ALTERASI HIDROTERMAL

75
ALTERASI HIDROTERMAL Sutarto Teknik Geologi UPN Yogyakarta Jl.SWK.104 Condongcatur, Yogyakarta

Transcript of ALTERASI HIDROTERMAL

Page 1: ALTERASI HIDROTERMAL

ALTERASI HIDROTERMALSutartoTeknik Geologi UPN Yogyakarta Jl.SWK.104 Condongcatur, Yogyakarta

Page 2: ALTERASI HIDROTERMAL

SISTEM HIDROTERMAL

• Sistem hidrotermal dapat didifinisikan sebagai sirkulasi fluida panas (50°sampai >500°C), secara lateral dan vertikal pada temperatur dantekanan yang bervarisasi, di bawah permukaan bumi (Pirajno, 1992). Sistem ini mengandung dua komponen utama, yaitu

sumber panas dan sumber fluida.

• Sirkulasi fluida hidrotermal menyebabkan himpunan mineral padabatuan dinding menjadi tidak stabil, dan cenderung menyesuaikankesetimbangan baru dengan membentuk himpunan mineral yang sesuaidengan kondisi yang baru, yang dikenal sebagai alterasi (ubahan) hidrotermal.

Page 3: ALTERASI HIDROTERMAL
Page 4: ALTERASI HIDROTERMAL

SUMBER PANAS UTAMA : PROSES MAGMATISME

Oleh karena itu, tempat dimana terjadi prosesmagmatisme, senderung terbentuk sistem hidrotermal. Baik magmatisme yang membentuk plutonisme maupunvulkanisme

Page 5: ALTERASI HIDROTERMAL

FLUIDA UTAMA : FLUIDA MAGMATIK DAN METEORIK

Fluida hidrotermal dapat berasal dari:• Fluida Magmatik• Air Meterorik• Air Connate• Air Metamorfik• Air Laut

Page 6: ALTERASI HIDROTERMAL

LitosferAstenosfer

Air metamorfik

Gunungapi

Fluida magmatik

Air laut

Air meteorik

Page 7: ALTERASI HIDROTERMAL

SUMBER PANAS

JENIS FLUIDA

SKEMA SISTEM HIDROTERMAL YANG TERKAIT DENGAN MAGMATISME

Page 8: ALTERASI HIDROTERMAL

FLUIDA MAGMATIK

Fraksi-fraksi volatil hidrous yang umumnya lebih ringan dan alkalik, cenderung terakumulasi pada bagian atas kantong magma, disebutsebagai Fluida magmatik (atau juvenile), dalam artian masih fres, belumterkontaminasi dan belum pernah muncul di permukaan. Komponen volatildi dalam magma umumnya terdiri dari H2O, H2S, CO2, HCl, HF, dan H2 (sebagian besar adalah H2O, yaitu sekitar 1-15%).

Page 9: ALTERASI HIDROTERMAL

Perubahan-perubahan tersebut akan tergantung pada

• karakter batuan dinding, • karakter fluida (Eh, pH), • kondisi tekanan maupun temperatur pada saat reaksi berlangsung

(Guilbert dan Park, 1986), • konsentrasi, serta lama aktivitas hidrotermal (Browne, 1991 dalam

Corbett dan Leach, 1996). • temperatur dan kimia fluida merupakan faktor yang paling

berpengaruh pada proses ubahan hidrotermal (Corbett dan Leach, 1996).

Page 10: ALTERASI HIDROTERMAL

Pada sistem hidrotermal akan dijumpai tiga fase subtansi, yaitu padat(solid), cair (liquid), dan gas (gas). Pada saat sistem masih aktif, fasefluida (cair dan gas) akan dominan.

• Molekul fase padat apabila dipanaskan, akan cenderung bergerak satusama lain, pada saat mencapai melting point, fase padat akan berubahmenjadi fase cair. Apabila temperatur terus bertambah, pada saatmencapai critical temperatur (boiling point), cairan akan berubahmenjadi uap (vapor) atau gas. Steam adalah istilah kusus untukmenyebut uap air (water vapor). H2O merupakan senyawa yang dapathadir sebagai fase padat (es/ice), fase cair (air/water), dan fase gas (uap air/steam) pada tekanan yang relatif sama.

Page 11: ALTERASI HIDROTERMAL

Pada temperatur dan tekanan tertentu, beberapa substansi dapatterlarut (solute) pada substansi yang lain (pelarut/solvent) membentuklarutan (solution) yang homogen. Baik zat terlarut maupun pelarutdapat berupa fase padat, cair, maupun gas.

Zat pelarut (solvent) Zat terlarut (solute)

H2O ( c ) NaCl (p)

Alkohol/C2H2OH ( c ) H2O (c )

H2O ( c ) CO2 (g)

O (g) N (g)

Pt (p) H (g)

Fe (p) C (p)

Sfalerit (ZnFeS) (p) Kalkopirit (CuFeS2) (p)

Page 12: ALTERASI HIDROTERMAL

Larutan dimana zat pelarutnya adalah air disebut sebagai aqueous. Pelarut air yang mengandung zat terlarut NaCl ± 35% disebut sebagaibrine. Istilah fluida (fluids) digunakan untuk menyebut semua substansiatau materi yang dapat bergerak, yaitu cairan, gas, campuran gas dancairan, atau larutan bukan padat. Partikel-partikel sangat halus (1-15 Angstrom) yang tersebar sebagai suspensi (tidak homogenous) padasuatu substansi (umumnya cairan) disebut sebagai colloid.

Page 13: ALTERASI HIDROTERMAL
Page 14: ALTERASI HIDROTERMAL
Page 15: ALTERASI HIDROTERMAL
Page 16: ALTERASI HIDROTERMAL
Page 17: ALTERASI HIDROTERMAL
Page 18: ALTERASI HIDROTERMAL

FLUIDA ABATUAN A

BATUAN B

FLUIDA B

Interaksi Fluida A dan Batuan A akan menghasilkan Alterasi (Ubahan) hidrotermal berupa Batuan B dan fluida B atau batuan B saja.

ENDAPAN MINERAL ENDAPAN BIJIH

Page 19: ALTERASI HIDROTERMAL
Page 20: ALTERASI HIDROTERMAL
Page 21: ALTERASI HIDROTERMAL

TIPE ALTERASI

• Profilitik• Argilik• Potasik• Filik• Advanced Argillic• Skarn• Greisen

Page 22: ALTERASI HIDROTERMAL

Tipe potasik

• Tipe ini dicirikan oleh melimpahnya himpunan muskovit-biotit-alkalifelspar-magnetit.

• Anhidrit sering hadir sebagai asesori, serta sejumlah kecil albit dantitanit (sphene) atau rutil kadang terbentuk.

• Ubahan potasik terbentuk pada daerah yang dekat batuan beku intrusifyang terkait, fluida yang panas (>300°C), salinitas tinggi, dan dengankarakter magmatik yang kuat.

Page 23: ALTERASI HIDROTERMAL

ALTERASI POTASIK : mineral ubahan biotit, KF dan kuarsa

Page 24: ALTERASI HIDROTERMAL

Kenampakan biotit di lapangan (atas) serta kenampakan mikroskopisKanan atas nikol silangKanan bawah nikol sejajar

Page 25: ALTERASI HIDROTERMAL

Mineral mineral Alkali Feldspar

Page 26: ALTERASI HIDROTERMAL

ALTERASI POTASIK

Page 27: ALTERASI HIDROTERMAL

Tipe filik

Tersusun oleh himpunan mineral kuarsa-serisit-pirit, yang umumnyatidak mengandung mineral-mineral lempung atau alkali felspar.

Kadang mengandung sedikit anhidrit, klorit, kalsit, dan rutil.

Terbentuk pada temperatur sedang sampai tinggi (sekitar 230°-400°C), fluida asam hingga neutral dengan salinitas yang beragam, pada zonayang permeabel dan pada batas dengan urat.

Page 28: ALTERASI HIDROTERMAL

Mineral Kuarsa dan serisitAtas kenampakan megaskopisSamping kenampangan mikroskopis

Page 29: ALTERASI HIDROTERMAL

ALTERASI FILIK

Page 30: ALTERASI HIDROTERMAL

Adularia: kiri megaskopis, kanan mikroskopis

Page 31: ALTERASI HIDROTERMAL

ALTERASI FILIK

Page 32: ALTERASI HIDROTERMAL

ALTERASI FILIK

Page 33: ALTERASI HIDROTERMAL

Tipe propilitik

Dicirikan oleh kehadiran klorit disertai dengan beberapa mineral epidot, ilit/serisit, kalsit, albit, dan anhidrit .

Terbentuk pada temperatur 200-300°C pada pH near-neutral, dengansalinitas yang beragam, umumnya pada daerah yang mempunyaipermeabilitas rendah.

Menurut Creasey (1966) terdapat empat kecenderungan himpunanmineral yang hadir pada tipe propilitik, yaitu :

a. klorit-kalsit-kaolinitb. klorit-kalsit-talkc. klorit-epidot-kalsitd. klorit-epidot.

Page 34: ALTERASI HIDROTERMAL

MINERAL KALSIT

Page 35: ALTERASI HIDROTERMAL

Mineral EpidotAtas : kenampakan megaskopisSamping atas : mikroskopis nikol sejajarSamping bawah : mikroskopis nikol silang

Page 36: ALTERASI HIDROTERMAL

Kenampakan KloritKiri atas megaskopisKiri bawah dan atas mikroskopis

Page 37: ALTERASI HIDROTERMAL

Wairakite : kanan megaskopis, kiri mikroskopis

Page 38: ALTERASI HIDROTERMAL

ALTERASI PROFILITIK

Page 39: ALTERASI HIDROTERMAL

ALTERASI PROFILITIK

Page 40: ALTERASI HIDROTERMAL

Tipe argilik

Pada tipe argilik terdapat dua kemungkinan himpunan mineral, yaitukaolinit/dickite-monmorilonit- muskovit dan klorit-monmorilonit-illite/smectite-muskovit.

Himpunan mineral pada tipe argilik terbentuk pada temperatur 100-300°C (Pirajno, 1992), fluida asam hingga neutral dan salinitas yang rendah.

Page 41: ALTERASI HIDROTERMAL

Mineral illite

Page 42: ALTERASI HIDROTERMAL

Mineral IlliteAtas : kenampakan megaskopisSamping : kenampakan mikroskopis

Page 43: ALTERASI HIDROTERMAL

Kenampakan mineral kaolinit pada inti bor (atas)Kenampakan kaolinit di bawah mikroskop (samping)

Page 44: ALTERASI HIDROTERMAL

argillicKenampaka mineral SmectiteBawah : megaskopisSamping : mikroskopis

Page 45: ALTERASI HIDROTERMAL

ALTERASI ARGILIK

Page 46: ALTERASI HIDROTERMAL

ALTERASI ARGILIK

Page 47: ALTERASI HIDROTERMAL

Advanced argillic

dicirikan oleh kehadiran himpunan mineral pirofilit + diaspor ±andalusit ± kuarsa ± tourmalin ± enargit-luzonit (untuk temperaturtinggi, 250-350°C), atau

himpunan mineral kaolinit + alunit ± kalsedon ± kuarsa ± pirit (untuktemperatur rendah, <180°C).

Page 48: ALTERASI HIDROTERMAL

Advanced argillicKenampaka mineral AlunitBawah : megaskopisSamping : mikroskopis

Page 49: ALTERASI HIDROTERMAL

Advanced argillicKenampaka mineral PirofilitBawah : megaskopisSamping : mikroskopis

Page 50: ALTERASI HIDROTERMAL

Kenampakan megaskopis mineral diaspor (atas)Kenampakan mikroskopis (samping)

Page 51: ALTERASI HIDROTERMAL

Tipe skarn

Terdapat mineralogi yang sangat umum yang sering didapatkan pada batuanskarn, yaitu kelompok garnet, piroksen, amfibol, epidot dan magnetit.

Mineral lain yang umum adalah wolastonit, klorit, biotit dan kemungkinanvesuvianit (idokras).

Amfibol umumnya hadir pada skarn sebagai mineral tahap akhir yang meng-overprint mineral-mineral tahap awal. Aktinolit (CaFe) dan tremolit (CaMg) adalah mineral amfibol yang paling umum hadir pada skarn.

Jenis piroksen yang sering hadir adalah diopsid (CaMg) dan hedenbergit(CaFe).

Terbentuk pada fluida yang mempunyai salinitas tinggi dengan temperaturtinggi (sekitar 300°-700°C).

Page 52: ALTERASI HIDROTERMAL

Aktinolit pada skarnFoto atas : megaskopisFoto samping :mikroskopis

Page 53: ALTERASI HIDROTERMAL

Garnet

Page 54: ALTERASI HIDROTERMAL

Mineral garnet pada skarnFoto atas : megaskopisFoto samping : mikroskopis

Page 55: ALTERASI HIDROTERMAL

Kenampakan megaskopis Mineral wolastonit (atas)Foto mikroskopis wolastonit (samping)

Page 56: ALTERASI HIDROTERMAL

Tipe Greisen

Himpunan mineral pada greisen adalah kuarsa- muskovit (atau lipidolit)dengan sejumlah mineral asesori seperti topas, tourmalin, dan fluorit

Page 57: ALTERASI HIDROTERMAL

Topas: kiri megaskopis, kanan mikroskopis

Page 58: ALTERASI HIDROTERMAL

Muskovit : Kanan megaskopis, kiri mikroskopis

Page 59: ALTERASI HIDROTERMAL

Kenampakan megaskopis Tourmalin (atas)Kenampakan mikroskopis Tourmalin (samping)

Page 60: ALTERASI HIDROTERMAL

Kasiteritr

Page 61: ALTERASI HIDROTERMAL

POLA ALTERASI

• PERVASIVEPenggantian seluruh atau sebagian besar mineralpembentuk batuan

• SELECTIVELY PERVASIVEProses ubahan hanya terjadi pada mineral-mineral tertentu pada batuan. misalnya klorit pada andesit hanya mengganti piroksen saja.

• NON-PERVASIVE

Page 62: ALTERASI HIDROTERMAL

INTENSITAS ALTERASI

• TIDAK TERUBAH• LEMAH• KUAT• INTENS• TOTAL

Page 63: ALTERASI HIDROTERMAL

1

3

2

Page 64: ALTERASI HIDROTERMAL

2

4

3

1

Page 65: ALTERASI HIDROTERMAL

TAK SIMETRIS

Page 66: ALTERASI HIDROTERMAL

Terimakasih

Page 67: ALTERASI HIDROTERMAL
Page 68: ALTERASI HIDROTERMAL
Page 69: ALTERASI HIDROTERMAL
Page 70: ALTERASI HIDROTERMAL
Page 71: ALTERASI HIDROTERMAL
Page 72: ALTERASI HIDROTERMAL
Page 73: ALTERASI HIDROTERMAL
Page 74: ALTERASI HIDROTERMAL
Page 75: ALTERASI HIDROTERMAL