AM15A
description
Transcript of AM15A
3. He has history of hypertension. He is a heavy smoker.
a. Apa saja faktor resiko dari penyakit yang dialami Mr.Y?
Faktor risiko dibagi menjadi menjadi dua kelompok besar yaitu faktor risiko
konvensional dan faktor risiko yang baru diketahui berhubungan dengan proses
aterotrombosis. Faktor risiko yang sudah kita kenal antara lain merokok, hipertensi,
hiperlipidemia, diabetes melitus, aktifitas fisik, dan obesitas. Termasuk di dalamnya
bukti keterlibatan tekanan mental, depresi. Sedangkan beberapa faktor yang baru
antara lain CRP, Homocystein dan Lipoprotein(a). Di antara faktor risiko
konvensional, ada empat faktor risiko biologis yang tak dapat diubah, yaitu: usia,
jenis kelamin, ras, dan riwayat keluarga. Hubungan antara usia dan timbulnya
penyakit mungkin hanya mencerminkan lebih panjangnya lama paparan terhadap
faktor-faktor aterogenik.Wanita relatif lebih sulit mengidap penyakit jantung koroner
sampai masa menopause, dan kemudian menjadi sama rentannya seperti pria. Hal ini
diduga oleh karena adanya efek perlindungan estrogen. Faktor-faktor risiko lain masih
dapat diubah, sehingga berpotensi dapat memperlambat proses aterogenik. Faktor-
faktor tersebut adalah peningkatan kadar lipid serum, hipertensi, merokok, gangguan
toleransi glukosa dan diet tinggi lemak jenuh, kolesterol, dan kalori. SKA umumnya
terjadi pada pasien dengan usia diatas 40 tahun. Walaupun begitu, usia yang lebih
muda dari 40 tahun dapat juga menderita penyakit tersebut. Banyak penelitian yang
telah menggunakan batasan usia 40-45 tahun untuk mendefenisikan “pasien usia
muda” dengan penyakit jantung koroner atau infark miokard akut (IMA). IMA
mempunyai insidensi yang rendah pada usia muda.
b. Bagaimana hubungan hipertensi dan merokok pada penyakit Mr.Y?
Hipertensi meningkatkan beban kerja jantung, dan seiring dengan berjalannya
waktu hal ini dapat menyebabkan penebalan otot jantung sehingga kebutuhan oksigen
meningkat. Selain itu, Mr. T adalah perokok berat. Nikotin dan CO pada rokok
meningkatkan kebutuhan oksigen dan mengganggu suplai oksigen ke miokard. Kedua
hal ini menyebabkan kebutuhan oksigen melebihi suplai oksigen ke jantung sehingga
terjadi iskemia miokard.
c. Bagaimana cara mengontrol faktor resiko ini terhadap penyakit Mr.Y?
Hipertensi dikontrol dengan terapi nutrisi dan farmakologis. Untuk terapi
nutrisi, dilakukan hal seperti peningkatan aktivitas fisik (olahraga aerobik 3-5x
seminggu dengan durasi 30-60menit tiap olahraga), berhenti merokok, penurunan diet
natrium ( kurang dari 2300mg Na atau kurang dari 6g NaCl), diet kalsium, potasium,
magnesium, dan serat, penurunan berat badan (5-10kg dengan kecepatan penurunan
0,2-5kg/bulan), serta kurangi konsumsi alkohol dan lemak jenuh.
Untuk terapi farmakologis, digunakan obat antihipertensi lini pertama seperti
ACEi (captopril, enalapril), ARB(Valsartan, Candesartan, Irbesartan, Losartan), dan
CCB (Amlodipin, diltiazem).
6. Additional exam:
Chest XRay : cor : CTR > 50%, boot-shaped. Lung: bronchovascular marking increased.
ECG: sinus rhythm, normal axis, HR: 58 bpm, regular, PR interval 0,24 sec, pathologic q
wave / ST elevasi at lead II, III, avF, dan ST depression at lead V1, V2, V3.
a. Apa interpretasi dari hasil pemeriksaan tambahan Mr.Y?
Parameter Hasil Nilai normal Interpretasi
Chest Xray CTR >50%,
boot shaped
CTR <50%, normal
shaped
Kardiomegali
Paru-paru Peningkatan
tanda
bronkovaskular
Tidak ditemukan
peningkatan tanda
bronkovaskular
Bendungan darah di
vena pulmonalis
Heart Rate 58x/menit 60-100x/menit Bradikardia
Ritme dan Aksis EKG Ritme sinus,
aksis normal
Ritme sinus, aksis
normal (-300-1100)
Normal
Interval PR 0.24s 0.12-0.20s Interval PR
memanjang
Gelombang Q Ada Q patologis Tidak ada Q
patologis
Tanda sebelumnya
pernah mengalami
Infark miokard
Segmen ST ST elevasi pada lead II, III, aVF menandakan adanya infark
miokard inferior. ST depresi pada lead V1, V2, V3 bisa
menandakan adanya perubahan resiprokal karena infark
miokardposterior atau bisa juga karena adanya iskemik pada
anteroseptal miokard.
b. Bagaimana mekanisme abnormal pada interpretasi hasil pemeriksaan tambahan Mr.Y?
CTR > 50%, boot-shaped
Hipertensi meningkatkan beban kerja jantung penebalan otot jantung
kebutuhan oksigen meningkat iskemia miokard fungsi ventrikel menurun
tekanan pengisisan diastolik meningkat agar stroke volume dapat
dipertahankan serabut miokardium meregang kekuatan kontraksi
meningkat pembesara jantung
Bronchovascular marking increased
Infark miokardium mengganggu fungsi miokardium karena menyebabkan
menurunnya kekuatan kontraksi sehingga kemampuan ventrikel kiri untuk
mengosongkan diri berkurang, dan volume sekuncup akan berkurang sehingga
volume sisa ventrikel meningkat. Hal ini menyebabkan peningkatan tekanan
jantung sebelah kiri, dimana kenaikan ini akan disalurkan ke vena pulmonalis,
sehingga terlihat gambaran pembuluh darah pada hasil chest x-ray.
Bradikardi dan PR interval 0,24 sec
AV diperdarahi oleh arteri koroner kanan 90%, dan oleh artei koroner kiri
10%. Pada kasus ini, terjadi penyumbatan arteri koroner kanan, dan
menyebabkan terjadinya iskemia. Iskemia pada nodus AV seringkali
memperlambat atau memblok konduksi dari atrium ke ventrikel, sehingga
akan terjadi pemanjangan interval P-R. Gangguan sistem konduksi ini juga
akan menyebabkan denyut terganggu, sehingga terjadi bradikardi.
Pathologic Q wave
Infark miokard terjadi jika aliran darah ke otot jantung terhenti atau tiba-tiba
menurun sehingga sel otot jantung mati. Sel infark yang tidak berfungsi
tersebut tidak mempunyai respon stimulus listrik sehingga arah arus yang
menuju daerah infark akan meninggalkan daerah yang nekrosis tersebut dan
pada EKG memberikan gambaran defleksi negatif berupa gelombang Q
patologis dengan syarat durasi gelombang Q lebih dari 0,04 detik dan
dalamnya harus minimal sepertiga tinggi gelombang R pada kompleks QRS
yang sama.
ST elevation at lead II, II, aVF
Menandakan lokasi infark myokard di inferior yaitu di arteri koroner
kanan (paling sering) cabang desenden posterior dan cabang arteri koroner
kiri-sirkumfleks. Sel miokard yang mengalami injuri tidak akan
berdepolarisasi sempurna, secara elektrik lebih bermuatan positif dibanding
daerah yang tidak mengalami injuri dan pada EKG tampak gambaran elevasi
segmen ST pada sadapan yang berhadapan dengan lokasi injuri.
ST depression at lead V1, V2, V3
Iskemia miokard akan memperlambat proses repolarisasi, sehingga pada EKG
dijumpai perubahan segmen ST (depresi). Selain itu depresi ST juga terjadi karena
perubahan resiprokal dari infark inferior.
c. Bagaimana gambaran EKG terkait hasil pemeriksaan?
Infark miokard inferior
Infark miokard posterior
d. Bagaimana gambaran X-ray terkait hasil pemeriksaan?
Boot shaped dengan CTR > 50%