analisa-data-kelompok-2-Tugas-1

download analisa-data-kelompok-2-Tugas-1

of 9

description

deskripsi

Transcript of analisa-data-kelompok-2-Tugas-1

ANALISA DATA DAN DIAGNOSA KEPERAWATAN KOMUNITASPADA AGREGATTE DENGAN ISPA KELURAHANTULUSREJO KECAMATAN LOWOKWARU KOTA MALANG

OLEH :Ifa Rahmawati115070200111012Anita Nur Mayasari115070200111050Uzzy Lintang Savitri115070200111010Fenty Diah Hariyanti115070201111002Muhamad Burhanudin115070200111052Bryan Prasetyo115070200111014Novitasari Andriani115070207111014Dicky Syahrulloh B.115070207111012Suryat Mohsan115070207111016

KELOMPOK 2 REGULER 2JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS BRAWIJAYA2014

PENDAHULUANA. LATAR BELAKANGInfeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) adalah penurunan kemampuan pertahanan alami jalan nafas dalam menghadapi organisme asing yang terjadi secara tiba-tiba, menyerang hidung, tenggorokan, telinga bagian tengah serta saluran napas bagian dalam sampai ke paru-paru. Biasanya menyerang anak usia 2 bulan-5 tahun. (Whaley and Wong; 1991; 1418).ISPA banyak diderita oleh anak- anak, baik dinegara berkembang maupun dinegara maju dan sudah mampu dan banyak dari mereka perlu masuk rumah sakit karena penyakitnya cukup gawat. Penyakit-penyakit saluran pernapasan pada masa bayi dan anak-anak dapat pula memberi kecacatan sampai pada masa dewasa. ISPA masih merupakan masalah kesehatan yang penting dan cukup berbahaya karena menyebabkan kematian bayi dan balita yang cukup tinggi yaitu kira-kira 1 dari 4 kematian yang terjadi.Berdasarkan penelitian setiap anak diperkirakan mengalami 3-6 episode ISPA setiap tahunnya. 40 % 60 % dari kunjungan di Puskesmas adalah oleh penyakit ISPA. Dari seluruh kematian yang disebabkan oleh ISPA mencakup 20 % 30 %. Kematian yang terbesar umumnya adalah karena pneumonia dan pada bayi berumur kurang dari 2 bulan. Penyakit ini tidak mengenal musim, baik kemarau, pacaroba atau hujan tetap bisa menyerang warga. Cara penularan virus influenza ini melalui air ludah, darah, bersin, udara pernapasan yang mengandung kuman yang terhirup oleh orang sehat kesaluran pernapasannya. Tiga hari setelah itu, bilamana daya tahan tubuh menurun maka suhu badan naik (suhu badan dapat meningkat dari 39,50C sampai 40,50C). Terasalah badan panas/demam dan bersin-bersin. Hidung mengeluarkan cairan (ingus), sakit tenggorokan, batuk-batuk (mula-mula tidak berdahak tapi kemudian berdahak), pusing, badan terasa lemah, mual, muntah, sakit perut, serta diare.Kebetulan, ciri-ciri tersebut dirasakan pula oleh warga masyarakat RW 10 RT 05 dan 06 kelurahan Tulusrejo kecamatan Lowokwaru Kabupaten Malang. Namun, warga masyarakat tidak mengetahui penyakit apa yang dideritanya. Selain itu, warga masyarakat hanya beberapa orang yang sudah berkonsultasi ke pelayanan kesehatan untuk mengetahui penyakit yang dideritanya, sisanya belum. Hal ini juga berdampak pada kegiatan rutinitas dari setiap orang, yang semestinya harus bekerja namun karena sedang sakit terpaksa harus beristirahat di rumah.Oleh karena itu, penting sekali membekali pengetahuan bagi masyarakat untuk memahami tentang ruang lingkup bahkan informasi lainnya mengenai ISPA. Maka dari itu, akan diadakannya promosi kesehatan ataupun pendidikan kesehatan bagi masyarakat untuk mengembangkan pola pikir mengenai kesehatan khususnya mengenai penyakit ISPA agar ISPA bisa dicegah ataupun diatasi.B. TUJUAN1. TUJUAN UMUMSetelah dilaksanakan asuhan keperawatan komunitas diharapkan pengetahuan masyarakat meningkat dan tidak terjadi kasus ISPA di masyarakat.2. TUJUAN KHUSUSa. Menganalisa dan menyusun SOP intervensi Keperawatan komunitasb. Mempraktekkan bentuk intervensi keperawatan pada komunitas dengan metode role play

PEMBAHASANNODATADIAGNOSA

1DO : -DS : 78% responden tidak dapat menjawab dengan benar tentang penyakit ISPA. 19% responden menjawab ISPA adalah penyakit biasa dan 3% menjawab tidak tahu. 25% responden menyatakan penyakit ISPA tidak menular. 44% responden menjawab tidak tahu / salah menjawab tentang penyebab ISPA 63% responden menjawab salah mengenai tanda-tanda ISPA. 31% responden yang anaknya sakit ISPA dibelikan obat sendiri dan 3% tidak diobati. 78% menyatakan anggota responden merokok. 92% mengatakan anggota keluarga yang merokok adalah bapak. (n=23) 38% responden memberikan ASI eksklusif sampai usia anak kurang dari 2 tahun. 22% rumah responden tidak dapat dimasuki sinar matahari. 44% rumah responden tidak memiliki jendela yang dapat dibuka. 31% responden memiliki rumah yang lembab. 22% responden membuang sampah dengan cara dibakar 12% responden mengatakan berobat sendiri. 56% responden berobat ke tempat pelayanan kesehatan > 1x /bulan 56% responden tidak memiliki asuransi kesehatan. 41% responden tidak mengetahui adanya pelayanan kesehatan selama 24 jam. 28% responden kadang-kadanga mengikuti kegiatan posyandu dan 13% tidak pernah. 56% responden kadang-kadang memanfaatkan pelayanan kesehatan dan 3% tidak pernah. 56% responden menyatakan tidak mengetahui ada atau tidaknya PP terkait pencegahan dan penanggulangan ISPA, sedangkan 44% menyatakan tidak ada program PP pencegahan dan penanggulangan ISPA. 75% responden tidak mengetahui ada atau tidaknya program PP pencegahan dan penanggulangan ISPA di wilayahnya dan 22% menyatakan tidak ada. 94% responden menyatakan tidak pernah memanfaatkan program pemerintah terkait ISPA. 78% responden menyatakan tidak mendapatkan info tentang ISPA.

Defisit pengetahuan tentang penyakit ISPA di RT 05 dan 06 RW 10 Kelurahan Tulusrejo Kecamatan Lowokwaru Kabupaten Malang b.d kurangnya informasi yang diperoleh.

2DO : DS : 78% responden tidak dapat menjawab dengan benar tentang penyakit ISPA. 31% responden yang anaknya sakit ISPA dibelikan obat sendiri dan 3% tidak diobati. 78% menyatakan anggota responden merokok. 92% mengatakan anggota keluarga yang merokok adalah bapak. (n=23) 44% rumah responden tidak memiliki jendela yang dapat dibuka. Ventilasi: Jendela tidak di buka sebesar 56%. 31% responden memiliki rumah yang lembab. Jarak rembesan tinja dengan air bersih < 10 meter 69%( normal > 10 m). 22% responden membuang sampah dengan cara dibakar. 12% responden mengatakan berobat sendiri. Tidak memperoleh informasi tentang ISPA 78%.

Ketidakefektifan manajemen kesehatan b.d kurang pengetahuan untuk mengurangi faktor resiko.

3DO :DS : 87% mengalami batuk dalam kurun waktu 1 bulan terakir 100% anak responden mengalami batuk > 3 minggu. (n=28) 79% batuk anak disertai demam. (n=28) 68% batuk anak disertai keluhan lain seperti demam, pilek, mual, muntah dan sakit tenggorokan. (n=28) 31% anak mempunyai alergi. 16% keluarga responden mengalami ISPA. 56% responden menyatakan tidak mengetahui ada atau tidaknya PP terkait pencegahan dan penanggulangan ISPA, sedangkan 44% menyatakan tidak ada program PP pencegahan dan penanggulangan ISPA. 75% responden tidak mengetahui ada atau tidaknya program PP pencegahan dan penanggulangan ISPA ISPA di RT 05 dan 06 RW 10 Kelurahan Tulusrejo, 22% menyatakan tidak ada, dan 3% mengatakan ada. 94% responden menyatakan tidak pernah memanfaatkan program pemerintah terkait ISPA.

Defisiensi kesehatan komunitas di kelurahan tulusrejo kec. Lowokwaru kota Malang berhubungan dengan tidak efektifnya program pemerintah setempat

4DO :DS : 37% responden meluangkan waktu untuk makan bersama. 88% sponden meletakkan makanan di atas meja makan dan ditutup setelah dimasak. Responden memberikan ASI eksklusif > 2 tahun sebanyak 78%. 53 % yang merawat anak sakit adalah ibu dan 35% yang merawat anak sakit adalah ibu dan bapak. Responden yang menjawab dengan benar manfaat imunisasi sebanyak 63%. 69% responden sering memanfaatkan pelayanan kesehatan. 100% anak responden mendapatkan imunisasi dasar lengkap.

Kesiapan meningkatkan proses keluarga di RT 05 dan 06 RW 10 Kelurahan Tulusrejo, Kecamatan Lowokwaru, Kabupaten Malang

PENUTUP

A. KesimpulanBerdasarkan hal-hal yang telah disebutkan pada bab sebelumnya maka dapat kami simpulkan sebagai berikut :1. Masalah keperawatan komunitas yang muncul di wilayah RW 10 RT 05 dan 06 kelurahan Tulusrejo kecamatan Lowokwaru Kabupaten Malang.a. Defisit pengetahuan tentang penyakit ISPA di RT 05 dan 06 RW 10 Kelurahan Tulusrejo Kecamatan Lowokwaru Kabupaten Malang b.d kurangnya informasi yang diperolehb. Ketidakefektifan manajemen kesehatan b.d kurang pengetahuan untuk mengurangi faktor resiko.c. Defisiensi kesehatan komunitas di kelurahan tulusrejo kec. Lowokwaru kota Malang berhubungan dengan tidak efektifnya program pemerintah setempatd. Kesiapan meningkatkan proses keluarga di RT 05 dan 06 RW 10 Kelurahan Tulusrejo, Kecamatan Lowokwaru, Kabupaten MalangB. SARANBerdasarkan dari kesimpulan diatas, maka disarankan untuk :1. MasyarakatPeran serta dari masyarakat, tokoh masyarakat dan pengurus RT RW perlu ditingkatkan terus dalam berbagai kegiatan dibidang kesehatan dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan seoptimal mungkin.2. Puskesmas dan KelurahanDiharapkan adanya bantuan dana dan prasarana, serta supervisi dari pihak puskesmas dan kelurahan yang berkesinambungan untuk memantau kegiatan kesehatan yang dilakukan oleh warga RT 05 dan 06 RW 10 Kelurahan Tulusrejo, Kecamatan Lowokwaru, Kabupaten Malang 3. Universitas BrawijayaKegiatan praktek komunitas dan keluarga yang telah dilaksanakan di Puskesmas perlu ditindaklanjuti oleh mahasiswa angkatan berikutnya untuk mempertahankan dan mengoptimalkan hal-hal yang telah dicapai serta menindaklanjuti hal-hal yang belum tercapai.

DAFTAR PUSTAKA1. Corwin, Elizabeth J. 2000. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta : EGC2. Husodo, Sosro., Sugiyo, Teha. 1985. Penyakit Menular, Cara Pencegahan dan Cara Pengobatannya. Bandung : Alumni3. Ronald. 2006. Obat-obatan Ramuan Tradisional. Bandung : Yrama Widya