Analisa Anion Dan Kation

9
Laporan Uji Kation dan Anion BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada dasarnya metode analisis kimia dapat dibagi menjadi 2 bagian yaitu : 1. Analisis kualitatif yaitu analisis yang berhubungan dengan identifikasi suatu zat atau campuran zat yang tidak diketahui. 2. Analisis kuantitatif yaitu analisis kimia yang menyangkut penentuan jumlah zat tertentu yang ada di dalam suatu contoh (sampel). Ada dua aspek penting dalam analisis kualitatif, yaitu pemisahan dan identifikasi. Kedua aspek ini didasari oleh kelarutan, keasaman, kebasaan, pembentukan senyawa kompleks, oksidasi-reduksi, sifat penguapan dan ekstraksi. Sifat-sifat ini sebagai sifat periodik menentukan kecenderungan dari kelarutan klorida, sulfida, hidroksida, karbonat, sulfat dan garam-garam lainnya dari logam. Walaupun analisis kualitatif (analisis klasik) sudah banyak ditinggalkan, namun analisis kualitatif ini merupakan aplikasi prinsip-prinsip umum dan

Transcript of Analisa Anion Dan Kation

Page 1: Analisa Anion Dan Kation

Laporan Uji Kation dan Anion

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada dasarnya metode analisis kimia dapat dibagi menjadi 2 bagian yaitu :

1. Analisis kualitatif yaitu analisis yang berhubungan dengan identifikasi suatu zat atau

campuran zat yang tidak diketahui.

2. Analisis kuantitatif yaitu analisis kimia yang menyangkut penentuan jumlah zat tertentu

yang ada di dalam suatu contoh (sampel).

Ada dua aspek penting dalam analisis kualitatif, yaitu pemisahan dan identifikasi. Kedua

aspek ini didasari oleh kelarutan, keasaman, kebasaan, pembentukan senyawa kompleks,

oksidasi-reduksi, sifat penguapan dan ekstraksi. Sifat-sifat ini sebagai sifat periodik

menentukan kecenderungan dari kelarutan klorida, sulfida, hidroksida, karbonat, sulfat dan

garam-garam lainnya dari logam. Walaupun analisis kualitatif (analisis klasik) sudah

banyak ditinggalkan, namun analisis kualitatif ini merupakan aplikasi prinsip-prinsip

umum dan konsep-konsep dasar yang telah dipelajari dalam kimia dasar.[1]    

Ion-ion dapat diidentifikasi berdasarkan sifat fisika dan kimianya. Sifat fisika

seperti warna, spektrum absorpsi, spektrum emisi, atau medan magnet untuk

mengidentifikasi ion pada tingkat konsentrasi yang rendah. sifat kimia melibatkan

beberapa reaksi kimia seperti reaksi asam basa, redoks, kompleks, dan pengendapan.

Bersadarkan hal tersebut, maka dilakukanlah percobaan uji kualitatif  identifikasi kation

dan anion.

Page 2: Analisa Anion Dan Kation

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana mengidentifikasi adanya kation secara kualitatif?2. Bagaimana mengidentifikasi adanya anion secara kualitatif?

C. Tujuan Percobaan

1. Identifikasi adanya kation secara kualitatif dengan melakukan uji spesifik.2. Identifikasi adanya anion secara kualitatif dengan melakukan uji spesifik.

D. Manfaat Percobaan

            Manfaat dari percobaan ini yaitu kita dapat mengetahui adanya kation dan anion

dengan cara melakukan uji spesifik.

           

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Kation dan Anion

Banyak ion-ion terlarut yang kita temui di sekitar kita misalnya pada air laut,

sungai, limbah, atau pun dalam bentuk padatannya seperti pada tanah dan pupuk. Unsur

logam dalam larutannya akan membentuk ion positif atau kation, sedangkan unsur non

logam akan membentuk ion negatif atau anion. Metode yang digunakan untuk menentukan

Page 3: Analisa Anion Dan Kation

keberadaan kation dan anion tersebut dalam bidang kimia disebut analisis kualitatif. Untuk

senyawa anorganik disebut analisis kualitatif anorganik.[2]

Banyak pendekatan yang dapat digunakan untuk melakukan analisis kualitatif. Ion-

ion dapat diidentifikasi berdasarkan sifat fisika dan kimianya. Beberapa metode analisis

kualitatif modern menggunakan sifat fisika seperti warna, spektrum absorpsi, spektrum

emisi, atau medan magnet untuk mengidentifikasi ion pada tingkat konsentrasi yang

rendah. Namun demikian kita juga dapat menggunakan sifat fisika dan kimia untuk

mengembangkan suatu metode analisis kualitatif menggunakan alat-alat yang sederhana

yang dipunyai hampir semua laboratorium. Sifat fisika yang dapat diamati langsung seperti

warna, bau, terbentuknya gelembung gas atau pun endapan merupakan informasi awal

yang berguna untuk analisis selanjutnya. Tabel berikut menunjukkan beberapa ion yang

berwarna.

Tabel 1. Warna beberapa ion dalam pelarut air

Beberapa logam mempunyai warna nyala yang spesifik sehingga dapat dilakukan sebagai

salah satu cara untuk identifikasi kation tersebut.

Tabel 2. Warna nyala beberapa logam

Analisis kualitatif berdasarkan sifat kimia melibatkan beberapa reaksi kimia seperti reaksi

asam basa, redoks, kompleks, dan pengendapan. Hukum kesetimbangan massa sangat

berguna untuk menentukan ke arah mana reaksi berjalan.[3]

Prosedur pertama kali yang biasa digunakan untuk menguji suatu zat yang tidak

diketahui adalah membuat contoh (sampel) yang dianalisis dalam bentuk cairan (larutan).

Selanjutnya terhadap larutan yang dihasilkan dilakukan uji terhadap ion-ion yang mungkin

ada. Sebelum mengidentifikasi berbagai konsentrasi dalam suatu campuran ion, biasanya

dilakukan pemisahan ion terlebih dahulu melalui proses pengendapan, selanjutnya

dilakukan pelarutan kembali endapan tersebut. Kemudian di adakan uji-uji spesifik untuk

ion-ion yang akan diidentifikasi. Uji spesifik dilakukan dengan menambahkan reagen

(pereaksi) tertentu yang akan memberikan larutan atau endapan berwarna yang merupakan

karakteristik (khas) untuk ion-ion tertentu.[4]

Page 4: Analisa Anion Dan Kation

Dalam pelaksanaan analisis kualitatif anorganik banyak digunakan reaksi-reaksi

yang melibatkan pembentukan ion kompleks. Suatu ion atau molekul kompleks terdiri dari

satu atom pusat dan sejumlah ligan yang terikat dengan atom pusat tersebut. Atom pusat

memiliki bilangan koordinasi tertentu yang menunjukkan jumlah ruangan yang tersedia di

sekitar atom pusat.

Analisis kualitatif menggunakan dua macam uji, yaitu reaksi kering dan reaksi

basah. Reaksi kering dapat digunakan pada zat padat dan reaksi basah untuk zat dalam

larutan. Kebanyakan reaksi kering yang diuraikan digunakan untuk analisis        semimikro

dengan  hanya modifikasi kecil.[5]

Pembentukan kompleks dalam analisa kualitatif digunakan untuk :

1. Uji-uji spesifik

Beberapa reaksi pembentukan kompleks yang sangat peka dan spesifik dapat

digunakan untuk identifikasi ion. Berikut ini beberapa reaksi pembentukan kompleks yang

sering digunakan dalam analisis kualitatif:

Cu2+(biru) + 4NH3- [Cu(NH3)4]2+(biru tua)

Fe3+ SCN- [Fe(SCN-)6]3-

Ni2+ dimetilglioksim(DMG)

2. Penutupan (masking)

Ketika menguji suatu ion spesifik dengan suatu pereaksi, mungkin akan muncul

gangguan karena adanya ion lain yang ada dalam larutan. Gangguan ini dapat dicegah

dengan menambahkan pereaksi yang disebut zat penutup, yang membentuk kompleks yang

stabil dengan ion pengganggu. Ion yang akan diidentifikasi tidak perlu lagi dipisahkan

secara fisika. Misalnya, pada uji kadmium dengan H2S dengan adanya tembaga. Ion

tembaga dapat bereaksi dengan H2S juga, karena itu perlu ditutupi dengan cara

pembentukan kompleks dengan CN- menjadi [Cu(CN)4]2-, dimana kompleks tetrasiano ini

tidak akan membentuk endapan tembaga sulfida. Sedangkan kompleks [Cd(CN)4]2- tetap

dapat membentuk endapan kadmium sulfida.

3. Pelarutan kembali endapan

Page 5: Analisa Anion Dan Kation

Pembentukan kompleks dapat menyebabkan kenaikan kelarutan, sehingga suatu

endapan dapat larut kembali. Contohnya pada endapan AgCl jika ditambahkan NH3 maka

endapan tersebut akan larut kembali. Hal ini terjadi karena terbentuknya kompleks

Ag+  dengan NH3membentuk kompleks [Ag(NH3)2]+.[6]

B. Analisis Kation

            Analisis kation dapat memberikan kepastian hasil uji jika dalam sampel

mengandung suatu macam kation. Untuk itu diperlukan metode pemisahan kation dari

campurannya. Pemisahan kation cara-caranya pada prinsipnya dilakukan adalah sebelum

uji reaksi dilakukan kation dipisahkan terlebih dahulu  dari campurannya. Setelah kation

dipisahkan kemudian dilakukan uji reaksi yang dapat dilihat hasilnya yaitu endapan atau

warna keduanya. Cara ini membutuhkan sampel yang agak banyak lebih kurang 10 mL

tergantung kepekaan larutan sampel.[7]

            Kation-kation golongan pertama membentuk klorida-klorida yang tidak larut.

Namun, timbal klorida sedikiut lairut dalam air, dan karena itu timbal tidak pernah

mengendap dengan sempurna bila ditambahkan asam klorida encer. Kelarutan merkurium

(I) sulfat terletak diantara kedua zat diatas. Bromida dan iodida juga tidak larut, seangkan

pengendapan timbal halida tidak sempurna dan endapannya mudah larut dalam air panas.

Asetat-asetat lebih mudah larut, meskipun perak asetat bisa mengendap dari larutan yang

agak pekat. Hidroksida dan karbonat akan diendapkan dengan reagensia yang jumlahnya

ekuivalen. Kation golongan 1 mengandung kation logam yang terendapkan sebagai

senyawa klorida yang tidak larut. Kation-kation ini dapat diendapkan dengan pereaksi

asam klorida.[8]

Pemisahan dilakukan dengan cara mengendapkan suatu kelompok kation dari

larutannya. Kelompok kation yang mengendap dipisahkan dari larutan dengan cara

sentrifus dan menuangkan filtratnya ke tabung uji yang lain. Larutan yang masih berisi

Page 6: Analisa Anion Dan Kation

sebagian besar kation kemudian diendapkan kembali membentuk kelompok kation baru.

Jika dalam kelompok kation yang terendapkan masih berisi beberapa kation maka kation-

kation tersebut dipisahkan lagi menjadi kelompok kation yang lebih kecil, demikian

seterusnya sehingga pada akhirnya dapat dilakukan uji spesifik untuk satu kation. Jenis dan

konsentrasi pereaksi serta pengaturan pH larutan dilakukan untuk memisahkan kation

menjadi beberapa kelompok.[9]

Kation-kation golongan kedua menurut tradisi dibagi kedalam dua sub golongan,

sub golongan tembaga dan dan sub golongan arsenik. Dasar teori dari pembagian ini adalah

kelarutan endapan sulfida dalam ammonium polisulfida. Sementara sulfida dari golongan

tembaga tak larut dalam reagensia ini, sulfida dari sub golongan arsenik melarut dengan

membentuk garam ion.[10]

C. Analisis Anion

            Anion merupakan ion yang muatan totalnya negatif akibat adanya kenaikan jumlah

elektron. Misalnya : atom klorin (Cl) dapat memperoleh tambahan satu elektron untuk

mendapat ion klorida (Cl-).  Natrium klorida (NaCl), yang dikenal sebagai garam dapur,

disebut senyawa ionik (ionik compound) karena dibentuk dari kation dan anion.  Atom

dapat kehilangan atau memperoleh lebih dari satu elektron. Contoh ion-ion yang terbentuk

dengan kehilangan atau memperoleh lebih dari satu elektron adalah Mg2+, Fe3+, S22-, dan

N3-, Na+ dan Cl- Ion-ion ini disebut ion monoatomik karena ion-ion ini mengandung hanya

satu atom.[11]

            Pengujian anion dilakukan setelah uji kation. Pengujian terhadap anion relatif lebih

sederhana karena gangguan-gangguan dari ion-ion lain yang ada dalam larutan minimal

(dapat diabaikan). Pada umumnya anion-anion dapat digolongkan sebagai berikut :

1. Golongan sulfat:

SO42-, SO3

2-, PO43-, Cr2O4

2-, BO33- -, Cr2O4

2-, AsO43-,AsO3

3-. Anion-anion ini mengendap

dengan Ba2+ dalam suasana basa.

2. Golongan halida :

    Cl-, Br-, I, S2-

Page 7: Analisa Anion Dan Kation

    Anion golongan ini mengendap dengan Ag+  dalam larutan asam (HNO3).

3. Golongan nitrat :

    NO3-, NO2-,C2H3O2

-.

    Semua garam dari golongan ini larut. NO3-, NO2

-, CH3OO- .[12]

            Analisis anion tidak jauh berbeda dengan analisis kation, hanya saja pada analisis

anion tidak memiliki metode yang sistematis seperti analisis kation. Uji analisis anion juga

berdasarkan pada sifat fisika seperti warna, bau, terbentuknya gas, dan kelarutannya.

Beberapa anion menghasilkan asam lemah volatil atau dioksidasi dengan asam sulfat pekat

seperti dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3. Reaksi sampel garam dengan asam sulfat pekat dingin

Anion lainnya tidak memberikan reaksi dengan asam sulfat pekat dalam keadaan dingin,

tetapi nitrat bereaksi menghasilkan uap coklat dari NO2 yang dihasilkan, dan asetat

memberikan bau khas cuka jika direaksikan dengan asam sulfat pekat.[13]