ANALISA FIIR DAN IIR

download ANALISA FIIR DAN IIR

of 8

Transcript of ANALISA FIIR DAN IIR

  • 8/13/2019 ANALISA FIIR DAN IIR

    1/8

    Volume 3 No. 1 Tahun 2004

    Jurnal Rekayasa Elektrika 23

    PERFORMANSI FILTER DIGITAL FIR DAN IIR

    PADA PENGOLAHAN SINYAL RADAR

    Rizal Munadi, Raisah Hayati, M Irhamsyah dan Fitri Arnia

    Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala

    ABSTRAK

    RADAR (RAdio Detection and Ranging) merupakan

    sistem pendeteksian dan penjejakan suatu sasaran

    bergerak maupun diam dengan menggunakan gelombang

    elektromagnetik. Sinyal pantulan yang diterima yang

    berasal dari berbagai sasaran akan diproses untuk

    memperoleh informasi berupa posisi, karakteristik,

    maupun kecepatan sasaran tersebut. Sinyal pantulan

    tersebut biasanya memiliki frekuensi, fasa dan amplitudoyang berbeda. Penggunaan filter di sini adalah sebagai

    alat analisis dan seleksi spektrum, yaitu melewatkan

    spektrum sinyal yang diinginkan dan menahan spektrum

    noisemaupun interferensi. Filter digital yang berdasarkan

    respon impuls dibagi atas dua jenis, yaitu yang

    mempunyai respon impuls durasi tak berhingga (IIR), dan

    respon impuls durasi berhingga (FIR), merupakan salah

    satu teknik yang penting dalam pengolahan sinyal digital,

    termasuk untuk aplikasi radar. Paper ini menganalisis

    performansi filter digital FIR dan IIR untuk pengolahan

    sinyal pantulan radar. Hasil simulasi membuktikan bahwa

    filter FIR memberikan performansi yang lebih baikdaripada IIR.

    Kata kunci: RADAR, Filter Digital, IIR, FIR

    1. PENDAHULUAN

    Teknik pengolahan sinyal secara digital telah

    diterapkan dalam berbagai bidang, tak terkecuali

    pengolahan sinyal radar. Pengolahan sinyal secara digital

    memiliki kelebihan dibandingkan pengolahan secara

    analog, seperti: Penyimpanan secara digital lebih efektif,

    ketepatan dan kehandalan pengolahannya yang tinggi. Hal

    ini diperlukan sekali dan sesuai sekali dengan kebutuhanpengolahan sinyal radar yang dinamis, khususnya untuk

    mengamati sasaran bergerak. Untuk mengolah sinyal

    pantulan dari sasaran bergerak dibutuhkan memori digital

    yang dinamis (dapat diisi dan dihapus dengan mudah) dan

    dapat menampung banyak data. Selain itu diperlukan juga

    prosesor yang handal yang dapat mempertinggi

    keakuratan prediksi sasaran.

    Pada sebuah sistem radar, banyak proses pengolahan

    digital yang terjadi, antara lain: pembangkitan secara

    adaptif gelombang elektromagnetik yang akan

    dipancarkan, kompresi pulsa pantulan, dan pengolahan

    pulsa pantulan secara adaptif. Paper ini akan membahas

    beberapa efek dari pengolahan pulsa pantulan.

    Energi pulsa pantulan dari obyek yang ingin

    dideteksi biasanya sangat kecil bila dibandingkan dengan

    keseluruhan energi yang terdeteksi oleh radar.

    Keseluruhan energi ini berasal dari sasaran yang ingin

    dideteksi, dan dari sasaran yang tidak diinginkan,

    termasuk noise, spillover, clutter, ECM dan EMI. Untuk

    itu, kebutuhan pengolahan sinyal radar adalah bagaimana

    menekan sebanyak mungkin energi dari obyek yang tidak

    diinginkan dan secara bersamaan mengekstrak sinyal

    yang diinginkan untuk diproses lebih lanjut. Noise

    umumnya difilter menggunakan matched filter.

    Sedangkan filter FIR atau IIR digunakan untuk

    memisahkan interferensi dari sinyal yang diinginkan.

    Interferensi yang sulit dipisahkan dari gema sasaran

    yang diinginkan adalah yang terletak pada bin rangeyang

    sama. Interferensi yang terletak pada bin rangeyang sama

    dengan gema sasaran yang diinginkan dapat dipisahkan

    berdasarkan analisis Doppler jika kecepatannya berbeda.

    Ada dua metode yang digunakan untuk memisahkan

    gema sasaran yang diinginkan berdasarkan analisis

    Doppler, yaitu notch-notch filter digital (cancellers) dan

    bank-bank filter digital.

    2. PENGOLAHAN SINYAL RADAR

    2.1 Prinsip Kerja Radar

    Sinyal Radio yang berupa gelombang

    elektromagnetik dibangkitkan oleh transmitter, dan

    dipancarkan melalui antena ke angkasa. Sinyal yang

    dipancarkan tersebut akan berpropagasi melalui atmosfer

    pada kecepatan dekat dengan kecepatan cahaya, yaitu

    memiliki medan listrik dan medan magnetik pada rasio

    120(377 ), yang merupakan impedansi atmosferatau

    ruang bebas (free space). Apabila sinyal-sinyal yangdipancarkan menemukan suatu obyek dengan

    karakteristik impedansi yang berbeda dari medium

    tersebut, sinyal akan membentur obyek tersebut, dan

    terjadi pantulan. Sinyal pantulan tersebut diterima

    kembali oleh radar.

    Sinyal yang diperoleh kembali oleh radar terdiri dari

    gema sasaran dan interferensi yang selanjutnya menuju ke

    prosesor sinyal untuk diproses. Tugas pemrosesan sinyal

    adalah[1]: mempertinggi gema sasaran dan menekan

    semua sinyal lainnya, dan mengumpulkan informasi

    tentang tingkah laku sasaran, termasuk posisinya,

    kecepatan dan karakteristiknya

    https://www.youtube.com/user/Dewa89shttps://www.youtube.com/user/Dewa89s
  • 8/13/2019 ANALISA FIIR DAN IIR

    2/8

    Volume 3 No. 1 Tahun 2004

    24 Jurnal Rekayasa Elektrika

    Gambar 1 Blok diagram prinsip kerja radar

    .

    Pengolahan sinyal memanfaatkan perbedaan antara

    komponen-komponen penyusun sinyal. Perbedaan

    tersebut dapat terjadi pada amplitudo, frekuensi dan phasa.

    Phasa dari gema-gema sasaran dan sinyal referensi

    teratur, amplitudonya bisa teratur atau tidak. Sedangkan

    untuk noise amplitudo dan phasanya acak. Dan terjadi

    juga perubahan phasa untuk sasaran yang bergerak

    terhadap radar. Sedangkan untuk sasaran tetap (stasioner)

    phasanya konstan, sehingga sinyal-sinyal dari sasaran

    yang bergerak dapat dipisahkan dari sasaran stasioner.

    Sinyal-sinyal yang telah diproses pada prosesor sinyalselanjutnya dibandingkan dengan suatu level referensi,

    biasanya tegangan, disebut pendeteksian threshold. Jika

    komposisi sinyal yang melewati threshold adalah gema

    sasaran, pendeteksian terjadi. Selanjutnya akan

    didapatkan informasi berupa posisi, kecepatan dan

    karakteristik sasaran.

    2.2 Sinyal-sinyal Interferensi

    Radar menerima beberapa bentuk interferensi,

    yang menyulitkan pendeteksian dan proses pengukuransasaran. Jika interferensi-interferensi tersebut cukup besar,

    dapat menutupi seluruhnya gema-gema sasaran yang

    diinginkan. Interferensi tersebut dapat juga menyebabkanparameter-parameter sasaran yang diukur menjadi error.

    Salah satu peranan pengolahan sinyal adalah untuk

    menekan sinyal-sinyal interferensi tersebut.Noise, diakibatkan oleh gerakan acak partikel-

    partikel secara elektrik yang terjadi pada semua

    temperatur di atas nol absolut,tidak dapat dihindari yang

    dibangkitkan pada receiver radar, dengan jumlah kecil

    juga dari antena dan jalur transmisi, dan dari sumber-

    sumber eksternal terutama matahari. Perbedaankarakteristik antara noise yang acak dan gema-gema

    sasaran yang teratur, memudahkan operasi pemfilteran.

    Clutteradalah gema sinyal yang tidak diinginkan

    dari laut, tanah, dan cuaca. Clutter adalah sebuah sinyal

    gema realyang biasanya ditekan berdasarkan pergeseran

    Doppleryang berbeda dari sasaran yang diinginkan.

    ECM,ataujamming adalah interferensi yang sengaja

    dibangkitkan dalam suatu usaha untuk mengacaukan

    pendeteksian gema-gema sasaran. ECMdapat bertingkah

    laku pada sistem radar seolah-olah sebagai noise level

    tinggi (noise jamming) dan dapat ditekan dengan

    menganggap noisejamming tersebut noise. Upaya untukmenekan jenis-jenis jamming lainnya tergantung pada

    berapa banyak perbedaannya dari gema-gema sasaran real.

    EMI adalah interferensi yang tidak disengaja dari

    sumber-sumber yang berdekatan, seperti radar-radar lain,

    sistem-sistem komunikasi dan jammer-jammer yang

    berdekatan. EMI ditekan terutama sekali dengan

    pencegahan, yaitu dengan menempatkan suatu radar tidak

    berdekatan dengan radar-radar lain atau sistem-sistem

    komunikasi yang lain.

    Spillover terjadi terutama sekali pada gelombang

    kontinyu (CW) radar, dan disebabkan oleh pengoperasian

    transmitter dan receiver secara serentak. Ini adalah

    kebocoran dari transmitterpada receiver.

    2.3 Pengolahan Sinyal

    Pengolahan sinyal dilakukan dengan mengkomposisi

    suatu sinyal ke dalam komponen-komponennya. Gambar

    2 menunjukkan contoh metode yang dipakai untuk

    memisahkan komponen-komponen sinyal. Gambar 2a

    menunjukkan satu gabungan sasaran bergerak, clutterdan

    noise dalam domain waktu. Pada gambar tersebut tidak

    memungkinkan untuk mendiskriminasi sasaran bergerak

    dari noise dan clutter dalam domain waktu. Dalam

    domain frekuensi (seperti pada Gambar 2b, 2c, dan 2d)

    komponen-komponen yang berbeda dari sinyal jelas

    kelihatan. Dengan diketahuinya komponen frekuensi(spektrum) dari suatu sinyal, maka filter sebagai

    penyeleksi frekuensi dapat diimplementasikan.

    Keefektifan pengolahan sinyal radar diukur

    berdasarkan beberapa kriteria evaluasi umum, seperti:

    kemampuan untuk mendeteksi sasaran dan diskriminasi

    clutter,EMI danECM.

    Gambar 2 Prinsip pengolahan sinyal

    3. FILTER DIGITAL FIR DAN IIR

    SasaranNoise

    Sasaran

    er erak

    Clutter

    SasaranCluttenoise

    a. Sasaran lus clutter dan noise Domain waktu

    . Sasaran lus noise Domain frekuensi

    c. Sasaran plus clutter Domain frekuensi

    d. Sasaran plus clutter plus noise Domainfrekuensi

    Antena

    TransmitterModulator

    ReceiverSignal

    Processor

    Data Processor,display

    PembangkitFrekuensi, timing

    control

    Target

    Duplexer

    https://www.youtube.com/user/Dewa89shttps://www.youtube.com/user/Dewa89shttps://www.youtube.com/user/Dewa89s
  • 8/13/2019 ANALISA FIIR DAN IIR

    3/8

    Volume 3 No. 1 Tahun 2004

    Jurnal Rekayasa Elektrika 25

    Filter merupakan suatu jaringan atau sistem yang

    mentransformasikan sinyal input pada suatu cara yang

    telah ditetapkan untuk menghasilkan sinyal outputdengan

    karakteristik yang diinginkan[3]. Sinyal input tersebut

    dapat dimodifikasi dalam domain waktu atau domain

    frekuensi, dan pada penggunaan yang paling umum, filter

    merupakan peralatan seleksi frekuensi, yang nilai-nilainyamempunyai arti hanya pada band-band tertentu sepanjang

    sumbu frekuensi. Filter juga merupakan suatu kelas

    penting dari sistem linier time invariant. Konvolusi

    sebagai salah satu cara untuk menganalisis sikap atau

    respon sistem linier terhadap sinyal masukan tertentu,

    adalah counterpart pemfilteran di domain waktu.

    Persamaannya dapat ditulis sebagai berikut[4]:

    =

    =k

    knhkxny )()()( (1)

    di mana, h(n-k) adalah respon sistem terhadap deret tunda

    impuls (n-k), sedangkan fungsi tunggal h(n) dinamakan

    respon sistem terhadap impuls (n).Rumus konvolusi untuk sistem FIR adalah[4]:

    =

    =1

    0

    )()()(M

    k

    knxkhny (2)

    Sedangkan untuk sistem IIR adalah:

    =

    =0

    )()()(k

    knxkhny (3)

    Dari persamaan (2) terlihat bahwa keluaran setiap

    masukan n adalah suatu bobot kombinasi linier dari

    cuplikan sinyal masukan x(n), x(n-1),...,x(n-M+1). Jadi

    dikatakan sistem FIR mempunyai memori berhingga

    dengan panjang M cuplikan. Sementara itu, keluaransistem pada persamaan (3) adalah bobot (dengan respon

    impuls h(k)) kombinasi linier cuplikan sinyal masukan

    x(n), x(n-1), x(n-2),... . Karena jumlah bobot ini meliputicuplikan sekarang dan yang sebelum, dikatakan bahwa

    sistem mempunyai memori tak berhingga.

    3.1 Perancangan Filter Digital IIR

    Filter digital IIR memiliki respon impuls durasi tak

    terbatas, sehingga dapat ditransformasikan dari filteranalog yang umumnya memiliki respon impuls yang

    panjangnya tidak terbatas. Transformasi tersebut dapat

    dilakukan setidaknya dengan tiga cara. Pertama dengan

    cara mendekati persamaan beda filter analog denganpersamaan beda filter digital, metode ini dikenal dengan

    metode derivatif. Kedua, dengan cara mencuplik respon

    impuls dari sebuah sistem analog dengan jarak cuplik

    yang sama, dikenal dengan metode impuls invariant.

    Kedua cara di atas efektif hanya untuk perancangan filter

    lowpass dan bandpass. Metode ketiga yang dapat

    mengatasi keterbatasan tersebut adalah metode

    transformasi bi-linear.

    Transformasi bi-linier adalah transformasi aljabar

    antara bidang-s dan bidang-z yang memetakan semua

    sumbu-jpada bidang-s ke lingkaran satuan pada bidang-

    z hanya satu kali, sehingga menghindari masalah aliasing

    dari komponen-komponen frekuensi. Saat

    dipetakan pada ,

    transformasi antara variabel waktu kontinyu dan waktu

    diskrit harus nonlinier. Oleh karena itu, penggunaan

    teknik ini dibatasi untuk situasi, di mana kelengkungan

    yang sesuai dari sumbu frekuensi dapat diterima.Dengan Hc(s) dinotasikan sebagai fungsi sistem

    analog dan H(z) sebagai fungsi sistem digital,transformasi yang sesuai untuk menggantikan s adalah[6]:

    +=

    1

    1

    1

    12

    z

    z

    Ts (4)

    di mana

    +

    =

    1

    1

    1

    12)(

    z

    z

    THzH

    c (5)

    T merupakan suatu parameter yang mewakili interval

    pencuplikan, dan pada persoalan khusus beberapa nilai

    yang sesuai untuk T dapat dipilih. Dari persamaan (4)

    dapat diperoleh solusi untuk z, yaitu:

    sT

    sTz

    )2/(1

    )2/(1

    += (6)

    substitusi += js pada persamaan (6), diperoleh

    2/2/1

    2/2/1

    TjT

    TjTz

    ++=

    (7)

    Jika 01 dan untuk 0= , diperoleh 1=z untuk berapapun nilai . Jika pole Hc(s) pada bagiansebelah kiri bidangs,polepada bidang-z akan berada didalam lingkaran satuan. Sehingga filter analog stabilkausal ditransformasikan menjadi filter digital stabilkausal.

    Sifat-sifat transformasi bi-linear seperti pemetaandari bidang-s ke bidang-z ditunjukkan pada Gambar 3(a)dan (b). Ketidaklinieran jelas terlihat pada bagian (b).Transformasi nonlinier ini dapat mengatasi masalahaliasingyang timbul pada perancangan menggunakan duametode sebelumnya.

    (a)

    (b)

    Gambar 3 (a) Pemetaan bidang s ke bidang z

    (b) Ketidaklinieran pemetaan tersebut

    -

    Bidang-zj

    Bidang-s

    Pemetaan dari

    bidang sebelah kiri-s

    = arctan (Td/2)

    https://www.youtube.com/user/Dewa89shttps://www.youtube.com/user/Dewa89shttps://www.youtube.com/user/Dewa89s
  • 8/13/2019 ANALISA FIIR DAN IIR

    4/8

    Volume 3 No. 1 Tahun 2004

    26 Jurnal Rekayasa Elektrika

    3.2 Perancangan Filter Digital FIR

    Perbedaan yang mononjol antara filter IIR dan FIR

    adalah, pemakaian filter FIR hampir sama sekali terbatas

    untuk waktu diskrit. Oleh karenanya teknik perancangan

    filter FIR adalah berdasarkan aproksimasi langsung

    respon frekuensi yang diinginkan dari sistem waktu

    diskrit. Dalam praktek , filter FIR digunakan untuk

    masalah pemfilteran di mana ada syarat untukkarakteristik phasa linier pada passband filter harus

    dipenuhi.

    Ada beberapa metode perancangan filter FIR, yaitu:

    metode jendela (windowing) dan metode pencuplikan

    frekuensi. Kedua metode ini sederhana implementasinya.

    Namun letak pole pada lingkaran satuan pada metode

    pencuplikan frekuensi berpotensi sebagai sumber masalah

    yang dapat mengganggu operasi normal filter[4].

    Perancangan filter FIR dengan metode windowing

    dimulai dengan menentukan respons frekuensi yang

    diinginkan Hd( ) dan menentukan respons unit sampel

    hd(n). hd(n) dihubungkan dengan Hd( ) dengan

    hubungan transformasi Fourier[4]:

    H d( ) =nj

    n

    d enh

    = )(

    0

    (8)

    Di mana

    h d(n) =nj

    d eH

    )(2

    1

    (9)

    Jadi jika diberikan Hd( ) dapat ditentukan respons unit

    sampel hd(n).

    Pada umumnya respon unit sampel hd(n)

    durasinya tidak terbatas dan harus dibatasi (truncated)pada beberapa titik, katakan pada n = M-1, untuk

    menghasilkan filter FIR yang panjangnya M. Truncated

    hd(n) sepanjang M-1 adalah sama dengan perkalian hd(n)

    dengan window Rectangular, didefinisikan sebagai:

    1, n= 0 , 1 , ..., M-1

    w(n)= (10)

    0, yang lain

    Jadi respon unit sampel Filter FIR menjadi

    h(n) = hd(n) w(n)

    hd(n), n = 0 , 1 , ..., M-1

    = (11)

    0 , yang lain

    Mengingat bahwa perkalian fungsi window w(n) dengan

    hd(n) adalah sama dengan konvolusi Hd( ) dengan

    W( ), di mana W( ) mewakili domain frekuensi

    (transformasi Fourier ) fungsi window, yaitu:

    W( ) =

    =

    1

    0

    )(M

    n

    njenw

    (12)

    Jadi konvolusi H d( ) dengan W( ) menghasilkan

    respons frekuensi filter FIR (truncated), yaitu :

    H( ) = dvvwWvHd )()(2

    1

    (13)

    Transformasi Fourier windowRectangularadalah

    W( ) =

    =

    1

    0

    M

    n

    nje

    =

    j

    nj

    e

    e

    1

    1=e

    )2/sin(

    )2/sin(2/)1(

    MMj (14)

    Transformasi Fourier ini memiliki respons magnitude

    )(W =)2/sin(

    )2/sin(

    M ; (15)

    dan phasa linier

    2

    1M

    () = (16)

    +

    2

    1M

    Pemilihan penggunaan jendela biasanya dilakukan

    berdasarkan sidelobe yang dihasilkan masing-masing

    jendela. Window Hamming, Hanning dan Dolph-

    Chebyshev memiliki sidelobe yang lebih rendahdibandingkan dengan window Rectangular, dan untuk

    nilai M yang sama. Main lobe-nya juga lebih lebar

    dibandingkan dengan window Rectangular. Oleh

    karenannya, fungsi-fungsi window tersebut memberikanhasil konvolusi yang lebih halus/rata pada domain

    frekuensi dan menghasilkan daerah transisi yang lebih

    lebar pada respon filter FIR. Lebar daerah transisi tersebut

    dapat dikurangi dengan menambah panjang window

    sehingga menghasilkan filter yang lebih besar. Untuk

    window selain Rectangular persamaannya dapat dilihatpada[4].

    4. ANALISIS

    4.1 Implementasi filter digital IIR pada notch-notch

    filter digital

    Notch-notch filter digital (cancellers) mudah

    diimplementasikan untuk menolak clutter stasioner dari

    sasaran yang bergerak dan radar dalam keadaan

    stasioner. Spektrum khusus dari clutter stasioner dan

    sasaran bergerak seperti yang terlihat pada pulsa radar

    atau radar gelombang kontinyu yang dicuplik dengan

    frekuensi Nyquist dapat dilihat pada Gambar 4.

    Filter harus diimplementasikan untuk

    melewatkan sinyal-sinyal sasaran yang diinginkan dan

    https://www.youtube.com/user/Dewa89shttps://www.youtube.com/user/Dewa89shttps://www.youtube.com/user/Dewa89s
  • 8/13/2019 ANALISA FIIR DAN IIR

    5/8

    Volume 3 No. 1 Tahun 2004

    Jurnal Rekayasa Elektrika 27

    menolak clutter. Filter yang digunakan adalah highpass

    periodik di atas pencuplikanNyquist(Gambar 5).

    Gambar 4. Spektrum khusus clutter dari sasaran

    bergerak[1]

    Gambar 5. Sintesis filter clutter dan respon

    Transformasi z digunakan untuk membentuk filter-filter

    highpass periodik yang diperlukan untuk pemfilteran

    sinyal. Pada sintesis filter non-recursive, untukmemperoleh respon filter yang benar untuk menolak

    clutter dengan notch-notch yang agak lebar diperlukan

    orde filter yang lebih tinggi. Jika beberapa bagian darifilter dikaskade untuk memperoleh orde yang lebih tinggi,

    respon filter yang diperoleh memiliki notch yang lebih

    lebar, tetapi berbeda dari bentuk ideal. Respon filter ideal

    ditunjukkan pada Gambar 4. Jadi sebaiknya menggunakan

    sintesis filter recursive. Filter recursive merupakan filter

    IIR. Keuntungan dari pemakaian filter recursiveadalah:

    1. secara relatif mudah disintesis2. sedikit hardware dan/atau komputasi yang

    diperlukan untuk memperoleh filter yang cocok

    daripada dengan nonrecursive.Proses untuk mensintesis filter recursive dikenal dengan

    transformasi bi-linear.

    Respon frekuensi filter digital recursive untuk

    frekuensi tepipassband fP=60Hz, frekuensi tepi stopband

    fs=52Hz, attenuasi stopbandAs=30dB dan riak passband

    RP=1dB, yang diselesaikan dengan metode transformasi

    bi-linier dari prototype filter butterworth untuk PRF

    600Hz dapat dilihat pada Gambar 5. Dan untuk frekuensi

    tepi passband 150Hz dan frekuensi tepi stopband 145

    dapat dilihat pada Gambar 6. Dari respon frekuensi pada

    Gambar 5 dan 6 terlihat bahwa bentuk filter recursive

    cenderung mendekati bentuk ideal.

    Jika clutter bergerak, sehingga pada spektrum

    akan terletak pada frekuensi selain nol, cancellerssangat

    sukar mengimplementasikan notch clutterpada frekuensi

    selain nol. Untuk mengimbangi gerakan clutter tersebut

    dapat diatasi dengan memperbesar lebar notch, tetapi

    teknik ini hanya dapat digunakan pada radar yang

    beroperasi pada medium dan high PRF, dan tidak dapat

    digunakan pada radar lowPRF, karena notch lebar yang

    diperlukan tidak praktis pada radar lowPRF.

    Gambar 6. Respon frekuensi filter digital recursive

    dengan fp=60Hz dan fs=52 Hz

    Gambar 7. Respon frekuensi filter digital recursive

    dengan fp=150Hz dan fs=145 Hz

    4.2 Implementasi Filter Digital FIR pada bank-bank

    Filter Digital

    Filter digital FIR dapat diimplementasikan dengan

    menggunakan transformasi Fourier waktu diskrit.

    Transformasi Fourier merupakan alat utama analisis

    spektrum. Radar menggunakan analisis spektrum untuk

    memisahkan gelombang pantulan dari sasaran yang

    diinginkan dengan gelombang pantulan dari sasaran yang

    tidak diinginkan atau interferensi.

    Clutter Alias

    Clutter

    SasaranSasaran

    PRF0-PRF

    Filter AliasAlias

    0 fc-fc fs-fs fs/2-fs/2

    fc-fc 0 fs/2-fs/2

    a. Respon filterdigital highpass

    b. Filter digital highpass, responperiodikdikarenakan aliasing

    https://www.youtube.com/user/Dewa89shttps://www.youtube.com/user/Dewa89shttps://www.youtube.com/user/Dewa89s
  • 8/13/2019 ANALISA FIIR DAN IIR

    6/8

    Volume 3 No. 1 Tahun 2004

    28 Jurnal Rekayasa Elektrika

    Transformasi Fourier waktu diskrit hanya dapat

    dilakukan untuk sinyal yang panjangnya terbatas.

    Pembatasan sinyal tersebut dilakukan dengan perkalian

    (dalam domain waktu) sampel-sampel sinyal dengan

    fungsi window. Jika frekuensi sinyal yang dianalisis tidak

    berubah terhadap waktu, tidak menjadi persoalan berapa

    panjang window yang digunakan, sifat-sifat sinyal akan

    sama pada awal dan akhir window. Namun, sering dalamaplikasi praktis sifat-sifat sinyal (amplitudo, frekuensi dan

    phasa) akan berubah terhadap waktu. Model-model sinyal

    nonstasioner tersebut diperlukan untuk menggambarkan

    radar. Transformasi Fourier waktu diskrit tunggal tidakmemenuhi untuk menggambarkan model-model sinyal

    yang sedemikian, oleh karena itu diberikan konsep

    tranformasi Fourier time-dependent.

    Transformasi Fourier time-dependent suatu sinyal

    x[n] didefinisikan sebagai berikut[6]:

    =

    +=m

    mjemwmnxnX

    ][][],[ (17)

    w[n] adalah barisan window. Jika X[n,] disampel pada Nfrekuensi ruang yang sama k = 2k/N, dengan N L,maka diperoleh transformasi Fourier time dependentyang

    disampel X[n,k], yaitu:

    =

    +=1

    0

    )/2(][][],[L

    m

    kmNjemwmnxknX

    ; (18)

    0 m L 1.persamaan (18) dapat ditulis sebagai berikut:

    ][][],[ nhnxknX k= (19)

    di manaknNj

    k enwnh)/2(

    ][][

    = (20)Persamaan (19) dan (20) dapat digambarkan sebagai bank

    N filter seperti digambarkan pada Gambar 8, dengan

    respon frekuensi filter ke k adalah:

    )()( ])/2[( = Nkjj

    k eWeH (21)

    Gambar 8. Bank-bank filter digital[6]

    Tiap indeks k mendefinisikan respon filter secara terpisah.

    Pembangkitan N filter secara serentak dapat dilakukan

    dengan pemrosesan digital yang ekuivalen dengan

    komputasi transformasi Fourier waktu diskrit.

    Pembagian bandfrekuensi ke dalam N bagian yang

    bebas dengan N filter-filter memberikan suatu ukuran

    frekuensi Doppler untuk dibuat. Sehingga jika clutter

    bergerak, seperti dari burung, cuaca/udara yang terlihatpada frekuensi lain selain daripada nol, threshold dari

    masing-masing filter dapat diatur secara bebas sehingga

    disesuaikan dengan clutter yang terkandung di dalamnya.

    Syarat suatu window yang baik yang digunakan

    untuk analisis spektrum radar adalah bahwa window

    tersebut dapat menangani sinyal-sinyal interferensi yang

    besar sedemikian cara sehingga bocorannya tidak

    menutupi sasaran-sasaran yang kecil. Untuk kasus terjelek

    diumpamakan sinyal yang memiliki amplitudo yang besar

    ditempatkan pada bin 10,5 yang merupakan bukan bin

    terpusat dan menghasilkan bocoran spektrum maksimum,

    dan ini diumpamakan interferensi. Bocoran tersebut dapat

    menutupi seluruhnya sinyal-sinyal yang kecil, dandiumpamakan sinyal sasaran ditempatkan pada bin 16,

    dekat dengan sinyal interferensi dengan amplitudo 1.

    Persamaan untuk sinyal masukan tersebut adalah:

    nNT

    nNT

    nx

    +

    =

    162cos

    5,102cos100)(

    Gambar 8, 9 10 dan 11 menunjukkan sinyal yang di-

    window dengan windowRectangular, Hamming, Hanning

    dan Dolph-Chebyshev, dicuplik pada nilai N=101 dan

    T=1. Gambar (a) menunjukkan cuplikan sinyal dalam

    domain waktu. Gambar (b) menunjukkan spektrum sinyal

    yang dicuplik. Gambar (c) menunjukkan sinyal yang diisi

    (padding) dengan 300 nol. Gambar (d) menunjukkanspektrum sinyal yang di-padding. Pada Gambar-Gambar

    tersebut terlihat bahwa window Dolph-Chebyshev

    menghasilkan resolusi sinyal yang paling baik. Sebagai

    Gambaran tabel 1 memberikan beberapa parameter

    window yang menunjukkan kesesuaiannya dalam

    pemrosesan sinyal radar.

    Gambar 9. Resolusi dengan window Rectangular untuk

    sinyal bukan binterpusat

    hN-1[n]

    h1[n]

    h0[n]

    x[n]

    X[n,N-1]

    X[n,1]

    X[n,0]

    .

    ..

    Bin 0

    Bin 1

    Bin N-1

    .

    .

    .

    .

    ..

    https://www.youtube.com/user/Dewa89shttps://www.youtube.com/user/Dewa89shttps://www.youtube.com/user/Dewa89s
  • 8/13/2019 ANALISA FIIR DAN IIR

    7/8

    Volume 3 No. 1 Tahun 2004

    Jurnal Rekayasa Elektrika 29

    Gambar10. Resolusi dengan window Hamminguntuk

    sinyal bukan binterpusat

    Gambar 11. Resolusi dengan window Hanning untuk

    sinyal bukan binterpusat

    Gambar 12. Resolusi dengan windowDolph-Chebyshev

    untuk sinyal bukan binterpusat

    5. KESIMPULAN

    Berdasarkan analisis dapat ditarik beberapa

    kesimpulan antara lain:

    Sinyal yang diterima kembali oleh radar dapat

    berupa noise, clutter, gema dari sasaran bergerak, ECM,

    EMI, spilloveratau kombinasi darinya. Pemrosesan sinyal

    dilakukan dengan memisahkan komposisi sinyal-sinyal

    tersebut ke dalam komponen-komponennya.

    Implementasi filter digital IIR pada notch-notch

    filter digital terbatas penggunaannya hanya untuk

    menolak clutter stasioner dan radar dalam keadaan

    stasioner. Filter yang digunakan di sini adalah highpass

    periodik, sehingga metode yang digunakan adalahtransformasi bi-linear.

    Implementasi filter digital FIR pada bank-bankfilter

    digital dapat digunakan dalam keadaan bagaimanapun,

    yaitu radar stasioner atau tidak stasioner, dan clutter

    stasioneratau tidak stasioner, karena berapapun frekuensi

    sinyal yang masuk akan ditampilkan pada output bank-

    bankfilter digital, dan threshold dari masing-masing filter

    dapat diatur secara bebas, sesuai dengan clutter yang

    terkandung di dalamnya.

    Bank-bank filter digital merupakan suatu bentuk

    implementasi dari transformasi Fourier waktu diskrit.

    Transformasi Fourier waktu diskrit hanya dapat dilakukan

    untuk sinyal yang panjangnya terbatas. Pembatasan sinyaldilakukan dengan mengalikan sinyal input dengan fungsiwindow.

    Dari hasil pengujian beberapa fungsi window,

    terlihat bahwa window Dolph-Chebyshev memberikan

    resolusi sinyal yang paling baik untuk kasus terjelek,

    dibandingkan dengan window-window lainnya. Operasi

    pengisian (padding) dengan nol tidak mempengaruhiresolusi sinyal, tetapi hanya memberikan tampilan

    spektrum yang lebih halus pada spektrum yang diplot.

    windowLevel

    sidelobe

    tertinggi

    (dB)

    Sidelobe

    roll-off

    (dB/oct)

    BW

    noise

    equiv.

    (bins)

    BW

    3 dB

    (bins)

    Loss

    proses

    kasus

    terjelek

    Rectangular -13,4 -6 1,00 0,89 3,92

    Hamming -43 -6 1,36 1,30 3,10

    Hanning -32 -18 1,50 1,44 3,18

    D-C 3,0 -60 0 1,51 1,44 3,23

    Tabel 1 Parameter-parameter window

    https://www.youtube.com/user/Dewa89shttps://www.youtube.com/user/Dewa89shttps://www.youtube.com/user/Dewa89s
  • 8/13/2019 ANALISA FIIR DAN IIR

    8/8

    Volume 3 No. 1 Tahun 2004

    30 Jurnal Rekayasa Elektrika

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Byron Edde. 1993. Radar: Principles, Technologyand Applications. Prentice-Hall, Inc.

    2. Rodger E. Ziemer, William H. Tranter and D. RonaldFannin. 1989. Signals and Systems: Continous and

    Discrete. Macmillan Publishing Company, Inc.

    3. Naresh K. Sinha. 1991. Linear Systems.John Wileyand Sons, Inc.

    4. John G. Proakis and Dimitris G. Manolakis. 1995.Digital Signal Processing: Principles, Algorithms,

    and Applications.Prentice-Hall, Inc.

    5. Vinay K. Ingle and John G. Proakis. 1997. DigitalSignal Processing Using Matlab V4. International

    Thomson Publishing.

    6. Alan V. Oppenheim and Ronald W. Schafer. 1989.Discrete-Time Signal Processing.Prentice-Hall, Inc.

    7. Merril L. Skolnik. 1980. Introduction to RadarSystems.McGraw-Hill, Inc.

    8. Samir S. Soliman and Mandyam D. Srinath. 1990.

    Continuous and Discrete Signals and Systems.Prentice-Hall International, Inc.

    9. Simon Haykin. 1989. An Introduction to Analogand Digital Communications.John Wiley and Sons,

    Inc.10. Alan V. Oppenheim and Ronald W. Schafer. 1975.

    Digital Signal Processing. Prentice-Hall

    International, Inc.

    11. Edward W. Kamen and Bonnie S. Heck. 1997.Fundamental of Signals and Systems Using

    Matlab.Prentice-Hall, Inc.12. Duane Hanselman and Bruce Littlefield. 2000.

    Matlab Bahasa Komputasi Teknis: Komputasi,

    Visualisasi, dan Pemrograman.Andi Yogyakarta.13. Michel C. Jeruchim, Philip Balaban, and K. Sam

    Shanmugan.1992. Simulation of Communication

    Systems.Plenum Press, New york.14. Alan V. Oppenheim, Alan S. Willsky and Ian T.

    Young. 1983. Signals and Systems. Prentice-Hall,

    Inc.

    https://www.youtube.com/user/Dewa89shttps://www.youtube.com/user/Dewa89shttps://www.youtube.com/user/Dewa89s