Alat Tangkap Trawl

26
MAKALAH METODE PENANGKAPAN IKAN DENGAN MENGGUNAKAN ALAT TANGKAP TRAWL (PUKAT HELA) Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah metode penangkapan ikan Disusun Oleh: Kelompok 1 Nama NPM Ramdhani Cahya P 230110120086 Robby W Purba 230110120117 Sofyan Yusuf 230110120123 Hanif Marwah I 230110120130 Adinda Kurnia P 230110120132 M. Faujih S 230110120147 Imelda Yuniarta 230110120152 Perikanan B 2012 UNIVERSITAS PADJADJARAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN PROGRAM STUDI PERIKANAN JATINANGOR 2012

description

trawl

Transcript of Alat Tangkap Trawl

Page 1: Alat Tangkap Trawl

MAKALAH METODE PENANGKAPAN IKAN DENGAN MENGGUNAKAN ALAT

TANGKAP TRAWL (PUKAT HELA)

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah metode penangkapan ikan

Disusun Oleh:

Kelompok 1

Nama NPM

Ramdhani Cahya P 230110120086

Robby W Purba 230110120117

Sofyan Yusuf 230110120123

Hanif Marwah I 230110120130

Adinda Kurnia P 230110120132

M. Faujih S 230110120147

Imelda Yuniarta 230110120152

Perikanan B 2012

UNIVERSITAS PADJADJARAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

PROGRAM STUDI PERIKANAN

JATINANGOR

2012

Page 2: Alat Tangkap Trawl

i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT. yang telah memberikan Rahmat

dan Karunia- Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan penyusunan tugas “Makalah

Metode Penangkapan Ikan Menggunakan Alat Tangkap Trawl”. Tugas berupa makalah

yang telah terselesaikan ini merupakan salah satu syarat untuk memenuhi tugas mata kuliah

Metode Penangkapan Ikan

Proses penyelesaian makalah ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, oleh karena

itu pada kesempatan ini penyusun menyampaikan terima kasih sebanyak-banyaknya kepada

pihak yang telah terlibat dalam penyusunan makalh kali ini. Semoga bantuan, kebaikan dan

dukungan yang telah diberikan kepada penyusun selama penyelesaian makalah ini mendapat

balasan yang tiada terkira dari Tuhan Yang Maha Esa.

Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan sangat jauh dari

kata sempurna. Akhir kata, kami penyusun berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat

bagi para pembaca.

Jatinangor, 09 Maret 2015

Page 3: Alat Tangkap Trawl

ii

DAFTAR ISI

BAB Judul Hal

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... i

DAFTAR ISI..................................................................................................................... ii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................ iii

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .................................................................................................. 1

1.2 Tujuan ............................................................................................................... 2

II ISI

2.1 Jenis – jenis Trawl ............................................................................................. 3

2.2 Bagian-bagian Alat Tangkap Trawl .................................................................. 4

2.3 Metode Penangkapan (Setting and Hauling) ..................................................... 8

2.4 Hasil Tangkapan ............................................................................................... 12

2.5 Hasil Tangkapan Sampingan ............................................................................ 14

2.6 Dampak dari Penggunaan Trawl ...................................................................... 17

2.7 Alat Bantu......................................................................................................... 19

2.8 Peraturan Pemerintah Tentang Trawl ............................................................... 20

III. PENUTUP

3.1 Kesimpulan ........................................................................................................ 21

DAFTAR PUSTAKA

Page 4: Alat Tangkap Trawl

iii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul hal

1. Kapal Trawl Udang ............................................................................................... 1

2. Ilustrasi Surface Trawl ........................................................................................... 4

3. Ilustrasi Midwater trawl ......................................................................................... 5

4. Ilustrasi Bottom Trawl ........................................................................................... 5

5. Jenis Trawl Berdasarkan Alat untuk Membuat Mulut Jaring ................................ 6

6. One boat trawl ........................................................................................................ 7

7. Two boat trawl ...................................................................................................... 8

8. Alat Tangkap Trawl ............................................................................................... 9

9. Ikan beradasarkan kolom air ................................................................................. 14

10. Ikan Pari dan Penyu sebagai HTS ......................................................................... 15

11. TED Lunak dan TED Keras .............................................................................................. 16 12. Contoh JTED ........................................................................................................ 16

13. Echosounder .......................................................................................................... 17

Page 5: Alat Tangkap Trawl

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Alat tangkap adalah sarana dan perlengkapan atau benda-benda lainnya yang

dipergunakan untuk menangkap ikan. Banyak sekali alat tangkap yang digunakan untuk

menangkap ikan , salah satunya yaitu trawl.

Menurut sejarahnya asal mula trawl adalah dari laut tengah dan pada abad ke 16

dimasukkan ke Inggris, Belanda, Prancis, Jerman, dan negara Eropa lainnya. Bentuk trawl

waktu itu bukanlah seperti bentuk trawl yang dipakai sekarang yang mana sesuai dengan

perkembangannya telah banyak mengalami perubahan-perubahan

Trawl adalah jaring yang berbentuk kantong yang ditarik kapal dengan menggunakan

alat pembuka mulut jaring yang disebut gawang (beam) atau sepasang alat pembuka (otter

board). Trawl merupakan jenis alat tangkap yang paling efektif untuk menangkap udang.

Satu bagian pada trawl yang terbuka lebar memiliki fungsi sebagai mulut, sedangkan bagian

lain yang mengerucut sebagai kantong untuk penampung ikan hasil tangkapan, bagian

tersebut daput dibuka dan ditutup. Bagian depan trawl, yaitu di kanan dan kiri rnulut, terdapat

sepasang sayap. Sewaktu dioperasikan dengan ditarik kapal, bagian sayap dan mulut Trawl

akan menyapu permukaan dasar perairan dengan kecepatan dan jangka waktu tertentu

Trawl dikembangkan di Indonesia mulai tahun 1970, di Bagan Siapi-api sebagai upaya

untuk mendongkrak produksi perikanan tangkap. Trawl memang sangat efektif karena

mampu menangkap semua jenis sasaran tangkap, terutama di perairan dasar laut. Sampai saat

ini telah teridentifikasi ada 9 nama lain dari trawl yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia

dengan jumlah mencapai lebih dari 20.000 unit. Kesembilan nama lain dari trawl tersebut

adalah dogol, pukat tepi, otok, trawl mini, payang alit, sondong sambo, lampara dasar, jaring

arad, dan cantrang.

Sebagai alat tangkap yang banyak digunakan di Indonesia, tentunya kita perlu

mengetahui dan memahami seluk beluk alat ini. Oleh karena itu, di makalah ini kita akan

menemukan informasi-informasi berguna tentang trawl, baik mengenai jenis-jenis, ukuran-

ukuran maupun lokasi operasinya di Indonesia

Page 6: Alat Tangkap Trawl

2

1.2 Tujuan

Adapun Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah:

a. Untuk mengetahui definisi dan cara kerja alat tangkap Trawl

b. Untuk mengetahui jenis-jenis dan bagian-bagian alat tangkap trawl

c. Untuk mengetahui metode penangkapan dan hasil tangkapan dari alat tangkap

Trawl

d. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dalam pemakaian alat tangkap Trawl

Page 7: Alat Tangkap Trawl

3

BAB II

ISI

2.1 Definisi dan Sejarah Trawl

Gambar 1. Kapal Trawl Udang

(Sumber: Pedoman Untuk Mengurangi HTS)

Kata “ trawl “ berasal dari bahasa prancis “ troler “ dari kata “ trailing “ adalah dalam

bahasa inggris, mempunyai arti yang bersamaan, dapat diterjemahkan dalam bahasa

Indonesia dengan kata “tarik “ ataupun “mengelilingi seraya menarik “. Ada yang

menterjemahkan “trawl” dengan “jaring tarik” , tapi karena hampir semua jarring dalam

operasinya mengalami perlakuan tarik ataupun ditarik , maka selama belum ada ketentuan

resmi mengenai peristilahan dari yang berwenang maka digunakan kata” trawl” saja.

Dari kata “ trawl” lahir kata “trawling” yang berarti kerja melakukan operasi

penangkapan ikan dengan trawl, dan kata “trawler” yang berarti kapal yang melakukan

trawling. Jadi yang dimaksud dengan jaring trawl ( trawl net ) disini adalah suatu jaring

kantong yang ditarik di belakang kapal ( baca : kapal dalam keadaan berjalan ) menelusuri

permukaan dasar perairan untuk menangkap ikan, udang dan jenis demersal lainnya. Jarring

ini juga ada yang menyangkut sebagai “jaring tarik dasar”.

Stern trawl adalah otter trawl yang cara operasionalnya (penurunan dan pengangkatan )

jaring dilakukan dari bagian belakang ( buritan ) kapal atau kurang lebih demikian.

Penangkapan dengan system stern trawl dapat menggunakan baik satu jarring atau

lebih.Jaring trawl yang selanjutnya disingkat dengan “trawl” telah mengalami perkembangan

pesat di Indonesia sejak awal pelita I. Trawl sebenarnya sudah lama dikenal di Indonesia

sejak sebelum Perang Dunia II walaupun masih dalam bentuk ( tingkat ) percobaan.

Percobaan-percobaan tersebut sempat terhenti akibat pecah Perang Dunia II dan baru

Page 8: Alat Tangkap Trawl

4

dilanjutkan sesudah tahun 50-an ( periode setelah proklamasi kemerdekaan ). Penggunaan

jaring trawl dalam tingkat percobaan ini semula dipelopori oleh Yayasan Perikanan Laut,

suatu unit pelaksana kerja dibawah naungan Jawatan Perikanan Pusat waktu itu. Percobaan

ini semula dilakukan oleh YPL Makassar (1952), kemudian dilanjutkan oleh YPL Surabaya.

Menurut sejarahnya asal mula trawl adalah dari laut tengah dan pada abad ke 16

dimasukkan ke Inggris, Belanda, Prancis, Jerman, dan negara Eropa lainnya. Bentuk trawl

waktu itu bukanlah seperti bentuk trawl yang dipakai sekarang yang mana sesuai dengan

perkembangannya telah banyak mengalami perubahan-perubahan, tapi semacam trawl yang

dalam bahasa Belanda disebut schrol net.

2.2 Jenis – jenis Trawl

a. Jenis - Jenis Trawl Menurut Daerah Operasinya

Menurut Ayodhyua pada tahun 1981 membedakan jenis-jenis Trawl berdasarkan letak

jaring dalam air menjadi 3 (tiga) jenis, yaitu :

1. Surface Trawl (Jaring yang dioperasikan dipermukaan air).

Jaring ditarik dekat permukaan air (Surface Water) yang bertujuan untuk menarik ikan

dipermukaan air. Ada beberapa kendala dalam pengoperasiannya, kecepatan menarik jaring

harus lebih cepat dari kecepatan ikan berenang, oleh karena itu jenis Trawl ini sebaiknya

digunakan untuk menangkap jenis ikan yang lambat berenangnya.

Gambar 2. Ilustrasi Surface Trawl

2. Mid Water Trawl (jaring yang dioperasikan diantara permukaan dan dasar

perairan).

Jaring ditarik pada kedalaman tertentu dengan kecepatan tertentu secara horizontal.

Untuk menjaga mulut jaring tetap terbuka, maka kecepatan kapal harus stabil. Di Eropa dan

Page 9: Alat Tangkap Trawl

5

Kanada alat ini digunakan untuk menangkap ikan Herring sedangkan di Jepang masih

dalarn taraf penetitian dan percobaan.

Gambar 3. Ilustrasi Midwater trawl

3. Bottom Trawl (jaring yang dioperasikan didasar perairan).

Jaring ini banyak digunakan karena dapat menjaring semua jenis ikan, udang dan

kerang. Pada kenyataannya sering tertangkap ikan Demersal waktu jaring di angkat ke atas.

Karena jaring dioperasikan di dasar taut, maka pertu diperhatikan beberapa persyaratan agar

penangkapan berjalan baik tanpa merusak jaring , diantaranya :

a. Dasar laut terdiri dari Lumpur dan pasir atau campuran keduanya, bukan berupa

karang;

b. Dasar laut bebas dari bangkai kapal atau benda lain yang dapat merusak jaring;

c. Perbedaan dasar laut tidak terlalu menyolok;

d. Kecepatan arus pasang tidak terlalu besar;

e. Keadaan cuaca tenang (tidak ada angin topan dan gelombang besar);

f. Perairan mempunyai sumber ikan yang banyak.

Gambar 4. Ilustrasi Bottom Trawl

Page 10: Alat Tangkap Trawl

6

b. Jenis - Jenis Trawl Berdasarkan Alat Untuk Membuka Mulut Jaring

Jenis - jenis Trawl berdasarkan alat untuk membuka mutut jaring, dikenal juga:

1. Beam Trawl adalah sejenis trawl yang terbukanya mulut jarring karena adanya beam

(rangka) yang dipasang pada mulut jarring tersebut. Beam pada mulut jarring dapat

dibuat dari besi atau kayu.

2. Otter Trawl adalah salah satu jenis trawl yang umum dipergunakan terutama untuk

trawl yang ukurannya tidak begitu besar. Alat ini disebut otter trawl Karen terbukanya

mulut jarring tersebut dibuka oleh sepasang otter board yang dipasang pada tiap-tiap

sayap jaring. Otter board ini berfungsi untuk membuka atau menarik sayap jarring ke

arah samping.

3. Paranzella adalah trawl yang ditarik oleh dua kapal.

Gambar 5.Jenis Trawl Berdasarkan Alat untuk Membuat Mulut Jaring

Page 11: Alat Tangkap Trawl

7

c. Jenis Trawl Berdasarkan Jumlah Kapal yang digunakan untuk menarik trawl

1. One boat trawl, yaitu trawl dioperasikan dengan sebuah kapal yang menarik jaring trawl

tanpa menggunakan kapal tambahan.

Gambar 6. One boat trawl

2. Two boat trawl, yaitu trawl dioperasikan oleh dua buah kapal yang berjalan beriringan

dengan menarik 7arring di dasar perairan. Biasanya kapasitas 7arring yang ditarik oleh

dua kapal ini memiliki kapasitas yang sangat besar sehingga memerlukan 2 buah kapal

penariknya.

Gambar 7. Two boat trawl

d. Jenis Trawl Berdasarkan Hasil Tangkapan

Jenis trawl berdasarkan hasil tangkapannya dikelompokkan menjadi 3 macam yaitu :

1. Trawl khusus ikan, yaitu trawl yang dioperasikan khusus menangkap ikan-ikan jenis

tertentu saja dan ini biasanya sangat merugikan dan merusak lingkungan Dan juga ikan

yang lain yang tidak diambil biasnya di jadikan sebagai penghasilan sampingan bahkan

di kapal kapal trawl tertentu ikan yang bukan merupakan komoditas yang dicari akan

dibuang.

2. Trawl udang, trawl udang adalah trawl yang diperuntukan untuk menangkap udang

saja dan ikan yang didapat menjadi sampingan bahkan ada pula yang dibuang.

Page 12: Alat Tangkap Trawl

8

3. Trawl Campuran, Pada trawl jenis ini ikan dan udang yang didapat sama sama akan

diambil dan dikemas serta di tanganai secara baik. Pada jenis ini penangkapan ikan

tidak hanya menunggu satu komuditas saja tetapi juga melihat ikan yang memiliki

harga jual tinggi, baik itu udang atau ikan.

2.3 Bagian-bagian Alat Tangkap Trawl

Gambar 8. Alat Tangkap Trawl

a. Tali penarik (warp)

Tali penarik (warp) adalah tali yang menghubungkan antara alat tangkap dan kapal

pada saat alat tangkap trawl dioperasikan. Tali yang digunakan biasa terbuat dari serat alami,

bahan sintetis atau dari baja talipenarik (warp). Dewasa ini, pada kapal trawl yang terbuat

dari baja pada umumnya menggunakan tali penarik (warp) yang terbuat dari baja untuk

menarik alat tangkap, karena memiliki kekuatan putus (Breaking strength) yang lebih besar

dibandingkan dari bahan serat alami atau sintesis. Kapal trawl yang terbuat dari kayu

umumnya menggunakan tali dari bahan sintesis.

Dalam kapal trawl pada umumnya, tali penarik dihubungkan (digulung dan diulur) oleh

Trawl winch, yang menggunakan sistem tenaga hidrolik untuk menurunkan dan menaikan

alat tangkap trawl dari dalam perairan ke atas geladak kapal. Tali penarik (warp)dari Trawl

Page 13: Alat Tangkap Trawl

9

winch diikatkan pada masing-masing papan pembuka mulut jaring (Otter board) yang

terdapat pada kedua sayap alat tangkap trawl.

Panjang tali penarik biasanya diperhitungkan dengan pedoman dalam perairan tempat

pukat tersebut dioperasikan. Pada umumnya panjang tali penarik berkisar antara 5 – 6 kali

dalamnya perairan. Selain itu ada juga yang membuat tali penarik dengan berdasarkan rumus

sebagai berikut:

F= (3 + 25/D) x D

F: panjang tali penarik (dalam depa)

D: dalamnya perairan (dalam depa)

Dengan demikian maka jelaslah bahwa panjangnya tali penarik bukanlah merupakan

suatu ketentuan yang mutlah, akan tetapi hanyalah merupakan pedoman perkiraan saja.

Dengan mengatur panjangnyatali penarik yang berpedoman dengan ketentuan di atas,

tujuannya adalah agar penangkapan dapat berkalan dengan lancar dan berhasil dengan baik.

b. Papan Pembuka Mulut Jaring (Otterboard)

Papan pembuka mulut jaring (Otter board) adalah peralatan yang membantu untuk

membuka mulut trawl terbuka pada saat alat dioperasikan (ditarik oleh kapal), karena

memberikan gaya horizontal ke sisi luar mulut jaring. Satu unit alat tangkap trawl

menggunakan sepasang papan pembuka mulut jaring (Otter board) di sayap kiri dan sayap

kanan trawl. Prinsip kerja papan pembuka mulut jaring (Otter board) pada dasarnya sama

dengan layangan di udara, layangan naik ke udara karena adanya gaya yang dibebankan oleh

angin, sedangkan pada papan pembuka mulut jaring(Otter board) karena adanya tekanan gaya

akibat “gerakan air laut” yang disebabkan oleh bergeraknya papan pembuka mulut jaring

(Otter board) di dalam air yang ditarik kapal yang mengoperasikan alat tangkap trawl.

Papan pembuka mulut jaring (Otter board) terbuat dari papan atau baja. Alat tangkap

yang berukuran relatif besar (Head rope lebih besar dari 20 m), pada umumnya menggunakan

papan pembuka mulut jaring (Otter board) yang terbuat dari baja dan ukuran papan pembuka

mulut jaring (Otter board) yang digunakan relatif besar. Alat tangkap trawl yang berukuran

relatif kecil masih banyak yang menggunakan papan pembuka mulut jaring (Otter board)

yang terbuat dari kayu. Berikut adalah macam – macam bentuk otterboard yang sering

digunakan

Page 14: Alat Tangkap Trawl

10

Flat wooden door adalah otterboard yang paling

awal digunakan pada pengoperasian trawl.

Steel“Vee “ door adalah otterboard yang banyak

digunakan di UK. Kelebihan dari otterboard ini

adalah murah.

Bisson otterboard adalah otterboard dengan

menggunakan 4 timah yang berfungsi sebagai

penahan

Oval Otterboard adalah otterboard yang banyak

digunakan di dasar laut yang kasar.

c. Net Pendant (Bridle line)

Net pendant (Bridle line) adalah tali atau warp yang menghubungkan antara jaring

dengan papan pembuka mulut jaring (Otter board). Net pendant (Bridle line) pada umumnya

terbuat dari baja dan ukurannya lebih kecil dari diameter tali penarik (warp) yang digunakan.

Panjang net pendant (jarak antara jaring dan Otterboard) sangat bervariasi antara satu kapal

dengan kapal lainnya, namun pada umumnya lebih dari 20 m.

d. Tali Ris Atas

Tali ris atas biasa disebut juga dengan Head rope. Tali ris atas trawl umumnya terbuat

dari baja yang dibalut dengan benang (Compaud tape) pada tali ris atas dipasang pelampung

yang berbentuk bola. Jumlah dan ukurannya tergantung dari besarnya alat tangkap. Jumlah

Page 15: Alat Tangkap Trawl

11

pelampung serta cara penyusunannya pada tali ris atas akan sangat berpengaruh pada bentuk

pembukaan mulut jaring ketika dioperasikan di laut. Ukuran alat tangkap sering digunakan

dengan panjang atau pendeknya tali ris atas maupun tali ris bawah dari trawl.

e. Tali Ris Bawah

Tali ris bawah ini disebut dengan Ground rope atau Foot rope. Tali ris bawah trawl

biasanya terbuat dari kawat baja yang dibalut benang. Umumnya bahan tali ris bawah sama

dengan tali ris atas, dimana pada tali ris bawah dipasang pemberat yang berfungsi memberi

gaya vertikal ke bawah untuk membuka mulut jaring.

Pemberat yang digunakan pada pukat udang adalah rantai atau logam. Fungsi rantai

sebagai pemberat juga merupakan alat pengejut dan pengaduk lumpur di dasar perairan

sehingga udang-udang yang bersembunyi di lumpur keluar dan dapat ditangkap oleh pukat

udang. Bahan yang digunakan sebagai pemberat adalah campuran logam dan karet, bahan-

bahan campuiran ini juga disebut sebagai gelondongan karet yang berbentuk seperti bola atau

silinder (bobbin). Perbedaan yang sangat mencolok antara pukat ikan dan pukat udang adalah

penggunaan pemberat atau tali ris bawah di mata pukat udang menggunakan rantai atau

logam lain sedangkan pada pukat ikan menggunakan bobbin.

f. Sayap (Wing)

Sayap biasanya juga disebut sebagai wing. Sayap adalah bagian dari jaring (lembaran

jaring) yang ada di sisi kiri dan kanan badan jaring, sayap trawl pada umumnya lebih

menjorok kedepan jika dibandingkan dengan posisi mulut jaring. Fungsi sayap adalah untuk

menggiring ikan atau udang yang akan ditangkap agar dapat masuk kedalam mulut jaring.

Sayap juga berfungsi untuk menghubungkan jaring dengan papan pembuka mulut jaring

(Otter board), ukuran mata jaring (Mesh size) yang digunakan pada sayap biasanya lebih

besar dari ukuran mata jaring yang digunakan pada badan jaring.

g. Badan Jaring

Badan jaring adalah bagian alat tangkap yang terdapat antara sayap dengan kantong

atau mulai dari mulut jaring sampai dengan kantong. Badan jaring terdiri dari dua bagian

utama yaitu punggung dan perut jaring. Pukat udang biasanya pada badan jaring dibagian

belakang dipasang Alat Pemisah Ikan (API) atau sering disebut sebagai By Catch Excluder

Device (BED). Ukuran mata jaring pada bagian badan jaring lebih besar dari ukuran mata

jaring pada bagian kantong.

Page 16: Alat Tangkap Trawl

12

h. Kantong (Cod end)

Kantong adalah bagian jaring yang paling belakang (ujung), kantong disebut juga

sebagai kantong (Cod end). Kantong berfungsi sebagai tempat hasil tangkapan yang masuk

ke dalam jaring. Ukuran mata jaring pada bagian kantong pada umumnya adalah yang paling

kecil dibandingkan ukuran mata jaring bagian lain, namun ukuran benang yang digunakan

untuk membuat kantong pada umumnya lebih besar dibandingkan ukuran benang pada

bagian jaring lainnya.

i. Alat Pemisah Ikan (API)

Alat Pemisah Ikan (API) dan sering disebut sebagai By Catch Excluder Device (BED)

adalah suatu alat yang dipasang untuk memisahkan dan mengeluarkan dari dalam jaring biota

laut jenis tertentu, misalnya seperti kura-kura, dapat keluar dari trawl meskipun sudah masuk

ke badan jaring pada saat alat tangkap dioperasikan di laut. Alat Pemisah Ikan (API) pada

dasarnya bukan bagian dari alat tangkap trawl namun sebagai alat tambahan. Alat Pemisah

Ikan (API) pada umumnya terbuat dari kerangka besi yang dirancang secara khusus, dipasang

pada badan alat tangkap trawl di bagian belakang.

2.4 Metode Penangkapan (Setting and Hauling)

1. Kecepatan/lama waktu menarik jarring

Waktu menarik jaring ideal ideal jika jaring dapat ditarik dengan kecepatan yang besar,

tapi hal ini sukar untuk mencapainya, karena kita dihadapkan pada beberapa hal, antara lain

keadaan terbukanya mulut jaring, apakah jaring berada di air sesuai dengan yang

dimaksudkan (bentuk terbukanya), kekuatan kapal untuk menarik (HP), ketahanan air

terhadap tahanan air, resistance yang makin membesar sehubungan dengan catch yang

makin bertambah, dan lain sebagainya. Faktor-faktor ini berhubungan antara satu dengan

yang lainnya dan masing-masing menghendaki syarat tersendiri.

Pada umumnya jaring ditarik dengan kecepatan 3-4 knot. Kecepatan inipun

berhubungan pula dengan swemming speed dari ikan, keadaa dasar laut, arus, angin,

gelombang dan lain sebagainya, yang setelah mempertimbangkan factor-faktor ini,

kecepatan tarik ditentukan .

Lama waktu penarikan di dasarkan kepada pengalaman-pengalaman dan factor yang

perlu diperhatikan adalah banyak sedikitnya ikan yang diduga akan tertangkap., pekerjaan

di dek, jam kerja crew, dan lain sebagainya. Pada umumnya berkisar sekitar 3-4 jam, dan

kadang kala hanya memerlukan waktu 1-2 jam.

Page 17: Alat Tangkap Trawl

13

2. Panjang Warp

Faktor yang perlu diperhatikan adalah depth,sifat dasar perairan (pasir, Lumpur),

kecepatan tarik. Biasanya panjang warp sekitar 3-4 kali depth. Pada fishing ground yang

depthnya sekitar 9M (depth minimum). Panjang warp sekitar 6-7 kali depth. Jika dasar

laut adalah Lumpur, dikuatirkan jaring akan mengeruk lumpu, maka ada baiknya jika

warp diperpendek, sebaliknya bagi dasar laut yang terdiri dari pasir keras (kerikil ),

adalah baik jika warp diperpanjang.

Pengalaman menunjukkan bahwa pada depth yang sama dari sesuatu Fishing ground

adalah lebih baik jika kita menggunakan warp yang agak panjang, daripada menggunakan

warp yang terlalu pendek. Hal ini dapat dipikirkan sebagai berikut.bentuk warp pada saat

penarikan tidaklah akan lurus, tetapi merupakan suatu garis caternian. Pada setiap titik –

titik pada warp akan bekerja gaya- gaya berat pada warp itu sendiri, gaya resistance dari

air, gaya tarik dari kapal/ winch, gaya ke samping dari otter boat dan gaya-gaya lainnya.

Resultan dari seluruh gaya yang complicataed ini ditularkan ke jaring (head rope and

ground rope), dan dari sini gaya-gaya ini mengenai seluruh tubuh jaring. Pada head rope

bekerja gaya resistance dari bottom yang berubah-ubah, gaya berat dari catch yang

berubah-ubah semakin membesar, dan gaya lain sebagainya.

Gaya tarik kapal bergerak pada warp, beban kerja yang diterima kapal kadangkala

menyebabkan gerak kapal yang tidak stabil, demikian pula kapal sendiri terkena oleh

gaya-gaya luar (arus, angin, gelombang)

Kita mengharapkan agar mulut jaring terbuka maksimal, bergerak horizontal pada

dasar ataupun pada suatu depth tertentu. Gaya tarik yang berubah-ubah, resistance yang

berubah-ubah dan lain sebagainya, menyebabkan jaring naik turun ataupun bergerak ke

kanan dan kekiri. Rentan yang diakibatkannya haruslah selalu berimbang. Warp terlalu

pendek, pada kecepatan lebih besar dari batas tertentu akan menyebabkan jaring bergerak

naik ke atas (tidak mencapai dasar), warp terlalu panjang dengan kecepatan dibawah

batas tertentu akan menyebabkan jaring mengeruk lumpur. Daya tarik kapal (HP dari

winch) diketahui terbatas, oleh sebab itulah diperoleh suatu range dari nilai beban yang

optimal. Apa yang terjadi pada saat operasi penarikan, pada hakikatnya adalah merupakan

sesuatu keseimbangan dari gaya-gaya yang complicated jika dihitung satu demi satu.

Page 18: Alat Tangkap Trawl

14

2.4 Hasil Tangkapan

Gambar 9. Ikan beradasarkan kolom air

Ikan-kan dasar (bottom fish) ataupun demersal fish. menjadi tujuan penangkapan pada

bottom trawl adalah Termasuk juga jenis-jenis udang (shrimp trawl, double ring shrimp

trawl) dan juga jenis-jenis kerang. Dikatakan untuk periran laut jawa, komposisi catch antara

lain terdiri dari jenis ikan patek, kuniran, pe, manyung, utik, ngangas, bawal, tigawaja,

gulamah, kerong-kerong, patik, sumbal, layur, remang, kembung, cumi,kepiting, rajungan,

cucut dan lain sebagainya. Catch yang dominan untuk sesuatu fish ground akan

mempengaruhi skala usaha, yang kelanjutannya akan juga menetukan besar kapal dan gear

yang akan dioperasikan.

2.5 Hasil Tangkapan Sampingan

Sebagian besar perikanan komersial pasti berurusan dengan HTS yang secara luas

didefinisikan sebagai segala sesuatu yang tidak diinginkan nelayan untuk ditangkap termasuk

ikan, penyu, kepingan karang, karang lunak, hewan-hewan lain serta benda yang tidak hidup.

FAO memperkirakan hampir 7 juta ton HTS yang dibuang ke laut oleh nelayan komersial

setiap tahunnya. Ini setara dengan 8% dari seluruh hasil tangkapan perikanan laut dunia.

Industri penangkapan pukat-hela (trawl) udang di perairan tropis adalah pelanggar utama

penangkapan HTS yang diperkirakan mencapai 27% dari seluruh hasil tangkapan yang

Page 19: Alat Tangkap Trawl

15

dibuang ke laut di seluruh dunia. Pukat-hela (trawl) udang pada umumnya dianggap sebagai

salah satu alat penangkapan yang paling tidak selektif, karena HTS dapat terdiri dari beberapa

ratus spesies ikanbertulang keras (teleost) dan lebih berat dari hasil tangkapan udangnya

dengan perbandingan 20 : 1 atau lebih. Pada alat tangkap trawl HTS terdiri dari penyu, ikan,

kepiting, hiu, ikan pari, karang,rumput laut dan sampah dari dasar laut yang disebabkan oleh

tidak adanya TED dan juga BDR pada alat tangkap tersebut.

Gambar 10. Ikan Pari dan Penyu sebagai HTS

Hal – hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi atau meminimalisir HTS adalah dengan

penggunaan TED (Turtle Excluder Device / Alat Pemisah Penyu) dan BRD (Bycatch

Reduction Device / Alat untuk Mereduksi Hasil Tangkapan Sampingan).

TED ini kerap kali disebut sebagai ‘Trawl Efficiency Device’, karena alat ini jugadapat

mencegah tertangkapnya hewan-hewan laut besar lainnya termasuk ikan hiu, ikan pari, ubur-

ubur dan beberapa ikan besar. Desain TED yang paling umum menggunakan suatu bingkai

yang dimiringkan (inclined grid) untuk mencegah hewan-hewan besar memasuki kantong.

Suatu panel atau corong jaring di depan bingkai dapat dipergunakan untuk menggiring

hewan-hewan menjauhi pembukaan, dan untuk memanfaatkan panjang bingkai untuk

memisahkan hewan-hewan besar dari udang dan HTS kecil. Hewan-hewan besar kemudian

dibantu bingkai menuju tempat keluar yang terletak di atas atau di dasar kantong. Hewan-

hewan kecil (termasuk udang)

Bingkai dari TED terdiri atas TED keras dan TED lunak. TED-keras menggunakan

bingkai yang kaku terbuat dari alumunium, baja atau plastik, sebagai contoh, bingkai

Nordmore dan Super Shooter.

Page 20: Alat Tangkap Trawl

16

TED-lunak menggunakan panel jaring yang dimiringkan yang tidak kaku untuk

menggiring HTS menuju bukaan pelepasan diatas pukat-hela (trawl) udang. Sebagai contoh

TED ini meliputi jenis TED Morrison, TED Parker.

Gambar 11. TED Lunak dan TED Keras

BDR adalah modifikasi dari trawl yang dirancang untuk mengatasi HTS. BRD

adalah setiap modifikasi yang secara prinsip didesain untuk mengeluarkan HTS ikan dari

pukat-hela (trawl) udang. Alat ini juga dapat mengeluarkan hewan-hewan lain dan benda

tidak hidup (sampah), namun karena biasanya ikan mendominasi HTS, sebagian besar

penelitian HTS mencoba untuk mengeluarkan hewan-hewan tersebut dari pukat-hela (trawl)

udang. Conoth dari BDR ini adalah RES, dan JTED.

Gambar 12. Contoh JTED

Page 21: Alat Tangkap Trawl

17

2.6 Dampak Menggunakan Trawl

Alat tangkap trawl membawa resiko terjadinya kerusakan lingkungan di wilayah pesisir

pantai dimana alat tangkap ini dioperasikan membawa dampak terhadap lingkungan seperti :

a. Penangkapan ikan yang berlebihan (over fishing) atau melebihi ambang batas

penangkapan atau MSY (maksimum Sustainnable Yield) dan menyebabkan terjadinya

kerusakan dasar laut seperti planton atau terumbu karang dan berkembang biaknya biota

laut seperti ikan, udang dan lainnya.

b. Akibat penggunaan pemberat besi, baja dan papan yang mengkeruk yang rata-rata

menyapu bersih tiap trawl beroperasi juga. Merusak dan menghabat pertumbuhan biota

laut seperti anak-anak ikan dan biota laut lainnya dikarenakan penangkapan biota laut

yang bukan menjadi target (baycatch), seringkali ikan, udang yang sudah mati ditangkap

dan dibuang kembali kelaut. Kondisi ini tentu saja merusak rantai dan system ekologis

(termasuk turbidity) dilaut disamping implikasi social ekonomi kepada masyrakat

nelayan tradisionil.

c. Meskipun banyak modifikasi alat tangkap untuk mengeluarkan bycatch tersebut tidak

efektif sama sekali. Berbagai dampak tersebut pada gilirannya akan membuat terjadinya

ketidak seimbangan ekosistem diwilayah laut dipesisir pantai.

d. Penelitian yang pernah dilakukan marine conservation biologi institute (MCBI) yang

berkedudukan di amerika yang melibatkan 17 pakar kelautan dari amerika, Australia,

selandia baru, kanada pada tahun 1986 yang hasil penelitiannya terangkup dalam

laporan MCBI menemukan bahwa trawl sangat merusak, seperti yang dinyatakan

ELLIOTA, NORSE presiden MCBI ketika membacakan hasil penelitian dalam sebuah

pertemuan mengatakan “bahwa pengerusakan dasar laut mempunyai dampak yang lebih

besar terghdap dunia secara global, misalnya kita harus memulikan kehidupan dasar laut

yang telah rusak akiibat pengoperasian trawl paling tidak 150 kali lebih lama dari

memulihkan hutan.

e. Laporan lain yang juga menyatakan trawl merusak terungkap dalam pernyataan

teddenson, presiden amerika ocean campaign (AOC) berdasarkan penelitian mengatakan

i. trawl adalah alat penangkap ikan dengan menggunkan jarring yang diletakkan

disamping kapal atau boat dan ditarik dengan menggunakan katrol, hal ini

memungkinkannya menjadi alat tangkap komersil yang paling besar didunia,

ii. sasaran utama adalah udang, minyak, ikan dan gepeng. Tetapai menggunkan alat

tangkap trawl harus dibayar mahal akibat kerusakan tersebut. Elliot norse dan

Page 22: Alat Tangkap Trawl

18

watling (akhir 1998) menyimpulkan bahwa efek trawl seluruh dunia setiap tahun

adalah kongo, brazil dan India.

iii. membuat terjadi monopoli penangkapan ikan yang dilakukan oleh pemilik kapal

(BOAT ) trawl atau pukat hariamu.

iv. Dilokasi tangkapan nelayan tradisionil menjadi rusak disapu habis oleh trawl

(pukat harimau), hingga penyebab terjadinya penurunan hasil tangkapan nelayan

kecil/ tradisionil dan terjadinya persaingan yang tidak sehat antara trawl denga

nelayan kecil/ tradisionil maupun sesama pemilik trawl (pukat harimau).

v. Sementara berdampak social yang ditimbulkannya terus terjadi antara pemilik

trawl dengan nelayan tradisionil dengan alasan tersebut koordinator DPP ASDW

SUMATERA Roy Andre dengan berbagai penilain yang harus dilakukan

pemerintah pusat adalah trawl atau sebutan Pukat harimau / LONG BEACH

SET NET/JARING KATONG BESAR harus dihapuskan dan mencari alat

tangkap yang ramah lingkungan (ramli) dan menjamin hak nelayan tradisionil

dengan pengakuan terhadap milik laut, hak pemanfaatan dan hak untuk turut

terlibat langsung dalam setiap pengaturan sumber daya pesisir dan laut, juga

ditetapkan pembagian wilayah penangkapan nelayan tradisionil dengan modern

yang didukung dengan penegakan hokum secara tegas dan bertanggungjawab

dan memberikan pembinaan dalam hal managemen. Pemasaran dan bantuan

dana (bila memang dibutuhkan) dengan mekanisme yang jelas dan bukan untuk

pengusaha yang menagats namakan pemberdayaan nelayan kecil.

vi. Asosiasi Swara Wartawan Demokrasi (ASWD) bersama seluruh nelayan

tradisionil Indonesia meminta kembalikan lautku seperti semula. Sumber

kehidupan anak nelayan. Dan mari kita berusaha meningkatkan kesejahteraan

nelayan sekaligus menjamin kelestarian sumber ikan walaupun berat harus kita

tegakkan supermasi hokum dilaut. Bahwa hari ini kita sebgai putera puteri

Indonesia yang masih diberikan kesempatan agar sama-sama mencari solusi

penggunaan alat atangkap yang ramah lingkungan (ramli) agar kerusakan

sumberdaya laut dan kemiskinan, konflik dan yang lainnya tidak terjadi lagi.

vii. Dampak terhadap kedatangan turis. Turis memiliki keinginan membayar untuk

menyelam melihat ikan – ikan sehingga ketika ikan – ikan tersebut tertangkap

maka keinginan turis untuk membayar turun.

Page 23: Alat Tangkap Trawl

19

2.7 Alat Bantu

Alat bantu yang sering digunakan dalam pengoperasian trawl adalah

a. Echo sounder

Echo sounder baik digunakan pada saat melakukan penangkapan ikan dengan

trawl dimana echosunder ini membantu menentukan kedalaman dasar, keberadaan

karang dan keberadaan ikan, sehingga dengan adanya echosounder ini akan

meminimalisir kerusakan yang ditimbulkan oleh alat tangkap trawl ini

Gambar 13. Echosounder

2.7.1 Lokasi Operasi Alat Trawl di Indonesia

Alat tangkap trawl dapat dioperasikan disekitar pantai atau pun diperairan yang jauh

dari pantai. Umumnya alat tangkap trawl dapat dioperasikan pada berbagai kedalaman yaitu:

1. Disekitar permukaan menggunakan pukat permukaan (Surface trawl)

2. Dipertengahan perairan dengan pukat pertengahan (Mid water trawl)

3. Disekitar dasar atau di dasar perairan menggunakan pukat dasar (Bottom trawl).

Dasar perairan yang menjadi daerah penangkapan ikan pada alat tangkap trawl adalah:

a. Bukan daerah berkarang

b. Khusus untuk pukat dasar (Bottom trawl) relatif ditandai dengan pertukaran dasar

perairan tidak bergelombang atau berbukit-bukit, tidak berkarang dan memiliki dasar

pasir, lumpur atau campuran antara ke duanya.

c. Keberhasilan dalam menentukan daerah penangkapan untuk trawl sangat berkaitan erat

dengan pengetahuan akan ruaya (migrasi) ikan.

Page 24: Alat Tangkap Trawl

20

2.8 Peraturan Pemerintah Tentang Trawl

Pemerintah kembali mengizinkan nelayan menggunakan jarring trawl atau pukat hela.

Sebelumnya, melalui Keputusan Presiden (Keppres) RI Nomor 39/1980 pemerintah melarang

jaring trawl karena bisa membahayakan ekosistem laut. Walau kini diizinkan, jaring trawl

hanya boleh digunakan di kawasan tertentu. Pemerintah telah mengeluarkan peraturan baru

yang membolehkan penggunaan trawl, yakni Peraturan Menteri (Permen) Nomor

06/Men/2008 tentang penggunaan alat penangkapan ikan pukat hela di Perairan Kalimantan

Timur Bagian Utara, “Jadi jaring trawl boleh digunakan, tapi hanya di daerah tertentu,”

Page 25: Alat Tangkap Trawl

21

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. Trawl lahir kata “trawling” yang berarti kerja melakukan operasi penangkapan ikan

dengan trawl, dan kata “trawler” yang berarti kapal yang melakukan trawling. Jadi yang

dimaksud dengan jaring trawl ( trawl net ) disini adalah suatu jaring kantong yang

ditarik di belakang kapal menelusuri permukaan dasar perairan untuk menangkap ikan,

udang dan jenis demersal lainnya.

2. Terdapat beberapa jenis trawl diantaranya, Jenis trawl menurut daerah operasinya

(surface trawl, mid water trawl, bottom trawl), Jenis trawl berdasarkan alat untuk

membuka mulut jaring (beam trawl, otter trawl, paranzella), Jenis trawl berdasarkan

jumlah kapal (one boat trawl, two boat trawl), Jenis trawl berdasarkan hasil tangkapan

(trawl ikan, trawl udang, trawl campuran).

3. Jenis hasil tangkapan dari alat tangkap trawl tidak menentu karena banyak sekali hasil

tangkapan sampingan yang di dapat. Hasil tangkapan sampingan (HTS) didefinisikan

sebagai segala sesuatu yang tidak diinginkan nelayan untuk ditangkap termasuk ikan,

penyu, kepingan karang, karang lunak, hewan-hewan lain serta benda yang tidak hidup.

Pada alat tangkap trawl HTS terdiri dari penyu, ikan, kepiting, hiu, ikan pari,

karang,rumput laut dan sampah dari dasar laut yang disebabkan oleh tidak adanya TED

dan juga BDR pada alat tangkap tersebut.

4. Alat tangkap trawl membawa resiko terjadinya kerusakan lingkungan di wilayah pesisir

pantai dimana alat tangkap ini dioperasikan membawa dampak terhadap lingkungan.

5. Alat tangkap trawl dapat dioperasikan disekitar pantai atau pun diperairan yang jauh

dari pantai. Jaring trawl hanya boleh digunakan di kawasan tertentu. Pemerintah telah

mengeluarkan peraturan baru yang membolehkan penggunaan trawl, yakni Peraturan

Menteri (Permen) Nomor 06/Men/2008 tentang penggunaan alat penangkapan ikan

pukat hela di Perairan Kalimantan Timur Bagian Utara.

Page 26: Alat Tangkap Trawl

22

DAFTAR PUSTAKA

Ayodhyoa,A.U.1983.Metode Penangkapan Ikan. Cetakan pertama. Faperik. IPB. Bogor

Subani,W. 1978. Alat dan Cara Penangkapan Ikan di Indonesia,jilid I. LPPL. Jakarta

The Gourack Ropework,Co.,ltd.1961. deep sea trawling and wing trawling

Ward,george,ed.1964. Stern trawling

http://ayatsyam-rustadi64.blogspot.com/2011/03/trawl-pukat-harimau-long-beach-set-

net.html

http://mukhtar-api.blogspot.com/2012/11/alat-tangkap-trawl-pukat-harimau_21.html