Al munasabah

7
Al-Munasabah Secara etimologi, kata "munâsabah" sering dipakai dalam tiga pengertian. 1. musyâkalah atau muqârabah (dekat)". 2. al-nasîb (kerabat atau sanak keluarga). 3. al-munâsabah fil-'illah fî bâbil-qiyâs", berarti sifat-sifat yang menyerupai bagi suatu hukum. Secara terminologi adalah Koherensi ayat-ayat Alquran antara suatu bagian dengan lainnya, sehingga bagaikan satu kalimat yang maknanya harmonis dan strukturnya yang rapi. Perbedaan al-Munasabah dengan asbab al-nuzul. Al- Munasabah mengkaji hubungan teks dalam bentuknya yang akhir dan final, Asbab al-Nuzul mengkaji hubungan bagian- bagian teks dengan kondisi eksternal

Transcript of Al munasabah

Page 1: Al munasabah

Al-Munasabah

• Secara etimologi, kata "munâsabah" sering dipakai dalam tiga pengertian. 1. musyâkalah atau muqârabah (dekat)". 2.

al-nasîb (kerabat atau sanak keluarga). 3. al-munâsabah fil-'illah fî bâbil-qiyâs", berarti sifat-sifat yang menyerupai bagi

suatu hukum.• Secara terminologi adalah Koherensi ayat-ayat Alquran antara

suatu bagian dengan lainnya, sehingga bagaikan satu kalimat yang maknanya harmonis dan strukturnya yang rapi.

• Perbedaan al-Munasabah dengan asbab al-nuzul. Al-Munasabah mengkaji hubungan teks dalam bentuknya yang

akhir dan final, Asbab al-Nuzul mengkaji hubungan bagian-bagian teks dengan kondisi eksternal

Page 2: Al munasabah

Sejarah ilmu al-MunasabahDalam sejarahnya ilmu ini diperke-nalkan oleh Imam Abu Bakr an-Nîsâbûry

(w. 324 H),[3] tetapi sampai pada abad 6 H., tak seorangpun ulama tafsir yang membahas ilmu ini secara khusus. Ulama yang pertama kali

membahasnya secara tersendiri adalah Ahmad bin Ibrâhim bin Zubair as-Saqâfy (628-708 H.) dalam bukunya Al-Burhân fî Tanâsubi Suwaril-Qur’ân.

Kemudian seorang ulama tafsir abad ke 8 H., Burhânuddîn Muhammad bin Abdillâh az-Zarkasyiy (745-794 H.), juga mencoba menerapkan pola ini dalam

bukunya al Burhân fî 'Ulûmil-Qur’ân. Karena buku ini bukanlah kitab tafsir, az-Zarkasyiy hanya membahasnya dalam satu bab. Perbedaan antara as-Saqâfiy

dengan az-Zarkasyiy adalah, bahwa as-Saqâfiy memaparkan keserasian hubungan antar surat, sedangkan az-Zarkasyiy lebih menekankan kepada

antar ayat. Selanjutnya pada abad ke 9 H. al-Biqâ'i (w. 885 H.). memadukan dua unsur yang pernah dibahas ulama sebe-lumnya secara lebih fokus dan

detail (hubungan antara ayat dan surah) dalam kitab Nazmud-Durar fî Tanâsubil-Âyât was-Suwar, meskipun ia tidak terlepas dari mainstreem dua

ulama sebelumnya.

Page 3: Al munasabah

Macam-Macam al-Munasabah

Menurut Quraish Shihab, paling tidak, ada enam tempat Al-munâsabah yang bisa ditemukan dalam Alquran, yakni pada:

1.Hubungan kata demi kata dalam satu ayat;

2. Hubungan antara kandungan ayat dengan fashilah (penutup ayat);

3. Hubungan ayat dengan ayat berikutnya;

4. Hubungan mukaddimah satu surat dengan akhir surat ;

5. Hubungan penutup satu surat dengan mukaddimah surat berikutnya; dan

6. Hubungan kandungan surat dengan surat berikutnya.

Page 4: Al munasabah

Pendapat para ulama• Izzuddin Abdissalam: orang yang mengait-ngaitkan

itu memaksakan sesuatu yang di luar kemampuannya Al-Quran turun lebih dari 20 th

mengenai berbagai hal dengan sebab yang berbeda. Fenomena sperti ini tidak mungkin satu sama lain

saling terkait.• Nashir Hamid: Teks al-Quran meskipun bagian-

bagiannya merupakan ekspresi-ekspresi dari realitas-realitas yang terpisah-pisah, adalah teks bahasa yang

memiliki kemampuan menumbuhkan dan menciptakan hubungan-hubungan khusus antar

bagian

Page 5: Al munasabah

Munasabah Antarsurat• Surat al-Fatihah merupakan pengantar dasar bagi teks

memuat 3 bagian pokok isi kandungan al-Quran, yaitu: tauhid, peringatan, dan hukum-hukum. Dengan ketiga pokok

inilah hubungan antara al-Fatihah dengan seluruh al-Quran bisa diungkapkan. Hubungan ini dinamai hubungan umum

yaitu hubungan berkaitan dengan isi kandungan. Adapun yang dinamai hubungan khusus adalah hubungan yang

bersifat stilistika kebahasaan.• Urutan surat dalam mushhaf didasarkan pada mendahulukan

yang universal, al-Baqarah menjelaskan hukum-hukum, Ali Imran respon kafirun dan musyrikun yg meragukan hukum , an-Nisa dan al-Maidah sebagai rincian hukum, al-An’am dan al-A’raf menjelaskan tujuan dan sasaran dari rincian hukum-

hukum tsb.

Page 6: Al munasabah

Pola Hubungan Antarsurat• Pengulangan kosa kata di akhir surat dan kosa kata di awal

surat berikutnya

)120ل ملك السموت والضرض وما فيها وهو على كل شيء قدير (المائدة:

الحمد ل الذي خلق السموت والضرض وجعل الظلمت والنوضر ثم الذين كفروا بربهم )1يعدلون (العنعام:

• Hubungan kebahasaan secara semantik• Hubungan didasarkan pada ritme fashilah

)5في جيدها حبل من مسد (اللهب : )1قل هو ا أحد (اللخل ص :

• Hubungan kontras

mis 4 karakter munafik pada al-Ma’un (kikir, enggan shalat, riya, dan menolak zakatdikontraskan dengan 4 karakter pada al-

Kautsar

Page 7: Al munasabah

Munasabah Antarayat• Tidak dibahas pada ayat-ayat yang hubungannya jelas seperti

dihubungkan dengan hurf ‘athaf• Dalam kasus surat al-Isra muncul pertanyaan: apa hubungan

antara isra dengan cerita Bani israil, mengapa difokuskan mereka sebagai keturunan Nuh as, kemudian peralihan ke

penjelasan al-Quran?• Nashir Hamid: adanya kesamaan antara isra Muhammad saw

di waktu malam dengan keluarnya Musa as dari Mesir dalam suasana ketakutan. Orientasi dan tujuan teks secara umum

yaitu mengubah realitas melalui dialektika teks dengan realitas. Dengan disebutkannya Nuh as mengingatkan semua

umat akan nikmat diselamatkannya bersama Nuh as, sehingga menharuskan mereka bersyukur