All Skenario

download All Skenario

of 2

Transcript of All Skenario

Skenario BeneficenceDokter Andi menerima seorang pasien laki-laki setengah baya, tampak kaheksia, berjalan tertatih-tatih dan terus batuk di hadapannya. Pasien itu ditemani oleh anak perempuannya yang kurus. Dokter tersebut enggan melakukan anamnesis dan langsung memeriksa si pasien. ketika si anak bertanya tentang penyakit ayahnya, dokter Andi hanya menyarankan minum obat dengan teratur, dan memberikan resep. Si anak bertanya lagi tentang cara minum obat, tapi dokter Andi menyarankan bertanya pada tugas apotek tempat mengambil obat. Merasa diremehkan, sang ayah dan anaknya keluar dari kamar dokter tanpa mengucapkan salam. Wajah mereka tampak tidak puas.

Skenario Non-MaleficenceSeorang pasien perempuan, 21 tahun, masuk ke unit gawat darurat di sebuah rumah sakit. Kondisi pasien dalam keadaan darurat dan membutuhkan perawatan segera yang intensif. Namun petugas perawat yang menerima pasien terkesan biasa-biasa saja, lamban, dan tidak mengacuhkan. Dokter pun baru datang memeriksa pasien setelah tiga jam kemudian, dan menawarkan operasi dengan biaya yang tidak sedikit. Pelaksanaan operasinya pun menunggu giliran. Sementara menunggu giliran operasi, pasien diminta untuk dirawat di ruang VIP dengan alasan agar mendapat perhatian dan pelayanan yang lebih baik. Keluarga pasien bertanya-tanya mengapa harus dirawat diruang VIP sementara mereka bukanlah orang yang berada. Tarik ulurpun terjadi, tanpa penyelesaian dimana pasien harus dirawat. Keadaan pasien bertambah buruk dan jiwanya tidak tertolong lagi. Akibat peristiwa itu, keluarga pasien menuntut pihak rumah sakit dan ingin mengetahui penyebab kematian si pasien.

Skenario AutonomySeorang pasien datang ke dokter dengan keluhan displasia vulva yang menimbulkan keraguan adanya keganasan. Dokter melakukan pemeriksaan dan menjelaskan kepadanya bahwa ia harus dibedah. Wanita tersebut tidak menyetujui pembedahan tersebut. Ia berkata, Tidak, saya tak ingin pembedahan kedua. Ia telah melebihi 70 tahun. Katanya lagi, Saya tak mempunyai gejala, lalu mengapa saya harus dibedah?. Dokter telah menjelaskan bahwa pembedahan ini tidak akan merugikannya namun pasien tetap menolak. Pada saat itu, suami, saudara perempuannya dan dokter berusaha terus menyakinkan wanita itu bahwa ia perlu dibedah. Pada saat yang sama mereka tak ingin mengatakan bahwa ia menderita kanker. Jika ia tidak setuju untuk dioperasi, maka kemudian penyakitnya bertambah parah. Ia akan mendapat masalah yang lebih besar dan pembedahan yang lebih luas. Sekarang ini hanya akan dilakukan vulvektomi sederhana, bukan tak mungkin nanti ia diminta untuk vulvektomi radikal.

Skenario JusticeSeorang anak laki-laki datang dari sebuah kota. Ia datang kemari dengan keadaan penyakit tumor stadium lanjut. Setelah dilakukan pembedahan, pasien tersebut ditransfer untuk pengobatan selanjutnya. Orangtuanya bukanlah orang kaya dan tak mampu membeli obat-obatan yang mahal. Kondisi orangtuanya tidak bisa diharapkan. Tetapi orangtuanya ingin anaknya terapi berlanjut. Dokter telah menjelaskan bahwa kondisi anaknya tidak bisa ditingkatkan dan sangat sulit bagi mereka untuk membeli obat-obatan mahal tersebut. Dokter tidak yakin apakah ia harus mengatakan pada mereka untuk tidak usah membeli obat itu. Karena berdasarkan pengalamannya pada penyakit ini, beberapa pasien meninggal walaupun telah diterapi dengan kemoterapi penuh. Tetapi pada kasus yang jarang, mereka dapat juga sembuh. Pada kasus ini, asites telah timbul dan pasien tampak sesak. Dokter menjelaskan kepada pasien bahwa kondisinya kurang baik. Dokter tidak dapat menyatakan kepada mereka untuk tidak melanjutkan pengobatan.

Nama: Arwi WijayaNIM: 102012294Kelompok: B2