ALDES ALWANTO TANDI I 111 10 255 · 19. Teman-temanku yang ada di “Toko”, Pian, Langi’,...

42
i PENGARUH MUSIM TERHADAP PERTAMBAHAN BOBOT BADAN SAPI BRAHMAN CROSS (BX) YANG DIPELIHARA SECARA FEEDLOT FASE FINISHER PADA PT. BULI (BERDIKARI UNITED LIVESTOCK) DI KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG SKRIPSI ALDES ALWANTO TANDI I 111 10 255 PROGRAM STUDI PRODUKSI TERNAK JURUSAN PRODUKSI TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2014

Transcript of ALDES ALWANTO TANDI I 111 10 255 · 19. Teman-temanku yang ada di “Toko”, Pian, Langi’,...

i

PENGARUH MUSIM TERHADAP PERTAMBAHAN BOBOT BADAN SAPI BRAHMAN CROSS (BX) YANG DIPELIHARA SECARA FEEDLOT FASE FINISHER PADA PT. BULI (BERDIKARI UNITED LIVESTOCK)

DI KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG

SKRIPSI

ALDES ALWANTO TANDI I 111 10 255

PROGRAM STUDI PRODUKSI TERNAK JURUSAN PRODUKSI TERNAK

FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR 2014

ii

PENGARUH MUSIM TERHADAP PERTAMBAHAN BOBOT BADAN SAPI BRAHMAN CROSS (BX) YANG DIPELIHARA SECARA FEEDLOT FASE FINISHER PADA PT. BULI (BERDIKARI UNITED LIVESTOCK)

DI KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG

SKRIPSI

Oleh :

ALDES ALWANTO TANDI I 111 10 255

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana pada

Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin

PROGRAM STUDI PRODUKSI TERNAK JURUSAN PRODUKSI TERNAK

FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR 2014

iii

PERNYATAAN KEASLIAN

1. Yang bertandatangan di bawah ini :

Nama : Aldes Alwanto Tandi

NIM : I 111 10 255

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa ;

a. Karya skripsi yang saya tulis adalah asli

b. Apabila sebagian atau seluruhnya dari karya skripsi, terutama dalam Bab Hasil

dan Pembahsan,tidak asli atau plagiasi maka bersedia dibatalkan dan dikenakan

sanksi akademik yang berlaku.

2. Demikian pernyataan keaslian ini dibuat untuk dapat dipergunakan seperlunya.

Makassar, 27 November 2014

TTD

Aldes Alwanto Tandi

iv

HALAMAN PENGESAHAN

JudulPenelitian : Pengaruh Musim Terhadap Pertambahan Bobot Badan Sapi Brahman Cross (BX) yang Dipelihara Secara Feedlot Fase Finisher pada PT. Buli (Berdikari United Livestock) Kabupaten Sidenreng Rappang

Nama : Aldes Alwanto Tandi No. Pokok : I 111 10 255 Program Studi : Produksi Ternak Jurusan : Produksi Ternak Fakultas : Peternakan

Skripsi ini telah diperiksa dan disetujui oleh:

Pembimbing Utama Pembimbing Anggota

Prof. Dr. Ir. H. SudirmanBaco, M.Sc Muhammad Hatta, S.Pt, M.Si NIP. 19641231 198903 1 025 NIP. 19691231 200501 1 013

Dekan Fakultas Peternakan Plt Ketua Jurusan Produksi Ternak

Prof. Dr. Ir. H. Sudirman Baco, M.Sc. Prof. Dr. drh. Hj. Ratmawati Malaka, M.Sc NIP. 19641231 198903 1 025 NIP. 19640712 198911 2 002

Tanggal Lulus : 27 November 2014

v

ABSTRAK

Aldes Alwanto Tandi (I 111 10 255). Pengaruh Musim Terhadap

Pertambahan Bobot Badan Sapi Brahman Cross (Bx) Yang Dipelihara

Secara Feedlot Fase Finisher Pada PT. Buli (Berdikari United Livestock) Di

Kabupaten Sidenreng Rappang. Dibimbing Oleh Sudirman Baco Sebagai

Pembimbing Utama dan Muhammad Hatta Sebagai Pembimbing Anggota

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh musim terhadap

pertambahan bobot badan sapi Brahman Cross (BX) yang dipelihara pada PT.

Buli (Berdikari United Livestock) di Kabupaten Sidenreng Rappang. Penelitian

ini menggunakan sapi Brahman Cross (BX) pada fase grower hingga finisher yang

digemukkan pada musim hujan dan kemarau yang dipelihara di Bila River Ranch.

Jumlah ternak yang digunakan masing-masing 44 ekor sapi Brahman Cross (BX)

jantan pada musim hujan dan 38 ekor sapi Brahman Cross (BX) jantan pada

musim kemarau. Pengumpulan data dilakukan dengan melihat data sekunder yang

diperoleh dari catatan atau recording Sapi Brahman Cross (BX). Parameter yang

diamati yaitu pertambahan berat badan harian (PBBH). Data yang diperoleh

dianalisis dengan menggunakan uji banding, yaitu uji t-test independent sample.

Berdasarkan analisis statistic menunjukkan bahwa rata-rata berat awal pada

musim kemarau sekitar 223 kg dan hujan 206,3 kg, sedangkan berat akhir pada

musim kemarau 397,8 kg dan hujan sekitar 346 kg. PBBH musim kemarau sekitar

0,674 kg/ekor/ hari dan hujan 0,708 kg/ekor/hari. Hal ini menunjukkan bahwa

Pertambahan bobot badan sapi Brahman Cross (BX) yang dipelihara secara

feedlot fase finisher pada PT. Buli (Berdikari United Livestock) di Kabupaten

Sidenreng Rappang tidak dipengaruhi oleh musim.

Kata Kunci : Feedlot, Pertambahan BobotBadan, Brahman Cross (BX),

Musim

vi

ABSTRACT

Aldes AlwantoTandi (I 111 10 255). Effect of season on the in daily weight

gain Brahman Cross cattlemaintained by feedlot fattaning phase finisher

feedlot in PT. Buli (Berdikari United Livestock) Sidenreng Rappang regency.

Supervisor by SudirmanBaco as main supervisor and Muhammad Hatta as

co-supervisor.

This study aimed to determine the effect of season in daily weight gain

Brahman Cross (BX) were maintained inthe PT. Buli (Berdikari United

Livestock) Sidrap regency. In this study was used Brahman Cross (BX) cattle

phasefinisherin rain and day seasons were maintained in Bila River Ranch. The

number of animals used 44 heads Brahman Cross (BX) bulls at rain season and 38

head of cattle Brahman Cross (BX) bulls in the day season. Data was collected

from secondary data obtained from records or recording from fattaning division.

Parameters observed on the daily weight gain (PBBH). Data were analyzed by

descriptive and t-tests (Independent samplet-test). Results of showed that the

initial average daily gain on dry season and rain around 223 kg 206.3 kg, while

the final weight in the dry season and the rain season 397.8 kg approximately 346

kg. PBBH on the dry season around 0.674 kg/head/day and rain season 0.708

kg/head /day. This suggest shows that season had no effect ondaily weight gain in

Brahman Cross (BX) cattle of phase finisher at PT. Buli (Berdikari United

Livestock) in Sidenreng Rappang.

Keywords :Feddlot, Daily Weight Gain , Brahman Cross (BX), Season

vii

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan YME, yang telah

memberikan petunjuk, tuntunan dan berkat bagi umat manusia, sehingga

penyusunan makalah skirpsi ini dengan judul “Pengaruh Musim Terhadap

Pertambahan Bobot Badan Sapi Brahman Cross (BX) yang Dipelihara

Secara Feedlot Fase Finisher pada PT. Buli (Berdikari United Livestock) di

Kabupaten Sidenreng Rappang”dapat diselesaikan.

Pada kesempatan ini penulis menghantur ucapan terima kasih dan

penghargaan setinggi-tingginya dengan penuh rasa hormat kepada:

1. Bapak Prof. Dr.Ir.H. Sudirman Baco, M.Sc selaku PembimbingUtama dan

Muhammad Hatta, S.Pt, M.Si selaku Pembimbing Anggota, atas segala

bantuan dan keikhlasannya untuk memberikan bimbingan, nasehat dan saran-

saran sejak awal penelitian sampai selesainya penulisan skripsi ini.

2. Ayahanda tercinta Sattu Tandi dan ibunda Bertha Sampe terima kasih atas

segala doa, motivasi,dan kasih sayang serta materi yang diberikan kepada

penulis dan saudara saya Wira Nisrina yang senantiasa membantu dan

memberikan motivasi untuk selalu lebih semangat.

3. Ibu Prof. Rr. Sri Rachman Aprilita Bugiwati, M.Sc, Ph.D, Bapak Prof.

Dr. Ir. H. Abd Latief, M.Sc danBapakProf. Dr. Ir. H. Herry Sonjaya,

DEA, DES selaku dosen pembahas yang memberikan saran-saran dan

masukan untuk perbaikan dari skripsi ini.

4. Ibu drh. Kusumandari Indah Prahestidan Bapak SutomoSyawal, S.Pt,

M.Si selaku Penasehat Akademik penulis yang telah bersedia meluangkan

viii

waktunya selama penulis duduk dibangku perkuliahan dan senantiasa

memberikan motivasi dan nasehat yang sangat berarti bagi penulis.

5. Prof. Dr. Ir. H. SudirmanBaco, M. Sc DekanFakultasPeternakanUniversitas

Hasanuddin, dan Bapak/ ibu wakil Dekan I, II, III, yang telah menyediakan

fasilitas kepada penulis selama menjadi mahasiswa.

6. Bapak Dr. Muhammad Yusuf, S.Pt sebagai Sekertaris Jurusan terima kasih

yang sebesar-besarnya atas bimbingan, dukungan dan bantuannya kepada

Penulis.

7. Semua Dosen-Dosen Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin yang telah

member ilmunya kepada penulis.

8. Pimpinan PT. Berdikari United Livestock Sidrap beserta para karyawan dan

peternaknya yang telah memberi kesempatan kepada Penulis untuk

mengadakan penelitian di PT. BULI.

9. Kepada kakanda Cecep Atmo Sugiharto.H, S.Pt terima kasih atas bantuan

dan dukungan selama mengadakan penelitian di PT. BULI.

10. Keluarga besar yang telah memberikan doa, kasih sayang, motivasi, dukungan

serta arahan selama ini kepada penulis.

11. Bapak Drs. Budan Tandi Rammang beserta keluarga yang telah

memberikan tumpangan sekaligus menjadi wali selama menempuh pendidikan

di Makassar.

12. Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada rekan-rekan sepenelitian

Dhian Ramadhanty Mustakim, Risna, Evitiara dan Nurfitriani yang telah

ix

mencurahkan segenap tenaga dan perhatiannya, sekali lagi terima kasih

banyak yang sebesar-besarnya.

13. Kepada Sahabat- Sahabat Seperjuangan Hermawansyah, Yafet Rumengan,

Irsan, Ichwan, Ahmad David, Restiawan AR, Apriawan Hasanddin, Ibnu

Mudzir, Muh Farid Abbas, Syahril Hamsah, Aidil Amirullah dan Samsu

Alam Rab, S. Pt, Lili Andriani Salman S.Pt dan Linda Rahman S.Pt

terima kasih atas segala cinta, pengorbanan, bantuan, pengertian, canda tawa

serta kebersamaan selama ini, waktu yang dilalui sungguh merupakan

pengalaman hidup yang berharga dan tak mungkin untuk terlupakan.

14. Teman – temantercinta “Produksi Ternak” Ifha, Dhian, Tenri, Ceceng, Lili,

Nurmi, Uchy, Inna, Wheny, Rahmi, Putri, Risna, Linda, Evi, Kiki, Maya,

Vivi, Farid, Alam, Yafet, Ryan, Ibnu, Herman, Aidil, Nawir, Icwhan,

Irsan, Dafit, Yogi, Syahril, April, Sudirman, danAndink telah membantu

baik material maupun moril.

15. Teman angkatan “L10N” yang selama ini sudah menjadi keluarga kecil bagi

penulis, suka maupun duka telah dilewati bersama mulai dari MABA sampai

saat ini.

16. Lili Andriani Salman S.Pt yang telah memberikan semangat, arahan, doa,

motivasi, bantuan baik materi dan moril yang tidak dapat saya ungkapkan.

17. Saddank dan Fredi yang telah memberikan motivasi dan semangatnya

kepada penulis

x

18. Teman angkatan “Matador 2010” dan “Situasi 2010”yang telah menjadi

teman dari MABA hingga sekarang yang memberikan bantuan moral kepada

penulis.

19. Teman-temanku yang ada di “Toko”, Pian, Langi’, Sambo, Lolang, Galo’

dan Rapa’ yang telah memberikan doa, semangat, motivasi dan canda gurau

selama ini kepada penulis.

20. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu persatu, terima kasih atas

bantuannya.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan tapi

penulis membuka diri terhadap kritik dan saran yang membangun demi

kesempurnaan skripsi ini dan demi kemajuan ilmu pengetahuan nantinya.Akhir

kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua terutama bagi diri

penulis sendiri. Amin.

Makassar, November 2014

Penulis

xi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL ........................................................................... i

HALAMAN JUDUL .............................................................................. ii

PERNYATAAN KEASLIAN ................................................................ iii

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................ iv

ABSTRAK .............................................................................................. v

ABSTRACT ........................................................................................... vi

KATA PENGANTAR ............................................................................ xi

DAFTAR ISI .......................................................................................... xii

DAFTAR TABEL .................................................................................. xiii

PENDAHULUAN .................................................................................. 1

TINJAUAN PUSTAKA

Sapi Brahman Cross (BX) ................................................................. 4 Pengaruh Musim Terhadap Produktivitas Ternak .............................. 5 Sistem Pemeliharaan ......................................................................... 6 Pakan ................................................................................................ 7 Pertumbuhan dan Pertambahan Bobot Badan Ternak ........................ 8

METODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat Penelitian............................................................ 11 MateridanBahanPenelitian ................................................................ 11 Sumber Data ..................................................................................... 11 Parameter yang Diamati .................................................................... 11 Analisis Data..................................................................................... 12

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengaruh Musim Terhadap Pertambahan Bobot Badan Sapi Brahman Cross (BX) yang Dipelihara Secara Feedlot Fase Finisher pada PT. Buli (Berdikari United Livestock) di Kabupaten Sidenreng Rappang ......................... 13

xii

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan ....................................................................................... 17

Saran ................................................................................................. 17

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 18

LAMPIRAN ........................................................................................... 20

DOKUMENTASI ................................................................................... 26

RIWAYAT HIDUP ................................................................................ 28

xiii

DAFTAR TABEL

No. Halaman Teks

1. Rata-rata Berat Awal, Berat Akhir, Pertambahan bobot badan harian, dan Lama Pemeliharaan Sapi Brahman Cross (BX) yang Dipelihara Secara Feedlot Fase Finisher Pada PT. Buli (Berdikari United Livestock) Rappang. 16

xiv

PENDAHULUAN

Peningkatan populasi dan produksi ternak guna mencukupi kebutuhan

dalam negeri, ekspor dan mengurangi impor, merupakan salah satu tujuan

pembangunan peternakan menuju swasembada protein hewani serta meningkatnya

permintaan produk-produk peternakan, seharusnya diikuti dengan program

pengembangan ternak, khususnya ternak potong. Ternak potong ruminansia

merupakan komoditi kedua terbesar setelah komoditi ternak unggas untuk

memenuhi kebutuhan protein hewani. Pengembangan ternak potong di indonesia

belum berkembang dalam mensuksekan swasembada daging indonesia. Hal ini

didasarkan kenyataan bahwa laju pertumbuhan ternak cenderung lambat dan tidak

sejalan dengan peningkatan permintaan daging nasional dengan laju 6-8%/ tahun.

Ternak sapi potong merupakan salah satu ternak penghasil daging yang

terdiri dari berbagai bangsa. Salah satunya adalah sapi Brahman Cross (BX), yang

merupakan sapi silangan antara sapi Brahman keturunan bos indicus dan sapi-sapi

eropa yang merupakan kelompok bos taurus. Brahman Cross (BX)banyak

dipelihara di indonesia sebagai penghasil daging dan mempunyai beberapa

keuntungan dibandingkan dengan sapi jenis silang. Diantaranya ketahanan

tubuhnya yang jauh lebih baik dibandingkan dengan sapi-sapi hasil perkawinan

silang. Karakteristiknya yang tahan terhadap ektoparasit tersebut membuat sapi

brahman sangat baik untuk indukan.

Pertambahan dan perkembangan ternak berhubungan dengan faktor umur,

jenis kelamin, bobot hidup dan musim. Keadaan musim ini sangat berpengaruh

xv

terhadap fluktuasi temperatur udara dan juga mempengaruhi perkembangan ternak

pada status fisiologis yang berbeda. Kondisi lingkungan yang ekstrim akan sangat

terasa bagi ternak untuk meningkatkan pertambahan bobot badan.

Pengaruh lingkungan terhadap ternak dapat mempengaruhi performans

ternak baik secara langsung maupun tidak langsung. Pengaruh lingkungan secara

langsung adalah terhadap tingkat produksi melalui metabolisme basal, komsumsi

makanan, gerak laju makanan, kebutuhan pemeliharaan, reproduksi pertumbuhan

dan produksi susu, sedangkan pengaruh tidak langsung berhubungan dengan

kualitas dan ketersediaan makanan untuk ternak. Atas dasar pemikiran ini, maka

akan dilakukan penelitian ini untuk melihat pengaruh musim terhadap petambahan

bobot badan sapi Brahman Cross (BX)yang dipelihara pada PT. Buli (Berdikari

United Livestock) dikabupaten sidenreng rappang.

Pertumbuhan dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah

perubahan musim. Tingkat produktivitas ternak sapi yang dipelihara secara

ekstensif relatif rendah dan berfluktuasi mengikuti musim. Selama musim hujan

kualitas pakan meningkat dan sebaliknya pada musim kemarau, kandungan

protein dan mineral pada rumput mengalami penurunan dan serat kasar (SK)

meningkat. Akibat fenomena ini terjadi penurunan bobot badan ternak yang

sangat ekstrim yang dapat mencapai 20% dari bobot optimal pada musim hujan.

Apakah ketersedian pakan yang terbatas pada musim kemarau penelitian

berpengaruh terhadap pertambahan bobot badan sapi Brahman Cross (BX) yang

dipelihara pada PT. Buli (Berdikari United Livestock) dikabupaten sidenreng

rappang.

xvi

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh musim

terhadap pertambahan bobot badan sapi Brahman Cross (BX)yang dipelihara pada

PT. Buli (Berdikari United Livestock) dikabupaten sidenreng rappang.

Kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai bahan informasi bagi peternak

tentang sejauh mana pengaruh musim terhadap pertambahan bobot badan sapi

Brahman Cross (BX)yang dipelihara pada PT. Buli (Berdikari United Livestock)

dikabupaten sidenreng rappang, yang dapat dijadikan dasar dalam manajemen

produksi ternak potong Brahman Cross (BX).

xvii

TINJAUN PUSTAKA

Sapi Brahman Cross (BX) Secara Umum

Sapi brahman cros pada awalnya merupakan bangsa sapi brahman amerika

yang diimpor australia pada tahun 1993. Pane (1990) menyatakan bahwa sapi

brahman mempunyai penampilan dengan ciri-ciri kuping lebar dan terkulai ke

bawah, punuk dan gelambir yang besar, badan panjang dengan kedalaman sedang,

mempunyai kaki agak panjang, muka agak panjang. Warna dari putih atau merah

sampai hitam, umumnya putih abu-abu, tetapi ada juga yang kemerahan atau

hitam. Warna bulu menyeluruh tetapi ada juga yang berwarna campuran. Jantan

yang telah dewasa biasanya berwarna gelap pada leher, bahu, paha dan panggul

bagian bawah. Kulit kendor, halus dan lembut, ketebalannya sedang (tanduk

betina lebih tipis dibanding jantan).

Sapi brahman memiliki sifat-sifat seperti: (1) persentase kelahiran 81,2%,

(2) rataan bobot lahir 28,4 kg, bobot umur 13 bulan mencapai 212 kg dan umur 18

bulan bisa mencapai 295 kg, (3) angka mortalitas postnatal sampai umur 7 hari

sebesar 5,2%, mortalitas sebelum disapih 4,4%, mortalitas lepas sapih sampai

umur 15 bulan sebesar 1,2% dan mortalitas dewasa sebesar 0,6%, (4) daya tahan

terhadap panas cukup tinggi karena produksi panas basal rendah dengan

pengeluaran panas yang efektif, (5) ketahanan terhadap parasit dan penyakit

sangat baik, serta (6) efisiensi penggunaan pakan terletak antara sapi Brahman dan

persilangan Hereford-shorthon (Turner, 1977).

xviii

Pengaruh Musim Terhadap Produktivitas Ternak

Sifat iklim di daerah tropis seperti di indonesia tergolong iklim panas dan

lembab. Hal ini ditandai dengan kelembaban udara rata-rata di atas 60%, curah

hujan rata-rata di atas 1.800 mm/tahun serta perbedaan suhu antara siang dan

malam hari tidak begitu menyolok sekitar 2-5 0C (Reksohadiprodjo, 1984).

Stres panas terjadi apabila temperatur lingkungan berubah menjadi lebih

tinggi. Pada kondisi ini, toleransi ternak terhadap lingkungan menjadi rendah atau

menurun, sehingga ternak mengalami cekaman (Yousef, 1985). Stres panas ini

akan berpengaruh terhadap petumbuhan, reproduksi dan laktasi sapi potong dan

perah termasuk di dalamnya pengaruh terhadap hormonal, produksi dan

komposisi susu (Mc Dowell, 1972) ternak yang mengalami stres panas akibat

meningkatnya temperatur lingkungan, fungsi kelenjar tiroidnya akan terganggu.

Hal ini mempengaruhi selera makan dan penampilan (Mc Dowell, 1972).

Pengurangan konsentrasi hormon ini, berhubungan dengan pengurangan laju

metabolik selama stres panas. Selain itu, selama stres panas konsentrasi prolaktin

meningkat dan diduga meningkatkan metabolisme air dan elektrolit. Hal ini akan

mempengaruhi hormon aldosteron yang berhubungan dengan metabolsme

elektrolit tersebut. Pada ternak yang menderita stres panas, kalium yang

disekresikan melalui keringat tinggi menyebabkan pengurangan konsentrasi

aldosteron (Anderson, et al, 1985).

Tinggi rendahnya curah hujan di suatu lokasi berhubungan erat dengan

kondisi temperatur di daerah tersebut. Lokasi ideal untuk pengemukan sapi potong

adalah lokasi yang daerah bercurah hujan 800-1.500 mm/tahun. Tingkat

xix

kelembaban tinggi (basah) cenderung berhubungan dengan tingginya peluang bagi

tumbuh dan berkembangnya parasit dan jamur. Sebaliknya, kelembaban rendah

(kering) menyebabkan udara berdebu, yang merupakan pembawa penyakit

menular, sekaligus menyebabkan gangguan pernafasan. Kelembaban ideal bagi

sapi potong adalah 60-80 % (Abidin, 2006)

Sistem Pemeliharaan

Sistem pemeliharaan sapi potong dikategorikan dalam tiga yaitu sistem

pemeliharaan intensif yaitu ternak dikandangkan, sistem pemeliharaan semi

intensif yaitu ternak dikandangkan pada malam hari dan dilepas di padang

pengembangan pada pagi hari dan sistem pemeliharan ekstensif yaitu ternak

dilepas di padang pengembalaan (Hernowo, 2006)

Pemeliharaan secara intensif adalah sapi yang dipelihara dalam kandang

tertentu, tidak dipekerjakan tetapi hanya diberi pakan dengan nilai nutrisi yang

optimal untuk meningkatkan berat badan dan kesehatan kambing yang maksimal.

Produktivitas sapi yang dipelihara secara intensif dapat ditunjang dengan

pemberian pakan hijauan maupun konsentrat yang baik dengan komposisi yang

sesuai, penanggulangan penyakit, penanganan pasca panen dan pemasaran serta

jenis bangsa Sapi dan umurnya (Syafrial, dkk 2003).

Pemeliharaan secara ekstensif yaitu sistem pemeliharaan dimana ternak

dilepas di padang pengembalaan. Sistem pemeliharaan ini sendiri sudah mulai

berkurang. Keuntungan sistem ini adalah pengunaan bahan pakan hasil ikutan dari

beberapa industri lebih intensif dibandingkan dengan sistem ekstensif. Kelemahan

xx

terletak pada modal yang dipergunakan lebih tinggi, masalah penyakit dan limbah

peternakan (Safitri, 2011).

Pada sistem pemeliharaan semi intensif, umumnya ternak dipelihara

dengan cara sapi-sapi ditambatkan atau digembalakan di ladang, kebun, atau

pekarangan yang rumputnya tumbuh subur pada siang hari. Sore harinya, sapi

tersebut dimasukkan kedalam kandang sederhana dan lantainya dari tanah yang

dipadatkan. Pada malam hari, sapi diberi pakan tambahan berupa hijauan. Dapat

juga ditambah pakan penguat berupa dedak halus yang dicampur dengan sedikit

garam. Dalam hal perawatan, kandang sapi dibersihkan setiap hari atau minimal

seminggu sekali. Sementara sistem intensif adalah sapi-sapi dikandangkan dan

seluruh pakan disediakan oleh peternak. Sapi deiberikan pakan sebaik mungkin

sehingga cepat besar dan gemuk. Kotorannya pun bisa terkumpul salam satu

tempat sehingga mudah dibersihkan dan dimamfaatkan untuk keperluan lain

(Haryanti, 2009)

Pakan

Pada umumnya pengertian pakan (feed) digunakan untuk hewan,

sedangkan pengertian pangan (food) digunakan untuk manusia. Berkaitan dengan

pakan maka dihadapkan pada masalah-masalah: kuantitatif, kalitatif, kontinuitas,

dan keseimbangan zat pakan yang terkandung di dalamnya (Sutardi, 1980).

Menurut Mulyono dan Sarwono (2008), pada dasarnya sapi tidak selektif dalam

memilih pakan. Segala macam daun-daunan dan rumput disukai, tetapi hijauan

dari daun-daunan lebih disukai dari pada rumput. Hijauan yang baik untuk pakan

adalah hijauan yang belum terlalu tua dan belum menghasilkan bunga karena

xxi

hijauan yang masih muda memiliki kandungan PK (Protein kasar) yang lebih

tinggi.

a. Hijauan

Hijauan pakan merupakan pakan utama bagi ternak ruminansia dan

berfungsi sebagai sumber gizi, yaitu protein, sumber tenaga, vitamin dan mineral.

Pemanfaatan hijauan pakan sebagai makanan ternak kambing harus

disuplementasikan dengan makanan penguat atau konsentrat agar kebutuhan

nutrisi terhadap pakan dapat terpenuhi (Murtidjo, 1993).

b. Konsentrat

Menurut Tillman dkk (1983) bahwa konsentrat adalah bahan pakan

ternakyang mengandung serat kasar kurang dari 18 persen banyak mengandung

BETN (karbohidrat yang mudah dicerna), termasuk golongan biji-bijian dan sisa

hasil penggilingan, umbi-umbian dan bahan berasal dari hewan.

Pertumbuhan dan Pertambahan Bobot Badan Ternak

Pertumbuhan merupakan perubahan ukuran tubuh yang meliputi

perubahan bobot hidup, bentuk dan komposisi tubuh, termasuk perubahan

komponen-komponen tubuh seperti otot, lemak, tulang dan organ serta

komponen-komponen kimia termasuk air, lemak, protein dan abu (Soeparno,

1998). Purbowati (2009) menyatakan bahwa suatu individu erat kaitanya dengan

perkembangan tubuh. Perkembangan adalah perubahan bentuk suatu komformasi

tubuh, termasuk perubahan struktur tubuh, perubahan kemampuan dan komposisi,

jadi dalam pertumbuhan seekor ternak ada dua hal yang terjadi, yaitu (1) bobot

badannya meningkat sampai mencapai bobot badan dewasa, yaitu disebut

xxii

pertumbuhan dan (2) terjadinya perubahan konformasi dan bentuk tubuh serta

berbagai fungsi dan kesanggupannya untuk melakukan sesuatu menjadi wujud

penuh yang disebut perkembangan. Perubahan bantuk tubuh atau dala hal

pertambahan berat badan sangat berguna untuk seleksi pada pemuliaan ternak

sebagai petunjuk dalam performan kondisi pada “grazing” atau feedlot, meskipun

demikian yang terpenting bahwa makin mendekati dewasa tubuh pertambahan

berat badan semakin rendah (Wello, 2007)

Pertumbuhan adalah bertambahnya bobot hingga ukuran dewasa tercapai

atau lebih spesifik pertumbuhan dapat dijelaskan dengan bertambahnya produksi

unit biokimia baru oeh pembagian sel, pembesaran sel. Perkembangan

menunjukkan koordinasi berbagai proses hingga kematangan (kedewasaan)

tercapai seperti diferensiasi seluler dan perubahan bentuk tubuh. Pertumbuhan

pada umumnya dinyatakan dengan mengukur kenaikan bobot hidup yang mudah

dilakukan dan biasanya dinyatakan sebagai pertambahan bobot hidup harian atau

Average daily gain (ADG) (Tilman dkk, 1984)

Pertumbuhan ternak terdiri atas tahap cepat yang terjadi mulai awal

pubertas dan tahap lambat yang terjadi pada saat kedewasaan tubuh telah tercapai

(Tillman dkk, 1984) tumbuh kembang dipengaruhi oleh factor genetik, pakan,

jenis kelamin, hormon, lingkungan dan manajemen (Judge et al. 1989). Beberapa

faktor utama yang mempengaruhi pertumbuhan sapi sebelum lepas sapih adalah

genotip, bobot lahir, produksi susu induk, jumlah anak per kelahiran, umur induk,

jenis kelamin anak dan umur sapih (Edey, 1983).

xxiii

Davies (1982) melaporkan bahwa pertumbuhan dipengaruhi oleh zat-zat

makanan, genetik, jenis kelamin dan hormon. Ternak yang mengalami stres panas

akibat meningkatnya temperatur lingkungan, fungsi kelenjar tiroidnya akan

terganggu. Hal ini akan mempengaruhi selera makan dan penampilan.

Pola pertumbuhan ternak tergantung pada sistem manajemen yang dipakai

tingkat nutrisi yang tersedia, kesehatan dan iklim. Pertumbuhan dapat dinyatakan

dengan pengukuran kenaikan bobot badan, yaitu dengan penimbangan berulang-

ulang dan dibuat dalam pertambahan bobot badan harian, mingguan atau

persatuan waktu lain (Tilman, dkk 1991). Ditambahkan siregar (1990) bahwa

pertumbuhan yang cepat terjadi pada periode lahir hingga usia penyapihan dan

puberitas, namun setelah usia pubertas hingga usia dewasa, laju pertumbuhan

mulai menurun akan terus menurun hingga usia dewasa. Pada usia dewasa,

pertumbuhan sapi berhenti. Sejak sapi dilahirkan sampai dengan usia puberitas

(sekitar umur 12-15 bulan) merupakan fase hidup sapi yang laju pertumbuhannya

sangat cepat.

xxiv

METODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai Juli 2014, di PT. Buli

(Berdikari United Livestock) kecamatan Pitu Riase Kabupaten Sidrap Sulawesi

Selatan.

Materi dan Bahan Penelitian

Materi penelitian ini yaitu sapi Brahman Cross (BX)pada fase

growerhingga finisher yang digemukkan pada musim hujan dan kemarau yang

dipelihara di Bila River Ranch. Jumlah ternak yang digunakan masing-masing 44

ekor sapi Brahman Cross (BX)jantan pada musim hujan dan 38 ekor sapi

Brahman Cross (BX)jantan pada musim kemarau.

Sumber Data

Penelitian ini dilakukan melalui pengumpulan data yaitu data sekunder.

Data sekunder diperoleh dari catatan atau recording yang dikelompokkan

berdasarkan musim pada saat mulai pertambahan bobot badan pada fase

growerhingga finisher. Sapi Brahman Cross (BX)yang telah dikelompokkan

petugas pada budidaya breeding oleh PT. Buli. Waktu musim hujan dapat

diketahui dari bulan Maret dasarian III – juli dasarian III dan musim kemarau dari

bulan Agustus dasarian I – Maret dasarian II (BMKG, 2014).

xxv

Parameter yang Diamati

Pertambahan Berat Badan Harian (PBBH)

Pertumbuhan direfleksikan dengan pertambahan bobot badan ternak kurun

waktu tertentu. Pertambahan Bobot Badan (PBBH) dihitung dengan rumus:

PBBH= Bobot badan Fase finisher (kg)- bobot badan fase grower (kg) Waktu pengamatan (hari)

Analisis Data

Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan uji banding, yaitu uji

t (t-testIndependentsample) (Sudjana,2002) , dengan perlakuan pengaruh musim

terhadap pertambahan bobot badan Sapi Brahman (BX) yang dipelihara secara

feedlot fase finisher di PT. Buli, dengan model matematika yang digunakan yaitu:

� =x₁ − x₂

� 1�1

+1�2

�� =(n� − 1)s�

� +(n� − 1)s��

n� + n� − 2

Keterangan :

X1 = Rata-rata sapi Brahman Cross pada musim hujan

X2 = Rata-rata sapi Brahman Cross pada musim Kemarau

S2 = Simpangan baku rataan kedua jenis musim

S1 = simpangan baku pada musim hujan

S2 = Simpangan baku pada musim kemarau

n1 = Banyak jumlah sapi Brahman Cross pada musim hujan

n2 = banyaknya jumlah sapi Brahman Cross pada musim kemarau

xxvi

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengaruh Musim Terhadap Pertambahan Bobot Badan Sapi Brahman Cross (BX) Pertumbuhan dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya adalah

pengaruh musim. Keadaan musim ini sangat berpengaruh terhadap fluktuasi

temperatur udara yang dimiliki oleh suatu daerah, dugaan ini dapat mengurangi

potensi ketersediaan hijauan pakan yang secara langsung juga mempengaruhi

perkembangan ternak pada status fisiologis yang berbeda. Berikut ini hasil

penelitian terhadap rata-rata penimbangan berat awal, berat akhir, petambahan

bobot badan harian dan lama pemeliharaan dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Rata-rata Berat Awal, Berat akhir, Pertambahan Bobot Badan Harian dan Lama Pemeliharaan Sapi Brahman Cross (BX) Yang Dipelihara Secara Feedlot Fase Finisher Pada Pt. Buli (Berdikari United Livestock) Di Kabupaten Sidenreng Rappang

No. Parameter Musim

Kemarau Hujan

1. Berat Awal (kg) 222,9±57,9 206,3±43,81 2. Berat Akhir (kg) 397,8±24,7 346±22,6 3. PBBH (kg) 0,67±0,19 0,71±0,22 4. Lama Pemeliharaan (Hari) 263 200

Berdasarkan Tabel 1, menunjukkan bahwa rata-rata berat awal pada

musim kemarau sekitar 222,92 kg dan hujan 206,289 kg, sedangkan berat akhir

pada musim kemarau 397,77 kg dan hujan sekitar 346,000 kg. PBBH musim

kemarau sekitar 0,674 kg/ekor/ hari dan hujan 0,708

kg/ekor/hari.HasilinilebihtinggidibandingkanhasilpenelitianBahar dan Rakhmat

(2003) melaporkan bahwaPertambahan Bobot Badan Harian (PBBH) sapi Bali

yangdigembalakan dengan pakan hijauan lokal pada musimkemarau berkisar

xxvii

antara 0,05-0,1 kg/ekor/hari, sedangkanpada musim hujan antara 0,2-0,4

kg/ekor/hari. Perbedaan pertambahan bobot badan ini disebabkan karena

perbedaan jumlah dan mutu pakan, jenis kelamin, umur induk, tahun kelahiran,

musim dan pertumbuhan ternak (genetik). Berdasarkan analisis statistik

menunjukkan bahwa musim tidak berpengaruh terhadap berat awal, berat akhir

dan PBBH sapi Brahman Cross. Hal ini sesuai pendapat Yousef (1985) bahwa

stres pada terjadi apabila temperatur lingkungan menjadi lebih tinggi, pada

kondisi ini ternak mengalami cekaman. Stres panas ini akan berpengaruh terhadap

petumbuhan, reproduksi sapi potong (Mc Dowelldkk., 1972).

Menurut McDowell dkk., (1972) bahwa suhu lingkungan merupakan

faktor bioklimetik yang paling penting bagi lingkungan fisis ternak. Efisiensi

pengaturan suhu tubuh tergantung dari suhu lingkungan. Apabila suhu lingkungan

berada di luar Comfort zonemaka elemen iklim lainnya menjadi lebih berperan

terhadap pengaturan suhu tubuh hewan. Kelembaban udara, penyinaran serta

kecepatan angin menjadi semakin berpengaruh sebagai faktor interaktif apabila

suhu lingkungan berubah. Selanjutnya Satry dkk., (1980) mengatakan bahwa suhu

yang tinggi mengakibatkan menurunnya komsumsi pakan, meningkatnya

komsumsi air, serta menurunnya laju pertumbuhan.

Meskipun musim kemarau panjang tetapi pakan yang diberikan lebih

banyak berupa jerami, fermentasi ubi dan legum sehingga tetap

terpenuhikebutuhannutrisinya. Hal besar inimenyebabkan berat awal, berat akhir

maupun PBBH sapi Brahman Crosstetaptinggi. Hal ini sesuai dengan pendapat

Bamualim dkk (1990), bahwa pengembangan teknologi pakan sangat dibutuhkan

xxviii

untuk mengatasi keterbatasan pakan pada musim kemarau, terutama penyediaan

pakan sepanjang tahun untuk meningkatkan produksi sapi potong PT. Buli telah

menerapkan teknologi pakan untuk menyikapi kondisi dengan musim kemarau

yang panjang. Oleh sebab itu upaya pengembangan perbaikan teknologi pakan

berupa perbanyakan tanaman legum pohon, pengawetan pakan, pemberian pakan

suplemen dan penyediaan pakan (Bamualim, 2011).

Mulyono dan Sarwono (2008), menyatakan bahwa pada dasarnya sapi

tidak selektif dalam memilih pakan. Segala macam daun-daunan dan rumput

disukai, tetapi hijauan dari daun-daunan lebih disukai dari pada rumput salah satu

contohnya centro. Beberapa faktor yang mempengaruhi PBBH adalah kualitas

pakan yang diberikan, lingkungan, jenis kelamin dan kepadatan ternak (Sandford

and Woodgate, 1979).

Manajemen pengelolahan hijuan makanan ternak di PT. Buli (Berdikari

United Livestock) yaitu pakan hijauan diberikan ini terlebih dahulu dicincang

dengan menggunakan mesin pencincang rumput (chopper) sedangkan pakan

konsentrat diberikan pada bak-bak penampungan pakan. Ternak yang dipelihara

untuk tujuan pengemukan perlu diberikan pakan non-hijauan atau pakan penguat.

Disamping karena kandungan proteinnyaa lebih tinggi, pakan penguat juga

memberikan pertambahan berat badan yang lebih tinggi dibandingkan dengan

hijauan, atas dasar inilah sehingga penggunaan pakan penguat (konsentrat) pada

perusahaan ini mendapat perhatian yang cukup besar oleh pihak manajemen

(Anonim, 2009).

xxix

Adapun jenis bahan pakan non-hijauan yang biasa digunakan sebagai

pakan konsentrat pada PT. Berdikari United Livestock yaitu dedak padi, pollard,

kapur, urea, garam, vetamax, dan tetes. Pengadaan pakan konsentrat dilakukan

dengan cara membeli langsung pada tempat produksi pakan jenis non-hijauan

(Anonim, 2009).

xxx

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Pertambahan bobot badan sapi Brahman Cross (BX) yang dipelihara

secara feedlot fase finisherpada PT. Buli (Berdikari United Livestock) di

Kabupaten Sidenreng Rappang tidak dipengaruhi oleh musim.

Saran

Sebaiknya catatan/recording ternak yang ada di PT. Buli harus

diperhatikan dengan baik.

xxxi

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Z. 2006. Pengemukan Sapi Potong. Agro Media Pustaka, Jakarta

Anderson, R.R, R.J. Collier, A. J. Guidry, C. W Heald, R. Jannes, B. L. Larson and H. A. Tucker. 1985. Lactation. The Iowa university Press, Ames, Iowa.

Anonim, 2009. Perusahaan Buli Berdikari.http://buliberdikari2009.com/. 2009. diakses pada tanggal 24 Oktober 2014.

Bamualim, A. 2011. Pengemukan Teknologi Pakan Sapi Potong Di Daerah Semi-Arid Nusa Tenggara. Balai penelitian ternak, Bogor. 5 Mei 2014

Bamualim, A. M, J. Nulik, dan R. C. Gutteridge. 1990. Usaha Perbaikan Pakan Ternak Sapi di Nusa Tenggara. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pertanian 9 (2): 38-44.

Davies, H. L. 1982. Lactation Growth and Body Composition. In: Edey T. N. Ed. Tropical Sheep and Goad Production. Pp. 83-110. AUIDP. Canberra.

Haryanti, N. W. 2009. Kualitas pakan dan kecukupan nutrisi sapi Simental di peternakan Mitra Tani Andini, Kelurahan Gunung Pati Kota Semarang. Fakultas Peternakan, Universitas Diponogoro. Semarang.

Hernowo, b. 2006. Prospek pengembangan usaha peternakan sapi potong dikecamatan Surade Kabupaten Sukabumi. Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor. Bogor.

McDowell, R. E. 1972. Improvement of livestock production in warm climates. W. H. Freeman and Company, San Fransisco.

Mulyono, S. dan B. Sarwono. 2008. Pengemukan kambing potong. Penebar Swadaya, Jakarta.

Murtidjo, B. A. 1993. Kambing sebagai ternak potong dan perah. Kanisius, Yogyakarta.

Pane I. 1990. Upaya peningkatan mutu genetik sapi bali. Procceding Seminar Nasional Sapi Bali. Bali. 20-22 September 1990.

Purbowati, E. 2009. Usaha pengemukan domba.Penebar Swadaya, Jakarta.

Reksohadiprodjo, S. 1984. Pengantar Ilmu Peternakan Tropis. BPFE. Jakarta.

xxxii

Safitri,T. 2011. Penerapan good breeding practices sapi potong di PT. Lembu jantan perkasa Serang-Banten. Skripsi. Fakultas peternakan. InstitutPertanian Bogor. Bogor.

Sandford, P. C. and F. G. Woodgate. 1979. The Domextic Rabbit. 3nd Edition. Granada publishing inc. London.

Siregar, S. B. 1990. Ransum ternak ruminansia. Penebar Swadaya. Jakarta.

Siregar, S. B. 1996. Pengemukan sapi. Penebar swadaya. Jakarta.

Soeparno. 1994. Ilmu dan Teknologi Daging. Cetakan ke-2. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Sudjana. 2002. Metode Statistika. Tarsito. Bandung. Sutardi, T. 1980. Landasan Ilmu Nutrisi. Jilid 1. Depertemen ilmu makanan

ternak. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor. Syafrial, Zubir, A. Yusri, dan E. Susilawati. 2003. Sistem usaha tani

penggemukan ternak Ruminansia. Laporan Hasil Pengkajian Balai Pengkajian Teknologi Pertanian. Jambi.

Tillman, A.D., H. Hartadi, S. Reksohadiprodjo, S. Prawirokusumo dan S.

Lebdosoekojo. 1991. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Cetakan ke-5. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Turner, H. L. 1977. The Tropical adaption of beef cattle an australian study. In

Breeding; selected articles from the word animal review. FAO Animal Production and Healts Paper 1:92.

Wello, B. 2007. Bahan ajar Manajemen ternak potong dan kerja. Masagena Press

Makassar. Yousef, m. K. 1985. Stress Physiology in Livestock. Vol. 1 : Basic Principles.

CRC press, Inc.Boca Raton, Florida

xxxiii

Lampiran 1

Sejarah PT. Berdikari United livestock

PT. Berdikari United livestock berdiri pada tahun 1970 tepatnya di Bila

Kecamatan Dua Pitue Kabupaten Sidrap dan merupakan Badan Usaha Milik

Negara (BUMN) dan sebagai salah satu anak dari perusahaan PT. Berdikari

Persero yang bergerak di bidang peternakan khususnya ternak potong dan sapi

bibit. Pada awal berdidrinya, ternak sapi yang dipelihara sebanyak 175 ekor yang

di datangkan dari australia dengan jenis sapi limousin, brahman cross dan sapi bali

yang sebagian besar adalah ternak potong untuk penggemukan. Sedangkan

potensi luas lahan yang dimilki oleh PT. Berdikari United

livestockadapunmenampungsekitar 5000 ekor yang terdiri dari 2100 ekor induk

sedang sisanya merupakan sapi pedet, dara dan pejantan. PT. Buli memiliki

paddock sebanyak 32 buah kandang yang dilengkapi tempat minum sapi.

Pada tahun 1975 saham PT Bila dan United livestock service menjadi

milik Badan Urusan Logistik (Bulog). Akusisi saham saham PT Bila dan United

livestock service oleh bulog untuk tidak mengelola usaha peternakan sehingga

semua saham dan aset termasuk seluruh karyawan dihibahkan kepada PT.

Berdikari (BUMN) hingga sekarang.

Karakteristik Wilayah

Kabupaten Sidrap merupakan wilayah yang berlokasi di provinsi Sulawesi

Selatan, sekitar 185 km ke arah utara Makassar. Secara Geografis, Kabupaten ini

xxxiv

terletak di sebelah Utara Kota Makassar, tepatnya diantara Titik Koordinat : 3043

– 4009 Lintang Selatan, dan 119041 – 120010 Bujur Timur.

Luas wilayahnya 2.506,19 km2 atau sekitar 3% dari total luas wilayah Sulawesi

Selatan dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :

a. Sebelah utara ada kabupaten Pinrang dan Enrekang

b. Sebelah timur terletak kabupaten Luwu dan Wajo

c. Sebelah selatan ada kabupaten Barru dan Soppeng

d. Sebelah barat terletak kabupaten Pinrang dan Kota Pare-pare

Kabupaten ini terdiri dari 11 kecamatan, 38 kelurahan, dan 65 desa.

Peruntukan lahan di Sidrap didominasi oleh 37.212 Ha sawah irigasi, 19.162 Ha

padang rumput dan 15.326 Ha perkebunan kelapa, dengancurah hujan wilayah

yang hanya berkisar antara 100 sampai dengan 200 mmperbulan, dengan suhu

udara rata-rata perbulan 270 sampai dengan 29°C.

xxxv

Untuk melihat lebih jelas batas wilayah kabupaten Paser dapat dilihat pada

peta Kabupaten Sidenreng Rappang pada Gambar 1.

Gambar 1. Peta Wilayah Kabupaten Sidenreng Rappang Sulawesi Selatan.

Peruntukan lahan lainnya termasuk sawah tanah kering (8.987 ha), coklat

(6.765 ha), buah kemiri (6.398 ha), cengkeh (4.064), kacang mende (2.304 ha),

lada hitam (210 ha), kopi (172 ha), dan pohon kapuk (141 ha) (BPS Sidrap 2004).

Sidrap dianggap sebagai produsen utama komoditas pertanian. Kabupaten ini

merupakan produsen/pengekspor beras paling besar, juga pengekspor daging

sapi/ternak di Sulawesi Selatan. Beras diekspor ke negara-negara Timur Tengah,

sedangkan daging sapi/ternak diekspor ke Jakarta dan Kalimantan (BPS Sidrap

2004).

36

Lampiran 2. Analisis Uji Banding (T-Test) Pengaruh Musim Terhadap Pertambahan bobot badan sapi Brahman Cross

yang dipelihara di PT.Buli

BERAT AWAL

Group Statistics

jenismusim N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

beratawal musimkemarau 44 222,9318 57,85161 8,72146

musimhujan 38 206,2895 43,81528 7,10778

Independent Samples Test

Levene's Test for Equality of

Variances

t-test for Equality of Means

F Sig. t df Sig. (2-

tailed)

Mean

Difference

Std. Error

Difference

95% Confidence Interval of

the Difference

Lower Upper

beratawal

Equal variances

assumed ,409 ,524 1,450 80 ,151 16,64234 11,47908 -6,20175 39,48644

Equal variances not

assumed

1,479 78,727 ,143 16,64234 11,25097 -5,75336 39,03805

37

BERAT AKHIR

Group Statistics

jenismusim N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Beratakhir musimkemarau 44 397,7727 24,63960 3,71456

musimhujan 38 346,0000 22,63816 3,67240

Independent Samples Test

Levene's Test for Equality of

Variances

t-test for Equality of Means

F Sig. t df Sig. (2-

tailed)

Mean

Difference

Std. Error

Difference

95% Confidence Interval of

the Difference

Lower Upper

Beratakhir

Equal variances

assumed ,804 ,373 9,850 80 ,000 51,77273 5,25626 41,31244 62,23301

Equal variances not

assumed

9,912 79,676 ,000 51,77273 5,22345 41,37708 62,16837

38

PBBH

Group Statistics

jenismusim N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

pbbh musimkemarau 44 ,6743 ,19013 ,02866

musimhujan 38 ,7088 ,22317 ,03620

Independent Samples Test

Levene's Test for Equality of

Variances

t-test for Equality of Means

F Sig. t df Sig. (2-

tailed)

Mean

Difference

Std. Error

Difference

95% Confidence Interval of

the Difference

Lower Upper

pbbh

Equal variances

assumed 3,498 ,065 -,757 80 ,451 -,03457 ,04564 -,12538 ,05625

Equal variances not

assumed

-,749 73,183 ,457 -,03457 ,04618 -,12659 ,05746

39

xl

DOKUMENTASI

xli

RIWAYAT HIDUP

Aldes AlwantoTandi (I 111 10 255), lahir di Ujung Pandang

pada tanggal 1 Desember 1992. Penulis merupakan anak Pertama

dari 2 bersaudara dari pasangan SattuTandi dan Bertha Sampe.

Penulis memulai jenjang pendidikan pada tahun 1997 di Sekolah Dasar Negeri 120

Buntu MasakkeKabupaten Tana Toraja dan selesai pada tahun 2003, kemudian

melanjutkan pendidikan pada SMP Negeri1 Sanggalla Kabupaten Tana Toraja dan

selesai pada tahun 2006, dan melanjutkan pendidikan di SMAK Makassar dan

selesai pada tahun 2010. Penulis melanjutkan pendidikan disalah satu Perguruan

Tinggi Negri tepatnya di Universitas Hasanuddin pada tahun 2010 melalui jalur

SMPTN dan diterima di Fakultas Peternakan, jurusan Produksi Ternak.

33