ana1fcj

74
1 PENGARUH KUALITAS PELAYANAN DENGAN LOYALITAS PELANGGAN PT TELKOMSEL JAKARTA NAMA : ANNA NURFARHANA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI 2012

description

fff

Transcript of ana1fcj

  • 1

    PENGARUH KUALITAS PELAYANAN DENGAN LOYALITAS PELANGGAN

    PT TELKOMSEL JAKARTA

    NAMA : ANNA NURFARHANA

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN SOSIAL

    UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI 2012

  • 2

    ABSTRAKSI

    A. Tujuan Pelelitian : Untuk mengetahui pendapat responden mengenai kualitas pelayanan dan loyalitas pelanggan PT. Telkomsel Jakarta, mengetahui

    kontribusi kualitas pelayanan terhadap loyalitas pelanggan PT. Telkomsel

    Jakarta, dan untuk mengetahui hubungan antara kualitas pelayanan dengan

    loyalitas pelanggan PT. Telkomsel Jakarta.

    Dari penelitian hubungan kualitas pelayanan dengan loyalitas pelanggan,

    penulis menarik kesimpulan bahwa 76% pelanggan menilai tinggi kualitas

    pelayanan yang diberikan PT. Telkomsel Jakarta dapat diketahui gambaran

    dari nilai loyalitas pelanggan PT. Telkomsel Jakarta dan 62% pelanggan

    memiliki nilai loyalitas yang tinggi terhadap PT. Telkomsel Jakarta. Koefisien

    korelasi sebesar 0,797 berarti hubungan antara variabel X dan variabel Y

    adalah tinggi. Koefisien Determinan sebesar 63,52%2 r . Hal ini berarti

    loyalitas pelanggan sebesar 63,52% ditentukan oleh kualitas pelayanan.

    Sisanya 36,48% ditentukan oleh faktor lain, misalnya coverage, kualitas

    jaringan, value added services, dan tarif yang tidak dibahas dalam peneiltian

    ini. Hasil perhitungan uji t , dimana to = 9,142 sedangkan ttabel berdasarkan

    derajat kebebasan (dk = n-2) n = 50-2 = 48, = 0,05 diperoleh ttabel = 2,012. Jadi, to > ttabel = 9,142 > 2,012 bahwa terdapat adanya korelasi yang positif

    signifikan antara kualitas pelayanan dengan loyalitas pelanggan PT.

    Telkomsel Jakarta

  • 3

    KATA PENGANTAR

    Alhamdulillah, akhirnya peneliti bisa menyelesaikan penelitian ini dengan

    baik. peneliti bersyukur kepada Allah SWT atas nikmat sehat, nikmat pikiran,

    kemudahan, kelancaran, kekuatan, semangat, rezeki, dan nikmat lainnya yang tak

    terhitung sehingga peneliti dapat mengerahkan segenap pikiran, tenaga, waktu

    demi tersusunya laporan penelitian ini.

    Pada kesempatan yang baik ini, izinkan peneliti menyampaikan rasa

    hormat dan ucapan terimaksih kepada semua pihak yang dengan tulus ikhlas telah

    memberikan bantuan dan dorongan kepada peneliti sehingga peneliti dapat

    menyelesaikan laporan penelitian ini tepat waktu.

  • 4

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i

    HALAMAN ABSTRAKSI ................................................................................... v

    KATA PENGANTAR ......................................................................................... vii

    DAFTAR ISI ....................................................................................................... ix

    DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xiv

    BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1

    A. Latar Belakang ......................................................................... 1

    B. Identifikasi Masalah ................................................................. 5

    C. Pembatasan Masalah ................................................................ 6

    D. Rumusan Masalah .................................................................... 7

    E. Tujuan Penelitian ..................................................................... 7

    F. Kegunaan Penelitian ................................................................. 7

    G. Sistematika Penulisan ............................................................... 8

    BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR .............. 10

    A. Landasan Teori .................................................................. 10

    1. Pelayanan .................................................................. 10

    2. Karakteristik dan Klasifikasi Jasa .............................. 11

    3. Layanan Pelanggan ...................................................... 20

    4. Kualitas Pelayanan ...................................................... 23

  • 5

    5. Loyalitas Pelanggan.......................................................... 30

    B. Kerangka Berpikir ................................................................... 31

    C. Hipotesis ............................................................................... 32

    BAB III METODOLOGI PENELITIAN .......................................... 34

    A. Tempat dan Waktu Penelitian .......................................... 34

    B. Variabel Penelitian ...................................................... 35

    C. Populasi, Ukuran Sampel dan Metode Pengambilan Sampel 35

    D. Metode Pengumpulan Data .......................................... 37

    E. Instrumen Penelitian ...................................................... 39

    F. Teknik Analisis Data ...................................................... 46

    BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................. 50

    A. Deskripsi Perusahaan ...................................................... 50

    B. Deskripsi Data ................................................................... 52

    C. Analisis Data ................................................................... 59

    D. Uji Hipotesis ................................................................... 60

    BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................... 63

    A. KESIMPULAN ................................................................... 63

    B. SARAN ............................................................................... 64

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN

  • 6

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Sejak pemerintah mengeluarkan Undang-undang Telekomunikasi Nomor

    36 tahun 1999, disusul kebijakan mengundang operator telekomunikasi baru tahun

    2002, industri telekomunikasi di Indonesia mengalami perkembangan yang sangat

    pesat. Indonesia menjadi salah satu pasar terbesar dalam industri seluler di dunia.

    Bahkan, negara kita masuk dalam 6 besar daftar negara dengan jumlah pelanggan

    seluler terbanyak. (www.detik.com)

    Persaingan operator telekomunikasi seluler di Indonesia semakin ketat,

    masing-masing operator seluler cukup gencar berpromosi mengenai keunggulan

    produknya. Saat itu beberapa operator seluler sudah mulai memperkenalkan

    layanan lewat akses internet melalui ponsel berupa informasi berita, saham,

    jadwal penerbangan, horoscope, dan lain-lain.

    Selain itu, ada fitur WAP (Wireless Application Protocol) yang pertama

    kali diperkenalkan oleh PT Excelcomindo Pratama (XL) bagi pelanggan pra dan

    pascabayar. Tidak lama kemudian, operator lain, yakni Indosat Multimedia

    Mobile (IM3), Satelindo, dan Telkomsel menawarkan fasilitas yang sama.

    Telkomsel dengan kartu prabayar Simpati telah dapat menikmati layanan fitur

    Simpati International Roaming. Kemudian, Indosat Multimedia Mobile (IM3)

    menawarkan layanan General Packet Radio Service (GPRS) dan Multimedia

    Messaging Service (MMS). Satelindo yang mengusung teknologi GSM (Global

  • 7

    System for Mobile Communication) juga tidak ketinggalan menawarkan fasilitas-

    fasilitas yang tidak kalah menarik.

    Kini, trend persaingan diantara operator telekomunikasi mengarah pada

    perang tarif. Berawal dari Esia yang menawarkan tarif talktime Rp. 50 per menit

    atau Rp. 1.000 per jam menjadi acuan yang mendorong turunnya tarif percakapan

    telepon di Indonesia. Pada Februari 2007, XL yang meluncurkan program paket

    super murah Rp. 25 per detik untuk melakukan percakapan lokal, SLJJ maupun

    SLI baik dengan sesama pemegang kartu yang sama maupun operator seluler

    lainnya. Kemudian Indosat meluncurkan program Mentari Pulsa Lokal Luar Biasa

    Hemat berupa layanan tarif nasional Rp. 50/30 detik tujuan lokal dengan cakupan

    wilayah nasional untuk pelanggan Mentari pada April 2007. Selain itu, Indosat

    meluncurkan program SMS Murah Bangets Rp. 40/SMS pada Mei 2007 dan

    program yang juga menawarkan program 10-4-10 dimana pelanggan IM3 yang

    mengirim 10 SMS ke operator mana pun dalam sehari, mendapatkan bonus 10

    SMS yang hanya bisa digunakan untuk nomor IM3, Mentari dan Matrix.

    Persaingan tarif menjadi semakin tajam ketika XL menawarkan tarif Rp. 1

    per detik ke sesama XL pada Juli yang dimulai dari daerah-daerah seperti

    Sumatera dan Sulawesi, Bali, Yogyakarta, Jawa Barat dan menasional. Karena

    keberhasilan program ini, XL kemudian memperpanjang tarif promo yang digelar

    untuk pelanggan Xplor dan pengguna bebas yaitu Rp. 1/detik mulai 1 Desember

    2007 sampai 15 Februari 2008.

    Menyusul kemudian Hutchison merilis skema tarif baru yang diklaim bisa

  • 8

    menjadi opsi terbaik bagi pelanggannya. Operator GSM seluler 3 ini menawarkan

    skema tarif setengah harga. 3 (Three), menetapkan tarif yang murah, yakni Rp.

    300 untuk percakapan sesama 3, Rp. 600 untuk percakapan lokal dengan operator

    lain, dan Rp. 2.000 untuk percakapan SLJJ dengan operator lain serta gratis SMS

    kesemua operator. Pendatang baru PT Natrindo Telepon Seluler pemegang merek

    terdaftar AXIS, menawarkan tarif yang murah pula yakni Rp. 1/SMS kesesama

    AXIS dan Rp. 60/SMS ke operator lain dan Rp. 60/menit untuk panggilan

    kesesama AXIS dan Rp. 600/menit untuk panggilan ke operator lain

    (www.kompas.com).

    Namun, tidak semua operator tertarik untuk memberikan tarif yang murah.

    Pada industri telekomunikasi dan seluler ada lima parameter dasar yang menjadi

    rujukan, yakni coverage, kualitas jaringan, kualitas layanan, value added services,

    dan tarif (www.republika.co.id). Dengan merujuk pada kelima parameter tersebut,

    tarif bukanlah merupakan hal yang mendasar. Telkomsel termasuk operator yang

    tidak melakukan banting harga. Telkomsel lebih mengedepankan kenyamanan

    berkomunikasi dan manfaat (benefit) yang bisa dinikmati oleh para pelanggannya.

    Dengan mengimplementasikan teknologi terkini yang handal memungkinkan

    layanan Telkomsel menghadirkan keunggulan kompetitif melalui berbagai inovasi

    fitur nilai tambah (Value Added Services), seperti: Mobile Wallet T-Cash,

    Telkomsel Flash, Remittance (Transfer Uang di Luar Negeri), Mobile Broadband,

    Push Email, Blackberry, Video Surveillance, Mobile Banking, dan m-Music. Saat

    ini, Telkomsel memiliki cakupan jaringan GSM/GPRS/EDGE paling luas di

    Indonesia dengan menyediakan cakupan jaringan suara yang sama luasnya dengan

  • 9

    cakupan jaringan data. Selain itu, melalui lebih dari 27.000 BTS (Base

    Transceiver Station), dengan kemampuan jangkauan mencakup lebih dari 95%

    dari total area populasi di Indonesia termasuk kota besar, kabupaten, dan

    kecamatan. Bahkan saat ini Telkomsel telah menjalin kerja sama dengan 259

    mitra internasional agar GSM roaming di 150 negara untuk menjangkau coverage

    internasional yang lebih luas. Telkomsel juga didukung oleh 10 SMS Center

    dengan total kapasitas traffic mencapai 8.000 SMS per detik. Teknologi

    Telkomsel meliputi GSM Dual Band (900 dan 1800 MHz), GPRS, Wi-Fi, Edge,

    2G, dan 3G (www.telkomsel.com).

    Saat ini Telkomsel telah meluncurkan tiga buah produk, yaitu kartu Halo,

    kartu Simpati, dan kartu As. Kartu Halo merupakan kartu pasca bayar yang

    menerobos pasar dengan pendekatan kultur keindonesiaan baik dari sisi nama

    maupun desain kartunya yang menampilkan ragam budaya yang ada di Indonesia.

    Kartu Simpati merupakan kartu pra bayar isi ulang pertama di Asia yang

    diluncurkan pada tahun 1997. Kartu As merupakan kartu pra bayar kedua yang

    diluncurkan pada tahun 2004.

    Sejak pertama kali diluncurkan pada 26 Mei 1995, Telkomsel telah

    mengalami pertumbuhan yang pesat. Pada tahun 1997, coverage Telkomsel sudah

    bisa menjangkau seluruh provinsi di Indonesia. Pada tahun yang sama Telkomsel

    telah berhasil meluncurkan kartu prabayar GSM dan merupakan operator pertama

    di Asia yang memperkenalkan kartu pra bayar yang bisa diisi ulang.

    Jumlah pelanggan Telkomsel tahun demi tahun kian bertambah dan saat

    ini Telkomsel merupakan market leader dalam industri operator seluler di

  • 10

    Indonesia dengan jumlah pelanggan total mencapai lebih dari 67,2 juta orang

    (www.telkomsel.com).

    Sebagai market leader dengan pangsa pasar terbesar, penting bagi

    Telkomsel untuk mempertahankan loyalitas pelanggannya agar tidak berpaling ke

    operator lain. Mempertahankan pelanggan membantu perusahaan memprediksi

    profitabilitasnya dan merupakan alat manajemen yang baik untuk mengukur

    kesuksesan kualitas dan program layanan jasa perusahaan. Dalam konteks bisnis,

    loyalitas dijelaskan sebagai keinginan konsumen untuk berlangganan pada

    perusahaan untuk jangka waktu yang lama, membeli dan menggunakan produk

    dan jasa perusahaan berulang kali, dan merekomendasikan produk perusahaan

    kepada orang lain (Lovelock dan Wirtz, 2004).

    Karena itu, penulis bermaksud untuk meneliti masalah kualitas pelayanan

    dengan loyalitas pelanggan dengan judul:

    Hubungan kualitas pelayanan dengan loyalitas pelanggan pada PT.

    Telkomsel Jakarta.

    B. Identifikasi Masalah

    Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diawal maka

    dapat di identifikasi beberapa permasalahan yang ada yaitu:

    1. Bagaimana cara Telkomsel untuk dapat mengedepankan kenyamanan

    berkomunikasi dan manfaat (benefit) yang bisa dinikmati oleh para

    pelanggannya

    2. Apakah kualitas pelayanan dapat mempengaruhi loyalitas pelanggan PT.

    Telkomsel Jakarta?

  • 11

    3. Seberapa besar konsumen mengetahui lebih dalam mengenai produk PT.

    Telkomsel sehingga mereka loyal terhadap PT Telkomsel ?

    4. Layanan apa saja yang diberikan PT. Telkomsel kepada pelanggannya

    5. Apakah terdapat hubungan antara kualitas pelayanan dengan loyalitas

    pelanggan PT. Telkomsel Jakarta.

    6. Alat manajemen apa yang baik untuk mengukur kesuksesan kualitas dan

    program layanan jasa perusahaan.

    7. Strategi pemasaran apa yang diterapkan oleh PT. Telkomsel Jakarta dalam

    peningkatan kualitas pelayanan.

    8. Apakah keinginan konsumen untuk berlangganan pada perusahaan untuk

    jangka waktu yang lama merupakan salah satu wujud loyalitas pelanggan.

    9. Apakah membeli dan menggunakan produk dan jasa perusahaan berulang

    kali merupakan salah satu wujud loyalitas pelanggan.

    10. Apakah merekomendasikan produk perusahaan kepada orang lain

    merupakan salah satu wujud loyalitas pelanggan.

    C. Pembatasan Masalah

    Masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini bahwa loyalitas pelanggan

    PT. Telkomsel semakin bertambah. Hal ini disebabkan karena pemberian

    pelayanan yang optimal terhadap pelanggan dari customer service Gerai Halo atau

    Grapari PT. Telkomsel di Jakarta

    Berdasarkan pernyataan masalah tersebut, maka masalah tersebut perlu

    dibatasi yaitu sejauhmana hubungan antara kualitas pelayanan dengan loyalitas

    pelanggan PT. Telkomsel di Jakarta.

  • 12

    D. Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah, maka rumusan

    masalah dalam penelitian ini adalah:

    1. Bagaimanakah kualitas pelayanan dan loyalitas pelanggan Pt Telkomsel

    Jakarta?

    2. Apakah terdapat hubungan antara kualitas pelayanan dengan loyalitas

    pelanggan PT. Telkomsel Jakarta?

    3. Seberapa besar pengaruh kualitas pelayanan terhadap loyalitas pelanggan

    PT. Telkomsel Jakarta?

    E. Tujuan Penelitian

    Penelitian ini mempunyai beberapa tujuan, yaitu:

    1. Untuk mengetahui pendapat responden mengenai kualitas pelayanan dan

    loyalitas pelanggan PT. Telkomsel Jakarta.

    2. Mengetahui kontribusi kualitas pelayanan terhadap loyalitas pelanggan

    PT. Telkomsel Jakarta.

    3. Hubungan antara kualitas pelayanan dengan loyalitas pelanggan PT.

    Telkomsel Jakarta.

    F. Kegunaan Penelitian

    Kegunaan penelitian ini secara garis besar dapat dibagi menjadi 2

    kegunaan, yaitu:

    1. Kegunaan Praktis

  • 13

    Penelitian ini bermanfaat sebagai sumbangan bagi pembuat kebijakan

    pemasaran perusahaan yang berkaitan dengan loyalitas pelanggan.

    2. Kegunaan Teoritis

    Penelitian ini bermanfaat sebagai sumbangan ilmu yang memperkaya literatur

    yang berkaitan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi loyalitas pelanggan.

    G. Sistematika Penulisan Penelitia

    Sistematika penelitian ini sebagai berikut:

    Bab I Pendahuluan

    Bab ini mencakup latar belakang dilakukannya penelitian,

    identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah,

    tujuan, kegunaan penelitian dan sistematika penelitian.

    Bab II Landasan Teori, Kerangka Berpikir dan Hipotesis

    Pada bagian ini akan diuraikan hasil dari tinjauan kepustakaan atau

    riset data sekunder berupa serangkaian teori yang relevan untuk

    digunakan sebagai landasan penelitian.

    Bab III Metodologi Penelitian

    Bagian ini memberikan gambaran mengenai metodologi yang

    digunakan dalam penelitian ini yang mencakup tempat dan waktu

    penelitian, variabel-variabel penelitian, populasi dan sampel,

    metode pengumpulan data, ukuran dan metode pengambilan

    sampel, desain kuesioner, dan metode analisa data.

    Bab IV Pengolahan dan Analisa Data

  • 14

    Bab ini memberikan hasil pengolahan dan analisa data sehingga

    diperoleh hasil penelitian sebagai jawaban atas tujuan penelitian.

  • 15

    BAB II

    LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS

    A. LANDASAN TEORI

    1. Pelayanan

    Pelayanan merupakan faktor yang sangat menentukan keberhasilan

    organisasi yang berorientasi profit. Pelayanan berkaitan dengan tingkat

    kepuasan pelanggan, sehingga pelanggan akan menjadi pelanggan setia,

    meskipun produk atau jasa lain yang sejenis begitu banyak dan mudah

    diperoleh.

    Ada beberapa definisi pelayanan. Definisi pelayanan (service) menurut

    Christopher Lovelock (2003) adalah:

    a. Service adalah act atau performance yang ditawarkan satu pihak kepada

    pihak lainnya. Walaupun proses itu dikaitkan dengan produk fisik,

    performance dari service pada dasarnya intangible dan tidak

    mengakibatkan kepemilikan faktor produksi apapun.

    b. Service adalah aktivitas ekonomi yang menciptakan nilai dan memberikan

    manfaat kepada para pelanggan pada waktu dan tempat tertentu sebagai

    hasil adanya perubahan yang di dapat pelanggan.

    Definisi jasa menurut Adrian Payne (2000) adalah suatu aktivitas yang

    memiliki beberapa elemen yang intangible, yang meliputi beberapa interaksi

    dengan pelanggan dan tidak mengakibatkan transfer kepemilikan. Suatu

  • 16

    perubahan dalam kondisi dapat terjadi dan produksi jasa dapat atau tidak dapat

    dikaitkan dengan produk fisik.

    Selanjutnya, Valarie A. Zeithaml dan Mary Jo Bitner (2000: 3)

    menyatakan bahwa jasa adalah suatu kegiatan ekonomi yang outputnya bukan

    produk, dikonsumsi bersamaan dengan waktu produksi dan memberikan nilai

    tambah (seperti kenikmatan, hiburan, santai, dan sehat) bersifat tidak

    berwujud.

    Sedangkan menurut Philip Kotler (2002) pelayanan adalah setiap

    tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak

    lain yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan

    apapun. Produksinya dapat dikaitkan atau tidak dikaitkan dengan suatu produk

    fisik.

    Jadi, pada dasarnya jasa merupakan semua aktivitas ekonomi yang

    hasilnya tidak merupakan produk dalam bentuk fisik atau konstruksi, yang

    biasanya dikonsumsi pada saat yang sama dengan waktu yang dihasilkan dan

    memberikan nilai tambah (seperti kenyamanan, hiburan, kesenangan, atau

    kesehatan) atau pemecahan atas masalah yang dihadapi konsumen. Dari

    berbagai definisi tersebut, tampak bahwa didalam jasa selalu ada aspek

    interaksi antara pihak konsumen dan pemberi jasa, meskipun pihak-pihak

    yang terlibat tidak selalu menyadari. Jasa juga bukan merupakan barang. Jasa

    adalah suatu proses atau aktivitas-aktivitas tersebut tidak berwujud.

  • 17

    2. Karakteristik dan Klasifikasi Jasa

    a. Karakteristik Jasa

    Jasa dapat dibedakan dari goods berdasarkan karakteristik tertentu.

    Menurut Leonard L.Berry Proff. DR. H. Buchari Alma (2003: 5), ada

    3 karakteristik jasa, yaitu:

    (1). More intangible than tangible: Jasa merupakan perbuatan,

    penampilan atau sebuah usaha.

    (2). Simultananeous production and consumption: Jasa diproduksi

    dan dikonsumsi dalam jangka waktu yang sama. Dikatakan

    produksi dan konsumsi berjalan serempak artinya si penghasil

    jasa, sering hadir secara fisik pada waktu konsumsi berlangsung.

    (3). Less standarized and uniform: Jasa kurang memiliki standarisasi

    atau keseragaman. Pada waktu seseorang membeli jasa, sering

    kali bercampur dengan membeli barang-barang misalnya pada

    saat membeli mobil, selalu terkesan layanan jasa, keramah-

    tamahan penjual, layanan mobil purna jual. Seseorang makan di

    restoran sudah pasti diikuti dengan layanan jasa. Demikianlah

    selalu kita alami membeli tiket pesawat, kereta api, jasa

    kesehatan, asuransi, perbankan dan sebagainya, banyak layanan

    jasa yang berbeda intensitasnya.

    Menurut Adrian Payne (2000), ada 4 karakteristik jasa, yaitu:

  • 18

    (1). Intangibility: Jasa bersifat abstrak dan tidak berwujud. Tidak

    seperti produk fisik, service tidak dapat dilihat, dirasa, didengar

    atau dicium sebelum jasa itu dibeli.

    (2). Heterogenity: Jasa tidak memiliki standar dan sangat bervariasi

    tergantung pada siapa yang menyediakan jasa itu serta kapan dan

    dimana jasa itu diberikan.

    (3). Inseparability: Jasa diproduksi dan dikonsumsi pada saat yang

    sama dan melibatkan partisipasi pelanggan dalam proses. Tidak

    seperti barang fisik yang diproduksi, disimpan dalam persediaan,

    didistribusikan melewati beberapa penjual, kemudian

    dikonsumsi. Jika seseorang memberikan jasa, maka penyedianya

    merupakan bagian dari jasa itu. Karena klien juga hadir pada saat

    jasa itu dilakukan, interaksi antara penyedia klien merupakan ciri

    khusus pemasaran jasa.

    (4). Perishability: Jasa tidak dapat disimpan dan mudah lenyap.

    Produk jasa memiliki karakteristik yang berbeda dengan barang

    (produk fisik). Menurut Griffin dalam buku Muhtosim Arief (2005)

    menyebutkan karakteristik jasa sebagai berikut:

    (1). Intangibility (tidak berwujud): Jasa tidak dapat dilihat, dirasa,

    diraba, didengar, atau dicium sebelum jasa itu dibeli. Nilai

    penting dari hal itu adalah nilai tidak berwujud yang dialami

    konsumen dalam bentuk kenikmatan, kepuasan, atau rasa aman.

  • 19

    (2). Unstorability: Jasa tidak mengenal persediaan atau penyimpanan

    dari produk yang telah dihasilkan. Karakteristik ini disebut juga

    tidak dapat dipisahkan mengingat pada umumnya jasa dihasilkan

    dan dikonsumsi secara bersamaan.

    (3). Customization: Jasa juga sering kali didesain khusus untuk

    kebutuhan pelanggan, sebagaimana pada jasa asuransi dan

    kesehatan.

    Philip Kotler (2003) menyebutkan bahwa pada umumnya

    terdapat empat karakteristik jasa yang dapat diidentifikasikan sebagai

    berikut:

    (1) Intangibility: Jasa tidak berwujud. Biasanya jasa dirasakan secara

    subjektif dan ketika jasa dideskripsikan oleh pelanggan, ekspresi

    seperti pengalaman, kepercayaan, perasaan, dan keamanan

    adalah tolok ukur yang dipakai. Inti dari suatu jasa adalah

    ketidakberwujudan dari fenomena itu sendiri. Oleh karena

    tingginya derajat ketidakberwujudannya maka jasa sangat sulit

    dievaluasi oleh pelanggan.

    (2) Inseparability: Jasa bukan benda tetapi merupakan suatu seri

    aktivitas atau proses dimana produksi dan konsumsi dilakukan

    secara simultan. Dengan demikian, pada suatu tingkatan sangat

    sulit untuk mengontrol kualitas dan melakukan pemasaran

    dengan cara tradisional. Tidak ada pra produksi untuk

    mengontrol kualitas lebih awal atau sebelum dijual dan

  • 20

    dikonsumsi. Akan tetapi, tentu saja situasi ini dapat berbeda

    tergantung kepada jasa apa yang kita lihat.

    Misalnya jasa seorang dokter hampir semuanya diproduksi pada

    saat pelanggan atau pasien hadir dan menerima jasa tersebut,

    yaitu pada saat mengkonsumsi jasa tersebut.

    (3) Perishability: Jasa tidak memungkinkan untuk disimpan seperti

    barang. Jika sebuah pesawat terbang tinggal landas dengan hanya

    separuh kapasitas tempat duduknya, tempat duduk yang kosong

    tidak dapat dijual pada hari berikutnya dan kapasitas sisa tempat

    duduk tersebut hilang.

    Walaupun jasa tidak dapat disimpan tetapi pelanggan dapat

    diusahakan untuk disimpan. Sebagai contoh, pada saat rumah

    makan yang sudah penuh ada kemungkinan mengusahakan

    pelanggan untuk menunggu di bar sampai meja kosong.

    (4) Variability: Karena proses produksi dan proses penyampaian

    dilakukan oleh manusia maka manusia mempunyai sifat yang

    tidak konsisten sehingga penyampaian suatu jasa belum tentu

    sama terhadap tiap-tiap pelanggan. Sebagai contoh, jasa yang

    diterima oleh seorang pelanggan pemakai ATM mungkin

    berbeda dengan pemakai berikutnya karena terjadi masalah

    pengertian dalam instruksi pada layar oleh pelanggan berikutnya.

  • 21

    Secara umum jasa mempunyai beberapa karakteristik khusus

    yang berbeda dengan barang. Terdapat perbedaan yang mendasar

    antara produk jasa dan produk barang, antara lain:

    Barang Jasa

    1) Nyata

    2) Homogen

    3) Produksi, distribusi, dan

    konsumsinya merupakan

    proses yang terpisah

    4) Berupa barang

    5) Nilai intinya diproduksi

    dipabrik

    6) Pelanggan (biasanya)

    tidak berpartisipasi dalam

    proses proses produksi

    7) Dapat disimpan

    8) Ada perpindahan

    kepemilikan

    1) Tidak nyata

    2) Heterogen

    3) Produksi, distribusi, dan

    konsumsi merupakan

    proses yang simultan

    4) Berupa proses atau

    aktivitas

    5) Nilai intinya diproduksi

    pada saat interaksi antara

    pembeli dan penjual

    6) Pelanggan berpartisipasi

    dalam proses produksi

    7) Tidak dapat disimpan

    8) Tidak ada perpindahan

    kepemilikan

    Tabel 2.1 Perbedaan antara Barang dan Jasa

    Sumber: Gronroos dalam Muhtosin Arief (2005)

  • 22

    b. Klasifikasi Jasa

    Jasa dapat diklasifikasikan berdasarkan skala tangible-dominant to

    intangible- dominant. Tawaran jasa dapat berupa bagian kecil atau bagian

    utama dari tawaran total. Pengelompokan jasa yang dikemukakan

    Zeithaml dalam Buchari Alma (2005) sebagai berikut:

    (1) Transportasi termasuk didalamnya kereta api, bus, truk, transportasi

    air, udara, dan pipa

    (2) Komunikasi berupa telepon, radio, televisi

    (3) Public utilities berupa listrik, gas, kebersihan

    (4) Perdagangan besar termasuk agen-agen dari produsen

    (5) Perdagangan eceran termasuk berbagai bentuk pertokoan

    (6) Finansial, asuransi, perumahan berupa simpan pinjam, bursa efek,

    perusahaan investasi, usaha pembangunan perumahan

    (7) Jasa hotel

    (8) Personal service

    (9) Business services

    (10) Jasa parkir

    (11) Jasa bengkel/ reparasi

    (12) Jasa bioskop hiburan dan rekreasi

    (13) Jasa dibidang kesehatan

    (14) Jasa dibidang hukum

    (15) Jasa pendidikan

    (16) Jasa sosial/ masyarakat

  • 23

    (17) Jasa organisasi

    (18) Jasa yang ditawarkan oleh pemerintah, perizinan, keamanan polisi/

    TNI, dan sebagainya.

    Gambar 2.1 Tangibility Spectrum

    A B

    C

    J

    I

    H

    E

    F

    D

    G

    K

    Tangibel Dominant

    Intangibel Dominant

    L Keterangan:

    B

    A = Salt

    = Soft drink

    = Detergents

    = Automobiles

    = Cosmotics

    = Fast food

    outlets

    C

    D

    E

    F

    H

    G = Fast food outlets

    = advertising agencies

    = Airlines

    = Investment

    management

    = Consulting

    = Teaching

    I

    J

    K

    L

  • 24

    Sumber: G. Lynn Shostack, Breaking Free from Product

    Marketing, Journal of Marketing, dalam Muhtosim Arief, 2005.

    Klasifikasi jasa menurut Kotler (2002) diantaranya:

    (1). Pure tangible goods: Tawaran hanya terdiri dari barang berwujud

    seperti sabun, pasta gigi, atau garam. Tidak ada jasa yang

    menyertai produk itu.

    (2). Tangible goods with accompanying services: Tawaran terdiri dari

    barang berwujud yang disertai dengan satu atau beberapa layanan

    seperti mobil atau komputer yang menawarkan barang berupa

    produk fisik disertai dengan service-nya.

    (3). Hybrid: Tawaran terdiri dari barang dan jasa yang mempunyai

    proporsi yang sama. Misalnya, seseorang mengunjungi restoran

    untuk mendapat makanan dan pelayanan.

    (4). Major service with accoumpanying minor goods and services:

    Produk utama adalah jasa dengan melibatkan sedikit produk lain

    berupa jasa, misalnya penumpang kereta api membeli jasa

    transportasi darat dengan fasilitas makan dan minum yang

    diberikan secara cuma-cuma.

    (5). Pure service: Tawaran hanya terdiri dari jasa, misalnya babby

    sitter, psikoterapi, pemijatan, dan jasa konsultasi.

    Menurut Assael (dalam buku Muhtosim, 2005) mengklasifikasikan

    jasa sebagai berikut:

  • 25

    (1). Product-related services: Jasa berperan sebagai pendukung

    terhadap produk, misalnya jaminan, garansi, perbaikan, dan

    perawatan. Sebagai contoh apabila kita membeli sebuah mobil

    biasanya diberikan jaminan mesin, garansi suku cadang, ataupun

    perawatan gratis.

    (2). Equipment-based service: Jasa itu sendiri lebih ditonjolkan,

    sedangkan produk sebagai pendukungnya, dan penyedia jasa

    bergantung pada keyakinan konsumen bahwa penyedia jasa

    mempunyai peralatan terbaik untuk mengeksekusi jasa yang

    ditawarkan. Sebagai contoh, taksi, maskapai penerbangan, dan

    dry cleaning.

    (3). People-based service: Jasa lebih tergantung kepada orang

    daripada peralatan dalam penyampaian jasa kepada konsumen.

    Sebagai contoh, pengacara, dokter, dan akuntan publik.

    2. Layanan Pelanggan (Customer Service)

    Layanan pelanggan pada pemasaran jasa lebih dilihat sebagai outcome

    dari kegiatan distribusi dan logistik, dimana pelayanan diberikan kepada

    konsumen untuk mencapai kepuasan. Layanan pelanggan meliputi

    aktivitas untuk memberikan kegunaan waktu dan tempat (time and place

    utilities) termasuk pelayanan pratransaksi, saat transaksi dan

    pascatransaksi. Kegiatan sebelum transaksi akan turut mempengaruhi

    kegiatan transaksi dan setelah transaksi. Oleh karena itu, kegiatan

  • 26

    pendahuluannya harus sebaik mungkin sehingga konsumen memberikan

    respon yang positif dan menunjukkan loyalitas yang tinggi.

    Para pelanggan semakin menuntut standar layanan yang lebih tinggi.

    Banyak perusahaan jasa besar telah terjaga dari kebutuhan untuk

    memperbaiki layanan pelanggan guna bersaing dalam lingkungan jasa

    yang sangat kompetitif . Beberapa alasan pentingnya layanan pelanggan

    menurut Muhtosin Arief (2005), sebagai berikut:

    a. Harapan pelanggan berubah. Hampir disetiap pasar, pelanggan lebih

    menuntut dan lebih piawai daripada pelanggan, misalnya tiga puluh

    tahun yang lalu.

    b. Semakin pentingnya layanan pelanggan. Seiring berubahnya harapan

    pelanggan, para pesaing memandang bahwa layanan pelanggan

    sebagai senjata kompetitif yang dipakai untuk mendiferensiasikan

    penjualan mereka.

    c. Kebutuhan akan strategi hubungan. Untuk memastikan bahwa strategi

    layanan pelanggan yang dapat menciptakan proporsi nilai bagi

    pelanggan diformulasikan, dilaksanakan, dan dikendalikan perlu

    memberi peran sentral pada layanan pelanggan bukan sekedar bagian

    dari berbagai unsur bauran pemasaran.

  • 27

    Banyak perusahaan seringkali memiliki pandangan yang berbeda

    tentang layanan pelanggan. Beberapa definisi tentang layanan pelanggan

    dalam Adrian Payne (2000) diantaranya sebagai berikut:

    a. Layanan pelanggan adalah semua aktivitas yang diperlukan untuk me-

    nerima, memproses, menyampaikan, dan memenuhi permintaan

    pelanggan dan memperbaiki aktivitas apapun yang salah.

    b. Layanan pelanggan adalah ketepatan waktu dan reliabilitas dalam

    menyampaikan pelayanan kepada pelanggan sesuai dengan harapan

    pelanggan.

    c. Layanan pelanggan adalah aktivitas yang kompleks meliputi semua

    area bisnis yang memadukan penyampaian produk dan jasa dalam

    suatu gaya yang dianggap memuaskan pelanggannya dan sejalan

    dengan tujuan perusahaan.

    d. Layanan pelanggan adalah seluruh catatan pemesanan dan semua

    komunikasi dengan pelanggan, seluruh pemfakturan, dan seluruh

    kontrol terhadap kesalahan.

    e. Layanan pelanggan adalah ketepatan dan keakuratan penyampaian

    produk dan jasa yang dipesan oleh pelanggan.

    Pandangan Adrian Payne (2000) tentang layanan pelanggan lebih

    luas dari definisi-definisi di atas dan berkaitan dengan membangun ikatan

    dengan pelanggan dan kelompok lainnya untuk memastikan hubungan

  • 28

    jangka panjang dari keuntungan bersama yang memperkuat elemen-

    elemen marketing mix lainnya.

    Elemen marketing mix jasa terdiri atas 7 (tujuh) hal sebagai berikut :

    (1) Produk, jasa seperti apa yang ingin ditawarkan.

    (2) Price, bagaimana strategi penentuan harga.

    (3) Promotion, bagaimana promosi yang harus dilakukan.

    (4) Place, bagaimana sistem pengantaran (delivery system) yang akan

    diterapkan.

    (5) People, tipe kualitas dan kuantitas orang yang akan terlibat dalam

    pemberian jasa.

    (6) Process, bagaimana proses dalam operasi jasa tersebut.

    (7) Customer service, tingkat service yang bagaimana yang akan

    diberikan kepada konsumen.

    Dari semua elemen-elemen marketing mix tersebut harus

    diperhatikan dalam pengembangannya antara lain:

    (1). Konsistensi: berhubungan dengan keserasian/ kecocokan secara logis

    dan penggunaannya antara elemen lainnya dalam marketing mix.

    (2). Integrasi: hubungan yang harmonis antara elemen-elemen tersebut.

    (3). Leverage: berhubungan dengan pengoptimalan kinerja setiap elemen

    secara lebih profesional sehingga lebih mendukung marketing mix

    untuk mendapatkan daya saing.

  • 29

    3. Kualitas Pelayanan

    Upaya untuk melakukan pemuasan kebutuhan konsumen dapat

    dilakukan dengan menonjolkan unsur-unsur bauran jasa sebagai faktor

    penentu kualitas pelayanan untuk memberikan kemudahan pada

    konsumen. Unsur-unsur bauran jasa yang dapat ditampakkan sebagai

    pelayanan antara lain:

    a. Peralatan pendukung operasional

    b. Keunggulan pelayanan, yaitu jenis pelayanan yang terintegrasi untuk

    seluruh keperluan jasa yang ditunjukkan untuk memberikan

    kemudahan, ketepatan, keakuratan, dan pelayanan pendukung lain.

    c. Pegawai, yaitu keandalan petugas baik yang berinteraksi secara

    langsung dengan mahasiswa maupun karyawan yang menangani

    back office.

    Sebuah perusahaan harus menjaga kualitas pelayanan yang diberikan

    agar selalu berada diatas pesaing dan lebih hebat dari yang dibayangkan

    oleh konsumen. Apabila kualitas pelayanan yang diterima oleh konsumen

    lebih baik atau sama dengan apa yang dibayangkan, maka konsumen

    cenderung akan mencobanya kembali. Akan tetapi, bila perceived services

    lebih rendah dari expected services, maka konsumen akan kecewa dan

    akan menghentikan hubungan dengan perusahaan yang bersangkutan.

  • 30

    Ada delapan definisi kualitas pelayanan yang dikembangkan oleh Garvin

    (dalam Muhtosim Arief, 2005) dan dapat digunakan sebagai kerangka

    perencanaan strategis dan analisis (contohnya sebuah mobil), yaitu sebagai

    berikut:

    1). Kinerja (performance): karakteristik operasi pokok dari produk inti,

    misalnya kecepatan, konsumsi bahan bakar, jumlah penumpang yang

    dapat diangkut, kemudahan dan kenyamanan dalam mengemudi, dan

    sebagainya.

    2). Ciri-ciri atau keistimewaan tambahan (features): karakteristik sekunder

    atau pelengkap, misalnya kelengkapan interior dan eksterior seperti

    dashboard, AC, soundsystem, door lock system, power steering, dan

    sebagainya.

    3). Keandalan (reliability): kemungkinan kecil akan mengalami kerusakan

    atau gagal dipakai, misalnya mobil tidak sering macet/ rusak.

    Expected

    Service

    Perceived Service

    Quality

    Image

    Perceived

    Service

    Know

    how

    Technical solution

    Computerized

    Technical

    Quality

    Appearance

    Behavior

    Internal Relations

    Functional

    Quality

    Attitudes Customer

    Contacts

    Accessibility Machine Service Mindednes

    s

    Gambar 2.2 Model Persepsi Kualitas Jasa

    Sumber: Gronroos dalam Muhtosim Arief, 2005

  • 31

    4). Kesesuaian dengan spesifikasi (conformance to specifications):

    Sejauhmana karakteristik desain dan opersi memenuhi standar-standar

    yang telah ditetapkan sebelumnya. Misalnya standar keamanan dan

    emisi terpenuhi, seperti ukuran as roda untuk truk tertentu harus lebih

    besar daripada mobil sedan.

    5). Daya tahan (durability): Berkaitan dengan seberapa lama suatu produk

    dapat terus digunakan. Dimensi ini mencakup umur teknis maupun umur

    ekonomis penggunaan mobil. Umumnya daya tahan mobil buatan

    Amerika atau Eropa lebih baik daripada mobil buatan Jepang.

    6). Serviceability: Meliputi kecepatan, kompetensi, kenyamanan, mudah

    direparasi, serta penanganan keluhan yang memuaskan. Pelayanan yang

    diberikan tidak terbatas hanya sebelum penjualan, tetapi juga selama

    proses penjualan hingga purnajual yang juga mencakup pelayanan

    reparasi dan ketersediaan komponen yang dibutuhkan.

    7). Estetika: Daya tarik roduk terhadap pancaindra, misalnya bentuk fisik

    mobil yang menarik, model/ desain yang artistic, warna, dan sebagainya.

    8). Kualitas yang dipersepsikan (perceived quality): Citra dan reputasi produk

    serta tanggung jawab perusahaan terhadapnya. Biasanya kurangnya

    pengetahuan pembeli terhadap atribut/ ciri-ciri produk yang akan dibeli,

    maka pembeli mempersepsikan kualitasnya dari aspek harga, nama

    merek, iklan, reputasi perusahaan, maupun Negara pembuatnya.

    Umumnya orang akan menganggap merek Mercedes dan BMW sebagai

    jaminan mutu.

  • 32

    Parasuraman, Zeithaml dan Berry dalam buku Kotler (2000: 439)

    mengungkapkan formulasi model kualitas jasa, yang diperlukan dalam

    layanan jasa. Dalam model ini dijelaskan ada 5 gap yang dapat menimbulkan

    kegagalan penjualan yaitu:

    a. Kesenjangan harapan konsumen dan persepsi manajemen.

    b. Kesenjangan persepsi manajemen dengan kualitas jasa

    c. Kesenjangan kualitas jasa dengan penyampaian jasa

    d. Kesenjangan penyampaian jasa dengan komunikasi eksternal

    e. Kesenjangan jasa yang dialami/ dipersepsi dengan jasa yang diharapkan

    Gambar 2.3 Service Quality Model

    Sumber : Parasuraman, Zeithaml dan Berry (2005)

    Word of mouth

    communication Personal needs Pasr Experience

    Perpected Services

    Perceived Service

    Service Delivery

    Service Quality

    Specifications

    Management Perceptional

    Of Customer Expectation

    External

    Communication to

    Customer

    Gap 2

    Gap 4

    Gap 5

    Gap 1

    Gap 3

    Customer

    Provider

  • 33

    Menurut Zeithaml dan Bitner (2002), service quality adalah superior

    atau excellent service relatif terhadap harapan pelanggan. Penelitian

    menunjukkan bahwa penilaian pelanggan tentang service quality meliputi

    persepsi dari banyak faktor.

    Menurut Zeithaml, Valerie A.L.L. Berry dan Parasuraman dalam

    Muhtosim (2005) service quality menjadi diferensiator yang signifikan dan

    senjata yang paling kompetitif yang ingin dimiliki oleh semua organisasi jasa.

    Definisi service quality adalah hasil proses evaluasi dimana pelanggan

    membandingkan harapan mereka tentang service dengan persepsi terhadap

    service yang diterima (Lewis & Boms, 1983; Lehtinen & Lehtinen, 1982;

    Gronroos, 1984 dalam Muhtosim Arief, 2005). Mereka juga menambahkan

    bahwa service quality dapat dibagi menjadi technical quality yang berarti apa

    yang telah dilakukan dan functional quality yang berarti bagaimana

    melakukannya.

    Parasuraman et al. (1988) dalam Muhtosim Arief (2005) telah

    mengembangkan pengukuran untuk kualitas pelayanan yang disebut

    SERVQUAL dimana pengukuran ini sesuai untuk dimensi jasa secara

    menyeluruh. Para peneliti mengembangkan 10 dimensi umum dari kualitas

    pelayanan, diantaranya tangibles, reliability, responsiveness, competence,

    courtesy, credibility, security, access, communication, dan understanding.

    SERVQUAL kemudian direvisi berdasarkan hasil penelitian empiris pada

    lima perusahan jasa. Mereka menyatakan bahwa kesepuluh dimensi service

  • 34

    quality itu berkolerasi. Mereka mengungkapkan ada 5 faktor dominan atau

    penentu kualitas jasa yaitu: reliability, responsiveness, assurance, empathy,

    dan tangibles.

    (1) Reliability

    Reliability (keandalan) adalah kemampuan untuk memberikan jasa

    sesuai dengan yang dijanjikan terpercaya dan akurat, konsisten dan

    kesesuaian pelayanan.

    (2) Responsiveness

    Responsiveness adalah keinginan untuk membantu pelanggan

    memberikan palayanan yang tepat (Zeithaml dan Bitner, 2002). Dimensi

    ini menekankan perhatian dan ketepatan saat berurusan dengan

    permintaan, pertanyaan, komplain, dan masalah yang diajukan pelanggan.

    Responsiveness dikomunikasikan kepada pelanggan dengan waktu tunggu

    yang mereka habiskan untuk mendapatkan bantuan, mendapat jawaban

    atas pertanyaan yang diajukan, atau perhatian terhadap masalah.

    Responsiveness juga berarti fleksibilitas dan kemampuan menyesuaikan

    pelayanan terhadap kebutuhan pelanggan.

    (3) Assurance

    Assurance (kepastian) adalah berupa kemampuan karyawan untuk

    menimbulkan keyakinan dan kepercayaan terhadap janji yang telah

    dikemukakan kepada konsumen. Menurut Bitner, M.J. and Zeithaml, V.A.

    (2002) assurance berarti pengetahuan dan rasa hormat karyawan serta

  • 35

    kemampuan mereka untuk membangkitkan kepercayan dan keyakinan.

    Dalam tahap awal hubungan, pelanggan dapat menggunakan bukti yang

    nyata untuk menilai dimensi assurance (Zeithaml dan Bitner, 2002).

    Bukti-bukti yang dapat dilihat seperti gelar, kehormatan, penghargaan, dan

    sertifikasi khusus yang disandang perusahaan yang dapat memberikan

    keyakinan pada pelanggan.

    (4) Empathy

    Empathy adalah kepedulian, perhatian individu yang diberikan

    perusahaan kepada pelanggannya (Zeithaml dan Bitner, 2002). Menurut

    Bitner, M.J. and Zeithaml, V.A. (2002) empati berarti bukti kepedulian,

    perhatian individu terhadap pelanggan. Inti dari empathy adalah

    menyampaikan, melalui pelayanan personal atau biasa, bahwa pelanggan

    unik dan istimewa (Zeithaml dan Bitner, 2002). Pelanggan ingin

    dimengerti oleh perusahaan dan penting bagi perusahaan untuk melayani

    pelanggannya. Pegawai pada perusahaan kecil seringkali mengenal nama

    pelanggannya dan membangun hubungan yang mencerminkan

    pengetahuan tentang keperluan dan preferensi pelanggan. Dalam bersaing

    dengan perusahaan besar, kemampuan dalam berempati terhadap

    pelanggan menjadi keuntungan tersendiri bagi perusahaan kecil.

    (5) Tangibles

    Tangibles adalah penampilan fasilitas fisik, peralatan/ perlengkapan,

    dan berbagai materi untuk berkomunikasi. Semua ini memberikan

  • 36

    gambaran fisik atau kesan dari pelayanan yang akan digunakan oleh

    pelanggan, khususnya pelanggan baru untuk mengevaluasi kualitas.

    4. Loyalitas Pelanggan

    Dalam strategi pemasaran salah satu konsep yang sangat penting dan

    sasaran yang ingin dicapai adalah loyalitas merek yaitu bagaimana meraih

    pelanggan/ konsumen yang loyal atau setia terhadap produk (loyalitas

    pelanggan). Karena pada dasarnya mempertahankan loyalitas terhadap merek

    dari pelanggan menjadi hal penting untuk kelangsungan hidup produk/ jasa.

    Dan ini menjadi strategi yang lebih efektif dari pelanggan baru.

    Disamping itu juga telah dipikirkan bahwa biaya untuk menarik

    pelanggan baru secara enam kali lebih besar dari pada mempertahankan

    pelanggan yang telah ada. Salah satu atribut terpenting dalam menciptakan

    loyalitas adalah pelayanan.

    Dalam konteks bisnis, loyalitas dijelaskan sebagai keinginan

    konsumen untuk berlangganan pada perusahaan terus menerus, membeli dan

    menggunakan produk dan jasa perusahaan berulang kali, dan

    merekomendasikan produk perusahaan kepada orang lain (Lovelock dan

    Wirtz, 2004). Richard Oliver dalam Lovelock (2004) mengatakan bahwa pada

    mulanya konsumen akan mengalami loyalitas kognitif, yaitu merasakan bahwa

    brand yang satu lebih disukai daripada brand yang lain berdasarkan informasi

    atribut tentang brand yang diterimanya. Pada tahap kedua, konsumen

  • 37

    mengalami loyalitas afektif, yaitu konsumen membangun kesukaan terhadap

    brand berdasarkan kepuasan penggunaan yang terakumulasi. Pada tahap

    ketiga, konsumen mengalami loyalitas konatif, dimana pada tahap ini

    konsumen berkomitmen untuk membeli kembali brand yang sama.

    B. KERANGKA BERPIKIR

    Perubahan kondisi lingkungan baik eksternal maupun internal membuat

    perusahaan selalu dinamis dan bertindak untuk menangkap peluang yang

    bermunculan. Perusahaan atau organisasi dimasa yang akan datang harus sanggup

    untuk menghadapi perubahan yang terjadi dan menyadarinya dalam waktu yang

    singkat. Para pemasar menginginkan pelanggannya setia pada produk yang

    ditawarkannya, karena kesetiaan pelanggan membawa keuntungan tertentu bagi

    perusahaan. Mempertahankan loyalitas pelanggan merupakan salah satu tujuan

    perusahaan, untuk mendapatkan pelanggan yang loyal itu membutuhkan

    kemampuan dan kerja keras dari perusahaan. Loyalitas pelanggan sangat penting

    bagi perusahaan karena akan memberikan pengaruh yang besar terutama

    probabilitas perusahaan.

    Loyalitas pelanggan akan menjadi kunci sukses, tidak hanya dalam jangka

    pendek tetapi keunggulan bersaing yang berkelanjutan. Adanya pelanggan yang

    kesetiaannya rendah dan mudah terpengaruh oleh produk lain menuntut

    manajemen untuk segera tanggap terhadap hal ini. Terlebih lagi jika hasil dari

    riset pasar menunjukkan bahwa kelompok pasar yang besar. Adanya sikap yang

  • 38

    rendah dalam perilaku pembelian ulang menuntut perusahaan menelusuri lebih

    dahulu faktor-faktor penyebab pada kelompok ini.

    Oleh sebab itu salah satu cara yang dapat ditempuh perusahaan adalah

    melalui strategi mempertahankan pelanggan. Mempertahankan pelanggan adalah

    strategi manajemen pemasaran dimana terdapat kecenderungan pembelian ulang

    (penggunaan selanjutnya), bertahan untuk tidak berpaling ke produk pesaing dan

    berkeinginan merekomendasikan produk kepada teman dan pihak-pihak lain.

    Konsep ini dapat diciptakan untuk mempertahankan hubungan baik antara

    pelanggan dan pemasaran.

    C. HIPOTESIS

    Berdasarkan landasan teori dan kerangka berpikir, maka penulis

    mengajukan hipotesis bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara kualitas

    pelayanan dengan loyalitas pelanggan PT. Telkomsel Jakarta.

    Hipotesis:

    H0 = Tidak ada pengaruh antara kualitas pelayanan dengan

    loyalitas pelanggan

    H a = Ada pengaruh antara kualitas pelayanan dengan

    loyalitas pelanggan

    Berdasarkan probabilitas:

    Jika probabilitas > 0,05= H0 diterima

    Jika probabilitas < 0,05= H0 ditolak

    Variabel X Variabel Y

    Kualitas

    pelayanan Loyalitas

    pelanggan

    H 0

    H a

  • 39

    BAB III

    METODOLOGI PENELITIAN

    A. Tempat dan Waktu Penelitian

    1. Tempat Penelitian

    Dalam rangka membuat laporan ini peneliti telah melakukan riset dan

    penelitian yang dilakukan di Gerai Halo atau Grapari (kantor layanan) PT.

    Telkomsel Jakarta yang berpusat di Gedung Wisma Mulia Jalan Gatot

    Subroto. Jakarta Selatan.

    B. Variabel Penelitian

    Adapun variabel-variabel yang akan diteliti adalah sebagai berikut:

    1. Variabel Bebas (X)

    Variabel Bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi

    penyebab bagi variabel lain.

    Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah kualitas

    pelayanan PT. Telkomsel Jakarta.

    2. Variabel Terikat (Y)

    Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau disebabkan

    oleh variabel lain.

    Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah loyalitas

    Pelanggan dari PT. Telkomsel Jakarta.

  • 40

    C. Populasi, Ukuran Sampel dan Metode Pengambilan Sampel

    1. Populasi

    Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau

    subjek yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan

    oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

    (Sugiono, 2002:57).

    Populasi sasaran dalam penelitian ini adalah para pelanggan Telkomsel

    yang tinggal di Jakarta, baik itu pemakai kartu prabayar Simpati dan Kartu

    As maupun pemakai kartu pascabayar Halo, yang sudah pernah

    mendapatkan pelayanan di bagian customer service, baik di Gerai Halo

    maupun Grapari yang berlokasi di wilayah Jakarta.

    2. Ukuran Sampel dan Metode Pengambilan Sampel

    Sampel adalah bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh

    populasi. (Sugiono, 2002: 57). Untuk menentukan banyaknya sampel

    (ukuran sampel) dari suatu populasi, ada beberapa cara yang dapat

    digunakan, antara lain:

    a. Pendapat Bailey

    Bailey mengatakan bahwa untuk penelitian yang akan

    menggunakan analisis data statistik yang paling minimum adalah 30.

    b. Pendapat Gay

    Gay berpendapat bahwa ukuran minimum sampel yang dapat

    diterima berdasarkan pada metode penelitian yang digunakan sebagai

    berikut:

  • 41

    1). Metode Deskriptif, minimal 10% populasi. Untuk populasi yang

    relatif kecil, minimum 20% dari jumlah populasi.

    2). Metode Deskriptif, korelasional, minimal 30 subjek.

    3). Metode Expost Facto, minimal 15 subjek per kelompok.

    4). Metode Experimental, minimal 15 subjek per kelompok.

    Sampel dari populasi yang terjangkau yaitu 50 orang sesuai dengan

    pendapat yang dikemukakan oleh Bailey, minimal 30 orang. Teknik ini

    diterapkan dengan harapan terwakilkannya data dari populasi tersebut.

    Sedangkan teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam

    penelitian ini adalah teknik random sampling. Teknik random

    sampling adalah teknik pengambilan sampel yang anggota populasinya

    diambil secara acak, tanpa memperhatikan strata yang ada dalam

    populasi. (Suharsimi Arikunto, 2002: 107).

    D. Metode Pengumpulan Data

    Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei

    dengan pendekatan korelasional. Penelitian survei adalah penelitian yang

    dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah

    data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan

    kejadian-kejadian relatif, distribusi dan hubungan-hubungan antara variabel

    sosiologis maupun psikologis. (Sugiono, 2004: 7).

  • 42

    Metode ini dipakai karena sesuai dengan tujuan penelitian yang ingin

    dicapai, yaitu untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas (kualitas

    pelayanan) yang mempengaruhi dan diberi simbol X dengan variabel terikat

    (loyalitas pelanggan) yang dipengaruhi dan diberi simbol Y.

    Sedangkan penelitian korelasional merupakan penelitian yang

    dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh antara variabel atau

    beberapa variabel. (Sugiono, 2004: 8).

    Adapun pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, peneliti

    menggunakan metode penelitian sebagai berikut:

    1. Data Primer

    Data primer didapat dengan mengumpulkan data dengan

    menyebarkan kuesioner kepada responden. Kuesioner adalah sejumlah

    pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari

    responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia

    ketahui. (Suharsimi Arikunto, 2002: 128).

    Sebagian kuesioner dibagikan sendiri oleh peneliti kepada

    responden yang dapat diakses secara langsung. Kuesioner dibagikan

    dengan cara mendatangi para pelanggan Telkomsel yang ada di rumah

    sakit-rumah sakit, kantor pos, mal, dan counter-counter handphone yang

    ada di wilayah Pondok Labu, Fatmawati, Ciganjur, dan Cilandak.

    Selain itu peneliti juga membagikan kuesioner kepada beberapa

    mahasiswa Universitas Indraprasta PGRI. Sebelum membagikan

  • 43

    kuesioner, peneliti akan bertanya apakah responden merupakan pelanggan

    Telkomsel yang pernah mengunjungi Gerai Halo atau Grapari di Jakarta.

    Apabila responden merupakan pelanggan Telkomsel yang pernah

    mengunjungi Gerai Halo atau Grapari di wilayah Jakarta, peneliti akan

    memintanya mengisi kuesioner.

    Sebelum mengisi kuesioner, peneliti menjelaskan dulu kepada

    responden bahwa maksud peneliti meminta responden mengisi kuesioner

    adalah dalam rangka penyelesaian skripsi. Kemudian, peneliti menjelaskan

    cara mengisi kuesioner itu kepada responden di setiap bagian kuesioner.

    Penulis memberikan jangka waktu beberapa hari kepada responden untuk

    mengisinya dan untuk kemudian diambil kembali. Sebagian kuesioner

    dititipkan kepada orang lain yang peneliti percaya. Sebelumnya, peneliti

    memberitahu orang yang dititipkan bagaimana cara mengisi kuesioner itu

    di setiap bagian dan memintanya menjelaskan cara pengisian tersebut

    kepada responden sebelum mengisi kuesioner.

    2. Data Sekunder

    Data sekunder di dapat dengan cara mencari buku-buku atau

    jurnal-jurnal yang berhubungan dengan penelitian. Selain itu, peneliti juga

    mencari artikel-artikel yang dipublikasikan dengan bebas dari internet

    yang berhubungan dengan penelitian.

    E. Instrumen Penelitian

    Penelitian ini melakukan penelitian dua variabel, yaitu kualitas

    pelayanan sebagai variabel independen (dengan simbol X) dan loyalitas

  • 44

    pelanggan sebagai variabel dependen (dengan simbol Y). Instrumen penelitian

    digunakan untuk mengukur kedua variabel tersebut yang akan dijelaskan

    sebagai berikut:

    1. Variabel Kualitas Pelayanan (Variabel X)

    a. Definisi Konseptual

    Kualitas pelayanan adalah suatu ukuran perbuatan atau aktivitas

    kerja yang dilakukan perusahaan untuk menyediakan dan melayani

    segala kebutuhan konsumen yang dapat memuaskan dan

    menguntungkan bagi konsumen dengan menciptakan good-will dalam

    memenuhi permintaan atas produk yang ditawarkan kepada konsumen

    yang meliputi aspek reliability, responsiveness, assurance, empathy, dan

    tangibility.

    b. Definisi Operasional

    Kualitas pelayanan diukur dengan menggunakan kuesioner skala

    likert. Skala likert adalah suatu pengukuran skala yang terdiri dari 5

    kategori mulai dari sangat setuju sampai dengan sangat tidak

    setuju yang mengharuskan responden mengindikasi setuju atau

    tidaknya mereka terhadap suatu pernyataan yang diberikan. (Malhotra,

    2004).

    Penyusunan skala likert berdasarkan sub indikator kualitas

    pelayanan yaitu fasilitas fisik, personil, ketatapan, keandalan

  • 45

    penyampaian pelayanan, kecepatan, kenyamanan, keramahan,

    kompetensi, keamanan, perhatian, dan kemudahan.

    c. Kisi-kisi Instrumen Kualitas Pelayanan

    Instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel kualitas

    pelayanan adalah kuesioner dengan jawaban tertutup sebanyak 18 butir

    pertanyaan. Adapun nilai jawaban setiap pertanyaan mempunyai

    rentang 1-5. Pertanyaan-pertanyaan dibuat dengan mengacu pada

    indikator-indikator kualitas pelayanan.

    Kisi-kisi instrumen kualitas pelayanan dalam penelitian ini dapat

    dilihat pada tabel 3.2 sebagai berikut:

    Tabel 3.2

    Kisi-kisi Instrumen Kualitas Pelayanan

    Variabel Indikator Sub

    Indikator

    Nomor

    Pertanyaan

    Kualitas

    pelayanan

    a. Reliability

    b. Responsiveness

    1. Saat Telkomsel berjanji akan melakukan sesuatu diwaktu

    tertentu, Telkomsel dapat

    menepatinya.

    2. Saat Anda mendapat masalah, Telkomsel dapat memecahkan

    masalah Anda dengan sungguh-

    sungguh.

    3. Telkomsel tetap memberikan informasi kepada pelanggannya

    tentang kapan pelayanannya

    akan dilaksanakan.

    1. Karyawan Telkomsel memberikan Anda pelayanan

    yang tepat.

    2. Karyawan Telkomsel selalu bersedia (siap) membantu Anda.

    1

    2

    3

    4

    5

  • 46

    c. Assurance

    d. Empathy

    e. Tangibility

    3. Karyawan Telkomsel selalu ada waktu (tidak pernah terlalu

    sibuk) untuk melayani Anda.

    1. Perilaku karyawan Telkomsel membuat Anda merasa percaya.

    2. Anda merasa aman melakukan transaksi dengan Telkomsel.

    3. Karyawan Telkomsel bersikap sopan terhadap Anda secara

    konsisten.

    4. Karyawan Telkomsel punya pengetahuan cukup untuk

    menjawab pertanyaan Anda.

    1. Karyawan Telkomsel memberikan Anda perhatian

    individu.

    2. Telkomsel adalah (operator) terbaik buat Anda.

    3. Karyawan Telkomsel memahai kebutuhan Anda yang spesifik.

    1. Peralatan yang dimilki Telkomsel terlihat modern.

    2. Fasilitas fisik Telkomsel terlihat menarik.

    3. Penampilan karyawan Telkomsel rapi.

    4. Material yang berkaitan dengan pelayanan terlihat menarik.

    5. Jam operasi Telkomsel fleksibel

    6

    7

    8

    9

    10

    11

    12

    13

    14

    15

    16

    17

    18

    Untuk mengisi setiap butir pertanyaan dalam instrumen penelitian, telah

    disediakan alternatif jawaban dari setiap butir pertanyaan dan responden dapat

    memilih salah satu jawaban yang sesuai dari 5 alternatif jawaban yang

    disediakan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3. 3 sebagai berikut:

  • 47

    2. Variabel Loyalitas Pelanggan

    a. Definisi Konseptual

    Loyalitas pelanggan adalah kesetiaan pelanggan, dimana

    pelanggan akan menyadari merek tersebut, mengidentitaskan gaya

    hidup mereka dengan menggunakan merek yang sama, menjalin

    persahabatan karena kepuasan telah tercapai, dan merekomendasikan

    pada konsumen lain untuk beralih pada merek lain (konsisten pada

    merek pilihannya).

    b. Definisi Operasional

    Loyalitas pelanggan diukur dengan menggunakan kuesioner

    skala likert. Penyusunan skala likert berdasarkan sub indikator

    loyalitas pelanggan yaitu kesadaran, identitas, rekomendasi, komunitas

    dan persahabatan.

    Jawaban Pertanyaan Keterangan

    SS

    S

    KS

    TS

    STS

    Sangat Setuju

    Setuju

    Kurang Setuju

    Tidak Setuju

    Sangat Tidak Setuju

    Tabel 3.3

    Alternatif Jawaban

  • 48

    c. Kisi-kisi Instrumen Loyalitas Pelanggan

    Instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel loyalitas

    pelanggan adalah kuesioner dengan jawaban tertutup sebanyak 4 butir

    pertanyaan. Adapun nilai jawaban setiap pertanyaan mempunyai

    rentang 1-5. Pertanyaan-pertanyaan dibuat dengan mengacu pada

    indikator-indikator loyalitas pelanggan.

    Kisi-kisi instrumen loyalitas pelanggan dalam penelitian ini dapat

    dilihat pada tabel 3. 4 sebagai berikut:

    Tabel 3.4

    Kisi-kisi Instrumen Loyalitas Pelanggan

    Variabel Indikator Sub

    Indikator

    Nomor

    Pertanyaan

    Loyalitas

    Pelanggan

    a. Kesadaran

    b. Identitas

    1. Saya akan terus menggunakan Telkomsel

    karena pelayanan jasa yang

    diberikan kepada saya

    memuaskan.

    2. Promosi Telkomsel meningkatkan keinginan

    konsumen untuk melakukan

    pembelian.

    3. Saya merasa Telkomsel dapat diandalkan untuk

    melayani dengan baik.

    1. Jika saya membeli kartu GSM baru, saya akan

    memilih Telkomsel

    2. Jika saya pindah ke operator lain, sebelumnya saya harus

    belajar cara menggunakan

    pelayanan di operator lain

    tersebut (seperti MMS,

    GPRS, WAP, dan lainnya).

    3. Bila saya pindah ke operator lain, pelayanan yang

    diberikan operator lain itu

    belum tentu sama dengan

    1

    2

    3

    4

    5

    6

  • 49

    c. Rekomendasi

    d. Komunitas

    e. Persahabatan

    seperti apa yang saya

    harapkan.

    4. Saya tidak yakin sistem penagihan operator lain

    lebih baik.

    5. Telkomsel memenuhi harapan saya yang muncul

    sebelum melakukan

    pembelian.

    1. Saya merekomendasikan Telkomsel kepada orang

    lain

    2. Saya mendorong teman-teman yang berencana

    membeli kartu GSM baru

    untuk membeli kartu

    Telkomsel.

    3. Saya mendorong keluarga saya yang berencana

    membeli kartu GSM baru

    untuk membeli kartu

    Telkomsel.

    1. Saya akan mempertimbangkan segi

    manfaat suatu barang ketika

    melakukan pembelian.

    2. Membandingkan operator satu dengan lainnya akan

    menghabiskan banyak

    energi, tenaga, dan waktu,

    walaupun saya punya cukup

    informasi.

    1. Kegiatan pembelian di Gerai Telkomsel dapat

    menghambat jika karyawan

    tidak bersikap ramah

    2. Saya akan membela jika ada informasi yang tidak benar

    mengenai Telkomsel.

    3. Saya senang menceritakan kelemahan operator lain.

    4. Saya akan menyebutkan Telkomsel , ketika orang

    menanyakan kepada saya

    mengenai operator yang

    7

    8

    9

    10

    11

    12

    13

    14

    15

    16

    17

  • 50

    baik.

    5. Saya senang menceritakan pengalaman menjadi

    pelanggan PT. Telkomsel.

    18

    Untuk mengisi setiap butir pertanyaan dalam instrumen penelitian, telah

    disediakan alternatif jawaban dari setiap butir pertanyaan dan responden dapat

    memilih salah satu jawaban yang sesuai dari 5 alternatif jawaban yang

    disediakan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3.5 sebagai berikut:

    Data-data yang diperoleh dari pelanggan PT. Telkomsel Jakarta diteliti

    seperti data kuesioner dan data lainnya, dikelompokkan untuk dianalisis

    dengan alat bantu skala likert. Skala Likert adalah suatu pengukuran skala

    yang terdiri dari 5 kategori mulai dari sangat setuju sampai dengan sangat

    Jawaban Pertanyaan Keterangan

    SS

    S

    KS

    TS

    STS

    Sangat Setuju

    Setuju

    Kurang Setuju

    Tidak Setuju

    Sangat Tidak Setuju

    Tabel 3.5

    Alternatif Jawaban

  • 51

    tidak setuju yang mengharuskan responden mengindikasi setuju atau

    tidaknya mereka terhadap suatu pernyataan yang diberikan (Malhotra, 2004).

    Skala 1 digunakan untuk mengindikasikan sangat setuju dengan bobot

    penilaian 5, skala 2 digunakan untuk mengindikasikan setuju dengan bobot

    penilaian 4, skala 3 digunakan untuk mengindikasikan kurang setuju dengan

    bobot penilaian 3, skala 4 digunakan untuk mengindikasikan tidak setuju

    dengan bobot penilaian 2, skala 5 digunakan untuk mengindikasikan sangat

    tidak setuju dengan bobot penilaian 1. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

    tabel 3.6 sebagai berikut:

    F. Teknik Analisis Data

    Metode analisa data yang digunakan untuk melihat pengaruh antara

    variabel-variabel dependen terhadap variabel independen dalam penelitian ini

    adalah korelasi product-moment, koefisien determinan, dan uji hipotesis.

    1. Korelasi product-moment dari Pearson

    Korelasi product-moment digunakan untuk menentukan hubungan

    antara dua gejala interval. (Suharsimi, 2002: 240).

    Rumus product-moment dari Pearson:

    Tabel 3.6

    Skala Penilaian Instrumen Penelitian

    Pilihan Jawaban Bobot Skor

    SS : Sangat Setuju

    S : Sangat

    KS : Kurang Setuju

    TS : Tidak Setuju

    STS : Sangat Tidak Setuju

    5

    4

    3

    2

    1

  • 52

    2222 YYNNXXNYXXYN

    r

    Keterangan:

    r = koefisien korelasi

    x = variabel kualitas pelayanan

    y = variabel loyalitas pelanggan

    N = jumlah responden

    Korelasi product-moment dilambangkan dengan (r) dengan

    ketentuan nilai r tidak lebih dari harga 11 r . Apabila 1r

    artinya korelasinya negatif sempurna; 0r artinya tidak ada korelasi; dan

    1r berarti korelasinya sangat kuat. Sedangkan arti harga r akan

    dikonsultasikan dengan tabel 3. 8 Interprestasi Nilai r sebagai berikut:

    2. Analisis Koefisien Determinan

    Untuk menyatakan besar kecilnya sumbangan variabel X terhadap

    variabel Y dapat ditentukan dengan perhitungan koefisien determinan

    sebagai berikut:

    Rumus Koefisien Determinan:

    002 100xrKP

    Tabel 3. 8

    Interprestasi Koefisien Korelasi

    Interval koefisien (r) Interprestasi

    0,800-1,00

    0,600-0,800

    0,400-0,600

    0,200-0,400

    0,00-0,200

    Sangat Tinggi

    Tinggi

    Cukup Tinggi

    Rendah

    Sangat Rendah

    Sumber: Arikunto, 2002: 245

  • 53

    Keterangan :

    KP = Koefisien determinan

    2r = Koefisien korelasi (product-moment)

    3. Uji Signifikansi

    Uji signifikansi berfungsi apabila peneliti ingin mencari makna

    hubungan antara variabel X dengan variabel Y , maka hasil korelasi

    product-moment diuji dengan uji signifikansi dengan rumus sebagai

    berikut:

    21

    2

    r

    Nrt

    Keterangan:

    t hitung = skor signifikan koefisien korelasi

    r = koefisien korelasi prduct-moment

    N = banyaknya sampel

    a. Hipotesis Statistik:

    1. 0:0 H

    2. 0: aH

    b. Kriteria pengujian:

    0H diterima jika tabelhitung tt dan ditolak jika tabelhitung tt ,

    berarti koefisien korelasi signifikan jika aH diterima.

  • 54

    Hal ini dilakukan pada taraf signifikan 0,05 dengan derajat

    kebebasan 2 ndk . Dengan demikian dapat disimpulkan antara

    variabel X dan variabel Y terdapat hubungan yang positif.

  • 55

    BAB IV

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    G. Deskripsi Perusahaan

    Tipe Non Publik

    Didirikan 26 Mei 1995

    Letak Kantor pusat di Jakarta, Indonesia

    Tokoh penting Sarwoto Atmosutarno , Direktur Utama

    Industri Operator telekomunikasi seluler

    Produk kartuHALO, simPATI dan KartuAS

    Situs www.telkomsel.com

    PT Telkomsel adalah sebuah perusahaan operator telekomunikasi

    seluler di Indonesia.

    Telkomsel merupakan operator telekomunikasi seluler GSM kedua di

    Indonesia, dengan layanan pascabayarnya yang diluncurkan pada tanggal 26

    Mei 1995. Waktu itu kepemilikan saham Telkomsel adalah PT Telkom (51%)

    dan PT Indosat (49%). Kemudian pada November 1997 Telkomsel menjadi

    operator seluler pertama di Asia yang menawarkan layanan prabayar GSM.

    Telkomsel ini mengklaim sebagai operator telekomunikasi seluler terbesar di

  • 56

    Indonesia, dengan 51,3 juta pelanggan dan market share sebesar 51% pada

    (Maret 2008).

    Telkomsel memiliki tiga produk GSM, yaitu SimPATI (prabayar),

    KartuAS (prabayar), serta KartuHALO (paskabayar).

    Saat ini saham Telkomsel dimiliki oleh TELKOM (65%) dan

    perusahaan telekomunikasi Singapura SingTel (35%). TELKOM merupakan

    BUMN Indonesia yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh Pemerintah

    Republik Indonesia, sedang SingTel merupakan perusahaan yang mayoritas

    sahamnya dimiliki oleh Pemerintah Singapura. Sejak Januari 2009 Presiden

    Direkturnya dijabat oleh Sarwoto Atmosutarno yang menggantikan Kiskenda

    Suriadihardja yang telah menjabat sebagai Presdir sejak Maret 2005 adalah .

    Jaringan

    Telkomsel bekerja pada jaringan 900/1800 MHz. Di pasar

    internasional, jaringan Telkomsel telah mencakup 288 jaringan roaming

    internasional di 155 negara pada akhir tahun 2007.

    Grapari

    Grapari merupakan kependekan dari Graha Pari Sraya adalah nama

    sebuah kantor pelayanan konsumen milik Telkomsel. Nama Graha Pari Sraya

    atau yang disingkat GraPARI berasal dari Bahasa Sansekerta yang diberikan

    oleh Sri Sultan Hamengkubuwono X untuk nama kantor pelayanan Telkomsel

  • 57

    sebagai tanda penghargaan atas diresmikannya kantor pelayanan Telkomsel di

    Daerah Istimewa Yogyakarta. Sejak itulah seluruh kantor pelayanan

    Telkomsel ditetapkan dengan nama GraPARI Telkomsel atau Grha Pari Sraya

    Telkomsel.

    Selain sebagai kantor pelayanan yang memfokuskan diri untuk

    melayani pelanggannya, GraPARI juga menyediakan penjualan produk sendiri

    seperti kartuHALO dan simPATI Nusantara. GraPARI tidak menjual

    perangkat telepon selular kecuali jika ada kebijaksanaan tertentu untuk

    menjual dalam bentuk paket produk Telkomsel, hal inipun tidak selalu

    dilakukan. Sehingga jika ada pelanggan yang ingin membeli perangkat telepon

    selular terpisah dari produk Telkomsel maka GraPARI akan menyarankan

    untuk mendapatkannya pada dealer resmi, outlet eksklusif, maupun ritel yang

    telah bekerjasama dengan Telkomsel.

    H. Deskripsi Data

    Pada penelitian ini penulis akan mencari tahu mengenai hubungan

    antara kualitas pelayanan dengan loyalitas pelanggan PT. Telkomsel yang

    selama ini dilaksanakan di Gerai atau Grapari PT. Telkomsel di wilayah DKI

    Jakarta.

    Kuantitas yang diperoleh dari hasil penyebaran angket merupakan skor

    yang dideskripsikan oleh responden. Secara statistik, skor tersebut diolah

  • 58

    menjadi nilai yang ditempatkan pada masing-masing variabel yang telah

    dispesifikasikan dalam angket. Variabel dispesifikasikan itu adalah kualitas

    pelayanan sebagai variabel bebas dengan simbol X dan loyalitas pelanggan

    sebagai variabel terikat dengan simbol Y.

    Data-data yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh melalui

    instrument kuesioner yang berisi 36 item pertanyaan dengan pilihan jawaban

    dengan menggunakan skala likert yang diajukan kepada 50 orang pelanggan

    PT. Telkomsel di DKI Jakarta yang merupakan responden. Jawaban dari

    kuesioner ini selanjutnya disusun dan dikelompokan serta dibuat rekapitulasi

    per item. Pertanyaan dalam kuesioner seperti terlihat pada tabel 4.1 untuk skor

    variabel asosiasi kualitas pelayanan dan tabel 4.2 untuk skor variabel loyalitas

    pelanggan. Terlampir

    1. Data Penilaian Kualitas Pelayanan

    Data skor yang diperoleh dari penyebaran kuasioner memiliki skor

    terendah 45 sampai dengan skor tertinggi 88 dimana skor rata-rata 69,72:

    median 67,5. Deviasi standar adalah 7,80. Koefisien Variasi 11,19%.

    Kategori skor tinggi adalah 38 orang atau 76%. Untuk skor

    kualifikasi sedang didapatkan 12 orang atau 24%. Sedangkan untuk

    kualifikasi rendah terdapat 0 orang atau 0%. Adapun kategori kualifikasi

    nilai untuk variabel kualitas pelayanan dijelaskan pada tabel 4.3 sebagai

    berikut :

  • 59

    Tabel 4.3

    Kualifikasi Nilai Kualitas Pelayanan

    No Kelas Interval Kualifikasi Frekuensi

    Absolut Prosentase

    1 66 - 89 Tinggi 38 76%

    2 42 65 Sedang 12 24%

    3 18 - 41 Rendah 0 0%

    Jumlah 50 100%

    Dari hasil analisis data tersebut penulis menyimpulkan bahwa 76%

    pelanggan menilai tinggi kualitas pelayanan yang diberikan PT. Telkomsel

    Jakarta.

    Adapun proses perhitungan untuk mendapatkan nilai-nilai tersebut

    adalah sebagai berikut:

    a. Menentukan rata-rata hitung (Mean)

    Mean adalah rata-rata hitung ( X ) dari sekumpulan nilai adalah

    sama dengan jumlah seluruh nilai itu dibagi dengan jumlah

    pengamatannya n .

    X = n

    X

    X =50

    3486 72,69

    b. Menentukan Nilai Tengah (Median)

    Median adalah suatu nilai (Median) dari suatu deretan nilai yang

    telah disusun sedemikian rupa (array) sehingga setengah dari deretan

  • 60

    nilai tersebut sama atau lebih kecil dari Median, sedangkan setengah

    lainnya sama atau lebih besar dari Median.

    kkMedian 2

    1

    26252

    1 Median

    68672

    1 = 67, 5

    c. Menentukan Deviasi Standar (Standard Deviation)

    Deviasi standar merupakan ukuran disperse yang biasa digunakan

    dalam analisis-analisis statistik. Deviasi standar adalah akar dari

    jumlah kuadrat dari penyimpangan tiap-tiap nilai pengamatan dari nilai

    mean dibagi dengan jumlah pengamatan n .

    211

    n

    S

    08,042.350

    1 80,7

    d. Koefisien Variasi

    Koefisien variasi merupakan ukuran dispersi relatif. Diperoleh dengan

    penghitungan nilai deviasi standar dibagi dengan nilai mean dikalikan

    dengan seratus.

    100xX

    SCV

  • 61

    10072,69

    80,7x

    1001119,0 x 19,11

    Keterangan:

    CV = Koefisien Variasi

    S = Standar Deviasi

    X = Nilai Mean

    Jadi dispersi relatif 11,19%, umumnya dinyatakan delam persentase.

    Koefisien Variasi ini bermanfaat apabila kita hendak membandingkan

    dua distribusi atau lebih guna mengetahui mana yang lebih kecil

    dispersinya.

    2. Data Penilaian Loyalitas Pelanggan

    Data skor yang diperoleh dari penyebaran kuasioner memiliki skor

    terendah antara 51 sampai dengan skor tertinggi 89 dimana skor rata-rata

    68,14 : median 67,5. Deviasi standar adalah 7,48. Koefisien variasi

    10,945.

    Kategori skor tinggi adalah 31 orang atau 62%. Untuk skor

    kualifikasi sedang didapatkan 19 orang atau 38%. Sedangkan untuk

    kualifikasi rendah terdapat 0 orang atau 0%.

    Adapun kategori kualifikasi nilai untuk variabel loyalitas

    pelanggan dijelaskan pada tabel 4.3 sebagai berikut :

  • 62

    Tabel 4.3

    Kualifikasi Nilai Loyalitas Pelanggan

    No Kelas Interval Kualifikasi Frekuensi

    Absolut Prosentase

    1 66 - 89 Tinggi 31 62%

    2 42 65 Sedang 19 38%

    3 18 - 41 Rendah 0 0%

    Jumlah 50 100%

    Berdasarkan data dari hasil analisi, maka dapat diketahui gambaran

    dari nilai loyalitas pelanggan PT. Telkomsel Jakarta. Bahwa 62%

    pelanggan memiliki nilai loyalitas yang tinggi terhadap PT. Telkomsel

    Jakarta.

    Adapun proses perhitungan untuk mendapatkan nilai-nilai tersebut

    adalah sebagai berikut:

    a. Menentukan rata-rata hitung (Mean)

    Mean adalah rata-rata hitung (Y ) dari sekumpulan nilai adalah

    sama dengan jumlah seluruh nilai itu dibagi dengan jumlah seluruh ni-

    lai itu dibagi dengan jumlah pengamatannya n .

    Y =n

    Y

    50

    407.3 14,68

  • 63

    b. Menentukan Nilai Tengah (Median)

    Median adalah suatu nilai (Median) dari suatu deretan nilai yang

    telah disusun sedemikian rupa (array) sehingga setengah dari deretan

    nilai tersebut sama atau lebih kecil dari Median, sedangkan setengah

    lainnya sama atau lebih besar dari Median.

    kkMedian 2

    1

    71642

    1Median 5,67

    c. Menentukan Deviasi Standar (Standard Deviation)

    Deviasi standar merupakan ukuran disperse yang biasa digunakan

    dalam analisis-analisis statistik. Deviasi standar adalah akar dari

    jumlah kuadrat dari penyimpangan tiap-tiap nilai pengamatan dari nilai

    mean dibagi dengan jumlah pengamatan n .

    211

    n

    S

    02,800.250

    1

    48,7

    d. Koefisien Variasi

    Koefisien variasi merupakan ukuran dispersi relatif. Diperoleh

    dengan penghitungan nilai deviasi standar dibagi dengan nilai mean

    dikalikan dengan seratus.

  • 64

    100xX

    SCV

    10034,68

    48,7x

    945,10

    Jadi dispersi relatif 10,945%, umumnya dinyatakan dalam

    persentase. Koefisien Variasi ini bermanfaat apabila kita hendak

    membandingkan dua distribusi atau lebih guna mengetahui mana yang

    lebih kecil dispersinya.

    I. Analisis Data

    Proses validasi dilakukan dengan menganalisa data hasil instrumen

    dengan menggunakan SPSS 13.00. Kriteria batas minimum pernyataan r table

    = 0,284. Jika r hitung > r table maka butir pernyataan tersebut dinyatakan

    valid dan sebaliknya, jika r hitung < r table maka butir pernyataan dinyatakan

    tidak valid dan selanjutnya di drop atau tidak digunakan. Untuk instrumen

    pernyataan variabel x (kualitas pelayanan) terdapat 15 butir pernyataan,

    seluruh pertanyaan dianggap valid dan instrumen pernyataan variabel y

    (loyalitas pelanggan) terdapat 15 butir pernyataan seluruh pertanyaan

    dianggap valid. Proses validasi dan reliabilitas dapat dilihat pada tebel 4.3 uji

    validitas dan table 4.4 reliabilitas. Terlampir

    Untuk kepentingan analisis data secara kuantitatif maka dibuat tabulasi

    berdasarkan jumlah masing-masing jawaban per item kuesioner. Tabulasi

    variabel x dan y dapat dilihat pada Tabel 4.5 .Terlampir

  • 65

    1. Menghitung koefisien korelasi (r)

    Menentukan koefisien korelasi dengan menggunakan rumus

    Product Moment Pearson yaitu :

    Rumus product-moment dari pearson:

    2222 YYNXXNYXXYN

    r

    649.607.11953.23450196.152.12086.24650

    407.3486.3863.23950

    r

    001.140104.152802.876.11150.993.11

    104.712.294.21

    348.116

    078035,927.145

    348.116 797,0

    Ini artinya koefisien korelasi sebesar 0,797 berarti hubungan antara

    variabel X dan variabel Y adalah tinggi.

    2. Perhitungan Koefisien Determinan (KD)

    Rumus Koefisien Determinan :

    002 100xrKD

    %100797,0 2 x

    %52,63%1006352,0 x

    Keterangan :

    KP = Koefisien determinan

    2r = Koefisien korelasi (product-moment)

  • 66

    Koefisien Determinan sebesar %52,632 r

    Hal ini berarti nilai rata-rata loyalitas pelanggan diperoleh 63,52%

    ditentukan oleh kualitas pelayanan. Sisanya 36,48% ditentukan oleh

    faktor lain.

    J. Uji Hipotesis

    Hipotesis Statistik :

    1. 0:0 H

    2. Ha : p 0

    Untuk mengetahui signifikansi tidaknya korelasi ditunjukkan dengan

    nilai kritis r Product Moment (r table) pada tingkat kepercayaan ( = 0,05)

    Adapun kriteria pengujian sebagai berikut :

    a) Ho diterima bila t hitung < t tabel

    Artinya bahwa kualitas pelayanan tidak mempunyai hubungan

    dengan loyalitas pelanggan.

    b) Ho ditolak bila t hitung > t tabel

    Artinya bahwa kualitas pelayanan mempunyai hubungan dengan

    loyalitas pelanggan.

    Perhitungan uji keberartian koefisien korelasi (uji t)

    21

    2

    r

    nrthitung

    2797,01

    250797,0

  • 67

    604,0

    5218,5 142,9

    Sebagai perbandingan adalah dengan melihat angka tabelt pada

    tingkat signifikan 05,0 . 2 ndf

    250 48

    406040025,0

    4060

    404848; tabeltabeltabel tt

    dfdf

    dfdftt

    021,2000,2

    4060

    4048021,2

    021,0

    20

    8021,2

    009,0021,2

    012,248;025,0 t

    Berdasarkan hasil perhitungan uji t, dimana to = 9,142 sedangkan ttabel

    berdasarkan derajat kebebasan (dk = n-2) n = 50-2 = 48, = 0,05 maka

    ttabel 2,012 yang berarti 9,142 > 2,012 maka hipotesa dapat digambarkan

    sebagai berikut:

  • 68

    Ho : ditolak

    Ha : diterima berarti terdapat hubungan yang signifikan antara

    kualitas pelayanan dengan loyalitas pelanggan PT.Telkomsel.

    Ho

    2,012 9,142

    Ha

    Gambar 4.1

    Hipotesa

    -2,012 -9,142

    Ha

  • 69

    BAB V

    KESIMPULAN DAN SARAN

    A. Kesimpulan

    Dari hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai faktor-faktor yang

    mempengaruhi loyalitas pelanggan terhadap Telkomsel, dapat ditarik

    beberapa kesimpulan bahwa penelitian ini telah berhasil mengungkapkan

    adanya korelasi yang positif signifikan antara kualitas pelayanan dengan

    loyalitas pelanggan PT. Telkomsel Jakarta, yang akan dijelaskan sebagai

    berikut:

    1. Dari hasil analisis data tersebut penulis menyimpulkan bahwa 76%

    pelanggan menilai tinggi kualitas pelayanan yang diberikan PT.

    Telkomsel Jakarta dapat diketahui gambaran dari nilai loyalitas

    pelanggan PT. Telkomsel Jakarta dan 62% pelanggan memiliki nilai

    loyalitas yang tinggi terhadap PT. Telkomsel Jakarta.

    2. Koefisien korelasi sebesar 0,797 berarti hubungan antara variabel X

    dan variabel Y adalah tinggi.

    3. Koefisien Determinan sebesar 63,52%2 r . Hal ini berarti loyalitas

    pelanggan sebesar 63,52% ditentukan oleh kualitas pelayanan. Sisanya

    36,48% ditentukan oleh faktor lain, misalnya coverage, kualitas

  • 70

    jaringan, value added services, dan tarif yang tidak dibahas dalam

    peneiltian ini.

    Hasil perhitungan uji t , dimana to = 9,142 sedangkan ttabel berdasarkan

    derajat kebebasan (dk = n-2) n = 50-2 = 48, = 0,05 diperoleh ttabel =

    2,012. Jadi, to > ttabel = 9,142 > 2,012. Hal ini menguatkan kesimpulan

    bahwa terdapat hubungan yang positif antara kualitas pelayanan dan

    loyalitas pelanggan.

    B. Saran

    1. Saran Bagi Perusahaan

    a. Untuk mempertahankan dan meningkatkan loyalitas pelanggannya,

    Telkomsel dapat membangun kepercayaan pelanggan yang kuat,

    seperti memberikan training kepada seluruh karyawannya terutama

    frontline staff baik di bagian customer service maupun call center

    agar dapat melayani pelanggan dengan baik, mampu menjawab

    setiap pertanyaan yang diajukan pelanggan, meyakinkan, sopan,

    ramah. Dengan demikian terbangun rasa percaya yang kuat di

    benak pelanggan bahwa Telkomsel dapat melayani pelanggannya

    dengan baik.

    b. Selain membangun kepercayaan, Telkomsel dapat meningkatkan

    kepuasan pelanggannya baik dari segi pelayanan maupun

    teknologi. Misalnya menambah kapasitas call center dan jumlah

    karyawan yang bekerja di call center karena dari literatur yang

  • 71

    penulis dapat masih banyak pelanggan yang mengeluh karena

    harus menunggu lama untuk dapat dilayani saat menghubungi call

    center. Selain menambah jumlah karyawan, Telkomsel juga perlu

    meningkatkan mutu sumber daya manusianya untuk dapat

    melayani pelanggan dengan lebih baik.

    c. Untuk memunculkan biaya berpindah yang tinggi, Telkomsel dapat

    menciptakaan nilai tambah yang dapat dinikmati agar pelanggan

    enggan berpindah. Misalnya, dengan memperbanyak pemberian

    bonus dan reward selain Telkomsel Poin, meningkatkan jumlah

    program loyalitas pelanggan seperti komunitas, klub, dengan

    menawarkan manfaat dan kemudahan fasilitas bagi pelanggan yang

    bergabung dengan komunitas itu. Selain memberikan nilai tambah,

    Telkomsel dapat menciptakan keunggulan kompetitif yang belum

    dimiliki operator lain seperti terus berupaya menjadi pelopor

    teknologi terbaru untuk selalu menjadi yang pertama menawarkan

    fitur-fitur baru dengan teknologi terbaru seperti 3G. Selain itu,

    Telkomsel dapat terus berupaya menambah jumlah BTS sehingga

    menjangkau seluruh kecamatan di Indonesia sehingga pelanggan

    yang berada dimanapun dapat menikmati sinyal yang kuat,

    memperbanyak jaringan, dan menambah jumlah customer service

    di tiap-tiap kota di seluruh Indonesia.

    2. Saran Bagi Penelitian Selanjutnya

  • 72

    a. Penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi loyalitas

    pelanggan merupakan penelitian yang menarik karena dapat

    diketahui faktor-faktor apa saja yang bisa membuat pelanggan

    menjadi loyal dan faktor apa saja yang tidak sehingga perusahaan

    dapat membuat strategi yang tepat untuk membuat pelanggannya

    loyal. Namun, merupakan ide yang bagus apabila model penelitian

    dalam penelitian ini juga dapat digunakan dalam penelitian pada

    jenis industri yang berbeda.

    Hasil penelitian yang ditemukan pada industri yang berbeda belum

    tentu sama dengan hasil penelitian ini. Dari hasil penelitian

    nantinya akan dapat diketahui apakah model dalam penelitian ini

    bisa digunakan pada industri manapun atau hanya pada industri

    operator seluler. Hasil penelitian yang didapat akan memperkaya

    literatur dalam bidang akademis terutama yang bekaitan dengan

    loyalitas pelanggan.

    b. Penelitian berikutnya yang meneliti tentang faktor-faktor yang

    mempengaruhi loyalitas pelanggan dapat menambah variabel-

    variabel lain yang tidak diikutsertakan pada penelitian ini, seperti

    variabel kepuasaan pelanggan, trust, value atau habit dll.

  • 73

    DAFTAR PUSTAKA

    Arikunto, Suharsimi.2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek,

    Edisi Revisi V. Jakarta; Rineka Cipta

    Buchari Alma. 2003. Stratejik Pemasaran Jasa Pendidikan. Bandung;

    Alfabeta

    Buchari Alma. 2004. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Bandung;

    Alfabeta

    Fandi Tjiptono. 2000. Prinsip-prinsip Total Quality Service. Yogyakart