Anadara granosa ) DARI PERAIRAN KENJERAN, SURABAYA ...repository.ub.ac.id/5426/1/Puspitaningsih,...
Transcript of Anadara granosa ) DARI PERAIRAN KENJERAN, SURABAYA ...repository.ub.ac.id/5426/1/Puspitaningsih,...
ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG DARAH
(Anadara granosa) DARI PERAIRAN KENJERAN, SURABAYA
SKRIPSI
Oleh:
MONITA KRIDHA PUSPITA
NIM. 135080100111047
PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2017
PENGARUH SUBSTITUSI DEDAK DENGAN
TEPUNG KULIT PISANG KEPOK MUDA
TERFERMENTASI Rhizopus oligosporu
TERHADAP KARAKTERISTIK FISIK
KELINCI PERANAKAN NEW ZEALAND WHITE
SKRIPSI
Oleh:
Yuli Puspitaningsih
NIM. 125050101111041
PROGRAM STUDI PETERNKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2017
ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG DARAH
(Anadara granosa) DARI PERAIRAN KENJERAN, SURABAYA
SKRIPSI
Oleh:
MONITA KRIDHA PUSPITA
NIM. 135080100111047
PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2017
PENGARUH SUBSTITUSI DEDAK DENGAN
TEPUNG KULIT PISANG KEPOK MUDA
TERFERMENTASI Rhizopus oligosporus
TERHADAP KARAKTERISTIK FISIK
KELINCI PERANAKAN NEW ZEALAND WHITE
SKRIPSI
Oleh:
Yuli Puspitaningsih
NIM. 125050101111041
Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Peternakan Fakultas
Peternakan, Universitas Brawijaya, Malang
PROGRAM STUDI PETERNKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2017
ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG DARAH
(Anadara granosa) DARI PERAIRAN KENJERAN, SURABAYA
SKRIPSI
Oleh:
MONITA KRIDHA PUSPITA
NIM. 135080100111047
PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2017
Lembar Pengesahan
ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG DARAH
(Anadara granosa) DARI PERAIRAN KENJERAN, SURABAYA
SKRIPSI
Oleh:
MONITA KRIDHA PUSPITA
NIM. 135080100111047
PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2017
Identitas Tim Penguji
1. Dr. Ir. Eko Widodo, M.Agr.Sc, M.Sc.
NIP: 196310021988021
NIDN 0002106307
2. Prof. Dr. Ir. Budi Hartono, MS
NIP : 196001281987011001
NIDN : 0028016008
3. Prof. Dr. Ir. Moch Junus, MS
NIP: 195503021981031004
ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG DARAH
(Anadara granosa) DARI PERAIRAN KENJERAN, SURABAYA
SKRIPSI
Oleh:
MONITA KRIDHA PUSPITA
NIM. 135080100111047
PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2017
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT
Saya yang bertandatangan dibawah ini :
Nama : Yuli Puspitaningsih
NIM : 125050101111041
Fakultas : Peternakan
dengan ini saya menyatakan bahwa judul skripsi “Pengaruh
Substitusi Dedak Dengan Tepung Kulit Pisang Kepok Muda
Terfermentasi Rhizopus oligosporus Terhadap Karakteristik
Fisik Kelinci Peranakan New Zealand White” benar bebas dari
plagiat, dan apabila surat pernyataan ini terbukti tidak benar
maka saya bersedia menerima sanksi sesuai ketentuan yang
berlaku.
Demikian surat pernyataan ini saya buat untuk dipergunakan
sebagaimana mestinya.
Malang, 15 Agustus 2017
Yuli Puspitaningsih
NIM. 125050101111041
ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG DARAH
(Anadara granosa) DARI PERAIRAN KENJERAN, SURABAYA
SKRIPSI
Oleh:
MONITA KRIDHA PUSPITA
NIM. 135080100111047
PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2017
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Klaten Jawa Tengah pada
tanggal 6 Juli 1994 merupakan anak terakhir dari enam
bersaudara, putri dari Bapak Sumanto dan Ibu Suprapti.
Alhamdulillah atas rahmat Allah SWT penulis telah lulus dari
pendidikan formal di SD N 2 Wonoboyo Klaten pada tahun
2006, SMP N 1 Jogonalan Klaten pada tahun 2009, SMA
Padmawijaya Klaten jurusan IPA pada tahun 2012. Tahun
2012 penulis diterima di Program Studi Ilmu Peternakan
Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Malang melalui
jalur SNMPTN undangan.
Selama menempuh pendidikan kuliah, penulis
mengikuti PKL (Praktek Kerja Lapang) pada bulan Juli-
Agustus 2015 di PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk. Poultry
Breeding Division di Purwakarta Jawa Barat dengan judul
“Tatalaksana Pemeliharan Parent Stock Broiler Fase Layer di
PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk. Unit Bojong 2 Pawenang
Purwakarta Jawa Barat”. Penulis pernah mengikuti berbagai
kegiatan kepanitiaan yaitu: Seminar Hari Susu Nusantara
tahun 2013 sebagai anggota divisi konsumsi, panitia KRIMA
(Krida Mahasiswa) tahun 2013 sebagai anggota divisi Kestari,
Panitia Lokal PEMIRA tahun 2013 dan 2014, panitia
PK2MABA tahun 2014 sebagai anggota divisi Kesehatan. Di
Bidang Organisasi penulis pernah memegang amanah di
lembaga kemahasiswaan yaitu sebagai Staff bidang
kepelatihan Teater Cowboy periode 2013-2014, Sekretaris
Umum Teater Cowboy Fapet UB periode 2014-2015.
ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG DARAH
(Anadara granosa) DARI PERAIRAN KENJERAN, SURABAYA
SKRIPSI
Oleh:
MONITA KRIDHA PUSPITA
NIM. 135080100111047
PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2017
Ucapan Terimakasih
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima
kasih kepada:
1. Allah SWT
2. Bapak Sumanto dan Ibu Suprapti selaku orang tua atas
doa dan dukungannya baik secara moril maupun materiil.
3. Dr. Ir. Sri Minarti, MP selaku dosen pembimbing utama
dan Prof. Dr. Ir. Hendrawan S, M.Rur.Sc. selaku dosen
pembimbing pendamping atas saran, motivasi dan sabar
meluangkan waktu untuk membimbing dalam proses
penyelesaian skripsi ini.
4. Prof. Dr. Ir. Budi Hartono, MS, Prof. Dr. Ir. Moch Junus,
MS dan Dr. Ir. Eko Widodo. M.Agr.Sc, M.Sc selaku
dosen penguji yang senantiasa meluangkan waktu,
memberi masukan dan pengarahan yang sangat
bermanfaat saat dan setelah ujian sarjana.
5. Prof. Dr. Sc. Agr. Ir. Suyadi, MS., selaku dekan Fakultas
Peternakan Univeersitas Brawijaya Malang.
6. Bapak Winarto yang telah bersedia mengizinkan penulis
melaksankan penelitian.
7. Kakak kandung penulis yang sangat disayangi: Eko R,
Dwi N, Endang T.P, Hery S, Rahmat P dan sepupu
penulis Agus W. yang selalu memberikan motivasi.
8. Teman satu penelitian Shinta Dewi Pramesthi dan
Wishnu Gandhi yang selalu kompak selama penelitian,
selalu memberi saran dan motivasi serta atas izinnya
untuk mengutip data penelitian yang penulis manfaatkan
sebagai data pendukung penelitian penulis.
ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG DARAH
(Anadara granosa) DARI PERAIRAN KENJERAN, SURABAYA
SKRIPSI
Oleh:
MONITA KRIDHA PUSPITA
NIM. 135080100111047
PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2017
9. Syahrizal, Edi, Wisnu R, Kasma, Ajeng Murti, lifah,
Huda, Nafisatun, Atik, Aigin, Nauxbah, Vichi, Cardo,
Neni, Rizky, Ubed, Bulan, Diko, Egy, Onil dan semua
keluarga besar Teater Cowboy yang tidak bisa penulis
sebutkan satu persatu yang telah banyak memberikan
pembelajaran tentang cara berproses sebagai mahasiswa
organisatoris.
10. Seluruh keluarga besar penulis yang tidak bisa diebutkan
satu persatu yang telah mendoakan penulis dalam
menyelesaikan kuliah.
ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG DARAH
(Anadara granosa) DARI PERAIRAN KENJERAN, SURABAYA
SKRIPSI
Oleh:
MONITA KRIDHA PUSPITA
NIM. 135080100111047
PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2017
THE EFFECT OF SUBSTITUTION BRAN WITH
KEPOK’S BANANA PEEL FERMENTED Rhizopus
Oligosporus CARCASS CHARACTERISTICS
PHYSICAL OF NEW ZEALAND WHITE RABBIT’S
CROSSBREED
Yuli Puspitaningsih1), Sri Minarti2), and Hendrawan
Soetanto3)
1)Student of Animal Production, Faculty of Animal
Husbandry, Brawijaya University 2)Lecturer of Animal Production, Faculty of Animal
Husbandry, Brawijaya University 3)Lecturer of Animal Nutrition and Feed Department, Faculty
of Animal Husbandry,
Brawijaya University
E-mail: [email protected]
ABSTRACT
The aim of this research was to determine the effect of
addition of Kepok’s banana peel (Musa acuminata x
balbisiana) fermented with Rhizopus oligosporus to a ration
comprising of 0, 5, 10, 15 and 20% on relative weight gain,
slaughter weight, carcass weight and carcass percentage of
weaned New Zealand White rabbit’s crossbreed. The method
of this research was experiment in Completely Randomized
Design (CRD) with five treatments and each treatment
consisted of five replications. There were 25 heads of weaned
New Zealand White rabbit’s crossbreed used in this research.
ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG DARAH
(Anadara granosa) DARI PERAIRAN KENJERAN, SURABAYA
SKRIPSI
Oleh:
MONITA KRIDHA PUSPITA
NIM. 135080100111047
PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2017
The fermented Kepok’s banana peel were added to P0 (0%), P1
(5%), P2 (10%), P3 (15%) and P4 (20%). The variables were
relative weight gain, slaughter weight, carcass weight and
carcass percentage. The result showed that the highest value of
relative weight gain was 0,9 g/head, the slaughter weight was
1570 g, carcass weight was 778 g and carcass percentage was
49,75%. The conclusion was the addition of fermented
Kepok’s banana peel on rabbit’s feed can not improved
slaughter weight, carcass weight, and carcass percentage.
Keywords: Kepok’s banana peel, Rhizopus oligosporus, New
Zealand White, slaughter weight, carcass
ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG DARAH
(Anadara granosa) DARI PERAIRAN KENJERAN, SURABAYA
SKRIPSI
Oleh:
MONITA KRIDHA PUSPITA
NIM. 135080100111047
PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT,
sehingga dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul
“Pengaruh Substitusi Dedak dengan Tepung Kulit Pisang
Kepok Muda Terfermentasi Rhizopus oligosporus terhadap
Karakteristik Fisik Kelinci Peranakan New Zealand White”.
Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana Peternakan pada Fakultas Peternakan Universitas
Brawijaya. Penelitian ini dilakukan secara berkelompok
dengan Shinta Dewi Pramesthi dan Wishnu Gandhi L.
sehingga kami berbagi variabel pengamatan. Pada penelitian
ini penulis mengamati variabel bobot potong, bobot karkas dan
persentase karkas sehingga penulis mengutip data
pertambahan bobot badan mingguan dan konsumsi pakan dari
Shinta Dewi Pramesthi dan sedikit membahasnya untuk
mendukung analisis penulis, sehingga data penulis dapat
tersaji dengan lebih sistematis dan tidak rancu. Setiap data
yang penulis kutip dari rekan satu kelompok penelitian telah
mendapatkan izin dari yang bersangkutan. Penulis berharap
semoga skripsi ini bermanfaat dan menambah wawasan
infromasi bagi semua pihak yang membutuhkan.
Malang, Agustus 2017
Penulis
ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG DARAH
(Anadara granosa) DARI PERAIRAN KENJERAN, SURABAYA
SKRIPSI
Oleh:
MONITA KRIDHA PUSPITA
NIM. 135080100111047
PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2017
DAFTAR ISI
Isi Halaman
RIWAYAT HIDUP i
KATA PENGANTAR ii
ABSTRACT v
RINGKASAN vii
DAFTAR ISI x
DAFTAR TABEL xiii
DAFTAR GAMBAR xiv
DAFTAR LAMPIRAN xv
DAFTAR SINGKATAN xi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 4
1.3 Tujuan Penelitian 5
1.4 Kegunaan Penelitian 5
1.5 Kerangka Pikir 5
1.6 Hipotesis 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kuit Pisang 9
2.2 Fermentasi 11
2.3 Kulit Pisang Fermentasi 12
2.4 Rhhizopus oligosporus 13
2.5 Kelinci New Zealand White 14
2.6 Bobot Potong 16
2.7 Bobot Karkas 18
2.8 Persentase Karkas 19
BAB III MATERI DAN METODE
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 21
3.2 Materi Peneitian 21
3.2.1 Kelinci Peranakan New Zealand
ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG DARAH
(Anadara granosa) DARI PERAIRAN KENJERAN, SURABAYA
SKRIPSI
Oleh:
MONITA KRIDHA PUSPITA
NIM. 135080100111047
PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2017
White 21
3.2.2 Kandang Penelitian 21
3.2.3 Pakan Perlakuan 22
3.2.4 Kulit Pisang Fermentasi 24
3.2.5 Tepung Kulit Pisang Fermentasi 25
3.2.6 Proses Pembuatan Pellet 26
3.3 Metode Penelitian 27
3.3.1 Prosedur Penelitian 29
3.4 Variabel Pengamatan 33
3.4.1 Pertambahan Bobot Badan
Mingguan
33
3.4.2 Bobot Potong 33
3.4.3 Bobot Karkas 33
3.4.4 Persentase Karkas 33
3.5 Analisa Data 34
3.6 Batasan Istilah 35
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Analisis Laboratorium Tepung Kulit
Pisang
37
4.2 Persentase Pertambahan Bobot
Badan
39
4.3 Pengaruh Perlakuan terhadap Bobot
Potong
41
4.4 Pengaruh Perlakuan terhadap Bobot
Karkas
44
4.5 Pengaruh Perlakuan terhadap
Persentase Karkas
50
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan 53
5.2 Saran 53
ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG DARAH
(Anadara granosa) DARI PERAIRAN KENJERAN, SURABAYA
SKRIPSI
Oleh:
MONITA KRIDHA PUSPITA
NIM. 135080100111047
PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2017
DAFTAR PUSTAKA
54
LAMPIRAN 69
ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG DARAH
(Anadara granosa) DARI PERAIRAN KENJERAN, SURABAYA
SKRIPSI
Oleh:
MONITA KRIDHA PUSPITA
NIM. 135080100111047
PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2017
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1 Kandungan Nutrien Pada Kulit Pisang
Kepok
11
2 Kebutuhan Nutrien untuk Kelinci Masa
Pertumbuhan
16
3 Kandungan Nutrien Bahan Pakan pada
Penelitian
23
4 Kebutuhan Nutrisi Kelinci 24
5 Susunan dan Kandungan Zat Makanan
Pakan Perlakuan
28
6 Analisis Ragam 34
7 Kandungan Nutrisi Kulit Pisang Kepok
37
8 Persentase Pertambahan Bobot Badan
Mingguan
39
9 Rataan Bobot Potong Kelinci 41
10 Rataan Bobot Karkas Kelinci 44
11 Estimasi kandungan tannin dalam 150g
Bahan Kering
48
12 Rataan Persentase Karkas Kelinci
Penelitian
50
ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG DARAH
(Anadara granosa) DARI PERAIRAN KENJERAN, SURABAYA
SKRIPSI
Oleh:
MONITA KRIDHA PUSPITA
NIM. 135080100111047
PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2017
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Kerangka pikir penelitian ........... 7
2. Denah Kandang dan Kelinci Penelitian
...........
22
3. Proses Pembuatan Kulit Pisang
Fermentasi ...........
25
4. Proses Pembuatan Tepung Kulit Pisang
...........
26
5. Tahapan Persiapan Kandang ........... 29
6. Rataan Persentase Pertambahan Bobot
Badan Mingguan Kelinci Penelitian......
40
7. Rataan Bobot Potong Kelinci
Penelitian ...........
42
8. Rataan Bobot Karkas Kelinci
Penelitian ...........
45
9. Rataan Konsumsi Pakan Harian Kelinci
Penelitian ...........
47
10. Rataan Persentase Karkas Kelinci
Penelitian ...........
51
ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG DARAH
(Anadara granosa) DARI PERAIRAN KENJERAN, SURABAYA
SKRIPSI
Oleh:
MONITA KRIDHA PUSPITA
NIM. 135080100111047
PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2017
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kelinci merupakan komoditas ternak yang
dikembangkan untuk diambil dagingnya. Selain harga
kelinci yang murah, juga sangat baik bagi manusia karena
menghasilkan protein hewani yang tinggi; maka dari itu
untuk meningkatkan produksi daging yang tinggi kelinci
harus terpenuhi kebutuhan nutrisi yang ada pada pakan
yang diberikan oleh peternak.
Perkembangan peternakan kelinci mengalami
peningkatan pesat, hal ini dikarenakan permintaan
komoditi kelinci dari masyarakat meningkat pesat
terutama di Malang, Batu, maupun luar Jawa Timur.
Besarnya permintaan tersebut belum mampu dipenuhi
oleh peternak kelinci di Malang karena harga kelinci
mengalami kenaikan. Kebutuhan kelinci untuk rumah
makan di Malang dan hotel sangatlah tinggi sedangkan
supplay dari peternak setempat sangat terbatas, baik
ternak hidup maupun produk olahan (Arifianto, Wahyudi
dan Imbang, 2003). Populasi kelinci dari tahun ke tahun
meningkat, (BPS Jawa Timur,2016) mengatakan bahwa
tercatat jumlah populasi ternak kelinci di Jawa Timur
mulai tahun 2013 yaitu sebesar 326.776 ekor, tahun 2014
sebesar 331.476 ekor, tahun 2015 sebesar 265.865 ekor,
tahun 2016 sebesar 344.597 ekor, populasi mengalami
ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG DARAH
(Anadara granosa) DARI PERAIRAN KENJERAN, SURABAYA
SKRIPSI
Oleh:
MONITA KRIDHA PUSPITA
NIM. 135080100111047
PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2017
2
peningkatan kecuali di tahun 2015 mengalami penurunan
dan kemudian di tahun 2016 meningkat kembali.
Produktivitas kelinci dipengaruhi oleh komponen
peternakan dan manajemen. Produktivitas kelinci yang
tinggi dapat dicapai dengan pemberian pakan yang
berkualitas dengan kuantitas yang memadai. Kualitas
pakan yang baik berasal dari bahan pakan penyusun
pakan yang memiliki nutrisi yang baik, tidak mengandung
racun, kontinuitas terjamin, dan tidak terlalu mahal serta
kecernaan yang tinggi. Diantara sekian banyak bahan
pakan yang dapat digunakan salah satunya adalah limbah
kulit pisang kepok.
Buah pisang sangat disukai banyak orang karena
rasa yang manis, menyehatkan, mengandung banyak serat
dan manfaat lainnya, namun kulit pisang yang tidak bisa
dimakan akan terbuang percuma sehingga menambah
jumlah sampah yang tidak termanfaattkan. Kulit pisang
merupakan limbah yang selama ini tidak banyak orang
yang memanfaatkannya, sehingga dalam waktu yang
cuckup lama keberadaan limbah tersebut mendatangkan
masalah tersendiri salah satunya pencemaran. Sumarsih,
Sutrisno dan Sulistiyanto (2009) menyatakan bahwa kulit
pisang merupakan limbah buah pisang yang cukup banyak
jumlahnya yaitu kira-kira 1/3 bagian dari buah pisang
yang belum dikupas. Kulit pisang sangat banyak
jumlahnya, tetapi hanya sedikit yang dimanfaatkan untuk
pakan ternak ruminansia, sisanya hanya terbuang dan
mencemari lingkungan. Bobot kulit pisang kepok berkisar
25-40% dari bobot buah pisang, tergantung tingkat
kematangannya. Buah pisang yang semakin matang maka
ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG DARAH
(Anadara granosa) DARI PERAIRAN KENJERAN, SURABAYA
SKRIPSI
Oleh:
MONITA KRIDHA PUSPITA
NIM. 135080100111047
PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2017
3
persentase berat kulit pisang kepok makin menurun.
Nutrisi yang terkandung dalam kulit pisang kepok (Musa
paradisiaca normalis) adalah protein kasar 3,63%; lemak
kasar 2,52%; serat kasar 18,71%; kalsium 7,18; fosfor
2,06%; GE 3680 kkal (Hudiansyah, Sunarti dan
Sukamto,2015 dikutip dari Koni,2009).
Kulit pisang memiliki kandungan karbohidrat.
Karbohidrat diurai terlebih dahulu memalui proses
hidrolisis yang kemudian difermentasi menggunakan
Saccharomyces cereviseae menjadi alkohol (Seftian,
Antonius dan Faizal,2012). Kulit pisang kepok yang
masih mentah ditemukan adanya saponin, alkaloid, tannin
dan flavonoid. Kandungan tannin yang tersimpan di
dalam kulit pisang kepok yang masih mentah lebih
banyak karena peningkatan etanol hingga 70%
(Dinastutie, Poeranto, Hidayati.2015 dikutip dari
Banerjee,2011 dan Ress,2012). Kelemahan dari kulit
pisang adalah bentuk protein dalam kulit pisang masih
berupa protein kasar sehingga perlu dilakukan perlakuan
khusus untuk memecah ikatan kompleksnya menjadi lebih
sederhana sehingga lebih mudah diserap tubuh. Salah satu
cara memperbaiki nilai nutrisi pakan adalah dengan
dilakukan fermentasi (Boonnop et al., 2009).
Fermentasi merupakan proses metabolisme
dimana enzim yang dihasilkan mikroorganisme
menstimulasi reaksi oksidasi, reaksi hidrolisa dan reaksi
kimia lainnya sehingga bisa mengakibatkan perubahan
struktur kimia pada substrat organik menghasilkan produk
tertentu (Dwidjoseputro,2003). Fermentasi dapat
meningkatkan kualitas bahan asalnya, seperti
ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG DARAH
(Anadara granosa) DARI PERAIRAN KENJERAN, SURABAYA
SKRIPSI
Oleh:
MONITA KRIDHA PUSPITA
NIM. 135080100111047
PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2017
4
meningkatkan protein kasar (PK), asam amino dan
vitamin, serta menurunkan kandungan serat kasar dan
pada akhirnya meningkatkan nilai kecernaan. Fermentasi
kulit pisang ini oleh Rhizopus oligosporus bisa
meningkatkan kandungan PK sebesar 46,28% (yang
semula 3,63 menjadi 22,15) dan dapat menurunkan
kandungan SK dari 18,71 menjadi 15,75 (Koni, Jublina,
Peter,2013). Penelitian kulit pisang yang difermentasi ini
menghasilkan serat kasar yang cukup besar bagi kelinci
untuk menghasilkan daging.
1.2. Rumusan Masalah
1. Kulit pisang kepok muda ketersediaannya
melimpah, relatif murah dan memiliki
kandungan nutrisi yang memiliki potensi
untuk dikembangkan sebagai pakan ternak.
2. Kandungan serat kasar kulit pisang kapok
muda hasil fermentasi dengan Rhizopus
oligosporus dilaporkan sebesar 15,75% dan
DE sebesar 2447 kkal/kg. Nilai nutrisi yang
mirip dengan nutrisi dedak ini diharapkan
dapat menjadi pengganti.
3. Pengaruh penggantian dedak dengan kulit
pisang terfermentasi Rhizopus oligosporus
terhadap karakteristik fisik kelinci peranakan
New Zealand Whitebelum diketahui.
4. Penggantian dedak dengan kulit pisang
terfermentasi Rhizopus oligosporus terhadap
karaketeristik fisik kelinci New Zealand
ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG DARAH
(Anadara granosa) DARI PERAIRAN KENJERAN, SURABAYA
SKRIPSI
Oleh:
MONITA KRIDHA PUSPITA
NIM. 135080100111047
PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2017
5
White, diharapkan dapat diketahui produksi
yang terbak.
1.3. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan
dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui pengaruh penggantian dedak
dengan kulit pisang terfermentasi Rhizopus
oligosporus terhadap karakteristik fisik
kelinci peranakan New Zealand White.
2. Mengetahui persentase penggantian dedak
dengan kulit pisang kepok terfermentasi
Rhizopus oligosporus yang optimal
terhadap karaketeristik fisik kelinci
perankan New Zealand White.
1.4. Kegunaan Penelitian
1. Menetapkan pengaruh kulit pisang kepok
terfermentasi Rhizopus oligosporus pada
karakteristik fisik kelinci peranakan New
Zealand White.
2. Menentukan optimasi proporsi kulit pisang
kepok terfermentasi Rhizopus oligosporus
pakan kelinci.
1.5. Kerangka Pikir
Kulit pisang merupakan bagian dari buah pisang
yang banyak tidak termanfaatkan sehingga menjadi
limbah yang tidak berguna dan menumpuk. Kulit pisang
mendapati porsi cukup banyak dari satu buah pisang yaitu
ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG DARAH
(Anadara granosa) DARI PERAIRAN KENJERAN, SURABAYA
SKRIPSI
Oleh:
MONITA KRIDHA PUSPITA
NIM. 135080100111047
PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2017
6
1/3 bagian buah pisang yang belum terkelupas. Kulit
pisang merupkaan sumber karbohidrat berperan dalam
memenuhi 40-75% sumber energi dalam asupan makanan
harian, penyumbang energi dengan nilai 4 kkal/gram
(Jeharu, Cyska, Julius, 2015). Buah pisang selain dipanen
pada saat sudah matang, juga bisa dipanen saat buah
masih muda. Pemanenan buah pisang tergantung tujuan
penggunaannya, sebagai contoh pemanenan saat masih
muda adalah untuk dijadikan kripik. Kulit pisang kepok
kining (Musa balbisiana) mengandung alkoloid,
flavonoid, saponin dan tanin yang mampu menghambat
pertumbuhan bakteri. Sifat tanin yaitu antibakteri dengan
cara mempresipitasi protein (Saraswati,2015 dikutip dari
Ajizah,2004).
Fermentasi adalah suatu proses perubahan bahan
kimiawi dari senyawa-senyawa organik (karbohidrat,
protein, lemak dan bahan organik lain) baik dalam
keadaan aerob maupun anaerob melalui kerja enzim yang
dihasilkan oleh mikroba (Kalsum dan Sjofjan,2008).
Menurut Pamungkas, Sutarno dan, Mahajeno (2012),
pakan yang difermentasi akan memiliki nilai nutrisi yang
lebih baik daripada bahan asal, lebih mudah dicerna,
mempunyai cita rasa (flavor) yang lebih baik, selain itu
beberapa hasil fermentasi seperti alkohol dan asam dapat
menghambat pertumbuhan mikroorganisme patogen di
dalam pakan. Proses fermentasi menyebabkan terbentuk
sel kapang sehingga meningkatkan kandungan protein
substrat (Nurcahyani, 2005).
ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG DARAH
(Anadara granosa) DARI PERAIRAN KENJERAN, SURABAYA
SKRIPSI
Oleh:
MONITA KRIDHA PUSPITA
NIM. 135080100111047
PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2017
7
Gambar 1. Kerangka pikir penelitian
ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG DARAH
(Anadara granosa) DARI PERAIRAN KENJERAN, SURABAYA
SKRIPSI
Oleh:
MONITA KRIDHA PUSPITA
NIM. 135080100111047
PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2017
8
1.6. Hipotesis
Teknologi fermentasi yang menggunakan kapang
Rhizopus oligosporus dapat mempengaruhi karkateristik
fisik kelinci peranakan New Zealand White lepas sapih.
ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG DARAH
(Anadara granosa) DARI PERAIRAN KENJERAN, SURABAYA
SKRIPSI
Oleh:
MONITA KRIDHA PUSPITA
NIM. 135080100111047
PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2017
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kulit Pisang
Tanaman pisang merupakan tanaman asli Asia
Tenggara terutama di Indonesia. Tanaman pisang selain
tumbuh sebagai tanaman liar juga banyak dibudidayakan.
Hakekatnya tanaman pisang ini dapat diklasifikasikan
dalam berbagai jenis yang sudah familiar yaitu pisang
ambon, pisang nangka, pisang mas, pisang klutuk, pisang
tanduk, pisang hias ,pisang kepok dan lain-lain. Semua
tanaman pisang tersebut dapat tumbuh baik di Indonesia
karena terbukti dari hampir di setiap tempat dapat dengan
mudah ditemukan, baik yang dipelihara di pekarangan
rumah maupun tumbuh liar di pinggiran jalan (Santoso,
1995 disitasi oleh Ni’maturrohmah, 2014). Pisang (Musa
paradisiaca) banyak disukai oleh masyarakat Indonesia
dari berbagai kalangan karena pisang banyak
mengandung gizi tinggi dan sebagi sumber vitamin (A, B,
dan C) yang dapat membantu memperlancar sistem
metabolisme tubuh, meningkatkan daya tahan tubuh dari
radikal bebas serta menjaga kondisi tubuh tetap kenyang
dalam waktu yang lama, mineral dan juga karbohidrat
(Wijaya,2013). Kulit pisang merupakan limbah organik
yang mempunyai kandungan gizi yang masih dapat
dimanfaatkan.
Kulit pisang merupakan llimbah dari buah pisang
yang cukup banyak jumlahnya yaitu 1/3 bagian buah
ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG DARAH
(Anadara granosa) DARI PERAIRAN KENJERAN, SURABAYA
SKRIPSI
Oleh:
MONITA KRIDHA PUSPITA
NIM. 135080100111047
PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2017
10
pisang yang belum terkupas. Bertambahhnya produksi
pisang, maka semakin bertambah juga limbah kulit pisang
yang dihasilkan. Salah satu jenis buah pisang yang
banyak dikonsumsi adalah pisang kepok. Limbah kulit
pisang ini belum banyak dimanfaatkan karena limbah
kulit pisang ini masih mengandung lemak, protein dan
karbohidrat sebagai bahan pengganti pakan ternak namun
di bidang perikanan belum banyak dimanfaatkan. Kulit
pisang yang banyak mengandung karbohidrat berperan
dalam memenuhi 40-75 % sumber energi dalam asupan
makanan harian, penyumbangan energi dengan nilai 4
kilo kalori per g (Jeharu dkk,2015).
Menurut Someya (2002) yang disitasi oleh
Supriyanti,Hocku dan Riska (2015) menyatakan bahwa
kulit pisang memiliki aktivitas antioksidan yang lebih
tinggi dibandingkan dengan daging buahnya. Senyawa
antioksidan yang terdapat didalam kulit pisang yaitu
katekin, gallokatekin, dan epikatekin yang tergolong
senyawa flavonoid. Kandungan unsur gizi yang terdapat
pada kulit pisang cukup lengkap yaitu karbohidrat, lemak,
protein, kalsium, fosfor, zat besi, vitamin B, vitamin C
dan air sehingga kulit pisang memiliki potensi untuk
dimmanfaatkan sebagai sumber antioksidan pada bahan
pangan.
Kandungan nutrisi kulit pisang yang belum
terfermentasi dan sudah terfermentasi dapat dilihat pada
tabel 1.
ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG DARAH
(Anadara granosa) DARI PERAIRAN KENJERAN, SURABAYA
SKRIPSI
Oleh:
MONITA KRIDHA PUSPITA
NIM. 135080100111047
PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2017
11
Tabel 1.Kandungan nutrient pada kulit pisang kepok
Kandungan
Nutrisi
Kulit Pisang
Kepok tanpa
fermentasi
Kulit Pisang
Kepok
difermentasi
dengan ragi
tempe
Protein Kasar (%)
LemakKasar (%)
SeratKasar (%)
Ca (%)
P (%)
3,63
2,52
18,71
7,18
2,06
22,15
2,63
15,75
7,59
2,75
Sumber :Koni, (2013) dikutipdariKoni, (2009)
2.2. Fermentasi
Fermentasi merupakan suatu kultur mikroba dalam
kondisi optimum untuk menghasilkan produk yang berupa
metabolit-metabolit, enzim/produk lain seperti biomassa.
Fermentasi juga bisa didefinisikan sebagai proses
penguraian gula oleh karbondioksida (CO2)
(Fauziah,2015). Proses fermentasi akan mengakibatkan
sebagian protein dan lemak terhidrolisa menjadi asam
amino dan asam lemak oleh enzim yang dihasilkan oleh
kapang Rhizopus oligosporus sehingga gizi tersebut
mudah dicerna dan diserap oleh tubuh. Protein diuraikan
oleh enzim proteolitik menjadi asam amino, sehingga N
terlarutnya akan mengalami peningkatan. Enzim
proteolitik dari kapan ini menyebabkan proses hidrolisis
protein cepat menjadi asam amino, sehingga dapat
ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG DARAH
(Anadara granosa) DARI PERAIRAN KENJERAN, SURABAYA
SKRIPSI
Oleh:
MONITA KRIDHA PUSPITA
NIM. 135080100111047
PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2017
12
memperbaiki kecernaan (Aisjah danAbun,2012 dikutip
dari Abun dkk,2003)
Menurut Pamungkas dkk (2012) bahwa pakan
yang difermentasi akan memiliki nilai nutrisi yang lebih
baik daripada bahan asal, lebih mudah dicerna,
mempunyai cita rasa (flavor) yang lebih baik, selain itu
beberapa hasil fermentasi seperti alkohol dan asam dapat
menghambat pertumbuhan mikroorganisme patogen
didalam pakan. Proses fermentasi menyebabkan terbentuk
sel kapang sehingga meningkatkan kandungan protein
substrat (Nurcahyani, 2005).
2.3. Kulit Pisang Fermentasi
Terbatasnya pemanfaatan kulit pisang sebagai bahan
pakan unggas karena rendahnya kandungan protein kasar
dan tingginya kandungan serat kasar, karena itu perlu
adanya perbaikan kandungan nutrisi tersebut agar
pemanfaatannya dalam pakan unggas semakin tinggi.
Salah satu upaya untuk memperbaiki pakan yaitu dengan
memfermentasi kulit pisang tersebut untuk menurunkan
lignin dan meningkatkan protein kulit pisang dengan cara
biokonversi melalui fermentasi. Fermentasi dapat
meningkatkan kandungan protein kasar dan menurunkan
kandungan serat kasar, selain itu fermentasi juga dapat
meningkatkan kecernaan baik kecernaan protein maupun
serat kasar (Koni dkk,2013).
Pemanfaatan kulit pisang biasanya hanya
dipergunakan sebagai pupuk organik bagi tanaman atau
sebagai makanan ternak, oleh karena itu diperlukan upaya
agar kulit pisang lebih berguna dan dapat meningkatkan
ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG DARAH
(Anadara granosa) DARI PERAIRAN KENJERAN, SURABAYA
SKRIPSI
Oleh:
MONITA KRIDHA PUSPITA
NIM. 135080100111047
PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2017
13
nilai ekonomisnya. Melalui proses fermentasi, limbah
kulit pisang dapat dimanfaatkan sebagai bahan dasar
pembuatan nata, hal ini dapat dilakukan karena kulit
pisang mengandung karbohidrat yang cukup banyak
untuk dapat dijadikan sebagai media pertumbuhan bakteri
pembentuk nata (Handarini dan Restu,2008).
2.4. Rhizopus oligosporus
Salah satu sifat Rhizopus oligosporus yaitu
mempunyai aktivitas proteolitik yang tinggi dimana
enzim protease merombak rantai polimer yang panjang
dari protein (Aisjah dkk,2102). Menurut Ekasari (2009)
menyatakan bahwa proses fermentasi oleh kapang
Rhizopus oligosporus dapat mencegah terjadinya efek
flatulensi (kembung perut). Selama proses fermentasi,
kapang akan menghasilkan alpha-galaktosidase yang
dapat menguraikan rafinosa dan stakiosa.
Enzim-enzim yang dihasilkan oleh kapang Rhizopus
oligosporusyang terdapat didalam ragi tempe bisa
mengubah senyawa flavanon menjadi isoflavon selama
proses fermentasi melalui reaksi metabolisme secara an
aerob (Atun,2009).Rhizopus oligosporus menghasilkan
enzim-enzim protease dengan perombakan senyawa
kompleks protein menjadi senyawa yang lebih sederhana.
Kandungan protein dinyatakan sebagai kadar nitrogen
total tidak berubah selama proses fermentasi, perubahan
terjadi atas kadar protein terlarut dan kadar asam amino
bebas (Pagarra,2009).
Rhizopus sp. memiliki koloni heterothalik, yang
tumbuh cepat ditandai dengan bangunan khas seperti
ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG DARAH
(Anadara granosa) DARI PERAIRAN KENJERAN, SURABAYA
SKRIPSI
Oleh:
MONITA KRIDHA PUSPITA
NIM. 135080100111047
PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2017
14
stolon (hifa penghubung diantara kelompok
sporangiophora), rhizoid (mirip akar yang tumbuh
kedalam substrat, sporanngifora (bangunan khusus yang
pada ujungnya ada sporangium) tumbuh keatas dengan
posisi berlawanan rhizoid. Rhizopus oligosporus
memfermentasi lebih cepat daripada Rhizopus oryzae dan
Rhizopus stolonifer, sedangkan Rhizopus oryzae lebih
cepat daripada Rhizopus stolonifer (Nurrahman, Mary,
Suparmo, Marsetyawan;2012).
2.5. Kelinci New Zealand White (NZW)
Kelinci (Oryctolagus cuniculus) dikenal sebagai
ternak penghasil daging sehat yang tinggi kandungan
protein dan rendah kolesterol dan trigelilresidanya.
Kelinci juga bisa menghasilkan kulit dan bulu, feses
(kotoran) dan urin kelinci sebagai pupuk organik. Kelinci
New Zealand White (NZW) cepat tumbuh besar maka
jenis kelinci ini dapat dijadikan kelinci potong. Berat
dewasa mencapai 4,5-5kg dan anaknya dapat mencapai
10-12 ekor. Pengembangan kelinci mempunyai prospek
cukup baik dalam menanggulangi masalah kekurangan
daging sebagai sumber protein secara terus menerus guna
menjamin ketersediaan pangan di tingkat masyarakat
(Santoso dan Sutarno,2009 dalam Verhoef-Verhallen
1998).
Kelinci merupakansalah satu ternak alternatif yang
dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan protein
hewani bagi masyarakat. Ternak kelinci juga mempunyai
potensi yang baik untuk dikembangkan sebagai penghasil
daging karena mempunyai kualitas yang lebih baik
ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG DARAH
(Anadara granosa) DARI PERAIRAN KENJERAN, SURABAYA
SKRIPSI
Oleh:
MONITA KRIDHA PUSPITA
NIM. 135080100111047
PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2017
15
dibandingkan dengan ternak lain. Pemilihan pakan yang
sesuai tidak bersaing dengan kepentingan manusia, mudah
didapatdan berkualitas baik sangat diutamakan dalam
peternakan kelinci, agar ternak dapat tumbuh dengan baik
sehingga didapatkan hasil produksi yang maksimal
(Rifat,2008)
Ghafur (2009) dikutip dari Hustamin (2007)
menyatakan bahwa klasifikasi kelinci adalah sebagai
berikut :
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Subphylum : Vertebrata
Classis : Mammalia
Ordo : Logomorpha
Familia : Leporidae
Genus : Orictolagus
Spesies : Orictolagus cuniculus
Kelinci mempunyai potensi yang cukup besar
sebagai ternak penghasil daging, karena mempunyai
prosentase karkas yang tinggi yaitu 49%-52%. Daging
kelinci mengandung protein 21, kadar lemak 10,2% kadar
kolesterol 0,36%. Ras New Zealand White merupakan
kelinci albino yang tidak mempunyai bulu yang
mengandung pigmen. Bulunya putih halus, padat, tebal
dan matanya berwarna merah. Keunggulan dari kelinci
tersebut adalah pertumbuhan yang cepat, oleh karena itu
cocok untuk diternakkan sebagai penghasil daging
komersil, hal itu disebabkan karena konversi pakan
kelinci New Zealand White sangat baik ditunjang dengan
ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG DARAH
(Anadara granosa) DARI PERAIRAN KENJERAN, SURABAYA
SKRIPSI
Oleh:
MONITA KRIDHA PUSPITA
NIM. 135080100111047
PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2017
16
kondisi yang baik pula seperti tatalaksana perkandangan,
pakan dan pemeliharaannya (Sari,2010).
Tabel 2. Kebutuhan nutrien untuk kelinci masa
pertumbuhan
Nutrien Kebutuhan
DE (kkal/kg)
Protein Kasar (%)
Lemak (%)
Serat Kasar (%)
2500-2900
12-16
2-4
12-20
Sumber : Sari,2010 dikutip dari Kartadiastra,1994
Kelinci jantan memiliki perbedaan dalam dewasa
kelamin dengan kelinci betina. Kelinci jantan lebih lambat
dewasa kelamin dari pada kelinci betina (Sarwono, 2007
dikutip oleh Ghafur, 2009). Kelinci jantan memiliki bobot
karkas lebih tinggi dibandingkan dengan kellinci betina,
sedangkan untuk bobot karkas kelinci betina lebih tinggi
karena lemak di dalam karkas kelinic betina juga tinggi
(Shafie, et.al.,1961 dikutip oleh Santoso dkk,2009).
2.6. Bobot Potong
Bobot potong merupakan bobot hidup akhir seekor
ternak sebelum dipotong. Bobot potong yang tinggi akan
menghasilkan bobot karkas yang tinggi pula. Pengaruh
interaksi antara umur dan jenis kelamin terhadap bobot
karkas. Pada umur 6 bulan, bobot karkas tidak terdapat
perbedaan yang nyata antara jenis kelamin jantan dan
betina, tetapi pada umur 12 bulan, bobot karkas kelinci
betina lebih tinggi dari pada kelinci jantan. Kelinci lokal
ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG DARAH
(Anadara granosa) DARI PERAIRAN KENJERAN, SURABAYA
SKRIPSI
Oleh:
MONITA KRIDHA PUSPITA
NIM. 135080100111047
PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2017
17
dengan bobot potong yang semakin besar maka akan
menghasilkan bobot karkas yang semakin besar pula.
Peningkatan bobot potong dapat meningkatkan bobot
karkas, tetapi persentase karkas tidak selamanya
meningkat (Dewi, Purnawan dan Djalil, 2012).
Penurunan bobot potong ini disebabkan karena
rendahnya pertambahan bobot badan (PBB). Bobot
potong dipengaruhi oleh pertambahan bobot badan dan
umur ternak, sedangkan pertambahan bobot badan
dipengaruhi oleh asupan nutrien. Rendahnya bobot potong
ini sejalan dengan penurunan konsumsi ransum, dengan
menurunnya konsumsi ransum maka asupan nutrien
menurun sehingga PBB dan bobot potong menurun(Koni
dkk,2013). Menurut Haryoko dan Titik (2008)
menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi bobot
potong kelinci yaitu jenis, umur, dan pakan yang
diberikan. Kelinci dengan umur muda akan memberikan
bobot potong yang rendah disbandingkan dengan kelinci
yang dipotongpadaumurdewasa.
Perlakuan pakan dengan cara fermentasi adalah salah
satu cara terbaik karena tidak ada pengaruhnya terhadap
penurunan bobot potong. Selama proses fermentasi akan
membantu meningkatkan kandungan protein pakan yang
dapat berdampak positif terhadap produksi ternak
(Santoso dan Sutarno, 2009). Menurut Suroso (2003)
menyatakan bahwa meningkatnya bobot potong diikuti
dengan meningkatnya bobot karkas dengan tingkat
keeratannya yaitu 98,5%.
ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG DARAH
(Anadara granosa) DARI PERAIRAN KENJERAN, SURABAYA
SKRIPSI
Oleh:
MONITA KRIDHA PUSPITA
NIM. 135080100111047
PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2017
18
2.7. Bobot Karkas
Karkas merupakan bagian tubuh ternak tanpa kepala,
kaki, ekor, darah dan organ dalam tubuh kecuali ginjal
dan lemak disekitarnya. Bobot karkas sebenarnya dari
seekor ternak hanya dapat diketahui bila ternak tersebut
dipotong. Bobot karkas kelinci jantan pada waktu muda
lebih tinggi dari pada bobot karkas kelinci betina, karena
pertambahan bobot badan kelinci jantan pada waktu muda
lebih tinggi, sedangkan bobot kelinci betina lebih tinggi
karena perlemakan pada karkas betina lebih
banyak.Kualitas dan kuantitas ransumakan menentukan
penampilan seekor ternak. Bobot karkas akan semakin
meningkat seiring dengan meningkatnya kadar protein
ransum (Dewyarsih,2004).
Bobot potong yang berbeda tidak nyata berpengaruh
terhadap bobot karkasnya yang berbeda tidak nyata.
Adanya kecenderungan proporsi bagian-bagian tubuh
yang menghasilkan daging (kaki belakang, pinggang,
dada, leher) akan bertambah besar sesuai dengan
bertambahnya bobot badan, sehingga bobot karkas yang
dihasilkan dipengaruhi oleh bobot potong dari ternak yang
bersangkutan. Bobot potong sangat berpengaruh terhadap
berat karkas dan bagian-bagian karkas (Prayogi,2008).
Dagingkelincimengandunglemakdankolesteroljauhle
bihrendahdisbandingkandengandagingayam, daging sapi,
daging domba dan daging babi, tetapi daging kelinci
mengandung protein yang lebih tinggi. Lemak pada
daging kelinci yaitu sebesar 8%, daging ayam12%, daging
sapi 24%, daging domba 14%, dan daging babi 21%.
Kadar kolesterol pada daging kelinci sebesar 164 mg/100
ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG DARAH
(Anadara granosa) DARI PERAIRAN KENJERAN, SURABAYA
SKRIPSI
Oleh:
MONITA KRIDHA PUSPITA
NIM. 135080100111047
PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2017
19
g, sedangkan daging ayam, domba, sapi dan babi sekitar
220-250 mg/100 g daging. Protein yang terkandung di
dalam daging kelinci mencapai 21% dan ternak lainnya
hanya 17-20% (Masanto dan Agus, 2010).
2.8. Persentase Karkas
Persentase karkas kelinci muda (“fryer”) sebesar 50-
54% dengan bagian karkas yang dapat dikonsumsi 70-
80%, sedangkan kelinci dewasa (“roaster”) menghasilkan
persentase karkas sebesar 55-65% dengan bagian yang
dapat dimakan sebesar 87-90%. Persentase bobot karkas
pada kelinci berkisar antara 48,90-50,25%. Kelinci
medium dengan pertulangan yang ringan dan kulit yang
tipis akan menghasilkan persentase karkas yang lebih
tinggi, dibandingkan dengan kelinci yang mempunyai
pertulangan besar dan kulit yang tebal(Dewyarsih,2004).
Persentase karkas diperoleh dengan membagi berat
karkas dengan berat potong kemudian dikalikan 100
persen, sehingga nilainya dipengaruhi lagsung oleh bobot
karkas dan bobot potong.Persentase karkas dapat
dipengaruhi oleh tingkat bobot potong, hal ini
menyebabkan selisih bobot potong dan bobot karkas antar
perlakuan yang relatif sama sehingga menghasilkan
persentase karkas yang berbeda tidak nyata. Faktor yang
menentukan presentase karkas adalah umur, berat badan,
perlemakan, dan isi saluran pencernaan(Prayogi,2008).
Haryoko dan Titik (2008) menyatakan bahwa
komponen karkas kelinci terdiri dari daging, tulang dan
lemak. Faktor yang mempengaruhi bobot potong kelinci
yaitu jenis, umur, dan pakan yang diberikan. Kelinci
ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG DARAH
(Anadara granosa) DARI PERAIRAN KENJERAN, SURABAYA
SKRIPSI
Oleh:
MONITA KRIDHA PUSPITA
NIM. 135080100111047
PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2017
20
dengan umur muda akan memberikan bobot potong yang
rendah dibandingkan dengan kelinci yang dipotong pada
umur dewasa. Pertumbuhan dapat terjadi karena
peningkatan jumlah dan pertambahan ukuran sel tubuh,
proses tersebut seiring dengan umur dan kondisi ternak
(Yurmiaty, 2006). Sumardianto, Endang dan Masykuri
(2013) menyatakan bahwa semakin tinggi bobot potong
maka persentase karkas juga tinggi.
ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG DARAH
(Anadara granosa) DARI PERAIRAN KENJERAN, SURABAYA
SKRIPSI
Oleh:
MONITA KRIDHA PUSPITA
NIM. 135080100111047
PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2017
21
BAB III
MATERI DAN METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi untuk penelitian ini dilaksanakan di
Peternakan rakyat milik Bapak Winarto Karang Ploso,
Kabupaten Malang dan Laboratorium Nutrisi dan
Makanan Ternak Universitas Brawijaya Malang.
Penelitian berlangsung selama 6 minggu yaitu bulan Juni
- Juli 2016. Analisis proksimat pakan dilakukan di
laboroatorium Nutrisi dan Makanan Ternak Fakultas
Peternakan Universitas Brawijaya Malang.
3.2. Materi Penelitian
3.2.1. Kelinci peranakan New Zealand White
Penelitian ini menggunakan kelinci peranakan
New Zealand White jantan periode lepas sapih umur 30-
45 hari sebanyak 25 ekor dengan bobot badan rata-rata
580 g/ekor yang ditempatkan pada kandang individu yang
dibagi menjadi 25 kandang individu, dimana masing-
masing kandang diisi satu ekor kelinci.
3.2.2. Kandang Penelitian
Kandang yang digunakan menggunakan sistem
kandang individu dengan ukuran tiap kandang adalah
panjang x lebar x tinggi yakni 50 cm x 50 cm x 50 cm
ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG DARAH
(Anadara granosa) DARI PERAIRAN KENJERAN, SURABAYA
SKRIPSI
Oleh:
MONITA KRIDHA PUSPITA
NIM. 135080100111047
PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2017
22
yang terbuat dari besi. Peralatan yang digunakan untuk
penelitian diantaranya tempat pakan dan minum.
Timbangan digital merk CAMRI MODEL EK3650
kapasitas 5000 g dengan ketelitian 1 g yang digunakan
untuk menimbang bobot badan kelinci, pakan dan
timbangan merk MH-200 Pocket Scale dengan ketelitian
0,01 g kapasitas 200 g, berikut adalah denah kandang dan
kelinci penelitian:
P2U4
P0U4
P1U1
P2U1
P0U2
P4U5
P3U3
P4U2
P1U4
P4U3
P0U1
P2U3
P3U2
P4U1
P4U4
P1U5
P2U2
P2U5
P0U5
P3U1
P1U2
P3U5
P1U3
P0U3
P3U4
Gambar 2. Denah kandang dan kelinci penelitian
Selama kegiatan penelitian berlangsung, terdapat
dua ternak uji yang mati yaitu P0U2 yang mati diminggu
ke-empat pengambilan data dan P1U3 yang hilang dan
ditemukan mati di area sekitar kandang pada minggu
pertama pengambilan data.
3.2.3. Pakan perlakuan
Pakan yang digunakan pada penelitian ini adalah
pakan basal yaitu tepung kacang hijau, dedak, kulit
kacang, bungkil kopra, jagung, pollard, bekatul, bungkil
kedelai, molasses, skim yang dibentuk pellet dan daun
bunga kol.
ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG DARAH
(Anadara granosa) DARI PERAIRAN KENJERAN, SURABAYA
SKRIPSI
Oleh:
MONITA KRIDHA PUSPITA
NIM. 135080100111047
PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2017
23
Tabel 3. Kandungan Nutrien Bahan Pakan pada
Penelitian
Bahan Pakan BK (%)
Kandungan Zat Makanan
EM (Kkal/kg)
PK SK LK Ca P
% BK
Tepung Kacang Hijau*
86 2900 27,37 3,88 1,48 1,06 0,78
Dedak* 86 2000 8,00 15,00 7,00 0,20 1,00
Pollard* 86 2103 16,10 6,60 3,00 0,09 0,78
Kulit Kacang* 90 1549 5,77 46,00 1,80 1,29 0,17
Bungkil Kedelai*
86 2720 41,30 5,30 3,50 0,24 0,57
Bungkil Kopra* 86 2200 18,50 13,39 2,50 0,20 0,57
Jagung* 88 3321 8,60 2,20 4,64 0,02 0,26
MBM* 86 1923 46,70 1,40 10,00 9,51 4,71
Skim* 86 2319 23,90 0,20 1,14 0,12 0,10
Molases* 77 1480 4,20 7,70 0,10 0,84 0,09
Minyak Goreng*
100 8950 0,00 0,00 10,00 0,00 0,00
Garam* 88 0 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Daun Kembang kol**
55 2151 15,54 10,04 1,92 2,54 0,48
Tepung Kulit Pisang
89 2775 7,92a 13,51a 10,05a 1,12b 0,16b
Sumber : *Hartadi,dkk (1980)
**Saenab dan Nurhayu (2013)
a) Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak
Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya
b) Laboratorium Kimia Tanah Fakultas
Pertanian Universitas Brawijaya
ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG DARAH
(Anadara granosa) DARI PERAIRAN KENJERAN, SURABAYA
SKRIPSI
Oleh:
MONITA KRIDHA PUSPITA
NIM. 135080100111047
PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2017
24
Pemberian daun kembang kol sebagai bahan
pakan pada ransum penelitian mengalami kesalahan
perhitungan dimana seharusnya bahan kering dari bahan
tersebut bukanlah sebesar 54,92% melainkan sebesar
15%, sehingga berakibat pada kesalahan jumlah
pemberian daun kembang kol harian. Hal ini akan
berdampak pada jumlah konsumsi yang kurang akurat.
Tabel 4. Kebutuhan Nutrisi Kelinci
Nutrient
Fase Pertumbuhan Bunting Lakatasi
Digestible Energy (kkal/kg)
2500 2500 2500
TDN (%) 65 58 70 Serat Kasar (%) 10-12 10-12 10-12 Protein Kasar (%) 16 15 17 Lemak (%) 2 2 2 Ca (%) 0,45 0,40 0,75 P (%) 0,55 - 0,5 Metionin+Cystine 0,6 - 0,6 Lysin 0,65 - 0,75 (Sumber : NRC, 1977)
3.2.4. Kulit Pisang Fermentasi
Kulit pisang kepok didapatkan dari indusri
keripik pisang rumahan yang berada di Desa Talok,
Kecamatan Turen, Kabupaten Malang. Proses fermentasi
kulit pisang mengacu pada prosedur fermentasi kulit
pisang kepok menggunakan Rhizopus oligosporus yang
dilakukan oleh Koni (2009).
ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG DARAH
(Anadara granosa) DARI PERAIRAN KENJERAN, SURABAYA
SKRIPSI
Oleh:
MONITA KRIDHA PUSPITA
NIM. 135080100111047
PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2017
25
Gambar. 3 Proses pembuatan kulit pisang fermentasi
3.2.5. Tepung Kulit Pisang Fermentasi
Proses pembuatan tepung kulit pisang dilakukan
dengan mengacu pada proses penepungan yang dilakukan
oleh Nuramanah (2012) kulit pisang hasil fermentasi
dikeringkan dengan menggunakan oven 70ºC selama 24
jam. Setelah itu kulit pisang dihaluskan dengan
menggunakan blender dan diayak dengan ayakan saringan
plastik dengan ukuran ayakan 80 mesh. Tepung kulit
pisang yang telah jadi kemudian dimasukkan dalam
plastik tertutup rapat dan disimpan.
ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG DARAH
(Anadara granosa) DARI PERAIRAN KENJERAN, SURABAYA
SKRIPSI
Oleh:
MONITA KRIDHA PUSPITA
NIM. 135080100111047
PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2017
26
Gambar 4. Proses Pembuatan Tepung Kulit Pisang
3.2.6. Proses Pembuatan Pellet
Bahan pakan yang telah dicampur dimasukkan
dalam mesin pellet yang ditambahkan sedikit air.
Pembuatan pellet ini dilakukan di Bumi Aji Kota Batu di
Peternakan kelinci milik Mashury Azhar.
3.3. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode percobaan lapang menggunakan
Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 5
perlakuan dan tiap perlakuan dilakukan 5 ulangan.
Kulit pisang
fermentasi
Digiling/dihaluskan
menggunakan mesin grinding
Dimasukkan dalam
plastik dan ditutup rapat
Dikeringkan dalam oven
70oC selama 24 jam
ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG DARAH
(Anadara granosa) DARI PERAIRAN KENJERAN, SURABAYA
SKRIPSI
Oleh:
MONITA KRIDHA PUSPITA
NIM. 135080100111047
PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2017
27
Perlakuan yang dicobakan adalah :
P0: Tanpa subsitusi tepung kulit pisang fermentasi
P1: Substitusi dedak dengan tepung kulit pisang
fermentasi 5%
P2: Substitusi dedak dengan tepung kulit pisang
fermentasi 10%
P3: Substitusi dedak dengan tepung kulit pisang
fermentasi15%
P4: Substitusi dedak dengan tepung kulit pisang
fermentasi 20%
ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG DARAH
(Anadara granosa) DARI PERAIRAN KENJERAN, SURABAYA
SKRIPSI
Oleh:
MONITA KRIDHA PUSPITA
NIM. 135080100111047
PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2017
28
Tabel 5. Susunan dan Kandungan Zat Makanan Pakan
Perlakuan
Keterangan : Kandungan zat makanan diperoleh dari hasil
perhitungan
ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG DARAH
(Anadara granosa) DARI PERAIRAN KENJERAN, SURABAYA
SKRIPSI
Oleh:
MONITA KRIDHA PUSPITA
NIM. 135080100111047
PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2017
29
3.3.1. Prosedur Penelitian
3.3.1.1 Tahapan Persiapan
Tahapan persiapan meliputi beberapa langkah
sebagai berikut :
1. Mempersiapkan kandang dan peralatan,
mengadakan kelinci New Zealand White
lepas sapih dengan umur 30-45 hari dengan
bobot badan awal 580 gr.
2. Mempersiapkan kandang dan peralatan yang
akan digunakan.
Gambar 5. Tahapan Persiapan Kandang
3. Mengadakan pakan basal berupa tepung
kacang hijau, dedak, kulit kacang, bungkil
kopra, jagung, pollard, bekatul, bungkil
ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG DARAH
(Anadara granosa) DARI PERAIRAN KENJERAN, SURABAYA
SKRIPSI
Oleh:
MONITA KRIDHA PUSPITA
NIM. 135080100111047
PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2017
30
kedelai, molasses, skim yang dibentuk pellet
dan daun bunga kol.
4. Mengadakan kulit pisang kepok dari pabrik
keripik pisang di Kecamatan Turen,
Kabupaten Malang.
5. Mengadakan sanitasi kandang
6. Malakukan fermentasi kulit pisang kepok
dengan menggunakan inokulum Rhizopus
oligosporus sesuai dengan metode pembuatan
fermentasi yang dicantumkan dalam gambar
2.
7. Melakukan penepungan kulit pisang kepok
fermentasi di Laboratorium Nutrisi dan
Makanan Ternak Fakultas Peternakan
Universitas Brwaijaya.
8. Melakukan analisis proksimat kulit pisang
kepok segar dan kulit pisang kepok hasil
fermentasi dengan Rhizopus oligosporus di
Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak
Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya.
9. Menyusun ransum pakan perlakuan
3.3.1.2 Tahap Pelaksanaan
Tahapan pelaksanaan penelitian meliputi
beberapa langkah sebagai berikut :
1. Membersihkan kandang.
2. Menimbang kelinci yang digunakan.
ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG DARAH
(Anadara granosa) DARI PERAIRAN KENJERAN, SURABAYA
SKRIPSI
Oleh:
MONITA KRIDHA PUSPITA
NIM. 135080100111047
PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2017
31
3. Memasukkan kelinci kedalam kandang yang
telah dipersiapkan, masing-masing kandang
diisi 1 ekor kelinci.
4. Adaptasi pakan terhadap kelinci selama 14
hari. Pemberian pakan disesuaikan dengan
pakan perlakuan yang diugnakan saat
penelitian.
5. Pemberian pakan.
Pakan yang berupa konsentrat yang sudah
dijadikan pellet diberikan pada pagi hari
sekitar pukul 08.00 WIB dan daun kembang
kol diberikan pada sore hari sekitar pukul
16.00 WIB dengan jumlah pemberian
disesuaikan dengan susunan pakan
perlakuan. Kegiatan pemberian pakan
dilakukan selama 6 minggu.
6. Pemberian air minum.
Air minum diberikan pada ternak dengan
menggunakan media wadah plastik yang
sudah dimodifikasi untuk memudahkan
ternak dalam mendapatkan air minum.
7. Penimbangan bobot badan kelinci dilakukan
pada awal penelitian dan tiap akhir minggu
selama diberi pakan perlakuan sampai ternak
dipotong. Alat untuk menimbang
menggunakan timbangan digital dengan
ketelitian 1 g.
8. Pemotongan kelinci
a. Pemotongan kelinci dilakukan pada hari
ke-42 dari dimulainya perlakuan pakan.
ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG DARAH
(Anadara granosa) DARI PERAIRAN KENJERAN, SURABAYA
SKRIPSI
Oleh:
MONITA KRIDHA PUSPITA
NIM. 135080100111047
PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2017
32
b. Kelinci yang hendak dipotong dipuasakan
untuk mengosongkan isi usus, ditimbang,
dan sebelum memotong membaca bacaan
basmalah.
c. Pemotongan dilakukan dengan cara
memotong bagian leher dengan
memotong bagian vena jugularis, arteri
karotis, trakea, dan esophagus.
d. Dilakukan pengulitan yaitu dengan
menggantung kaki kelinci belakang
dibagian atas, kemudian pengulitan mulai
dari kaki belakang ke arah kepala.
e. Pengeluaran jeroan dengan cara kulit
perut disayat kemudian jeroan kecuali
ginjal dikeluarkan. Karkas lalu ditimbang.
9. Pemisahan daging, tulang dan lemak karkas
yaitu dengan cara pemisahan manual
menggunakan pisau tajam. Kemudian
ditimbang.
3.3.1.3 Tahap Pengamatan
1. Penimbangan bobot badan dilakukan satu
minggu sekali.
2. Sisa pakan ditimbang setiap hari.
3. Penimbangan bobot potong, bobot karkas
dan bobot daging, tulang dan lemak karkas
dilakukan setelah pemotongan ternak.
ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG DARAH
(Anadara granosa) DARI PERAIRAN KENJERAN, SURABAYA
SKRIPSI
Oleh:
MONITA KRIDHA PUSPITA
NIM. 135080100111047
PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2017
33
3.4. Variabel pengamatan
Variabel yang diamati dalam penelitian ini ada 4 yaitu :
3.4.1. Pertambahan Bobot Badan Mingguan
Pertambahan bobot badan mingguan didapat dari
penimbangan kelinci penelitian setiap seminggu
sekali.
3.4.2. Bobot Potong
Bobot hidup akhir seekor ternak sebelum
dipotong.
3.4.3. Bobot Karkas
Bobot karkas dapat dihitung dengan menimbang ternak yang sudah dipotong yang sudah dikurangi dengan darah, kulit, kepala, kaki, isi rongga dada, dan saluran pencernaannya kecuali ginjal.
3.4.4. Persentase Karkas
Persentase karkas adalah perbandingan
antara bobot karkas dengan bobot hidup waktu
disembelih dikalikan dengan 100%.
%Karkas X 100%
ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG DARAH
(Anadara granosa) DARI PERAIRAN KENJERAN, SURABAYA
SKRIPSI
Oleh:
MONITA KRIDHA PUSPITA
NIM. 135080100111047
PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2017
34
3.5. Analisa Statistik
Rancangan percobaan yang digunakan pada
penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL)
dengan model linearnya sebagai berikut:
Keterangan: Yij = Pengamatan pada
perlakuan ke-i dan ulangan ke-j
µ = Nilai rataan umum
πi = Pengaruh tingkat
penambahan tepung
kulit Pisang pada P0, P1,
P2, P3, dan P4
εij = Galat percobaan
selanjutnya hasil pengamatan (data) dianalaisis
dengan analisis ragam dengan model tabel seperti
disajikan pada table 6 berikut:
Tabel 6. Analisis Ragam
SK db JK KT Ftotal Ftabel
Perlakuan 4
Galat 18
Total 22
Apabila hasil penelitian menunjukkan adanya
pengaruh yang berbeda nyata (P<0,05) maka dilanjnutkan
Yij = µ + πi+ εij
ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG DARAH
(Anadara granosa) DARI PERAIRAN KENJERAN, SURABAYA
SKRIPSI
Oleh:
MONITA KRIDHA PUSPITA
NIM. 135080100111047
PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2017
35
dengan UJBD untuk menentukan pengaruh perlakuan
yang terbaik. Berikut adalah rumus yang digunakan :
Keterangan: SE : Standard error
KT Galat : Kuadrat Tengah Galat
r : Banyaknya Ulangan
Berdasarkan analisa data maka hipotesis
operasional dari penelitian ini adalah:
H0 : Penggunaan beberapa level tepung kulit pisang
kepok terfermentasi Rhizopus oligosporus tidak
dapat meningkatkan karakteristik fisik kelinci
peranakan New Zealand White lepas sapih.
H1 : Penggunaan beberapa level tepung kulit pisang
kepok terfermentasi Rhizopus oligosporus
dapat meningkatkan karakteristik fisik kelinci
peranakan New Zealand White lepas sapih.
3.6. Batasan Istilah
1. Lepas Sapih : Kelinci yang berumur
30-45 hari, dengan estimasi belum
terkontaminasi pakan dari luar selain susu
dari induknya.
2. Inokulum : kultur mikroba (dalam
penelitian ini menggunakan Rhizopus
SE =
�
ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG DARAH
(Anadara granosa) DARI PERAIRAN KENJERAN, SURABAYA
SKRIPSI
Oleh:
MONITA KRIDHA PUSPITA
NIM. 135080100111047
PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2017
36
oligosporus) yang diinokulasikan kedalam
medium pada saat kultur mikrobia tersebut
pada fase pertumbuhan.
3. Pisang Kepok : jenis buah pisang yang
kulitnya memiliki 3, 4 dan 5 sisi
ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG DARAH
(Anadara granosa) DARI PERAIRAN KENJERAN, SURABAYA
SKRIPSI
Oleh:
MONITA KRIDHA PUSPITA
NIM. 135080100111047
PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2017
37
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Analisis Laboratorium Tepung Kulit Pisang
Hasil analisis laboratorium Nutrisi dan Makanan
Ternak Fakultas PeternakanUniversitas Brawijaya Malang
terdapat pada Tabel. 7 dibawah ini :
Tabel 7. Kandungan Nutrisi Kulit Pisang Kepok
Keterangan : Berdasarkan 100% BK
*) Hasil analisis laboratoirum Nutrisi dan Makanan Ternak FakultasPeternakan Universitas Brawijaya
**) Hasil analisis laboratorium Kimia Tanah Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Koni (2009)
yang menyatakan bahwa kulit pisang yang difermentasi
dengan bakteri Rhizopus oligosporus meningkatkan
kandungan Protein Kasar (dari 3,63% menjadi 22,15%)
dan menurunkan Serat Kasar (dari 18,71% menjadi
ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG DARAH
(Anadara granosa) DARI PERAIRAN KENJERAN, SURABAYA
SKRIPSI
Oleh:
MONITA KRIDHA PUSPITA
NIM. 135080100111047
PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2017
38
15,75%), berbeda dengan hasil uji analisis laboratorium
pada penelitian ini meningkatkan Protein Kasar sebesar
13% yaitu dari 6,85% menjadi 7,92% dan meningkatkan
Serat Kasar sebesar 27% dari 9,85% menjadi 13,1%.
Peningkatan kalsium dan fosfor adalah akibat dari
terurainya asam fitat yang mengikat mineral kalsium dan
fosfor sehingga mineral-mineral tersebut lebih tersedia.
Dalam setiap gram kulit pisang terkandung 0,28 mg asam
fitat (Anhwange et al., 2009). Asam fitat sendiri
merupakan senyawa antinutrisi yang jumlahnya dapat
dikurangi dengan cara perendaman, pemasakan dan
fermentasi (Rokhmah, 2008). Proses fermentasi mampu
memecah ikatan asam fitat dengan karbohidrat, protein
ataupun kation dengan dihasilkannya enzim fitase. Fitase
(myo-inositol hexakisfosfat fosfohidrolase) adalah enzim
yang dikenal dapat menghidrolisis fosfat pada karbon 1, 3
atau 6 di posisi inositol dari fitat. Penghapusan gugus
fosfat oleh fitase menghasilkan pelepasan mineral P, Ca,
Fe, Zn, dan logam lainnya (Lei and Porres, 2003). Sabu et
al. (2002) melaporkan maksimum produksi enzim fitase
oleh kapang Rhizopus oligosporus yang
dikembangbiakkan dengan substrat kopra pada pH 5,3,
suhu 30oC dan kadar air 54,5% setelah lama inkubasi 96
jam adalah sebesar 14,29 µ / g berat kering.
Kulit pisang kepok mentah yang belum
terfermentasi masih banyak mengandung tanin. Tanin
memiliki aktivitas antibakteri melalui aksi molekulernya
yaitu membentuk kompleks dengan protein melalui ikatan
hidrogen dan ikatan hidrofibik (Cowan 1999 dikutip oleh
Ningsih, Nurmiati dan Agustien,2013). Hasil analisis
ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG DARAH
(Anadara granosa) DARI PERAIRAN KENJERAN, SURABAYA
SKRIPSI
Oleh:
MONITA KRIDHA PUSPITA
NIM. 135080100111047
PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2017
39
laboratorium Ilmu Makanan Ternak Fakultas Peternakan
dan Pertanian Universitas Diponegoro Semarang tentang
kulit pisang kepok sebelum fermentasi dan setelah
fermentasi diketahui oleh Hudiansyah dkk (2015) bahwa
kulit pisang yang difermentasi jumlah kandungan tanin
akan menurun sebesar 54,8% dari 3,72% menjadi 1,68%,
sehingga kulit pisang kepok dapat digunakan dalam
ransum sebagai bahan pakanalternatif sampai tarat 5%.
4.2. Persentase Pertambahan Bobot Badan
Hasil pengamatan tampak tersaji seperti Lampiran
4, setelah di analisisternyata kulit pisang fermentasi
tidakmempengaruhi persentasepertambahan bobot badan
kelinci (P> 0,05). Adapun rataannya tampak seperti tabel
8 diawah ini:
Tabel 8. Persentase Pertambahan Bobot Badan Mingguan
(g/ekor)
Berdasarkan tabel 8 diatas menunjukkan bahwa
pertambahan bobot badan kelinci tidak selalu naik, bahkan bisa menurun, dalam penelitian Tambunan, Yurmiaty dan Mansyur (2014) bahwa keinci yang diberi pakan basal dedak padi, bungkil kedelai, tepung jagung,
ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG DARAH
(Anadara granosa) DARI PERAIRAN KENJERAN, SURABAYA
SKRIPSI
Oleh:
MONITA KRIDHA PUSPITA
NIM. 135080100111047
PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2017
40
rumput gajah, molasses dan premix bisa menaikkan bobot badan sebesar 63,49 g/ekor/minggu sedangkan pada penelitian Rizqiani (2011) bahwa kelinci yang diberi pakan pellet (jagung, dedak padi, bungkil inti sawit, bungkil kedelai, tepung ikan, premix, DCP, CPO (minyak sawit) dan NaCl pertambahan bobot badan akan naik sebesar 123,2 g/ekor/minggu tanpa pakan perlakuan. Penelitian yang dilakukan menaikkan bobot badan kelinci 169,75 g/ekor/minggu, sehingga pada penelitian ini untuk pertambahan bobot badan mingguan dalam kategori tinggi. Selanjutnya pola persentase Persentase Pertambahan Bobot Badan Mingguan kelinci dapat dilihat pada gambar 6 berikut :
Gambar 6. Rataan PersentaseBobot Badan
Mingguan kelinci penelitian
Gambar 6 menerangkan bawa penimbangan bobot
badan dilakukan seminggu sekali karena pada saat itu
alat pencernaan bisa menyerap nutrisi makanan dan
dalam kurun waktu seminggu ternak bisa bertambah
0
10
20
30
40
M1 M2 M3 M4 M5 M6
%/e
kor/
min
ggu
Persentase Pertambahan Bobot Badan
P0
P1
P2
P3
P4
ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG DARAH
(Anadara granosa) DARI PERAIRAN KENJERAN, SURABAYA
SKRIPSI
Oleh:
MONITA KRIDHA PUSPITA
NIM. 135080100111047
PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2017
41
bobot badannya. Penampilan ternak bisa diamati
dengan melihat produksi ternak yaitu dengan melihat
pertambahan bobot badannya. Nilai pertambahan
bobot badan yang tinggi menunjukkan bahwa ternak
dapat berproduks dengan baik. Menurut Smith dan
Mangkoewidojo (1988) menerangkan bahwa selama
proses pertumbuhan, ternak dipengaruhi oleh
beberapa faktor antara lain faktor genetik, pemberian
pakan, suhu, kemampuan beradaptasi dan
lingkungan.
4.3. Pengaruh Perlakuan terhadap Bobot Potong
Hasil penelitian bobot potong kelinci terdapat
pada Lampiran 5. Hasil analisis ragam menunjukkan
bahwa tepung kulit pisang yang terfermentasi
berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap bobot potong
kelinci.Rataan bobot potong kelinci dapat dilihat pada
tabel 9 berikut:
Tabel 9. Rataan Bobot Potong Kelinci
Perlakuan Rata-rata (g/ekor)
P0 1570±46,86c
P1 1474±95,84bc
P2 1392±75,91b
P3 1281±65,59ab
P4 1211±124,24a
Keterangan : huruf superscript(a-c) menunjukkan adanya
perbedaan yang sangat nyata (P<0,01)
Berdasarkan Tabel 9, Bobot potong ternak dapat
ditentukan oleh bobot hidupnya, bobot hidup dipengaruhi
ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG DARAH
(Anadara granosa) DARI PERAIRAN KENJERAN, SURABAYA
SKRIPSI
Oleh:
MONITA KRIDHA PUSPITA
NIM. 135080100111047
PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2017
42
oleh konsumsi pakan. Bobot potong akan sangat
berpengaruh terhadap besarnya bobot karkas dan
persentase karkas. Hasil terbaik dari bobot potong kelinci
ditunjukkan perlakuan P0 yaitu tanpa penambahan tepung
kulit pisang terfermentasi. Bobot akhir kelinci
dipengaruhi oleh jumlah pakan yang dikonsumsi dan
nutrisi yang diserap oleh tubuh. Tubuh kelinci yang bisa
menyerap nutrisi yang lebih maka akan memberikan
bobot akhir yang lebih tinggi karena jaringan tubuh dari
kelinci akan menimbun lemak yang lebih banyak pula
(Atmaja, Nuriyasa dan Budaarsa,2016). Selanjutnya pola
persentase Persentase Pertambahan Bobot Badan
Mingguan kelinci dapat dilihat pada gambar 7 berikut:
Gambar 7. RataanBobot Potong Kelinci
Penelitian
1570 1474 1392 1281 1211
0
500
1000
1500
2000
P0 P1 P2 P3 P4
gram
Perlakuan
Rataan Bobot Potong (g/ekor)
ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG DARAH
(Anadara granosa) DARI PERAIRAN KENJERAN, SURABAYA
SKRIPSI
Oleh:
MONITA KRIDHA PUSPITA
NIM. 135080100111047
PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2017
43
Gambar 7 menunjukkan bahwa P1 tidak berbeda
nyata dengan P0, sehingga pakan perlakuan jika diberikan
kepada ternak maka tidak akan mempengaruhi bobot
potongnya. Menurut Muryanto dan Prawirodigdo (1993)
dikutip oleh Risqiani (2011) yang menyatakan bahwa
semakin tinggi bobot potong maka semakin tinggi pula
persentase karkasnya, hal tersebut dikarenakan proporsi
bagian tubuh yang menghasilkan daging akan bertambah
seiring dengan ukuran bobot tubuh. Menurut Sinaga,
Marsudin dan Rikas (2011) bahwa besarnya bobot potong
mempengaruhi bobot karkas, semakin tinggi bobot
potongnya maka akan menghasilkan bobot karkas yang
tinggi dan meningkatkan persentase karkas. Pemberian
pakan yang memenuhi kebutuhan kelinci secara kualitas
ataupun kuantitas mampu memberikan pengaruh terhadap
peningkatan bobot ternak itu sendiri.Nutrisi yang
diberikan harus bisa meningkatkan palatabilitas ternak
sehingga peningkatan bobot badan ternak bisa tercapai
sesuai keinginan.
Menurut Santoso dan Sutarno (2009) menyatakan
bahwa fermentasi adalah cara yang terbaik karena tidak
ada pengaruh terhadap penurunan bobot potong.
Penurunan yang terjadi karena palatabilitasnya juga
menurun. Semakin tinggi jumlah ransum yang dikonsumsi
maka semakin baik pertumbuhan (pertambahan bobot
badan) dan pada akhirnya akan berpengaruh terhadap
bobot potong kelinci (Haryanto,2006). Menurut Koni, dkk
(2013) menyatakan bahwapenurunan bobot potong ini
disebabkan karena rendahnya pertambahan bobot badan
(PBB). Bobot potong dipengaruhi oleh pertambahan
bobot badan dan umur ternak, sedangkan pertambahan
ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG DARAH
(Anadara granosa) DARI PERAIRAN KENJERAN, SURABAYA
SKRIPSI
Oleh:
MONITA KRIDHA PUSPITA
NIM. 135080100111047
PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2017
44
bobot badan dipengaruhi oleh asupan nutrien.Rendahnya
bobot potong ini sejalan dengan penurunan konsumsi
ransum, dengan menurunnya konsumsi ransum maka
asupan nutrien menurun sehingga PBB dan bobot potong
menurun. Jumlah pakan perlakuan yang diberikan
semakin banyak maka bobot potong akan semakin
menurun, yang diakibatkan zat antinutrisi yang ada
didalam kulit pisang tidak dapat dinetralisis dengan
adanya fermentasi. Pakan yang diberikan dibandingkan
dengan biaya, tenaga dan produksi tidak sebanding.
4.4. Pengaruh Perlakuan terhadap Bobot Karkas
Hasil penelitian bobot karkas terdapat pada
Lampiran 6bahwa pakan kulit pisangterfermentasi
mempengaruhi bobot karkas kelinci. Hasilanalisis agam
menunjukkan bahwa tepung kulit pisang bepengaruh
sangat nyata (P<0,01) terhadap bobot karkas. Rataan
bobot karkas tertera dalam tabel 10 dibawah ini:
Tabel 10. Rataan Bobot Karkas Kelinci
Perlakuan Rata-rata (g/ekor)
P0 778±44,08c
P1 709±47,88bc
P2 683±85,27b
P3 578±78,47ab
P4 538±92,37a
Keterangan: huruf superscript(a-c) menunjukkan adanya
perbedaan yang sangat nyata (P<0,01)
Tabel 10 menerangkan bahawa bobot karkas yang
baik dihasilkan dari bobot potong yang baik pula, apabila
ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG DARAH
(Anadara granosa) DARI PERAIRAN KENJERAN, SURABAYA
SKRIPSI
Oleh:
MONITA KRIDHA PUSPITA
NIM. 135080100111047
PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2017
45
bobot potong menurun maka bobot karkas juga akan
menurun sesuai dengan jumlah nutrisi yang dapat diserap
oleh tubuh ternak. Selanjutnya pola bobot karkas kelinci
dapat dilihat pada gambar 8 berikut:
Gambar 8. Rataan Bobot Karkas Kelinci
Penelitian
Gambar 8menerangkan bahwa penurunan bobot
karkas yang terjadi diduga pakan yang diberikan
mengandung senyawa yang tidak dapat terdegradasi pada
saat proes fermentasi sehingga menghambat pertumbuhan
kelinci. Karkas adalah bagian dari ternak kelinci yang
dipotong dikurangi kepala, keempat kaki, kulit, ekor serta
organ dalam. Bobot karkas mempunyai hubungan yang
erat dengan komponen karkas yaitu daging, tulang serta
lemak. Bobot hidup yang ringan mengandung otot yang
lebih banyak dan lemak yang lebih sedikit (Surya,2010
dikutip dari Soeparno 1994). Bobot karkas ada
hubungannya dengan bobot badan kelinci, yang dimana
778 709 683578 538
0
500
1000
P0 P1 P2 P3 P4
gram
Perlakuan
Rataan Bobot Karkas (g/ekor)
ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG DARAH
(Anadara granosa) DARI PERAIRAN KENJERAN, SURABAYA
SKRIPSI
Oleh:
MONITA KRIDHA PUSPITA
NIM. 135080100111047
PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2017
46
kelinci memiliki bobot badan yang tinggi maka akan
menghasilkan bobot karkas yang tinggi sedangkan bobot
karkas yang rendah maka akan menghasilkan bobot
karkas yang rendah pula (Saputra, Nuriyasa, dan
Ardika,2015).
Bobot karkas pada level pemberian 5% ternyata
mengalami penurunan, hal ini disebabkan konsumsi pakan
yang menurun dan tingkat kesukaan ternak terhadap
pakan. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa pemberian
tepung kulit pisang terfermentasi sampai tingkat 10%
dalam ransum tidak memberikan pengaruh nyata terhadap
bobot karkas kelinci, akan tetapi memberikan pengaruh
yang sangat nyata terhadap P4. Penambahan tepung kulit
pisang pada taraf 20% memberikan pengaruh yang sangat
nyata karena tepung pisang yang diberikan semakin
banyak dan senyawa yang diduga tanin juga semakin
bertambah, sehingga tingkat kesukaan ternak terhadap
pakan juga menurun. Hasil penelitian yang tertera pada
lampiran 3 mempengaruhi konsumsi pakan. Pola
penurunan konsumsi pakan tertera pada gambar 9
dibawah:
ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG DARAH
(Anadara granosa) DARI PERAIRAN KENJERAN, SURABAYA
SKRIPSI
Oleh:
MONITA KRIDHA PUSPITA
NIM. 135080100111047
PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2017
47
Gambar 9. Rataan konsumsi BK harian kelinci
penelitian
Penurunan konsumsi pakan ini diduga disebabkan
karena semakin meningkatnya penggunaan kulit pisang
terfermentasi dalam pakan akan menyebabkan semakin
meningkat pula kandungan tanin didalamnya. Estimasi
kandungan tanin dalam 150 gram bahan kering pakan
perlakuan tersaji pada Tabel 11 berikut ini:
75,5474,72
72,05
69,57 69,27
66
68
70
72
74
76
78
P0 P1 P2 P3 P4
Gra
mRataan Konsumsi BK
Harian
Konsumsi Pakan
ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG DARAH
(Anadara granosa) DARI PERAIRAN KENJERAN, SURABAYA
SKRIPSI
Oleh:
MONITA KRIDHA PUSPITA
NIM. 135080100111047
PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2017
48
Tabel 11. Estimasi kandungan tanin dalam 150 g Bahan
Kering
Bahan pakan Perlakuan
P0 P1 P2 P3 P4
Proporsi dalam 150 g BK
Kacang hijau (g) 2,54 2,57 2,60 2,63 2,66
Dedak (g) 39,46 31,93 24,40 16,87 9,34
Kulit pisang (g) 0,00 7,50 15,00 22,50 30,00
Tanin yang terkandung
Kacang hijau (mg) 0,03 0,03 0,03 0,03 0,03
Dedak (mg) 27,62 22,35 17,08 11,81 6,54
Kulit pisang (mg) 0,00 181,57 363,15 544,72 726,30
Total tanin (mg) 27,65 203,95 380,26 556,56 732,87
Keterangan : Hasil perhitungan berdasarkan data sekunder kandungan tannin dalam kacang hijau: 0,0113 mg/g BK (Onwurafor, Onweluzo and Ezeoke, 2014)dedak: 0,70 mg/g BK (Kaur, Sharma and Nagi, 2011)kulit pisang: 24,21 mg/g BK (Aboul-Enein, Salama, Gaafar, Aly, Bou-Elella and Ahmed, 2016)
Berdasarkan hasil perhitungan menunjukkan
bahwa peningkatan kandungan tanin cukup banyak
seiring dengan meningkatnya perbandingan penggantian
dedak dan kacang hijau dengan kulit pisang dalam pakan.
Kulit pisang yang masih muda memiliki kandungan
tannin sebesar 7,36-1,99%, jadi perlu adanya perlakuan
sebelum digunakan untuk pakan ternak. Pengolahan kulit
ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG DARAH
(Anadara granosa) DARI PERAIRAN KENJERAN, SURABAYA
SKRIPSI
Oleh:
MONITA KRIDHA PUSPITA
NIM. 135080100111047
PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2017
49
pisang (Musa brachyarpa) dengan uap, amoniasi dan
silase fermentasi dapat menurunkan kandungan NDF,
ADF, selulosa, hemiselulosa, lignin dan silika.Salah satu
metode untuk pengolahan pakan dengan bioteknologi
fermentasi. Fermentasi merupakan proses metabolisme
dengan bantuan enzim yang menghasilkan mikroba
(mikroorganisme) untuk melakukan oksidasi, reduksi,
hidrolisis dan reaksi kimia lainnya, dalam perubahan
kimia mengakibatkan substrat organik untuk
menghasilkan produk tertentu (Astuti, Amir, Yelni, and
Istyaturryadhah, 2014).Data pakan yang dikonsumsi oleh
kelinci penelitian kurang akurat karena ada kesalahan
prosedur dalam pengambilan sisa pakan.
Penurunan bobot ternak yag terjadi diduga pakan
yang diberikan mengandung senyawa tanin, sehingga
pakan yang diberikan menimbulan rasa pahit dan ternak
tidak. Menurut pendapat Ismarani (2012) menyatakan
bahwasenyawa taninmerupakan senyawa astrigent yang
memiliki rasa pahit dari gugus polifenilnya yang dapat
mengikat dan mengendapkan protein.Zat astrigent dari
taninini menyebabkan rasa kering dan puckery (kerutan)
di dalam mulut.Prayogi (2008) yang menyakan bobot
potong yang berbeda tidak nyata berpengaruh terhadap
bobot karkasnya yang berbeda tidak nyata. Adanya
kecenderungan proporsi bagian – bagian tubuh yang
menghasilkan daging ( kaki belakang, pinggang, dada,
leher) akan bertambah besar sesuai dengan bertambahnya
bobot badan, sehingga bobot karkas yang dihasilkan
dipengaruhi oleh bobot potong dari ternak yang
bersangkutan. Bobot potong sangat berpengaruh terhadap
berat karkas dan bagian-bagian karkas.Penurunan bobot
ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG DARAH
(Anadara granosa) DARI PERAIRAN KENJERAN, SURABAYA
SKRIPSI
Oleh:
MONITA KRIDHA PUSPITA
NIM. 135080100111047
PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2017
50
karkas ini diakibatkan karena pakan yang diberikan masih
mengandung tannin yang dapat menyebabkan ternak
penelitian tidak mau memakan pakan yang diberikan.
4.5. Pengaruh Perlakuan terhadap Persentase Karkas
Hasil penelitian persentase karkasterdat paa
Lampiran 7. Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa
tepung kulit pisang tang terfermentasi tidak berpengaruh
nyata (P>0,05)terhadap persentase karkas. Rataan
persentase karkas tertera pada tabel 12 dibawah ini:
Tabel 12. Rataan Persentase Karkas Kelinci Penelitian
Perlakuan Rata-rata (g/ekor)
P0 49,75±1,50
P1 48,25±0,50
P2 48,80±4,14
P3 45,20±3,7
P4 43,80±3,63
Persentase karkas tertinggi terdapat pada P0 yaitu
sebesar 49,75%. Nilai tersebut sebanding dengan bobot
karkas yang dihasilkan, karena bobot potong kelinci pada
P0 lebih tinggi apabila dibandingkan dengan bobot potong
pada perlakuan lainnya. Menurut Alagawany,et.al (2016)
menyatakan bahwa nilai persentase karkas diperoleh dari
perhitungan berat karkas dikali 100% dibagi berat hidup.
Semakin tinggi bobot potong kelinci maka semakin tinggi
pula persentase karkasnya, hal ini disebabkan oleh
proporsi bagian tubuh yang menghasilkan daging akan
selaras dengan ukuran bobot tubuh. Persentase karkas
dengan bobot hidup sekitar 1,8-2,1 kg maka menghasilkan
ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG DARAH
(Anadara granosa) DARI PERAIRAN KENJERAN, SURABAYA
SKRIPSI
Oleh:
MONITA KRIDHA PUSPITA
NIM. 135080100111047
PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2017
51
karkas yang kualitas baik dengan persentase karkas
berkisar 50-59% (Rizqiani,2011 dikutip dari
Gillespie,2004). Menurut Sianaga,dkk (2011) menyatakan
bahwa pemberian kualitas ransum yang relatif sama pada
setiap perlakuan maka akan menghasilkan persentase
daging karkas yang hampir sama dari masing-masing
perlakuan. Selanjutnya pola bobot karkas kelinci dapat
dilihat pada gambar 10 berikut:
Gambar 10. Rataan Persentase Karkas Kelinci
Penelitian
Gambar 10 menerangkan bahwa nilai persentase
karkas yang rendah diduga karena daya cerna pakan pada
level tersebut kurang baik dan kelinci tidak menyukai
penambahan tepung kulit pisang yang terfermentasi
terlalu banyak yang diduga mengandung tanin sehingga
tingkat kesukaan terhadap pakan juga menurun, maka
49,7548,25 48,8
45,243,8
40424446485052
P0 P1 P2 P3 P4
%
Perlakuan
Rataan Persentase Karkas (%/ekor)
ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG DARAH
(Anadara granosa) DARI PERAIRAN KENJERAN, SURABAYA
SKRIPSI
Oleh:
MONITA KRIDHA PUSPITA
NIM. 135080100111047
PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2017
52
penambahan level tepung kulit pisang P1, P2, P3 dan P4
tidak disarankan yang bisa mengakibatkan persentase
karkas yang kurang maksimal.
ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG DARAH
(Anadara granosa) DARI PERAIRAN KENJERAN, SURABAYA
SKRIPSI
Oleh:
MONITA KRIDHA PUSPITA
NIM. 135080100111047
PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2017
53
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan
Hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan
bahwa penggunaan tepung kulit pisang sampai level 20%
yang terfermentasi kapang Rhizopus oligosporus tidak dapat
meningkatkan bobot potong, bobot karkas dan persentase
karkas kelinci New Zealand White respon penurunan kualitas
ini karena kulit pisang yang masih muda diduga mengandung
tanin yang tinggi.
5.2. Saran
Penggunaan tepung kulit pisang terfermentasi tidak
diarankan untuk pakan kelinci karena bisa menurunkan
karakteristik fisik kelinci peranakan New Zealand White
sampai level 20% dan perlu adanya penelitian lebih lanjut
tentang jumlah tanin yang ada di dalam kulit pisang kepok
muda.
ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG DARAH
(Anadara granosa) DARI PERAIRAN KENJERAN, SURABAYA
SKRIPSI
Oleh:
MONITA KRIDHA PUSPITA
NIM. 135080100111047
PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2017
54
DAFTAR PUSTAKA
Aboul-Enein, A.M., Salma, Z.A., Gaafar, A.A., Aly, H.F.,
Bou-Elella, F.A and Ahmed, H.A. 2016.
Identification of Phenolic Compounds from
Banana Peel (Musa paradisiaca L.) as
Antioxidand and Antimicrobial Agents.
Journal of Chemical and Pharmaceutical
Research. 8(4): 46-55.
Http://researchgate.net. Diakses 23 Maret
2017
Abun, D., Rusmana dan N. P. Indriani. 2003. Penentuan
Kecernaan Ransum Mengandung Ampas
Umbi Garut (Maranta arundinacea Linn.)
pada Ayam Broiler dengan Metode
Pemotongan. Jurnal Bionatura. 5(3):227-238
Aisjah, T.,dan Abun.2012.Bioproses Biji Kecipir
(Psophocarpus tetragonolobus (L)DC) oleh
Rhizopus oligosporus terhadap Peningkatan
Protein Murni dan Penurunan Asam
Sianida.Jurnal Ilmu Ternak.12(1):35-40.
http://journals.unpad.ac.id/jurnalilmuternak/a
rticle/view/5135
Alagawany, M.,E. Ali Ashour.,F. Mohammed
Reda.2016.Effect of Dietary
Suppelmentation of Garlic (Allium sativum)
ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG DARAH
(Anadara granosa) DARI PERAIRAN KENJERAN, SURABAYA
SKRIPSI
Oleh:
MONITA KRIDHA PUSPITA
NIM. 135080100111047
PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2017
55
and Turmeric (Curcuma longa) on Growth
Performance, Carcass Traits, Blood Profile
and Oxidative Status in Growing
Rabbits.Ann. Anim.Sci.16(2):489-5-5.
https://www.degruyter.com/view/j/aoas.2016
.16.issue-2/aoas-2015-0079/aoas-2015-
0079.xml
Anhwange, B.A., T.J. Ugye, T.D. Nyiaatagher. 2009.
Chemical Composition of Musa Sapientum
(Banana) Peels. Electronic Journal of
Environmental, Ariculture and Food
Chemistry 8(6): 437-442.
Http://researchgate.net. Diakses Tanggal 29
Maret 2017.
Arifah, N., Ismoyowati.,dan N. Iriyanti.2013.Tingkat
Pertumbuhan dan Konversi Pakan pada
Berbagai Itik Lokal Jantan (Anas
plathyrhinchos) dan Itik Manila Jantan
(Cairrina moschata).Jurnal Ilmiah
Peternakan.1(2):718-725.
undana.ac.id/jsmallfib_top/JURNAL/PETER
NAKAN/PETERNAKAN%202013/TINGK
AT%20PERTUMBUHAN%20DAN%20KO
NVERSI%20PAKAN%20PADA%20BERB
AGAI%20ITIK%20LOKAL%20JANTAN%
20(Anas%20Plathyrhinchos)%20DAN%20I
TIK%20MANILA%20JANTAN%20(Cairrin
a%20Moschata%20).pdf
ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG DARAH
(Anadara granosa) DARI PERAIRAN KENJERAN, SURABAYA
SKRIPSI
Oleh:
MONITA KRIDHA PUSPITA
NIM. 135080100111047
PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2017
56
Arifianto, I., Ir. A Wahyudi.,Drh.Imbang
DR.2003.StrategiPengembanganAgribisnisK
omoditasTernakKelinci di Daerah Wisata
Malang.JurnalDesikasi.1(1):124-
128.http://ejournal.umm.ac.id/index.php/dedi
kasi/article/download/922/975
Aritonang, D.,N.A. Tul Roetiah.,T. Pasaribu.,Y.C.
Raharjo.2003.Laju Pertumbuhan Kelinci
Rex, Satin dan Persilangannya yang Diberi
Lactosym@ dalam Sistem Pemeliharaan
Intensif.Jurnal Ilmu Ternak dan
Veteriner.8(3):164-169. Diakses tanggal 13
Agustus 2016. http://oaji.net/articles
Astuti, T., Amir, Y.S., Yelni, G., and Istyaturryadhah.
2014. The Result of Biotechnology by Local
Microorganisms to Banana Peel on Rumen
Fluid Characteritics as Ruminant Feed.
Journal of Advanced Agricultular
Technogies. 1(1):28-31.
https://joaat.com/upload
file/2014/20140611041838155.pdf. Diakses
24 Maret 2017
Atmaja, I.G.M.,I.M. Nuriyasah., and I.K.
Budaarsa.2016.The Performance and Carcass
of Local Male Rabbit (Lepus nigricollis) Diet
and Containing Fermented Grape
Wasted.Journal Bio Chemical
ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG DARAH
(Anadara granosa) DARI PERAIRAN KENJERAN, SURABAYA
SKRIPSI
Oleh:
MONITA KRIDHA PUSPITA
NIM. 135080100111047
PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2017
57
Research.33(1):488-495.
jbcr.co.in/Current_Issue/Vol-33-1-Part-B-
Jan-16/12.pdf
Atun, S.2009.Potensi Senyawa Isoflavon dan Derivatnya
dari Kedelai (Glycine Max. L) serta
Manfaatnya untuk Kesehatan.Prosiding
Seminar Nasional Penelitian Pendidikan dan
Penerapan MIPA. Universitas Negeri
Yogyakarta. Yogyakarta. Diakses pada
tanggal 2 Januari 2017.
http://eprints.uny.ac.id.
Banerjee, S., Halder B., Barman NR., Ghosh AK. 2011.
An Overview on Different Variety of Musa
Species: Importance and its Enormous
Pharmacological Action. IJPI’s Journal of
Phamacognosy and Herbal Formulation. 1(2)
Boonnop, K., M. Wanapati., N. Nontaso and S. Wanapat.
2009. Enriching Nutritive Value of Cassava
Root by Yeast Fermentation. Scientia
Agricola. 66(5):629-633. Http://scielo.br.
Diakses tanggal 20 April 2017
Brody, S. 1945. Bioenergetics and Growth. Reinhold Pub.
Corp:New York (hal.18)
ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG DARAH
(Anadara granosa) DARI PERAIRAN KENJERAN, SURABAYA
SKRIPSI
Oleh:
MONITA KRIDHA PUSPITA
NIM. 135080100111047
PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2017
58
Cowan, M. M. 1999. Plant Product Antimicrobial Agents.
Clinical Microbiology Reviews. 12 (4): 564-
582
CHURCH, D. C. 1979. Livestock Feed and Feeding.
Durhan and Cowney, Inc. Oregon:Portlan
Dewi, S.H.C., E. Purnawan., M.
Djalil.2012.ProduksiKarkasdan Non
KarkasKelinciLokal
padaUmurdanJenisKelaminyangBerbeda.Pro
sidingSemnas FAI.ISBN:978-18810-0-2
Dewyarsih, N.Triesi.2004.Persentase Karkas, Saluran
Pencernaan dan Organ Dalam Kelinci Jantan
Lepas Sapih dengan Subtitusi Tepung Ikan
dan Bungkil Kedelai Dalam Ransum
Mengandung Ampas Teh (Camellia
sinensis). Skripsi.Fakultas Peternakan Institut
Pertanian Bogor. Bogor. Diakses pada
tanggal 15 September.
http://repository.ipb.ac.id.
Dinastutie, R.,S. Poeranto YS.,D.Y.N, Hidayati.2015.Uji
Efektifitas Antifungal Ekstrak Kulit Pisang
Kepok (Musa acuminata x balbisiana)
Mentah terhadap Pertumbuhan Candida
albicans Secara In Vitro.Majalah Kesehatan
FKUB.2(3):173-180.
ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG DARAH
(Anadara granosa) DARI PERAIRAN KENJERAN, SURABAYA
SKRIPSI
Oleh:
MONITA KRIDHA PUSPITA
NIM. 135080100111047
PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2017
59
http://majalahfk.ub.ac.id/index.php/mkfkub/a
rticle/view/65/62
Dwidjoseputro, D.2003.Dasar-DasarMikrobiologi.41-
43.Djambatan. Jakarta
Ekasari, Y.2009.Pengaruh Lama Fermentasi Rhizopus
oligosporus terhadap Kadar Oligosakarida
dan Sifat Sensorik Tepung Tempe Kedelai
(Glycine max).Skripsi. Universitas
Muhammadiyah. Surakarta. Diakses pada
tanggal 20 Juni 2016. http://eprints.ums.ac.id
Fauziah,V. 2015. Pengaruh Variasi Konsentrasi Asam dan
Waktu Hidrolisis terhadap Produksi
Bioetanol dari Limbah Kulit Pisang Kepok
Kuning (Musa balbisiana BBB). Skripsi.
UIN Syarif Hidayatullah. Jakarta. Diakses
pada tanggal 26 Februari 2016.
http://repository.uinjkt.ac.id
Ghafur, M.A.2009. Nilai Kecernaan In Vivo Ransum
Kelinci New Zealand White Jantan yang
Menggunakan Bagasse Fermentasi. Skripsi.
Fakultas Pertanian Universitas Sebelas
Maret. Surakarta. Diakses pada tanggal 17
Mei 2016. https://digilib.uns.ac.id
ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG DARAH
(Anadara granosa) DARI PERAIRAN KENJERAN, SURABAYA
SKRIPSI
Oleh:
MONITA KRIDHA PUSPITA
NIM. 135080100111047
PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2017
60
Gillespie, R. J. 2004. Modern Livestock and Poultry
Production 7th Delmar Learning. Clifton
Park:New York
Handarini, K., dan R. Tjiptaningdyah. 2008. Kajian
Konsentrasi Sukrosa dan Pengenceran Pada
Pemanfaatan Kulit Pisang Kepok Untuk
Nata. Agriekstensia. 7(1):71-80.
http://fp.unitomo.ac.id/wp-
content/uploads/2014/04/jurnal-
agriekstensia-jan-2008_new.pdf.
Hartadi, H., S. Reskohadiprodjo, S. Lebdosukojo, A.D.
Tillman. 1980. Tabel-tabel dari Komposisi
Bahan Makanan Ternak untuk Indonesia.
International Feedstuff Institute Utah
Agricultural Experiment Station, Utah State
University, Logan, Utah.
Http:/pdf.usaid.gov/pdf_docs/PNAAR370.pdf
. Diakses Tanggal 23 Maret 2016.
Haryoko, I., danTitik, W. 2008. Pengaruh Jenis Kelamin
dan Bobot terhadap Karakteristik Fisik
Karkas Peranakan New Zealand White. J.
AnimalProduction. 2(10):85-89.
http://www.animalproduction.net/index.php/J
AP/article/view/195
Haryanto, B.2006.Perbaikan Pertumbuhan dan Produksi
Karkas Kelinci Melalui Pemberian
ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG DARAH
(Anadara granosa) DARI PERAIRAN KENJERAN, SURABAYA
SKRIPSI
Oleh:
MONITA KRIDHA PUSPITA
NIM. 135080100111047
PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2017
61
Temulawak (Curcuma xanthorhiza Roxb)
pada Ransum.Animal Production.8(3):190-
195.
http://www.animalproduction.net/index.php/J
AP/article/view/138
Hudiansyah, P., D. Sunarti., dan B. Sukamto. 2015.
Pengaruh Penggunaan Kulit Pisang
Terfermentasi dalam Ransum Terhadap
Ketersediaan Energi Ayam Broiler.
Agromedia. 33(2):1-9. http://www.jurnal
kampus.stipfarming.ac.id/index.php
Hustamin, R. 2007. Paduan Memelihara Kelinci Hias.
Agro Media Pustaka:Jakarta
Ismarani. 2012. Potensi Senyawa Tannin dalam
Penunjang Produksi Ramah
Lingkungan.Jurnal Agribisnis dan
Pengembangan Wilayah. 3(2): 46-55.
http://www.ejournal-
unisma.net/ojs/index.php/cefar/article/view/6
59/591
Jeharu, AAY., C. Lumenta., J. Sampekalo. 2015.
Pemanfaatan Tepung Kulit Pisang Kepok
(Musa balbisiana colla) dalam Formulasi
Pakan Ikan Nila (Oreochromis niloticus).
Budidaya Perairan. 3(3): 1-11.
ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG DARAH
(Anadara granosa) DARI PERAIRAN KENJERAN, SURABAYA
SKRIPSI
Oleh:
MONITA KRIDHA PUSPITA
NIM. 135080100111047
PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2017
62
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/bdp/art
icle/
Kalsum,U.,dan O. Sjofjan. 2008. Pengaruh Waktu
Inkubasi Campuran Ampas Tahu dan
Onggok yang Difermentasi dengan
Neurospora sitophila terhadap Kandungan
Zat Makanan. Seminar Nasional Teknologi
Peternakan dan Veteriner.
http://peternakan.litbang.deptan.go.id.
Diaksestanggal 26 Februari 2016
Kartadiastra, H. R. 1997. Ternak Kelinci Teknolohi Pasca
Panen. Kanisius:Yogyakarta
Kaur, S., Sharma, S. and Nagi, H.P.S. 2011. Functional
Properties and Anti-nutritional Factors in
Cereal Bran. Asian Jouornal of Food and
Agro-Industry. 4(2): 122-131.
Http://thaiscience.info. Diakses 23 Maret
2017
Koni, T.N.I. 2009. Pemanfaatan Tepung Kulit Pisang
Hasil Fermentasidengan Jamur Tempe
(Rhyzopus oligosporus) dalam Ransum
terhadap Pertumbuhan Broiler. Thesis.
Kupang (Indones): Universitas Nusa
Cendana. Kupang. http://oaji.net/articles.
diakses pada tanggal 20 Februari 2016
ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG DARAH
(Anadara granosa) DARI PERAIRAN KENJERAN, SURABAYA
SKRIPSI
Oleh:
MONITA KRIDHA PUSPITA
NIM. 135080100111047
PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2017
63
Koni, TNI., J. Bale-Therik., P. Rihi
Kale.2013.PemanfaatanKulitPisangHasilFer
mentasiRhyzopusoligosporusdalamRansum
terhadapPertumbuhanAyamPedaging.Jurnal
Veteriner.14(3):365-370.
http://ojs.unud.ac.id/index.php/jvet/article/
Lei, X.G. and J.M. Porres. 2003. Phytase Enzymology,
Applications and Biotechnology.
Biotechnology Letters 25: 1787-1794.
Http://researchgate.net. DiaksesTangal 29
Maret 2017.
Masanto, R., dan Agus, A. 2010. Beternak Kelinci
Potong. Penebar Swadaya. Jakarta
Ni’maturrohmah, W. 2014. Pemanfaatan Limbah Kulit
Buah Pisang Kepok (Musa paradisiaca)
sebagai Bahan Dasar Pembuatan Cuka
Organik dengan Penambahan Acetobacter
aceti dengan Konsentrasi yang Berbeda.
Skripsi. Fakultas Keguruan Dan Ilmu
Pendidikan Universitas Muhammadiyah.
Surakarta.http://eprints.ums.ac.id. diakses
pada tanggal 26 Februari 2016
Ningsih, A.P.,Nurmiati dan A. Agustien. 2013. Uji
Aktivitas Antibakteri Ekstrak Kental
Tanaman Pisang Kepok Kuning (Musa
paradisiaca Linn.) terhadap Staphylococus
ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG DARAH
(Anadara granosa) DARI PERAIRAN KENJERAN, SURABAYA
SKRIPSI
Oleh:
MONITA KRIDHA PUSPITA
NIM. 135080100111047
PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2017
64
aureus dan Escherichia coli.J. Bio.
UA.2(3).207-213. http://
jbioua.fmipa.unand.ac.id/index.php/jbioua/ar
ticle/download/63/60
N.R.C. 1997. Nutrient Requirement of Rabbit. National
Academic of Science. Washington.
Http://nrc.gov. Diakses tanggal 26 Maret
2016
Nuramanah, E. 2012. Kajian Aktivitas Antioksidan Kulit
Pisang Raja Bulu (Musa Paradisiaca L. var.
Sepientum) dan Produk Olahannya. Skripsi.
Universitas Indonesia.
Http://www.respiratory.upi.edu. Diakses
pada tanggal 26 Februari 2016
Nurrahman.,M. Astuti.,Suparmo.,Marsetyawan HNE.
2012. Pertumbuhan Jamur, Sifat
Organoleptik dan Aktivitas Antioksidan
Tempe Kedelai Hitam yang Diproduksi
dengan Berbagai Jenis Inokulum.
AGRITECH. 32(1):60-65.
https://journal.ugm.ac.id/agritech/article/vie
w/9657
Nurcahyani, D.N. 2011. Aneka Manfaat Biji-Bijian.
GavaMedia. Yogyakarta
Onwurator, E.U., Onweluzo, J.C and Ezeoke, A.M. 2014.
Effect of Fermentation Methods on Chemical
ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG DARAH
(Anadara granosa) DARI PERAIRAN KENJERAN, SURABAYA
SKRIPSI
Oleh:
MONITA KRIDHA PUSPITA
NIM. 135080100111047
PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2017
65
and Microbial Properties of Mung Bean
(Vigna radiata) Flour. Nigerian Food
Journal. 32(1): 89-96.
Http://sciencedirect.com. Diakses 23 Maret
2017
Pagarra, H. 2009. Laju Pertumbuhan Jamur Rhizopus sp.
pada Tempe Kacang Hijau (Phaseolus
radiatus L.).Bionature.10(2):69-74.
http://ojs.unm.ac.id/index.php/bionature/artic
le/view/1362
Pamungkas, G.S., Sutarnodan E. Mahajeno. 2012.
Fermentasi Lumpur Digestat Kotoran Ayam
Petelur dengan Kapang Aspergillus niger
untuk Sumber Protein pada Pakan Ayam.
http://biosains.mipa.uns.ac.id.
Diaksestanggal 26 Februari 2016.
Pramesthi, S. Dewi., S. Minarti., H, Soetanto. 2017.
Substitusi Teepung Kulit Pisang Kepok
(Musa acuminata x balbisiana)
Terfermentasi Rhizopus oligosporus dalam
Ransum terhadap Pertambahan Bobot Badan
Harian, Konsumsi Pakan dan Konversi
Pakan. Skripsi. Fakultas Peternakan
Universitas Brawijaya. Tidak Dipublikasikan
Prayogi, P.Wisma.2008.Pengaruh Penambahan Tepung
Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb)
dalam Ransum terhadap Persentase Karkas
ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG DARAH
(Anadara granosa) DARI PERAIRAN KENJERAN, SURABAYA
SKRIPSI
Oleh:
MONITA KRIDHA PUSPITA
NIM. 135080100111047
PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2017
66
dan Lemak Abdominal Kelinci Lokal
Jantan.Skripsi.Fakultas Pertanian Universitas
Sebelas Maret. Surakarta,
https://eprints.uns.ac.id. diakses pada tanggal
4 September 2016
Rifat, M. 2008. Pengaruh Penambahan Tepung
Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb)
dalam Ransum Terhadap Performan Kelinci
Lokal Jantan. Skripsi. Fakultas Pertanian
Universitas Sebelas Maret. Surakarta.
Diakses pada tanggal 4 September 2016.
http://eprints.uns.ac.id.
Rizqiani, A.2011.Performa Kelinci Potong Jantan Lokal
Peranakan New Zealand White yang Diberi
Pakan Silase atau Pellet Ransum
Komplit.Skripsi.Institut Pertanian Bogor.
Bogor.
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/
47054. diakses pada tanggal 4 September
2016
Rokhmah, L.N. 2008. Kajian Kadar AsamFitatdan Kadar
Protein selama Pembuatan Tempe Kara
Benguk (Mucuna pruriens) dengan Variasi
Pengecilan Ukuran dan Lama Fermentasi.
Skripsi. Fakultas Pertanian Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
Http://eprints.uns.ac.id. DiaksesTangal 29
Maret 2017.
ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG DARAH
(Anadara granosa) DARI PERAIRAN KENJERAN, SURABAYA
SKRIPSI
Oleh:
MONITA KRIDHA PUSPITA
NIM. 135080100111047
PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2017
67
Sabu, A., S. Sarita, S. Pandey, B. Bogar, G. Szakacs, C.R.
Soccol. 2002. Solid-state Fermentation for
Production of Phytase by Rhizopus
oligosporus. Applied Biochemical and
Biotechnol 102(1): 251-260.
Http://ncbi.nlm.nih.gov. Diakses Tanggal 29
Maret 2017.
Saenab, A. dan A. Nurhayu. 2013. Potensi Pengembangan
Kelinci di Perkotaan dalam Mendukung
Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL).
Seminar Nasional Inovasi Ramah
Lingkungan 1(47): 389-393.
Http://jakarta.litbang.pertanian.go.id.
Diakses Tanggal 23 Maret 2016.
Santoso, Hieronymus B. 1995. Cuka Pisang.
Kanisius:Yogyakarta
Santoso, U., Sutarno. 2009. Slaughter Weight And
Carcass Of Male New Zealand Whie Rabbits
After Rationing With Koro Bean
(Mucunapruriens var. utilis). Bioscience.
1(3):117-122. Diakses tanggal 13 Agustus
2016. http://eprints.uns.ac.id.
____________.2010.Bobot Potong dan Karkas Kelinci
New Zealand White Jantan Setelah
Pemberian Ransum Kacang Koro (Mucuna
pruriens var. utilis).Bioteknologi.7(1):19-26.
ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG DARAH
(Anadara granosa) DARI PERAIRAN KENJERAN, SURABAYA
SKRIPSI
Oleh:
MONITA KRIDHA PUSPITA
NIM. 135080100111047
PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2017
68
http://eprints.uns.ac.id/791/1/1960080919861
21001biosains_3.pdf
Saputra, E.D.,I.M. Nuriyasah.,I.N. Ardika.2015. Karkas
Kelinci yang Dipelihara pada Tingkat
Hunian Berbeda.Peternakan
Tropika.3(2):295-309.
http://ojs.unud.ac.id/index.php/tropika/article
/view/18588
Sari, F.K. 2010. Pengaruh Penggunaan Kulit Nanas dalam
Ransum terhadap Performan Kelinci New
Zealand White Jantan. Skripsi. Fakultas
Pertanian Universitas Sebelas Maret.
Surakarta. https://eprints.uns.ac.id.
Seftiana, D., F. Antonius., M. Faizal. 2012. Pembuatan
Etanol dari Kulit Pisang menggunakan
Metode Hidrolisis Enzimatik dan Fermentasi.
Jurnal Teknik Kimia. 1(8):10-16.
http://jtk.unsri.ac.id/index.php/jtk/article/vie
w/3
Sinaga, S.,M. Silalahi.,Rikas P.2011.Pengaruh Pemberian
Ransum yang mengandung Tepung Kulit
Buah Pepaya (Carica papain) terhadap
Produksi dan Komponen Karkas Kelinci
Peranakan New Zealand White Jantan.Jurnal
Penelitian Pertanian Terapan.12(1):28-35
ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG DARAH
(Anadara granosa) DARI PERAIRAN KENJERAN, SURABAYA
SKRIPSI
Oleh:
MONITA KRIDHA PUSPITA
NIM. 135080100111047
PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2017
69
Soeparno. 1994. Ilmu dan Teknologi Daging. UGM
press;Yogyakarta.
Someya, S., Y. Yoshiki dan K. Okubo. 2002. Food
Chemistry. 79(3):351354
Sumardianto, T.A., P. Endang dan Masykuri. 2013.
Karakteristik Karkas Kambing Peranakan
Ettawa dan Kambing Kejabong pada Umur
Satu Tahun. Journal Animal Agriculture.
1(2):175-182
Supriyanti, F.M.T., Hocku Suanda.,dan Riska Rosidiana.
2015. Pemanfaatan Kulit Pisang Kepok
(Musa bluggoe) sebagai Sumber Antioksdan
pada Produksi Tahu.Seminar Nasional Kimia
dan Pendidikan Kimia VII.ISBN:978-602-
73159-0-7.Universitas Sebelas Maret
Surakarta. Diakses pada tanggal 4 September
2016. http://snkpk.fkip.uns.ac.id.
Suroso, A. 2003. Komposisi Karkas dan Kimia Daging
Persilangan pada Berbagai Tingkat Bobot
Hidup. Institut Pertanian Bogor.Bogor
Surya, R.A. 2010. Pengaruh Penggunaan Kulit Kecambah
Kacang Hijau dalam Ransum terhadap
Produksi Karkas Kelinci Keturunan Vlaams
reus Jantan.Skripsi.Universitas Sebelas
Maret. Surakarta.
ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG DARAH
(Anadara granosa) DARI PERAIRAN KENJERAN, SURABAYA
SKRIPSI
Oleh:
MONITA KRIDHA PUSPITA
NIM. 135080100111047
PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2017
70
https://digilib.uns.ac.id.Diakses pada tanggal
4 September 2016
Verhoef-Verhallen, E. 1998. Encyclopedia of Rabbits and
Rodents. Rebo Productions. Lisse.
Yurmiaty, H. 2006. Hubungan Berat Potong dengan
Berat, Tebal Pelt Kelinci. Jurnal Ilmu
Ternak. 1(6):48-52.
http://journals.unpad.ac.id/jurnalilmuternak/a
rticle/view/2266