AN UT1'.t!iA UIN JAl

121
------------.···--------- - PERPiJST/.f;;\AN UT1'.t!iA UIN SYArliU JAl</.<.'-'TA PENGARUH KUALITAS AUDIT TERHADAP MANAJEMEN LABA AKRUAL SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi Oleh: Diah Anugraheni NIM: 1110082000124 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SY ARIF HIDAYATULLAH TA. Ti'" A TI'T' A

Transcript of AN UT1'.t!iA UIN JAl

Page 1: AN UT1'.t!iA UIN JAl

------------.···--------- -PERPiJST/.f;;\AN UT1'.t!iA

UIN SYArliU JAl</.<.'-'TA

PENGARUH KUALITAS AUDIT TERHADAP MANAJEMEN LABA AKRUAL

SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:

Diah Anugraheni NIM: 1110082000124

JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SY ARIF HIDAYATULLAH TA. Ti'" A TI'T' A

Page 2: AN UT1'.t!iA UIN JAl

PENGARUH KUALITAS AUDIT TERHADAP MANAJEMEN LABA AKRUAL

Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Pembimbing I

Dr. Yahva Hamja, M NIP. 194906021978031001

Oleh: Diah Anugraheni

NIM: 1110082000124

Dibawah Bimbingan

Pembimbing II

Soliyah Wulandari, SE., M.Sc NIDN. 2002018501

JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SY ARIF HIDA YATULLAH JAKARTA

1435 H/2014 M

Page 3: AN UT1'.t!iA UIN JAl

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

Hari ini Senin, 10 Maret 2014 tel ah dilakukan UJ!an komprehensif atas

mahasiswa:

1. Nama : Diah Anugraheni

2. NIM :1110082000124

3. Jurusan : Akuntansi

4. Judul Skripsi : Pengaruh Kualitas Audit Terhadap Manajemen Laba

Akrual

Setelah mencennati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang

bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan mahasiswa

tersebut di atas dinyatakan Julus dan diberi kesempatan untuk melanjutkan ke

tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Saijana

Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 1 0 Maret 2014

I. ArifFitrijanto, M.Si NIDN. 2018117101

2. Hepi Prayudiawan,SE.,MM.,Ak.,CA NIP. 19720516 200901 l 006

3. Solivah Wulandari. SE. MSr. (

Page 4: AN UT1'.t!iA UIN JAl

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

Hari ini Jumat 25 April 2014 telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa:

1. Nama

2. NIM

3. Jurusan

4. Judul Skripsi

: Diah Anugraheni

: 1110082000124

: Akurttansi/ Audit

: Pengaruh Kualitas Audit terhadap Manajemen Laba

Akrual

Setelah mencennati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang

bersangkutan selama u]ian skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut di

atas dinyatakan lulus dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatul!ah Jakarta.

Jakmia, 25 April 2014

1. Dr. Hemi Ali HT, SE., MM NIDN. 0422 1259 02

2. Hepi Prayudiawan,SE., MM., Ak., CA NIP.197205162009011006

3. Drs. Abdul Hamid Cebba, MBA., Ak., CPA NIP. 19620502 199303 I 003

4. Dr. Yahya Hamja, MM NIP. 194906021978031001

5. Soliyah Wulandari, SE.,M.Sc l\.TTT\1'.T '"\f\f\'°'lf\1 Ot:'A~

( ) Sekertaris

( P4:wi )

s:Pemb~ ( ~ )

Page 5: AN UT1'.t!iA UIN JAl

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARY A ILMIAH

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Diah Anugraheni

No. Induk Mahasiswa: 1110082000124

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

Jurusan : Akuntansi

Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini saya:

1. Tidak menggunakan ide orang Jain tanpa mampu mengembangkan dan

mempertanggungjawabkan

2. Tidak melakukan plagiat alas naskah orang lain

3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli atau

tanpa izin pemilik karya

4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data

5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggungjawab atas karya ini

Jika di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan melalui

pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, temyata memang ditemukan

bukti bahwa saya melanggar pemyataan di atas, maka saya siap dikenai sanksi

berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Demikian pemyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.

Jakarta, 10 April 2014

Page 6: AN UT1'.t!iA UIN JAl

DAFTARRIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS PRIBADI

1. Nama : Diah Anugraheni

2. Tempat, Tanggal Lahir : Semarang, 18 Juni 1993

3. Alamat : JI. Lebak Bulus Raya 1RT01RW01 Gg H.Dun

No. 10 Cilandak, Jakarta Selatan 12440

4. Telepon :08568764231

5. Email : [email protected] atau

[email protected]

II. PENDIDIKAN

1. SD N Lebak Bulus 01 Pagi

2. SMP N 37 Jakaiia

3. SMK N 20 Jakarta

4. S 1 Ekonomi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

III. PENGALAMAN BERORGANISASI

I. Anggota PMR SMP Negeri 37 Jakmia

2. Badan EksekutifMahasiswa Jurusan Akuntansi

Divisi Data dan Informasi

Tahun 1998-2004

Tahun 2004-2007

Tahun 2007-2010

Tahun 2010-2014

Tahun 2004-2007

Tahun2012

Page 7: AN UT1'.t!iA UIN JAl

IV. SEMINAR DAN WORKSHOP

1. Sebagai peserta dalam "Seminar Dialog Jurusan dan Seminar Konsentrasi

Himpunan Mahasiswa Jurusan Akuntansi" 3 Oktober 2012, Teater Lt.2

Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN SyarifHidayatullah Jakarta

2. Sebagai Peserta dalam "Seminar Auditing Days" 6-7 November 2012 UIN

SyarifHidayatullah Jakarta

3. Sebagai Peserta dalam " Seminar Kebijakan Fiskal-Kementrian Keuangan

RI", 4 Mei 2012 Jakarta

4. Sebagai Peserta dalam " Seminar Stadium General Major Study Economic

Development-Faculty of Economic and Business" 28 Maret 2012, UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta

5. Sebagai Pese1ta dalam " Seminar Menatap Masa Depan Demokrasi

Indonesia", 28 Februari 2011, Student Center, UIN Syarif Hidayatullah

Jakmta

6. Sebagai Peserta dalam "Seminar Anti-Corruption Training Road to

Campus", 21 Oktober2010

V. KEP ANITIAAN

I. Panitia 91" Anniversary Fakultas Ekonomi dun Bisnis UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta Tahun 2011

2. Seksi Kesehatan PROPESA (Program Pengenalan Studi dan Almamater)

BEMF UIN SyarifHidayatullah Talmn 2011

3. Divisi Humasdalam OPAK (OrientasiPengenalanAkademikKampus) UIN

Page 8: AN UT1'.t!iA UIN JAl

VI. LATARBELAKANGKELUARGA

1. Ayah : Sudardi

2. Tempat Tanggal Lahir : Semarang, 10 September 1960

3. lbu : Irwandyah

4. Tempat Tanggal Lahir : Semarang, 28 Maret 1964

5. Alarnat : JI. Lebak Bulus Raya 1RT01 RW 01 Gg H.Dun

No. 10 Cilandal(, Jakarta Selatan 12440

6. Telepon : 08568764231

7. Anakke : 1 dari 2 bersaudara

Page 9: AN UT1'.t!iA UIN JAl

ABSTRACT

The aim of this research is to analyze the effects of audit quality withindicators such as public accountant firm size, auditor industry specialization, audit capacity stress, and client importance on accrual earnings management. The sample of this research are property, real estate and building construction companies listed on Indonesia Stock Exchange (!DX) in 2009 to 2012 periods.

The number of companies in this research were 33 companies with 4 years observation. Based on purposive sampling method, final sample total is 132 companies. The data analysis methods uses multiple regressions.

Based on adjusted R square can be found effect of the independent variables to accrual earnings management can be explained 43.2 %. The results of these research indicate that public accountant firm size and client importance effect on accrual earnings management with 0.040 and 0.074 significant value. On the other hand, auditor industry specialization and audit capacity stress don't effect on accrual earnings management with 0.527 and 0.999 significant value.

Keywords: audit quality, public accountant firm size, auditor industry specialization, audit capacity stress, client importance, accrual earnings management

Page 10: AN UT1'.t!iA UIN JAl

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh kualitas audit dengan indikator berupa ukuran KAP, spesialisasi industri auditor, audit capacity stress, dan client importance terhadap manajemen laba akrual. Penelitian ini menggunakan sampel perusahaan property, real estate and building constructionyang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2009 sampai 2012.

Jumlah perusahaan yang dijadikan sampel penelitian ini adalah 33 perusahaan dengan pengamatan selama 4 tahun. Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel yang diperoleh adalah 132 perusahaan. Metode analisis data penelitian ini menggunakan metode analisis regresi berganda.

Berdasarkan hasil acijusted R square ditemukan bahwa pengarnh variabel independen terhadap manajemen laba akrual dapat dijelaskan sebesar 43.2 %. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa ukuran KAP dan client importance berpengaruh terhadap manajemen laba akrual dengan nilai signifikansi 0.040 dan 0.074. Sedangkan spesialisasi industri auditor dan audit capacity stress tidak berpengarnh terhadap manajemen laba akrual dengan nilai signifikansi 0.527 dan 0.999.

Kata kunci: kualitas audit, ukuran KAP, spesialisasi industri auditor, audit capacity stress, client importance, manajemen laba akrual

Page 11: AN UT1'.t!iA UIN JAl

KATA PENGANTAR

Assalamu'alaikurn Wr. Wb.

Puji syukur kepada Allah SWT. yang telah memberikan rahrnat dan

karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan

lancar. Shalawat serta salam selalu tercurah kepada nabi Muhan=ad SAW, Sang

teladan yang selalu membimbing kita menuju kebenaran. Skripsi ini disusun

dalam rangka rnernenuhi syarat-syarat untuk rnemperoleh gelar Sarjana Ekonomi

di Universitas Islam Negeri SyarifHidayatullah Jakarta.

Dalam kesempatan ini, penulis ingin rnengucapkan rasa terima kasih

dan penghargaan sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu

dalam proses penyusunan skripsi ini, terutama kepada:

1. Kedua orang tua tercinta, terima kasih atas segala dukungan, doa, kasih

sayangnya serta bantuan moril maupun material yang telah diberikan selama

Ill!.

2. Adik laki-lakiku Vicki terima kasih atas doa dan dukungannya.

3. Bapak Prof. Abdul Hamid, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

UIN SyarifHidayatullah.

4. lbu Dr. Rini, Ak., CA selaku Ketua Jurusan Akuntasi Fakultas Ekonomi dan

Bisnis UIN SyarifHidayatullah Jakarta.

5. Bapak Hepi Prayudiawan SE., MM., Ak., CA selaku Sekertaris Jurusan

Akuntasi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakaiia.

6. Bapak Dr. Yahya Hamja, MM selaku dosen pembimbing I yang telah

bersedia meluangkan waktunya untuk berdiskusi, memberi nasihat dan

bimbingan dalam proses penulisan skripsi ini.

7. Ibu Soliyah Wulandari, SE., M.Sc selaku dosen pembimbing II yang telah

bersedia meluangkan waktunya untnk berdiskusi, memberi nasihat,

memberikan semangat dan bimbingan dalan1 proses penulisan skripsi ini.

Page 12: AN UT1'.t!iA UIN JAl

8. Seluruh dosen dan karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif

H1dayatullah Jakaiia yang telah memberikan bantuan kepada penulis selama

menempuh masa studi.

9. Bapak/Ibu staff Pusat Pembinaan Akuntan dan Jasa Penilai Kementrian

Keuangai1 RI, terima kasih atas data laporan tahunan KAP yang telah

Bapak/Ibu berikan.

10. Sahabat-sahabatku tersayang yang tergabung dalain "Cossin Generation"

Lenny Anggraeni, Hefa Nur Adri, Rizqi Awaliya Nikmah, Ririn Annisa

Priliani dan Vivi Oktaviani Wulandari. Terima kasih atas segala bantuan,

support dan keceriaan yang selalu kalian berikan.

11. Teman seperjuangan semasa skripsi Indah Syawaliata, Endang Dwi Mutia,

Dewi Indrawati dan Karina Indrawati terima kasih atas dukungan dan

sarannya.

12. Keluarga Besar Akun D "Daeng Tata", terima kasih atas duknngan, doa,

kehangatan dan keceriaan kelas yang kalian berikan.

Penulis menyadari bahwa skripsi masih jauh dari sempurna

dikarenakan keterbatasan pengalainan dan pengetahuai1 yang dimiliki

penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran, masukan dan kritik

yang membangun dari berbagai pihak.

Wasalammualaikum Wr.Wb.

JakGrta, April 2014

Diah Anugraheni

Page 13: AN UT1'.t!iA UIN JAl

DAFTARISI

Halaman Judul .................................................................................................. .

Lembar Pengesahan Skripsi .............................................................................. ii

Lembar Pengesahan Ujian Komprehensif ....................................................... iii

Lembar Pengesahan Ujian Skripsi................................................................... iv

Lembar Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah................................................... v

Daftar Riwayat Hid up....................................................................................... v1

Abstract................................................................................................................ ix

Abstrak ............................................................................................................... x

Kata Pengantar .................................................................................................. x1

Daftar Isi .............................................................................................................. xiii

Daftar Tabel ....................................................................................................... xvi

Daftar Garn bar ................................................................................................... xvii

Daftar Lampiran ............................................................................................... xviii

BABI PENDAHULUAN ..................................................................... I

A. Latar Belakang Penelitian .............................................................. .

B. Perumusan Masalah ........................................................................ 14

C. Tujuan dan Manfaat ........................................................................ 15

I. Tujuan Penelitian .......................................... .............. .............. 15

2. Manfaat Penelitian .................................................................... 15

BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................ 17

Page 14: AN UT1'.t!iA UIN JAl

1. Teori Agensi ...................................................................... 17

2. Manajemen Laba................................................................ 21

3. Manajemen Laba Akrual ................................................... 26

4. Kualitas Audit.................................................................... 28

B. Penelitian Sebelumnya ........................................................... 39

C. KerangkaPemikiran .............................................................. 44

D. Hipotesis ................................................................................ 46

I. Ukuran KAP dengan Manajemen Laba Akrual................. 46

2. Spesialisasi lndustri Auditor dengan Manajemen Laba Aknial ................................................................................ 47

3. Audit Capacity Stress dengan Manajemen Laba Akrual ... 48

4. Client Importance dengan Manajemen Laba Akrual......... 50

5. Variabel Kontrol .... ... ... ............ ..... ... ... .. . . .... .. . .. ... ... ...... ... . .. 52

BABIII METODE PENELITIAN ......................................................... 53

A. Ruang Lingkup Penelitian ................. .. ...... .. ... . .. ............. ..... ... 53

B. Metode Penentuan Sampel ..................................................... 54

C. Metode Pengumpulan Data.................................................... 55

D. Metode Analisis Data.................................................................. 55

1. Analisis Statistik Deskriptif............................................... 55

2. Uji Asumsi Klasik.............................................................. 56

3. Uji Hipotesis ...................................................................... 60

E. Operasional Variabel Penelitian ............................................. 62

Page 15: AN UT1'.t!iA UIN JAl

2. V ariabel Depend en ................................................ ............ 65

3. V ariabel Kontrol ........................ .... .................................... 67

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN .......................................... 69

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ........................... 69

B. Statistik Deskriptif.................................................................. 71

C. Analisis dan Pembabasan ............ .................... .......... ............. 73

1. Uji Asumsi Klasik.............................................................. 73

a. Uji Normalitas............................................................... 74

b. Uji Multikolonieritas..................................................... 75

c. Uji Heterokedastisitas .................................................. 76

d. Uji Autokolerasi ............................................................ 77

? I-I ·1 P .. H' . 8 -· as1 engu3ian 1potes1s .................................................. 7

a. Koefisien Determinasi..................................................... 78

b. Uji F ................................................................................... 80

c. Uji t.................................................................................... 80

BABV KESIMPULAN DAN SARAN................................................. 92

A. Kesimpulan............................................................................. 92

B. Implikasi ................................................................................. 93

C. Saran....................................................................................... 94

Daftar Pustaka..................................................................................................... 96

Lampiran-lampiran ............................................................................................. I 01

Page 16: AN UT1'.t!iA UIN JAl

DAFTAR TABEL

No. Keterangan Halaman

2.1 Penelitian Sebelumnya............................................................................. 40

3. I Operasional Variabel Penelitian dan Pengukuran ...................................... 68

4.1 Tahapan Seleksi Sampel Penelitian ......................................................... 69

4.2 Daftar Nama Perusahaan ........................................................................... 70

4.3 Statistik Deskriptif ..................................................................................... 72

4.4 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov (K-S) ...................................................... 74

4.5 Hasil Uji Multikolonieritas ........................................................................ 75

4.6 Hasil Uji Heterokedastisitas ....................................................................... 76

4.7 Hasi!UjiAutokolerasi Durbin-Watson ....................................................... 77

4.8 Hasil Uji Koefisien Determinasi ................................................................ 79

4.9 Hasil Uji F .................................................................................................. 80

4.10 Hasil Uji Statistik t.. ................................................................................... 81

Page 17: AN UT1'.t!iA UIN JAl

DAFT AR LAMPIRAN

No. Keterangan Halaman

1 Daftar Sampel . .. .. . . ... . ...... ... ... ........ ... ... .. . .. .. ..... ..... .. ... ...... ........ ... .. ... .. ...... 102

2 Data Sampel ............................................................................................ 105

3 Hasil Uji SPSS ........................................................................................ 113

Page 18: AN UT1'.t!iA UIN JAl

BABI

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Menurut PSAK No.I paragraf ke 7 (revisi 2009), Laporan

keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja

keuangan suatu entitas. Tujuan dari suatu laporan keuangan adalah

memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kin:erja keuangan, dan arus

kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan

keuangan dalam pembuatan keputusan ekonomi. Laporan keuangan juga

menunjukkan hasil pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber

daya yang dipercayakan kepada mereka. Setiap perusahaan wajib

menghasilkan laporan keuangan yang relevan, dapat diandalkan, dapat

dibandingkan dan dapat dipahami untuk para penggunanya.

Informasi laba merupakan informasi potensial yang terkandung

dalam laporan keuangan yang digunakan untuk menilai kinerja manajemen.

Laba seringkali menjadi pusat perhatian investor dalam mempe1iimbangkan

keputusannya untuk menginvestasikan dana mereka dalam suatu perusahaan.

Standar akuntansi menyediakan berbagai pilihan metode akuntansi yang

memungkinkan manajemen untuk melakukan pengelolaan atas laba sesuai

dengan keinginan manajemen (Zulfiati, 2013). Keleluasaan dalam memilih

Page 19: AN UT1'.t!iA UIN JAl

untuk memoles laporan keuangan mereka sehingga terlihat lebih menarik di

mata stakeholder untuk tujuan kepentingan manajemen perusahaan tersebut.

Hasilnya laporan keuangan perusahaan tidak mencerminkan hasil yang

sebenarnya sehingga pihak pengambil keputusan membuat keputusan bisnis

yang tidak tepat dan dapat merugikan banyak pihak.

Manajemen laba terjadi ketika manajemen menggunakan keputusan

tertentu dalam laporan keuangan dan transaksi untuk mengubah laporan

keuangan sebagai dasar kinerja perusahaan yang bertujuan menyesatkan

pemilik atau untuk mempengaruhi hasil kontraktual yang mengandalkan

angka-angka akuntansi yang dilaporkan (Healy dan Wahlen, 1999).

Manajemen laba terjadi akibat adanya asimetri informasi yang terjadi antara

manajer dan pemegang saham (Dye, 1988 dalam Rusmin, 2010). Manajer

sebagai pihak yang mengelola perusahaan tentunya memiliki informasi yang

cukup banyak mengenai kegiatan perusahaan bila dibandingkan dengan

pemegang saham yang tidak dapat memonitor kegiatan perusahaan secara

terus menerus. Hal ini mengakibatkan manajer dapat memanipulasi laba yang

dilaporkan. Dengan melaporkan laba yang besar tentunya pemegang saham

akan puas dengan kinerja dari manajer dalam mengelola perusahaan.

Keberhasi!an manajer dalam mengelola perusahaan ini akan mendatangkan

keuntungan pribadi bagi manajer.

Pada dasarnya manaJemen laba sebenamya bukan sebuah

kecurangan tetapi aktivitas manajerial ini merupakan dampak dari spektrum

Page 20: AN UT1'.t!iA UIN JAl

seringkali manajemen laba menyebabkan infonnasi yang dihasilkan tidak

mencenninkan keadaan perusahaan yang sebenamya atau hanya

mengutamakan kepentingan pihak tertentu saja sehingga menurunkan kualitas

laporan keuangan dan menurunkan akurasi keputusan yang dihasilkan dengan

dasar inf01masi tersebut.

Menurut Scott (2009) terdapat beberapa strategi yang digunakan

manajemen perusahaan dalam praktik manajemen laba yaitu taking a bath,

income maximization, income minimization, dan income smoothing. Taking a

Bath yaitu melaporkan kerugian dalam jumlah besar yang diharapkan dapat

meningkatkan laba di masa yang akan datang. Income Minimization

dilakukan pada saat perusahaan memiliki tingkat profitabilitas yang tinggi

dengan maksud agar tidak mendapatkan perhatian oleh pihak-pihak yang

berkepentingan (aspek political-cost). Income maximization bertujuan untuk

melaporkan net income yang tinggi untuk tujuan bonus yang lebih besar.

Income smoothing dilakukan perusahaan dengan cara meratakan laba yang

dilaporkan sehingga dapat mengurangi fluktuasi laba yang terlalu besar

karena pada umumnya investor lebih menyukai laba yang relatif stabil.

Dalam konteks Indonesia, hasil riset Leuz et al. (2003)

menunjukkan bahwa karena lingkungan perlindungan investor yang lemah

maka praktek manajemen laba di Indonesia cendenmg lebih intensif

dilakukan dibanding negara-negara lain dengan per!indungan investor yang

kuat (Ratmono, 20 I 0). Manajemen laba dapat dilakukan dengan dua cara

Page 21: AN UT1'.t!iA UIN JAl

tindakan riil atau yang kita kenal dengan manajemen laba riil (Scott, 2009).

Dalam fokus penelitian ini hanya akan membahas manajemen laba akrual.

Manajemen laba akrual merupakan model yang paling kuat dalam mendeteksi

manajemen laba alasannya karena dalam pembuatan laporan keuangan

disusun berdasarkan sistem akuntansi akrual (Sulistyanto, 2008).

Kasus manajemen laba f!krual pemah terjadi di pasar modal

Indonesia, khususnya pada emiten manufaktur di Bursa Efek Jakarta. Contoh

kasus terjadi pada PT Kimia Parma Tbk. Berdasarkan hasil pemeriksaan

Bapepam. (Badan Pengawas Pasar Modal, 2002), diperoleh bukti bahwa

terdapat kesalahan penyajian dalam laporan keuangan PT Kimia Parma Tbk.,

berupa kesalahan dalam penilaian persediaan barang pada unit logistik sentral

dan unit pedagang besar famiasi, kesalahan pencatatan penjualan pada unit

industri bahan baku dan unit pedagang besar farmasi, adapun dampak

kesalahan tersebut mengakibatkan overstated laba pada laba bersih untuk

tahun yang berakhir 31 Desember 2001 sebesar Rp 32,7 miliar yang

merupakan 2,3% dari penjualan dan 24,7% dari laba bersih PT Kimia Parma

Tbk. Kesalahan penyajian tersebut, dilakukan oleh Direksi periode 1998-Juni

2002 dengan cara:

1. Membuat 2 ( dua) daftar harga persedian (master prices) yang

berbeda masing-masing diterbitkan pada tanggal 1 Pebruari 2002

dan 3 Pebruari 2002, dimana keduanya merupakan master prices

yang telah diotorisasi oleh pihak yang berwenang yaitu Direktur

Page 22: AN UT1'.t!iA UIN JAl

master prices yang telah disesuaikan nilainya (penggelembungan)

dan dijadikan dasar sebagai penentuan nilai persediaan pada unit

distribusi PT KAEF per 31 Desember 2001.

2. Melakukan pencatatan ganda atas penjualan pada unit Pedagang

Besar Farmasi dan unit Bahan Baku. Pencatatan ganda tersebut

dilakukan pada unit-unit yang tidak disampling oleh Akuntan.

Selain itu, kasus yang sama juga pernah terjadi pada PT Indofarma

Tbk. Berdasarkan hasil pemeriksaan Bapepam terhadap PT Indofarma Tbk.

(Badan Pengawas Pasar Modal, 2004), ditemukan bukti bahwa nilai barang

dalam proses diniliai lebih tinggi dari nilai yang seharusnya dalam penyajian

nilai persediaan barang dalam proses pada tahun buku 2001 sebesar Rp.

28,87 miliar. Akibatnya penyajian terlalu tinggi (overstated) persediaan

sebesar Rp. 28,87 miliar, harga pokok penjualan disajikan terlalu rendah

(understated) sebesar Rp. 28,8 miliar dan laba bersih disajikan terlalu

tinggi overstated dengan nilai yang sama.

Kasus kecurangan akuntansi melalui praktik manaJemen laba

akmal ini tumt melibatkan Badan Usaha plat merah (BUMN) padahal

sebagian besar modal dari BUMN ini merupakan kekayaan negara yang

berarti uang rakyat yang harus dipertanggungjawabkan dalam

penggunaannya. Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) mengungkapkan sering

menemukan kecurangan yang dilakukan Badan Usaha Milik Negara (BUMN)

dalam ha! perhitungan akuntansi. Perusahaan milik pemerintah diduga

Page 23: AN UT1'.t!iA UIN JAl

sebenarnya. Menurut Wakil Ketua BPK Hasan Bisri, masih banyak

ditemukan BUMN yang melakukan rekayasa akuntansi, agar labanya terlihat

lebih besar sehingga mendapatkan reward atau bonus. BPK juga menemukan

kecurangan dan pelanggaran hukum yang banyak ditemui pada perbankan

BUMN dengan membuat laporan seolah perusahaan mengalami kerugian

besar (dikutip dari Liputan 6.com, Kamis 12/9/2013).

Beberapa kasus diatas memberikan bukti bahwa perusahaan­

perusahaan di Indonesia ini melakukan tindakan manajemen laba akrual.

Maka auditor diharuskan memiliki kualitas audit yang sangat baik sehingga

dapat mendeteksi aktivitas manajemen laba akrual.

Balsam et al. (2003) menunjukkan bahwa kualitas auditor

merupakan salah satu faktor yang dapat membatasi tingkat diskresi yang

dilakukan klien. Auditor ekstemal berkewajiban menjan1in kualitas laporan

keuangan. dengan cam memeriksa kewajaran laporan keuangan yang

dihasilkan pihak manajemen berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan, yaitu

prinsip-prinsip akuntansi yang berterima umum (GAAP). Sehingga laporan

keuangan tersebut dapat dijadikan dasar pengambilan keputusan dan tidak

menyesatkan para pembacanya. Bagi perusahaan yang menjual sahamnya ke

masyarakat umum di bursa saham (go public), laporan keuangan menjadi

salah satu pertimbangan bagi investor dalam memutuskan investasi mereka.

Dengan memperhatikan pasal 68 ayat (!) UU No. 40 tentang

Perseroan Terbatas dan peraturan Bapepam dan LK, laporan keuangan

Page 24: AN UT1'.t!iA UIN JAl

Emiten atau Perusahaan Publik wajib diaudit. Jika anak perusahaan dan

perusahaan asosiasi dari Emiten atau Perusahaan Publik tersebut bukan

merupakan Emiten atau Perusahaan Publik namun memenuhi kriteria yang

ada pada pasal 68 UUPT, maka laporan keuangan perusahaan tersebut wajib

diaudit da_TJ. diberikan opini oleh akuntan.

Audit atas Laporan Keuangan dimaksudkan untuk menurunkan

resiko informasi yang diberikan dan memperbaiki pengambilan keputusan.

Proses audit dirancang untuk menentukan apakah angka-angka yang

dilaporkan dalam laporan keuangan.menyajikan hasil operasi perusahaan dan

posisi keuangan yang benar dengan cara-cara yang adil. (Al-Thuneibat et al,

2011). Karena itu, perbaikan atas kualitas audit menjadi ha! yang penting dan

utama untuk menjamin akurasi dari pemeriksaan laporan keuangan.

De Angelo (1981) dalam Memis dan Cetenak (2012) menyatakan

bahwa kualitas audit memiliki dua dimensi. Kualitas audit merupakan fungsi

dari kemampuan auditor. Pertama, untuk mendeteksi adanya kesalahan

material dalam laporan keuangan klien (kompetensi) dan melaporkan

kesalahan tersebut (independensi). Kuali.tas audit tidak bisa langsung diamati

dan sulit untuk diukur (Francis, 2004 dalam Junius dan Fitriany, 2012).

Sehingga dalam penelitian ini menggunakan beberapa indikator yang

digunakan untuk mengukur kualitas audit. Indikator yang digunakan antara

lain ukuran KAP, spesialisasi industri auditor, audit capacity stress dan client

importance.

Page 25: AN UT1'.t!iA UIN JAl

Ukuran KAP dapat menjadi indikator dari kualitas audit. KAP

besar atau big four menghasilkan kualitas audit yang lebih tinggi

dibandingkan dengan KAP kecil atau non big four. Klien yang dilayani oleh

KAP besar atau big four memiliki akrual diskresioner absolut lebih rendah,

cenderung melaporkan laba positif kecil atau peningkatan kecil dalam

pendapatan dari tahun sebelumnya (Inaam et al, 2012). Menurut Sanjaya

(2008) dalam Junius dan Firiany (2012) menunjukan bahwa KAP yang

berafiliasi dengan jaringan KAP Big 4 mampu mengurangi manajemen Jaba

akrual pada perusahaan yang diaudit oleh KAP Big 4.

Spesialisasi industri auditor juga dapat mempengaruhi kualitas

audit. Auditor yang spesialis memiliki pemahaman dan pengetahuan yang

lebih baik mengenai internal kontrol perusahaan, resiko bisnis perusahaan,

dan resiko audit pada industrinya (Setiawan dan Fitriany, 2011). Solomon et

al. (1999) dalam Setiawan dan Fitriany (2011) mengatakan bahwa auditor

spesialis memiliki pengetahuan yang Jebih dalam daripada auditor

nonspesialis karena pengalaman mereka lebih banyak dalam industri mampu

menawarkan jasa audit dan nonaudit berkualitas tinggi atau menurunkan

biaya audit yang memberikffi1 manfaat ekonomis. Auditor spesialis memiliki

pengetahuan spesifik industri dan keahlian yang lebih besar, dan lebih akrab

dengan bisnis klien sehingga mereka membatasi kecenderungan manajemen

untuk melaporkan pendapatan dan keuangan secara keliru (Santanu dan

Mahmud, 2010).

Page 26: AN UT1'.t!iA UIN JAl

Audit capacity stress juga dapat menjadi indikator kualitas audit.

Tingginya workload atau Audit capacity stress dapat menyehahkan kelelahan

dan munculnya dysfunctional audit behavior sehingga dapat menurunkan

kemampuan auditor untuk menemukan kesalahan atau melaporkan

penyimpangan (Setiawan dan Fitriany, 2011 ). Dari basil penelitian tersebut

menemukan hahwa KAP dengan audit capacity stress yang tinggi dapat

menurunkan kualitas audit dan memperbesar manajemen !aha akrual di

perusahaan.

Se lain itu, client importance juga turut mempengaruhi kualitas

audit yang dihasilkan auditor. Ketika suatu klien dipandang sebagai sumher

pendapatan yang herlangsuug kontinyu, ha! ini secara potensial dapat

mengurangi independensi auditor (Yuvisa, 2008). Menurut Kerler dan

Brandon (2010) dalam Wahyuni dan Fitriany (2012) kepentingan ekonomi

KAP (client importance) didefinisikan sebagai pentingnya keuangan relatif

dari klien audit hagi kantor perusahaan audit. Ketergantungan ekonomi ini

dikhawatirkan dapat mengurangi kualitas audit yang dihasilkan oleh auditor.

Jika kualitas audit yang diberikan auditor berkurang maka dikhawatirkan

auditor tidak dapat menjalankan tugas auditnya secara efektif dan efisien

sehingga auditor tidak mampu membatasi manajemen !aha akrual yang

dilakukan klien.

Topik kualitas audit merupakan topik yang cukup menarik untuk

dibahas meskipun sudah banyak peneliti yang mengangkat topik tersebut.

Page 27: AN UT1'.t!iA UIN JAl

variabel baru yang dapat menjadi indikator dari kualitas audit seperti

spesialisasi industri auditor dan client importance maka topik ini masih

relevan untuk diteliti di masa sekarang.

Berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan di atas maka peneliti

tertarik untuk mengembangkan penelitian yang sudah ada sebelumnya dengan

judul "Pengaruh Kualitas Audit terhadap Manajemen Laba Akrual".

Beberapa penelitian telah dilakukan terkait kualitas audit yang

menggunakan dimensi tertentu. Pengujian atas ukuran KAP seperti yang telah

dilakukan oleh Rusmin (2010) bahwa perusahaan yang diaudit oleh KAP big

four menghasilkan manajemen laba akrual yang lebih rendah dibandingkan

dengan perusahaan yang menggunakan jasa KAP non Big four. Penelitian

yang dila1..'Ukan oleh Inaam et al. (2012) menghasilkan bahwa ukuran KAP

Big four berpengaruh negatif dan signifikan terhadap manajemen laba akrual.

Namun penelitian yang dilakukan oleh Pradhana dan Rudiawarni (2013)

menghasilkan hasil yang berbeda, dalam penelitian tersebut ukuran KAP

sebagai proksi dari kualitas audit berpengaruh negatif dan tidak signifikan

terhadap manajemen laba akrual.

Berdasarkan hasil penelitian Pradhana dan Rudiawami (2013)

spesialisasi industri auditor berpengaruh positif signifikan terhadap earning

management. Hal ini bertolak belakang dengan hasil penelitian yang

dilakukan oleh Santanu dan Mahmud (20 I 0) bahwa auditor spesialisasi dapat

mengurangi tingkat manajemen laba akrual. Hal ini turut didukung oleh

Page 28: AN UT1'.t!iA UIN JAl

penelitian yang dilakukan Junius dan Fitriany (2012); Balsam (2003); Rusmin

(2010).

Beberapa penelitian telab dilakukan terkait dengan audit capacity

stress namun mendapatkan hasil yang bertentangan. Pertama penelitian yang

dilakukan Setiawan dan Fitriany (2011) menghasilkan audit capacity stress

yang diistilabkan dengan workload dapat menurunkan kualitas audit. Kualitas

audit yang rendab dikhawatirkan tidak mampu menangkap perilaku

manajemen laba yang dilakukan perusahaan. Sedangkan penelitian yang

dilakukan Junius dan Eitriany (2012) menghasilkan hasil yang berbeda yaitu

audit capacity stress tidak berpengaruh terhadap manajemen laba akrual

tetapi ditemukan mampu mengurangi manajemen laba riil melalui manipulasi

produksi dan biaya diskresioner, meningkatkan manipulasi penjualan. Masih

terdapat perbedaan antara hasil yang satu dengan yang lain mendorong

peneliti untuk menggunakan variabel audit capacity stress dalam penelitian

ini.

Beberapa penelitian mengenai client importance menghasilkan

hasil yang berbeda. Penelitian mengenai client importance ini telab dilakukan

oleh Chung dan Kallapur, (2003) hasilnya tidak menemukan bukti adanya

hubungan antara abnormals accrual dan client importance dalam

memanipulasi laba. Hasil penelitian Herusetya et al. (2012) menemukan bukti

babwa walaupun KAP memiliki tingkat ketergantungan ekonomi terhadap

klien, namun KAP tetap dapat menjaga reputasinya (reputation protection),

Page 29: AN UT1'.t!iA UIN JAl

akrual diskresioner absolut. Berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan

oleh Gui et al. (2007) bahwa client importance berhubungan dengan kualitas

audit yang rendah. Selain itu turut diperkuat dengan pene!itian yang

dilakukan oleh Shu et al. (2013) menemukan dominasi ketergantungan

ekonomi pada tingkat KAP berkorelasi positif dengan tingkat ABSDA namun

berbeda jika dilihat dari sisi AP menemukan bukti menjaga reputasi lebih

penting dibandingkan dengan ketergantuhgan ekonomi kepada klien. Dengan

masih terdapatnya perbedaan hasil penelitian terdahulu maka penulis ingin

menggunakan variabel client importance dalam penelitian ini.

Penelitian ini mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Junius

dan Fitriany (2012). Adapun perbedaan penelitian ini dengan penelitian

sebelumnya yaitu:

1. Dalam penelitian ini terdapat penambahan variabel independen yaitu

variabel client importance yang merupakan ide dari penulis sekarang.

Client importance termasuk salah satu indikator dalam mengukur

kualitas audit dari sisi independensi. Penambahan variabel tersebut

dimaksudkan untuk meneliti ulang pengaruhnya terhadap manajemen

laba akrual karena sebelumnya terdapat ketidakkonsistenan dari

penelitian terdahulu.

2. Penelitian ini hanya memfokuskan pada manajemen laba akrual saJa.

Tidak seperti penelitian terdahulu yang mengikutsertakan manajemen

laba riil. Hal ini dimaksudkan agar peneliti lebih fokus dalam meneliti

Page 30: AN UT1'.t!iA UIN JAl

7 Deseniber 2012). Maka akan semakin banyak pengguna laporan

keuangan khususnya investor yang bergantung pada laporan keuangan

pernsahaan property, real estate, and building construction dalam

memutuskan investasi mereka. Dibutuhkan kualitas audit yang tinggi

dalam mengaudit laporan keuangan tersebut agar auditor dapat

mendeteksi bahkan membatasi penyimpangan-penyimpangan dan

kekeliruan yang dilakukan oleh pihak manajemen khususnya manajemen

laba akrual.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah yang akan

diteliti dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah kualitas audit dengan indikator ukuran KAP berpengarub

terhadap manajemen laba akrual?

2. Apakah kualitas audit dengan indikator spesialisasi industri auditor

berpengaruh terhadap manajemen laba akrual?

3. Apakah kualitas audit dengan indikator audit capacity stress berpengaruh

terhadap manajemen laba akrual?

4. Apakah kualitas audit dengan indikator client importance berpengarnh

terhadap manajemen laba akrual?

Page 31: AN UT1'.t!iA UIN JAl

C. Tujuan dan Manfaat

1. Tujuau

Berdasarkan perumusan masalah di atas maka tujuan dari

penelitian ini adalah untuk menemukan bukti empiris mengenai hal-hal

berikut:

a. Pengaruh kualitas audit dengan indikator ukuran KAP terhadap

manajemen laba akrual.

b. Pengaruh kualitas audit dengan indikator spesialisasi industri

auditor terhadap manajemen laba akrual.

c. Pengaruh kualitas audit dengan indikator audit capacity stress

terhadap manajemen laba akrual.

d. Pengaruh kualitas audit dengan indikator client importance

terhadap manajemen laba akrual.

2. Manfaat

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat sebagai

berik:ut:

a. Secara praktis

I. Kantor Akuntan Publik

Hasil penelitian ini diharapkan berguna dan memberikan

kontribusi praktis untuk KAP dalam meningkatkan kualitas

auditornya sehingga dapat memberikan jasa audit yang

berkualitas untuk perusahaan klien dalam membatasi prilaku

manajamen laba akrual.

Page 32: AN UT1'.t!iA UIN JAl

2.. Perusahaan

Penelitian ini diharapkan dapat meajadi acuan dalam memilih

jasa auditor yang tepat dan berkualitas dalam mengaudit

laporan keuangannya.

b. Secara Teoritis

1. Mahasiswa

Penelitian ini dapat menambah wawasan dalam ilmu auditing

mengenai kualitas audit dan dapat dijadikan referensi untuk

penelitian selanjutnya.

2. Masyarakat

Sebagai pengguna laporan keuangan diharapkan penelitian ini

dapat memberikan pengetahuan mengenai kualitas audit yang

dihasilkan oleh Kantor Akuntan Publik sehingga pengguna

laporan keuangan dapat membuat keputusan yang tepat dalam

menilai laporan keuangan auditan.

Page 33: AN UT1'.t!iA UIN JAl

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Literatur

1. Teori Agensi

Teori agensi dicetuskan oleh Jensen dan Meckling pada tahun

1976. Jensen dan Meckling (1976) mendefinisikan teori agensi sebagai

sebuah kontrak di mana satu orang atau lebih pihak pemilik sumber daya

(prinsipal) mendelegasikan wewenangnya kepada manajer (agent) untuk

melakukan sesuatu atas nama mereka dan melakukan pengambilan

keputusan. Selain itu terdapat definisi teori agensi menurut Scott (2009):

''Agency theory is a branch of game theory that studies the design of contracts to motivate a rational agent to act on behalf of principal when the agent's interests would otherwise conflict with those of the principal. "

Dalam pengertian tersebut dapat diartikan teori agensi

merupakan bagian dari game theory yang didesain untuk mempelajari

hubungan antara agent yang bertindak atas nama principal selanjutnya

akan berpotensi menimbulkan konflik kepentingan di antara keduanya.

Pihak pemilik sumber daya (principal) mendelegasikan wewenangnya

kepada pihak manajer (agent) untuk melakukan sesuatu. Pendelegasian

wewenang ini merupakan suatu keharusan dalam hubungan agensi agar

manajer mempunyai kesempatan yang luas dalam menjalankan tugasnya

Page 34: AN UT1'.t!iA UIN JAl

clan mempertanggungjawabkan hasil pekerjaannya kepada pemilik

sumber daya (Sulistyanto, 2008).

Dalam hubungan keagenan ini akan menimbulkan beberapa

permasalahan diantaranya: (a) terjadinya informasi asimetris

(information asymmetry) clan (b) terjadinya (conflict of interest) konflik

kepentingan (Meisser, et al., 2006 dalam Endrianto, 2010).

Informasi asimetris (iriformation asymmetry) merupakan suatu

kondisi di mana terclapat ketidakseimbangan perolehan informasi antara

pihak manajemen clan pemilik clana. Asimetri informasi dapat berupa

informasi yang terclistribusi dengan tidak merata diantara agent clan

principal, serta ticlak mungkinnya principal untuk mengamati secfila

langsung usaha yang dilakukan oleh agent. Karena untulc mengamati

secara langsung atas catatan clan clokumen akuntansi yang dibuat oleh

manajemen sangatlah ticlak praktis clan memakan banyak waktu serta

bi a ya.

Konflik kepentingan (conflict of interest) terjacli akibat

keticlaksamaan tujuan, climana manajemen tidak selalu bertinclak sesuai

dengan kepentingan pemilik. Manajemen bertanggung jawab atas segala

kegiatannya dalam mengelola clana pemilik. Tetapi di sisi lain

manajemen JUga memiliki kepentingan untuk memaksimalkan

keuntungan mereka.

Page 35: AN UT1'.t!iA UIN JAl

Biasanya manajemen akan mendapatkan bonus jika mencapai

terget tertentu. Demi keuntungan tersebut terkadang manajemen

memanfaatkan situasi dimana principal tidak dapat mengakses atau

mengkontrol secara langsung kegiatan yang dilakukan manajemen dalam

mengelola dana untuk berprilaku curang dalam melaporkan hasil kinerja

mereka yang tidak sesuai dengan kenyataannya. Memanipulasi Japoran

keuangan supaya terlihat "baik" di mata principal dapat dilakukan

dengan memanfaatkan keleluasaan dalam memilih kebijakan akuntansi

dalam pelaporan keuangan yang ditujukan untuk memaksimurnkan

kepentingan mereka atau biasa disebut manajemen laba akrual.

Terdapat biaya keagena.'1 yang (agency cost) timbul dalam

mengatasi masalah tersebut. Menurut Jensen dan Meckling (1976) dalam

Endrianto (2010) terdapat tiga biaya keagenan yaitu monitoring cost,

bonding cost dan residual loss. Monitoring cost merupakan biaya yang

timbul dan ditanggung oleh principal untuk memonitor perilaku agent.

Bonding cost merupakan biaya yang ditangung oleh agent untuk

menjamin bahwa agent akan bertindak untuk kepentingan principal.

Se!anjutnya residual loss merupakan pengorbanan yang berupa

berkurangnya kemakmuran principal sebagai akibat dari perbedaan

keputusan agent dan keputusan principal.

Teori agensi menggambarkan peran auditor sebagai salah satn

pemantau utama dalam mengurangi asimetri informasi pada pelaporan

. ' " , ., •11 ' .

Page 36: AN UT1'.t!iA UIN JAl

tindakan oportunis manaJer dalam melaporkan informasi keuangan

(Hsieh dan Tsai, 2004). Auditor bertugas untuk memberikan pendapat

dan penilaian secara independen dan profesional atas kewajaran laporan

keuangan suatu entitas. Auditor dengan kualitas yang tinggi dianggap

mampu melaporkan penyimpangan dan kesalahan yang dilakukan

manajemen. De Angelo (1981) dalam Mernis dan Cetenak (2012)

mendefinisikan kualitas audit dalam dua dimensi. Kualitas audit

merupakan fungsi kemampuan auditor. Pertama, untuk mendeteksi salah

saji material dan kesalahan dalam laporan keuangan (kemampuan teknis).

Kedua, untuk melaporkan salah saji material dan kesalahan dalam

laporan keuangan (independensi).

Auditor yang memiliki kemampuan teknis yang tinggi sangat

diperlukan dalam mengaudit laporan keuangan klien. Agar proses audit

dapat berjalan dengan efektif dan efisien sehingga dapat mendeteksi dan

membatasi penyimpangan-penyimpangan yang dilakukan pihak

manajemen seperti manajemen laba akrual. Menurut Chi et al. (2012)

Independensi adalah salah satu kualitas inti yang auditor harus jaga agar

dapat memberikan layanan yang efektif kepada kliennya. Sesuai dengan

standar umum yang kedua (generally accepted auditing standards) dan

kode etik perilaku profesional AICP A, auditor harus senantiasa menjaga

sikap mental independen dalam semua ha! yang berkaitan dengan

perikatan. Hal ini mengisyaratkan bahwa Independensi menjadi suatu ha!

Page 37: AN UT1'.t!iA UIN JAl

yang mutlak bagi seorang auditor dalam memberikan jasa audit agar

dapat memberikan opini yang dapat dipercaya oleh publik.

2. Manajemen Laba

Laba dianggap sebagai salah satu unsur Japoran keuangan yang

paling signifikan, karena !aha digunakan sebagai dasar kriteria keputusan

bagi perusahaan untuk mengevaluasi kinerja dan menentukan nilai dari

entitas selain itu !aha digunakan oleh investor dalam membuat keputusan

investasinya. Tujuan dari laporan !aha termasuk memberikan informasi

yang berguna untuk mengukur efisiensi manajemen, memprediksi kinerja

masa depan entitas dan distribusi pendapatan, mendefinisikan basis untuk

penentuan pajak, dengan mempertimbangkan harga produk dan

seterusnya (Hajizadeh dan Rahimi, 2012 dalam Memis dan Cetenak,

2012).

Informasi laba ini sering menjadi sasaran bagi manajer dalam

melakukan rekayasa laporan keuangan untuk memaksimumkan

kesejahteraan mereka. Terdapat beberapa definisi manajemen Jaba, yaitu:

Pengertian manajemen Jaba oleh Scott (2009), yaitu:

"Earning management is a choice by a manager of accounting policies, or actions affecting earnings so as to achieve some specific reported earning objective".

Selain itu Schiper (1989) dalam Paluruan dan Siregar (2009)

menyatakan bahwa manajemen Jaba merupakan suatu intervensi yang

sengaja dilakukan dengan maksud tertentu terhadap proses pelaporan

Page 38: AN UT1'.t!iA UIN JAl

keuangan ekstemal untuk memperoleh beberapa keuntungan pribadi.

Sedangkan Healy dan Wahlen (1999) menyatakan bahwa manajemen

laba terjadi ketika para manajer menggunakanjudgment dalam pelaporan

keuangan dan pencatatan transaksi untuk mengubah laporan keuangan

baik untuk menyesatkan beberapa stakeholder tentang kejadian ekonomi

perusal1aan atau untuk mempengaruhi hasil kontrak yang bergantung

pada jumlah angka-angka akuntansi yang dilaporkan.

Dari beberapa definisi manajemen laba diatas maka dapat

disimpulkan bahwa manajemen laba terjadi saat manajer memanfaatkan

keleluasaan dalam memilih kebijakan akuntansi dalam pelaporan

keuangan yang ditujukan untuk memaksimumkan kepentingan mereka.

Scott (2009) mengungkapkan terdapat dua cara untuk

memahami manajemen laba. Pe1iama, sebagai perilaku oportunistik

manajemen untuk memaksimUillkan utilitasnya dalam menghadapi

kontrak kompensasi, kontrak utang dan biaya politik. Kedua, memandang

manajemen laba dari perspektif kontrak efisien, dimana manajemen laba

memberi manajer suatu fleksibilitas untuk melindungi diri mereka dan

perusahaan dalam mengantisipasi kejadian-kejadian yang tak terduga

untuk keuntungan pihak-pihak yang terlibat dalam kontrak.

Terdapat dua argumen mengenai manajemen laba, ada pihak

yang menganggap manajemen laba merupakan suatu kecurangan (fraud)

ada juga yang menganggap manajemen laba bukanlah suatu kecurangan

(Sulistyanto, 2008). Secara umum praktisi beragumen bahwa manajemen

Page 39: AN UT1'.t!iA UIN JAl

laba merupakan perilaku oportunis seorang mana1er untu1c

mempermainkan angka-angka dalam laporan keuangan sesuai dengan

tujuan yang ingin dicapainya. Sehingga laporan keuangan tersebut tidak

lagi menggambarkan keadaan perusahaan sebenarnya dan dapat

menyesatkan para pemakai informasi laporan keuangan tersebut.

Sedangkan pihak akademisi, beragumen bahwa pada dasarnya

manajemen laba merupakan dampak dari kebebasan manajer untuk

memilih dan menggunakan metode akuntansi tertentu dalam mencatat

dan menyusun informasi laporan keuangan (Sulistyanto, 2008). Namun

banyak manajer yang memanfaatkan celah dalam keleluasaan memilih

metode akuntansi untuk memaksimalkan keuntungan mereka.

Terdapat tiga hipotesis dalam akuntansi positif yang sejalan

dengan dasar pengembangan motivasi manajer dalam melakukan

manajemen laba diantaranya (Sulistyanto, 2008) yaitu:

a. Bonus plan hypothesis

Bonus plan hypothesis menyatakan bahwa rencana bonus

atau kompensasi manajerial akan cenderung memilih dan

menggunakan metode-metode akuntansi yang akan membuat laba

yang dilaporkan menjadi lebih tinggi. Bonus yang dijanjikan

pemilik ini tidak hanya menjadikan motivasi kepada manajer

untuk bekerja semaksimal mungkin tetapijuga memotivasi manajer

untuk melakukan kecurangan manajerial. Agar selalu mencapai

Page 40: AN UT1'.t!iA UIN JAl

angka akuntansi dalam Japoran keuangan di saat kinerja mereka

tidak mencapai target.

h. Debt (equity) hypothesis

Debt (equity) hypothesis menyatakan habwa perusabaan

yang mempunyai rasio antara hutang dan ekuitas lehih hesar,

cenderung memilih dan menggunakan metode akuntansi dengan

laporan !aha yang lehih tinggi serta cenderung melanggar

·perjanjian utang apahila ada manfaat dan keuntungan tertentu yang

dapat diperolehnya.

Keuntungan tersehut herupa permainan !aha agar

kewajihan utang piutang dapat ditunda untuk periode herikutnya.

Sehingga semua pihak yang ingin mengetabui kondisi perusahaan

yang sesungguhnya memperoleh informasi yang keliru dan

akihatnya memhuat keputusan hisnis yang keliru juga.

c. Political cost hypothesis

Political cost hypothesis menyatakan habwa perusabaan

cenderung memilih dan menggunakan metode-metode akuntansi

yang dapat memperkecil atau memperhesar !aha yang

dilaporkannya. Konsep ini memhabas hahwa manajer perusabaan

cenderung melanggar regulasi pemerintah, seperti undang-undang

perpajakan apahila ada manfaat dan keuntungan tertentu yang dapat

diperolehnya. Manajer akan mempermainkan !aha agar kewajihan

Page 41: AN UT1'.t!iA UIN JAl

pembayaran tidak terlalu tinggi sehingga alokasi laba sesuai dengan

kemauan perusahaan.

Scott (2009) dalam menyatakan bahwa terdapat beberapa pola

dalam manajemen laba, yaitu:

1. Taking a bath

Pola ini dapat terjadi saat ada tekanan organisasional

pada saat pergantian manajemen baru. Teknik ini dilakukan dengan

mengakui adanya biaya-biaya pada periode mendatang dan

kerugian periode berjalan. Konsekuensinya, manajemen melakukan

write off asset dengan membebankan perkiraan-perkiraan biaya

mendatang. Akibatnya laba periode berikutnya akan lebih tinggi

dari seharusnya.

2. Income Minimization

Pola manajemen laba ini mirip dengan "taking bath"

namun tidak ekstrim. Pola ini dilakukan pada saat profitabilitas

perusahaM sangat tinggi dengan maksud agar tidak mendapatkan

perhatian oleh pihak-pihak yang berkepentingan (aspek political­

cost). Kebijakan yang diambil dapat berupa write-off atas barang

modal dan aktiva tak berwnjud, pembebanan biaya iklan, biaya

riset dan pengembangan, menggunakan metode persediaan LIFO di

perusahaan Amerika Serikat untuk kepentingan pajak.

Page 42: AN UT1'.t!iA UIN JAl

3. Income Maximization

Maksimalisasi !aha (income maximization) adalah pola

manajemen !aha yang dilakukan dengan cara menjadikan laba pada

Iaporan keuangan periode berjalan Iebih tinggi daripada !aha

sesungguhnya. Income maximization dilakukan dengan tujuan

untuk memp::roleh bonus yang lebih besar, meningkatkan

keuntungan dan untuk menghindari pelanggaran atas kontrak

hutang jangka panjang

4. Income Smoothing

Perataan !aha merupakan cara yang paling populer dan

sermg dilakukan. Perusahaan-perusahaan melakukannya untuk

mengurangi volatilitas !aha bersih. Income smoothing atau perataan

!aha merupakan salah satu bentuk manajemen Jaba yang dilakukan

dengan cara membuat !aha akuntansi relatif konsisten (rata atau

·smooth) dari periode ke periode. Dalam ha! ini pihak manajemen

dengan sengaja menurunkan atau meningkatkan Iaba untuk

mengurangi gejolak dalam pelaporan laba, sehingga perusahaan

terlihat stabil atau tidak berisiko tinggi.

3. Manajemen Laba Akrual

Manajemen Jaba dapat dilakukan dengan dua cara yaitu

melalui pilihan kebijakan akuntansi (manajernen !aha akrual) dan

tinclalrnn riil ata11 vanP' kita kenal clenP'an manaiemP.n laha riil (~,,ntt

Page 43: AN UT1'.t!iA UIN JAl

2009). Dalam fokus penelitian ini hanya akan membahas manajemen

laba akrual. Manajemen laba akrual merupakan model yang paling kuat

dalam mendeteksi manajemen laba alasannya karena dalam pembuatan

laporan keuangan disusun berdasarkan sistem akuntansi akrual

(Sulistyanto, 2008). Sistem akuntansi akrual merupakan sistem

pencatatan yang mencatat transaksi pada saat terjadinya tanpa

memperhatikan apaka11 perusahaan telah menerima dan mengeluarkan

kas atau belum. Sehingga dengan sistem tersebut menghasilkan

komponen akrual yang dapat dipermainkan besar atau kecilnya

(Sulistyanto, 2008).

Akrual merupakan selisih antara laba dalam laporan laba rugi

sebelum pos luar biasa dengan arus kas operasional perusalrnan (Junius

dan Fitriany, 2012). Manajemen Iaba akrual merupakan manajemen laba

yang dilakukan dengan mengatur pilihan-pilihan yang ada dalarn suatu

metode akuntansi dalam standar akuntansi untuk menyembunyikan

kinerja ekonomi yang sesungguhnya (Dechow & Skinner, 2000 dalam

Junius dan Fitriany 2012).

Akmal terdiri dari nondiscretionaiy accrual dan discretionary

accrual (Scott, 2009). Nondiscretionary accrual adalah akrual yang

berhubungan dengan tingkat aktivitas atau kondisi bisnis perusahaan.

Discretionary accrual adalah akrual yang jumlahnya dapat dikendalikan

secara fleksibel oleh manajer sehingga ha! ini memberikan kesempatan

bagi manajer untuk dapat mengatur atau memanajemen laba sesuai yang

Page 44: AN UT1'.t!iA UIN JAl

- -- -- ·- -~--

diinginkan seperti estimasi penilaian piutang tak tertagih, pengakuan

biaya warranty, dan provisi.

4. Kualitas Audit

"Report of the Committe on Basic Auditing Concepts of the

American Accounting Association" memberikan definisi auditing sebagai

berikut:

"Suatu proses sistematis untuk memperoleh serta mengevaluasi bukti secara objektif mengenai asersi-asersi kegiatan dan peristiwa ekonomi, dengan tujuan menetapkan derajat kesesuaian antara asersi-asersi tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya serta penyampaian hasil-hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan" (Boynton et al., 2003).

Para pemakai informasi laporan keuangan seperti investor,

pemegang saham, pemerintah, kreditor akan melihat informasi laporan

keuangan sebagai dasar dalam mengambil keputusan. Sehingga

diperlukan audit atas laporan keuangan untuk menjamin keandalan dari

laporan keuangan yang telah dibuat oleh manajemen perusahaan. Karena

perusahaan yang laporan keuangannya telah diaudit maka akan memiliki

kandungan informasi laba yang berkualitas tinggi (Memis dan Cetenak,

2012). Dalam mengaudit laporan keuangan, auditor harus independen

dalam menjalankan tugasnya sehingga dapat mendeteksi dan mengurangi

adanya kecmangan (jraud) ataupun manajemen laba akrual yang

dilakukan pihak manajemen.

Page 45: AN UT1'.t!iA UIN JAl

Berdasarkan Standar Profesional Ak.untan Publik (SA seksi

150) dikatakan audit yang berkualitas jika dalam pelaksanaan audit

mengikuti standar audit yang telah ditetapkan. Standar audit tersebut,

yaitu:

Standar Umum

1. Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau Iebih yang memiliki

keahlian clan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor.

2. Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan,

independensi dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor.

3. Dalam pelaksanaan audit clan penyusunan laporannya, auditor

wajib menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat clan

·seksama.

Standar Pekerjaan Lapangan

1. Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya clan jika digunakan

asisten harus disupervisi dengan semestinya.

2. Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus diperoleh

untuk merencanakan audit clan menentukan sifat, saat, clan lingkup

pengujian yang akan dilakukan.

3. Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi,

· pengamatan, permintaan ketcrangan, clan konfirmasi sebagai dasar

memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang

diaudit.

Page 46: AN UT1'.t!iA UIN JAl

Standar Pelaporan

1. Laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan telah

disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di

. Indonesia.

2. Laporan auditor harus menunjukan atau menyatakan, jika ada,

ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan

Iaporan keuangan periode berjalan dibandingkan dengan penerapan

prinsip akuntansi tersebut dalam periode sebelumnya.

3. Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang

memadai, kecuali dinyatakan Iain dalam laporan auditor.

4. Laporan auditor hams memuat suatu pemyataan pendapat

· mengenai Iaporan keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi

bahwa pernyataan demikian tidak dapat diberikan. Jika pendapat

secara keseluruhan tidak dapat diberikan, maka alasannya harus

dinyatakan. Dalam hal nama auditor dikaitkan dengan laporan

keuangan, maka laporan auditor harus memuat petunjuk yangjelas

mengenai sifat pekerjaan audit yang dilaksanakan, jika ada, dan

tingkat tanggungjawab yang dipikul oleh auditor.

De Angelo (1981) mendefinisikan kualitas audit sebagai

probabilitas bahwa auditor akan menemukan dan melaporkan

pelanggaran pada sistem akuntansi klien. Menurut penelitian Bartov et al.

(2010) dalam Rusmin (2010) menunjukkan bahwa auditor yang

berkualitas tinggi lebih menyukai untuk melaporkan kesalahan dan

Page 47: AN UT1'.t!iA UIN JAl

penyimpangan, serta tidak hersedia untulc menerima praktik akuntansi

yang dipertanyakan, oleh karena itu, auditor yang herkualitas tinggi

diharapkan mampu mendeteksi praktik manajemen !aha akrual. Sehingga

manajer akan cenderung lebih berhati-hati dalam melaporkan besarnya

nilai discretionary accruals. Menurut Becker et al. (1998)

memperkirakan manajemen akrual !aha lebih hesar terjadi pada

perusahaan dengan auditor yang berkualitas lehih rendah daripada di

perusahaan dengan auditor herkualitas tinggi.

De Angelo (1981) mendefinisikan kualitas audit dalam dua

dimensi. Kualitas audit merupakan fungsi kemampuan auditor. Pertama,

untuk mendeteksi salah saji material dan kesalahan dalam laporan

keuangan (kemampuan teknis). Kedua, untulc melaporkan salah saji

material ini dan kesalahan dalam laporan keuangan (independensi).

Kompetensi adalah kualifikasi yang dihutuhkan oleh auditor

untuk dapat melaksanakan proses audit dengan benar. Sedangkan

independensi adalah sikap mental yang harus dijaga auditor dalam

melaksanakan proses audit. Sehingga dalam penelitian ini dapat

digunakan indikator yang menggambarkan kualitas audit yaitu ukuran

KAP, spesialisasi industri auditor, audit capacity stress dan client

importance.

Page 48: AN UT1'.t!iA UIN JAl

a. Ukuran KAP

Menurut (PMK Nomor: 17/PMK.01/2008) yang dimaksud

Kantor akuntan publik (KAP) adalah badan usaha yang telab

mendapatkan izin dari Menteri Keuangan sebagai wadab bagi akuntan

publik dalam memberikan jasanya. Ukuran KAP adalab besar kecilnya

Kantor Akuntan Publik. Menurut Adityasih (2010) dalam Aulia dan

Fitriany (2013). ukuran KAP dapat dinyatakan berdasarkan jumlah staf

profesional yang dimiliki. KAP yang memiliki staf profesional Iebih dari

400 orang dinilai sebagai KAP besar, KAP dengan staf profesional antara

100-400 orang dikelompokkan ke dalam KAP menengah, dan KAP yang

memiliki staf profesional yang kurang dari 100 orang termasuk ke dalam

KAPkecil..

Saat ini terdapat 2 kategori KAP yaitu KAP big four dan KAP

non big four. KAP non big four terdiri dari KAP berukuran sedang dan

KAP berukuran kecil. Sedangkan KAP big four yaitu KAP yang

berukuran besar. KAP ini selalu berusaba menjaga reputasinya karena

jika tidak, mereka dapat kehilangan klien ketika melakukan kesalahan

audit (Junius dan Fitriany, 2012). KAP big four tersebar di berbagai

negara dan berafiliasi dengan KAP lokal. Di Indonesia, KAP big four

beserta afiliasinya terdiri atas :

1. Ernst & Young Global Limited berafiliasi dengan KAP

Purwantono, Suherman dan Surja.

Page 49: AN UT1'.t!iA UIN JAl

2. Deloitte Touche Tohmatsu Limited berafiliasi dengan KAP

Osman Bing Satrio.

3. KPMG International Cooperative berafiliasi dengan KAP

Sidharta dan Widjaja.

4. Price Waterhouse Coopers International Limited berafiliasi

dengan KAP Tanudiredja, Wibisana dan Rekan.

KAP big four dianggap memiliki kualitas audit yang tinggi

dibandingkan dengan KAP non-big four, ha! ini dibuktikan berdasarkan

beberapa fakta berikut:

1. Memiliki jumlah klien yang besar

2. Memiliki lebih banyak kesempatan dalam memberikan sumber

daya yang berkualitas selama proses audit (perekrutan, pelatihan

dan teknologi)

3. Lebih memiliki kemungkinan dalam kehilangan klien dan

reputasi jika tidak melaporkan pelanggaran yang ditemukan

(Caneghem, 2004; Chung et al., 2005 dalan1 Rusmin, 2010).

Kantor Akuntan Publik (KAP) big four akan melakukan

pelatihan dan evaluasi secara berkala untuk meningkatkan kompetensi

auditornya. Kantor Akuntan Publik (KAP) big four menggunakan

teknologi yang tinggi dalam menjalankan proses auditnya contohnya

menggunakan sistem komputerisasi dibandingkan dengan Kantor

Page 50: AN UT1'.t!iA UIN JAl

Akuntan Publik sedang atau kecil. KAP big four memiliki jumlah auditor

yang cukup banyak sehingga dapat menjalankan pengauditan secara lebih

efektif dan efisien dan memiliki fleksibelitas yang lebih tinggi.

Dalam segi perekrutan staff yang dilakukan KAP big four,

cenderung lebih selektif dalam memilih proffesional staff Kualifikasi

yang dipersyaratan lebih ketat dibanding KAP non big four. Hal ini

dilakukan agar sumber daya manusia yang diperoleh lebih handal dan

kompeten. KAP big four memiliki kemungkinan yang besar untuk

kehilangan klien dan reputasi apabila tidak melakukan proses audit

dengan baik seperti tidak melaporkan pelanggaran yang ditemukan.

Sehingga KAP big four selalu meningkatkan kualitas auditnya terkait

dengan reputasi yang dimilikinya agar klien dan masyarakat publik tidak

kecewa dengan kinerja mereka.

b. Spesialisasi Industri Auditor

Seiring dengan meningkatnya persaingan dan kompetisi dalam

profesi akuntan publik serta munculnya aturan akuntansi baru dalam

industri tertentu, setiap KAP mencari cara untuk membedakan dirinya

dengan KAP lainnya (Rozania et al., 2013). Salah satunya dengan adanya

spesialisasi industri. Spesialisasi industri yang dilakukan oleh KAP ini

bertujuan untuk meningkatkan kompetensi mereka dalam menyediakan

jasa audit yang lebih berkualitas, sehingga hasil auditnya lebih akurat

(Rozania et al., 2013).

Page 51: AN UT1'.t!iA UIN JAl

Para peneliti mengusulkan bahwa spesialisasi industri auditor

meningkatkan kemungkinan bahwa auditor akan mendeteksi kekeliruan

dan penyimpangan dalam laporan keuangan klien, dan oleh karena itu

menyiratkan bahwa spesialisasi industri memungkinkan auditor untuk

membatasi kebijakan akuntansi klien, sehingga meningkatkan kualitas

audit (Gramling and Stone, 2001; Gul et al., 2009 dalam Karjalainen,

2011). Owhoso et al. (2002) dalam Balsam et al. (2003) menunjukkan

bahwa spesialisasi industri auditor lebih mampu mendeteksi kesalahan

dalam spesialisasi industri mereka daripada di luar spesialisasi mereka.

Kemampuan yang dimiliki oleh auditor tersebut diperoleh dari

pengalaman mereka dalam menangani klien yang sama dalam satu

industri dan mempelajari serta saling berbagi praktek audit terbaik di

dalam industri tersebut (Maletta dan Wright, 1996; Dunn dan Mayhew,

2004 dalam Gul et al., 2009).

Jamaan (2008) dalam Rozania et al. (2013), menyatakan

spesialisasi industri adalah atas banyaknya jasa atestasi atau banyaknya

klien industri sejenis dengan yang dikerjakan atau ditangani oleh auditor

KAP dalam tahun pengamatan. Hal tersebut memungkinkan auditor

auditor memiliki pengetahuan yang lebih dalam mengenai industri klien

daripada auditor nonspesialis. Pengalaman yang didapatkan auditor

dalam mengaudit industri sejenis sehingga auditor mampu menawarkan

jasa audit dan nonaudit berkualitas tinggi atau menurunkan biaya audit

yang memberikan manfaat ekonomis (Setiawan dan Fitriany, 2011 ).

Page 52: AN UT1'.t!iA UIN JAl

c. Audit Capacity Stress

Audit capacity stress yaitu tekanan yang dihadapi oleh auditor

sehubungan dengan banyaknya klien audit yang harus ditanganinya

(Setiawan dan Fitriany, 2011). Sedangkan definisi Audit capacity stress

yang dikemukakan Hansen et al. (2007) dalam Junius dan Fitriany (2012)

yaitu potensi ketegangan pada auditor baru akibat bertambahnya klien

baru yang terjadi seiring runtuhnya KAP Arthur Andersen akibat kasus

Enron. Jika semakin banyak klien yang ditangani oleh seorang auditor

akan menimbulkan kelelahan dan ketatnya time budgets sehingga

menurunkan kemampuan auditor untuk menemukan kesalahan atau

melaporkan penyimpangan yang dilakukan klien (Setiawan dan Fitriany,

2011). Sehingga tingginya audit capacity stress dikhawatirkan membuat

produ1.'tivitas auditor berkurang dan dapat menurunkan kualitas audit

yang dihasilkan oleh auditor. Berdasarkan Francis (2004) dan Chi et al.

(2011) dalam Junius dan Fitriany (2012), kualitas audit yang rendah

menyebabkan auditor kurang mampu dalam mendeteksi praktik

manajemen laba, terutama manajemen laba akrual.

Mengikuti penelitian yang dilakukan Junius dan Fitriany

(2012) istilah audit capacity stress berarti masa-masa sibuk pada auditor

di masa awal tahun karena banyaknya penugasan audit yang harus

diselesaikan auditor di masa tersebut.

Page 53: AN UT1'.t!iA UIN JAl

dihasilkan oleh auditor. Jika kualitas audit yang diberikan auditor

berkurang maka dikhawatirkan auditor tidak dapat menjalankan tugas

auditnya secara efektif dan efisien sehingga auditor tidak mampu

membatasi manajemen laba akrual yang dilakukan klien. Biasanya klien

utama KAP memberikan keuntungan ekonomi yang cukup besar bagi

auditor sehingga dikhawatirkan auditor tidak menggunakan

independensinya dalam melakukan audit laporan keuangan klien.

Selanjutnya, mempertahankan klien yang penting (client importance)

dapat memberikan manfaat bagi partner audit, seperti keamanan kerja,

kesempatan promosi, dan kekuatan organisasi (Chi et al., 2012). Setelah

adanya peraturan tentang pembatasan dan rotasi Kantor Akuntan Publik

secara tidak Iangsung menimbulkan persaingan bisnis antar KAP.

Sehingga setiap Kantor Akuntan Publik berusaha untuk mempertahankan

klien yang memberikan keuntungan besar untuk perusahaannya dan

bahkan memperpanjang hubungan mereka.

Argumen kedua menyatakan bahwa semakin penting klien

bagi auditor/KAP, semakin tinggi kualitas audit karena faktor

perlindungan reputasi (Wahyuni dan Fitriany, 2012). Reputasi yang

dimiliki oleh KAP merupakan ha! yang sangat penting karena jika KAP

kehilangan reputasinya maka dapat mengakibatkan KAP tersebut

kehilangan kepercyaan dari pihak-pihak yang bergantung pada hasil

auditnya sehingga klien enggan menggunakan jasa auditnya kembali.

Dalam menjaga reputasinya, KAP harus independen dalam menjalankan

Page 54: AN UT1'.t!iA UIN JAl

jasa auditnya sehingga dapat melaporkan penyimpangan-penyimpangan

yang dilakukan klien. KAP harus berhati-hati dalam mengaudit klien

terutama klien penting. Karena ketika terjadi kegagalan audit pada

perusahaan yang memiliki total aset relatif lebih tinggi dari perusahaan

lain atau perusahaan besar maka akan lebih disoroti oleh publik. Reputasi

KAP akan lebih rentan hancur sehlngga KAP akan lebih termotivasi

memberikan kualitas audit yang tinggi pada klien besarnya (Wahyuni dan

Fitriany, 2012).

B. Penelitian Sebelumnya

Penelitian mengenai variabel ukuran KAP, spesialisasi industri

auditor, audit capacity stress dan client importance terhadap manajemen laba

akrual telah dilakukan baik di dalam negeri ataupun di luar negeri. Adapun

hasil dari penelitian terdahulu mengenai topik yang berkaitan dengan

penelitian ini adalah sebagai berikut:

Page 55: AN UT1'.t!iA UIN JAl

Tabel 2.1

Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu (Jurnal Asing)

No. Peneliti J udul Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian (Tahun) Persamaan Perbedaan

1. Ebrahim Auditing Quality, V ariabel client Tidak meneliti variabel Untuk audit tenure yang panjang Auditor Tenure, Client importance, kualitas spesialisasi industri memiliki efek positif dalam

(2001) Importance, and audit dan auditor, audit capacity efisiensi proses audit dan tidak Earnings manajemen laba stress dan ukuran KAP. terdapat bukti bahwa client Management: An akrual importance mempengaruhi Additional Evidence independensi auditor

2. Balsam et al. Auditor Industry V ariabel spesialisasi Tidak meneliti variabel Perusahaan yang diaudit oleh Specialization and industri auditor dan ukuran KAP client auditor spesialis memiliki DAC

(2003) Earnings Quality manajemen laba importance, dan audit (discretionary accruals) lebih akrual capacity stress. rend ah dan ERC (earnings

response coefficients) yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang diaudit oleh auditor non spesialis.

3. Rusmin Audit Quality and Variabel ukuran Tidak meneliti variabel Terdapat hubungan negatif dari (2010) Earnings Management KAP, Spesialisasi client importance, audit indikator kualitas audit (ukuran

in the Singapore Industri Auditor dan capacity stress. Penelitian KAP dan spesialisasi industri Evidence manajemen laba dilakukan di Singapura auditor) terhadap mana1emen

alcrual lab a.

Bersambung pada halaman selanjutnya

40

Page 56: AN UT1'.t!iA UIN JAl

Tabel 2.1 (Lanjutan)

No. Peneliti Judul Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian (Tahun) Persamaan Perbedaan

4. Chi et al. Client Importance and Variabel client Penelitian terdahulu Penelitian ini gagal menemukan

(2012) Audit Partner importance menggunakan data dari bukti bahwa KAP Big N

Independence Taiwan dan menggunakan mengkompromikan

variabel independennya independensinya untuk klien

independensi auditor penting (client importance) untuk

kepentingan ekonornis, namun,

menemukan bukti-bukti tersebut

pada KAP non-Big N

5. Inaam et al. Audit Quality and V ariabel ukuran Tidak1nenggunakan Spesialisasi industri auditor dan Earnings Management KAP, spesialisasi variabel client importance, Big 4 auditor terkait dengan

(2012) in the Tunisian Industri, dan audit capacity stress. rendahnya tingkat manajemen Context manajemen laba lab a akrual. Big 4 auditor

akrual Penelitian dilakukan di meningkatkan tingkat manajemen Tunisia

lab a riil (REM). Selanjutnya,

hasil penelitian terse but masa

penugasan audit tidak terkait

dengan manajemen laba akrual

dan riil

Bersambung pada halaman selanjutnya

41

Page 57: AN UT1'.t!iA UIN JAl

Tabel 2.1

Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu ( Jurnal Indonesia)

No. Peneliti J udul Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian (Tahun) Persamaan Perbedaan

1. Junius dan Pengaruh audit V ariabel spesialisasi Penelitian menggunakan KAP Big 4 dapat mendeteksi Fitriany capacity stress, industri auditor, data tahun 2007-2009. manipulasi penjualan. (2012) pendidikan profesi ukuran KAP, audit Tidak menggunakan Spesialisasi industri auditor dapat

lanjutan (PPL), ukuran capacity stress dan variabel client importance. meminimalkan manajemen laba kap, spesialisasi, manajemen laba Penelitian saat ini akrual dan tidak berdampak pada terhadap akrual menghilangkan variabel manajemen lab a riil. Audit manaj emen laba pendidikan profesi capacity stresstidak dapat akrual dan manipulasi lanjutan (PPL) meminimalkan manajemen laba aktivitas riil akrual. Pendidikan Profesional

Lanjutan (PPL) ditemukan tidak memiliki dampak pada semua jenis manaiemen laba.

2. Herusetya et Analisis kualitas audit Variabel manajemen Penelitian terdahulu tidak Kualitas audit berpengaruh al. terhadap manajemen laba akrual, ukuran meneliti variabel audit negatif terhadap manajemen laba (2012) laba akuntansi: studi KAP, Spesialisasi capacity stress. dan pengukuran multidimensi

pendekatan composite industri auditor, Perusahaan manufaktur kualitas audit memiliki validitas measur<J versus client Importance talmn 1999-2007 yang lebih tinggi daripada conventional measure pengukuran konvensional yang

menggunakan sinr;le proxy. Bersan1bung pada halaman selanjutnya

42

Page 58: AN UT1'.t!iA UIN JAl

Tabel 2.1 (Lanjutan)

No. Peneliti Judul Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian

(Tahun) Persamaan Perbedaan

3. Pradhana dan Pengaruh kualitas V ariabel ukuran Tidak meneliti variabel Ukuran auditor sebagai proxy Rudiawarni audit terhadap earning KAP, spesialisasi client importance, dan kualitas audit berpengaruh

management pada industri auditor dan audit capacity stress. negatif dan tidak signifikan (2013) perusahaan sektor manajemen laba terhadap earning management.

manufaktur yang go akrual Menggunakan sampel Spesialisasi industri auditor public di BEI periode pearusahaan manufaktur berpengaruh positif signifikan 2008-2010 pada periode 2009-2012 terhadap earning management.

4. Kono dan Pengaruh Arus Kas Variabel ukuran Dalam penelitian terdahulu Arus kas be bas berpengaruh Yuyyeta Bebas, Ukuran KAP, KAP, spesialisasi meneliti variabel arus kas negatif terhadap manajemen laba

Spesialisasi Industri industri auditor, bebas dan auditor tenur. sedangkan ukuran KAP, (2013) KAP, Audit Tenur dan client importance spesialisasi industri auditor,

Independensi Auditor dan manajemen laba Penelitian terdahulu tidak client importance tidak terhadap Manajemen akrual. meneliti audit capacity berpengaruh terhadap manajemen Laba stress. laba.

43

Page 59: AN UT1'.t!iA UIN JAl

C. Kerangka Pemikiran

Kerangka berpikir merupakan model konseptual tentang

bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah

diidentifikasi sebagai masalah yang penting. Adapun masalah-masalah yang

dianggap penting dalam penelitian ini sebagai indikator dari kualitas audit

meliputi dimensi kompetensi yaitu ukuran KAP, spesialisasi industri

auditor, dan audit capacity stress. Serta dimensi independensi yaitu client

importance.

Berikut merupakan gambaran kerangka pemikiran dari penelitian

ini:

Gambar2.1

Skcma Kerangka Pernikiran

Pengaruh Kualitas Audit terhadap Manajemen Laba Akrual

i Terjadinya kasus manipulasi terhadap laba sering dilakukan oleh

manajemen mendorong pihak independen (auditor) untuk mengatasi dan meminimalisir praktik manajemen laba akrual

i Faktor-faktor kualitas audit yang meliputi dimensi kompetensi dan

independensi turut mempengaruhi dalam meminimalisir praktik manaejmen laba akrual

Ii Basis Teori ii Bersambung pada halaman selanjutnya

Page 60: AN UT1'.t!iA UIN JAl

Gambar 2.1 (Lanjutan)

V aria be I independen Variabel dependen

Kualitas audit • Ukuran KAP (X1)

• Spesialisasi Industri Auditor (X2)

.

• Auditt Capacity Stress (X3)

• Client Importance (X4) Manajemen , LabaAkrual (Y) , , , , , , , , ---------------------. ,

I •Operating Cash Flow , ,

I I , I I , I • Rugi/Laba Bersih I/

I r I Perusalman I

I I I

L--------------------~

Metode Analisis : Regresi Berganda

I Uji Asnmsi Klasik I

I Hasil dan Pembahasan I i

Kesimpulan, lmplikasi, Keterbatasan, dan Saran

Page 61: AN UT1'.t!iA UIN JAl

D. Hipotesis

1. Ukuran KAP dengan Manajemen Laba Akrual

KAP big four dianggap lebih berkualitas karena auditor

dibekali dengan serangkaian pelatihan dan prosedur serta memiliki

program audit yang lebih akurat dibandingkan dengan KAP non-big four

(Herawaty, 2010 dalam Anggraini dan Utama, 2013). Auditor yang

berkualitas akan lebih cermat dan teliti dalam melakukan audit laporan

keuangan kliennya. Dengan keahlian yang dimiliki oleh auditor tersebut

maka diharapkan auditor mampu mendeteksi dan membatasi adanya

penyimpangan-penyimpangan yang dilakukan klien khususnya

manajemen laba akrual dalam suatu laporan keuangan. Selain itu KAP

big four telah dipercaya masyarakat luas dalam menghasilkan kualitas

audit yang tinggi, faktor perlindungan reputasi ini juga turut memicu

KAP big four untuk bekerja semaksimal mungkin dalam mengaudit

laporan keuangan klien. Sehingga diharapkan KAP big four ini mampu

mendeteksi dan membatasi praktik manajemen laba akrual yang

dilakukan klien.

Seperti penelitian yang telah dilakukan oleh Rusmin (20 I 0)

bahwa perusahaan yang diaudit oleh KAP big four menghasilkan

manajemen laba yang lebih rendah dibandingkan dengan perusahaan

yang menggunakan jasa KAP non big four. Penelitian yang dilakukan

oleh Inaam et al. (2012), menghasilkan bahwa ukuran KAP berpengaruh

Page 62: AN UT1'.t!iA UIN JAl

negatif terhadap manajemen laba akrual. Konsisten dengan penelitian

sebelumya, penelitian yang dilakukan oleh Herusetya et al. (2012) juga

menghasilkan hasil yang sama. Sebaliknya hasil penelitian Pradhana dan

Rudiawarni (2013), Luhgiatno (2010) menunjukan hasil yang berbeda,

dalam penelitan tersebut menghasilkan ukuran KAP tidak berpengaruh

terhadap manajemen laba akrual.

Maka berdasarkan penelitian tersebut, hipotesis yang diajukan

dalam penelitian ini yaitu:

H1 : Ukuran KAPberpengaruh terhadap manajemen !aha akrual.

2. Spesialisasi Industri Auditor dengan Manajemen Laba Akrual

Auditor yang memiliki banyak klien dalam industri yang sama

akan memiliki pengetahuan dan pemahaman yang lebih baik mengenai

internal kontrol perusahaan, risiko bisnis perusahaan, dan risiko audit

pada industri tersebut (Setiawan dan Fitriany, 20 II). Berdasarkan hasil

penelitian yang dilakukan oleh Balsam (2003) menemukan perusahaan

yang diaudit oleh auditor spesialis industri memiliki DAC (discretionary

accruals) lebih rend:ih dan ERC (earnings response coefficients) yang

lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang diaudit oleh non

spesialis auditor. Penelitian yang dilakukan Inaam et al. (2012)

menemukan spesialisasi industri auditor berhubungan dengan manajemen

laba akrual yang lebih rendah. Penelitian tersebut turut didukung oleh

hasil penelitian yang dilakukan oleh Junius dan Fitriany (2012),

Page 63: AN UT1'.t!iA UIN JAl

menunjukan hasil yang berbeda seperti penelitian yang dilakukan oleh

Wahyuni dan Fitriany (2012), Kono dan Yuyyeta (2013) dan Luhgiatno

(2010). Dalam penelitian mereka spesialisasi industri auditor tidak

berpengaruh terhadap manajemen laba akrual.

Pemahaman dan pengalaman yang mendalam terhadap bisnis

industri klien ini membuat auditor spesialisasi lebih mampu memberikan

kualitas audit yang lebih tinggi dibandingkan dengan auditor non

spesialis.Spesialisasi industri auditor ini diharapkan dapat mencegah dan

mendeteksi penyimpangan-penyimpangan aktmtansi serta mampu

membatasi perilaku manajemen laba alaual.

Maka berdasarkan penelitian tersebut, hipotesis yang diajukan

dalam penelitian ini yaitu:

H2 : Spesialisasi industri auditor berpengaruh terhadap manajemen

Iaba akrual.

3. Audit capacity stress dengan Manajemen Laba Akrual

Audit capacity stress yaitu tekanan yang dihadapi oleh auditor

sehubungan dengan banyaknya klien audit yang harus ditanganinya

(Setiawan dan Fitriany, 2011). Konsekuensi yang mungkin timbul dari

audit capacity stress adalah turunnya kualitas audit sehingga juga akan

berdampak pada menurunnya kualitas laba (Hansen et al., 2007 dalam

Junius dan Fitriany, 2012). Tingginya beban kerja yang dialami auditor

dikhawatirkan dapat mengganggu produktivitas yang dihasilkan auditor

Page 64: AN UT1'.t!iA UIN JAl

yang ditangani oleh seorang auditor akan menimbulkan kelelahan dan

ketatnya time budgets sehingga menurunkan kemampuan auditor untuk

menemukan kesalahan atau melaporkan penyimpangan yang dilakukan

klien (Setiawan dan Fitriany, 2011).

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Setiawan

dan Fitriany (2011) menghasilkan tingginya audit capacity stress yang

diistilahkan dengan workload pada auditor menyebabkan kualitas audit

yang rendah. Berdasarkan Francis (2004) dan Chi et al. (2011) dalam

Junius dan Fitriany (2012), kualitas audit yang rendah menyebabkan

auditor kurang mampu dalam mendeteksi praktik manajemen laba,

terutama manaj em en lab a akrual. Hasil penelitian yang tel ah dilakukan

Junius dan Fitriany (2012) menyatakan Audit capacity stress yang tinggi

ditemukan mampu mengurangi manajemen laba riil melalui manipulasi

produksi dan biaya diskresioner, meningkatkan manipulasi penjualan,

dan tidak berpengaruh terhadap manajemen laba akrual.

Maka berdasarkan penelitian tersebut, hipotesis yang diajukan

dalam penelitian ini yaitu:

H3 : Audit capacity stress berpengaruh terhadap manajemen Iaba

akrual.

Page 65: AN UT1'.t!iA UIN JAl

4. Client Importance dengan Manajemen Laba Akrual

Client importance mernpakan ukurau dari kualitas audit uutuk

meuguji keceuderungau auditor memiliki ketergantuugau ekouomi pada

klieu sehiugga dapat meuguraugi iudepeudeusi auditor (Cheu et al.,

2010). Iudepeudeusi mernpakan ha! utama yang harus dimiliki oleh

seorang auditor dalam meugaudit laporan keuaugau agar auditor dapat

melaporkan temuan-temuau audituya tanpa tekanau dari pihak manapuu.

Terdapat dua argumeu terkait deugan peugaruh client

importance terhadap kualitas audit yang diukur deugan discreationary

accrual (W ahyuui dan Fitriauy, 20 I 2). Beherapa penelitiau menyatakan

hahwa semakiu pentiug klieu hagi auditor/KAP, semakiu reudah kualitas

audit kareua adauya faktor ketergautuugan ekouomi. Berdasarkau Francis

(2004) dan Chi et al. (2011) dalam Junius dau Fitriany (2012), kualitas

audit yang reudah menyehahkan auditor kuraug mampu dalam

mendeteksi praktik mauajemeu !aha, terutama manajemeu !aha akrual.

Hasil peuelitian yang dilakukan oleh Gui et al. (2007) penelitiau terse but

memberikau bukti hahwa ketergautuugau ekouomi terhadap klieu (client

importance) berhubuugan deugan kualitas audit yang rendah dan

memiliki abnormal non-core earning yang Iehih tiuggi dihandingkau

dengau klien yang tidak memiliki ketergautuugan ekouomi. Peuelitiau

yang dilakukau Sharma et al. (2011) meuuujukau client

importanceberpeugaruh positif siguifikan terhadap manajemeu !aha

Page 66: AN UT1'.t!iA UIN JAl

tetapi hanya jika karakteristik komite audit dengan penyediaan

pengawasan yang lemah.

Sedangkan ada juga penelitian yang menghasilkan semakin

pen ting ldien bagi auditor/ KAP, semakin tinggi kualitas audit karena

faktor perlindungan reputasi. Dengan kualitas audit yang tinggi, auditor

diharapkan mampu mendeteksi dan membatasi prilaku manajemen laba

akrual yang dilakukan oleh manajemen. Hasil penelitian Ebral1im (2001)

menunjukkan tidak menemukan bukti bahwa clien importance dapat

mempengarnhi independensi auditor atau yang memungkinkan klien

besar mereka memiliki keleluasaan lebih dalam melaporkan laba mereka.

Penelitian yang dilakukan oleh Hernsetya et al., (2012) menghasikan

walaupun KAP memiliki ketergantungan ekonomi terhadap klien, namun

KAP tetap dapat menjaga reputasinya (reputation protection), terbukti

dengan adanya pengaruh negatif ketergantungan ekonomi terhadap

manajemen laba akrnal.

Maka berdasarkan penelitian tersebut, hipotesis yang diajukan

dalam penelitian ini yaitu:

I-14 : Client importance berpengaruh terhadap manajemen Iaba akrual.

Page 67: AN UT1'.t!iA UIN JAl

5. Variabel Kontrol

1) Operating Cash Flow

Dalam penelitian ini menggunakan variabel arus kas dari

aktivitas operasi karena mengikuti penelitian sebelumnya yang

dilakukan oleh Pradhana dan Rudiawarni (2013) menggunakan

variabel kontrol Operating Cash Flow. Dalam penelitian tersebut

terdapat bukti hubungan negatif antara arus kas operasi dengan

manajemen laba akrual perusahaan.

2) Rugi/Laba Bersih Perusahaan

Pemilihan variabel kontrol rugi/laba bersih perusahaan

dalam penelitian ini karena mengikuti penelitian Herusetya et al.,

(2012) yang menggunakan variabel kontrol rugi bersih perusahaan.

Francis dan Yu (2009) dalam Herusetya et al., (2012) menemukan

asosiasi negatif perusahaan yang mengalami rugi bersih dengan

kualitas akrual, menunjukan bahwa insentif yang lebih rendah untuk

manajemen laba akrual daripada perusahaan yang melaporkan laba

positif.

Page 68: AN UT1'.t!iA UIN JAl

Perusahaan dalam industri property, real estate and building

construction yang digunakan dalam penelitian ini merupakan sistem

klasifikasi yang digunakan untuk mengkategorikan peusahaan yang terdaftar

di Bursa Efek Indonesia (BEI) berdasarkan sistem klsifikasi Jakarta Stock

Industrial Classification (JASICA).

C. Metode Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari data

Japoran keuangan auditan perusahaan property, real estate dan building

construction 2009-2012 yang dipublikasikan secara lengkap oleh Bursa Efek

Indonesia melalui website www.idx.co.id dan data sekunder dari Pusat

Pembinaan Akuntan dan Jasa Penilai (PP AJP) Kementerian Keuangan RI

yaitu data laporan tahunan KAP.

D. Metode Analisis Data

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu statistik

deskriptif, uji asumsi klasik dan uji hipotesis. Alat analisis yang digunakan

dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda dengan bantuan SPSS

21.

1. Analisis Statistik Deskriptif

Analisis statistik deskriptif merupakan teknik deskriptif yang

memberikan informasi mengenai data yang dimiliki dan tidak bermaksud

menguji hipotesis. Analisis ini hanya digunakan untuk menyajikan dan

menganalisis data disertai dengan perhitungan agar dapat memperjelas

Page 69: AN UT1'.t!iA UIN JAl

keadaan atau karakteristik data yang bersangkutan. Pengukuran yang

digunakan statistik deskriptif ini meliputi jumlah sampel, nilai minimum,

nilai maksimum, nilai rata-rata (mean), sum, range clan standar deviasi

(Ghozali, 2011).

Nilai minimum digunakan untuk mengetahui jumlah terkecil

data yang bersangkutan. Nilai maksimum digunakan untuk mengetahui

jumlah terbesar data yang bersangkutan. Mean digunakan untulc

mengetahui rata-rata data yang bersangkutan. Standar deviasi digunakan

untulc mengetahui seberapa besar data yang bersangkutan bervariasi dari

rata-rata.

2. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik dilakukan dalam penelitian ini untuk menguji

apakah data memenuhi asumsi klasik. Hal ini untuk menghindari

terjadinya estimasi yang bias karena tidak semua data dapat diterapkan

regresi. Pengujian yang dilakulcan adalah uji normalitas, uji

multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, clan uji autokorelasi.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam

model regresi, variabel penggangu atau residual memiliki distribusi

normal (Ghozali, 2011). Model regresi yang baik adalah yang

mempunyai distribusi data normal atau mendekati normal. Pengujian

normalitas yang digunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan

Page 70: AN UT1'.t!iA UIN JAl

uji non-parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S). Uji K-S dilakukan

dengan membuat hipotesis :

Hipotesis Nol (Ho) : data terdistribusi secara normal

Hipotesis Altematif (HA) : data tidak berdistribusi normal

Dasar pengambilan keputusan pada uji K-S ini adalah

dengan melihat nilai probabilitas signifikansi data residual. Jika angka

probabilitas kurang dari 0.05 maka variabel ini tidak berdistribusi

secara normal. Sebaliknya, bila angka probabilitas di alas 0.05 maka

HA ditolak yang berarti variabel terdistribusi secara normal (Ghozali,

2011).

b. Uji Multikolonieritas

Uji multikolonieritas bertjuan untuk menguji apakah adanya

korelasi antar variabel bebas (independen) dalam model regresi.

Multikolonieritas terjadi apabila antara variabel-variabel independen

terdapat hubungan yang signifikan. Model regresi yang baik

seharusnya bebas dari multikolonieritas atau tidak terjadi kolerasi di

antara variabel independen (Ghozali, 2011 ).

Untuk mendeteksi adanya masalah multikolonieritas dalam

penelitian ini dengan menggunakan Nilai Tolerance dan VIF

(Variance lriflation Factor). Kedua ukuran ini menunjukan setiap

variabel manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya.

Tolerance mengukur variabilitas independen yang terpilih yang tidak

_J ~ ~ - 1 - __ , -- - . '

Page 71: AN UT1'.t!iA UIN JAl

0.10 atau sama dengan nilai VIF > 10, maka dalam model regresi

tersebut terdapat multikolonieritas yang tidak dapat ditoleransi dan

variabel tersebut harus dikeluarkan dari model regresi agar hasil yang

diperoleh tidak bias (Ghozali, 2011).

c. Uji Hcteroskedastisitas

Heteroskedastisitas adalah terjadinya varians yang berbeda

untuk variabel independen yang berbeda. Uji ini bertujuan untuk

menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians

dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain (Ghozali, 2011).

Model yang baik adalah jika variance dari residual satu pengamatan

ke pengamatan lain berbeda (heteroskedastisitas ). Untuk mengetahui

adanya heteroskedastisitas dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan uji Glejser.

Uji Glejser mengusulkan untuk meregres nilai absolut

residual terhadap variabel independen dengan persamaan regresi:

Ut =a +~Xi+ vt

Jika variabel independen signifikan secara statistik

mempengaruhi variabel dependen, maka ada indikasi terjadi

heterokedastisitas dengan probabilitas signifikansi tingkat

kepercayaan 5% (Ghozali, 2011).

Page 72: AN UT1'.t!iA UIN JAl

d. Uji Autokolerasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model

regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t

dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya).

Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang

waktu berkaitan satu sama lainnya (Ghozali, 2011). Masalah ini

timbul karena residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas dari satu

observasi ke observasi lainnya.

Dalam penelitian ini untuk mendeteksi adanya autokolerasi

dengan menggunakan uji Durbin Watson. Uji Durbin Watson hanya

digunakan untuk autoko!erasi tingkat satu (first order autocorrelation)

dan mensyaratkan adanya intercept (konstanta) dalam model regresi

dan tidak ada variabel lag diantara variabel independen (Ghozali,

2011 ). Hipotesis yang akan diuji adalah:

HO : tidak ada autokolerasi (r = 0)

HA : ada autokolerasi (r i 0)

Pengambilan keputusan ada tidaknya autokolerasi:

Hipotesis no! Keputusan Jika Tidak ada autokorelasi Tolak O<d<dl

positif Tidak ada autokorelasi No decision di ::S d ::S du

positif Tidak ada korelasi Tolak 4-dl<d<4

negatif Tidak ada korelasi No decision 4 - du ::S d ::S 4 - di

negatif Tidak ada autokorelasi Tidak ditolak du< d < 4-du

positif atau negatif

Page 73: AN UT1'.t!iA UIN JAl

3. Uji Hipotesis

Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi

berganda (multiple regression) dengan alasan bahwa variabel

independennya lebih dari satu variabel. Analisis ini digunakan untuk

menentukan hubungan antara manajemen Iaba dengan variabel-variabel

independennya. Persamaan regresinya dirumuskan sebagai berikut :

Model 1 : DAC = ao + P1 SIZEKAP + P2 SPEC + p3 ACS + p4 CI + Ps

OCF + P6 LOSS + s

Dimana:

DAC = Manajemen Iaba akrual kothari Model

ao =Konstan

A = Koefisien variabel JJl,2,3

SIZEKAP = Ukuran KAP, (diberi angkal untuk KAP big/our dan diberi

angka 0 jika lainnya)

SPEC = Spesialisasi Industri auditor, (diberi angka !, jika auditor

memiliki industry share terbesar, diukur dengan rasio dari

jumlah aset klien KAP dalam industri tertentu dibagi

dengan jumlah aset klien untuk seluruh KAP dalam satu

industri; dan diberi skor 0 jika lainnya)

ACS = Audit Capacity Stress

CI = Client Importance

OCF = Arus kas operasi dibagi dengan total aset

LOSS = Rugi/laba bersih perusahaan, (diberi angka I jika perusahaan

Page 74: AN UT1'.t!iA UIN JAl

mengalami rugi bersih dan 0 jika lainnya)

s =Eror

Dalam melakukan uji hipotesis, dilakukan beberapa analisis berikut:

a. Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi mengukur seberapa jauh kemampuan

model dalam menerangkan variansi variabel dependen. Nilai koefisien

determinasi adalah antara no! dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti

kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variabel­

variabel dependen amat terbatas. Sebaliknya, nilai yang mendekati satu

berarti kemampuan variabel-variabel independen memberikan hampir

semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel-variabel

dependen (Ghozali, 2011).

b. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)

Uji statistik F menunjukan semua variabel independen yang

dimasukan dalam model mempunyai pengaruh secara bersan1a-sama

terhadap variabel dependen (Ghozali, 2011).

H0 :bl=b2=0

Artinya, apakah semua variabel independen bukan merupakan

pcnjelas yang signifikan terhadap variabel dependen.

HA : b 1 t b2 # ...... # bk # 0

Artinya, apakah semua variabel independen secara simultan

merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen.

Page 75: AN UT1'.t!iA UIN JAl

Untuk menguji hipotesis ini digunakan statistik F dengan kriteria

pengambilan keputusan sebagai berikut:

1) Quick look : nilai F lebih besar daripada 4 maka H0 dapat ditolak pada

derajat kepercayaan 5%. Dengan kata lain kita menerima hipotesis

altematif, yang menyatakan bahwa semua variabel independen secara

serentak dan signifikan mempengarnhi variabel dependen.

2) Membandingkan nilai F hasil perhitungan dengan nilai F menurut tabel.

Bila nilai F hitung lebih besar daripada nilai F tabel, maka H0 ditolak

dan menerima HA (Ghozali, 2011).

c. Uji Signifikansi Parameter individual (Uji Statistik t)

Uji statistik t menunjukan seberapa jauh pengaruh satu variabel

independen secara individual dalam menerangkan variansi variabel

dependen (Ghozali, 2011 ).

E. Operasional Variabel Penelitian

Pada bagian ini akan diuraikan definisi dari masing-masing

variabel yang digunakan disertai dengan operasional dan cara pengukurannya.

Adapun operasionalisasi variabel-variabel tersebut terbagi menjadi variabel

independen, variabel dependen dan variabel kontrol.

Page 76: AN UT1'.t!iA UIN JAl

1. Variabel lndcpendcn

a. Ukuran KAP

Ukuran KAP dapat menjadi indikator dari l'Ua!itas audit.

KAP big four menghasilkan kualitas audit yang lebih tinggi

dibandingkan dengan KAP non big four. Karena KAP big four

memiliki banyak staf yang berpengalaman dan memiliki keahlian

yang tinggi. KAP big four akan memberikan kualitas audit yang tinggi

untuk menjaga reputasinya. Kualitas audit yang tinggi diukur dengan

variabel dummy, big four diberi angkal, jika KAP merupakan KAP

yang berafiliasi dengan big four; dan diberi angka 0, jika lainnya

(Herusetya et al., 2012).

b. Spcsialisasi lndustri Auditor

Auditor yang memiliki banyak klien dalam industri yang

sama akan memiliki pengetahuan dan pemahaman yang lebih baik

mengenai internal kontrol perusahaan, resiko bisnis perusahaan, dan

resiko audit pada industrI tersebut (Setiawan dan Fitriany, 2011).

Pemahaman dan pengalaman yang mendalam terhadap bisnis industri

klien ini membuat auditor spesialis lebih mampu memberikan kualitas

audit yang lebih tinggi dibandingkan dengan auditor non spesialis.

Dengan adanya spesialisasi industri auditor ini diharapkan dapat

mencegah dan mendeteksi penyimpangan-penyimpangan akuntansi

serta mampu membatasi perilaku manajemen !aha akrual yang

dilakukan klien.

Page 77: AN UT1'.t!iA UIN JAl

Auditor dikategorikan sebagai auditor dengan spesialisasi

industri (SPEC) yang menandakan kualitas audit yang tinggi jika

memiliki industry share yang terbesar dalam industri tertentu (Gui et

al., 2009 dalam Herusetya et al., 2012). Balsam (2003)

mengasumsikan bahwa spesialisasi pada auditor merupakan hasil dari

pengalaman melakukan audit atas volume bisnis yang besar dalam

suatu industri. SPEC diberi angka 1, jika memiliki industry share

terbesar, diukur dengan rasio dari jumlah aset klien KAP dalam

industri tertentu dibagi dengan jumlah aset klien untuk seluruh KAP

dalam satu industri; dan diberi skor 0 jika lainnya.

c. Audit Capacity Stress

Peneliti menggunakan pengukuran Adityasih (2010) dalam

Junius dan Fitriany (2012) untuk mengukur audit capacity stress

dengan rumus berikut:

]umlah Klien KAP Audit capacity stress = .

Jumlah akttntan publik pada KAP

d. Client Importance

Client importance merupakan ukuran dari la.;alitas audit

untuk menguji kecenderungan auditor memiliki ketergantungan

ekonomi pada klien sehingga dapat mengurangi independensi auditor

(Chen et al., 2010). Peneliti menggunakan pengukuran client

importance yang dikembangkan oleh Herusetya et al., (2012).

Rumus pengukuran client importance:

Page 78: AN UT1'.t!iA UIN JAl

Clu = SIZEu/ [f SIZEu] f;l

CI = Client Importance, sebagai rasio ukuran ketergantungan

ekonomi terhadap klien i oleh KAP

SIZE =Natural logaritma dari total aset klien i

n

~SIZE;i = Jumlah total aset (dalam natural logaritma) dari n klien

yang diaudit oleh KAPi dalam tahun tertentu t.

2. Variabel Dependen

a. Manajemen Laba Akrual (Y)

Manajemen Iaba akrual merupakan variabel dependen

dalam penelitian ini. Manajemen Iaba akrual diproksikan dengan

discretionary accruals menggunakan model Kothari et al. (2005).

Model discretionary accruals yang disusun oleh Kothari et

al. (2005) mencocokkan observasi talmn-perusahaan dengan observasi

lain dalam industri berjenis dan memiliki tahun yang sama dengan

ROA terdekat. Model ini bertujuan untuk menghilangkan hubungan

nonlinear antara kinerja perusalman dengan normal akrual (Junius dan

Fitriany, 2012). Model Kothari et al. (2005) ini terbukti menghasilkan

nilai adjusted R2 yang Jebih besar daripada model Jones, modified

Page 79: AN UT1'.t!iA UIN JAl

Jones, dan Kasznik (Fanny, 2007; Permatasari, 2011 dalam Junius dan

Fitriany, 2012).

TACC" b 1 l [t.REVi,-t.ARtt] [PPEt'] -A--= ao + Ut -. - + /311 A· + /Ju -A- + o1ROA1,,_1 + Eft 't-1 lt-1 lt-1 ft-1

Keterangan :

TACC = Total akrual perusahaan, dihitung dari laba bersih sebelum

pos luar biasa dikurangi dengan arus kas operasi (CFO)

A = Total aset perusahaan

LiREV = Perubahan pendapatan, dihitung dari pendapatan bersih

pada tahun t dikurangi dengan pendapatan pada tahun t-1

LiAR = Perubahan account receivable (AR), dihitung dari AR pada

tahun t dikurangi AR pada tahun t-1

PPE = Nilai Plant, Property, dan Equipment (PPE) bruto untuk

perusahaan i

ROA = Laba bersih perusahaan dibagi dengan total aset

s = Residual eror

Koefisien estimasi atau residual error menggunakan regresi

OLS yang dilakukan secara cross-sectional untuk setiap tahun

menggunakan program SPSS 21. Nilai manajemen laba akrual (DAC)

merupakan residual error ( s) dari hasi! regresi.

Page 80: AN UT1'.t!iA UIN JAl

3. Variabel Kontrol

a. Operating Cas!t Flow

Dalam penelitian ini menggunakan variabel arus kas dari

aktivitas operasi karena sesuai dengan penelitian Pradhana dan

Rudiawarni (2013) terdapat hubungan negatif antara arus kas operasi

dengan akrual diskresioner perusahaan. Sehingga variabel OCF dalam

penelitian ini diperkirakan memiliki tanda negatif pada hasil regresi.

Diukur berdasarkan nilai operating cah flow laporan arus kas akhir

tahun berjalan di bagi dengan total aset akhir tahun berjalan (Pradhana

dan Rudiawarni, 2013).

b. Rugi/Laba Bersih Pcrusahaan

Pemilihan variabel kontrol rugi/laba bersih perusahaan

dalam penelitian ini karena mengikuti penelitian Herusetya et al.,

(2012) yang menggunakan variabel kontrol rugi bersih perusahaan.

Francis dan Yu (2009) dalam Herusetya et al., (2012) menemukan

asosiasi negatif perusahaan yang mengalami rugi bersih (LOSS)

dengan kualitas akrual, menunjukan bahwa insentif yang lebih rendah

untuk akrual diskresioner daripada perusahaan yang melaporkan laba

positif.

V ariabel dan skala pengukuran yang terdapat dalam penelitian

disajikan ringkas pada tabel dibawah ini:

Page 81: AN UT1'.t!iA UIN JAl

Tabel 3.1

Operasional Variabel Penelitian dan Pengukuran

No. Variabel Jenis Indikator Skala Variabel Pengukuran

I. Manajemen Laba Depend en Discretionary Rasio Akmal accrual (Hernsetya et al., 2012)

2. UkuranKAP Independen Jika diaudit oleh Nominal (Herusetya et al., KAP Big 4 diberi 2012) nilai 1 dan nilai 0

untuk Jainnya 3. Spesialisasi Industri Independen Variabel dummy, Nominal

Auditor auditor yang (Herusetya et al., memiliki industry 2012) share terbesar

yaitu bemilai 1 dan bernilai 0 jika Jainnya

4. Audit Capacity Stress Independen Jumlah Klien Rasio (Junius dan Fitriany, KAP I Jumlah 2012) Akuntan Publik

5. Client Importance Independen SIZEu/ Rasio (Hernsetya et al., [Lf=1 SIZE it] 2012)

6. Operating Cash Flow Kontrol Arns kas operasi I Rasio (Pradhana dan total aset Rudiawarni, 2013)

7. Rugi/laba Bersih Kontrol Variabel dummy, Nominal Perusahaan diberi angka 1 (Herusetya et al., untuk perusahaan 2012) yang mengalami

rngi bersih dan diberi angka 0 j ika lainnya

Page 82: AN UT1'.t!iA UIN JAl

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Deskripsi Objek Penelitian

Populasi penelitian ini adalah perusahaan property, real estate

and building construction yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

periode 2009 sarnpai 2012. Perusahaan property, real estate and building

construction tersebut tidak keluar dari Bursa Efek Indonesia (delisting).

Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan pada bab sebelumnya, maka

didapatkan sarnpel sebanyak 33 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia periode 2009-2012 dengan data observasi sebanyak 132

perusahaan.

Tabel 4.1

Tahapan Seleksi Sampel Penelitian

Keterangan Jumlah

Jumlah perusahaan yang listing di industri property, real 43 estate dan building construction tahun 2009-2012

Perusahaan yang tidak memenuhi kriteria (10)

Jumlah sampel penelitian terpilih 33

Tahun pengamatan 4

Jumlah sampel total selama periode penelitian 132

Sumber: Data sekunder diolah

Page 83: AN UT1'.t!iA UIN JAl

Setelah melakukan tahapan seleksi sampel terdapat 33

perusahaan yang sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Berikut ini

nama perusahaan property, real estate and building construction yang

menjadi sampel tersebut:

Tabel 4.2

Daftar Nama Perusahaan

No Ko de NamaEmiten

I. ADHI Adhi Karya (Persero) Tbk.

2. ASRI Alam Sutera Realty Tbk.

3. BAPA Bekasi Asri Pemula Tbk.

4. BIPP Bhuwanatala Indah Permai Tbk.

5. BKDP Bukit Darmo Property Tbk.

6. BKSL Sentul City Tbk.

7. BSDE Bumi Serpong Damai Tbk.

. 8. CTRA Ciputra Development Tbk.

9. CTRP Ciputra Property Tbk.

10. CTRS Ciputra Surya Tbk.

11. DART Duta Anggada Realty Tbk.

12. DILD Intiland Development Tbk.

13. DUTI Duta Pertiwi Tbk.

14. GMTD Gowa Makassar Tourism D. Tbk.

15. JIHD JIHD Tbk.

16. JKON Jaya Konstruksi Manggala P. Tbk.

17. JRPT Jaya Real Property Tbk.

18. KIJA Kawasan Industri Jababeka Tbk.

19. LAMI Lamicitra Nusantara Tbk.

20. LPCK Lippo Cikarang Tbk

21. LPKR Lippo Karawaci Tbk.

22. MDLN Modemland Realty Ltd. Tbk.

23. MKPI Metropolitan Kentjana Tbk.

24. OMRE Indonesia Prima Property Tbk.

25. PWON New Century Development Tbk.

26. PTPP PP (Persero) Tbk.

Page 84: AN UT1'.t!iA UIN JAl

27. RBMS Ristia Bintang .MahkotMejati Tbk.

28. SCBD DanayMa Arthatama Tbk.

29. SMDM SuryamM Dutamakmur Tbk.

30. SMRA Sununarecon Agung Tbk.

31. SSIA Surya Semesta Intemusa Tbk.

32. TOTL Total Bangun Persada Tbk.

33. WIKA Wijaya Karya (Persero) Tbk.

Sumber: Data sekunder diolah

B. Statistik Deskriptif

Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan regresi

berganda. Tujuannya untuk memperoleh gambaran secara menyeluruh

mengenai pengaruh variabel independen seperti ukuran KAP, spesialisasi

industri auditor, audit capacity stress, dan client importance terhadap variabel

dependen yaitu manajemen laba akrual. Dalam penelitian ini menggunakan dua

· · variabel k611frolya.itu operating cash flow dan rugi/Jaba bersih perusahaan.

Statistik deskriptif digunakan untuk memberikan informasi

mengenai data yang dimiliki dan tidak bermaksud menguji hipotesis. Analisis

ini hanya digunakan untuk menyajikan dan menganalisis data disertai dengan

perhitungan agar dapat memperjelas keadaan atau karakteristik data yang

bersangkutan. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu nilai

terendah (minimum), nilai tertinggi (maximum), rata-rata (average) dan standar

deviasi. Berikut hasil statistik deskriptif dari variabel-variabel dalam penelitian

ini:

Page 85: AN UT1'.t!iA UIN JAl

Tabel 4.3

Statistik Deskriptif

N Minimum Maksimum Mean Std.

Deviation

DAC 132 -.386 .364 .000 .082

SIZEKAP 132 0 1 .250 .435

SPEC 132 0 1 .182 .387

ACS 132 .952 152.667 50.138 31.668

CI 132 .890 1 .953 .032

OCF 132 -.139 .284 .062 .075

LOSS 132 0 1 .076 .266

Valid N 132 (listwise)

Sumber: Data sekunder diolah

Berdasarkan hasil statistik deskriptif diatas, variabel manajemen laba

akrual (DAC) menunjukan nilai terendah (minimum) -0.386, nilai tertinggi

(maximum) 0.364, nilai rata-rata (mean) 0.000 dan standar deviasi sebesar

0.082 dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa perusahaan property, real

estate dan building construction melakukan manajemen laba akrual, baik

dengan teknik income minimization maupun dengan income maximization.

Discretionary accrual merupakan indikator manajemen akrual yang

memungkinkan manaJer melakukan intervensi dalam memanipulasi

manajemen laba perusahaan. Hasil analisis statistik deskriptif variabel ukuran

KAP (SIZEKAP) menghasilkan nilai terendah (minimum) 0, nilai tertinggi

Page 86: AN UT1'.t!iA UIN JAl

Hasil analisis statistik deskriptif variabel auditor spesialisasi industri

(SPEC) menghasilkan nilai terendah (minimum) 0, nilai tertinggi (maximum) I,

nilai rata-rata (mean) 0.182 dan standar deviasi sebesar 0.387. Hasil analisis

statistik deskriptif variabel audit capacity stress (ACS) menunjukan nilai

terendah (minimum) 0.952, nilai tertinggi (maximum) 152.667, nilai rata-rata

(mean) 50.138 dan standar deviasi sebesar 31.668. Dari hasil tersebut dapat

disimpulkan bahwa rata-rata auditor KAP masing-masing menangani 50 klien

dalam satu tahun.

Hasil analisis statistik deskriptif variabel client importance (CI)

menunjukan nilai terendah (minimum) 0.890, nilai tertinggi (maximum) l, nilai

rata-rata (mean) 0.953 dan standar deviasi sebesar 0.032. Hasil analisis statistik

deskriptif variabel kontrol operating cash flow (OCF) menunjukan nilai

terendah (minimum) -0.139, nilai tertinggi (maximum) 0.284, ni!ai rata-rata

(mean) 0.062 dan standar deviasi sebesar 0.075. Hasil analisis statistik

deskriptif variabel kontrol rugi/laba bersih perusahaan (LOSS) menunjukan

nilai terendah (minimum) 0, nilai tertinggi (maximum) I, nilai rata-rata (mean)

0.076 dan standar deviasi sebesar 0.266.

C. Analisis dan Pembahasan

1. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik dilakukan dalam penelitian ini untuk menguji

apaka11 data memenuhi asun1si klasik. Hal ini untuk menghindari

terjadinya estimasi yang bias mengingat tidak semua data dapat diterapkan

Page 87: AN UT1'.t!iA UIN JAl

regresi. Uji asumsi klasik yang telah dilakukan dan hasilnya adalah

sebagai berikut:

a. U j i No rmalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi, variabel penggangu atau residual memiliki distribusi normal

(Ghozali, 2011). Model regresi yang baik adalah yang mempunyai

distribusi data normal atau mendekati normal. Dalam penelitian ini

pengujian uji normalitas dilakukan dengan menggunakan metode uji

non-paran1etrik Kolmogorov-Smirnov (K-S). Dasar pengambilan

keputusan pada uji K-S ini adalah dengan melihat nilai probabilitas

signifikansi data residual. Jika angka probabilitas kurang dari 0.05

maka variabel ini tidak berdistribusi secara normal. Sebaliknya, bila

angka probabilitas di atas 0.05 maka HA ditolak yang berarti variabel

terdistribusi secara normal (Ghozali, 2011). Adapun hasil UJI

Kolmogorov-Smirnov (K-S) dapat dilihat dalam tabel berikut:

Tabel 4.4

Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov (K-S)

Asymp. Sig (2-tailed) Kcterangan 0.089 Data berdistribusi normal

Sumber: Data sekunder diolah

Berdasarkan tabel diatas, hasil uji Kolmogorov-Smirnov (K-

S) menunjukan bahwa data terdistribusi secara normal. Hal ini dapat

Page 88: AN UT1'.t!iA UIN JAl

terlihat dari nilai probabilitas sebesar 0.089 lebih besar dari 0.05.

Sehingga model penelitian ini memenuhi uji asumsi klasik normalitas.

b. Uji Multikolonieritas

Uji multikolonieritas bertjuan untuk menguji apakah adanya

korelasi antar variabel bebas (independen) dalam model regresi. Untuk

mendeteksi adanya masalah multikolonieritas dalam penelitian ini

dengan menggunakan Nilai Tolerallce dan VIF (Variance Inflation

Factor). Regresi yang terbebas dari problem multikolonieritas apabila

nilai VIF <10 dan nilai tolerance >0.10, maka data tersebut tidak ada

multikolonieritas. Berikut ini disajikan hasil uji multikolonieritas

dengan menggunakan Nilai Tolerance dan VIF (Variance Inflation

Factor), yaitu:

Tabel 4.5

Hasil Uji Multikolonieritas

Model Collinearitv Statistics Kesimpulan Tolerance VIF

(Constant) SIZEKAP .944 1.059 Tidak terjadi multikolonieritas SPEC .854 1.171 Tidak terjadi multikolonieritas ACS .879 1.138 Tidak terjadi multikolonieritas CI .881 1.136 Tidak terjadi multikolonieritas OCF .836 1.197 Tidak teijadi multikolonieritas LOSS .861 1.162 Tidak te~jadi multikolonieritas

Sumber: Data sekunder diolah

Dalam label 4.5 menunjukan hasil uji multikolonieritas

dengan nilai VIF berkisar antara 1.059 sampai 1.197. sedangkan nilai

tolerance berkisar antara 0.836 sampai 0.944. Maka dari hasil tersebut

Page 89: AN UT1'.t!iA UIN JAl

dapat disimpulkan bahwa model penelitian ini tidak terjadi

multikolonieritas.

c. Uji Heterokedastisitas

Pada tabel 4.6 dibawah ini merupakan hasil UJl

heterokedastisitas dengan menggunakan uji Glejser untuk data

manajemen laba akrual (DAC). Jika variabel independen signifikan

secara statistik mempengaruhi variabel dependen, maka ada indikasi

terjadi heterokedastisitas dengan probabilitas signifikansi tingkat

kepercayaan 5% (Ghozali, 2011).

Tabel 4.6

Hasil Uji Heterokedastisitas

Variabel Sig Keterangan SIZEKAP 0.059 Tidak terjadi heteroskedastisitas SPEC 0.414 Tidak terjadi heteroskedastisitas ACS 0.847 Tidak terjadi heteroskedastisitas CI 0.679 Tidak terjadi heteroskedastisitas OCF 0.051 Tidak terjadi heteroskedastisitas LOSS 0.808 Tidak terjadi heteroskedastisitas

Sumber: Data sekunder d10lah

Berdasarkan tabel 4.6 diatas, semua variabel independen

memiliki angka signifikansi diatas 0.05. ha! ini mengindikasikan dalam

persamaan regresi tersebut tidak terjadi heterokedastisitas.

Page 90: AN UT1'.t!iA UIN JAl

d. Uji Autokolerasi

Dari hasil pengujian autokolerasi menggunakan Durbin-

Watson statistik. Maka didapatkan hasil seperti yang tertera dalam tabel

4.7 berikut ini:

Tabel 4.7

Hasil Uji Autokolerasi Durbin-Watson

Model Durbin-Watson

1 1.905

Surnber: Data sekunder diolah

Pada gambar 4.1 dibawah ini merupakan hasil uji durbin

watson dengan menggunakan jumalah sampel 100 dan jumlah variabel

variabel independen 4 dan variabel kontrol 2.

Gambar4.1

Hasil Uji Durbin-Watson

Ada Daerah Daerah Ada ' '

Autokolerasii Ketidakpastian i

du 1.905 1.803

' Ketidakpastian : Autokolerasi

(4-du) 2.197

' '

(4-dL) 2.450

Untuk gambar 4.2 selanjutnya dibawah ini merupakan basil

UJI durbin watson dengan menggunakan jumalah sampel 150 dan

jumlah variabel independen 4 dan variabel kontrol 2.

Page 91: AN UT1'.t!iA UIN JAl

Gambar4.2

Hasil Uji Durbiu-Watson

Ada Daerah IT¥~ kdv·!tai ;, · Daerah Ada

' Autokolerasii Ketidakpastian i Bm!ll11'.i

dL 1.651

du 1.905 1.817

' Ketidakpastian : Autokolerasi

(4-du) 2.183

' '

(4-dL) 2.349

Setelah dilakukan analisis data, diperoleh nilai durbin-watson

sebesar 1.905. Karena jumlah sampel penelitian 132 yang berarti

diantara I 00 dan 150. Maka disajikan 2 gambar untuk Iebih

meyakinkan bahwa persamaan regresi dalam penelitian ini bebas dari

autokolerasi. Gambar 4.1 menunjukan bahwa nilai DW berada diantara

du dan 4-du yaitu diantara 1.803 dan 2.197. Gambar 4.2 menunjukan

bahwa nilai DW berada diantara du dan 4-du yaitu diantara 1.817 dan

2.183. Sehingga dapat disimpulkan bahwa semua model regresi terlepas

dari masalah autokolerasi, yang menunjukan dalam model regresi tidak

ada kolerasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan

kesalahan pada periode t-1 (Ghozali, 2011).

2. Hasil Pengnjian Hipotesis

a. Koefisien Deterrninasi

Koefisien determinasi (R2) mengukur seberapa jauh

kemampuan model dalam menerapkan model regresi dalan1 menerangkan

pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Dalam

Page 92: AN UT1'.t!iA UIN JAl

penelitian ini menggunakan variabel independen yaitu ukuran KAP,

spesialisasi industri auditor, audit capacity stress, dan client importance

dan variabel dependen yaitu manajemen laba akrual. Penelitian ini juga

menggunakan dua variabel kontrol yaitu operating cash flow dan

rugi/laba bersih perusahaan. Adapun hasil uji koefisien Adjusted R

Square disajikan dalam tabel 4.8 dibawah ini:

Tabel 4.8 Hasil Uji Koefisien Determinasi

Model Adjusted R Square 1 0.432

Pada label 4.8, memperlihatkan Adjusted R Squareadalah

sebesar 0.432, ha! ini berarti 43,2% variabel mrumjemen laba akrual

dapat dijelaskan oleh variabel ukuran KAP, spesialisasi industri auditor,

audit capacity stress, client importance, operating cash flow dan

rugi/laba bersih perusahaan. Sedangkan sisanya yaitu sebesar (100%-

43.2% = 56.8 %) dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diketahui

dan tidak termasuk dalam analisa regresi pada penelitian ini.

Vru'iabel lain yang mempengaruhi manajemen laba akrual

menurnt Herusetya et al., (2012) yaitu kesediaan keakuratan pelaporan

opini going concern sebagai ukuran kualitas audit dari sisi independensi.

Page 93: AN UT1'.t!iA UIN JAl

b. Uji F (Model Fit)

Hasil uji F pada penelitiau ini dilakukan dengau melihat nilai

signifikansi pada tabel hasil uji F berikut ini:

Tabel 4.9 Hasil Uji F (ANOV A)

Model Sig. 1 0.000

Sumber: Data sekunder diolah

Pada tabel diperoleh nilai signifikausi 0.000, nilai signifikansi

lebih kecil dari 0.05 maka dapat disimpulkau bahwa model regresi yang

digunakau layak untuk menguji data atau dapat dikatakau bahwa ukurau

KAP, spesialisasi industri auditor, audit capacity stress, client

importance, operating cash flow dan rugi/laba bersih perusahaau secara

bersama-sama mempengaruhi mauajemen laba akrual.

c. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)

Uji statistik t digunakau untuk rnengetahui ada tidaknya

pengaruh masing-masing variabel independen secara individual terhadap

variabel dependen. Tabel 4.10 berikut ini menyajikau hasil uji statistik t

dalam penelitian ini, yaitu:

Page 94: AN UT1'.t!iA UIN JAl

Tabel 4.10

Hasil Uji Statistik t

B Sig Kesimpulan SIZEKAP -0.027 0.040* Berpengaruh SPEC -0.010 0.527 Tidak Berpengaruh ACS 0.0002875 0.999 Tidak Berpengarub CI -0.324 0.074** Berpengaruh OCF -0.758 0.000* Berpengaruh LOSS -0.088 0.000* Berpengaruh

* Signifikansi pada a 5% **Signifikansi pada a 10%

Berdasarkan tabel 4.10 dapat dilihat bahwa terdapat 2 variabel

independen yaitu ukuran perusahaan (SIZEKAP) dan client importance

(CI) berpengaruh signifikan terhadap variabel dependenmanajemen laba

akrual (DAC) namun dengan tingkat signifikansi yang berbeda.

Sedangkan 2 variabel independen lainnya yaitu spesialisasi industri

auditor (SPEC) dan auditor capacity stress (ACS) tidak berpengaruh

terhadap variabel dependen manajemen laba akrual. Hasil pengujian

tersebut juga memberikan bukti bahwa variabel kontrol dalam penelitian

ini yaitu operating cash flow dan rugi/laba bersih perusahaan

berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba akrual. Adapun

penjelasan dari masing-masing variabel adalah sebagai berikut:

a) Pengaruh Ukuran KAP Terhadap Manajemen Laba Akrual

Hasil pengujian variabel ukuran KAP mempunyai

signifikansi 0.040 lebih kecil dari a= 0.05. Nilai koefisien beta yang

Page 95: AN UT1'.t!iA UIN JAl

sehingga dapat dikatakan ukuran KAP herpengaruh negatif

signifikan terhadap manajemen !aha akrual pada tingkat signifikansi

5%. Hasil penelitian ini mendukung hasil pene!itian yang telah

di!akukan oleh Rusmin (2010), Inaam et al. (2012), dan Herusetya et

al. (2012). Tetapi tidak mendukung hasil penelitian Pradhana dan

Rudiawarni (2013) dan Luhgiatno (2010) yang menunjukan hasil

yang herheda, dalam penelitan tersehut menghasilkan ukuran KAP

tidak herpengaruh terhadap manajemen !aha akrual.

KAP big four dianggap lehih herkua!itas karena auditor

dibekali dengan serangkaian pelatihan dan prosedur serta memi!iki

program audit yang lebih akurat dibandingkan dengan KAP non-big

four (Herawaty, 2010 dalam Anggraini dan Utama, 2013).

Pengetahuan yang dimiliki auditor KAP big 4 yang lebih superior

dibandingkan dengan auditor dari KAP non-big four tersebut

memhuat auditor lehih cermat dan teliti dalam melakukan audit

laporan keuangan kliennya. Sehingga auditor KAP big 4 memi!iki

kemampuan dalam membatasi tindakan oportunis yang dilakukan

manajemen seperti manajemen laba akrual. Selain itu faktor

perlindungan reputasi yang dimiliki oleh auditor KAP big 4 juga

turut memicu mereka untuk memberikan kualitas audit yang terhaik

dalam mengaudit laporan keuangan karena jika saja mereka gaga!

dalam mendeteksi atau mambatasi tindakan manajemen laba akrual

yang dilakukan oleh klien ha! ini dapat mengakibatkan KAP

Page 96: AN UT1'.t!iA UIN JAl

kehilangan kliennya. Pengguna laporan keuangan tersebut dapat saja

kehilangan kepercayaan terhadap KAP sehingga enggan untuk

menggunakanjasa audit KAP kembali.

b) Pengaruh Spesialisasi Industri Auditor Terhadap Manajemen Laba

Akrual

Pada tabel 4.10 memperlihatkan hasil pengujian variabel

auditor spesialisasi industri (SPEC) mempunyai signifikansi 0.527

lebih besar dari a = 0.05 dan a = 0.1. Nilai koefisien beta yang

dihasilkan -0.010. Hal ini menunjukan \1ipotesis H2 tidak terdukung

sehingga dapat dikatakan spesialisasi industriauditor tidak memiliki

pengaruh terhadap manajemen laba akrual.

Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang telah

dilakukan oleh Kono dan Yuyetta (2013), Herusetya et al. (2012),

danLuhgiatno (2010). Dalam penelitian tersebut tidak menemukan

bukti spesialisasi industri auditor memiliki pengaruh terhadap

manajemen laba akrual. Namun hasil penelitian ini tidak mendukung

penelitian yang telah dilakukan oleh Junius dan Fitriany (2012),

Kmjalainen (2011), Inaam et al. (2012), dan Rusmin (2010). Dalam

penelitiannnya mereka menemukan terdapat pengaruh yang

signifikan antara spesialisasi industri auditor dengan manajemen laba

akrual.

Berdasarkan penelitian ini spesialisasi industri auditor

terbukti belum mampu membatasi atau mengurangi praktik

Page 97: AN UT1'.t!iA UIN JAl

manajamen laba akrual. Walaupun spesialisasi industri auditor

diyakini sebagai pihak yang memiliki pemahaman dan pengalaman

yang mendalam terhadap bisnis industri klien sehingga diharapkan

mampu memberikan kualitas audit yang lebih tinggi tetapi dalam

penelitian m1 spesialisasi industri auditor belum dapat

mengendalikan praktik manajemen laba akrual yang dilalrnkan oleh

perusahaan. Tidak signifikannya pengaruh spesialisasi industri

auditor terhadap manajemen laba akrual disebabkan karena dua ha!

yang saling berlawanan pada motif pengelolaan akrual (Wahyuni

dan Fitriany, 2012). Motif oportunistik didasarkan atas manajemen

akan memilih kebijakan akuntansi yang dapat memaksimalkan

kepentingan mereka dalam menghadapi kontrak kompensasi, kontrak

utang dan biaya politik. Motif efisiensi didasarkan atas manaj emen

akan memilih kebijakan akuntansi yang dapat melindungi diri

mereka dan perusahaan dalam mengantisipasi kejadian-kejadian

yang tidak terduga untuk keuntungan pihak-pihak yang terlibat

dalam kontrak (Scott, 2009).

Menurut Wahyuni dan Fitriany (2012) pengaruh motif

oportunistik dan motif efisiensi dalam pengelolaan akrual adalah

sama kuat dan saling berlawanan pada auditor spesialis sehingga

meniadakan pengaruh spesialisasi industri auditor terhadap

manajemen laba akrual. Karena auditor spesialis ini akan

membolehkan manajemen untuk melakukan manajemen laba akrual

Page 98: AN UT1'.t!iA UIN JAl

jika tujuan dilakukannya manajemen laba akrual tersebut untuk

motif efisiensi. Tetapi auditor spesialis tidak akan mentolerir prilaku

manajemen jika manajemen laba akrual ini dilakukan untuk motif

oportunistik. Karena motif oportunistik hanya memberikan

keuntungan pada salah satu pihak dalam perusahaan yaitu

manajemen dan dapat menghilangkan informasi laporan keuangan

yang sebenarnya.

c) PengaruhAudit Capacity Stress Terhadap Manajemen Laba Akrual

Hasil pengujian variabel Audit Capacity Stress mempunyai

signifikansi 0.999 Iebih besar dari a = 0.05 dan a = 0.1. Hal ini

menunjukan bahwa audit capacity stress tidak berpengaruh terhadap

manajemen laba akrual. Ni!ai koefisien beta yang dihasilkan

0.0002875. Hal ini menunjukan hipotesis HJ tidak terdukung

sehingga dapat dikatakan audit capacity stress tidak berpengaruh

terhadap manajemen laba akrual.

Hasil penelitian ini mendukung hasil pene!itian yang telah

dilakukan oleh Junius dan Fitriany (2012). Tetapi tidak berhasil

mendukung penelitian yang dilakukan oleh Setiawan dan Fitriany

(2011) yang menemukan bahwa audit capacity stress yang dalam

penelitian mereka diberi istilah workload berpengaruh negatif

terhadap kualitas audit yang diukur dengan discretionary accruals.

Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Ehlen et al. (2000)

dalam Junius dan Fitriany (2012), KAP sudah mengembangkan

Page 99: AN UT1'.t!iA UIN JAl

berbagai strategi untuk mengatasi masa-masa saat terjadinya audit

capacity stress tinggi yang diistilahkan oleh Ehlen et al. (2000)

dengan workload compression, yakni:

1) Dilakukannya sistem mentoring dari staf senior ke staf junior

agar masing-masing staf dapat saling berbagi dan memecahkan

masalah,

2) Memberikan bonus atau tambahan gaji untuk setiap jam kerja

tambahan di luar jam kerja normal,

3) Menetapkan sistem karir berbeda sesuai tujuan masing-masing

staf,

4) Sistem jam kerja auditor yang fleksibel selama seluruh deadline

dan standar kerja terpenuhi, dan

5) Mengupah pekerja temporer seperti pekerja magang selama

masa-masa sibuk di awal tahun (peak season) karena pada saat

itu terdapat banyak permintaan untuk mengaudit laporan

keuangan.

Tingginya audit capacity stress yang dialami KAP pada

awal tahun dapat menyebabkan auditor kelelahan dan bekerja kurang

efektif sehingga dikhawatirkan dapat mengurangi kecermatan

auditor dalam membatasi prilaku oportunistik manajemen yaitu

manajemen laba akrual. Setelah KAP melakukan beberapa strategi

yang telah diuraikan diatas tingginya audit capacity stress yang

sedang dihadapi oleh auditor dapat teratasi. Tetapi strategi tersebut

Page 100: AN UT1'.t!iA UIN JAl

hanya dapat digunakan untuk menurunkan beban kerja auditor

danbelum mampu mempengaruhi kinerja dan produktivitas auditor

dalam membatasi manajemen laba akrual yang dilakukan klien.

d) Pengaruh Client Importance Terhadap Manajemen Laba Akrual

Hasil pengujian variabel client importance mempunyai

signifikansi 0.074 lebih besar dari a = 0.05 tetapi tidak lebih besar

dari a = 0.1. Hal ini menunjukan bahwa client importance tidak

berpengaruh terhadap manajemen laba akrual pada tingkat

kepercayaan 5% namun berpengaruh pada tingkat kepercayaan I 0%.

Penggunaan signifikansi 10% ini karena penelitian ini termasuk

dalam kategori penelitian ekonomi dan ekonomi merupakan bagian

dari social science sehingga diperbolehkan menggunakan tingkat

signifikansi 5% dan 10%. Nilai koefisien beta yang dihasilkan -

0.324. Hal ini menunjukan hipotesis H4 didukung sehingga dapat

dikatakan client importance berpengaruh negatif signifikan terhadap

manajemen !aha akrual. Hasil penelitian ini mendukung hasil

penelitian yang tel ah dilakukan oleh Herusetya et al. (2012),

Ebrahim (200 I). Tetapi tidak mendukung basil penelitian Sharma et

al. (2011) dan Gui (2007).

client importance merupakan salah satu proksi kualitas

audit yang mewakili dimensi independensi (Herusetya et al., 2012).

Berdasarkan hasil penelitian ini menemukan bahwa walaupun KAP

memiliki tingkat ketergantungan ekonomi terhadap klien, namun

Page 101: AN UT1'.t!iA UIN JAl

KAP tetap dapat menjaga independensinya, terbukti dengan adanya

pengaruh negatif client importance dengan manajemen laba akrual.

Audior/KAP tetap menjalankanjasa auditnya sesuai prosedur dengan

menggunakan kompetensi dan independensi yang dimilikinya pada

klien yang memberikan tingkat ketergantungan ekonomi pada KAP­

nya sehingga auditor tetap dapat membatasi manajemen laba akrual

yang dilakukan kliennya. Menurut Wahyuni dan Fitriany (2012),

Semakin penting klien bagi auditor/KAP, semakin tinggi kualitas

audit karena faktor perlindungan reputasi. Karena ketika terjadi

kegagalan audit pada perusahaan yang memiliki total aset relatif

lebih tinggi/ perusahaan besar maka akan lebih disoroti oleh publik

dari pada perusahaan kecil, sehingga reputasi auditor dan KAP itu

akan lebih mudah hancur maka auditor dan KAP lebih termotivasi

untuk memberikan kualitas audit yang tinggi pada klien besarnya

(Wahyuni dan Fitriany, 2012). Dengan kualitas audit yang tinggi

tersebut, auditor mampu membatasi dan mengurangi prilaku

manajemen laba akrual yang dilakukan oleh manajemen.

e) Hasil Pengujian Variabel Kontrol

Hasil pengujian variabel kontrol operating cash flow

(OCF) mempunyai signifikansi 0.000 lebih kecil dari 0.05. Nilai

koefisien beta yang dihasilkan -0.758. Berdasarkan ha! tersebut

menemukan bukti bahwa operating cash flow berpengaruh negatif

signifikan terhadap manajemen !aha akrual. Konsisten dengan hasil

Page 102: AN UT1'.t!iA UIN JAl

penelitian Nastiti dan Gumanti (2011) dan Pradhana dan Rudiawarni

(2013).

Menurut Nastiti dan Gumanti (2011) arus kas dari

aktivitas operasi mencerminkan kemampuan riil perusahaan dalam

menghasilkan dana (arus dana) untuk digunakan dalam membiayai

kegiatan operasinya, melunasi kewajiban, melakukan investasi barn

tanpa mengandalkan dari sumber pendanaan lain. Makajika arus kas

dari aktivitas operasi perusahaan tinggi mengindikasikan perusahaan

tersebut kinerjanya baik sehingga motivasi untnk melakukan

kegiatan manajemen laba akrual akan menurun. Sebaliknya, pada

saat arus kas dari aktivitas operasi rendah, maka manajemen akan

termotivasi melakukan manajemen laba akrual untuk memperbaiki

kine1janya agar terlihat baik.

Hasil pengujian variabel kontrol rugi/laba bersih

perusahaan (LOSS) mempunyai signifikansi 0.000 lebih kecil dari

0.05. Nilai koefisien beta yang dihasilkan -0.088. Berdasarkan ha!

tersebut menemukan bukti bahwa rugi bersih perusahaan

berpengaruh negatif signifikan terhadap manajemen laba akrual.

Konsisten dengan hasil penelitian Herusetya et al., (2012). Hal ini

menunjukan bahwa perusahaan yang mengalami kerugian

kemungkinannya untuk melakukan praktik manajemen laba akrual

lebih rendah dibandingkan dengan perusahaan yang mengalami laba

Page 103: AN UT1'.t!iA UIN JAl

kemungkinannya untuk melakukan praktik manajemen laba akrual

akan lebih tinggi.

Setelah melakukan uji t seperti yang tertera dalam tabel 4.10, maka

persamaan regresi yang terbentuk dalam penelitian ini yaitu:

Y = 0.371-0.027X1-0.010X2+0.0002875X3 -0.324Xi-0.758Xs -0.088X6

Pada persamaan regresi diatas maka dapat diartikan bahwa nilai

konstanta sebesar 0.371, menunjukan jika variabel independen tidak ada maka

akan terjadi peningkatan manajemen laba akrual sebesar 0.371. Koefisien regresi

untuk variabel ukuran KAP sebesar -0.027 menunjukan bahwa setiap adanya

perubahan 1 satuan tingkat ukuran KAP, maka dapat menurunkan variabel

manajemen laba akrual sebesar 0.027. Koefisien regresi pada variabel auditor

spesialisasi industri sebesar -0.010, ha! ini berarti jika variabel spesialisasi industri

auditor bertambah 1 satuan, maka akan menurunkan variabel manajemen laba

akrual sebesar 0.010. Koefisien regresi untuk variabel audit capacity stress

sebesar 0.0002875menunjukan bahwa setiap adanya perubahan I satuan tingkat

audit capacity stress, maka variabel manaj em en laba akrual akan bertambah

sebesar 0.0002875. Koefisien regresi untuk client importance sebesaT -0.324

menunjukan bahwa setiap adanya perubahan I satuan tingkat client importance,

maka dapat menurunkan variabel manajemen laba akrual sebesar 0.324. Koefisien

regresi untuk operating cash flow sebesar -0.758 menunjukan bahwa setiap

Page 104: AN UT1'.t!iA UIN JAl

variabel manajemen laba akrual sebesar 0.758. Koefisien regresi untuk rugi/laba

bersih perusahaan sebesar -0.088 menunjukan bahwa setiap adanya perubahan I

satuan tingkat rugi/laba bersih perusalman, maka dapat menurunkan variabel

manajemen laba akrual sebesar 0.088.

Page 105: AN UT1'.t!iA UIN JAl

B. Implikasi

Dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan dapat memberikan

kontribusi terhadap pemahaman kita dalam melihat kemampuan auditor yang

berkualitas dalan1 membatasi prilaku oportunistik manajemen perusahaan yaitu

manajemen laba akrual. Beberapa implikasi dari penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Bagi Investor

Dalan1 melakukan pengambilan keputusan investasi, investor diharapkan

untuk lebih hati-hati dalam menilai laporan keuangan agar investasi yang

dilakukan dapat memberikan keuntungan seperti yang diharapkan. Karena

dari penelitian ini terbukti perusahaan melakukan aktivitas manajemen laba

akrual, baik dengan tekuik income minimization maupun tekuik income

maximization. Selain itu investor juga perlu mengetahui auditor yang

mengaudit perusahaan apakah auditor tersebut berkualitas sehingga mampu

membatasi manajemen laba akrual yang dilakukan perusahaan.

2. Bagi Kantor Akuntan Publik

Dalam penelitian ini membuktikan spesialisasi industri auditor ternyata

tidak berpengaruh terhadap manajemen laba akrual. Diharapkan bagi Kantor

Akuntan Publik agar menambah pelatihan-pelatihan auditor pada industri

khusus untuk menambah kompetensi bagi auditor spesialis Sehingga

mampu membatasi manajemen laba akrual yang dilakukan klien.

Page 106: AN UT1'.t!iA UIN JAl

3. Bagi Perusahaan

Dalam memilih Kantor Akuntan Publik untuk mengaudit laporan keuangan

perusahaan, seharusnya perusahaan menilai terlebih dahulu apakah KAP

yang akan melakukan perikatan jasa audit memiliki kualitas dan reputasi

yang baik atau tidak. Karena dengan kualitas audit yang baik maka KAP

tersebut diharapkan dapat membatasi manajemen laba akrual.

C. Saran

Penelitian di masa mendatang diharapkan dapat menyajikan hasil

penelitian yang lebih berkualitas lagi dengan adanya beberapa masukan

mengenai beberapa ha! diantaranya:

1. Diharapkan penelitian berikutnya memperpanjang waktu pengamatan dan

meneliti semua perusahaan baik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

maupun perusahaan private.

2. Penelitian selanjutnya diharapkan untuk mengukur spesialisasi industri

auditor dan client importance berdasarkan seluruh perusahaan yang diaudit

KAP tidak hanya memasukan perusahaan yang terdaftar saja tetapi

perusahaan private.

3. Untuk peneliti selanjutnya diharapkan menggunakan pengukuran yang lain

seperti model Jones (1991), model Kaznik (1999) dan model Francis et al.

(2005).

4. Untuk peneliti selanjutnya diharapkan menggunakan variabel lain yang

mencerminkan kualitas audit dalam mempengaruhi manajemen laba akrual

Page 107: AN UT1'.t!iA UIN JAl

seperti kesediaan melaporkan dan keakuratan pelaporan opini going concern

(Herusetya et al. 2012).

Page 108: AN UT1'.t!iA UIN JAl

DAFTARPUSTAKA

Al-Thuneibat A. & Baker, R.A.A, "Do audit tenure and firm size contribute to audit quality? Empirical evidence from Jordan", Managerial Auditing Journal Vol. 26 No. 4, 2011.

Anggraini Sari dan Sidharta Utarna, "Pengaruh Efektivitas Peran Komite Audit, Proporsi Komisaris Independen dan Kualitas Audit Terhadap Kualitas Akrual" Simposium Nasional Akuntansi XVI, Manado, 25-28 September, 2013.

Aulia Rud dan Fitriany, "Pengaruh Spesialisasi Auditor, Ukuran KAP, Prediksi Kebangkrutan, dan Ketidakstabilan Projitabilitas Terhadap Kemungkinan Terjadinya Fraud pada Laporan Keuangan ", Simposium Nasional Akuntansi XVI, Manado, 25-28 September, 2013.

Balsam S, Jagan Krishnan dan J.S Yang. "Auditor Industry Specialization and Earnings Quality". 2003.

Becker C L, Mark L Defend, James J, dan K R Subramanyarn. "The effect of audit quality on earnings management", Contemporary Accounting Research 15.1, 1998.

Boyton William C, Raymon N. Johnson, Walter G kell, "Modern auditing" Edisi Ketujuh, Jakarta, Erlangga.

Chen, S., Sun, S.Y.J., Wu, D., "Client importance, institutional improvements, and audit quality in China: An office and individual auditor level analysis", The Accounting Review 85 (1), 127-158, 2010.

Chi, Edward B. Douthett Jr, Ling Lei Lisic "Client importance and audit partner independence", J. Account. Public Policy 31, 2012.

Chung Hyeesoo dan Sanjay Kallapur, "Client Importance, Non-Audit Services, and Abnormal Accruals", Krannert School of Management Purdue University, 2003.

DeAngelo L. E, Auditor Size and Audit Quality.Journal of Accounting and Economics 3(3), 183-199, 198-1.

Page 109: AN UT1'.t!iA UIN JAl

Jensen, M.C; dan W.H. Meckling, "Theory of the Firm: Managerial behavior, agency costs and ownership structure", Journal of Financial Economics, V. 3, No. 4, pp. 305-360, 1976.

Junius dan Fitriany., "Pengaruh Audit Capacity Stress, Pendidikan Profesi Larifutan (PPL), Ukuran Kap, Spesialisasi, Terhadap Manajemen Laba Akrual Dan Manipulasi Aktivitas Riil", SNA XV Banjarmasin, 2012.

Karjalainen Jukka, "Audit Partner Industry Specialization and Earnings Quality of Privately-Held Companies", University of Eastern Finland, 2011.

Kono Fransiska Dian Permatasari dan Etna Nur Afri Yuyetta, "Pengaruh Arus Kas Bebas, Ukuran KAP, Spesialisasi lndustri KAP, Audit Tenur dan lndependensi Auditor terhadap Manajemen Laba" Diponegoro Journal of Accounting Volume 2, Nomor 3, Tahun 2013.

Liputan 6, "BUMN Masih Sering Curang", artikel diakses tanggal 10 November 2013, dari: http://bisnis.liputan6.com/read/690613/bumn-masih-sering­curang.

Luhgiatno, "Analisis Pengaruh Kualitas Audit terhadap Menejemen Laba Studi Pada Perusahaan Yang Melakukan !PO di Indonesia" Fokus EkonomiVol. 5 No. 2 Desember, 2010.

Memis Mehmet Unsal dan Emin Huseyin Cetenak. "Earnings Management, Audit Quality and Legal Environment: An International Comparison", International Journal of Economics and Financial Issues Vol. 2, No. 4, 2012.

Nastiti Ari sita dan Tatang Ari Gumanti, " Kualitas Audit dan Manajemen Laba Pada Initial Public Offerings Di Indonesia", Simposium Nasional Akuntansi XIV Aceh, 2011.

Palurnan Astrid Rona Novianty dan Baldric Siregar, "Dampak Manajemen Laba Terhadap Relevansi lnformasi Laporan Keuangan Dimoderasi oleh Akrual Diskresioner Jangka Pendek dan Jangka Panjang", JEB, Vol. 3, No. 2, Juli 2009.

Peraturan Mentri Keuangan Nomor 17 tahun 2008 tentang Jasa Akuntan Publik.

Pemyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK), "Tentang Penyajian Pelaporan Keuangan No.12009.

Page 110: AN UT1'.t!iA UIN JAl

and Individual Auditors The Case of Taiwan", Review of Pacific Basin Financial Markets and Policies Vol. 16, No. 2, 2013.

Standar Profesional Akuntan Publik (SP AP), SA seksi 150.

Sulistiyanto Sri, "Manajemen Laba (I'eori & Model Empiris ", Grasindo, Jakarta, 2008.

UU No. 40 tentang Perseroan Terbatas dan peraturan Bapepam dan LK pasal 68 ayat (1).

Wahyuni Nur dan Fitriany, "Pengaruh Client Importance, Tenure, dan Spesialisasi Audit Terhadap Kualitas Audit", 2012

Yuvisa Ewing, Abdul Rohman dan Sri Handayani., "Pengaruh Identifikasi Auditor atas Klien Terhadap Objektivitas Auditor dengan Auditor Tenure, Client Importance dan Client Image sebagai Variabel anteseden ".

Zulfiati Lies, "Manajemen Laba, Relevansi Nilai Informasi Akuntansi dan Siklus Hidup Perusahaan", Simposium Nasional Akuntansi XVI, Manado, 25-28 September, 2013.

Page 111: AN UT1'.t!iA UIN JAl

No

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34

Lampiran 1

Daftar Nama Perusahaan Perusahaan Property, Real Estate a11d Building Co11structio11 Terdaftar Tahun 2009-2012

Nama Perusahaan Ko de

Adhi Karya (Persero) Tbk. ADHI Alam Sutera Realty Tbk. ASRI Bekasi Asri Pemula Tbk. BAPA Bumi Citra Permai Tbk. BCIP Bhuwanatala Indah Permai Tbk. BIPP Bukit Darmo Property Tbk. BKDP Sentul City Tbk. BKSL Bumi Seroong Damai Tbk. BSDE Cowell Development Tbk. CO\VL Ciputra Development Tbk. CTRA Ciputra Property Tbk. CTRP Ciputra Surya Tbk. CTRS Duta Anggada Realtv Tbk. DART Duta Graha Indah Tbk. DGIK Intiland Development Tbk. DILD Duta Pertiwi Tbk. DUTI Bakrieland Development Tbk. ELTY Fortune Mate Indonesia Tbk. FMII Gowa Makassar Tourism D. Tbk. GMTD Panca Wiratama Sakti Tbk. GPRA JIHD Tbk. JIHD Java Konstruksi Manggala P. Tbk. JKON Jaya Real Property Tbk. JRPT Kawasan Industri Jababeka Tbk. KIJA Global Land Development Tbk. KPIG Lamicitra Nusantara Tbk. LAMI La<mna Cipta Griva Tbk. LCGP Linno Cikarang Tbk LPCK Linno Karawaci Tbk. LPKR Modernland Realty Ltd. Tbk. MDLN Metropolitan Kentjana Tbk. MKPI Indonesia Prima Property Tbk. OMRE New Century Development Tbk. PWON Pakuwon Jati Tbk. PWSI

Page 112: AN UT1'.t!iA UIN JAl

Daftar Sampel Perusahaan Property, Real Estate and Building Construction

No Nama Perusahaan Ko de

1 Adhi Karva (Persero) Tbk. ADHI

2 Alam Sutera Realty Tbk. ASRI

3 Bekasi Asri Pemula Tbk. BAPA 4 Bhuwanatala Indah Permai Tbk. BIPP

5 Bukit Darmo Property Tbk. BKDP 6 Sentul Citv Tbk. BKSL 7 Bumi Semong Damai Tbk. BSDE

8 Ciputra Development Tbk. CTRA 9 Ciputra Prooerty Tbk. CTRP 10 Cioutra Surva Tbk. CTRS 11 Duta Amrn:ada Realty Tbk. DART 12 Intiland Development Tbk. DILD 13 Duta Pertiwi Tbk. DUTI 14 Gowa Makassar Tourism D. Tbk. GMTD 15 JIHD Tbk. JIHD·

16 Jaya Konstruksi Manggala P. Tbk. JKON 17 Jaya.Real Prooerty Tbk. JRPT 18 Kawasan Industri Jababeka Tbk. KIJA 19 Lamicitra Nusantara Tbk. LAMI

20 Liooo Cikarang Tbk LPCK 21 Liooo Karawaci Tbk. LPKR 22 Modemland Realty Ltd. Tbk. MDLN 23 Metrooolitan Kentiana Tbk. MKPI

24 Indonesia Prima Property Tbk. OMRE

25 New Centurv Development Tbk. PWON 26 PP (Persero) Tbk. PTPP

27 Ristia Bintang Mahkotasejati Tbk. RBMS

28 Danayasa Arthatama Tbk. SCBD 29 Suryamas Dutamakmur Tbk. SMDM 30 Summarecon Agung Tbk. SMRA 31 Surva Semesta Internusa Tbk. SSIA 32 Total Bangun Persada Tbk. TOTL 33 Wiiava Karya (Persero) Tbk. WIKA

Page 113: AN UT1'.t!iA UIN JAl

NO KODE KAP SIZE KAP SPEC ACS CI DAC OCF LOSS 23 MKPI Eddy Prakarsa Perrnana & Siddharta 0 0 29.125 0.9970 -0.00150 0.158591 0 24 OMRE Osman Bing Satrio 1 0 35.318 0.9180 0.08236 0.020611 0 25 PTPP Riza Wahono Rekan 0 0 13.667 1.0000 0.08520 0.005897 0 26 PWON Osman Bing Satrio 1 0 35.318 0.9700 0.00803 0.023825 0 27 RBMS Anwar & Rekan 0 0. 92.667 1.0000 0.06759 0.002111 0 28 SCBD Mulyamin Sensi Suryanto 0 0 104.800 0.9460 0.04853 0.08454 0 29 SMDM Osman Bing Satrio 1 0 35.318 0.9520 -0.00854 0.016428 0 30 SMRA Purwantono, Sarwoko & Sandjaja I I 111.077 0.9450 -0.11500 0.128443 0 31 SSIA Osman Bing Satrio 1 0 35.318 0.9550 -0.01180 -0.03031 0 32 TOTL Aryanto, Amir J usuf, Ma war & Saptoto 0 0 2.750 0.9120 -0.11450 0.151691 0 33 WIKA Pieter Uways Dan Rekan 0 0 10.000 1.0000 -0.10653 0.154406 0

Page 114: AN UT1'.t!iA UIN JAl

Data Perusahaan Tahun 2010

NO KODE KAP SIZE KAP SPEC ACS CI DAC OCF LOSS I ADID Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto 0 I 56.58333 0.9422 0.03541 -0.00624 0

2 ASRI Paul Hadiwinata 0 0 35.90909 i.0000 -0.12324 0.173685 0

3 BAPA Eddy Sidclharta & Rekan 0 0 33 0.9059 0.01843 0.11366 0

4 BIPP Joh an, Malonda, Astika Dan Rekan 0 0 34.11765 1.0000 -0.01794 0.009277 l 5 BKDP Hadori Sugiarto Adi & Rekan 0 0 35.27273 0.9310 0.00855 -0.02649 l 6 BKSL Tanubrata, Sutanto & Rekan 0 0 51.l 0.9750 0.09669 -0.03031 0

7 BSDE Mulyamin Sensi Suryanto 0 0 100.8 0.9704 -0.06437 0.064958 0 8 CTRA Purwantono, Suherman & Surja 1 0 28.6875 0.9688 -0.03621 0.064969 0

9 CTRP Purwantono, Suherman & Surja I 0 28.6875 0.9397 0.00157 0.041139 0 10 CTRS Purwantono, Suherman & Surja 1 ' 0 28.6875 0.9273 0.00472 0.032728 0

11 DART Purwantono, Suherman & Surja 1 0 28.6875 0.9267 0.00688 0.023708 0 12 DILD Mulyamin Sensi Suryanto 0 0 100.8 0.9403 0.30993 -0.06114 0

13 DUTI Mulyamin Sensi Suryanto 0 0 100.8 0.9412 0.00763 0.059109 0

14 GMTD Drs Hasnil M Yasin & Rekan 0 0 14.83333 1.0000 -0.03599 0.135349 0

15 JIHD Mulyamin Sensi Suryanto 0 0 100.8 0.9415 -0.01727 0.019174 0

16 JKON Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto 0 l 56.58333 0.9124 -0.00789 0.06252 0

17 JRPT Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto 0 I 56.58333 0.9292 -0.13546 0.199686 0 18 KUA Tanubrata, Sutanto & Rekan I 0 0 51.1 0.9627 -0.02426 0.030395 0 19 LAM! Hadori Sugiarto Adi & Rekan 0 0 35.27273 0.9134 0.15848 0.056128 0 20 LPCK Aryanto, Arnio Jusuf, Mawar & Saptoto 0 1 56.58333 0.9073 -0.09973 0.148767 0 21 LPKR Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto 0 1 56.58333 0.9805 0.10973 -0.04271 0 22 MDLN Tanubrata, Sutanto & Rekan 0 0 51.1 0.9462 0.05428 -0.01791 0 23 MKPI Eddy Siddharta & Rekan 0 0 33 0.9974 -0.08306 0.228668 0

Page 115: AN UT1'.t!iA UIN JAl

NO KODE KAP SIZE KAP SPEC ACS CI DAC OCF LOSS 24 OMRE Osman Bing Sa trio 1 0 34.6087 0.9170 -0.04784 0.156675 0 25 PTPP Soetjana Mulyana Rekan 0 0 12.6 1.0000 0.04653 0.012284 0 26 PWON Osman Bing Satrio 1 0 34.6087 0.9717 -0.06946 0.136805 0 27 RBMS Anwar & Rekan 0 0 130 1.0000 -0.01053 0.026514 1 28 SCBD Mulyamin Sensi Suryanto 0 0 100.8 0.9313 -0.00403 0.024224 0 29 SMDM Osman Bing Satrio 1 0 34.6087 0.9501 -0.00365 0.017835 1 30 SMRA Purwantono, Suherman & Surja 1 0 28.6875 0.9551 -0.08078 0.106584 0 31 SSIA Osman Bing Satrio 1 0 34.6087 0.9549 0.00406 0.039329 0 32 TOTL Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto 0 1 56.58333 0.9057 -0.02015 0.072796 0 33 WIKA Hadori Sugiarto Adi & Rekan 0 0 35.27273 0.9923 0.01899 0.033394 0

Page 116: AN UT1'.t!iA UIN JAl

Data Perusahaan Tahun 2011

NO KODE KAP SIZE KAP SPEC ACS CI DAC OCF LOSS 1 ADHI Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto 0 1 46.8 0.9435 -0.06712 0.084978 0 2 ASRI Paul Hadiwinata 0 0 35.42857 l -0.18367 0.236204 0 3 BAPA Hendrawinata Eddy & Siddarta 0 0 0.952381 0.9038 -0.02344 0.029712 0 4 BIPP Johan, Malonda, Astika Dan Rekan 0 0 31.55556 l -0.00997 -0.13857 1 5 BKDP Hadori Sugiarto Adi & Rekan 0 o. 58.61538 0.9115 0.01181 -0.00689 1 6 BKSL Tanubrata, Sutanto & Rekan 0 0 54.28571 0.9695 0.11763 -0.08561 0 7 BSDE Mulyamin Sensi Suryanto 0 0 31.8 0.971 0.00418 0.077026 0 8 CTRA Purwantono, Suherman & Surja 1 0 62.25 0.9676 -0.02251 0.076954 0 9 CTRP Purwantono, Suherman & Surja 1 0 62.25 0.926 0.08639 0.001172 0 IO CTRS Purwantono, Suherman & Surja I 0 62.25 0.9295 -0.01791 0.076329 0 11 DART Purwantono, Suherman & Surja 1 0 62.25 0.9344 0.0272 -0.00794 0 12 DlLD Mulyamin Sensi Suryanto 0 0 31.8 0.9449 0.08998 -0.0398 0 13 DUTI Mulyamin Seusi Suryanto 0 0 31.8 0.942 0.01948 0.072021 ()

14 GMTD Benny, Tony, Frans & Daniel 0 0 15.6 1 -0.13563 0.179231 0 15 JilID Mulyamin Sensi Suryanto 0 0 31.8 0.9364 -0.0015 0.065263 ()

16 JKON Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto 0 1 46.8 0.9111 -0.09961 0.101591 0 17 JRPT Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto 0 1 46.8 0.9306 0.01549 0.07632 0 18 KJJA Tanubrata, Sutanto & Rekan 0 0 54.28571 0.9714 -0.00311 0.082488 0 19 LAM! Hadori Sugiarto Adi & Rekan 0 0 58.61538 0.895 0.05097 0.084353 0 20 LPCK Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto 0 1 46.8 0.9083 0.36379 0.126193 0 21 LPKR Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto 0 1 46.8 0.9785 0.01939 0.020512 0 22 MDLN Tanubrata, Sutanto & Rekan 0 0 54.28571 0.9435 -0.04503 0.068142 0 23 MKPI Hendrawinata Eddy Siddarta 0 0 0.952381 0.9976 0.00638 0.244854 0

Page 117: AN UT1'.t!iA UIN JAl

NO KODE KAP SIZE KAP SPEC ACS CI DAC OCF LOSS 24 OMRE Osman Bing Satrio I 0 41.69565 0.9264 0.05429 0.051012 0 25 PTPP Soetjana Mulyana Rekan 0 0 11.5 1 0.00556 0.021093 0 26 PWON Osman Bing Satrio 1 0 41.69565 0.9959 0.05178 0.060271 0 27 RBMS Anwar & Rekan 0 0 152.6667 1 0.04469 0.004852 0 28 SCBD Mulyamin Sensi Suryanto 0 0. 31.8 0.9291 -0.01874 0.064771 0 29 SMDM Hadori Sugiarto Adi & Rekan 0 0 58.61538 0.9419 0.00773 0.002757 0 30 SMRA Purwantono, Suherman & Surja 1 0 62.25 0.9562 -0.06402 0.092516 0 31 SSIA Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto 0 1 46.8 0.92 -0.12654 0.201335 0 32 TOTL Hadori Sugiarto Adi & Rekan 0 0 58.61538 0.9334 -0.08785 0.144915 0 33 WIKA Hadori Sugiarto Adi & Rekan 0 0 58.61538 0.9823 -0.07005 0.100735 0

Page 118: AN UT1'.t!iA UIN JAl

NO KODE KAP SIZE KAP SPEC ACS CI DAC OCF LOSS 24 OMRE Osman Bing Satrio & Enny 1 0 42.04348 0.9201 0.05325 0.042492 0 25 PTPP Soejatna Mulyana Rekan 0 0 10.125 l 0.0163 0.0229 0 26 PWON Osman Bing Satrio & Enny 1 0 42.04348 0.9967 -0.08395 0.180812 0 27 RBMS Anwar & Rckan 0 0 55.42857 1 0.08594 0.01468 0 28 SCBD Mulyamin Lianny 0 0 46.4 0.9247 -0.01392 0.073823 0 29 SMDM Hadori Sugiarto Adi & Rekan • .. 0 0 34.84615 0.9386 0.07517 -0.01404 0 30 SMRA Purwantono, Suherman & Sandjaja 1 0 76.5 0.958 -0.04455 0.120399 0 31 SSIA Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto 0 1 38.5 0.9273 -0.13311 0.254701 0 32 TOTL Hadori Sugiarto Adi & Rekan 0 0 34.84615 0.9305 0.10083 0.097626 0 33 WIKA Hadori Sugiarto Adi & Rekan 0 0 34.84615 0.9853 -0.03678 0.041251 0

Page 119: AN UT1'.t!iA UIN JAl

Lampiran3

Output Hasil Pengujian Data

1. Statistik Deskriptif

Oescn ltive s f . ta 1st1cs

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

DAG 132 -,385720 ,363790 .00000061 ,082228015

SIZEKAP 132 .o 1,0 ,250 .4347

SPEC 132 .o 1.0 ,182 ,3872

ACS 132 ,952 152,667 50,13822 31,667816

Cl 132 ,8899 1.0000 ,953427 ,0321468

132 -,13857 ,2841988 ,0622137 ,074738 OCF

LOSS 132 .o 1.0 ,076 .2656

Valid N (listwise) 132

2. Uji Normalitas

0 -S ne ampe Kl o moaorov -S . m1rnov T t es

Unstandardized

Residual

N 132

Normal Parameters•·• Mean ,0000000

Std. Deviation ,06051942

Absolute ,109

Most Extreme Differences Positive ,109

Negative -,098

Kolmogorov-Smirnov Z 1,247

Asvmo. Sia. 12-tailed) ,089

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Page 120: AN UT1'.t!iA UIN JAl

5. Uji Hcterokedastisitas

Uji Glejser

Coefficients•

Model Unstandardized Coefficients Standardized t Sig.

Coefficients

B Std. Error Beta

(Constant) ,085 ,125 ,680 ,498

SIZEKAP -,018 ,009 -,169 -1,905 ,059

SPEC ,009 ,011 ,076 ,819 ,414

1 ACS 2,576E-005 ,000 ,016 ,194 ,847

Cl -,054 ,131 -,038 -,414 ,679

OCF ,114 ,058 ,186 1,969 ,051

LOSS ,004 ,016 ,023 ,243 ,808

a. Dependent Variable: ABSut

6. Hasil Pengujian Hipotesis

a. Koefisicn Determinasi (R2)

Model Summal"I/ b

Model R R Square Adjusted R Std. Error of the Durbin-Watson

Square Estimate

1 ,677' ,458 ,432 ,061954860 1,905

a. Predictors: (Constant), LOSS, ACS, Cl, SIZEKAP, SPEC, OCF

b. Dependent Variable: DAC

Page 121: AN UT1'.t!iA UIN JAl

b. UjiF ANOVA•

Squares Square

,406 6 ,068 17,627 .ooo' ,480 125 ,004

,886 131

'ariable: DAC

~onstant), LOSS, ACS, Cl, SIZEl'AP, SPEC, OCF

c. Uji Statistik t

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized · . ----t - Sig .

Coefficients

B Std. Error Beta

(Constant) ,371 ,172 2,152 ,033

SIZE KAP -,027 ,013 -,140 -2,074 ,040

SPEC -,010 ,015 -,045 -,635 ,527

1 ACS 2,785E-007 ,ODO ,000 ,002 ,999

Cl -,324 ,179 -,127 -1,803 ,074

OCF -,758 ,079 -,689 -9,565 ,ODO

LOSS -,088 ,022 -,284 -4,004 ,000

a. Dependent Variable: DAC