Analisa Investasi Jarak

25
ANALISA INVESTASI JARAK (KALIKI) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Castor oil atau minyak jarak dihasilkan dari bijih tanaman jarak ( ricinus communist) yang banyak tumbuh di daerah tropis dan subtropis. Castor oil mengandung trigliserida asam - asam lemak terutama asam ricinoleat dengan konsentrasi 89,5%-b sehingga sering disebut trigliseda asam ricinoleat. Sumber trigliserida yang memiliki gugus fungsi hidroksil dengan satu asam lemak berkonsentrasi tinggi, seperti pada castor oil , sedikit sekali dijumpai. Castor oil digunakan secara luas pada industri pelumas, surfactant dan dispersan , tekstil, kosmetik, coating , nylon-11 dan urethane. Negara-negara penghasil castor oil antara lain Brasil, India, Cina, dan Thailand . Di Indonesia, castor oil sudah diproduksi sejak jaman penjajahan Belanda yang diekspor untuk bahan baku pelumas. Pada jaman penjajahan Jepang, rakyat Indonesia dipaksa menanam jarak untuk produksi pelumas untuk kebutuhan pelumasan peralatan perang. Penggunaan castor oil dalam industri pelumas tergeser setelah ditemukan additive synthetis dari minyak bumi. Pada perkembangan selanjutnya minyak bumi menguasai industri minyak pelumas dunia karena harganya lebih murah dibandingkan dengan minyak pelumas dari minyak nabati (seperti castor oil). Untuk memenuhi kebutuhan minyak pelumas dalam negeri dan ekspor, Indonesia (Pertamina) telah mendirikan pabrik minyak pelumas di UP-IV Cilacap dengan merk Mesran. Akan tetapi, saat ini penggunaan minyak pelumas dari minyak bumi cenderung menurun. Konsumen minyak pelumas dunia cenderung untuk menggunakan minyak pelumas nabati kembali karena meskipun harganya lebih mahal tetapi kinerjanya lebih baik dibandingkan dengan minyak pelumas dari minyak bumi. Di Indonesia, industri berbasis agro khususnya dari castor oil belum dikembangkan. Padahal ditinjau dari letaknya sebagai negara tropis, sumber daya alam Indonesia ini sangat mendukung untuk pengembangan industri berbasis agro tersebut di hampir daerah seluruh negeri ini.

Transcript of Analisa Investasi Jarak

Page 1: Analisa Investasi Jarak

ANALISA

INVESTASI JARAK (KALIKI)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Castor oil atau minyak jarak dihasilkan dari bijih tanaman jarak (ricinus communist)

yang banyak tumbuh di daerah tropis dan subtropis. Castor oil mengandung trigliserida asam-

asam lemak terutama asam ricinoleat dengan konsentrasi 89,5%-b sehingga sering disebut

trigliseda asam ricinoleat. Sumber trigliserida yang memiliki gugus fungsi hidroksil dengan

satu asam lemak berkonsentrasi tinggi, seperti pada castor oil, sedikit sekali dijumpai. Castor

oil digunakan secara luas pada industri pelumas, surfactant dan dispersan, tekstil, kosmetik,

coating, nylon-11 dan urethane.

Negara-negara penghasil castor oil antara lain Brasil, India, Cina, dan Thailand. Di

Indonesia, castor oil sudah diproduksi sejak jaman penjajahan Belanda yang diekspor untuk

bahan baku pelumas. Pada jaman penjajahan Jepang, rakyat Indonesia dipaksa menanam

jarak untuk produksi pelumas untuk kebutuhan pelumasan peralatan perang.

Penggunaan castor oil dalam industri pelumas tergeser setelah ditemukan additive

synthetis dari minyak bumi. Pada perkembangan selanjutnya minyak bumi menguasai

industri minyak pelumas dunia karena harganya lebih murah dibandingkan dengan minyak

pelumas dari minyak nabati (seperti castor oil).

Untuk memenuhi kebutuhan minyak pelumas dalam negeri dan ekspor, Indonesia

(Pertamina) telah mendirikan pabrik minyak pelumas di UP-IV Cilacap dengan merk Mesran.

Akan tetapi, saat ini penggunaan minyak pelumas dari minyak bumi cenderung menurun.

Konsumen minyak pelumas dunia cenderung untuk menggunakan minyak pelumas nabati

kembali karena meskipun harganya lebih mahal tetapi kinerjanya lebih baik dibandingkan

dengan minyak pelumas dari minyak bumi. Di Indonesia, industri berbasis agro khususnya

dari castor oil belum dikembangkan. Padahal ditinjau dari letaknya sebagai negara tropis,

sumber daya alam Indonesia ini sangat mendukung untuk pengembangan industri berbasis

agro tersebut di hampir daerah seluruh negeri ini.

Page 2: Analisa Investasi Jarak

Sedangkan di Indonesia saat ini castor oil tidak diolah sebagai bahan baku industri

pelumas, surfactant dan dispersan, tekstil, kosmetik, coating, nylon-11 dan urethane, tetapi

hanya diekspor sebagai bijih castor dan castor oil. Didasari aspek-aspek tersebut, industri

castor oil merupakan industri yang berprospek dan perlu dikembangkan di Indonesia.

1.2 Tujuan

Tujuan dari pembuatan proposal ini adalah untuk memberikan gambaran nyata

tentang kemungkinan investasi dalam industri jarak, dimulai dari penanaman atau budidaya

sampai dengan proses untuk m endapatkan minyaknya.

Page 3: Analisa Investasi Jarak

BAB II

PRODUKTIFITAS DAN POTENSI LAHAN

Tanaman jarak castor (ricinus communis) merupakan salah satu tanaman yang mudah

tumbuh di Indonesia dan memiliki potensi yang cukup besar untuk dikembangkan sebagai

bahan baku perindustrian di masa depan.

Berkaitan dengan hal ini, pengembangan agro-industri tanaman jarak castor di

Indonesia saat ini sudah mulai diarahkan untuk memperoleh nilai tambah yang tinggi dengan

jalan mengembangkan tanaman dari jenis varietas yang unggul (mengandung minyak bijih

jarak dengan kandungan dan kualitas yang tinggi), pola tanam yang terus diteliti

keunggulannya yang dapat meningkatkan keuntungan petani jarak castor, penanganan pasca

panen yang lebih baik sebelum diproses lebih lanjut sebagai bahan baku di industri, pola

pendistribusian bijih jarak castor yang lebih baik.

2.1 DESKRIPSI DAN KARAKTERISTIK

Tanaman jarak castor memiliki banyak sebutan di masyarakat Indonesia, antara lain

kaliki (sunda), jarak atau kepyar (jawa), kaleke (madura), gloah atau nawaih nawas (aceh

gayo), lulang (karo) dan dulang (tapanuli).

Jarak castor tumbuh dalam bentuk perdu besar yang bercabang banyak dan tidak

teratur, dengan ketinggian dapat mencapai 3 meter. Sebagai tanaman perdu yang diperkirakan

berasal dari Afr ika [ethiopia], jarak castor umumnya dapat tumbuh di daerah tropis maupun

sub-tropis yang memiliki curah hujan rendah dan temperatur ambien yang cukup tinggi.

Tanaman ini berkembang sangat cepat, tidak bergantung pada musim, dan dapat

memperbanyak diri dalam waktu singkat melalui bijih-bijihnya yang tanggal dan tersebar

dengan sendirinya. Kualitas tumbuhannya sendiri sangat dipengaruhi daerah tempat

tumbuhnya sehingga kualitas kandungan minyak dalam bijihnya beragam, tetapi tidak terlalu

berbeda jauh.

Tanaman castor mulai berbunga setelah 4 sampai 6 bulan sejak mulai ditanam dan

mampu berproduksi selama 5 sampai 8 tahun dengan pemanenan dapat dilakukan sebanyak 4

sampai 5 kali dalam setahun. Panen pertama dapat dilakukan pada bulan keenam dan setelah

itu dapat dilakukan pemanenan setiap bulannya. Cara pemanenan adalah mengambil sekitar

80% dari setiap rumpun buah yang sudah masak untuk menjaga kualitas tanaman. Bijih castor

dapat disimpan untuk jangka waktu 6 bulan tanpa mengurangi kualitas dan kandungan

minyaknya dengan prasyarat ruang penyimpan dijaga temperatur, kelembaban, dan sirkulasi

Page 4: Analisa Investasi Jarak

udaranya. Untuk pembibitan, bijih jarak yang digunakan tidak dapat disimpan melebihi waktu

3 bulan.

Bijih jarak umumnya terdiri dari 75% daging buah (germ) dan 25% kulit. Dua pertiga

dari berat biji tersebut mengandung minyak, karbohidrat, dan protein. Minyak yang

dikandung bijih jarak merupakan sumber minyak nabati yang mengandung asam lemak.

Komposisi kimia bijih castor disajikan pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1. Komposisi bijih jarak

Komponen Komposisi [%]

Air 5,5

Minyak 48,6

Protein 17,9

Karbohidrat 13,0

Serat 12,5

Abu 2,5

Sumber: Kirk Othmer (1964)

2.2 LAHAN DAN IKLIM

Tanaman castor dapat tumbuh ditempat yang kurang sesuai bagi tanaman lain dalam

persyaratan tumbuhnya, seperti dapat tumbuh di tanah yang kering dan gersang, sehingga

dalam hal tanah dan iklim pun tanaman castor tidak mempunyai persyaratan tertentu atau

memilih jenis tanah tertentu. Tanaman castor dapat tumbuh di berbagai jenis tanah, yang

penting adalah sistem drainasenya, karena akar castor tidak tahan terhadap genangan air dan

segera membusuk. Jadi tanaman castor sangat peka pada kondisi becek, oleh sebab itu

struktur tanahnya harus ringan, artinya tanah tersebut dapat dengan cepat melewatkan air

hujan ke bawahnya sehingga tidak menimbulkan genangan. Namun untuk mendapatkan hasil

yang maksimal, tentu saja sebagaimana tanaman lainnya, dikehendaki tanah yang gembur,

tidak berlapisan cadas, dan ketebalan lapisan top soil-nya (daerah subur) tidak kurang dari 20

cm.

Penanaman castor di kebun tidak disukai karena menguruskan atau merusak tanah

sehingga lahan yang pernah ditanami tumbuhan ini menjadi kurang produktif untuk

penanaman tumbuhan jarak untuk kedua kalinya maupun untuk tumbuhan lainnya. Budidaya

tumbuhan jarak sangat bagus bila dikembangkan di lahan yang memang sudah tidak cocok

Page 5: Analisa Investasi Jarak

digunakan untuk budidaya tumbuhan lainnya, diantaranya lahan-lahan kering yang jauh dari

sumber air, lahan kurang subur, dan lain-lain. Tumbuhan castor sangat jarang ditanam di

sawah tetapi umumnya di tegalan di antara tanaman setahun, seperti kacang-kacangan,

mentimun, dan lain -lain. Tumbuhan ini dapat juga ditanam di antara perkebunan kopi sebagai

peneduh pohon kopi yang baru atau disepanjang jalan sebagai tanaman peneduh jalan.

Berdasarkan hasil penelitian Balai Penelitian Tanaman Industri tahun 1982/1983,

tanaman castor yang ditanam di tanah regosol (berpasir) akan menghasilkan minyak dengan

kadar yang lebih tinggi dari pada tanaman castor yang ditanam di tanah grumosol. Tanah

untuk bercocok tanam castor bisa berupa tegalan, sawah tadah hujan, lereng-lereng

pegunungan ataupun kawasan hutan yang tidak ditanami pohon-pohon yang tinggi.

Persyaratan lain yang harus dipenuhi adalah keasaman tanah (pH tanah) yang harus berkisar

antara 5-7.

Tanaman ini menyukai iklim yang kering dan panas, terutama pada saat pembungaan

dan pembuahan. Iklim yang lembab dan banyak hujan sewaktu pembungaan akan

menyebabkan bunga rontok. Tanaman castor ini mempunyai hasil yang sangat baik pada

kondisi temperatur 20-26 oC, dan kelembaban udara kira-kira 60%. Sebaliknya kalau suhu

udaranya terlalu tinggi, di atas 38 oC dapat menyebabkan bunga menjadi kering. Tanaman

castor merupakan tanaman pencinta cahaya yang menghendaki daerah terbuka sehingga

memperoleh sinar matahari sepanjang hari. Bila penyinaran kurang dari 10 jam/hari, maka

pertumbuhan akan terhambat. Untuk kondisi alam Indonesia, penyinaran 10 jam/hari pasti

dapat tercapai, asalkan penanaman dilakukan pada awal musim kemarau atau akhir musim

hujan.

Hal ini dimaksudkan agar bunga tidak banyak rontok karena diguyur hujan. Jadi pada

dasarnya persyaratan kondisi tanah dan iklim yang harus dipenuhi agar suatu daerah disebut

layak untuk penanaman dan pengembangan budi daya tanaman castor adalah:

? pH ? drainase yang baik

? ketinggian tempat

? kandungan lapisan cadas ? ketebalan lapisan cadas

? ketebalan lapisan topsoil

Page 6: Analisa Investasi Jarak

Tabel 2.2. Produksi bijih jarak kering dan luas area tumbuhan di Indonesia

Wilayah Luas area [Ha] Volume produksi [ton]

Nusa Tenggara Barat 2486 907

Nusa Tenggara Timur 705 191

Jawa Timur 492 173

Jawa Tengah 237 147

Kalimantan 15 5

Total 3935 1423

Tanaman castor dapat ditanam dengan sistem monokultur atau tumpang sari,

walaupun cara yang kedua ini tidak terlalu dianjurkan. Penanaman dengan system monokultur

dimaksudkan agar diperoleh hasil yang maksimal dengan cara pengelolaan yang

diprogramkan secara intensif. Sistem ini dapat dilakukan di lahan yang gersang dan kritis

yang sudah tidak lagi mungkin ditanami palawija, seperti di lereng-lereng pegunungan atau di

perbukitan. Asalkan diberi pemupukan yang cukup, maka tanaman ini akan mampu bertahan

hidup selama 5-10 tahun.

2.3 VARIETAS DAN BUDIDAYA

Ada tiga varietas tanaman castor yang penggolongannya didasarkan pada umur

pembungaan dan pembuahan. Ketiga varietas itu adalah:

1. Varietas castor berumur genjah, yaitu TRC 15A dan TRC 37A

2. Varietas castor berumur tengahan, yaitu CWD 236, CWD 244, dan CWD 259

3. Varietas castor berumur dalam, yaitu IS I dan IS II

Pemilihan varietas yang akan ditanam sangat tergantung pada kondisi lahan yang

akan ditanami. Untuk lahan yang sudah dikelola secara intensif seperti halnya kebanyakan

lahan di Jawa (di Grobogan), lebih baik ditanam castor varietas berumur genjah atau

tengahan. Hal ini disebabkan kedua varietas tersebut dapat cepat berbuah, sehingga dapat

dilakukan pergiliran tanaman. Akan tetapi jika lahannya tidak dikelola secara intensif, seperti

lahan yang terdapat di luar Jawa, maka sebaiknya ditanam varietas yang berumur dalam, yang

dapat hidup bertahun-tahun tanpa perlu berulang kali melakukan penanaman. Varietas ini

banyak ditemukan di NTB dan NTT. Pada Tabel 2.3 disajikan skripsi dari ketiga varietas

tersebut.

Page 7: Analisa Investasi Jarak

Tanah kering yang baru saja diolah merupakan tempat yang baik bagi tumbuhnya

gulma rumput-rumputan. Tanam an castor yang masih muda belum kuat bersaing dengan

gulma ini, bahkan kalau gulma terdapat dalam jumlah yang banyak, tanaman castor akan

tumbuh kerdil dan menguning. Oleh sebab itu perlu dilakukan penyiangan sedini mungkin

yaitu pada saat tanaman castor berumur 3-4 minggu. Penyiangan seperti di atas perlu

dilakukan berulang-ulang jika gulma tumbuh kembali. Bersamaan dengan penyiangan, perlu

dilakukan juga pembumbungan, yaitu menaikkan tanah pada baris -baris tanam sehingga

berbentuk seperti gundukan, yang dimaksudkan agar bagian yang rendah dapat diairi juga.

Tabel 2.3. Deskripsi varietas tumbuhan castor

Deskripsi Genjah Tengahan Dalam

Umur panen 3,5 bulan 3-3,5 bulan 5-6 bulan

Tinggi tanaman 3 meter 2-2,5 meter 4 meter

Jumlah tandan 6-12 4-7 25-35

Jumlah buah/tandan 25-35 35-45 50-60

Jumlah bijih/buah 3 3 3

Bentuk dan warna

bijih

Oval dan coklat

muda

Oval dan coklat

tua

Oval dan coklat

berbintik-bintik

hitam/putih

Mulai berbunga 2,5 bulan 2-2,5 bulan 4 bulan

Hasil rata-rata 1,3 ton/ha 3 ton/ha 2,25 ton/ha

Berat 100 bijih 35 gram 34 gram 80 gram

Kadar minyak 46% 47% 49%

Umur produksi 7 bulan 18 bulan 36 bulan

Sumber: “Prospek Pasar dan Budidaya Jarak”, Sujatmaka, Penebar Swadaya, 1991.

Dari hasil penelitian dapat dibuktikan bahwa lahan seluas 1 ha yang menghasilkan

1500 kg bijih castor kering, akan terangkut unsur N sebanyak 48 Kg, P2O5 sebanyak 18 Kg,

dan K2O sebanyak 15 Kg. Jumlah ini setara dengan 200 Kg Urea, 100 Kg TPS dan 50 Kg

KCl. Oleh sebab itu harus dilakukan pemupukan tanaman dengan dosis minimum sebanyak

unsur hara yang terangkut, yang dapat diberikan bertahap 3 kali, dengan cara membuat lubang

pupuk menggunakan tugal di sebelah kiri dan kanan tanaman sejauh 5-10 cm dari batang,

dengan kedalaman 7 cm. Para petani umumnya masih memberikan pupuk dalam dosis yang

Page 8: Analisa Investasi Jarak

lebih rendah dari yang dianjurkan, dan diberikan bersamaan dengan pemupukan tanaman

tumpang sari seperti kedelai, kacang hijau dan jagung. Namun dengan cara ini masih dapat

dihasilkan 1 Kg bijih castor kering setiap pohon di areal sawah tadah hujan.

Semakin banyak percabangan pada tanaman castor, maka semakin banyak pula bijih

yang dihasilkannya. Percabangan yang banyak dapat diperoleh dengan cara pemangkasan

yang dilakukan waktu tanaman berumur 25 hari sebelum pemupukan yang kedua. Caranya

adalah dengan memenggal pucuk tanaman setinggi 50 cm dari tanah, asalkan pada batangnya

masih tersisa sedikitnya dua helai daun. Pada batang yang dipenggal akan tumbuh cabang-

cabang baru dan dipelihara maksimal lima cabang, maka akan muncul tandan buah pada

setiap cabangnya. Kuantitas dan kualitas tandan buah juga ditentukan oleh faktor kesuburan

tanah, karena tanah yang subur dapat menghasilkan tandan buah yang panjang-panjang dan

diharapkan setiap cabang dapat menghasilkan tiga tandan buah.

Penanaman castor dapat dilakukan dengan memasukkan bijih langsung atau dikenal

dengan cara ditugal langsung, tidak memerlukan penyemaian terlebih dahulu, yaitu dengan

membuat lubang untuk setiap pohonnya sebesar 40x40x40 cm dengan castor antar pohon 1x2

m. Lubang tanam dibuat dengan tugal berupa kayu bulat berdiameter 3-4 cm yang ujung

bawahnya diruncingkan. Lubang tanam dibuat sedalam kurang lebih 5 cm. Agar bibit dapat

tumbuh dengan baik dan tumbuh secara bersamaan, maka sebelum ditanam bijih harus

direndam dalam air terlebih dahulu antara 12 hingga 24 jam.

Untuk mencegah semut atau serangga tanah lain yang dapat merusak bijih yang

ditanam, sesudah direndam dalam air bijih dapat dicelupkan ke dalam larutan insektisida

seperti Aldrin atau Azodrin dengan dosis 2 cc per liter air. Setelah pencelupan dalam larutan

insektisida, benih harus segera ditanam. Setiap lubang diisi dengan 2 atau 3 benih dengan

maksud untuk menjaga kalau ada benih yang gagal berkecambah, namun jika benih tersebut

ternyata berkecambah semua, maka harus dilakukan penjarangan.

Jarak tanam pohon castor disesuaikan dengan jenis varietas castor yang ditanam,

karena jika umurnya lebih panjang, maka pohonnya akan lebih besar dan tinggi sehingga

perlu jarak tanam yang lebih renggang. Sebagai contoh untuk jenis castor varietas berumur

genjah, dengan sistem monokultur memerlukan jarak tanam 1x1 m dan 1x2,5 m untuk sistem

tumpangsari. Sedangkan untuk castor jenis varietas berumur tengahan, perlu jarak tanam

1,5x1,5 m untuk sistem monokultur dan 1,5x3 m unt uk tumpangsari. Dan untuk jenis castor

varietas berumur-dalam perlu 2x2 m untuk sistem monokultur dan 2x4 m untuk tumpangsari.

Benih yang akan ditanam bisa berasal dari hasil tanaman itu sendiri yang sudah

diseleksi atau benih yang dibeli di tempat penjualan/penelitian bibit tanaman. Kebutuhan

benih tiap ha bervariasi tergantung pada ukuran benih, jarak tanam dan sistem penanamannya.

Page 9: Analisa Investasi Jarak

Untuk sistem monokultural perlu benih 4-5 kg/ha, sedangkan untuk sistem tumpangsari perlu

benih 2-3 kg/ha. Setelah 7 hari penanaman maka benih mulai berkecambah, namun bila ada

lubang tanam yang belum berkecambah harus dilakukan penyulaman (memindahkan benih

dari lubang tanam yang tumbuhnya lebih dari satu ke lubang tanam yang tidak berkecambah

benihnya, agar diperoleh tanaman yang seragam. Meskipun dalam setiap lubang tanam diisi

beberapa benih, namun yang dibiarkan tumbuh hanya satu saja, tanaman lainnya diseleksi

dengan dicabut untuk disulam atau dibuang. Cara penyeleksian seperti ini disebut cara

penjarangan. Hal ini dapat dilakukan pada umur 2 minggu setelah penanaman.

Pengganggu tanaman dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu hama dan penyakit.

Hama merupakan kelompok pengganggu yang berupa serangga, sedangkan penyakit

umumnya disebabkan oleh jasad renik yang berupa cendawan. Pada tanaman castor, penyakit

tidaklah mengganggu produksi bijih castor secara berarti, dan biasanya hanya terjadi pada

musim hujan. Gangguan yang berat adalah hama, yang jika dibiarkan akan menjadi fatal

akibatnya. Hama yang paling banyak dijumpai pada tanaman castor adalah ulat pemakan

daun, yang dapat menghabiskan daun castor, sehingga tanaman tidak mampu berbunga.

Sedangkan bagi tanaman yang sudah berbuah, maka buahnya tidak bisa terisi penuh dan

kualitasnya tidak baik. Beberapa jenis hama yang paling banyak dijumpai adalah Prodenia

litura, Heliothis sp, Helopelthis sp, dan Achea sp.

Hama-hama tersebut dapat diberantas melalui cara penyemprotan dengan cairan

insektisida, seperti Thiodan 0,2%, Lebaycid dengan konsentrasi 3-4 cc/liter, yang dapat

dilakukan sewaktu-waktu bila diperlukan ataupun secara preventif dilakukan setiap 2-3

minggu. Namun penyakit yang paling sering terjadi adalah busuk pangkal batang, yang

disebabkan oleh penyakit yang paling sering terjadi adalah busuk pangkal batang, yang

disebabkan oleh Phythophtora, terutama dapat dijumpai pada tanah yang mempunyai drainase

kurang baik.

2.4 PANEN dan PENANGANAN

Panen dilakukan pada saat buah castor sudah cukup tua, yang dapat ditandai dari kulit

buah yang mulai kering dan pada batas-batas ruangan bijih sudah mulai kering. Pemungutan

bijih sebaiknya dilakukan setelah buah yang masak pada tiap-tiap malai (tros) mencapai 75%

dan tidak perlu menunggu semua bijih kering, karena kemungkinan kulit buah pecah dan bijih

terlempar keluar, sehingga dapat menyebabkan adanya tambahan biaya pemungutan. Sesuai

dengan sifat tanaman jarak yang berbuahnya tidak bersamaan waktunya, maka dapat

menyebabkan masaknya buah antara satu tros dengan tros lainnya tidak sama, sehingga

pemanenan buah castor tidak sama dan juga menyebabkan biaya panen yang lebih besar.

Page 10: Analisa Investasi Jarak

Cara panen castor adalah dengan memotong seluruh tros dengan pisau atau gunting

sehingga tidak merusak pohon dan cabang lainnya. Buah yang masih berkulit lalu dilepaskan

dari malai atau tros, lalu dijemur dengan sendirinya dan bijih castor dapat dipisahkan dari

kulit buahnya. Bijih castor yang sudah bersih dijemur lagi agar diperoleh kadar air sekitar 6%,

dan penjemuran tidak boleh berlebihan karena dapat menyebabkan kandungan minyak turun.

Bijih castor kering yang didapat lalu disimpan untuk pembuatan minyak ataupun dijual dalam

bentuk bijih saja.

Berdasarkan penelitian, dari satu hektar tanaman castor monokultural dapat dihasilkan

bijih castor kering 1200-1500 Kg/tahun untuk varietas castor genjah/tengahan, dan 2500-3000

Kg/tahun bijih castor kering untuk castor varietas berumur dalam. Dalam satu musim, panen

castor dapat dilakukan berulang kali dengan memperhatikan tanda-tanda siap panen seperti

yang sudah dijelaskan sebelumnya. Pada panen pertama biasanya belum bisa diperoleh hasil

yang maksimal. Hasil terbanyak dan terbagus biasanya akan diperoleh pada panen kedua dan

ketiga. Oleh karena itu, bijih castor yang diperoleh dari panen tahap ini biasanya disisihkan

sebagian untuk benih pada pola tanam berikutnya. Bijih yang dipilih untuk benih biasanya

bijih jarak yang cukup berisi dan tidak terserang hama atau penyakit.

Untuk tanaman castor yang ditanam di lahan sawah tadah hujan, sehabis panen

terakhir, harus segera dilakukan pembongkaran tanaman. Agar hasilnya dapat ditingkatkan

dari tahun ke tahun, maka khusus lahan tegalan sebaiknya ditanami castor varietas berumur

dalam.

Baku mutu dari bijih jarak yang selama ini berlaku di Indonesia adalah baku

perdagangan SP-36-1976, yang disajikan dalam Tabel 2.4.

Tabel 2.4. Baku mutu bijih castor Indonesia

Karakteristik Syarat

Bijih castor rusak Maks. 2,0 %-bobot/bobot

Bijih castor pecah Maks. 4,0 %-bobot/bobot

Benda-benda asing Maks. 0,5 %-bobot/bobot

Kadar minyak Min. 47,0 %-bobot/bobot

Kadar air Maks. 7,0 %-bobot/bobot

Bilangan asam Maks. 3,0 %-bobot/bobot

Sumber: “Prospek Pasar dan Budidaya Jarak”, Sujatmaka, Penebar Swadaya, 1991

Page 11: Analisa Investasi Jarak

Keterangan:

? Bijih castor rusak adalah bijih yang tidak pecah tetapi berjamur, dimakan

serangga, muda, keriput, atau hangus.

? Bijih castor pecah adalah bijih yang terbelah menjadi dua bagian atau

lebih, dengan pecahan yang tertahan di atas saringan berukuran 2 mm.

? Benda-benda asing adalah segala benda yang tidak termasuk bijih, dan

bijih pecah yang lolos saringan berukuran 2 mm.

Sedangkan baku mutu bijih castor yang dipakai sebagai persyaratan penerimaan oleh

PT Kimia Farma Semarang adalah:

? Kadar minyak minimum 45%

? Kadar air maksimum 6%

? Kadar kotoran maksimum 2%

? Jumlah bijih rusak maksimum 3%

? Jumlah asal lemak bebas sebagai asam risinoleat, maks. 3%

? Bijih dikemas dalam karung goni yang tertutup rapat

Page 12: Analisa Investasi Jarak

KESIMPULAN

Dari penjelasan diatas, dapat ditarik beberapa kesimpulan mengenai faktor-faktor

yang dapat mempengaruhi kuantitas dan kualitas bijih castor dan minyak castor sebagai hasil

dari budidaya tanaman castor. Beberapa faktor agroekologi yang perlu diperhatikan dalam

rangka menaikkan produktivitas dalam menghasilkan bijih castor yang baik adalah:

1. Iklim: kering dan panas pada saat pembuahan;

2. Curah hujan: 700-1200 mm/tahun merata selama 4-6 bulan;

3. Temperatur: 20-26 oC dengan kelembaban RH=60%;

4. Tanah: teksturnya gembur, agak berpasir dan mempunyai drainase yang baik;

5. Ketinggian tanah: 0-800 m dari permukaan laut;

6. Penggunaan pupuk dengan dosis tertentu, yaitu:

? Urea 150-225 Kg yang dapat diberikan pada waktu tanam dengan dosis separuh, lalu

sisanya diberikan pada waktu 30 hari setelah tanam.

? TSP diberikan sejumlah 50-100 Kg pada pemupukan pertama.

? KCl 37,5-75 Kg dapat diberikan sekaligus pada saat pemupukan pertama.

7. Waktu tanam: pada akhir musim hujan, sehingga pembungaan terjadi pada saat musim

kemarau;

8. Cara tanam: dengan sistem tumpangsari atau dengan monokultural;

9. Kebutuhan benih di tiap hektar tanah adalah: 5-10 Kg/ha untuk tanaman castor berumur

dalam dengan jarak tanam 2x2 m pada sistem cara tanam monokultural;

10. Panen bijih castor perhektar jumlahnya bergantung varietas benih tersebut dan pola

tanamnya. Dengan sistem tumpangsari (1 kali panen) dapat diperoleh bijih castor 1200-

1500 Kg atau 2000-3200 Kg untuk pola tanam monokultur yang intensif (3 kali panen).

Page 13: Analisa Investasi Jarak

BAB III

CASTOR OIL

3.1 SIFAT FISIK DAN KIMIA

Sifat-sifat umum dari minyak jarak antara lain:

1. Minyak jarak tidak menetes, tidak meninggalkan sisa bakar dan tidak larut dalam bensin.

2. Jika minyak jarak ini dihidrogenasi secara keseluruhan, produk hasil hidrogenasinya

memiliki titik leleh yang tinggi (86-88 oC).

3. Nilai titer minyak jarak lebih rendah daripada minyak-minyak yang telah dikenal lainnya.

4. Minyak jarak berbeda dari senyawa-senyawa trigliserida lainnya karena memiliki nilai

spesifik gravity yang tinggi, begitu pula dengan viskositas dan nilai keasamannya.

5. Minyak jarak larut di dalam etil alkohol berkonsentrasi 95% pada suhu 25 oC. Satu

volume minyak jarak terlarut dalam dua volume larutan alkohol ini. Minyak ini juga larut

dalam pelarut organik polar dan kurang larut dalam senyawa hidrokarbon alipatik dan

pelarut-pelarut non polar organik lainnya.

3.2 TATA NIAGA

Hal mendasar yang menjadi landasan pengkajian persoalan ini adalah tumbuhan jarak

sumber castor oil sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya cukup potensial untuk tumbuh

di daerah Indonesia, sedangkan kenyataannya Indonesia masih mengimpor castor oil tersebut

dengan volume yang cukup besar sebagaimana tersaji dalam Tabel 3.1 berikut.

Tabel 3.1. Volume impor castor oil di Indonesia

Berat bersih [kg] Komoditi

Januari-Desember 1994 Januari-Desember 1995

Refined Ricinus of Castor 995.280 904.790

Other Castor Oil 69.704 112.861

Kebutuhan castor oil dalam negeri sendiri akibatnya diimpor dari berbagai negara,

yang perkembangannya disajikan dalam Tabel 3.2.

Page 14: Analisa Investasi Jarak

Tabel 3.2. Perkembangan Ekspor/Impor Castor Oil dan Bijinya

Ekspor [kg] Impor [kg]

Tahun Biji jarak

castor

Castor oil

mentah

Castor oil

murni

Biji jarak

castor

Castor oil

mentah

Castor oil

murni

1994 256.860 0 0 0 0 995.280

1995 0 0 0 0 0 904.790

1996 5.000 0 0 0 860.223 0

1997 7.500 0 0 0 959.863 0

1998 0 0 0 0 571.615 0

Sumber: Statistik Perdagangan Ekspor/Impor Indonesia, BPS

Tabel di atas menunjukkan bahwa Indonesia tidak pernah mengimpor biji jarak

tetapi mengimpor castor oil. Dan mulai tahun 1996 jenis impornya beralih dari castor oil

murni menjadi castor oil mentah, yang berarti proses pemurnian castor oil sudah mulai

berkembang di dalam negeri. Di sisi lain, ekspor castor oil masih dalam bentuk komod iti biji

jarak castor dan dalam kapasitas produksi yang tidak terkendali sehingga kurang

diberdayakan. Kondisi ini mengalami perubahan pada tahun 1999. Pada tahun 1999, tidak ada

impor biji jarak sedangkan pemakaian/konsumsi di dalam negeri meningkat sampai dengan

816.000 kg. Nampaknya kebutuhan ini dipenuhi dari produksi dalam negeri yang

implikasinya ekspor castor oil dalam bentuk biji jarak sejak tahun 1998 hampir tidak ada.

Data impor dan kebutuhan castor oil dari biji jarak di dalam negeri pada tahun 1999

disampaikan pada Tabel 3.3. Kebutuhan castor oil dalam negeri pada umumnya digunakan

sebagai bahan baku industri pengobatan. Potensinya sendiri cukup besar untuk dikembangkan

menjadi berbagai macam produk.

Tabel 3.3. Konsumsi Castor Oil dan Bijinya

Impor 1999 Konsumsi domestik 1999 Bahan Satuan

Berat [kg] Nilai [USD] Berat [kg] Nilai [USD]

Kg 46.080 426.375 46.080 426.375 Castor oil

Liter 160 6.621 160 6.621

Biji jarak castor Kg 0 0 816.000 1.369.363

Sumber: Statistik Industri Besar/Sedang Indonesia, BPS

Page 15: Analisa Investasi Jarak

2003 2004 2005

kapasitasproduksibiji castor

tahun2006 2007 2008

2003 2004 2005

jumlahindustriturunan

castor oil

tahun2006 2007 2008

2003 2004 2005

jumlahindustri

ekstraksicastor oil

tahun2006 2007 2008

2003 2004 2005

eksporbiji castor

tahun2006 2007 2008

2003 2004 2005

eksporcastor oil

tahun2006 2007 2008

Gambar 3.1. Perkiraan Perkembangan Industri Berbasis Castor Oil

Berdasarkan Gambar 3.1, diperkirakan pelaksanaan secara luas adalah pada tahun

2003 dengan dimulainya usaha budidaya tanaman jarak castor oleh masyarakat. Tanaman ini

akan mulai dapat dipanen setelah 4-6 bulan dan hasil yang memuaskan dapat diperoleh satu

tahun sejak penanaman.

Page 16: Analisa Investasi Jarak

Tata niaga bijih dan minyak castor senantiasa melibatkan beberapa stakeholder. Saat

ini stakeholder yang terkait dalam tata niaga bijih dan minyak castor di Indonesia yaitu petani

sebagai penghasil bijih castor, pedagang kecil, pedagang besar, perantara, pengusaha minyak

jarak, PT Kimia Farma sebagai produsen terbesar minyak castor dan para eksportir bijih

castor. Jalur perdagangannya berawal dari petani produsen bijih castor dan berakhir pada

eksportir atau PT Kimia Farma. Petani castor mempunyai beberapa pilihan dalam menjual

bijih castor yang dihasilkannya, yaitu menjualnya kepada PT Kimia Farma secara langsung

atau melalui perantara, melalui pengusaha tanaman yang lebih besar, atau menjualnya kepada

pedagang kecil dan juga kepada pedagang besar menjual bijih-bijih castor tersebut kepada PT

Kimia Farma atau kepada eksportir. Pada Gambar 3.2 disajikan bagan alur tata niaga bijih

castor di Indonesia, yang mem perlihatkan sangat disayangkannya potensi tanaman castor ini

hanya dimanfaatkan oleh satu industri dalam negeri saja.

Petani kecil Pengusaha (Petani besar)

Perantara

Pedagang besar

Pedagangbesar

Eksportir

PT Kimia Farma

Gambar 3.2. Bagan alur tata niaga bijih jarak di Indonesia

Page 17: Analisa Investasi Jarak

3.3 PEMANFAATAN DAN PENGGUNAAN

Penggunaan produk-produk turunan castor oil yang banyak diproduksi di dunia

berdasarkan urutan nilai produksinya adalah minyak pelumas, kosmetik, pengobatan,

urethane, detergen dan sabun, pelapis, serat nylon, dan tekstil. Berikut ini disajikan beberapa

contoh produk yang dapat dihasilkan dari castor oil:

1. Minyak pelumas

Castor oil mempunyai sifat masih memiliki viskositas yang berarti pada temperatur

tinggi dan cair pada temperatur rendah sehingga dapat dijadikan sebagai minyak

pelumas yang cukup bagus. Karena proses pengolahan untuk produksi minyak pelumas

ini cukup mahal, sampai saat ini minyak pelumas masih banyak menggunakan bahan

baku mineral. Tetapi perkembangan pasar dan teknologi telah mengarahkan penggunaan

castor oil untuk dijadikan bahan baku minyak pelumas karena kualitasnya yang lebih

baik daripada pelumas berbasis mineral dan lebih ramah lingkungan karena pelumas ini

dapat didegradasi dengan lebih singkat oleh alam. Selain diproduksi sebagai minyak

pelumas, turunan castor oil juga banyak digunakan sebagai bahan bubuhan pelumas

berbasis minyak mineral seperti Litium 12-hidroksi stearat.

2. Pencahayaan

Castor oil juga banyak digunakan sebagai bahan yang berpendar terhadap sinar, seperti

pada lampu signal kereta api dan alat transportasi lainnya.

3. Bahan pencelupan tekstil

Bahan yang digunakan dalam pencelupan tekstil umumnya diinginkan yang mampu

memberikan sifat terang dan berkilau. Castor oil yang digunakan sebagai bahan

pencelup tekstil umumnya dalam bentuk castor oil yang disulfasi [sulfated castor oil]

seperti minyak merah turki.

4. Sabun

Castor oil dapat memberikan sifat transparen terhadap sabun sehingga banyak digunakan

dalam industri sabun yang transparan. Sodium ricinoleat dan sulfo-ricinoleat dalam

sabun castor oil dapat menghilangkan bakteri sehingga banyak pula digunakan dalam

industri sabun desinfektan.

5. Cat dan pernis

Penemuan proses dehidrasi castor oil telah meningkatkan perkembangan penggunaan

castor oil sebagai salah satu bahan penunjang industri cat dengan kemampuan castor oil

yang dapat memberikan sifat berpendar terhadap cahaya dan anti-kuning pada cat

Page 18: Analisa Investasi Jarak

sehingga dapat menghasilkan cat yang berwarna putih bersih. Castor oil juga banyak

dimanfaatkan dalam industri percetakan dan resin.

6. Penyamak kulit

Castor oil mampu memberikan kesan lembut terhadap kulit sehingga banyak digunakan

sebagai cairan pencuci lemak dan pengawet dalam industri penyamakan kulit.

7. Pengobatan

Castor oil banyak digunakan sebagai obat pencahar, untuk iritasi mata dan banyak pula

digunakan sebagai obat untuk keracunan makanan dan mencret. Castor oil yang

ditujukan untuk pengobatan diperoleh dengan cara ekstraksi yang khusus terhadap

pelarutnya. Karena bau dan rasanya yang tidak enak, castor oil biasanya dicampurkan

dengan air soda dan sirup “sarasaparilla” dalam pengolahannya. Castor oi juga dapat

digunakan sebagai obat untuk penyakit kulit yang disebabkan oleh mikroba seperti

jamur karena undecylenic acid mampu membunuh bakteri dan fungi.

8. Kosmetik

Turunan castor oil juga banyak digunakan sebagai parfum penenang, penghilang bahan

pewarna tubuh, sabun kecantikan, penguat rambut, lipstik, dll.

9. Karet dan plastik

Dalam industri karet dan plastik, castor oil dimanfaatkan sebagai penyetabil busa dan

pigmen. Methyl ester banyak digunakan untuk meningkatkan kualitas karet, Barium,

Kalsium, dan Kadmium ricinoleat banyak digunakan pada vinyl resins sebagai

penyetabil dan pelumas.

10. Isolator

Turunan castor oil dalam bentuk urethane banyak untuk memproduksi busa yang dapat

digunakan sebagai bahan isolasi dan penguat. Selain untuk isolator, urethane juga dapat

digunakan untuk memproduksi karet elastis.

11. Serat nylon

Serat Nylon-11 banyak diproduksi dengan bahan baku castor oil dalam bentuk

polyamide karena dapat menghasilkan sifat-sifat tahan abrasi, sangat elastis, dan sifat

peregangan [modulus] yang rendah.

12. Parfum

Penggunaan castor sebagai parfum pewangi menggunakan turunannya berupa senyawa

heptaldehyde yang diperoleh dengan proses pirolisis. Dari heptaldehyde dihasilkan

methyl heptine, conine, dan lilac.

Page 19: Analisa Investasi Jarak

3.4 HASIL SAMPING CASTOR OIL

Hasil samping yang dapat diperoleh dari sistem perindustrian castor oil adalah batang

tumbuhan castor, cangkang bijih castor, dan ampas castor sisa ekstraksi. Hasil-hasil samping

tersebut dapat dimanfaatkan untuk berbagai produk berdasarkan bahan yang dikandungnya.

3.4.1 Batang

Batang castor jarang diperoleh karena sekali tanam, tumbuhan castor dapat

berproduksi hingga 36 bulan, kecuali untuk tumbuhan castor yang digunakan sebagai

tanaman musiman sebagai penyelang tumbuhan pokoknya. Batang castor saat ini

sebagian digunakan sebagai bahan baku industri pulp dengan proses sulfat.

3.4.2 Cangkang

Cangkang bijih castor terdapat sebanyak 25,6 sampai 33,2 persen dari bijihnya dan

mengandung 1,64 persen nitrogen; 0,8 persen fosfat; 3,81 persen potasium; dan 10,38

persen debu sehingga dapat digunakan sebagai bahan pupuk dan saat ini cangkang

bijih castor sudah banyak digunakan untuk produksi karbon aktif berkualitas tinggi.

3.4.3 Ampas

Ampas yang diperoleh dari proses ekstraksi biasanya disebut sebagai pomace dengan

kandungan minyak bervariasi antara 6-6,5%, bahkan untuk proses ekstraksi yang

sangat efisien dapat menurunkan kandungan minyak dalam ampasnya hingga 2%.

Komposisi utama yang dikandung ampas castor untuk tanaman castor dari Amerika

disajikan dalam Tabel 3.4. Protein yang terkandung sebagai komponen terbanyak

kedua mengandung tiga bahan berbahaya, yakni ricinine, ricine, dan polysaccharide.

Ricine merupakan jenis protein yang kadar racunnya sedang dengan jumlah

kandungan paling kecil dalam ampas castor. Sedangkan ricinine merupakan jenis

protein yang sangat beracun dengan jumlah yang cukup banyak. Polysaccharide

adalah jenis protein yang tidak beracun, tetapi merupakan salah satu bahan yang

berbahaya bagi seseorang yang alergi terhadapnya.

Tabel 3.4. Komposisi ampas castor Amerika dalam %-berat

Kandungan Dari cangkang bijih Dari bijih keseluruhan Dari hasil ekstraksi

Pengotor 10,4 9,8 11,8

Debu 10,5 15,0 6,0

Minyak 8,8 5,2 1,1

Protein 46,4 20,4 30,6

Karbohidrat 24,0 49,4 50,5

Page 20: Analisa Investasi Jarak

Selain dapat dimanfaatkan sebagai bahan pupuk, ampas castor juga dapat digunakan

sebagai bahan makanan, akan tetapi harus melalui proses penghilangan/pengurangan bahan-

bahan diatas. Penggunaannya sebagai bahan pupuk adalah memanfaatkan kandungan

didalamnya yang terdiri atas nitrogen [6,4%], asam fosfat [2,55%], dan potash [1%]; dengan

beberapa sifatnya yang mudah terdekomposisi dan berkualitas seperti humus. Protein yang

dikandung dalam ampas castor terdiri atas asam amino. Saat ini pemanfaatan enzim yang

banyak terdapat di ampas castor ini banyak digunakan dalam industri hidrolisis lemak secara

komersial.

3.5 PENGOLAHAN BIJIH CASTOR

Proses pengolahan bijih castor sama seperti pada bijih-bijih lainnya. Buah castor yang

telah matang dipanen dan dijemur untuk memudahkan pengambilan bijihnya. Bijih castor

tersebut dikeringkan untuk mempermudah pengambilan daging bijih yang berwarna putih dan

mudah rusak. Setelah terpisah dari kulit cangkangnya, castor dicuci dan dimasak, kemudian

dikeringkan sebelum akhirnya dimasukkan ke dalam alat ekstraksi. Pemasakan daging bijih

castor tersebut dilakukan untuk menggumpalkan protein dan untuk melepaskan minyak agar

proses ekstraksi lebih efisien. Pemasakan dilakukan pada suhu 80 oC dengan kondisi udara

terbuka. Setelah pemasakan, bahan dikeringkan pada suhu 100 oC untuk mendapatkan

kandungan pengotor sebanyak + 4%.

Daging castor yang telah melalui pengolahan awal dimasukkan ke pengempa awal

bertekanan tinggi menghasilkan minyak tingkat 1 [grade 1] dan ampas. Minyak disaring dan

diendapkan untuk memisahkan pengotor yang disebut foot. Foot tersebut kemudian dia lirkan

kembali ke pengempa awal, sedangkan minyak yang diperoleh disimpan dalam tangki

penyimpanan untuk dilakukan pemurnian. Sedangkan ampas yang diperoleh dari proses

pengempaan awal dimasukkan ke alat penggerus dan hasilnya diekstraksi dengan pelarut

heksana atau heptana atau campuran keduanya. Produknya kemudian didistilasi untuk

mendapatkan kembali pelarut yang dapat digunakan kembali sebagai pelarut ampas,

sedangkan produk minyak mentah diperoleh dan disimpan untuk dilakukan pemurnian seperti

pada minyak tingkat 1. Skema prosedur pengolahan bijih castor ini dapat diilustrasikan dalam

Gambar 3.3 berikut.

Page 21: Analisa Investasi Jarak

Buah Castor

Pengeringan

PelepasanCangkang

Pencucian

Pemasakan[80 oC

udara terbuka]

Pengeringan[100 oC]

DagingCastor

[a]

DagingCastor

PengempaanAwal

Minyak Residu

Saring danEndapkanFoot

MinyakMentah

Penggerusan

Ekstraksi

Distilasi

MinyakMentah

heksana/heptana

[b]

Pemasakan[40-80 oC]

grade-no.3

Ampas

grade-no.1

Gambar 3.3. Proses sederhana pengolahan bijih castor

[a] Pengolahan awal [b] Proses ekstraksi

Dari kandungan minyak dalam bijih castor sebanyak 45-50%, minyak yang dapat

diperoleh dari proses pengempaan adalah sebanyak 42-47% dari kandungan minyak tersebut

dengan kandungan pada residu sekitar 20%. Pada proses penggerusan diperoleh minyak

sebanyak 10-12% dan pada proses ekstraksi residu dapat diperoleh tambahan minyak

sebanyak 8-10% sisanya.

Page 22: Analisa Investasi Jarak

BAB IV

ANALISIS KELAYAKAN EKONOMI

4.1 ANALISIS PASAR

Telah disinggung sebelumnya, castor oil ini mempunyai kegunaan yang sangat besar.

Permintaan industri akan bijih dan astor oil ini semakin besar. Tabel 3.2 menunjukkan bahwa

masih besarnya kebutuhan domestik yang dapat menjadi peluang bisnis.

4.2 ANALISA EKONOMI BUDIDAYA JARAK CASTOR

Hasil analisis ekonomi mengenai investasi budidaya tanaman ini terdiri atas nilai

investasi, analisis marjin keuntungan kotor [gross profit margin = GPM] terhadap beberapa

harga biji jarak castor, laju akumulasi uang [accumulative cash flow] pada harga biji jarak Rp.

2000,- dan bunga bank 12% pertahun, nilai laju balik investasi [internal rate of return = IRR]

dengan laju nilai uang bersih sekarang [net present value = NPV], dan analisis sensitifitas

IRR terhadap beberapa perubahan pada faktor-faktor yang berpengaruh. Hasil perhitungan ini

menggunakan asumsi harga benih sebesar Rp. 10.000,- dan jumlah biji jarak yang diperoleh

dari lahan satu hektar pada tiap panen sebanyak 2500 kg. Secara lengkap data perhitungan ini

disajikan pada Lampiran B. Penetapan harga benih sebesar Rp. 10.000,- adalah didasarkan

pada harganya pada saat ini dan bila diamati terhadap proses teknis pembibitan biji jarak

castor ini, prosesnya cukup mudah dan murah. Jadi harga benih sebesar itu diusahakan

merupakan harga maksimalnya.

Analisis terhadap nilai investasi yang dibutuhkan dilakukan berdasarkan pendekatan,

yakni usaha pertahun dan usaha perpotensi produktifitas tanaman. Usaha pertahun adalah

analisis ekonomi terhadap usaha budidaya ini apabila dilakukan untuk tujuan satu tahun,

sedangkan usaha perpotensi produktifitas tanaman adalah analisis ekonomi terhadap usaha

budidaya ini apabila dilakukan selama masa produktifitas tanaman ini dan investasi dilakukan

di awal tahun usaha.

Untuk investasi budidaya jarak, nilai investasi yang dibutuhkan adalah sebesar

Rp.4.500.000,00 ,- untuk lahan satu hektar selama satu tahun. Data perhitungan untuk analisis

ini disajikan dalam Tabel B.1 di Lampiran B, sedangkan kurva yang mengilustrasikan

sensitifitas harga biji jarak castor terhadap nilai GPM disajikan dalam Gambar 4.1.

Page 23: Analisa Investasi Jarak

Rp-2.000.000,00

Rp-

Rp2.000.000,00

Rp4.000.000,00

Rp6.000.000,00

Rp8.000.000,00

Rp10.000.000,00

Rp12.000.000,00

Rp- Rp500,00 Rp1.000,00 Rp1.500,00 Rp2.000,00

Harga Biji Jarak

GPM

Gambar 4.1. Sensitivitas Harga Biji Jarak Castor terhadap GPM

Accumulative Cash Flow pada Harga Jual Biji Jarak Rp. 1.750,- dengan Bunga Bank 12% pertahun

Rp(20.000.000,00)

Rp(10.000.000,00)

Rp-

Rp10.000.000,00

Rp20.000.000,00

Rp30.000.000,00

Rp40.000.000,00

0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22

panen ke-

Cash Flow

Gambar 4.2. Accumulative Cash Flow Investasi Budidaya Jarak

Untuk analisis yang menggunakan pendekatan perpotensi produktifitas tanaman,

dianggap umur produktifitas tanaman jarak adalah 7 tahun dengan masa panen tiap 4 bulan.

Pada pendekatan ini nilai investasi yang dibutuhkan adalah sebesar Rp.15.933.500,00 ,-

termasuk biaya tak terduga sebesar 10% untuk masa waktu selama 7 tahun tersebut, harga

sewa tanah selama 1 tahun Rp. 2.000.000,-, sedangkan biaya produksi dalam industri ini rata-

rata hanya sebesar Rp. 865.00 0,-. Dengan harga jual biji jarak castor sebesar Rp. 1.750,- akan

diperoleh IRR sebesar 5,1% perbulan atau 61% pertahun, sedangkan bunga bank hanya

sekitar 12% sehingga akan jauh lebih menguntungkan bila diinvestasikan di bank. Nilai

investasi tersebut dengan dikurangi dengan biaya produksinya akan kembali [pay back

period] adalah setelah panen ke-6 dan pada akhir masa produktifitasnya dapat diperoleh nilai

Page 24: Analisa Investasi Jarak

bersih sebesar Rp 34.000.000,-. Untuk mendapat ilustrasi yang lebih jelas mengenai

accumulative cash flow dan NPV dapat dilihat pada Gambar 4.2 dan 4.3.

Hasil analisis sensitifitas nilai IRR terhadap faktor-faktor yang berpengaruh dalam

budidaya ini disajikan dalam Gambar 4.4. Dari gambar tersebut dapat digambarkan beberapa

hal dan faktor yang pengaruhnya cukup besar adalah perubahan harga biji jarak atau volume

produksinya dan perubahan harga sewa tanah. Data-data mengenai perhitungan ini disajikan

dalam Tabel B.2 sampai B.5 pada Lampiran B.

Net Present Value yang Menghasilkan IRR = 5,1% perbulan [61% pertahun]

Rp(16.000.000,00)

Rp(14.000.000,00)

Rp(12.000.000,00)

Rp(10.000.000,00)

Rp(8.000.000,00)

Rp(6.000.000,00)

Rp(4.000.000,00)

Rp(2.000.000,00)

Rp-0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22

Panen ke-

NPV

Gambar 4.3. Net Present Value Investasi Budidaya Jarak

Sensitivitas Nilai IRR Budidaya Tanaman Jarak Castor

1,00%

2,00%

3,00%

4,00%

5,00%

6,00%

7,00%

-25,00% -20,00% -15,00% -10,00% -5,00% 0,00% 5,00% 10,00% 15,00% 20,00% 25,00%Perubahan

IRR perbulan

Tenaga Kerja

Harga Biji Jarak

Sewa Tanah

Harga Benih

Harga Pupuk + Obat

Volume Produksi

Gambar 4.4. Sensitifitas IRR perbulan Budidaya Jarak Castor

Page 25: Analisa Investasi Jarak

Lampiran A

perendaman

biji jarak

benih

penanaman

penyiangan

12-24 jam

pembumbungan

pengobatan[kalau perlu]

kecambah7 hari

penyulaman

7 hari

pemupukan

7 hari

7 hari

7 hari

bulan I

bulan II

penyiangan

bulan III 5 minggu

pengobatan[kalau perlu]

7 hari

pemanenan

5 minggubulan IV

bulan 0

pencangkulan

pembuatanirigasi

pembuatanlubang tanam

lahan

Gambar A.1. Prosedur Teknis Budidaya Jarak Castor

Penulis :

Ihwan Ulul Firdaus

PT. Nawapanca Adhi Cipta

Email : [email protected]