an Bahan Dan Media Pembelajaran Bahasa Dan Sastra Indonesia Kelas Xi Semester II

46
Disusun Oleh: Kelas B Pengembangan Bahan 5/15/2008 PENGEMBANGAN BAHAN DAN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA KELAS XI SEMESTER II

Transcript of an Bahan Dan Media Pembelajaran Bahasa Dan Sastra Indonesia Kelas Xi Semester II

Page 1: an Bahan Dan Media Pembelajaran Bahasa Dan Sastra Indonesia Kelas Xi Semester II

2008

Disusun Oleh:

Kelas B Pengembangan Bahan

5/15/2008

PENGEMBANGAN BAHAN DAN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA

INDONESIA KELAS XI SEMESTER II

Page 2: an Bahan Dan Media Pembelajaran Bahasa Dan Sastra Indonesia Kelas Xi Semester II

2

Mei 2008

UNIT 3. SOSIAL

I. MENDENGARKAN

Mendengarkan pembacaan cerpen memang mengasyikkan. Kesempurnaan bentuk cerpen bukan terletak pada panjang atau pendeknya namun pada isi serta unsur-unsur yang ada di dalamnya. Sebuah cerpen yang pendek sekalipun, bila ditulis dengan unsur-unsur yang lengkap dan menarik, tentu menjadikan cerpen itu memiliki daya pikat untuk disimak sampai tuntas.

Pengembangan Bahan dan Media Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas XI Semester II

Standar Kompetensi :

MendengarkanMemahami pembacaan cerpen

Kompetensi Dasar :

Mengidentifikasi alur, penokohan, dan latar dalam cerpen yang dibacakan.

Setelah mempelajari bagian ini, kalian diharapkan mampu

a. Memahami unsur-unsur dalam cerpen.b. Menganalisis unsur-unsur sebuah cerpen.c. Mengidentifikasi alur, penokohan, dan latar dalam cerpen yang dibacakan.

Page 3: an Bahan Dan Media Pembelajaran Bahasa Dan Sastra Indonesia Kelas Xi Semester II

2

Mei 2008

A. Memahami unsur-unsur dalam cerpen.

Kajian terhadap cerpen sebagai hasil karya sastra memiliki dua tujuan yaitu: apresiasi dan kritik cerpen. Apresiasi cerpen dimaksudkan untuk memahami unsur-unsur yang terkandung dalam cerpen yang meliputi unsur bentuk (tokoh, plot, tema, setting, sudut pandang pengarang, bahasa) dan unsur makna, yakni nilai-nilai kehidupan yang dibahas dalam karya sastra.

Unsur-unsur dalam cerpen meliputi:1. Tema

Adalah sebuah ide pokok, pikiran utama sebuah cerpen; pesan atau amanat.

Dasar tolak untuk membentuk rangkaian cerita; dasar tolak untuk bercerita. Ide

pokok adalah sesuatu yang hendak disampaikan.

2. Alur atau PlotAlur

Adalah rangkaian peristiwa yang menggerakkan cerita untuk mencapai efek

tertentu dan karakter tokoh tersebut.

3. Penokohan

Penokohan bisa dikatakan sebagai mata air kekuatan sebuah cerpen. Pada

dasarnya sifat tokoh ada dua macam. Pertama, sifat lahir (rupa dan bentuk).

Kedua, sifat batin (watak dan karakter). Sifat tokoh dalam cerita bisa

diungkapkan dengan berbagai cara, diantaranya melalui: tempat tokoh tersebut

berada, tindakan, ucapan dan pikirannya, kesan tokoh lain terhadap dirinya,

benda-benda di sekitar tokoh, deskripsi langsung secara naratif oleh pengarang.

4. Latar atau Setting

adalah keterangan mengenai waktu, ruang dan suasana dalam suatu cerita.

Pada dasarnya, latar mutlak dibutuhkan untuk menggarap tema atau plot, karena

untuk menghasilkan cerita yang gempal, padat dan berkualitas latar harus

bersatu dengan tema dan plot. Latar bisa dipindahkan ke mana saja, berarti latar

tidak integral dengan tema dan plot.

5. Sudut pandangan tokoh

Pengembangan Bahan dan Media Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas XI Semester II

Page 4: an Bahan Dan Media Pembelajaran Bahasa Dan Sastra Indonesia Kelas Xi Semester II

2

Mei 2008

Adalah visi pengarang yang dijelmakan ke dalam pandangan tokoh-tokoh

cerita. Jadi sudut pandangan ini sangat erat dengan teknik bercerita. Diantara

Sudut pandangan orang pertama, sudut pandangan tokoh ini, antara lain: Lazim

disebut point of view orang pertama. Pengarang menggunakan sudut pandang

“aku” atau “saya”. Di sini yang harus diperhatikan adalah sudut pandangan

pengarang harus netral dengan “aku” dan “saya”-nya. orang ketiga. Yang

dipakai adalah “ia” atau “dia” (Rahbini, 2007).

6. Gaya bahasa

Yaitu pilihan kata, ungkapan, variasi kalimat tertentu yang terpilih dan

dipilih dan dipakai oleh pengarang dalam penuturan cerita yang mencerminkan

gaya dan pengarang tersebut terhadap bentuk-bentuk bahasa yang diminatinya.

a) Mendengarkan rekaman cerita pendek yang berjudul ” Suatu Hari di Bulan

Desember 2002”.

1. Simaklah cerita pendek yang diperdengarkan dengan seksama!2. Cermatilah isi dari cerita pendek tersebut!

b) Mendengarkan cerita pendek yang dibacakan.

1. Simaklah cerita pendek yang berjudul ”Mbok Jah” yang dibacakan oleh

teman kalian!

2. Cermatilah isi dari cerita pendek tersebut!

Mbok Jah

Oleh Umar Kayam

Sudah dua tahun, baik pada lebaran maupun Sekaten, Mbok Jah tidak ”turun

gunung” keluar dari desanya di bilangan Tepus, Gunung Kidul, untuk berkunjung ke

rumah bekas rumah majikannya, keluarga Mulyono, di kota. Meskipun sudah berhenti

karena usia tua dan capek menjadi pembantu rumah Mbok JAh tetap memelihara

hubungan yang baik dengan seluruh anggota keluarga itu. Dua puluh tahun sudah

Pengembangan Bahan dan Media Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas XI Semester II

Page 5: an Bahan Dan Media Pembelajaran Bahasa Dan Sastra Indonesia Kelas Xi Semester II

2

Mei 2008

dilewatinya untuk bekerja sebagai pembantu di rumah kelurga yang sederhana dan

sedang-sedang saja kondisi ekonominya itu.

Gaji yang diterimanya tidak pernah tinggi, cukup saja, tetapi perlakuan yang

baik dan penuh tepa selira dari seluruh keluarga itu telah memberinya rasa aman,

tenang, dan tentram. Buat seorang janda yang sudah setua itu, apalah yang dikendaki

kecuali atap intik berteduh dan makan serta pakaian yang cukup. Lagi pula anaknya

yang tinggal di Surabaya dan menurut kabar hidup berkecukupan, tidak mau lagi

berhubungan dengannya. Tarikan dan pelukkan istri dan anak-anaknya rupanya begitu

erat melengket hingga mampu melupakan ibunya sama sekali. Tidak apa, hiburnya.

Dirumah keluarga Mulyono ini, dia merasa mendapat semuanya. Tetapi, waktu

ia merasa semakin renta-tidak sekuat sebelumnya-Mbok Jah merasa dirinya menjadi

beban keluarga itu dia merasa itu tumpangan gratis dan harga dirinya memberontak

terhadap keadaan itu. Diputusknnya untuk pulang saja ke desanya.

Ia masih memiliki warisan sebuah rumah desa-yang meskipun sudah tua dan

tidak terpelihara-akan dapat dijadikannya tempat tinggal di hari tua dan juga tegalan

barang sepetak dua petak masih ada juga. Tapi semua itu dapat diaturnya dengan anak

jauhnya di desa. Pasti mereka semua dengan senang hati akan menolong

mempersiapakan semua itu. Orang desa semua tulus hatinya tidak seperti kebanyakan

orang kota, pikirnya. Sedikit-sedikit duit, putusnya.

Maka dikemukakannya ini kepada majikannya. Majikannya beserta seluruh

anggota keluarga-yang hanya terdiri dari suami, istri, dan dua orang anak-protes keras

dengan keputusan Mbok Jah. Mbok Jah sudah menjadi bagian yang nyata dan hidup

sekali dari rumah tangga ini, kata ndoro putri. Dan siapa yang akan mendampingi si

Kedono dan si Kedini yang sudah beranjak dewasa desah ndoro kangkung. Wah, sepi

loh Mbok kalau tidak ada kamu, Lagi siapa yang bisa buat sambel terasi yang begitu

sedap dan melekok, seperti kamu Mbok, tukas Kedini dan Kedono.

Pokonya keluarega majikan tidak mau ditinggalkan oleh Mbok Jah. Tetapi,

keputusan Mbok Jah sudah mantap. Tidak mau menjadi beban sebagai kuda tua yang

tidak berdaya. Hingga jauh malam, mereka tawar menawar. Ahkirnya, diputuskan suatu

jalan tengah. Mbok Jah akan “turun gunung” dua kali dalam setahun, yaitu pada waktu

Sekaten dan waktu Idul Fitri. Mereka lantas setuju dengan jalan ttengah itu. Mbok Kjah

menepati janjinya. Waktu Sekaten dan Idul Fitri, dia memang daang. Bahkan, Kedono

dan Kedini selalu ikut menemaninya duduk ngelesot di halaman mesjid kraton untuk

mendengarkan suara gamelan Sekaten yang hanya berbunyi tang-tung-tung-grombyang

Pengembangan Bahan dan Media Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas XI Semester II

Page 6: an Bahan Dan Media Pembelajaran Bahasa Dan Sastra Indonesia Kelas Xi Semester II

2

Mei 2008

itu. Malah, lama-kelamaan mereka bisa ikut larut dan menikmati suasana Sekaten di

mesjid itu.

”Kok, suaranya aneh ya, Mbok. Tidak seperti gamelan kelenengan biasa. ”

”Ya, tidak, Gus, Den Rara. Ini gending keramatnya Kanjeng Nabi Muhammad.”

”Lha, Kanjeng Nabi apa tidak mengantuk mendengarkan ini, Mbok?”

”Lha, ya tidak. Kalau mau mendengarkan dengan nikmat, pejamkan mata

kalian.”

”Nanti rak kalian akan bisa masuk.”

Mereka menurut. Dan betul saja, lama-lama suara gamelan Sekaten itu enak

juga didengar.

Selain Sekaten dan Idul Fitri itu peristiwa menyenangkan karena kedatangan

Mbok Jah, sudah tentu juga oleh-oleh mbok Jah dari desa. Terutama juadah yang halus,

bersih dan gurih, dan kehebatan Mbok Jah menyambal terasi yang tidak kunjung surut.

Sambal itu dilarutkan dalam satu toples dan kalau sudah habis, setiap hari ia akan

menyambalnya. Belum lagi kalau ia membantu menyiapkan hidangan lebaran yang

lengkap. Orang tua renta itu masih ikut menyiapkan segala sesuatu semalam suntuk.

Dan semua masih dikerjakannya dengan sempurna. Opor ayam, sambel goreng ati,

lodeh, serudeng, dendeng ragi, ketupat, lontong, abon bubuk udang, semua lengkap

belaka disiapkan oleh Mbok Jah. Dari mana energi itu datang pada tubuh orang tua itu

tidak seorang pun dapat menduganya.

Setiap ia pulang ke desanya, Mbok Jah selalu kesulitan melepaskan dirinya dari

pelukkan Kedono dan Kediri. Anak kembar laki-laki perempuan itu, meski sudah

mahasiswa, selalu saja mendudukan diri mereka pada embok tua itu. Ndoro putri dan

ndoro kakung selalu tidak lupa menyisipkan uang sangu beberapa puluh ribu rupiah dan

tidak pernah lupa wanti-wanti pesan untuk kembali setiap Sekaten dan Idul Fitri.

”Inggih, Ndoro-ndoro saya dan Gus-Den Rara yang baik. Saya pasti akan

datang.”

Tetapi, begitulah. Sudah dua Sekaten dan dua Lebaran terahkir Mbok Jah tidak

muncul. Keluarga Mulyono bertanya-tanya, jangan-jangan Mbok Jah mulai sakit-

sakitan atau jangan-janagn malah....

”Ayo sehabis Lebran kedua, kita kunjungi Mbok Jah di desanya,” putus ndoro

Kakung.

”Apa Bapak tahu desanya?”

Pengembangan Bahan dan Media Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas XI Semester II

Page 7: an Bahan Dan Media Pembelajaran Bahasa Dan Sastra Indonesia Kelas Xi Semester II

2

Mei 2008

”Ah, kira-kira, ya tahu. Wong di Gunung Kidul saja, itu ternyata lama sekali.

Pada waktu itu, ahkirnya desa Mbok Jah ketemu, jam sudah menunjukkan lewat jam

dua siang. Perut Kendono dan Kediri sudah lapar meskipun sudah diganjal dengan roti

sobek yang seharusnya sebagian untuk oleh-oleh Mbok Jah.

Desa itu tidak indah, nyaris buruk, dan ternyata tidak makmur dan subur.

Mereka semakin terkejut lagi ketika menemukan rumah Mbok Jah. Kecil, miring, dan

terbuat dari gedek dan kayu murahan. Tegalnya yang selalu diceritakan ditanami

dengan palawija nyata gundul tak ada apa-apanya.

”Kula nuwun. Mbok Jah, Mbok Jah.”

Waktu akhirnya pintu dibuka, mereka terkejut lagi melihat Mbok Jah yang

sudah tua semakin tua lagi. Jalannya tergopoh, tetapi juga tertatih-tatih menyambut

bekas majikannya.

”Walah, walah, Ndoro-Ndoro saya yang baik, kok, bersusah-susah datang

kedesa sayang yang buruk ini. Jalannya tergopoh-gopoh, tetapi juga tertatih-tatih

menyambut bekas majikannya.

”Walah, walah, Ndoro-Ndoro saya yang baik kok, bersusah-susah mau datang

ke desa saya yang buruk ini. Mangga, mangga, ndoro silakan masuk dan duduk di

dalam.”

Di dalam hanya ada satu meja, beberapa kursi yang sudah reyot, dan sebuah

amben yang agaknya adalah tempat tidur Mbok Jah. Mereka disilahkan duduk. Dan

keluarga Mulyono masih ternganga-nganga melihat kenyataan rumah bekas pembantu

mereka itu.

”Ndoro-ndoro, sugeng riyadi, nggih, minal aidin wal faijin. Semua dosa-dosa

saya supaya diampuni, nggih, Ndoro-Ndoro, Gus-Den Rara.”

” Iya, iya, Mbok. Sama-sama saling memaafkan.”

” Lho, ini tadi pasti belum makan semua to? Tunggu, semua duduk yang enak, si

Mbok masakkan, nggih?”

” Jangan repot-repot, Mbok. Kita tidak lapar, kok. Betul!”

” Aah, pasti lapar. Lagi ini sudah hampir Asar. Saya masakkan nasi tiwul, nasi

dicampur tepung gaplek, nggih.”

Tanpa menunggu pendapat ndoro-ndoronya, Mbok Jah langsung saja

menyibukkan diri menyiapkan makanan. Kedono dan Kedini yang ingin membantu

ditolak. Mereka kemudian menyaksikan bagaimana Mbok Jah yang di dapur mereka di

kota dengan gesit menyiapkan makanan dengan kompor elpiji dengan nyala api yang

Pengembangan Bahan dan Media Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas XI Semester II

Page 8: an Bahan Dan Media Pembelajaran Bahasa Dan Sastra Indonesia Kelas Xi Semester II

2

Mei 2008

mantap; di dapur desa itu – yang sesungguhnya juga di ruang dalam tempat mereka

duduk – mereka menyaksikan si Mbok dengan susah payah meniup serabut-serabut

kelapa yang agaknya tidak cukup kering mengeluarkan api. Akhirnya, semua makanan

itu siap juga dihidangkan di meja. Yang disebut sebagai semua makanan itu nasi tiwul,

daun singkong rebus, dan sambal cabe merah dengan garam saja. Air minum disediakan

di kendi yang terbuat dari tanah.

”Silakan Ndoro, makan seadanya. Tiwul Gunung Kidul dan sambelnya Mbok

Jah tidak pakai terasi karena kehabisan terasi, dan temannya cuma daun singkong yang

direbus.” Mereka pun makan pelan-pelan. Mbok Jah yang di rumah mereka kadang-

kadang masak spaghetti atau sup makaroni, di rumahnya sendiri hanya mampu masak

tiwul dengan daun singkong rebus dan sambal tanpa terasi. Dan keadaan rumah itu? Ke

mana saja uang tabungannya yang lumayan banyak itu pergi? Bukankah dia dulu berani

pulang ke desa karena yakin sanak saudaranya akan dapat menolong dan

menampungnya dalam desa itu? Keluarga itu, seakan dibentuk oleh pertanyaan batin

kolektif, membayangkan berbagai kemungkinan. Dan Mbok Jah seakan mengerti apa

yang sedang dipikir dan dibayangkan oleh ndoro-ndoronya, segera menjelaskan.

”Sanak saudaranya saya itu miskin semua kok, Ndoro. Jadi, uang sangu saya

dari kota, lama-lama, ya, habis buat bantu ini dan itu.”

”Lha, Lebaran begini apa mereka tidak datang to, Mbok?”

” Lha, yang dicari di sini apa lho, Ndoro. Ketupat sama opor ayam?”

“Anakmu?”

Mbok Jah menggelengkan kepala tertawa kecut.

”Saya itu punya anak to, Ndoro?”

Kedono dan Kedini tidak tahan lagi. Diletakkan piring mereka dan langsung

memegang bahu embok mereka.

”Kau ikut kami ke kota ya?Harus ! Sekarang juga bersama kami!”

Mbok Jah tersenyum, tapi menggelengkan kepala.

”Si mbok tahu kalau anak-anakku akan menawarkan ini. Kalian anak-anakku

akan menawarkan ini. Kalian anak-anakku yang baik. Tapi tidak. Gus-Den Rara, rumah

si mbok di hari tua, ya, di sini. Nanti Sekaten dan Lebaran yang akan datang, saya pasti

datang. Betul.”

Mereka pun tahu itu keputusan yang tidak bisa ditawar lagi. Lalu, mereka pamit

mau pulang. Tetapi, hujan turun semakin deras dan rapat. Mbok Jah mengingatkan

Pengembangan Bahan dan Media Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas XI Semester II

Page 9: an Bahan Dan Media Pembelajaran Bahasa Dan Sastra Indonesia Kelas Xi Semester II

2

Mei 2008

ndoro kakungnya kalau hujan begitu akan susah mengemudi. Jalan akan tidak kelihatan

saking rapatnya air hujan turun. Di depan hanya akan kelihatan warna putih dan kelabu.

Mereka pun lantas duduk berderet di amben di beranda memandang ke tegalan.

Benar, tegalan itu berwarna putih dan kelabu.

1. Dengarkanlah rekaman cerpen yang akan diperdengarkan!2. Cermatilah unsur-unsur yang terdapat dalam cerpen tersebut!3. Analisislah unsur-unsur yang ada dalam cerpen tersebut !4. Tulislah hasil analisismu dalam form analisis cerpen yang sudah

disediakan!5. Buatlah kelompok yang terdiri dari 4-5 orang !6. Bacakan hasil analisismu di dalam kelompok!7. Presentasikanlah hasil analisis kelompokmu di depan kelas !

FormAnalisis Cerpen

Unsur Puisi Keterangan

Unsur Intrinsik Tema

Alur

Tokoh/Penokohan

Latar

Sudut pandangan

Gaya bahasa

B. Menganalisis unsur-unsur intrinsik sebuah cerpen.

Kegiatan yang selanjutnya yang harus kalian lakukan sekarang adalah

menganalisis unsur-unsur dalam sebuah cerpen. Untuk itu, kerjakan latihan-latihan

di bawah ini!

Pengembangan Bahan dan Media Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas XI Semester II

Latihan 1

Latihan 2

Page 10: an Bahan Dan Media Pembelajaran Bahasa Dan Sastra Indonesia Kelas Xi Semester II

2

Mei 2008

1. Salah satu teman membacakan cerpen berjudul “Mbok Jah” karya Umar Kayam di depan kelas!

2. Cermati cerpen yang telah dibacakan!3. Kerjakan latihan berikut ini!

Pengembangan Bahan dan Media Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas XI Semester II

Mbok Jah, Kedono Kedini,

Ndoro Kakung Ndoro Putri

Karakter Mbok Jah

………………………………………………………………………………………………..

PenokohanMbok Jah

……………………………………………………………………………………

Karakter Kedono-Kedini…………………………………………………………………………………………………

Karakter Ndoro Kakung dan Ndoro Putri………………………………………………………………………………………………….

PenokohanKedono-Kedini

………………………………………………………………………….…………………...

PenokohanNdoro Kakung dan

Ndoro Putri……………………………………………………………………….

Nilai pendidikan yang disampaikan pengarang kepada pembaca melalui tokoh utama………………………………………………………………………………………………………………………….…………………...

Page 11: an Bahan Dan Media Pembelajaran Bahasa Dan Sastra Indonesia Kelas Xi Semester II

2

Mei 2008

C. Mengidentifikasi alur, penokohan, dan latar dalam cerpen yang dibacakan.

Untuk lebih memperdalam pemahaman kalian di dalam memahami unsur-unsur cerpen, kerjakanlah latihan di bawah ini!

FORM ANALISIS CERPEN

Unsur Cerita

Pertanyaan Jawaban

Tokoh Tuliskanlah Komentar terhadap tokoh-tokoh dalam cerita tersebut seperti yang terdapat dalam cerita.

Mbok Jah

Ndoro Kakung dan Ndoro Putri

Kedono dan Kedini

Alur Tulislah secara singkat garis besar kejadian-kejadian yang terdapat dalam cerita.

Kejadian 1

Kejadian 2

Kejadian 3

Latar Waktu

1. Kapan Mbok Jah selalu menengok ke desa?

2. Kapan Mbok Jah memutuskan

Pengembangan Bahan dan Media Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas XI Semester II

Latihan 3

Page 12: an Bahan Dan Media Pembelajaran Bahasa Dan Sastra Indonesia Kelas Xi Semester II

2

Mei 2008

pulang dan tinggal di desa?

3. Kapan keluarga Ndoro Kakung dan Ndoro Putri menjenguk Mbok Jah di desa?

Sudut Pandang Penceritaan

Ubahlah sudut pandang penceritaan kelimat berikut dengan sudut pandang Aku

Di rumah keluarga Mulyono ini, dia merasa mendapat semuanya. Tetapi, waktu dia merasa semakin renta—tidak sekuat sebelumnya—Mbok Jah merasa dirinya menjadi beban keluarga itu.

Amanat dan Pesan

Jika anda menjadi tokoh Mbok Jah, hal apakah yang anda sadari dari peristiwa dalam kehidupan Mbok Jah

II. MENULIS

Pengembangan Bahan dan Media Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas XI Semester II

Standar Kompetensi : MenulisMenulis naskah drama.

Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan perilaku manusia melalui dialog naskah drama.

TUGAS:

Buatlah cerita pendek dengan memasukkan semua unsur-unsur dalam cerita pendek!

Page 13: an Bahan Dan Media Pembelajaran Bahasa Dan Sastra Indonesia Kelas Xi Semester II

2

Mei 2008

Dalam sebuah drama terdapat berbagai macam unsur. Baik unsur intrinsik maupun unsur ekstrinsik. Unsur intrinsik terdiri dari tokoh, alur, latar, dan tema. Di dalam tokoh terdapat penokohan atau penciptaan citra tokoh yang oleh pengarang dilakukan berbagai macam cara. Pengarang mungkin secara langsung mengungkapkan gambaran tentang tokoh mungkin pula melalui cakapan tokoh, penggambaran keadaan tokoh, tingkah laku tokoh, atau percakapan tokoh lainnya tentang diri si tokoh (Hariyanto, 2000:36).

A. Mengetahui dan memahami dialog naskah drama.

Peristiwa, konflik, dan alur cerita hanya ada karena peran tokoh atau pelaku. Tokoh cerita dapat berwujud manusia, binatang, tumbuhan, atau benda mati yang dipersonifikasikan. Setiap tokoh mempunyai watak atau karakternya sendiri-sendiri sehingga memungkinkan terjadinya konflik bila berinteraksi atau berkorelasi (Kamdhi, 2003).

Tokoh dalam dalam drama bukanlah sekedar semacam boneka yang mati. Tokoh tersebut diharapkan berkesan hidup yaitu memiliki ciri-ciri kebadanan, ciri-ciri kejiwaan, dan ciri-ciri kemasyarakatan. Yang dimaksud ciri-ciri kebadanan misalnya usia, jenis kelamin, keadaan tubuh dan kondisi wajah. Yang dimaksud dengan ciri-ciri kejiwaan misalnya mentalitas, moral, tempramen, kecerdasan, dan kepandaian dalam bidang tertentu. Sedangkan yang dimaksud ciri-ciri kemasyarakatan misalnya status sosial, pekerjaan atau peranannya dalam masyarakat, pendidikan, ideologi, kegemaran, dan kewarganegaraan.

Ada berbagai macam tokoh. Berdasarkan fungsi penampilannya terdapat tokoh antagonis, protagonis dan tritagonis. Protagonis adalah tokoh yang diharapkan menarik simpati dan empati pembicara atau penonton. Ia adalah tokoh dalam drama yang memegang pimpinan. Antagonis atau tokoh lawan adalah pelaku dalam drama yang berfungsi sebagai penentang utama dari tokoh protagonis. Tritagonis adalah tokoh yang berpihak pada protagonis atau berpihak pada antagonis atau berfungsi sebagai penengah pertentangan tokoh-tokoh itu (Hariyanto, 2000).

Dalam setiap lakon dialog harus memenuhi dua hal yaitu: 1) Dialog haruslah dapat mempertinggi gerak. Dialog hendaknya dipergunakan untuk mencerminkan

Pengembangan Bahan dan Media Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas XI Semester II

INF

O

DR

AM

A

Kata

drama

berasal dari

bahasa Y

unani draom

ei yang

artinya bergerak atau berbuat. D

rama adalah

karya sastra

yang m

elukiskan kehidupan dan w

atak manusia lew

at gerak

dan diaolog

di atas

pentas (W

ijaya, 2005).

Setelah mempelajari bagian ini, kalian diharapkan mampu

Mengetahui dan memahami dialog naskah drama.Membedakan perilaku manusia melalui dialog naskah drama.Mendeskripsikan perilaku manusia melalui dialog naskah drama.

Page 14: an Bahan Dan Media Pembelajaran Bahasa Dan Sastra Indonesia Kelas Xi Semester II

2

Mei 2008

apa-apa yang telah terjadi selama permainan, selama pementasan, dan juga harus mencerminkan pikiran dan perasaan para tokoh yang turut berperan dalam lakon itu. 2) Dialog haruslah baik dan bernilai tinggi. Dialog haruslah lebih terarah dan teratur daripada percakapan sehari-hari. Hendaknya jangan ada kata-kata yang tidak perlu; para tokoh harus berbicara jelas, terang, dan menuju sasaran (Wijaya, 2005).

a) Menulis sebuah drama.

b) Membaca sebuah drama.1. Bacalah drama yang berjudul ”Arloji” di bawah ini!2. Cermatilah tokoh beserta penokohannya!

Bacalah drama berikut ini!

ArlojiOleh: P. Hariyanto

Kisah ini terjadi di sebuah kamar depan keluarga yang cukup terpandang. Terdapat berbagai perlengkapan yang lazim di kamar tamu semacam itu, namun yang terpenting adalah seperangkat meja dan kursi tamu. Kira-kira pukul 09.00 drama ini terjadi.

Para pelaku:1. Jidul: Anak laki-laki berumur 15 tahun, bisu dan tampak bodoh, namun peringan

dan tekun. Ia seorang pembantu rumah tangga 2. Pak Pikun: Pembantu rumah tangga ini berumur sekitar 40 tahun. Rambutnya

sudah memutih, sok tahu, sok kuasa, dan keras kepala.3. Ibu: Nyonya rumah ini kira-kira berusia 42 tahun, keibuan, dan bijaksana.4. Tritis: Gadis berusia 18 tahun ini cenderung tergesa-gesa dalam memberikan

penilaian.

Dengan penuh keringanan, si Jidul tekun membersihkan meja dan kursi-kursi. Kepalanya melenggut-lenggut, pantatnya bergidul-gidul seirama dengan musik ndangdut yang terdengar meriah. Jidul terkejut ketika musik mendadak berhenti.Pak Pikun : (Muncul, langsung menuju ke arah Jidul) Ayo! Mana! Berikan kembali

padaku Ayo ! Mana!Jidul : Ber-ah-uh, sambil memberikan isyarat yang menyatakan ketidak

mengertiannya.

Pengembangan Bahan dan Media Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas XI Semester II

Page 15: an Bahan Dan Media Pembelajaran Bahasa Dan Sastra Indonesia Kelas Xi Semester II

2

Mei 2008

Pak Pikun : Jangan berlagak pilon! Siapa lagi kalau bukan kamu yang mengambilnya? Ayo, Jidul, kamu sembunyikan di mana, eh?

Jidul : Semakin bingung dan takut.Pak Pikun : Dasar maling! Belum sampai sebulan disini kamu sudah kambuh lagi,

ya? Dasar nggak tahu diri! ayo, kembalikan kepadaku! Mana, heh?Jidul : Meringkuk diam.Pak Pikun : (Semakin keras suaranya) Jidul! Kamu mau kembalikan apa tidak?

Mau insaf apa tidak? Apa mau kupanggilkan orang-orang sekampung untuk mencincangmu, heh? Kamu mau dipukuli seperti dulu lagi? Ayo, mana?

Ibu : (Muncul tergesa-gesa) Eh, ada apa Pak Pikun? Ada Apa dengan si Jidul?

Pak Pikun : Anak ini memang tidak pantas dikasiani, Bu. Dia mencuri lagi, Bu!Ibu : Mencuri? (tertegun) Kamu mencuri, Jidul?Jidul : Ber-ah-uh sambil menggoyang-goyangkan kepala dan tangannya.Pak Pikun : Ungkir ya? Padahal jelas, Bu! Tadi saya mandi. Setelah itu, arloji saya

tertinggal di kamar mandi. Lalu dia masuk entah mengapa. Lalu tidak ada lagi arloji saya, Bu.

Ibu : O, Jadi arloji Pak Pikun hilang, begitu?Pak Pikun : Bukan hilang, Bu! Jelas telah dicurinya! Ayo, ngaku saja! Kamu ngaku

saja Jidul! Jidul : Ber-ah-uh mencoba menjelaskan ketidak tauhannya.Pak Pikun : Masih mungkir? Minta kupukul?Ibu : Sabar, Pak Pikun, sabar!Pak Pikun : Maaf, Bu. Ini biar saya urus sendiri! Kamu baru mau ngaku kalau

dipukul, ya? Sini (mau memukul si Jidul).Si Jidul : Meloncat, lari keluar dikejar oleh Pak Pikun.Ibu : Sabar dulu Pak Pikun, Diperiksa dulu! (mendesah sendiri) Ya, ampun!

Orang sudah tua kok ya masih gegabah, tidak sabaran begitu.Tritis : (Muncul, membawa buku dan alat tulis ) Uh! Pagi-pagi sudah .

Ngganggu orang belajar saja!Ibu : Belum jelas, Tritis.Tritis : Ah Ibu sih suka membela si Jidul! Siapa lagi kalau bukan dia yang

mengambil arloji Pak Pikun? Apa ibu lupa? Dia kan dulu ketahuan mencuri ayam kita, ketahuan, mau dipukuli orang kampung malah kemudian dibela ayah dan ditampug di rumah kita. Keenakan dia, maka kini mencuri lagi!.

Ibu : Ya memang, dulu pernah mencuri. Itu karena ia kelaparan. Tetapi belum tentu sekarang dia mengambil arloji Pak Pikun, Tritis!

Tritis : Kalau bukan si Jidul, apa ibu atau aku yang mengambil arloji itu, ibu? (tertawa)

Ibu : (menemukan ide) Ah! Mungkin masih ada di kamar mandi Tritis! Atau, mungkin di dekat tempat jemuran. Pak Pikun kan pelupa? Mari kita coba mencarinya! (bersama tritis melangkah ke kiri akan keluar, tetapi kemudian berhenti)

Terdengar suara ribut,. Si Jidul kembali meloncar masuk ke kana. Maunya berlari, tetapi tersandung sesuatu. Ia jatuh terguluing mengejutkan Ibu dan tritis.dan sebelum sempat bangkit, Pak Pikun sudah keburu masuk pula dan menangkapnya dengan geram.

Pengembangan Bahan dan Media Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas XI Semester II

Page 16: an Bahan Dan Media Pembelajaran Bahasa Dan Sastra Indonesia Kelas Xi Semester II

2

Mei 2008

Pak Pikun : ( Sambil mengacung-acungkan penggada besar, tangan kirinya tetap mencengkeram leher kaus si Jidul) Mau lari lagi kemana?, heh? Kupukul kamu sekarang!

Ibu : Sabar, Pak! Tunggu dulu!Pak Pikun : Tunggu apa lagi. Bu? Anak nggak benar ini harus saya ajar biar kapok.

(Akan memukul penggadanya)Ibu :Tunggu dulu! siapa tau, jidul benar tidak mencuri dan Pak Pikun yang

tidak benar menaruh arlojinya?Pak Pikun : Tak mungkin, Bu saya yakin, si brengsek ini pencurinya. Kamu harus

mampus (akan memukulnya panggadanya)Tritis : (Melihat tangan pak pikun) eh, liat! Arlojinya kan itu! Di pergelangan

tangan kananmu, pak Pikun lihat! (tertawa ngakak)Ibu : O, iya! Betul! Dasar Pak Pikun ya pikun! (tertawa geli)Pak Pikun : Tertegun memegang pergelangan tangannya yang kanan. Di

lepaskannya si Jidul. Di amat-amatinya arloji itu. Penggadanya sudah dijatuhakan. Dengan sangat malu, ia berjalan keluar tertegun-tegun, diiringi pelak tawa Ibu dan Tritis .sementara itu, si Jidul pun tertawa –tawa pula dengan caranya sendiri yang spesifik.

1. Buatlah kelompok yang terdiri dari 4-5 orang!2. Mengaranglah sebuah drama dengan menekankan tokoh serta penokohan dalam

drama tersebut!3. Bacakanlah hasil karangan kelompok kalian di depan kelas!4. Nilailah hasil drama kelompok rekan dengan mengisi lembar penilaian yang

sudah disediakan!

LEMBAR PENILAIAN

Pengembangan Bahan dan Media Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas XI Semester II

No Nama

Kelompok

Judul

Drama

Aspek Yang Dinilai Penggambaran

watak tokoh

sesuai dengan

peranannya

Kejelasan

dialog

antar

tokohnya

Kelengkapan

Unsur

Penokohan

Ketepatan

Unsur

Penokohan

1.

2.

3.

4.

Latihan 1

Page 17: an Bahan Dan Media Pembelajaran Bahasa Dan Sastra Indonesia Kelas Xi Semester II

2

Mei 2008

Kriteria Penilaian:

A = Sangat bagusB = BagusC = CukupD = Kurang

CATATAN:

Agar pembelajaran berlangsung efektif, guru diharapkan memberikan hadiah kepada kelompok yang mengarang drama terbaik sesuai dengan kriteria yang ada dalam lembar penilaian.

B. Membedakan perilaku manusia melalui dialog naskah drama.

Sebagai tindakan nyata untuk membedakan perilaku manusia melalui dialog naskah drama, kalian diharapkan benar-benar menghayati peran setiap tokoh. Oleh sebab itu, kegiatan berikut ini akan lebih menekankan kepada kemampuan siswa untuk dapat membedakan perilaku manusia melalui kegiatan bermain peran.

Setelah kalian membaca drama yang berjudul ”Arloji” laksanakanlah kegiatan-kegiatan di bawah ini!

1. Buatlah kelompok yang terdiri dari 4 orang!2. Bagilah peran sesuai dengan tokoh dalam drama tersebut!3. Baca dan ekspresikanlah setiap tokoh dalam drama tersebut sesuai dengan

karakternya masing-masing!4. Berilah penilaian terhadap penampilan masing-masing kelompok rekan dengan

mengisi lembar penilaian!5. Tulislah kesimpulan dalam lembar jawaban yang sudah disediakan mengenai

kesesuaian dan ketepatan dialog yang dipaparkan dalam drama tersebut! Apakah dua syarat penulisan dialog sudah termuat di sana?

Pengembangan Bahan dan Media Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas XI Semester II

Latihan 2

Page 18: an Bahan Dan Media Pembelajaran Bahasa Dan Sastra Indonesia Kelas Xi Semester II

2

Mei 2008

LEMBAR PENILAIAN

Kriteria Penilaian:

A = Sangat bagusB = BagusC = CukupD = Kurang

LEMBAR JAWABAN

KESIMPULAN Nama Kelompok:

............................................................ ............................................................ ............................................................ ............................................................ .............................................................

Pengembangan Bahan dan Media Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas XI Semester II

No Nama

Kelompok

Aspek Yang Dinilai Keterangan

Kesesusaian peran

terhadap tokoh yang

dimainkan

Penghayatan

terhadap tokoh

yang imainkan

1.

2.

3.

4.

Page 19: an Bahan Dan Media Pembelajaran Bahasa Dan Sastra Indonesia Kelas Xi Semester II

2

Mei 2008

......................................................................................................... ......................................................................................................... ......................................................................................................... ......................................................................................................... ......................................................................................................... .........................................................................................................

C. Mendeskripsikan perilaku manusia melalui dialog naskah drama.

Dalam mendeskripsikan perilaku manusia dalam sebuah drama, perlu menganalisis drama itu lebih jauh. Analisis dapat dilakukan melalui dialog antar tokohnya. Latihan di bawah ini akan melatih kalian dalam mendeskripsikan perilaku manusia melalui dialog naskah drama.

1. Analisislah drama ”Arloji” berdasarkan penggambaran perwatakan tiap tokohnya!

2. Isilah form analisis drama di bawah ini!3. Diskusikanlah hasil analisismu di dalam kelas!

FORM ANALISIS DRAMA

Unsur Cerita

Pertanyaan Jawaban Alasan

Tokoh Tuliskanlah Komentar terhadap tokoh-tokoh dalam drama tersebut seperti yang terdapat dalam drama (Tokoh utama, tambahan, dsb)

Jidul

Pak Pikun

Ibu

Tritis

Perwatakan/Penokohan

Tulislah perwatakan/penokohan drama tersebut (Protagonos, Antagonis, Tritagonis)

Jidul

Pak Pikun

Ibu

Pengembangan Bahan dan Media Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas XI Semester II

Latihan 3

Page 20: an Bahan Dan Media Pembelajaran Bahasa Dan Sastra Indonesia Kelas Xi Semester II

2

Mei 2008

Tritis

BERBICARA

Pada bab ini, kalian dihadapkan pada proses pementasan drama. Karya sastra drama selain sebagai karya seni juga merupakan potret situasi tertentu. Dalam drama, kita tidak hanya menemukan tokoh dan jalan cerita, melainkan juga suatu gambaran abstrak mengenai keadaan suatu masyarakat pada masa tertentu.

A. Memahami perwatakan tokoh dari dialog sebuah drama.

Ada beberapa hal yang harus dilakukan apabila melisankan sebuah naskah drama. Hal-hal tersebut antara lain (1) Baca dalam hati naskah drama tersebut dan bayangkan bagaimana dialog yang harus diucapkan serta gerak dan mimik yang harus dilakukan, (2) Adakan pembagian peran sesuai dengan minat, karakter, dan latar belakang kejiwaan masing-masing, (3) Hafalkan teks dialog tersebut sesuai dengan perannya masing-masing, (4) Berlatihlah membaca dialog dengan memasukkan

Pengembangan Bahan dan Media Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas XI Semester II

Standar Kompetensi : Berbicara Mengungkapkan wacana sastra dalam bentuk pementasan drama.Kompetensi Dasar :

Mengekspresikan dialog para tokoh dalam pementasan drama.

Setelah mempelajari bagian ini, kalian diharapkan mampu

Memahami perwatakan tokoh dari dialog sebuah drama .Bermain peran sesuai dengan dialog para tokoh dalam drama.

Mengekspresikan dialog antar tokoh dalam pementasan drama.

II

Page 21: an Bahan Dan Media Pembelajaran Bahasa Dan Sastra Indonesia Kelas Xi Semester II

2

Mei 2008

karakter tokoh, gerak anggota badan dan mimik. Ucapkan dialog tersebut dengan vokal yang jelas sesuai dengan peran masing-masing.

Karena suatu lakon perlu singkat dan padat, maka sang dramawan haruslah dapat memotret para pelakunya dengan tepat dan jelas untuk menghidupkan impresi. Demi tujuan itulah maka sang pengarang mempergunakan beberapa jenis pelaku atau aktor yang biasa dipergunakan dalam teater. Beberapa di antaranya: 1) Tokoh yang kontras dengan tokoh lainnya. Dia mungkin merupakan tokoh pembantu yang berfungsi sebagai pembantu saja, atau mungkin pula dia memerankan suatu bagian penting dalam lakon itu, tetapi secara insidental bertindak sebagai seorang pembantu. 2) Tokoh yang dapat berperan dengan tepat dan tangkas. Dia dapat berperan sebagai orang kampung atau sebagai orang yang berkedudukan. Kemampuan tokoh yang serba bisa inilah yang membuat tokoh individual yang sebenarnya itu menjadi luar biasa, semakin menarik hati. 3) Tokoh yang statis; yang tetap saja keadaannya, baik pada awal maupun pada akhir suatu lakon. Dengan kata lain: tokoh ini tidak mengalami perubahan; dia tetap statis. 4) Tokoh yang mengalami perkembangan selama pertunjukkan (Wijaya, 2005).

a. Mengungkapkan dialog tiap tokoh dalam bentuk pementasan drama.1. Bacalah kembali teks drama yang berjudul ”Arloji”!2. Pentaskanlah teks drama tersebut di depan kelas!

b. Mendengarkan rekaman drama yang diperdengarkan.1. Simaklah rekaman drama yang berjudul ”Ande-ande Lumut” yang akan

diperdengarkan!2. Cermatilah perwatakan tiap tokohnya!

1. Bacalah kembali teks yang berjudul ”Arloji”!2. Kerjakan latihan berikut dengan mengisi form analisis drama!3. Diskusikanlah perwatakan masing-masing tokoh dalam drama tersebut!

FORM ANALISIS DRAMA

Petunjuk : Isi bagian kolom perwatakan dengan memperhatikan dialog para tokohnya!

Pengembangan Bahan dan Media Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas XI Semester II

Latihan 1

Page 22: an Bahan Dan Media Pembelajaran Bahasa Dan Sastra Indonesia Kelas Xi Semester II

2

Mei 2008

B. Bermain peran sesuai dengan dialog para tokoh dalam drama.

Setelah kalian dapat membedakan perwatakan tiap tokoh, pada kegiatan

selanjutnya, kalian diharapkan mampu bermain peran sesuai dengan dialog para

tokoh dalam drama tersebut. Oleh karena itu, kerjakanlah kegiatan di bawah ini

untuk memperdalam pengetahuan kalian tentang perwatakan tokoh dalam drama.

1. Buatlah kelompok yang terdiri dari 4 orang!2. Pilihlah peran yang sebagai tokoh Jidul, Pak Pikun, Ibu dan Tritis!3. Perankan tokoh tersebut di depan kelas dengan memperhatikan perwatakan

tokohnya!4. Berilah tanggapan terhadap kelompok rekan!

C. Mengekspresikan dialog antar tokoh dalam pementasan drama.

Dalam mendeskripsikan perwatakan tokoh dalam sebuah drama perlu menganalisis drama itu lebih jauh. Analisis dapat dilakukan melalui dialog antar tokohnya. Latihan di bawah ini akan melatih kalian dalam mendeskripsikan perilaku manusia melalui dialog naskah drama dengan mementaskannya di depan kelas.

Pengembangan Bahan dan Media Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas XI Semester II

Tokoh Dialog Perwatakan

Jidul Ber-ah-uh, semakin bingung dan takut.

Pak PikunDasar maling! Belum sampai sebulan di sini kamu sudah kambuh lagi, ya? Dasar nggak tahu diri! Ayo, kembalikan padaku! Mana, heh?

Tritis Ah ibu sih suka membela si Jidul! Siapa lagi kalau bukan dia yang mengambil arloji Pak Pikun? Apa ibu lupa? Dia kan dulu ketahuan mencuri ayam kita, ketahuan, mau dipukuli orang kampung malah kemudian dibela ayah dan ditampung di rumah kita. Keenakan dia, maka kini mencuri lagi!

IbuTunggu dulu! Siapa tahu,Jidul benar tidak mencuri dan Pak Pikun tidak benar menaruh arlojinya ?

Latihan 2

Page 23: an Bahan Dan Media Pembelajaran Bahasa Dan Sastra Indonesia Kelas Xi Semester II

2

Mei 2008

1. Buatlah kelompok yang terdiri dari 4-5 orang!2. Simaklah rekaman drama berjudul ”Ande-ande Lumut” dengan seksama!3. Susunlah kembali alur drama tersebut dengan membuat naskah drama

menggunakan bahasa kalian sendiri!4. Ekspresikan dialog naskah drama kalian di depan kelas dengan bermain peran!5. Tanggapilah penampilan kelompok rekan dengan mengisi lembar penilaian di

bawah ini!LEMBAR PENILAIAN

Kriteria Penilaian:

A = Sangat bagusB = BagusC = CukupD = Kurang

Pengembangan Bahan dan Media Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas XI Semester II

No Nama

Kelompok

Aspek Yang Dinilai Keterangan

Kesesusaian

peran

terhadap

tokoh yang

dimainkan

Penghayatan

terhadap

tokoh yang

dimainkan

Mimik

muka,

gerak-

gerik

tubuh

dan

intonasi1.

2.

3.

4.

Latihan 3

Latihan 4

Page 24: an Bahan Dan Media Pembelajaran Bahasa Dan Sastra Indonesia Kelas Xi Semester II

2

Mei 2008

Diskusikanlah kesulitan-kesulitan yang kalian hadapi saat mementaskan kedua drama tersebut di dalam kelas!

III. MEMBACA

Biografi singkat dari tokoh-tokoh terkenal di Indonesia sangat banyak sekali tersedia di berbagai macam media, baik media cetak maupun elektronik. Buku biografi singkat tokoh-tokoh ternama di Indonesia dapat kalian gunakan untuk mengenali siapa saja tokoh-tokoh Indonesia yang berjasa dalam membangun bangsa dan negara Indonesia.

A. Memahami sifat, watak, pengalaman, dan profesinya.

Pengembangan Bahan dan Media Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas XI Semester II

TUGAS:

Carilah sebuah drama dengan tema bebas dan analisislah perwatakannya.

Standar Kompetensi : MembacaMemahami buku biografi, novelKompetensi Dasar : Mengungkapkan hal-hal yang menarik yang dapat diteladani dari tokoh.

Setelah mempelajari bagian ini, kalian diharapkan mampu

Memahami sifat, watak, pengalaman, dan profesinya.Menemukan hal yang menarik dari tokoh.Meneladani kelebihan atau keunggulan dari tokoh.

Page 25: an Bahan Dan Media Pembelajaran Bahasa Dan Sastra Indonesia Kelas Xi Semester II

2

Mei 2008

Sebagai bangsa Indonesia, sudah semestinya kita mengenal tokoh-tokoh bangsa ini, Anda dapat mengenal tokoh melalui berita seseorang atau membaca buku biografinya. Karena Anda saat ini mempelajari bahasa dan sastra Indonesia, alangkah baiknya kita mengetahui sekilas biografi seorang tokoh bangsa yang sangat berjasa dalam bidang bahasa dan sastra Indonesia.

a. Membaca biografi singkat tokoh dalam bidang bahasa dan sastra IndonesiaBeliau adalah Muhammad Yamin, seorang penyair, pencetus bahasa persatuan, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, dan Seorang pahlawan nasional. 1. Bacalah bigrafi singkat di bawah ini!2. Cermatilah dengan seksama biografinya!

Dia Seorang Penyair, Pencetus Bahasa Persatuan, Menteri P dan K,

dan Pahlawan Nasional

Muhammad Yamin, lewat surat keputusan Presiden RI, 6 November 1973,

dinyatakan sebagai pahlawan nasional. Penghargaan itu sungguh suatu penghormatan

yang pantas. Yamin merupakan salah seorang tokoh pergerakan, pemikir, dan

budayawan yang melihat kehidupan bangsa ini ke massa depan, jauh melampaui

jamannya. Sebuah teladan dari sosok manusia yang memiliki gagasan mengenai

pentingnya persatuan bangsa yang multietnik pada masa itu.

Muhammad Yamin lahir 23 Agustus 1903 di Talawi dekat Sawahlunto, Sumatra

Barat. Selepas tamat sekolah Melayu, Ia memasuki HIS dan kemudian melanjutkan ke

Sekolah Guru Bukittinggi. Pernah mengikuti Sekolah Pertanian dan Peternakan di

Bogor (1923), namun tidak selesai. Pada tahun 1927 merampungkan pendidikannya di

AMS Yogyakarta. Belum puas dengan semua itu, Ia masuk Sekolah Hakim Tinggi di

Jakarta hingga selesai tahun 1932 dengan gelar Meester in de Rechten (Sarjana

Hukum).

Seperti juga pemuda-pemuda terpelajar di jaman kolonial, Yamin pun ikut aktif

berorganisasi. Antara 1926-1928, misalnya, Ia menjadi ketua Jong Sumatra Bond dan

ketua Indonesia Muda (1928). Setelah itu, Yamin hampir tidak pernah meninggalkan

aktifitasnya dalam berorganisasi politik kebangsaan waktu itu. Tercatat, Ia pernah

menjadi anggota Partindo dan anggota Volksraad.

Selepas merdeka, Ia terus aktif dalam membangun negeri ini. Beberapa jabatan

penting pernah disandangnya, diantaranya, anggota KNIP (Komte Nasional Indonesia

Pusat), Mentri Kehakiman tahun 1951, Mentri Pengajaran Pendidikan dan Kebudayaan

tahun 1952-1955, Ketua Dewan Pengawasan LKBN Antara tahun 1961-1962, dan

Pengembangan Bahan dan Media Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas XI Semester II

Page 26: an Bahan Dan Media Pembelajaran Bahasa Dan Sastra Indonesia Kelas Xi Semester II

2

Mei 2008

Ketua Dewan Perancang Nasional tahun 1962. Pada 17 Oktober 1962, Muhammad

Yamin menghebuskan nafasnya yang terakhir di Jakarta dan dimakamkan di tanah

kelahirannya di Talawi.

Sejumlah jabatan penting yang pernah dipegang oleh Muhammad Yamin

menunjukkan bagaimana peran yang telah dijalaninya dalam perjalanan perjuangan

bangsa ini. Ketika sebagian besar kaum terpelajar kita lebih suka berbicara dan menulis

dalam bahasa Belanda, dalam majalah Jong Sumatra, Yamin justru menulis dalam

bahas Melayu. Secara sadar, ia hendak mengangkat bahasa Melayu sebagai bahasa yang

sesungguhnya sangat berpeluang menjadi alat untuk mempersatukan keanekaragaman

suku bangsa kita.

Bukti lain dari kepedulian Muhammad Yamin terhadap bahasa Melayu tampak

pula dari puisi awalnya yang berjudul “Tanah Air”.Puisi yang ditulisnya saat ia masih

berusia 17 tahun itu dimuat di majalah Jong Sumatra, Juli 1920. Meskipu berupa pola

syair dan pantun Melayu, syair tersebut dipadukan menjadi sebuah puisi yang

mengungkapkan kerinduannya pada tanah air leluhur.

Puisi berikutnya “Indonesia Tumpah Darahku” ditulisnya 26 Oktober 1928

menjelang Kogres Pemuda. Ia menyampaikan kecintaan pada bahasa bangsanya dan

pada cita-cita mempersatukan beragam suku bangsa ke dalam satu negeri, satu bangsa

dan satu bahasa, “Indonesia”. “Kearena kita sedarah- sebangsa/Bertanah air

Indonesia.” Dalam puisi lainnya yang terdapat dalam puisi Indonesia Tumpah Darahku,

Yamin menegaskan lagi “……..Bahasa Indonesia sudah sedemikian lakunya; tetapi

harganya yang tertinggi adalah seperti bahasa persatuan.”

Gagasan mengenai bahasa persatuan itu tentulah tidak datang tiba-tiba. Ia lahir

dari sebuah proses pemikiran yang matang. Dalam kongres Indonesia I (1926),

Muhammad Yamin pun merupakan salah seorang yang memperjuangkan bahasa

Melayu agar menjadi bahasa yang dapat dipahami oleh suku-suku bangsa di Indonesia.

Dalam pidatonya ia mengatakan

“ Bahwa bahasa melayu lebih penting dari pada yang sering disangka orang dan

bahwa bahasa itu mempunyai satu perkembangan kelanjutan terus-menerus. Ia

memiliki suatu sastra luas, yang berpijak di berbagai bidang dan sekarang sudah

menjadi bahasa pengantar di kalangan orang-orang Indonesia……..” Di bagian lain, ia

berpendapat “………..saya sendiri mempunyai keyakinan penuh, bahwa bahasa melayu

lambat laun akan menjadi bahasa percakapan dan persatuan yang tepat bagi bangsa

Indonesia di masa depan……”

Pengembangan Bahan dan Media Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas XI Semester II

Page 27: an Bahan Dan Media Pembelajaran Bahasa Dan Sastra Indonesia Kelas Xi Semester II

2

Mei 2008

Salah satu hasil kongres itu adalah mempersiapkan materi-materi yang akan

dibahas dalam kongres berikutnya. Yamin dipercaya untuk membuat konsep-

konsepnya. Satu diantara butir konsep itu berisi rumusan tentang bahasa yang tertulis:

“ Kami putra dan putri Indonesia menjunjung tinggi bahasa persatuan bahasa

Melayu”. Setelah melewati perdebatan dan berbagai pertimbangan, dalam Kongres

Pemuda II, 28 Oktober 1928, disepakati rumusan mengenai bahasa persatuan sebagai

berikut “ Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung tinggi bahasa persatuan bahasa

Indonesia”. Sebuah keputusan penting yang ternyata didukung oleh tokoh- tokoh dari

berbagai suku bangsa seperti Ki Hajar Dewantara, Purbatjaraka, Abu Hanifah, Husein

Djajadiningrat, Adinegoro, Sanusi Pane, dan lain- lain. Dengan keputusan itu, bahasa

Melayu resmi diangkat sebagai bahasa Indonesia yang memberi kepastian kedudukan

dan fungsi bahasa Indonesia dalam masyarakata Indonesia.

Gagasan Muhammad Yamin mengenai pentingnya bahasa persatuan terungkap

pula dalam Kongres Bahasa Indonesia I di Solo ( 1938). Dikatakannya “ Membicarakan

bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa kebudayaan, barulah berhasil

jikalau diperhatikan kedudukan bahasa Indonesia dalam seluruh masyarakat Indonesia

dahulu dan sekarang, tentang tempatnya pada hari yang akan datang dan tentang

artinya bagi bangsa Indonesia dan bagi pengetahuan umum.” Ditegaskan pula”…

Bahasa Indonesia adalah bahasa budaya; sebagai bahasa persamaan pertemuan dan

persatuan Indonesia, perkakas rohani dalam beberapa daerah dan bagi anak

Indonesia; denagn lahirnya kebudayaan Indonesia, bahasa Indonesia telah terhubung

dengan kebudayaan baru itu…. Pengetahuan dan kesadaran bangsa Indonesia

menguatkan pendirian bahwa bahasa Indonesia mendapat tempat yang semestinya

sebagai bahasa pertemuan , persatuan kebudayaan Indonesia, dan sebagai bahasa

Negara.“ Terbukti kemudian, bahasa Indonesia resmi menjadi bahasa Negara

sebagaimana tercantum dalam pasal 36, UUD 1945.

Peranan Muhammad Yamin dalam mengangkat bahasa Melayu menjadi bahasa

Indonesia dan dalam memajukan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan, diakui

pula oleh para pakar sejarah. Hampir semua buku sejarah yang mengangkat peristiwa

Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928, selalu menyinggung peranan Muhammad Yamin,

baik sebagai pencetus gagasan diselenggarakannya kongres itu maupun sebagai salah

satu tokoh yang merumuskan ketiga butir Sumpah Pemuda “Bertanah air: Berbangsa:

dan Menjunjung bahasa persatuan: Indonesia”.

Pengembangan Bahan dan Media Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas XI Semester II

Page 28: an Bahan Dan Media Pembelajaran Bahasa Dan Sastra Indonesia Kelas Xi Semester II

2

Mei 2008

Guru Besar Ilmu Sejarah dari Universitas Monash Australia, M.C. Ricklefs,

mengatakan “Muhammad Yamin….menjadi salah satu pemimpin politik di Indonesia

yang paling radikal meninggalkan bentuk-bentuk pantun dan syair serta menerbitkan

sajak-sajak pertama benar-benar modern dalam tahun 1920-1922.” Ricklefs

selanjutnya menambahkan “Yamin menulis sekumpulan sajak yang diterbitkan tahun

1929 dengan judul ‘Indonesia Tumpah Darahku’. Sajak-sajak tersebut mencerminkan

keyakinan di kalangan kaum terpelajar muda bahwa pertama-tama mereka adalah

orang Indonesia dan baru yang kedua orang Minangkabau, Batak, Jawa, Kristen,

Muslim, atau apa saja”.

Sebagai politikus terpelajar, selain aktif di lapangan politik dan pemerintahan,

Muhammad Yamin masih sempat membuahkan beberapa karya yang sekaligus juga

memperlihatkan minatnya di lapangan kebudayaan. Kumpulan puisi pertamanya, Tanah

Air, terbit tahun 1922. Kumpulan puisi berikutnya Indonesia Tumpah Darahku, terbit

tahun 1928. Adapun drama pertamanya Ken Arok dan Ken Dedes, pertama kali

dipentaskan 27 Oktober 1928 dan baru diterbitkan tahun 1934. Dua tahun sebelum

terbit naskah drama tersebut terbit pula naskah dramanya yang berjudul Kalau Dewi

Tara Sudah Berkata ( 1932).

Selain menulis karya asli, Yamin juga terkenal sebagai penerjemah. Beberapa

karya terjemahannya antara lain Menanti Surat dari Raja (1928) dan Di Dalam dan di

Luar Lingkungan Rumah Tangga (1933), keduanya karya Rabindranath Tagore serta

Julius Caesar (1951) karya William Shakespeare. Adapaun karyanya yang menyangkut

sejarah dan kebudayaan umum, antara lain Gadjah Mada (1946), Pangeran Diponegoro

(1950) dan 6000 Tahun Sang Merah Putih (1954). Kedua buku sejarah itu mengangkat

kebesaran tokoh Gadjah Mada dan kegigihan Pangaren Diponegoro, sedangkan karya

berikutnya mengisahkan keakraban bangsa Indonesia sejak dahulu terhadap warna

merah dan putih yang kemudian dijadikan sebagai bendera Kebangsaan Indonesia.

Demikian sosok ketokohan Muhammad Yamin. Ia tidak melupakan tanah

leluhurnya. Namun, ia juga hidup sebagai warga Indonesia. Oleh karena itu,

kepentingan bangsa menjadi yang utama baginya. Ia telah membuktikan dengan

mengangkat bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia yang ternyata kemudian menjadi

alat untuk mempersatukan keanekaragaman bangsa Indonesia. Seperti yang dikatakan

di dalam puisinya “Indonesia Tumpah Darahku” Ia mengawali kata kunci persatuan:

“Bersatu kita teguh/bercerai kita jatuh”. Itulah, diantaranya teladan yang hendak

ditanamkan Muhammad Yamin bagi generasi bangsa Indonesia ini.

Pengembangan Bahan dan Media Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas XI Semester II

Page 29: an Bahan Dan Media Pembelajaran Bahasa Dan Sastra Indonesia Kelas Xi Semester II

2

Mei 2008

Sumber : majalah Horison

b. Menyusun kembali biografi singkat ”Sutan Takdir Alisyahbana” yang belum sesuai urutannya.

1. Bacalah biografi singkat di bawah ini!2. Susunlah kembali teks di bawah ini! (teks ini akan lebih efektif jika guru

menaruhnya dalam sebuah amplop kemudian dibagikan kepada siswa. Guru juga menyediakan satu lembar kertas untuk menyusun hasil susunan paragraf yang benar disertai dengan kesimpulannya).

SUtan takdir alisyahbana

Hasil karyanya yang lain: Tak Putus Dirundung Malang (1929), Dian yang Tak

Kunjung Padam (1932), Anak Perawan di Sarang Penyamun (1940), Layar Terkembang (1936), Grota Azzura (1970-1971),dan kalah dan Menang (1978). Kumpulan puisinya, yaitu Tebaran Mega (1935),Lagu Pemacu Ombak (1978), dan Perempuan di Persimpangan Zaman (1985). Sejumlah puisinya dipilih Linus Suryadi A.G. untuk antologi Tonggak 1 (1987).

Sutan Takdir Alisyabahbana lahir di Natal, Tapanuli Selatan, 11 Februari 1980.

Beliau mula-mula menjadi guru HKS di Palembang (1928). Pada tahun 1930 pindah ke Balai Pusaka dan memimpin Panji Pustaka. Pada 1933 mendirikan majaah kesusatraan Pujangga Baru.

Takdir dianggap sebagi jiwa angkatan Pujangga Baru sebab diantara sastrawan-

sastrawan Pujangga baru dialah yang paling gigih dan paling berpengaruh memperjuangkan cita-cita pujangga baru. Karena menurut keyakinanya, bangsa Indonesia hendaklah mencontoh dan mengambil alih cara berpikir barat yang dinamis. Ia menentang setiap pemujaan terhadap kebudayaan lama karena baginya yang lama itu sudah usang dan tidak berjiwa. Sikapnya ini antara lain dikemukakan dala puisinya ” Menuju ke Laut”, ’Puisi Liris Seni baru” , novel Layar Terkembang, dan esai-esaiya.

Pengembangan Bahan dan Media Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas XI Semester II

Page 30: an Bahan Dan Media Pembelajaran Bahasa Dan Sastra Indonesia Kelas Xi Semester II

2

Mei 2008

1. Jawablah pertanyaan berikut berdasarkan bacaan!a. Dimana dan kapan Muhammad Yamin dilahirkan, meninggal, dan

dimakamkan?b. Dimana sajakah Muhamad Yamin bersekolah?c. Apa saja organisasi yang pernah diikutinya?d. Jabatan apa saja yang pernah dijabat oleh Muhammad Yamin?

2. Muhammad yamin ingin mengangkat bahasa Melayu sebagai bahasa yang mempersatukan bangsa. Jelaskan usaha-usaha yang dilakukannya untuk mewujudkan cita-cita tersebut.

3. Jelaskan peran Muhammad Yamin dalam mengangkat bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia!

4. Buktikan bahwa Muhammad Yamin adalah seorang sastrawan! Sebutkan hasil-hasil karya sastranya!

5. Jelaskan bahwa Muhammad Yamin merupakan seorang yang berjiwa patriot!

Petunjuk Pelaksanaan!

1. Guru membagikan potongan teks tersebut kepada siswa.2. Setiap siswa mengurutkan kembali artikel tersebut menjadi satu kesatuan utuh

dalam lembar jawaban yang telah disediakan guru seperti di bawah ini.3. Carilah kata-kata sukar yang ada dalam artikel tersebut !4. Diskusikan arti kata-kata tersebut kemudian buatlah karangan singkat dengan

menggunakan kata-katamu sendiri sesuai dengan isi artikel di atas!5. Bacalah hasil pekerjaan kalian di depan kelas !6. Tanggapilah isi dari karangan rekan!

Pengembangan Bahan dan Media Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas XI Semester II

Latihan 1

Latihan 2

Page 31: an Bahan Dan Media Pembelajaran Bahasa Dan Sastra Indonesia Kelas Xi Semester II

2

Mei 2008

Tempel disini!

Pengembangan Bahan dan Media Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas XI Semester II

Nama :

No Absen :

Page 32: an Bahan Dan Media Pembelajaran Bahasa Dan Sastra Indonesia Kelas Xi Semester II

2

Mei 2008

B. Menemukan hal yang menarik dari tokoh.

Setelah kalian mendalami tokoh Muhammad Yamin dan Sutan takdir Alisyahbana melalui teks biografi di atas, selanjutnya untuk memperdalam pengetahuan kalian tentang tokoh-tokoh tersebut, maka kalian diharapkan untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan di bawah ini.

Lakukan kegiatan di bawah ini!

1. Diskusikanlah hal-hal yang menarik yang kalian temukan dari kedua tokoh tersebut!

2. Rumuskanlah kembali hasil diskusi kalian dalam lembar jawaban yang sudah disediakan!

3. Beberapa orang siswa membacakan hasil rumusan di depan kelas!

LEMBAR JAWABAN

KESIMPULAN................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................. ................................................................................... ................................................................................... ................................................................................. ......................................................................... ........................................................

Pengembangan Bahan dan Media Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas XI Semester II

Latihan 3

Page 33: an Bahan Dan Media Pembelajaran Bahasa Dan Sastra Indonesia Kelas Xi Semester II

2

Mei 2008

C. Meneladani kelebihan atau keunggulan dari tokoh.

Tokoh-tokoh tersebut perlu kalian teladani kelebihan dan keunggulannya. Kalian tidak hanya sekedar tahu dan hafal akan biografi mereka. Namun, kalian juga harus meneladani kepiawian mereka, khususnya dalam bidang bahasa dan sastra Indonesia.

Soal!

Setelah kalian membaca kedua biografi di atas, hal-hal apa sajakah yang dapat kalian petik dan dapat kalian terapkan dalam kehidupan kalian nantinya? Apakah kedua teks tersebut mengakibatkan perubahan dalam diri kalian? Jika ada, perubahannya apa? Mengapa? Dan bagaimana?

Jawablah soal di atas dalam bentuk karangan pendek minimal 5 paragraf, di lembar yang sudah disediakan. Setelah itu bacakan di depan kelas!

LEMBAR JAWABAN

........................................................................................................ ....................................................................................................................

....................................................................................................................

............................................................................................................................................................................................................................

....................................................................................................................

............................................................................................................................................................................................................................

....................................................................................................................

............................................................................................................................................................................................................................

....................................................................................................................

....................................................................................................................

Pengembangan Bahan dan Media Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas XI Semester II

Latihan 4

TUGAS:

Carilah referensi tentang Sutan Takdir Alisyahbana di perpustakaanBuatlah esai singkat tentang Sutan Takdir Alisyahbana (minimal 1 lembar folio).

Page 34: an Bahan Dan Media Pembelajaran Bahasa Dan Sastra Indonesia Kelas Xi Semester II

2

Mei 2008

DAFTAR PUSTAKA

Hatikah, Tika dan Mulyanis. 2003. Membina Kompetensi Berbahasa dan Sastra Indonesia untuk SMU Kelas III Semester I. Bandung: Grafindo Media Pratama.

Dawud, Dkk. 2004. Bahasa dan Sastra Indonesia Jilid 1 untuk SMA Kelas X. Malang: Erlangga.

Dawud, Dkk. 2004. Bahasa dan Sastra Indonesia Jilid 2 untuk SMA Kelas XI. Malang: Erlangga.

Kamdhi, JS. 2002. Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas 2 SMU. Cirebon: Grasindo.

Wijaya, Andri. 2005. Bahasa dan Sastra Indonesia untuk Siswa Sekolah Menengah Atas dan Madrasah Aliyah. Bandung: Titian Ilmu.

Hariyanto, P. 2000. Pengantar Belajar Drama. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Mafrukhi. 2007. Kompeten Berbahasa Indonesia Untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Erlangga.

Hatikah, Tika dan Mulyanis. 2004. Membina Kompetensi Berbahasa dan Sastra Indonesia untuk SMU Kelas I (Kelas X) Semester I. Bandung: Grafindo Media Pratama.

Pengembangan Bahan dan Media Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas XI Semester II