Amsp Teori Constraint

download Amsp Teori Constraint

of 17

description

Amsp Teori Constraint

Transcript of Amsp Teori Constraint

TOC, BOTTLENECK, IDLEA. THEORY OF CONSTRAINTS (TOC)Teori Kendala atau Theory Of Constraints (TOC) merupakan sebuah filosofi manajemen yang mula-mula dikembangkan oleh Eliyahu M. Goldratt dan dikenalkan dalam bukunya, The Goal. Dapat diartikan bahwa TOC adalah suatu pendekatan ke arah peningkatan proses yang berfokus pada elemen-elemen yang dibatasi untuk meningkatkan output. Teori kendala (TOC) mengadopsi idiom umum "Sebuah rantai tidak lebih kuat dari kaitan rantai terlemahnya" sebagai paradigma manajemen baru. Hal ini berarti bahwa proses, organisasi, dan lain-lain rentan karena orang atau bagian terlemah selalu dapat merusak atau menghancurkan proses tersebut atau setidaknya mempengaruhi hasilnya.Setiap perusahaan menghadapi permasalahan keterbatasan yang secara umum sejalan dengan keterbatasan dalam ilmu ekonomi. Keterbatasan tersebut antara lain terletak pada keterbatasan sumber daya dan permintaaan. Dalam terminologi manajemen, keterbatasan-keterbatasan ini disebut kendala (constraint). Teori kendala menggambarkan bahwa kinerja sebuah perusahaan dibatasi oleh kendala-kendala yang dihadapinya. Jika hendak memperbaiki kinerjanya, suatu perusahaan harus mengidentifikasi kendala-kendalanya, mengeksploitasi kendala yang ada kemudian menemukan alternatif langkah untuk mengatasi kendala-kendala yang ada.Menurut Hansen dan Mowen, jenis kendala dapat dikelompokkan sebagai berikut:1. Berdasarkan asalnya, kendala dapat dikelompokkan menjadi:a. Kendala internal (internal constraint) adalah faktor-faktor yang membatasi perusahaan yang berasal dari dalam perusahaan, misalnya keterbatasan jam mesin. Kendala internal harus dimanfaatkan secara optimal untuk meningkatkan throughput semaksimal mungkin tanpa meningkatkan persediaan dan biaya operasional.b. Kendala eksternal (external constraint) adalah faktor-faktor yang membatasi perusahaan yang berasal dari luar perusahaan, misalnya permintaan pasar atau kuantitas bahan baku yang tersedia dari pemasok. Kendala eksternal yang berupa volume produk yang dapat dijual, dapat diatasi dengan menemukan pasar, meningkatkan permintaan pasar ataupun dengan mengembangkan produk baru.2. Berdasarkan sifatnya, kendala dapat dibedakan menjadi:a. Kendala mengikat (binding constraint) adalah kendala yang terdapat pada sumber daya yang telah dimanfaatkan sepenuhnya.b. Kendala tidak mengikat atau kendur (loose constraint) adalah kendala yang terdapat pada sumber daya yang terbatas yang tidak dimanfaatkan sepenuhnya.Selain itu, Kaplan dan Atkinson menambahkan pengelompokan kendala dalam tiga bagian yaitu: Kendala sumberdaya (resource constraint). Kendala ini dapat berupa kemampuan factor input produksi seperti bahan baku, tenaga kerja dan jam mesin. Kendala pasar (market resource). Kendala yang merupakan tingkat minimal dan maksimal dari penjualan yang mungkin selama dalam periode perencanaan. Kendala keseimbangan (balanced constraint). Diidentifikasi sebagai produksi dalam siklus produksi.TOC memfokuskan pada tiga ukuran kinerja organisasi : throughput, persediaan dan beban operasi. Fokus TOC dalam sebuah organisasi bisnis secara sederhana adalah untuk mencapai tujuan manajemen yang dinyatakan dengan usaha untuk meningkatkan throughput, meminimalkan persediaan, dan menurunkan biaya operasi. Throughput adalah tingkat di mana suatu organisasi menghasilkan uang melalui penjualan. Persediaan adalah seluruh uang yang dikeluarkan organisasi dalam mengubah bahan baku menjadi throughput. Beban operasi adalah seluruh uang yang dikeluarkan organisasi untuk mengubah persedian menjadi throughput.Dengan meningkatkan throughput, meminimalkan persediaan, dan menurunkan beban operasi akan membawa dampak terhadap meningkatnya kinerja keuangan seperti laba, return on investment, dan cash flow. Secara tradisional, penekanan unsur pengingkatan throughput dan penurunan beban operasi menjadi sangat penting, sedangkan penurunan persediaan dipandang kurang penting. TOC memberikan peran yang lebih menonjol kepada manajemen persediaan. TOC mengakui bahwa penurunan persediaan akan mengurangi biaya penyimpanan sehingga menurunkan beban operasi serta memperbaiki laba bersih. Tetapi lebih dalam lagi, TOC menyatakan bahwa penurunan persediaan akan membantu menghasilkan sisi kompetitif dengan mempunyai produk yang lebih baik, harga lebih rendah dan tanggapan yang lebih cepat atas kebutuhan pelanggan.TOC memperlakukan sebuah organisasi sebagai sebuah sistem yang terintegrasi, bukan sebagai kumpulan proses independen. Ini melibatkan menggunakan proses berpikir khusus. Kunci utama TOC adalah keseimbangan.Dengan menggunakan TOC, perusahaan dapat mendefinisikan tujuan utama organisasi, dalam hal ini antara lain untuk meningkatkan layanan kepada pelanggan dan meningkatkan penerimaan. Dengan menerapkan TOC, perusahaan memeriksa kembali semua prosedur dan langkah-langkah untuk menilai kinerja proses tersebut untuk mencapai tujuan, dan dari itu, membuat keputusan manajemen yang didasarkan pada alternatif solusi TOC.Dalam mengimplementasikan ide-ide sebagai solusi dari suatu permasalahan dalam konsep TOC, Goldratt mengembangkan lima langkah berurutan yang mendukung proses perbaikan lebih fokus dan berakibat lebih baik bagi sistem. Langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut:

1. Identifikasi konstrain yang terdapat pada sistem (identifying the constraint). Mengidentifikasi bagian sistem yang paling lemah kemudian melihat jenis kelemahan tersebut apakah kelemahan fisik atau kebijakan.2. Eksploitasi konstrain (exploiting the constraint). Menentukan cara menghilangkan atau mengelola constraint dengan pengorbanan biaya yang paling rendah.3. Subordinasi sumber lainnya (subordinating the remaining resources). Setelah menemukan konstrain dan telah diputuskan bagaimana mengelola konstrain tersebut maka harus manajemen harus mengevaluasi apakah kostrain tersebut masih menjadi kostrain pada kinerja sistem atau tidak. Jika tidak maka akan menuju ke langkah kelima, tetapi jika ya maka akan menuju ke langkah keempat.4. Evaluasi konstrain (Elevating the constraint). Jika langkah ini dilakukan, maka langkah kedua dan ketiga tidak berhasil menangani konstrain. Maka harus ada perubahan besar dalam sistem, seperti reorganisasi, perbaikan modal, atau modifikasi substansi system.5. Mengulangi proses keseluruhan (repeating the process). Jika langkah ketiga dan keempat telah berhasil dilakukan maka akan mengulangi lagi dari langkah pertama. Proses ini akan berputar sebagai siklus. Tetap waspada bahwa suatu solusi dapat menimbulkan konstrain baru perlu dilakukan.Selain memperhatikan lima tahap penerapan TOC diatas, perlu diperhatikan pula sepuluh prinsip dasar TOC. Kesepuluh prinsip dasar tersebut adalah sebagai berikut:1) TOC berusaha untuk menyeimbangkan aliran produksi karena penyeimbangan aliran akan mempercepat throughput process. Seimbangkan aliran produksi, bukan kapasitas produksi. Diasumsikan perusahaan memiliki kapasitas tidak seimbang dengan jumlah permintaan pasar (demand) karena keseimbangan kapasitas menghambat pencapaian tujuan (goal) perusahaan.2) Tingkat utilitas proses non bottleneck memiliki keterkaitan yang signifikan dengan proses yang menjadi bottleneck oleh karena itu TOC berusaha memaksimalkan kinerja proses yang menjadi bottleneck.3) TOC berusaha meningkatkan utilitas, bukan aktivitas karena aktivitas tidak selalu sama dengan utilitas. Menjalankan proses non bottleneck pada titik aktivitas maksimalnya dapat mengakibatkan bertumpuknya work in process (buffer) dalam jumlah yang berlebihan.4) Satu jam kehilangan pada bottleneck merupakan satu jam kehilangan sistem keseluruhan.5) Satu jam penghematan pada non bottleneck merupakan suatu fatamorgana karena penghematan tersebut tidak akan berdampak banyak pada keseluruhan sistem selama proses bottleneck belum diperbaiki.6) Bottleneck mempengaruhi throughput dan inventory.7) Batch transfer tidak selalu sama jumlahnya dengan batch process.8) Batch process sebaiknya tidak tetap (variabel).9) Penjadwalan (kapasitas & prioritas) dilakukan dengan memperhatikan semua kendala (constraint) yang ada secara simultan.10) Jumlah optimum lokal tidak sama dengan optimum keseluruhan (total). Pengukuran kinerja dilihat sebagai satu kesatuan berdasarkan pemasukan bahan baku dan hasil produk jadi.B. IDLE CAPACITYPengertian kapasitas berdasarkan McNair, C.J (1994) yang dirangkum oleh Maria Du mendefinisikan kapasitas sebagai sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan yang siap untuk digunakan yang dapat menggambarkan potensi keuntungan yang akan didapatkan oleh perusahaan pada masa mendatang. McNair C.J dan Vangermeersch (1998) mendefinisikan kapasitas sebagai kemampuan dari suatu organisasi atau perusahaan untuk menciptakan nilai dimana kemampuan tersebut didapatkan dari berbagai jenis sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan. Definisi kapasitas menurut Hilton, Maher dan Selto (2003) adalah kapasitas merupakan ukuran dari kemampuan proses produksi dalam mengubah sumber daya yang dimiliki menjadi suatu produk atau jasa yang akan digunakan oleh konsumen. Berdasarkan Statement on Management Accounting (1996) mengenai measuring the cost of capacity mendefinisikan kapasitas sebagai potensi dari kegiatan produksi dalam menciptakan potensi nilai. Berdasarkan definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kapasitas merupakan sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan yang digunakan untuk menciptakan suata nilai tambah didalam kegiatan prosesnya untuk menghasilkan produk atau jasa.Ukuran-ukuran dasar kapasitas yang diperoleh dengan pengukuran tradisional adalah sebagai berikut:1. Kapasitas teoritis (theoretical capacity) adalah kemampuan maksimum untuk menghasilkan, tanpa menghiraukan perlunya penyesuaian bagi perawatan preventif, kerusakan tidak terencana, pemberhentian proses, dan sebagainya. Sedangkan menurut pendapat dari Horngren, theoretical capacity adalah level dari kapasitas berdasarkan kegiatan produksi dengan tingkat efisiensi maksimal sepanjang waktu.2. Kapasitas praktis (practical capasity) yaitu kapasitas teoritis yang disesuaikan dengan memperhitungkan keadaan non produktif yang tidak tehindarkan seperti set up, pemeliharaan, dan kerusakan, atau dapat diartikan juga sebagai tingkat efisiensi kinerja aktivitas.3. Kapasitas normal (normal capacity) adalah level dari utilisasi kapasitas yang dapat memenuhi permintaan rata-rata konsumen dalam beberapa periode.4. Kapasitas anggaran tahunan (budgeted capacity) adalah harapan dari pihak manajemen terhadap level dari suatu utilisasi kapasitas dalam periode anggaran tertentu dimana biasanya dalam satu tahun.5. Kapasitas akrual adalah jumlah utilisasi kapasitas yang benar-benar terpakai dalam suatu periode.Sedangkan menurut The Cost Management System Program of the Consortium for Advenced Manufacturing-International (CMS CAM-I), yang menjadi pelopor untuk mengembangkan suatu model yang bermanfaat untuk mengkomunikasikan, mengevaluasi, dan menggunakan suatu pengukuran kapasitas, terdapat empat perspektif dan definisi utama dari kapasitas, yaitu:1. Kapasitas terukur (rated capacity) menggunakan pengukuran waktu diasumsikan kapasitas dari sumber daya yang ada digunakan secara penuh yaitu selama 24 jam sehari, tujuh hari seminggu selama satu tahun atau 8.760 jam setahun dalam melakukan kegiatan produksi. Biaya dari penggunaan kapasitas ini adalah 100% dari seluruh biaya yang digunakan. 2. Kapasitas menganggur (idle capacity) merupakan kapasitas yang seharusnya dapat digunakan jika lebih banyak produk yang dijual. Kapasitas menganggur terdiri atas idle marketable, idle not marketable, dan idle-off limits. Idle marketable merupakan keadaan dimana pasar tersedia namun kapasitas menganggur karena meningkatnya pangsa pasar dari kompetitor, produk subtitusi, kendala distribusi, atau kendala biaya atau harga. Idle not marketable merupakan kondisi dimana pasar tidak tersedia atau pihak manajemen memutuskan untuk tidak berpartisipasi didalam pasar. Idle off-limits merupakan kondisi dimana kapasitas tidak tersedia karena dari libur, kontrak, atau kebijakan atau strategi dari pihak manajemen.3. Kapasitas non produktif (nonproductive capacity) merupakan kondisi yang disebabkan kapasitas tidak dapat memproduksi barang atau jasa yang dapat dijual. Capacity model membagi kapasitas nonproduktif kedalam standby, waste, dan setups and maintenance. Standby disebabkan oleh varibialitas dari penyalur, konsumen atau proses internal. Waste merupakan scrap, rework dan yield loss. Setups and maintenance dapat terjadi oleh banyak aspek, namun semua dapat menjadi sumber dari nonproduktif.4. Kapasitas produktif (productive capacity) merupakan kapasitas yang digunakan untuk memproduksi barang dan jasa.Dalam makalah ini yang akan dibahas adalah mengenai kapasitas menganggur (idle capacity) di sektor pemerintah terutama pada studi kasus di Kantor Perwakilan BPKP Sumatera Selatan. Dalam pembahasan akan ditunjukkan analisis idle capacity dan perhitungan biaya atas idle capacity tersebut.C. BOTTLENECK POINTIstilah bottleneck digunakan untuk menggambarkan keadaan dimana kapasitas keseluruhan sistem dalam suatu perusahaan terbatasi oleh satu atau sejumlah terbatas komponen sumber daya. Istilah ini digunakan dengan metafora bahwa aset adalah air, sehingga saat air dikeuarkan dari botol, tingkat aliran keluarnya akan terbatasi oleh lebar leher botol (bottleneck). Dengan melebarkan bottleneck, maka akan dapat meningkatkan aliran air keluar pada frekuensi tertentu. Komponen terbatas dari sistem tersebut sering disebut dengan istilah bottleneck point. Bottleneck ini pada dasarnya berkaitan dengan konsep Theory Of Constraint (TOC).Jadi secara umum dapat dikatakan bahwa bottleneck adalah keadaan dimana sumber daya memiliki kapasitas yang sama atau lebih kecil dari permintaan yang ada saat itu. Sedangkan non bottleneck adalah keadaan dimana sumber daya memiliki kapasitas lebih besar dari permintaan yang ada. Untuk menggambarkan interaksi sumber daya secara mendasar, Goldratt menggambarkan bottleneck dengan X dan non bottleneck dengan Y, sehingga diperoleh lima hubungan dasar sebagai berikut:1. Y ke X atau aliran dari non bottleneck ke bottleneck dimana Y dapat diaktifkan hanya untuk memenuhi keperluan X.2. X ke Y atau aliran dari bottleneck ke non bottleneck dimana karena Y dapat memproses lebih cepat dibanding X, maka terjadi idle time (waktu menganggur). Y dapat diaktifkan hanya untuk memenuhi keperluan X.3. Y ke Y atau aliran dari satu non bottleneck ke non bottleneck lainnya dimana kedua sumber daya diaktifkan hanya untuk memenuhi permintaan pasar atau kendala lain dalam sistem4. X ke X atau aliran dari satu bottleneck ke bottleneck lain dimana bottleneck dengan kendala lebih kecil diaktifkan utuk memenuhi keperluan bottleneck dengan kendala lebih besar.5. X dan Y ke perakitan atau aliran dari bottleneck dan non bottleneck diumpankan ke perakitan, dimana perakitan tidak dapat dilakukan sampai seluruh komponen tersedia. Jadi kecepatan suatu sumber daya harus dibentuk agar sesuai dengan X.

ANGGARAN ANALISIS

Penganggaran Menurut Elmi (2002) Penganggaran adalah suatu proses menyusun rencana keuangan , yaitu pendapatan dan pembiayaan, kemudian mengalokasikan dana tersebut ke masing-masing kegiatan sesuai dengan fungsi dan sasaran yang hendak dicapai. Penganggaran sector publik (public budgeting) menurut Lynch (dalam Rubenstein, 2002) adalah a plan for introducing programs deal with objectives and and goals within a period, including an estimate of resources required, usually compared with past periods and showing future requirements. Sedangkan menurut National Committee on Governmental Accounting (NCGA) yang saat ini disebut Governmental Accounting Standarts Board (GASB), definisi anggaran (budget) adalah Rencana operasi keuangan, yang mencakup estimasi pengeluaran yang diusulkan, dan sumber pendapatan yang diharapkan untuk membiayainya dalam periode waktu tertentu.

1. Analisis Anggaran Sektor PublikAnalisis adalah suatu kegiatan untuk mempelajari obyek atau masalah melalui pemikiran yang logis, meliputi keadaan dan unsur-unsurnya, tatanan dan keterkaitan baik yang bersifat nyata maupun tidak nyata, bersifat internal dan eksternal, teknis dan non teknis , vertikal dan horizontal.Anggaran negara adalah instrumen teknis yang dihasilkan dari proses perencanaan dengan berbagai pendekatan teknis yang terukur, rasional dan terarah tidak boleh manipulatif dan spekulatif yang disusun atas prinsip efesiensi dan efektivitasPada hakekatnya bahwa anggaran adalah uang rakyat yang pengalokasiannya harus sebesar-besarnya untuk rakyat. Proses penganggaran adalah proses politik, sehingga salah satu dimensi yang paling menonjol dalam proses penganggaran adalah dimensi politik.

Tujuan Analisis AnggaranKegiatan menganalisis anggaran pada umumnya ditujukan untuk hal-hal berikut:1. Menelaah arah kebijakan Anggaran pada tahun berjalan, baik disisi penerimaan maupun pada sisi belanja.2. Menelaah sejauh mana konsistensi dan signifikansi hubungan antara visi pembangunan daerah dengan kebijakan penganggaran daerahPrinsip UmumDalam melakukan analisis anggaran, dikenal ada beberapa prinsip umum seperti:1. Pendekatan Proses Penganggaran yang lebih politis.2. Pendekatan Teknis melalui instrumen teknis yang lebih kualitatif.3. Pendekatan Normatif yang dibangun dari persepsi hukum dalam penyusunan dan Pengelolaan anggaran daerah.Teknik AnalisisAda tiga teknik analisi yang umum digunakan untuk menganalisis anggaran, yaitu:1. Analisis linier; bersifat lurus mengenai sebab-akibat, membandingkan input-output, trend.2. Analisis non linier; bersifat membandingkan tiap alokasi anggaran.3. Analisis thematic; berdasarkan tujuan analisis.Pendekatan AnalisisPendekatan analisis anggaran ada 4, yaitu:1. Analisis kepatuhan, untuk memastikan ketaatan anggaran terhadap peraturan perundang-undangan.2. Analisis konsistensi, untuk memastikan hasil aspirasi warga tercermin dalam dokumen perencanaan penganggaran. Selain itu juga untuk memastikan konsistensi dokumen perencanaan penganggaran anggaran telah sesuai dengan dokumen diatasnya, contohnya program/kegiatan yang tercantum dalam DIPA telah sesuai dengan Renstra.3. Analisis relevansi & efektivitas, untuk menjawab pertanyaan seperti apakah anggaran yang disusun sesuai dengan arah kebijakan pembangunan kesesuaian dengan indikator kinerja, apakah anggaran dapat dikatakan problem solving dalam menyelesaikan masalah kemiskinan, mengurangi gender gap, atau berorinetasi pada pemenuhan hak dasar masyarakat.4. Analisis efisiensi, untuk menjawab pertanyaan seperti apakah alokasi belanja rasional (Efisiensi) Vs Harga Pasar, apakah analisis alokasi belanja tidak duplikasi, dan apakah alokasi belanja memadai untuk mencapat target kinerja.

2. Analisis Laporan KeuanganTujuan laporan keuangan adalah untuk menyajikan informasi yang bermanfaat bagi para pengguna dalam menilai akuntabilitas dan membuat keputusan baik keputusan ekonomi, sosial, maupun politik dengan menyediakan informasi mengenai: 1. Kecukupan penerimaan selama periode berjalan untuk membiayai seluruh pengeluaran, 2. Kesesuaian cara memperoleh sumber daya ekonomi dan alokasinya dengan anggaran yang ditetapkan dan peraturan perundangan, 3. Jumlah sumberdaya ekonomi yang digunakan dalam kegiatan entitas pelaporan serta hasil-hasil yang telah dicapai,4. Bagaimana entitas pelaporan mendanai seluruh kegiatannya dan mencukupi kebutuhan kasnya, 5. Posisi keuangan dan kondisi entitas pelaporan berkaitan dengan sumber-sumber penerimaannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang, termasuk yang berasal dari pungutan pajak dan pinjaman. 6. Perubahan posisi keuangan entitas pelaporan, apakah mengalami kenaikan atau penurunan, sebagai akibat kegiatan yang dilakukan selama periode pelaporan.

Laporan keuangan juga mempunyai manfaat dalam memberikan informasi untuk:1. menentukan dan memprediksi kondisi kesehatan keuangan pemerintah terkait dengan likuiditas dan solvabilitasnya;2. menentukan dan memprediksi kondisi ekonomi pemerintah dan perubahan-perubahan yang telah dan akan terjadi;3. memonitor kinerja, kesesuaian dengan peraturan perundang-undangan, kontrak yang telah disepakati, dan ketentuan lain yang disyaratkan;4. perencanaan dan penganggaran;5. mengevaluasi kinerja manajerial dan organisasional: menentukan biaya program, fungsi, dan aktivitas sehingga memudahkan analisis dan melakukan perbandingan dengan kriteria yang telah ditetapkan, membandingkan dengan kinerja periode-periode sebelumnya, dan dengan kinerja unit yang lain; mengevaluasi tingkat ekonomi, efisiensi, dan efektivitas operasi, program, aktivitas, dan fungsi tertentu di dalam pemerintahan; mengevaluasi hasil (outcome) suatu program, aktivitas, dan fungsi serta efektivitas terhadap pencapaian tujuan dan target; mengevalauasi tingkat pemerataan dan keadilan (equtiy & equality).

Analisis laporan keuangan merupakan analisis yang dilakukan terhadap berbagai macam informasi yang disajikan dalam laporan keuangan. Dalam melakukan analisis, setiap pengguna laporan harus mengidentifikasi informasi yang harus dipilih untuk dianalisis, teknik analisis yang tepat, ruang lingkup, kedalaman analisis dengan menggunakan pertimbangan yang cermat agar dapat memperoleh informasi yang diinginkan untuk mendukung keputusan-keputusan yang diambilnya. Semakin besar permasalahan yang dihadapi dan semakin panjang waktu yang menjadi kepentingan pengguna akan diperlukan analisis yang semakin mendalam dengan menggunakan berbagai teknik dan metode analisis.

Tujuan analisis Menurut Breening (1983) tujuan analisis laporan keuangan adalah:1. Screening, melihat secara analitis LK dengan tujuan untuk memilih kemungkinan investasi atau merger.2. Forecasting, meramalkan kondisi keuangan organisasi di masa yang akan dating.3. Diagnosis, melihat kemungkinan adanya masalah-masalah yang terjadi baik dalam manajemen .operasi, keuangan atau masalah lain.4. Evaluation, menilai prestasi manajemen, operasional, efisiensi dan lain-lain.5. Understanding, Memahami kondisi organisasi.Sedangkan di bidang publik, analisis laporan keuangan bertujuan untuk:1. Meyakini bahwa pemerintah telah melaksanakan anggaran sesuai dengan peraturan perundang-udangan2. Mengukur dan mengevalusasi kinerja pemerintah3. Mengukur potensi pendapatan atau sumber ekonomi4. Mengetahui kondisi keuangan5. Mengetahui kemampuan pemerintah dalam memenuhi kewajibannyaPrasyarat analisisPrasyarat analisis yang harus dipahami oleh pengguna, antara lain:1. Laporan keuangan disusun berdasarkan SAP dan kebijakan akuntansi yang ditetapkan oleh pemerintah.2. Angka-angka yang disajikan dalam laporan keuangan mungkin dipengaruhi oleh suatu kondisi atau masalah tertentu yang spesifik.3. Pengaruh transaksi, peristiwa dan kejadian yang ekstrim atau luar biasa juga harus dieliminasi supaya tidak meyesatkan.4. Pemilihan angka-angka yang menjadi tolok ukur harus dilaksanakan secara hati-hati, terlebih lagi jika yang digunakan sebagai pembanding adalah laporan keuangan.Metode AnalisisAda dua metode yang digunakan untuk melakukan analisis terhadap laporan keuangan, yaitu:1. Analisis horizontalAnalisis horizontal dilaksanakan dengan membandingkan angka-angka dalam suatu laporan keuangan kementerian negara/lembaga dengan kementerian negara/lembaga lainnya, antara pemerintah dengan pemerintah lainnya, juga dengan dengan membandingkan pos yang sama untuk beberapa periode sehingga akan diketahui perkembangannya. Metode ini disebut juga sebagai metode analisis dinamis.2. Analisis verticalAnalisis vertical dilakukan dengan membandingkan antara pos yang satu dengan pos yang lain dalam laporan keuangan yang sama. Sehingga hanya diketaui keadaan keuangan atau hasil operasi pada saat itu saja. Metode ini disebut juga sebagai metode analisis statis.Teknik AnalisisAda beberapa teknik dalam melakukan analisis terhadap laporan keuangan, yaitu:1. Analisis PembandinganDengan teknik ini maka akan diketahui :a. Data absolut atau jumlah-jumlah dalam rupiahb. Kenaikan/penurunan dalam rupiahc. Kenaikan/penurunan dalam persentased. Perbandingan dalam rasioe. Dinyatakan dalam persentase dari total2. Analisis TrendTeknik ini merupakan teknik terbaik untuk menganalisa laporan keuangan yang meliputi minimal 3 periodeatau lebih. Analisis ini dimaksudkan unutuk mengetahui perkembangan entitas melalui rentang waktu yang sudah lalu dan memproyeksikan situasi masa itu ke masa berikutnya. Data historis tersebut dapat digunakan untuk melihat kecenderungan yang mungkin mucul pada masa mendatang. Tahun awal biasanya dijadikan tahun dasar dengan asumsi tahun tersebut sebagai tahun yang paling normal.3. Analisis per komponen (common size statement):Analisa untuk mengetahui prosentase investasi pada masing-masing aktiva terhadap total aktivanya, juga untuk mengetahui struktur permodalannya dan komposisi perongkosan yang terjadi dihubungkan dengan jumlah penjualannya.4. Analisis Sumber dan Penggunaan Modal Kerja:Analisis untuk mengetahui sumber-sumber serta penggunaan modal kerja atau untuk mengetahui sebab-sebab berubahnya modal kerja dalam periode tertentu.5. Analisis Sumber dan Penggunaan Kas:Analisis untuk mengetahui sebab-sebab berubahnya jumlah uang kas atau untuk mengetahui sumber-sumber serta penggunaan uang kas selama periode tertentu.6. Analisis Rasio:Analisa untuk mengetahui hubungan dari pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan rugi laba secara individu atau kombinasi dari kedua laporan tersebut.7. Analisis Perubahan Laba Kotor:Analisis untuk mengetahui sebab-sebab perubahan laba kotor suatu perusahaan dari periode ke periode yang lain, perubahan laba kotor suatu periode dengan laba yang dibudgetkan untuk periode tersebut.8. Analisis Break Even:Analisis untuk menentukan tingkat penjualan yang harus dicapai agar tidak menderita kerugian, tetapi juga belum memperoleh keuntungan. Dengan analisa break even ini juga akan diketahui berbagai tingkat keuntungan atau kerugian untuk berbagai tingkat penjualan.

TRANSFER PRICING

A. Transfer Pricing pada Akuntansi ManajemenTransfer Price adalah harga dari suatu departemen yang dibebankan kepada suatu produk atau jasa yang dikirim kepada departemen lainnya dalam organisasi yang sama. Transfer price menghasilkan pendapatan untuk departemen penjual dan biaya pembelian untuk departemen pembeli, mempengaruhi pendapatan operasi tiap departemen. Pendapatan operasi ini dapat digunakan untuk mengevaluasi kinerja departemen dan memotivasi manajer masing-masing. Produk atau jasa yang dipindahkan antar departemen dalam satu organisasi dinamakan intermediate product (produk antara).Jika dilihat, transfer pricing merupakan hal yang aneh. Aktivitas di dalam suatu organisasi bukanlah suatu pasar seperti umumnya, produk dan jasa tidaklah dijual dan dibeli seperti transaksi di pasar terbuka. Disamping itu, penetapan harga antar departemen sangat dipengaruhi oleh harga di pasar. Hal yang masuk akal dari transfer price adalah manajer departemen ketika membuat keputusan hanya perlu memfokuskan diri bagaimana keputusan mereka akan mempengaruhi kinerja departemen mereka tanpa perlu mengevaluasi pengaruhnya terhadap perusahaan secara keseluruhan.Metode Transfer-PricingTerdapat tiga metode untuk menentukan transfer prices:1. Berdasarkan harga pasar (Market-based transfer prices)2. Berdasarkan biaya produksi (Cost-based transfer prices)3. Berdasarkan harga negosiasi (Negotiated transfer prices)1. Market Based Transfer Pricesa. Kondisi Pasar Persaingan SempurnaTransfer produk atau jasa berdasarkan harga pasar biasanya akan menghasilkan keputusan yang optimal ketika tiga kondisi terpenuhi: (1) Pasar dari intermediate product kompetitif, (2) ketergantungan antar sub unit kecil, dan (3) tidak ada biaya tambahan atau keuntungan secara keseluruhan dari membeli atau menjual di pasar luar daripada di dalam perusahaan. Pasar persaingan sempurna terjadi ketika produk yang sama (homogen) dengan harga beli sama dengan harga jual dan tidak ada pembeli atau penjual individu yang dapat mempengaruhi harga. Dengan menggunakan market-based transfer prices di pasar persaingan sempurna, perusahaan dapat meraih (1) Kesesuaian tujuan, (2) Usaha Manajemen, (3) Evaluasi kinerja sub unit, dan (4) Otonomi dari sub unit.Melihat kembali ke Horizon Petroleum, diasumsikan terjadi pasar persaingan sempurna untuk minyak mentah di daerah Houston dimana Divisi Transportasi menjual dan Divisi Penyulingan membeli minyak mentah (internal perusahaan) dengan harga pasar $21 per barel. Jika harga ditetapkan di bawah $21, Divisi Transportasi tentu akan menjual kepada pembeli luar. Jika harga ditetapkan di atas $21 Divisi Penyulingan akan membeli dari pemasok luar. Jadi harga pasar pada tingkat $21 saja kedua divisi akan melakukan jual-beli. Jika kedua divisi akan menjual atau membeli baik secara internal maupun eksternal akan mempengaruhi pendapatan operasi perusahaan secara keseluruhan. Manajer masing-masing divisi akan menekankan pada usaha manajemen untuk memaksimalkan divisinya masing-masing. Harga pasar juga menilai kemampuan ekonomi dan profitablitas dari masing-masing divisi. Misalnya jika berdasarkan market-based transfer prices, Divisi Penyulingan profitnya kurang, perusahaan dapat memutuskan untuk menutup Divisi Penyulingan dan menjual minyak mentahnya ke Divisi Penyulingan perusahaan lain.b. Distress PricesKetika penawaran melebihi permintaan, harga pasar dapat jatuh di bawah harga rata-ratanya. Jika hanya sementara harga ini dinamakan distress prices. Untuk menentukan harga pasar yang termasuk distress prices sangatlah sulit. Jika terjadi distress prices transfer prices mana yang harus digunakan untuk menilai kinerja perusahaan. Beberapa perusahaan menggunakan distress prices itu sendiri, tetapi mereka ada juga yang menggunakan harga rata-rata jangka panjang, atau harga pasar yang normal.

2. Cost-Based Transfer PricesPenentuan transfer prices berdasarkan biaya produksi (Cost-based transfer prices) sangat membantu ketika harga pasar tidak tersedia, tidak pantas, atau memerlukan biaya yang besar untuk memperolehnya.a. Full-Cost BasesDalam praktiknya, banyak perusahaan menggunakan transfer prices-nyaberdasarkan full-costs. Untuk memperkirakan harga pasar, cost-based transfer prices kadang digunakan dengan perhitungan full cost ditambah marjin yang diinginkan. Misalnya Horizon Petroleum melakukan trasnfer internal dengan harga 110% dari full cost. Mengulang kembali, pembelian Divisi Penyulingan rata-rata 20.000 barel minyak mentah per hari dari pemasok lokal di Houston yang mengantarkan minyak mentah ke tempat penyulingan dengan harga $21 per barel. Untuk mengurangi biaya, Divisi Penyulingan telah mempunyai pemasok sendiri di MatamorosGulfmex Corporationyang mampu menjual 20.000 barel per hari dengan harga $16 per barel, diantarkan ke jaringan pipa Horizon di Matamoros. Sesuai dengan struktur organisasinya, Divisi Transportasi akan membeli 20.000 barel minyak mentah di Matamoros dari Gulfmex, dialirkan ke Houston, dan dijual ke Divisi Penyulingan. Jaringan pipa mempunyai kapasitas yang tidak digunakan dan dapat membawa 20.000 barel dengan biaya variabel $1 per barel tanpa mempengaruhi pengangkutan 10.000 barel minyak mentah per hari yang diperoleh berdasarkan perjanjian kontrak jangka panjang. Yang menjadi pertanyaan, apakah akan mengeluarkan biaya yang lebih sedikit dengan membeli minyak mentah dari Gulfmex atau membeli minyak mentah dari pemasok biasanya dan apakah Divisi Penyulingan akan menunjukkan biaya pembelian minyak mentah yang lebih rendah dengan menggunakan minyak dari Gulfmex atau pemasok biasanya.Analisanya sebagai berikut, analisa ini membandingkan biaya tambahan (incremental cost) di kedua divisi dengan dua alternatif. Diasumsikan biaya tetap dari Divisi Transportasi akan sama tanpa memperhatikan alternatif yang dipilih. Dapat dikatakan Divisi Transportasi tidak dapat menghemat/mengurangi biaya tetapnya jika tidak mengangkut 20.000 barel minyak mentah per hari dari Gulfmex. Alternatif 1: Membeli 20.000 barel dari pemasok biasanya dengan harga $21 per barel. Total biaya Petroleum Horizon adalah 20.000 barel x $21 per barel = $420,000. Alternatif 2: Membeli 20.000 barel di Matamoros dengan harga $16 per barel dan mengangkutnya ke Houston dengan biaya variabel $1 per barel. Total biaya Petroleum Horizon adalah 20.000 barel x ($16 + $1) per barel = $340,000.Terdapat pengurangan total biaya sebesar $80,000 ($420,000 - $ 340,000) dengan membeli minyak dari Gulfmex.Jika transfer price dari Divisi Transportasi kepada Divisi Penyulingan adalah 110% dari full cost. Divisi Penyulingan akan melaporkan peningkatan biaya divisinya jika membeli minyak mentah dari Gulfmex:

Transfer prices=1.10x[Harga Beli dari Gulfmex+Biaya Variabel per unit dari Divisi Transportasi+Biaya Tetap per unit dari Divisi Transportasi]

=1.10x($16 + $1 + $3) = 1.10 x $20 = $22

Alternatif 1: Membeli 20.000 barel dari pemasok biasanya dengan harga $21 per barel. Total biaya Divisi Penyulingan adalah 20.000 barel x $21 per barel = $420,000. Alternatif 2: Membeli 20.000 barel dari Divisi Transportasi Houston Petroleum yang dibeli dari Gulfmex. Total biaya Divisi Penyulingan adalah 20.000 barel x $22 per barel = $440,000.Sebagai profit center, Divisi Penyulingan dapat memaksimalkan pendapatan operasi jangka pendek divisnya dengan membeli dari pemasok biasanya.Metode transfer-pricing ini telah membuat Divisi Penyulingan untuk menjadikan biaya tetap (dan 10%markup) dari Divisi Transportasi menjadi biaya variabel. Hal ini karena Divisi Penyulingan melihat kepada setiap barel yang diperoleh dari Divisi Transportasi sebagai biaya variabel $22 per barel; jika 10 barel ditransfer, akan membebani Divisi Penyulingan sebesar $220. Dari sudut pandang perusahaan keseluruhan, biaya variabel adalah $17 ($16 untuk membeli minyak dari Gulfmex ditambah $1 untuk mengangkutnya ke Houston). Sisa $5 ($22 - $17) per barel adalah biaya tetap dan markup Divisi Transportasi. Membeli minyak mentah dari Houston biayanya $21 per barel. Untuk perusahaan, lebih murah membeli dari Gulfmex. Tetapi Divisi Penyulingan melihatnya berbeda, dari sudut pandangnya, lebih baik membeli dari pemasok di Houston dengan biaya $420,000 (20,000 barel x $21 per barel) karena membeli dari Gulfmex biayanya $440,000 (20,000 barel x $22 per barel). Dalam contoh ini, dasar transfer price adalah full cost ditambah markup tidak mencapai kesesuaian tujuan.Berapa transfer price yang harus ditetapkan agar kesesuaian tujuan tercapai? Transfer price minimal sebesar $17 per barel. Jika dibawah $17 tidak akan mendorong Divisi Transportasi membeli dari Gulfmex, dimana transfer price diatas $17 menghasilkan contribution margin untuk menutup biaya tetap. Transfer price maksimal $21 per barel. Jika diatas $21 akan menyebabkan Divisi Penyulingan membeli minyak mentah dari pemasok luar daripada Divisi Transportasi. Transfer price antara $17 dan $21 akan mencapai kesesuaian tujuan.Menggunakan full-cost-based transfer prices memerlukan alokasi biaya tetap terhadap produk dari tiap sub unit. Full-cost transfer-pricing menimbulkan banyak isu. Bagaimana biaya tidak langsung dialokasikan ke produk? Apakah aktivitas yang sesuai, pengelompokan biaya, dan alokasi biaya telah sesuai? Tingkat biaya tetap yang dipilih apakah aktual atau budget? Penghitungan full-cost-based transfer prices menggunakan activity-based cost drivers dapat menyediakan alokasi yang lebih tepat biaya kepada produk. Menggunakan budget biaya dan tingkat budget dapat memberitahu kedua divisi tentang transfer price yang tepat.b. Variable Cost BasesPenyaluran 20.000 barel minyak mentah dari Divisi Transportasi ke Divisi Penyulingan dengan biaya variabel $17 per barel mencapai kesesuaian tujuan. Divisi Penyulingan akan membeli dari Divisi Transportasi karena biaya variabel Divisi Transportasi kurang dari $21 yang ditetapkan oleh pemasok dari luar. Pada harga transfer-price $17, Divisi Transportasi akan mencatat kerugian. Pada saat yang sama Divisi Penyulingan akan menunjukkan profit yang besar karena hanya akan dikenakan biaya variabel dari Divisi Transportasi. Salah satu pendekatan untuk masalah ini yaitu Divisi Penyulingan melakukan pembayaran secara lump-sum untuk menutupi biaya tetap dan menghasilkan pendapatan operasi kepada Divisi Transportasi sementara Divisi Transportasi tetap beroperasi pada biaya varibelnya. Pembayaran tetap adalah harga yang dibayar Divisi Penyulingan untuk penggunaan kapasitas dari Divisi Transportasi. Pendapatan masing-masing divisi digunakan untuk mengevaluasi kinerja tiap divisi dan manajernya.

ANALISIS REGRESIAnalisis regresi berbeda dengan analisis korelasi. Jika analisis korelasi digunakan untuk melihat hubungan dua variable; maka analisis regresi digunakan untuk melihat pengaruh variable bebas terhadap variable tergantung serta memprediksi nilai variable tergantung dengan menggunakan variable bebas. Dalam analisis regresi variable bebas berfungsi untuk menerangkan (explanatory) sedang variable tergantung berfungsi sebagai yang diterangkan (the explained). Dalam analisis regresi data harus berskala interval atau rasio. Hubungan dua variable bersifat dependensi. Untuk menggunakan analisis regresi diperlukan beberapa persyaratan yang harus dipenuhi.Persamaan regresi linear sederhana adalah Y = a + bX. Nilai a dan b diperoleh dari rumus berikut:

Untuk memperoleh nilai a dan b dari kedua tabel di atas diperoleh dari perhitungan berikut:

*) Dibulatkan dalam triliun rupiah Sehingga persamaan regresinya adalah: