(Amplitude Versus Offset) dan Properti Fisika Batuan untuk ...
JURNAL MOTIVASI, PENGGUNAAN MEDIA DAN KEPUASAN …Secure Site D0214082.pdf · ( amplitude...
Transcript of JURNAL MOTIVASI, PENGGUNAAN MEDIA DAN KEPUASAN …Secure Site D0214082.pdf · ( amplitude...
JURNAL
MOTIVASI, PENGGUNAAN MEDIA DAN KEPUASAN PENDENGAR
(Studi Korelasi Antara Motivasi Pendengar dan Penggunaan Media Terhadap
Tingkat Kepuasan Pendengar dalam Program Request Lagu Jepang Metta No
Tomo di Radio MettaFM)
DISUSUN OLEH :
Ratu Budhi Sejati
D0214082
Disusun Guna Memenuhi Persyaratan untuk Mencapai
Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2019
MOTIVASI, PENGGUNAAN MEDIA DAN KEPUASAN PENDENGAR
(Studi Korelasi Antara Motivasi Pendengar dan Penggunaan Media Terhadap
Tingkat Kepuasan Pendengar dalam Program Request Lagu Jepang Metta No
Tomo di Radio MettaFM)
Ratu Budhi Sejati
Dwi Tiyanto
Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Abstract
Radio is mass media that using the equipment a broadcast to spreadinformation or messages owned .Radio broadcast divided into two namely am( amplitude modulation) and fm ( frequency modulation ). The radio with type amhaving range to which more small compared to the radio with type fm .This is causedby the noise of one that brought about through changes in an altitude or responds bysending out radio instantaneous amplitude of a waveform. While the voice on type fmwould be taken by the vibration the frequency of radio around the navel frequencycarried .One of the things that dominated the success of radio is a .The program aproduct to the media broadcasting including radio so power swarms of beetles inconveying a message become very important .
This research be held to find out the level of satisfaction listener to theprogram Metta No Tomo the Japanese song request. The research is the kind ofresearch quantitative .The collection data technique using questionnaire as a primersource. Listeners who listen to the program in March – August 2018 is the maininformant in this research. Automated sampling technique used in this study andobtained a sample of 49 people. Research this time using the theory of Uses andGratification and measure the motives and satisfaction of listeners by using theoryfrom Mcquail.
The results of the research there is a significant positive relationship betweenthe motivation of mettamiarsa in listening to the program with use of Metta No Tomomedia MettaFM. Spearman's rho correlation value of 0.318 with taraf siginifikansiused was 0.05 or 5%. The strength of the relationship between the two variables. Asfor the significant numbers that are listed in the table of 0.026 means the relationshipbetween two variables is significant. The smaller mettamiarsa in listening to
motivational program Metta No Tomo then getting lower also the use of the mediamettamiarsa.
Then for the relationship between media use with satisfaction of listeners isthere is a significant positive relationship between media use mettamiarsa inlistening to the program No Tomo with Metta obtained satisfaction after listening tothe program the strength of the relationship. Spearman's rho correlation value ofsignificance level 0.349 sebessar 5%. As for the significant value that is indicated inthe table of 0.014. The figure shows the hubunga between two such variables aresignificant. So the lower the media use mettamiarsa then the lower the level ofsatisfaction is also mettamiarsa to Metta No Tomo on radio MettaFM.
From the research that's been conducted by the researcher as well as the dataanalysis that has been done, it can be concluded that there was a significant positiverelationship between motivation of listeners and media usage with the strength of therelationships that are being increasingly small motivation listeners then gettinglower also the use of the medium. It also occurs in variable media usage andsatisfaction of listeners. So the lower the media use the listener then the lower thelevel of satisfaction in the listeners also listen to the program on the radio No TomoMetta MettaFM.
While the use of the medium, from the research that's been done then it can beseen the pattern of usage of media by mettamiarsa in listening to a program on theRadio No Tomo Metta MettaFM for six months from March to August 2018. Of the49 respondents 39% have a high intenitas in listening to the program. This meansthat 39% of respondents listened to the program three times in one month. As for theduration of each time listening, of the 49 respondents 41% have a high duration inlistening flat – i.e. averaged three hours in a single listening.
Keywords: radio, programs, listener satisfaction
Pendahuluan
Di era global sekarang ini, semua masyarakat dapat mengakses segala bentuk
informasi dan hiburan dengan leluasa. Terlebih setelah memasuki era Reformasi,
dengan kebebasan mengakses, dan memperoleh informasi dimanapun dan kapanpun.
Ada banyak sekali media yang dapat digunakan oleh masyarakat untuk mendapatkan
informasi dan hiburan. Salah satunya adalah radio. Radio mempunyai karakter sendiri
yang membedakannya dengan media lain. Kekuatan radio adalah sebagai half ears
media artinya, mendengarkan radio bisa “disambi” dengan kegiatan lain termasuk
(dan ini yang terpenting) di kendaraan di jalan raya (Ishadi, 1999:141).
Meskipun banyak media baru yang bermunculan, tidak membuat jangkauan
pendengar radio menurun. Berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh Nielsen
Radio Audience Measurement(RAM) pada tahun 2016, jumlah pendengar radio
mencapai 20 juta orang dengan tingkat penetrasi mencapai 38%. Survei ini dilakukan
di 11 wilayah di Indonesia termasuk Surakarta dengan rata – rata masyarakat
perkotaan menghabiskan waktu 139 menit untuk mendengarkan radio dalam sepekan
(NielsenRadio,https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2016/11/17/jangkauan-
pendengar-radio-38-persen , akses tanggal 8 Maret 2018).Hasil survei tersebut
menunjukkan bahwa radio masih menjadi salah satu pilihan masyarakat dan masih
memiliki tempat khusus di hati para pendengarnya.
Salah satu hal yang menjadi penentu keberhasilan radio adalah program.
Program sebagai faktor yang paling penting dan mendukung keberhasilan finansial
suatu penyiaran radio dan televisi (Morrisan, 2013: 209). Selain itu, program menjadi
sebuah produk bagi media penyiaran termasuk radio sehingga daya pikat dalam
menyampaikan suatu pesan menjadi hal yang sangat penting. Seperti yang dikatakan
oleh Mc Luhan bahwa radio memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap manusia,
maka radio tidak boleh sembarangan dalam menentukan jenis program yang akan
disiarkan.
Radio Metta FM adalah salah satu radio swasta yang ada di kota Surakarta.
Radio ini berada pada frekuensi 104.7FM untuk wilayah kota Solo. Radio Metta FM
memiliki format keluarga dengan tagline Your Inspiring Family. Radio Metta FM
bukanlah satu satunya radio swasta yang ada di Surakarta. Di usianya yang sudah 15
tahun, Radio Metta FM sadar akan semakin ketatnya persaingan antar radio swasta di
Surakarta. Dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat yang disebabkan oleh
radio – radio swasta lain seperti PTPN Radio, Solo Radio, RiaFM, dan lain – lain,
dibutuhkan hal yang berbeda dan kreativitas yang tinggi untuk bertahan. Radio Metta
FM memiliki lima acara harian dan empat belas acara mingguan setiap minggunya.
Dalam waktu satu hari, Metta FMmengudara dari jam 04.00 – 24.00 WIB atau sekitar
20 jam sehari. Sedangkan untuk format musik yang diputar dalam satu hari meliputi:
musik indo dan manca tahun 2000 sampai 2018, musik indo manca tahun ’70an,
‘80an, dan ‘90an, serta musik musik segmented seperti musik Mandarin, Korea,
Jepang dan musik Jazz.
Pada bulan Juni 2018 terdapat beberapa perubahan program yang dilakukan
oleh radio Metta FM dalam menghadapi persaingan antar radio swasta. Ada beberapa
program yang kemudian hilang karna pertimbangan jumlah pendengar.
Salah satu program yang diusung oleh radio Metta FM yang tidak dimiliki oleh radio
– radio lain di kota Surakarta adalah program Metta No Tomo. Hal ini menjadi salah
satu pertimbangan bagi radio Metta FM untuk mempertahankan program ini agar
tetap ada.
Metta No Tomo ini adalah sebuah program siar yang dibuat khusus untuk para
pecinta lagu – lagu Jepang dan hal – hal lain tentang Jepang. Program ini merupakan
program interaktif dimana penyiar dan audience dapat berkomunikasi melalui media
yaitu whatsapp dan sms. Audience atau pendengar dapat dengan bebas memilih lagu
– lagu Jepang kesukaan mereka dan meminta penyiar untuk memutarkan lagu
tersebut. Selain itu, pendengar juga dapat menyampaikan salam – salam kepada
teman – teman, keluarga, ataupun orang – orang tercinta. Pendengar juga bisa ikut
berkomentar tentang topik pembicaraan yang sedang disampaikan oleh penyiar.
Topik yang disampaikan oleh penyiar juga masih mengenai Jepang seperti
budayanya, makanan khas, kebiasaan, destinasi wisata dan lain – lain.
Di tengah gempuran perkembangan teknologi komunikasi dan informasi
tersebut, Radio Metta FM masih menyediakan sarana bagi pecinta lagu – lagu Jepang
untuk bisa dinikmati. Acara ini menjadi salah satu acara favorit pendengar. Hal ini
menjadi hal yang yang unik bagi peneliti. Pendengar bisa saja memilih untuk men-
download atau membuka Youtube dan sosial media lain untuk bisa mendengarkan
lagu – lagu Jepang kesukaannya. Namun radio masih dipilih oleh pendengar sebagai
sarana untuk mendengarkan lagu kesukaannya. Dengan beberapa fenomena yang
muncul tersebut maka peneliti menjadi tertarik untuk melihat motivasi pendengar dan
penggunaan media terhadap tingkat kepuasan pendegar dalam program request lagu
Jepang Metta No Tomo di radio Metta FM.
Rumusan Masalah
a. Bagaimanakah hubungan motivasi pendengar dan penggunaan media terhadap
tingkat kepuasan pendengar dalam Program Request Lagu Jepang Metta No
Tomo di Radio Metta FM?
b. Bagaimana pola penggunaan media radio (media use) dalam acara Metta No
Tomo?
Landasan Teori
1. Pengertian Komunikasi
Tubs dan Moss mendefinisikan komunikasi sebagai proses penciptaan makna
antara dua orang atau lebih yaitu komunikator dan komunikan (Mulyana, D.
2005: 55).
Harold Lasswell mendefinisikan komunikasi dengan menjawab pertanyaan –
pertanyaan who says what in which channel to whom with what effect? Atau siapa
mengatakan apa dengan saluran apa kepada siapa dengan pengaruh bagaimana?
Dari definisi tersebut maka dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah proses
penyampaian pesan oleh komunikator yang berupa simbol baik verbal maupun
tulisan kepada komunikan dengan tujuan tertentu.
2. Komunikasi Massa
Menurut Onong Uchjana, yang dimaksudkan dengan komunikasi massa ialah
komunikasi dengan menggunakan media massa modern, yang meliputi surat
kabar (mempunyai sirkulasi luas), radio dan televisi (yang siarannya ditujukan
kepada umum). Dalam komunikasi massa ada dua tugas komunikator, untuk
mengetahui apa yang ia komunikasikan dan mengetahui bagaimana
mengkomunikasikannya, sehingga berhasil melancarkan penetrasi kepada benak
komunikan. (Effendy, O.U. 2011: 20-21)
Bittner komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media
massa pada sejumlah besar orang. (Nurudin. 2011: 6)
Dari beberapa definisi komunikasi massa menurut ahli tersebut maka dapat
disimpulkan bahwa hal yang paling penting yang harus ada dalam komunikasi
massa adalah media massa dan jumlah dari komunikan. Bukan sebuah
komunikasi massa bila sebuah pesan tidak disampaikan melalui media massa dan
pesan hanya ditujukan pada satu komunikan saja.
3. Radio
Radio merupakan media massa yang menggunakan peralatan siaran untuk
menyebarkan informasiatau pesan yang dimiliki. Radio siaran dibagi menjadi dua
yaitu AM (Amplitudo Modulation) dan FM (Frequency Modulation). Radio
dengan tipe AM memiliki jangkauan yang lebih kecil bila dibandingkan dengan
radio dengan tipe FM. Hal ini disebabkan oleh suara yang dibawa melalui
perubahan ketinggian atau amplitudo gelombang radio. Sedangkan suara pada
tipe FM akan dibawa oleh getaran frekuensi dari radio sekitar pusar frekuensi
yang dibawa(Harley, 2005: 30).
4. Teori Uses and Gratification
Pendekatan Uses and Gratifications pertama kali dijabarkan didalam sebuah
artikel yang ditulis oleh Elihu Katz di tahun 1959. Artikel tersebut ditulis sebagai
reaksi terhadap artikel lain yang ditulis oleh Bernard Barelson di tahun yang sama
yang menyatakan bahwa bidang penelitian komunikasi sudah mati. Sedangkan
menurut Katz, bidang komunikasi yang sedang sekarat adalah bidang komunikasi
massa sebagai persuasi. Komunikasi pada saat itu banyak yang bertujuan untuk
mencari jawaban tentang apa yang dilakukan media terhadap khalayak. Katz
memberikan beberapa contoh terhadap teori Uses and Gratifications. Salah
satunya adalah kajian Riley dan Riley yang menunjukkan bahwa anak – anak
dapat terintegrasi kedalam kelompok teman sebaya mereka dengan memanfaatkan
cerita – cerita petualangan di media untuk kepentingan permainan kelompok,
namun ada juga yang menggunakannya untuk kepentingan berfantasi dan
berkhayal. Contoh lain adalah kajian yang meneliti fungsi drama radio terhadap
pendengar setianya. Beberapa diantaranya mendapatkan pelepasan emosional dari
masalah mereka. Beberapa yang lain mendengar drama radio memberikan tempat
pelarian, dan sebagian yang lain untuk mencari solusi dari persoalan yang mereka
miliki. Contoh – contoh tersebut menggambarkan aspek mendasar dari
pendekatan Uses and Gratifications yaitu seorang individu dapat memanfaatkan
pesan yang sama untuk tujuan yang berbeda.
Uses and Gratifications menunjukan bahwa yang menjadi permasalahan
utama bukanlah bagaimana media mengubah sikap dan perilaku khalayak, tetapi
bagaimana media memenuhi kebutuhan pribadi dan sosial khalayak. Khalayak
dianggap secara aktif dengan sengaja menggunakan media untuk memenuhi
kebutuhan dan mempunyai tujuan. Khalayak dianggap sangat mengetahui apa
yang mereka butuhkan dan sangat mengerti apa yang harus mereka lakukan untuk
memenuhi kebutuhan tersebut. Studi ini dalam bidang memusatkan perhatian
pada penggunaan (uses) isi media untuk mendapat kepuasan (gratifications) atas
pemenuhan kebutuhan seseorang dan dari situlah timbul istilah Uses
Gratifications. Sebagianbesar prilaku khalayak akan dijelaskan melalui berbagai
kebutuhan dan kepetingan individu. Dengan demikian, kebutuhan individu
merupakan titik awal kemunculan teori ini.
Menurut pendirinya yaitu Elihu Katz, Jay G. Blumer, dan Michael Gruvetich,
teori ini meniliti asal mula kebutuhan secara psikologis dan sosial yang
menimbulkan harapan – harapan tertentudari media massa atau media lain. Hal ini
kemudian berpengaruh pada pola terpaan media yang berlainan antar individu
(Rachmat, 2012:203).
Setiap orang memiliki motivasi yang berbeda beda dalam memilih media
untuk memenuhi kepuasannya.
Terdapat beberapa motif pendengar radio seperti untuk menjalin persahabatan,
mengubah suasana hati, menghilangkan kebosanan, untuk mengetahui berita dan
informasi, berpartisipasi secara aktif terhadap suatu acara, dan untuk
menanggulangi pemisahan sosial atau isolasi sosial. (Mandelsohn. What
happened to our audience?” Radio and New Technology Uses and Gratifications
among Young Adult Users in Journal of Radio Studies vol.14: 2-11). Sementara
itu, masih dalam jurnal yang sama, Lichenstein dan Rosenfeld mengatakan bahwa
membunuh waktu atau mengisi waktu luang adalah satu satu motif dalam
surveynya terhadap mahasiswa.
Menurut Prayitno, motivasi adalah ” pendorongan” suatu usaha yang disadari
untuk mempengaruhi tingkah laku seseorang agar ia tergerak hatinya untuk
bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu.
(Prayitno, 1994: 71)
Dalam penelitian ini, untuk mengukur motif pendengar akan menggunakan
teori dari Mcquail. Mcquail membagi motif penggunaan suatu media menjadi
empat kelompok yaitu motif informasi, motif identitas pribadi, motif integrasi dan
interaksi sosial, serta motif hiburan.
1. Motivasi Informasi
Dalam motif Informasi atau kognitif adalah penggunaan media dengan
tujuan untuk mengetahui atau mencari informasi – informasi umum.
Motivasi ini berkaitan dengan usaha untuk:
a. Mencari berita tentang pariwisata dan kondisi yang
berkaitan dengan lingkungan terdekat, masyarakat, dan dunia.
b. Mencari bimbingan menyangkut berbagai masalah
praktis, pendapat, dan hal – hal yang berkaitan dengan penentuan
pilihan.
c.Memuaskan rasa ingin tahu dan minat umum.
d. Belajar, pendidikan diri sendiri.
e. Memperoleh rasa damai melalui penambahan
pengetahuan.
2. Motivasi Identitas Pribadi
Dalam motif identitas pribadi, seseorang menggunakan media dengan
tujuan untuk memenuhi kebutuhan identitas pribadinya untuk
menunjukkan atau mengungkapkan eksistensi dirinya dan memperkuat
status. Motivasi ini berkaitan dengan usaha untuk:
a. Menemukan penunjang nilai – nilai pribadi.
b. Menemukan model perilaku.
c.Mengidentifikasikan diri dengan nilai – nilai lain (dalam
media).
d. Meningkatkan pemahaman tentang diri sendiri.
3. Motivasi Integrasi dan Interaksi Sosial
Mengembangkan potensinya dan untuk memperoleh penghargaan dari
dirinya sendiri dan orang lain. Dengan kata lain, sesorang ingin
mendapatkan rasa percaya diri saat berinteraksi dengan orang lain.
Motivasi ini berkaitan dengan usaha untuk:
a. Memperoleh pengetahuan tentang keadaan orang lain.
b. Mengidentifikasi diri dengan orang lain dan
meningkatkan rasa memiliki.
c.Menemukan bahan percakapan dan interaksi sosial.
d. Memperoleh teman selain dari manusia.
e. Membantu menjalankan peran sosial.
f. Memungkinkan seseorang untuk dapat menghubungi sanak –
keluarga, teman, dan masyarakat.
4. Motivasi Hiburan
Seseorang menggunakan sebuah media dengan tujuan untuk
mendapatkan hiburan. Dalam motif hiburan atau afektif, seseorang
menggunakan suatu media dengan maksud untuk mendapatkan hiburan
atau kesenangan. Motivasi ini berkaitan dengan usaha untuk:
a. Melepaskan diri atau terpisah dari permasalahan.
b. Bersantai.
c. Memperoleh kenikmatan jiwa dan estetis.
d. Mengisi waktu.
e. Penyaluran emosi.
f. Membangkitkan gairah seks.
Konsep kepuasan merupakan hal yang penting bagi sebuah media.
Semakin tinggi kepuasan khalayak terhadap tayangan pada suatu media,
menunjukkan tingginya kepercayaan dari khalayak terhadap isi program
pada media tersebut. Adanya kepuasan dari khalayak terhadap sebuah
media menunjukkan keberhasilan media tersebut dalam persaingan.
Metodologi Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan dengan menggunakan metode pendekatan kuantitatif
dengan metode survey serta akan dianalisis dengan rumus korelasi Spearman rho’s
dengan dibantu oleh program SPSS.
Dalam penelitian ini, yang dipilih sebagai populasi adalah orang – orang yang
mendengarkan dan ikut bergabung dalam program Metta No Tomo melalui SMS dan
atau Whatsapp di Radio Metta FM selama enam bulan yaitu dari bulan Maret sampai
pada bulan Agustus 2018. Pada bulan Maret sampai Agustus 2018 menjadi bulan –
bulan yang penting bagi Metta No Tomo karena pada bulan – bulan tersebut penyiar
yang memegang program tersebut masih random. Data yang terdapat di Radio Metta
FM selama bulan Maret sampai Agustus 2018 terdapat 100 pendengar, namun ada
satu nomor yang memiliki dua identitas yang kemudian tidak dipilih untuk menjaga
kualitas data dalam penelitian ini. Sehingga jumlah populasi yang dipilih adalah 98
orang pendengar. 98 orang pendengar tersebut ikut bergabung melalui SMS dan atau
Whatsapp di program Metta No Tomo. Jumlah tersebut cukup banyak, maka akan
diambil sampel yang akan mewakili populasi untuk diteliti.
Dalam menentukan jumlah sampel akan menggunakan rumus Slovin yaitu
(Kriyantono, 2010:164) :
n = N
1 + Ne²
Keterangan:
n = ukuran sampel
N = ukuran populasi
e = kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel
yang dapat ditolerir, kemudian e ini dikuadratkan.
Batas kesalahan yang dipilih dalam penelitian ini adalah sebesar 10% atau 0.1 dengan
tingkat kepercayaan 90%. Maka jumlah sampel yang akan diambil adalah
n = 98
1 + 98 (0,1)²
= 98 = 49,4 => 49 orang
1,98
Dalam pengambilannya, teknik yang digunakan adalah teknik sampling sistematis.
Pemilihan sampel akan dilakukan berdasarkan nomor urut dengan menggunakan
interval tertentu. Akan diambil 49 sampel dari 98 populasi, maka interval sampel
sebesar 98 : 49 = 2
Sajian dan Analisis Data
1. Variabel Independen : Motivasi Mettamiarsa dalam Mendengarkan
Program Metta No Tomo diRadio MettaFM.
2. Variabel Antara : Penggunaan Media Mettamiarsa dalam
Mendengarkan Program Metta No Tomo di Radio
MettaFM.
3. Variabel Dependen : Kepuasan Mettamiarsa terhadap Program Metta
No Tomo di Radio MettaFM.
A. Hubungan Antara Motivasi dengan Penggunaan Media dalam
Mendengarkan Program Metta No Tomo di Radio Metta FM
H0 : Tidak ada hubungan yang signifikan antara motivasi mettamiarsa
dengan penggunaan media dalam mendengarkan program Metta
No Tomo di Radio Metta FM.
H1 : Ada hubungan positif yang signifikan antara motivasi
Mettamiarsa dengan penggunaan media dalam mendengarkan
program Metta No Tomo di Radio Metta FM.
Correlations
Motivasi
Penggunaan
MediaSpearman's rho Motivasi Correlation Coefficient 1,000 ,318
Sig. (2-tailed) . ,026N 49 49
Penggunaan Media Correlation Coefficient ,318 1,000Sig. (2-tailed) ,026 .N 49 49
Tabel Korelasi Bivariat Variabel Motivasi dan Variabel Penggunaan Media
Sumber: Data Primer
Dari tabel tersebut, hasil penghitungan korelasi bivariat antara
Variabel Motivasi dan Variabel Penggunaan Media didapatkan koefisien
korelasi Spearman’s rho sebesar 0,318 dengan taraf signifikansi 5%. Angka
korelasi bivariat tersebut menunjukkan arah hubungan yang positif dan
keeratan hubungan korelasi yang sedang. Artinya semakin kecil motivasi
mettamiarsa dalam mendengarkan program Metta No Tomo maka semakin
rendah juga penggunaan media mettamiarsa.
Taraf signifikansi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 5%. Untuk uji
signifikansinya dilihat dari nilai sig sebagai berikut:
1. Jika nilai sig. < 0,05 maka hubungan kedua varibel signifikan.
2. Jika nilai sig. > 0,05 maka hubungan kedua variabel adalah tidak
signifikan.
Dalam tabel tersebut tertera nilai sig sebesar 0,026. Nilai tersebut lebih
kecil bila dibandingkan dengan nilai signifikansinya yaitu 0,05 sehingga H1
diterima dan H0 ditolak. Untuk itu terbukti H1 diterima yaitu ada hubungan
positif dan signifikan antara motivasi dalam mendengarkan program Metta No
Tomo terhadap penggunaan media radio Metta FM.
B. Hubungan Antara Penggunaan Media dengan Kepuasan dalam
Mendengarkan Program Metta No Tomo di Radio Metta FM
H0 : Tidak ada hubungan yang signifikan antara penggunaan media
mettamiarsa dengan kepuasan mettamiarsa dalam mendengarkan
program Metta No Tomo di Radio Metta FM.
H1 : Ada hubungan positif yang signifikan antara penggunaan media
mettamiarsa dengan kepuasan mettamiarsa dalam mendengarkan
program Metta No Tomo di Radio Metta FM
CorrelationsPenggunaan
Media KepuasanSpearman's rho Penggunaan Media Correlation Coefficient 1,000 ,349
Sig. (2-tailed) . ,014
N 49 49Kepuasan Correlation Coefficient ,349 1,000
Sig. (2-tailed) ,014 .N 49 49
Tabel Korelasi Bivariat Variabel Motivasi dan Variabel Penggunaan Media
Sumber: Data Primer
Berdasarkan penghitungan korelasi bivariat antara Variabel
Penggunaan Media dan Variabel Kepuasan didapatkan koefisien korelasi
Spearman’s rho sebesar 0,349 dengan taraf signifikansi 5%. Angka tersebut
menunjukan arah hubungan positif dan keeratan hubungan yang sedang.
Hubungan tersebut dapat diartikan bahwa semakin rendah penggunaan media
mettamiarsa maka semakin rendah juga tingkat kepuasan mettamiarsa
terhadap program Metta No Tomo di radio Metta FM.
Dalam tabel tersebut tertera nilai sig sebesar 0,014. Nilai tersebut lebih
kecil bila dibandingkan dengan nilai signifikansinya yaitu 0,05 sehingga H1
diterima dan H0 ditolak. Kesimpulannya, ada hubungan positif yang
signifikan antara variabel penggunaan media dan variabel kepuasan
mettamiarsa dalam mendengarkan program Metta No Tomo di Radio Metta
FM.
C. Penggunaan Media
Dalam variabel ini terdapat dua item pertanyaan yang menjadi indikator yang
masing – masing menilai intensitas responden dalam mendengarkan program
tersebut dalam satu bulan serta durasi Mettamiarsa dalam mendengarkan
dalam satu kali program mengudara.
1. Intensitas Mendengarkan Program Metta No Tomo di Radio Metta
FM
Intensitas Mettamiarsa dalam mendengarkan program tersebut dapat
dilihat dari tabel distribusi frekuensi berikut:
No. Kategori Frekuensi Persentase
1. Sangat Rendah 2 4%2. Rendah 13 26%3. Tinggi 19 39%4. Sangat Tinggi 15 31%
Jumlah 49 100%Tabel Distribusi Frekuensi Intensitas Mettamiarsa dalam
Mendengarkan Program Metta No Tomo di Radio Metta FM.
Sumber: Data Primer Kuisioner
Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa dari 49 orang responden, sebanyak
19 orang (39%) memiliki intensitas tinggi dalam mendengarkan program
Metta No Tomo di radio Metta FM. Sementara 15 orang (31%) memiliki
intensitas sangat tinggi, 13 orang (26%) memiliki intensitas rendah dan
hanya ada 2 orang (4%) yang memiliki intensitas sangat rendah. Dari data
tersebut maka dapat disimpulkan bahwa Mettamiarsa memiliki intensitas
yang tinggi yaitu empat kali dalam satu bulan mendengarkan program
Metta No Tomo.
2. Durasi Mendengarkan Program Metta No Tomo di Radio Metta FM
Durasi Mettamiarsa dalam mendengarkan program tersebut dapat dilihat
dari tabel distribusi frekuensi berikut:
No. Kategori Frekuensi Persentase
1. Sangat Rendah 0 0%2. Rendah 13 26%3. Tinggi 20 41%4. Sangat Tinggi 16 33%
Jumlah 49 100%Tabel Distribusi Frekuensi Durasi Mettamiarsa dalam
Mendengarkan Program Metta No Tomo di Radio Metta FM.
Sumber: Data Primer Kuisioner
Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat terdapat 20 orang (41%)
memiliki durasi yang tinggi dalam mendengarkan program Metta No
Tomo. 16 orang (33%) memiliki durasi yang sangat tinggi, 13 orang
(26%) memiliki durasi rendah, dan tidak ada yang memiliki durasi
mendengarkan sangat rendah. Maka dapat disimpulkan bahwa
Mettamiarsa memiliki durasi yang tinggi yaitu empat jam setiap
mendengarkan program Metta No Tomo di radio Metta FM.
Total nilai dari variabel penggunaan media dapat dilihat dari dua item
pertanyaan tersebut yang akan dihitung distribusi frekuensi sebagai berikut:
Interval = batas atas – batas bawah
Jumlah kelas
= 8 – 2 = 1,5 => 2
4
Pembagian kelas berdasarkan interval tersebut adalah:
Nilai 2 – 3 dengan skor 1 kategori Sangat Rendah
Nilai 4 – 5 dengan skor 2 kategori Rendah
Nilai 6 – 7 dengan skor 3 kategori Tinggi
Nilai 8 dengan skor 4 kategori Sangat Tinggi
No. Kategori Frekuensi Persentase
1. Sangat Rendah 2 4%2. Rendah 15 31%3. Tinggi 25 51%4. Sangat Tinggi 7 14%
Jumlah 49 100%Tabel 3.7 Tabel Distribusi Frekuensi Total Nilai Variabel
Penggunaan Media Mettamiarsa dalam Mendengarkan Program
Metta No Tomo di Radio Metta FM.
Sumber: Data Primer Kuisioner
Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa dari 49 orang responden,
sebanyak 25 orang (51%) memiliki penggunaan media tinggi dalam
mendengarkan program Metta No Tomo di radio Metta FM. Sementara 15
orang (31%) memiliki penggunaan media yang rendah rendah, 2 orang
(4%) memiliki penggunaan media yang sangat rendah. Sisanya 7 orang
(14%) memiliki tingkat penggunaan yang sangat tinggi. Dari data tersebut
maka dapat disimpulkan bahwa Mettamiarsa memiliki penggunaan media
radio yaitu radio Metta FM dalam mendengarkan program Metta No
Tomo yang tinggi.
Daftar Pustaka
Albarran, A. B., & Ligia, G. B. (2007). What Happened to Our Audience?” Radioand New Technology Uses and Gratifications Among Young AdultUsers”.Journal of Radio Studies, 14(2), 2-11. Diakses dariwww.researchgate.net.
Bungin, B. (2011). Metodologi Penelitian Kuantitatif Komunikasi, Ekonomi, danKebijakan Publik serta Ilmu – ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana PrenadaMedia Group.
Djamal, H., & Andi, F. (2011). Dasar Dasar Penyiaran. Jakarta: Kencana PrenadaMedia Group.
Darmawan. (2013). Metodologi Penelitian Kuantitatif. Bandung: Rosdakarya.Effendy, O.U. (1983).Radio Siaran dan Praktek. Bandung: Penerbit Almuni. Fajar. (2013). Konvensi RSKKNI Produser TV. Diakses 9 Maret 2018, dari
https://kominfo.go.id/index.php/content/detail/3464/Konvensi+RSKKNI+Produser+TV/0/berita_satker .
Ishadi. (1999). Dunia Penyiaran Prospek dan Tantangannya. Jakarta: PT. GramediaPustaka Utama.
Khan, A. W., & Liaqat, I.(2015). Uses and Needs Gratification of FM Radio Broadcast in Native Pashto Language: A Case Study of Youth from Mardan.Journal of Applied Environmental,5(9), 220 - 227. Diakses dariwww.researchgate.net.
Kriyantono. (2010). Teknis Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: PT. Kencana PrenadaMedia Group.
Liliweri, A. (2011). Komunikasi Serba Ada Serba Makna. Jakarta: PT. KencanaPrenada Media Group.
Morrisan. (2013). Manajemen Media Penyiaran Strategi Mengelola Radio danTelevisi. Jakarta: PT. Kencana Prenada Media Group.
Mulyana, D. (2005).Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung: PT. Rosda Karya. McQuail. (1987). Teori Komunikasi Massa. Jakarta: Erlangga.Nielsen Indonesia. (2016). Nielsen: Jangkauan Pendengar Radio 38 Persen. Diakses8
Maret 2018,darihttps://databoks.katadata.co.id/datapublish/2016/11/17/jangkauan-pendengar-radio-38-persen .
Nurudin. (2011).Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Owens, A. (2011). Radio Station Innovation and Risk Taking: A Survey of
Programmers and General Managers.The International Journal of MediaManagement, 6(3&4), 226-234. Diakses dariwww.tandfonline.com.
Prayudha, H. (2005). Radio Suatu Pengantar untuk Wacana dan Praktik Penyiaran.Malang: Bayumedia Publishing.
Prayitno. (1994). Dasar – Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta. Rachmat. (2007). Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: Rosdakarya. Rakhmat, J. (2012). Psikologi Komunikasi. Bandung: Rosdakarya. Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Koantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.Sinambela. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu. Werner, J. S., & James, W. T. (2005). Teori Komunikasi Sejarah, Metode, dan
Terapan di Dalam Media Massa. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.https://twitter.com/Prambors (diakses tanggal 9 Juli 2018)https://twitter.com/GenFm (diakses tanggal 9 Juli 2018)https://twitter.com/solo_radio (diakses tanggal 9 Juli 2018)https://twitter.com/ptpnradiosolo (diakses tanggal 9 Juli 2018)https://twitter.com/PramborsSolo (diakses tanggal 9 Juli 2018)https://twitter.com/mettafmsolo (diakses tanggal 9 Juli 2018)