analisa jurnal

29
1. Identifikasi komponen PICO(T) pada kasus! P (Population of interest) pasien pasca operasi penggantian tulang panggul dan operasi pada fraktur ekstremitas bawah yang menolak menggunakan obat-obat profilaxis sebelum operasi I (Intervention) Mencegah VTE dengan teknik mekanikal Venous Foot Pumps (VFP) C (Comparison) Mencegah VTE dengan teknik mekanikal Knee or Thigh Length Graduated Compression Stocking (GCS) dan Knee or Thigh Length Intermittent Pneumtic Stocking (IPC) O (Outcome) Efektifitas pencegahan VTE T (Time) Tidak spesifik 2. Pertanyaan klinis berdasarkan fenomena tersebut! (gunakan format PICOT) Bagaimana perbedaan efektifitas pencegahan VTE antara teknik mekanikal VFP dengan teknik mekanikal GCS dan teknik mekanikal IPC pada pasien pasca operasi penggantian tulang panggul dan operasi pada fraktur ekstremitas bawah yang menolak menggunakan obat-obat profilaxis sebelum operasi?

description

analisa jurnal

Transcript of analisa jurnal

1. Identifikasi komponen PICO(T) pada kasus!

P (Population of interest)

pasien pasca operasi penggantian tulang panggul dan operasi pada fraktur ekstremitas bawah yang menolak menggunakan obat-obat profilaxis sebelum operasi

I (Intervention)

Mencegah VTE dengan teknik mekanikal Venous Foot Pumps (VFP)

C (Comparison)

Mencegah VTE dengan teknik mekanikal Knee or Thigh Length Graduated Compression Stocking (GCS) dan Knee or Thigh Length Intermittent Pneumtic Stocking (IPC)

O (Outcome)

Efektifitas pencegahan VTE

T (Time)

Tidak spesifik

2. Pertanyaan klinis berdasarkan fenomena tersebut! (gunakan format PICOT)

Bagaimana perbedaan efektifitas pencegahan VTE antara teknik mekanikal VFP dengan teknik mekanikal GCS dan teknik mekanikal IPC pada pasien pasca operasi penggantian tulang panggul dan operasi pada fraktur ekstremitas bawah yang menolak menggunakan obat-obat profilaxis sebelum operasi?

3. Cari evidence based nursing ( dengan level yang sesuai,lihat level pyramida evidence ) untuk menentukan keputusan klinik berdasarkan pertanyaan klinis di atas ( minimal 3 literatur ) lampirkan literature tersebut dalam makalah anda.Analisa JurnalNo.PenulisJudulTujuanMetodeLevel of EvidenceHasilKesimpulanGaps / Kesenjangan

1. Chona Macatangay,RN,BSN,CCRN

S.Rob Todd, MD, FACS

Alan H. Tyroch, MD, FACSThromboembolic Prophylaxis With Intermittent Pneumatic Compression Devices in Trauma Patients: A False Sense of Security

Menentukan kepatuhan pemakaian perangkat kompresi pneumatik intermiten pada pasien trauma dewasa nonambulatory.Randomized Controlled Trial (RCT)

Level 2 Dari 60 pasien trauma dewasa nonambulatory yang dievaluasi pada tahap pertama 95% tidak memakai perangkat kompresi dengan tepat dan pada tahap kedua 94% masih tidak memakai perangkat dengan tepat.

Hal yang melatarbelakangi adalah kegagalan personel rumah sakit untuk meningkatkan kepatuhan, ketidaknyamanan yang dirasakan pasien dan harganya yang mahal yaitu $55,46 (Rp 665.520,-) dan biaya penggunaan sehari-hari yaitu $32,25 (Rp 387.000,-) serta waktu penggunaan yang belum jelas. Kepatuhan pada pasien trauma dewasa nonambulatory dalam hal pemakaian perangkat kompresi pneumatik intermiten masih rendah, hal ini terlihat dari tidak adanya perbedaan yang signifikan antara tahap I dan tahap II.

biaya perangkat intermitten pneumatic stocking yang cukup mahal,

cara lain dari harus dipertimbangkan khususnya rendah molekul berat heparin jika tidak kontraindikasi. Kurang dijelaskan terkait metode evaluasi yang dilakukan.

Tidak dijelaskan bagaimana ketidakpatuhan terkait dengan perangkat tidak diterapkan dengan benar.

2M.S.Sajid,

N.R.M.Tai,

G.Goli,

R.W.Morris,

D.M.Baker,

G.HamiltonKnee versus Thigh Length Graduated Compression Stockings for Prevention of Deep Venous Thrombosis: A Systematic Review

Graduated compression stocking adalah sarana berharga thrombo-profilaksis tetapi tidak jelas apakah selutut (KL) atau panjang paha (TL) stoking yang lebih efektif. Tujuan dari kajian ini adalah untuk secara sistematis menganalisis percobaan acak terkontrol antara panjang stocking dan kemanjuran thromboprophylaxis.A Systematic ReviewLevel 114 percobaan terkontrol secara acak dianalisis. Tiga puluh enam dari 1568 (2,3%) peserta secara acak stoking Knee Length (KL) mengembangkan trombosis vena dalam, dibandingkan dengan 79 dari 1696 (5%) pada kelompok kontrol panjang Thigh Length (TL) / paha. Heterogenitas substansial diamati antara uji coba. Stoking KL memiliki efek yang signifikan untuk mengurangi kejadian DVT di jangka panjang penumpang penerbangan. Pada pasien rawat inap stoking KL tidak muncul untuk menjadi jauh lebih buruk daripada rasio TL stoking.Knee Length Graduated Compression Stockings dapat seefektif Thigh Length Graduated Compression Stockings untuk mencegah DVT, disamping itu pula menawarkan keunggulan dalam hal kepatuhan dari pasien dan juga dari segi biaya.Tidak ada uji coba terkontrol secara acak multisenter besar pada pasien rawat inap telah dilaporkan. Hal ini membuat sulit untuk menyimpulkan, berdasarkan bukti yang ada, bahwa kedua KL dan TL stoking sama-sama efektif untuk thromboprophylaxis.

3John K. Morris, MD

Bryce M. Fincham, DOIntermittent Pneumatic Compression for Venous Thromboembolism Prophylaxis in Total Knee Arthroplasty (2012)Bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas kompresi intermiten pneumatik tanpa antikoagulasi utama sebagai profilaksis Venous thromboembolism (VTE) pada bilateral intra dan pascaoperasi TKA (Total Knee Arthroplasty)

Retrospective studyLevel 4Penelitian pada 157 pasien yang akan menjalani Total Knee Arthroplasty (TKA), yang memenuhi co hort study hanya 120 pasien nantinya dilakukan color duplex ultrasound imaging dengan compression pada kedua ekstremitas bawah hari ke 2 atau 3 pasca operasi, saat TKA dipasangkan stoking kompresi intermiten pneumatik steril pada kedua kaki bagian bawah dan terhubung ke unit kompresor ketika tourniquet tidak meningkat. Kateter Epidural dibiarkan di tempat sampai pasca operasi hari 2 kecuali tidak fungsional. Latihan aktif fleksi dan ekstensi pada pergelangan kaki diperintahkan oleh terapis fisik. Pasien diberi resep aspirin pasca operasi jika tidak ada kontraindikasi dengan aspirin.

Selama dirawat di rumah sakit, 2 pasien didiagnosis mengalami deep vein thrombosis akut (DVT), 2 memiliki DVT pada usia tak tentu, dan 4 memiliki DVT kronis. Selama follow-up, 1 pasien memiliki DVT akut didiagnosis pada 5 minggu pasca operasi dan 1 memiliki flebitis superfisial dan kemudian memiliki emboli paru nonfatal 23 hari pasca operasi. Kemoprofilaksis aspirin digunakan secara tunggal pada 107 pasien. Anestesi epidural digunakan di sebagian ( n=96 , 80 % ) pasien.Hasil penelitian ini mendukung penggunaan pendekatan multimodal untuk VTE profilaksis

pada TKA tanpa menggunakan antikoagulasi utama.

Diperlukan kepatuhan dalam penggunaan kompresi intermiten pneumatik intra-dan pasca operasi.

IPC tidak dapat digunakan sendiri perlu adanya epidural anestesi, mobilisasi dini, dan aspirin pasca operasi tanpa menggunakan antikoagulan sehingga memiliki morbiditas yang rendah, biaya yang efektif, dan dapat secara efektif digunakan sebagai profilaksis VTE pada pasien yang menjalani TKA.

Hasil penelitian ini mendukung penggunaan pendekatan multimodal untuk VTE profilaksis pada TKA tanpa menggunakan antikoagulasi utama.

Diperlukan kepatuhan dalam penggunaan kompresi intermiten pneumatik intra-dan pasca operasi.

IPC tidak dapat digunakan sendiri perlu adanya epidural anestesi, mobilisasi dini, dan aspirin pasca operasi tanpa menggunakan antikoagulan sehingga memiliki morbiditas yang rendah, biaya yang efektif, dan dapat secara efektif digunakan sebagai profilaksis VTE pada pasien yang menjalani TKA.

Penelitian tidak menggunakan metode IPC secara tunggal

Kriteria sampel yang belum jelas

4Michael Dohm MD, Kim M. Williams MPH,

Tim Novotny PhDMicro-mobile Foot Compression Device Compared

with Pneumatic Compression DeviceTujuan dari jurnal tersebut adalah untuk mebandingkan penopangan pada system pompa kaki dengan system pergerakan pompa kaki baru yang berpengaruh terhadap kemampuan rata-rata kecepatan vena puncak secara umum pada vena femoralis , poplitea , dan vena tibialis posteriorClinical ResearchLevel 2Dari 95% hasil tes CI didapatkan hasil bahwa kedua intervensi masih mengalami kesenjangan untuk diterapkan. Hal ini berkaitan dengan perangkat baru menambah kecepatan vena 11 kali lebih besar dari kecepatan beristirahat dalam vena tibialis posterior dan 3 kali lebih besar dari kecepatan istirahat di vena poplitea. Pompa kaki yang didirikan menambah kecepatan vena 15 kali lebih besar dari kecepatan istirahat di vena tibialis posterior dan 4 kali lebih besar dari kecepatan beristirahat di vena poplitea. Perangkat baru dinilai lebih baik untuk ukuran, kecocokan, dan kenyamanan bila dibandingkan dengan pompa vena kaki yang lama.System pompa kaki yang baru cenderung memiliki rata-rata kecepatan puncak vena yang konsisten bila dibandingkan dengan system pompa kaki sebelumnya, Belum ada penelitian lebih lanjut untuk memastikan bahwa VFP dapat direkomendasikan untuk digunakan oleh tim medis Tidak ada penelitian yang membandingkan teknik mekanik VFP dan teknik yang lain secara spesifik.

4. Buatlah rangkuman dari literature yang didapatkan (pada no 3) dan kesimpulan untuk menjawab pertanyaan .(Lampirkan evidence ( guideline/jurnal artikel,dll yang dijadikan sumber )

Rangkuman:

Dari jurnal yang berjudul Thromboembolic Prophylaxis With Intermittent Pneumatic Compression Devices in Trauma Patients: A False Sense of Security didapatkan hasil Dari 60 pasien trauma dewasa nonambulatory yang dievaluasi pada tahap pertama 95% tidak memakai perangkat kompresi dengan tepat dan pada tahap kedua 94% masih tidak memakai perangkat dengan tepat.Hal yang melatarbelakangi adalah kegagalan personel rumah sakit untuk meningkatkan kepatuhan, ketidaknyamanan yang dirasakan pasien dan harganya yang mahal yaitu $55,46 (Rp 665.520,-) dan biaya penggunaan sehari-hari yaitu $32,25 (Rp 387.000,-) serta waktu penggunaan yang belum jelas.Sedangkan pada jurnal yang berjudul Knee versus Thigh Length Graduated Compression Stockings for Prevention of Deep Venous Thrombosis: A Systematic Review menyatakan bahwa dari 14 percobaan terkontrol secara acak dianalisis. Tiga puluh enam dari 1568 (2,3%) peserta secara acak stoking Knee Length (KL) mengembangkan trombosis vena dalam, dibandingkan dengan 79 dari 1696 (5%) pada kelompok kontrol panjang Thigh Length (TL) / paha. Heterogenitas substansial diamati antara uji coba. Stoking KL memiliki efek yang signifikan untuk mengurangi kejadian DVT di jangka panjang penumpang penerbangan. Pada pasien rawat inap stoking KL tidak muncul untuk menjadi jauh lebih buruk daripada rasio TL stoking.Dan pada jurnal yang berjudul Intermittent Pneumatic Compression for Venous Thromboembolism Prophylaxis in Total Knee Arthroplasty (2012) menyatakan bahwa Penelitian pada 157 pasien yang akan menjalani Total Knee Arthroplasty (TKA), yang memenuhi co hort study hanya 120 pasien nantinya dilakukan color duplex ultrasound imaging dengan compression pada kedua ekstremitas bawah hari ke 2 atau 3 pasca operasi, saat TKA dipasangkan stoking kompresi intermiten pneumatik steril pada kedua kaki bagian bawah dan terhubung ke unit kompresor ketika tourniquet tidak meningkat. Kateter Epidural dibiarkan di tempat sampai pasca operasi hari 2 kecuali tidak fungsional. Latihan aktif fleksi dan ekstensi pada pergelangan kaki diperintahkan oleh terapis fisik. Pasien diberi resep aspirin pasca operasi jika tidak ada kontraindikasi dengan aspirin.Selama dirawat di rumah sakit, 2 pasien didiagnosis mengalami deep vein thrombosis akut (DVT), 2 memiliki DVT pada usia tak tentu, dan 4 memiliki DVT kronis. Selama follow-up, 1 pasien memiliki DVT akut didiagnosis pada 5 minggu pasca operasi dan 1 memiliki flebitis superfisial dan kemudian memiliki emboli paru nonfatal 23 hari pasca operasi. Kemoprofilaksis aspirin digunakan secara tunggal pada 107 pasien. Anestesi epidural digunakan di sebagian ( n=96 , 80 % ) pasien.Hasil penelitian ini mendukung penggunaan pendekatan multimodal untuk VTE profilaksis pada TKA tanpa menggunakan antikoagulasi utama.Diperlukan kepatuhan dalam penggunaan kompresi intermiten pneumatik intra-dan pasca operasi. IPC tidak dapat digunakan sendiri perlu adanya epidural anestesi, mobilisasi dini, dan aspirin pasca operasi tanpa menggunakan antikoagulan sehingga memiliki morbiditas yang rendah, biaya yang efektif, dan dapat secara efektif digunakan sebagai profilaksis VTE pada pasien yang menjalani TKA. Dari jurnal Micro-mobile Foot Compression Device Compared with Pneumatic Compression Device disimpulkan bahwa pompa vena kaki metode baru lebih konsisten disbanding dengan metode sebelumnya tetapi belum ada penelitian secara spesifik yang menjelaskan hal tersebut.Kesimpulan

Dari haisl analisa berdasarkan beberapa literature yang telah digunakan,bahwa untuk penggunaan mekanikal VFP ,GCS dan IPC untuk mencegah VTE pada pasien dengan operasi penggantian panggul dan operasi pada fraktur ekstremitas bawah sama-sama memiliki tingkat efektifitas yang sama. Belum ada penelitian khusus yang membandingkan antara penggunaan VFP,GCS dan IPC secara sistematis dan mendapatkan hasil yang jelas.Penggunaan VFP,GCS dan IPC beberapa kali digunakan dan dicantumkan dalam literature yaitu jurnal dan mendapatkan hasil yang sama tingkat efektifitasnya.Hanya saja untuk penggunaan IPC tidak dapat digunakan sendiri perlu adanya epidural anestesi,mobilisasi dini dan aspirin pasca operasi tanpa menggunakan antikoagulan sehingga memiliki morbiditas yang rendah,biaya yang efektif dan dapat secara efektif digunakan sebagai profilaksis VTE pada pasien TKA.DAFTAR PUSTAKASajid M S,Tai N R M,Goli G,Morris R W,Baker D M,Hamilton G. 2006. Knee versus Thigh Length Graduated Compression Stockings for Prevention of Deep Venous Thrombosis: A Systematic Review. European Journal of Vascular & Endovascular Surgery. Diakses dari http://www.ejves.com/article/S1078-5884%2806%2900360-1/abstract. pada tanggal 12 April 2014Morris John K., Fincham, Bryce M. 2012. Intermittent Pneumatic Compression for Venous Thromboembolism Prophylaxis in Total Knee Arthroplasty. Available at http://search.proquest.com/docview/1221929096/fulltextPDF/..... Diakses pada tanggal 11 April 2014.

MAKALAH SISTEM MUSKULOSKELETAL

ASPEK ETHIC DAN LEGAL, TREND DAN ISSUES DALAM KEPERAWATAN SISTEM MUSKULOSKELETAL

OLEH : SGD 3

1. Rai Rahayu Wiraningsih (1202105001)

2. Ni Putu Karina Dewi(1202105016)

3. Ni Made Cintia Prabhawidyaswari(1202105031)

4. I Kadek Agus Anggriawan(1202105032)

5. Ni Made Listia Dewi(1202105037)

6. I Gede Subagia(1202105039)

7. Ni Luh Ayu Sudi Susanti(1202105074)

8. I Anom Mesa Wisnu Santa(1202105079)

9. Ni Putu Intan Mertaningsih (1202105080)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS UDAYANA

2014