AN UT1'.t!iA UIN JAl
Transcript of AN UT1'.t!iA UIN JAl
------------.···--------- -PERPiJST/.f;;\AN UT1'.t!iA
UIN SYArliU JAl</.<.'-'TA
PENGARUH KUALITAS AUDIT TERHADAP MANAJEMEN LABA AKRUAL
SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
Diah Anugraheni NIM: 1110082000124
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SY ARIF HIDAYATULLAH TA. Ti'" A TI'T' A
PENGARUH KUALITAS AUDIT TERHADAP MANAJEMEN LABA AKRUAL
Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Pembimbing I
Dr. Yahva Hamja, M NIP. 194906021978031001
Oleh: Diah Anugraheni
NIM: 1110082000124
Dibawah Bimbingan
Pembimbing II
Soliyah Wulandari, SE., M.Sc NIDN. 2002018501
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SY ARIF HIDA YATULLAH JAKARTA
1435 H/2014 M
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
Hari ini Senin, 10 Maret 2014 tel ah dilakukan UJ!an komprehensif atas
mahasiswa:
1. Nama : Diah Anugraheni
2. NIM :1110082000124
3. Jurusan : Akuntansi
4. Judul Skripsi : Pengaruh Kualitas Audit Terhadap Manajemen Laba
Akrual
Setelah mencennati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan mahasiswa
tersebut di atas dinyatakan Julus dan diberi kesempatan untuk melanjutkan ke
tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Saijana
Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 1 0 Maret 2014
I. ArifFitrijanto, M.Si NIDN. 2018117101
2. Hepi Prayudiawan,SE.,MM.,Ak.,CA NIP. 19720516 200901 l 006
3. Solivah Wulandari. SE. MSr. (
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
Hari ini Jumat 25 April 2014 telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa:
1. Nama
2. NIM
3. Jurusan
4. Judul Skripsi
: Diah Anugraheni
: 1110082000124
: Akurttansi/ Audit
: Pengaruh Kualitas Audit terhadap Manajemen Laba
Akrual
Setelah mencennati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama u]ian skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut di
atas dinyatakan lulus dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatul!ah Jakarta.
Jakmia, 25 April 2014
1. Dr. Hemi Ali HT, SE., MM NIDN. 0422 1259 02
2. Hepi Prayudiawan,SE., MM., Ak., CA NIP.197205162009011006
3. Drs. Abdul Hamid Cebba, MBA., Ak., CPA NIP. 19620502 199303 I 003
4. Dr. Yahya Hamja, MM NIP. 194906021978031001
5. Soliyah Wulandari, SE.,M.Sc l\.TTT\1'.T '"\f\f\'°'lf\1 Ot:'A~
( ) Sekertaris
( P4:wi )
s:Pemb~ ( ~ )
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARY A ILMIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Diah Anugraheni
No. Induk Mahasiswa: 1110082000124
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Jurusan : Akuntansi
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini saya:
1. Tidak menggunakan ide orang Jain tanpa mampu mengembangkan dan
mempertanggungjawabkan
2. Tidak melakukan plagiat alas naskah orang lain
3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli atau
tanpa izin pemilik karya
4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data
5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggungjawab atas karya ini
Jika di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan melalui
pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, temyata memang ditemukan
bukti bahwa saya melanggar pemyataan di atas, maka saya siap dikenai sanksi
berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Demikian pemyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Jakarta, 10 April 2014
DAFTARRIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
1. Nama : Diah Anugraheni
2. Tempat, Tanggal Lahir : Semarang, 18 Juni 1993
3. Alamat : JI. Lebak Bulus Raya 1RT01RW01 Gg H.Dun
No. 10 Cilandak, Jakarta Selatan 12440
4. Telepon :08568764231
5. Email : [email protected] atau
II. PENDIDIKAN
1. SD N Lebak Bulus 01 Pagi
2. SMP N 37 Jakaiia
3. SMK N 20 Jakarta
4. S 1 Ekonomi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
III. PENGALAMAN BERORGANISASI
I. Anggota PMR SMP Negeri 37 Jakmia
2. Badan EksekutifMahasiswa Jurusan Akuntansi
Divisi Data dan Informasi
Tahun 1998-2004
Tahun 2004-2007
Tahun 2007-2010
Tahun 2010-2014
Tahun 2004-2007
Tahun2012
IV. SEMINAR DAN WORKSHOP
1. Sebagai peserta dalam "Seminar Dialog Jurusan dan Seminar Konsentrasi
Himpunan Mahasiswa Jurusan Akuntansi" 3 Oktober 2012, Teater Lt.2
Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN SyarifHidayatullah Jakarta
2. Sebagai Peserta dalam "Seminar Auditing Days" 6-7 November 2012 UIN
SyarifHidayatullah Jakarta
3. Sebagai Peserta dalam " Seminar Kebijakan Fiskal-Kementrian Keuangan
RI", 4 Mei 2012 Jakarta
4. Sebagai Peserta dalam " Seminar Stadium General Major Study Economic
Development-Faculty of Economic and Business" 28 Maret 2012, UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta
5. Sebagai Pese1ta dalam " Seminar Menatap Masa Depan Demokrasi
Indonesia", 28 Februari 2011, Student Center, UIN Syarif Hidayatullah
Jakmta
6. Sebagai Peserta dalam "Seminar Anti-Corruption Training Road to
Campus", 21 Oktober2010
V. KEP ANITIAAN
I. Panitia 91" Anniversary Fakultas Ekonomi dun Bisnis UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta Tahun 2011
2. Seksi Kesehatan PROPESA (Program Pengenalan Studi dan Almamater)
BEMF UIN SyarifHidayatullah Talmn 2011
3. Divisi Humasdalam OPAK (OrientasiPengenalanAkademikKampus) UIN
VI. LATARBELAKANGKELUARGA
1. Ayah : Sudardi
2. Tempat Tanggal Lahir : Semarang, 10 September 1960
3. lbu : Irwandyah
4. Tempat Tanggal Lahir : Semarang, 28 Maret 1964
5. Alarnat : JI. Lebak Bulus Raya 1RT01 RW 01 Gg H.Dun
No. 10 Cilandal(, Jakarta Selatan 12440
6. Telepon : 08568764231
7. Anakke : 1 dari 2 bersaudara
ABSTRACT
The aim of this research is to analyze the effects of audit quality withindicators such as public accountant firm size, auditor industry specialization, audit capacity stress, and client importance on accrual earnings management. The sample of this research are property, real estate and building construction companies listed on Indonesia Stock Exchange (!DX) in 2009 to 2012 periods.
The number of companies in this research were 33 companies with 4 years observation. Based on purposive sampling method, final sample total is 132 companies. The data analysis methods uses multiple regressions.
Based on adjusted R square can be found effect of the independent variables to accrual earnings management can be explained 43.2 %. The results of these research indicate that public accountant firm size and client importance effect on accrual earnings management with 0.040 and 0.074 significant value. On the other hand, auditor industry specialization and audit capacity stress don't effect on accrual earnings management with 0.527 and 0.999 significant value.
Keywords: audit quality, public accountant firm size, auditor industry specialization, audit capacity stress, client importance, accrual earnings management
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh kualitas audit dengan indikator berupa ukuran KAP, spesialisasi industri auditor, audit capacity stress, dan client importance terhadap manajemen laba akrual. Penelitian ini menggunakan sampel perusahaan property, real estate and building constructionyang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2009 sampai 2012.
Jumlah perusahaan yang dijadikan sampel penelitian ini adalah 33 perusahaan dengan pengamatan selama 4 tahun. Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel yang diperoleh adalah 132 perusahaan. Metode analisis data penelitian ini menggunakan metode analisis regresi berganda.
Berdasarkan hasil acijusted R square ditemukan bahwa pengarnh variabel independen terhadap manajemen laba akrual dapat dijelaskan sebesar 43.2 %. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa ukuran KAP dan client importance berpengaruh terhadap manajemen laba akrual dengan nilai signifikansi 0.040 dan 0.074. Sedangkan spesialisasi industri auditor dan audit capacity stress tidak berpengarnh terhadap manajemen laba akrual dengan nilai signifikansi 0.527 dan 0.999.
Kata kunci: kualitas audit, ukuran KAP, spesialisasi industri auditor, audit capacity stress, client importance, manajemen laba akrual
KATA PENGANTAR
Assalamu'alaikurn Wr. Wb.
Puji syukur kepada Allah SWT. yang telah memberikan rahrnat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan
lancar. Shalawat serta salam selalu tercurah kepada nabi Muhan=ad SAW, Sang
teladan yang selalu membimbing kita menuju kebenaran. Skripsi ini disusun
dalam rangka rnernenuhi syarat-syarat untuk rnemperoleh gelar Sarjana Ekonomi
di Universitas Islam Negeri SyarifHidayatullah Jakarta.
Dalam kesempatan ini, penulis ingin rnengucapkan rasa terima kasih
dan penghargaan sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu
dalam proses penyusunan skripsi ini, terutama kepada:
1. Kedua orang tua tercinta, terima kasih atas segala dukungan, doa, kasih
sayangnya serta bantuan moril maupun material yang telah diberikan selama
Ill!.
2. Adik laki-lakiku Vicki terima kasih atas doa dan dukungannya.
3. Bapak Prof. Abdul Hamid, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
UIN SyarifHidayatullah.
4. lbu Dr. Rini, Ak., CA selaku Ketua Jurusan Akuntasi Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN SyarifHidayatullah Jakarta.
5. Bapak Hepi Prayudiawan SE., MM., Ak., CA selaku Sekertaris Jurusan
Akuntasi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakaiia.
6. Bapak Dr. Yahya Hamja, MM selaku dosen pembimbing I yang telah
bersedia meluangkan waktunya untuk berdiskusi, memberi nasihat dan
bimbingan dalam proses penulisan skripsi ini.
7. Ibu Soliyah Wulandari, SE., M.Sc selaku dosen pembimbing II yang telah
bersedia meluangkan waktunya untnk berdiskusi, memberi nasihat,
memberikan semangat dan bimbingan dalan1 proses penulisan skripsi ini.
8. Seluruh dosen dan karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif
H1dayatullah Jakaiia yang telah memberikan bantuan kepada penulis selama
menempuh masa studi.
9. Bapak/Ibu staff Pusat Pembinaan Akuntan dan Jasa Penilai Kementrian
Keuangai1 RI, terima kasih atas data laporan tahunan KAP yang telah
Bapak/Ibu berikan.
10. Sahabat-sahabatku tersayang yang tergabung dalain "Cossin Generation"
Lenny Anggraeni, Hefa Nur Adri, Rizqi Awaliya Nikmah, Ririn Annisa
Priliani dan Vivi Oktaviani Wulandari. Terima kasih atas segala bantuan,
support dan keceriaan yang selalu kalian berikan.
11. Teman seperjuangan semasa skripsi Indah Syawaliata, Endang Dwi Mutia,
Dewi Indrawati dan Karina Indrawati terima kasih atas dukungan dan
sarannya.
12. Keluarga Besar Akun D "Daeng Tata", terima kasih atas duknngan, doa,
kehangatan dan keceriaan kelas yang kalian berikan.
Penulis menyadari bahwa skripsi masih jauh dari sempurna
dikarenakan keterbatasan pengalainan dan pengetahuai1 yang dimiliki
penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran, masukan dan kritik
yang membangun dari berbagai pihak.
Wasalammualaikum Wr.Wb.
JakGrta, April 2014
Diah Anugraheni
DAFTARISI
Halaman Judul .................................................................................................. .
Lembar Pengesahan Skripsi .............................................................................. ii
Lembar Pengesahan Ujian Komprehensif ....................................................... iii
Lembar Pengesahan Ujian Skripsi................................................................... iv
Lembar Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah................................................... v
Daftar Riwayat Hid up....................................................................................... v1
Abstract................................................................................................................ ix
Abstrak ............................................................................................................... x
Kata Pengantar .................................................................................................. x1
Daftar Isi .............................................................................................................. xiii
Daftar Tabel ....................................................................................................... xvi
Daftar Garn bar ................................................................................................... xvii
Daftar Lampiran ............................................................................................... xviii
BABI PENDAHULUAN ..................................................................... I
A. Latar Belakang Penelitian .............................................................. .
B. Perumusan Masalah ........................................................................ 14
C. Tujuan dan Manfaat ........................................................................ 15
I. Tujuan Penelitian .......................................... .............. .............. 15
2. Manfaat Penelitian .................................................................... 15
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................ 17
1. Teori Agensi ...................................................................... 17
2. Manajemen Laba................................................................ 21
3. Manajemen Laba Akrual ................................................... 26
4. Kualitas Audit.................................................................... 28
B. Penelitian Sebelumnya ........................................................... 39
C. KerangkaPemikiran .............................................................. 44
D. Hipotesis ................................................................................ 46
I. Ukuran KAP dengan Manajemen Laba Akrual................. 46
2. Spesialisasi lndustri Auditor dengan Manajemen Laba Aknial ................................................................................ 47
3. Audit Capacity Stress dengan Manajemen Laba Akrual ... 48
4. Client Importance dengan Manajemen Laba Akrual......... 50
5. Variabel Kontrol .... ... ... ............ ..... ... ... .. . . .... .. . .. ... ... ...... ... . .. 52
BABIII METODE PENELITIAN ......................................................... 53
A. Ruang Lingkup Penelitian ................. .. ...... .. ... . .. ............. ..... ... 53
B. Metode Penentuan Sampel ..................................................... 54
C. Metode Pengumpulan Data.................................................... 55
D. Metode Analisis Data.................................................................. 55
1. Analisis Statistik Deskriptif............................................... 55
2. Uji Asumsi Klasik.............................................................. 56
3. Uji Hipotesis ...................................................................... 60
E. Operasional Variabel Penelitian ............................................. 62
2. V ariabel Depend en ................................................ ............ 65
3. V ariabel Kontrol ........................ .... .................................... 67
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN .......................................... 69
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ........................... 69
B. Statistik Deskriptif.................................................................. 71
C. Analisis dan Pembabasan ............ .................... .......... ............. 73
1. Uji Asumsi Klasik.............................................................. 73
a. Uji Normalitas............................................................... 74
b. Uji Multikolonieritas..................................................... 75
c. Uji Heterokedastisitas .................................................. 76
d. Uji Autokolerasi ............................................................ 77
? I-I ·1 P .. H' . 8 -· as1 engu3ian 1potes1s .................................................. 7
a. Koefisien Determinasi..................................................... 78
b. Uji F ................................................................................... 80
c. Uji t.................................................................................... 80
BABV KESIMPULAN DAN SARAN................................................. 92
A. Kesimpulan............................................................................. 92
B. Implikasi ................................................................................. 93
C. Saran....................................................................................... 94
Daftar Pustaka..................................................................................................... 96
Lampiran-lampiran ............................................................................................. I 01
DAFTAR TABEL
No. Keterangan Halaman
2.1 Penelitian Sebelumnya............................................................................. 40
3. I Operasional Variabel Penelitian dan Pengukuran ...................................... 68
4.1 Tahapan Seleksi Sampel Penelitian ......................................................... 69
4.2 Daftar Nama Perusahaan ........................................................................... 70
4.3 Statistik Deskriptif ..................................................................................... 72
4.4 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov (K-S) ...................................................... 74
4.5 Hasil Uji Multikolonieritas ........................................................................ 75
4.6 Hasil Uji Heterokedastisitas ....................................................................... 76
4.7 Hasi!UjiAutokolerasi Durbin-Watson ....................................................... 77
4.8 Hasil Uji Koefisien Determinasi ................................................................ 79
4.9 Hasil Uji F .................................................................................................. 80
4.10 Hasil Uji Statistik t.. ................................................................................... 81
DAFT AR LAMPIRAN
No. Keterangan Halaman
1 Daftar Sampel . .. .. . . ... . ...... ... ... ........ ... ... .. . .. .. ..... ..... .. ... ...... ........ ... .. ... .. ...... 102
2 Data Sampel ............................................................................................ 105
3 Hasil Uji SPSS ........................................................................................ 113
BABI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Menurut PSAK No.I paragraf ke 7 (revisi 2009), Laporan
keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja
keuangan suatu entitas. Tujuan dari suatu laporan keuangan adalah
memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kin:erja keuangan, dan arus
kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan
keuangan dalam pembuatan keputusan ekonomi. Laporan keuangan juga
menunjukkan hasil pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber
daya yang dipercayakan kepada mereka. Setiap perusahaan wajib
menghasilkan laporan keuangan yang relevan, dapat diandalkan, dapat
dibandingkan dan dapat dipahami untuk para penggunanya.
Informasi laba merupakan informasi potensial yang terkandung
dalam laporan keuangan yang digunakan untuk menilai kinerja manajemen.
Laba seringkali menjadi pusat perhatian investor dalam mempe1iimbangkan
keputusannya untuk menginvestasikan dana mereka dalam suatu perusahaan.
Standar akuntansi menyediakan berbagai pilihan metode akuntansi yang
memungkinkan manajemen untuk melakukan pengelolaan atas laba sesuai
dengan keinginan manajemen (Zulfiati, 2013). Keleluasaan dalam memilih
untuk memoles laporan keuangan mereka sehingga terlihat lebih menarik di
mata stakeholder untuk tujuan kepentingan manajemen perusahaan tersebut.
Hasilnya laporan keuangan perusahaan tidak mencerminkan hasil yang
sebenarnya sehingga pihak pengambil keputusan membuat keputusan bisnis
yang tidak tepat dan dapat merugikan banyak pihak.
Manajemen laba terjadi ketika manajemen menggunakan keputusan
tertentu dalam laporan keuangan dan transaksi untuk mengubah laporan
keuangan sebagai dasar kinerja perusahaan yang bertujuan menyesatkan
pemilik atau untuk mempengaruhi hasil kontraktual yang mengandalkan
angka-angka akuntansi yang dilaporkan (Healy dan Wahlen, 1999).
Manajemen laba terjadi akibat adanya asimetri informasi yang terjadi antara
manajer dan pemegang saham (Dye, 1988 dalam Rusmin, 2010). Manajer
sebagai pihak yang mengelola perusahaan tentunya memiliki informasi yang
cukup banyak mengenai kegiatan perusahaan bila dibandingkan dengan
pemegang saham yang tidak dapat memonitor kegiatan perusahaan secara
terus menerus. Hal ini mengakibatkan manajer dapat memanipulasi laba yang
dilaporkan. Dengan melaporkan laba yang besar tentunya pemegang saham
akan puas dengan kinerja dari manajer dalam mengelola perusahaan.
Keberhasi!an manajer dalam mengelola perusahaan ini akan mendatangkan
keuntungan pribadi bagi manajer.
Pada dasarnya manaJemen laba sebenamya bukan sebuah
kecurangan tetapi aktivitas manajerial ini merupakan dampak dari spektrum
seringkali manajemen laba menyebabkan infonnasi yang dihasilkan tidak
mencenninkan keadaan perusahaan yang sebenamya atau hanya
mengutamakan kepentingan pihak tertentu saja sehingga menurunkan kualitas
laporan keuangan dan menurunkan akurasi keputusan yang dihasilkan dengan
dasar inf01masi tersebut.
Menurut Scott (2009) terdapat beberapa strategi yang digunakan
manajemen perusahaan dalam praktik manajemen laba yaitu taking a bath,
income maximization, income minimization, dan income smoothing. Taking a
Bath yaitu melaporkan kerugian dalam jumlah besar yang diharapkan dapat
meningkatkan laba di masa yang akan datang. Income Minimization
dilakukan pada saat perusahaan memiliki tingkat profitabilitas yang tinggi
dengan maksud agar tidak mendapatkan perhatian oleh pihak-pihak yang
berkepentingan (aspek political-cost). Income maximization bertujuan untuk
melaporkan net income yang tinggi untuk tujuan bonus yang lebih besar.
Income smoothing dilakukan perusahaan dengan cara meratakan laba yang
dilaporkan sehingga dapat mengurangi fluktuasi laba yang terlalu besar
karena pada umumnya investor lebih menyukai laba yang relatif stabil.
Dalam konteks Indonesia, hasil riset Leuz et al. (2003)
menunjukkan bahwa karena lingkungan perlindungan investor yang lemah
maka praktek manajemen laba di Indonesia cendenmg lebih intensif
dilakukan dibanding negara-negara lain dengan per!indungan investor yang
kuat (Ratmono, 20 I 0). Manajemen laba dapat dilakukan dengan dua cara
tindakan riil atau yang kita kenal dengan manajemen laba riil (Scott, 2009).
Dalam fokus penelitian ini hanya akan membahas manajemen laba akrual.
Manajemen laba akrual merupakan model yang paling kuat dalam mendeteksi
manajemen laba alasannya karena dalam pembuatan laporan keuangan
disusun berdasarkan sistem akuntansi akrual (Sulistyanto, 2008).
Kasus manajemen laba f!krual pemah terjadi di pasar modal
Indonesia, khususnya pada emiten manufaktur di Bursa Efek Jakarta. Contoh
kasus terjadi pada PT Kimia Parma Tbk. Berdasarkan hasil pemeriksaan
Bapepam. (Badan Pengawas Pasar Modal, 2002), diperoleh bukti bahwa
terdapat kesalahan penyajian dalam laporan keuangan PT Kimia Parma Tbk.,
berupa kesalahan dalam penilaian persediaan barang pada unit logistik sentral
dan unit pedagang besar famiasi, kesalahan pencatatan penjualan pada unit
industri bahan baku dan unit pedagang besar farmasi, adapun dampak
kesalahan tersebut mengakibatkan overstated laba pada laba bersih untuk
tahun yang berakhir 31 Desember 2001 sebesar Rp 32,7 miliar yang
merupakan 2,3% dari penjualan dan 24,7% dari laba bersih PT Kimia Parma
Tbk. Kesalahan penyajian tersebut, dilakukan oleh Direksi periode 1998-Juni
2002 dengan cara:
1. Membuat 2 ( dua) daftar harga persedian (master prices) yang
berbeda masing-masing diterbitkan pada tanggal 1 Pebruari 2002
dan 3 Pebruari 2002, dimana keduanya merupakan master prices
yang telah diotorisasi oleh pihak yang berwenang yaitu Direktur
master prices yang telah disesuaikan nilainya (penggelembungan)
dan dijadikan dasar sebagai penentuan nilai persediaan pada unit
distribusi PT KAEF per 31 Desember 2001.
2. Melakukan pencatatan ganda atas penjualan pada unit Pedagang
Besar Farmasi dan unit Bahan Baku. Pencatatan ganda tersebut
dilakukan pada unit-unit yang tidak disampling oleh Akuntan.
Selain itu, kasus yang sama juga pernah terjadi pada PT Indofarma
Tbk. Berdasarkan hasil pemeriksaan Bapepam terhadap PT Indofarma Tbk.
(Badan Pengawas Pasar Modal, 2004), ditemukan bukti bahwa nilai barang
dalam proses diniliai lebih tinggi dari nilai yang seharusnya dalam penyajian
nilai persediaan barang dalam proses pada tahun buku 2001 sebesar Rp.
28,87 miliar. Akibatnya penyajian terlalu tinggi (overstated) persediaan
sebesar Rp. 28,87 miliar, harga pokok penjualan disajikan terlalu rendah
(understated) sebesar Rp. 28,8 miliar dan laba bersih disajikan terlalu
tinggi overstated dengan nilai yang sama.
Kasus kecurangan akuntansi melalui praktik manaJemen laba
akmal ini tumt melibatkan Badan Usaha plat merah (BUMN) padahal
sebagian besar modal dari BUMN ini merupakan kekayaan negara yang
berarti uang rakyat yang harus dipertanggungjawabkan dalam
penggunaannya. Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) mengungkapkan sering
menemukan kecurangan yang dilakukan Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
dalam ha! perhitungan akuntansi. Perusahaan milik pemerintah diduga
sebenarnya. Menurut Wakil Ketua BPK Hasan Bisri, masih banyak
ditemukan BUMN yang melakukan rekayasa akuntansi, agar labanya terlihat
lebih besar sehingga mendapatkan reward atau bonus. BPK juga menemukan
kecurangan dan pelanggaran hukum yang banyak ditemui pada perbankan
BUMN dengan membuat laporan seolah perusahaan mengalami kerugian
besar (dikutip dari Liputan 6.com, Kamis 12/9/2013).
Beberapa kasus diatas memberikan bukti bahwa perusahaan
perusahaan di Indonesia ini melakukan tindakan manajemen laba akrual.
Maka auditor diharuskan memiliki kualitas audit yang sangat baik sehingga
dapat mendeteksi aktivitas manajemen laba akrual.
Balsam et al. (2003) menunjukkan bahwa kualitas auditor
merupakan salah satu faktor yang dapat membatasi tingkat diskresi yang
dilakukan klien. Auditor ekstemal berkewajiban menjan1in kualitas laporan
keuangan. dengan cam memeriksa kewajaran laporan keuangan yang
dihasilkan pihak manajemen berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan, yaitu
prinsip-prinsip akuntansi yang berterima umum (GAAP). Sehingga laporan
keuangan tersebut dapat dijadikan dasar pengambilan keputusan dan tidak
menyesatkan para pembacanya. Bagi perusahaan yang menjual sahamnya ke
masyarakat umum di bursa saham (go public), laporan keuangan menjadi
salah satu pertimbangan bagi investor dalam memutuskan investasi mereka.
Dengan memperhatikan pasal 68 ayat (!) UU No. 40 tentang
Perseroan Terbatas dan peraturan Bapepam dan LK, laporan keuangan
Emiten atau Perusahaan Publik wajib diaudit. Jika anak perusahaan dan
perusahaan asosiasi dari Emiten atau Perusahaan Publik tersebut bukan
merupakan Emiten atau Perusahaan Publik namun memenuhi kriteria yang
ada pada pasal 68 UUPT, maka laporan keuangan perusahaan tersebut wajib
diaudit da_TJ. diberikan opini oleh akuntan.
Audit atas Laporan Keuangan dimaksudkan untuk menurunkan
resiko informasi yang diberikan dan memperbaiki pengambilan keputusan.
Proses audit dirancang untuk menentukan apakah angka-angka yang
dilaporkan dalam laporan keuangan.menyajikan hasil operasi perusahaan dan
posisi keuangan yang benar dengan cara-cara yang adil. (Al-Thuneibat et al,
2011). Karena itu, perbaikan atas kualitas audit menjadi ha! yang penting dan
utama untuk menjamin akurasi dari pemeriksaan laporan keuangan.
De Angelo (1981) dalam Memis dan Cetenak (2012) menyatakan
bahwa kualitas audit memiliki dua dimensi. Kualitas audit merupakan fungsi
dari kemampuan auditor. Pertama, untuk mendeteksi adanya kesalahan
material dalam laporan keuangan klien (kompetensi) dan melaporkan
kesalahan tersebut (independensi). Kuali.tas audit tidak bisa langsung diamati
dan sulit untuk diukur (Francis, 2004 dalam Junius dan Fitriany, 2012).
Sehingga dalam penelitian ini menggunakan beberapa indikator yang
digunakan untuk mengukur kualitas audit. Indikator yang digunakan antara
lain ukuran KAP, spesialisasi industri auditor, audit capacity stress dan client
importance.
Ukuran KAP dapat menjadi indikator dari kualitas audit. KAP
besar atau big four menghasilkan kualitas audit yang lebih tinggi
dibandingkan dengan KAP kecil atau non big four. Klien yang dilayani oleh
KAP besar atau big four memiliki akrual diskresioner absolut lebih rendah,
cenderung melaporkan laba positif kecil atau peningkatan kecil dalam
pendapatan dari tahun sebelumnya (Inaam et al, 2012). Menurut Sanjaya
(2008) dalam Junius dan Firiany (2012) menunjukan bahwa KAP yang
berafiliasi dengan jaringan KAP Big 4 mampu mengurangi manajemen Jaba
akrual pada perusahaan yang diaudit oleh KAP Big 4.
Spesialisasi industri auditor juga dapat mempengaruhi kualitas
audit. Auditor yang spesialis memiliki pemahaman dan pengetahuan yang
lebih baik mengenai internal kontrol perusahaan, resiko bisnis perusahaan,
dan resiko audit pada industrinya (Setiawan dan Fitriany, 2011). Solomon et
al. (1999) dalam Setiawan dan Fitriany (2011) mengatakan bahwa auditor
spesialis memiliki pengetahuan yang Jebih dalam daripada auditor
nonspesialis karena pengalaman mereka lebih banyak dalam industri mampu
menawarkan jasa audit dan nonaudit berkualitas tinggi atau menurunkan
biaya audit yang memberikffi1 manfaat ekonomis. Auditor spesialis memiliki
pengetahuan spesifik industri dan keahlian yang lebih besar, dan lebih akrab
dengan bisnis klien sehingga mereka membatasi kecenderungan manajemen
untuk melaporkan pendapatan dan keuangan secara keliru (Santanu dan
Mahmud, 2010).
Audit capacity stress juga dapat menjadi indikator kualitas audit.
Tingginya workload atau Audit capacity stress dapat menyehahkan kelelahan
dan munculnya dysfunctional audit behavior sehingga dapat menurunkan
kemampuan auditor untuk menemukan kesalahan atau melaporkan
penyimpangan (Setiawan dan Fitriany, 2011 ). Dari basil penelitian tersebut
menemukan hahwa KAP dengan audit capacity stress yang tinggi dapat
menurunkan kualitas audit dan memperbesar manajemen !aha akrual di
perusahaan.
Se lain itu, client importance juga turut mempengaruhi kualitas
audit yang dihasilkan auditor. Ketika suatu klien dipandang sebagai sumher
pendapatan yang herlangsuug kontinyu, ha! ini secara potensial dapat
mengurangi independensi auditor (Yuvisa, 2008). Menurut Kerler dan
Brandon (2010) dalam Wahyuni dan Fitriany (2012) kepentingan ekonomi
KAP (client importance) didefinisikan sebagai pentingnya keuangan relatif
dari klien audit hagi kantor perusahaan audit. Ketergantungan ekonomi ini
dikhawatirkan dapat mengurangi kualitas audit yang dihasilkan oleh auditor.
Jika kualitas audit yang diberikan auditor berkurang maka dikhawatirkan
auditor tidak dapat menjalankan tugas auditnya secara efektif dan efisien
sehingga auditor tidak mampu membatasi manajemen !aha akrual yang
dilakukan klien.
Topik kualitas audit merupakan topik yang cukup menarik untuk
dibahas meskipun sudah banyak peneliti yang mengangkat topik tersebut.
variabel baru yang dapat menjadi indikator dari kualitas audit seperti
spesialisasi industri auditor dan client importance maka topik ini masih
relevan untuk diteliti di masa sekarang.
Berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan di atas maka peneliti
tertarik untuk mengembangkan penelitian yang sudah ada sebelumnya dengan
judul "Pengaruh Kualitas Audit terhadap Manajemen Laba Akrual".
Beberapa penelitian telah dilakukan terkait kualitas audit yang
menggunakan dimensi tertentu. Pengujian atas ukuran KAP seperti yang telah
dilakukan oleh Rusmin (2010) bahwa perusahaan yang diaudit oleh KAP big
four menghasilkan manajemen laba akrual yang lebih rendah dibandingkan
dengan perusahaan yang menggunakan jasa KAP non Big four. Penelitian
yang dila1..'Ukan oleh Inaam et al. (2012) menghasilkan bahwa ukuran KAP
Big four berpengaruh negatif dan signifikan terhadap manajemen laba akrual.
Namun penelitian yang dilakukan oleh Pradhana dan Rudiawarni (2013)
menghasilkan hasil yang berbeda, dalam penelitian tersebut ukuran KAP
sebagai proksi dari kualitas audit berpengaruh negatif dan tidak signifikan
terhadap manajemen laba akrual.
Berdasarkan hasil penelitian Pradhana dan Rudiawami (2013)
spesialisasi industri auditor berpengaruh positif signifikan terhadap earning
management. Hal ini bertolak belakang dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Santanu dan Mahmud (20 I 0) bahwa auditor spesialisasi dapat
mengurangi tingkat manajemen laba akrual. Hal ini turut didukung oleh
penelitian yang dilakukan Junius dan Fitriany (2012); Balsam (2003); Rusmin
(2010).
Beberapa penelitian telab dilakukan terkait dengan audit capacity
stress namun mendapatkan hasil yang bertentangan. Pertama penelitian yang
dilakukan Setiawan dan Fitriany (2011) menghasilkan audit capacity stress
yang diistilabkan dengan workload dapat menurunkan kualitas audit. Kualitas
audit yang rendab dikhawatirkan tidak mampu menangkap perilaku
manajemen laba yang dilakukan perusahaan. Sedangkan penelitian yang
dilakukan Junius dan Eitriany (2012) menghasilkan hasil yang berbeda yaitu
audit capacity stress tidak berpengaruh terhadap manajemen laba akrual
tetapi ditemukan mampu mengurangi manajemen laba riil melalui manipulasi
produksi dan biaya diskresioner, meningkatkan manipulasi penjualan. Masih
terdapat perbedaan antara hasil yang satu dengan yang lain mendorong
peneliti untuk menggunakan variabel audit capacity stress dalam penelitian
ini.
Beberapa penelitian mengenai client importance menghasilkan
hasil yang berbeda. Penelitian mengenai client importance ini telab dilakukan
oleh Chung dan Kallapur, (2003) hasilnya tidak menemukan bukti adanya
hubungan antara abnormals accrual dan client importance dalam
memanipulasi laba. Hasil penelitian Herusetya et al. (2012) menemukan bukti
babwa walaupun KAP memiliki tingkat ketergantungan ekonomi terhadap
klien, namun KAP tetap dapat menjaga reputasinya (reputation protection),
akrual diskresioner absolut. Berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan
oleh Gui et al. (2007) bahwa client importance berhubungan dengan kualitas
audit yang rendah. Selain itu turut diperkuat dengan pene!itian yang
dilakukan oleh Shu et al. (2013) menemukan dominasi ketergantungan
ekonomi pada tingkat KAP berkorelasi positif dengan tingkat ABSDA namun
berbeda jika dilihat dari sisi AP menemukan bukti menjaga reputasi lebih
penting dibandingkan dengan ketergantuhgan ekonomi kepada klien. Dengan
masih terdapatnya perbedaan hasil penelitian terdahulu maka penulis ingin
menggunakan variabel client importance dalam penelitian ini.
Penelitian ini mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Junius
dan Fitriany (2012). Adapun perbedaan penelitian ini dengan penelitian
sebelumnya yaitu:
1. Dalam penelitian ini terdapat penambahan variabel independen yaitu
variabel client importance yang merupakan ide dari penulis sekarang.
Client importance termasuk salah satu indikator dalam mengukur
kualitas audit dari sisi independensi. Penambahan variabel tersebut
dimaksudkan untuk meneliti ulang pengaruhnya terhadap manajemen
laba akrual karena sebelumnya terdapat ketidakkonsistenan dari
penelitian terdahulu.
2. Penelitian ini hanya memfokuskan pada manajemen laba akrual saJa.
Tidak seperti penelitian terdahulu yang mengikutsertakan manajemen
laba riil. Hal ini dimaksudkan agar peneliti lebih fokus dalam meneliti
7 Deseniber 2012). Maka akan semakin banyak pengguna laporan
keuangan khususnya investor yang bergantung pada laporan keuangan
pernsahaan property, real estate, and building construction dalam
memutuskan investasi mereka. Dibutuhkan kualitas audit yang tinggi
dalam mengaudit laporan keuangan tersebut agar auditor dapat
mendeteksi bahkan membatasi penyimpangan-penyimpangan dan
kekeliruan yang dilakukan oleh pihak manajemen khususnya manajemen
laba akrual.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah yang akan
diteliti dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah kualitas audit dengan indikator ukuran KAP berpengarub
terhadap manajemen laba akrual?
2. Apakah kualitas audit dengan indikator spesialisasi industri auditor
berpengaruh terhadap manajemen laba akrual?
3. Apakah kualitas audit dengan indikator audit capacity stress berpengaruh
terhadap manajemen laba akrual?
4. Apakah kualitas audit dengan indikator client importance berpengarnh
terhadap manajemen laba akrual?
C. Tujuan dan Manfaat
1. Tujuau
Berdasarkan perumusan masalah di atas maka tujuan dari
penelitian ini adalah untuk menemukan bukti empiris mengenai hal-hal
berikut:
a. Pengaruh kualitas audit dengan indikator ukuran KAP terhadap
manajemen laba akrual.
b. Pengaruh kualitas audit dengan indikator spesialisasi industri
auditor terhadap manajemen laba akrual.
c. Pengaruh kualitas audit dengan indikator audit capacity stress
terhadap manajemen laba akrual.
d. Pengaruh kualitas audit dengan indikator client importance
terhadap manajemen laba akrual.
2. Manfaat
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat sebagai
berik:ut:
a. Secara praktis
I. Kantor Akuntan Publik
Hasil penelitian ini diharapkan berguna dan memberikan
kontribusi praktis untuk KAP dalam meningkatkan kualitas
auditornya sehingga dapat memberikan jasa audit yang
berkualitas untuk perusahaan klien dalam membatasi prilaku
manajamen laba akrual.
2.. Perusahaan
Penelitian ini diharapkan dapat meajadi acuan dalam memilih
jasa auditor yang tepat dan berkualitas dalam mengaudit
laporan keuangannya.
b. Secara Teoritis
1. Mahasiswa
Penelitian ini dapat menambah wawasan dalam ilmu auditing
mengenai kualitas audit dan dapat dijadikan referensi untuk
penelitian selanjutnya.
2. Masyarakat
Sebagai pengguna laporan keuangan diharapkan penelitian ini
dapat memberikan pengetahuan mengenai kualitas audit yang
dihasilkan oleh Kantor Akuntan Publik sehingga pengguna
laporan keuangan dapat membuat keputusan yang tepat dalam
menilai laporan keuangan auditan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Literatur
1. Teori Agensi
Teori agensi dicetuskan oleh Jensen dan Meckling pada tahun
1976. Jensen dan Meckling (1976) mendefinisikan teori agensi sebagai
sebuah kontrak di mana satu orang atau lebih pihak pemilik sumber daya
(prinsipal) mendelegasikan wewenangnya kepada manajer (agent) untuk
melakukan sesuatu atas nama mereka dan melakukan pengambilan
keputusan. Selain itu terdapat definisi teori agensi menurut Scott (2009):
''Agency theory is a branch of game theory that studies the design of contracts to motivate a rational agent to act on behalf of principal when the agent's interests would otherwise conflict with those of the principal. "
Dalam pengertian tersebut dapat diartikan teori agensi
merupakan bagian dari game theory yang didesain untuk mempelajari
hubungan antara agent yang bertindak atas nama principal selanjutnya
akan berpotensi menimbulkan konflik kepentingan di antara keduanya.
Pihak pemilik sumber daya (principal) mendelegasikan wewenangnya
kepada pihak manajer (agent) untuk melakukan sesuatu. Pendelegasian
wewenang ini merupakan suatu keharusan dalam hubungan agensi agar
manajer mempunyai kesempatan yang luas dalam menjalankan tugasnya
clan mempertanggungjawabkan hasil pekerjaannya kepada pemilik
sumber daya (Sulistyanto, 2008).
Dalam hubungan keagenan ini akan menimbulkan beberapa
permasalahan diantaranya: (a) terjadinya informasi asimetris
(information asymmetry) clan (b) terjadinya (conflict of interest) konflik
kepentingan (Meisser, et al., 2006 dalam Endrianto, 2010).
Informasi asimetris (iriformation asymmetry) merupakan suatu
kondisi di mana terclapat ketidakseimbangan perolehan informasi antara
pihak manajemen clan pemilik clana. Asimetri informasi dapat berupa
informasi yang terclistribusi dengan tidak merata diantara agent clan
principal, serta ticlak mungkinnya principal untuk mengamati secfila
langsung usaha yang dilakukan oleh agent. Karena untulc mengamati
secara langsung atas catatan clan clokumen akuntansi yang dibuat oleh
manajemen sangatlah ticlak praktis clan memakan banyak waktu serta
bi a ya.
Konflik kepentingan (conflict of interest) terjacli akibat
keticlaksamaan tujuan, climana manajemen tidak selalu bertinclak sesuai
dengan kepentingan pemilik. Manajemen bertanggung jawab atas segala
kegiatannya dalam mengelola clana pemilik. Tetapi di sisi lain
manajemen JUga memiliki kepentingan untuk memaksimalkan
keuntungan mereka.
Biasanya manajemen akan mendapatkan bonus jika mencapai
terget tertentu. Demi keuntungan tersebut terkadang manajemen
memanfaatkan situasi dimana principal tidak dapat mengakses atau
mengkontrol secara langsung kegiatan yang dilakukan manajemen dalam
mengelola dana untuk berprilaku curang dalam melaporkan hasil kinerja
mereka yang tidak sesuai dengan kenyataannya. Memanipulasi Japoran
keuangan supaya terlihat "baik" di mata principal dapat dilakukan
dengan memanfaatkan keleluasaan dalam memilih kebijakan akuntansi
dalam pelaporan keuangan yang ditujukan untuk memaksimurnkan
kepentingan mereka atau biasa disebut manajemen laba akrual.
Terdapat biaya keagena.'1 yang (agency cost) timbul dalam
mengatasi masalah tersebut. Menurut Jensen dan Meckling (1976) dalam
Endrianto (2010) terdapat tiga biaya keagenan yaitu monitoring cost,
bonding cost dan residual loss. Monitoring cost merupakan biaya yang
timbul dan ditanggung oleh principal untuk memonitor perilaku agent.
Bonding cost merupakan biaya yang ditangung oleh agent untuk
menjamin bahwa agent akan bertindak untuk kepentingan principal.
Se!anjutnya residual loss merupakan pengorbanan yang berupa
berkurangnya kemakmuran principal sebagai akibat dari perbedaan
keputusan agent dan keputusan principal.
Teori agensi menggambarkan peran auditor sebagai salah satn
pemantau utama dalam mengurangi asimetri informasi pada pelaporan
. ' " , ., •11 ' .
tindakan oportunis manaJer dalam melaporkan informasi keuangan
(Hsieh dan Tsai, 2004). Auditor bertugas untuk memberikan pendapat
dan penilaian secara independen dan profesional atas kewajaran laporan
keuangan suatu entitas. Auditor dengan kualitas yang tinggi dianggap
mampu melaporkan penyimpangan dan kesalahan yang dilakukan
manajemen. De Angelo (1981) dalam Mernis dan Cetenak (2012)
mendefinisikan kualitas audit dalam dua dimensi. Kualitas audit
merupakan fungsi kemampuan auditor. Pertama, untuk mendeteksi salah
saji material dan kesalahan dalam laporan keuangan (kemampuan teknis).
Kedua, untuk melaporkan salah saji material dan kesalahan dalam
laporan keuangan (independensi).
Auditor yang memiliki kemampuan teknis yang tinggi sangat
diperlukan dalam mengaudit laporan keuangan klien. Agar proses audit
dapat berjalan dengan efektif dan efisien sehingga dapat mendeteksi dan
membatasi penyimpangan-penyimpangan yang dilakukan pihak
manajemen seperti manajemen laba akrual. Menurut Chi et al. (2012)
Independensi adalah salah satu kualitas inti yang auditor harus jaga agar
dapat memberikan layanan yang efektif kepada kliennya. Sesuai dengan
standar umum yang kedua (generally accepted auditing standards) dan
kode etik perilaku profesional AICP A, auditor harus senantiasa menjaga
sikap mental independen dalam semua ha! yang berkaitan dengan
perikatan. Hal ini mengisyaratkan bahwa Independensi menjadi suatu ha!
yang mutlak bagi seorang auditor dalam memberikan jasa audit agar
dapat memberikan opini yang dapat dipercaya oleh publik.
2. Manajemen Laba
Laba dianggap sebagai salah satu unsur Japoran keuangan yang
paling signifikan, karena !aha digunakan sebagai dasar kriteria keputusan
bagi perusahaan untuk mengevaluasi kinerja dan menentukan nilai dari
entitas selain itu !aha digunakan oleh investor dalam membuat keputusan
investasinya. Tujuan dari laporan !aha termasuk memberikan informasi
yang berguna untuk mengukur efisiensi manajemen, memprediksi kinerja
masa depan entitas dan distribusi pendapatan, mendefinisikan basis untuk
penentuan pajak, dengan mempertimbangkan harga produk dan
seterusnya (Hajizadeh dan Rahimi, 2012 dalam Memis dan Cetenak,
2012).
Informasi laba ini sering menjadi sasaran bagi manajer dalam
melakukan rekayasa laporan keuangan untuk memaksimumkan
kesejahteraan mereka. Terdapat beberapa definisi manajemen Jaba, yaitu:
Pengertian manajemen Jaba oleh Scott (2009), yaitu:
"Earning management is a choice by a manager of accounting policies, or actions affecting earnings so as to achieve some specific reported earning objective".
Selain itu Schiper (1989) dalam Paluruan dan Siregar (2009)
menyatakan bahwa manajemen Jaba merupakan suatu intervensi yang
sengaja dilakukan dengan maksud tertentu terhadap proses pelaporan
keuangan ekstemal untuk memperoleh beberapa keuntungan pribadi.
Sedangkan Healy dan Wahlen (1999) menyatakan bahwa manajemen
laba terjadi ketika para manajer menggunakanjudgment dalam pelaporan
keuangan dan pencatatan transaksi untuk mengubah laporan keuangan
baik untuk menyesatkan beberapa stakeholder tentang kejadian ekonomi
perusal1aan atau untuk mempengaruhi hasil kontrak yang bergantung
pada jumlah angka-angka akuntansi yang dilaporkan.
Dari beberapa definisi manajemen laba diatas maka dapat
disimpulkan bahwa manajemen laba terjadi saat manajer memanfaatkan
keleluasaan dalam memilih kebijakan akuntansi dalam pelaporan
keuangan yang ditujukan untuk memaksimumkan kepentingan mereka.
Scott (2009) mengungkapkan terdapat dua cara untuk
memahami manajemen laba. Pe1iama, sebagai perilaku oportunistik
manajemen untuk memaksimUillkan utilitasnya dalam menghadapi
kontrak kompensasi, kontrak utang dan biaya politik. Kedua, memandang
manajemen laba dari perspektif kontrak efisien, dimana manajemen laba
memberi manajer suatu fleksibilitas untuk melindungi diri mereka dan
perusahaan dalam mengantisipasi kejadian-kejadian yang tak terduga
untuk keuntungan pihak-pihak yang terlibat dalam kontrak.
Terdapat dua argumen mengenai manajemen laba, ada pihak
yang menganggap manajemen laba merupakan suatu kecurangan (fraud)
ada juga yang menganggap manajemen laba bukanlah suatu kecurangan
(Sulistyanto, 2008). Secara umum praktisi beragumen bahwa manajemen
laba merupakan perilaku oportunis seorang mana1er untu1c
mempermainkan angka-angka dalam laporan keuangan sesuai dengan
tujuan yang ingin dicapainya. Sehingga laporan keuangan tersebut tidak
lagi menggambarkan keadaan perusahaan sebenarnya dan dapat
menyesatkan para pemakai informasi laporan keuangan tersebut.
Sedangkan pihak akademisi, beragumen bahwa pada dasarnya
manajemen laba merupakan dampak dari kebebasan manajer untuk
memilih dan menggunakan metode akuntansi tertentu dalam mencatat
dan menyusun informasi laporan keuangan (Sulistyanto, 2008). Namun
banyak manajer yang memanfaatkan celah dalam keleluasaan memilih
metode akuntansi untuk memaksimalkan keuntungan mereka.
Terdapat tiga hipotesis dalam akuntansi positif yang sejalan
dengan dasar pengembangan motivasi manajer dalam melakukan
manajemen laba diantaranya (Sulistyanto, 2008) yaitu:
a. Bonus plan hypothesis
Bonus plan hypothesis menyatakan bahwa rencana bonus
atau kompensasi manajerial akan cenderung memilih dan
menggunakan metode-metode akuntansi yang akan membuat laba
yang dilaporkan menjadi lebih tinggi. Bonus yang dijanjikan
pemilik ini tidak hanya menjadikan motivasi kepada manajer
untuk bekerja semaksimal mungkin tetapijuga memotivasi manajer
untuk melakukan kecurangan manajerial. Agar selalu mencapai
angka akuntansi dalam Japoran keuangan di saat kinerja mereka
tidak mencapai target.
h. Debt (equity) hypothesis
Debt (equity) hypothesis menyatakan habwa perusabaan
yang mempunyai rasio antara hutang dan ekuitas lehih hesar,
cenderung memilih dan menggunakan metode akuntansi dengan
laporan !aha yang lehih tinggi serta cenderung melanggar
·perjanjian utang apahila ada manfaat dan keuntungan tertentu yang
dapat diperolehnya.
Keuntungan tersehut herupa permainan !aha agar
kewajihan utang piutang dapat ditunda untuk periode herikutnya.
Sehingga semua pihak yang ingin mengetabui kondisi perusahaan
yang sesungguhnya memperoleh informasi yang keliru dan
akihatnya memhuat keputusan hisnis yang keliru juga.
c. Political cost hypothesis
Political cost hypothesis menyatakan habwa perusabaan
cenderung memilih dan menggunakan metode-metode akuntansi
yang dapat memperkecil atau memperhesar !aha yang
dilaporkannya. Konsep ini memhabas hahwa manajer perusabaan
cenderung melanggar regulasi pemerintah, seperti undang-undang
perpajakan apahila ada manfaat dan keuntungan tertentu yang dapat
diperolehnya. Manajer akan mempermainkan !aha agar kewajihan
pembayaran tidak terlalu tinggi sehingga alokasi laba sesuai dengan
kemauan perusahaan.
Scott (2009) dalam menyatakan bahwa terdapat beberapa pola
dalam manajemen laba, yaitu:
1. Taking a bath
Pola ini dapat terjadi saat ada tekanan organisasional
pada saat pergantian manajemen baru. Teknik ini dilakukan dengan
mengakui adanya biaya-biaya pada periode mendatang dan
kerugian periode berjalan. Konsekuensinya, manajemen melakukan
write off asset dengan membebankan perkiraan-perkiraan biaya
mendatang. Akibatnya laba periode berikutnya akan lebih tinggi
dari seharusnya.
2. Income Minimization
Pola manajemen laba ini mirip dengan "taking bath"
namun tidak ekstrim. Pola ini dilakukan pada saat profitabilitas
perusahaM sangat tinggi dengan maksud agar tidak mendapatkan
perhatian oleh pihak-pihak yang berkepentingan (aspek political
cost). Kebijakan yang diambil dapat berupa write-off atas barang
modal dan aktiva tak berwnjud, pembebanan biaya iklan, biaya
riset dan pengembangan, menggunakan metode persediaan LIFO di
perusahaan Amerika Serikat untuk kepentingan pajak.
3. Income Maximization
Maksimalisasi !aha (income maximization) adalah pola
manajemen !aha yang dilakukan dengan cara menjadikan laba pada
Iaporan keuangan periode berjalan Iebih tinggi daripada !aha
sesungguhnya. Income maximization dilakukan dengan tujuan
untuk memp::roleh bonus yang lebih besar, meningkatkan
keuntungan dan untuk menghindari pelanggaran atas kontrak
hutang jangka panjang
4. Income Smoothing
Perataan !aha merupakan cara yang paling populer dan
sermg dilakukan. Perusahaan-perusahaan melakukannya untuk
mengurangi volatilitas !aha bersih. Income smoothing atau perataan
!aha merupakan salah satu bentuk manajemen Jaba yang dilakukan
dengan cara membuat !aha akuntansi relatif konsisten (rata atau
·smooth) dari periode ke periode. Dalam ha! ini pihak manajemen
dengan sengaja menurunkan atau meningkatkan Iaba untuk
mengurangi gejolak dalam pelaporan laba, sehingga perusahaan
terlihat stabil atau tidak berisiko tinggi.
3. Manajemen Laba Akrual
Manajemen Jaba dapat dilakukan dengan dua cara yaitu
melalui pilihan kebijakan akuntansi (manajernen !aha akrual) dan
tinclalrnn riil ata11 vanP' kita kenal clenP'an manaiemP.n laha riil (~,,ntt
2009). Dalam fokus penelitian ini hanya akan membahas manajemen
laba akrual. Manajemen laba akrual merupakan model yang paling kuat
dalam mendeteksi manajemen laba alasannya karena dalam pembuatan
laporan keuangan disusun berdasarkan sistem akuntansi akrual
(Sulistyanto, 2008). Sistem akuntansi akrual merupakan sistem
pencatatan yang mencatat transaksi pada saat terjadinya tanpa
memperhatikan apaka11 perusahaan telah menerima dan mengeluarkan
kas atau belum. Sehingga dengan sistem tersebut menghasilkan
komponen akrual yang dapat dipermainkan besar atau kecilnya
(Sulistyanto, 2008).
Akrual merupakan selisih antara laba dalam laporan laba rugi
sebelum pos luar biasa dengan arus kas operasional perusalrnan (Junius
dan Fitriany, 2012). Manajemen Iaba akrual merupakan manajemen laba
yang dilakukan dengan mengatur pilihan-pilihan yang ada dalarn suatu
metode akuntansi dalam standar akuntansi untuk menyembunyikan
kinerja ekonomi yang sesungguhnya (Dechow & Skinner, 2000 dalam
Junius dan Fitriany 2012).
Akmal terdiri dari nondiscretionaiy accrual dan discretionary
accrual (Scott, 2009). Nondiscretionary accrual adalah akrual yang
berhubungan dengan tingkat aktivitas atau kondisi bisnis perusahaan.
Discretionary accrual adalah akrual yang jumlahnya dapat dikendalikan
secara fleksibel oleh manajer sehingga ha! ini memberikan kesempatan
bagi manajer untuk dapat mengatur atau memanajemen laba sesuai yang
- -- -- ·- -~--
diinginkan seperti estimasi penilaian piutang tak tertagih, pengakuan
biaya warranty, dan provisi.
4. Kualitas Audit
"Report of the Committe on Basic Auditing Concepts of the
American Accounting Association" memberikan definisi auditing sebagai
berikut:
"Suatu proses sistematis untuk memperoleh serta mengevaluasi bukti secara objektif mengenai asersi-asersi kegiatan dan peristiwa ekonomi, dengan tujuan menetapkan derajat kesesuaian antara asersi-asersi tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya serta penyampaian hasil-hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan" (Boynton et al., 2003).
Para pemakai informasi laporan keuangan seperti investor,
pemegang saham, pemerintah, kreditor akan melihat informasi laporan
keuangan sebagai dasar dalam mengambil keputusan. Sehingga
diperlukan audit atas laporan keuangan untuk menjamin keandalan dari
laporan keuangan yang telah dibuat oleh manajemen perusahaan. Karena
perusahaan yang laporan keuangannya telah diaudit maka akan memiliki
kandungan informasi laba yang berkualitas tinggi (Memis dan Cetenak,
2012). Dalam mengaudit laporan keuangan, auditor harus independen
dalam menjalankan tugasnya sehingga dapat mendeteksi dan mengurangi
adanya kecmangan (jraud) ataupun manajemen laba akrual yang
dilakukan pihak manajemen.
Berdasarkan Standar Profesional Ak.untan Publik (SA seksi
150) dikatakan audit yang berkualitas jika dalam pelaksanaan audit
mengikuti standar audit yang telah ditetapkan. Standar audit tersebut,
yaitu:
Standar Umum
1. Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau Iebih yang memiliki
keahlian clan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor.
2. Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan,
independensi dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor.
3. Dalam pelaksanaan audit clan penyusunan laporannya, auditor
wajib menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat clan
·seksama.
Standar Pekerjaan Lapangan
1. Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya clan jika digunakan
asisten harus disupervisi dengan semestinya.
2. Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus diperoleh
untuk merencanakan audit clan menentukan sifat, saat, clan lingkup
pengujian yang akan dilakukan.
3. Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi,
· pengamatan, permintaan ketcrangan, clan konfirmasi sebagai dasar
memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang
diaudit.
Standar Pelaporan
1. Laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan telah
disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di
. Indonesia.
2. Laporan auditor harus menunjukan atau menyatakan, jika ada,
ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan
Iaporan keuangan periode berjalan dibandingkan dengan penerapan
prinsip akuntansi tersebut dalam periode sebelumnya.
3. Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang
memadai, kecuali dinyatakan Iain dalam laporan auditor.
4. Laporan auditor hams memuat suatu pemyataan pendapat
· mengenai Iaporan keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi
bahwa pernyataan demikian tidak dapat diberikan. Jika pendapat
secara keseluruhan tidak dapat diberikan, maka alasannya harus
dinyatakan. Dalam hal nama auditor dikaitkan dengan laporan
keuangan, maka laporan auditor harus memuat petunjuk yangjelas
mengenai sifat pekerjaan audit yang dilaksanakan, jika ada, dan
tingkat tanggungjawab yang dipikul oleh auditor.
De Angelo (1981) mendefinisikan kualitas audit sebagai
probabilitas bahwa auditor akan menemukan dan melaporkan
pelanggaran pada sistem akuntansi klien. Menurut penelitian Bartov et al.
(2010) dalam Rusmin (2010) menunjukkan bahwa auditor yang
berkualitas tinggi lebih menyukai untuk melaporkan kesalahan dan
penyimpangan, serta tidak hersedia untulc menerima praktik akuntansi
yang dipertanyakan, oleh karena itu, auditor yang herkualitas tinggi
diharapkan mampu mendeteksi praktik manajemen !aha akrual. Sehingga
manajer akan cenderung lebih berhati-hati dalam melaporkan besarnya
nilai discretionary accruals. Menurut Becker et al. (1998)
memperkirakan manajemen akrual !aha lebih hesar terjadi pada
perusahaan dengan auditor yang berkualitas lehih rendah daripada di
perusahaan dengan auditor herkualitas tinggi.
De Angelo (1981) mendefinisikan kualitas audit dalam dua
dimensi. Kualitas audit merupakan fungsi kemampuan auditor. Pertama,
untuk mendeteksi salah saji material dan kesalahan dalam laporan
keuangan (kemampuan teknis). Kedua, untulc melaporkan salah saji
material ini dan kesalahan dalam laporan keuangan (independensi).
Kompetensi adalah kualifikasi yang dihutuhkan oleh auditor
untuk dapat melaksanakan proses audit dengan benar. Sedangkan
independensi adalah sikap mental yang harus dijaga auditor dalam
melaksanakan proses audit. Sehingga dalam penelitian ini dapat
digunakan indikator yang menggambarkan kualitas audit yaitu ukuran
KAP, spesialisasi industri auditor, audit capacity stress dan client
importance.
a. Ukuran KAP
Menurut (PMK Nomor: 17/PMK.01/2008) yang dimaksud
Kantor akuntan publik (KAP) adalah badan usaha yang telab
mendapatkan izin dari Menteri Keuangan sebagai wadab bagi akuntan
publik dalam memberikan jasanya. Ukuran KAP adalab besar kecilnya
Kantor Akuntan Publik. Menurut Adityasih (2010) dalam Aulia dan
Fitriany (2013). ukuran KAP dapat dinyatakan berdasarkan jumlah staf
profesional yang dimiliki. KAP yang memiliki staf profesional Iebih dari
400 orang dinilai sebagai KAP besar, KAP dengan staf profesional antara
100-400 orang dikelompokkan ke dalam KAP menengah, dan KAP yang
memiliki staf profesional yang kurang dari 100 orang termasuk ke dalam
KAPkecil..
Saat ini terdapat 2 kategori KAP yaitu KAP big four dan KAP
non big four. KAP non big four terdiri dari KAP berukuran sedang dan
KAP berukuran kecil. Sedangkan KAP big four yaitu KAP yang
berukuran besar. KAP ini selalu berusaba menjaga reputasinya karena
jika tidak, mereka dapat kehilangan klien ketika melakukan kesalahan
audit (Junius dan Fitriany, 2012). KAP big four tersebar di berbagai
negara dan berafiliasi dengan KAP lokal. Di Indonesia, KAP big four
beserta afiliasinya terdiri atas :
1. Ernst & Young Global Limited berafiliasi dengan KAP
Purwantono, Suherman dan Surja.
2. Deloitte Touche Tohmatsu Limited berafiliasi dengan KAP
Osman Bing Satrio.
3. KPMG International Cooperative berafiliasi dengan KAP
Sidharta dan Widjaja.
4. Price Waterhouse Coopers International Limited berafiliasi
dengan KAP Tanudiredja, Wibisana dan Rekan.
KAP big four dianggap memiliki kualitas audit yang tinggi
dibandingkan dengan KAP non-big four, ha! ini dibuktikan berdasarkan
beberapa fakta berikut:
1. Memiliki jumlah klien yang besar
2. Memiliki lebih banyak kesempatan dalam memberikan sumber
daya yang berkualitas selama proses audit (perekrutan, pelatihan
dan teknologi)
3. Lebih memiliki kemungkinan dalam kehilangan klien dan
reputasi jika tidak melaporkan pelanggaran yang ditemukan
(Caneghem, 2004; Chung et al., 2005 dalan1 Rusmin, 2010).
Kantor Akuntan Publik (KAP) big four akan melakukan
pelatihan dan evaluasi secara berkala untuk meningkatkan kompetensi
auditornya. Kantor Akuntan Publik (KAP) big four menggunakan
teknologi yang tinggi dalam menjalankan proses auditnya contohnya
menggunakan sistem komputerisasi dibandingkan dengan Kantor
Akuntan Publik sedang atau kecil. KAP big four memiliki jumlah auditor
yang cukup banyak sehingga dapat menjalankan pengauditan secara lebih
efektif dan efisien dan memiliki fleksibelitas yang lebih tinggi.
Dalam segi perekrutan staff yang dilakukan KAP big four,
cenderung lebih selektif dalam memilih proffesional staff Kualifikasi
yang dipersyaratan lebih ketat dibanding KAP non big four. Hal ini
dilakukan agar sumber daya manusia yang diperoleh lebih handal dan
kompeten. KAP big four memiliki kemungkinan yang besar untuk
kehilangan klien dan reputasi apabila tidak melakukan proses audit
dengan baik seperti tidak melaporkan pelanggaran yang ditemukan.
Sehingga KAP big four selalu meningkatkan kualitas auditnya terkait
dengan reputasi yang dimilikinya agar klien dan masyarakat publik tidak
kecewa dengan kinerja mereka.
b. Spesialisasi Industri Auditor
Seiring dengan meningkatnya persaingan dan kompetisi dalam
profesi akuntan publik serta munculnya aturan akuntansi baru dalam
industri tertentu, setiap KAP mencari cara untuk membedakan dirinya
dengan KAP lainnya (Rozania et al., 2013). Salah satunya dengan adanya
spesialisasi industri. Spesialisasi industri yang dilakukan oleh KAP ini
bertujuan untuk meningkatkan kompetensi mereka dalam menyediakan
jasa audit yang lebih berkualitas, sehingga hasil auditnya lebih akurat
(Rozania et al., 2013).
Para peneliti mengusulkan bahwa spesialisasi industri auditor
meningkatkan kemungkinan bahwa auditor akan mendeteksi kekeliruan
dan penyimpangan dalam laporan keuangan klien, dan oleh karena itu
menyiratkan bahwa spesialisasi industri memungkinkan auditor untuk
membatasi kebijakan akuntansi klien, sehingga meningkatkan kualitas
audit (Gramling and Stone, 2001; Gul et al., 2009 dalam Karjalainen,
2011). Owhoso et al. (2002) dalam Balsam et al. (2003) menunjukkan
bahwa spesialisasi industri auditor lebih mampu mendeteksi kesalahan
dalam spesialisasi industri mereka daripada di luar spesialisasi mereka.
Kemampuan yang dimiliki oleh auditor tersebut diperoleh dari
pengalaman mereka dalam menangani klien yang sama dalam satu
industri dan mempelajari serta saling berbagi praktek audit terbaik di
dalam industri tersebut (Maletta dan Wright, 1996; Dunn dan Mayhew,
2004 dalam Gul et al., 2009).
Jamaan (2008) dalam Rozania et al. (2013), menyatakan
spesialisasi industri adalah atas banyaknya jasa atestasi atau banyaknya
klien industri sejenis dengan yang dikerjakan atau ditangani oleh auditor
KAP dalam tahun pengamatan. Hal tersebut memungkinkan auditor
auditor memiliki pengetahuan yang lebih dalam mengenai industri klien
daripada auditor nonspesialis. Pengalaman yang didapatkan auditor
dalam mengaudit industri sejenis sehingga auditor mampu menawarkan
jasa audit dan nonaudit berkualitas tinggi atau menurunkan biaya audit
yang memberikan manfaat ekonomis (Setiawan dan Fitriany, 2011 ).
c. Audit Capacity Stress
Audit capacity stress yaitu tekanan yang dihadapi oleh auditor
sehubungan dengan banyaknya klien audit yang harus ditanganinya
(Setiawan dan Fitriany, 2011). Sedangkan definisi Audit capacity stress
yang dikemukakan Hansen et al. (2007) dalam Junius dan Fitriany (2012)
yaitu potensi ketegangan pada auditor baru akibat bertambahnya klien
baru yang terjadi seiring runtuhnya KAP Arthur Andersen akibat kasus
Enron. Jika semakin banyak klien yang ditangani oleh seorang auditor
akan menimbulkan kelelahan dan ketatnya time budgets sehingga
menurunkan kemampuan auditor untuk menemukan kesalahan atau
melaporkan penyimpangan yang dilakukan klien (Setiawan dan Fitriany,
2011). Sehingga tingginya audit capacity stress dikhawatirkan membuat
produ1.'tivitas auditor berkurang dan dapat menurunkan kualitas audit
yang dihasilkan oleh auditor. Berdasarkan Francis (2004) dan Chi et al.
(2011) dalam Junius dan Fitriany (2012), kualitas audit yang rendah
menyebabkan auditor kurang mampu dalam mendeteksi praktik
manajemen laba, terutama manajemen laba akrual.
Mengikuti penelitian yang dilakukan Junius dan Fitriany
(2012) istilah audit capacity stress berarti masa-masa sibuk pada auditor
di masa awal tahun karena banyaknya penugasan audit yang harus
diselesaikan auditor di masa tersebut.
dihasilkan oleh auditor. Jika kualitas audit yang diberikan auditor
berkurang maka dikhawatirkan auditor tidak dapat menjalankan tugas
auditnya secara efektif dan efisien sehingga auditor tidak mampu
membatasi manajemen laba akrual yang dilakukan klien. Biasanya klien
utama KAP memberikan keuntungan ekonomi yang cukup besar bagi
auditor sehingga dikhawatirkan auditor tidak menggunakan
independensinya dalam melakukan audit laporan keuangan klien.
Selanjutnya, mempertahankan klien yang penting (client importance)
dapat memberikan manfaat bagi partner audit, seperti keamanan kerja,
kesempatan promosi, dan kekuatan organisasi (Chi et al., 2012). Setelah
adanya peraturan tentang pembatasan dan rotasi Kantor Akuntan Publik
secara tidak Iangsung menimbulkan persaingan bisnis antar KAP.
Sehingga setiap Kantor Akuntan Publik berusaha untuk mempertahankan
klien yang memberikan keuntungan besar untuk perusahaannya dan
bahkan memperpanjang hubungan mereka.
Argumen kedua menyatakan bahwa semakin penting klien
bagi auditor/KAP, semakin tinggi kualitas audit karena faktor
perlindungan reputasi (Wahyuni dan Fitriany, 2012). Reputasi yang
dimiliki oleh KAP merupakan ha! yang sangat penting karena jika KAP
kehilangan reputasinya maka dapat mengakibatkan KAP tersebut
kehilangan kepercyaan dari pihak-pihak yang bergantung pada hasil
auditnya sehingga klien enggan menggunakan jasa auditnya kembali.
Dalam menjaga reputasinya, KAP harus independen dalam menjalankan
jasa auditnya sehingga dapat melaporkan penyimpangan-penyimpangan
yang dilakukan klien. KAP harus berhati-hati dalam mengaudit klien
terutama klien penting. Karena ketika terjadi kegagalan audit pada
perusahaan yang memiliki total aset relatif lebih tinggi dari perusahaan
lain atau perusahaan besar maka akan lebih disoroti oleh publik. Reputasi
KAP akan lebih rentan hancur sehlngga KAP akan lebih termotivasi
memberikan kualitas audit yang tinggi pada klien besarnya (Wahyuni dan
Fitriany, 2012).
B. Penelitian Sebelumnya
Penelitian mengenai variabel ukuran KAP, spesialisasi industri
auditor, audit capacity stress dan client importance terhadap manajemen laba
akrual telah dilakukan baik di dalam negeri ataupun di luar negeri. Adapun
hasil dari penelitian terdahulu mengenai topik yang berkaitan dengan
penelitian ini adalah sebagai berikut:
Tabel 2.1
Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu (Jurnal Asing)
No. Peneliti J udul Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian (Tahun) Persamaan Perbedaan
1. Ebrahim Auditing Quality, V ariabel client Tidak meneliti variabel Untuk audit tenure yang panjang Auditor Tenure, Client importance, kualitas spesialisasi industri memiliki efek positif dalam
(2001) Importance, and audit dan auditor, audit capacity efisiensi proses audit dan tidak Earnings manajemen laba stress dan ukuran KAP. terdapat bukti bahwa client Management: An akrual importance mempengaruhi Additional Evidence independensi auditor
2. Balsam et al. Auditor Industry V ariabel spesialisasi Tidak meneliti variabel Perusahaan yang diaudit oleh Specialization and industri auditor dan ukuran KAP client auditor spesialis memiliki DAC
(2003) Earnings Quality manajemen laba importance, dan audit (discretionary accruals) lebih akrual capacity stress. rend ah dan ERC (earnings
response coefficients) yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang diaudit oleh auditor non spesialis.
3. Rusmin Audit Quality and Variabel ukuran Tidak meneliti variabel Terdapat hubungan negatif dari (2010) Earnings Management KAP, Spesialisasi client importance, audit indikator kualitas audit (ukuran
in the Singapore Industri Auditor dan capacity stress. Penelitian KAP dan spesialisasi industri Evidence manajemen laba dilakukan di Singapura auditor) terhadap mana1emen
alcrual lab a.
Bersambung pada halaman selanjutnya
40
Tabel 2.1 (Lanjutan)
No. Peneliti Judul Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian (Tahun) Persamaan Perbedaan
4. Chi et al. Client Importance and Variabel client Penelitian terdahulu Penelitian ini gagal menemukan
(2012) Audit Partner importance menggunakan data dari bukti bahwa KAP Big N
Independence Taiwan dan menggunakan mengkompromikan
variabel independennya independensinya untuk klien
independensi auditor penting (client importance) untuk
kepentingan ekonornis, namun,
menemukan bukti-bukti tersebut
pada KAP non-Big N
5. Inaam et al. Audit Quality and V ariabel ukuran Tidak1nenggunakan Spesialisasi industri auditor dan Earnings Management KAP, spesialisasi variabel client importance, Big 4 auditor terkait dengan
(2012) in the Tunisian Industri, dan audit capacity stress. rendahnya tingkat manajemen Context manajemen laba lab a akrual. Big 4 auditor
akrual Penelitian dilakukan di meningkatkan tingkat manajemen Tunisia
lab a riil (REM). Selanjutnya,
hasil penelitian terse but masa
penugasan audit tidak terkait
dengan manajemen laba akrual
dan riil
Bersambung pada halaman selanjutnya
41
Tabel 2.1
Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu ( Jurnal Indonesia)
No. Peneliti J udul Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian (Tahun) Persamaan Perbedaan
1. Junius dan Pengaruh audit V ariabel spesialisasi Penelitian menggunakan KAP Big 4 dapat mendeteksi Fitriany capacity stress, industri auditor, data tahun 2007-2009. manipulasi penjualan. (2012) pendidikan profesi ukuran KAP, audit Tidak menggunakan Spesialisasi industri auditor dapat
lanjutan (PPL), ukuran capacity stress dan variabel client importance. meminimalkan manajemen laba kap, spesialisasi, manajemen laba Penelitian saat ini akrual dan tidak berdampak pada terhadap akrual menghilangkan variabel manajemen lab a riil. Audit manaj emen laba pendidikan profesi capacity stresstidak dapat akrual dan manipulasi lanjutan (PPL) meminimalkan manajemen laba aktivitas riil akrual. Pendidikan Profesional
Lanjutan (PPL) ditemukan tidak memiliki dampak pada semua jenis manaiemen laba.
2. Herusetya et Analisis kualitas audit Variabel manajemen Penelitian terdahulu tidak Kualitas audit berpengaruh al. terhadap manajemen laba akrual, ukuran meneliti variabel audit negatif terhadap manajemen laba (2012) laba akuntansi: studi KAP, Spesialisasi capacity stress. dan pengukuran multidimensi
pendekatan composite industri auditor, Perusahaan manufaktur kualitas audit memiliki validitas measur<J versus client Importance talmn 1999-2007 yang lebih tinggi daripada conventional measure pengukuran konvensional yang
menggunakan sinr;le proxy. Bersan1bung pada halaman selanjutnya
42
Tabel 2.1 (Lanjutan)
No. Peneliti Judul Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian
(Tahun) Persamaan Perbedaan
3. Pradhana dan Pengaruh kualitas V ariabel ukuran Tidak meneliti variabel Ukuran auditor sebagai proxy Rudiawarni audit terhadap earning KAP, spesialisasi client importance, dan kualitas audit berpengaruh
management pada industri auditor dan audit capacity stress. negatif dan tidak signifikan (2013) perusahaan sektor manajemen laba terhadap earning management.
manufaktur yang go akrual Menggunakan sampel Spesialisasi industri auditor public di BEI periode pearusahaan manufaktur berpengaruh positif signifikan 2008-2010 pada periode 2009-2012 terhadap earning management.
4. Kono dan Pengaruh Arus Kas Variabel ukuran Dalam penelitian terdahulu Arus kas be bas berpengaruh Yuyyeta Bebas, Ukuran KAP, KAP, spesialisasi meneliti variabel arus kas negatif terhadap manajemen laba
Spesialisasi Industri industri auditor, bebas dan auditor tenur. sedangkan ukuran KAP, (2013) KAP, Audit Tenur dan client importance spesialisasi industri auditor,
Independensi Auditor dan manajemen laba Penelitian terdahulu tidak client importance tidak terhadap Manajemen akrual. meneliti audit capacity berpengaruh terhadap manajemen Laba stress. laba.
43
C. Kerangka Pemikiran
Kerangka berpikir merupakan model konseptual tentang
bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah
diidentifikasi sebagai masalah yang penting. Adapun masalah-masalah yang
dianggap penting dalam penelitian ini sebagai indikator dari kualitas audit
meliputi dimensi kompetensi yaitu ukuran KAP, spesialisasi industri
auditor, dan audit capacity stress. Serta dimensi independensi yaitu client
importance.
Berikut merupakan gambaran kerangka pemikiran dari penelitian
ini:
Gambar2.1
Skcma Kerangka Pernikiran
Pengaruh Kualitas Audit terhadap Manajemen Laba Akrual
i Terjadinya kasus manipulasi terhadap laba sering dilakukan oleh
manajemen mendorong pihak independen (auditor) untuk mengatasi dan meminimalisir praktik manajemen laba akrual
i Faktor-faktor kualitas audit yang meliputi dimensi kompetensi dan
independensi turut mempengaruhi dalam meminimalisir praktik manaejmen laba akrual
Ii Basis Teori ii Bersambung pada halaman selanjutnya
Gambar 2.1 (Lanjutan)
V aria be I independen Variabel dependen
Kualitas audit • Ukuran KAP (X1)
• Spesialisasi Industri Auditor (X2)
.
• Auditt Capacity Stress (X3)
• Client Importance (X4) Manajemen , LabaAkrual (Y) , , , , , , , , ---------------------. ,
I •Operating Cash Flow , ,
I I , I I , I • Rugi/Laba Bersih I/
I r I Perusalman I
I I I
L--------------------~
Metode Analisis : Regresi Berganda
I Uji Asnmsi Klasik I
I Hasil dan Pembahasan I i
Kesimpulan, lmplikasi, Keterbatasan, dan Saran
D. Hipotesis
1. Ukuran KAP dengan Manajemen Laba Akrual
KAP big four dianggap lebih berkualitas karena auditor
dibekali dengan serangkaian pelatihan dan prosedur serta memiliki
program audit yang lebih akurat dibandingkan dengan KAP non-big four
(Herawaty, 2010 dalam Anggraini dan Utama, 2013). Auditor yang
berkualitas akan lebih cermat dan teliti dalam melakukan audit laporan
keuangan kliennya. Dengan keahlian yang dimiliki oleh auditor tersebut
maka diharapkan auditor mampu mendeteksi dan membatasi adanya
penyimpangan-penyimpangan yang dilakukan klien khususnya
manajemen laba akrual dalam suatu laporan keuangan. Selain itu KAP
big four telah dipercaya masyarakat luas dalam menghasilkan kualitas
audit yang tinggi, faktor perlindungan reputasi ini juga turut memicu
KAP big four untuk bekerja semaksimal mungkin dalam mengaudit
laporan keuangan klien. Sehingga diharapkan KAP big four ini mampu
mendeteksi dan membatasi praktik manajemen laba akrual yang
dilakukan klien.
Seperti penelitian yang telah dilakukan oleh Rusmin (20 I 0)
bahwa perusahaan yang diaudit oleh KAP big four menghasilkan
manajemen laba yang lebih rendah dibandingkan dengan perusahaan
yang menggunakan jasa KAP non big four. Penelitian yang dilakukan
oleh Inaam et al. (2012), menghasilkan bahwa ukuran KAP berpengaruh
negatif terhadap manajemen laba akrual. Konsisten dengan penelitian
sebelumya, penelitian yang dilakukan oleh Herusetya et al. (2012) juga
menghasilkan hasil yang sama. Sebaliknya hasil penelitian Pradhana dan
Rudiawarni (2013), Luhgiatno (2010) menunjukan hasil yang berbeda,
dalam penelitan tersebut menghasilkan ukuran KAP tidak berpengaruh
terhadap manajemen laba akrual.
Maka berdasarkan penelitian tersebut, hipotesis yang diajukan
dalam penelitian ini yaitu:
H1 : Ukuran KAPberpengaruh terhadap manajemen !aha akrual.
2. Spesialisasi Industri Auditor dengan Manajemen Laba Akrual
Auditor yang memiliki banyak klien dalam industri yang sama
akan memiliki pengetahuan dan pemahaman yang lebih baik mengenai
internal kontrol perusahaan, risiko bisnis perusahaan, dan risiko audit
pada industri tersebut (Setiawan dan Fitriany, 20 II). Berdasarkan hasil
penelitian yang dilakukan oleh Balsam (2003) menemukan perusahaan
yang diaudit oleh auditor spesialis industri memiliki DAC (discretionary
accruals) lebih rend:ih dan ERC (earnings response coefficients) yang
lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang diaudit oleh non
spesialis auditor. Penelitian yang dilakukan Inaam et al. (2012)
menemukan spesialisasi industri auditor berhubungan dengan manajemen
laba akrual yang lebih rendah. Penelitian tersebut turut didukung oleh
hasil penelitian yang dilakukan oleh Junius dan Fitriany (2012),
menunjukan hasil yang berbeda seperti penelitian yang dilakukan oleh
Wahyuni dan Fitriany (2012), Kono dan Yuyyeta (2013) dan Luhgiatno
(2010). Dalam penelitian mereka spesialisasi industri auditor tidak
berpengaruh terhadap manajemen laba akrual.
Pemahaman dan pengalaman yang mendalam terhadap bisnis
industri klien ini membuat auditor spesialisasi lebih mampu memberikan
kualitas audit yang lebih tinggi dibandingkan dengan auditor non
spesialis.Spesialisasi industri auditor ini diharapkan dapat mencegah dan
mendeteksi penyimpangan-penyimpangan aktmtansi serta mampu
membatasi perilaku manajemen laba alaual.
Maka berdasarkan penelitian tersebut, hipotesis yang diajukan
dalam penelitian ini yaitu:
H2 : Spesialisasi industri auditor berpengaruh terhadap manajemen
Iaba akrual.
3. Audit capacity stress dengan Manajemen Laba Akrual
Audit capacity stress yaitu tekanan yang dihadapi oleh auditor
sehubungan dengan banyaknya klien audit yang harus ditanganinya
(Setiawan dan Fitriany, 2011). Konsekuensi yang mungkin timbul dari
audit capacity stress adalah turunnya kualitas audit sehingga juga akan
berdampak pada menurunnya kualitas laba (Hansen et al., 2007 dalam
Junius dan Fitriany, 2012). Tingginya beban kerja yang dialami auditor
dikhawatirkan dapat mengganggu produktivitas yang dihasilkan auditor
yang ditangani oleh seorang auditor akan menimbulkan kelelahan dan
ketatnya time budgets sehingga menurunkan kemampuan auditor untuk
menemukan kesalahan atau melaporkan penyimpangan yang dilakukan
klien (Setiawan dan Fitriany, 2011).
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Setiawan
dan Fitriany (2011) menghasilkan tingginya audit capacity stress yang
diistilahkan dengan workload pada auditor menyebabkan kualitas audit
yang rendah. Berdasarkan Francis (2004) dan Chi et al. (2011) dalam
Junius dan Fitriany (2012), kualitas audit yang rendah menyebabkan
auditor kurang mampu dalam mendeteksi praktik manajemen laba,
terutama manaj em en lab a akrual. Hasil penelitian yang tel ah dilakukan
Junius dan Fitriany (2012) menyatakan Audit capacity stress yang tinggi
ditemukan mampu mengurangi manajemen laba riil melalui manipulasi
produksi dan biaya diskresioner, meningkatkan manipulasi penjualan,
dan tidak berpengaruh terhadap manajemen laba akrual.
Maka berdasarkan penelitian tersebut, hipotesis yang diajukan
dalam penelitian ini yaitu:
H3 : Audit capacity stress berpengaruh terhadap manajemen Iaba
akrual.
4. Client Importance dengan Manajemen Laba Akrual
Client importance mernpakan ukurau dari kualitas audit uutuk
meuguji keceuderungau auditor memiliki ketergantuugau ekouomi pada
klieu sehiugga dapat meuguraugi iudepeudeusi auditor (Cheu et al.,
2010). Iudepeudeusi mernpakan ha! utama yang harus dimiliki oleh
seorang auditor dalam meugaudit laporan keuaugau agar auditor dapat
melaporkan temuan-temuau audituya tanpa tekanau dari pihak manapuu.
Terdapat dua argumeu terkait deugan peugaruh client
importance terhadap kualitas audit yang diukur deugan discreationary
accrual (W ahyuui dan Fitriauy, 20 I 2). Beherapa penelitiau menyatakan
hahwa semakiu pentiug klieu hagi auditor/KAP, semakiu reudah kualitas
audit kareua adauya faktor ketergautuugan ekouomi. Berdasarkau Francis
(2004) dan Chi et al. (2011) dalam Junius dau Fitriany (2012), kualitas
audit yang reudah menyehahkan auditor kuraug mampu dalam
mendeteksi praktik mauajemeu !aha, terutama manajemeu !aha akrual.
Hasil peuelitian yang dilakukan oleh Gui et al. (2007) penelitiau terse but
memberikau bukti hahwa ketergautuugau ekouomi terhadap klieu (client
importance) berhubuugan deugan kualitas audit yang rendah dan
memiliki abnormal non-core earning yang Iehih tiuggi dihandingkau
dengau klien yang tidak memiliki ketergautuugan ekouomi. Peuelitiau
yang dilakukau Sharma et al. (2011) meuuujukau client
importanceberpeugaruh positif siguifikan terhadap manajemeu !aha
tetapi hanya jika karakteristik komite audit dengan penyediaan
pengawasan yang lemah.
Sedangkan ada juga penelitian yang menghasilkan semakin
pen ting ldien bagi auditor/ KAP, semakin tinggi kualitas audit karena
faktor perlindungan reputasi. Dengan kualitas audit yang tinggi, auditor
diharapkan mampu mendeteksi dan membatasi prilaku manajemen laba
akrual yang dilakukan oleh manajemen. Hasil penelitian Ebral1im (2001)
menunjukkan tidak menemukan bukti bahwa clien importance dapat
mempengarnhi independensi auditor atau yang memungkinkan klien
besar mereka memiliki keleluasaan lebih dalam melaporkan laba mereka.
Penelitian yang dilakukan oleh Hernsetya et al., (2012) menghasikan
walaupun KAP memiliki ketergantungan ekonomi terhadap klien, namun
KAP tetap dapat menjaga reputasinya (reputation protection), terbukti
dengan adanya pengaruh negatif ketergantungan ekonomi terhadap
manajemen laba akrnal.
Maka berdasarkan penelitian tersebut, hipotesis yang diajukan
dalam penelitian ini yaitu:
I-14 : Client importance berpengaruh terhadap manajemen Iaba akrual.
5. Variabel Kontrol
1) Operating Cash Flow
Dalam penelitian ini menggunakan variabel arus kas dari
aktivitas operasi karena mengikuti penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Pradhana dan Rudiawarni (2013) menggunakan
variabel kontrol Operating Cash Flow. Dalam penelitian tersebut
terdapat bukti hubungan negatif antara arus kas operasi dengan
manajemen laba akrual perusahaan.
2) Rugi/Laba Bersih Perusahaan
Pemilihan variabel kontrol rugi/laba bersih perusahaan
dalam penelitian ini karena mengikuti penelitian Herusetya et al.,
(2012) yang menggunakan variabel kontrol rugi bersih perusahaan.
Francis dan Yu (2009) dalam Herusetya et al., (2012) menemukan
asosiasi negatif perusahaan yang mengalami rugi bersih dengan
kualitas akrual, menunjukan bahwa insentif yang lebih rendah untuk
manajemen laba akrual daripada perusahaan yang melaporkan laba
positif.
Perusahaan dalam industri property, real estate and building
construction yang digunakan dalam penelitian ini merupakan sistem
klasifikasi yang digunakan untuk mengkategorikan peusahaan yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia (BEI) berdasarkan sistem klsifikasi Jakarta Stock
Industrial Classification (JASICA).
C. Metode Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari data
Japoran keuangan auditan perusahaan property, real estate dan building
construction 2009-2012 yang dipublikasikan secara lengkap oleh Bursa Efek
Indonesia melalui website www.idx.co.id dan data sekunder dari Pusat
Pembinaan Akuntan dan Jasa Penilai (PP AJP) Kementerian Keuangan RI
yaitu data laporan tahunan KAP.
D. Metode Analisis Data
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu statistik
deskriptif, uji asumsi klasik dan uji hipotesis. Alat analisis yang digunakan
dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda dengan bantuan SPSS
21.
1. Analisis Statistik Deskriptif
Analisis statistik deskriptif merupakan teknik deskriptif yang
memberikan informasi mengenai data yang dimiliki dan tidak bermaksud
menguji hipotesis. Analisis ini hanya digunakan untuk menyajikan dan
menganalisis data disertai dengan perhitungan agar dapat memperjelas
keadaan atau karakteristik data yang bersangkutan. Pengukuran yang
digunakan statistik deskriptif ini meliputi jumlah sampel, nilai minimum,
nilai maksimum, nilai rata-rata (mean), sum, range clan standar deviasi
(Ghozali, 2011).
Nilai minimum digunakan untuk mengetahui jumlah terkecil
data yang bersangkutan. Nilai maksimum digunakan untuk mengetahui
jumlah terbesar data yang bersangkutan. Mean digunakan untulc
mengetahui rata-rata data yang bersangkutan. Standar deviasi digunakan
untulc mengetahui seberapa besar data yang bersangkutan bervariasi dari
rata-rata.
2. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik dilakukan dalam penelitian ini untuk menguji
apakah data memenuhi asumsi klasik. Hal ini untuk menghindari
terjadinya estimasi yang bias karena tidak semua data dapat diterapkan
regresi. Pengujian yang dilakulcan adalah uji normalitas, uji
multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, clan uji autokorelasi.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi, variabel penggangu atau residual memiliki distribusi
normal (Ghozali, 2011). Model regresi yang baik adalah yang
mempunyai distribusi data normal atau mendekati normal. Pengujian
normalitas yang digunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan
uji non-parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S). Uji K-S dilakukan
dengan membuat hipotesis :
Hipotesis Nol (Ho) : data terdistribusi secara normal
Hipotesis Altematif (HA) : data tidak berdistribusi normal
Dasar pengambilan keputusan pada uji K-S ini adalah
dengan melihat nilai probabilitas signifikansi data residual. Jika angka
probabilitas kurang dari 0.05 maka variabel ini tidak berdistribusi
secara normal. Sebaliknya, bila angka probabilitas di alas 0.05 maka
HA ditolak yang berarti variabel terdistribusi secara normal (Ghozali,
2011).
b. Uji Multikolonieritas
Uji multikolonieritas bertjuan untuk menguji apakah adanya
korelasi antar variabel bebas (independen) dalam model regresi.
Multikolonieritas terjadi apabila antara variabel-variabel independen
terdapat hubungan yang signifikan. Model regresi yang baik
seharusnya bebas dari multikolonieritas atau tidak terjadi kolerasi di
antara variabel independen (Ghozali, 2011 ).
Untuk mendeteksi adanya masalah multikolonieritas dalam
penelitian ini dengan menggunakan Nilai Tolerance dan VIF
(Variance lriflation Factor). Kedua ukuran ini menunjukan setiap
variabel manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya.
Tolerance mengukur variabilitas independen yang terpilih yang tidak
_J ~ ~ - 1 - __ , -- - . '
0.10 atau sama dengan nilai VIF > 10, maka dalam model regresi
tersebut terdapat multikolonieritas yang tidak dapat ditoleransi dan
variabel tersebut harus dikeluarkan dari model regresi agar hasil yang
diperoleh tidak bias (Ghozali, 2011).
c. Uji Hcteroskedastisitas
Heteroskedastisitas adalah terjadinya varians yang berbeda
untuk variabel independen yang berbeda. Uji ini bertujuan untuk
menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians
dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain (Ghozali, 2011).
Model yang baik adalah jika variance dari residual satu pengamatan
ke pengamatan lain berbeda (heteroskedastisitas ). Untuk mengetahui
adanya heteroskedastisitas dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan uji Glejser.
Uji Glejser mengusulkan untuk meregres nilai absolut
residual terhadap variabel independen dengan persamaan regresi:
Ut =a +~Xi+ vt
Jika variabel independen signifikan secara statistik
mempengaruhi variabel dependen, maka ada indikasi terjadi
heterokedastisitas dengan probabilitas signifikansi tingkat
kepercayaan 5% (Ghozali, 2011).
d. Uji Autokolerasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model
regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t
dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya).
Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang
waktu berkaitan satu sama lainnya (Ghozali, 2011). Masalah ini
timbul karena residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas dari satu
observasi ke observasi lainnya.
Dalam penelitian ini untuk mendeteksi adanya autokolerasi
dengan menggunakan uji Durbin Watson. Uji Durbin Watson hanya
digunakan untuk autoko!erasi tingkat satu (first order autocorrelation)
dan mensyaratkan adanya intercept (konstanta) dalam model regresi
dan tidak ada variabel lag diantara variabel independen (Ghozali,
2011 ). Hipotesis yang akan diuji adalah:
HO : tidak ada autokolerasi (r = 0)
HA : ada autokolerasi (r i 0)
Pengambilan keputusan ada tidaknya autokolerasi:
Hipotesis no! Keputusan Jika Tidak ada autokorelasi Tolak O<d<dl
positif Tidak ada autokorelasi No decision di ::S d ::S du
positif Tidak ada korelasi Tolak 4-dl<d<4
negatif Tidak ada korelasi No decision 4 - du ::S d ::S 4 - di
negatif Tidak ada autokorelasi Tidak ditolak du< d < 4-du
positif atau negatif
3. Uji Hipotesis
Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi
berganda (multiple regression) dengan alasan bahwa variabel
independennya lebih dari satu variabel. Analisis ini digunakan untuk
menentukan hubungan antara manajemen Iaba dengan variabel-variabel
independennya. Persamaan regresinya dirumuskan sebagai berikut :
Model 1 : DAC = ao + P1 SIZEKAP + P2 SPEC + p3 ACS + p4 CI + Ps
OCF + P6 LOSS + s
Dimana:
DAC = Manajemen Iaba akrual kothari Model
ao =Konstan
A = Koefisien variabel JJl,2,3
SIZEKAP = Ukuran KAP, (diberi angkal untuk KAP big/our dan diberi
angka 0 jika lainnya)
SPEC = Spesialisasi Industri auditor, (diberi angka !, jika auditor
memiliki industry share terbesar, diukur dengan rasio dari
jumlah aset klien KAP dalam industri tertentu dibagi
dengan jumlah aset klien untuk seluruh KAP dalam satu
industri; dan diberi skor 0 jika lainnya)
ACS = Audit Capacity Stress
CI = Client Importance
OCF = Arus kas operasi dibagi dengan total aset
LOSS = Rugi/laba bersih perusahaan, (diberi angka I jika perusahaan
mengalami rugi bersih dan 0 jika lainnya)
s =Eror
Dalam melakukan uji hipotesis, dilakukan beberapa analisis berikut:
a. Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi mengukur seberapa jauh kemampuan
model dalam menerangkan variansi variabel dependen. Nilai koefisien
determinasi adalah antara no! dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti
kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variabel
variabel dependen amat terbatas. Sebaliknya, nilai yang mendekati satu
berarti kemampuan variabel-variabel independen memberikan hampir
semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel-variabel
dependen (Ghozali, 2011).
b. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
Uji statistik F menunjukan semua variabel independen yang
dimasukan dalam model mempunyai pengaruh secara bersan1a-sama
terhadap variabel dependen (Ghozali, 2011).
H0 :bl=b2=0
Artinya, apakah semua variabel independen bukan merupakan
pcnjelas yang signifikan terhadap variabel dependen.
HA : b 1 t b2 # ...... # bk # 0
Artinya, apakah semua variabel independen secara simultan
merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen.
Untuk menguji hipotesis ini digunakan statistik F dengan kriteria
pengambilan keputusan sebagai berikut:
1) Quick look : nilai F lebih besar daripada 4 maka H0 dapat ditolak pada
derajat kepercayaan 5%. Dengan kata lain kita menerima hipotesis
altematif, yang menyatakan bahwa semua variabel independen secara
serentak dan signifikan mempengarnhi variabel dependen.
2) Membandingkan nilai F hasil perhitungan dengan nilai F menurut tabel.
Bila nilai F hitung lebih besar daripada nilai F tabel, maka H0 ditolak
dan menerima HA (Ghozali, 2011).
c. Uji Signifikansi Parameter individual (Uji Statistik t)
Uji statistik t menunjukan seberapa jauh pengaruh satu variabel
independen secara individual dalam menerangkan variansi variabel
dependen (Ghozali, 2011 ).
E. Operasional Variabel Penelitian
Pada bagian ini akan diuraikan definisi dari masing-masing
variabel yang digunakan disertai dengan operasional dan cara pengukurannya.
Adapun operasionalisasi variabel-variabel tersebut terbagi menjadi variabel
independen, variabel dependen dan variabel kontrol.
1. Variabel lndcpendcn
a. Ukuran KAP
Ukuran KAP dapat menjadi indikator dari l'Ua!itas audit.
KAP big four menghasilkan kualitas audit yang lebih tinggi
dibandingkan dengan KAP non big four. Karena KAP big four
memiliki banyak staf yang berpengalaman dan memiliki keahlian
yang tinggi. KAP big four akan memberikan kualitas audit yang tinggi
untuk menjaga reputasinya. Kualitas audit yang tinggi diukur dengan
variabel dummy, big four diberi angkal, jika KAP merupakan KAP
yang berafiliasi dengan big four; dan diberi angka 0, jika lainnya
(Herusetya et al., 2012).
b. Spcsialisasi lndustri Auditor
Auditor yang memiliki banyak klien dalam industri yang
sama akan memiliki pengetahuan dan pemahaman yang lebih baik
mengenai internal kontrol perusahaan, resiko bisnis perusahaan, dan
resiko audit pada industrI tersebut (Setiawan dan Fitriany, 2011).
Pemahaman dan pengalaman yang mendalam terhadap bisnis industri
klien ini membuat auditor spesialis lebih mampu memberikan kualitas
audit yang lebih tinggi dibandingkan dengan auditor non spesialis.
Dengan adanya spesialisasi industri auditor ini diharapkan dapat
mencegah dan mendeteksi penyimpangan-penyimpangan akuntansi
serta mampu membatasi perilaku manajemen !aha akrual yang
dilakukan klien.
Auditor dikategorikan sebagai auditor dengan spesialisasi
industri (SPEC) yang menandakan kualitas audit yang tinggi jika
memiliki industry share yang terbesar dalam industri tertentu (Gui et
al., 2009 dalam Herusetya et al., 2012). Balsam (2003)
mengasumsikan bahwa spesialisasi pada auditor merupakan hasil dari
pengalaman melakukan audit atas volume bisnis yang besar dalam
suatu industri. SPEC diberi angka 1, jika memiliki industry share
terbesar, diukur dengan rasio dari jumlah aset klien KAP dalam
industri tertentu dibagi dengan jumlah aset klien untuk seluruh KAP
dalam satu industri; dan diberi skor 0 jika lainnya.
c. Audit Capacity Stress
Peneliti menggunakan pengukuran Adityasih (2010) dalam
Junius dan Fitriany (2012) untuk mengukur audit capacity stress
dengan rumus berikut:
]umlah Klien KAP Audit capacity stress = .
Jumlah akttntan publik pada KAP
d. Client Importance
Client importance merupakan ukuran dari la.;alitas audit
untuk menguji kecenderungan auditor memiliki ketergantungan
ekonomi pada klien sehingga dapat mengurangi independensi auditor
(Chen et al., 2010). Peneliti menggunakan pengukuran client
importance yang dikembangkan oleh Herusetya et al., (2012).
Rumus pengukuran client importance:
Clu = SIZEu/ [f SIZEu] f;l
CI = Client Importance, sebagai rasio ukuran ketergantungan
ekonomi terhadap klien i oleh KAP
SIZE =Natural logaritma dari total aset klien i
n
~SIZE;i = Jumlah total aset (dalam natural logaritma) dari n klien
yang diaudit oleh KAPi dalam tahun tertentu t.
2. Variabel Dependen
a. Manajemen Laba Akrual (Y)
Manajemen Iaba akrual merupakan variabel dependen
dalam penelitian ini. Manajemen Iaba akrual diproksikan dengan
discretionary accruals menggunakan model Kothari et al. (2005).
Model discretionary accruals yang disusun oleh Kothari et
al. (2005) mencocokkan observasi talmn-perusahaan dengan observasi
lain dalam industri berjenis dan memiliki tahun yang sama dengan
ROA terdekat. Model ini bertujuan untuk menghilangkan hubungan
nonlinear antara kinerja perusalman dengan normal akrual (Junius dan
Fitriany, 2012). Model Kothari et al. (2005) ini terbukti menghasilkan
nilai adjusted R2 yang Jebih besar daripada model Jones, modified
Jones, dan Kasznik (Fanny, 2007; Permatasari, 2011 dalam Junius dan
Fitriany, 2012).
TACC" b 1 l [t.REVi,-t.ARtt] [PPEt'] -A--= ao + Ut -. - + /311 A· + /Ju -A- + o1ROA1,,_1 + Eft 't-1 lt-1 lt-1 ft-1
Keterangan :
TACC = Total akrual perusahaan, dihitung dari laba bersih sebelum
pos luar biasa dikurangi dengan arus kas operasi (CFO)
A = Total aset perusahaan
LiREV = Perubahan pendapatan, dihitung dari pendapatan bersih
pada tahun t dikurangi dengan pendapatan pada tahun t-1
LiAR = Perubahan account receivable (AR), dihitung dari AR pada
tahun t dikurangi AR pada tahun t-1
PPE = Nilai Plant, Property, dan Equipment (PPE) bruto untuk
perusahaan i
ROA = Laba bersih perusahaan dibagi dengan total aset
s = Residual eror
Koefisien estimasi atau residual error menggunakan regresi
OLS yang dilakukan secara cross-sectional untuk setiap tahun
menggunakan program SPSS 21. Nilai manajemen laba akrual (DAC)
merupakan residual error ( s) dari hasi! regresi.
3. Variabel Kontrol
a. Operating Cas!t Flow
Dalam penelitian ini menggunakan variabel arus kas dari
aktivitas operasi karena sesuai dengan penelitian Pradhana dan
Rudiawarni (2013) terdapat hubungan negatif antara arus kas operasi
dengan akrual diskresioner perusahaan. Sehingga variabel OCF dalam
penelitian ini diperkirakan memiliki tanda negatif pada hasil regresi.
Diukur berdasarkan nilai operating cah flow laporan arus kas akhir
tahun berjalan di bagi dengan total aset akhir tahun berjalan (Pradhana
dan Rudiawarni, 2013).
b. Rugi/Laba Bersih Pcrusahaan
Pemilihan variabel kontrol rugi/laba bersih perusahaan
dalam penelitian ini karena mengikuti penelitian Herusetya et al.,
(2012) yang menggunakan variabel kontrol rugi bersih perusahaan.
Francis dan Yu (2009) dalam Herusetya et al., (2012) menemukan
asosiasi negatif perusahaan yang mengalami rugi bersih (LOSS)
dengan kualitas akrual, menunjukan bahwa insentif yang lebih rendah
untuk akrual diskresioner daripada perusahaan yang melaporkan laba
positif.
V ariabel dan skala pengukuran yang terdapat dalam penelitian
disajikan ringkas pada tabel dibawah ini:
Tabel 3.1
Operasional Variabel Penelitian dan Pengukuran
No. Variabel Jenis Indikator Skala Variabel Pengukuran
I. Manajemen Laba Depend en Discretionary Rasio Akmal accrual (Hernsetya et al., 2012)
2. UkuranKAP Independen Jika diaudit oleh Nominal (Herusetya et al., KAP Big 4 diberi 2012) nilai 1 dan nilai 0
untuk Jainnya 3. Spesialisasi Industri Independen Variabel dummy, Nominal
Auditor auditor yang (Herusetya et al., memiliki industry 2012) share terbesar
yaitu bemilai 1 dan bernilai 0 jika Jainnya
4. Audit Capacity Stress Independen Jumlah Klien Rasio (Junius dan Fitriany, KAP I Jumlah 2012) Akuntan Publik
5. Client Importance Independen SIZEu/ Rasio (Hernsetya et al., [Lf=1 SIZE it] 2012)
6. Operating Cash Flow Kontrol Arns kas operasi I Rasio (Pradhana dan total aset Rudiawarni, 2013)
7. Rugi/laba Bersih Kontrol Variabel dummy, Nominal Perusahaan diberi angka 1 (Herusetya et al., untuk perusahaan 2012) yang mengalami
rngi bersih dan diberi angka 0 j ika lainnya
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Deskripsi Objek Penelitian
Populasi penelitian ini adalah perusahaan property, real estate
and building construction yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
periode 2009 sarnpai 2012. Perusahaan property, real estate and building
construction tersebut tidak keluar dari Bursa Efek Indonesia (delisting).
Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan pada bab sebelumnya, maka
didapatkan sarnpel sebanyak 33 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2009-2012 dengan data observasi sebanyak 132
perusahaan.
Tabel 4.1
Tahapan Seleksi Sampel Penelitian
Keterangan Jumlah
Jumlah perusahaan yang listing di industri property, real 43 estate dan building construction tahun 2009-2012
Perusahaan yang tidak memenuhi kriteria (10)
Jumlah sampel penelitian terpilih 33
Tahun pengamatan 4
Jumlah sampel total selama periode penelitian 132
Sumber: Data sekunder diolah
Setelah melakukan tahapan seleksi sampel terdapat 33
perusahaan yang sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Berikut ini
nama perusahaan property, real estate and building construction yang
menjadi sampel tersebut:
Tabel 4.2
Daftar Nama Perusahaan
No Ko de NamaEmiten
I. ADHI Adhi Karya (Persero) Tbk.
2. ASRI Alam Sutera Realty Tbk.
3. BAPA Bekasi Asri Pemula Tbk.
4. BIPP Bhuwanatala Indah Permai Tbk.
5. BKDP Bukit Darmo Property Tbk.
6. BKSL Sentul City Tbk.
7. BSDE Bumi Serpong Damai Tbk.
. 8. CTRA Ciputra Development Tbk.
9. CTRP Ciputra Property Tbk.
10. CTRS Ciputra Surya Tbk.
11. DART Duta Anggada Realty Tbk.
12. DILD Intiland Development Tbk.
13. DUTI Duta Pertiwi Tbk.
14. GMTD Gowa Makassar Tourism D. Tbk.
15. JIHD JIHD Tbk.
16. JKON Jaya Konstruksi Manggala P. Tbk.
17. JRPT Jaya Real Property Tbk.
18. KIJA Kawasan Industri Jababeka Tbk.
19. LAMI Lamicitra Nusantara Tbk.
20. LPCK Lippo Cikarang Tbk
21. LPKR Lippo Karawaci Tbk.
22. MDLN Modemland Realty Ltd. Tbk.
23. MKPI Metropolitan Kentjana Tbk.
24. OMRE Indonesia Prima Property Tbk.
25. PWON New Century Development Tbk.
26. PTPP PP (Persero) Tbk.
27. RBMS Ristia Bintang .MahkotMejati Tbk.
28. SCBD DanayMa Arthatama Tbk.
29. SMDM SuryamM Dutamakmur Tbk.
30. SMRA Sununarecon Agung Tbk.
31. SSIA Surya Semesta Intemusa Tbk.
32. TOTL Total Bangun Persada Tbk.
33. WIKA Wijaya Karya (Persero) Tbk.
Sumber: Data sekunder diolah
B. Statistik Deskriptif
Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan regresi
berganda. Tujuannya untuk memperoleh gambaran secara menyeluruh
mengenai pengaruh variabel independen seperti ukuran KAP, spesialisasi
industri auditor, audit capacity stress, dan client importance terhadap variabel
dependen yaitu manajemen laba akrual. Dalam penelitian ini menggunakan dua
· · variabel k611frolya.itu operating cash flow dan rugi/Jaba bersih perusahaan.
Statistik deskriptif digunakan untuk memberikan informasi
mengenai data yang dimiliki dan tidak bermaksud menguji hipotesis. Analisis
ini hanya digunakan untuk menyajikan dan menganalisis data disertai dengan
perhitungan agar dapat memperjelas keadaan atau karakteristik data yang
bersangkutan. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu nilai
terendah (minimum), nilai tertinggi (maximum), rata-rata (average) dan standar
deviasi. Berikut hasil statistik deskriptif dari variabel-variabel dalam penelitian
ini:
Tabel 4.3
Statistik Deskriptif
N Minimum Maksimum Mean Std.
Deviation
DAC 132 -.386 .364 .000 .082
SIZEKAP 132 0 1 .250 .435
SPEC 132 0 1 .182 .387
ACS 132 .952 152.667 50.138 31.668
CI 132 .890 1 .953 .032
OCF 132 -.139 .284 .062 .075
LOSS 132 0 1 .076 .266
Valid N 132 (listwise)
Sumber: Data sekunder diolah
Berdasarkan hasil statistik deskriptif diatas, variabel manajemen laba
akrual (DAC) menunjukan nilai terendah (minimum) -0.386, nilai tertinggi
(maximum) 0.364, nilai rata-rata (mean) 0.000 dan standar deviasi sebesar
0.082 dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa perusahaan property, real
estate dan building construction melakukan manajemen laba akrual, baik
dengan teknik income minimization maupun dengan income maximization.
Discretionary accrual merupakan indikator manajemen akrual yang
memungkinkan manaJer melakukan intervensi dalam memanipulasi
manajemen laba perusahaan. Hasil analisis statistik deskriptif variabel ukuran
KAP (SIZEKAP) menghasilkan nilai terendah (minimum) 0, nilai tertinggi
Hasil analisis statistik deskriptif variabel auditor spesialisasi industri
(SPEC) menghasilkan nilai terendah (minimum) 0, nilai tertinggi (maximum) I,
nilai rata-rata (mean) 0.182 dan standar deviasi sebesar 0.387. Hasil analisis
statistik deskriptif variabel audit capacity stress (ACS) menunjukan nilai
terendah (minimum) 0.952, nilai tertinggi (maximum) 152.667, nilai rata-rata
(mean) 50.138 dan standar deviasi sebesar 31.668. Dari hasil tersebut dapat
disimpulkan bahwa rata-rata auditor KAP masing-masing menangani 50 klien
dalam satu tahun.
Hasil analisis statistik deskriptif variabel client importance (CI)
menunjukan nilai terendah (minimum) 0.890, nilai tertinggi (maximum) l, nilai
rata-rata (mean) 0.953 dan standar deviasi sebesar 0.032. Hasil analisis statistik
deskriptif variabel kontrol operating cash flow (OCF) menunjukan nilai
terendah (minimum) -0.139, nilai tertinggi (maximum) 0.284, ni!ai rata-rata
(mean) 0.062 dan standar deviasi sebesar 0.075. Hasil analisis statistik
deskriptif variabel kontrol rugi/laba bersih perusahaan (LOSS) menunjukan
nilai terendah (minimum) 0, nilai tertinggi (maximum) I, nilai rata-rata (mean)
0.076 dan standar deviasi sebesar 0.266.
C. Analisis dan Pembahasan
1. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik dilakukan dalam penelitian ini untuk menguji
apaka11 data memenuhi asun1si klasik. Hal ini untuk menghindari
terjadinya estimasi yang bias mengingat tidak semua data dapat diterapkan
regresi. Uji asumsi klasik yang telah dilakukan dan hasilnya adalah
sebagai berikut:
a. U j i No rmalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel penggangu atau residual memiliki distribusi normal
(Ghozali, 2011). Model regresi yang baik adalah yang mempunyai
distribusi data normal atau mendekati normal. Dalam penelitian ini
pengujian uji normalitas dilakukan dengan menggunakan metode uji
non-paran1etrik Kolmogorov-Smirnov (K-S). Dasar pengambilan
keputusan pada uji K-S ini adalah dengan melihat nilai probabilitas
signifikansi data residual. Jika angka probabilitas kurang dari 0.05
maka variabel ini tidak berdistribusi secara normal. Sebaliknya, bila
angka probabilitas di atas 0.05 maka HA ditolak yang berarti variabel
terdistribusi secara normal (Ghozali, 2011). Adapun hasil UJI
Kolmogorov-Smirnov (K-S) dapat dilihat dalam tabel berikut:
Tabel 4.4
Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov (K-S)
Asymp. Sig (2-tailed) Kcterangan 0.089 Data berdistribusi normal
Sumber: Data sekunder diolah
Berdasarkan tabel diatas, hasil uji Kolmogorov-Smirnov (K-
S) menunjukan bahwa data terdistribusi secara normal. Hal ini dapat
terlihat dari nilai probabilitas sebesar 0.089 lebih besar dari 0.05.
Sehingga model penelitian ini memenuhi uji asumsi klasik normalitas.
b. Uji Multikolonieritas
Uji multikolonieritas bertjuan untuk menguji apakah adanya
korelasi antar variabel bebas (independen) dalam model regresi. Untuk
mendeteksi adanya masalah multikolonieritas dalam penelitian ini
dengan menggunakan Nilai Tolerallce dan VIF (Variance Inflation
Factor). Regresi yang terbebas dari problem multikolonieritas apabila
nilai VIF <10 dan nilai tolerance >0.10, maka data tersebut tidak ada
multikolonieritas. Berikut ini disajikan hasil uji multikolonieritas
dengan menggunakan Nilai Tolerance dan VIF (Variance Inflation
Factor), yaitu:
Tabel 4.5
Hasil Uji Multikolonieritas
Model Collinearitv Statistics Kesimpulan Tolerance VIF
(Constant) SIZEKAP .944 1.059 Tidak terjadi multikolonieritas SPEC .854 1.171 Tidak terjadi multikolonieritas ACS .879 1.138 Tidak terjadi multikolonieritas CI .881 1.136 Tidak terjadi multikolonieritas OCF .836 1.197 Tidak teijadi multikolonieritas LOSS .861 1.162 Tidak te~jadi multikolonieritas
Sumber: Data sekunder diolah
Dalam label 4.5 menunjukan hasil uji multikolonieritas
dengan nilai VIF berkisar antara 1.059 sampai 1.197. sedangkan nilai
tolerance berkisar antara 0.836 sampai 0.944. Maka dari hasil tersebut
dapat disimpulkan bahwa model penelitian ini tidak terjadi
multikolonieritas.
c. Uji Heterokedastisitas
Pada tabel 4.6 dibawah ini merupakan hasil UJl
heterokedastisitas dengan menggunakan uji Glejser untuk data
manajemen laba akrual (DAC). Jika variabel independen signifikan
secara statistik mempengaruhi variabel dependen, maka ada indikasi
terjadi heterokedastisitas dengan probabilitas signifikansi tingkat
kepercayaan 5% (Ghozali, 2011).
Tabel 4.6
Hasil Uji Heterokedastisitas
Variabel Sig Keterangan SIZEKAP 0.059 Tidak terjadi heteroskedastisitas SPEC 0.414 Tidak terjadi heteroskedastisitas ACS 0.847 Tidak terjadi heteroskedastisitas CI 0.679 Tidak terjadi heteroskedastisitas OCF 0.051 Tidak terjadi heteroskedastisitas LOSS 0.808 Tidak terjadi heteroskedastisitas
Sumber: Data sekunder d10lah
Berdasarkan tabel 4.6 diatas, semua variabel independen
memiliki angka signifikansi diatas 0.05. ha! ini mengindikasikan dalam
persamaan regresi tersebut tidak terjadi heterokedastisitas.
d. Uji Autokolerasi
Dari hasil pengujian autokolerasi menggunakan Durbin-
Watson statistik. Maka didapatkan hasil seperti yang tertera dalam tabel
4.7 berikut ini:
Tabel 4.7
Hasil Uji Autokolerasi Durbin-Watson
Model Durbin-Watson
1 1.905
Surnber: Data sekunder diolah
Pada gambar 4.1 dibawah ini merupakan hasil uji durbin
watson dengan menggunakan jumalah sampel 100 dan jumlah variabel
variabel independen 4 dan variabel kontrol 2.
Gambar4.1
Hasil Uji Durbin-Watson
Ada Daerah Daerah Ada ' '
Autokolerasii Ketidakpastian i
du 1.905 1.803
' Ketidakpastian : Autokolerasi
(4-du) 2.197
' '
(4-dL) 2.450
Untuk gambar 4.2 selanjutnya dibawah ini merupakan basil
UJI durbin watson dengan menggunakan jumalah sampel 150 dan
jumlah variabel independen 4 dan variabel kontrol 2.
Gambar4.2
Hasil Uji Durbiu-Watson
Ada Daerah IT¥~ kdv·!tai ;, · Daerah Ada
' Autokolerasii Ketidakpastian i Bm!ll11'.i
dL 1.651
du 1.905 1.817
' Ketidakpastian : Autokolerasi
(4-du) 2.183
' '
(4-dL) 2.349
Setelah dilakukan analisis data, diperoleh nilai durbin-watson
sebesar 1.905. Karena jumlah sampel penelitian 132 yang berarti
diantara I 00 dan 150. Maka disajikan 2 gambar untuk Iebih
meyakinkan bahwa persamaan regresi dalam penelitian ini bebas dari
autokolerasi. Gambar 4.1 menunjukan bahwa nilai DW berada diantara
du dan 4-du yaitu diantara 1.803 dan 2.197. Gambar 4.2 menunjukan
bahwa nilai DW berada diantara du dan 4-du yaitu diantara 1.817 dan
2.183. Sehingga dapat disimpulkan bahwa semua model regresi terlepas
dari masalah autokolerasi, yang menunjukan dalam model regresi tidak
ada kolerasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan
kesalahan pada periode t-1 (Ghozali, 2011).
2. Hasil Pengnjian Hipotesis
a. Koefisien Deterrninasi
Koefisien determinasi (R2) mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerapkan model regresi dalan1 menerangkan
pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Dalam
penelitian ini menggunakan variabel independen yaitu ukuran KAP,
spesialisasi industri auditor, audit capacity stress, dan client importance
dan variabel dependen yaitu manajemen laba akrual. Penelitian ini juga
menggunakan dua variabel kontrol yaitu operating cash flow dan
rugi/laba bersih perusahaan. Adapun hasil uji koefisien Adjusted R
Square disajikan dalam tabel 4.8 dibawah ini:
Tabel 4.8 Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model Adjusted R Square 1 0.432
Pada label 4.8, memperlihatkan Adjusted R Squareadalah
sebesar 0.432, ha! ini berarti 43,2% variabel mrumjemen laba akrual
dapat dijelaskan oleh variabel ukuran KAP, spesialisasi industri auditor,
audit capacity stress, client importance, operating cash flow dan
rugi/laba bersih perusahaan. Sedangkan sisanya yaitu sebesar (100%-
43.2% = 56.8 %) dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diketahui
dan tidak termasuk dalam analisa regresi pada penelitian ini.
Vru'iabel lain yang mempengaruhi manajemen laba akrual
menurnt Herusetya et al., (2012) yaitu kesediaan keakuratan pelaporan
opini going concern sebagai ukuran kualitas audit dari sisi independensi.
b. Uji F (Model Fit)
Hasil uji F pada penelitiau ini dilakukan dengau melihat nilai
signifikansi pada tabel hasil uji F berikut ini:
Tabel 4.9 Hasil Uji F (ANOV A)
Model Sig. 1 0.000
Sumber: Data sekunder diolah
Pada tabel diperoleh nilai signifikausi 0.000, nilai signifikansi
lebih kecil dari 0.05 maka dapat disimpulkau bahwa model regresi yang
digunakau layak untuk menguji data atau dapat dikatakau bahwa ukurau
KAP, spesialisasi industri auditor, audit capacity stress, client
importance, operating cash flow dan rugi/laba bersih perusahaau secara
bersama-sama mempengaruhi mauajemen laba akrual.
c. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)
Uji statistik t digunakau untuk rnengetahui ada tidaknya
pengaruh masing-masing variabel independen secara individual terhadap
variabel dependen. Tabel 4.10 berikut ini menyajikau hasil uji statistik t
dalam penelitian ini, yaitu:
Tabel 4.10
Hasil Uji Statistik t
B Sig Kesimpulan SIZEKAP -0.027 0.040* Berpengaruh SPEC -0.010 0.527 Tidak Berpengaruh ACS 0.0002875 0.999 Tidak Berpengarub CI -0.324 0.074** Berpengaruh OCF -0.758 0.000* Berpengaruh LOSS -0.088 0.000* Berpengaruh
* Signifikansi pada a 5% **Signifikansi pada a 10%
Berdasarkan tabel 4.10 dapat dilihat bahwa terdapat 2 variabel
independen yaitu ukuran perusahaan (SIZEKAP) dan client importance
(CI) berpengaruh signifikan terhadap variabel dependenmanajemen laba
akrual (DAC) namun dengan tingkat signifikansi yang berbeda.
Sedangkan 2 variabel independen lainnya yaitu spesialisasi industri
auditor (SPEC) dan auditor capacity stress (ACS) tidak berpengaruh
terhadap variabel dependen manajemen laba akrual. Hasil pengujian
tersebut juga memberikan bukti bahwa variabel kontrol dalam penelitian
ini yaitu operating cash flow dan rugi/laba bersih perusahaan
berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba akrual. Adapun
penjelasan dari masing-masing variabel adalah sebagai berikut:
a) Pengaruh Ukuran KAP Terhadap Manajemen Laba Akrual
Hasil pengujian variabel ukuran KAP mempunyai
signifikansi 0.040 lebih kecil dari a= 0.05. Nilai koefisien beta yang
sehingga dapat dikatakan ukuran KAP herpengaruh negatif
signifikan terhadap manajemen !aha akrual pada tingkat signifikansi
5%. Hasil penelitian ini mendukung hasil pene!itian yang telah
di!akukan oleh Rusmin (2010), Inaam et al. (2012), dan Herusetya et
al. (2012). Tetapi tidak mendukung hasil penelitian Pradhana dan
Rudiawarni (2013) dan Luhgiatno (2010) yang menunjukan hasil
yang herheda, dalam penelitan tersehut menghasilkan ukuran KAP
tidak herpengaruh terhadap manajemen !aha akrual.
KAP big four dianggap lehih herkua!itas karena auditor
dibekali dengan serangkaian pelatihan dan prosedur serta memi!iki
program audit yang lebih akurat dibandingkan dengan KAP non-big
four (Herawaty, 2010 dalam Anggraini dan Utama, 2013).
Pengetahuan yang dimiliki auditor KAP big 4 yang lebih superior
dibandingkan dengan auditor dari KAP non-big four tersebut
memhuat auditor lehih cermat dan teliti dalam melakukan audit
laporan keuangan kliennya. Sehingga auditor KAP big 4 memi!iki
kemampuan dalam membatasi tindakan oportunis yang dilakukan
manajemen seperti manajemen laba akrual. Selain itu faktor
perlindungan reputasi yang dimiliki oleh auditor KAP big 4 juga
turut memicu mereka untuk memberikan kualitas audit yang terhaik
dalam mengaudit laporan keuangan karena jika saja mereka gaga!
dalam mendeteksi atau mambatasi tindakan manajemen laba akrual
yang dilakukan oleh klien ha! ini dapat mengakibatkan KAP
kehilangan kliennya. Pengguna laporan keuangan tersebut dapat saja
kehilangan kepercayaan terhadap KAP sehingga enggan untuk
menggunakanjasa audit KAP kembali.
b) Pengaruh Spesialisasi Industri Auditor Terhadap Manajemen Laba
Akrual
Pada tabel 4.10 memperlihatkan hasil pengujian variabel
auditor spesialisasi industri (SPEC) mempunyai signifikansi 0.527
lebih besar dari a = 0.05 dan a = 0.1. Nilai koefisien beta yang
dihasilkan -0.010. Hal ini menunjukan \1ipotesis H2 tidak terdukung
sehingga dapat dikatakan spesialisasi industriauditor tidak memiliki
pengaruh terhadap manajemen laba akrual.
Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang telah
dilakukan oleh Kono dan Yuyetta (2013), Herusetya et al. (2012),
danLuhgiatno (2010). Dalam penelitian tersebut tidak menemukan
bukti spesialisasi industri auditor memiliki pengaruh terhadap
manajemen laba akrual. Namun hasil penelitian ini tidak mendukung
penelitian yang telah dilakukan oleh Junius dan Fitriany (2012),
Kmjalainen (2011), Inaam et al. (2012), dan Rusmin (2010). Dalam
penelitiannnya mereka menemukan terdapat pengaruh yang
signifikan antara spesialisasi industri auditor dengan manajemen laba
akrual.
Berdasarkan penelitian ini spesialisasi industri auditor
terbukti belum mampu membatasi atau mengurangi praktik
manajamen laba akrual. Walaupun spesialisasi industri auditor
diyakini sebagai pihak yang memiliki pemahaman dan pengalaman
yang mendalam terhadap bisnis industri klien sehingga diharapkan
mampu memberikan kualitas audit yang lebih tinggi tetapi dalam
penelitian m1 spesialisasi industri auditor belum dapat
mengendalikan praktik manajemen laba akrual yang dilalrnkan oleh
perusahaan. Tidak signifikannya pengaruh spesialisasi industri
auditor terhadap manajemen laba akrual disebabkan karena dua ha!
yang saling berlawanan pada motif pengelolaan akrual (Wahyuni
dan Fitriany, 2012). Motif oportunistik didasarkan atas manajemen
akan memilih kebijakan akuntansi yang dapat memaksimalkan
kepentingan mereka dalam menghadapi kontrak kompensasi, kontrak
utang dan biaya politik. Motif efisiensi didasarkan atas manaj emen
akan memilih kebijakan akuntansi yang dapat melindungi diri
mereka dan perusahaan dalam mengantisipasi kejadian-kejadian
yang tidak terduga untuk keuntungan pihak-pihak yang terlibat
dalam kontrak (Scott, 2009).
Menurut Wahyuni dan Fitriany (2012) pengaruh motif
oportunistik dan motif efisiensi dalam pengelolaan akrual adalah
sama kuat dan saling berlawanan pada auditor spesialis sehingga
meniadakan pengaruh spesialisasi industri auditor terhadap
manajemen laba akrual. Karena auditor spesialis ini akan
membolehkan manajemen untuk melakukan manajemen laba akrual
jika tujuan dilakukannya manajemen laba akrual tersebut untuk
motif efisiensi. Tetapi auditor spesialis tidak akan mentolerir prilaku
manajemen jika manajemen laba akrual ini dilakukan untuk motif
oportunistik. Karena motif oportunistik hanya memberikan
keuntungan pada salah satu pihak dalam perusahaan yaitu
manajemen dan dapat menghilangkan informasi laporan keuangan
yang sebenarnya.
c) PengaruhAudit Capacity Stress Terhadap Manajemen Laba Akrual
Hasil pengujian variabel Audit Capacity Stress mempunyai
signifikansi 0.999 Iebih besar dari a = 0.05 dan a = 0.1. Hal ini
menunjukan bahwa audit capacity stress tidak berpengaruh terhadap
manajemen laba akrual. Ni!ai koefisien beta yang dihasilkan
0.0002875. Hal ini menunjukan hipotesis HJ tidak terdukung
sehingga dapat dikatakan audit capacity stress tidak berpengaruh
terhadap manajemen laba akrual.
Hasil penelitian ini mendukung hasil pene!itian yang telah
dilakukan oleh Junius dan Fitriany (2012). Tetapi tidak berhasil
mendukung penelitian yang dilakukan oleh Setiawan dan Fitriany
(2011) yang menemukan bahwa audit capacity stress yang dalam
penelitian mereka diberi istilah workload berpengaruh negatif
terhadap kualitas audit yang diukur dengan discretionary accruals.
Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Ehlen et al. (2000)
dalam Junius dan Fitriany (2012), KAP sudah mengembangkan
berbagai strategi untuk mengatasi masa-masa saat terjadinya audit
capacity stress tinggi yang diistilahkan oleh Ehlen et al. (2000)
dengan workload compression, yakni:
1) Dilakukannya sistem mentoring dari staf senior ke staf junior
agar masing-masing staf dapat saling berbagi dan memecahkan
masalah,
2) Memberikan bonus atau tambahan gaji untuk setiap jam kerja
tambahan di luar jam kerja normal,
3) Menetapkan sistem karir berbeda sesuai tujuan masing-masing
staf,
4) Sistem jam kerja auditor yang fleksibel selama seluruh deadline
dan standar kerja terpenuhi, dan
5) Mengupah pekerja temporer seperti pekerja magang selama
masa-masa sibuk di awal tahun (peak season) karena pada saat
itu terdapat banyak permintaan untuk mengaudit laporan
keuangan.
Tingginya audit capacity stress yang dialami KAP pada
awal tahun dapat menyebabkan auditor kelelahan dan bekerja kurang
efektif sehingga dikhawatirkan dapat mengurangi kecermatan
auditor dalam membatasi prilaku oportunistik manajemen yaitu
manajemen laba akrual. Setelah KAP melakukan beberapa strategi
yang telah diuraikan diatas tingginya audit capacity stress yang
sedang dihadapi oleh auditor dapat teratasi. Tetapi strategi tersebut
hanya dapat digunakan untuk menurunkan beban kerja auditor
danbelum mampu mempengaruhi kinerja dan produktivitas auditor
dalam membatasi manajemen laba akrual yang dilakukan klien.
d) Pengaruh Client Importance Terhadap Manajemen Laba Akrual
Hasil pengujian variabel client importance mempunyai
signifikansi 0.074 lebih besar dari a = 0.05 tetapi tidak lebih besar
dari a = 0.1. Hal ini menunjukan bahwa client importance tidak
berpengaruh terhadap manajemen laba akrual pada tingkat
kepercayaan 5% namun berpengaruh pada tingkat kepercayaan I 0%.
Penggunaan signifikansi 10% ini karena penelitian ini termasuk
dalam kategori penelitian ekonomi dan ekonomi merupakan bagian
dari social science sehingga diperbolehkan menggunakan tingkat
signifikansi 5% dan 10%. Nilai koefisien beta yang dihasilkan -
0.324. Hal ini menunjukan hipotesis H4 didukung sehingga dapat
dikatakan client importance berpengaruh negatif signifikan terhadap
manajemen !aha akrual. Hasil penelitian ini mendukung hasil
penelitian yang tel ah dilakukan oleh Herusetya et al. (2012),
Ebrahim (200 I). Tetapi tidak mendukung basil penelitian Sharma et
al. (2011) dan Gui (2007).
client importance merupakan salah satu proksi kualitas
audit yang mewakili dimensi independensi (Herusetya et al., 2012).
Berdasarkan hasil penelitian ini menemukan bahwa walaupun KAP
memiliki tingkat ketergantungan ekonomi terhadap klien, namun
KAP tetap dapat menjaga independensinya, terbukti dengan adanya
pengaruh negatif client importance dengan manajemen laba akrual.
Audior/KAP tetap menjalankanjasa auditnya sesuai prosedur dengan
menggunakan kompetensi dan independensi yang dimilikinya pada
klien yang memberikan tingkat ketergantungan ekonomi pada KAP
nya sehingga auditor tetap dapat membatasi manajemen laba akrual
yang dilakukan kliennya. Menurut Wahyuni dan Fitriany (2012),
Semakin penting klien bagi auditor/KAP, semakin tinggi kualitas
audit karena faktor perlindungan reputasi. Karena ketika terjadi
kegagalan audit pada perusahaan yang memiliki total aset relatif
lebih tinggi/ perusahaan besar maka akan lebih disoroti oleh publik
dari pada perusahaan kecil, sehingga reputasi auditor dan KAP itu
akan lebih mudah hancur maka auditor dan KAP lebih termotivasi
untuk memberikan kualitas audit yang tinggi pada klien besarnya
(Wahyuni dan Fitriany, 2012). Dengan kualitas audit yang tinggi
tersebut, auditor mampu membatasi dan mengurangi prilaku
manajemen laba akrual yang dilakukan oleh manajemen.
e) Hasil Pengujian Variabel Kontrol
Hasil pengujian variabel kontrol operating cash flow
(OCF) mempunyai signifikansi 0.000 lebih kecil dari 0.05. Nilai
koefisien beta yang dihasilkan -0.758. Berdasarkan ha! tersebut
menemukan bukti bahwa operating cash flow berpengaruh negatif
signifikan terhadap manajemen !aha akrual. Konsisten dengan hasil
penelitian Nastiti dan Gumanti (2011) dan Pradhana dan Rudiawarni
(2013).
Menurut Nastiti dan Gumanti (2011) arus kas dari
aktivitas operasi mencerminkan kemampuan riil perusahaan dalam
menghasilkan dana (arus dana) untuk digunakan dalam membiayai
kegiatan operasinya, melunasi kewajiban, melakukan investasi barn
tanpa mengandalkan dari sumber pendanaan lain. Makajika arus kas
dari aktivitas operasi perusahaan tinggi mengindikasikan perusahaan
tersebut kinerjanya baik sehingga motivasi untnk melakukan
kegiatan manajemen laba akrual akan menurun. Sebaliknya, pada
saat arus kas dari aktivitas operasi rendah, maka manajemen akan
termotivasi melakukan manajemen laba akrual untuk memperbaiki
kine1janya agar terlihat baik.
Hasil pengujian variabel kontrol rugi/laba bersih
perusahaan (LOSS) mempunyai signifikansi 0.000 lebih kecil dari
0.05. Nilai koefisien beta yang dihasilkan -0.088. Berdasarkan ha!
tersebut menemukan bukti bahwa rugi bersih perusahaan
berpengaruh negatif signifikan terhadap manajemen laba akrual.
Konsisten dengan hasil penelitian Herusetya et al., (2012). Hal ini
menunjukan bahwa perusahaan yang mengalami kerugian
kemungkinannya untuk melakukan praktik manajemen laba akrual
lebih rendah dibandingkan dengan perusahaan yang mengalami laba
kemungkinannya untuk melakukan praktik manajemen laba akrual
akan lebih tinggi.
Setelah melakukan uji t seperti yang tertera dalam tabel 4.10, maka
persamaan regresi yang terbentuk dalam penelitian ini yaitu:
Y = 0.371-0.027X1-0.010X2+0.0002875X3 -0.324Xi-0.758Xs -0.088X6
Pada persamaan regresi diatas maka dapat diartikan bahwa nilai
konstanta sebesar 0.371, menunjukan jika variabel independen tidak ada maka
akan terjadi peningkatan manajemen laba akrual sebesar 0.371. Koefisien regresi
untuk variabel ukuran KAP sebesar -0.027 menunjukan bahwa setiap adanya
perubahan 1 satuan tingkat ukuran KAP, maka dapat menurunkan variabel
manajemen laba akrual sebesar 0.027. Koefisien regresi pada variabel auditor
spesialisasi industri sebesar -0.010, ha! ini berarti jika variabel spesialisasi industri
auditor bertambah 1 satuan, maka akan menurunkan variabel manajemen laba
akrual sebesar 0.010. Koefisien regresi untuk variabel audit capacity stress
sebesar 0.0002875menunjukan bahwa setiap adanya perubahan I satuan tingkat
audit capacity stress, maka variabel manaj em en laba akrual akan bertambah
sebesar 0.0002875. Koefisien regresi untuk client importance sebesaT -0.324
menunjukan bahwa setiap adanya perubahan I satuan tingkat client importance,
maka dapat menurunkan variabel manajemen laba akrual sebesar 0.324. Koefisien
regresi untuk operating cash flow sebesar -0.758 menunjukan bahwa setiap
variabel manajemen laba akrual sebesar 0.758. Koefisien regresi untuk rugi/laba
bersih perusahaan sebesar -0.088 menunjukan bahwa setiap adanya perubahan I
satuan tingkat rugi/laba bersih perusalman, maka dapat menurunkan variabel
manajemen laba akrual sebesar 0.088.
B. Implikasi
Dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan dapat memberikan
kontribusi terhadap pemahaman kita dalam melihat kemampuan auditor yang
berkualitas dalan1 membatasi prilaku oportunistik manajemen perusahaan yaitu
manajemen laba akrual. Beberapa implikasi dari penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Bagi Investor
Dalan1 melakukan pengambilan keputusan investasi, investor diharapkan
untuk lebih hati-hati dalam menilai laporan keuangan agar investasi yang
dilakukan dapat memberikan keuntungan seperti yang diharapkan. Karena
dari penelitian ini terbukti perusahaan melakukan aktivitas manajemen laba
akrual, baik dengan tekuik income minimization maupun tekuik income
maximization. Selain itu investor juga perlu mengetahui auditor yang
mengaudit perusahaan apakah auditor tersebut berkualitas sehingga mampu
membatasi manajemen laba akrual yang dilakukan perusahaan.
2. Bagi Kantor Akuntan Publik
Dalam penelitian ini membuktikan spesialisasi industri auditor ternyata
tidak berpengaruh terhadap manajemen laba akrual. Diharapkan bagi Kantor
Akuntan Publik agar menambah pelatihan-pelatihan auditor pada industri
khusus untuk menambah kompetensi bagi auditor spesialis Sehingga
mampu membatasi manajemen laba akrual yang dilakukan klien.
3. Bagi Perusahaan
Dalam memilih Kantor Akuntan Publik untuk mengaudit laporan keuangan
perusahaan, seharusnya perusahaan menilai terlebih dahulu apakah KAP
yang akan melakukan perikatan jasa audit memiliki kualitas dan reputasi
yang baik atau tidak. Karena dengan kualitas audit yang baik maka KAP
tersebut diharapkan dapat membatasi manajemen laba akrual.
C. Saran
Penelitian di masa mendatang diharapkan dapat menyajikan hasil
penelitian yang lebih berkualitas lagi dengan adanya beberapa masukan
mengenai beberapa ha! diantaranya:
1. Diharapkan penelitian berikutnya memperpanjang waktu pengamatan dan
meneliti semua perusahaan baik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
maupun perusahaan private.
2. Penelitian selanjutnya diharapkan untuk mengukur spesialisasi industri
auditor dan client importance berdasarkan seluruh perusahaan yang diaudit
KAP tidak hanya memasukan perusahaan yang terdaftar saja tetapi
perusahaan private.
3. Untuk peneliti selanjutnya diharapkan menggunakan pengukuran yang lain
seperti model Jones (1991), model Kaznik (1999) dan model Francis et al.
(2005).
4. Untuk peneliti selanjutnya diharapkan menggunakan variabel lain yang
mencerminkan kualitas audit dalam mempengaruhi manajemen laba akrual
seperti kesediaan melaporkan dan keakuratan pelaporan opini going concern
(Herusetya et al. 2012).
DAFTARPUSTAKA
Al-Thuneibat A. & Baker, R.A.A, "Do audit tenure and firm size contribute to audit quality? Empirical evidence from Jordan", Managerial Auditing Journal Vol. 26 No. 4, 2011.
Anggraini Sari dan Sidharta Utarna, "Pengaruh Efektivitas Peran Komite Audit, Proporsi Komisaris Independen dan Kualitas Audit Terhadap Kualitas Akrual" Simposium Nasional Akuntansi XVI, Manado, 25-28 September, 2013.
Aulia Rud dan Fitriany, "Pengaruh Spesialisasi Auditor, Ukuran KAP, Prediksi Kebangkrutan, dan Ketidakstabilan Projitabilitas Terhadap Kemungkinan Terjadinya Fraud pada Laporan Keuangan ", Simposium Nasional Akuntansi XVI, Manado, 25-28 September, 2013.
Balsam S, Jagan Krishnan dan J.S Yang. "Auditor Industry Specialization and Earnings Quality". 2003.
Becker C L, Mark L Defend, James J, dan K R Subramanyarn. "The effect of audit quality on earnings management", Contemporary Accounting Research 15.1, 1998.
Boyton William C, Raymon N. Johnson, Walter G kell, "Modern auditing" Edisi Ketujuh, Jakarta, Erlangga.
Chen, S., Sun, S.Y.J., Wu, D., "Client importance, institutional improvements, and audit quality in China: An office and individual auditor level analysis", The Accounting Review 85 (1), 127-158, 2010.
Chi, Edward B. Douthett Jr, Ling Lei Lisic "Client importance and audit partner independence", J. Account. Public Policy 31, 2012.
Chung Hyeesoo dan Sanjay Kallapur, "Client Importance, Non-Audit Services, and Abnormal Accruals", Krannert School of Management Purdue University, 2003.
DeAngelo L. E, Auditor Size and Audit Quality.Journal of Accounting and Economics 3(3), 183-199, 198-1.
Jensen, M.C; dan W.H. Meckling, "Theory of the Firm: Managerial behavior, agency costs and ownership structure", Journal of Financial Economics, V. 3, No. 4, pp. 305-360, 1976.
Junius dan Fitriany., "Pengaruh Audit Capacity Stress, Pendidikan Profesi Larifutan (PPL), Ukuran Kap, Spesialisasi, Terhadap Manajemen Laba Akrual Dan Manipulasi Aktivitas Riil", SNA XV Banjarmasin, 2012.
Karjalainen Jukka, "Audit Partner Industry Specialization and Earnings Quality of Privately-Held Companies", University of Eastern Finland, 2011.
Kono Fransiska Dian Permatasari dan Etna Nur Afri Yuyetta, "Pengaruh Arus Kas Bebas, Ukuran KAP, Spesialisasi lndustri KAP, Audit Tenur dan lndependensi Auditor terhadap Manajemen Laba" Diponegoro Journal of Accounting Volume 2, Nomor 3, Tahun 2013.
Liputan 6, "BUMN Masih Sering Curang", artikel diakses tanggal 10 November 2013, dari: http://bisnis.liputan6.com/read/690613/bumn-masih-seringcurang.
Luhgiatno, "Analisis Pengaruh Kualitas Audit terhadap Menejemen Laba Studi Pada Perusahaan Yang Melakukan !PO di Indonesia" Fokus EkonomiVol. 5 No. 2 Desember, 2010.
Memis Mehmet Unsal dan Emin Huseyin Cetenak. "Earnings Management, Audit Quality and Legal Environment: An International Comparison", International Journal of Economics and Financial Issues Vol. 2, No. 4, 2012.
Nastiti Ari sita dan Tatang Ari Gumanti, " Kualitas Audit dan Manajemen Laba Pada Initial Public Offerings Di Indonesia", Simposium Nasional Akuntansi XIV Aceh, 2011.
Palurnan Astrid Rona Novianty dan Baldric Siregar, "Dampak Manajemen Laba Terhadap Relevansi lnformasi Laporan Keuangan Dimoderasi oleh Akrual Diskresioner Jangka Pendek dan Jangka Panjang", JEB, Vol. 3, No. 2, Juli 2009.
Peraturan Mentri Keuangan Nomor 17 tahun 2008 tentang Jasa Akuntan Publik.
Pemyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK), "Tentang Penyajian Pelaporan Keuangan No.12009.
and Individual Auditors The Case of Taiwan", Review of Pacific Basin Financial Markets and Policies Vol. 16, No. 2, 2013.
Standar Profesional Akuntan Publik (SP AP), SA seksi 150.
Sulistiyanto Sri, "Manajemen Laba (I'eori & Model Empiris ", Grasindo, Jakarta, 2008.
UU No. 40 tentang Perseroan Terbatas dan peraturan Bapepam dan LK pasal 68 ayat (1).
Wahyuni Nur dan Fitriany, "Pengaruh Client Importance, Tenure, dan Spesialisasi Audit Terhadap Kualitas Audit", 2012
Yuvisa Ewing, Abdul Rohman dan Sri Handayani., "Pengaruh Identifikasi Auditor atas Klien Terhadap Objektivitas Auditor dengan Auditor Tenure, Client Importance dan Client Image sebagai Variabel anteseden ".
Zulfiati Lies, "Manajemen Laba, Relevansi Nilai Informasi Akuntansi dan Siklus Hidup Perusahaan", Simposium Nasional Akuntansi XVI, Manado, 25-28 September, 2013.
No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
Lampiran 1
Daftar Nama Perusahaan Perusahaan Property, Real Estate a11d Building Co11structio11 Terdaftar Tahun 2009-2012
Nama Perusahaan Ko de
Adhi Karya (Persero) Tbk. ADHI Alam Sutera Realty Tbk. ASRI Bekasi Asri Pemula Tbk. BAPA Bumi Citra Permai Tbk. BCIP Bhuwanatala Indah Permai Tbk. BIPP Bukit Darmo Property Tbk. BKDP Sentul City Tbk. BKSL Bumi Seroong Damai Tbk. BSDE Cowell Development Tbk. CO\VL Ciputra Development Tbk. CTRA Ciputra Property Tbk. CTRP Ciputra Surya Tbk. CTRS Duta Anggada Realtv Tbk. DART Duta Graha Indah Tbk. DGIK Intiland Development Tbk. DILD Duta Pertiwi Tbk. DUTI Bakrieland Development Tbk. ELTY Fortune Mate Indonesia Tbk. FMII Gowa Makassar Tourism D. Tbk. GMTD Panca Wiratama Sakti Tbk. GPRA JIHD Tbk. JIHD Java Konstruksi Manggala P. Tbk. JKON Jaya Real Property Tbk. JRPT Kawasan Industri Jababeka Tbk. KIJA Global Land Development Tbk. KPIG Lamicitra Nusantara Tbk. LAMI La<mna Cipta Griva Tbk. LCGP Linno Cikarang Tbk LPCK Linno Karawaci Tbk. LPKR Modernland Realty Ltd. Tbk. MDLN Metropolitan Kentjana Tbk. MKPI Indonesia Prima Property Tbk. OMRE New Century Development Tbk. PWON Pakuwon Jati Tbk. PWSI
Daftar Sampel Perusahaan Property, Real Estate and Building Construction
No Nama Perusahaan Ko de
1 Adhi Karva (Persero) Tbk. ADHI
2 Alam Sutera Realty Tbk. ASRI
3 Bekasi Asri Pemula Tbk. BAPA 4 Bhuwanatala Indah Permai Tbk. BIPP
5 Bukit Darmo Property Tbk. BKDP 6 Sentul Citv Tbk. BKSL 7 Bumi Semong Damai Tbk. BSDE
8 Ciputra Development Tbk. CTRA 9 Ciputra Prooerty Tbk. CTRP 10 Cioutra Surva Tbk. CTRS 11 Duta Amrn:ada Realty Tbk. DART 12 Intiland Development Tbk. DILD 13 Duta Pertiwi Tbk. DUTI 14 Gowa Makassar Tourism D. Tbk. GMTD 15 JIHD Tbk. JIHD·
16 Jaya Konstruksi Manggala P. Tbk. JKON 17 Jaya.Real Prooerty Tbk. JRPT 18 Kawasan Industri Jababeka Tbk. KIJA 19 Lamicitra Nusantara Tbk. LAMI
20 Liooo Cikarang Tbk LPCK 21 Liooo Karawaci Tbk. LPKR 22 Modemland Realty Ltd. Tbk. MDLN 23 Metrooolitan Kentiana Tbk. MKPI
24 Indonesia Prima Property Tbk. OMRE
25 New Centurv Development Tbk. PWON 26 PP (Persero) Tbk. PTPP
27 Ristia Bintang Mahkotasejati Tbk. RBMS
28 Danayasa Arthatama Tbk. SCBD 29 Suryamas Dutamakmur Tbk. SMDM 30 Summarecon Agung Tbk. SMRA 31 Surva Semesta Internusa Tbk. SSIA 32 Total Bangun Persada Tbk. TOTL 33 Wiiava Karya (Persero) Tbk. WIKA
NO KODE KAP SIZE KAP SPEC ACS CI DAC OCF LOSS 23 MKPI Eddy Prakarsa Perrnana & Siddharta 0 0 29.125 0.9970 -0.00150 0.158591 0 24 OMRE Osman Bing Satrio 1 0 35.318 0.9180 0.08236 0.020611 0 25 PTPP Riza Wahono Rekan 0 0 13.667 1.0000 0.08520 0.005897 0 26 PWON Osman Bing Satrio 1 0 35.318 0.9700 0.00803 0.023825 0 27 RBMS Anwar & Rekan 0 0. 92.667 1.0000 0.06759 0.002111 0 28 SCBD Mulyamin Sensi Suryanto 0 0 104.800 0.9460 0.04853 0.08454 0 29 SMDM Osman Bing Satrio 1 0 35.318 0.9520 -0.00854 0.016428 0 30 SMRA Purwantono, Sarwoko & Sandjaja I I 111.077 0.9450 -0.11500 0.128443 0 31 SSIA Osman Bing Satrio 1 0 35.318 0.9550 -0.01180 -0.03031 0 32 TOTL Aryanto, Amir J usuf, Ma war & Saptoto 0 0 2.750 0.9120 -0.11450 0.151691 0 33 WIKA Pieter Uways Dan Rekan 0 0 10.000 1.0000 -0.10653 0.154406 0
Data Perusahaan Tahun 2010
NO KODE KAP SIZE KAP SPEC ACS CI DAC OCF LOSS I ADID Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto 0 I 56.58333 0.9422 0.03541 -0.00624 0
2 ASRI Paul Hadiwinata 0 0 35.90909 i.0000 -0.12324 0.173685 0
3 BAPA Eddy Sidclharta & Rekan 0 0 33 0.9059 0.01843 0.11366 0
4 BIPP Joh an, Malonda, Astika Dan Rekan 0 0 34.11765 1.0000 -0.01794 0.009277 l 5 BKDP Hadori Sugiarto Adi & Rekan 0 0 35.27273 0.9310 0.00855 -0.02649 l 6 BKSL Tanubrata, Sutanto & Rekan 0 0 51.l 0.9750 0.09669 -0.03031 0
7 BSDE Mulyamin Sensi Suryanto 0 0 100.8 0.9704 -0.06437 0.064958 0 8 CTRA Purwantono, Suherman & Surja 1 0 28.6875 0.9688 -0.03621 0.064969 0
9 CTRP Purwantono, Suherman & Surja I 0 28.6875 0.9397 0.00157 0.041139 0 10 CTRS Purwantono, Suherman & Surja 1 ' 0 28.6875 0.9273 0.00472 0.032728 0
11 DART Purwantono, Suherman & Surja 1 0 28.6875 0.9267 0.00688 0.023708 0 12 DILD Mulyamin Sensi Suryanto 0 0 100.8 0.9403 0.30993 -0.06114 0
13 DUTI Mulyamin Sensi Suryanto 0 0 100.8 0.9412 0.00763 0.059109 0
14 GMTD Drs Hasnil M Yasin & Rekan 0 0 14.83333 1.0000 -0.03599 0.135349 0
15 JIHD Mulyamin Sensi Suryanto 0 0 100.8 0.9415 -0.01727 0.019174 0
16 JKON Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto 0 l 56.58333 0.9124 -0.00789 0.06252 0
17 JRPT Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto 0 I 56.58333 0.9292 -0.13546 0.199686 0 18 KUA Tanubrata, Sutanto & Rekan I 0 0 51.1 0.9627 -0.02426 0.030395 0 19 LAM! Hadori Sugiarto Adi & Rekan 0 0 35.27273 0.9134 0.15848 0.056128 0 20 LPCK Aryanto, Arnio Jusuf, Mawar & Saptoto 0 1 56.58333 0.9073 -0.09973 0.148767 0 21 LPKR Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto 0 1 56.58333 0.9805 0.10973 -0.04271 0 22 MDLN Tanubrata, Sutanto & Rekan 0 0 51.1 0.9462 0.05428 -0.01791 0 23 MKPI Eddy Siddharta & Rekan 0 0 33 0.9974 -0.08306 0.228668 0
NO KODE KAP SIZE KAP SPEC ACS CI DAC OCF LOSS 24 OMRE Osman Bing Sa trio 1 0 34.6087 0.9170 -0.04784 0.156675 0 25 PTPP Soetjana Mulyana Rekan 0 0 12.6 1.0000 0.04653 0.012284 0 26 PWON Osman Bing Satrio 1 0 34.6087 0.9717 -0.06946 0.136805 0 27 RBMS Anwar & Rekan 0 0 130 1.0000 -0.01053 0.026514 1 28 SCBD Mulyamin Sensi Suryanto 0 0 100.8 0.9313 -0.00403 0.024224 0 29 SMDM Osman Bing Satrio 1 0 34.6087 0.9501 -0.00365 0.017835 1 30 SMRA Purwantono, Suherman & Surja 1 0 28.6875 0.9551 -0.08078 0.106584 0 31 SSIA Osman Bing Satrio 1 0 34.6087 0.9549 0.00406 0.039329 0 32 TOTL Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto 0 1 56.58333 0.9057 -0.02015 0.072796 0 33 WIKA Hadori Sugiarto Adi & Rekan 0 0 35.27273 0.9923 0.01899 0.033394 0
Data Perusahaan Tahun 2011
NO KODE KAP SIZE KAP SPEC ACS CI DAC OCF LOSS 1 ADHI Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto 0 1 46.8 0.9435 -0.06712 0.084978 0 2 ASRI Paul Hadiwinata 0 0 35.42857 l -0.18367 0.236204 0 3 BAPA Hendrawinata Eddy & Siddarta 0 0 0.952381 0.9038 -0.02344 0.029712 0 4 BIPP Johan, Malonda, Astika Dan Rekan 0 0 31.55556 l -0.00997 -0.13857 1 5 BKDP Hadori Sugiarto Adi & Rekan 0 o. 58.61538 0.9115 0.01181 -0.00689 1 6 BKSL Tanubrata, Sutanto & Rekan 0 0 54.28571 0.9695 0.11763 -0.08561 0 7 BSDE Mulyamin Sensi Suryanto 0 0 31.8 0.971 0.00418 0.077026 0 8 CTRA Purwantono, Suherman & Surja 1 0 62.25 0.9676 -0.02251 0.076954 0 9 CTRP Purwantono, Suherman & Surja 1 0 62.25 0.926 0.08639 0.001172 0 IO CTRS Purwantono, Suherman & Surja I 0 62.25 0.9295 -0.01791 0.076329 0 11 DART Purwantono, Suherman & Surja 1 0 62.25 0.9344 0.0272 -0.00794 0 12 DlLD Mulyamin Sensi Suryanto 0 0 31.8 0.9449 0.08998 -0.0398 0 13 DUTI Mulyamin Seusi Suryanto 0 0 31.8 0.942 0.01948 0.072021 ()
14 GMTD Benny, Tony, Frans & Daniel 0 0 15.6 1 -0.13563 0.179231 0 15 JilID Mulyamin Sensi Suryanto 0 0 31.8 0.9364 -0.0015 0.065263 ()
16 JKON Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto 0 1 46.8 0.9111 -0.09961 0.101591 0 17 JRPT Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto 0 1 46.8 0.9306 0.01549 0.07632 0 18 KJJA Tanubrata, Sutanto & Rekan 0 0 54.28571 0.9714 -0.00311 0.082488 0 19 LAM! Hadori Sugiarto Adi & Rekan 0 0 58.61538 0.895 0.05097 0.084353 0 20 LPCK Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto 0 1 46.8 0.9083 0.36379 0.126193 0 21 LPKR Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto 0 1 46.8 0.9785 0.01939 0.020512 0 22 MDLN Tanubrata, Sutanto & Rekan 0 0 54.28571 0.9435 -0.04503 0.068142 0 23 MKPI Hendrawinata Eddy Siddarta 0 0 0.952381 0.9976 0.00638 0.244854 0
NO KODE KAP SIZE KAP SPEC ACS CI DAC OCF LOSS 24 OMRE Osman Bing Satrio I 0 41.69565 0.9264 0.05429 0.051012 0 25 PTPP Soetjana Mulyana Rekan 0 0 11.5 1 0.00556 0.021093 0 26 PWON Osman Bing Satrio 1 0 41.69565 0.9959 0.05178 0.060271 0 27 RBMS Anwar & Rekan 0 0 152.6667 1 0.04469 0.004852 0 28 SCBD Mulyamin Sensi Suryanto 0 0. 31.8 0.9291 -0.01874 0.064771 0 29 SMDM Hadori Sugiarto Adi & Rekan 0 0 58.61538 0.9419 0.00773 0.002757 0 30 SMRA Purwantono, Suherman & Surja 1 0 62.25 0.9562 -0.06402 0.092516 0 31 SSIA Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto 0 1 46.8 0.92 -0.12654 0.201335 0 32 TOTL Hadori Sugiarto Adi & Rekan 0 0 58.61538 0.9334 -0.08785 0.144915 0 33 WIKA Hadori Sugiarto Adi & Rekan 0 0 58.61538 0.9823 -0.07005 0.100735 0
NO KODE KAP SIZE KAP SPEC ACS CI DAC OCF LOSS 24 OMRE Osman Bing Satrio & Enny 1 0 42.04348 0.9201 0.05325 0.042492 0 25 PTPP Soejatna Mulyana Rekan 0 0 10.125 l 0.0163 0.0229 0 26 PWON Osman Bing Satrio & Enny 1 0 42.04348 0.9967 -0.08395 0.180812 0 27 RBMS Anwar & Rckan 0 0 55.42857 1 0.08594 0.01468 0 28 SCBD Mulyamin Lianny 0 0 46.4 0.9247 -0.01392 0.073823 0 29 SMDM Hadori Sugiarto Adi & Rekan • .. 0 0 34.84615 0.9386 0.07517 -0.01404 0 30 SMRA Purwantono, Suherman & Sandjaja 1 0 76.5 0.958 -0.04455 0.120399 0 31 SSIA Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto 0 1 38.5 0.9273 -0.13311 0.254701 0 32 TOTL Hadori Sugiarto Adi & Rekan 0 0 34.84615 0.9305 0.10083 0.097626 0 33 WIKA Hadori Sugiarto Adi & Rekan 0 0 34.84615 0.9853 -0.03678 0.041251 0
Lampiran3
Output Hasil Pengujian Data
1. Statistik Deskriptif
Oescn ltive s f . ta 1st1cs
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
DAG 132 -,385720 ,363790 .00000061 ,082228015
SIZEKAP 132 .o 1,0 ,250 .4347
SPEC 132 .o 1.0 ,182 ,3872
ACS 132 ,952 152,667 50,13822 31,667816
Cl 132 ,8899 1.0000 ,953427 ,0321468
132 -,13857 ,2841988 ,0622137 ,074738 OCF
LOSS 132 .o 1.0 ,076 .2656
Valid N (listwise) 132
2. Uji Normalitas
0 -S ne ampe Kl o moaorov -S . m1rnov T t es
Unstandardized
Residual
N 132
Normal Parameters•·• Mean ,0000000
Std. Deviation ,06051942
Absolute ,109
Most Extreme Differences Positive ,109
Negative -,098
Kolmogorov-Smirnov Z 1,247
Asvmo. Sia. 12-tailed) ,089
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
5. Uji Hcterokedastisitas
Uji Glejser
Coefficients•
Model Unstandardized Coefficients Standardized t Sig.
Coefficients
B Std. Error Beta
(Constant) ,085 ,125 ,680 ,498
SIZEKAP -,018 ,009 -,169 -1,905 ,059
SPEC ,009 ,011 ,076 ,819 ,414
1 ACS 2,576E-005 ,000 ,016 ,194 ,847
Cl -,054 ,131 -,038 -,414 ,679
OCF ,114 ,058 ,186 1,969 ,051
LOSS ,004 ,016 ,023 ,243 ,808
a. Dependent Variable: ABSut
6. Hasil Pengujian Hipotesis
a. Koefisicn Determinasi (R2)
Model Summal"I/ b
Model R R Square Adjusted R Std. Error of the Durbin-Watson
Square Estimate
1 ,677' ,458 ,432 ,061954860 1,905
a. Predictors: (Constant), LOSS, ACS, Cl, SIZEKAP, SPEC, OCF
b. Dependent Variable: DAC
b. UjiF ANOVA•
Squares Square
,406 6 ,068 17,627 .ooo' ,480 125 ,004
,886 131
'ariable: DAC
~onstant), LOSS, ACS, Cl, SIZEl'AP, SPEC, OCF
c. Uji Statistik t
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized · . ----t - Sig .
Coefficients
B Std. Error Beta
(Constant) ,371 ,172 2,152 ,033
SIZE KAP -,027 ,013 -,140 -2,074 ,040
SPEC -,010 ,015 -,045 -,635 ,527
1 ACS 2,785E-007 ,ODO ,000 ,002 ,999
Cl -,324 ,179 -,127 -1,803 ,074
OCF -,758 ,079 -,689 -9,565 ,ODO
LOSS -,088 ,022 -,284 -4,004 ,000
a. Dependent Variable: DAC