Amplitude Modulation (AM)
Click here to load reader
-
Upload
galih-sukron-insani -
Category
Documents
-
view
132 -
download
8
Transcript of Amplitude Modulation (AM)
Politeknik Negeri Jakarta
Amplitude Modulation
A. Tujuan
Tujuan dari proses modulasi
Karakteristik dari Modulasi Amplitudo dan jenisnya
B. Modulasi
Secara teori modulasi diibaratkan menumpangkan sinyal informasi ke sinyal pembawa (carrier).
Modulasi berarti mengatur, atau menyetel, dan dalam telekomunikasi tepatnya ini berarti mengatur suatu
parameter dari suatu pembawa (carrier) frekuensi tinggi dengan pertolongan sinyal informasi yang
berfrekuensi lebih rendah. Keperluan akan modulasi mula-mula timbul dalam transmisi radio dan sinyal-
sinyal frekuensi rendah (misalnya frekuensi audio). Didapatkan bahwa untuk radiasi yang efisien,
dimensi-dimensi antenna harus kira-kira sama orde besarnya dengan panjang gelombang (wave length)
dari sinyal yang dipancarkan. Seperti ditunjukkan dalam persamaan B.4, frekuensi f dan panjang
gelombang λ dari sebuah gelombang elektromagnetis dihubungkan dengan kecepatan fasa vp oleh
f λ = vp
persamaan B.4
kebanyakan sinyal-sinyal informasi frekuensi rendah emmpunyai frekuensi dalam orde 1 KHZ, dan
karena gelombang-gelombang elektromagnetis bergerak dalam ruang angkasa dengan kecepatan sinar,
panjang gelombangnya akan sama dengan
λ = 3 oo ×106
1000 m = 300 km
sekitar 188 mil. Jelas bahwa tidak mungkin untuk membuat antenna dengan ukuran ini.
Masalah ini diatasi dengan menggunakan sinyal frekuensi rendah tersebut untuk memodulasi sinyal
frekuensi tinggiyang dinamakan gelombang pembawa (carrier wave), yang kemudian dipancarakan.
Gelombang pembawa adalah selalu berbentuk sinusoida, dan perubahan tegangan-waktu dari gelombang
dapat dinyatakan dengan persamaan
Teknik Telekomunikasi Page 1
Politeknik Negeri Jakarta
e = Ec maks sin (ωct + θ)
(8.1)
Parameter-parameter dari gelombang ini yang dapat dimodulasi adalah (1) Ec maks untuk modulasi
amplitude, (2) fc (atau ωc = 2 πfc) untuk modulasi frekuensi, (3) θ untuk modulasi fasa. Modulasi
frekuensi dan fasa keduanya masuk dalam kategori umum modulasi sudut.
Sebagian besar dari sifat-sifat penting modulasi amplitude dapat dipelajari dengan menggunakan
asumsi bahwa sinyal (frekuensi rendah) yang memodulasi adalah sebuah gelombang sinus atau kosinus.
1. Modulasi Amplitudo
Bila suatu gelombang pembawa dimodulasi amplitude, maka amplitude bentuk gelombang
tegangan pembawa dibuat berubah sebanding dengan tegangan yang memodulasi, sehingga
ec = (Ec maks + em) sin ωct
(8.2)
dimana e adalah tegangan sesaat dari sinyal yang dimodulasi, Ec maks tegangan pembawa puncak tanpa
modulasi, dan em tegangan modulasi sesaat (instantaneous). Gambar 8.1 memperlihatkan perubahan-
perubahan dengan waktu dari sinyal yang dimodulasi untuk satu siklus, dengan memisalkan bahwa
baik pembawa maupun sinyal modulasi adalah berbentuk sinusoida. Puncak-puncak dari siklus
pembawa dapat dihubungkan sehingga membentuk sebuah gelombang selubung (envelope wave),
yang diberikan oleh
eenv = Ec maks + em
(8.3)
Dimana eenv adalah nilai sesaat dari bentuk gelombang selubung.
Teknik Telekomunikasi Page 2
Politeknik Negeri Jakarta
Gambar 1. Bentuk gelombang sebuah sinyal yang dimodulasi amplitude.
Derajat modulasi merupakan parameter penting dan juga sering disebut index modulasi AM,
dinotasikan dengan m. parameter ini merupakan perbandingan antara amplitude puncak sinyal
pemodulasi (Em maks) dengan amplitude puncak sinyal pembawa (Ec maks). Besarnya index modulasi
mempunyai rentang antara 0 dan 1. Index modulasi sebesar nol, berarti tidak ada pemodulasian,
sedangkan index modulasi sebesar satu merupakan pemodulasian maksimal yang dimungkinkan.
Besarnya index modulasi dapat dinyatakan dengan persamaan.
m = E mmaksE cmaks
2. Spektrum Frekuensi AM
Gambar 2. Spektrum Gelombang AM
Dari spektrum terlihat bahwa sinyal termodulasi mempunyai komponen frekuensi pembawa
ditambah dengan upper sideband dan lower sideband yang terpusat di frekuensi pembawa. Sinyal
seperti ini disebut dengan sinyal double sideband large carrier/full carrier.
Persamaan untuk sinyal AM menunjukkan bahwa ntuk m <1, amplituda carrier paling tidak
dua kali amplituda masing-masing sideband. Ini berarti bahwa paling tidak dua pertiga dari total daya
yang dikirim digunakan oleh carrier. Karena carrier tidak mengandung informasi/pesan yang dikirim,
maka ada kalanya carrier dihilangkan atau ditekan. Sinyal akan berbentuk
Teknik Telekomunikasi Page 3
Politeknik Negeri Jakarta
S(t) = AM
2 [sin (ωc+ωm)t + sin (ωc−ωm)t]
Sinyal ini disebut juga sinyal Double SideBand (DSB) Suppressed Carrier. Sinyal DSB
masih mempunyai bandwidth yang sama dengan sinyal AM dengan keuntungan bahwa daya yang
dipergunakan lebih efisien. Kelemahannya adalah kompleksitas pada sisi penerima karena
memerlukan suatu teknik tertentu untuk mendapatkan kembali frekuensi dan phasa sinyal carrier yang
diperlukan untuk mendeteksi sinyal pemodulasi.
3. Daya dan Arus pada AM
Daya pada modulasi AM dapat dihitung menggunakan persamaan daya pada umumnya, yaitu
P = V2/R
Dari persamaan umum tersebut daya dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut.
Pt = Ecarr
2
R +
ELSB2
R +
EUSB2
R
Dimana
R = resistansi (misalkan resistansi dari antenna)
Daya pada Carrier dapat dihitung sebesar.
Pc = Ecarr
2
R = ¿¿¿ =
Ec2
2 R
Daya pada masing-masing sideband dapat dihitung sebesar.
PLSB = PUSB = ESB
2
R = (mEc /2
√2 )2
/ R = m2 Ec
2
8 R
Persamaan tersebut bisa dituliskan menjadi.
PLSB = m2
4Ec
2
2 R
Sehingga Dayaa total gelombang AM adalah.
Pt
Pc
=1+ m2
2
Teknik Telekomunikasi Page 4
Politeknik Negeri Jakarta
Kesimpulan
Amplitude Modulation merupakan Penumpangan sinyal frekuensi (frekuensi rendah) ke dalam
frekuensi carrier (ferkuensi tinggi). Yang perlu diperhatikan adalah index modulasi (m), dimana
m < 1 : under modulation
m = 1 : critical modulation
m > 1 : over modulation
jika m > 1 akan terjadi cacat pada sinyal.
Teknik Telekomunikasi Page 5
Politeknik Negeri Jakarta
Teknik Telekomunikasi Page 6