An Sarti
-
Upload
eldiana-lepa -
Category
Documents
-
view
292 -
download
0
description
Transcript of An Sarti
1
Peran Hepar dan Lien pada Sistem Pencernaan
Ansarti Dalien Yigibalom
102013230/B1
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Ukrida Semester 2 Angkatan 2013
Jalan Arjuna Utara No. 6 Kebon Jeruk, Jakarta Barat
Pendahuluan
Tubuh manusia memerlukan energi untuk dapat terus melakukan metabolisme. Energi-
energi tersebut didapat dari konsumsi makanan yang berada dari luar tubuh. Agar makanan
tersebut dapat diserap dengan baik, diperlukan proses pencernaan. Proses pencernaan
mengubah makanan dari molekul-molekul besar menjadi molekul kecil yang dapat diserap
dan dibawa oleh darah ke seluruh bagian tubuh. Untuk melakukan proses pencernaan ini
dibutuhkan saluran-saluran pencernaan (mulut, esofagus, lambung, usus halus, usus besar,
rektum, anus) dan juga organ-organ pencernaan tambahan (hati, kandung empedu, pankreas,
kelenjar ludah, gigi, lidah). Hasil akhir dari pencernaan yang dilakukan dalam tubuh manusia
berupa feses yang dikeluarkan melalui proses defekasi. Apabila terjadi penundaan proses
defekasi, maka tidak menutup kemungkinan akan terjadi konstipasi, dimana feses sulit untuk
dikeluarkan.
Pada makalah kali ini, akan dibahas sistem pencernaan mulai dari lambung hingga ke
anus dan turut membahas organ-orang pencernaan tambahan yang meliputi hati-pankreas-
kandung empedu. Diharapkan melalui makalah ini, mahasiswa dapat mengetahui struktur
anatomi maupun histologi dari sistem pencernaan, mekanisme pencernaan, fungsi masing-
masing saluran dan organ pencernaan, enzim-enzim apa saja yang berperan dalam melakukan
proses pencernaan, dan apa yang akan terjadi jika tubuh mengalami defisiansi serat dan air.
2
Sistem Pencernaan
Selain sistem respirasi, sistem kardiovaskular, di dalam tubuh manusia juga terdapat
sistem pencernaan atau sering dikenal dengan istilah sistem digestive. Fungsi utama sistem
pencernaan adalah memindahkan nutrien, air, dan elektrolit dari makanan yang kita telan ke
dalam lingkungan internal tubuh. Makanan yang ditelan merupakan sumber energi yang
digunakan sel untuk menghasilkan ATP. Nantinya, ATP tersebut akan digunakan untuk
melaksanakan berbagai aktivitas yang memerlukan energi, seperti transpor aktif, kontraksi,
sintesis dan sekresi. Selain sebagai sumber energi, makanan yang masuk ke dalam tubuh juga
menjadi bahan baku untuk memperbaharui dan menambah jaringan tubuh.1
Makanan mula-mula harus dicerna atau diuraikan secara biokimiawi, dari molekul-
molekul besar menjadi molekul-molekul kecil sederhana yang dapat diserap dari saluran
cerna ke dalam sistem sirkulasi untuk didstribusikan ke sel-sel. Dalam keadaan normal, 95%
dari makanan yang ditelan dapat digunakan oleh tubuh.1
Sistem pencernaan terdiri dari saluran pencernaan dan organ-organ pencernaa tambahan.
Saluran pencernaan yang dimaksud terdiri dari mulut, faring, esophagus, gaster/lambung,
usus halus, usus besar, dan anus. Sementara itu organ-organ pencernaan tambahan meliputi
lidah, gigi, kelenjar-kelenjar liur, pankreas, hati, dan kadung empedu. Pada makalah kali ini,
bagian dari sistem pencernaan yang akan dibahas secara lebih khusus adalah gaster, usus
halus, usus besar, pankreas, hati, kadung empedu, dan anus. 1
Makroskopis
Hepar (Hati)
Hati, saluran empedu, dan pancreas berkembang dari cabang usus depan fetus dalam suatu
tempat yang kelak menjadi duodenum; ketiganya berkaitan erat dengan fisiologi pencernaan.
Ketiga struktur ini letak anatominya berdekatan, fungsinya saling terkait dan terdapat
kesamaan kompleks gejala akibat gangguan ketiga struktur ini. Hati berfaal sebagai kelenjar
ensokrin dalam hal produksi empedu. Asam-asam empedu mengemulsi lemak di dalam usus.
Pigmen-pigmen empedu adalah hasil akhir katabolisme hemoglobin. Empedu terkumpul di
dalam kandung empedu dan dikeluarkan ke dalam duodenum sesuai kebutuhan. Faal
terpenting hati adalah peranannya sebagai alat terbesar yang terlibat dalam metabolisme
karbohodrat, protein dan lemak. Faal ini kira-kira menghabiskan kira-kira 12% kandungan
total oksigen di dalam darah. Suhu darah di vena hati mencapai sekitar 40 derajat celcius.
3
penekanan atau memar dapat menyebabkan robekan-robekan yang berbahaya pada jaringan
lunak hati. Kesatuan hati dipertahankan oleh sebuah kapsul jaringan ikat yang tegang (Kapsul
Glisson).3. Hati merupakan organ obdomen yang paling besar dan kelenjar terbesar dalam
tubuh dengan berat sekitar 1,5 kg serta membentuk seperlima puluh berat badan dewasa total.
Ia relative lebih besar pada masa bayi, yang membentuk seperdelapan belas berat lahir. Organ
ini dibungkus terletak pada kuadran kanan atas dan menempati paling luas pada region
hiperkondrium kanan kemudianmeluas ke hipokondrium kiri dan region epigastrika. Hati
memiliki permukaan superior yang cembung dan terletak di bawah kubah kanan diafragma
dan sebagian kubah kiri. Bagian bawah hati berbentuk cekung dan merupakan atap dari ginjal
kanan, lambung, pancreas dan usus.2 Sel hepar merupakan suatu kolam reaktan kimia besar
dengan laju metabolism yang tinggi, saling memberikan substrat dan energy dari suatu sistem
metabolism ke sistem yang lain, mengolah dan mensintesis berbagai zat yang diangkut ke
daerah tubuh lainnya, dan melakukan berbagai fungsi metabolism lain. Karena semuanya itu,
bagian terbesar disiplin ilmu biokimia menulis mengenai reaksi metobolisme dalam hepar.2
.
Gambar 2. Hati.3
Morfologi Hepar (hati)
4
Hati berlindung iga dalam kuadran kanan atas, ia berbentuk seperti pyramid yang apexnya
mencapai xiphiternum. Batas atas terletak sekitar setinggi putting susu.
Tepi hati berjalan ke lateral sepanjang lengkung iga. Dari titik dimana garis medioklavikular
memotong garis iga kedepakan, tetapi hati berjalan miring sesuai daerah perut bagian atas
(epigastrium) ke kiri. Dapat dibedakan perbedaan diaphragmtik yang cembung. Yang pada
sikap tegak mempunyai permukaan horizontal dan permukaan anterolateral yang melengkung
dan mengarah ke bawah dari permukaan visceral. Permukaan visceral naik dari permukaan
hati yang tajam miring ke belakang dan berbatasan kea rah posterior dengan tepi yang tumpul
pada permukaan diaphragmatic. Sebagian besar hati tertutup oleh peritoneum, tetapi di
posterior, hati bergabung dengan sentrum tendineum diafragma (daerah telanjang atau bare
area).2
Hati memiliki dua lobus utama yaitu kiri dan kanan. Lobus kanan dibagi menjadi dua segmen
anterior dan posterior oleh fissrura segmentalis kanan yang tidak terlihat dari luar. Lobus kiri
dibagi menjadi segmen medial dan lateral oleh ligamentum falsiformis yang terlihat dari luar.
Segmen lobus kanan yang lebih kecil adalah lobus quadrates, pada permukaan inferiornya
dan lobus caudatus pada permukaan posterior. Labus kanan dan kiri dipisahksan di anterior
oleh lipatan peritoneum yang dinamai ligamentum falciforme, di inferior oleh fissure untuk
ligamnetum teres serta diposterior oleh fissurs untuk ligamentum venosum.4
Ligamentum falsiformis berjalan dari hati ke diafragma dan dinding depan abdomen.
Permukaan hati diliputi oleh peritoneum viseralis, kecuali daerah kecil pada permukaan
posterior yang melekat langsung pada diafragma. Beberapa ligamentum yang merupakan
peritoneum membantu menyokong hati. Di bawah peritoneum terdapat jaringan ikat pada
yang disebut sebagai kapsula glisson, yang meliputi permukaan seluruh organ; bagian paling
tebal kapsula ini terdapat pada Koran hepatis, membentuk rangka untuk cabang vena porta,
arteri hepatikan dan saluran empedu. Porta hepatis adalah fissura pada hati tempat masuknya
vena porta dan arteri hepatika serta tempat keluarnya duktus hepatika.5
Setiap lobus hati terbagi menjadi struktur-struktur yang disebut sebagai lobulus yang
merupakan unit fungsional dasar hati, berbentuk silindris dengan panjang beberapa
millimeter dan berdiameter 0,8 sampai 2 milimeter. Hati manusia berisi 50.000 sampai
100.000 lobulus. Lobules sendiri dibentuk terutama dari banyak lempeng sel hepar. Masing-
masing lempeng hepar tebalnya satu sampai dua sel, dan diantara sel yang berdekatan
terdapat kanalikuli biliaris kecil yang mengalir ke duktus biliaris di dalam septum fibrosa
yang memisahkan lobulus hati yang berdekatan.5 Di antara lempengan sel hati terdapat
kapiler-kapiler yang di sebut sebagai sinusoid, yang merupakan cabang vena porta dan arteri
5
vena hepatica. Tidak seperti kapiler lain, sinusoid dibatasi oleh sel fagositik atau sel Kupffer.
Sel kupffer merupakan system monosit makrofag, dan fungsi utamax adalah menelan bakteri
dan benda asing lain dalam darah. Sejumlah 50% dari semua jumlah makrofag dalam hati
adalah sel kupffer, sehingga hati merupakan organ penting dalam pertahanan melawan invasi
bakteri dan agen toksik. Selain cabang-cabang vena porta dan arteri hepatica yang melingkari
bagian perifer lobules hati, juga terdapat saluran empedu. Saluran empedu interlobular
membentuk kapiler empedu yang sangat kecil yang disebut sebagai kanalikuli, yang berjalan
di tengah lempengan sel hati. Empedu yang dibentuk dalam hepatosit diekskresi ke dalam
kanalikuli yang bersatu membentuk saluran empedu yang makin lama makin besar hingga
menjadi duktus koledokus.4
Secara keseluruhan, hepar dibagi menjadi 8 segmen. Permukaan posterolateral kanan terdiri
atas segmen VI di bagian anterior dan segmen VII di bagian posterior. Permukaan
anterolateral kanan terdiri atas segmen V di anterior dan segmen VIII di posterior. Permukaan
anterior kiri dibagi oleh fissura umbilikalis ke dalam segmen IV di bagian anterior dari lobus
kiri. Permukaan posterior adalah segmen II. Segmen I terletak di bagian dorsal, yang
memiliki vaskularisasi bebas dari porta hepatis dan 3 vena hepatic utama.7
Vaskularisasi Hepar (hati)
Hati memiliki dua sumber suplai darah dari saluran cerna dan limpa melalui vena porta
hepatica, dan dari aorta melalui arteri hepatica. Sekitar sepertiga darah yang masuk adalah
darah arteri dan dua pertiganya adalah darah vena dari vena porta. Volume total darah yang
melewati hati setiap menitnya adalah 1.500 ml dan dialirkan melaui vena hepatica kanan dan
kiri, yang selanjutnya bermuara pada vena kava inferior. Vena porta bersifat unik karena
terletak diantara dua daerah kapiler, yang satu terletak dalam hati dan lainnya dalam saluran
cerna.4
Saat mencapai hati, vena porta bercabang-cabang yang menempel melingkari lobules hati.
Cabang-cabang ini kemudian mempercabangkan vena-vena interlobularis yang berjalan
diantara lempengan hepatosit dan bermuara dalam vena sentralis. Vena sentralis dari
beberapa lobules membentuk vena sublobularis yang selanjutnya menyatu dan membentuk
vena hepatica. Cabang-cabang terhalus anteria hepatica juga mengalirkan darahnya ke dalam
sinusoid, sehingga terjadi campuran darah arteri dari arteria hepatica dan darah vena dari
vena porta. Tekanan yang meningkat dalam system portal adalah manifestasi lazim gangguan
hati dengan akibat serius yang melibatkan pembuluh-pembuluh tempat darah portal berasal.4
6
Limponodus6
Hepar merupakan organ yang mempunyai system lymphatica yang terbesar yang
dibandingkan dengan viscera abdominis lainnya. Diperkirakan 1 /4 – 1/2 cairan lymphe yang
berada di dalam ductus thoracicus berasal dari hepar. Terdiri dari kelompok superficial dan
profunda.
Kelompok superficial, berasal dari bagian subserosa hepar, meliputi 3 bagian, yaitu
Pada facies inferior dan facies anterio hepatis. Sebagian besar dari bagian ini mengalir
menuju lymphonodi hepatici dan sebagian kecil menuju lymphonodi gastric superior,
kemudian ke lymphonodi coeliaci lalu ke cysterna chili.
Pada facies superior dan facies posterior, aliran lymphe menuju ke lymphonodi para
aortici selanjutnya ke lymphonodi sternale (terletak sebelah dorsal processus
xiphoideus) yang membawa cairan lymph eke daerah pars affixa hepatis pada facies
superior hepatis.
Pada facies posterior sebagian menuju ke lymphonodi coeliaci, seterusnya ke
chisterna chili.
Kelompok Profunda, sebagian besar menuju ke lymphonodi hepatici, kemudian ke
lymphonodi coeliaci, selanjutnya ke cistern chili. Sebagian kecil saja yang menuju ke
lymphonodi para aortici, selanjutnya ke lymphonodi coeliaci, terus ke cistern chili.6
Innervasi6
Hepar mendapatkan innervasi dari :
A. Nn. Splanchnici
Innervasi ini bersifat sympatis untuk pembuluh darah di dalam hepar. Diperoleh melalui
plexus coeliacus dan merupakan serabut-serabut postganglioner.
B. N.Vagus dextra et sinistra
Bersifat parasympatis, berasal dari chorda anterior dan chorda posterior nervi vagi.
Corda anterior (dari N.Vagus sinistra), mengikuti a.gastrica dexter masuk ke dalam
ligamentum hepatoduodenale, mencapai porta hepatis, member cabang-cabang yang
disebut rami hepatici.
Chorda posterior (dari N.Vagus dextra), setelah empersarafi gaster lalu masuk plexus
coeliacus, lalu mengikuti ligamentum hepatoduodenale menuju ke porta hepatis.
C. N.Phrenicus dekstra
Setelah masuk ke dalam cavum abdominalis, selanjutnya menuju ke plexus coeliacus,
mengikuti ligamentum hepatoduodenale, mencapai porta hepatis.5
7
Mekanisme Hepar (hati)
Hati adalah organ metabolik terbesar dan terpeting di tubuh. Perannya dalam sistem
pencernaan adalah sekresi garam empedu, yang membantu pencernaan dan penyerapan
lemak. Saluran tipis pengangkut empedu, kanalikulus biliaris, berjalan di antara sel-sel di
dalam setiap lempeng hati. Hepatosit terus menerus mengeluarkan empedu ke dalam saluran
tipis ini, yang mengangkut empedu ke duktur biliaris. Duktus biliaris dari beberbagai loulus
menyatu untuk akhirnya membentuk duktus biliaris komunis, yang mengangkut empedu dari
hati ke duodenum.8
Lubang duktus biliaris ke dalam duodenum dijaga oleh sfingter oddi, yang mencegah empedu
masuk ke duodenum kecuali sewaktu pencernaan makanan. Ketika sfingter ini tertutup,
sebagian besar empedu yang disekresikan oleh hati dialihkan balik ke dalam kandung
empedu. Empedu kemudian disimpan dan dipekatkan di kandung empedu diantara waktu
makan. Setelah makan, emepdu masuk ke duodenum akibat efek kombinasi pengosongan
kandung empedu dan peningkatan sekeresi empedu oleh hati. 8
Fungsi Hepar (hati)6
Fungsi utama hati adalah membentuk dan mengekskresi empedu; saluran empedu
mengangkut empedu sedangkan kandungan empedu menyimpan dan mengeluarkan empedu
ke dalam usus halus sesuai kebutuhan. Hati menyekresi sekitar 500 hingga 1000 ml empedu
kuning setiap hari. Unsure utama empedu adalah air (97 %), elektrolit, garam empedu,
fosfolipid (terutama lesitin), kolesterol, garam anorganik, dan pigmen empedu (terutama
bilirubin terkonjugasi).1 Hati mempunyai banyak fungsi hati yang penting yaitu mengatur
metabolism tubuh, sintesis protein dan molekul-molekul lain, penyimpanan vitamin dan zat
besi, menurunkan hormone, dan berfungsi dalam iniktivasi serta ekskresi obat-obat maupun
toksin.6
Fungsi Penyimpanan Hati Karena hati merupakan suatu organ yang dapat diperluas,
sejumlah besar darah dapat disimpan dalam pembuluh darah hati. Volume darah
normal hati, meliputi yang di dalam vena hati dan yang di dalam jaringan hati, adalah
450 milimeter, atau hamper 10% dari total volume darah tubuh. Bila tekanan tinggi
dalam atrium kanan menyebabkan tekan balik do dalam hati, hati meluas dan oleh
karena itu 0,5 sampai 1 liter carangan darah kadang-kadang disimpan dalam vena
hepatica dan sinus hepatica. Kejadian ini terjadi terutama pada gagal jantung disertai
8
dengan kongesti perifer. Jadi, sebenarnya hati adalah suatu organ yang besar, dapat
meluas, dan organ venosa yang mampu bekerja sebagai suatu tempat penampungan
darah yang bermakna disaat volume darah berlebihan dan mampu mensuplai darah
ekstra di saat kekurangan volume darah. 6
Fungsi Metabolik Hati Metabolisme karbohidrat. Hati dan otot rangka merupakan dua
tempat yang besar untuk penyimpanan glikogen dalam tubuh. Saat jumlah glukosa
dalam darah meninggi, sebagian akan dikonversi menjadi glikogen kemudian
disimpan dalam hati. Apabila glukosa dalam darah rendah, maka glikogen yang ada
dalam hati akan dipecah kembali menjadi glukosa (glikogenolysis), kemudian glukosa
tersebut dilepaskan dalam darah. Dengan begitu hati dapat memelihara jumlah
glukosa dalam darah agar tetap dalam batas normal. Hati juga mempunyai fungsi
dalam gluconeogenesis, mengubah asam amino, lemak, karbohidrat sederhana
menjadi glukosa. Metabolism karbohidrat pada hati diatur oleh beberapa hormone.
Metabolism lemak, walaupun beberapa metabolism dapat terjadi di semua sel tubuh,
aspek metabolisme lemak tertentu terutama terjadi di hati. Beberapa fungsi spesifik
hati dalam metabolism lemak yaitu: 6
kecepatan oksidasi beta asam lemak yang sangat cepat untuk mensuplai
energy bagi fungsi tubuh yang lain,
pembentukan sebagian besar lipoprotein
pembentukan sejumlah besar kolesterol dan fosfolipid, dan
mengubah sejumlah besar karbohidrat dan protein menjadi lemak.6
Untuk memperoleh energy dari lemak netral, lemak pertama-tama dipecah menjadi gliserol
dan asam lemak; kemudian asam lemak dipecah oleh oksidasi beta menjadi radikal asetil
berkarbon 2 kemudian yang membentuk asetil koenzim A (Asetil-KoA). Asetil-KoA
kemudian dapat memasuki siklus asam sitrat dan dioksidasi untuk mmbebaskan sejumlah
energy yang sangsat besar. Oksidasi beta dapat terjadi disemu sel tubuh, namun terjadi
dengan cepat di dalam sel hepar. Kira-kira 80% kolesterol yang disintesis di dalam hati
diubah menjadi garam empedu, yang sebaliknya kemudian disekresikan kembali ke dalam
empedu, sisanya diangkut dalam lipoprotein, dibawah oleh darah ke semu sel jaringan tubuh.
Fosfolipid juga disintesis di hati terutama di transfor dalam lipoprotein. Keduanya, fosfolipid
dan kolesterol, digunakan oleh sel untuk membentuk membrane, struktur intraselular, dan
bermacam-macam turunan zat kimia yang penting untuk fungsi sel.
Metabolism protein. Walaupun sebagian besar proses metabolism karbohidrat dan lemak
9
terjadi dalam hati, tubuh mungkin dapat membuang berbagai fungsi hati ini dan masih
selamat. Sebaliknya, tubuh tidak dapat membuang kerja hati pada metabolism protein lebih
dari beberapa hari tanpa terjadi kematian. 6
Fungsi hati yang paling penting pada metabolism protein adalah2
deaminasi asam amino,
membentukan untuk mengeluarkan ammonia dari cairan tubuh
pembentukan protein plasma
interkonversi di dalam asam amino yang berbeda demikian juga dengan ikatan
penting lainnya untuk proses metabolisme tubuh.
Berbagai Fungsi Metabolik Hati yang Lain Penyimpanan Vitamin. Hepar mempunyai
kecenderungan tertentu untuk menyimpan vitamin dan telah lama diketahui sebagai
sumber vitamin tertentu yang baik untuk pengobatan pasien. Vitamin tinggal yang paling
banyak disimpan dalam hati adalah vitamin A, tetapi sejumlah besar vitamin D dan
vitamin B12 juga disimpan secara normal. Jumlah vitamin A yang cukup dapat disimpan
selama 10 bulan untuk mencegah kekurangan vitamin A. Vitamin D dalam jumlah yang
cukup dapat disimpan untuk mencegah defisiensi selama 3 sampai 4 bulan dan vitamin
B12 yang cukup dapat disimpan untuk bertahan paling sedikit setahun dan mungkin
beberapa tahun. Hubungan antara Koagulasi Hati dan Koagulasi Darah. Hepar
membentuk sebagian besar zat-zat darah yang dipakai untuk proses koagulasi. Zat-zat
tersebut adalah fibrinogen, protrombin, globulin akselerator, faktor VII, dan beberapa
faktor koagulasi penting lain. Vitamin K dibutuhkan oleh proses metabolism hati, untuk
membentuk protrombin dan vaktor VII, IX, dan XI. Bila tidak terdapat vitamin K, maka
konsentrasi zat-zat ini akan turun sangat rendah dan keadaan ini mencegah koagulasi
darah.9 Penyimpanan Besi. Kecuali besi dalam hemoglobin darah, sebagian besar besi di
dalam tubuh biasanya disimpan dalam hati dalam bentuk feritin. Sel hati mengandung
sejumlah besar protein yang disebut apoferitin, yang dapat bergabung dengan besi baik
dalam jumlah sedikit ataupun banyak. Oleh karena itu, bila besi banyak tersedia dalam
cairan tubuh, maka besi akan berikatan dengan aporefin membentuk feritin dan disimpan
di dalam sel hati sampai diperlukan. Bila besi dalam sirkulasi cairan tubuh mencapai
kadar yang rendah, maka feritin akan melepaskan besi. 6 Pengeluaran atau Ekskresi Obat-
obatan, Hormon, dan Zat Lain Oleh Hati. Medium kimia yang aktif dari hati dikenal
kemampuannya dalam detoksikasi atau ekskresi berbagai obat-obatan, meliputi
10
sulfonamide, penisilin, ampisilin, dan eritromisin ke dalam empedu. Dengan cara yang
sama, beberapa hormone yang disekresi oleh kelenjar endokrin diekskresi atau dihambat
secara kimia oleh hati, meliputi tiroksin dan terutama semua hormone steroid, seperti
estrogen, kortisol, dan aldosteron. Kerusakan ini seringkali dapat mengakibatkan
penimbunan yang berlebihan dari satu atau lebih hormone ini di dalam cairan tubuh dan
oleh karena itu dapat menyebabkan aktivitas berlebihan dari system hormone. Akhirnya
salah satu dari jalan utama untuk ekskresi kalsium dari tubuh adalah sekresi pertama oleh
hati ke dalam empedu dan kemudian diangkut ke usus dan hilang dalam feses.9
Lien (limpa)
Lien/ spleen/ limpa merupakan organ RES (Reticuloendothelial system) yg terletak di
cavum abdomen pd regio hipokondrium/ hipokondriaka sinistra. Lien terletak sepanjang
costa IX, X, dan XI sinistra dan ekstremitas inferiornya berjalan ke depan sampai sejauh
linea aksillaris media. Lien berdekatan pada fundus dan permukaannya menyentuh
diafragma. Lien dibungkus oleh kapsul yang terdiri atas jaringan kolagen dan elastik.
Lien juga merupakan organ intra peritoneal.10
Gambar 3 : Anatomi Lien
Morfologi Lien (Limpa)
11
Lien memiliki 2 facies, facies diaphragmatica yg berbentuk konvex dan facies visceralis
yg berbentuk lbh datar. Facies diaphragmatica lien berhadapan dg diaphragm dan costa
IX- XI sinistra. Sedangkan facies visceralis nya memiliki 3 facies, yaitu facies renalis yg
berhadapan dg ren sinistra, facies gastric yg berhadapan dg gaster, dan facies colica yg
berhadapan dg flexura coli sinistra. Ketiga facies tsb bertemu pd hilus lienalis. Dimana
hilus lienalis merupakan tmp keluar dan masuknya dari vasa. N. lienalis. Pd hilus lienalis,
juga merupakan tmp menggantung nya cauda pancreas. Lien memiliki 2 margo, yaitu
margo anterior dan margo posterior. Selain itu, lien jg memiliki 2 ekstremitas, yaitu
ekstremitas superior, dan ekstremitas inferior.2
Penggantung Lien (Limpa)2
Lig. Gastrolienalis yg membentang dari hilus lienalis sampai pada curvature major
gaster.
Lig. Lienorenalis
Vaskularisasi Lien (Limpa)6
Lien di vaskularisasi oleh a. lienalis yg merupakan cabang dr truncus coeliacus/ triple hallery
bersama a. hepatica communis, dan a. gastric sinistra. Triple hallery sendiri merupakan
cabang dr aorta abdominalis yg dicabangkan setinggi Vertebra Thoracal XII – Vertebrae
Lumbal I. Sedangkan v. lienalis meninggalkan hilus lienalis berjalan ke posterior dr cauda
dan corpus pancreas utk bermuara ke v. portae hepatis bersama dg v. mesenterica superior
dan v. mesenterica inferior.6
Innervasi Lien (Limpa)9
Lien di innervasi oleh persarafan simpatis oleh N. Sympaticus segmen thoracal VI-X dan
persarafan parasimpatisnya oleh N. Vagus (N.X)
Fungsi Lien (Limpa)6
Membentuk limfosit B dan limfosit T
Membentuk antibodi
Fagositosis
12
Sebagai reservoir darah
Hemopoesis
Menghancurkan eritrosit yang sudah tua / rusak
Bertugas menghancurkan sel darah putih dan trombosit
Terlibat dalam peerlindungan penyakit dan menghasilkan zat antibodi
Mikroskopis
Hepar (Hati)11
Pada hati primata atau manusia, septa jaringan ikat di antara lobuli hati tidak jelas.
Akibatnya, sinusoid hati lobulus satu dapat berhubungan langsung dengan sinusoid lobulus
lain. Selain perbedaan ini, daerah porta tetap mengandung cabang-cabang vena porta, arteria
hepatika, dan duktus biliaris.7 Di pusat setiap lobulus hati, terdapat vena sentral. Sinusoid hati
terlihat di antara lempeng-lempeng sel hati yang memancar dari vena sentral ke arah tepi
lobulus hati. Banyak cabang pembuluh interlobular dan duktus biliaris terlihat di daerah porta
lobulus hati.
Lien (Limpa)11
• Merupakan organ limfoid yang terbesar, letak dalam rongga perut kiri atas, normal
tidak teraba, pada penyakit darah membesar menjadi splenektomi, lien diliputi oleh
kapsula fibrosa terdiri atas jar.ikat kolagen yang mengandung serat elastin,serat
retikulin, serat otot polos, serta kapsula yang menjulur ke dalam disebut trabekula
yang bercabang cabang , terdapat arteri / vena trabekularis. Pada pulpa alba, pada
pewarnaan H.E berwarna ungu kebiruan mengandung limfosit yang padat. Disini
terdapat A.sentralis / A. folikularis ( tdk selalu di tengah ), Bercabang menjadi A.
penisili, pulpa alba mengandung bagian yang berbentuk bulat/lonjong/folikular
membentuk bangunan nodulus limfatikus dg A.sentralis didalamnya ---disebut korpus
malphigi. Pulpa rubra, tampak merah karena banyak mengandung eritrosi terdapat di
sekitar pulpa alba, banyak mengandung sinus venosus , terdapat bangunan trabekula,
lempeng billroth yang merupakan jaringan limfoid difusa ( sedikit limfosit ).
Enzim pencernaan
Pencernaan molekul organik besar seperi karbohidra, protein dan lemak dibantu oleh enzim
tertentu yang berfungsi mempercepat reaksi sehingga reaksi tidak memakan waktu terlalu
13
lama. Bahan-bahan yang dapat diserap sebagai hasil pencernaan ini ialah asam amino,
monosakarida, monoasilgliserol, gliserol dan asam lemak serta vitamin dan mineral.12
Proses pencernaan secara umum terbagi atas proses pencernaan secara mekanis dan proses
pencernaan kimiawi. Secara mekanis bolus dipecah menjadi bagian-bagian yang lebih kecil
untuk mempermudah proses pencernaan kimia melalui enzim. Dilihat dari fungsinya enzim
menjadi sangat penting dalam proses pencernaan kimia agar proses kimia tersebut
berlangsung lebih cepat.12
Pencernaan telah dimulai dari mulut. Di mulut terdapat saliva yang disekresikan oleh kelenjar
parotis, submandibularis dan submaksilaris. Keluarnya saliva dapat terjadi karena adanya
massa makanan di mulut maupun adanya rangsangan psikis, misalnya berupa bau makanan
tertentu. Saliva terdiri dari 99,5% air dan 0,5% bahan padat seperti albumin dan globulin
serta musin. Selain itu dapat dijumpai sejumlah ion organik seperti kalsium, kalium dan ion
bikarbonat. Pada saliva terdapat suatu jenis enzim yaitu amilase saliva atau ptialin. Pada
polisakarida, enzim ini bekerja dengan cara memutuskan ikatan glikosidik 1,4. Enzim ini
akan menguraikan polisakarida menjadi disakarida maltosa. Ion tertentu dapat menjadi
aktivator dari enzim ini, antara lain ion Cl-, Br-, NO3- dan SO42-. Enzim amilase saliva akan
bekerja dengan optimal pada pH 6,8. Pada pH dibawah 4, enzim ini akan menjadi inaktif
(misalnya dalam lambung). Selain faktor tingkat keasaman, faktor suhu, konsentrasi enzim
dan konsentari substrat juga turut menentukan seberapa optimal enzim ini dapat berkerja.
Selain mencernakan makanan, saliva juga berfungsi melindungi mukosa mulut serta
melarutkan makanan kering dan padat serta melicinkan gumpalan makanan agar mudah
ditelan.12
Setelah polisakarida mengalami pemecahan menjadi disakarida di mulut, bolus akan
melanjutkan perjalanan ke lambung melalui oesophagus. Bagitu tiba di lambung, kimus akan
berhadapan dengan suasana yang asam. Hal ini disebabkan oleh karena adanya sekresi asam
klorida dari sel parietal sebagai respon terhadap eksistensi kimus. Tingkat keasaman yang
tinggi ini sebenarnya juga berfungsi pada denaturasi dari polipeptida yaitu dengan jalan
menguraikan struktur tersier dengan memotong ikatan hidrogen didalamnya. Selain itu
tingkat keasaman yang tinggi bersama lisozim dari saliva dapat menghancurkan sebagian
besar mikroorganisme yang masuk ke gastro-intestinal track.12
Selain sel parietal, terdapat pula sel chief dan sel leher mukus pada dinding mukosa lambung.
Sel chief berfungsi untuk menghasilkan pepsinogen, suatu zymogen yang bila aktif akan
14
memecah protein menjadi proteosa dan pepton. Pepsinogen ini menjadi aktif dengan bantuan
asam klorida yang dihasilkan sel parietal tadi. Pepsin ini spesifik bekerja dengan memutuskan
ikatan peptida pada asam amino aromatik ataupun asam amino dikarboksilat.12
Renin merupakan suatu enzim yang hanya terdapat pada lambung bayi. Renin berfungsi
menggumpalkan kasein yang ada pada susu sehingga tidak mengalir dengan cepat keluar dari
lambung. Kasein susu yang berkontak dengan kalsium pada renin akan bereaksi membentuk
kalsium parakaseinat yang bila berkontak dengan pepsin dapat pecah kembali.12
Pada lambung juga ditemukan lipase. Lipase berfungsi untuk menghidrolisis tri-gliaserol
rantai pendek dan rantai sedang. Namun fungsi lipolitiknya pada lambung tidak terjadi karena
pH optimalnya 7,5 tidak sesuai dengan pH lambung.12
Pencernaan pada pankreas dan usus dapat terjadi karena adanya sekresi hormon sekretin pada
duodenum dan jejunum. Hormon sekretin ini disekresikan sebagai bentuk respon terhadap
adanya HCl, lemak, protein, karbohidrat dan sebagian makanan yang telah dicerna dalam
lambung. Hormon ini akan mengalir melalui darah portal menuju pankreas, empedu dan
hepar dan merangsang sekresi pankreas. Jenis-jenis sekretin antara lain pankreozimin,
hepatokrinin, kolesistokinin dan enterokrinin.12
Getah pankreas dihasilkan sebagai respon terhadapa kerja sekretin. Getah pankreas umumnya
kental seperti saliva, mangandung air, protein, ssedikit senyawa organik, berbagai macam ion
anorganik dan memiliki pH yang sedikit alkalis (7,5 – 8). Enzim-enzim yang terdapat pada
getah pankreas antara lain.12
Tripsin disekresikan dalam bentuk yang tidak aktif yaitu tripsinogen. Tripsinogen
diaktifkan dalam duodenum oleh enzim enterokinase menjadi tripsin.Protease yang
bergabung dengan tripsin akan menjadi polipeptida. Pepton akan dihidrolisis pada
bagian yang mengandung asam amino lisin/arganin. Tripsin juga dapat
mengkoagulasi susu pada pH optimal 8.12
Kimotripsin juga disekresikan dalam zymogen yaitu kimotripsinogen. Bentuk inaktif
ini akan bereaksi dengan tripsin menjadi kemotripsin. Kimotripsin bisa
mengkoagulasi susu dengan tingkat kekuatan yang lebih tinggi dibanding tripsin.12
Karboksipeptidase merupakan enzim proteolitik yang mengandung Zink. Enzim ini
mengkatalisis hidrolisa pada ikatan peptida di ujung molekul pada sisi karboksil bebas
polipeptida.12
15
Amilase pankreas bentuknya sama dengan amilase saliva. Bekerja dengan cara
menghidrolisis pati menjadi maltosa dan optimal pada pH netral.12
Lipase pankreas bekerja dengan cara menghidrolisis lemak menjadi asam lemak,
gliserol, monogliserida dan digliserida. Aktivitasnya akan diperkuat dengan kerja
garam empedu.12
Kolesterol esterase akan mengkatalisis reaksi antara kolesterol bebas dan asam lemak
sehingga membentuk kolesterol esterase dan asam lemak. Enzim ini diaktifkan oleh
garam empedu. RNAase dan DNAase mengkatalisa asam nukleat menjadi
nukleotida.12
Pada proses pencernaan lemak, ada suatu zat yang penting yang turut berperan selain
lipase pankreas. Zat tersebut ialah empedu. Empedu disekresikan oleh hati dan bila tidak
diperlukan akan disimpan sementara di kantung empedu. Empedu mengandung asam
yaitu asam kolat, asam deoksikolat, asam kenodeoksikolat dan asam litokolat. Asam
empedu dapat berkonjugasi dengan asam amino glisin atau taurin padu gugus karboksil
sehingga dapat larut dalam air.12
Fungsi empedu antara lain adalah sebagai berikut.12
Emulsifikasi dengan cara menurunkan tegangan permukaan air, garam empedu
dapat mengemulsi lemak dalam usus sehingga lipase dapat bekerja dengan lebih
baik. Garam empedu juga membantu agar vitamin yang larut dalam lemak
(A,D,E, dan K) dapat membentuk senyawa kompleks yang lebih mudah larut
dalam air.
Netralisasi empedu dapat menetralkan kimus yang berasal dari asam lambung.
Ekskresi Kolesterol yang berasal dari makanan / disentesis dalam tubuh dapat
disekresikan melalui empedu.
Metabolisme pigmen empedu, pemecahan hemoglobin menghasilkan pigmen
empedu yaitu bilirubin yang akan disekresikan melalui empedu. Bahan ini akan
diabsorbsi di gasto-intestinal track yaitu pada sel epitel mukosa usus halus.
Sedangkan pada lambung tidak terjadi absorbsi kecuali alkohol.
Pencernaan pada usus adalah dengan cara mensekresikan beberapa enzim yang akan
terdapat pada mikrovili intestinal. Selain sekresi enzim, ada pula sekresi getah usus halus
oleh kelenjar Brunner dan Lieberkuhn untuk membentu menetralkan keasaman kimus
dari lambung.12
Adapun enzim yang diekskresi adalah di usus halus adalah.12
16
Aminopeptidase mengubah polipeptida menjadi asam amino dan peptida dengan
ikatan yang lebih pendek dengan cara katalisa hidrolisis ikatan peptida di ujung
molekul di sisi yang mengandung asam amino bebas.
Dipeptidase mengubah peptida menjadi asam amino.
Disakaridase yaitu sukrase, maltase, isomaltase dan laktase. Mengubah disakarida
menjadi monosakarida.
Fosfatase melepaskan fosfat dari senyawa fosfat organik yang berasal dari
makanan seperti hexofosfat, gliserofosfat dan nukleotida.
Polinukleotidase mengubah asam nukleat menjadi nukleotida.
Nukleosida (nukleosida fosforilase) mengkatalisis perubahan nukleosida menjadi
fosforilasi pentosa, uridin, sistidin dan timidin.
Lesitinase mengubah lesitin menjadi gliserol, asam lemak, asam fosfat dan kolin.
Setelah diubah menjadi bentuk yang paling sederhana, maka molekul hasil pencernaan
makanan akan diabsorbsi dengan jalan menggunakan difusi, transpor aktif, sitotaksis, dan
persorpsi. Makanan yang diabsorsi kemudian akan melalui dua jalan yaitu melalui vena porta
menuju ke hati dan melalui pembuluh limfe di sekitar usus lalu menuju duktus thoracicus dan
berakhir di darah.12
17
Tabel 1. Enzim-Enzim Pencernaan.13
Kesimpulan
Hati merupakan kelenjar terbesar dalam tubuh, fungsi utamanya yang berperan dalam sistem
penceranaan adalah untuk mensekresikan getah empedu, untuk metabolisme protein,
karbohidrat, dan lemak. Lien merupakan organ limfoid yang berfungsi untuk membersihkan
darah. Kedua struktur tersebut sangan berperan dalam sistem pencernaan, apabila terjadi
gangguan pada makro mikro serta gangguan pada sistem vaskularisasi organ tersebut maka
mekanisme kerja dari organ tersebut akan terganggu.
Daftar Pustaka
1. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Edisi 6. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC; 2012.
2. Kahle, W. Sismtem Pencernaan. In : Atlas Berwarna & Teks Anatomi Manusia Alat-
Alat Dalam. Hipokrates. Jakarta ; 1995. Hal : 234 – 238.
3. www.ninotomcat89blogspot.com . Gambar hepar. Diunduh hari Kamis, 10 Juli 2014
pukul 21.35 WIB.
4. Price, S.A. RN. PhD. Gangguan hati, Kandung Empedu, dan Pankreas Patofisiolegi.
Penerbit Buku Kedokteran. EGC. Jakarta; 2003. Hal : 482.
5. Sheidel Edward, PhD. The Liver and Biliary Trac. In : Gastrointestinal System.
Elsevier’s Health Science. Philadelphia; 2002. Hal : 57 – 72.
6. Guyton C. Artur, M.D. Hati Sebagai Suatu Organ. In Fisiologi Kedokteran. Edisi
Penerbit Buku Kedokteran. EGC. Jakarta ; 1997. Hal : 1103 – 1109.
7. Sheidel Edward, PhD. The Liver and Biliary Trac. In : Gastrointestinal System.
Elsevier’s Health Science. Philadelphia; 2002. Hal : 57 – 72.
8. Watson R. Anatomi dan fisiologi untuk perawat. Edisi 10. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC; 2002.
9. Luhulima. W. J. Dr. Prof. Viscera Abdominis. In : Anatomi II. Bagian anatomi
Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin. 2001. Hal : 18 – 29
10. Atlas Anatomi Manusia Sobotta, ed. 22, jilid 2, P.Putz dan R. Pabst, EGC..
18
11. Eroschenko VP. Atlas histologi di fiore dengan korelasi fungsional. Edisi ke-9.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC;2003.p.148-9.
12. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Edisi 6. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC;2013.p.648,678-82.
13. www.mahalesefrian.blogspot.com . Tabel enzim-enzim pencernaan. Diunduh hari
Kamis, 10 Juli 2014 pukul 22.01 WIB.