Analiasis abc
-
Upload
dadan-ginanjar -
Category
Health & Medicine
-
view
38 -
download
1
Transcript of Analiasis abc
ANALISIS ABC
PENGERTIAN ABC
Analisis ABC (Activity Base Cost) adalah suatu analisa yang digunakan semata-mata untuk mengurutkan, kemudian mengelompokkan jenis barang dalam suatu upaya pengendalian persediaan sejumlah barang kebutuhan.
PENGELOMPOKAN ABC 1. Menurut.Heizer dan Render (1991)
Kelompok A : mempunyai volume keuangan persediaan tinggi. Jenis barang tersebut mungkin hanya 15% dan jumlah barang persediaan, tetapi mencakup 70% - 80%. dari jumlah barang biaya persediaan.
Kelompok B : barang-barang persediaan dengan besar uang tahunan sedang. Jenis barang ini mencakup sekitar 30% jumlah barang persediaan, dan mempunyai nilai 5% - 25% total nilai barang persediaan.
Kelompok C : mempunyai nilai volume keuangan rendah, yang memiliki hanya sekitar 5% total nilai keuangan tahunan, tetapi meliputi sekitar 55% total barang persediaan.
Menurut Calhoun and Campbell (1985)
Kelompok A : 60% - 70% total nilai persediaan, 15% nilai jumlah persediaan
Kelompok B : 15% - 30% total nilai persediaan, 10% -15% jumlah
barang persediaan
Kelompok C : meliputi 5% - 15% dari total nilai persediaan, yang terdiri 70% - 75% jumlah barang persediaan
3. Menurut Markland (1983)
Kelompok A : 20% dari jumlah barang dan 60% dari nilai persediaan
Kelompok B : 30% dari jumlah barang dan 25% dari nilai persediaan
Kelompok C : 50% dari jumlah barang dan 15% dari nilai persediaan 4. Menurut Elsaved and BouCher (1985) • Kelompok A : 7% - 10% dari jumiah barang dengan nilai investasi
50% • Kelompok B :10% - 20%. dari jumiah barang dengan nilai investasi
24% • Kelompok C : 80% dari jumiah barang persediaan yang bernilai
kurang lebih 16% dari nilai persediaan
Penanganan untuk masing-masing Kelompok A, B, C tersebut memerlukan cara-cara tersendiri : A B C
1 Pengendalian ketat Pengendalian moderat Pengendalian
Longgar
2 Penyimpanan secara
baik laporan-laporan
penerimaan dan
penggunaan barang
Penyimpanan secara
baik laporan-laporan
penerimaan dan
penggunaan barang
3 Berdasrakan pada
perhitungan
Berdasarkan perhitngan
peakaian wakt yang lalu
Bila suplai mencapai
titik pemesanan
% nilai barang
70
90
100
0 10 30 100 % jml barang
kebutuhan atau daftar permintaan kembali,pesanan
segera dilakukan
4 Pengecekan secara
ketat revisi skedul
Serangkaian
pengecekan perubahan-
perubahan kebutuhan
Pengecekan sedikit
dilakukan dengan
membandingkan
terhadap kebutuhan
5 Monitoring terus
menerus (setiap
bulan)
Monitoring untuk
kemungkinan
kekurangan persediaan
(3 atau 6 bulan sekali)
Monitoring tidak
perlu atau sedikit
dilakukan ( 6 bulan
atau 1 tahun sekali)
Secara ringkas Markland (1983) menyimpulkan bahwa:
Kelompok A memerlukan:
Pemantauan yang ketat
Sistem pencatatan/record yang komplit dan akurat
Peninjauan secara tetap oleh pengambil keputusan yang berpengaruh
Kelompok B memerlukan
Pengendalian yang tidak terialu ketat
Sistem pencatatan yqpg_cukup baik
Peninjauan berkala
Kelompok C memerlukan:
Pemantauan yang sederhana
Sistem pencatatan yang sedehana atau tidak menggunankan sistem pencatatan
80
15
5
15 45
100
ANALISIS ABC IK Anallsis ABC Indeks Kritis merupakan kelanjutan ABC, yang mencakup karakteristik persediaan, yaitu volume banyaknya barang, biaya investasi dan kritisnya pelayanan pasien. Dalam proses penentuan indeks kritis diharuskan melibatkan pemakai.
Menurut Calhoun & Cambell, 1985, ternyata analisis ABC
kadang-kadang tidak, tepat dalam pengendalian persediaan, terutama bila digunakan di rumah sakit karena barang yang termasuk dalam kategori C oleh karena biaya dan pemakainan yang rendah, ternyata adalah barang yang sangat dibutuhkan dalam penanganan pasien atau suatu barang yang sulit didapat, sehingga tidak boleh kehabisan dalam persediaan.
KEUNTUNGAN ANALISIS ABC IK 1. Pemakai merasa dihargai karena melibatkan dalam peningkatan mutu
dan upaya efesiensi biaya operasional 2. Memberikan evaluasi pelaksanaan material pada administrator dan
manajer material, sehingga standar kekosongan persediaan setiap kelompok barang ditetapkan, maka dapat ditentukan sasaran yang diharapkan.
3. Penyesuaian persediaan barang dapat dilakukan secara periodik. 4. Dengan adanya kontrol dari persediaan yang kritis maka mutu
pelayanan dapat ditingkatkan.
KERUGIAN ANALISIS ABC IK 1. Waktu yang dibutuhkan dalam penentuan pengelompokkan barang dan
nilai kritis cukup lama, karena jumlah dan jenis barang cukup banyak. 2. Dapat terjadi bias dalam pengelompokkan barang yang kritis oleh para
pemakai.
TAHAP-TAHAP ANALISIS ABC IK
TAHAP I Membuat rekapitulasi mengenai daftar obat-obatan yang dipakai selama 1 tahun di suatu instalasi, yang memuat jumlah pemakaian dan harga,satuan tiap jenis obat.
NO Nama Obat Satuan Jumlah Harga Satuan
1 Ampisilin 500 mg Kaplet 20532 1125
2 OBH Botol 596 9405
3 Parasetamol 500 mg Tablet 54900 80
4 Vitamin C 250 mg Tablet 9353 55
TAHAP II Membuat nilai pemakaian a. Nilai pemakaian . dibuat berdasarkan data dasar pada tahap 1, kemudian
diurutkan mulai dan urutan terbesar keurutan terkecil b. Hitung persentase pemakaian setiap jenis obat c. Hitung persentase kumulatif d. Berdasarkan c berikan bobot nilai untuk setiap jenis obat tersebut, dengan
kriteria sebagai berikut : Kriteria % kumulatif adalah -
Nilai 3: untuk % kumulatif <70%
Nilai 2: untuk % kumulatif antara 70% - 90%
Nilai 1 : untuk % kumulatif >100%
Nilai Pakai
NO NAMA OBAT SAT JUM % % Kum NILAI PAKAI
1 Parasetamol 500 Tab 54900 64% 64% 3 mg
2 Ampisilin 500 mg Kapl 20532 24% 88% 2
3 Vitamin C 250 Tab 9353 11% 99% 1
4 OBH Botol 596 1 % 100% 1
TOTAL 85381 100%
TAHAP Ill
Menghitung nilai investasi : a. Menghitung total investasi setiap jenis obat b. Berdasarkan total setiap jenis obat diurutkan dari yang terbesar sampai
yang terkecil c. Hitung persentase biaya untuk setiap jenis obat terhadap nilai total obat d. Hitung persentase kumulatif e. Berdasarkan d, berikan bobot nilai untuk tiap jenis obat tersebut Nilai Investasi
NO Nama Obat Sat Jml Harga Sat
Total Harga
% % KUM Nilai INV
1 Ampisilin 500 mg
Kapl 20532 1125 23098500 69% 69% 3
2 OBH Bot 596 9405 565380 17% 86% 2
3 Paraset 500 mg
Tab 54900 80 4392000 13% 99% 1
4 Vit C 500 mg
Tab 9353 55 514415 2% 100% 1
Total 85381 10665 33610295 100%
TAHAP IV
Menghitung nilai kritis untuk setiap-jenis obat Informasi ini diperoleh dari pemakai obat dalam hal ini dokter, komite medik, farrriasi, dsb. Kriteria klasifikasinya adalah sebagai berikut : Kelompok X : Bila barang ini ticlak dapat diganti dan harus
ada (tidak boleh kosopg) dalam proses perawatan atau pelayanan paslen
Kelompok Y : Bila barang ini dapat diganti walaupun tidak memuaskan Seperti yang asli dan kekosongan kurang dari 48 jam masih dapat ditoleransi
Kelompok Z : Bila barang ini dapat diganti dan kekosongan lebih dari 48 jam
masih dapat ditoleransi. Kelompok 0 : Bila barang ini tidak dapat diklasifikasikan kedalam kelompok X atau Y atau Z.
Setiap kelompok diberikan bobot X = 3 Y = 2, Z = 1, O = 0 dan berdasarkan kriteria klasifikasi tadi, maka setiap barang diubah menjadi nilai bobot
Nilai Kritis
NO NAMA OBAT SATUAN DR.P DR.O DR. L DR.I RATA-
RATA
1 Ampisilin
500mg
Kaplet 3 3 2 3 2,75
2 OBH Botol 2 3 2 3 2,5
3 Paraset 500mg Tablet 1 2 3 1 1,75
4 Vit C 250 mg Tablet 2 1 1 2 1,5
TAHAP V Menghitung nilai indeks kritis (NIK) untuk setiap jenis obat dengan rumus:
NIK = Nilai Investasi + Nilai Pemakaian + (2 x Nilai Kritis)
TAHAP VI
Mengelompokan tiap jenis obat ke dalam kelompok A, B, dan C dengan kriteria sebagai berikut: Kelompok A : NIK antara 9,5 – 12 KeIompok B : NlK antara 6,5-9,4 Kelompok C : NlKantara4-6,4 Dengan nilai di atas maka nilai indeks kritis tertinggi adalah 12. Nilai indeks kritis yang tinggi menandakan bahwa, persediaan ini adalah persediaan yang kritis bagi sebagian besar pemakainya, atau kritis bagi satu atau dua pemakai, tetapi juga mempunyai nilai investasi dan turn
over yang tinggi.
ABC IK NO NAMA OBAT SATUAN NP NI IK NIK ABC IK
1 Ampisilin
500mg
Kaplet 2 3 2,75 10,5 A
2 OBH Botol 1 2 2,5 8 A
3 Paraset 500mg Tablet 3 1 1,75 7,5 B
4 Vit C 250 mg Tablet 1 1 1,5 5 C
PENGENDALIAN ABC
Dalam mengontrol persediaan, diperlukan manajemen dari tehnik kontrol yang berbeda untuk setiap kelompok.
Kelompok A : biasanya dikendalikan dengan model
manajemen kontrol seperti EOQ dan ROP, dengan menentukan kemungkinan atau peramalan dari perhitungan permintaan persediaan.
Kelompok B :menggunakan EOQ, tetapi untuk ROP-nya
biasanya sudah diperkirakan. Kelompok C : dikendalikan dengan standarisasi
persediaan dan mengacu kepada EOQ clan ROP.