Alat Dan Bahan Bab3
-
Upload
jholy-frans-banjarnahor -
Category
Documents
-
view
140 -
download
1
description
Transcript of Alat Dan Bahan Bab3
ALAT DAN BAHAN
3.4 Tinjauan Umum
Penyediaan alat kerja dan bahan bangunan pada suatu proyek memerlukan
manajemen yang baik untuk menunjang kelancaran pengerjaannya. Pengadaan
bahan bangunan dan alat kerja disesuaikan dengan tahapan pekerjaan yang sedang
berlangsung. Penempatan material yang tepat dan efisien perlu diperhatikan untuk
mempercepat dan mempermudah pekerjaan. Di samping itu, penempatan material
yang baik dan tertata rapi akan mendukung efektifitas kerja dan keselamatan
kerja.
Penyedia (supplier) bahan bangunan sebaiknya mudah ditempuh dari
lokasi proyek sehingga akan menghemat waktu dan biaya pengangkutan. Selain
itu ketersediaan bahan bangunan (stocking material) harus selalu dikontrol untuk
menghindari keterlambatan pelaksanaan pekerjaan akibat terlambatnya pengadaan
bahan bangunan. Penempatan material harus disesuaikan dengan sifat bahan
sehingga resiko kerusakan bahan bangunan sebelum digunakan dapat dikurangi,
terutama pada bahan bangunan yang peka terhadap kondisi lingkungan seperti
semen dan baja tulangan.
Alat kerja berperan penting dalam menunjang keberhasilan suatu proyek.
Alat kerja membantu melaksanakan pekerjaan-pekerjaan yang sulit untuk
dikerjakan dengan tenaga manusia. Penggunaan alat kerja dapat mempercepat
waktu pelaksanaan, mempermudah pelaksanaan dan meningkatkan efektifitas
suatu pekerjaan. Oleh karena itu, perawatan dan pemeliharaan alat kerja harus
diperhatikan agar kerusakan alat kerja dapat dihindari.
3.5 Bahan-Bahan Konstruksi
Pemilihan bahan konstruksi harus memperhatikan kualitas sehingga akan
didapatkan hasil yang sesuai dengan standar perencanaannya. Selain itu perlu
diperhatikan juga penyimpanan dan penumpukan di gudang agar tidak terjadi
penurunan kualitas material baik disebabkan karena faktor cuaca maupun lamanya
waktu penumpukan di gudang.
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG JURUSAN TEKNIK SIPIL 26
3.5.1 Baja
Baja pada proyek Newton Hybrid Park Apartemen terdiri dari dua jenis,
yaitu baja yang digunakan untuk rangka atap baja dan penulangan beton
bertulang. Baja yang digunakan untuk rangka baja terdiri dari bermacam-macam
profil.
Penyimpanan baja tulangan diletakan di atas bantalan balok kayu yang
terletak di atas tanah untuk menghindari korosi pada tulangan akibat reaksi
dengan air tanah.
Berdasarkan bentuknya, baja tulangan dibagi menjadi dua jenis :
1. Baja tulangan polos
Permukaan baja polos, tidak bersirip. Biasa disingkat dengan BJTP.
2. Baja tulangan sirip (deform)
Permukaan baja memiliki sirip melintang untuk meningkatkan daya lekat
tulangan baja dengan beton. Biasa disingkat dengan BJTD.
Baja tulangan yang digunakan pada proyek ini yaitu :
a. Untuk baja tulangan D < 10 mm digunakan BJTP 24 dengan fy = 240 MPa.
b. Untuk baja tulangan D < 10 mm digunakan BJTD 40 dengan fy = 400 MPa.
c. Baja yang digunakan dalam proyek ini adalah dari.
Gambar 3.5 Besi tulangan
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG JURUSAN TEKNIK SIPIL 27
3.5.2 Semen
Semen digunakan sebagai bahan pengikat dalam pekerjaan konstruksi,
antara lain digunakan untuk pasangan batu kali, lantai kerja dan plesteran. Selain
itu, semen jenis tertentu juga bisa dipakai untuk bahan finishing. Hal–hal yang
perlu diperhatikan dalam penyimpanan persediaan semen :
1) Sebelum diangkut ke lapangan untuk digunakan, semen harus dijaga agar
tidak lembab.
2) Dalam pengangkutan semen harus terlindung dari hujan dan zak (kantong) asli
dari pabriknya dalam keadaan tertutup rapat.
3) Tinggi tumpukan maksimum tidak lebih dari 2 m atau maksimal 10 zak. Hal
ini untuk menghindari rusaknya semen yang berada pada tumpukan yang
paling bawah, akibat beban yang berat dalam waktu yang cukup lama sebelum
digunakan sebagai bahan bangunan.
4) Karena penimbunan semen dalam waktu yang lama juga akan mempengaruhi
mutu semen, maka diperlukan adanya pengaturan penggunaan semen secara
teliti. Sehingga dalam hal ini semen lama harus dipergunakan terlebih dahulu.
5) Zak-zak semen disimpan di gudang yang cukup ventilasinya.
Adapun jenis semen yang digunakan dalam proyek ini antara lain :
a) Semen portland Gresik jenis IP-U yang telah ber-SNI 15-0302-2004,
merupakan semen untuk campuran mortar dan acian plesteran dinding
batu bata.
b) Semen putih ASTM C 150-00 merk Tiga Roda, merupakan semen
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG JURUSAN TEKNIK SIPIL 28
putih dan semen portlandSemenGambar 3.6
.finishingntuku
3.5.3 Beton Ready Mix
Seluruh pekerjaan struktural dalam Proyek Newton Hybrid Park
Apartemen ini menggunakan beton ready mix produksi dari PT. Adhimix Precast
Indonesia sendiri. Adapun keuntungan penggunaan beton ready mix ini adalah:
a) Jaminan keseragaman mutu beton.
b) Efektifitas dan efisiensi kerja dalam pelaksanaan.
Gambar 3.7 Beton ready mix
3.5.4 Plywood
Plywood digunakan sebagai bahan bekisting karena akan menghasilkan
permukaan beton yang halus. Plywood yang digunakan adalah kayu lapis dengan
permukaan yang dilapisi laminated plastic dengan ketebalan 16-22 mm. Supplier
untuk material ini adalah PT. Beton Konstruksi Wijaksana (BKW) yang sekaligus
merangkap sebagai subkontraktor untuk pekerjaan bekisting.
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG JURUSAN TEKNIK SIPIL 29
Gambar 3.8 Plywood
3.5.5 Kawat Bendrat
Kawat bendrat berfungsi sebagai pengikat antar baja tulangan agar dapat
membentuk struktur seperti yang dikehendaki. Kawat bendrat yang digunakan
berdiameter 1 mm dan dalam pemakaiannya digunakan tiga lapis kawat agar lebih
kuat dalam mengikat baja tulangan. Agar baja tulangan saling terikat dengan kuat
maka kawat yang digunakan harus mempunyai kualitas yang baik dan tidak
mudah putus.
Gambar 3.9 Kawat bendrat
3.5.6 Air Kerja
Air kerja yang digunakan dalam proyek harus sesuai dengan SNI 03-
28472002 tentang Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung.
Persyaratan mengenai air kerja tercantum di halaman 15, yaitu:
1) Air yang digunakan pada campuran beton harus bersih dan bebas dari
bahanbahan merusak yang mengandung oli, asam, alkali, garam, bahan
organik, atau bahan-bahan lainnya yang merugikan terhadap beton atau
tulangan;
2) Air pencampur yang digunakan pada beton prategang atau pada beton yang
di dalamnya tertanam logam aluminium, termasuk air bebas yang terkandung
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG JURUSAN TEKNIK SIPIL 30
dalam agregat, tidak boleh mengandung ion klorida dalam jumlah yang
membahayakan;
3) Air yang tidak dapat diminum tidak boleh digunakan pada beton, kecuali
ketentuan berikut terpenuhi:
a) Pemilihan proporsi campuran beton harus didasarkan pada campuran
beton yang menggunakan air dari sumber yang sama,
b) Hasil pengujian pada umur 7 dan 28 hari pada kubus uji mortar yang
dibuat dari adukan dengan air yang tidak dapat diminum harus mempunyai
kekuatan sekurang-kurangnya sama dengan 90% dari kekuatan benda uji
yang dibuat dengan adukan air yang dapat diminum. Perbandingan uji
kekuatan tersebut harus dilakukan pada adukan serupa, terkecuali pada air
pencampur, yang dibuat dan diuji sesuai dengan “Metode uji tekan untuk
mortar semen hidrolis (Menggunakan spesimen kubus dengan ukuran sisi
50 mm)”.
3.5.7 Calbond
Calbond merupakan bahan pengikat beton lama dengan beton baru.
Calbond merupakan cairan perekat antara beton yang telah dicor (yang telah
mengeras) dengan adukan beton yang akan dicor kemudian. Cairan perekat yang
berwarna putih ini disebut juga dengan lem beton seperti terlihat pada gambar di
bawah. Calbond di proyek ini banyak digunakan pada sambungan pengecoran
beton.
Gambar 3.10 Cairan calbond
3.5.8 Bahan Additive (Tambahan)
Bahan tambahan yang digunakan pada campuran beton untuk proyek
pembangunan Armada Town Square berupa accelerating admixture. Bahan ini
berfungsi untuk memendekkan setting-time beton. Ketika dituangkan admixture
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG JURUSAN TEKNIK SIPIL 31
ini bersuhu udara dingin karena adanya bahan kimia yang terkandung yaitu
Calcium Cloride (Kalsium Klorida).
Penggunaan bahan di atas membuat campuran beton cepat mengeras,
meningkatkan dalam mengeringkan penyusutan (drying shrinkage), dan
menghindari korosi pada tulangan (reinforcement). Jumlah pemakaian yang
berlebihan, kalsium klorida bisa untuk menurunkan titik beku beton, yang dapat
mengakibatkan beton menjadi rusak atau hancur. Oleh karena itu, harus ada
perawatan (treatment) khusus berupa pengawasan dalam volume penggunaan
admixture baik dalam hal penyimpanan ataupun ketika sedang dilakukan
pencampuran dengan beton. Volume penggunaan yaitu lebih dari 5% dari berat
semen (Cement Weight). Penggunaan bahan tersebut dari segi bisnis dan
ekonomis dikarenakan dalam pembangunan proyek ini bersifat komersial dan
dituntut untuk cepat selesai. Selain itu, dari segi teknis pengadaan bekisting yang
terbatas juga mempengaruhi. Dengan adanya admixture tersebut, maka bekisting
terutama bekisting samping cukup terpasang selama ±12 jam setelah pengecoran
untuk bisa dilepas dan digunakan kembali.
3.6 Alat-alat Konstruksi
3.6.1 Tower Crane (TC)
Tower crane diperlukan terutama sebagai pengangkut bahan dan peralatan
untuk pekerjaan struktur, seperti besi beton, bekisting, beton cor dan material
lainnya. Penempatan tower crane harus direncanakan bisa menjangkau seluruh
areal proyek konstruksi bangunan yang akan dikerjakan dengan manuver yang
aman tanpa terhalang.
Penggunaan tower crane tersebut juga harus memperhitungkan beban
maksimal yang mampu diangkatnya. Operator tower crane harus siap untuk
mengakomodasi perintah pengangkutan didaerah jangkauannya. Dalam proyek ini
tower crane menggunakan satu buah. Akan tetapi, pada dua hari terakhir sebelum
penulis meninggalkan proyek, ada rencana penambahan satu tower crane lagi. Hal
itu dilakukan untuk mempercepat pelaksanaan karena telah terjadi keterlambatan
pelaksanaan proyek di lapangan.
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG JURUSAN TEKNIK SIPIL 32
Gambar 3.11 Tower crane
3.6.2 Back hoe
Back hoe adalah alat yang digunakan dalam pekerjaan galian tanah.
Keuntungan dari penggunaan back hoe adalah dapat melakukan pekerjaan
penggalian dengan lebih cepat dan lebih efisien. Selain itu back hoe juga dapat
digunakan sebagai alat pemuat yang jauh lebih efisien dibandingkan jika
menggunakan tenaga manusia. Dalam proyek ini keberadaan back hoe sangat
diperlukan mengingat banyaknya volume galian yang harus dikerjakan terutama
pada pekerjaan galian ground water tank, sewage treatment plant, pile cap, dan
lain-lain.. Adapun spesifikasi alat adalah sebagai berikut :
Merk : Hyunday
Buatan : Korea
Kapasaitas bucket : 0.3 m3
Jumlah : 1 buah
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG JURUSAN TEKNIK SIPIL 33
Gambar 3.12 Back hoe
3.6.3 Dump truck
Dump truk merupakan alat yang digunakan untuk mengangkut material
galian tanah dan material konstruksi lainnya seperti beton hasil pemotongan
kepala tiang pancang (pile) dari lokasi proyek menuju tempat pembuangan
(dispostal area). Ada pun spesifikasi dump truk yang digunakan dalam proyek ini
adalah:
Merk : Mitsubushi Fuso
Kapasitas Bucket : 5 m3
Gambar 4.14 Dump truck
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG JURUSAN TEKNIK SIPIL 34
3.6.4 Mobile Concrete Pump
Mobile Concrete Pump merupakan alat untuk memompa beton ready mix
dari mixer truck ke lokasi pengecoran. Penggunaan concrete pump ini untuk
meningkatkan kecepatan dan efisiensi pengecoran. Alat ini sangat berguna untuk
lokasi yang sulit dijangkau seperti bangunan gedung bertingkat yang luas
sehingga dapat dengan mudah dijangkau. Alat ini terdiri atas beberapa bagian,
yaitu alat utama berupa mesin pompa yang dilengkapi dengan tenaga penggerak
berupa mesin diesel, pipa-pipa besi berdiameter 15 cm serta beberapa alat
tambahan berupa klem penyambung pipa-pipa tersebut. Adapun spesifikasi
mobile concrete pump dalam proyek ini dalah sebagai berikut:
Merk dan type : Isuzu IPG 115B.8E26/4
Buatan : Jepang
Kapasitas : 10-90 m3/jam, (diameter selinder 95 mm)
Gambar 3.13 Concrete Pum
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG JURUSAN TEKNIK SIPIL 35
3.6.5 Mixer Truck
Mixer truck merupakan truk khusus yang dilengkapi dengan concrete
mixer dengan kapasitas bervariasi, yaitu kapasitas 5; 5,5; 6; dan 6 m3. Truk ini
mengangkut beton siap pakai (ready mix) dari tempat pencampuran beton
(batching plan) sampai ke lokasi pengecoran. Selama pengangkutan, truk ini terus
berputar searah jarum jam dengan kecepatan 8-12 putaran per menit agar adukan
beton tersebut terus homogen dan tidak mengeras.
Dalam pengangkutan perlu diperhatikan interval waktu, karena bila terlalu
lama beton akan mengeras dalam mixer, sehingga akan menimbulkan kesulitan
dan menghambat kelancaran pelaksanaan pengecoran. Spesifikasi Mixer truck
yang digunakan pada proyek ini adalah sebagai berikut:
Merk : Hino
Buatan : Jepang
Kapasitas : 6,5 m3
Gambar 3.14. Concrete Pump dan Mixer Truck saat loading concrete
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG JURUSAN TEKNIK SIPIL 36
3.6.6 Pemotong Tulangan (Bar Cutter)
Baja tulangan dipesan dengan ukuran-ukuran panjang standar (12 m). Untuk keperluan tulangan yang pendek, maka perlu dilakukan pemotongan terhadap tulangan yang ada. Untuk itu diperlukan suatu alat pemotong tulangan, yaitu pemotong tulangan (bar cutter) yang dioperasikan dengan menggunakan tenaga listrik. Jumlah tulangan yang mampu dipotong dalam sekali tahap umumnya bervariasi antara 5 sampai 10 tulangan, tergantung dari besarnya diameter tulangan yang akan dipotong. Proyek ini menggunakan Barcutter listrik dengan sepesifikasi sebagai berikut:
Merk dan Type : Meiho dan Toyo, MTK-42
Buatan : Jepang
Jumlah : 3 unit
Kapasitas potong : 5-10 tulangan, tergantung diameter tulangan yang
dipotong.
Gambar 3.15. Bar cutter
3.6.7 Pembengkok Tulangan (Bar Bender)
Merupakan alat yang digunakan untuk membengkokkan tulangan seperti
pembengkokan tulangan sengkang, pembengkokan untuk sambungan tulangan
kolom, juga pembengkokan tulangan balok dan plat. Sudut yang dapat dibentuk
oleh pembengkok tulangan dapat diatur besarnya, yaitu 450, 900,1350 dan1800.
Kapasitas alat antara 5 sampai 8 tulangan tergantung dari besarnya diameter
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG JURUSAN TEKNIK SIPIL 37
tulangan yang akan ditekuk oleh bar bender. Adapun spepesifikasi bar bender
yang digunakan dalam proyek ini adalah sebagai berikut:
Merk dan Type : Toyo
Buatan : Jepang
Jumlah : 3 unit
Kapasitas : 4-5 tulangan. Tergantung diameter tulangan yang
dibengkokkan.
Gambar 3.16. Bar bender
3.6.8 Teodolith
Teodolith merupakan alat bantu dalam proyek untuk menentukan as
bangunan dan titik-titik as kolom pada tiap-tiap lantai, agar bangunan yang dibuat
tidak miring. Teodolith juga digunakan sebagai alat untuk menjaga
kevertikalitasan bangunan gedung tinggi.
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG JURUSAN TEKNIK SIPIL 38
Gambar 3.17. Teodolith
Merk dan Type : Theodolite Topcon TL-6G
Buatan : Jepang
Jumlah : 2 unit
3.6.9 Waterpass
Fungsi utama dari alat ini adalah untuk menentukan ketinggian elevasi
rencana pada suatu bangunan . Alat ini biasanya digunakan untuk mengetahui
elevasi lantai ketika lantai akan dicor, sehingga apabila terjadi perbedaan antara
elevasi rencana dengan elevasi dilapangan dapat dikoreksi dan dilakukan
perbaikan dengan segera. Alat ini dipergunakan juga untuk menentukan elevasi
tanah dan elevasi tanah galian timbunan.
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG JURUSAN TEKNIK SIPIL 39
Gambar 3.18. Proses levelling
Merk dan Type : Topcon Automatic Level Topcon ATG-6
Buatan : Jepang
Jumlah : 2 unit
3.6.10 Concrete Vibrator
Adanya rongga udara dalam suatu adukan beton, secara tidak langsung
akan mengurangi mutu dan kekuatan beton tersebut. Untuk menghindari hal ini,
maka dalam suatu pengecoran harus diusahakan adanya rongga udara yang
seminimal mungkin.
Vibrator merupakan suatu alat penggetar mekanik yang digunakan untuk
menggetarkan adukan beton yang belum mengeras, dengan harapan dapat
menghilangkan rongga-rongga udara yang ada sehingga dapat dihasilkan beton
yang padat dan bermutu tinggi. Cara operasionalnya adalah dengan memasukkan
selang penggetar ke dalam adukan beton yang telah dituang ke dalam bekisting,
sehingga beton cair dapat memadat dan meminimalkan terjadinya rongga pada
beton yang dapat mengurangi kekuatan.
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG JURUSAN TEKNIK SIPIL 40
Gambar 3.19. Concrete vibrator
3.6.11 Scaffolding
Scaffolding berfungsi sebagai perancah dalam pembuatan bekisting balok dan
plat dan sebagai perancah dalam pengecoran kolom. Scaffolding terdiri dari
beberapa bagian antara lain :
• jack base, bagian yang terdapat di bagian paling bawah, dilengkapi
dengan ulir untuk mengatur ketinggian.
• main frame, portal besi yang dirangkai di atas jack base.
• cross brace, penghubung dua main frame dipasang arah melintang.
• ladder, tambahan di atas main frame jika ketinggian mengalami
kekurangan.
joint pin, penghubung main frame dan ladder.
U-head jack, bagian atas main frame dan ladder yang berfungsi untuk
penyangga kayu kaso pada bagian bekisting.
Gambar 3.20 Sketsa scaffolding
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG JURUSAN TEKNIK SIPIL 41
Cara operasionalnnya adalah dengan menggabungkan tiap bagian di atas,
sehingga menjadi suatu konstruksi penyangga sementara.
Gambar 3.21 Scaffolding
3.6.12 Alat Cetak Benda Uji Beton (Silinder)
Alat cetak benda uji beton berfungsi sebagai cetakan dalam pembuatan
benda uji beton. Setiap proses produksi beton, diambil sample untuk benda uji
beton. Setelah itu tiap masing-masing benda uji diberi nama sesuai dengan lokasi
pengecoran dan tipe beton / mutu betonnya. Uji beton dilakukan di laboratorium
PT. Abadi Prima Inti Karya yaitu kontrakor yang juga adalah divisi dari PT.
Adhimix Precast Indonesia di area batching plant.
Alat cetak benda uji beton ini mempunyai diameter 15 cm dengan tinggi
30 cm. Tiap alat cetak mempunyai volume kurang lebih 0,0053 m3.
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG JURUSAN TEKNIK SIPIL 42
Gambar 3.22 Alat cetak benda uji dan beton yang diuji
3.6.13 Bucket
Kegunaan bucket adalah tempat adonan semen yang berasal dari concrete
mixer. Bucket yang mempunyai kapasitas 0,8 m3 ini diisi adonan semen kemudian
dengan bantuan dari tower crane, bucket diangkat ke atas menuju ke tempat yang
akan dicor. Apabila akan mengecor kolom maka pada ujung bucket dipasang
selang untuk mempermudah pelaksanaan dan mengatur tinggi jatuh pengecoran.
Berat bucket adalah 300 kg.
Pada pelaksanaan pengecoran di lokasi yang sulit bucket dilengkapi
dengan pipa tremie sehingga beton yang keluar dari bucket tidak langsung jatuh
dan dapat diarahkan sehingga pelaksanaan pengecoran dapat menjangkau
lokasilokasi yang sulit.
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG JURUSAN TEKNIK SIPIL 43
Gambar 3.23 Bucket
3.6.14 Air Compressor
Air compressor adalah alat penghasil udara bertekanan tinggi yang
digunakan untuk membersihkan kotoran-kotoran yang dapat mengurangi mutu
dan daya lekatan tulangan pada beton seperti: debu-debu, potongan-potongan
kawat bendrat, dan serbuk-serbuk kayu. Kegiatan pembersihan ini dilakukan
sesaat sebelum dilakukan pengecoran pada bagian bangunan tertentu.
Gambar 3.24 Air compressor
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG JURUSAN TEKNIK SIPIL 44
3.6.15 Alat-alat Pengelasan
Alat-alat pengelasan dalam proyek ini berguna untuk pengerjaan rangka
atap baja, proses pengerjaan bekisting untuk ground water tank, dan pemotongan
berbagai tulangan baja.
3.6.16 Cutter Beton
Sesuai dengan namanya, cutter beton berfungsi untuk memotong beton.
Dalam proyek Armada Town Square alat ini berfungsi memotong plat lantai
lower ground yang disebabkan perubahan desain oleh owner.
Gambar 3.25 Cutter beton
3.6.17 Pompa Air
Pompa air dalam pelaksanaan proyek Armada Town Square berfungsi
memindahkan air yang menggenang di area yang akan dilakukan pekerjaan
konstruksi. Pada beberapa kasus seperti air hujan yang menggenang di galian
untuk pile cap dan ground water tank.
3.6.18 Bulldozer
Buldozer yang digunakan dalam proyek Armada Town Square berfungsi
untuk meratakan atau menghamparkan tanah, pasir, atau pun bantak sehingga bisa
optimal dalam pekerjaan selanjutnya seperti lantai kerja untuk plat. Berikut
mengenai spesifikasinya.
• Merk : Caterpillar D3C LGP
• Lebar blade : 3,1 m
• Tinggi blade : 0,73 m
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG JURUSAN TEKNIK SIPIL 45
Gambar 3.26 Bulldozer
3.6.19 Mobile Crane
Mobile crane yang digunakan dalam proyek ini berjumlah 1 buah. Dalam
pelaksanaannya, hampir setiap hari alat ini selalu dipakai. Hal ini disebabkan oleh
luasnya area proyek dan juga jangkauan dari tower crane yang tidak mampu
menjangkau secara keseluruhan. Mobile crane berfungsi dalam pengecoran
dengan bucket, pemasangan Half Slab bergelombang, pemasangan rangka atap
baja, serta membantu dalam pekerjaan bekisting kolom lantai lower ground.
Gambar 3.27 Mobile crane
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG JURUSAN TEKNIK SIPIL 46
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG JURUSAN TEKNIK SIPIL 47