Al-Munir Edisi 55 Edited Ke-2

2
ﻠﻠ ﻠﻠ ﻠﻠ ﻠﻠﻠPENASIHAT : Ust. A. Tajuddin SM. EDITOR : Ust. Muh. Yusran Anshar, Lc. Ust. Rahmat Abd. Rahman, Lc. MA. REDAKSI : Abu Mujahid LAY OUT : Iwan Sugiyarto SIRKULASI : Faidullah, Amiruddin, Herman Muh. Resky, Khaedar, Ilham PERCETAKAN : Sulasno, Buletin “Al Munir” diterbitkan oleh Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Wahdah Islamiyah Gowa. Redaksi menerima naskah yang sesuai dengan misi dakwah Al Munir. Bagi yang ingin berlangganan dapat menghubungi kami an. Iwan Sugiyarto HP.085756707996, atau melalui surat ke alamat : Jl. Nuri No.20 Sungguminasa. Bagi yang ingin memberikan bantuan untuk kelangsungan buletin ini Beberapa waktu yang lalu, dalam sebuah acara "kuliner" di salah satu media massa, ditampilkan menu masakan yang tidak biasa. Apa itu? Katak. Ya, seekor hewan yang kita kenal sebagai hewan amphibi itu, dimasak, digoreng, ditumis layaknya daging sapi, kambing atau ayam. Bagi sebagian masyarakat suku Jawa, menu masakan ini merupakan menu favorit karena rasanya yang lezat kata mereka . Bahkan sebagian mereka mempercayai bahwa daging katak dapat menyembuhkan penyakit tertentu. Tetapi, sebagai seorang muslim yang senantiasa berhati - hati terhadap makanan yang akan masuk ke dalam perutnya, tentu harus tahu dan memastikan kehalalan makanan tersebut untuk dikonsumsi. Bukankah mengkonsumsi makanan yang haram baik secara dzatiyah maupun sumber makanan itu sendiri, merupakan salah satu penyebab tidak dikabulkannya doa - doa kita kepada Allah SWT? Maka pada edisi kali ini, kami menuliskan materi tentang beberapa jenis hewan / binatang yang haram dikonsumsi menurut syariat. yang suka menggigit, dan burung hudaya (sejenis rajawali).” (HR. Muslim). b. Dari Sa’ad bin Abi Waqqash dia berkata: Sesungguhnya Nabi memerintahkan untuk membunuh cicak, dan beliau menyebutnya sebagai fuwaisiq (fasik kecil).” (HR. Muslim no. 2238) Dalam riwayat lainnya Nabi bersabda, artinya :“Barangsiapa yang membunuh cicak pada pukulan pertama maka dituliskan untuknya seratus kebaikan, jika dia membunuhnya pada pukulan kedua maka dia mendapatkan pahala kurang dari itu, dan pada pukulan ketiga maka dia mendapatkan pahala kurang dari itu.” (HR. Muslim no. 2240). c. Diriwayatkan dari Abdullah bin Mas’ud , dia berkata “Kami tengah bersama Nabi di sebuah gua, dan saat itu turun pada beliau ayat ‘Demi Malaikat-malaikat yang diutus untuk membawa kebaikan‘ (QS Al-Mursalaat:1). Ketika kami mengambil air dari mulut goa, tiba-tiba muncul seekor ular dihadapan kami. Beliaupun bersabda, Bunuhlah ular itu‘ Kami pun berebut membunuhnya, dan aku berhasil mendahului. Rasulullah bersabda, Semoga Allah melindungi dari kejahatan kalian sebagaiman Dia melindungi kalian dari kejahatannya.” (HR Bukhari dan Muslim). Binatang-binatang ini diperintahkan untuk dibunuh karena termasuk bainatang yang menjijikkan dan tidak diterima oleh tabiat yang sehat. Sedangkan hewan yang dilarang dibunuh menurut syariat, yakni : a. Semut b. Lebah c. Burung Hud-Hud d. Burung Shurad e. Katak Hewan-hewan dilarang dibunuh berdasarkan hadits-hadits berikut : a. Diriwayatkan dari Ibnu Abbas radhiallahu anhuma, dia berkata, “Rasulullah melarang kami membunuh 4 macam binatang: Semut, lebah, burung hudhud dan burung shurad.” (HR. An- Nasa’i dan Ahmad). b. Diriwayatkan dari Abdurrahman bin Utsman , dia berkata, “Seorang tabib menyebut resep obat di hadapan Nabi dan menyebut katak sebagai salah satu resepnya. Rasulullah SAW pun melarang membunuh katak.” Dari haramnya memakan binatang yang dilarang untuk dibunuh dapat disimpulkan mengenai larangan menyembelihnya, sehingga hewan- EDISI 55 TAHUN II/ SHAFAR 1431 H / JANUARI 2010 M HEWAN YANG HARAM DIMAKAN Semoga Allah SWT senantiasa menambahkan ilmu yang bermanfaat bagi kita sekalian. Amin. 1. DAGING HEWAN DALAM QS. AL- MAIDAH : 3 DAN AL BAQARAH : 173 Artinya : “Diharamkan atasmu bangkai, darah, daging babi, binatang yang disembelih tidak dengan nama Allah, yang mati dicekik, mati dipukul, mati jatuh, mati berlaga, binatang yang telah dimakan binatang buas, kecuali yang dapat kamu sembelih,dan dilarang memakan binatang yang disembelih atas nama berhala. (Qs. Al-Maidah : 3). Artinya : “Sesungguhnya diharamkan atasmu memakan bangkai, darah, daging babi, binatang yang disembelih bukan dengan nama Allah. Maka barang siapa yang terpaksa memakannya sedang ia tidak menginginkan dan tidak pula melampaui batas, tidaklah ada dosa atasnya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun dan Maha Penyayang “ (Qs. Al- Baqarah : 173). 2. DAGING KELEDAI JINAK. SMS TAUSIYAH AL-MUNIR Dapatkan sms tausiyah tiap harinya. GRATIS…!!! Ketik : REG<spasi>NAMA Kirim ke : 085756707996

description

Sebuah buletin mingguan

Transcript of Al-Munir Edisi 55 Edited Ke-2

المنير

المنير

PENASIHAT : Ust. A. Tajuddin SM.EDITOR : Ust. Muh. Yusran Anshar, Lc.

Ust. Rahmat Abd. Rahman, Lc. MA.REDAKSI : Abu MujahidLAY OUT : Iwan Sugiyarto SIRKULASI : Faidullah, Amiruddin, Herman

Muh. Resky, Khaedar, IlhamPERCETAKAN : Sulasno,

Jl. Ablam No. 19 Makassar

Buletin “Al Munir” diterbitkan oleh Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Wahdah Islamiyah Gowa. Redaksi menerima naskah yang sesuai dengan misi dakwah Al Munir. Bagi yang ingin berlangganan dapat menghubungi kami an. Iwan Sugiyarto HP.085756707996, atau melalui surat ke alamat : Jl. Nuri No.20 Sungguminasa. Bagi yang ingin memberikan bantuan untuk kelangsungan buletin ini dapat mengirimkan wesel pos ke alamat Redaksi atau transfer ke no. rek. 903.43161.99. Bank Muamalat Cab. Makassar, an. Azwar.

14

Beberapa waktu yang lalu, dalam sebuah acara "kuliner" di salah satu media massa, ditampilkan menu masakan yang tidak biasa. Apa itu? Katak. Ya, seekor hewan yang kita kenal sebagai hewan amphibi itu, dimasak, digoreng, ditumis layaknya daging sapi, kambing atau ayam. Bagi sebagian masyarakat suku Jawa, menu masakan ini merupakan menu favorit karena rasanya yang lezat kata mereka . Bahkan sebagian mereka mempercayai bahwa daging katak dapat menyembuhkan penyakit tertentu.

Tetapi, sebagai seorang muslim yang senantiasa berhati - hati terhadap makanan yang akan masuk ke dalam perutnya, tentu harus tahu dan memastikan kehalalan makanan tersebut untuk dikonsumsi. Bukankah mengkonsumsi makanan yang haram baik secara dzatiyah maupun sumber makanan itu sendiri, merupakan salah satu penyebab tidak dikabulkannya doa - doa kita kepada Allah SWT?

Maka pada edisi kali ini, kami menuliskan materi tentang beberapa jenis hewan / binatang yang haram dikonsumsi menurut syariat.

Semoga Allah SWT senantiasa menambahkan ilmu yang bermanfaat bagi kita sekalian. Amin.

Banyak di antara ulama yang menyebutkan sebuah kaidah yang berbunyi :

Semua hewan yang boleh dibunuh maka dia haram untuk dimakan, karena perintah untuk membunuhnya menunjukkan kalau dia adalah haram. Kemudian, yang nampak dan yang langsung dipahami bahwa semua hewan yang Rasulullah izinkan untuk membunuhnya tanpa melalui jalur penyembelihan yang syar’iyah adalah hewan yang haram untuk dibunuh. Karena seandainya dia bisa dimanfaatkan dengan dimakan maka beliau pasti tidak akan mengizinkan untuk membunuhnya, sebagaimana yang jelas terlihat. Lihat Bidayah Al-Mujtahid (1/344) dan Tafsir Asy-Syinqithi (1/273).

5. JALLALAHJallalah adalah hewan pemakan barang-barang najis atau sebagian besar makanannya adalah barang-barang najis .seperti Unta, sapi, kambing dll jika diberi makan barang-barang najis.

Dari definisi ini jelaslah bahwa seluruh binatang yang diberi makanan kotoran masuk dalam kategori Jallalah baik itu sapi, kambing, unta atau jenis unggas seperti burung, ikan lele, ayam, bebek, atau yang lainnya yang banyak dijumpai di negeri kita ini.

Para ulama berselisih tentang hukum mengkonsumsi hewan jallalah. Namun yang rajih (kuat) -insya Allah- adalah pengharaman memakan daging dan susu hewan jallalah. Berdasarkan hadits Ibnu Umar عنهما الله , رضيbeliau berkata :“Rasulullah SAW telah melarang memakan daging hewan jallalah dan susunya.” (HR Abu Daud, Ibnu Majah dan Al Tirmidzi dan dinilai hasan olehnya).

Para ulama menyatakan bahwa Hewan jallalah ini dapat berubah kembali kepada asalnya dan boleh dimakan kembali daging dan susunya setelah dikurung (karantina) dan diberi makan makanan yang halal dan baik. Namun mereka bersilang pendapat tentang ukuran waktu mengurungnya tersebut, ada yang menyatakan tiga hari dan ada yang lebih.

Namun yang rajih insya Allah adalah tidak ada ukuran pasti tentang hal itu, sehingga kapan diperkirakan dengan perhitungan yang benar hilangnya pengaruh najis kotoran tersebut dari daging dan susu hewan tersebut. Sebab tidak ada satu pun dalil pasti tentang hal ini dan yang terpenting adalah hilangnya pengaruh kotoran yang dikonsumsi tersebut dari daging atau susu hewan tersebut. Sebagaimana dirojihkan Syeikh DR. Sholeh Al Fauzan dalam kitab Al Ath’imah dan ini merupakan salah satu pendapat mazhab As Syafi’iyah.Wallahu A’lam.

EDISI 55 TAHUN II/ SHAFAR 1431 H / JANUARI 2010 M

HEWAN YANG HARAM DIMAKAN

Edisi ini dapat disimak di : www.wahdah-gowa.org

1. DAGING HEWAN DALAM QS. AL-MAIDAH : 3 DAN AL BAQARAH : 173Artinya : “Diharamkan atasmu bangkai, darah, daging babi, binatang yang disembelih tidak dengan nama Allah, yang mati dicekik, mati dipukul, mati jatuh, mati berlaga, binatang yang telah dimakan binatang buas, kecuali yang dapat kamu sembelih,dan dilarang memakan binatang yang disembelih atas nama berhala. (Qs. Al-Maidah : 3).

Artinya : “Sesungguhnya diharamkan atasmu memakan bangkai, darah, daging babi, binatang yang disembelih bukan dengan nama Allah. Maka barang siapa yang terpaksa memakannya sedang ia tidak menginginkan dan tidak pula melampaui batas, tidaklah ada dosa atasnya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun dan Maha Penyayang “ (Qs. Al-Baqarah : 173).

2. DAGING KELEDAI JINAK.Jumhur Ulama berpendapat tentang haramnya memakan daging keledai jinak berdasarkan sabda Nabi :

Hadits dari Salamah bin Akwa RA , ketika menceritakan tentang daging yang mereka masak saat perang Khaibar. Rasulullah bertanya : “Daging apakah itu? “. Mereka menjawab: Daging keledai piaraan. Maka Rasulullah bersabda : Tumpahkanlah

SMS TAUSIYAH AL-MUNIR

Dapatkan sms tausiyah tiap harinya. GRATIS…!!!

Ketik : REG<spasi>NAMAKirim ke : 085756707996

المنير

المنير

PENASIHAT : Ust. A. Tajuddin SM.EDITOR : Ust. Muh. Yusran Anshar, Lc.

Ust. Rahmat Abd. Rahman, Lc. MA.REDAKSI : Abu MujahidLAY OUT : Iwan Sugiyarto SIRKULASI : Faidullah, Amiruddin, Herman

Muh. Resky, Khaedar, IlhamPERCETAKAN : Sulasno,

Jl. Ablam No. 19 Makassar

Buletin “Al Munir” diterbitkan oleh Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Wahdah Islamiyah Gowa. Redaksi menerima naskah yang sesuai dengan misi dakwah Al Munir. Bagi yang ingin berlangganan dapat menghubungi kami an. Iwan Sugiyarto HP.085756707996, atau melalui surat ke alamat : Jl. Nuri No.20 Sungguminasa. Bagi yang ingin memberikan bantuan untuk kelangsungan buletin ini dapat mengirimkan wesel pos ke alamat Redaksi atau transfer ke no. rek. 903.43161.99. Bank Muamalat Cab. Makassar, an. Azwar.

2 3

masakan itu dan pecahkanlah periuknya! Seorang lelaki bertanya : Wahai Rasulullah, atau cukup kami tumpahkan isinya lalu kami cuci periuknya? Rasulullah menjawab: Atau begitu juga boleh” (HR Muslim 3592).

Hadits Abu Tsa’labah, “Rasulullah mengharamkan daging keledai piaraan” (HR Muslim 3582). Dan larangan dari riwayat yang lain Seperti Ali, Ibnu Umar dan sahabat yang lainnya.

Dalam hadits lainnya, dari Jabir عنهما الله رضيberkata : “Rasulullah SAW mengharamkan -yakni saat perang Khaibar- daging keledai jinak dan daging bighol. (HR. Ahmad dan At-Tirmidzy)

*) Bighol : hewan hasil peranakan antara kuda dan keledai.

Faidah : Daging Keledai Liar Hukumnya HalalKarena daging keledai piaraan (jinak) telah diharamkan maka mafhum mukhafalah-nya (kebalikan) berarti daging keledai liar adalah boleh untuk dimakan. Hal ini sudah menjadi ijma Ulama. Konsumsi daging ini telah diriwayatkan dari Nabi dan para sahabat beliau.

Disebutkan dalam hadits Qatadah, bahwa dia bersama orang-orang yang ihram -sedangkan ia dalam keadaan halal (tidak ihram)- kemudian nampaklah oleh mereka keledai-keledai liar. Abu Qatadah langsung menangkap salah satu dari keledai tersebut dan menyembelihnya, lalu membawanya kepada mereka. Merekapun memakan sebagian daging tersebut dan berkata “(Bolehkah) kita memakan daging buruan padahal kita sedang ihram ?” mereka pun membawa daging yang tersisa ke pada Rasulullah SAW dan Rasulullah bersabda, “Makanlah yang tersisa dari dagingnya.” (HR Bukhari dan Muslim ).

Dalam riwayat lain disebutkan bahwasannya Nabi berkata kepada mereka, “Apakah kalian

membawa sebagian daging keledai tersebut ?” Mereka menjawab, “Kami membawa kakinya (pahanya).” Ibnu Qatadah berkata, Kemudian Rasulullah SAW pun memakannya.

3. SEGALA JENIS BINATANG BUAS YANG BERTARINGSetiap hewan yang memiliki taring untuk membunuh mangsanya baik hewan itu liar (singa, macan, srigala dll) maupun hewan tersebut jinak (kucing, anjing dll) maka menurut jumhur Ulama hal tersebut tidak boleh/diharamkan, berdasarkan dalil-dalil berikut ini :

Hadits Abu Hurairah RA, bahwasannya Nabi bersabda : “Segala jenis binatang buas yang bertaring haram dimakan.” (HR Muslim).

Hadits Ibnu Abbas عنهما الله ,رضي dia berkata, “Rasulullah SAW melarang setiap binatang buas yang bertaring dan setiap burung yang bercakar tajam.” (HR Muslim, Abu Dawud dan An-Nasa’i).

Diriwayatkan dari Ibnu Az-Zubair, dia berkata, Saya pernah bertanya kepada Jabir mengenai harga anjing dan kucing, lalu dia menjawab, “Nabi mengecam (melarang) hal itu.” (HR Shahih Muslim).Diriwayatkan pula oleh Ibnu Abbas عنهما الله ,رضيbahwasannya Nabi SAW bersabda, “Sesungguhnya jika Allah mengharamkan pada suatu kaum untuk memakan sesuatu, maka Dia mengharamkan juga harga (jual-belinya) pada mereka.” (HR Abu Dawud).

Dan hewan jenis ini , termasuk di dalamnya burung jenis predator seperti elang, gagak, rajawali dan sejenisnya yang memangsa/melukai buruannya dengan cakarnya yang tajam. Wallahu A’lam.

Faidah : Kelinci adalah HalalMenurut Jumhur Ulama, daging kelinci adalah halal, berdasarkan hadits Anas dia berkata : “Kami mengejar seekor kelinci. Orang-orang berhasil mengepungnya dan menangkapnya. Kemudian aku mengambilnya dan membawanya

kepada Abu Thalhah. Ia lantas menyembelihnya dan mengirimkan pahanya kepada Rasulullah lalu beliau menerimanya.” (HR Bukhari dan Muslim).

4. KELOMPOK BINATANG YANG DIPERINTAHKAN UNTUK DIBUNUH DAN DILARANG DIBUNUH Hewan yang diperintahkan untuk dibunuh, yakni : a. Tikusb. Kalajengkingc. Burung gagak dan

sejenisnya/burung layang-layangd. Anjing predatore. Tokek/Cicakf. Ular.

Berdasarkan hadits – haduts berikut ini :

a. Diriwayatkan dari Aisyah عنها الله dari رضيNabi bersabda, artinya : “Ada lima binatang yang boleh dibunuh ditanah haram: Tikus, Kalajengking, Burung layang-layang/Sejenis gagak dan anjing predator.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Dalam riwayat lainnya, Nabi bersabda, artinya : ” Ada lima hewan membahayakan yang boleh dibunuh di tempat halal dan haram, yaitu ular, burung gagak yang berwarna belang-belang, tikus, anjing yang suka menggigit, dan burung hudaya (sejenis rajawali).” (HR. Muslim).

b. Dari Sa’ad bin Abi Waqqash dia berkata: “Sesungguhnya Nabi memerintahkan untuk membunuh cicak, dan beliau menyebutnya sebagai fuwaisiq (fasik kecil).” (HR. Muslim no. 2238)

Dalam riwayat lainnya Nabi bersabda, artinya :“Barangsiapa yang membunuh cicak pada pukulan pertama maka dituliskan untuknya seratus kebaikan, jika dia membunuhnya pada pukulan kedua maka dia mendapatkan pahala kurang dari itu, dan pada pukulan ketiga maka dia mendapatkan pahala kurang dari itu.” (HR. Muslim no. 2240).

c. Diriwayatkan dari Abdullah bin Mas’ud , dia berkata “Kami tengah bersama Nabi di sebuah gua, dan saat itu turun pada beliau ayat ‘Demi Malaikat-malaikat yang diutus untuk membawa kebaikan‘ (QS Al-Mursalaat:1). Ketika kami mengambil air dari mulut goa, tiba-tiba muncul seekor ular dihadapan kami. Beliaupun bersabda, ‘Bunuhlah ular itu‘ Kami pun berebut membunuhnya, dan aku berhasil mendahului. Rasulullah bersabda, ‘Semoga Allah melindungi dari kejahatan kalian sebagaiman Dia melindungi kalian dari kejahatannya.” (HR Bukhari dan Muslim).Binatang-binatang ini diperintahkan untuk dibunuh karena termasuk bainatang yang menjijikkan dan tidak diterima oleh tabiat yang sehat.

Sedangkan hewan yang dilarang dibunuh menurut syariat, yakni :a. Semutb. Lebahc. Burung Hud-Hudd. Burung Shurade. Katak

Hewan-hewan dilarang dibunuh berdasarkan hadits-hadits berikut :

a. Diriwayatkan dari Ibnu Abbas radhiallahu anhuma, dia berkata, “Rasulullah melarang kami membunuh 4 macam binatang: Semut, lebah, burung hudhud dan burung shurad.” (HR. An-Nasa’i dan Ahmad).

b. Diriwayatkan dari Abdurrahman bin Utsman , dia berkata, “Seorang tabib menyebut resep obat di hadapan Nabi dan menyebut katak sebagai salah satu resepnya. Rasulullah SAW pun melarang membunuh katak.”Dari haramnya memakan binatang yang dilarang untuk dibunuh dapat disimpulkan mengenai larangan menyembelihnya, sehingga hewan-hewan ini tidak halal disembelih. Sebab seandainya ia halal dimakan, tentu tidak dilarang untuk dibunuh.

Jangan dibaca ketika adzan berkumandang / khatib sedang berkhutbah Simpanlah di tempat yang semestinya, mengingat ayat – ayat dan hadits yang terdapat di dalamnya