Alur Implementasi Fungsi SDM
Click here to load reader
-
Upload
cinthia-valentina-iswahyudi -
Category
Documents
-
view
185 -
download
1
description
Transcript of Alur Implementasi Fungsi SDM
ALUR, IMPLEMENTASI, DAN FUNGSI SUMBER DAYA MANUSIA DALAM PERUSAHAAN
Oleh :
Cinthia Valentina Iswahyudi ( 100810201042 )
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS JEMBER
2013
ALUR, IMPLEMENTASI DAN FUNGSI SUMBER DAYA MANUSIA
DALAM PERUSAHAAN
Peran SDM bagi sebuah perusahaan yang ingin berumur panjang merupakan suatu hal
strategis. Peran strategis SDM dalam organisasi bisnis dapat dikolaborasi dari segi teori
sumber daya. Fungsi perusahaan adalah mengerahkan seluruh sumber daya atau kemampuan
internal untuk menghadapi kepentingan pasar sebagai faktor eksternal utama. Sumber daya
sebagaimana disebutkan di atas, adalah SDM strategis yang memberikan nilai tambah (added
value) sebagai tolok ukur keberhasilan bisnis. Kemampuan SDM ini merupakan competitive
advantage dari perusahaan. Dengan demikian, dari segi sumber daya, strategi bisnis adalah
mendapatkan added value yang maksimum yang dapat mengoptimumkan competitive
advantage. Adanya SDM ekspertis: manajer strategis (strategic managers) dan SDM yang
handal yang menyumbang dalam menghasilkan added value tersebut untuk perusahaan.
A. ALUR SUMBERDAYA MANUSIA DALAM PERUSAHAAN
Dalam proses manajemen, penetapan jabatan merupakan tahapan penting sebelum
pembentukan struktur organisasi atau organizing. Proses ini berlangsung hingga terjadi
penerimaan tenaga untuk mengisi lowongan organisasi tersebut di atas. Jika melebihi daya
tampung (peminat akan lowongan jabatan tersebut tinggi), maka perlu dan harus diadakan
seleksi sebagai tahapan penyaring kompetensi tenaga atau orang yang tepat untuk mengisi
lowongan jabatan dalam organisasi tersebut.
Dilihat dari dimensi manajerial sekurang-kurangnya ada empat fungsi esensial, yaitu:
perencanaan (planning), staffing, penggerakan (directing), pembinaan (supervising), dan
pengendalian (controlling). Fungsi planning (perencanaan) merupakan langkah awal yang
dilakukan dalam proses manajemen SDM, yaitu dengan menyusun rancangan sekitar
kebutuhan SI)M organisasi kediklatan. Perencanaan SDM menyangkut penetapan jumlah dan
kualifikasi yang dibutuhkan untuk melaksanakan semua program kerja dalam rangka
mencapai visi, mini, dan tujuan organisasi.
Perencanaan SDM diperusahaan AT&T
Perencanaan SDMnya dilakukan dalam jangka panjang dan jangka pendek mencakup
kegiatan:
1. Peramalan Permintaan SDM
Peramalan permintaan SDM merupakan suatu upaya memperkirakan karateristik dan
jumlah SDM yang dibutuhkan oleh perusahaan pada masa yang akan datang.
Pendekatan umum yang digunakan yaitu:
Pendekatan Statistika
Pendekatan ini menggunakan statistika angkatan kerja yang dibutuhkan
berdasarkan kondisi perkembangan bisnis, seperti volume penjualan sangat
berhubungan dengan jumlah angkatan kerja. Pendekatan statistika biasanya
digunakan pada saat perusahaan beroperasi dalam kondisi lingkungan stabil
dimana faktor-faktor bisnis mendukung. Pendekatan statistika tersebuut analisis
trend, analisis rasio, dan analisis regresi. Dengan analisis trend, permintaan SDM
pada masa yang akan datang diproyeksikan berdasarkan trend bisnis sebelumnya.
Pada analisis rasio, proses menentukan SDM dikalkulasikan dengan perhitungan
rasio terhadap faktor-faktor bisnis dengan jumlah karyawan yang dibutuhkan
(pendekatan analisis rasio memberikan perkiraan SDM yang lebih akurat jika
dibandingkan dengan analisis trend); sedangkan analisis regresi digunakan
perusahaan yang terlebih dahulu harus dirancang dengan diagram yang
menunjukkan hubungan antara faktor-faktor bisnis dengan jumlah angkatan kerja,
kemudian mengkalkulasikannya dan dapat ditentukan jumlah tenaga kerja yang
dibutuhkan.
Pendekatan Keputusan
Pendekatan keputusan lebih dtekankan pada penggunaan keputusan yang dibuat
daripada upaya perhitungan secara matematis. Pendekatan keputusan dilakukan
dengan cara:
1) Brainstorming
Keputusan diambil berdasarkan sumbang saran yanng diberikan oleh
partisipan yang ditugaskan untuk peramalan SDM. Penggunaan metode ini,
partisipan terlebih dahulu membuat asumsi tentang masa depan. Oleh karena
itu mereka menggunakan perencanaan Strategis dalam mengembanngkan
produk-produk dan pelayanan terbaru, ekspansi pada pasar baru dan kemudian
memprediksi antara lain: permintaan produk dan pelayanan untuk masa
mendatang, presentase pasar yang akan dimasuki oleh perusahaan dan
ketersediaan teknologi baru yang mempengaruhi jenis produk dan pelayanan
yang ditawarkan. Ketepatan dalam melakukan penawaran SDM sangat
tergantung pada tepat tidaknya asumsi-asumsi yang digunakan, karena masa
mendatang penuh dengan ketidakpastian. Oleh karena itu perusahaan perlu
memonitor peramalan permintaan SDM, baik pada perubahan kecil maupun
perubahan besar yang tidak diharapkan terjadi.
2) Perkiraan Penjualan
Perkiraan penjualan merupakan suatu pendekatan yang digunakan pada saat
dibutuhkan tambahan karyawan akibat adanya pengenalan produk baru. Pada
saat produk baru diluncurkan, karyawan pada bagian penjualan harus
memperkirakan permintaan terhadap produk berdasarkan kebutuhan dan minat
konsumen. Perusahaan menggunakan informasi tersebut untuk memperkirakan
berapa banyak tenaga kerja yang dibutuhkan untuk memenuhi permintaan
produk baru tersebut.
3) Peramalan Persediaan SDM
Peramalan permintaan telah dilakukan, maka perusahaan dapat mengetahui
jumlah dan posisi formasi jabatan. Langkah-langkah peramalan persediaan,
yaitu: pertama, pengelompokkan berdasarkan gelar, fungsi dan tingkat
tanggung jawab. Pengelompokkan tersebut harus mencerminkan posisi-posisi
antar karyawan yang diharapkan Karirnya. Sebagai contoh: Pada divisi SDM,
pengelompokkan didasarkan pada jabatan asisten manajer SDM, manajer
SDM dan Direktur SDM. Langkah kedua, memperkirakan karyawan setiap
divisi menempati posisi jabatannya selama periode perencanaan, berapa
banyak karyawan yang akan dimutasi jabatan dan berapa banyak karyawan
yang akan pensiun.
4) Perkiraan Kebutuhan SDM Masa Mendatang
Setelah peramalan permintaan dan persediaan dilakukan, maka perlu
dilakukan proses memperkirakan kebutuhan SDM untuk masa mendatang.
Sebagai contoh: perusahaan memiliki 25 orang sekertaris dan berdasarkan
peramalan persediaan ada 5 jabatan sekertaris akan kosong pada akhir periode
perencanaan, sedangkan peramalan permintaan memprediksikan ada 3 jabatan
sekertaris akan dibutuhkan pada periode masa yang akan datang. Dengan
menggabungkan kedua peramalan tersebut, maka pimpinan perusahaan
menjadi tahu bahwa mereka harus mencari 8 orang sekertaris baru yang terdiri
dari 5 orang untuk mengisi atau menggantikan formasi jabatan yang kosong
dan 3 orang lagi dibutuhkan untuk tambahan sekertaris baru.
5) Hasil Proses Perencanaan SDM
Hasil proses perencanaan SDM yang telah dilakukan dapat saja terjadi dua
kemungkinan, yaitu: kelebihan jumlah karyawan dan kekurangan jumlah
karyawan.
Kelebihan Jumlah Karyawan
Jika hal ini terjadi tidak perlu melakukan pengurangan karyawan secara
drastis karena mengandung banyak resiko. Oleh karena itu dapat ditempuh
melakukan pensiunan dini, jam lembur yang dibatasi, pembagian kerja
dibuat secara efektf dan pengendalian peningkatan gaji.
Kekurangan Jumlah Karyawan
Jika hasilnya menunjukkan kekurangan karyawan, maka perlu dilakukan
perekrutan tenaga kerja baru. Untuk itu perlu dilakukan terlebih dahulu
analisis jabatan dan menentukan kualifikasi persyaratan bagi calon
karyawan baru. Setelah itu ditentukan sumber-sumber SDM, proses
seleksi dan penempatan serta orientasi jabatan.
Strategi manajemen jemen Sumber daya manusia diawali oleh penyusunan analisis
jabatan (job analisis) sebagai dasar bagi penetapan deskripsi dan perincian tugas, yang
kemudian akan dievaluasi secara obyektif. Dengan merujuk pada hasil analisis tersebut
kemudian dibuat desain profesional untuk menjalankan fungsi-fungsi operatifnya.
B. IMPLEMENTASI SUMBER DAYA MANUSIA
Ada tiga bagian penting dalam pengorganisasian :
- Staffing
Suatu kegiatan yang melakukan pembagian kelompok- kelompok kerja menurut
jenisnya beserta pengisian orang- orang yang sesuai dengan keahliannya.
Staf bertugas memberi layanan dan nasehat kepada pimpinan dalam pelaksanaan
suatu kegiatan. Staf di dalam melaksanakan fungsinya tidak secara langsung terlibat dalam
kegiatan utama perusahaan atau organisasi. Tugas yang dilakukan merupakan tugas-tugas
pokok dari suatu organisasi atau perusahaan.
Tugas-tugas yang dapat diberikan kapada karyawan staff antara lain adalah sebagai berikut :
Mengumpulkan data (fakta)
Menginterpretasikan data (fakta)
Mengusulkan alternatif tindakan
Mendiskusikan rencana-rencana yang sedang dipikirkan dengan berbagai hak dan
memperoleh kesepakatan mereka atau memperoleh alasan mengapa rencana tersebut
ditolak.
Mempersiapkan instruksi-instruksi tertulis dan dokumon-dokumen lainnya yang
diperlukan untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan yang merupakan realisasi dari
rencana yang telah ditetapkan.
Mengamati kegiatan-kegiatan operasional dan kondisi-kondisi yang dihadapi untuk
rnengadakan apakah instruksi-instruksi telah dijalankan dengan baik dan apakah
instruksi tersebut menghambat atau mempelancar proses pencapaian tujuan.
Mengusahakan pertukaran informasi antara para petugas-petugas oporasional
mongenai pelaksanaan untuk meningkatkan kegiatan-kegiatan koordinasi.
Meberikan infrmasi dan nasihat kepada petugas-petugas oporasional mengenai
pelaksanaan tugas–tugas yang telah didelegasikan kepada mereka.
- Delegation of Authority
Pendelegasian wewenang dari seorang atasan kepada bawahannya sesuai dengan
struktur organisasi maupun kedudukan bawahan / kemampuann bawahan.
Semua pendelegasian wewenang merupakan pokok yang didapat kembali oleh
pemberi wewenang. Hal itu adalah suatu sifat wewenang, si pemilik wewenang (pemimpin)
tidak selamanya menyelesaikannya sendiri kekuasaan ini dengan menyerahkan wewenang
itu. Kesimpulan yang dapat kita tarik dari definisi di atas adalah :
1. Pendelegasian wewenang adalah pemberian wewenang oleh seorang
pemimpin kepada bawahannya untuk melaksanakan tugas-tugas tertentu.
2. Pendelegasian wewenang dapat memperluas ruang gerak seorang manajer.
3. Pendelegasian wewenang adalah suatu proses yang bertahap, yang juga
merupakan jalinan hubungan antara fungsi-fungsi yang ada dalam organisasi.
Dengan demikian maka proses Pendelegasian wewenang itu merupakan
hubungan atasan dengan bawahan, merupakan mata rantai yang terus-menerus
bersambung.
Seseorang pemimpin baru dapat melakukan kegiatan atau memerintah setelah ia
memperoleh wewenang. Bawahan tidak akan melakukan kegiatan dalam perusahaan, jika
tidak ada perintah dari atasan, sehingga tidak ada kegiatan dalam perusahaan atau perusahaan
tidak dapat merealisasi tujuannya. Delegation of authority sulit untuk diterjemahkan ke dalam
bahasa Indonesia secara tepat, karena dalam Delegation of authority ini terdapat sifat“ Du
Characteristic”. u Characteristic, artinya pihak bawahan menerima wewenang dari atasan
tetapi pada saat yang sama atasan yang bersangkutan tetapi memiliki wewenang tersebut.
Pemimpin (delegator) tidak hilang haknya terhadap wewenang yang telah didelegasikan itu.
- Departementasi
Pengelompokan kegiatan- kegiatan yang jenis untuk kemudian dipisahkan dengan
kegiatan yang lainnya dimana di antara pengelompokan bawahan.
Pembagian departemen atau unit pada struktur organisasi didasarkan pada :
Departementalisasi Menurut Fungsi
Pada pembagian ini orang yang memiliki fungsi yang terikat dikelompokkan
menjadi satu. Umum terjadi pada organisasi kecil dengan sumber daya
terbatas dengan produksi lini produk yang tidak banyak. Biasanya dibagi
dalam bagian keuangan, pemasaran, umum, produksi, dan lain sebagainya.
Departementalisasi Menurut Produk
Pada jenis departementalisasi ini orang-orang atau sumber daya yang ada
dibagi ke dalam departementalisasi menurut fungsi serta dibagi juga ke dalam
tiap-tiap lini produk, wilayah geografis, menurut jenis konsumen, dan lain
sebagainya.
Departemenisasi berdasarkan jumlah.
Cara ini merupakan cara yang paling sederhana. Pembagian organisasi
didasarkan atas dasar jumlah bawahannya. Contohnya Tentara.
Departemenisasi Berdasarkan prosesnya
Departemenisasi ini banyak digunakan pada tingkat bawah bagian produksi.
Tujuan dari departemenisasi ini untuk memperoleh keuntungan ekonomis
dalam melaksanakan kegiatannya.
Departemenisasi berdasarkan kombinasi
Perusahaan melakukan Pengabungan antara departemen-departeman yang ada
dalam suatu wadah/tempatyang sama.Bentuk organisasi ini marupakan
gabungan dari departementalisasi menurut fungsional dan departementalisasi
menurut proses.
Departemenisasi Berdasarkan langganan
Perusahaan yang mempunyai perhatian yang besar terhadap langganannya
dapat mengadakan departemenisasi berdasarkan langganan.
Departemenisasi berdasarkan daerah.
Departemenisasi berdasarkan daerah umum digunakan oleh perusahaan yang
secara fisik tersebar.
Dalam departemenisasi sering terdapat kegiatan-kegiatan yang tidak mudah
ditentukan termasuk dalam departemen yang mana atau bila ada kegiatan baru yang perlu
dilaksanakan dan kegiatan-kegiatan ini perlu dimasukkan dalam departemen yang ada.
Sebelum ditugasakan kepada departemen/bagian perlu diketahui dulu apa jenis kegiatannya.
C. FUNGSI SUMBER DAYA MANUSIA
Fungsi SDM pada dewasa ini semakin diakui sebagai salah satu fungsi yang paling
strategis. Hal ini mengingat sumberdaya pekerja terdapat di masing-masing fungsi utama:
fungsi finance, fungsi operation dan fungsi marketing. Sumberdaya pekerja ini memberi
pengaruh langsung pada peningkatan profit melalui peningkatan produktivitas. Oleh
karenanya, peran sumberdaya pekerja kerap dijadikan sebagai cara paling strategis untuk
berkompetisi dengan perusahaan lain. Namun demikian, pemilikan sumberdaya pekerja yang
baik (good human resources) bukanlah perkara mudah bagi perusahan. Selain harganya
mahal, sulit untuk menghasilkannnya (difficult to achieve), juga sulit untuk
mempertahankannya. Disinilah tantangan terbesar di dalam pengelolaan suatu perusahaan
ditambah lagi karena harus berurusan dengan manusia atau orang perorang.
Pada tahap desain (rekrutmen dan job design) para pekerja dipersiapkan sedemikian
rupa berdasarkan kemampuan mereka masing-masing (supply side) sesuai dengan job
description untuk memenuhi tujuan perusahaan (demand side). Sedangkan pada tahap
implementasi (developement dan penilaian), para pekerja didorong untuk berkembang pada
sistem karir yang berlandaskan sistem konpensasi yang adil. Terhadap mereka dilakukan
penilaian secara periodik untuk memastikan kemampuan mereka sesuai yang diharapkan.
Jika terjadi peningkatan mereka berhak untuk promosi secara vertikal dan jika stagnan perlu
dilakukan proses pemindahan secara horizontal (mutasi atau pensiun) untuk penyesuaian dan
penyegaran.
Dengan demikian, patutlah dipahami bahwa keempat aspek pokok yang disebutkan
sebelumnya (rekrutmen, job design, developement dan penilaian) secara cermat dan
sistemetis serta terintegrasi. Dalam proses integrasi berbagai aspek tersebut, aspek rekrutmen
dan job design haruslah diletakkan sebagai kegiatan pada tahap perancangan (design),
sedangkan aspek developement dan penilaian sebagai tahap implementasi (manage).
Oleh karenanya, tugas pokok fungsi SDM haruslah ditujukan untuk memajukan
kapasitas manusianya (to drive people). Pengelolaan SDM yang lebih sesuai pada masa ini
adalah dengan pendekatan people-oriented approach. Pendekatan people-oriented lebih
memanusiakan pekerja dalam potensi dan harkat berdasarkan tingkat kecerdasan dan suasana
perasaan mereka. Dalam hal ini upaya meningkatkan efektivitas SDM dilakukan berdasarkan
cara mengorganisasi orang-orang sesuai martabat dan kemampuan masing-masing dalam
posisi yang tepat yang pada gilirannya memberikan sinergi, baik pada tujuan individu
(worker) maupun pada tujuan organisasi (firm) (right man in the right place).