An Sarti

28
1 Peran Hepar dan Lien pada Sistem Pencernaan Ansarti Dalien Yigibalom 102013230/B1 Mahasiswa Fakultas Kedokteran Ukrida Semester 2 Angkatan 2013 Jalan Arjuna Utara No. 6 Kebon Jeruk, Jakarta Barat [email protected] Pendahuluan Tubuh manusia memerlukan energi untuk dapat terus melakukan metabolisme. Energi-energi tersebut didapat dari konsumsi makanan yang berada dari luar tubuh. Agar makanan tersebut dapat diserap dengan baik, diperlukan proses pencernaan. Proses pencernaan mengubah makanan dari molekul-molekul besar menjadi molekul kecil yang dapat diserap dan dibawa oleh darah ke seluruh bagian tubuh. Untuk melakukan proses pencernaan ini dibutuhkan saluran-saluran pencernaan (mulut, esofagus, lambung, usus halus, usus besar, rektum, anus) dan juga organ- organ pencernaan tambahan (hati, kandung empedu, pankreas, kelenjar ludah, gigi, lidah). Hasil akhir dari pencernaan yang dilakukan dalam tubuh manusia berupa feses yang dikeluarkan melalui proses defekasi. Apabila terjadi penundaan proses Universitas Kristen Krida Wacana

description

vnhgjf

Transcript of An Sarti

Page 1: An Sarti

1

Peran Hepar dan Lien pada Sistem Pencernaan

Ansarti Dalien Yigibalom

102013230/B1

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Ukrida Semester 2 Angkatan 2013

Jalan Arjuna Utara No. 6 Kebon Jeruk, Jakarta Barat

[email protected]

Pendahuluan

Tubuh manusia memerlukan energi untuk dapat terus melakukan metabolisme. Energi-

energi tersebut didapat dari konsumsi makanan yang berada dari luar tubuh. Agar makanan

tersebut dapat diserap dengan baik, diperlukan proses pencernaan. Proses pencernaan

mengubah makanan dari molekul-molekul besar menjadi molekul kecil yang dapat diserap

dan dibawa oleh darah ke seluruh bagian tubuh. Untuk melakukan proses pencernaan ini

dibutuhkan saluran-saluran pencernaan (mulut, esofagus, lambung, usus halus, usus besar,

rektum, anus) dan juga organ-organ pencernaan tambahan (hati, kandung empedu, pankreas,

kelenjar ludah, gigi, lidah). Hasil akhir dari pencernaan yang dilakukan dalam tubuh manusia

berupa feses yang dikeluarkan melalui proses defekasi. Apabila terjadi penundaan proses

defekasi, maka tidak menutup kemungkinan akan terjadi konstipasi, dimana feses sulit untuk

dikeluarkan.

Pada makalah kali ini, akan dibahas sistem pencernaan mulai dari lambung hingga ke

anus dan turut membahas organ-orang pencernaan tambahan yang meliputi hati-pankreas-

kandung empedu. Diharapkan melalui makalah ini, mahasiswa dapat mengetahui struktur

anatomi maupun histologi dari sistem pencernaan, mekanisme pencernaan, fungsi masing-

masing saluran dan organ pencernaan, enzim-enzim apa saja yang berperan dalam melakukan

proses pencernaan, dan apa yang akan terjadi jika tubuh mengalami defisiansi serat dan air.

Page 2: An Sarti

2

Sistem Pencernaan

Selain sistem respirasi, sistem kardiovaskular, di dalam tubuh manusia juga terdapat

sistem pencernaan atau sering dikenal dengan istilah sistem digestive. Fungsi utama sistem

pencernaan adalah memindahkan nutrien, air, dan elektrolit dari makanan yang kita telan ke

dalam lingkungan internal tubuh. Makanan yang ditelan merupakan sumber energi yang

digunakan sel untuk menghasilkan ATP. Nantinya, ATP tersebut akan digunakan untuk

melaksanakan berbagai aktivitas yang memerlukan energi, seperti transpor aktif, kontraksi,

sintesis dan sekresi. Selain sebagai sumber energi, makanan yang masuk ke dalam tubuh juga

menjadi bahan baku untuk memperbaharui dan menambah jaringan tubuh.1

Makanan mula-mula harus dicerna atau diuraikan secara biokimiawi, dari molekul-

molekul besar menjadi molekul-molekul kecil sederhana yang dapat diserap dari saluran

cerna ke dalam sistem sirkulasi untuk didstribusikan ke sel-sel. Dalam keadaan normal, 95%

dari makanan yang ditelan dapat digunakan oleh tubuh.1

Sistem pencernaan terdiri dari saluran pencernaan dan organ-organ pencernaa tambahan.

Saluran pencernaan yang dimaksud terdiri dari mulut, faring, esophagus, gaster/lambung,

usus halus, usus besar, dan anus. Sementara itu organ-organ pencernaan tambahan meliputi

lidah, gigi, kelenjar-kelenjar liur, pankreas, hati, dan kadung empedu. Pada makalah kali ini,

bagian dari sistem pencernaan yang akan dibahas secara lebih khusus adalah gaster, usus

halus, usus besar, pankreas, hati, kadung empedu, dan anus. 1

Makroskopis

Hepar (Hati)

Hati, saluran empedu, dan pancreas berkembang dari cabang usus depan fetus dalam suatu

tempat yang kelak menjadi duodenum; ketiganya berkaitan erat dengan fisiologi pencernaan.

Ketiga struktur ini letak anatominya berdekatan, fungsinya saling terkait dan terdapat

kesamaan kompleks gejala akibat gangguan ketiga struktur ini. Hati berfaal sebagai kelenjar

ensokrin dalam hal produksi empedu. Asam-asam empedu mengemulsi lemak di dalam usus.

Pigmen-pigmen empedu adalah hasil akhir katabolisme hemoglobin. Empedu terkumpul di

dalam kandung empedu dan dikeluarkan ke dalam duodenum sesuai kebutuhan. Faal

terpenting hati adalah peranannya sebagai alat terbesar yang terlibat dalam metabolisme

karbohodrat, protein dan lemak. Faal ini kira-kira menghabiskan kira-kira 12% kandungan

total oksigen di dalam darah. Suhu darah di vena hati mencapai sekitar 40 derajat celcius.

Page 3: An Sarti

3

penekanan atau memar dapat menyebabkan robekan-robekan yang berbahaya pada jaringan

lunak hati. Kesatuan hati dipertahankan oleh sebuah kapsul jaringan ikat yang tegang (Kapsul

Glisson).3. Hati merupakan organ obdomen yang paling besar dan kelenjar terbesar dalam

tubuh dengan berat sekitar 1,5 kg serta membentuk seperlima puluh berat badan dewasa total.

Ia relative lebih besar pada masa bayi, yang membentuk seperdelapan belas berat lahir. Organ

ini dibungkus terletak pada kuadran kanan atas dan menempati paling luas pada region

hiperkondrium kanan kemudianmeluas ke hipokondrium kiri dan region epigastrika. Hati

memiliki permukaan superior yang cembung dan terletak di bawah kubah kanan diafragma

dan sebagian kubah kiri. Bagian bawah hati berbentuk cekung dan merupakan atap dari ginjal

kanan, lambung, pancreas dan usus.2 Sel hepar merupakan suatu kolam reaktan kimia besar

dengan laju metabolism yang tinggi, saling memberikan substrat dan energy dari suatu sistem

metabolism ke sistem yang lain, mengolah dan mensintesis berbagai zat yang diangkut ke

daerah tubuh lainnya, dan melakukan berbagai fungsi metabolism lain. Karena semuanya itu,

bagian terbesar disiplin ilmu biokimia menulis mengenai reaksi metobolisme dalam hepar.2

.

Gambar 2. Hati.3

Morfologi Hepar (hati)

Page 4: An Sarti

4

Hati berlindung iga dalam kuadran kanan atas, ia berbentuk seperti pyramid yang apexnya

mencapai xiphiternum. Batas atas terletak sekitar setinggi putting susu.

Tepi hati berjalan ke lateral sepanjang lengkung iga. Dari titik dimana garis medioklavikular

memotong garis iga kedepakan, tetapi hati berjalan miring sesuai daerah perut bagian atas

(epigastrium) ke kiri. Dapat dibedakan perbedaan diaphragmtik yang cembung. Yang pada

sikap tegak mempunyai permukaan horizontal dan permukaan anterolateral yang melengkung

dan mengarah ke bawah dari permukaan visceral. Permukaan visceral naik dari permukaan

hati yang tajam miring ke belakang dan berbatasan kea rah posterior dengan tepi yang tumpul

pada permukaan diaphragmatic. Sebagian besar hati tertutup oleh peritoneum, tetapi di

posterior, hati bergabung dengan sentrum tendineum diafragma (daerah telanjang atau bare

area).2

Hati memiliki dua lobus utama yaitu kiri dan kanan. Lobus kanan dibagi menjadi dua segmen

anterior dan posterior oleh fissrura segmentalis kanan yang tidak terlihat dari luar. Lobus kiri

dibagi menjadi segmen medial dan lateral oleh ligamentum falsiformis yang terlihat dari luar.

Segmen lobus kanan yang lebih kecil adalah lobus quadrates, pada permukaan inferiornya

dan lobus caudatus pada permukaan posterior. Labus kanan dan kiri dipisahksan di anterior

oleh lipatan peritoneum yang dinamai ligamentum falciforme, di inferior oleh fissure untuk

ligamnetum teres serta diposterior oleh fissurs untuk ligamentum venosum.4

Ligamentum falsiformis berjalan dari hati ke diafragma dan dinding depan abdomen.

Permukaan hati diliputi oleh peritoneum viseralis, kecuali daerah kecil pada permukaan

posterior yang melekat langsung pada diafragma. Beberapa ligamentum yang merupakan

peritoneum membantu menyokong hati. Di bawah peritoneum terdapat jaringan ikat pada

yang disebut sebagai kapsula glisson, yang meliputi permukaan seluruh organ; bagian paling

tebal kapsula ini terdapat pada Koran hepatis, membentuk rangka untuk cabang vena porta,

arteri hepatikan dan saluran empedu. Porta hepatis adalah fissura pada hati tempat masuknya

vena porta dan arteri hepatika serta tempat keluarnya duktus hepatika.5

Setiap lobus hati terbagi menjadi struktur-struktur yang disebut sebagai lobulus yang

merupakan unit fungsional dasar hati, berbentuk silindris dengan panjang beberapa

millimeter dan berdiameter 0,8 sampai 2 milimeter. Hati manusia berisi 50.000 sampai

100.000 lobulus. Lobules sendiri dibentuk terutama dari banyak lempeng sel hepar. Masing-

masing lempeng hepar tebalnya satu sampai dua sel, dan diantara sel yang berdekatan

terdapat kanalikuli biliaris kecil yang mengalir ke duktus biliaris di dalam septum fibrosa

yang memisahkan lobulus hati yang berdekatan.5 Di antara lempengan sel hati terdapat

kapiler-kapiler yang di sebut sebagai sinusoid, yang merupakan cabang vena porta dan arteri

Page 5: An Sarti

5

vena hepatica. Tidak seperti kapiler lain, sinusoid dibatasi oleh sel fagositik atau sel Kupffer.

Sel kupffer merupakan system monosit makrofag, dan fungsi utamax adalah menelan bakteri

dan benda asing lain dalam darah. Sejumlah 50% dari semua jumlah makrofag dalam hati

adalah sel kupffer, sehingga hati merupakan organ penting dalam pertahanan melawan invasi

bakteri dan agen toksik. Selain cabang-cabang vena porta dan arteri hepatica yang melingkari

bagian perifer lobules hati, juga terdapat saluran empedu. Saluran empedu interlobular

membentuk kapiler empedu yang sangat kecil yang disebut sebagai kanalikuli, yang berjalan

di tengah lempengan sel hati. Empedu yang dibentuk dalam hepatosit diekskresi ke dalam

kanalikuli yang bersatu membentuk saluran empedu yang makin lama makin besar hingga

menjadi duktus koledokus.4

Secara keseluruhan, hepar dibagi menjadi 8 segmen. Permukaan posterolateral kanan terdiri

atas segmen VI di bagian anterior dan segmen VII di bagian posterior. Permukaan

anterolateral kanan terdiri atas segmen V di anterior dan segmen VIII di posterior. Permukaan

anterior kiri dibagi oleh fissura umbilikalis ke dalam segmen IV di bagian anterior dari lobus

kiri. Permukaan posterior adalah segmen II. Segmen I terletak di bagian dorsal, yang

memiliki vaskularisasi bebas dari porta hepatis dan 3 vena hepatic utama.7

Vaskularisasi Hepar (hati)

Hati memiliki dua sumber suplai darah dari saluran cerna dan limpa melalui vena porta

hepatica, dan dari aorta melalui arteri hepatica. Sekitar sepertiga darah yang masuk adalah

darah arteri dan dua pertiganya adalah darah vena dari vena porta. Volume total darah yang

melewati hati setiap menitnya adalah 1.500 ml dan dialirkan melaui vena hepatica kanan dan

kiri, yang selanjutnya bermuara pada vena kava inferior. Vena porta bersifat unik karena

terletak diantara dua daerah kapiler, yang satu terletak dalam hati dan lainnya dalam saluran

cerna.4

Saat mencapai hati, vena porta bercabang-cabang yang menempel melingkari lobules hati.

Cabang-cabang ini kemudian mempercabangkan vena-vena interlobularis yang berjalan

diantara lempengan hepatosit dan bermuara dalam vena sentralis. Vena sentralis dari

beberapa lobules membentuk vena sublobularis yang selanjutnya menyatu dan membentuk

vena hepatica. Cabang-cabang terhalus anteria hepatica juga mengalirkan darahnya ke dalam

sinusoid, sehingga terjadi campuran darah arteri dari arteria hepatica dan darah vena dari

vena porta. Tekanan yang meningkat dalam system portal adalah manifestasi lazim gangguan

hati dengan akibat serius yang melibatkan pembuluh-pembuluh tempat darah portal berasal.4

Page 6: An Sarti

6

Limponodus6

Hepar merupakan organ yang mempunyai system lymphatica yang terbesar yang

dibandingkan dengan viscera abdominis lainnya. Diperkirakan 1 /4 – 1/2 cairan lymphe yang

berada di dalam ductus thoracicus berasal dari hepar. Terdiri dari kelompok superficial dan

profunda.

Kelompok superficial, berasal dari bagian subserosa hepar, meliputi 3 bagian, yaitu

Pada facies inferior dan facies anterio hepatis. Sebagian besar dari bagian ini mengalir

menuju lymphonodi hepatici dan sebagian kecil menuju lymphonodi gastric superior,

kemudian ke lymphonodi coeliaci lalu ke cysterna chili.

Pada facies superior dan facies posterior, aliran lymphe menuju ke lymphonodi para

aortici selanjutnya ke lymphonodi sternale (terletak sebelah dorsal processus

xiphoideus) yang membawa cairan lymph eke daerah pars affixa hepatis pada facies

superior hepatis.

Pada facies posterior sebagian menuju ke lymphonodi coeliaci, seterusnya ke

chisterna chili.

Kelompok Profunda, sebagian besar menuju ke lymphonodi hepatici, kemudian ke

lymphonodi coeliaci, selanjutnya ke cistern chili. Sebagian kecil saja yang menuju ke

lymphonodi para aortici, selanjutnya ke lymphonodi coeliaci, terus ke cistern chili.6

Innervasi6

Hepar mendapatkan innervasi dari :

A. Nn. Splanchnici

Innervasi ini bersifat sympatis untuk pembuluh darah di dalam hepar. Diperoleh melalui

plexus coeliacus dan merupakan serabut-serabut postganglioner.

B. N.Vagus dextra et sinistra

Bersifat parasympatis, berasal dari chorda anterior dan chorda posterior nervi vagi.

Corda anterior (dari N.Vagus sinistra), mengikuti a.gastrica dexter masuk ke dalam

ligamentum hepatoduodenale, mencapai porta hepatis, member cabang-cabang yang

disebut rami hepatici.

Chorda posterior (dari N.Vagus dextra), setelah empersarafi gaster lalu masuk plexus

coeliacus, lalu mengikuti ligamentum hepatoduodenale menuju ke porta hepatis.

C. N.Phrenicus dekstra

Setelah masuk ke dalam cavum abdominalis, selanjutnya menuju ke plexus coeliacus,

mengikuti ligamentum hepatoduodenale, mencapai porta hepatis.5

Page 7: An Sarti

7

Mekanisme Hepar (hati)

Hati adalah organ metabolik terbesar dan terpeting di tubuh. Perannya dalam sistem

pencernaan adalah sekresi garam empedu, yang membantu pencernaan dan penyerapan

lemak. Saluran tipis pengangkut empedu, kanalikulus biliaris, berjalan di antara sel-sel di

dalam setiap lempeng hati. Hepatosit terus menerus mengeluarkan empedu ke dalam saluran

tipis ini, yang mengangkut empedu ke duktur biliaris. Duktus biliaris dari beberbagai loulus

menyatu untuk akhirnya membentuk duktus biliaris komunis, yang mengangkut empedu dari

hati ke duodenum.8

Lubang duktus biliaris ke dalam duodenum dijaga oleh sfingter oddi, yang mencegah empedu

masuk ke duodenum kecuali sewaktu pencernaan makanan. Ketika sfingter ini tertutup,

sebagian besar empedu yang disekresikan oleh hati dialihkan balik ke dalam kandung

empedu. Empedu kemudian disimpan dan dipekatkan di kandung empedu diantara waktu

makan. Setelah makan, emepdu masuk ke duodenum akibat efek kombinasi pengosongan

kandung empedu dan peningkatan sekeresi empedu oleh hati. 8

Fungsi Hepar (hati)6

Fungsi utama hati adalah membentuk dan mengekskresi empedu; saluran empedu

mengangkut empedu sedangkan kandungan empedu menyimpan dan mengeluarkan empedu

ke dalam usus halus sesuai kebutuhan. Hati menyekresi sekitar 500 hingga 1000 ml empedu

kuning setiap hari. Unsure utama empedu adalah air (97 %), elektrolit, garam empedu,

fosfolipid (terutama lesitin), kolesterol, garam anorganik, dan pigmen empedu (terutama

bilirubin terkonjugasi).1 Hati mempunyai banyak fungsi hati yang penting yaitu mengatur

metabolism tubuh, sintesis protein dan molekul-molekul lain, penyimpanan vitamin dan zat

besi, menurunkan hormone, dan berfungsi dalam iniktivasi serta ekskresi obat-obat maupun

toksin.6

Fungsi Penyimpanan Hati Karena hati merupakan suatu organ yang dapat diperluas,

sejumlah besar darah dapat disimpan dalam pembuluh darah hati. Volume darah

normal hati, meliputi yang di dalam vena hati dan yang di dalam jaringan hati, adalah

450 milimeter, atau hamper 10% dari total volume darah tubuh. Bila tekanan tinggi

dalam atrium kanan menyebabkan tekan balik do dalam hati, hati meluas dan oleh

karena itu 0,5 sampai 1 liter carangan darah kadang-kadang disimpan dalam vena

hepatica dan sinus hepatica. Kejadian ini terjadi terutama pada gagal jantung disertai

Page 8: An Sarti

8

dengan kongesti perifer. Jadi, sebenarnya hati adalah suatu organ yang besar, dapat

meluas, dan organ venosa yang mampu bekerja sebagai suatu tempat penampungan

darah yang bermakna disaat volume darah berlebihan dan mampu mensuplai darah

ekstra di saat kekurangan volume darah. 6

Fungsi Metabolik Hati Metabolisme karbohidrat. Hati dan otot rangka merupakan dua

tempat yang besar untuk penyimpanan glikogen dalam tubuh. Saat jumlah glukosa

dalam darah meninggi, sebagian akan dikonversi menjadi glikogen kemudian

disimpan dalam hati. Apabila glukosa dalam darah rendah, maka glikogen yang ada

dalam hati akan dipecah kembali menjadi glukosa (glikogenolysis), kemudian glukosa

tersebut dilepaskan dalam darah. Dengan begitu hati dapat memelihara jumlah

glukosa dalam darah agar tetap dalam batas normal. Hati juga mempunyai fungsi

dalam gluconeogenesis, mengubah asam amino, lemak, karbohidrat sederhana

menjadi glukosa. Metabolism karbohidrat pada hati diatur oleh beberapa hormone.

Metabolism lemak, walaupun beberapa metabolism dapat terjadi di semua sel tubuh,

aspek metabolisme lemak tertentu terutama terjadi di hati. Beberapa fungsi spesifik

hati dalam metabolism lemak yaitu: 6

kecepatan oksidasi beta asam lemak yang sangat cepat untuk mensuplai

energy bagi fungsi tubuh yang lain,

pembentukan sebagian besar lipoprotein

pembentukan sejumlah besar kolesterol dan fosfolipid, dan

mengubah sejumlah besar karbohidrat dan protein menjadi lemak.6

Untuk memperoleh energy dari lemak netral, lemak pertama-tama dipecah menjadi gliserol

dan asam lemak; kemudian asam lemak dipecah oleh oksidasi beta menjadi radikal asetil

berkarbon 2 kemudian yang membentuk asetil koenzim A (Asetil-KoA). Asetil-KoA

kemudian dapat memasuki siklus asam sitrat dan dioksidasi untuk mmbebaskan sejumlah

energy yang sangsat besar. Oksidasi beta dapat terjadi disemu sel tubuh, namun terjadi

dengan cepat di dalam sel hepar. Kira-kira 80% kolesterol yang disintesis di dalam hati

diubah menjadi garam empedu, yang sebaliknya kemudian disekresikan kembali ke dalam

empedu, sisanya diangkut dalam lipoprotein, dibawah oleh darah ke semu sel jaringan tubuh.

Fosfolipid juga disintesis di hati terutama di transfor dalam lipoprotein. Keduanya, fosfolipid

dan kolesterol, digunakan oleh sel untuk membentuk membrane, struktur intraselular, dan

bermacam-macam turunan zat kimia yang penting untuk fungsi sel.

Metabolism protein. Walaupun sebagian besar proses metabolism karbohidrat dan lemak

Page 9: An Sarti

9

terjadi dalam hati, tubuh mungkin dapat membuang berbagai fungsi hati ini dan masih

selamat. Sebaliknya, tubuh tidak dapat membuang kerja hati pada metabolism protein lebih

dari beberapa hari tanpa terjadi kematian. 6

Fungsi hati yang paling penting pada metabolism protein adalah2

deaminasi asam amino,

membentukan untuk mengeluarkan ammonia dari cairan tubuh

pembentukan protein plasma

interkonversi di dalam asam amino yang berbeda demikian juga dengan ikatan

penting lainnya untuk proses metabolisme tubuh.

Berbagai Fungsi Metabolik Hati yang Lain Penyimpanan Vitamin. Hepar mempunyai

kecenderungan tertentu untuk menyimpan vitamin dan telah lama diketahui sebagai

sumber vitamin tertentu yang baik untuk pengobatan pasien. Vitamin tinggal yang paling

banyak disimpan dalam hati adalah vitamin A, tetapi sejumlah besar vitamin D dan

vitamin B12 juga disimpan secara normal. Jumlah vitamin A yang cukup dapat disimpan

selama 10 bulan untuk mencegah kekurangan vitamin A. Vitamin D dalam jumlah yang

cukup dapat disimpan untuk mencegah defisiensi selama 3 sampai 4 bulan dan vitamin

B12 yang cukup dapat disimpan untuk bertahan paling sedikit setahun dan mungkin

beberapa tahun. Hubungan antara Koagulasi Hati dan Koagulasi Darah. Hepar

membentuk sebagian besar zat-zat darah yang dipakai untuk proses koagulasi. Zat-zat

tersebut adalah fibrinogen, protrombin, globulin akselerator, faktor VII, dan beberapa

faktor koagulasi penting lain. Vitamin K dibutuhkan oleh proses metabolism hati, untuk

membentuk protrombin dan vaktor VII, IX, dan XI. Bila tidak terdapat vitamin K, maka

konsentrasi zat-zat ini akan turun sangat rendah dan keadaan ini mencegah koagulasi

darah.9 Penyimpanan Besi. Kecuali besi dalam hemoglobin darah, sebagian besar besi di

dalam tubuh biasanya disimpan dalam hati dalam bentuk feritin. Sel hati mengandung

sejumlah besar protein yang disebut apoferitin, yang dapat bergabung dengan besi baik

dalam jumlah sedikit ataupun banyak. Oleh karena itu, bila besi banyak tersedia dalam

cairan tubuh, maka besi akan berikatan dengan aporefin membentuk feritin dan disimpan

di dalam sel hati sampai diperlukan. Bila besi dalam sirkulasi cairan tubuh mencapai

kadar yang rendah, maka feritin akan melepaskan besi. 6 Pengeluaran atau Ekskresi Obat-

obatan, Hormon, dan Zat Lain Oleh Hati. Medium kimia yang aktif dari hati dikenal

kemampuannya dalam detoksikasi atau ekskresi berbagai obat-obatan, meliputi

Page 10: An Sarti

10

sulfonamide, penisilin, ampisilin, dan eritromisin ke dalam empedu. Dengan cara yang

sama, beberapa hormone yang disekresi oleh kelenjar endokrin diekskresi atau dihambat

secara kimia oleh hati, meliputi tiroksin dan terutama semua hormone steroid, seperti

estrogen, kortisol, dan aldosteron. Kerusakan ini seringkali dapat mengakibatkan

penimbunan yang berlebihan dari satu atau lebih hormone ini di dalam cairan tubuh dan

oleh karena itu dapat menyebabkan aktivitas berlebihan dari system hormone. Akhirnya

salah satu dari jalan utama untuk ekskresi kalsium dari tubuh adalah sekresi pertama oleh

hati ke dalam empedu dan kemudian diangkut ke usus dan hilang dalam feses.9

Lien (limpa)

Lien/ spleen/ limpa merupakan organ RES (Reticuloendothelial system) yg terletak di

cavum abdomen pd regio hipokondrium/ hipokondriaka sinistra. Lien terletak sepanjang

costa IX, X, dan XI sinistra dan ekstremitas inferiornya berjalan ke depan sampai sejauh

linea aksillaris media. Lien berdekatan pada fundus dan permukaannya menyentuh

diafragma. Lien dibungkus oleh kapsul yang terdiri atas jaringan kolagen dan elastik.

Lien juga merupakan organ intra peritoneal.10

Gambar 3 : Anatomi Lien

Morfologi Lien (Limpa)

Page 11: An Sarti

11

Lien memiliki 2 facies, facies diaphragmatica yg berbentuk konvex dan facies visceralis

yg berbentuk lbh datar. Facies diaphragmatica lien berhadapan dg diaphragm dan costa

IX- XI sinistra. Sedangkan facies visceralis nya memiliki 3 facies, yaitu facies renalis yg

berhadapan dg ren sinistra, facies gastric yg berhadapan dg gaster, dan facies colica yg

berhadapan dg flexura coli sinistra. Ketiga facies tsb bertemu pd hilus lienalis. Dimana

hilus lienalis merupakan tmp keluar dan masuknya dari vasa. N. lienalis. Pd hilus lienalis,

juga merupakan tmp menggantung nya cauda pancreas. Lien memiliki 2 margo, yaitu

margo anterior dan margo posterior. Selain itu, lien jg memiliki 2 ekstremitas, yaitu

ekstremitas superior, dan ekstremitas inferior.2

Penggantung Lien (Limpa)2

Lig. Gastrolienalis yg membentang dari hilus lienalis sampai pada curvature major

gaster.

Lig. Lienorenalis

Vaskularisasi Lien (Limpa)6

Lien di vaskularisasi oleh a. lienalis yg merupakan cabang dr truncus coeliacus/ triple hallery

bersama a. hepatica communis, dan a. gastric sinistra. Triple hallery sendiri merupakan

cabang dr aorta abdominalis yg dicabangkan setinggi Vertebra Thoracal XII – Vertebrae

Lumbal I. Sedangkan v. lienalis meninggalkan hilus lienalis berjalan ke posterior dr cauda

dan corpus pancreas utk bermuara ke v. portae hepatis bersama dg v. mesenterica superior

dan v. mesenterica inferior.6

Innervasi Lien (Limpa)9

Lien di innervasi oleh persarafan simpatis oleh N. Sympaticus segmen thoracal VI-X dan

persarafan parasimpatisnya oleh N. Vagus (N.X)

Fungsi Lien (Limpa)6

Membentuk limfosit B dan limfosit T

Membentuk antibodi

Fagositosis

Page 12: An Sarti

12

Sebagai reservoir darah

Hemopoesis

Menghancurkan eritrosit yang sudah tua / rusak

Bertugas menghancurkan sel darah putih dan trombosit

Terlibat dalam peerlindungan penyakit dan menghasilkan zat antibodi

Mikroskopis

Hepar (Hati)11

Pada hati primata atau manusia, septa jaringan ikat di antara lobuli hati tidak jelas.

Akibatnya, sinusoid hati lobulus satu dapat berhubungan langsung dengan sinusoid lobulus

lain. Selain perbedaan ini, daerah porta tetap mengandung cabang-cabang vena porta, arteria

hepatika, dan duktus biliaris.7 Di pusat setiap lobulus hati, terdapat vena sentral. Sinusoid hati

terlihat di antara lempeng-lempeng sel hati yang memancar dari vena sentral ke arah tepi

lobulus hati. Banyak cabang pembuluh interlobular dan duktus biliaris terlihat di daerah porta

lobulus hati.

Lien (Limpa)11

• Merupakan organ limfoid yang terbesar, letak dalam rongga perut kiri atas, normal

tidak teraba, pada penyakit darah membesar menjadi splenektomi, lien diliputi oleh

kapsula fibrosa terdiri atas jar.ikat kolagen yang mengandung serat elastin,serat

retikulin, serat otot polos, serta kapsula yang menjulur ke dalam disebut trabekula

yang bercabang cabang , terdapat arteri / vena trabekularis. Pada pulpa alba, pada

pewarnaan H.E berwarna ungu kebiruan mengandung limfosit yang padat. Disini

terdapat A.sentralis / A. folikularis ( tdk selalu di tengah ), Bercabang menjadi A.

penisili, pulpa alba mengandung bagian yang berbentuk bulat/lonjong/folikular

membentuk bangunan nodulus limfatikus dg A.sentralis didalamnya ---disebut korpus

malphigi. Pulpa rubra, tampak merah karena banyak mengandung eritrosi terdapat di

sekitar pulpa alba, banyak mengandung sinus venosus , terdapat bangunan trabekula,

lempeng billroth yang merupakan jaringan limfoid difusa ( sedikit limfosit ).

Enzim pencernaan

Pencernaan molekul organik besar seperi karbohidra, protein dan lemak dibantu oleh enzim

tertentu yang berfungsi mempercepat reaksi sehingga reaksi tidak memakan waktu terlalu

Page 13: An Sarti

13

lama. Bahan-bahan yang dapat diserap sebagai hasil pencernaan ini ialah asam amino,

monosakarida, monoasilgliserol, gliserol dan asam lemak serta vitamin dan mineral.12

Proses pencernaan secara umum terbagi atas proses pencernaan secara mekanis dan proses

pencernaan kimiawi. Secara mekanis bolus dipecah menjadi bagian-bagian yang lebih kecil

untuk mempermudah proses pencernaan kimia melalui enzim. Dilihat dari fungsinya enzim

menjadi sangat penting dalam proses pencernaan kimia agar proses kimia tersebut

berlangsung lebih cepat.12

Pencernaan telah dimulai dari mulut. Di mulut terdapat saliva yang disekresikan oleh kelenjar

parotis, submandibularis dan submaksilaris. Keluarnya saliva dapat terjadi karena adanya

massa makanan di mulut maupun adanya rangsangan psikis, misalnya berupa bau makanan

tertentu. Saliva terdiri dari 99,5% air dan 0,5% bahan padat seperti albumin dan globulin

serta musin. Selain itu dapat dijumpai sejumlah ion organik seperti kalsium, kalium dan ion

bikarbonat. Pada saliva terdapat suatu jenis enzim yaitu amilase saliva atau ptialin. Pada

polisakarida, enzim ini bekerja dengan cara memutuskan ikatan glikosidik 1,4. Enzim ini

akan menguraikan polisakarida menjadi disakarida maltosa. Ion tertentu dapat menjadi

aktivator dari enzim ini, antara lain ion Cl-, Br-, NO3- dan SO42-. Enzim amilase saliva akan

bekerja dengan optimal pada pH 6,8. Pada pH dibawah 4, enzim ini akan menjadi inaktif

(misalnya dalam lambung). Selain faktor tingkat keasaman, faktor suhu, konsentrasi enzim

dan konsentari substrat juga turut menentukan seberapa optimal enzim ini dapat berkerja.

Selain mencernakan makanan, saliva juga berfungsi melindungi mukosa mulut serta

melarutkan makanan kering dan padat serta melicinkan gumpalan makanan agar mudah

ditelan.12

Setelah polisakarida mengalami pemecahan menjadi disakarida di mulut, bolus akan

melanjutkan perjalanan ke lambung melalui oesophagus. Bagitu tiba di lambung, kimus akan

berhadapan dengan suasana yang asam. Hal ini disebabkan oleh karena adanya sekresi asam

klorida dari sel parietal sebagai respon terhadap eksistensi kimus. Tingkat keasaman yang

tinggi ini sebenarnya juga berfungsi pada denaturasi dari polipeptida yaitu dengan jalan

menguraikan struktur tersier dengan memotong ikatan hidrogen didalamnya. Selain itu

tingkat keasaman yang tinggi bersama lisozim dari saliva dapat menghancurkan sebagian

besar mikroorganisme yang masuk ke gastro-intestinal track.12

Selain sel parietal, terdapat pula sel chief dan sel leher mukus pada dinding mukosa lambung.

Sel chief berfungsi untuk menghasilkan pepsinogen, suatu zymogen yang bila aktif akan

Page 14: An Sarti

14

memecah protein menjadi proteosa dan pepton. Pepsinogen ini menjadi aktif dengan bantuan

asam klorida yang dihasilkan sel parietal tadi. Pepsin ini spesifik bekerja dengan memutuskan

ikatan peptida pada asam amino aromatik ataupun asam amino dikarboksilat.12

Renin merupakan suatu enzim yang hanya terdapat pada lambung bayi. Renin berfungsi

menggumpalkan kasein yang ada pada susu sehingga tidak mengalir dengan cepat keluar dari

lambung. Kasein susu yang berkontak dengan kalsium pada renin akan bereaksi membentuk

kalsium parakaseinat yang bila berkontak dengan pepsin dapat pecah kembali.12

Pada lambung juga ditemukan lipase. Lipase berfungsi untuk menghidrolisis tri-gliaserol

rantai pendek dan rantai sedang. Namun fungsi lipolitiknya pada lambung tidak terjadi karena

pH optimalnya 7,5 tidak sesuai dengan pH lambung.12

Pencernaan pada pankreas dan usus dapat terjadi karena adanya sekresi hormon sekretin pada

duodenum dan jejunum. Hormon sekretin ini disekresikan sebagai bentuk respon terhadap

adanya HCl, lemak, protein, karbohidrat dan sebagian makanan yang telah dicerna dalam

lambung. Hormon ini akan mengalir melalui darah portal menuju pankreas, empedu dan

hepar dan merangsang sekresi pankreas. Jenis-jenis sekretin antara lain pankreozimin,

hepatokrinin, kolesistokinin dan enterokrinin.12

Getah pankreas dihasilkan sebagai respon terhadapa kerja sekretin. Getah pankreas umumnya

kental seperti saliva, mangandung air, protein, ssedikit senyawa organik, berbagai macam ion

anorganik dan memiliki pH yang sedikit alkalis (7,5 – 8). Enzim-enzim yang terdapat pada

getah pankreas antara lain.12

Tripsin disekresikan dalam bentuk yang tidak aktif yaitu tripsinogen. Tripsinogen

diaktifkan dalam duodenum oleh enzim enterokinase menjadi tripsin.Protease yang

bergabung dengan tripsin akan menjadi polipeptida. Pepton akan dihidrolisis pada

bagian yang mengandung asam amino lisin/arganin. Tripsin juga dapat

mengkoagulasi susu pada pH optimal 8.12

Kimotripsin juga disekresikan dalam zymogen yaitu kimotripsinogen. Bentuk inaktif

ini akan bereaksi dengan tripsin menjadi kemotripsin. Kimotripsin bisa

mengkoagulasi susu dengan tingkat kekuatan yang lebih tinggi dibanding tripsin.12

Karboksipeptidase merupakan enzim proteolitik yang mengandung Zink. Enzim ini

mengkatalisis hidrolisa pada ikatan peptida di ujung molekul pada sisi karboksil bebas

polipeptida.12

Page 15: An Sarti

15

Amilase pankreas bentuknya sama dengan amilase saliva. Bekerja dengan cara

menghidrolisis pati menjadi maltosa dan optimal pada pH netral.12

Lipase pankreas bekerja dengan cara menghidrolisis lemak menjadi asam lemak,

gliserol, monogliserida dan digliserida. Aktivitasnya akan diperkuat dengan kerja

garam empedu.12

Kolesterol esterase akan mengkatalisis reaksi antara kolesterol bebas dan asam lemak

sehingga membentuk kolesterol esterase dan asam lemak. Enzim ini diaktifkan oleh

garam empedu. RNAase dan DNAase mengkatalisa asam nukleat menjadi

nukleotida.12

Pada proses pencernaan lemak, ada suatu zat yang penting yang turut berperan selain

lipase pankreas. Zat tersebut ialah empedu. Empedu disekresikan oleh hati dan bila tidak

diperlukan akan disimpan sementara di kantung empedu. Empedu mengandung asam

yaitu asam kolat, asam deoksikolat, asam kenodeoksikolat dan asam litokolat. Asam

empedu dapat berkonjugasi dengan asam amino glisin atau taurin padu gugus karboksil

sehingga dapat larut dalam air.12

Fungsi empedu antara lain adalah sebagai berikut.12

Emulsifikasi dengan cara menurunkan tegangan permukaan air, garam empedu

dapat mengemulsi lemak dalam usus sehingga lipase dapat bekerja dengan lebih

baik. Garam empedu juga membantu agar vitamin yang larut dalam lemak

(A,D,E, dan K) dapat membentuk senyawa kompleks yang lebih mudah larut

dalam air.

Netralisasi empedu dapat menetralkan kimus yang berasal dari asam lambung.

Ekskresi Kolesterol yang berasal dari makanan / disentesis dalam tubuh dapat

disekresikan melalui empedu.

Metabolisme pigmen empedu, pemecahan hemoglobin menghasilkan pigmen

empedu yaitu bilirubin yang akan disekresikan melalui empedu. Bahan ini akan

diabsorbsi di gasto-intestinal track yaitu pada sel epitel mukosa usus halus.

Sedangkan pada lambung tidak terjadi absorbsi kecuali alkohol.

Pencernaan pada usus adalah dengan cara mensekresikan beberapa enzim yang akan

terdapat pada mikrovili intestinal. Selain sekresi enzim, ada pula sekresi getah usus halus

oleh kelenjar Brunner dan Lieberkuhn untuk membentu menetralkan keasaman kimus

dari lambung.12

Adapun enzim yang diekskresi adalah di usus halus adalah.12

Page 16: An Sarti

16

Aminopeptidase mengubah polipeptida menjadi asam amino dan peptida dengan

ikatan yang lebih pendek dengan cara katalisa hidrolisis ikatan peptida di ujung

molekul di sisi yang mengandung asam amino bebas.

Dipeptidase mengubah peptida menjadi asam amino.

Disakaridase yaitu sukrase, maltase, isomaltase dan laktase. Mengubah disakarida

menjadi monosakarida.

Fosfatase melepaskan fosfat dari senyawa fosfat organik yang berasal dari

makanan seperti hexofosfat, gliserofosfat dan nukleotida.

Polinukleotidase mengubah asam nukleat menjadi nukleotida.

Nukleosida (nukleosida fosforilase) mengkatalisis perubahan nukleosida menjadi

fosforilasi pentosa, uridin, sistidin dan timidin.

Lesitinase mengubah lesitin menjadi gliserol, asam lemak, asam fosfat dan kolin.

Setelah diubah menjadi bentuk yang paling sederhana, maka molekul hasil pencernaan

makanan akan diabsorbsi dengan jalan menggunakan difusi, transpor aktif, sitotaksis, dan

persorpsi. Makanan yang diabsorsi kemudian akan melalui dua jalan yaitu melalui vena porta

menuju ke hati dan melalui pembuluh limfe di sekitar usus lalu menuju duktus thoracicus dan

berakhir di darah.12

Page 17: An Sarti

17

Tabel 1. Enzim-Enzim Pencernaan.13

Kesimpulan

Hati merupakan kelenjar terbesar dalam tubuh, fungsi utamanya yang berperan dalam sistem

penceranaan adalah untuk mensekresikan getah empedu, untuk metabolisme protein,

karbohidrat, dan lemak. Lien merupakan organ limfoid yang berfungsi untuk membersihkan

darah. Kedua struktur tersebut sangan berperan dalam sistem pencernaan, apabila terjadi

gangguan pada makro mikro serta gangguan pada sistem vaskularisasi organ tersebut maka

mekanisme kerja dari organ tersebut akan terganggu.

Daftar Pustaka

1. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Edisi 6. Jakarta: Penerbit Buku

Kedokteran EGC; 2012.

2. Kahle, W. Sismtem Pencernaan. In : Atlas Berwarna & Teks Anatomi Manusia Alat-

Alat Dalam. Hipokrates. Jakarta ; 1995. Hal : 234 – 238.

3. www.ninotomcat89blogspot.com . Gambar hepar. Diunduh hari Kamis, 10 Juli 2014

pukul 21.35 WIB.

4. Price, S.A. RN. PhD. Gangguan hati, Kandung Empedu, dan Pankreas Patofisiolegi.

Penerbit Buku Kedokteran. EGC. Jakarta; 2003. Hal : 482.

5. Sheidel Edward, PhD. The Liver and Biliary Trac. In : Gastrointestinal System.

Elsevier’s Health Science. Philadelphia; 2002. Hal : 57 – 72.

6. Guyton C. Artur, M.D. Hati Sebagai Suatu Organ. In Fisiologi Kedokteran. Edisi

Penerbit Buku Kedokteran. EGC. Jakarta ; 1997. Hal : 1103 – 1109.

7. Sheidel Edward, PhD. The Liver and Biliary Trac. In : Gastrointestinal System.

Elsevier’s Health Science. Philadelphia; 2002. Hal : 57 – 72.

8. Watson R. Anatomi dan fisiologi untuk perawat. Edisi 10. Jakarta: Penerbit Buku

Kedokteran EGC; 2002.

9. Luhulima. W. J. Dr. Prof. Viscera Abdominis. In : Anatomi II. Bagian anatomi

Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin. 2001. Hal : 18 – 29

10. Atlas Anatomi Manusia Sobotta, ed. 22, jilid 2, P.Putz dan R. Pabst, EGC..

Page 18: An Sarti

18

11. Eroschenko VP. Atlas histologi di fiore dengan korelasi fungsional. Edisi ke-9.

Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC;2003.p.148-9.

12. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Edisi 6. Jakarta : Penerbit Buku

Kedokteran EGC;2013.p.648,678-82.

13. www.mahalesefrian.blogspot.com . Tabel enzim-enzim pencernaan. Diunduh hari

Kamis, 10 Juli 2014 pukul 22.01 WIB.