan 8 152,659 203,545 254,432 1221,272 1628,360 2035,456

Fase Pembuahan 20 121,444 161,926 202,407 2428,88 3238,520 4048,140

Fase Pemasakan 13 92,565 123,42 154,275 1203,345 1604,460 2005,575

Jumlah 7825,333 10433,779 13042,240

Rata-rata Pemberian Air 115,078 153,438 191,798

Sumber : Hasil Perhitungan

Keterangan :

1. Fase Pertumbuhan Tanaman 5. Pemberian Air 75%

2. Jumlah Hari pada Setiap Fase 6. Pemberian Air 45% x Jumlah Hari pada Tiap Fase

3. Pemberian Air 45% 7. Pemberian Air 60% x Jumlah Hari pada Tiap Fase

4. Pemberian Air 60% 8. Pemberian Air 75% x Jumlah Hari pada Tiap Fase

Page 133: ANALISA KEPUTUSAN DENGAN METODErepository.ub.ac.id/2156/1/RETNO ASTARI WASITO.pdfKedelai Edamame (vegetable soybean) dengan Metode Irigasi Tetes, Dosen Pembimbing: Rini Wahyu Sayekti

111

Tabel 4.65 Rekapitulasi Efisiensi Pemakaian Air

E1T1

45%

E2T1

60%

E3T1

75%

Rerata Pemberian Air (mm/hari) 115,078 153,438 191,798

Rerata Pemakaian Air (mm/hari) 255,729

Efisiensi Pemakaian Air (gram/mm/hari) 0,44 0,6 0,75

Sumber : Hasil Perhitungan

Keterangan :

Efisiensi =

Berdasarkan hasil dari efisiensi antara rerata pemberian air dibagi dengan rerata

pemakaian air seperti tabel 4.65 diatas dipilih perlakuan 75% yaitu dengan efisiensi

pemakaian air 0,75% karena mendekati nilai 1 yaitu air diberikan pada tanaman cukup,

tidak membuat tanaman kekeringan dan tidak membuat tanaman tergenang.

Tabel 4.66 Rekapitulasi Hasil Penelitian (Kresna Rahardian, 2013) dan Hasil Penelitian ini

Perlakuan Penelitian Kresna Rahardian Penelitian Ini

40% 60% 80% 45% 60% 75%

Fase Vegetatif (Hari) 24 24 24 27 27 27

Fase Generatif

(Hari)

46 46 46 41 41 41

Jumlah Umur

Tanaman (Hari)

70 70 70 68 68 68

Rerata Pemberian

Air (ml/hari)

137,034 177,512 215,126 115,078 153,438 191,798

Rerata Tinggi

Tanaman (cm)

20,6 32,5 45,8 28,341 40,106 42,747

Rerata jumlah bunga

(buah)

13,2 15,3 18,1 19 21 25

Rerata Jumlah

Polong (buah)

9,7 11,9 17,2 14 17 20

Berat Hasil Produksi

(g)

47,17 48,11 50,92 44,588 51,471 54,059

Efisiensi Pemakaian

Air (mm/hari)

0,236 0,271

0,344

0,44 0,6 0,75

Sumber : Penelitian Kresna Rahardian dan Hasil Penelitian ini

Dari tabel rekapitulasi diatas dapat disimpulkan bahwa:

1. Perlakuan pemberian air pada penelitian yang telah dilakukan oleh Kresna

Rahardian menggunakan 40%, 60%, dan 80%, dan pada penelitian ini

menggunakan 45%, 60%, dan 75%.

Page 134: ANALISA KEPUTUSAN DENGAN METODErepository.ub.ac.id/2156/1/RETNO ASTARI WASITO.pdfKedelai Edamame (vegetable soybean) dengan Metode Irigasi Tetes, Dosen Pembimbing: Rini Wahyu Sayekti

112

2. Umur tanaman pada penelitian ini yaitu 68 hari, hal ini tidak sesuai dengan umur

tanaman dari penelitian yang dilakukan oleh Kresna Rahardian (2013) dengan umur

70 hari.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Kresna menggunakan cara penyiraman dengan

genangan, dan penelitian ini menggunakan metode irigasi tetes.

4. Rerata tinggi tanaman penelitian Kresna pada perlakuan 40% menghasilkan rata-

rata tinggi 20,6 cm, pada perlakuan 60% menghasilkan rata-rata tinggi tanaman

sebesar 32,5 cm dan pada perlakuan 80% menghasilkan rata-rata tinggi tanaman

45,8 cm. Pada penelitian ini untuk perlakuan 45% menghasilkan rata-rata tinggi

tanaman 28,341 dan pada perlakuan 60% menghasilkan rata-rata tinggi tanaman

40,106 serta pada perlakuan 75% menghasilkan rata-rata 42,747 cm.

5. Dari hasil penelitian ini, pada ketiga perlakuan menghasilkan jumlah bunga yang

memenuhi kriteria. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Kresna

Rahardian (2013).

6. Dilihat pada tabel rekapitulasi pada ketiga perlakuan penelitian ini menghasilkan

rerata jumlah polong yang besar sehingga memenuhi kriteria keberhasilan. Hal ini

didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Kresna Rahardian (2013).

7. Berat hasil produksi pada perlakuan 60% dan 75% penelitian ini adalah 51,471 g

dam 54,059 g sehingga memenuhi kriteria keberhasilan dengan didukung oleh

penelitian Kresna Rahardian (2013) pada perlakuan 60% menghasilkan 48,11 g dan

perlakuan 80% menghasilkan 50,92 g.

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa hasil pertumbuhan rerata tinggi

tanaman, rerata jumlah bunga, rerata jumlah polong dan berat buah kedelai edamame

dipilih perlakuan E3T1 (75%) sebagai perlakuan yang memenuhi kriteria keberhasilan

dengan efisiensi sebesar 0,75%, hal ini didukung oleh penelitian Kresna Rahardian (2013).

4.11. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis adalah metode pengambilan keputusan yang didasarkan dari

analisa data, baik dari percobaan yang terkontrol maupun dari observasi (tidak terkontrol).

Pada bab 1 yang sebelumnya telah ditarik suatu hipotesis yang menyatakan bahwa

perlakuan dengan pemberian air 75% dari kebutuhan air tanaman adalah perlakuan terbaik

yang dapat menghasilkan pertumbuhan dan produksi tanaman yang maksimal. Pemilihan

hipotesis didasarkan pada pernyataan Samsu yaitu keadaan air yang baik untuk

pertumbuhan edamame berkisar antara 60%-100% dimana kedelai edamame tetap dapat

bertahan sampai cekaman kekeringan sebesar 50%.

Page 135: ANALISA KEPUTUSAN DENGAN METODErepository.ub.ac.id/2156/1/RETNO ASTARI WASITO.pdfKedelai Edamame (vegetable soybean) dengan Metode Irigasi Tetes, Dosen Pembimbing: Rini Wahyu Sayekti

113

BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Kesimpulan dari hasil penelitian metode pemberian air berdasarkan kebutuhan

pemberian air dan periode pemberian air menggunakan irigasi tetes untuk tanaman kedelai

edamame dengan parameter jenis tanah yang digunakan pasir berlempung dengan

perbandingan 1:1 (tanah dibanding pupuk kandang), dengan suhu daerah penelitian

29,830C, dengan ketinggian tempat penelitan 450-800 mdpl di atas permukaan air laut, dan

dengan curah hujan antara 300-400 mm/ adalah sebagai berikut:

1. Kebutuhan air pada setiap fase pertumbuhan memiliki nilai yang berbeda.

Kebutuhan air ini sangat dipengaruhi oleh nilai koefisien tanaman (Kc), suhu

(t), dan Letak Lintang suatu wilayah (LL) yaitu:

a. Fase vegetatif (0 – 27 HST) adalah sebesar 215,029 mm/hari

b. Fase pembungaan (28 – 55 HST) adalah sebesar 298,235 mm/hari

c. Fase Pembuahan (35 – 55 HST) adalah sebesar 237,254 mm/hari

d. Fase pemasakan (55 – 68 HST) adalah sebesar 180,835 mm/hari

Kebutuhan air irigasi total yang diberikan pada tanaman edamame pun berbeda

setiap fasenya karena kebutuhan ini dipengaruhi oleh jumlah ketersediaan air

dalam tanah, yaitu:

e. Fase vegetatif (0 – 27 HST) adalah sebesar 244,595 mm/hari

f. Fase pembungaan (28 – 55 HST) adalah sebesar 339,242 mm/hari

g. Fase Pembuahan (35 – 55 HST) adalah sebesar 269,876 mm/hari

h. Fase pemasakan (55 – 68 HST) adalah sebesar 205,700 mm/hari

Kebutuhan air diberikan berdasar perlakuan yang telah ditetapkan (45%, 60%,

dan 75%)

2. Pengaruh jumlah pemberian air terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman

edamame dapat ditunjukkan sebagai berikut:

Perlakuan dengan volume 45% Etc mempunyai

a. Rata-rata tinggi tanaman sebesar (28,341 cm),

b. Rata-rata jumlah bunga sebesar (19 bunga),

c. Rata-rata jumlah buah sebesar ( 14 buah),

Page 136: ANALISA KEPUTUSAN DENGAN METODErepository.ub.ac.id/2156/1/RETNO ASTARI WASITO.pdfKedelai Edamame (vegetable soybean) dengan Metode Irigasi Tetes, Dosen Pembimbing: Rini Wahyu Sayekti

114

d. Dan rata-rata hasil produksi sebesar (44,588 gram).

Perlakuan dengan volume 60% Etc mempunyai

a. Rata-rata tinggi tanaman sebesar (40,106 cm),

b. Rata-rata jumlah bunga sebesar (21 bunga),

c. Rata-rata jumlah buah sebesar ( 17 buah),

d. Dan rata-rata hasil produksi sebesar (51,471 gram).

Perlakuan dengan volume 75% Etc mempunyai

a. Rata-rata tinggi tanaman sebesar (42,747 cm),

b. Rata-rata jumlah bunga sebesar (25 bunga),

c. Rata-rata jumlah buah sebesar (20 buah),

d. Dan rata-rata hasil produksi sebesar (54,059 gram).

Sedangkan untuk perlakuan yang menghasilkan produksi tanaman yang paling

maksimal adalah perlakuan dengan pemberian air 75% dari kebutuhan tanaman

edamame (E3T1).

3. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa hasil pertumbuhan rerata tinggi

tanaman, rerata jumlah bunga, rerata jumlah polong dan berat buah kedelai

edamame dipilih perlakuan E3T1 (75%) sebagai perlakuan yang memenuhi

kriteria keberhasilan dengan efisiensi sebesar 0,75 dengan hasil produksi

terbesar yaitu 54,059 gram. Penelitian Kresna Rahardian menggunakan metode

genangan, dan pada penelitian ini menggunakan merote irigasi tetes pada

polybag.

5.2. Saran

Saran dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan sebagai berikut:

1. Hasil dari penelitian ini hanya bisa untuk pedoman dengan parameter penelitian

yang sama seperti yang diterapkan dalam penelitian ini, seperti jenis tanah yang

dipakai, suhu udara, ketinggian tempat penelitian, curah hujan tempat penelitian.

2. Hasil dari penelitian ini hanya bisa untuk pedoman dengan tanaman yang ditanam

pada musim kemarau. Dengan artian penanaman pada musim penghujan akan

memiliki hasil yang berbeda dengan tanaman yang ditanaman pada musim kemarau

bisa dikarenakan oleh besar evaporasi, lama penyinaran matahari yang terjadi

antara musim kemarau dan musim penghujan.

3. Dilakukan penelitian lanjutan yang menggunakan media tanam dengan jenis tanah

yang bervariasi (lempung, pasir) untuk mengetahui struktur tanah yang baik untuk

pertumbuhan tanaman.

Page 137: ANALISA KEPUTUSAN DENGAN METODErepository.ub.ac.id/2156/1/RETNO ASTARI WASITO.pdfKedelai Edamame (vegetable soybean) dengan Metode Irigasi Tetes, Dosen Pembimbing: Rini Wahyu Sayekti

115

4. Dilakukan penelitian lanjutan yang menggunakan perlakuan yang lebih banyak

misalnya penambahan perlakuan untuk periode penyiraman tanaman (2 harian, 3

harian)

5. Dilakukan penelitian lanjutan yang menggunakan emitter lebih dari satu

pertanaman, sehingga dapat diketahui perbandingan antara satu titik pembasahan

dengan lebih dari satu titik pembasahan.

6. Untuk menyempurnakan penelitian, diharapkan menambah beberapa data seperti

berat kering tanaman (daun, akar, batang), kapasitas air yang terkandung dalam

tanah setelah di tanamai dan diberi beberapa perlakuan.

Page 138: ANALISA KEPUTUSAN DENGAN METODErepository.ub.ac.id/2156/1/RETNO ASTARI WASITO.pdfKedelai Edamame (vegetable soybean) dengan Metode Irigasi Tetes, Dosen Pembimbing: Rini Wahyu Sayekti

116

HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN

Page 139: ANALISA KEPUTUSAN DENGAN METODErepository.ub.ac.id/2156/1/RETNO ASTARI WASITO.pdfKedelai Edamame (vegetable soybean) dengan Metode Irigasi Tetes, Dosen Pembimbing: Rini Wahyu Sayekti

DAFTAR PUSTAKA

Adisarwanto, T., 2002. Budidaya Kedelai Tropika. Penebar Swadaya, Jakarta

Adisarwanto T. 2005. Kedelai. Jakarta. Penebarswadaya.

Andrianto T T, Indarto N. 2004. Budidaya dan Analisis Usaha Tani Kedelai Kacang Hijau

Kacang Panjang. Penerbit. Yokgyakarta.

Anonim, 2012. Aplikasi Selang Infus pada Sistem Irigasi Tetes (Drip Irigation) untuk

Tanaman Paprika. http://triyadirikky06.blogspot.com/2012/11/aplikasi-selang-infus-

pada-sistem. html.(Diakses 25 November 2015).

Anonim. 2013. Cara Menanam Edamame. http://teknologi--tepat-

guna.blogspot.co.id/2013/09/cara-menanam-edamame.html.(Diakses 25 November

2016).

Ariffin. 2008. Respons tanaman kedelai terhadap lama penyinaran. Agrivita 30(1): 61–66.

Asadi. 2009. Karakteristik Plasma Nutfah Untuk Perbaikan Varietas Kedelai Sayur

(Edamame). Balai besar penelitian dan pengembangan bioteknologi dan sumberdaya

genetik pertanian.

Benziger, V. and S. Shanmugasundaram 1995. Taiwan’s frozen vegetable soybean

industry. AVRDC Tech.Bull.No. 22. 15p.

Beutler, A.N., J.F. Centurion1 and A.P. da Silva.2005. Soil Resistance to Penetration and

Least Limiting Water Range for Soybean Yield in a Haplustox from Brazil. Brazilian

Archives of Biol and Tech 48(6): 863–871.

Departemen Pertanian. 1989. Upaya Peningkatan Produksi Kedelai. Balai Informasi

Pertanian Sumatra Utara. Medan. 18 Oktober 2012

Flatian, Anggi Nico. 2012. Budidaya Kedelai.

https://nico03soil.wordpress.com/2012/11/06/budidaya-kedelai/. (Diakses 25

November 2015)

Haman et al., Sulistyo, Sudrajat, Bintoro, Handoko, Irianto, 2006:1

Page 140: ANALISA KEPUTUSAN DENGAN METODErepository.ub.ac.id/2156/1/RETNO ASTARI WASITO.pdfKedelai Edamame (vegetable soybean) dengan Metode Irigasi Tetes, Dosen Pembimbing: Rini Wahyu Sayekti

Hansen, V.E., Israelsen, O.W., and Stringham, G.E., 1980, Irrigation principles and

practices: New York, Wiley, 4th ed., 417 p.

Hillel, D. 1983. Advances in Irrigation. New York. Academic Press.

Irwan, W.A. 2006. Budidaya Tanaman Kedelai (Glycine max (L.) Merill). Universitas

Padjajaran: Jatinangor.

Kurnia, U. 2004. Prospek Pengairan Pertanian Tanaman Lahan Kering. Balai Penelitian

Tanah. Bogor.

Miles et al. 2000.

https://research.wsulibs.wsu.edu/xmlui/bitstream/handle/2376/7192/pnw525.pdf?sequ

ence=1&isAllowed=y. (Diakses 30 November 2005)

Nazarudin. 1993. Budidaya dan Pengaturan Panen Sayuran Dataran Rendah. Jakarta.

Penebar Swadaya.

Pudjiatmoko. 2008. Budidaya Tomat. Jurnal Atani Tokyo. http://www.atanitokyo.

blogspot.com (26 Oktober 2016).

Rahardian, Kresna. 2013. Pengaruh Kadar Air Terhadap Pertumbuhan dan Produksi

Tanaman Kedelai Edamame. Departamen Geofisika dan Meteorologi Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor.

Rubatzky, V.E. & M., Yamaguchi. 1998. Sayuran Dunia, Prinsip, Produksi dan Gizi. Jilid

ke 2. Catur Herison. Bandung : Penerbit ITB.

Samsu, Sigit H. 2003. Membangun Agroindustri Bernuansa Ekspor: Edamame (Vegetable

Soybean). Yogyakarta: Penerbit Graha Ilmu

Shanmugasundaran, S. 1991. Vegetable Soybean: research needs for production and

quality improvement: proceedings of a workshop held at Kenting. Taiwan. Asian

Vegetable Research and Development Center, Pulication No. 91-346, 151 p.

Soemarto, CD. 1986. Hidrologi Teknik. Usaha Nasional. Surabaya.

Soewanto, Prasongko dan Sumarno. 2007. Kedelai Teknik Produksi dan

Pengembangannya (agribisnis edamame untuk ekspor). Badan Penelitian dan

Pengembangan Pertanian. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan.

Page 141: ANALISA KEPUTUSAN DENGAN METODErepository.ub.ac.id/2156/1/RETNO ASTARI WASITO.pdfKedelai Edamame (vegetable soybean) dengan Metode Irigasi Tetes, Dosen Pembimbing: Rini Wahyu Sayekti

Suhardjono. 1994. Kebutuhan Air Tanaman. Institut Teknologi Nasional. Malang.

Sulisetijono, 2010. Bahan Ajar Mata Kuliah Statistika Biologi. Fakultas Matematika dan

Ilmu Pengetahuan Alam: Universitas Negeri Malang.

Taufiq, A. & Sundari, T. 2012. Respon Tanaman Kedelai Terhadap Lingkungan Tumbuh.

Buletin palawija no. 23.

Yitnosumarto, Suntoyo.1993. Percobaan Perancangan, Analisis, dan Inter Pretasinya.

Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Yulianti, Nani. 2013. Budidaya Tanaman Kedelai Edamame (Glycine max (L) Merill di

desa Sukagalih, Kab. Bogor .http://paguyubansaungtani.blogspot.co.id. (diakses 25

November 2015).

Zufrizal A. 2003. Jepang Tunggu Kedelai Edamame Indonesia (http://www.Bisnis. Com.).

(Diakses 30 November 2015)