ANALISA KELAYAKAN FINANCIAL PENGOLAHAN...
-
Upload
vuongxuyen -
Category
Documents
-
view
224 -
download
2
Transcript of ANALISA KELAYAKAN FINANCIAL PENGOLAHAN...
ANALISA KELAYAKAN FINANCIAL PENGOLAHAN LIMBAH SOUR GAS
DENGAN ENVIRONMENTAL MANAGEMENT ACCOUNTING
Ardana Putri Farahdiansari dan Moses Laksono Singgih
Jurusan Teknik Industri
Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
Kampus ITS Sukolilo Surabaya 60111
Email : [email protected], [email protected]
Abstrak
Kegiatan eksplorasi minyak bumi dengan karakteristik struktur sumur dengan kandungan
H2S tinggi menyebabkan perusahaan X harus memiliki sistem penanganan khusus sour gas
bernama Sulfur Recovery Unit (SRU) untuk menanggulangi dampak lingkungan akibat racun
H2S. Sour gas merupakan limbah namun dapat dimanfaatkan sebagai sumber tenaga untuk
proses produksi serta menghasilkan sweet gas yang bernilai jual tinggi. Untuk meminimalisir
dampak lingkungan maka dilakukan perbaikan pada SRU. Environmental Management
Accounting digunakan untuk menganalisis biaya lingkungan pada aliran material proses
pengolahan sour gas serta mengetahui kelayakan alternatif investasi perbaikan SRU secara
ekonomis. Terdapat dua alternatif perbaikan yang dianalisa yaitu alternatif pertama peningkatan
kapasitas SRU dan alternatif kedua peningkatan kapasitas SRU disertai penerapan membrane
filter. Pada perhitungan Net Present Value diketahui alternatif pertama memiliki NPV US$
7.656.400 dan alternatif kedua memiliki US$ 20.061.169. Hasil NPV positif pada kedua
alternative menyebabkan perlunya analisis incremental. Analisis incremental menghasilkan IRR
sebesar 44,3% yang memberikan pilihan keputusan untuk penerapan alternatif yang lebih mahal
yaitu peningkatan kapasitas SRU disertai penerapan membrane filter. Analisa cost-volume-profit
yang dilakukan juga menunjukkan bahwa alternatif kedua memberikan BEP lebih baik yaitu
1,23 mscfd dibandingkan alternatif pertama yang memberikan BEP 4,25 mscfd. Hal ini
menunjukkan bahwa dari segi ekonomis alternatif kedua lebih menguntungkan daripada
alternatif pertama.
Keywords :
biaya lingkungan, Environmental Management Accounting, H2S, kelayakan investasi, dampak
lingkungan, sour gas, cost-volume-profit, Sulfur Recovery Unit
Abstraction
Petroleum exploration wells containing H2S cause firm X must have a sour gas
handling system named Sulfur Recovery Unit (SRU) to address the environmental impact of
toxic H2S. Sour gas is a waste, but can be utilized as a source of energy for production
processes and to produce sweet gas with high value. SRU improvement was needed to minimize
environmental impact. Environmental Management Accounting (EMA) was used to analyze the
environmental costs of material flow processing sour gas. There are two alternatives to be
analyzed, the first increase in capacity and the second alternative SRU SRU capacity
accompanied by the application of membrane filters. In calculating the Net Present Value NPV
of the first alternative is known to U.S. $ 6,939,842 and the second alternative has a U.S. $
18,142,897. The result of a positive NPV at both alternative causes need for incremental
analysis. IRR of the incremental analysis is 53% which gives an alternative choice for the
implementation of the more expensive investment or the implementation of SRU capacity
increase of the membrane filter. Cost-volume-profit analysis showed that second alternative had
sales BEP at 1,23 mscfd which better than first alternative`s BEP at 4,25mscfd. So from
economical views, increasing capacity with membrane filter applied was the best plan choice
for implementation.
Keywords :
environmental cost, Environmental Management Accounting, H2S, feasibility analysis,
environmental impact, sour gas, cost-volume-profit, Sulfur Recovery Unit
1. Pendahuluan
Perusahaan X melakukan kegiatan
eksplorasi minyak bumi di Tuban dengan
hasil sampingan produksi yaitu sour gas
sejumlah 20 mscfd (million standart cubic
feet per day, 106 ft
3/day) dengan kandungan
1,6% H2S sehingga terdapat unit khusus
untuk menghindari bahaya yang akibat H2S
pada sour gas. Unit ini adalah Sulfur
Recovery Unit (SRU) berkapasitas 12
mscfd yang mampu menetralisir
pembuangan gas H2S. Pada kondisi
existing, SRU mengolah 4 mscfd sour gas
menjadi sumber tenaga listrik untuk
kebutuhan perusahaan. Perusahaan
menginginkan perbaikan dampak
lingkungan dengan menggunakan kapasitas
maksimal SRU. Penggunaan kapasitas
maksimal menyebabkan perusahaan harus
mengeluarkan biaya operasional lebih besar
dalam jangka panjang, namun perusahaan
memperoleh sweet gas (gas keluaran SRU
yaitu sweet gas B) sebagai pendapatan
perusahaan dengan harga US$ 1.517/mscfd.
Pendapatan ini dapat ditingkatkan dengan
peningkatan kualitas sweet gas B dengan
menggunakan teknologi membrane agar
diperoleh sweet gas yang lebih bersih
dengan harga jual lebih tinggi yaitu
mencapai US$ 6.408/mmB (sweet gas A).
Environmental Management Accounting
dan Financial Planning
Pendekatan Environmental
Management Accounting (EMA) dilakukan
untuk menganalisis aliran proses
pengolahan limbah sour gas pada SRU
existing serta perhitungan biaya lingkungan
selama proses. Pengumpulan dan
pengolahan informasi EMA mampu
memberikan gambaran biaya dan
pendapatan lingkungan. Selanjutnya dengan
informasi EMA mengenai biaya pada
kondisi existing maka dapat diproyeksikan
perubahan biaya yang terjadi apabila
terdapat perubahan pada aliran material
proses. Proyeksi tersebut menjadi suatu
perencanaan finansial (financial planning)
yang mampu menggambarkan aliran
keuangan pada penerapan alternatif,
sehingga selanjutnya dapat dilakukan
analisa kelayakan investasi alternatif yang
menguntungkan untuk diterapkan
perusahaan. Analisis selanjutnya yaitu
analisis Cost Volume Profit (CVP) untuk
mengetahui posisi Break Even Point (BEP)
penjualan sweet gas B dan sweet gas A
pada penerapan alternatif perbaikan
penggunaan SRU sehingga dapat diperoleh
alternatif yang menguntungkan dari segi
ekonomis bagi perusahaan namun tetap
mampu mengurangi permasalahan akibat
limbah sour gas terhadap lingkungan.
Permasalahan yang muncul adalah
bagaimana cara untuk menemukan pilihan
alternatif perbaikan pengolahan limbah
sour gas pada Sulfur Recovery Unit (SRU)
yang mampu meminimasi dampak
lingkungan dengan pengolahan optimal
pada sour gas serta memilih alternatif yang
mampu memberikan keuntungan ekonomis
bagi perusahaan.
Penelitian bertujuan untuk agar
peneliti dapat melakukan analisis EMA dan
CVP dalam menemukan pilihan yang
menguntungkan bagi perusahaan serta
dapat meminimasi dampak lingkungan.
Batasan-batasan yang digunakan
dalam penelitian ini adalah :
1. Biaya tanggungan dampak lingkungan
menggunakan anggaran biaya sesuai
ketentuan (kebijakan) perusahaan. Biaya
yang ditanggung perusahaan adalah
biaya kesehatan warga yang tinggal di
area sekeliling plant.
2. Jenis alternatif perbaikan SRU
ditentukan dari pilihan teknis pihak
expert dengan mempertimbangkan
struktur dan komposisi kontaminan pada
limbah sour gas.
Asumsi-asumsi yang dipergunakan
dalam penelitian ini adalah :
1. Biaya pengadaan investasi membran
filter sesuai dengan biaya dari pihak
tender yang dipilih perusahaan.
2. Alternatif perbaikan limbah sour gas
diterapkan tidak menimbulkan
permasalahan lingkungan atau limbah
yang baru.
2. Metodologi Penelitian
Metode penelitian disusun sebagai suatu
kerangka dalam karya ilmiah. Adapun
tahapan penelitian adalah :
2.1 Perumusan Permasalahan
Permasalahan yang akan
diidentifikasi adalah analisis kelayakan dua
alternatif perbaikan pengolahan limbah
sour gas pada Sulfur Recovery Unit (SRU)
dengan pendekatan Environmental
Management Accounting (EMA) untuk
mengetahui kontribusi pertimbangan biaya
lingkungan dalam pengadaan investasi.
Penggunaan tool EMA bertujuan untuk
mengetahui proses aliran material dan biaya
pada proses yang berhubungan dengan
lingkungan dengan tujuan dapat melakukan
perbaikan yang menguntungkan baik secara
lingkungan maupun secara financial
2.2 Studi Pustaka
Tahapan ini bertujuan untuk memahami
konsep dan kajian-kajian yang relevan
untuk penyelesaian permasalahan yang
akan diteliti di perusahaan dan penetapan
tujuan. Dalam studi pustaka dilakukan
pengkajian terhadap literatur, buku, jurnal
dan penelitian terdahulu yang berkaitan
dengan permasalahan. Adapun teori-teori
yang dipelajari antara lain adalah konsep
EMA serta konsep analisis kelayakan
investasi.
A. Environmental Management
Accounting (EMA)
Konsep Environmental Management
Accounting (EMA) merupakan salah satu
jenis akuntansi manajemen yang
dikembangkan untuk mengidentifikasi
biaya-biaya lingkungan pada perusahaan.
Konsep EMA lahir dari pengembangan
konsep environmental accounting yang
memiliki keterbatasan dalam pengolahan
informasi biaya lingkungan (environmental
cost). EMA merupakan akuntansi
manajemen yang dikerjakan pada unit fisik
dan moneter (Schaltegger, 2002) yang
mampu mengidentifikasi, mengumpulkan,
mengukur, menghitung, mengelompokkan
dan menganalisis informasi lingkungan
(fisik dan moneter) untuk mendukung
pengambilan keputusan internal dan
eksternal.
EMA dalam Penerapan Cleaner
Production
EMA mampu berperan sebagai
pendukung penerapan Cleaner Production
sebagai penyedia informasi yang dapat
memberikan petunjuk letak perbaikan yang
dapat dilakukan dalam tujuan mereduksi
dampak lingkungan untuk pencapaian
cleaner production
B. Pertimbangan Pemilihan Alternatif
Perbaikan
Pemilihan alternatif perbaikan yang
layak dilakukan dengan perhitungan :
a) Net Present Value (NPV)
NPV menghitung selisih antara nilai
investasi saat ini dengan nilai
penerimaan saat ini di masa yang
akan datang. Proyek dikatakan layak
secara ekonomis jika nilai NPV
positif (lebih besar dari nol)
di mana :
t = tahun proyek
n = jumlah tahun atau periode proyek
At= aliran kas pada tahun ke-t
i = tingkat bunga atau keuntungan
yang ditentukan
b) Internal Rate of Return
IRR adalah tingkat suku bunga yang
menyebabkan penerimaan ekuivalen
suatu cash flow sama dengan
pembayaran ekuivalen cash flow
tersebut.
(2.2) di mana :
t = tahun proyek
n = jumlah tahun atau periode
proyek
At = aliran kas pada tahun ke-t
i = IRR
c) Incremental Analysis
Analisis incremental merupakan
evaluasi perbedaan biaya pada
alternatif investasi dengan benefit yag
diperoleh dari perbedaan biaya
tersebut.
Higher cost alternatif = lower cost
alternatif + differences between them
Analisis dilakukan dengan
perhitungan incremental IRR yang
menyatakan suatu tingkat bunga yang
dihasilkan oleh suatu tambahan
(incremental) investasi suatu
alternatif bila dibandingkan dengan
alternatif lain yang membutuhkan
investasi lebih rendah.
C. Analisis Cost-Volume-Profit (CVP)
Analisis CVP merupakan teknik
untuk mengevaluasi perubahan profit pada
volume penjualan, biaya produksi dan
harga produk terkait adanya perubahan
volume produksi dan perencanaan
penjualan output produksi yang dilakukan
perusahaan. Persamaan CVP adalah :
Profit = Total revenue – Total costs
= Total revenue – (Total variable
costs + Total fixed costs)
= (P x Q) – (VC x Q) - TFC
= (P x Q) – TC
Keterangan :
P = harga jual per unit
Q = jumlah produk terjual
VC = biaya produksi variabel
TFC = biaya produksi fixed
2.3 Pengumpulan Data
Pada tahap ini peneliti mengumpulkan
data yang menunjang penelitian, antara
lain:
1. Data proses produksi, yang digunakan
untuk memahami aliran proses yang
terjadi di dalam produksi agar mampu
mengidentifikasi limbah sour pada
proses produksi
2. Data aliran limbah pada proses
produksi, berisi informasi mengenai
aliran limbah komposisi dan kuantitas
limbah sour gas
3. Data perencanaan teknis perbaikan,
berisi informasi mengenai identifikasi
titik perbaikan lingkungan dan
perencanaan target perbaikan.
4. Pengumpulan informasi past-oriented
pada EMA, yaitu:
a. Material and Flow Accounting,
merupakan informasi mengenai aliran
material dan energi pada proses
perbaikan penanganan sour gas yang
juga memberikan informasi biaya
selama aliran proses penanganan sour
gas
b. Environmental Cost Accounting,
merupakan akuntansi biaya lingkungan
pada perusahaan yang meliputi proses
penanganan sour gas dan biaya
pencegahan dampak lingkungan
5. Pengumpulan informasi future-oriented
pada EMA, yaitu:
a. Informasi PEMA (Physical
Environmental Budgeting), berisi
proses perencanaan penetuan usulan
alternatif perbaikan teknis pada
pengolahan sour gas
b. Informasi MEMA (Monetary
Environmental Budgeting), berisi
pengumpulan data perencanaan biaya
atas alternatif yang terpilih dari
perencanaan teknis
2.4 Pengolahan Data
Pada tahap ini dilakukan proses
pengolahan data yang telah dikumpulkan.
1. Pengolahan informasi physical
environmental investment appraisal
menjadi sebagai perencanaan
pengurangan dampak lingkungan
2. Pengolahan informasi monetary
environmental investment appraisal
sebagai perencanaan finansial jangka
panjang selama umur proyek investasi
perbaikan dengan mempertimbangkan
fluktuasi harga di masa mendatang.
3. Pengolahan informasi untuk analisis
cost-volume-profit sebagai analisis
perencanaan profit dan estimasi Break
Even Point akibat perubahan volume
produksi dan biaya produksi pada
alternatif.
4. Studi kelayakan alternatif, merupakan
proses memilih alternatif terbaik dari
alternatif yang diberikan.
2.5 Analisis dan Interpretasi Data
Pada tahap ini dilakukan analisis yang
didapatkan dari pengolahan data yang telah
dilakukan. Analisis tersebut meliputi :
1. Analisis cost-volume-profit untuk
mengetahui alternatif yang lebih
menguntungkan bagi perusahaan dari
segi profit.
2. Analisis pada physical environmental
investment appraisal meliputi analisis
waste reduction yang dapat dicapai
dengan penerapan alternatif
3. Analisis pada monetary environmental
investment appraisal meliputi analisis
pemilihan alternatif yang paling
menguntungkan secara ekonomi.
2.6 Kesimpulan dan Saran
Pada tahap terakhir ini akan dilakukan
penarikan kesimpulan untuk menjawab
tujuan penelitian serta pemberian saran
berdasarkan kesimpulan yang didapat.
3. Pengumpulan Data
Tahap ini merupakan tahap
pengumpulan data-data yang diperlukan
selama penelitian. Data diperoleh dari
pengamatan serta data historis perusahaan.
a. Data Identifikasi Limbah pada
Proses Produksi
Identifikasi dimulai dari penentuan titik
sumber munculnya limbah sour gas.
Limbah sour gas berasal dari sumur
eksplorasi bumi yang muncul bersamaan
dengan proses pengambilan minyak dari
sumur yang menyebabkan tidak dapat
dilakukannya upaya pengurangan limbah
dari sumber secara langsung. Namun upaya
lain dapat dilakukan dengan pengolahan
sour gas semaksimal mungkin sehingga
tidak ada sisa gas yang dibuang di udara.
Upaya ini dapat dilakukan pada unit SRU,
di mana pada unit SRU dilakukan
pengolahan untuk mengolah sour gas
menjadi sweet gas. Sweet gas merupakan
gas yang telah dibersihkan dari polutan
H2S.Sweet gas dapat dimanfaatkan sebagai
sumber pembangkit tenaga listrik,
pembersih H2S pada minyak bumi atau
menjadi produk yang berdaya jual.
Three phase Separator
Well Pad
Oil Handling
Water
Handling
Gas Handling
(SRU)
sour gas = 20 mscfd sweet gas = 4 mscfd
sour gas = 20 mscfd
sour gas = 4 mscfd
sour gas = 16 mscfd
Flare
Gambar 3.1 Posisi Perbaikan Dampak
Lingkungan
Proses pada SRU ditargetkan untuk
mencapai cleaner production, dengan
target:
a) Memilih alternatif perbaikan yang
efisien dari segi energi dan biaya
b) Memilih alternatif perbaikan yang
mampu mengolah sour gas dalam
jumlah optimal dan mampu mengurangi
jumlah sisa limbah yang dibuang ke
lingkungan
Pengurangan Polusi => Limbah Sour Gas
Proses Pengolahan
Sour Gas
Proses Pengolahan
Sour Gas
SRU
SOUR GAS SWEET GAS
H2S removal
input output
Pemilihan Proses yang Efisien
Pengolahan Material
dalam Jumlah Optimal
Gambar 3.2Target Pencapaian
Cleaner Production
c. Data Material and Energy Flow
Accounting Kondisi Existing
Informasi ini berisi mengenai
penggunaan biaya selama aliran material
dan energi pada proses pengolahan sour gas
di SRU. Sumber material :
three phase
separator
Sulfur Cake
(34,5 gallon)
Proses pada
Filter Press
Non-Output
Product
Sweet Gas
(0,3 mscfd)
Pengiriman sweet gas
ke fasilitas lain
Proses pada
Coalesing Filter
Proses pada
Absorber
Chemical Solution
(34 gallon)
Proses pada
Oxidizer
Proses pada
Sweet Gas ScrubberProses pada
Fuel Gas Treatment
Sweet Gas
(4 mscfd) Sweet Gas
(2,7 mscfd)
Sulphur
(0,5 gallon)
Solution (sisa)
(34 gallon)Sweet Gas
(1 mscfd)
Listrik
(pengolahan 2,7 mscfd)
Listrik
(pengolahan 0,5 mscfd)
Listrik
(pengolahan 2,2 mscfd)
Pengiriman listrik
ke fasilitas lain
Output
Product
Material :
20 mscfd
sour gas
Pembuangan di
Flare
16 mscfd
Sour Gas
4 mscfd
Sour Gas
material loss
waste
Gambar 3.3 Material and Energy Flow
Kondisi Existing
Tabel 3.4 Material and Energy Flow Cost
Selain itu terdapat juga dana kesehatan
yang diberikan kepada penduduk yang
tinggal di area sekitar plant.
Tabel 3.5 Dana Kesehatan Masyarakat
d. Penentuan Usulan Alternatif
Investasi Fisik
Berikut ini adalah usulan perbaikan dari
segi teknis yaitu berdasarkan komposisi
sour gas dan kemampuan pengolahan SRU.
1. Usulan peningkatan penggunaan
kapasitas SRU existing.
Peningkatan kapasitas dibatasi pada level
80% kapasitas maksimum (12 mscfd)
dengan pertimbangan peraturan teknis
perusahaan yaitu batas maksimum
penggunaan vessel-vessel pada SRU. Untuk
penggunaan tekanan lebih dari 50 psig
maka penggunaan kapasitas vessel dibatasi
maksimum 80% sehingga jumlah sour gas
yang dapat diolah adalah 10 mscfd.
Gambar 3.4 Perbandingan Pembuangan Gas
dengan Skenario Perbaikan
SRU
Clauss proccess
kapasitas = 12 mscfd
Sour gas
1,6% H2S
41% CO2
4 mscfdSweet gas
10 ppm H2S
25% CO2
4 mscfd
Kondisi existing
Kondisi Perbaikan
SRU
Clauss proccesskapasitas = 12 mscfdSour gas
1,6% H2S
41% CO2
10 mscfdSweet gas
10 ppm H2S
25% CO2
10 mscfd(penggunaan kapasitas ditingkatkan)
Gambar 3.5 Skenario Alternatif
Peningkatan Penggunaan Kapasitas SRU
Penerapan alternatif ini juga sesuai
dengan target perusahaan untuk
meningkatkan jumlah sour gas yang dapat
diolah (dari pengolahan 4 mscfd sour gas
menjadi pengolahan 10 mscfd sour gas)
serta mendapatkan pendapatan dari
penjualan 6 mscfd sweet gas.
2. Usulan penggunaan amine gas treating
Metode ini merupakan metode pembersihan
sour gas, namun tidak cocok digunakan
untuk kondisi sour gas pada proses
produksi
SRU
Clauss proccesskapasitas = 12 mscfd
Amine Gas
Treating
Sour gas
1,6% H2S
41% CO2
Kemampuan pengolahan :
1% H2S
10% CO2
SRU
Clauss proccesskapasitas = 12 mscfdSour gas Sweet gas
10 ppm H2S
25% CO21,6% H2S
41% CO2
Amine Gas
Treating
Kemampuan pengolahan :
1% H2S
10% CO2
Gambar 3.6 Penolakan Usulan Skenario
Penambahan Amine Gas Treating pada
SRU
3. Usulan penggunaan membrane filter
dan peningkatan penggunaan kapasitas
SRU existing.
Membran filter mampu melakukan proses
removal pada gas dengan tingkat
pembersihan sampai 98% (Stern, 2002)
sehingga membrane filter dapat diterapkan
sebagai pengolah sweet gas keluaran SRU
untuk meningkatkan kualitas SRU existing.
SRU
Clauss proccessSour gas Sweet gas
10 ppm H2S
25% CO21,6% H2S
41% CO2
Membran
Filter
Kemampuan pengolahan :
10% H2S
40% CO2
Sweet gas
4 ppm H2S
5% CO2
Gambar 3.7 Skenario Alternatif Penerapan
Membran Filter pada SRU
Biaya/
bulan
(US$)
Biaya/ tahun
(US$)
1 Waste and emission treatment
Depreciation (flare, filter press, oxidizer) 4,722 56,667
Maintenance and operational material & services 7,250 87,000
Personel 1,200 14,400
2 Material purchase value of non-product output
Sour gas 45,300 543,600
Sweet gas 10,404 124,848
Chemical solution 56,100 673,200
3 Processing cost of non-product output(SRU) 57,065 684,783
4 Prevention and environmental management
Ganti rugi kesehatan warga 16,383 196,596
Total Environmental expenditures 198,424 2,381,094
Environmental cost/ expenditure
Radius Usia JumlahDana/ orang
(U$D)
Dana Kesehatan
/tahun (US$)
0 s.d 200 m 586 6,0 42.192
200 s.d 300 m 497 5,0 29.820
300 s.d 500 m 642 4,0 30.816
0 s.d 200 m 344 7,0 28.896
200 s.d 300 m 231 6,0 16.632
300 s.d 500 m 360 5,0 21.600
Total 169.956
Dewasa
Anak
SRU
FLARE
20 mscfd
sour gas
4 mscfd
sour gas
16 mscfd
sour gas
SRU
20 mscfd
sour gas
10 mscfd
sour gas
10 mscfd
sour gas
FLARE
4 mscfd
sweet gas
10 mscfd
sweet gas
Penerapan membrane filterpada alternatif
peningkatan kapasitas SRU akan
memberikan keuntungan berupa
peningkatan kualitas sweet gas yang
dihasilkan.
Dari analisis yang sudah dilakukan
maka diperoleh dua macam alternatif yang
cocok diterapkan pada kondisi gas pada
proses produksi, yaitu:
a) Alternatif pertama: Peningkatan kapasitas
SRU existing
b) Alternatif kedua: Peningkatan kapasitas
SRU existing sekaligus penerapan
membrane filter
e. Pengumpulan Informasi Physical
Environmental Budgeting
Pada tahap ini dilakukan pengumpulan
informasi aliran material secara fisik untuk
penerapan alternatif.
1. Alternatif pertama: Peningkatan
kapasitas SRU existing
Secara fisik aliran material alternatif
pertama sama dengan kondisi existing,
namun terdapat perubahan pada kuantitas
material dan energi akibat peningkatan
kapasitas. Sumber material :
three phase
separator
Sulfur Cake
(86,5 gallon)
Proses pada
Filter Press
Non-Output
Product
Sweet Gas
(0,8 mscfd)
Pengiriman sweet gas
ke fasilitas lain
Proses pada
Coalesing Filter
Proses pada
Absorber
Chemical Solution
(85 gallon)
Proses pada
Oxidizer
Proses pada
Sweet Gas ScrubberProses pada
Fuel Gas Treatment
Sweet Gas
(10 mscfd) Sweet Gas
(3,2 mscfd)
Sulphur
(1,5 gallon)
Solution (sisa)
(85 gallon)Sweet Gas
(1 mscfd)
Listrik
(pengolahan 3,2 mscfd)
Listrik
(pengolahan 1 mscfd)
Listrik
(pengolahan 2,2 mscfd)
Pengiriman listrik
ke fasilitas lain
Output
Product
Material :
20 mscfd
sour gas
Pembuangan di
Flare
10 mscfd
Sour Gas
10 mscfd
Sour Gas
material loss
waste
Sweet Gas
(5,5 mscfd)
Penjualan
Gambar 3.8 Material and Energy Flow
Alternatif Pertama
2. Alternatif kedua: Peningkatan
kapasitas SRU existing sekaligus
penerapan membrane filter
Secara fisik aliran material alternatif
pertama sama dengan aliran material
alternatif kedua, namun terdapat
penambahan aliran proses pada membrane
filter.
Sumber material :
three phase
separator
Sulfur Cake
(86,5 gallon)
Proses pada
Filter Press
Non-Output
Product
Sweet Gas
(0,8 mscfd)
Pengiriman sweet gas
ke fasilitas lain
Proses pada
Coalesing Filter
Proses pada
Absorber
Chemical Solution
(85 gallon)
Proses pada
Oxidizer
Proses pada
Sweet Gas ScrubberProses pada
Fuel Gas Treatment
Sweet Gas
(10 mscfd) Sweet Gas
(3,7 mscfd)
Sulphur
(1,5 gallon)
Solution (sisa)
(85 gallon)Sweet Gas
(1 mscfd)
Listrik
(pengolahan 3,7 mscfd)
Listrik
(pengolahan 1 mscfd)
Listrik
(pengolahan 2,2 mscfd)
Pengiriman listrik
ke fasilitas lain
Output
Product
Material :
20 mscfd
sour gas
Pembuangan di
Flare
10 mscfd
Sour Gas
10 mscfd
Sour Gas
material loss
waste
Sweet Gas
(5 mscfd)
Proses pada
Membran Filter
Sweet Gas
(4,97 mscfd)
Gambar 3.9 Material and Energy Flow
Alternatif Kedua
f. Pengumpulan Informasi Monetary
Environmental Budgeting
Pada tahap ini dilakukan pengumpulan
informasi investasi dan biaya operasional
untuk penerapan alternatif
1. Alternatif pertama: Peningkatan
kapasitas SRU existing
Investasi yang diperlukan untuk penerapan
alternatif ini adalah investasi research and
development berupa biaya persiapan
penerapan alternatif senilai US$ 800.000
yang meliputi biaya riset internal
perusahaan, biaya training, biaya workshop
tim riset serta biaya persiapan dan start-up
alternatif.
Berikut ini adalah biaya operasional
tahunan dengan adanya penerapan
alternative pertama.
Tabel 3.6 Budgeting Alternatif
Pertama Tahun ke-0 Proyek
2. Alternatif kedua: Peningkatan
kapasitas SRU existing sekaligus
penerapan membrane filter
Alternatif kedua atau peningkatan kapasitas
pada SRU beserta penerapan membrane
filter memerlukan dua macam biaya
Biaya/ bulan
(US$)
Biaya/ tahun
(US$)
1 Waste and emission treatment
Depreciation (flare, filter press, oxidizer) 11,806 141,667
Maintenance and operational material & services 18,125 217,500
Personel 3,000 36,000
2 Material purchase value of non-product output
Sour gas 45,300 543,600
Sweet gas 27,744 332,928
Chemical solution 140,250 1,683,000
3 Processing cost of non-value product (SRU) 125,601 1,507,208
4 Prevention and environmental management
Ganti rugi kesehatan warga 16,383 196,596
Total Environmental expenditures 388,208 4,658,499
5 Environmental Revenue 264,330 3,171,960
Environmental cost
investasi. Biaya investasi tersebut adalah
biaya pengadaan fasilitas membrane filter
dan biaya research and development untuk
riset internal perusahaan, training,
workshop serta biaya persiapan dan uji coba
alternatif kedua sebesar U$D 1.200.000.
Rincian investasi untuk penerapan alternatif
kedua adalah sebagai berikut.
Tabel 3.7 Investasi Alternatif Kedua
Berikut ini adalah biaya operasional
tahunan dengan adanya penerapan
alternative kedua.
Tabel 3.8 Budgeting Alternatif Kedua
Tahun ke-0 Proyek
4. Pengolahan Data
a. Physical Investment Appraisal
Pada tahap physical investment
appraisal dilakukan pengolahan data
dampak lingkungan yang terjadi dengan
adanya penerapan alternatif.Pada
pengolahan data ini dilakukan
pembentukan informasi mengenai
proporsi material loss untuk
membandingkan material loss pada
kondisi existing dan penerapan alternatif.
Material Loss Existing=
= = 80 %
Material Loss alternatif pertama
= = = 50 %
Material Loss alternatif kedua
= = = 50,12%
Perhitungan tersebut menunjukkan
bahwa penerapan alternatif
memberikan kontribusi pengurangan
material sour gas dan sekaligus
menunjukkan waste reduction dengan
adanya pengurangan sour gas yang
dibuang ke udara.
b. Perhitungan NPV dan IRR pada
Alternatif
Berikut iniadalah cashflow dari
kedua alternative yang
diproyeksikan untuk 10 tahun ke
depan (umur proyek)
Tabel 3.9 PV Cashflow Alternatif
Tahun Alternatif 1 Alternatif 2
0 (800,000) (5,417,400)
1 (133,767) 3,703,918
2 1,005,649 2,554,002
3 1,043,812 2,715,228
4 1,084,414 2,888,594
5 1,127,535 3,074,929
6 1,173,239 3,275,103
7 1,221,571 3,490,024
8 1,272,548 3,720,637
9 1,326,156 3,967,921
10 1,382,338 4,232,880
11 2,633,821 3,532,009
1) Pada perhitungan alternative
pertama didapatkan hasil sebagai
berikut :
NPV sebesar US$ 7.656.400
IRR sebesar 70,48%
2) Pada perhitungan alternative kedua
didapatkan hasil sebagai berikut :
NPV sebesar US$ 20.061.169
IRR ssebesar 57,93%
c. Perhitungan Incremental IRR
Hasil positif pada perhitungan NPV
menyebabkan perlunya perhitungan
incremental.
Investment Cost
Membrane module cost 2,850,000
Installed compressor cost 345,000
Fixed cost (MC+CC) 3,195,000
Base plant cost 3,514,500
Project contingency 702,900
Total Facility Investment 4,217,400
Biaya/ bulan
(US$)
Biaya/ tahun
(US$)
1 Waste and emission treatment (sulfur cake)
Depreciation (flare, filter press, oxidizer) 11,806 141,667
Maintenance and operational material & services 18,125 217,500
Personel 3,000 36,000
2 Material purchase value of non-product output
Sour gas 45,300 543,600
Sweet gas 27,744 332,928
Chemical solution 140,250 1,683,000
3 Processing cost of non-value product (SRU&membran) 193,846 2,326,152
4 Prevention and environmental management
Ganti rugi kesehatan warga 16,383 196,596
Total Environmental expenditures 456,454 5,477,443
5 Environmental Revenue 961,200 11,534,400
Environmental cost
Gambar 3.9 Grafik Benefit-Cost
pada Alternatif Investasi
Tabel 3.10 Perhitungan Incremental IRR
Tahun A2-A1
0 (4,617,400)
1 3,603,459
2 1,365,120
3 1,383,681
4 1,402,431
5 1,421,366
6 1,440,479
7 1,459,764
8 1,479,212
9 1,498,814
10 1,518,558
11 449,285
ΔIRR 44.3%
Pada perhitungan tersebut diperoleh
incremental IRR adalah 44,3%. Karena
incremental IRR lebih besar daripada
MARR (6.5%) maka keputusan dipilih pada
alternatif kedua
d. Analisis Sensitivitas
Dilakukan estimasi perubahan NPV
dengan adanya perubahan keadaan pada
penerapan alternatif.
1) Pengaruh akibat peningkatan biaya
operasional.
Dilakukan perhitungan pada berbagai
persentase peningkatan biaya operasional
untuk mengetahui persentase peningkatan
biaya yang dapat mengubah NPV
menjadi nol
Tabel 3.11 Pengaruh Peningkatan
Biaya Operasional terhadap NPV
Peningkatan Biaya Operasional
Personel Maint. Chemic. Polymer
NPV
(US$)
1 78% 48% 32% 44% 10,575,343
2 86% 53% 35% 48% 3,768,666
3 94% 58% 38% 53% (5,984,548)
4 98% 60% 40% 55% (11,875,275)
Gambar 3.10 Pengaruh Peningkatan Biaya
Operasional terhadap NPV
2) Pengaruh akibat perubahan harga
jual sweet gas
Dilakukan perhitungan pada berbagai angka
penurunan harga jual sweet gas untuk
mengetahui persentase penurunan harga
jual sweet gas yang dapat mengubah NPV
menjadi nol,
Tabel 3.12 Pengaruh Penurunan Harga
Jual Sweet Gas terhadap NPV Penurunan Harga Jual
Sweet Gas NPV
50% 968,096.62
55% 630,052.55
60% 347,496.55
65% 91,835.57
70% (121,595.46)
Gambar 3.11 Pengaruh Penurunan Harga
Jual Sweet Gas terhadap NPV
0
5000000
10000000
15000000
20000000
25000000
30000000
0 2000000 4000000 6000000
Be
ne
fit
(US$
)
Cost (US$)
Grafik Benefit-Cost
Alternatif 1
Alternatif 2
-$15,000,000
-$10,000,000
-$5,000,000
$0
$5,000,000
$10,000,000
$15,000,000
1 2 3 4
US$
Perubahan NPV akibat Biaya Operasional
NPV
(200,000.00)
-
200,000.00
400,000.00
600,000.00
800,000.00
1,000,000.00
1,200,000.00
50% 55% 60% 65% 70%
US
$
NPV
NPV
3) Pengaruh akibat Peningkatan Biaya
Operasional disertai Penuruhan
Harga Jual
Analisis kemungkinan perubahan NPV,
dilakukan pula pada penggabungan kondisi
penurunan harga jual sweet gas (penurunan
32% sesuai data historis) dan peningkatan
biaya operasional tertinggi pada data
historis (kondisi peningkatan biaya
maintenance 23.84%, chemical solution
15.90%, biaya membrane polymer 21,36%
dan biaya personel 39%). Pada kondisi ini
diperoleh NPV US$ 1.118.835
4) Analisa terhadap MARR
Analisis sensitivitas dilakukan terhadap
perubahan tingkat bunga atau MARR
(Minimum Attractive Rate of Return) untuk
mengetahui tingkat bunga atau
pengembalian yang menyebabkan alternatif
menjadi tidak layak atau tidak
menguntungkan secara ekonomis.
Tabel 3.13 Pengaruh Tingkat Bunga
pada NPV
Tingkat Bunga NPV
6,5% 20,061,169
15% 11,577,889
20% 8,507,040
30% 4,587,563
45% 1,479,709
65% (567,673)
Gambar 3.12 Pengaruh Tingkat Bunga
terhadap NPV
Dari keseluruhan analisis sensitivitas
menunjukkan bahwa alternative kedua
relative aman untuk diterapkan.
e. Analisa Cost Volume Profit
Berikut ini adalah analisis yang
dilakukan terkait volume produksi,
biaya produksi dan profit perusahaan.
1) Analisa perubahan biaya rata-rata
produksi
Analisa dilakukan terkait dengan perubahan
volume produksi sweet gas akibat
perubahaan penggunaan kapasitas SRU.
Tabel 3.14 Perbandingan Penggunaan
Output Produksi (Sweet Gas)
Output pada kondisi existing adalah
sweet gas B sejumlah 4 mscfd dengan biaya
produksi total adalah U$S 182.041
sehingga biaya (TC) rata-rata untuk
produksi sweet gas B per unit adalah US$
1.517 per mscfd. Sedangkan penerapan
alternatif pertama akan menghasilkan
output produksi sweet gas B sebesar 10
mscfd dengan total biaya produksi sebesar
US$ 371.825. Jadi dengan penerapan
alternative akan menurunkan rata-rata biaya
produksi sweet gas.
2) Analisa profit perusahaan
Berikut ini adalah profit dari penjualan
sweet gas B (pada alternative pertama) dan
sweet gas A (pada alternative kedua)
a. Estimasi profit alternatif pertama
TC (total cost) = US$ 1.239/ mscfd untuk
penggunaan kapasitas 10 mscfd gas pada
SRU
P (harga jual) = US$ 1.602/ mscfd
Q (quantity) = 5,5 mscfd
Pengolahan 4 mscfd sweet gas B
Penggunaan 4 mscfd kebutuhan internal
Pengolahan 10mscfd sweet gas B
Penggunaan 4 mscfd kebutuhan internal
0,5 mscfd power (incremental)
5,5 mscfd dijual (sweet gas B)
Pengolahan 10mscfd sweet gas B
Penggunaan 4 mscfd kebutuhan internal
6 mscfd
pengolahan menjadi
sweet gas A
1 mscfd power (incremental)
5 mscfd dijual (sweet gas A)
Kondisi Existing
Alternatif Pertama
Alternatif Kedua
Profit = (P x Q) – TC =US$(1.602x5,5x30)–(1.239x5,5x 30)
= US$ 264.330 – 204.433
= US$ 59.895 per bulan
b. Estimasi profit alternatif kedua
TC (total cost) = US$ 1.575/ mscfd untuk
kapasitas 10 mscfd gas pada SRU
P (harga jual) = US$ 6.408/ mscfd Q(quantity) = 5 mscfd Profit = (P x Q) – TC = US$ (6.408 x 5 x 30) –(1.575 x 5 x 30)
= US$ 961.200 – 236.233
= US$ 724.967 per bulan
3) Analisa Break Even Point (BEP)
Selanjutnya dilakukan perhitungan
profit pada kondisi dimana angka
penjualan sweet gas B dan sweet gas A
bervariasi sementara keseluruhan biaya
produksi (pengolahan sweet gas)
berjumlah tetap (karena setting fasilitas
SRU tidak dapat diubah sehingga harus
selalu mengolah jumlah gas sama setiap
harinya).
Gambar 3.13 Gambaran Posisi Break Event
Point pada Penjualan Sweet Gas B
Gambar 3.14 Break Event Point Penjualan
Sweet Gas A
Dari perhitungan tersebut diperoleh bahwa
BEP alternative pertama adalah penjualan
4,23 mscfd sweet gas B, sedangkan BEP
alternative kedua adalah penjualan.
5. Analisa dan Interpretasi Data
Tahapan ini merupakan proses analisa dari
data yang sudah diolah.
a. Analisis Identifikasi Limbah dan
Penanganan Limbah pada Kondisi
Existing
Pada penelitian fokus pencapaian
cleaner production difokuskan pada
permasalahan dampak lingkungan atau
permasalahan meminimasi limbah. Karena
limbah sour gas ini muncul bersamaan
dengan minyak bumi selama proses
eksplorasi, sehingga upaya meminimalisir
jumlah limbah sour gas adalah pada
pengoptimalan proses penanganan sour gas
yang terjadi pada unit SRU (Sulfur
Recovery Unit). Proses ini dilakukan
dengan peningkatan jumlah sour gas yang
dapat diolah sehingga sisa sour gas yang
dibuang ke udara akan berkurang. Apabila
jumlah sour gas yang diolah pada kondisi
existing adalah 4 mscfd, maka pada proses
perbaikan dilakukan upaya peningkatan
pengolahan sour gas sejumlah 10 mscfd.
b. Analisis Perencanaan Perbaikan
Kondisi Existing
Peningkatan pengolahan limbah sour
gas tentunya akan membawa konsekuensi
pada peningkatan biaya, sehingga untuk
menanggung konsekuensi tersebut,
pemilihan perbaikan harus dapat
memberikan kontribusi pendapatan
perusahaan. Dengan demikian masalah
lingkungan dapat diatasi dan perusahaan
tidak mengalami kerugian secara ekonomis.
c. Analisis Material Flow Cost
Accounting
Pada kondisi existing didapatkan bahwa
proporsi material loss adalah 80%. Jumlah
material loss besar karena sebagian besar
sour gas (16 mscfd) yang sudah terambil
dari well pad dan meyebabkan biaya
pengambilan (biaya pembelian sour gas)
pada akhirnya harus dibuang ke flare
karena terbatasnya pengolahan sour gas (4
-
50,000
100,000
150,000
200,000
250,000
300,000
5.5 mscfd
4.5 mscfd
3.5 mscfd
2.5 mscfd
1.5 mscfd
0
US
$
Break Even Point Alternatif Pertama
Revenue
Biaya Produksi
-
200,000
400,000
600,000
800,000
1,000,000
1,200,000
5 mscfd
4 mscfd
3 mscfd
2 mscfd
1 mscfd
0
US
$
Break Even Point Alternatif Kedua
Revenue
Biaya Produksi
mscfd) di SRU. Penerapan alternatif
perbaikan menyebabkan proporsi material
loss berkurang menjadi 50%. Hal ini
disebabkan karena jumlah sour gas yang
diolah meningkat menjadi 10 mscfd.
Perubahan material loss tersebut sekaligus
menunjukkan penambahan waste reduction
bagi perusahaan. Dengan adanya
peningkatan jumlah sour gas yang diolah,
maka jumlah sisa gas yang dibuang di udara
juga akan semakin berkurang.
d. Analisis Monetary Environmental
Investment Appraisal
Analisa keuangan meliputi beberapa
aspek yaitu : 1. Studi Kelayakan Investasi
Pada perencanaan alternatif pertama dengan
rate 6.5% didapatkan NPV positif yaitu
US$ 7.656.400 dan IRR 70,74%.
Sedangkan pada perencanaan alternatif
kedua didapatkan NPV sebesar US$
20.061.169 dan IRR pada tingkat bunga
57,9%. Karena pada kedua alternatif
didapatkan NPV positif maka dilakukan
analisis incremental untuk memilih proyek
yang sebaiknya diambil. Dari analisis
incremental yang dilakukan maka
didapatkan incremental IRR adalah 44,3%.
Karena incremental IRR lebih besar
daripada MARR maka keputusan pemilihan
jatuh pada alternatif kedua.
2. Analisis Perubahan NPV
Dari perhitungan terhadap kemunkinan
perubahan biaya operasional, harga jual
sweet gas serta analisa tingkat bunga
didapatkan bahwa secara umum perubahan
yang terjadi memang tidak mengubah
tingkat kelayakan proyek dengan
ditunjukkan adanya NPV yang masih
positif. Hal tersebut menunjukkan bahwa
alternatif kedua masih aman untuk
diterapkan pada perkiraan kondisi yang
terburuk pada data historis.
3. Analisa CVP
Pada kondisi existing, jenis sweet gas
yang diproduksi adalah sweet gas B
(keluaran SRU) sejumlah 4 mscfd dengan
jumlah biaya produksi per unit adalah U$S
1.517 per mscfd. Penerapan alternatif
pertama atau peningkatan kapasitas SRU
akan menyebabkan output produk
meningkat yang disertai dengan
peningkatan biaya produksi namun mampu
memberikan penurunan biaya produksi per
unit menjadi sebesar US$ 1.239.
Sementara dari segi profit diperoleh
bahwa alternatif kedua atau alternatif
produksi sweet gas A akan memberikan
keuntungan (profit) yang lebih besar bagi
perusahaan yaitu mencapai US$ 724.967
per bulan. Sedangkan alternatif pertama
atau alternatif produksi sweet gas B hanya
memberikan profit sebesar US$ 59.895 per
bulan. Hal ini disebabkan harga jual sweet
gas A yang lebih tinggi dibandingkan harga
jual sweet gas B (harga jual sweet gas A
adalah US$ 6.408 per mscfd sementara
harga jual sweet gas B 1.602 per mscfd)
Pada analisa terakhir yaitu BEP,
didapatkan bahwa posisi BEP alternatif
pertama adalah berada pada angka
penjualan sweet gas B sebesar 4,25 mscfd,
sedangkan posisi BEP alternatif kedua
adalah penjualan 1.23 mscfd sweet gas A.
Dari segi analisis BEP, maka penerapan
alternatif kedua lebih aman dibandingkan
alternatif pertama, disebabkan posisi BEP
alternatif kedua yang lebih rendah daripada
alternatif pertama. BEP yang lebih rendah
akan menyebabkan target penjualan sweet
gas A (pada alternatif kedua) lebih mudah
dicapai daripada sweet gas B.
Dari keseluruhan analisis tersebut maka
diperoleh kesimpulan bahwa alternative
kedua (produksi sweet gas A) lebih dipilih
untuk diterapkan pada perusahaan dengan
tujuan mengurangi dampak lingkungan
sekaligus memberikan keuntungan
ekonomis bagi perusahaan.
6. Kesimpulan
Dari hasil analisis penelitian, maka terdapat
beberapa hal yang dapat disimpulkan
peneliti, yaitu sebagai berikut :
1. Pengolahan informasi PEMA (Physical
Environmental Management
Accounting) mampu membantu
memberikan pertimbangan pada
pemilihan alternatif dengan analisis
aliran material proses, yaitu dengan
analisa material loss pada material and
energy flow. Analisa menunjukkan
bahwa penerapan alternatif
menurunkan material loss sehingga
sour gas yang terbuang di udara bebas
berkurang dari 80% menjadi 50%.
2. Pengolahan informasi MEMA
(Monetary Environmental Management
Accounting) mampu membantu
memberikan pertimbangan pada
pemilihan alternatif dengan analisis
kelayakan investasi secara ekonomis.
Informasi MEMA memberikan
gambaran cashflow selama proyek
investasi sehingga dapat diketahui
bahwa kedua alternatif layak dipilih
karena memiliki NPV positif yaitu US$
7.656.400 untuk alternatif pertama dan
US$ 20.061.169 untuk alternatif kedua.
Analisis incremental yang dilakukan
untuk menguji pemilihan proyek
menunjukkan bahwa alternatif kedua
lebih dipilih karena diperoleh
incremental IRR 44,3 yang lebih besar
dari MARR (6,5%).
3. Analisis Cost-Volume-Profit (CVP)
menunjukkan bahwa peningkatan
kapasitas produksi menyebabkan
penurunan biaya produksi per unit
sebesar US$ 226 per mscfd. Selain itu
adanya peningkatan volume produksi
yang disertai peningkatan kualitas gas
juga menyebabkan perusahaan
berpotensi mendapatkan keuntungan
lebih besar dengan posisi volume BEP
sebesar 1,23 mscfd. Hal tersebut lebih
menguntungkan dibandingkan alternatif
pertama yang memberikan BEP sebesar
4,25 mscfd.
DAFTAR PUSTAKA Buyung, Mardiyono. (2008). Pemilihan
Alternatif Perbaikan untuk
Meminimasi Biaya Lingkungan dengan Pendekatan EMA. Laporan Tugas Akhir Jurusan Teknik Industri ITS
Carlsson, A.F. Design and Operation of Sour
Gas Treating Plants for H2S, CO2, COS and Mercaptans. Separation and
Purification Technology 35(2004)142–156 Clement, Robert. (1996). Making Hard
Decision. Duxbury Press
Dharmappa, H.B, Waste Water and Storm
Water Minimisation in a Coal Mine, 3rd
Euro Environment Conference on
Business and Sustainable Performance,
(2002) Heubach, Daniel, Environmental and
Economical Analysis of Material
Recycling Loops in Industry, Journal of Cleaner Production, 8(2000)23–34
Jasch, Christine. (2009). Environmental and
Flow Cost Accounting. Germany : Springer
Jer-Doong, Shain; Jadhav, Raja. High
Temperature membran for CO2 and/or H2S Separation. US 7.572.318. Agt.11,
2009 Jer-Doong, Shain; Jadhav, Raja. Membrane
Reactor for H2S, CO2 and H2S
Separation. US 2007/0240565. Oct.18, 2007
Ken Whitelaw. (2004). ISO 14001
Environmental Systems Handbook. Elsevier Butterworth-Heinemann
Lembaran Negara Republik Indonesia. (2009). Undang-Undang RI No 32
Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup. Jakarta Nagl, Gary. Liquid Redox Enhance Claus
Process. Sulphur 274. May-June 2001
Newnan, Donald. (2004). Engineering
Economics Analysis. Oxford University
Press
Nur Cahyo, Winda. Pemilihan Alternatif
dengan Decision Tree pada Nilai
Outcome yang Probabilistik. Teknoin, Volume 13, Nomor 2, Desember 2008.
Partowidagdo, W., Peningkatan Produksi,
Investasi dan Kemampuan Nasional Hulu Migas, Seminar Migas Nasional,
Majalah E&M, Jakarta, 11 Maret 2008 Pujawan, Nyoman. (2004). Ekonomi Teknik.
Guna Widya Surabaya
Schaltegger, Stefan; Burritt, RL; Jasch, Christine; Bennett, Martin. (2008).
Environmental Management Accounting
for Cleaner Production. Germany : Springer
United Nations Division for Sustainable Development. (2001). Environmental
Management Accounting Procedures and
Principles. New York : United Nations Wang, Dongliang; Teo, W.K. 22 March 2003.
Selective Removal of Trace H2S from
Gas Streams Containing CO2 Using
Hollow Fibre Membrane Modules/Contractors. Separation and
Purification Technology 35(2004)125–131