ANALISA KELAYAKAN FINANCIAL PENGOLAHAN...

13
ANALISA KELAYAKAN FINANCIAL PENGOLAHAN LIMBAH SOUR GAS DENGAN ENVIRONMENTAL MANAGEMENT ACCOUNTING Ardana Putri Farahdiansari dan Moses Laksono Singgih Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya Kampus ITS Sukolilo Surabaya 60111 Email : [email protected] , [email protected] Abstrak Kegiatan eksplorasi minyak bumi dengan karakteristik struktur sumur dengan kandungan H 2 S tinggi menyebabkan perusahaan X harus memiliki sistem penanganan khusus sour gas bernama Sulfur Recovery Unit (SRU) untuk menanggulangi dampak lingkungan akibat racun H 2 S. Sour gas merupakan limbah namun dapat dimanfaatkan sebagai sumber tenaga untuk proses produksi serta menghasilkan sweet gas yang bernilai jual tinggi. Untuk meminimalisir dampak lingkungan maka dilakukan perbaikan pada SRU. Environmental Management Accounting digunakan untuk menganalisis biaya lingkungan pada aliran material proses pengolahan sour gas serta mengetahui kelayakan alternatif investasi perbaikan SRU secara ekonomis. Terdapat dua alternatif perbaikan yang dianalisa yaitu alternatif pertama peningkatan kapasitas SRU dan alternatif kedua peningkatan kapasitas SRU disertai penerapan membrane filter. Pada perhitungan Net Present Value diketahui alternatif pertama memiliki NPV US$ 7.656.400 dan alternatif kedua memiliki US$ 20.061.169. Hasil NPV positif pada kedua alternative menyebabkan perlunya analisis incremental. Analisis incremental menghasilkan IRR sebesar 44,3% yang memberikan pilihan keputusan untuk penerapan alternatif yang lebih mahal yaitu peningkatan kapasitas SRU disertai penerapan membrane filter. Analisa cost-volume-profit yang dilakukan juga menunjukkan bahwa alternatif kedua memberikan BEP lebih baik yaitu 1,23 mscfd dibandingkan alternatif pertama yang memberikan BEP 4,25 mscfd. Hal ini menunjukkan bahwa dari segi ekonomis alternatif kedua lebih menguntungkan daripada alternatif pertama. Keywords : biaya lingkungan, Environmental Management Accounting, H 2 S, kelayakan investasi, dampak lingkungan, sour gas, cost-volume-profit, Sulfur Recovery Unit Abstraction Petroleum exploration wells containing H 2 S cause firm X must have a sour gas handling system named Sulfur Recovery Unit (SRU) to address the environmental impact of toxic H 2 S. Sour gas is a waste, but can be utilized as a source of energy for production processes and to produce sweet gas with high value. SRU improvement was needed to minimize environmental impact. Environmental Management Accounting (EMA) was used to analyze the environmental costs of material flow processing sour gas. There are two alternatives to be analyzed, the first increase in capacity and the second alternative SRU SRU capacity accompanied by the application of membrane filters. In calculating the Net Present Value NPV of the first alternative is known to U.S. $ 6,939,842 and the second alternative has a U.S. $ 18,142,897. The result of a positive NPV at both alternative causes need for incremental analysis. IRR of the incremental analysis is 53% which gives an alternative choice for the implementation of the more expensive investment or the implementation of SRU capacity increase of the membrane filter. Cost-volume-profit analysis showed that second alternative had sales BEP at 1,23 mscfd which better than first alternative`s BEP at 4,25mscfd. So from economical views, increasing capacity with membrane filter applied was the best plan choice for implementation. Keywords : environmental cost, Environmental Management Accounting, H 2 S, feasibility analysis, environmental impact, sour gas, cost-volume-profit, Sulfur Recovery Unit

Transcript of ANALISA KELAYAKAN FINANCIAL PENGOLAHAN...

ANALISA KELAYAKAN FINANCIAL PENGOLAHAN LIMBAH SOUR GAS

DENGAN ENVIRONMENTAL MANAGEMENT ACCOUNTING

Ardana Putri Farahdiansari dan Moses Laksono Singgih

Jurusan Teknik Industri

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Kampus ITS Sukolilo Surabaya 60111

Email : [email protected], [email protected]

Abstrak

Kegiatan eksplorasi minyak bumi dengan karakteristik struktur sumur dengan kandungan

H2S tinggi menyebabkan perusahaan X harus memiliki sistem penanganan khusus sour gas

bernama Sulfur Recovery Unit (SRU) untuk menanggulangi dampak lingkungan akibat racun

H2S. Sour gas merupakan limbah namun dapat dimanfaatkan sebagai sumber tenaga untuk

proses produksi serta menghasilkan sweet gas yang bernilai jual tinggi. Untuk meminimalisir

dampak lingkungan maka dilakukan perbaikan pada SRU. Environmental Management

Accounting digunakan untuk menganalisis biaya lingkungan pada aliran material proses

pengolahan sour gas serta mengetahui kelayakan alternatif investasi perbaikan SRU secara

ekonomis. Terdapat dua alternatif perbaikan yang dianalisa yaitu alternatif pertama peningkatan

kapasitas SRU dan alternatif kedua peningkatan kapasitas SRU disertai penerapan membrane

filter. Pada perhitungan Net Present Value diketahui alternatif pertama memiliki NPV US$

7.656.400 dan alternatif kedua memiliki US$ 20.061.169. Hasil NPV positif pada kedua

alternative menyebabkan perlunya analisis incremental. Analisis incremental menghasilkan IRR

sebesar 44,3% yang memberikan pilihan keputusan untuk penerapan alternatif yang lebih mahal

yaitu peningkatan kapasitas SRU disertai penerapan membrane filter. Analisa cost-volume-profit

yang dilakukan juga menunjukkan bahwa alternatif kedua memberikan BEP lebih baik yaitu

1,23 mscfd dibandingkan alternatif pertama yang memberikan BEP 4,25 mscfd. Hal ini

menunjukkan bahwa dari segi ekonomis alternatif kedua lebih menguntungkan daripada

alternatif pertama.

Keywords :

biaya lingkungan, Environmental Management Accounting, H2S, kelayakan investasi, dampak

lingkungan, sour gas, cost-volume-profit, Sulfur Recovery Unit

Abstraction

Petroleum exploration wells containing H2S cause firm X must have a sour gas

handling system named Sulfur Recovery Unit (SRU) to address the environmental impact of

toxic H2S. Sour gas is a waste, but can be utilized as a source of energy for production

processes and to produce sweet gas with high value. SRU improvement was needed to minimize

environmental impact. Environmental Management Accounting (EMA) was used to analyze the

environmental costs of material flow processing sour gas. There are two alternatives to be

analyzed, the first increase in capacity and the second alternative SRU SRU capacity

accompanied by the application of membrane filters. In calculating the Net Present Value NPV

of the first alternative is known to U.S. $ 6,939,842 and the second alternative has a U.S. $

18,142,897. The result of a positive NPV at both alternative causes need for incremental

analysis. IRR of the incremental analysis is 53% which gives an alternative choice for the

implementation of the more expensive investment or the implementation of SRU capacity

increase of the membrane filter. Cost-volume-profit analysis showed that second alternative had

sales BEP at 1,23 mscfd which better than first alternative`s BEP at 4,25mscfd. So from

economical views, increasing capacity with membrane filter applied was the best plan choice

for implementation.

Keywords :

environmental cost, Environmental Management Accounting, H2S, feasibility analysis,

environmental impact, sour gas, cost-volume-profit, Sulfur Recovery Unit

1. Pendahuluan

Perusahaan X melakukan kegiatan

eksplorasi minyak bumi di Tuban dengan

hasil sampingan produksi yaitu sour gas

sejumlah 20 mscfd (million standart cubic

feet per day, 106 ft

3/day) dengan kandungan

1,6% H2S sehingga terdapat unit khusus

untuk menghindari bahaya yang akibat H2S

pada sour gas. Unit ini adalah Sulfur

Recovery Unit (SRU) berkapasitas 12

mscfd yang mampu menetralisir

pembuangan gas H2S. Pada kondisi

existing, SRU mengolah 4 mscfd sour gas

menjadi sumber tenaga listrik untuk

kebutuhan perusahaan. Perusahaan

menginginkan perbaikan dampak

lingkungan dengan menggunakan kapasitas

maksimal SRU. Penggunaan kapasitas

maksimal menyebabkan perusahaan harus

mengeluarkan biaya operasional lebih besar

dalam jangka panjang, namun perusahaan

memperoleh sweet gas (gas keluaran SRU

yaitu sweet gas B) sebagai pendapatan

perusahaan dengan harga US$ 1.517/mscfd.

Pendapatan ini dapat ditingkatkan dengan

peningkatan kualitas sweet gas B dengan

menggunakan teknologi membrane agar

diperoleh sweet gas yang lebih bersih

dengan harga jual lebih tinggi yaitu

mencapai US$ 6.408/mmB (sweet gas A).

Environmental Management Accounting

dan Financial Planning

Pendekatan Environmental

Management Accounting (EMA) dilakukan

untuk menganalisis aliran proses

pengolahan limbah sour gas pada SRU

existing serta perhitungan biaya lingkungan

selama proses. Pengumpulan dan

pengolahan informasi EMA mampu

memberikan gambaran biaya dan

pendapatan lingkungan. Selanjutnya dengan

informasi EMA mengenai biaya pada

kondisi existing maka dapat diproyeksikan

perubahan biaya yang terjadi apabila

terdapat perubahan pada aliran material

proses. Proyeksi tersebut menjadi suatu

perencanaan finansial (financial planning)

yang mampu menggambarkan aliran

keuangan pada penerapan alternatif,

sehingga selanjutnya dapat dilakukan

analisa kelayakan investasi alternatif yang

menguntungkan untuk diterapkan

perusahaan. Analisis selanjutnya yaitu

analisis Cost Volume Profit (CVP) untuk

mengetahui posisi Break Even Point (BEP)

penjualan sweet gas B dan sweet gas A

pada penerapan alternatif perbaikan

penggunaan SRU sehingga dapat diperoleh

alternatif yang menguntungkan dari segi

ekonomis bagi perusahaan namun tetap

mampu mengurangi permasalahan akibat

limbah sour gas terhadap lingkungan.

Permasalahan yang muncul adalah

bagaimana cara untuk menemukan pilihan

alternatif perbaikan pengolahan limbah

sour gas pada Sulfur Recovery Unit (SRU)

yang mampu meminimasi dampak

lingkungan dengan pengolahan optimal

pada sour gas serta memilih alternatif yang

mampu memberikan keuntungan ekonomis

bagi perusahaan.

Penelitian bertujuan untuk agar

peneliti dapat melakukan analisis EMA dan

CVP dalam menemukan pilihan yang

menguntungkan bagi perusahaan serta

dapat meminimasi dampak lingkungan.

Batasan-batasan yang digunakan

dalam penelitian ini adalah :

1. Biaya tanggungan dampak lingkungan

menggunakan anggaran biaya sesuai

ketentuan (kebijakan) perusahaan. Biaya

yang ditanggung perusahaan adalah

biaya kesehatan warga yang tinggal di

area sekeliling plant.

2. Jenis alternatif perbaikan SRU

ditentukan dari pilihan teknis pihak

expert dengan mempertimbangkan

struktur dan komposisi kontaminan pada

limbah sour gas.

Asumsi-asumsi yang dipergunakan

dalam penelitian ini adalah :

1. Biaya pengadaan investasi membran

filter sesuai dengan biaya dari pihak

tender yang dipilih perusahaan.

2. Alternatif perbaikan limbah sour gas

diterapkan tidak menimbulkan

permasalahan lingkungan atau limbah

yang baru.

2. Metodologi Penelitian

Metode penelitian disusun sebagai suatu

kerangka dalam karya ilmiah. Adapun

tahapan penelitian adalah :

2.1 Perumusan Permasalahan

Permasalahan yang akan

diidentifikasi adalah analisis kelayakan dua

alternatif perbaikan pengolahan limbah

sour gas pada Sulfur Recovery Unit (SRU)

dengan pendekatan Environmental

Management Accounting (EMA) untuk

mengetahui kontribusi pertimbangan biaya

lingkungan dalam pengadaan investasi.

Penggunaan tool EMA bertujuan untuk

mengetahui proses aliran material dan biaya

pada proses yang berhubungan dengan

lingkungan dengan tujuan dapat melakukan

perbaikan yang menguntungkan baik secara

lingkungan maupun secara financial

2.2 Studi Pustaka

Tahapan ini bertujuan untuk memahami

konsep dan kajian-kajian yang relevan

untuk penyelesaian permasalahan yang

akan diteliti di perusahaan dan penetapan

tujuan. Dalam studi pustaka dilakukan

pengkajian terhadap literatur, buku, jurnal

dan penelitian terdahulu yang berkaitan

dengan permasalahan. Adapun teori-teori

yang dipelajari antara lain adalah konsep

EMA serta konsep analisis kelayakan

investasi.

A. Environmental Management

Accounting (EMA)

Konsep Environmental Management

Accounting (EMA) merupakan salah satu

jenis akuntansi manajemen yang

dikembangkan untuk mengidentifikasi

biaya-biaya lingkungan pada perusahaan.

Konsep EMA lahir dari pengembangan

konsep environmental accounting yang

memiliki keterbatasan dalam pengolahan

informasi biaya lingkungan (environmental

cost). EMA merupakan akuntansi

manajemen yang dikerjakan pada unit fisik

dan moneter (Schaltegger, 2002) yang

mampu mengidentifikasi, mengumpulkan,

mengukur, menghitung, mengelompokkan

dan menganalisis informasi lingkungan

(fisik dan moneter) untuk mendukung

pengambilan keputusan internal dan

eksternal.

EMA dalam Penerapan Cleaner

Production

EMA mampu berperan sebagai

pendukung penerapan Cleaner Production

sebagai penyedia informasi yang dapat

memberikan petunjuk letak perbaikan yang

dapat dilakukan dalam tujuan mereduksi

dampak lingkungan untuk pencapaian

cleaner production

B. Pertimbangan Pemilihan Alternatif

Perbaikan

Pemilihan alternatif perbaikan yang

layak dilakukan dengan perhitungan :

a) Net Present Value (NPV)

NPV menghitung selisih antara nilai

investasi saat ini dengan nilai

penerimaan saat ini di masa yang

akan datang. Proyek dikatakan layak

secara ekonomis jika nilai NPV

positif (lebih besar dari nol)

di mana :

t = tahun proyek

n = jumlah tahun atau periode proyek

At= aliran kas pada tahun ke-t

i = tingkat bunga atau keuntungan

yang ditentukan

b) Internal Rate of Return

IRR adalah tingkat suku bunga yang

menyebabkan penerimaan ekuivalen

suatu cash flow sama dengan

pembayaran ekuivalen cash flow

tersebut.

(2.2) di mana :

t = tahun proyek

n = jumlah tahun atau periode

proyek

At = aliran kas pada tahun ke-t

i = IRR

c) Incremental Analysis

Analisis incremental merupakan

evaluasi perbedaan biaya pada

alternatif investasi dengan benefit yag

diperoleh dari perbedaan biaya

tersebut.

Higher cost alternatif = lower cost

alternatif + differences between them

Analisis dilakukan dengan

perhitungan incremental IRR yang

menyatakan suatu tingkat bunga yang

dihasilkan oleh suatu tambahan

(incremental) investasi suatu

alternatif bila dibandingkan dengan

alternatif lain yang membutuhkan

investasi lebih rendah.

C. Analisis Cost-Volume-Profit (CVP)

Analisis CVP merupakan teknik

untuk mengevaluasi perubahan profit pada

volume penjualan, biaya produksi dan

harga produk terkait adanya perubahan

volume produksi dan perencanaan

penjualan output produksi yang dilakukan

perusahaan. Persamaan CVP adalah :

Profit = Total revenue – Total costs

= Total revenue – (Total variable

costs + Total fixed costs)

= (P x Q) – (VC x Q) - TFC

= (P x Q) – TC

Keterangan :

P = harga jual per unit

Q = jumlah produk terjual

VC = biaya produksi variabel

TFC = biaya produksi fixed

2.3 Pengumpulan Data

Pada tahap ini peneliti mengumpulkan

data yang menunjang penelitian, antara

lain:

1. Data proses produksi, yang digunakan

untuk memahami aliran proses yang

terjadi di dalam produksi agar mampu

mengidentifikasi limbah sour pada

proses produksi

2. Data aliran limbah pada proses

produksi, berisi informasi mengenai

aliran limbah komposisi dan kuantitas

limbah sour gas

3. Data perencanaan teknis perbaikan,

berisi informasi mengenai identifikasi

titik perbaikan lingkungan dan

perencanaan target perbaikan.

4. Pengumpulan informasi past-oriented

pada EMA, yaitu:

a. Material and Flow Accounting,

merupakan informasi mengenai aliran

material dan energi pada proses

perbaikan penanganan sour gas yang

juga memberikan informasi biaya

selama aliran proses penanganan sour

gas

b. Environmental Cost Accounting,

merupakan akuntansi biaya lingkungan

pada perusahaan yang meliputi proses

penanganan sour gas dan biaya

pencegahan dampak lingkungan

5. Pengumpulan informasi future-oriented

pada EMA, yaitu:

a. Informasi PEMA (Physical

Environmental Budgeting), berisi

proses perencanaan penetuan usulan

alternatif perbaikan teknis pada

pengolahan sour gas

b. Informasi MEMA (Monetary

Environmental Budgeting), berisi

pengumpulan data perencanaan biaya

atas alternatif yang terpilih dari

perencanaan teknis

2.4 Pengolahan Data

Pada tahap ini dilakukan proses

pengolahan data yang telah dikumpulkan.

1. Pengolahan informasi physical

environmental investment appraisal

menjadi sebagai perencanaan

pengurangan dampak lingkungan

2. Pengolahan informasi monetary

environmental investment appraisal

sebagai perencanaan finansial jangka

panjang selama umur proyek investasi

perbaikan dengan mempertimbangkan

fluktuasi harga di masa mendatang.

3. Pengolahan informasi untuk analisis

cost-volume-profit sebagai analisis

perencanaan profit dan estimasi Break

Even Point akibat perubahan volume

produksi dan biaya produksi pada

alternatif.

4. Studi kelayakan alternatif, merupakan

proses memilih alternatif terbaik dari

alternatif yang diberikan.

2.5 Analisis dan Interpretasi Data

Pada tahap ini dilakukan analisis yang

didapatkan dari pengolahan data yang telah

dilakukan. Analisis tersebut meliputi :

1. Analisis cost-volume-profit untuk

mengetahui alternatif yang lebih

menguntungkan bagi perusahaan dari

segi profit.

2. Analisis pada physical environmental

investment appraisal meliputi analisis

waste reduction yang dapat dicapai

dengan penerapan alternatif

3. Analisis pada monetary environmental

investment appraisal meliputi analisis

pemilihan alternatif yang paling

menguntungkan secara ekonomi.

2.6 Kesimpulan dan Saran

Pada tahap terakhir ini akan dilakukan

penarikan kesimpulan untuk menjawab

tujuan penelitian serta pemberian saran

berdasarkan kesimpulan yang didapat.

3. Pengumpulan Data

Tahap ini merupakan tahap

pengumpulan data-data yang diperlukan

selama penelitian. Data diperoleh dari

pengamatan serta data historis perusahaan.

a. Data Identifikasi Limbah pada

Proses Produksi

Identifikasi dimulai dari penentuan titik

sumber munculnya limbah sour gas.

Limbah sour gas berasal dari sumur

eksplorasi bumi yang muncul bersamaan

dengan proses pengambilan minyak dari

sumur yang menyebabkan tidak dapat

dilakukannya upaya pengurangan limbah

dari sumber secara langsung. Namun upaya

lain dapat dilakukan dengan pengolahan

sour gas semaksimal mungkin sehingga

tidak ada sisa gas yang dibuang di udara.

Upaya ini dapat dilakukan pada unit SRU,

di mana pada unit SRU dilakukan

pengolahan untuk mengolah sour gas

menjadi sweet gas. Sweet gas merupakan

gas yang telah dibersihkan dari polutan

H2S.Sweet gas dapat dimanfaatkan sebagai

sumber pembangkit tenaga listrik,

pembersih H2S pada minyak bumi atau

menjadi produk yang berdaya jual.

Three phase Separator

Well Pad

Oil Handling

Water

Handling

Gas Handling

(SRU)

sour gas = 20 mscfd sweet gas = 4 mscfd

sour gas = 20 mscfd

sour gas = 4 mscfd

sour gas = 16 mscfd

Flare

Gambar 3.1 Posisi Perbaikan Dampak

Lingkungan

Proses pada SRU ditargetkan untuk

mencapai cleaner production, dengan

target:

a) Memilih alternatif perbaikan yang

efisien dari segi energi dan biaya

b) Memilih alternatif perbaikan yang

mampu mengolah sour gas dalam

jumlah optimal dan mampu mengurangi

jumlah sisa limbah yang dibuang ke

lingkungan

Pengurangan Polusi => Limbah Sour Gas

Proses Pengolahan

Sour Gas

Proses Pengolahan

Sour Gas

SRU

SOUR GAS SWEET GAS

H2S removal

input output

Pemilihan Proses yang Efisien

Pengolahan Material

dalam Jumlah Optimal

Gambar 3.2Target Pencapaian

Cleaner Production

c. Data Material and Energy Flow

Accounting Kondisi Existing

Informasi ini berisi mengenai

penggunaan biaya selama aliran material

dan energi pada proses pengolahan sour gas

di SRU. Sumber material :

three phase

separator

Sulfur Cake

(34,5 gallon)

Proses pada

Filter Press

Non-Output

Product

Sweet Gas

(0,3 mscfd)

Pengiriman sweet gas

ke fasilitas lain

Proses pada

Coalesing Filter

Proses pada

Absorber

Chemical Solution

(34 gallon)

Proses pada

Oxidizer

Proses pada

Sweet Gas ScrubberProses pada

Fuel Gas Treatment

Sweet Gas

(4 mscfd) Sweet Gas

(2,7 mscfd)

Sulphur

(0,5 gallon)

Solution (sisa)

(34 gallon)Sweet Gas

(1 mscfd)

Listrik

(pengolahan 2,7 mscfd)

Listrik

(pengolahan 0,5 mscfd)

Listrik

(pengolahan 2,2 mscfd)

Pengiriman listrik

ke fasilitas lain

Output

Product

Material :

20 mscfd

sour gas

Pembuangan di

Flare

16 mscfd

Sour Gas

4 mscfd

Sour Gas

material loss

waste

Gambar 3.3 Material and Energy Flow

Kondisi Existing

Tabel 3.4 Material and Energy Flow Cost

Selain itu terdapat juga dana kesehatan

yang diberikan kepada penduduk yang

tinggal di area sekitar plant.

Tabel 3.5 Dana Kesehatan Masyarakat

d. Penentuan Usulan Alternatif

Investasi Fisik

Berikut ini adalah usulan perbaikan dari

segi teknis yaitu berdasarkan komposisi

sour gas dan kemampuan pengolahan SRU.

1. Usulan peningkatan penggunaan

kapasitas SRU existing.

Peningkatan kapasitas dibatasi pada level

80% kapasitas maksimum (12 mscfd)

dengan pertimbangan peraturan teknis

perusahaan yaitu batas maksimum

penggunaan vessel-vessel pada SRU. Untuk

penggunaan tekanan lebih dari 50 psig

maka penggunaan kapasitas vessel dibatasi

maksimum 80% sehingga jumlah sour gas

yang dapat diolah adalah 10 mscfd.

Gambar 3.4 Perbandingan Pembuangan Gas

dengan Skenario Perbaikan

SRU

Clauss proccess

kapasitas = 12 mscfd

Sour gas

1,6% H2S

41% CO2

4 mscfdSweet gas

10 ppm H2S

25% CO2

4 mscfd

Kondisi existing

Kondisi Perbaikan

SRU

Clauss proccesskapasitas = 12 mscfdSour gas

1,6% H2S

41% CO2

10 mscfdSweet gas

10 ppm H2S

25% CO2

10 mscfd(penggunaan kapasitas ditingkatkan)

Gambar 3.5 Skenario Alternatif

Peningkatan Penggunaan Kapasitas SRU

Penerapan alternatif ini juga sesuai

dengan target perusahaan untuk

meningkatkan jumlah sour gas yang dapat

diolah (dari pengolahan 4 mscfd sour gas

menjadi pengolahan 10 mscfd sour gas)

serta mendapatkan pendapatan dari

penjualan 6 mscfd sweet gas.

2. Usulan penggunaan amine gas treating

Metode ini merupakan metode pembersihan

sour gas, namun tidak cocok digunakan

untuk kondisi sour gas pada proses

produksi

SRU

Clauss proccesskapasitas = 12 mscfd

Amine Gas

Treating

Sour gas

1,6% H2S

41% CO2

Kemampuan pengolahan :

1% H2S

10% CO2

SRU

Clauss proccesskapasitas = 12 mscfdSour gas Sweet gas

10 ppm H2S

25% CO21,6% H2S

41% CO2

Amine Gas

Treating

Kemampuan pengolahan :

1% H2S

10% CO2

Gambar 3.6 Penolakan Usulan Skenario

Penambahan Amine Gas Treating pada

SRU

3. Usulan penggunaan membrane filter

dan peningkatan penggunaan kapasitas

SRU existing.

Membran filter mampu melakukan proses

removal pada gas dengan tingkat

pembersihan sampai 98% (Stern, 2002)

sehingga membrane filter dapat diterapkan

sebagai pengolah sweet gas keluaran SRU

untuk meningkatkan kualitas SRU existing.

SRU

Clauss proccessSour gas Sweet gas

10 ppm H2S

25% CO21,6% H2S

41% CO2

Membran

Filter

Kemampuan pengolahan :

10% H2S

40% CO2

Sweet gas

4 ppm H2S

5% CO2

Gambar 3.7 Skenario Alternatif Penerapan

Membran Filter pada SRU

Biaya/

bulan

(US$)

Biaya/ tahun

(US$)

1 Waste and emission treatment

Depreciation (flare, filter press, oxidizer) 4,722 56,667

Maintenance and operational material & services 7,250 87,000

Personel 1,200 14,400

2 Material purchase value of non-product output

Sour gas 45,300 543,600

Sweet gas 10,404 124,848

Chemical solution 56,100 673,200

3 Processing cost of non-product output(SRU) 57,065 684,783

4 Prevention and environmental management

Ganti rugi kesehatan warga 16,383 196,596

Total Environmental expenditures 198,424 2,381,094

Environmental cost/ expenditure

Radius Usia JumlahDana/ orang

(U$D)

Dana Kesehatan

/tahun (US$)

0 s.d 200 m 586 6,0 42.192

200 s.d 300 m 497 5,0 29.820

300 s.d 500 m 642 4,0 30.816

0 s.d 200 m 344 7,0 28.896

200 s.d 300 m 231 6,0 16.632

300 s.d 500 m 360 5,0 21.600

Total 169.956

Dewasa

Anak

SRU

FLARE

20 mscfd

sour gas

4 mscfd

sour gas

16 mscfd

sour gas

SRU

20 mscfd

sour gas

10 mscfd

sour gas

10 mscfd

sour gas

FLARE

4 mscfd

sweet gas

10 mscfd

sweet gas

Penerapan membrane filterpada alternatif

peningkatan kapasitas SRU akan

memberikan keuntungan berupa

peningkatan kualitas sweet gas yang

dihasilkan.

Dari analisis yang sudah dilakukan

maka diperoleh dua macam alternatif yang

cocok diterapkan pada kondisi gas pada

proses produksi, yaitu:

a) Alternatif pertama: Peningkatan kapasitas

SRU existing

b) Alternatif kedua: Peningkatan kapasitas

SRU existing sekaligus penerapan

membrane filter

e. Pengumpulan Informasi Physical

Environmental Budgeting

Pada tahap ini dilakukan pengumpulan

informasi aliran material secara fisik untuk

penerapan alternatif.

1. Alternatif pertama: Peningkatan

kapasitas SRU existing

Secara fisik aliran material alternatif

pertama sama dengan kondisi existing,

namun terdapat perubahan pada kuantitas

material dan energi akibat peningkatan

kapasitas. Sumber material :

three phase

separator

Sulfur Cake

(86,5 gallon)

Proses pada

Filter Press

Non-Output

Product

Sweet Gas

(0,8 mscfd)

Pengiriman sweet gas

ke fasilitas lain

Proses pada

Coalesing Filter

Proses pada

Absorber

Chemical Solution

(85 gallon)

Proses pada

Oxidizer

Proses pada

Sweet Gas ScrubberProses pada

Fuel Gas Treatment

Sweet Gas

(10 mscfd) Sweet Gas

(3,2 mscfd)

Sulphur

(1,5 gallon)

Solution (sisa)

(85 gallon)Sweet Gas

(1 mscfd)

Listrik

(pengolahan 3,2 mscfd)

Listrik

(pengolahan 1 mscfd)

Listrik

(pengolahan 2,2 mscfd)

Pengiriman listrik

ke fasilitas lain

Output

Product

Material :

20 mscfd

sour gas

Pembuangan di

Flare

10 mscfd

Sour Gas

10 mscfd

Sour Gas

material loss

waste

Sweet Gas

(5,5 mscfd)

Penjualan

Gambar 3.8 Material and Energy Flow

Alternatif Pertama

2. Alternatif kedua: Peningkatan

kapasitas SRU existing sekaligus

penerapan membrane filter

Secara fisik aliran material alternatif

pertama sama dengan aliran material

alternatif kedua, namun terdapat

penambahan aliran proses pada membrane

filter.

Sumber material :

three phase

separator

Sulfur Cake

(86,5 gallon)

Proses pada

Filter Press

Non-Output

Product

Sweet Gas

(0,8 mscfd)

Pengiriman sweet gas

ke fasilitas lain

Proses pada

Coalesing Filter

Proses pada

Absorber

Chemical Solution

(85 gallon)

Proses pada

Oxidizer

Proses pada

Sweet Gas ScrubberProses pada

Fuel Gas Treatment

Sweet Gas

(10 mscfd) Sweet Gas

(3,7 mscfd)

Sulphur

(1,5 gallon)

Solution (sisa)

(85 gallon)Sweet Gas

(1 mscfd)

Listrik

(pengolahan 3,7 mscfd)

Listrik

(pengolahan 1 mscfd)

Listrik

(pengolahan 2,2 mscfd)

Pengiriman listrik

ke fasilitas lain

Output

Product

Material :

20 mscfd

sour gas

Pembuangan di

Flare

10 mscfd

Sour Gas

10 mscfd

Sour Gas

material loss

waste

Sweet Gas

(5 mscfd)

Proses pada

Membran Filter

Sweet Gas

(4,97 mscfd)

Gambar 3.9 Material and Energy Flow

Alternatif Kedua

f. Pengumpulan Informasi Monetary

Environmental Budgeting

Pada tahap ini dilakukan pengumpulan

informasi investasi dan biaya operasional

untuk penerapan alternatif

1. Alternatif pertama: Peningkatan

kapasitas SRU existing

Investasi yang diperlukan untuk penerapan

alternatif ini adalah investasi research and

development berupa biaya persiapan

penerapan alternatif senilai US$ 800.000

yang meliputi biaya riset internal

perusahaan, biaya training, biaya workshop

tim riset serta biaya persiapan dan start-up

alternatif.

Berikut ini adalah biaya operasional

tahunan dengan adanya penerapan

alternative pertama.

Tabel 3.6 Budgeting Alternatif

Pertama Tahun ke-0 Proyek

2. Alternatif kedua: Peningkatan

kapasitas SRU existing sekaligus

penerapan membrane filter

Alternatif kedua atau peningkatan kapasitas

pada SRU beserta penerapan membrane

filter memerlukan dua macam biaya

Biaya/ bulan

(US$)

Biaya/ tahun

(US$)

1 Waste and emission treatment

Depreciation (flare, filter press, oxidizer) 11,806 141,667

Maintenance and operational material & services 18,125 217,500

Personel 3,000 36,000

2 Material purchase value of non-product output

Sour gas 45,300 543,600

Sweet gas 27,744 332,928

Chemical solution 140,250 1,683,000

3 Processing cost of non-value product (SRU) 125,601 1,507,208

4 Prevention and environmental management

Ganti rugi kesehatan warga 16,383 196,596

Total Environmental expenditures 388,208 4,658,499

5 Environmental Revenue 264,330 3,171,960

Environmental cost

investasi. Biaya investasi tersebut adalah

biaya pengadaan fasilitas membrane filter

dan biaya research and development untuk

riset internal perusahaan, training,

workshop serta biaya persiapan dan uji coba

alternatif kedua sebesar U$D 1.200.000.

Rincian investasi untuk penerapan alternatif

kedua adalah sebagai berikut.

Tabel 3.7 Investasi Alternatif Kedua

Berikut ini adalah biaya operasional

tahunan dengan adanya penerapan

alternative kedua.

Tabel 3.8 Budgeting Alternatif Kedua

Tahun ke-0 Proyek

4. Pengolahan Data

a. Physical Investment Appraisal

Pada tahap physical investment

appraisal dilakukan pengolahan data

dampak lingkungan yang terjadi dengan

adanya penerapan alternatif.Pada

pengolahan data ini dilakukan

pembentukan informasi mengenai

proporsi material loss untuk

membandingkan material loss pada

kondisi existing dan penerapan alternatif.

Material Loss Existing=

= = 80 %

Material Loss alternatif pertama

= = = 50 %

Material Loss alternatif kedua

= = = 50,12%

Perhitungan tersebut menunjukkan

bahwa penerapan alternatif

memberikan kontribusi pengurangan

material sour gas dan sekaligus

menunjukkan waste reduction dengan

adanya pengurangan sour gas yang

dibuang ke udara.

b. Perhitungan NPV dan IRR pada

Alternatif

Berikut iniadalah cashflow dari

kedua alternative yang

diproyeksikan untuk 10 tahun ke

depan (umur proyek)

Tabel 3.9 PV Cashflow Alternatif

Tahun Alternatif 1 Alternatif 2

0 (800,000) (5,417,400)

1 (133,767) 3,703,918

2 1,005,649 2,554,002

3 1,043,812 2,715,228

4 1,084,414 2,888,594

5 1,127,535 3,074,929

6 1,173,239 3,275,103

7 1,221,571 3,490,024

8 1,272,548 3,720,637

9 1,326,156 3,967,921

10 1,382,338 4,232,880

11 2,633,821 3,532,009

1) Pada perhitungan alternative

pertama didapatkan hasil sebagai

berikut :

NPV sebesar US$ 7.656.400

IRR sebesar 70,48%

2) Pada perhitungan alternative kedua

didapatkan hasil sebagai berikut :

NPV sebesar US$ 20.061.169

IRR ssebesar 57,93%

c. Perhitungan Incremental IRR

Hasil positif pada perhitungan NPV

menyebabkan perlunya perhitungan

incremental.

Investment Cost

Membrane module cost 2,850,000

Installed compressor cost 345,000

Fixed cost (MC+CC) 3,195,000

Base plant cost 3,514,500

Project contingency 702,900

Total Facility Investment 4,217,400

Biaya/ bulan

(US$)

Biaya/ tahun

(US$)

1 Waste and emission treatment (sulfur cake)

Depreciation (flare, filter press, oxidizer) 11,806 141,667

Maintenance and operational material & services 18,125 217,500

Personel 3,000 36,000

2 Material purchase value of non-product output

Sour gas 45,300 543,600

Sweet gas 27,744 332,928

Chemical solution 140,250 1,683,000

3 Processing cost of non-value product (SRU&membran) 193,846 2,326,152

4 Prevention and environmental management

Ganti rugi kesehatan warga 16,383 196,596

Total Environmental expenditures 456,454 5,477,443

5 Environmental Revenue 961,200 11,534,400

Environmental cost

Gambar 3.9 Grafik Benefit-Cost

pada Alternatif Investasi

Tabel 3.10 Perhitungan Incremental IRR

Tahun A2-A1

0 (4,617,400)

1 3,603,459

2 1,365,120

3 1,383,681

4 1,402,431

5 1,421,366

6 1,440,479

7 1,459,764

8 1,479,212

9 1,498,814

10 1,518,558

11 449,285

ΔIRR 44.3%

Pada perhitungan tersebut diperoleh

incremental IRR adalah 44,3%. Karena

incremental IRR lebih besar daripada

MARR (6.5%) maka keputusan dipilih pada

alternatif kedua

d. Analisis Sensitivitas

Dilakukan estimasi perubahan NPV

dengan adanya perubahan keadaan pada

penerapan alternatif.

1) Pengaruh akibat peningkatan biaya

operasional.

Dilakukan perhitungan pada berbagai

persentase peningkatan biaya operasional

untuk mengetahui persentase peningkatan

biaya yang dapat mengubah NPV

menjadi nol

Tabel 3.11 Pengaruh Peningkatan

Biaya Operasional terhadap NPV

Peningkatan Biaya Operasional

Personel Maint. Chemic. Polymer

NPV

(US$)

1 78% 48% 32% 44% 10,575,343

2 86% 53% 35% 48% 3,768,666

3 94% 58% 38% 53% (5,984,548)

4 98% 60% 40% 55% (11,875,275)

Gambar 3.10 Pengaruh Peningkatan Biaya

Operasional terhadap NPV

2) Pengaruh akibat perubahan harga

jual sweet gas

Dilakukan perhitungan pada berbagai angka

penurunan harga jual sweet gas untuk

mengetahui persentase penurunan harga

jual sweet gas yang dapat mengubah NPV

menjadi nol,

Tabel 3.12 Pengaruh Penurunan Harga

Jual Sweet Gas terhadap NPV Penurunan Harga Jual

Sweet Gas NPV

50% 968,096.62

55% 630,052.55

60% 347,496.55

65% 91,835.57

70% (121,595.46)

Gambar 3.11 Pengaruh Penurunan Harga

Jual Sweet Gas terhadap NPV

0

5000000

10000000

15000000

20000000

25000000

30000000

0 2000000 4000000 6000000

Be

ne

fit

(US$

)

Cost (US$)

Grafik Benefit-Cost

Alternatif 1

Alternatif 2

-$15,000,000

-$10,000,000

-$5,000,000

$0

$5,000,000

$10,000,000

$15,000,000

1 2 3 4

US$

Perubahan NPV akibat Biaya Operasional

NPV

(200,000.00)

-

200,000.00

400,000.00

600,000.00

800,000.00

1,000,000.00

1,200,000.00

50% 55% 60% 65% 70%

US

$

NPV

NPV

3) Pengaruh akibat Peningkatan Biaya

Operasional disertai Penuruhan

Harga Jual

Analisis kemungkinan perubahan NPV,

dilakukan pula pada penggabungan kondisi

penurunan harga jual sweet gas (penurunan

32% sesuai data historis) dan peningkatan

biaya operasional tertinggi pada data

historis (kondisi peningkatan biaya

maintenance 23.84%, chemical solution

15.90%, biaya membrane polymer 21,36%

dan biaya personel 39%). Pada kondisi ini

diperoleh NPV US$ 1.118.835

4) Analisa terhadap MARR

Analisis sensitivitas dilakukan terhadap

perubahan tingkat bunga atau MARR

(Minimum Attractive Rate of Return) untuk

mengetahui tingkat bunga atau

pengembalian yang menyebabkan alternatif

menjadi tidak layak atau tidak

menguntungkan secara ekonomis.

Tabel 3.13 Pengaruh Tingkat Bunga

pada NPV

Tingkat Bunga NPV

6,5% 20,061,169

15% 11,577,889

20% 8,507,040

30% 4,587,563

45% 1,479,709

65% (567,673)

Gambar 3.12 Pengaruh Tingkat Bunga

terhadap NPV

Dari keseluruhan analisis sensitivitas

menunjukkan bahwa alternative kedua

relative aman untuk diterapkan.

e. Analisa Cost Volume Profit

Berikut ini adalah analisis yang

dilakukan terkait volume produksi,

biaya produksi dan profit perusahaan.

1) Analisa perubahan biaya rata-rata

produksi

Analisa dilakukan terkait dengan perubahan

volume produksi sweet gas akibat

perubahaan penggunaan kapasitas SRU.

Tabel 3.14 Perbandingan Penggunaan

Output Produksi (Sweet Gas)

Output pada kondisi existing adalah

sweet gas B sejumlah 4 mscfd dengan biaya

produksi total adalah U$S 182.041

sehingga biaya (TC) rata-rata untuk

produksi sweet gas B per unit adalah US$

1.517 per mscfd. Sedangkan penerapan

alternatif pertama akan menghasilkan

output produksi sweet gas B sebesar 10

mscfd dengan total biaya produksi sebesar

US$ 371.825. Jadi dengan penerapan

alternative akan menurunkan rata-rata biaya

produksi sweet gas.

2) Analisa profit perusahaan

Berikut ini adalah profit dari penjualan

sweet gas B (pada alternative pertama) dan

sweet gas A (pada alternative kedua)

a. Estimasi profit alternatif pertama

TC (total cost) = US$ 1.239/ mscfd untuk

penggunaan kapasitas 10 mscfd gas pada

SRU

P (harga jual) = US$ 1.602/ mscfd

Q (quantity) = 5,5 mscfd

Pengolahan 4 mscfd sweet gas B

Penggunaan 4 mscfd kebutuhan internal

Pengolahan 10mscfd sweet gas B

Penggunaan 4 mscfd kebutuhan internal

0,5 mscfd power (incremental)

5,5 mscfd dijual (sweet gas B)

Pengolahan 10mscfd sweet gas B

Penggunaan 4 mscfd kebutuhan internal

6 mscfd

pengolahan menjadi

sweet gas A

1 mscfd power (incremental)

5 mscfd dijual (sweet gas A)

Kondisi Existing

Alternatif Pertama

Alternatif Kedua

Profit = (P x Q) – TC =US$(1.602x5,5x30)–(1.239x5,5x 30)

= US$ 264.330 – 204.433

= US$ 59.895 per bulan

b. Estimasi profit alternatif kedua

TC (total cost) = US$ 1.575/ mscfd untuk

kapasitas 10 mscfd gas pada SRU

P (harga jual) = US$ 6.408/ mscfd Q(quantity) = 5 mscfd Profit = (P x Q) – TC = US$ (6.408 x 5 x 30) –(1.575 x 5 x 30)

= US$ 961.200 – 236.233

= US$ 724.967 per bulan

3) Analisa Break Even Point (BEP)

Selanjutnya dilakukan perhitungan

profit pada kondisi dimana angka

penjualan sweet gas B dan sweet gas A

bervariasi sementara keseluruhan biaya

produksi (pengolahan sweet gas)

berjumlah tetap (karena setting fasilitas

SRU tidak dapat diubah sehingga harus

selalu mengolah jumlah gas sama setiap

harinya).

Gambar 3.13 Gambaran Posisi Break Event

Point pada Penjualan Sweet Gas B

Gambar 3.14 Break Event Point Penjualan

Sweet Gas A

Dari perhitungan tersebut diperoleh bahwa

BEP alternative pertama adalah penjualan

4,23 mscfd sweet gas B, sedangkan BEP

alternative kedua adalah penjualan.

5. Analisa dan Interpretasi Data

Tahapan ini merupakan proses analisa dari

data yang sudah diolah.

a. Analisis Identifikasi Limbah dan

Penanganan Limbah pada Kondisi

Existing

Pada penelitian fokus pencapaian

cleaner production difokuskan pada

permasalahan dampak lingkungan atau

permasalahan meminimasi limbah. Karena

limbah sour gas ini muncul bersamaan

dengan minyak bumi selama proses

eksplorasi, sehingga upaya meminimalisir

jumlah limbah sour gas adalah pada

pengoptimalan proses penanganan sour gas

yang terjadi pada unit SRU (Sulfur

Recovery Unit). Proses ini dilakukan

dengan peningkatan jumlah sour gas yang

dapat diolah sehingga sisa sour gas yang

dibuang ke udara akan berkurang. Apabila

jumlah sour gas yang diolah pada kondisi

existing adalah 4 mscfd, maka pada proses

perbaikan dilakukan upaya peningkatan

pengolahan sour gas sejumlah 10 mscfd.

b. Analisis Perencanaan Perbaikan

Kondisi Existing

Peningkatan pengolahan limbah sour

gas tentunya akan membawa konsekuensi

pada peningkatan biaya, sehingga untuk

menanggung konsekuensi tersebut,

pemilihan perbaikan harus dapat

memberikan kontribusi pendapatan

perusahaan. Dengan demikian masalah

lingkungan dapat diatasi dan perusahaan

tidak mengalami kerugian secara ekonomis.

c. Analisis Material Flow Cost

Accounting

Pada kondisi existing didapatkan bahwa

proporsi material loss adalah 80%. Jumlah

material loss besar karena sebagian besar

sour gas (16 mscfd) yang sudah terambil

dari well pad dan meyebabkan biaya

pengambilan (biaya pembelian sour gas)

pada akhirnya harus dibuang ke flare

karena terbatasnya pengolahan sour gas (4

-

50,000

100,000

150,000

200,000

250,000

300,000

5.5 mscfd

4.5 mscfd

3.5 mscfd

2.5 mscfd

1.5 mscfd

0

US

$

Break Even Point Alternatif Pertama

Revenue

Biaya Produksi

-

200,000

400,000

600,000

800,000

1,000,000

1,200,000

5 mscfd

4 mscfd

3 mscfd

2 mscfd

1 mscfd

0

US

$

Break Even Point Alternatif Kedua

Revenue

Biaya Produksi

mscfd) di SRU. Penerapan alternatif

perbaikan menyebabkan proporsi material

loss berkurang menjadi 50%. Hal ini

disebabkan karena jumlah sour gas yang

diolah meningkat menjadi 10 mscfd.

Perubahan material loss tersebut sekaligus

menunjukkan penambahan waste reduction

bagi perusahaan. Dengan adanya

peningkatan jumlah sour gas yang diolah,

maka jumlah sisa gas yang dibuang di udara

juga akan semakin berkurang.

d. Analisis Monetary Environmental

Investment Appraisal

Analisa keuangan meliputi beberapa

aspek yaitu : 1. Studi Kelayakan Investasi

Pada perencanaan alternatif pertama dengan

rate 6.5% didapatkan NPV positif yaitu

US$ 7.656.400 dan IRR 70,74%.

Sedangkan pada perencanaan alternatif

kedua didapatkan NPV sebesar US$

20.061.169 dan IRR pada tingkat bunga

57,9%. Karena pada kedua alternatif

didapatkan NPV positif maka dilakukan

analisis incremental untuk memilih proyek

yang sebaiknya diambil. Dari analisis

incremental yang dilakukan maka

didapatkan incremental IRR adalah 44,3%.

Karena incremental IRR lebih besar

daripada MARR maka keputusan pemilihan

jatuh pada alternatif kedua.

2. Analisis Perubahan NPV

Dari perhitungan terhadap kemunkinan

perubahan biaya operasional, harga jual

sweet gas serta analisa tingkat bunga

didapatkan bahwa secara umum perubahan

yang terjadi memang tidak mengubah

tingkat kelayakan proyek dengan

ditunjukkan adanya NPV yang masih

positif. Hal tersebut menunjukkan bahwa

alternatif kedua masih aman untuk

diterapkan pada perkiraan kondisi yang

terburuk pada data historis.

3. Analisa CVP

Pada kondisi existing, jenis sweet gas

yang diproduksi adalah sweet gas B

(keluaran SRU) sejumlah 4 mscfd dengan

jumlah biaya produksi per unit adalah U$S

1.517 per mscfd. Penerapan alternatif

pertama atau peningkatan kapasitas SRU

akan menyebabkan output produk

meningkat yang disertai dengan

peningkatan biaya produksi namun mampu

memberikan penurunan biaya produksi per

unit menjadi sebesar US$ 1.239.

Sementara dari segi profit diperoleh

bahwa alternatif kedua atau alternatif

produksi sweet gas A akan memberikan

keuntungan (profit) yang lebih besar bagi

perusahaan yaitu mencapai US$ 724.967

per bulan. Sedangkan alternatif pertama

atau alternatif produksi sweet gas B hanya

memberikan profit sebesar US$ 59.895 per

bulan. Hal ini disebabkan harga jual sweet

gas A yang lebih tinggi dibandingkan harga

jual sweet gas B (harga jual sweet gas A

adalah US$ 6.408 per mscfd sementara

harga jual sweet gas B 1.602 per mscfd)

Pada analisa terakhir yaitu BEP,

didapatkan bahwa posisi BEP alternatif

pertama adalah berada pada angka

penjualan sweet gas B sebesar 4,25 mscfd,

sedangkan posisi BEP alternatif kedua

adalah penjualan 1.23 mscfd sweet gas A.

Dari segi analisis BEP, maka penerapan

alternatif kedua lebih aman dibandingkan

alternatif pertama, disebabkan posisi BEP

alternatif kedua yang lebih rendah daripada

alternatif pertama. BEP yang lebih rendah

akan menyebabkan target penjualan sweet

gas A (pada alternatif kedua) lebih mudah

dicapai daripada sweet gas B.

Dari keseluruhan analisis tersebut maka

diperoleh kesimpulan bahwa alternative

kedua (produksi sweet gas A) lebih dipilih

untuk diterapkan pada perusahaan dengan

tujuan mengurangi dampak lingkungan

sekaligus memberikan keuntungan

ekonomis bagi perusahaan.

6. Kesimpulan

Dari hasil analisis penelitian, maka terdapat

beberapa hal yang dapat disimpulkan

peneliti, yaitu sebagai berikut :

1. Pengolahan informasi PEMA (Physical

Environmental Management

Accounting) mampu membantu

memberikan pertimbangan pada

pemilihan alternatif dengan analisis

aliran material proses, yaitu dengan

analisa material loss pada material and

energy flow. Analisa menunjukkan

bahwa penerapan alternatif

menurunkan material loss sehingga

sour gas yang terbuang di udara bebas

berkurang dari 80% menjadi 50%.

2. Pengolahan informasi MEMA

(Monetary Environmental Management

Accounting) mampu membantu

memberikan pertimbangan pada

pemilihan alternatif dengan analisis

kelayakan investasi secara ekonomis.

Informasi MEMA memberikan

gambaran cashflow selama proyek

investasi sehingga dapat diketahui

bahwa kedua alternatif layak dipilih

karena memiliki NPV positif yaitu US$

7.656.400 untuk alternatif pertama dan

US$ 20.061.169 untuk alternatif kedua.

Analisis incremental yang dilakukan

untuk menguji pemilihan proyek

menunjukkan bahwa alternatif kedua

lebih dipilih karena diperoleh

incremental IRR 44,3 yang lebih besar

dari MARR (6,5%).

3. Analisis Cost-Volume-Profit (CVP)

menunjukkan bahwa peningkatan

kapasitas produksi menyebabkan

penurunan biaya produksi per unit

sebesar US$ 226 per mscfd. Selain itu

adanya peningkatan volume produksi

yang disertai peningkatan kualitas gas

juga menyebabkan perusahaan

berpotensi mendapatkan keuntungan

lebih besar dengan posisi volume BEP

sebesar 1,23 mscfd. Hal tersebut lebih

menguntungkan dibandingkan alternatif

pertama yang memberikan BEP sebesar

4,25 mscfd.

DAFTAR PUSTAKA Buyung, Mardiyono. (2008). Pemilihan

Alternatif Perbaikan untuk

Meminimasi Biaya Lingkungan dengan Pendekatan EMA. Laporan Tugas Akhir Jurusan Teknik Industri ITS

Carlsson, A.F. Design and Operation of Sour

Gas Treating Plants for H2S, CO2, COS and Mercaptans. Separation and

Purification Technology 35(2004)142–156 Clement, Robert. (1996). Making Hard

Decision. Duxbury Press

Dharmappa, H.B, Waste Water and Storm

Water Minimisation in a Coal Mine, 3rd

Euro Environment Conference on

Business and Sustainable Performance,

(2002) Heubach, Daniel, Environmental and

Economical Analysis of Material

Recycling Loops in Industry, Journal of Cleaner Production, 8(2000)23–34

Jasch, Christine. (2009). Environmental and

Flow Cost Accounting. Germany : Springer

Jer-Doong, Shain; Jadhav, Raja. High

Temperature membran for CO2 and/or H2S Separation. US 7.572.318. Agt.11,

2009 Jer-Doong, Shain; Jadhav, Raja. Membrane

Reactor for H2S, CO2 and H2S

Separation. US 2007/0240565. Oct.18, 2007

Ken Whitelaw. (2004). ISO 14001

Environmental Systems Handbook. Elsevier Butterworth-Heinemann

Lembaran Negara Republik Indonesia. (2009). Undang-Undang RI No 32

Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan

Pengelolaan Lingkungan Hidup. Jakarta Nagl, Gary. Liquid Redox Enhance Claus

Process. Sulphur 274. May-June 2001

Newnan, Donald. (2004). Engineering

Economics Analysis. Oxford University

Press

Nur Cahyo, Winda. Pemilihan Alternatif

dengan Decision Tree pada Nilai

Outcome yang Probabilistik. Teknoin, Volume 13, Nomor 2, Desember 2008.

Partowidagdo, W., Peningkatan Produksi,

Investasi dan Kemampuan Nasional Hulu Migas, Seminar Migas Nasional,

Majalah E&M, Jakarta, 11 Maret 2008 Pujawan, Nyoman. (2004). Ekonomi Teknik.

Guna Widya Surabaya

Schaltegger, Stefan; Burritt, RL; Jasch, Christine; Bennett, Martin. (2008).

Environmental Management Accounting

for Cleaner Production. Germany : Springer

United Nations Division for Sustainable Development. (2001). Environmental

Management Accounting Procedures and

Principles. New York : United Nations Wang, Dongliang; Teo, W.K. 22 March 2003.

Selective Removal of Trace H2S from

Gas Streams Containing CO2 Using

Hollow Fibre Membrane Modules/Contractors. Separation and

Purification Technology 35(2004)125–131