Alinemen Horizontal

5
ALINEMEN HORIZONTAL Alinemen horizontal adalah poyeksi sumbu jalan pada bidang horizontal. Alinyemen horizontal dikenal juga dengan nama “situasi jalan” atau “trase jalan”. Alinyemen horizontal terdiri dari garis-garis lurus yang dihubungkan dengan garis-garis lengkung. Garis lengkung tersebut dapat terdiri dari busur lingkaran ditambah busur peralihan, busur peralihan saja atau busur lingkaran saja. 1.9 Alinyemen Horizontal Alinyemen horizontal adalah proyeksi sumbu jalan pada bidanghorizontal. Alinyemen horizontal terdiri dari garis garis lurus yang dihubungkandengan garis-garis lengkung. Garis lengkung tersebut dapat terdiri dari busurlingkaran ditambah busur peralihan (spiral – circle– spiral) , busur peralihan saja(spiral spiral) ataupun busur lingkaran saja (circle) 1.10 Lengkung Peralihan Lengkung peralihan merupakan lengkung untuk tempat peralihanpenampang melintang dari jalan lurus ke jalan dengan superelevasi.Bentuk lengkung peralihan yang memberikan bentuk yang sama dengan jejeak kendaraan ketika beralih dari jalan lurus ke tikungan berbentuk busurlingkaran dan sebaliknya, dipengaruhi oleh sifat pengemudi, kecepatankendaraan, radius lengkung, dan kemiringan melintang jalan.Keuntungan dari penggunaan lengkung peralihan pada alinyemen horizontal :Pengemudi dapat dengan mudah mengikuti lajur yang telah disediakanuntuknya, tanpa melintasi lajur lain yang berdampingan.Memungkinkan mengadakan perubahan dari lereng jalan normal kekemiringan sebesar superelevasi secara berangsur angsur sesuai dengangaya sentrifugal yang timbu

description

a

Transcript of Alinemen Horizontal

Page 1: Alinemen Horizontal

ALINEMEN HORIZONTAL

Alinemen horizontal adalah poyeksi sumbu jalan pada bidang horizontal. Alinyemen

horizontal dikenal juga dengan nama “situasi jalan” atau “trase jalan”. Alinyemen horizontal

terdiri dari garis-garis lurus yang dihubungkan dengan garis-garis lengkung. Garis lengkung

tersebut dapat terdiri dari busur lingkaran ditambah busur peralihan, busur peralihan saja

atau

busur lingkaran saja.

1.9 Alinyemen HorizontalAlinyemen horizontal adalah proyeksi sumbu jalan pada bidanghorizontal. Alinyemen horizontal terdiri dari garis –garis lurus yang dihubungkandengan garis-garis lengkung. Garis lengkung tersebut dapat terdiri dari busurlingkaran ditambah busur peralihan (spiral – circle– spiral), busur peralihan saja(spiral – spiral) ataupun busur lingkaran saja (circle)1.10 Lengkung PeralihanLengkung peralihan merupakan lengkung untuk tempat peralihanpenampang melintang dari jalan lurus ke jalan dengan superelevasi.Bentuk lengkung peralihan yang memberikan bentuk yang sama dengan jejeak kendaraan ketika beralih dari jalan lurus ke tikungan berbentuk busurlingkaran dan sebaliknya, dipengaruhi oleh sifat pengemudi, kecepatankendaraan, radius lengkung, dan kemiringan melintang jalan.Keuntungan dari penggunaan lengkung peralihan pada alinyemen horizontal :Pengemudi dapat dengan mudah mengikuti lajur yang telah disediakanuntuknya, tanpa melintasi lajur lain yang berdampingan.Memungkinkan mengadakan perubahan dari lereng jalan normal kekemiringan sebesar superelevasi secara berangsur –angsur sesuai dengangaya sentrifugal yang timbu 19Memungkinkan mengadakan peralihan pelebaran perkerasan yangdiperlukan dari jalan lurus ke kebutuhan lebar perkerasan pada tikungan –tikungan yang tajam.Menambah keamanan dan kenyamanan bagi pengemudi, karena sedikitkemungkinan pengemudi keluar jalur.Menambah keindahan bentuk dari jalan tersebut, menghindari kesanpatahnya jalan pada batasan bagian lurus pada lengkung busur lingkaran.

Page 2: Alinemen Horizontal

1.12 Bentuk Lengkung Peralihan1.12.1 Spiral–Circle –SpiralLengkung spiral merupakan peralihan dari bagain lurus ke circle. Panjanglengkung peralihan (spiral) diperhitungkan dengan mempertimbangkan bahwaperubahan gaya sentripugal dari nol (pada bagian lurus) sampai sebesar

Perencanaan geometrik adalah merupakan bagian dari perencanaan jalan keseluruhan.

Ditinjau secara keseluruhan perencanaan geometrik harus dapat menjamin keselamatan

maupun kenyamanan dari pemakai jalan. Untuk dapat menghasilkan suatu rencana jalan

yang baik dan mendekati keadaan yang sebenarnya diperlukan suatu data dasar yang baik

pula.

Perencanaan geometrik jalan juga merupakan bagian dari perencanaan jalan yang dititik

beratkan pada perencanaan bentuk fisik sehingga dapat memenuhi fungsi dasar dari jalan

yaitu memberikan pelayanan yang optimal pada arus lalu-lintas. Jadi tujuan dari

perencanaann geometrik jalan adalah menghasilkan infrastruktur yang aman dan efisien

pelayanan arus lalu lintas serta memaksimalkan biaya pelaksananaan ruang, bentuk dan

ukuran. Jalan dapat dikatakan baik apabila dapat memberikan rasa aman dan nyaman

kepada pemakai jalan.

Secara geometrik, perencanaan jalan dibagi menjadi 2, yaitu perencanaan alinyemen

horisontal dan alinyemen vertikal. Alinyemen horizontal atau trase suatu jalan adalah garis

proyeksi sumbu jalan tegak lurus pada bidang peta, yang biasa disebut tikungan atau

belokan. Sedangkan Alinyemen vertikal adalah garis potong yang dibentuk oleh bidang

vertikal melalui sumbu jalan dengan bidang permukan pengerasan jalan, yang biasa disebut

puncak tanjakan dan lembah turunan (jalan turun).

Tinjauan alinyemen horizontal secara keseluruhan

Ditinjau secara keseluruhan, penetapan alinyemen horizontal harus dapat menjamin

keselamatan maupun kenyamanan bagi pemakai jalan. Untuk mencapai tujuan ini antara

lain perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :

Sedapatnya mungkin menghindari broken back, artinya tikungan searah yang hanya

dipisahkan oleh tangen yang pendek.

Page 3: Alinemen Horizontal

Pada bagian yang relatif lurus dan panjang, jangan sampai terdapat tikungan yang tajam

yang akan mengejutkan pengemudi.

Kalau tidak sangat terpaksa jangan sampai menggunakan radius minimum, sebab jalan

tersebut akan sulit mengikuti perkembangan-perkembangan mendatang.

Dalam hal kita terpaksa menghadapi tikungan dengan lengkung majemuk harus diusahakan

agar R1 > 1,5 R2.

Pada tikungan berbentuk S maka panjang bagian tangen diantara kedua tikungan harus

cukup untuk memberikan rounding pada ujung-ujung tepi perkerasan.

Menetapkan kecepatan rencana (design speed)

Untuk menetapkan alinyemen horizontal pada suatu rute, section ataupun segment dari

suatu jalan, perlu diketahui terlebih dahulu ‘Topography” yang akan dilalui oleh trase jalan

yang akan di design. Keadaan topograpi tersebut kemudian akan dijadikan dasar dalam

menetapkan besarnya kecepatan rencana dari jalan yang akan direncanakan, setelah kelas

jalan tersebut ditentukan.

Macam-macam kurva dalam alinyemen horizontal

Bentuk kurva dalam alinyemen horizontal terdiri atas :

Full Circle – FC (Lengkung Penuh) yaitu, Lengkung yang hanya terdiri dari bagian lengkung

tanpa adanya peralihan. Yang dimaksud disini adalah hanya ada satu jari2 lingkaran pada

lengkung tersebut. (lihat perbedaan dengan SCS)

Page 4: Alinemen Horizontal

Spiral-Circle-Spiral – SCS yaitu, Lengkung terdiri atas bagian lengkungan (Circle) dengan

bagian peralihan (Spiral) untuk menghubungkan dengan bagian yang lurus FC. Dua bagian

lengkung di kanan-kiri FC itulah yg disebut Spiral. (lihat perbedaan dengan FC).

Page 5: Alinemen Horizontal

Spiral-Spiral – SS yaitu, Lengkung yg hanya terdiri dari spiral-spiral saja tanpa adanya circle.

Ini merupakan model SCS tanpa circle. Lengkung ini biasanya terdapat di tikungan dengan

kecepatan sangat tingg