Analisa Kebiasaan Makan Ikan Beronang (Siganus Virgatus) Di Kepulauan Karimunjawa, Jawa Tengah

5
Semnaskan_UGM/Poster Biologi Perikanan (pPB-13) 1 Seminar Nasional Tahunan X Hasil Penelitian Kelautan dan Perikanan, 31 Agustus 2013 ANALISA KEBIASAAN MAKAN IKAN BERONANG (Siganus virgatus) DI KEPULAUAN KARIMUNJAWA, JAWA TENGAH Misnaria Napitupulu dan Mujiyanto Peneliti Pada Balai Penelitian Pemulihan dan Konservasi Sumberdaya Ikan E-mail: [email protected] Abstrak Analisa dilakukan untuk mengetahui kebiasaan makan ikan beronang (Siganus virgatus) yang tertangkap oleh nelayan di kepulauan Karimunjawa pada bulan April, Juli, Oktober, dan November 2011. Jumlah total contoh ikan sebanyak 81 ekor, dengan kisaran ukuran panjang 13,5 21 cm dan berat 33 170 gram. Hasil menunjukkan bahwa ikan beronang termasuk herbivora. Makanan utamanya tumbuhan (98,28 %), makanan tambahan adalah fitoplankton (0,22 %) dan detritus (1,50 %). Kata kunci : Beronang, Kebisaan Makan, Kepulauan Karimunjawa, Siganus virgatus. Pengantar Kepulauan Karimunjawa merupakan salah satu wilayah kepulauan di Indonesia yang memiliki keanekaragaman jenis ikan hias laut yang cukup tinggi. Jenis ikan hias tersebut diantaranya adalah ikan beronang (Siganus virgatus). Ikan beronang merupakan ikan yang memiliki nilai ekonomis penting, perlu diperhatikan keberadaan populasinya. Salah satu upaya yang dilakukan dengan cara mempelajari kebiasaan makan ikan. Faktor yang mempengaruhi jumlah populasi ikan dalam suatu perairan, selain kualitas air yang baik biasanya ditentukan oleh jumlah pakan yang tersedia. Beberapa faktor yang berhubungan dengan populasi tersebut,yaitu jumlah dan kualitas pakan yang tersedia dan mudah didapatnya pakan tersebut (Effendi,1997 dalam Marasabessy, 2010). Selanjutnya Nikolsky (1963) menyatakan bahwa kekurangan makanan merupakan faktor pembatas bagi perkembangan populasi ikan di perairan. Mengetahui kebiasaan makan ikan diharapkan dapat memberikan informasi tentang ketersedian pakan alami yang terdapat pada suatu perairan. Berdasarkan asumsi tersebut makanan dapat mempengaruhi produksi , pertumbuhan dan kondisi ikan pada suatu perairan. Mempelajari kebiasaan makan ikan berfungsi untuk mengetahui hubungan antara organisme, misalnya bentuk-bentuk pemangsaan, persaingan dan rantai makanan yang terbentuk (Mudjiman, 1989 dalam Avrilinda, 2012). Kebiasaan makan dapat berbeda dengan waktu lainnya walaupun pengambilan dilakukan pada tempat yang sama. Hal tersebut disebabkan oleh perubahan suasana lingkungannya. Informasi kebiasaan makanan ikan ini dapat dijadikan dasar dalam pengelolaan dan upaya konservasi ikan (Nasution, 2009). Bahan dan Metode Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Karimunjawa, Jawa Tengah (Gambar 1) pada bulan April, Juli, Oktober, dan November 2011. Data yang dikumpulkan merupakan jenis ikan beronang hasil tangkapan nelayan. Lokasi penelitian disajikan pada Gambar 1 berikut : pPB-13

description

Analisa dilakukan untuk mengetahui kebiasaan makan ikan beronang (Siganus virgatus) yang tertangkap oleh nelayan di kepulauan Karimunjawa pada bulan April, Juli, Oktober, dan November 2011. Jumlah total contoh ikan sebanyak 81 ekor, dengan kisaran ukuran panjang 13,5 – 21 cm dan berat 33 – 170 gram. Hasil menunjukkan bahwa ikan beronang termasuk herbivora. Makanan utamanya tumbuhan (98,28 %), makanan tambahan adalah fitoplankton (0,22 %) dan detritus (1,50%).

Transcript of Analisa Kebiasaan Makan Ikan Beronang (Siganus Virgatus) Di Kepulauan Karimunjawa, Jawa Tengah

  • Semnaskan_UGM/Poster Biologi Perikanan (pPB-13) 1

    Seminar Nasional Tahunan X Hasil Penelitian Kelautan dan Perikanan, 31 Agustus 2013

    ANALISA KEBIASAAN MAKAN IKAN BERONANG (Siganus virgatus) DI KEPULAUAN KARIMUNJAWA, JAWA TENGAH

    Misnaria Napitupulu dan Mujiyanto

    Peneliti Pada Balai Penelitian Pemulihan dan Konservasi Sumberdaya Ikan E-mail: [email protected]

    Abstrak

    Analisa dilakukan untuk mengetahui kebiasaan makan ikan beronang (Siganus virgatus) yang tertangkap oleh nelayan di kepulauan Karimunjawa pada bulan April, Juli, Oktober, dan November 2011. Jumlah total contoh ikan sebanyak 81 ekor, dengan kisaran ukuran panjang 13,5 21 cm dan berat 33 170 gram. Hasil menunjukkan bahwa ikan beronang termasuk herbivora. Makanan utamanya tumbuhan (98,28 %), makanan tambahan adalah fitoplankton (0,22 %) dan detritus (1,50 %).

    Kata kunci : Beronang, Kebisaan Makan, Kepulauan Karimunjawa, Siganus virgatus.

    Pengantar

    Kepulauan Karimunjawa merupakan salah satu wilayah kepulauan di Indonesia yang memiliki keanekaragaman jenis ikan hias laut yang cukup tinggi. Jenis ikan hias tersebut diantaranya adalah ikan beronang (Siganus virgatus). Ikan beronang merupakan ikan yang memiliki nilai ekonomis penting, perlu diperhatikan keberadaan populasinya. Salah satu upaya yang dilakukan dengan cara mempelajari kebiasaan makan ikan. Faktor yang mempengaruhi jumlah populasi ikan dalam suatu perairan, selain kualitas air yang baik biasanya ditentukan oleh jumlah pakan yang tersedia. Beberapa faktor yang berhubungan dengan populasi tersebut,yaitu jumlah dan kualitas pakan yang tersedia dan mudah didapatnya pakan tersebut (Effendi,1997 dalam Marasabessy, 2010). Selanjutnya Nikolsky (1963) menyatakan bahwa kekurangan makanan merupakan faktor pembatas bagi perkembangan populasi ikan di perairan.

    Mengetahui kebiasaan makan ikan diharapkan dapat memberikan informasi tentang ketersedian pakan alami yang terdapat pada suatu perairan. Berdasarkan asumsi tersebut makanan dapat mempengaruhi produksi , pertumbuhan dan kondisi ikan pada suatu perairan. Mempelajari kebiasaan makan ikan berfungsi untuk mengetahui hubungan antara organisme, misalnya bentuk-bentuk pemangsaan, persaingan dan rantai makanan yang terbentuk (Mudjiman, 1989 dalam Avrilinda,

    2012).

    Kebiasaan makan dapat berbeda dengan waktu lainnya walaupun pengambilan dilakukan pada tempat yang sama. Hal tersebut disebabkan oleh perubahan suasana lingkungannya. Informasi kebiasaan makanan ikan ini dapat dijadikan dasar dalam pengelolaan dan upaya konservasi ikan (Nasution, 2009).

    Bahan dan Metode

    Tempat dan Waktu Penelitian

    Penelitian dilaksanakan di Karimunjawa, Jawa Tengah (Gambar 1) pada bulan April, Juli, Oktober, dan November 2011. Data yang dikumpulkan merupakan jenis ikan beronang hasil tangkapan nelayan. Lokasi penelitian disajikan pada Gambar 1 berikut :

    pPB-13

  • 2 Semnaskan_UGM/Poster Biologi Perikanan (pPB-13)

    Seminar Nasional Tahunan X Hasil Penelitian Kelautan dan Perikanan, 31 Agustus 2013

    Gambar 1. Peta Lokasi Penelitian

    Pengumpulan Data

    Pengumpulan data dengan melakukan pengukuran panjang berat dan pengambilan isi perut. Sampel ikan dibedah untuk dikeluarkan isi perutnya dengan menggunakan pisau, gunting, dan pinset (disseting set). Pembedahan dilakukan dengan cara menggunting dari bagian anus menuju bagian dorsal. Selanjutnya mendekati garis linea lateralis menyusuri garis tersebut sampai ke bagian belakang operculum hingga kebagian dasar perut dan diambil isi perutnya dengan menggunakan pinset. Isi perut ikan dimasukkan ke dalam kantong plastik yang telah diberi tanda berupa kode sampel pada kertas kalkir. Tujuannya adalah untuk memudahkan penandaan selanjutnya diberi formalin 5 % sebagai pengawet. Sampel yang telah disiapkan dibawa ke Laboratorium Balai Penelitian Pemulihan dan Konservasi Sumberdaya Ikan (BP2KSI) untuk dilakukan analisa. Beberapa sampel ikan yang diperoleh dilakukan identifikasi jenis yang mengacu pada buku menurut Kuiter dan Tonozuka, (2001).

    Analisa Data

    Analisa data untuk mengetahui kebiasaan makan menggunakan metode Indeks bagian terbesar (Indeks of Preponderance) menurut Natarajan dan Jhingran (1961) dalam Effendi (1979), yaitu :

    Keterangan :

    Vi = Persentase volume makanan ke-i.

    %100xOixVi

    OixViIP

  • Semnaskan_UGM/Poster Biologi Perikanan (pPB-13) 3

    Seminar Nasional Tahunan X Hasil Penelitian Kelautan dan Perikanan, 31 Agustus 2013

    Oi = Persentase frekuensi kejadian makanan ke-i. IP = Indeks bagian terbesar (Indeks of Preponderance) makanan ke- i.

    Batasan kriteria persentase makanan menurut Nikolsky,(1963) sebagai berikut : IP > 25 % : Makanan utama IP 5% - IP25 % : Makanan pelengkap IP < 5% : Makanan tambahan Hasil dan Pembahasan

    Hasil

    Dari hasil pengamatan menunjukkan bahwa jenis ikan yang ditemukan dengan jumlah sampel terbanyak yaitu spesies ikan beronang (Siganus virgatus). Jumlah sampel sebanyak 81 ekor diperoleh ukuran panjang total antara 13,5 - 21 cm dan berat 33 170 gram ( Tabel 1). Ikan beronang yang ditemukan pada perairan Karimunjawa masih tergolong ukuran sedang. Berdasarkan hasil pengamatan dari seluruh jumlah sampel tidak ditemukan lambung kosong. Ikan beronang (Siganus virgatus) termasuk ke dalam jenis ikan herbivora atau pemakan tumbuhan dengan pakan utama berupa tumbuhan (98,28 %) sedangkan detritus (1,50 %) dan fitoplankton (0,22 %) sebagai makanan tambahan.

    Tabel 1. Data Panjang berat dan persentase makanan ikan Beronang setiap ulangan.

    Komposisi persentase Indeks Propenderance makanan yang ditemukan pada lambung ikan beronang (Siganus virgatus) disajikan pada Gambar 2.

    No

    Jenis Ikan Trip 1 (April) Trip 2 (Juli) Trip 3 (Oktober) Trip 4 (November)

    Panjang Total (cm) 15,5-21 13,6-17,7 13,5-16,5 15,5-20,8

    Berat (gr) 33-170 47-95 48-88 69,96-157,52

    Jumlah Sampel Isi 63 9 2 7

    Jumlah Sampel Kosong

    0 0 0 0

    1 Fitoplankton 0.22 - - -

    2 Zooplankton - - -

    3 Tumbuhan (Makrofita) 98.28 99.96 98.73 100.00

    4 Molusca - - - -

    5 Insecta (Serangga) - - - -

    6 Larva Insecta - - - -

    7 Annelida - - - -

    8 Ikan - - - -

    9 Crustacea - - - -

    10 Pelet - - - -

    11 Karang - - - -

    12 Detritus 1.50 0.04 1.27 -

    Jumlah 100.00 100.00 100 100.00

  • 4 Semnaskan_UGM/Poster Biologi Perikanan (pPB-13)

    Seminar Nasional Tahunan X Hasil Penelitian Kelautan dan Perikanan, 31 Agustus 2013

    Gambar 2. Komposisi makanan yang ditemukan pada lambung ikan beronang (Siganus virgatus)

    Pembahasan

    Secara umum panjang tubuh ikan beronang dewasa mencapai 20 - 45 cm. Namun, hasil yang ditemukan termasuk ukuran sedang. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh suplay gizi kurang dan faktor lingkungan pendukung atau penangkapan yang berlebih sehingga ikan belum mencapai ukuran maksimal sudah tertangkap terlebih dahulu. Ditemukannya kondisi lambung tidak kosong kemungkinan pakan alami yang tersedia pada lingkungan perairan tersebut masih mendukung untuk konsumsi ikan beronang.

    Tumbuhan merupakan pakan utama ikan beronang yang memiliki persentase perbedaan yang cukup signifikan dengan pakan tambahan. Adapun jenis tumbuhan yang ditemukan pada lambung ikan beronang adalah sebagian besar potongan-potongan dari rumput laut. Hal ini diketahui karena masih terlihat potongan ataupun ada beberapa yang ditemukan kondisi utuh dan terlihat jelas berbentuk seperti jell dengan warna hijau kecoklatan serta serat tumbuhan lainnya. sesuai dengan penelitian yang menyatakan bahwa rumput laut merupakan salah satu makananan paling disukai ikan beronang, bahkan beronang merupakan hama bagi rumput laut (Faisal, 2013).

    Berdasarkan hasil pengamatan menginterpretasikan bahwa spesies ikan beronang memiliki kebiasaan makan ikan tergolong kedalam jenis herbivora. Sesuai dengan morfologi dari gigi dan saluran pencernaannya yaitu mulutnya kecil, mempunyai gigi seri pada masing-masing rahang, gigi geraham berkembang sempurna, dinding lambung agak tebal, usus halusnya panjang dan mempunyai permukaan yang luas, ikan beronang termasuk pemakan tumbuh-tumbuhan (Toogi, 2012).

    Kesimpulan

    Dari seluruh jumlah sampel ikan tidak ditemukan lambung kosong, diduga ketersediaan pakan alami yang terdapat pada perairan tersebut masih mendukung untuk pertumbuhan ikan beronang. Ikan beronang tergolong sebagai herbivora dengan mengkonsumsi tumbuhan berupa rumput laut serta fitoplankton dan detritus. Diharapkan ketersediaan pakan alami yang terdapat pada lingkungan perairan tersebut bisa tetap lestari dan terjadi keseimbangan guna mendukung produktivitas populasi ikan beronang yang berasosiasi.

    Persantunan

    Tulisan ini merupakan kontribusi dari kegiatan riset dengan penanggung jawab kegiatan oleh bapak Mujiyanto,S.ST.Pi,M.Si. Judul riset adalah Identifikasi Habitat, Kelimpahan dan Distribusi Ikan Hias di Perairan Karang Kepulauan Karimunjawa, Jawa Tengah. Tahun Anggaran 2011, di Balai Penelitian Pemulihan dan Konservasi Sumber Daya Ikan.

    Daftar Pustaka

    Effendie, M. I. 1979. Metode Biologi Perikanan. IPB. Bogor.

    Faisal,L.O dkk. 2013. Pertumbuhan Rumput Laut (Kappaphycus alvarezii) dan Ikan Beronang (Siganus guttatus) yang Dibudidayakan Bersama di Keramba Tancap. Jurnal Mina Laut

    Indonesia. Vol. 01 No. 01. FPIK UNHALU.Sulawesi Tenggara.

  • Semnaskan_UGM/Poster Biologi Perikanan (pPB-13) 5

    Seminar Nasional Tahunan X Hasil Penelitian Kelautan dan Perikanan, 31 Agustus 2013

    Kuiter, R.H and T.Tonozuka.2001.Pictorial Guide to : Indonesian Reef Fishes. Part 1, 2, and 3. Zoo Netics, Seaford Victoria, Australia.

    Marasabessy, M.D. 2010. Keanekaragaman Jenis Ikan Karang di Perairan Pesisir Biak Timur. Pusat

    Penelitian Oceanografi-LIPI.Jakarta Nasution, S.H. 2009. Studi Kebiasaan Makanan Ikan Bonti-Bonti (Paratherina Striata) di Danau

    Towuti, Sulawesi Selatan.SEMNASKAN_UGM 2009 (BI-03). Yogyakarta. 1 p Nikolsky.1963. The Ecology of Fishes. Academic Press. London. Avrilinda, Y. 2012. Kebiasaan Makanan Dan Cara Memakan Pada Larva Ikan

    Nilem (Osteochilus hasselti C.V). http://yasintaavrilia29.wordpress.com/2012/05/24/kebiasaan- makanan-dan-cara-memakan-pada-larva-ikan-nilem-osteochilus-hasselti-c-v/. (Diakses pada Sabtu, 23 Maret 2013)

    Toogi, A. 2012. Makalah Hama dan Penyakit Yang Menyerang Gracilaria

    http://aswarpunyainfo.blogspot.com/2012/10/makalah-hama-dan-penyakit-yang.html (Diakses pada Sabtu, 23 Maret 2013).