Alat Muat Dan Alat Angkut PT Newmont

25
ESTIMASI PRODUKSI ALAT MUAT DAN ALAT ANGKUT PADA PENAMBANGAN BIJIH EMAS DI PT. NEWMONT NUSA TENGGARA BARAT PROPOSAL TUGAS AKHIR Disusun sebagai salah satu syarat dalm melaksanakan Tugas Akhir pada Jurusan Teknik Pertambangan Oleh : ENDAH NURSANTI 112020089

description

Perhitungan Jumlah alat secara manual di PT. Newmont

Transcript of Alat Muat Dan Alat Angkut PT Newmont

Page 1: Alat Muat Dan Alat Angkut PT Newmont

ESTIMASI PRODUKSI ALAT MUAT DAN ALAT ANGKUT

PADA PENAMBANGAN BIJIH EMAS DI PT. NEWMONT

NUSA TENGGARA BARAT

PROPOSAL TUGAS AKHIR

Disusun sebagai salah satu syarat dalm melaksanakan Tugas Akhir pada Jurusan Teknik Pertambangan

Oleh :

ENDAH NURSANTI 112020089

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL

UPN “VETERAN” YOGYAKARTA

Page 2: Alat Muat Dan Alat Angkut PT Newmont

2005BAB I

PENDAHULUAN

A. Judul

ESTIMASI PRODUKSI ALAT MUAT DAN ALAT ANGKUT PADA

PENAMBANGAN BIJIH EMAS DI PT. NEWMONT NUSA TENGGARA

BARAT

B. Alasan Pemilihan judul

Peralatan produksi pada operasi penambangan merupakan salah satu

sarana produksi yang vital untuk menunjang target produksi akhir yang telah

ditentukan perusahaan. Pentingnya mengestimasi produksi dari alat muat dan alat

angkut ini karena adan kaitannya dengan target produksi yang harus dicapai oleh

perusahaan. Interaksi antara target produksi dengan produksi per unit alat ini akan

menentukan jumlah alat muat dan alat angkut serta kapasitas yang harus dipakai

guna memenuhi target tersebut, disamping itu harus disesuaikan dengan kondisi

material yang ditangani, kemudahan pengoperasian serta perawatannya. Pada sisi

lain, pemilihan kapasitas alat muat angkut disesuaikan dengan kondisi medan

kerja. Disamping itu, dengan bertambahnya jam operasi alat akan mengurangi

kemampuannya yang pada akhirnya akan menurunkan kinerja alat, sehingga biaya

operasi dan perawatan akan meningkat. Untuk mengetahui kemampuan suatu alat

sudah menurun perlu dilakukan pengontrolan secara kontiyu terhadap

kapabilitasnya yang diestimasi melalui perhitungan produksi alat tersebut. Oleh

sebab itu mengestimasi produksi alat muat – angkut dan membuat keseimbangan

mendapat perhatian yang mendalam untuk menghindari waktu tunggu terlalu lam,

baik truck maupun alat muatnya.

C. Tujuan Penelitian

Page 3: Alat Muat Dan Alat Angkut PT Newmont

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan waktu kerja efektif

dari alat muat-angkut dengan cara melakukan penilaian terhadap kemampuan

produksi alat muat–angkut serta sinkronisasi jumlah alat muat dan alat angkut

untuk mengeleminir waktu tunggu alat-alat tersebut, sehingga target produksi dari

perusahaan dapat tercapai.

D. Rumusan Masalah

1. Mengetahui kemampuan produksi dari alat muat dan alat angkut yang

digunakan pada penambangan emas di PT. Newmont Nusa Tenggara Barat.

2. Mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya waktu tunggu,

sehingga berkurangnya waktu efektif, dan memberikan alternative penyelesain

masalah tersebut.

3. Mengetahui kebutuhan dari alat muat dan alat angkut sehingga terjadi

keseimbangan diantara keduanya dan target produksi terpenuhi.

Page 4: Alat Muat Dan Alat Angkut PT Newmont

BAB II

ANALISIS MASALAH

A. Dasar Teori

Peralatan produksi pada operasi penambangan merupakan sarana produksi

yang vital untuk menunjang target produksi akhgir yang telah ditentukan oleh

manajemen perusahaan. Ditinjau dari fungsinya, peralatan produksi dapat

diklasifikasikan sebagai :

1. alat gali isi, adalah alat-alat produksi untuk menggalidan mengisikan material

hasil; galiannya ke alat angkut.

Contoh : power shovel, backhoe, dragline, front-end loader, claimshell,

bucket wheel excavator (BWE), bucket chain excavator (BCE), dsb.

2. alat angkut, adalah alat-alat produksi untuk mengangkut material menuju

proses berikutnya.

Contoh : Truck, lori-lokomotif (train), belt conveyor, pipa Lumpur (slurry),

scrapper, dsb.

3. alat bantu, adalah alat-alat berat yang digunakan untuk kelancaran produksi

Contoh : bulldozer, ripper, grader, lubrication truck, water truck, fuel

truck, dsb.

Beberapa faktor yang harus dipertimbangkan di dalam memilih alat

berat antara lain : jenis material, altitude, kapasitas, system penambangan,

medan kerja dan ketersediaan dana.

I. Elemen-elemen Produksi

Produksi adalah laju material yang dapat dipindahkan atau dialirkan

per satuan waktu (biasanya per jam). Untuk memperoleh angka produksi

ada emnpat parameter yang harus diperrhitungkan, yaitu :(1) kapasitas alat,

(2) tenaga kendaraan atau alat, (3) waktu edar (cycle time) dan (4) efisiensi

kerja. Umumnya perpindahan material dihitung berdasarkan volume (m3

Page 5: Alat Muat Dan Alat Angkut PT Newmont

atau cuyd), sedangkan pada tambang bijih dinyatakan dalam ton.

Mengetahui prinsip elemen-elemen produksi penting artinya karena tidak

diinginkan adanya kesalahan estimasi produksi alat-alat berat.

1.1 Kapasitas Alat

Kapasitas alat adalah jumlah material yang diisi, dimuat atau diangkut

oleh suatu alat berat. Kapasitas alat berkaitan erat dengan jenis material

yang diisi atau dimuat, baik berupa tanah maupun batu lepas.

1.1.1 Volume Material

Dikenal ada tiga bentuk volume material yang mempengaruhio

perhitungan pemindahannya, yaitu dinyatakan dalam bank cubic meter

(BCM), loose cubic meter (LCM) dan compacted cubic meter (CCM).

Perubahan ini terjadi karena adanya perbedaan densitas akibat

penggalian atau pemadatan dari densitas aslinya. BCM adalah volume

material pada kondisi aslinya di tempat (insitu)yang belum terganggu. LCM

adalah volume material yang sudah lepas akibat penggalian, sehingga

volumenya akan mengembang dengan berat tetap sama. CCM adalah

volume material yang mengalami pemadatan kembali setelah penggalian,

sehingga volumenya akan lebih kecil disbanding volume aslinya dengan

berat tetap sama.

1.1.2 Pemberaian (swell)

Adalah persentase pemberaian volume material dari volume asli yang

dapat mengakibatkan bertambahnya jumlah material yang harus

dipindahkan dari kedudukan aslinya.

Rumus yang berkaitan dengan pemberaian material sebagai berikut :

volume loose = volume material setelah dibongkar (m 3)

volume bank = volume material dalam keadaan asli (m 3)

Page 6: Alat Muat Dan Alat Angkut PT Newmont

1.1.3 Faktor Muat (load Factor)

Pada saat material sebanyak 1 BCM dimuatkan kedalam sebuah

mangkok (bucket), material yang terangkat oleh mangkok tersebut akan

kurang dari 1 BCM karena sepanjang proses penggalian terjadi pengurangan

volume akibat adanya pemberaian. Faktor muatnya dapat dihitung sebagai

berikut :

Jadi untuk mengestimasi muatan pada kondisi BCM, kapasitas mangkok

pada LCM harus dikalikan dengan LF.

Muatan (BCM) = Muatan (LCM) x LF

Penciutan material (shrinkage) merupakan perbandingan antara volume

material yang telah dipadatkan dengan kondisi bank disebut juga Shrinkage

Factor (SF). Jadi rumusnya adalah :

SF = CCM / BCM

1.1.4 Densitas Material

Densitas adalah berat per unit volume dari suatu material. Material

mempunyai densitas yang berbeda karena dipengaruhi sifat-sifat fisiknya,

antara lain: ukuran partikel, kandungan air, pori-pori dan kondisi fisik

lainnya.Densitas material tentunya akan berubah akibat adanya penggalian

yaitu dari kondisi bank ke loose. Pada kondisi loose, densitas material akan

berkurang disbanding densitas pada kondisi bank karena adanya pori-pori

udara. Untuk mengkonversi densitas material dari bank ke loose digunakan

rumus sbb :

Page 7: Alat Muat Dan Alat Angkut PT Newmont

1.1.5. Faktor Isi (Fill Factor)

Adalah persentase volume yang sesuai atau sesungguhnya dapat

diisikan ke dalam bak truck atau mangkok dibandingkan dengan kapasitas

teoritisnya. Suatu bak truck mempunyai faktor isi 87%, artinya 13% volume

bak tersebut tidak dapat diisi. Mangkok loader, backhoe, dragline, dsb.

Biasanya memiliki faktor isi lebih dari 100% karena dapat diisi munjung.

1.2. Tenaga kendaraan (alat)

Didalam memilih suatu alat untuk pekerjaan penggalian material,

bijih, atau overburden harus dipertimbangkan tenaga kendaraan yang

mampu mengatasi medan kerja. Medan kerja yang dimaksud adalah kondisi

jalan; misalnya jalan kering mulus dan padat, becek dan lembek, lurus,

banyak tikungan, mendaki, menuru, dsb. Yang mempengaruhi laju

kendaraan pada saat bermuatan atau kosong.

1.3. Waktu edar

Waktu edar atau cycle time maksudnya adalah waktu yang

diperlukan alat mulai dari aktifitas pengisian atau pemuatan ( loading),

pengangkutan (hauling) untuk truck dan sejenisnya atau swing backhoe dan

power shovel, pengosongan (dumping), kembali kosong, dan

mempersiapkan posisi (maneuver) untuk diisi. Disamping aktifitas-aktifitas

tersebut terdapat pula waktu menunggu (delay) bila terjadi antrian untuk

mengisi atau dimuat.

1.4. Efisiensi kerja

Efisiensi kerja merupakan elemen produksi yang harus

diperhitungkan di dalam upaya mendapatkan harga produksi alat per satuan

waktu yang akurat. Sebagian besar harga efisiensi kerja diarahkan terhadap

operator, yaitu orang yang menjalankan atau mengoperasikan unit alat.

Walaupun demikian , apabila ternyata efisiensi kerjanya rendah belum tentu

penyebabnya adalah kemalasan operator yang bersangkutan. Mungkin ada

Page 8: Alat Muat Dan Alat Angkut PT Newmont

penyebab lain yang tidak dapat dihindari, antara lain cuaca, kerusakan

mendadak, kabut dan lain-lain.

Pekerjaan mekanik untuk perawatan tidak dapat dimasukan sebagai

penyebab berkurangnya efisiensi kerja operator, karena pekerjaan

perawatan alat harus sudah terjadwal untuk masuk bengkel. tabel 4.1

mungkin dapat dipakai sebagai acuan untuk membatasi porsi pekerjaan

operasional dan mekanik. Mungkin setiap perusahaan memberikan definisi

yang berbeda tentang pengertian waktu tertunda, terhenti dsb.

Tabel 4.1.

Parameter Pengukuran Effisiensi

TERJADWAL (SCHEDULED); S

TERSEDIA (AVAILABEL); A PERAWATAN (MAINTRANCE); M

JALAN (OPERATION); O TERHENTI

(IDLE); I

PERBAIKAN

MENDADAK;

UM

PERAWATAN

TERJADWAL;

SM

KERJA

(WORKING);

w

TERTUNDA

(DELAY); D

Kerja lancar Mengisi BBMGanti bitPeledakanTunggu alat muatTunggu TruckManeuver alatdll

Diminta stanbyTak ada operatorMakan &istirahatHujan lebat, kabutRapatDll

Waktu perbaikan

Tunggu suku

cadang

dll

Waktu

perbaikan

Tunggu suku

cadang

dll

Dari tabel 4.1 dapat diukur tingkat efisiensi kerja operator yang lebih

teliti karena pengelompokan penyebab alat berhenti dibuat atas dasar

kondisi yang sebenarnya dan yang lebih pentingpengelompokan tersebut

telah disepakati dan dipahami oleh seluruh karyawan. Dengan demikian

dapat dibuat tiga ukuran efisiensi menggunakan data waktu dalam tabel,

yaitu:

1. Efektifitas artinya jam kerja efektif selama waktu yang disediakan untuk

operasi, persamaannya adalah :

Page 9: Alat Muat Dan Alat Angkut PT Newmont

2. Ketersediaan Fisik adalah ukuran sehat tidaknya alat untuk beroperasi,

rumusnya adalah :

3. Utilitas adalah alat yang sehat terpaksa tidak dioperasikan karena

beberapa sebab, misalnya hujan lebat, rapat, kecelakaan tambang dll,

persamaanya adalah :

4. Efisiensi kerja rata-rata merupakan penjumlahan persamaan 1, 2 dan 3

dibagi tiga, jadi :

II. Estimasi Produksi Alat Berat

Secara umum perhitungan untuk memperkirakan produksi alat berat

dapat dirumuskan sebagai berikut :

Dimana : P = Produksi alat, m3/jam atau ton/jam

E = Efisiensi kerja, menit/jam

I = Faktor Berai (swell Faktor)

H = Kapasitas Alat, m3 atau ton

C = Waktu edar, menit

Pada dasarnya hampir semua produksi alat berat dapat dihitung

dengan persamaan diatas, walaupun terdapat sedikit modifikasi karena sifat

pemakaian alat yang spesifik. Dari persamaan tersebut terlihat bahwa

elemen-elen produksi yang telah diuraikan merupakan parameter pokok.

Apabila diketahui target produksi sebesar Tp, maka jumlah alat yang

diperlukan (n) adalah :

Page 10: Alat Muat Dan Alat Angkut PT Newmont

N = Tp / P …………………… (2)

Hal menarik yang perlu dipahami adalah system pemuatan –

pengangkutan yang diterapkan pada penambangan terbuka di Indonesia

banyak menerapkan system tersebut. Oleh karena itu mengestimasi produksi

truck-loader dan membuat keseimbangan jumlah armada truck dengan alat

muatnya mendapat perhatian yang mendalam untuk menghindari waktu

tunggu terlalu lama, baik truck maupun alat muatnya.

2.1. Produksi dan Armada Truk

Dump truck yang digunakan untuk operasi penambangan berbeda

dengan truck biasa, baik bentuk, kapasitas maupun tenaganya dan umumnya

disebut Off-Highway Truck. Truck tersebut diklasifikasikan kedalam tiga

tipe, yaitu: (1) conventional real dump truck, (2) tracktor-trailer, bottom,

side, dan rear dump truck.

Produksi dan armada truck yang diperlukan dipengaruhi banyak

factor, yaitu; rencana penambangan, kondisi jalan, alat angkut target

produksi, kinerja dan waktu edar truck, metoda operasi, keseimbangan

truck-loader, dan avaibilitas serta utilitas truck-loader. Estimasi truck-

loader dititik beratkan untuk mengeliminir waktu tunggu truck maupun alat

muatnya.

Berikut ini diperlihatkan kasus produksi armada truck berkapasitas

109 ton dengan simulasi jam operasinya dan jumlah truck. Dari hasil

pengamatan lapangan waktu edar truck menjadi lambat seiring dengan

bertambahnya jumlah truck dalam satu armada (lihat Tabel 2.1). Penyebab

lambatnya waktu edar tersebut disebabkan karena perputaran truck akan

saling mempengaruhi satu dengan lainnya, sehingga mengakibatkan

munculnya waktu tunggu. Jadi, untuk alat muat yang tetap jumlahnya,

apabila alat angkutnya ditambahkan pada armada tersebut, maka waktu

tunggunya pun bertambah pula yang mengakibatkan waktu edar semakin

lama.

Page 11: Alat Muat Dan Alat Angkut PT Newmont

Tabel 2.1.

Waktu edar truck kapasitas nyata 109 ton

Jumlah Truck per armada 1 2 3 4 5 6

Siklus waktu Truck

maneuver dan pemuatan

3,20 3,20 3,20 3,20 3,20 3,20

Angkut muatan 7,50 7,50 7,00 7,00 7,00 7,00

Belok dan pengosongan

0,60 0,60 0,60 0,60 0,60 0,60

Kembali kosong 4,00 4,00 4,50 4,50 4,50 4,50

Tunggu dimuat 0 0 0,45 1,15 2,40 4,40

Tunda dll. 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50

Total 15,80 15,80 16,25 16,95 18,20 20,20

2.2.1. Keseimbangan truck dan alat muat

Untuk menghitung jumlah truck, disamping berdasarkan target

seperti pada persamaan (2), dapat pula dihitung berdasarka data waktu edar

tanpa komponen waktu tunggu. Jadi rumusnya :

Dimana: NT = jumlah truck

T tc = Total waktu edar truck teoritis tanpa waktu tunggu

Td = Waktu pemuatan termasuk maneuver truck

Perlu dicatat bahwa harga Td adalah lama waktu sebuah truck

dimuati material termasuk maneuver atau spoting time truck agar siap diisi.

Jadi, Td adalah waktu edar alat muat ditambah waktu maneuver atau spoting

time. Keseimbangan atau sinkronisasi kerja antara truck dengan alat muat,

dapat diukur dengan menggunakan Faktor Keseimbangan atau Match Factor

(MF) yang dirumuskan sebagai berikut:

Page 12: Alat Muat Dan Alat Angkut PT Newmont

dimana harga nH, nL, CtH, dan Ctl masing-masing adalah jumlah alat angkut,

jumlah alat muat, waktu edar alat angkut dan waktu edar alat muat. Dari

persamaan (2.3) akan muncul tiga kemungkinan, yaitu :

MF = 1 , Jumlah alat angkut dan alat muat seimbang atau sinkron, hamper

dipastikan tidak ada waktu tunggu. Alat muat dan alat angkut

sama-sama sibuk

MF < 1 , Jumlah alat angkut kurang, akibatnya alat muat banyak menunggu,

sementara alat angkut sibuk.

MF > 1 , Jumlah alat angkut lebih, sehingga muncul waktu tunggu dimuat

untuk alat angkut, sementara alat muat sibuk.

Untuk mendapatkan MF = 1 memang tidak mudah, namun harga MF

ini hendaknya diupayakan mendekati angka satu dengan melakukan

berbagai percobaan dan dengan mempertimbangkan target produksi yang

telah ditetapkan perusahaan.

2.2.2. Mengukur Probabilitas

Waktu operasi nyata sebuah truck ditandai dengan aktifitas pemuatan

, pengangkutan, pengosongan muatan, kembali kosong, tunggu dimuat, dan

waktu tunda lainya. Probabilitas ketersediaan sebuah truck untuk beroperasi

adalah kemungkinan selalu tersedianya sebuah truck pada setiap waktu

tertentu di dalam batas waktu yang sudah dijadwalkan selalu terdapat

sebuah truck beroperasi tanpa terjadi waktu menunggu. Dengan demikian

probabilitas (P) dapat ditentukan sebagai berikut:

Apabila ketersediaan (avaibilitas) sebuah truck tertentu untuk

beroperasi bebas dari ketersediaan truck lainnya dalam armada, maka

probabilitas sejumlah truck lainnya atau sisanya (k truck) ditentukan sbb:

Pk = Pk x (1-p)n-k x Cnk

Dimana: Pk = Probabilitas truck sisa sejumlah k truck

p = Probabilitas ketersediaan sebuah truck

Page 13: Alat Muat Dan Alat Angkut PT Newmont

n = Jumlah total truck dalam armada

k = sejumlah truck sisa

n! Cn

k = -------------------- k! (n-k)!

B. Data Pendukung

Yang dimaksud dengan data pendukung adalah data-data yang

dapat mendukung data-data dari lapangan guna menganalisa permasalahan yang

ada untuk mencari alternatif penyelesaian masalah.

Data pendukung dapat diambil antara lain dari data hasil

pengamatan di lapangan, laporan penelitian terdahulu dari perusahaan, brosur--

brosur dari perusahaan, data dari instansi yang terkait dan dari literatur-literatur.

C. Urutan kerja Penelitian

Dalam melakukan penelitian,

dilakukan dengan menggabungkan antara teori dengan data-data dilapangan,

sehingga dari keduanya didapatkan pendekatan penyelesaian masalah.

Adapun urutan pekerjaan penelitian :

1. Observasi terhadap kegiatan penambangan.

2. Penentuan tempat pengamatan langsung untuk pengambilan data.

3. Pengambilan data primer (langsung dari lapangan) dan data sekunder dari

laporan bulanan perusahaan.

4. Pengelompokan data, pengujian data.

5. Pengolahan data penelitian.

6. Analisa hasil penelitian dan memberikan alternatif pemecahan masalah.

D. Analisa Penyelesaian Masalah

Permasalahan yang ada di lapangan selanjutnya dipelajari dan

dikaji berdasarkan data yang ada, baik data yang dikumpulkan dari hasil

penyelidikan maupun data penunjang dan didukung berbagai teori yang

Page 14: Alat Muat Dan Alat Angkut PT Newmont

menunjang permasalahan tersebut, selanjutnya dicarikan alternatif

penyelesaiannnya.

Adapun rincian dari analisa penyelesaian masalah estimasi produksi alat muat dan

alat angkut adalah sebagai berikut :

1. Tahap Persiapan

Untuk dapat mengestimasi alat pada suatu tambang terbuka, maka perlu

dipelajari tentang metoda opersi, jenis material, target produksi perusahaan,

jumlah dan spesifikasi dari alat muat-angkut.

2. Tahap Penyelidikan pendahuluan

Tahap penyelidikan pendahuluan dimaksudkan untuk mendapatkan deskripsi

umum daerah yang akan diselidiki, meliputi kondisi jalan, Lebar jalan angkut,

kemiringan jalan angkut dan lebar tikungan, dimensi jenjang dan data curah

hujan.

3. Tahap Penyelidikan Terinci

Tahap penyelidikan terinci dimaksudkan untuk mendapatkan data-data yang

diperlukan untuk penyelesaian masalah , adapu data yang akan diambil, yaitu :

i. Waktu edar dari suatu alat, baik waktu untuk manufer waktu tunggu,

waktu pemuatan, waktu pengangkutan, waktu penumpahan dan waktu

antri.

ii. Kapasitas alat muat dan alat angkut

iii. Kecepatan rata-rata dump truck

iv. Waktu kerja efektif

v. Penentuan effisiensi kerja dari alat

vi. Swell factor

Sehingga dengan mengetahui parameter-parameter diatas diharapkan didapatkan

alternative penyelesain masalah

Page 15: Alat Muat Dan Alat Angkut PT Newmont

BAB III

PENELITIAN LAPANGAN

A. Metodelogi Penelitian

Didalam melaksanakan penelitian permasalahan ini, penulis

menggabungkan antara teori dengan data-data lapangan, sehingga dari keduanya

didapat pendekatan penyelesaian masalah. Adapun urutan pekerjaan penelitian

yaitu :

1. Study literatur, brosur-brosur, laporan penelitian terdahulu dari perusahaan.

2. Pengamatan langsung di lapangan, dilakukan dengan cara peninjauan

lapangan untuk melakukan pengamatan langsung terhadap semua kegiatan

di daerah yang akan diteliti

3. Pengambilan Data, dengan pengukuran langsung di lapangan maupun

penelitian di laboratorium.

4. Akuisisi Data

a. Pengelompokan data

b. Jumlah data

c. Uji realitas

5. Pengolahan data

6. Analisis hasil Pengolahan data

7. Kesimpulan

Page 16: Alat Muat Dan Alat Angkut PT Newmont

B. Rencana Jadwal Kegiatan Penelitian

WAKTU

JENIS KEGIATAN

MINGGU

I II III IV V VI VII VIII IX X XI XII

1. STUDI LITERATUR

2. PENGAMATAN

3. PENGAMBILAN DATA

4. PENGOLAHAN DAN

ANALISIS DATA

5. PEMBUATAN

LAPORAN

C. RENCANA DAFTAR ISI

RINGKASAN

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

DAFTAR LAMPIRAN

DAFTAR GAMBAR

DAFTAR TABEL

DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG

BAB

I PENDAHULUAN

II TINJAUAN UMUM

2.1 Lokasi dan Kesampaian Daerah2.2 Keadaan Geologi dan Topografi2.3 Iklim dan Curah Hujan2.4 Kegiatan Penambangan

III DASAR TEORI

Elemen-elemen Produksi

Page 17: Alat Muat Dan Alat Angkut PT Newmont

Kapasitas AlatTenaga KendaraanWaktu EdarEfisiensi Kerja

Estimasi Produksi Alat Muat dan Alat Angkut3.2.1. Keseimbangan Truck Dengan Alat Muat

IV KONDISI LAPANGAN DAN SISTEM PRODUKSI ALAT MUAT - ALAT

ANGKUT

4.1 Tinjauan Terhadap Dimensi Jenjang 4.2 Geometri Keadaan Jalan Angkut 4.3 Pola Pemuatan 4.4 Analisa Kemampuan Kerja Alat-alat Mekanis 4.5 Efesiensi Kerja Alat-alat Mekanis 4.6 Penentuan Total Waktu Edar 4.7 Produksi Alat

V PEMBAHASAN

5.1 Kebutuhan Alat Muat dan Alat Angkut 5.2 Kemampuan Produksi dari Alat Muat dan Alat Angkut

VI KESIMPULAN DAN SARAN

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

D. RENCANA DAFTAR PUSTAKA

1. Frederic.S. Hiller & Gerald J. Lieberman.(1981), Introduction to Operation Research, 3rd Edition, Holden-Day,Inc., Sanfrancisco.

2. Hamdy.A. Taha.(1990), Operation Research An Introduction, 3rd Edition , Macmillan Publishing Co.,Inc.,New York.

3. Pangestu Subagio, SE, MBA.(1983), Dasar-dasar Operasi Riset (Operation Research), BPFE, Yogyakarta.

4. Partanto Prodjosumarto.(1995), Pemindahan Tanah Mekanis, Jurusan Teknik Pertambangan, ITB, Bandung.

5. Ir. Edy Purwanto ME. (2002), Diktat Perencanaan Tambang Terbuka, Pusat Pendidikan dan Pelatihan Teknologi Mineral dan Batubara, Bandung.