An Tag on is Me

8
ANT AGONI SME OBA T Created By : Candra ANTAGONISME OBAT Antagonis obat tidak hanya penting untuk merancang obat atau dalam membuat komposisi obat, tapi juga digunakan secara luas karena banyak aksi obat berdasarkan antagonis dengan agonis endogen, seperti biokatalis, hormon dan neurotransmiter atau kemungkinan bekerja sebagai animetabolit terhadap metabolit penting pada proses biokimia. Senyawa Agonis adalah senyawa yang dapat menghasilkan respons biologis tertentu serupa dengan senyawa agonis endogen. Senyawa Antagonis adalah senyawa yang dapat menetralisir atau menghilangkan respons biologis senyawa agonis. Pada dasarnya senyawa antagonis mempunyai dasar struktur yang mirip dengan senyawa agonis. Pengetahuan tentang agonis dan antagonis penting untuk diketahui karena dapat digunakan untuk: 1. Merancang kombinasi obat, terutama dalam formulasi obat di industri farmasi. 2. Pembuatan komposisi obat, terutama dalam pencampuran obat di apotek. 3. Merancang senyawa antagonis terhadap senyawa agonis endogen, seperti: transmiter. Rancangan ini terutama dikembangkan di bagian riset dan pengembangan. Pengetahuan tentang agonis-antagonis juga penting untuk mengetahui dan mengantisipasi kemungkinan terjadinya bahaya interaksi obat. Kombi nasi obat Penurunan efek satu obat yang lain atau antagonis antar obat pada umumnya tidak diinginkan, tapi kadang-kadang juga diinginkan. Pada kasus penurunan efek obat yang tidak diinginkan, kombinasi obat dikatakan tidak sesuai (incompatible). Bila senyawa antagonis diberikan sebelumnya dan obyek biologis menjadi tidak sensitif terhadap obat kedua, maka terjadi proses desensitisasi atau pencegahan aksi obat.

Transcript of An Tag on is Me

Page 1: An Tag on is Me

ANTAGONISME OBAT

Created By : Candra

ANTAGONISME OBAT

Antagonis obat tidak hanya penting untuk merancang obat atau dalam membuat

komposisi obat, tapi juga digunakan secara luas karena banyak aksi obat berdasarkan

antagonis dengan agonis endogen, seperti biokatalis, hormon dan neurotransmiter atau

kemungkinan bekerja sebagai animetabolit terhadap metabolit penting pada proses biokimia.

Senyawa Agonis adalah senyawa yang dapat menghasilkan respons biologis tertentu

serupa dengan senyawa agonis endogen. Senyawa Antagonis adalah senyawa yang dapat

menetralisir atau menghilangkan respons biologis senyawa agonis. Pada dasarnya senyawa

antagonis mempunyai dasar struktur yang mirip dengan senyawa agonis.

Pengetahuan tentang agonis dan antagonis penting untuk diketahui karena dapat

digunakan untuk:

1. Merancang kombinasi obat, terutama dalam formulasi obat di industri farmasi.

2. Pembuatan komposisi obat, terutama dalam pencampuran obat di apotek.

3. Merancang senyawa antagonis terhadap senyawa agonis endogen, seperti: transmiter.

Rancangan ini terutama dikembangkan di bagian riset dan pengembangan.

Pengetahuan tentang agonis-antagonis juga penting untuk mengetahui dan

mengantisipasi kemungkinan terjadinya bahaya interaksi obat.

Kombinasi obat

Penurunan efek satu obat yang lain atau antagonis antar obat pada umumnya tidak

diinginkan, tapi kadang-kadang juga diinginkan. Pada kasus penurunan efek obat yang tidak

diinginkan, kombinasi obat dikatakan tidak sesuai (incompatible).

Bila senyawa antagonis diberikan sebelumnya dan obyek biologis menjadi tidak

sensitif terhadap obat kedua, maka terjadi proses desensitisasi atau pencegahan aksi obat.

Page 2: An Tag on is Me

Bila senyawa antagonis diberikan sesudah agonis, yang dimaksudkan untuk

menghilangkan efek agonis atau efek sampingnya, maka disebut efek kuratif, misal untuk

pengobatan keracunan obat, senyawa antagonis berfungsi sebagai antidotum.

Kombinasi obat kemungkinan juga dapat meningkatkan aktivitas obat, yaitu:

1. Efek potensiasi, dengan cara:

1. meningkatakan ketersediaan farmasetik,

2. meningkatkan ketersediaan biologis dengan proteksi terhadap proses bioinaktivasi,

3. menurunkan ekskresi obat,

4. meningkatkan proses bioaktivasi.

1. Efek sinergisme, yang berdasarkan pengaruh pada fasa farmakodinamik.

Kombinasi obat digunakan bila:

1. Obat-obat tersebut mempunyai efek potensial, atau dosis yang digunakan untuk

masing-masing obat menjadi lebih rendah dan dapat menghasilkan efek terapetik yang

sama dengan efek samping yang lebih kecil.

2. Salah satu obat menyembuhkan infeksi sedang obat yang lain untuk meringankan atau

menghilangkan gejala-gejala yang timbul.

3. Untuk mencegah resistensi mikroorganisme.

4. Pada kasus dimana penyebab infeksi tidak dapat diidentifikasi secara cepat, sedang

pasien memerlukan penanganan dengan segera.

5. Pada penyakit yang disebabkan oleh parasit, obat-obat kombinasi yang bekerja

melalui mekanisme aksi berbeda dapat meningkatkan aktivitas terhadap

mikroorganisme.

6. Pada kasus dimana terjadi infeksi ganda, seperti infeksi kulit yang disebabkan oleh

bakteri gram + dan gram - atau bakteri aerob dan anaerob.

7. Kombinasi obat lebih murah dan lebih nyaman penggunaannya dibanding bila

digunakan secara terpisah.

Kombinasi obat menjadi tidak rasional atau tidak diinginkan bila:

1. Salah satu obat menimbulkan efek potensial yang berlebihan terhadap obat lainnya.

Page 3: An Tag on is Me

2. Salah satu obat tidak tercampurkan dengan obat yang lain oleh karena berinteraksi

secara kimia, atau karena dapat menghambat atau bersifat antagonis terhadap efek

terapetik obat yang lain.

3. Bila kombinasi obat tidak lebih baik efeknya dibanding bila diberi obat tunggal.

Kombinasi obat kemungkinan juga mempunyai kerugian karena:

1. Tidak ada fleksibilitas dosis.

2. Sering terjadi dosis yang diberikan tidak cukup, sehingga kemungkinan terjadi

pengobatan yang tidak adekuat.

3. Dapat mempengaruhi identifikasi atau diagnosa penyakit.

4. Toksisitas salah satu obat mungkin mempengaruhi dosis terapi dari obat yang lain.

5. Toksisitas yang dihasilkan oleh kombinasi obat sering diasosiasikan sebagai toksisitas

salah satu obat.

6. Dapat terjadi reaksi kimia antar obat kombinasi selama penyimpanan.

7. Jarang diperlukan penggunaan lebih dari satu obat untuk pengobatan kelainan fungsi

organik.

Antagonis Pada Fasa Farmakonkinetik

Antagonis pada fasa farmakokinetik pada umumnya adalah antagonis kimia atau

netralisasi. Dasar dari antagonis kimia adalah adanya interaksi antar obat pada obyek

biologis sesudah absorpsi. Antagonis kimia akan berinteraksi dengan senyawa agonis

menghasilkan produk tidak aktif sehingga jumlah agonis yang berinteraksi dengan reseptor

menurun dan aktivitas biologis obat juga dapat menurun. Hal tersebut digambarkan secara

skematis sebagai berikut:

Agonis (+) + Reseptor (R) 0 kompleks A-R 0 Stimulus 0 0 efek biologis

+

Antagonis Kimia

+

Produk tidak aktif

Page 4: An Tag on is Me

Hubungan antara efek biologis dengan log dosis digambarkan dalam kurva sebagai

berikut.

Potensi antagonis kimia tergantung pada kemampuan untuk berinteraksi dengan

senyawa agonis.

Contoh antagonis kimia:

1. 1. Antikoagulan heparin yang bersifat asam dapat berinteraksi dengan protamin

yang bersifat basa sehingga senyawa menjadi tidak aktif.

2. Ion merkuri (Hg++) dapat membentuk kelat yang nontoksik dan mudah larut

dalam air dengan dimerkapol sehingga menjadi tidak aktif. Hal ini dapat

digunakan untuk merancang senyawa kelat sebagai anti dotum keracunan

logam berat.

Antagonis Antar Obat Pada Fasa Farmakodinamik

Antagonis farmakodinamik adalah antagonis yang mempengaruhi proses interaksi

obat resptor, sehingga respons biologis obat menurun. Interaksi dapat bersifat kompetitif dan

nonkompetitif.

1. 1. Antagonis Kompetitif

Antagonisme antara agonis dan antagonis (obat-obat yang rumus kimianya hampir

sama) yang dapat mengadakan interaksi dengan reseptor yang sama, tapi dengan

afinitas dan aktivitas intrinsik yang berbeda.

agonis (A) + reseptor (R) 0 kompleks A-R 0 stimulus 0 0 efek biologis

antagonis kompetitif

contoh:

1. 1.

1. 1. antihistamin dan histamin

Page 5: An Tag on is Me

2. kolinergenik dan antikolinergenik

3. spironolakton dan aldosteron

Antagonis kompetitif dapat diatasi dengan meningkatkan kadar senyawa agonis.

Potensi antagonis kompetitif tergantung dari afinitas senyawa terhadap reseptor.

Antagonis kompetitif dibagi dua, yaitu:

1. Antagonisme Kompetitif Ekuilibrium (Reversible)

agonis dan antagonis memperebutkan reseptor yang sama dan interaksi dengan

reseptor bersifat reversible.

Respon

tidak ada respon

2. Antagonisme Kompetitif Nonekuilibrium (irreversible)

agonis dan antagonis memperebutkan reseptor yang sama, ikatan/komplek yang

terjadi antara antagonis dengan reseptor sangat kuat sehingga sulit lepas

respon

1. Antagonis Nonkompetitif

Penghambatan efek agonis oleh antagonis nonkompetitif tidak dapat diatasi dengan

meningkatkan kadar agonis. Akibatnya efek maksimal yang dicapai akan berkurang,

tapi afinitas agonis terhadap reseptornya tidak berubah. Antagonis nonkompetitif

terjadi bila:

1. Antagonis mengikat reseptor secara irreversible, di receptor site maupun tempat lain,

sehingga menghalangi ikatan agonis dengan reseptornya. Dengan demikian antagonis

mengurangi jumlah reseptor yang tersedia untuk berikatan dengan agonisnya,

sehingga efek maksimal akan berkurang. Tapi afinitas agonis terhadap reseptor yang

bebas tidak berubah. Afinitas senyawa agonis dan antagonis terhadap reseptor

sama, tapi aktivitas intrinsiknya berbeda.

Page 6: An Tag on is Me

Contoh: fenoksibenzamin mengikat reseptor adregenik alfa di receptor site secara

ireversibel.

1. Antagonis mengikat bukan pada molekul reseptornya sendiri tapi pada komponen lain

dari sistem reseptor, yakni pada molekul lain yang meneruskan fungsi reseptor dalam

sel target. Ikatan antagonis tersebut akan mengurangi efek yang timbul dari

agonis, namun afinitas agonis terhadap reseptor tidak berubah.

2. Menghalangi transmisi impuls. Interaksi senyawa antagonis dengan sel yang berbeda

dapat menyebabkan halangan transmisi impuls senyawa agonis sehingga efek biologis

yang dihasilkan akan menurun.

Contoh agonis : striknin ( perangsang saraf pusat) dengan antagonis prokain

(anestesi setempat)

1. Berinteraksi dengan makromolekul (membran, sel atau jaringan) yang sama dengan

obat agonis, yang merupakan bagian dari sistem reseptor-efektor, sehingga terjadi

penurunan efek biologis.

Contoh :

Agonis : striknin dengan antagonis : kurare

1. 1. Antagonis Fungsional dan Fisiologik

Bila dua senyawa agonis yang mempunyai efek "berlawanan" [efek (+) dan efek (-)]

diberikan secara bersama-sama maka dapat mengubah parameter biologis, sehingga

terjadi efek antagonis.

Antagonis fungsional adalah apabila dua senyawa agonis yang mempunyai efek

"berlawanan" bekerja pada satu sel atau sistem yang sama, tapi pada tempat yang

berbeda.

Contoh antogonis fungsional :

Spamogen, seperti histamin dan senyawa kolinergenik, dengan fJ - adregenik, seperti

isoprenalin, yang bekerja pada sel yang sama yaitu otot polos jaringan bronki.

Page 7: An Tag on is Me

Antagonis fisiologis adalah bila dua senyawa agonis yang mempunyai efek

"berlawanan" bekerja pada organ atau jaringan yang berbeda sehingga dihasilkan efek

resultante.

Contoh antagonis fisiologis :

a - adregenik, seperti norepinephrin, menimbulkan efek vasokontriksi arteri sehingga

meningkatkan tekanan darah, apabila dikombinasikan dengan fJ - adregenik, yang

menimbulkan efek vasodilatasi pada kapiler dan menurunkan tekanan darah, maka

akan mempengaruhi tekanan darah dan terjadi efek resultante.

1. 1. Antagonis Tipe Kompleks

Antagonis tipe ini kerjanya sangat kompleks.

Contoh:

1. 1. senyawa bakteriostatik bekerja sebagai antibakteri dengan menghambat

sintesis protein, sehingga menghambat pertumbuhan bakteri dan tidak

mematikan bakteri.

2. senyawa bakterisid bekerja sebagai antibakteri dengan menghambat sintesis

mukopeptida yang dibutuhkan untuk pembentukan dinding sel bakteri,

akibatnya dinding sel mudah lisis dan bakteri mengalami kematian.

Apabila senyawa bakteriostatik dan bakterisid dikombinasi, efek bakteriostatik akan

menghentikan pertumbuhan sel bakteri, sehingga senyawa bakterisid menjadi tidak

aktif terhadap bakteri.

1. 1. Agonis Parsial

Adalah gonis yang lemah, artinya agonis yang mempunyai aktivitas intrinsik atau

efektivitas yang rendah sehingga menimbulkan efek maksimal yang lemah. Akan

tetapi, obat ini akan mengurangi efek maksimal yang ditimbulkan oleh agonis penuh.

Oleh karena itu agonis parsial disebut juga sebagai antagonis parsial.

Page 8: An Tag on is Me

Contoh :

Nalorpin adalah agonis parsial atau antagonis parsial, denagn morfin sebagai agonis

penuh dan nalokson sebagai antagonis kompetitif yang murni. Nalorpin dapat

digunakan ebagai antagonis pada keracunan morfin, tapi bila diberikan sendiri

nalorpin juga menimbulkan efek opiat dengan derajat yang lebih ringan. Nalokson,

yang tidak mempunyai efek agonis, akan mengantagonis denagn sempurna semua

efek opiat dari morfin.

DAFTAR PUSTAKA

Hardjono, Suko dan Purwanto. Kimia Medisinal l. Laboratorium Kimia Medisinal

Fakultas Farmasi Universitas Airlangga: Surabaya