Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

197

description

religion

Transcript of Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

Page 1: Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

7/16/2019 Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

http://slidepdf.com/reader/full/al-mawaqif-wal-mukhotoba1 1/197

Page 2: Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

7/16/2019 Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

http://slidepdf.com/reader/full/al-mawaqif-wal-mukhotoba1 2/197

“Almawaqif wal Mukhotobat”Asy-Syeikh Muhammad bin Abdul Jabbar An-Nafri 

An-Nafri | Al Mawaqif Wal Mukhotobat 1

 Al Mawaqif Wal MukhotobatAN NAFRI

Engkau mempelajari ilmu itu untuk bermegah-megah

di hadapan para ulama dan untuk berdebat dengan

 para jahil, dan untuk engkau jadikan bahan

musyawarah, rapat maupun muktamar, dan.... untukmengeruk keuntungan duniawi... neraka... neraka!.

Judul : Melihat AllahTerjemahan : oleh Mustafa Mahmud

Penerbit : PT. Bina Ilmu – Surabaya – Tanpa tahun

Penyadur : Pujo Prayitno

Catatan : Buku adalah hidangan... bila tidak ada selera

 jangan dimakan.

Buku ini mengungkap Rahasia di balik hutan laranganyang penuh racun...

Bila belum punya penawarnya... jangan coba-coba

memasukinya... berbahaya.

Page 3: Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

7/16/2019 Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

http://slidepdf.com/reader/full/al-mawaqif-wal-mukhotoba1 3/197

“Almawaqif wal Mukhotobat”Asy-Syeikh Muhammad bin Abdul Jabbar An-Nafri 

2 Ulasan | An-Nafri

UlasanAbdul Hasan Asy-Sadzili

Dokter Abdul Halim Mahmoud dalam bukunya yang

 berjudul “Abdul Hasan Asy-Syadzily” yang

diterbitkan di tahun 1387 H – 1967 H. Mengatakan bahwa beliau adalah seorang Arif Billah, seorang sufi

 penuh perjuangan, lahir di tahun 593H – wafat 656H.

Dalam ulasan nya yang singkat, diterangkan

 bagaimana pendapat Asy-Syadzilly mengenai AsySyeikh Muhammad Bin Abdul Jabbar An-Nafri,

 penulis kitab “Almawaqif wal Mukhotobat”, kata

 beliau : “Kitab itu bukan sembarang kitab, tidak

mudah, yang kesukarannya sudah pasti sukar, olehkarena isinya mengibaratkan tentang hal-hal ruhani,

meninggi dan tidak mungkin bagi seseorang dapat

mendalami selain “Kawan-kawan ahli rasa”(dzauqiah) yang tinggi pula pengertian dan

kemauannya, tak mungkin seluruh kitab itu dipahamikecuali oleh orang khusus di bidangnya”.

Dan dalam hal ini Abdul Hasan Asy-Syadzilly penuh

 berhasrat hendak “Meringankan” dan

“Menggampangkan” kandungan isi kitab itu, agarmereka yang berkemampuan bersedia untuk

menerima, dapat memahami. Dan beliau dalam hal ini bersedia menyediakan “Kunci pembuka” bagi setiap

yang merindukan alam hikmat kebijaksanaan; sayangsekali sampai akhir hayat niat baik beliau belum

sampai terlaksana.

Page 4: Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

7/16/2019 Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

http://slidepdf.com/reader/full/al-mawaqif-wal-mukhotoba1 4/197

“Almawaqif wal Mukhotobat”Asy-Syeikh Muhammad bin Abdul Jabbar An-Nafri 

An-Nafri | Ulasan 3

Dalam buku ini disebutkan pula bahwa Ibn Athaillahmembawakan sebuah kisah : Pada suatu hari pernah

terjadi suatu pertemuan di Cairo di rumah Zaky As

Sarrakh, dalam pertemuan tersebut Asy Syeikh Abdul

Hasan Asy-Syadzilly memegang sebuah kitab“Almawaqif wal Mukhotobat” Kitab tersebut beliau

 baca di hadapan Ibn Athaillah dan Abdul Abbas Am

Marsi...

Berdasarkan pada tulisan Doktor Abdul HalimMahmoud mengenai kehidupan Asy-Syadzily (yang

 pernah berguru pada Abdus Salam bin Masysy)

teranglah sudah bahwa buku “Almawaqif wal

Mukhotobat” karangan Asy-Syeikh Muhammad binAbdul Jabbar An-Nafri yang kami terjemahkan dan

disusun dalam Bahasa Indonesia dengan Judul

“Melihat Allah” sudah dikenal dan diketahui oleh Ibn

Athaillah As-Iskandari penulis kitab :Al Hikam” yang

sudah tidak asing lagi bagi kita, bahwa sudah dikenal pula oleh Abul Abbas Al-Marsi (Guru Ibn Athaillah)

murid Abul Hasan Asy-Syadzilly. Dalam buku

tersebut terdapat banyak persamaan perihal kata-kata

“Allah berkata kepadaku” dan lain-lain yang serupa

dengan itu. Semoga ridha dan Rahmat Allah kepada

 beliau-beliau..........

SELAMAT MENGEMBARA DI BELANTARA

ILMU RAHASIA... HATI-HATI ... JANGANSAMPAI TERSESAT JALAN........ MISTERI

TETAP SEBAGAI RAHASIA... UNTAIAN KATA

HANYA SEBATAS UNTAIAN KATA....

RAHASIA... TETAP RAHASIA....

Page 5: Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

7/16/2019 Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

http://slidepdf.com/reader/full/al-mawaqif-wal-mukhotoba1 5/197

“Almawaqif wal Mukhotobat”Asy-Syeikh Muhammad bin Abdul Jabbar An-Nafri 

4 Tentang Tauhid | An-Nafri

BAB 1 

Tentang Tauhid

Allah berseru kepada hamba-Nya.(Pahami QS.Al-Insylqaq 84.6).

“Wahai hamba, engkau tiada memiliki sesuatu pun,

kecuali apa yang Aku kehendaki untuk menjadimilikmu. Tiada juga engkau memiliki dirimu, karenaAkulah Maha Pencipta-Nya; Tiada pula engkau

memiliki jasad mu, maka Akulah yang membentuk-

 Nya; Hanya dengan pertolongan-Ku engkau dapat

 berdiri; dan dengan “Kalimat-Ku” engkau datang ke

dunia ini.

“Wahai hamba! Katakanlah Tiada Tuhan melainkan

Allah, kemudian tegakkan berdiri di jalan yang benar,maka Tiada Tuhan melainkan AKU. Dan tiada pula

wujud yang sebenarnya wujud kecuali untuk-Ku, dan

segala yang selain daripada-Ku, adalah dari bantuan

tangan-Ku dan dari tiupan Roh-Ku.

“Wahai hamba! Segala sesuatu adalah kepunyaan-Ku, bagi-Ku dan untuk-Ku, jangan sekali-kali engkau

merebut apa yang menjadi kepunyaan-Ku.

Kembalikan segala sesuatu kepada-Ku, niscaya akan

Ku terima pengembalian mu dengan tangan-Ku dan

Ku tambah padanya dengan kemurahan-Ku.Serahakan segala sesuatu kepada-Ku, niscaya Ku

selamatkan engkau dari segala sesuatu.

Page 6: Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

7/16/2019 Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

http://slidepdf.com/reader/full/al-mawaqif-wal-mukhotoba1 6/197

“Almawaqif wal Mukhotobat”Asy-Syeikh Muhammad bin Abdul Jabbar An-Nafri 

An-Nafri | Tentang Tauhid 5

Ketahuilah, bahwa hamba-Ku yang terpercaya, adalahyang mengembalikan segala yang selain-ku kepada

Ku. Tengoklah dengan pandangan tajam kepada-Ku,

 bagaimana cara-Ku melakukan pembagian, niscaya

engkau akan melihat pemberian dan penolakanmerupakan dua bentuk yang dinamakan, agar dengan

demikian engkau mengenal-Ku”.

“Hai hamba! Sesungguhnya engkau telah melihat

Daku sebelum dunia terhampar dan engkau mengenalsiapa yang telah engkau lihat. Dan kepada-Ku-lah

engkau akan kembali. Aku ciptakan segala sesuatu

untuk mu dan Aku labuh kan tirai (Hijab) atasmu.

Lalu engkau pun tertutup dengan tirai dirimu sendiri,kemudian Aku menghijab engkau dengan diri-diri

yang lain, yang mana diri-diri yang lain itu menyeru

kepadamu dan pada dirinya dan menjadi hijab

(penutup) dari pada Ku.

Setelah kesemuanya itu, maka Aku-pun kembali

menyata di balik kesemuanya itu, dan dari belakang

kesemuanya itu Ku perkenalkan diri-Ku; Ku katakan

kepadamu bahwasanya Aku-lah Maha Pencipta; Aku

yang menciptakan kesemuanya itu dan bahwasanya

Aku menjadikan engkau Khalifah (Pengurus yang

 berkuasa di Bumi) atas kesemuanya itu dan ketahuilah

 bahwa kesemuanya itu adalah amanah (titipan) pada

sisi-mu. Dan diharuskan pada pengemban amanah ituuntuk mengembalikannya.

Maka telitilah dirimu setelah engkau mempercayai-

Ku, sudahkah engkau mengembalikan segala sesuatu

Page 7: Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

7/16/2019 Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

http://slidepdf.com/reader/full/al-mawaqif-wal-mukhotoba1 7/197

“Almawaqif wal Mukhotobat”Asy-Syeikh Muhammad bin Abdul Jabbar An-Nafri 

6 Tentang Tauhid | An-Nafri

itu kepada-Ku ?? Dan sudahkah engkau memenuhi perjanjian yang telah engkau buat dengan Ku..????

“Dan ... barangsiapa menepati janjinya kepada Allah,

maka Allah akan memberinya pahala yang besar”

(QS. Al-FatKh 48:1). 

“Dan sesungguhnya... kami perintahkan kepada Adam

dahulu, maka ia lupa akan perintah itu, dan tidak

Kami dapati padanya kemauan yang kuat” (QS.Thaha

20:115)

“Hai hamba!!! Ku ciptakan segala sesuatu itu

untukmu, maka bagaimana Aku akan rela kalau

engkau peruntukan dirimu bagi sesuatu itu.

Sesungguhnya Aku melarang engkau untukmenggantungkan dirimu pada sesuatu (Selain-Ku)

karena Aku pencemburu padamu”.

“Hai Hamba!!!! Aku tidak rela engkau peruntukandirimu bagi sesuatu, walau harapanmu akan surga

sekalipun, karena sesungguhnya... Aku ciptakan

engkau hanya untuk-Ku; supaya engkau berada di

sisi-Ku; Di sisi yang tiada sisi, dan di mana yang tiada

mana.

Ku Ciptakan engkau atas pola gambar-Ku seorang

diri, tunggal, mendengar, melihat dan berkemauan

serta berbicara. Dan aku jadikan engkau mempunyaikemampuan untuk TAJALINYA (menyatakan) nama-

nama-Ku, dan... tempat untuk pemeliharaan-Ku”.

Page 8: Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

7/16/2019 Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

http://slidepdf.com/reader/full/al-mawaqif-wal-mukhotoba1 8/197

“Almawaqif wal Mukhotobat”Asy-Syeikh Muhammad bin Abdul Jabbar An-Nafri 

An-Nafri | Tentang Tauhid 7

“Engkau adalah sasaran pandangan-Ku... tiadadinding penghalang yang memisahkan antara-Ku dan

antaramu.

Engkau teman duduk se majelis dengan-Ku, makatiada pembatas antara-Ku dan antaramu.

“Hai hamba!! Tiada antara-Ku dan antaramu... antara

Aku lebih dekat kepadamu, maka pandanglah kepada-

Ku, karena aku senang memandang kepadamu”.

Page 9: Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

7/16/2019 Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

http://slidepdf.com/reader/full/al-mawaqif-wal-mukhotoba1 9/197

“Almawaqif wal Mukhotobat”Asy-Syeikh Muhammad bin Abdul Jabbar An-Nafri 

8 U j i a n | An-Nafri

BAB 2 

U j i a n

<*> Hikmah yang terkandung di balik penciptaandunia dan ujian bagi manusia<*>

Al-Imam An-Nafri mengatakan : Bahwa tubuh (Jasad)

itu adalah suatu hakikat yang akan sirna dan bahwa

tubuh itu merupakan batu ujian yang diciptakan oleh

Allah untuk menguji Ruh.

Sifat-sifat manusiawi dengan apa yang ada padanya

dari syahwat-syahwat dan keinginan-keinginan sertakemauan-kemauan yang di ikuti dengan pelanggaran-

 pelanggaran, adalah juga sebagai cobaan dan ujiandari tujuan Roh.

Tiada wujud yang sebenarnya, kalau di tilik dari sifat

manusia yang dikaitkan dengan kemanusiaan, tetapi

yang ada hanyalah daya yang merangsang untuk

menguji Ruh agar dapat diketahui dan dikenal sampai

di martabat yang dapat dicapai.

Apakah Ruh itu bisa mencapai nisbatnya kepadaAllah, lalu Roh mengarahkan segenap kemampuannya

untuk merindukan dan mencintai Allah, ataukah Roh

itu tertarik oleh jasad dengan memanjakan syahwat-

syahwatnya.

Page 10: Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

7/16/2019 Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

http://slidepdf.com/reader/full/al-mawaqif-wal-mukhotoba1 10/197

“Almawaqif wal Mukhotobat”Asy-Syeikh Muhammad bin Abdul Jabbar An-Nafri 

An-Nafri | U j i a n 9

Di Sinilah letak Ujian itu.Allah berseru dengan tutur kata-Nya :

(Pahami QS.Al-Insylqaq 84.6).

“Sesungguhnya Aku dahirkan (nyata) syahwat itusebagai dinding kukuh yang menghijab atasmu untuk

tawajjuhmu (menuju ke tujuanmu yang sebenarnya)

dan.... andaikan engkau melihat dirimu sendiri sebagai

engkau melihat kepada langit-langit dan bumi, tentu

saja akan nampak olehmu bahwa yang menyaksikanitu adalah engkau, pribadimu, tanpa adaya syahwat

dan keinginan”.

“Karena pengujian-Ku kepadamu maka aku cobaengkau dengan syahwat-syahwat yang bersifat tidak

menetap pada dirimu di bawah kekuasaan hukummu

dan tidak pula bisa menetap pada dirimu atas dasar

 penndirianmu, maka... sifat kemanusiaanmu itu yang

condong dan berkeinginan, dan ia pulalah yangmengejar kepuasan, tetapi sebenarnya engkau tidak

condong ke situ dan tidak pula berkeinginan maupun

mengejar kepuasan dan kelezatan”.

“Engkau yang sebenarnya adalah di balik dinding

yang merupakan syahwat dan di belakang tabir

 penutup sifat kemanusiaan. Engkau yang sejati adalah

suatu roh yang suci bersih, tanpa noda syahwat, dan

 berada jauh di atas ketinggian sifat kemanusiaan tanpa

condong pada apa pun dan tidak pula berkeinginan”.

Dari arah lain DIA menyeru : “Hai hamba !! Engkau

dalam keadaan lapar lalu engkau lahap makanan,

maka hal yang demikian engkau bukan daripada-Ku;dan AKU pun bukan dari padamu (yang dimaksud ..

Page 11: Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

7/16/2019 Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

http://slidepdf.com/reader/full/al-mawaqif-wal-mukhotoba1 11/197

“Almawaqif wal Mukhotobat”Asy-Syeikh Muhammad bin Abdul Jabbar An-Nafri 

10 U j i a n | An-Nafri

ialah seorang hamba yang berdaya untukmengalahkan tabiatnya sendiri, adalah menjadi dalil

yang nyata bahwa hamba tersebut telah mengenal

dirinya dan telah pula mencapai kemuliaan nasabnya

dengan adanya suatu pertalian roh yang erat dan berkait kepada ALLAH.... bukan jasad yang bernasab

 pada tanah).

Di alam Al-Qur’an disebutkan peristiwa Thalud yang

 berkata kepada bala tentaranya :“Sesungguhnya Allah akan mengujimu dengan

sebuah sungai, maka barangsiapa yang minum

daripadanya (sepuas penghilang dahaganya) maka ia

 bukan dari golonganku, dan barang siapa yang tidak

merasakan kesegaran, maka ia dari golonganku,kecuali orang yang hanya menyauk sekali sauk

dengan tangannya (sekedar pembasah tenggorokan)”.

(QS. Al-Baqarah 2:249). 

Ayat tersebut di atas mengandung juga hikmah puasa,

maka... yang demikian itu merupakan kenyataan roh

tentang dirinya dan kesanggupannya untuk menahan

diri dari perbuatan (menginginkan kepuasan) jasad

dari apa yang menjadi ujian untuknya. Begitu halnya bila seorang sedang berpuasa menolak makanan

 berarti telah memahami sifatnya (yang asli), bahwa

roh itu tidak memerlukan makanan dan minuman.

Allah berseru kepada hamba-Nya : “Aku ciptakan

engkau adalah melulu untuk-Ku, tinggal di samping-

Ku, untuk menjadi sasaran pandangan-Ku dan dalam

lingkungan pemeliharaan-Ku.

Page 12: Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

7/16/2019 Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

http://slidepdf.com/reader/full/al-mawaqif-wal-mukhotoba1 12/197

“Almawaqif wal Mukhotobat”Asy-Syeikh Muhammad bin Abdul Jabbar An-Nafri 

An-Nafri | U j i a n 11

Dan Aku telah membangun di sekitarmu bendunganyang mengelilingi dari segala jurusan demi cemburu-

Ku atasmu.

Kemudian Aku berkehendak untuk menguji engkau,lalu aku Buka pada bendungan tadi pintu-pintu

sebanyak apa yang telah Ku ciptakan, dan sebanyak

 bilangan apa yang telah Ku nyatakan dari pengaruh-

 pengaruh yang merangsang.

Dan di luar setiap pintu, Ku tumbuhkan sebatang

 pohon yang rindang yang dikelilingi genangan mata

air yang jernih sejuk, dan Aku hauskan engkau!!!

Lalu aku pun bersumpah demi karunia-karunia-Ku,

selama engkau menjarak keluar daripada-Ku untuk

minum, melainkan akan Ku sia-siakan engkau, jangan

diharapkan engkau akan dapat kembali berdampingan

dengan-Ku, dan tidak pula engkau akan berhasilmendapatkan minuman yang engkau harap-harapkan,

maka.... sesungguhnya jika terjadi hal demikian,

 berarti engkau telah sesat jalan daripada-Ku dan

engkau telah melupakan bahwa Aku adalah

sebenarnya minuman Yang Maha Tunggal dan rumah

tempatmu berlindung yang tunggal bagimu, dan

sesungguhnya Akulah Allah Pencipta segala sesuatu.

Dari pada-Kulah segala pertolongan dan bantuan, dan

dengan Aku pulalah kehidupan sejati yangsesungguhnya.

Page 13: Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

7/16/2019 Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

http://slidepdf.com/reader/full/al-mawaqif-wal-mukhotoba1 13/197

“Almawaqif wal Mukhotobat”Asy-Syeikh Muhammad bin Abdul Jabbar An-Nafri 

12 Yang Maha Perkasa | An-Nafri

BAB 3 

Yang Maha PerkasaArti Makna Nama-Nya

Allah berseru kepada hamba-Nya.

(Pahami QS.Al-Insylqaq 84.6).

“Tidaklah Aku dapat dipandang oleh mata, tidak pula

dapat dilihat oleh pandangan; Tidak pula Ilmu

 pengetahuan dapat menghampiri kepada-Ku;

Aku tidak dapat dikenal oleh sejauh pengenalan.

Aku Yang Maha Perkasa yang tidak dapat dicapai

 bagaimanapun, dan... tak dapat dijumpai walaudengan sebutan nama-Ku.

Setiap ucapan kata telah nampak nyata, maka Akulah

yang menciptakannya dan merangkai huruf-hurufnya.Tidak akan melampaui kesemuanya itu adalah bahasa-

 bahasa yang dikenal dan diketahui yang disifatkan.

Aku adalah yang tidak dapat dijangkau dan

diserupakan dengan apapun. “Laisa Kamitslihi Syai-

‘un” (QS.Asy-Syura 42:11).

“Akulah Allah Yang Maha Suci yang tidak dapatdimasuki dan dijumpai oleh tubuh-tubuh dan tidak

oleh huruf-huruf sekalipun dan tidak pula dapat

dicapai oleh kalimat-kalimat”.

Page 14: Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

7/16/2019 Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

http://slidepdf.com/reader/full/al-mawaqif-wal-mukhotoba1 14/197

“Almawaqif wal Mukhotobat”Asy-Syeikh Muhammad bin Abdul Jabbar An-Nafri 

An-Nafri | Yang Maha Perkasa 13

Hai Hamba!! Jangan salah terka bahwa setiap yangdhahir itu dapat dilihat... Akulah Raja yang menyata

dengan Kemurahan dan tersembunyi dengan

Keperkasaan.

Hai hamba!! Akulah Yang Dahir yang tidak dapat

dilihat dan dipandang oleh mata, dan Akulah Yang

Batin yang tidak dapat disentuh oleh prasangka dan

 persangkaan yang bagaimanapun.

Hai hamba!! Akulah Yang Maha Kekal, yang mana

kekekalan Ku tidak dapat diberitakan oleh abad; Dan

Akulah Yang Esa yang jauh dari bilangan dan

 perhitungan”.

“Setiap sesuatu akan dituntut oleh asal mulanya,

sebagaimana tubuh dituntut oleh asa mulanya. Yang

Satu itu AKU, Yang Maha Tunggal dan sendirian, dan

tidaklah Aku dari sesuatu lalu sesuatu itu akanmenuntut pada-Ku.

Dan tidaklah Aku dengan sesuatu, maka sesuatu itu

akan menyertai Ku.

Aku adalah mutlak, tiada satu pun ikatan, dan Aku

 bebas tanpa ada sesuatu yang menentukan”.

Page 15: Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

7/16/2019 Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

http://slidepdf.com/reader/full/al-mawaqif-wal-mukhotoba1 15/197

“Almawaqif wal Mukhotobat”Asy-Syeikh Muhammad bin Abdul Jabbar An-Nafri 

14 Bersanding Bersama Allah | An-Nafri

BAB 4 

Bersanding Bersama Allah

Allah berseru kepada hamba-Nya.

(Pahami QS.Al-Insylqaq 84.6).

“Apabila eggkau berhimpun dengan selain Ku,

kemudian berpisah, niscaya tidak dapat engkau berhimpun (lagi)”.

“Hendaklah engkau bersanding dengan Ku, niscaya

engkau akan berhimpun dengan yang menghimpun

segala yang bersanding dengan Ku. Dan engkau akan

mendengar dengan pendengaran yang mendengarkan

segala pendengaran, maka engkau akan mencakupselain dirimu dan engkau akan memberitakan tentang

DIA dan tidaklah engkau akan dicakup oleh selainmulalu DIA memberitakan perihal mu”.

“Orang yang berdiri di Hadirat Ku tidaklah ia akan

ditawan oleh pesona keindahan dan tidaklah ia

dikejutkan oleh kegentaran, karena ia melihat Yang

 Nyata (Adh-Dhahir) dan bukan kenyataan-kenyataan

(yang berbilang) Ia akan melihat keindahan yang bukan dapat dinamakan keindahan lagi. Ia akan

nampak Yang Mutlak yang tidak lagi terikat (AlMaqyyad), ia akan melihat yang menentukan dan

 bukan yang ditentukan”.

Page 16: Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

7/16/2019 Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

http://slidepdf.com/reader/full/al-mawaqif-wal-mukhotoba1 16/197

“Almawaqif wal Mukhotobat”Asy-Syeikh Muhammad bin Abdul Jabbar An-Nafri 

An-Nafri | Bersanding Bersama Allah 15

“Wajah Ku hanya Ku peruntukan bagi para yang berdiri di Hadirat Ku; Berita ku baga para Pengenal-

Pengenal Diri Ku (Arifin)”.

“Karena itu, bersuci lah engkau untuk berdiri tegak(Al Waqfah), Jika tidak demikian hal diri mu, Akan

Ku campakan engkau, jangan sampai ada atasmu

kekuasaan lain selain Ku semata-mata”.

Dengan pendirian yang demikian, engkau akanmelihat segala sesuatu selain Allah itu, dengan

kelainan yang dengan sangat nyara dan berlepas

dirilah engkau dari kesemuanya itu”.

Page 17: Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

7/16/2019 Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

http://slidepdf.com/reader/full/al-mawaqif-wal-mukhotoba1 17/197

“Almawaqif wal Mukhotobat”Asy-Syeikh Muhammad bin Abdul Jabbar An-Nafri 

16 H u r u f | An-Nafri

BAB 5 

H u r u f

Allah berseru kepada hamba-Nya.

(Pahami QS.Al-Insylqaq 84.6).

Huruf dirangkai menjadi perkataan, dari perkataanmenjadi pendapatan; Pendapatan bersama dengan

 perkataan akan menjadi bilangan. Pendapatan

disatukan dengan bilangan perkataan, dan bilangan

 perkataan disatukan dengan bilangan pendapatan

menimbulkan kekuatan magis. Dan atas dasar hukum

“Peringatan” hal yang demikian adalah masuk dalam

kekufuran.

Hukum bilangan kata adalah hukum bantah-membantah (sengketa) yang satu berlawanan dengan

yang lain, hal demikian membawa kepada kepiluandan kecemasan, hal yang demikian adalah

kemustahilan belaka dan menjadikan ketergantungan

dan ke guncangan.

Asma’ (nama-nama) dan sifat-sifat dan Af’al(perbuatan-perbuatan) adalah hijab belaka atas Zat

Ilahiat. Karena sesungguhnya Zat Illahiat itu tidakdapat menerima pembatasan. Zat Illahiat itu berada

 pada tingkat ketinggian, sedang pelepasan

(Penanggalan - Tajried) dan Asma’ dan Sifat adalah

urut-urutan yang menurun (Tanazzilat).

Page 18: Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

7/16/2019 Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

http://slidepdf.com/reader/full/al-mawaqif-wal-mukhotoba1 18/197

“Almawaqif wal Mukhotobat”Asy-Syeikh Muhammad bin Abdul Jabbar An-Nafri 

An-Nafri | H u r u f 17

Asma’ dengan zat asmanya berdiri tanpa perbuatan,asma’ dapat berbuat hanya dikarenakan Zat Allah

semata. Dan... sesungguhnya persoalannya berkisar

 bagaikan perkakas dan alat-alat. Dan Huruf di dalam

Surga adalah merupakan alat-alat dan perkakas.

Para Malaikat yang membangun Mahligai-mahligai

dan memancarkan sumber-sumber mata air, yang

menciptakan makanan-makanan dan menyediakan

minuman-minuman, kesemuanya adalah huruf. Danhuruf itu adalah Maqam (kedudukan) yang diberikan

kepada para Malaikat, dan pra Malaikat tiada

kesanggupan untuk melampauinya (melangkah lebih

dari batas yang ditugaskan padanya).

Adapun manusia, maka ia memperoleh kesanggupan

untuk lewat melalui dan melangkah serta melampaui

lalu keluar daripadanya agar bisa sampai kepada

maqam bersanding “Kedudukan bertetangga dekat”kepada Zat Illahiat sepenuhnya.

Allah berseru kepada hamba-Nya :

“Huruf itu sifatnya lemah, tidak berkesanggupan

untuk memberitakan tentang dirinya, apalagi

memberitakan tentang-Ku.

Akulah pencipta huruf dan mahruf – apa yang

diberitakan oleh huruf.Aku jadikan dari rangkaian huruf itu menjadi Asma,

dan susunannya menjadi bahasa dan beberapa ibarat

agar dengannya manusia yang menjadi penghuni alam

ini dapat berbicara. Jangan dilupakan bahwa

Page 19: Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

7/16/2019 Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

http://slidepdf.com/reader/full/al-mawaqif-wal-mukhotoba1 19/197

“Almawaqif wal Mukhotobat”Asy-Syeikh Muhammad bin Abdul Jabbar An-Nafri 

18 H u r u f | An-Nafri

kesemuanya ini Aku yang menjadikan dan Aku berada di atas segala.

Apa yang Aku ciptakan sebagaimana halnya huruf,

tidaklah mempunyai kemampuan hukum apapun atasKu dan tiada menyentuh sedikit pun atas Zat Ku”.

Telah kukatakan kepada huruf dengan gaya huruf itu

sendiri, maka tiadalah lesan (penyalur huruf) itu dapat

menyaksikan Daku dan tiadalah Aku dikenal olehhuruf itu.

“Barangsiapa yang telah kucintai daripada

 penyanding-penyanding Ku dan pencinta-pecintaKu,

maka Aku pun berkenan berkata-kata kepadanya,kata-kataku tanpa ibarat (tanpa bahasa dan tanpa

rangkaian huruf); Dan orang itu pun akan diajak

 bicara oleh batu-batu dan bata-bata, dan bagi orang itu

cukup mengatakan terhadap sesuatu “Jadilah” maka“Jadi”.

Andaikan Ku katakan dengan ibarat, tentu saja ucapan

Ku itu akan dikembalikan oleh ibarat kepada diri

ibarat itu tentang apa-apa yang diibaratkan dandengan apa-apa yang diibaratkan. Dan pastilah hal

yang demikian menjadikan tirai pendinding karena

kembalinya itu dan sekalipun yang mana berarti tidak

dapat berbuat apa-apa”.

Allah berseru kepada seorang bijak (yang sudah

mencapai pengenalan sejati) :

“Enyahkan jauh-jauh dari dirimu segala apa yang

engkau lihat, lepaskan dirimu dari daya tarik apapun

Page 20: Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

7/16/2019 Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

http://slidepdf.com/reader/full/al-mawaqif-wal-mukhotoba1 20/197

“Almawaqif wal Mukhotobat”Asy-Syeikh Muhammad bin Abdul Jabbar An-Nafri 

An-Nafri | H u r u f 19

dan dari pengaruh yang bagaimanapun juga, terutamadari rangsangan-rangsangan. Keluarlah engkau dari

ilmu pengetahuan, amal-amalmu, pengenalan

ma’rifatmu, bahkan dari dirimu dan namamu

sekalipun. Keluarlah engkau dari huruf dan mahruf.

Lemparkan segala ibarat ke belakang punggungmu

dan campakan arti makna ke belakang ibarat, dan

lemparkan pendapat ke belakang arti makna dan

masuklah engkau seorang diri (tunggal), niscayaengkau akan melihat Aku sendiri. (Itulah kebenaran

 pandangan mata hati) Selanjutnya untuk mencapai

tingkat yang demikian bagi si salik (orang yang

 berjalan menuju kepada Allah) memerlukan melepas- bebaskan dirinya dari segala sesuatu, baik

 pengetahuannya, ama perbuatannya, sifatnya bahkan

diri dan namanya dalam ari keluar dari kebanggan

diri. Janagan hendaknya sampai terucapkan dari lesan

“Aku si anu yang telah mencapai derajat demikian,aku adalah seorang arif yang bijak, yang berilmu dan

yang telah membuat karangan-karangan”. Bukan

hanya itu saja, tetapi ia harus keluar dari sihirnya,

kalimat dan fitnahnya ibarat (ucapan) ... keluar dari

tabiat dan keinginan-keinginan (syahwat)... keluar

dari adat istiadatnya, dan dari kesemuanya itu

dikembalikan apapun yang ada pada dirinya kepada

Allah Subhanahu wa Ta’ala (Semata-mata). Ia harus

mencuci tangannya (sebersih-bersihnya) baik dari pangkat dan kejayaannya serta kekuasaannya.

Itulah sebenarnya penelenjangan yang sewajibnya

untuk dapat masuk ke Hadirat Illahy, dan itu adalah

Page 21: Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

7/16/2019 Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

http://slidepdf.com/reader/full/al-mawaqif-wal-mukhotoba1 21/197

“Almawaqif wal Mukhotobat”Asy-Syeikh Muhammad bin Abdul Jabbar An-Nafri 

20 H u r u f | An-Nafri

suatu perjalanan rohani yang tidak dapat dicapai oelahsetiap orang, malainan oleh orang-orang tertentu.

Allah berseru kepada seorang yang Arif :

“Andaikan perjalananmu berhenti hanya sampaikepada huruf, lalu engkau dikuasainya sebagaimana

tawanan, dan terpengaruhlah oleh rahasia-rahasianya,

dan tergoda oleh teka-tekinya, agar supaya engkau

dapat merajalela atas manusia-manusia, niscaya akan

Ku catat engkau dari golongan ahli sihir yang tidak berjaya, dan dari penyembah-penyembah huruf yang

mereka itu adalah (terang-terangan) berlaku syirik

kepada Ku mereka adalah penyembah-penyembah

huruf selain daripada Ku, dan menuntut nama itu dari

selain Ku”.“(Bila) Aku memberitahukan kepadamu tentang

rahasia huruf, maka itu adalah suatu malapetaka yang

gawat segawat-gawatnya.

Engkau dapat mengenal rahasia huruf, sedang engkau berada di dalam kemanusiaanmu, niscaya gilalah akal

 budimu. Engkau dapat mengenal rahasia Asma

(Nama-nama), sedangkan engkau berada di dalam

kemanusiaanmu, biscaya gilalah akal budimu.

Hai hamba!! “Tiada ijin bagimu, kemudian tiada ijin

 bagimu, kemudian tujuhpuluh kali tiada ijin bagimu

untuk membeberkan terhadap apa yang Daku

 percayakan kepadamu dari rahasia-rahasia huruf-Kudan nama-nama Ku. Dan ... bagaimana engkau masuk

ke dalam khazanah Ku, dan bagaimana engkau

mengambil dari huruf-huruf itu satu huruf dengan

keperkasaan Ku dan Kekuasaan Ku, dan... bagaimana

engkau melihat Ku???”

Page 22: Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

7/16/2019 Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

http://slidepdf.com/reader/full/al-mawaqif-wal-mukhotoba1 22/197

“Almawaqif wal Mukhotobat”Asy-Syeikh Muhammad bin Abdul Jabbar An-Nafri 

An-Nafri | Arti Ayat 21

BAB 6

 

 Arti Ayat

“Dan Bahwa Hanya Kepada Tuhanlah Kesudahan

Segala Sesuatu” (Qs. An Najm 53:42) 

Allah berseru kepada hamba-Nya.(Pahami QS.Al-Insylqaq 84.6).

“Engkau berhasil mendapatkan segala sesuatudaripada Ku, maka dimanakah kekayaanmu???

“Engkau ku luputkan dari segala sesuatu, maka

dimanakah kefakiranmu??

“Aku yang melindungi engkau dari api neraka, makadimana letak ketenengan dirimu??

“Ku menangkan engkau dari Surga, maka dimana

 pula letak kenikmatanmu??“Hanya Aku ketenangan mu, dan di sisi Ku

kediamanmu, dan di anatara kedua tangan Ku tempat berdirimu, andaikan engkau ingin mengetahui”.

“Akulah, kesudahn itu”.

“Dan tiada kebahagiaan tana kesudahan itu”.

“Ku ciptakan engkau untuk Ku... berada di sanding

Ku... supaya engkau menjadi tatapan pandangan Ku

dan Aku menjadi tujuan pandangan mu”.

“Aku tidak rela engkau hanya berada dalam

kedudukan berdzikir saja, atau ibadah saja, maka Kudirikan pintu-pintu dan jalan-jalan. Aku sampaikan

engkau agar dapat mencapai untuk melihat Ku,

sebagaimana ayat di bawah ini :

Page 23: Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

7/16/2019 Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

http://slidepdf.com/reader/full/al-mawaqif-wal-mukhotoba1 23/197

“Almawaqif wal Mukhotobat”Asy-Syeikh Muhammad bin Abdul Jabbar An-Nafri 

22 Arti Ayat | An-Nafri

“Hai manusia, sesungguhnya engkau telah bersusah

 payah dengan kegiatan kerjamu untuk menuju Tuhan

mu, maka pastilah engkau akan menjumpai Nya” (QS.

 Al-Insyqaq 84:6).

Tafsiran dari “Kad khu ilallahi” adalah kerja giat

 penuh dengan kesungguhan untuk tujuan menemui

“Nya”. Tanpa jumpa dengan DIA, tiadalah arti

ketenangan dan kebahagiaan.

Page 24: Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

7/16/2019 Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

http://slidepdf.com/reader/full/al-mawaqif-wal-mukhotoba1 24/197

“Almawaqif wal Mukhotobat”Asy-Syeikh Muhammad bin Abdul Jabbar An-Nafri 

An-Nafri | Arti Makna ISLAM 23

BAB 7

 

 Arti Makna ISLAM

Allah berseru kepada hamba-Nya.

(Pahami QS.Al-Insylqaq 84.6).

“Hendaklah engkau menyerahkan kepada Ku dengan

sepenuh hatimu, dan menyerah kepada perantara-

 perantara dengan tubuhnmu; Supaya engkau bersamaKu dengan kemauan kerasmu, dan bersama selain Ku

dengan akal budimu.

Maka engkau senantiasa menghimpun kemauan

kerasmu atas Ku, tiada bagian bagi selain Ku terhadap

dirimu kecuali hanya kehadiranmu bersamanya,dengan akal budimu saja, maka jangan engkau

 bersukaria atas karunia yang dianugrahkan-Nya

kepadamu dan jangan cepat-cepat marah kepadaorang yang menyakiti hatimu, jangan pula bermegah

karena kejayaanmu dan menepuk dadamenyombongkan ilmu pengetahuanmu.

Waspadalah, jangan terperdaya terhadap karunia-Ku

dan jangan putus harapan karena Ujian dan cobaan

Ku, dan jangan jinak bermanja dengan sesuatu selain

Ku”.

“Laksanakan saja apa yang menjadi perintah Ku tanpa

menoleh ke belakang, halmu jika demikian sama

dengan Malaikat Ku yang berkemauan teguh”.

“Bila negkau berlengah-lengah menanti perintah Ku,sedangkan engkau sudah mengetahui, maka hal yang

demikian terang-terangan engkau melanggar perintah

Ku”.

Page 25: Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

7/16/2019 Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

http://slidepdf.com/reader/full/al-mawaqif-wal-mukhotoba1 25/197

“Almawaqif wal Mukhotobat”Asy-Syeikh Muhammad bin Abdul Jabbar An-Nafri 

24 Sebutan A K U | An-Nafri

BAB 8 

Sebutan A K U

“Tidak akan diucapkan kalimat “AKU” melainkan

oleh orang yang berkawan dengan kelengahan danoleh setiap orang yang terhijab oleh hakikat :

Ku, pesona dunia masih mencengkeram dirimu,

masing-masing akan menyambar dirimu dengan

seruan kepada zat dirinya, engkau masih saja dalam

kegaiban yang kelam daripada Ku.

Maka apabila engkau telah melihat “AKU” dan

“Aku” pun telah bernyata di hadapanmu, tetapkan

keteguhanmu, maka tiada Aku lagi malinkan “AKU”.

“Telah ku ciptakan untukmu dan untuk sesuatumenjadi tujuan, antara lain tujuan itu adalah “Cintamu

kepada dirimu sendiri” itulah tetesan faham (kalimat)yang engkau warisi, kata-katamu “aku” adalah egomu

sendiri (AKU berlepas diri dari anggapan yang

demikian). Dan tidak lain Zat itu melainkan

kepunyaan Ku, dan tidak lain “Aku” itu kecuali untuk

Ku semata. AKULAH yang DIA itu AKU, adapunhakikatmu, bukanlah zat dan bukan pula persoalan,

hanya sesungguhnya engkau berada pada pembagianyang bersifat wahami (dugaan), hal ini disebabkan

karana caramu berpikir dan pencapaianmu pada

 pendakian jiwa dan persoalan.

Page 26: Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

7/16/2019 Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

http://slidepdf.com/reader/full/al-mawaqif-wal-mukhotoba1 26/197

“Almawaqif wal Mukhotobat”Asy-Syeikh Muhammad bin Abdul Jabbar An-Nafri 

An-Nafri | Sebutan A K U 25

Engkau dalam setiap saat terbagi kepada“menyaksikan dan disaksikan”, dua menjadi satu

dalam bentuk penyatuan... jiwa yang mencapai dan

 persoalan yang dicapai... adapun hakikatmu sendiri

tersembunyi jauh di balik penyatuan ini, meninggiatasnya, jauh dari segala itu semua. Engkau bukan

lagi zat dan penyatuan, tetapi engkau hanyalah roh

dari Roh Ku, tiada nisbah bagimu melainkan pada-

Ku”.

Engkau tidak mengungkapkan hakikat ini, kecuali di

kala terangkat daripadamu tirai penutup dan engkau

memandang Ku, ketika itulah lenyap keadaan dirimu

yang menyatu, penyatuan yang bersifat serba duga(wahami), lalu engkau menyadari atas hakikat dirimu

dan engkau dapati dirimu yang sebenarnya yang

 bukan zat dan bukan pula dari persoalan, tetapi hanya

semurni-murninya roh; yang sederhana (Basithah)

satu yang tidak terbagi, (Jauhar) tunggal, meninggi,tiada nisbah melainkan kepada Ku, maka engkau tidak

lagi mengulangi dan mengatakan “AKU” tetapi

mengatakan “Engkaulah Tuhanku”, dan telah engkau

ketahui, bahwa “AKU” adalah untuk Ku semata, dan

 bahwa engkau adalah hamba Ku”.

Seruan Allah kepada para arifin : Jikau engkau sudah

tiba kepada melihat Ku, maka tidak akan ada tuntutan,

dan apabila tidak ada tuntutan maka hilanglah sebab,dan jika sebab telah musnah maka tiada lagi nisbah,

sempai di sini sirnalah hijab”.

Page 27: Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

7/16/2019 Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

http://slidepdf.com/reader/full/al-mawaqif-wal-mukhotoba1 27/197

“Almawaqif wal Mukhotobat”Asy-Syeikh Muhammad bin Abdul Jabbar An-Nafri 

26 Ilmu Pengetahuan | An-Nafri

BAB 9 

Ilmu Pengetahuan

ILMU adalah merupakan satu upaya untuk mencapai

sesuatu yang terdiri dari bagian-bagian dalam ulahlingkungannya, dan penempuhannya diperlukan

adanya gerak dan perjalanan disertai tata tertib dan peraturan-peraturannya yang tertentu yang ada

 padanya; Yaitu ilmu pengetahuan yang membahas

tentang ketentuan-ketentuan.

  Bilmaqadir = tentang kadar banyaknya.

  Alkammiyat = dan tentang hubungan-

hubungannya

 

Al ‘ilaqat = Akan tetapi ilmu itu agak lemah

terutama untuk mencapai teka-teki yangmemerlukan pemecahan, “Apakah ini dan apakah

itu (Almahiyat), dan pula untuk mencapai hakikat-hakikat yang ada taraf kesudahannya. Dan ilmu itu

dalam persoalan ini kedudukannya tidak lebih dari

alat yang kurang mempunyai kesempurnaan yang

malahan kadang-kadang menyesatkan.

Al Imam An Nafri berkata :

“Ilmu itu sendiri merupakan tirai penutup atas apayang sudah menjadikan pengetahuannya; yang

seyogyanya tidak demikian halnya.

Seorang yang banyak berilmu (“Ulama) terdinding

oleh kesadarannya sendiri, sama halnya dengan si

Page 28: Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

7/16/2019 Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

http://slidepdf.com/reader/full/al-mawaqif-wal-mukhotoba1 28/197

“Almawaqif wal Mukhotobat”Asy-Syeikh Muhammad bin Abdul Jabbar An-Nafri 

An-Nafri | Ilmu Pengetahuan 27

dungu terdinding oleh kelengahannya. Sungguh pun begitu ilmu itu mencerai-beraikan akal si alim,

disebabkan karena ilmu itu terpetak-petak dalam

 beberapa bidang dan arah tujuan pemikiran”.

Ilmu itu sendiri memiliki jalan-jalan dan saluran-

saluran, lalu sampai kepada cabang-cabang. Tiap-tiap

cabang mempunyai jalan keluar sendiri-sendiri,

sampai di sini tidak dapat dielakkan lagi akan

terjadinya perselisihan, dan dari perselisihan menjuruske arah kesesatan.

Akal, setelah mengetahui kesemuanya itu, lalu

mengadakan penyaringan di antara pelbagai macamkemungkinan-kemungkinan, maka terperosoklah ia ke

dalam aneka ragam kesimpang-siuran.”.

Dan Allah dalam seruan-Nya menyampaikan :

“Seorang yang berilmu masih dalam ikatan serba dua“Menyaksikan dan disaksikan”, begitu pula halnya

seorang pengenal (Arifin) ... yang tidak... dan yang

lain halnya... adalah seorang Waqif di Hadirat Ku

(orang yang berdiri tegak di tempat penghentian

 pencapaian), ia adalah tunggal... karena dia telah sirna

(fana) meniadakan ke serba-duaan lagi, menyadari

dan kembali pada pribadinya sendiri dalam

kesederhanaan dan kesatuannya (ringan lunglai

terlepas dari daya tarik apappun dan senyawa-menyatu)”.

“Maka seharusnya puncak dari ilmu, akal dan pikiran

itu mengembalikan pada kedudukan asalnya dari segi bagian-bagian dan kenyataan-kenyataan kepada Yang

Page 29: Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

7/16/2019 Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

http://slidepdf.com/reader/full/al-mawaqif-wal-mukhotoba1 29/197

“Almawaqif wal Mukhotobat”Asy-Syeikh Muhammad bin Abdul Jabbar An-Nafri 

28 Ilmu Pengetahuan | An-Nafri

“SATU” ialah Allah Maha Penciptanya. Dari sini bertolak ke arah pengenalan (Makrifah) baru dapat

disebut orang arif. Tetapi pandang pengenalan

seorang sufi jauh dari kesemuanya ini, lebih tinggi

menjulang dan tidak menilai ilmu, karena pengenalannya kepada Allah semata-mata, makrifat

yang tunggal, mengenal ke Esaan-Nya, dalam sifat-

sifat-Nya, Asma-Nya, Af-al-Nya, Taqdis-Nya dan ke

Maha Sucian-Nya”.

Selanjutnya Allah berseru :

Hai hamba yang berilmu! “Bilamana ilmumu dapat

melepaskan engkau dari ilmu mu, maka engkau akan

tiba pada perjalanan pengenalan (Makrifat), tetapi

kalau engkau menyatu dengan ilmu mu, maka ilmu ituakan menjadi penghijab bagimu; Dudukkan ilmu itu

 pada tempat yang seyogyanya menjadi penghantar ke

arah makrifat dan bukan engkau yang menyatu

dengan ilmu mu”.

“Setelah engkau tiba di ambang pintu makrifat, dan

memasukinya, maka engkau akan terheran-heran dan

menginsafi kebodohanmu di hadapan Zat Illahiat dan

inti mula pertamanya.

(Kunhiha) serta apa sebenarnya DIA (Manhiat)

terungkaplah di sini lunglainya pencapaian, itulah

 pencapaian dan kedunguan adalah puncak makrifat,maka terhujamlah dalam sanubarimu akan arti

sebenarnya dari “ Tiada satupun yang menyamai-

 Nya”.

Page 30: Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

7/16/2019 Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

http://slidepdf.com/reader/full/al-mawaqif-wal-mukhotoba1 30/197

“Almawaqif wal Mukhotobat”Asy-Syeikh Muhammad bin Abdul Jabbar An-Nafri 

An-Nafri | Ilmu Pengetahuan 29

Seorang sufi mewejang : “Kebodohan, kedunguanadalah tirai penutup yang asli dan tak mungkin

tersingkap tentang Zat Ilahiat, kecuali pada Hari

Kebangkitan (Kiamat) kala seorang hamba

dikehendaki-Nya untuk memandang dengan pandangan mata.

Adapun sebelum itu maka tiadalah mungkin melihat

Allah dengan terang-terangan, dan apa yang dialami

seorang abid ialah menyaksikan Allah pada sesuatuyang di dalamnya terdapat bekas dari tangan

 pembuatnya, ayat-ayat-Nya, hikmah-Nya, tadbir-Nya

(yang diuraikan-Nya). Dan itu merupakan penglihatan

akal serta matahati atau melihat Nur-Nya.Adapun Zat, akan tetap tinggal terselubung oleh

selimut gaib yang mutlak.

Dan di kala seorang abid mencapai puncak makrifat,

maka ia menyadari akan kebodohannya di hadapanZat itu; Dan menyadari pula akan kelemahan semua

usaha-usaha dan cara-cara yang selama ini

diandalkan; ia akan memulai perjalanannya kepada

Allah dengan menempuh penyaksian. Maka akan

keluarlah ia dari alam nyata selain Allah. Keluar dari

ilmunya, amalnya, makrifatnya, sifatnya, namanya

dan juga keluar huruf dan ibarat, dan apa saja yang

diibaratkan oleh huruf dan oleh ucapan ibarat.

Dengan pelepasan, penanggalan segalanya itu tadi

adalah pintu untuk mencapai “Penglihatan” serta jalan

masuk menuju “Hadirat-Nya” dan penghentian jalan

terakhir dari “penyaksian” maka ia masuk didorong

Page 31: Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

7/16/2019 Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

http://slidepdf.com/reader/full/al-mawaqif-wal-mukhotoba1 31/197

“Almawaqif wal Mukhotobat”Asy-Syeikh Muhammad bin Abdul Jabbar An-Nafri 

30 Ilmu Pengetahuan | An-Nafri

oleh kekuatan cahaya yang menetap (tidakmembiarkan dan tidak meninggalkan).

Yang demikian adalah, apa yang diuraikan dalam

gambaran seorang sufi “Penglihatan hati (Ru’yahQolbiah) terhadap Zat yang tertutup terselubung dan

terhijab dengan Nur demi Nur-Nya; dan itu

merupakan permulaan disertai kenyataan yang

dikawani oleh poros tempat persembunyian segala

sesuatu dan (dikawani) pula oleh keadaan darikelenyapan yang sepenuh-penuhnya... tiada sesuatu...

selain Nur itu.

Ketahuilah bahwa Nur itu bukanlah Zat, tetapi

hanyalah suatu ayat (tanda bukti) dari sekian banyaknya tanda-tanda bukti, dan juga sebagai hijab

dari sekian banyaknya hijab-hijab dan juga isim dari

 berbagai Asma-Nya (nama-nama-Nya) dan Asma

adalah hijab atas yang bernama dan yang dinamai.

Dan ini bukanlah penyaksian pandangan mata. Dalam

hal ini penyaksian pandangan mata tidak mungkin

sama sekali selagi di dunia ini, dan tidaklah bagi insan

yang memiliki bentuk jasad insani. Hal inisebagaimana yang diungkapkan dari apa yang terjadi,

dan apa yang dialami Nabi Musa As. Yang tidak

memiliki daya kemampuan memandang, hingga jatuh

 pingsan; dan bukit yang dijadikan contoh tidak pulamemiliki kemampuan tersebut hingga hancur lumat

 berbutir-butir,

Page 32: Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

7/16/2019 Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

http://slidepdf.com/reader/full/al-mawaqif-wal-mukhotoba1 32/197

“Almawaqif wal Mukhotobat”Asy-Syeikh Muhammad bin Abdul Jabbar An-Nafri 

An-Nafri | Ilmu Pengetahuan 31

Di dalam Al Qur’an surat Al A’raf 7:143 :“Dan tatkala Musa datang di tempat yang telah

ditentukan, dan Tuhannya berkata-kata dengannya,

lalu berkatalah Musa :”Wahai Tuhanku!

Perlihatkanlah diri-Mu padaku supaya aku dapatmemandang-Mu”. Ia pun berfirman : “Tidak sekali-

kali engkau dapat melihatk-Ku, tetapi pandanglah ke

 bukit itu; jika ia dapat tetap di tempatnya, maka

engkau akan melihat pada-Ku”, Maka tatkala Allah

“memperlihatkan diri” kepada bukit tadi, bukit itupunhancur luluh menjadi lumat dan jatuhlah Musa dalam

keadaan tak sadar diri. Maka tatkala sadar, berkatalah

Musa “Maha Suci Engkau! Aku taubat kepada-Mu,

dan aku adalah orang pertama yang beriman kepadaMu”.

Perhatikan! Musa tidak jatuh pingsan karena melihat

Zat Ilahy, tetapi ia baru melihat tajallinya Zat atas

sesuatu yang lain, yakni bukit itu, baru tajalli-Ny saja,dapatkah engkau membayangkan betapa mungkin

terjadi jika sekiranya Musa melihat Zat-Nya.

Dalam ilmu penegtahuan insani terdapat segi

tantangan, karenanya setiap sesuatu tujuan pemikiran

diiringi oleh pemikiran akal yang menguraikan

kebalikannya. Demikian juga kejahilan insani, yang di

dalam kejahilannya terdapat tantangan (dari

kebalikannya). Tidak demikian halnya dengan ilmu pengetahuan Rabbani (Ilahy) yang Ladunni (Ilmu

yang didapat langsung dari Allah), maka ilmu yang

demikian, begitu juga kebodohan yang berupa

“pengetahuan ketidaktahuan”, maka ia adalah suatukejahilan yang asli, yang tiada tantangan

Page 33: Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

7/16/2019 Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

http://slidepdf.com/reader/full/al-mawaqif-wal-mukhotoba1 33/197

“Almawaqif wal Mukhotobat”Asy-Syeikh Muhammad bin Abdul Jabbar An-Nafri 

32 Ilmu Pengetahuan | An-Nafri

kebalikannya, karena kejahilan terhadap Zat Ilahiatadalah merupakan sampainya kepada hakikat yang

terakhir, yang berkesudahan (nihaiyah), justru Allah

itu Yang Maha Suci (Majhul al-Hawiyah) yang tak

dapat diketahui karena tiada siapapun yangmenyerupai-Nya (Dan itulah sifat Zatiyah).

Allah berseru kepada hamba-Nya :

“Keluarlah engkau dari ilmumu yang kebalikannya

adalah kejahilan, keluarlah engkau dari makrifat yangkebalikannya adalah pengingkaran... niscaya engkau

akan jinak terhadap apa yang engkau ketahui, Ilmu itu

 berseteru dengan kejahilan, dan kejahilan itu adalah

huruf... kejahilan itu menjadi seteru ilmu dalam

kejahilannya terdapat huruf”.

Keluarlah engkau dari huruf, niscaya engkau

mengetahui ilmu yang tiada seterunya, yaitu Ilmu

Rabbani (jika engkau sudah sampai ke taraf ilmu ini),maka engkau akan menjahili suatu kejahilan yang

tiada lagi berseteru dengan kejahilan yang berupa

 pengetahuan. (Al Jahlul Irfani)”.

“Jika engkau telah mengetahui suatu ilmu yang tiadaseteru, dan jika engkau menjahili kejahilan yang tiada

 bersetru pula, maka engkau bukan lagi tergolong dari

 penduduk bumi dan langit”.

“Jika engkau sudah bukan lagi menjadi penduduk

 bumi, maka Aku tidak akan membebani engkau

 pekerjaan ahli bumi; Juga kalau engkau tidak lagi

menjadi peduduk langit, maka Akupun tidak lagi

membebani engkau menjadi pekerja ahli langit”.

Page 34: Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

7/16/2019 Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

http://slidepdf.com/reader/full/al-mawaqif-wal-mukhotoba1 34/197

“Almawaqif wal Mukhotobat”Asy-Syeikh Muhammad bin Abdul Jabbar An-Nafri 

An-Nafri | Ilmu Pengetahuan 33

Pekerjaan-pekerjaan ahi bumi adalah keserakahan dan

kerakusan, kelengahan dan menghambakan diri pada

hawa nafsu dan kepada semua yang nampak di

 permukaan bumi ini, yang saling kejar mengejarmemperebutkan aneka perhiasan. Sedangkan

 pekerjaan ahli langit adalah Zikir dan ta’dziem

(membesarkan Nama Tuhan) dan itulah penghambaan

ahli langit terhadap Tuhan, dan itulah yang

menjadikan mereka jinak dengan ketenangan kepadaAllah.

Dan penghambaan itu merupakan hijab yang terdekat,

yang mana Aku dari balik-Nya berhijab pula dengansifat keperkasaan; dan kelengahan itu pun suatu hijab

yang jauh, yang mana Aku dari baliknya berhijab

dengan semua dan apa-apa yang telah Ku ciptakan

dari segala sesuatu saling pengaruh-mempengaruhi.

Page 35: Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

7/16/2019 Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

http://slidepdf.com/reader/full/al-mawaqif-wal-mukhotoba1 35/197

“Almawaqif wal Mukhotobat”Asy-Syeikh Muhammad bin Abdul Jabbar An-Nafri 

34 R a h a s i a | An-Nafri

BAB 1

R a h a s i a

As-sir (rahasia), adalah laksana sesuatu yang

terselubung dalam kelembutan dan kehalusan, yangtersembunyi di dalam diri manusia, halnya seperti

keadaan roh, hati dan matahati.

Kami biasa mengucapkan : “Naiknya sudah sampai

 pada pencapaian Rahasia Tuhan; ucapan ini rumus

untuk sebutan maut, yakni keluarnya roh dari tubuh.

Dan Allah berseru kepada hamba-Nya :

Hai hamba!!” Sir mu yang tersembunyi itu berkekuatan melebihi kekuatan bumi dan langit.

Sir mu dapat memandang tanpa biji mata, mendengar

tanpa daun telinga, Sirmu tidak bertempat tinggal didalam rumah-rumah dan tidak pula makan buah-

 buahan”.

Sirmu tidak mengenal malam dan tidak mengembara

di siang hari”.

“Sirmu tidak diketahui oleh akal dan pikiran, dantidak pula berhubungan dengan hukum sebab-

akibat.”.

“Sirmu hidup dalam abad demi abad, sedang jasadmu

hidup dlam waktu yang ditentukan”.

Page 36: Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

7/16/2019 Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

http://slidepdf.com/reader/full/al-mawaqif-wal-mukhotoba1 36/197

“Almawaqif wal Mukhotobat”Asy-Syeikh Muhammad bin Abdul Jabbar An-Nafri 

An-Nafri | R a h a s i a 35

“Aku berada di belakang sirmu;.. Pengetahuan sirmutidak mengetahui akan Daku, dan isyarat-isyarat

sirmu tidak sampai menyaksikan Daku”.

“Bila telah engkau yakin tentang sirmu, maka engkau bukan lagi engkau.... sedangkan engkau-engkau itu

adalah tetap engkau”.

“Engkau daripada Ku”.... “Engkau kemudian daripada

Ku”

‘Sedangkan segala sesuatu di alam wujud ini

datangnya kemudian daripadamu dapat mengalahkan

engkau asalkan engkau mengenal kedudukanmu danmembiasakan (melazimi) duduk di dalam maqammu,

maka yang demikian itu engkau lebih kuat dari

kandungan huruf dan asma; lebih kuat dari segala apa

yang nyata di dalam dunia dan akhirat”.

“Jika engkau telah meyakini akan sirmu, maka yakin

 pulalah engkau akan Daku; daripada Ku lah adanya

segala sesuatu. Akulah yang menyatakan segala

sesuatu; Akulah yang DIA itu AKU”.

“Aku tidak berada di dalam sesuatu, dan aku berlepas

diri dari pada sesuatu, dan tidak pula Aku berdiam di

dalam sesuatu; dan tidaklah Aku di dalam Aku, dan

tidaklah Aku daripada siapa pun, dan Aku tidakterjawab oleh pertanyaan “Bagaimana?? Dan tidak

 pula oleh ucapan tanya “Apa” pun”.

“Aku adalah Yang Maha Esa, Maha Tunggal danmenjadi kembalinya segala macam pinta (Shomad)

Page 37: Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

7/16/2019 Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

http://slidepdf.com/reader/full/al-mawaqif-wal-mukhotoba1 37/197

“Almawaqif wal Mukhotobat”Asy-Syeikh Muhammad bin Abdul Jabbar An-Nafri 

36 R a h a s i a | An-Nafri

tidak ada yang dapat menyatakan adanya menjadinyata selain Ku”.

“Aku telah mendhahirkan alam semesta, yang bersifat

teguh-tetap (alam benda) dan apa bila Aku bernyataniscaya Aku akan melenyapkannya, dan apabila Aku

 berkehendak; niscaya Aku mengembalikannya kepada

mendahirkannya pula dengan pakaian-pakaian

sementara , serta aneka ragam logam-logam yang

terdapat di mana-mana (Yakni pakaian ruang danwaktu ... masa dan mana).

“Maka peliharalah batasmu antara Ma’nawiyah dan

tsabatiyah (yang tidak tetap dan yang tetap) antara roh

dan jasad.

“Segala sesuatu akan dituntut oleh dari mana ia

 berasal (jasad barasal dari tanah, maka tanah itu akan

menuntut) dan tiadalah Aku dengan sesuatu, makasesuatu itu akan berkhusus dengan Ku; Tiadalah Aku

ditentukan, dan sesungguhnya Aku mutlak (bebas)”.

Page 38: Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

7/16/2019 Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

http://slidepdf.com/reader/full/al-mawaqif-wal-mukhotoba1 38/197

“Almawaqif wal Mukhotobat”Asy-Syeikh Muhammad bin Abdul Jabbar An-Nafri 

An-Nafri | Bersama Allah 37

BAB 11

 

Sopan Santun Bertutur Kata

Bersama Allah

Hai hamba !! Janganlah engkau menentukan dan

menguraikan apa-apa yang menjadi keperluanmu,tetapi hendaklah engkau menyembunyikannya, lalu

ucapkanlah :“YA Tuhan, tengoklah hambamu ini yang berdatang

sembah dalam keadaan durhaka penuh dosa,...

tolonglah akan daku dalam urusanku, dakulah semua

kemalangan itu,,,, hanya Engkaulah yang dapat

memilih mana yang baik untukku; dakulah yang bodoh terhadap masalahku di antara kedua tangan

Mu. Hindarkanlah daripadaku tindak memilih atas-

Mu”.

Hai hamba! “Tindak memohon kepada Ku hendaknya

diiringi dengan pernyataan yang bijak... maka akan ku

 perlihatkan kepadamu apa yang selama ini engkau

sembunyikan dan apa yang engkau nyatakan ...katakanlah;

“Ya Tuhan! Daku bersama Mu sahaja, agar tiada satu

 pun menyambarku dan ditarik mejauh dari Mu, daku bersama Mu sahaja, agar tidak mengenal selain Mu; ,,,

Jadikanlah daku melihat Mu untuk selama-lamanya;

Ku mohon apa yang Engkau Ridloi...Anugrahkanlah

daku kecintaan pada Mu”.

Page 39: Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

7/16/2019 Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

http://slidepdf.com/reader/full/al-mawaqif-wal-mukhotoba1 39/197

“Almawaqif wal Mukhotobat”Asy-Syeikh Muhammad bin Abdul Jabbar An-Nafri 

38 Bersama Allah | An-Nafri

“Ya Tuhan!! Daku memohon dengan segalakerendahan dan sepenuh hati, dapatlah daku menjadi

hiasan antara kedua tangan Mu; pakaikan untuk ku

 pakaian indah yang menjadi hamparan tibanya

karunia Mu; Jadikanlah pula daku selalu memandangMu menurut kehendak dan kemauan Mu dan menjadi

sasaran gairah cemburu Mu”.

Hai hamba! Ucapkanlah kata-katamu dengan penuh

rasa penyesalan!“Tuhanku yang melihat akan daku, maka

 bagaimanakah daku melihat selain Nya.

Telah daku lihat pula daku saksiskan, maka sekali-kali

daku tidak melihat Nya; daku bersenang-senang dan bergembira ria, maka sekali-kali daku tidak melihat

 Nya; daku murung, daku bersedih, maka sekali-kali

daku tidak melihat Nya; daku lapar dan menanggung

derita, maka sekali-kali daku tidak melihat Nya; dakukenyang tidak juga sekali-kali daku melihat Nya...

daku menyembah pada Nya; maka sekali-kali tidak

 juga melihat Nya”.

“Oh Tuhanku! Kemanakah seharusnys daku pergi?

Sedangkan Engkau yang melakukan segala tindak”.

“Tutur kata siapa lagi yang hendak daku dengarkan,

 bukankah setiap lesan mengucapkan tutur kata Mu?

Dengan siapa pula daku menggabungkan diri dalamhimpunan? Sedangkan Engkau berada di setiap

himpunan”.

“Tak pelak lagi ya Tuhan, Engkau berada di setiap

mata yang melihat”.

Page 40: Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

7/16/2019 Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

http://slidepdf.com/reader/full/al-mawaqif-wal-mukhotoba1 40/197

“Almawaqif wal Mukhotobat”Asy-Syeikh Muhammad bin Abdul Jabbar An-Nafri 

An-Nafri | Perjanjian Pengangkatanmu 39

BAB 12

 

Dengarkan Isi

Perjanjian Pengangkatanmu

Aku ditegakkan berdiri di antara kedua tangan Nya;

lalu ia berseru :“Tiada kufitrahkan padamu agar engkau tunduk

kepada ilmu pengetahuan, tiada pula Ku didik engkauagar berdiri di depan pintu-pintu selain pintu Ku; tida

 pula Aku mengambil kawan duduk semajelis agar

engkau mengajukan permohonan pada Ku untuk

duduk bersama selain Ku. Hendaklah engkau ketahui

siapakah engkau, maka pengetahuanmu tentangdirimu adalah merupakan suatu peraturan bagimu

yang tiada akan roboh, dan suatu ketenangan untuk

mu yang tiada akan lenyap”.

“Engkau adalah hamba Ku”.

“Engkau hidup dengan Ku, karena tiupan roh Ku, dan

kepada Ku engkau kembali, dan dengan Ku engkau

akan bangkit, dan kepada Ku engkau bernasab. Kuciptakan engkau agar engkau menjadi tatapan

 pandangan Ku, dan engkau akan menjadi pengurai

 Nama-nama Ku; Ku ciptakan dunia ini untukmu dan

 pula Ku sujudkan kepadamu; dan Ku ciptakan segalasesuatu demi engkau, Ku bentuk engkau demi Aku

supaya engkau menjadi ahli Hadirat Ku; Ku pilih

engkau demi kemuliaan himpunan Ku; Ku gemarkan

engkau bersama Ku; Ku fitrahkan engkau sesuai

dengan gambaran Ku”.

Page 41: Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

7/16/2019 Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

http://slidepdf.com/reader/full/al-mawaqif-wal-mukhotoba1 41/197

“Almawaqif wal Mukhotobat”Asy-Syeikh Muhammad bin Abdul Jabbar An-Nafri 

40 Perjanjian Pengangkatanmu | An-Nafri

Dengarkan perjanjian wilayahmu (Pengankatanmu) :

“Jangan engkau bertakwil atas Ku dengan

menggunakan ilmu pengetahuanmu, taatilah hukum-

hukum Ku tanpa takwil dan tanpa saling berbantah.

Janganlah engkau menjarak daripada Ku... demi untuk

kepentinganmu sendiri... manakala engkau keluar,

hendaklah keluar kepada Ku; dan engkau masuk,

hendaklah mesuk pula kepada Ku; dan engkau tidur,maka tidurlah dalam penyerahan kepada Ku; dan bila

engkau bangun, maka hendaklah engkau bangun

 penuh dengan rasa tawakal kepada Ku; dan bila

engkau makan hendaklah engkau menyadari bahwa

makananmu itu dari tangan Ku; dan bila engkauminum, hendaklah engkau menyadari pula bahwa

engkau meneguk minuman dari tangan Ku”.

“Mohonlah pertolongan dengan berdo’a kepada Ku,agar engkau bisa tegak berdiri di dalam maqammu di

antara kedua tangan Ku... Kalau tidak ... maka

diammu itu menyeru kepadamu tentang apa-apa yang

telah diketahui perihal dirimu, maka waspadalah

engkau kepada Ku, jangan sampai diammu itumenjadi seruan kepada dirimu, sedangkan engkau

mengesankan bahwa diammu itu adalah taqarub

(berhampir diri) kepada Ku”.

“Bagaimana engkau melepaskan pendanganmu ke

arah langit dan bumi, matahari dan bulan, dan kepada

segala sesuatu apapun, sedangkan engkau telah

mengetahui, bahwa kesemuanya itu terang dan nyata

daripada Ku.

Page 42: Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

7/16/2019 Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

http://slidepdf.com/reader/full/al-mawaqif-wal-mukhotoba1 42/197

“Almawaqif wal Mukhotobat”Asy-Syeikh Muhammad bin Abdul Jabbar An-Nafri 

An-Nafri | Perjanjian Pengangkatanmu 41

Kesemuanya itu mensucikan diri Ku dengan

menyampaikan puja-pujiannya kepada Ku dan

mengucapkan kata tulus “Laisa Kamitslihi Syai’un...

Tiada satu pun yang menyamai Nya”... Janganlahengkau menyingkir dari patokan pandangan yang

demikian ini, agar tidak dirampas oleh pandangan-

 pandangan lain. Dan jangan lupa engkau

mengeluarkan sifatmu dari cara memandang yang

demikian, karena nantinya engkau dirampas olehsifatmu sendiri”.

“Bila engkau tidak melepaskan sifatmu keluar dalam

 pandangan ini, akan ku tan engkau akan menulis atasdahimu wilayah Ku (pemeliharaan Ku), dan akan

engkau saksikan bahwa sesungguhnya Aku berada

 bersamamu di mana pun engkau berada. Dan akan ku

dudukan engkau di dalam maqam ishmad (maqam

yang tidak luput dalam penjagaan Ku), dan akan Kutetapkan engkau dalam sopan santun dari segala

syahwat keinginanmu, dan engkau kan merasakan

malu untuk selalu berada di dalam tata cara adat-

isitadatmu”. SesungBahwa syahwat-syahwat itu

menjadi hijab penutup atasmu untuk menguji

kecintaanmu, maka jika engkau menetapkan pilihan

kepada Ku dan tidak memilih keinginan-keinginan

lain, niscaya ku ungkapkan untukmu zatmu sendiri

dan tiada lagi Aku menutupi engkau dengan anekakeinginan-keinginan syahwat. Ketahuilah, bahwa

syahwat itu mendatangi engkau melalui jasad

tubuhmu. Adapun zatmu maka Ku ciptakan atas dasar

suci murni tiada condong melainkan hanya kepada Kusendiri”.

Page 43: Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

7/16/2019 Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

http://slidepdf.com/reader/full/al-mawaqif-wal-mukhotoba1 43/197

“Almawaqif wal Mukhotobat”Asy-Syeikh Muhammad bin Abdul Jabbar An-Nafri 

42 Perjanjian Pengangkatanmu | An-Nafri

“Katakanlah pada lubuk hati nuranimu, agar berdiri

tegak di anatara kedua tangan Ku, tiada dengan

sesuatu dan tiada pula untuk sesuatu, niscaya Ku

 bangun mahligai yang sangat besar di belakangmu,dan kekuasaan agung di bawah kedua telapak kakimu.

Hendaklah engkau memohon bantuan hanya dari Ku

sahaja, jangan dari Ilmu Ku, dan jangan pula dari

dirimu, dengan demikian engkau menjadi hamba Ku, berada di sisi Ku dan dapat pengertian perihal Ku.

Hendaklah halmu menjadi demikian laksana TUHAN

YANG HADIR, dalam alam semesta yang gaib dan

 pudar. Maka inilah hiasan sifatnya barang siapa yangaku malu daripadanya”.

Page 44: Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

7/16/2019 Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

http://slidepdf.com/reader/full/al-mawaqif-wal-mukhotoba1 44/197

“Almawaqif wal Mukhotobat”Asy-Syeikh Muhammad bin Abdul Jabbar An-Nafri 

An-Nafri | 43

BAB 13

 

Penglihatan

Allah berseru kepada hamba-Nya.

(Pahami QS.Al-Insylqaq 84.6).

Hai hamba! “Menundukan kepala ke bawah, adalah

merupakan lalu-lintas dunia dan akhirat, dan

melepaskan pandangan adalah merupakan penjara

dunia dan akhirat (penglihatan adalah laksana penjaradunia dan akhirat dalam arti jika penglihatanmu

engkau menjadikan sedemikian rupa, memandang

wajah ayu dan cantik, maka di balik wajah ayu dan

cantik terbukalah pintu penjara dan engkau menjadi

 budaknya, maka engkau akan luput kehilangan arahdari dunia dan akhirat)”.

“Orang yang menoleh ke kanan dan ke kiri sudah

tidak layak lagi berjalan bersama Ku (karena diasudah disibukan oleh pikirannya yang tidak menyatu

lagi, sudah bercerai berai dan tidak lagi mendengar

kata-kata Ku)”.

Hai hamba ! Perihalah hatimu dari jurusan matamu,

kalau tidak, maka engkau tidak lagi dapat

memeliharanya untuk selama-lamanya”.

Hai hamaba! Peliharalah matamu, niscaya Ku jaga

hatimu (Yakni Ku pelihara hatimu dari ketidaktetapandan ketidakmantapan)

Page 45: Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

7/16/2019 Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

http://slidepdf.com/reader/full/al-mawaqif-wal-mukhotoba1 45/197

“Almawaqif wal Mukhotobat”Asy-Syeikh Muhammad bin Abdul Jabbar An-Nafri 

44 Penglihatan | An-Nafri

“Jagalah syahwatmu, niscaya Ku cukupi hajatmu”

“Peliharalah kedua matamu serta serahkan dan

tinggalkan kesemuanya pada Ku... bila telah engkau

 pelihara kedua, niscaya terpeliharalah hatimu dalam puri kerajaan Ku (yakni sudah tidak lagi terpengaruh

oleh perbagai macam yang menarik perhatianmu, dan

tidak lagi tergoda dari ketidaktetapan dan ketidak

mantapan, dan engkau Ku beri kemampuan untuk

mengarahkan dan menghimpun tekad yang kuat dankemauan yang teguh. Itulah yang Ku maksudkan

dengan puri kerajaan Ku)

Hai hamba! “Jangan engkau memandang apapun yang

Ku perlihatkan padamu dengan pandangan terpesonayang akan menyerumu kepada rasa kepuasan, dan

 janganlah engkau merendahkan diri terhadap pada

sesuatu pun. Jika engkau telah terpesona melihat

selain Ku, lalu engkau merasa tergoda, makakatakanlah :

“YA Tuhan... inilah ujian Mu! Maka Aku akan

merahmatimu!”

Page 46: Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

7/16/2019 Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

http://slidepdf.com/reader/full/al-mawaqif-wal-mukhotoba1 46/197

“Almawaqif wal Mukhotobat”Asy-Syeikh Muhammad bin Abdul Jabbar An-Nafri 

An-Nafri | Tentang Jauh Dekat 45

BAB 14

 

Tentang Jauh Dekat

Hai hamba! “Berulang kali Ku perkenalkan diri Ku padamu, tetapi engkau belum juga mengenal Ku, hal

yang demikian berarti engkau menjauhkan diri

daripada Ku. Engkau sudah mendengar tutur-kata Ku

dari lubuk hati sanubarimu, tetapi engkau belum juga

mengetahui bahwa itu adalah kata-kata Ku, hal yang

demikian sama halnya engkau telah menjauhkan diri

daripada Ku”.

“Engkau dapat melihat dirimu, sedangkan Aku lebihdekat dari dirimu, itulah pengertian menjauh yang

sebenarnya”.

Hai hamba! “Engkau akan tetap tinggal terhijabdengan hijab tabiatmu sendiri; Sekalipun telah Kuajarkan padamu, ilmu pengetahuan Ku, dan kerap

 juga engkau mendengarkan kata-kata Ku, hingga

engkau berpindah kepada kedudukan bekerja dengan

Ku”.

Adapun si Waqif (Yang berhenti dan berdiri tegak di

Hadirat Ku) maka ia telah memasuki tipa rumah,

maka tiada lagi rumah-rumah yang dapatmenampungnya; ia sudah merasakan segala macamminuman tetapi masih tetap merasa dahaga; lai ia

sampai ke pada Ku, dan Aku adalah tempat

tinggalnya, dan di sisi Ku adalah tempat penghentian

dan berdirinya.

Page 47: Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

7/16/2019 Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

http://slidepdf.com/reader/full/al-mawaqif-wal-mukhotoba1 47/197

“Almawaqif wal Mukhotobat”Asy-Syeikh Muhammad bin Abdul Jabbar An-Nafri 

46 | An-Nafri

Al Waqwah (penghentian untuk berdiri tegak di

Hadirat Allah), adalah di balik apa yang dikatakan,

dan makrifat itu adalah puncak yang di katakan,

sedangkan ilmu pengetahuan itu adalah apa yangdapat di katakan.

“Bila engkau melihat selain Ku, takan dapat lagi

enggkau melihat Ku”

“Jangan putusa harapan daripada Ku... Andaikanengkau datang kepada Ku dengan segala ucapan dan

tutur kata yang buruk, maka ampunan Ku lebih besar

lagi. Dan jangan pula engkau bercanda dan berani

 pula kepada Ku. Andaikan engkau mendatangi Ku

dengan semua uacapanmu dan tutur katamu yang baik, tentu hujat Ku lebih utama”.

Page 48: Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

7/16/2019 Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

http://slidepdf.com/reader/full/al-mawaqif-wal-mukhotoba1 48/197

“Almawaqif wal Mukhotobat”Asy-Syeikh Muhammad bin Abdul Jabbar An-Nafri 

An-Nafri | Khusus dan Umum 47

BAB 15

 

Khusus dan Umum

Allah berseru kepada hamba-Nya.

(Pahami QS.Al-Insylqaq 84.6).

“Bukanlah suruhan Ku yang berupa ilmu pengetahuan

yang Ku tujukan kepadamu, dari jurusan hatimu, itu

untuk memindahkan kedudukanmu dari umum kepada

khusus.

Bukan pula di kala Aku memerintahkan kepadamu

untuk membuang segala apa yang Ku berikan padamu berupa ilmu-ilmu dan pengetahuan-pengetahuan itu

demi kegairahan Ku atasmu. Dan bukan pula supaya

Aku memilihmu untuk diri Ku. Itu semua adalah agarengkau keluar daripada makrifat kepada penyaksian,dan dari khusus yang tingkat khususnya khusus,

supaya negkau utuh untuk Ku, sebagaimana Aku

menjadi untukmu, menjadi sasaran pandanganmu dan

engkau menjadi sasaran pandangan Ku”.

“Tiada lagi antara Ku dan antaramu batas pemisah

sesuatu pun, baik nama-nama Ku, atau ilmu-ilmu Ku

apalagi nama-nama atau ilmu-ilmumu”.

“Hendaklah engkau titipkan namamu kepada Ku

sampai tiba saatnya Aku menjumpaimu dengan

(nama). Jangan ada lagi antara Ku antaramu nama,

ilmu dan makrifat yang membatasai, maka untuk

Page 49: Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

7/16/2019 Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

http://slidepdf.com/reader/full/al-mawaqif-wal-mukhotoba1 49/197

“Almawaqif wal Mukhotobat”Asy-Syeikh Muhammad bin Abdul Jabbar An-Nafri 

48 | An-Nafri

Hadirat Ku telah Ku bentuk engkau bukan untukhijjab. Maka pada Hadirat Ku tidak satupun lagi yang

mampu menguasaimu, karena sesungguhnya engkau

adalah kemudian daripada Ku, dan sesuatu apapun

yang Ku nyatakan adalah kemudian daripadamu”.

Page 50: Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

7/16/2019 Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

http://slidepdf.com/reader/full/al-mawaqif-wal-mukhotoba1 50/197

“Almawaqif wal Mukhotobat”Asy-Syeikh Muhammad bin Abdul Jabbar An-Nafri 

An-Nafri | Setiap yang Berbekal akan Terkalahkan 49

BAB 16

 

Setiap yang Berbekal akan

Terkalahkan

Aku ditegakkan berdiri di atas permukaan laut, maka

kulihat bahtera demi bahtera saling tenggelam, yangtersisa hanya keping-keping papan yang berserakan di

sana-sini” Kemudian tiba saatnya papan-papan itu

tenggelam juga. Lalu Dia berseru kepadaku : “Tiada

satupun yang naik di permukaan laut itu akan selamat,dan setiap yang berbekal akan terkalahkan”.

Ia pun berseru pula : “Barang sapa yang mau

menerjunkan dirinya dan tidak mau naik, berarti mau

menghadang bahaya”.

Lanjutnya : “Siapa yang naik juga dan tidak mau

menempuh bahaya, niscaya akan binasa!”.

Dan kata Nya : “Dalam menempuh bahaya masih adasebagian darapan dari keselamatan”. Dan ombak yang

ketika itu datang menggunung menganggkat pula apa-

apa yang ada di bawah permukaan laut dan

dihempaskan ke tepi pantai.

Lalu kata Nya : “Cahaya terang di atas permukan laut

tak dapat di capai, dan dasar laut yang gelap gulita tak

dapat dikuasai, dan di antara keduanya ikan-ikan juga

tidak dapat terjamin keselamatannya”.

Page 51: Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

7/16/2019 Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

http://slidepdf.com/reader/full/al-mawaqif-wal-mukhotoba1 51/197

“Almawaqif wal Mukhotobat”Asy-Syeikh Muhammad bin Abdul Jabbar An-Nafri 

50 Setiap yang Berbekal akan Terkalahkan | An-Nafri

Dan lanjut Nya pula : “Jangan engkau naik ke permukaan laut, maka Aku akan menghijabmu

dengan bekal bawaanmu sendiri dan jangan pula

terjun ke dalam laut, yang demikian halnya sama saja;

Aku tetap akan menghijab dengannya”.

Lalu kata Nya kepadaku : “Di laut itu ada batas-batas,

maka yang mana yang akan mendukungmu?”.

Dan kata Nya : “Bila engkeu merelakan dirimu padalautan, lalu engkau terjunkan dirimu ke dalamnya,

tidak yang demikian menjadikan dirimu sama dengan

hewan laut”.

Dan kata Nya : “Terperdayalah engkau! Jika Akumenunjukan engkau atas selain Ku!”

Kata Nya pula : “Bila engkau membinasakan dirimu

 berkorban untuk selain Ku, maka engkau adalah bagisiapa yang engkau rela berkorban itu”

Dan kata Nya : “Dunia itu bagi barangsiapa yang Ku

singkairkan jauh daripada dunia, dan bagi barangsiapa

yang Ku singkirkan dunia itu daripada dirinya; Danakhirat itu bagi barangsiapa yang Ku datangkan untuk

menghadap (mendekat) kepadanya, dan Ku jadikan

 pula ia suka menghadap kepada Ku”.

Page 52: Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

7/16/2019 Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

http://slidepdf.com/reader/full/al-mawaqif-wal-mukhotoba1 52/197

“Almawaqif wal Mukhotobat”Asy-Syeikh Muhammad bin Abdul Jabbar An-Nafri 

An-Nafri | 51

BAB 17

 

Masuklah pada KU Seorang Diri

“Hendaklah engkau bekerja tanpa melihat pekerjaan

itu :

Hendaklah engkau bersedekah tanpa memandang

sedekah itu!Engkau melihat amal perbuatanmu walau baik

sekalipun, tidak layak bagi Ku untuk meandangnya,

maka janganlah engkau masuk kepada Ku dengannya.

Sesungguhnya jika engkau datang kepada Ku

 berbekal amal perbuatanmu, maka akan Ku sambut

dedatanganmu dengan penagihan-penagihan dan

 perhitungan. Dan jika engkau mendatangi Ku dengan

ilmu pengetahuanmu, maka Ku sambut dengantuntutan. Dan jika engkau mendatangiku dengan

makrifat, sambutan Ku adalah Hujat, sedang hujat Ku

lebih utama dan lebih seharusnya.

Hendaklah engkau singkirkan ikhtiar (memilih),

niscaya pasti Aku singkirkan tuntutan. Hendaklah

engkau lepaskan ilmu pengetahuanmu, amal

 perbuatanmu, makrifatmu, sifatmu, namamu dan darisegala yang nyata, supaya dengan demikian engkau

 bertemu dengan Ku seorang diri.

Bila engkau menemui Ku, dan ada di antara Ku dan

antaramu sesuatu dari kenyataan-kenyataan itu,sedangkan Aku-lah yang menciptakan segala yang

Page 53: Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

7/16/2019 Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

http://slidepdf.com/reader/full/al-mawaqif-wal-mukhotoba1 53/197

“Almawaqif wal Mukhotobat”Asy-Syeikh Muhammad bin Abdul Jabbar An-Nafri 

52 Masuklah pada KU Seorang Diri | An-Nafri

yang nyata, Aku lebih dahulu menyingkirkandaripadanya, demi cinta.. guna mendekatimu, maka

 janganlah engkau membawa kenyataan-kenyataan

dalam menemui Ku, jika masih saja demikian halmu,

maka tiada kebaikan daripadamu.

Jika engkau mengethaui di kala engkau masuk kepada

Ku, pastilah engkau akan memisahkan diri dari para

Malaikat, sekalipun mereka itu saling bantu-

membantu kepadamu, karena keenggananmu makahendaknya jangan ada lagi penolong selain Ku.

Jangan engkau melangkah ke luar dari rumahmu

tanpa mengharapkan keridaan Ku, karena Aku-lah

yang bakal menunggumu dan menjadi petunjukmu.

Temuilah Aku dalam kesendirianmu, sekali atau dua

kali sehabis menyelesaikan shalatmu, niscaya Ku jaga

malam dan siang harimu, Ku jaga pula hatimu, Ku jaga pula urusanmu, juga kemauan kerasmu.

Tahukah engkau bagaimana hendaknya engkau

datang menjumpai Ku seorang diri? Hendaknya

engkau melihat tibanya Hidayah Ku kepadamu,karena kemurahan Ku bukan karena amalmu engkau

memperoleh pengampunan Ku dan bukan pula oleh

ilmu pengetahauanmu.

Serahkanlah kembali kepadaku buku-buku ilmu

 pengetahuan, dan catatan-catatan amalmu, niscaya Ku

 buka kedua tangan Ku, Ku terima dan Ku buahkan

dengan keberkahan Ku dan Ku lebihi dengan

kemurahan Ku”.

Page 54: Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

7/16/2019 Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

http://slidepdf.com/reader/full/al-mawaqif-wal-mukhotoba1 54/197

“Almawaqif wal Mukhotobat”Asy-Syeikh Muhammad bin Abdul Jabbar An-Nafri 

An-Nafri | 53

BAB 18

 

Berdiri diantara kedua Tangan

 Allah

“Bila engkau didatangi Kalam (pena), lalu ia

mengatakan kepadamu : “Ikutlah aku! Ketahuilah

yang berada di sisi ilmu itu adalah Aku, hendaknyamendengar daripada Ku, akulah yang menggariskan

rahasia-rahasia itu. Hendaklah engkau menyerahkan

diri pada Ku saja, tidaklah engkau dapat melangkahi

Aku dan mencapai Ku, maka katakanlah kepada

“Kalam”. Enyahlah daripadaku hai kalam! Yang

menyatakan aku adalah yang menyatakanmu, dan

yang memeperlakukan aku adalah yang

memeperlakukan engkau, yang menciptakan akuadalah yang menciptakanmu. Daripada Nya akumendengar dan daripada mu, kepada Nya aku

 berserah diri, dan bukan kepadamu.

Jika ku dengar ucapanmu, niscaya aku terhijab, bila

ku serahkan diriku padamu, niscaya aku menjadilemah, bila aku mengikutimu nicaya akau jatuh di

 perbatasan dan menemui beberapa persimpangan

yang tidak menetu jurusannya.

“Bila mendatangi engkau Arasy... dengan serba

kemegahannya yang memepesonakan, diiringi pula

oleh para Malaikat yang tak henti-hentinya bertasbih,

lalu engkau di panggil ke arah dirinya, maka sahutilah

Page 55: Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

7/16/2019 Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

http://slidepdf.com/reader/full/al-mawaqif-wal-mukhotoba1 55/197

“Almawaqif wal Mukhotobat”Asy-Syeikh Muhammad bin Abdul Jabbar An-Nafri 

54 Berdiri diantara kedua Tangan Allah | An-Nafri

 panggilannya itu “Enyahlah engkau wahai Arasy!“Perhatianku bukan di sisimu” dan “berdiriku di

sekitarmu!.

. Perhentianku di sisi Allah yang menciptakan dirimu,dan Ia lebih besar daripadamu di dalam arena ke

Agungan dan Keindahan, lebih memukau dari

keindaanmu dalam tingkatan perhiasan, maka

 berdirimu karena pertolongan Nya, engkau berhujat

kepada Nya, memerlukan bantuan Nya. Adapin Diamaka Dia berdiri dengan Zat Nya; Jamal Nya

daripada Nya; Keindahan Nya dari pada Nya.

Keagungan Nya daripada Nya, tiada dari selain Nya.

“Bila engkau berkehendak supaya jangan adasesuatupun yang melintas kepadamu selain Ku, dan

 bila engkau berhasrat ke luar (melepaskan diri) dari

segala yang nyata, maka hendaklah engkau berdiri di

dalam ketiadaan (anafi) di ambang pintu (“LA”)(tiada) Ilaha illallah (Tuhan melainkan Allah) dan

ketahuilah, bahwa “an-nafi” tidak akan tercapai

kecuali dengan Ku. Aku nanti yang akan

menafikanmu daripada yang lain-lain dan Ku

isbathkan engkau dengan karunia Ku dalam bertetangga dengan Ku dan di sisi Ku”.

“Hendaklah engkau berdiri di Hadirat Ku, bukan

untuk mendengar daripada Ku, dan bukan untukmendapat tahu daripada Ku, dan bukan untuk saling

 bertutur kata, tetapi hanyalah untuk saling pandang-

memandang, tetapkanlah pendirianmu dalam

 pendirian ini hingga tiba saatnya Aku bersabda

kepadamu, Maka apabila Aku bersabda hendaklah

Page 56: Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

7/16/2019 Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

http://slidepdf.com/reader/full/al-mawaqif-wal-mukhotoba1 56/197

“Almawaqif wal Mukhotobat”Asy-Syeikh Muhammad bin Abdul Jabbar An-Nafri 

An-Nafri | Berdiri diantara kedua Tangan Allah 55

engkau menangis, menyesali sabda-sabda Ku yangtermakan oleh usiamu yang telah lanjut berlalu.

“Bila engkau telah berdiri di Hadirat Ku, jangan

hendaknya engkau keluar dari maqammu, sehinggaandaikan engkau dijumpai, di kala menyaksikan Aku,

oleh runtuhnya langit dan hancurnya bumi, engkau

akan tetap juga dan tidak akan pergi menyingkir”.

“Bila engkau telah mengenal, bagaimana engkau berdiri di antara ke Dua Tangan Ku, demi untuk Zat

Ku dan Wajah Ku semata, bukan untuk keperluan

apapun, baik dari pembicaraan maupun tutur kata Ku,

maka sesungguhnya engkau telah mengenal kaAgungan Hadirat Ku”.

“Dan barang siapa sudah mengenal akan ke Agungan

Hadirat Ku, akan Ku haramkan apapun selain Ku, dan

akan Ku jadikan menjadi ahli pemeliharaan Ku”.

“Bila engkau di datangi oelh pendatang (A Warid)

yaitu Khatir Rabbani (lintasan hati yang datang dari

Tuhan), maka hendaklah engkau ucapkan :

“Yaa man auradal waarida asy hidnii malakuuti

 birrikafii dzikrika wadziqnii khanaana dzikri kafii

isyhaa dika”

“Wahai Allah yang mendatangkan Al Warid,

 persaksikan padaku ke Agungan kasih sayang Mudalam zikirku kepada Mu, dan anugrahilah padaku

rasa kerinduan dalam zikirku kepada Mu dalam

engkau mempersaksikan.

Page 57: Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

7/16/2019 Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

http://slidepdf.com/reader/full/al-mawaqif-wal-mukhotoba1 57/197

“Almawaqif wal Mukhotobat”Asy-Syeikh Muhammad bin Abdul Jabbar An-Nafri 

56 Kegaiban, Penglihatan dan Penyaksian | An-Nafri

BAB 19 

Sopan Santun Bertutur Kata

Kegaiban, Penglihatan dan

Penyaksian

Kegaiban (ketidak hadiran) adalah sesuatu kelalaian,

hal yang demikian banyak dirasakan oleh manusia-manusia ahli dunia, disebabkan karena melihat

sesuatu pada zat dirinya, maka yang demikian itu

 bagaikan membuka peluang untuk disambar oleh

sesuatu-sesuatu itu; dan sesuatu-sesuatu itu saling

 panggil-memanggil hingga engkau akan terbagi-bagi

di antaranya dan tercerai-beraikan oleh panggilan

masing-masing itu.

Jelas yang demikian membuatmu gaib daripada YangMaha Tunggal lagi Berdiri Sendiri. Hanya dengan

Pertolongan Nya engkau dapat tegak berdiri, tetapi

engkau alihkan penglihatanmu untuk segala sesuautu

hingga engkau menerjunkan diri untuk mendapatkanagar memilikinya, atau waspada daripadanya, takut ke

 padanya, merendah-rendah membujuk merayunya.

Adapun Penglihatan, maka ia adalah: ‘Penglihatanmu

kepada Allah dan Kekuasaan Nya atas segala sesuatuitu, menunjukan betapa lemahnya segala sesuatu itu

dengan zat dirinya masing-masing, dan sangat sedikit

sekali daya upaya, yang hanya merupakan suatu

 pinjaman dari Allah yang membentuknya serta

mendirikannya, maka kesemuanya itu tiada

Page 58: Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

7/16/2019 Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

http://slidepdf.com/reader/full/al-mawaqif-wal-mukhotoba1 58/197

“Almawaqif wal Mukhotobat”Asy-Syeikh Muhammad bin Abdul Jabbar An-Nafri 

An-Nafri | 57

 berkemampuan untuk menarikmu dengan zat-zatnya,dan lemah sekali untuk membagi-bagikan kesan dan

lemah pula untuk mempengaruhimu dengan segi-segi

yang mencerai beraikan. Hanya Allah sajalah Zat

Yang Maha Suci yang dapat menghimpun kemauankerasmu kepada Nya. Dan menyatakan Nya di balik

cela-cela sesuatu itu yang dapat melenyapkan zat-

zatnya dan zat dirinya.

Adapun Penyaksian, maka ia adalah : “Penghapusleburan segala sesuatu dengan tata laksana ke dalam

 Nur Illahiat yang melimpah ruah yang meliputi

segala-galanya, dan itulah yang kami istilahkan

“Penyaksian dengan Hati”.

Page 59: Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

7/16/2019 Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

http://slidepdf.com/reader/full/al-mawaqif-wal-mukhotoba1 59/197

“Almawaqif wal Mukhotobat”Asy-Syeikh Muhammad bin Abdul Jabbar An-Nafri 

58 Hijab Hijab | An-Nafri

BAB 2

Hijab Hijab

Hijab-hijab Zat Ilahiat itu, dala lima :1. Hijab A ‘yan (A’yan = segala mahluk yang

diciptakan oleh Allah).

2. Hijab Ilmu3. Hijab Huruf

4. Hijab Asma (Nama-nama)

5. Hijab Kejahilan (kebodohan)

Dunia dan akhirat dan apa yang ada di antara

keduanya dari makhluk-makhluk, adalah hijab A’yandan setiap “ain (mata) dari kesemuanya itu adalah

hijab A’yan atas dirinya sendiri dan hijab atas

selainnya.

Dan Hijab Ilmu dikembalikan pada hijab a’yan,karena ilmu itu hasil pembahasan terhadapnya dan

terhadap pada peraturan-peraturannya.

Dan hijab huruf adalah hijab hukum...

Dan Asma (nama-nama) adalah hijab atas apa yang

dinamai..

Terakhir adalah Hijab Kejahilan (kebodohan) yang

mana tidak dapat diungkapkan melainkan pada HariKebangkitan (Hari kiamat).

Page 60: Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

7/16/2019 Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

http://slidepdf.com/reader/full/al-mawaqif-wal-mukhotoba1 60/197

“Almawaqif wal Mukhotobat”Asy-Syeikh Muhammad bin Abdul Jabbar An-Nafri 

An-Nafri | Apa apa yang diserukan Allah 59

BAB 21

 

 Apa apa yang diserukan AllahKepada Hambanya

1. Hai hamba “Bila engkau telah menghilangkan(melalaikan) hikmat kebijaksanaan apa yang telah

engkau ketahui, maka apa yang akan ngkau perbuat

dengan ilmu yang tiada engkau ketahui itu ?

2. Hai hamba! “Kesedihan yang menimpa dirimu,

adalah kesedihan yang sebenar-benarnya, (yakni bilai

engkau telah melalaikan Daku, maka sesungguhnya

engkau telah melalaikan sesuatu yang tiada lagi

gantinya).

3. Hai hamba! “Jika bukan karena Shomad Ku

(shomad = kesudahan dari semua pinta), niscaya

engkau tidak menemukan tujuan permintaanmu. Dan

 jika bukan karena Dawam Ku (dawam = yang terus

menerus tanpa hentinya) niscaya engkau bosan,

4. Hai hamba! “Aku lebih utama bagimu daripada

apa yang Kunyatakan, sedangkan engkau lebih utama

 bagi Ku dari apa yang Ku sembunyikan.

5. Tanda ampunanku di dalam suatu ujian, ialah

 bahwa ujian itu menjadi suatu ilmu pengetahuan bagimu.

Page 61: Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

7/16/2019 Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

http://slidepdf.com/reader/full/al-mawaqif-wal-mukhotoba1 61/197

“Almawaqif wal Mukhotobat”Asy-Syeikh Muhammad bin Abdul Jabbar An-Nafri 

60 Apa apa yang diserukan Allah | An-Nafri

6. Siapa yang Ku bodohkan, Ku beri dalih dengankejahilan, Aku bermuslihat dengan ilmu pengetahuan

Ku terhadap siapa yang Ku bodohkan.

7. Hai Hamba! Andaikan Ku beritahukan padamuapa yang terkandung di dalam penglihatanmu itu,

maka pastilah engkau akan merasa sedih masuk ke

dalam surga.

8. Hai Hamba! Barang siapa yang sudah melihatKu, maka ia akan dapat melampaui “ucapan dan

diam” dan melangakahi “Ilmu pengetahuan dan

kebodohan” dan melangkahi epmbatasan.

9. Hai Hamba! Manakala engkau memohon,hendaklah engkau berdiri menghadap kepada Ku,

niscaya engkau Ku beri, Jangan sekali-kali engkau

 berdiri menghadap kepada permohonanmu, yang

demikian membuatmu terhijab dan Ku tolak.

10. “Aku sendiri adalah bukti nyata, dan tiada

selain Ku yang dapat dijadikan bukti.

11. Tanda-tanda keyakinan adalah keteguhan, dantanda-tanda keteguhan adalah keamanan dalam

menghadapi bahaya.

12. Siapa yang menyembah kepada Ku demi wajahKu, niscaya akan kekal. Siapa yang menymbah pada

Ku karena takut siksa Ku, niscaya akan berhenti tanpa

kelanjutan; dan siapa yang menyembah pada Ku

karena rakus dalam kenikmatan Ku, niscaya akan

 putus.

Page 62: Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

7/16/2019 Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

http://slidepdf.com/reader/full/al-mawaqif-wal-mukhotoba1 62/197

“Almawaqif wal Mukhotobat”Asy-Syeikh Muhammad bin Abdul Jabbar An-Nafri 

An-Nafri | Apa apa yang diserukan Allah 61

13. Jika engkau makan dari uluran tangan Ku,

niscaya jasad tubuhmu tidak akan menaatimu untuk

engkau ajak bermaksiat pada Ku.

14. Hai hamba! Buatlah bendungan di depan pintu

hatimu, dan jangan diperkenankan masuk selain Ku,

engkau pun hendaknya menjadi pengawas atas

 bendungan itu dan tinggalah sekali di dalamnya,

hatimu adalah rumahku, sampai tiba saatnya saling jumpa dalam pertemuan.

15. Letakkan dosa-dosamu di bawah telapak

kakimu, dan letakkan kebaikanmu di bawah dosa-dosamu.

16. Huruf itu adalah huruf Ku, dan ilmu itu adalah

ilmu Ku, sedangkan engkau adalah hamba Ku, bukan

hamba huruf Ku, bukan pula hamba ilmu Ku.

17. Hai Hamba! Jangan engkau berdiri di

 persimpangan, niscaya engkau akan diarahkan ke

 perbagai jurusan, dan janganlah engkau berdiri di

dalam ilmu, niscaya engkau akan diarahkan ke

 pelbagai pengetahuan-pengetahuan, dan janganlah

engkau keluar dari Hadirat Ku, niscaya engkau akan

disambar kenyataan-kenyataan.

18. Hai Hamba! Bila engkau tertawan oleh nama

Ku, niscaya engkau akan diserahkan kepada namamu

sendiri, dan bila engkau tertangkap oleh sifat Ku,

maka engkau akan diserahkan kepada sifatmu sendiri,dan bila yang menahanmu selain dari Ku, niscaya

Page 63: Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

7/16/2019 Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

http://slidepdf.com/reader/full/al-mawaqif-wal-mukhotoba1 63/197

“Almawaqif wal Mukhotobat”Asy-Syeikh Muhammad bin Abdul Jabbar An-Nafri 

62 Apa apa yang diserukan Allah | An-Nafri

engkau akan dikembalikan kepada dirimu sendiri, dan bila dirimu sendiri yang mengambilmu maka engkau

akan diserahkan kepada musuh dirimu.

19. Hendaklah engkau berdiri di Hadirat Ku; jikaengkau berkata-kata, maka itulah tutur kata Ku; jika

engkau menghukum, maka Akulah hakim itu.

20. Huruf dan apa yang diuraikan oleh huruf adalah

serambi ilmu, dan ilmu itu adalah serambi makrifah,dan makrifah adalah serambi nama, dan nama itu

adalah serambi dari apa yang dinamakan.

21. Hai hamba! Engkau telah menerima baik setiap

undangan, mengapa undanganKu tidak?? Hai hamba!Gantungkanlah ucapanmu kepada Ku, niscaya

 perbuatanmu pun akan bergantung padaKu; jika

 perbuatanmu sudah bergantung pada Ku, maka akan

 berkelangsungan pemikiranmu dalam beribadatkepada Ku, dan akan masygul lah hati dan batin mu.

Hai hamba! Meyerahlah kepada Ku, dengan demikian

Ku buka pintu untukmu, agar engkau dapat

 bergantung pada Ku.

22. Hai hamba! Jangan engkau berputus harapan

daripada Ku, niscaya engkau terlepas dari

 perlindungan Ku; bagaimana engkau berputus asa

daripada Ku, sedangkan dalam hatimu terdapat utusanKu dan juru bicara Ku.

23. Hai Hamaba! Penghuni maqam-maqam itu

adalah daripada Ku, mereka tidak menghendaki

Page 64: Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

7/16/2019 Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

http://slidepdf.com/reader/full/al-mawaqif-wal-mukhotoba1 64/197

“Almawaqif wal Mukhotobat”Asy-Syeikh Muhammad bin Abdul Jabbar An-Nafri 

An-Nafri | Apa apa yang diserukan Allah 63

apapun dan tidak membiasakan apaun dan tidak pula jinak pada sesuatu apapun.

24. Bila tiba hari kiamat, maka berdatanganlah

 jiwa-jiwa menuju kepada Nur Ku. Apabila di duniaJiwa ddan Nur Ku telah saling berkaitan, maka

terbukalah hijab, tetapi jika tidak, maka tetaplah

sebagaimana adanya dahulu.

25. Hai hamba! Jika engkau berada di sisi Ku, tiadasatupun di alam semesta ini yang membekas pada

dirimu; engkau tidak girang dengan apa yang engkau

 peroleh , dan tiak pula menyesali apa yang luput

daripadamu. Engkau berada di sisi Yang MahaPencipta Segala, engkau telah cukup kaya, tidak

memerlukan lagi apa-apa yang ada di alam semesta.

26. Hai hamba! Jika dirimu menentagmu, maka

laporkan tantangannya kepada Ku.

27. Hai hamba! Segala sesuatu Ku beri keperkasaan

untuk menyambarmu dari dirimu sendiri, maka jika

terjadi hal yang demikian, bermohonlah engkau akan

 pertolongan Ku. Maka akan Ku perlihatkan

keperkasaan Ku, lalu Ku himpun engkau dengan

keperkasaan Ku.

28. Hai Hamba! Akulah Allah. Telah Ku jadikansegala sesuatu itu mempunyai kelemahan

(ketidaksanggupan) dan Ku jadikan setiap kelemahan

itu kefakiran.

Page 65: Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

7/16/2019 Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

http://slidepdf.com/reader/full/al-mawaqif-wal-mukhotoba1 65/197

“Almawaqif wal Mukhotobat”Asy-Syeikh Muhammad bin Abdul Jabbar An-Nafri 

64 Apa apa yang diserukan Allah | An-Nafri

29. Hamba Ku yang sebenar-benarnya adalah yangmemarahi dirinya sendiri demi Aku, dan tidak rela

 pada dirinya sendiri; Hamba Ku yang sebenar-

 benarnya adalah yang tetap berzikir kepada Ku tanpa

diselingi oleh kealpaan.

30. Hendklah engkau jadikan terjemahn, tafsiran

dan huruf-huruf itu sebagai alat dan kendaraan untuk

sampai kepada Ku yang merupakan untaian kata-kata.

31. Hai hamba! Janganlah engkau menukarkan

Daku dengan sesuatupun, maka tiadalah sesuatu yang

memadai dan menanadingi Ku.

32. Hai hamba! Jangan hendaknya engkaumenyertai yang fana. Hai hamba! Hendaklah engkau

dala segala hal bersama Ku saja, niscaya Ku utus

 padamu pada hari Aku bernyata suatu tanda dan

alamat yang akan meneguhkanmu, maka engkau tidakdikenai oleh kengerian dan ketakuatan, dan tiada pula

digemparkan oleh apa yang mendahsyatkan.

33. Hai hamba! Engkau akan bebas di dlam maqam

Hadirat Ku! Tiada satu pun baik perkataan-perkataanmaupun perbuatan-perbuatan yang memanggil dan

menyeru padamu.

34. Hai hamba! Kosongkanlah hatimu darikedamaian apapun, niscaya engkau tidak lagi punya

tandingan; Jika engkau menyimpan yang damai, maka

apa yang bertentangan akan menjadi tandinganmu.

Yang damai akan mengakibatkan keselamatan dan

yang bertentangan akan mengakibatkan kebinasaan.

Page 66: Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

7/16/2019 Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

http://slidepdf.com/reader/full/al-mawaqif-wal-mukhotoba1 66/197

“Almawaqif wal Mukhotobat”Asy-Syeikh Muhammad bin Abdul Jabbar An-Nafri 

An-Nafri | Apa apa yang diserukan Allah 65

35. Hai hamba! Sekali-kali engkau tidak akan

mengenal Ku, sebelum engkau melihat bagaimana

Aku menganugrahkan dunia ini dalam kemwewahan

dan kelezatan, yang mana engkau sendiri telahmengetahui terhadap seseorang yang durhaka, maka

engkaupun akan rela terhadap apa yang Ku jauhkan

daripadamu, dan engkau akan mengetahui akan apa

yang Ku palingkan, agar Ku jauhkan engkau dari

hijab Ku. Hai hamba! Ketahuilah bahwa ada suatu janji antaramu dan antara ahli dunia ini akan lenyap,

dan engkau akan melihat kedudukanmu dan

kedudukan ahli dunia ini.

36. Yang berdiri di anatar kedua tanganKu,

tangannya akan menjulang tinggi atas langit dan

 bumi, jauh di atas surga dan neraka, maka tidak ia

akan berpaling menoleh kepada kesemuanya ini.

Akulah yang mencukupinya... tiada dasar makrifatnyakecuali di atas landasan Ku; dan tiadalah ilmu

 pengetahuan serta renungan hatinya melainkan

 berkisar antara kedua tangan Ku.

37. Hai hamba! Robohkan apa yang telah engkau

 bangun dengan kedua tanganmu, sebelum Aku

merobohkan dengan kedua tangan Ku.

38. Engkau adalah hamba selama engkau di kuasai.

39. Hai hamba! Bila engkau tidak melihat Ku di

dalam sesuatu, maka penglihatanmu adalah kelalaian

 belaka.

Page 67: Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

7/16/2019 Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

http://slidepdf.com/reader/full/al-mawaqif-wal-mukhotoba1 67/197

“Almawaqif wal Mukhotobat”Asy-Syeikh Muhammad bin Abdul Jabbar An-Nafri 

66 Apa apa yang diserukan Allah | An-Nafri

40. Hai hamba! Bila engkau telah melihat Ku didalam du hal yang saling bertentangan dengan sekali

 pandang, maka sesungguhnya Aku sudah memilihmu

untuk diri Ku.

41. Hai hamba! Di dalam Aku melemahkan engkau

di antara orang-orang yang lemah, dan menguatkan

engkau di antara orang-orang yang kuat, tidaklah

engkau merasakan cinta Ku.

42. Hai Hamba! Tidaklah dapat dibenarkan saling

 bertutur kata, melainkan yang satu berkata dan yang

lain diam, tetapi hendaklah engkau diam dan

dengarkan tutur kata Ku.

43. Hai hamba! Engkau telah membuat rumus dan

telah engkau terangkan pula maksudmu dengan

kefasehan lidah, toh kesudahannya kepada Ku Juga.

44. Hai Hamba! Hendaklah engkau perhatikan apa

yang dengannya engkau menjadi baik, itulah harga

dirimu di sisi Ku.

45. Penglihatan itu adalah suatu ilmu yang

mengekalkan, maka hendaknya terus engkau ikuti,dengan demikian akan membawa kemenangan

 bagimu atas dua hal yang saling berlawanan.

46. Hai hamba! Jangan hendaknya engkau jinak pada sesuatu selain Ku, lalu engkau menuju kepada

Ku; maka serta merta Aku akan menolakmu dan Ku

kembalikan engkau pada sesuatu itu.

Page 68: Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

7/16/2019 Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

http://slidepdf.com/reader/full/al-mawaqif-wal-mukhotoba1 68/197

“Almawaqif wal Mukhotobat”Asy-Syeikh Muhammad bin Abdul Jabbar An-Nafri 

An-Nafri | Apa apa yang diserukan Allah 67

47. Dengan sikap membenci dunia adalah lebih baik daripada beribadah untuk akhirat.

48. Rumahmu di akhirat kelak yang daripada Ku,

laksana hatimu sekarang di dunia ini daripada Ku.

49. Hendaklah engkau tidur, sedang engkau melihat

 pada Ku, begitulah nanti di kala Aku mewaafatkan

engkau, engkau akan melihat pada Ku.

50. Hendaklah engkau bangun dari tidurmu,

sedangkan engkau melihat pada Ku, begitu pulalah

nanti di kala engkau Ku bangkitkan di Hari Kiamat,

engkau akan melihat pada Ku pula.

51. Hai hamba! Ketahuilah bahwa penyakit dan

obat itu bagi orang yang lalai.

52. Salian Ku tolak engkau dengan pelbagai hijab,kemudian Ku buka untukmu pintu-pintu dan lorong

untuk tobat, yang demikian itu adalah peluang Ku

 bagimu agar engkau melintasi hijab itu menuju

kesudahan pintu-pintu itu.

53. Hai hamba! Aku bukannya untuk sesuatu, lalu

sesuatu itu akan meliputi Ku, bukan pula engkau

untuk sesuatu lalu sesuatu itu meliputimu; tetapi

sesungguhnya engkau hanyalah untuk Ku dan denganKu.

54. Hai hamba! Jangan dikira setiap yang terbuka

itu dapat dilihat. Aku adalah Raja yang terbuka

Page 69: Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

7/16/2019 Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

http://slidepdf.com/reader/full/al-mawaqif-wal-mukhotoba1 69/197

“Almawaqif wal Mukhotobat”Asy-Syeikh Muhammad bin Abdul Jabbar An-Nafri 

68 Apa apa yang diserukan Allah | An-Nafri

dengan Kemuliaan, yang berhijab denganKeperkasaan.

55. Hendaklah engkau melihat segala sesuatu

sedangkan engkau melihat pada Ku, sama halnyadengan engkau menghukum padanya dan ia tidak

dapat menghukum padamu.

56. Hai hamba! Engkau ditimpa suatu persoalan,

maka katakanlah “Tuhanku! Tuhanku! Niscaya Ku jawab : Labbaik! Labbaik! Labbaik!!!

57. Bila engkau melihat Ku, sedangkan engkau

tidak melihat apapun yang daripada Ku, maka

sesungguhnya enggkau sudah melihat Ku benar- benar.

58. Hai hamba! Bila engkau melihat Ku, berarti

engkau berada di sisi Ku; bila engkau tidak melihatKu, berarti engkau berada di sisimu sendiri. Maka

selayaknya engkau berada di sisi siapa yang datang

dengan membawa kebaikan.

59. Hai hamba! Aku telah memuliakanmu dan Ku jadikan segala sesuatu itu bersikap lembut dan lunak

kepadamu, maka sekali-kali Aku tidak rela dengan

 berhentimu sampai di situ, sangat sekali Ku

sayangkan! Demi perhatian terhadap padamu danatasmu.

60. Hai hamba! Bila engkau telah melihatku!

Tiadalah akan sirna bahaya itu sebelum sirna angan-

anganmu.

Page 70: Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

7/16/2019 Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

http://slidepdf.com/reader/full/al-mawaqif-wal-mukhotoba1 70/197

“Almawaqif wal Mukhotobat”Asy-Syeikh Muhammad bin Abdul Jabbar An-Nafri 

An-Nafri | Apa apa yang diserukan Allah 69

61. Bila engkau telah menafikan (meniadakan)

apapun selain Ku, niscaya engkau akan bertemu kepaa

Ku dengan sebanyak bilangan dari apa yang telah Ku

ciptakan dari kebaikan-kebaikan itu.

62. Engkau menjadi hamba assiwa selama engkau

telah melihat bagi dia bekas.

63. Barangsiapa telah melihat Ku, niscaya ia akanmenyaksikan bahwa sesuatu itu adalah milik Ku, dan

 barangsiapa yang sudah menyaksikan bawa sesuatu

itu adalah milik Ku, engganlah ia mengadakan tali

hubungan dengannya, dan selama engau mengikatkantali hubungan dengan sesuatu, hingga dari satu segi

engkau melihat bahwa sesuatu itu kepunyaanmu dan

di segi-segi lain engkau melihat bahwa sesuatu itu

adalah milik Ku, niscaya engkau tidak akan

mengikatkan tali hubungan.64. Hai hamba! Ucapkanlah : “Labbaika

Wasa’adaika Walkhairu Bika Waminka Wailaika

Waiyadaika” Artinya : Aku selalu menaati Mu,

Menuruti Seruan Mu, dan kebaikan itu adalah dengan

Mu, daripada Mu, kembali kepada Mu, dan di kedua

tangan Mu”.

65. Hai hamba! Hilangkanlah kebiasaanmu

 berikhtiar (memilih) niscaya akan Ku buang samasekali tuntutan Ku itu.

66. Hai hamba! Manakala negkau telah melihat Ku,

maka apapun selain Ku (Assiwa) kesemuanya ituadalah merupakan suatu dosa.

Page 71: Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

7/16/2019 Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

http://slidepdf.com/reader/full/al-mawaqif-wal-mukhotoba1 71/197

“Almawaqif wal Mukhotobat”Asy-Syeikh Muhammad bin Abdul Jabbar An-Nafri 

70 Apa apa yang diserukan Allah | An-Nafri

67. Hai hamba! Aku telah mencintaimu, lalu Aku

 bermaqam di dlam makrifatmu terhadap segala

sesuatu; lalu engkau mengenal Ku demi segala

sesuatu dan mengingkari segala sesuatu.

Hai hamba! Bila engkau telah melihatKu, maka

hendaklah engkau berada di dalam kegaiban laksana

 jembatan yang menjadi tempat lalu lintas segala

sesuautu tanpa hentinya.

68. Hai hamba! Perselisihan itu disebabkan oelhe

 pertentangan kebalikannya *Adh dhiddah), sedangkan

melihat pada Ku, tiada satu pun pertentangan maupun

 perlawanan.

69. Hai hamba! Bila engkau telah melihat Ku,

sangat Aku rindukan padamu untuk datang

menjumpai Ku diantara kedua tangan Ku. Makasekali-kali tidaklah Aku maqamkan engkau dengan

selain Ku.

70. Hai hamba! Puncak kemanjaan Ku padamu

ialah, bahwa Aku bertutur kata, yang mana denganFirman Ku, Aku perintahkan padamu untuk

mengulang baca”. Yang dimaksud adalah (QS. Al

Isra’ 17:111).

71. Hai hamba! Akulah yang membangkitkan

keinginan-keinginan, cita-cita, maka bila engkai

didatangi olehnya, hendaklah engkau ucapkan : “Ya

Tuhan! Selamatkanlah kami dari utusan-utusan Mu”.

Page 72: Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

7/16/2019 Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

http://slidepdf.com/reader/full/al-mawaqif-wal-mukhotoba1 72/197

“Almawaqif wal Mukhotobat”Asy-Syeikh Muhammad bin Abdul Jabbar An-Nafri 

An-Nafri | Apa apa yang diserukan Allah 71

72. Hai hamba! “Apabila Aku menjadi terang-cemerlang bagimu, nicaya akan putus segala sebab

musabab, dan apabila engkau telah melihat Ku,

niscaya akan putus segala nisbah.

73. Aku telah menguji engkau antara ilmu Ku dan

ilmumu, dan Ku uji pula antara hukum Ku dan

hukummu.

74. Pengetahuan-pengetahuan yang bersumber dariselain Ku, dapat diingkari oleh pengetahuan-

 pengetahuan yang berasal daripada Ku.

75. Ucapan segala sesuatu merupakan hijabnya,apabila berkata, maka segala sesuatu terhijab oleh

ucapannya sendiri.

76. Makrifat yang bersikap diam dapat

menghukum, dan makrifat yang berbicara dapatmenyeru.

77. Aku lebih dekat dari apa yang dirasakan dengan

ilmu pengetahuan, dan Aku lebih jauh untuk dicapai

dengan ilmu penegetahuan.

78. Aku ditegakkan berdiri di antara kedua tangan

 Nya, lalu ia pun mengajukan pertanyaan : Apakah

engkau melihat selain Ku? Kujawab : Tidak....... Laluia berkata pula : Sekali-kali tiadalah engkau dapat

melihat Ku melainkan di antara kedua tangan Ku.

Inilah dia! Engkau menyingkir dan melihat kepada

selain Ku, niscaya engkau tidak akan melihat Kulagi....... Bila engkau melihatnya (selain Ku), maka

Page 73: Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

7/16/2019 Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

http://slidepdf.com/reader/full/al-mawaqif-wal-mukhotoba1 73/197

“Almawaqif wal Mukhotobat”Asy-Syeikh Muhammad bin Abdul Jabbar An-Nafri 

72 Apa apa yang diserukan Allah | An-Nafri

 janganlah engkau mengingkari dia; Jagalah wasiat Ku baik-baik, jangan sampai hilang karena bila hilang,

kafirlah kamu... Jika dia berkata padamu dengan

sebutan kata “AKU” maka hendaknya engkau

mempercayainya, maka sesungguhnya Aku telahmembenarkan; Dan bila dia mengatakan padamu kata

“dia” maka hendaknya engkau mendustakan dia,

karena Aku telah mendustakan dia.

79. Telah terungkaplah bagiku wajah segala wajah,

kesemuanya kulihat saling bergantung kepada wajah

 Nya; kulihat pula jasad, maka kesemuanya

 bergantung pada titah Nya, baik perintah maupun

larangan Nya, lalu ia pun berkenan berkata kepadaku: “Pandanglah wajah Ku” lalu ku pandang.... lalu ia

 pun berkata lagi : “Bukan selain Ku”.... kujawab :

“Bukan selain Mu”.... Lalu katanya lagi : ‘Lihatlh

wajahmu sendiri” Lalu kulihat wajahku ..... Ia pun berlanjut lagi .... “Bukan lainmu!”.... maka kujawab :

Bukan lainku..... maka iapun berkata lagi : “Engkau

adalah seorang faqih, maka hendaklah engkau

keluar!....... akupun keluar dan berusaha mendalami

ilmu fiqih, telah sah bagiku “membalik mata”(Qolbul ‘ain), maka akupun mengikuti dengan cara

ilmu fiqih. Akupun datang kembali dengan membawa

 bekal ilmu ini, dan ia pun berkata : “Aku tidak mau

melihatmu dengan berbekal bikinan *mashnu)......(membalik mata ... itu adalah perkataan ... sesuatu

yang dikatakan); bahwa mata sesuautu (ainusy syai’)

atau mahiyatnya (apa yang ia nya) dan zatnya adalah

mata Allah (‘ainullah), zat Allah (semata-mata) itu

adalah suatu persoalan yang dibuat-buat (mulaffaq)

Page 74: Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

7/16/2019 Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

http://slidepdf.com/reader/full/al-mawaqif-wal-mukhotoba1 74/197

“Almawaqif wal Mukhotobat”Asy-Syeikh Muhammad bin Abdul Jabbar An-Nafri 

An-Nafri | Apa apa yang diserukan Allah 73

sama dengan diada-adakan, yakni uraiannya tersusundari huruf-huruf (talfieq) yang memutar balikan

kebenaran. Hakikat itu jauh dari huruf dan jauh dari

uraian huruf.... yang mungkin dapat diuraikan dalam

maudhu, persoalan ini ialah “Bahwa zat dari segalasesuautu itu bergantung pada zat Allah, tetapi jangan

salah tafsir bahwa itu adalah mata zat Ilahiat (zat

Allah). Jika tidak maka kami dengan demikian telah

membalikkan mata dan telah memalsu kebenaran (Al

Haqiqat). Firman Allah, yang artinya :“Sesungguhnya Aku hendak menciptakan manusia

dari tanah, maka bila ia telah Ku bentuk dan Ku

tiupkan dari sebagian roh Ku dalam dirinya,

hendaklah kamu sujud kepadanya” (QS. Shad 38:71-72). Ruh anak Adam, adalah dari Ruh Alloh.... ia

suatu tiupan dari ruh Alloh dan berkaitan dengan zat

Allah..... tetapi sesungguhnya ia bukanlah ia.....

karena zat Ilahiat tiada satu pun yang menyamai Nya

(Laisa Kamitslihi Syai’un).

80. Hai hamba! “Kepada kalian Ku sampaikan :

“Andaikan benar-benar kalian telah melihat bahwa

Dialah yang berkuasa menyempitkan dan

melapangkan, tentu kalian akan cuci tangan dari nasab

keturunanmu yang mulia itu.

81. Hai hamba! Kehalusan Ku tiada bertara,

Akulah yang meneguhkan apa-apa selain Ku (assiwa),maka lenyaplah apa-apa yang selain Ku.... Dan

tiadalah tandingan keperkasaan Ku, maka segala

keperkasaan-keperkasaan akan lenyap. Aku yang

menyirnakan yang selain Ku dan apapun yangdiperlihatkan olehnya”.

Page 75: Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

7/16/2019 Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

http://slidepdf.com/reader/full/al-mawaqif-wal-mukhotoba1 75/197

“Almawaqif wal Mukhotobat”Asy-Syeikh Muhammad bin Abdul Jabbar An-Nafri 

74 Apa apa yang diserukan Allah | An-Nafri

82. Hai hamba! Akulah yang Dhahir, tiada dapat

dicapai oleh penglihatan mata; dan Akulah yang

Bathin yang tidak dapat dijangkau oleh prasangka

apapun, dan Akulah yang Daim (terus menerus tanpakesudahan) tidak dapat diberitakan oleh abad demi

abad, dan Akulah yang tunggal, dan tidak dapat

dimiripi oleh bilangan dan hitungan... Segala sesuatu

akan ditutntut oleh asal mulanya. Dan Akulah Yang

Satu, Yang Tunggal dan Yang Maha Esa.... Aku tidak berasal dari sesuatu. Lalu sesuatu itu akan berkhusus

dengan Ku.

83. Sekali-kali tidak sampai kemampuanmu untuk

mencakup dan melingkupi sifat Ku, umpamakan sajakeindahan (Al Jamal) ini adalah sifatKu, untuk Ku,

dan kepunyaan Ku, karena Aku meliputi segala

sesuatu.

84. Semua ilmu pengetahuan ibarat lorong-lorong

... tiada jalan-jalan dan lorong-lorong yang sampai

kepada makrifat. Makrifat itu adalah induk segala

tujuan dan puncak segala kesudahan.... Bila engkau

telah berada di maqam makrifat, maka akanterungkaplah pandangan tembus (Kasyaf) dan bagimu

mata keyakinan (‘Ainul yaqin) terhadap pada Ku..

 pada taraf ini--- gaiblah makrifatmu dan engkau pun

gaib pula pada dirimu sendiri, inilah hukum makrifatyang berlaku .... Bila makrifatmu tidak dapat

menghukum dirimu, maka Akulah yang tampil

menjadi hakim. Sapaimu di taraf ini berarti engkau

sudah mencapai puncak ilmu, dan diwajibkan pdamu

agar engkau berbicara sambil menunggu ijin Ku,

Page 76: Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

7/16/2019 Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

http://slidepdf.com/reader/full/al-mawaqif-wal-mukhotoba1 76/197

“Almawaqif wal Mukhotobat”Asy-Syeikh Muhammad bin Abdul Jabbar An-Nafri 

An-Nafri | Apa apa yang diserukan Allah 75

maka dengan bicaramu itu engkau akan menyaksikanmurka Ku, manakala engkau diam, maka hilang pula

murka Ku, bila engkau bicara... makrifat itu selalu

disebut dalam Al Kitab... Kedudukannya lebih tinggi,

 baik nilai maupun martabatnya dari ilmu pengetahuan, karena makrifat itu adalah hasil

 pencapaian terhadap hakikat-hakikat yang

menyeluruh, sedang ilmu pengetahuan itu adalah

 pencapaian terhadap persoalan-persoalan yang

terbagi-bagi bidangnya. Mengenai “penyaksian” jauhlebih tinggi dari keduanya, karena penyaksian itu

adalah hasil dari kebulatan tekad yang disertai dengan

usaha yang gigih terhadap kebenaran, dengan ikut

sertanya upaya hati dan pengalaman, maka itulahyang menghasilkan penyaksian, dan penyaksian itu

adalah setinggi-tingginya keyakinan.

85. Bagiku.... bahwa memohon keridhaan Nya itu

adalah merupakan kemaksiatan pada Nya, kemudiania berkata kepadaku : “Hendaklah engkau taat kepada

Ku”, Lalu engkau merasa telah menaati Nya, maka

yang demikian engkau sudah bohong besar, Ia pun

melanjutkan L “Engkau tidak mentaati Ku, tida pula

Aku diaati oleh sesuatu pun” .... Baru kalilah aku

melihat ke Esaan yang sebenar-benarnya. Arti ayat :

Kepunyaan Nya jua bahtera-bahtera yang berlayar di

lautan dengan layar-layar yang tinggi menjulang)QS.

Ar Rahman 55:25). Perhatikan ayat tersebut di atas, bahwa Allah menyatakan jika bahtera-bahtera itu

adalah milik Nya, sekalipun milik kita pada lahirnya;

Dialah yang membina, sekalipun pada lahirnya kita

yang membuat. Ingat renungkan! Kita membinadengan ilmu Nya, dengan pengetahuan Nya,

Page 77: Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

7/16/2019 Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

http://slidepdf.com/reader/full/al-mawaqif-wal-mukhotoba1 77/197

“Almawaqif wal Mukhotobat”Asy-Syeikh Muhammad bin Abdul Jabbar An-Nafri 

76 Apa apa yang diserukan Allah | An-Nafri

 peraturan-peraturan Nya, serta ilham Nya, begitu pulahalnya dengan taat, tiada Ia ditaati oleh siapa yang

menaatiNya, melainkan ketaatannya adalah

kemurahan Nya... Inilah Tauhid itu.

86. Aku telah ditegakkan berdiri di antara kedua

tangan Nya, lalu ia berkata kepada ku : “Aku tiada

rela engkau menjadi utuk sesuatu, dan tidak pula rela

 jika semua itu menjadi untukmu... Ku sucikan engkau,

Aku bertasbih padamu. Maka janganlah engkaumentasbihkan Ku. Aku yang membuatmu! Bagaimana

engkau dapat mensucikan Ku?

87. Jangan engkau duduk di atas jamban-jamban,

engkau akan dikerumuni anjing-anjing dan akansaling menggonggong padamu, hendaklah engkau

duduk di atas mahligai yang kukuh kuat, di suatu

tempat yang pintu-pintunya tertutup rapat, dan jangan

ada yang menyertaimu; Jangan menghiraukan apapun, baik sianr matahari ataupun kicauan burung-burung,

maka tutuplah wajah dan telingamu, karena

sesungguhnya bila engkau memandang selain Ku;

niscaya engkau akan menyembahnya, dan jika engkau

yang dipandang oleh sesuatu, maka engkaulah yangakan disembah.

88. “ Kulihat segala mata terbelalak memandang

kepada Nya, tetapi apa yang dilihat? Segala sesuatuyang terpandang menjadi hijab belaka. Tundukan

kepalamu ke bawah, dan lihatlah ke dalam, niscaya

terlihat.

Page 78: Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

7/16/2019 Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

http://slidepdf.com/reader/full/al-mawaqif-wal-mukhotoba1 78/197

“Almawaqif wal Mukhotobat”Asy-Syeikh Muhammad bin Abdul Jabbar An-Nafri 

An-Nafri | Apa apa yang diserukan Allah 77

89. Hamba-hamba sahaya berada di dalam surga,sedangkan orang-orang merdeka berada di neraka.

90. Bila tiada kaan bagimu untuk kau ajak duduk

 bersama, maka Akulah yang menyertaimu.

91. Engkau pasti akan mati, tetapi tidak demikian

dengan ingatan Ku padamu.

92. Perhitunganmu meleset, berarti salah dankesalahan itu berarti tidak benar.

93. Di antara makhluk-makhluk Tuhan, ada di

antaranya yang seakan-akan tidak layak menjadi

makhluk sama sekali.

94. Engkau didalam segala hal, ibarat baunya baju

dengan baju.

Engkau ibarat arti makna seluruh alam semesta; Engkau bagaikan kitab yang menghimpun

sedangkan alam semesta merupakan lembaran-

lembaran halamannya.

95. Aku ini sangat cemburu padamu, dari sebab itu

Aku membuat beberapa larangan untukmu.

96. Katakanlah kepada orang yang risau hatinya

daripada Ku, bahwa kerisauan itu berpangkal daridirimu sendiri; karena Aku lebih baik untukmu dari

segala sesuatu.

97. Bila engkau melihat Ku di dalam dirimu,sebagaimana engkau melihat Ku di dalam segala

Page 79: Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

7/16/2019 Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

http://slidepdf.com/reader/full/al-mawaqif-wal-mukhotoba1 79/197

“Almawaqif wal Mukhotobat”Asy-Syeikh Muhammad bin Abdul Jabbar An-Nafri 

78 Apa apa yang diserukan Allah | An-Nafri

sesuatu, niscaya berkuranglah cintamu terhadapdunia.

98. Aku dengan sesuatu tidak akan berhimpun,

 begitu pula engkau tiak akan berhimpun dengansesuatu.

99. Hidup yang manakah untukmu di dunia ini

setelah Aku bernyata :

Hari kematian itu adalah hari penyatuan, dan

Hari yang kekal abadi itu adalah hari

kesenangan.

100. Aku telah menggodamu dengan tidak adanyakepercayaanmu sepenuhnya pada umurmu.

101. Antara Ku dan antara mu tidak dapat diketahui.

Guna apa lagi dituntut.

102. Aku ditegakkan berdiri di dalam sifat

“Ketunggalan” (Al Wahdaniah), lalu ia pun berkata

kepdaku : “Telah Ku jadikan nyata segala sesuatu

saling menunjuk kepada Ku; dan mengungkapkan perihal Ku. Sebagaimana Aku menjadikannya di saat

yang bersamaan, memanggil kepada dirinya dan

menghijab daripada Ku; maka nasib setiap insan yang

dikarenakan penghijab-penghijab itu seakan-akanmenggantungkan dirinya pada penghijab-penghijab

itu. Zikir Ku, Ku khususkan terhadap setiap yang Ku

 jadikan nyata, dan zikir Ku adalah pengungkap

semisal hijab juga... “Bila Aku bernyata tiadalah

engkau akan melihat apapun di sekelilingmu lagi”

Page 80: Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

7/16/2019 Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

http://slidepdf.com/reader/full/al-mawaqif-wal-mukhotoba1 80/197

“Almawaqif wal Mukhotobat”Asy-Syeikh Muhammad bin Abdul Jabbar An-Nafri 

An-Nafri | Apa apa yang diserukan Allah 79

103. Hendaknya engkau katakan : “Ilahy! Jangan

kiranya Engkau biarkan diriku diporak-porandakan

huruf di dalam makrifatku kepada Mu.

104. Masih jugkah menyusahkan dirimu, dari segala

apa yang datangnya daripadamu? Maka hal ini akan u

ampuni. Jangan kiranya ada yang menyusahkan

dirimu. Segala apa yang datang daripadaku yang

menyusahkan dirimu akan Ku palingkan semua. Bilaengkau sanggup melakukan apa yang Ku haruskan

 padamu mengatasi keduanya ini, niscaya engkau

menjadi seorang Wali.

105. Bila engkau bukan dari ahli Hadirat (yang

selalu bersama Allah), tentu saja khatir (lintasan hati)

itu akan selalu mendatangimu dan semua siwa itu

merupakan khatir; dan tidak akan memberi manfaat

malinkan berupa ilmu, dan ilmu itu sifatnya selalu bertentangan satu sama lain. Maka untuk

menyelamatkan dari pertentangan diperlukan

 perjuangan. Engkau tidak akan sanggup melakukan

 perjuangan tanpa Aku, dan tidak pula ilmu kecuali

dengan Ku, Hendaknya engkau berdiri bersama Ku,

maka dengan demikian barulah engkau menjadi ahli

Hadirat Ku.

106. Aku dihentikan di dalam “ikhtiar” lalu ia berkata : “Kalian akan menderita sakit” dan dokter

akan selalu rajin menjenguk di waktu pagi dan petang,

kata-kata yang diucapkan para dokter itu adalah kata-

kata Ku dan mereka mengimani ilmu kedokteran,tetapi tidak beriman kepada Ku; Si penderita pun

Page 81: Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

7/16/2019 Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

http://slidepdf.com/reader/full/al-mawaqif-wal-mukhotoba1 81/197

“Almawaqif wal Mukhotobat”Asy-Syeikh Muhammad bin Abdul Jabbar An-Nafri 

80 Apa apa yang diserukan Allah | An-Nafri

 patuh kepada dokter dan menurut berpantang makan,tetapi tidak berpuasa untuk Ku.

107. Sudah layak jika Aku “memperkenalkan diri”

kepadamu dengan bala (ujian dan cobaan) Aku tidakakan lenyap dan bala itu berasal daripada Ku..

Pengalamanmu terhadap bala itu berasal daripada

Ku... pengenalanmu terhadap bala menjadi bala pula

... dan tiada seorang pun dapat melarikan diri dari

 bala, karena bala itu daripada Ku”.108. Aku dihentikan dalam “Perjanjian” dalam

keadaan tegak berdiri, Ia pun berkenan bertutur kara

 padaku :

Keluarkan dosamu demi ampunan Ku. Lemparkan kebaikanmu demi karunia Ku.

Tanggalkan ilmu mu demi ilmu Ku.

Singkirkan makrifatmu demi makrifat Ku.

Tegaklah berdiri bersama Ku saja.

Bila engkau tetap saja berdiri, maka segala sesuatu

akan mengarahkan dayanya dan menarik-narik

 padamu serta menghijab mu.

Berada di sisi KuMaka aku akan bersamamu. Akulah yang akan

menghadapi rintangan dan halangan.

109. Bermula adalah tahap penyaksian (Almusyahadah) dengan menafikan khatir (lintasan hati)

kemudian menafikan makrifat, lalu menafikan dirinya

sendiri yang bermakrifat, terakhir menafikan “aku”

(Al ana).

Page 82: Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

7/16/2019 Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

http://slidepdf.com/reader/full/al-mawaqif-wal-mukhotoba1 82/197

“Almawaqif wal Mukhotobat”Asy-Syeikh Muhammad bin Abdul Jabbar An-Nafri 

An-Nafri | Apa apa yang diserukan Allah 81

110. Tolonglah Daku! Niscaya engkau menjadikawan Ku. Bila Aku sudi engkau kawani, maka Ku

 berikan padamu kekuatan dan pertolongan Ku, Dan

Ku beri ilmu dari ilmu Ku.

111. Engkau mempelajari ilmu itu untuk bermegah-

megahan di hadapan para ulama dan untuk berdebat

dengan para jahil, dan untuk engkau jadikan bahan

musyawarah, rapat maupun muktamar, dan.... untuk

mengeruk keuntungan duniawi... neraka... neraka!.

112. Bila engkau telah keluar dari tabiatmu, keluar

dari sifatmu, keluar dari amalmu dan keluar dari

ilmumu, maka keluar pulalah engkau dari namamu;Dan bila engkau sudah keluar dari namamu, jatuhlah

engkau ke dalam nama Ku. Bila engkau telah jatuh ke

dalam nama Ku, akan terlihatlah padamu tanda-tanda

 pengingkaran, dan segala sesuatu itu akan serentak

mengadakan perlawanan kepdamu berupa fitnah danengkaupun memunafikan setiap khatir hatimu... Nah!

Sekarang setiap yang melawanmu akan berhadapan

dengan Ku!.

113. Hendaklah engkau meneliti dan melihat dengan

apa engkau memperoleh ketenangan, maka

sesungguhnya tempat tidurmu adalah kuburan.

114. Di antara ilmu-ilmu pendekatan (Al Qurb)hendaklah engkau ketahui bagaimana Aku berhijab

dengan suatu sifat yang engkau kenali.

115. Barang siapa berdiri di maqam makrifat,kemudian ia keluar, sedang ia sudah mengetahui

Page 83: Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

7/16/2019 Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

http://slidepdf.com/reader/full/al-mawaqif-wal-mukhotoba1 83/197

“Almawaqif wal Mukhotobat”Asy-Syeikh Muhammad bin Abdul Jabbar An-Nafri 

82 Apa apa yang diserukan Allah | An-Nafri

keberhasilannya mendekati Aku, dan ia tetap tinggaldi luar, akan kunyalakan api untuknya seorang diri.

116. Di antara ilmu-ilmu yang dapat dijangkau mata,

 pada satu saat akan engkau lihat ilmu-ilmu itu akan bungkam di dalam kelemahannya; tetapi lain halnya

dengan ilmu-ilmu hijab, maka ia tetap akan lancar

 berbicara.

117. Sifat-sifat yang dapat diungkap oleh tutur kataadalah sifat-sifatmu, dalam arti dan makna, tetapi

sifat-sifat Ku yang tidak dapat diungkap dengan tutur

kata bukanlah sifat-sifatmu dan tidak juga dari sifat-

sifatmu.

Bila Aku berbicara padamu dengan ucapan dan ibarat,

tiada wewenang hukum memberikan kunci pembuka;

karena ibarat dan ucapan itu berbalik kepada dirimu

sendiri. Adapun bila Aku berbicara kepadamu tanpaibarat, niscaya batu-batu dan bata-bata akan bicara

 padamu. Dan engkau dalam kedudukan ini tinggal

 berkata “Jadilah” maka “jadi”

118. Ibaarat dan ucapan itu adalah rangkaian huruf,dan tidaklah huruf itu mempunyai wewenang hukum

apapun. Perkenalan Ku kepadamu melalui ibarat dan

tutur kata adalah persiapan untuk perkenalan yang

tidak seisertai ibarat. Pemikiran-pemikiran itu melauihuruf, dan lintasan-lintasan hati itu dari pemikiran,

tetapi ingatan kepada Ku yang murni adalah terpisah

di balik huruf dan pemikiran.

Page 84: Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

7/16/2019 Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

http://slidepdf.com/reader/full/al-mawaqif-wal-mukhotoba1 84/197

“Almawaqif wal Mukhotobat”Asy-Syeikh Muhammad bin Abdul Jabbar An-Nafri 

An-Nafri | Apa apa yang diserukan Allah 83

119. Yang nanti akan engkau temui di dalamkematianmu, ialah apa yang engkau alami di kala

hidupmu kini : Arti Ayat : “Barangsiapa selagi di

dunia ini buta, maka kelak di akhiratpun akan buta

dan lebih sesat jalannya” (QS. Al Isra 17:72).

120. Jangan menanyakan tentang makrifat Ku, dan

 jangan menanyakan tentang AKU. Hendaklah engkau

ketahui, bahwa tiadalah Aku diserupai oleh sesuatu

 pun (Laisa Kamitslihi Syai’un).

121. Jangan dihiraukan penaggilan selain panggilan

Ku, sekalipun ia memanggilmu berdalih ayat-ayat Ku.

Jangan engkau hadiri sekalipun ia datangmengundangmu dengan ayat-ayat Ku; karena

sesungguhnya, segala sesuatu itu Aku ciptakan

memanggil pada diri masing-masing dan menghijab

daripada Ku.

122. Bulatkan tekadmu! Keraskan kemampuanmu

 paa Ku! Dengan Ku engkau akan kekal, dan putuslah

engkau darpadamu : Arti Ayat : Dan kepada

Tuhanmulah hendaklah engkau pusatkan kemauanmu

(QS. Al Inssyirakh 94:8).

123. Jika engkau serang hatimu, dan hatimu tidak

membalas menyerang, maka engkau benar-benar

tergolong dari para arifin.

124. Bagaimana para arifin tidak sedih sedangkan

mereka melihat Aku meneropong perbuatan buruknya

dan Ku katakan : “Jadilah gambar agar dilihat oleh pembuatnya”. Dan juga Ku katakan kepada perbuatan

Page 85: Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

7/16/2019 Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

http://slidepdf.com/reader/full/al-mawaqif-wal-mukhotoba1 85/197

“Almawaqif wal Mukhotobat”Asy-Syeikh Muhammad bin Abdul Jabbar An-Nafri 

84 Apa apa yang diserukan Allah | An-Nafri

 baiknya : “Jadilah lukisan agar dilihat oleh pelukisnya”

125. Timbanglah makrifatmu sebagaimana engkaumenimbang penyesalanmu.

126. Hati orang arif melihat keabadian, sedangkan

matanya melihat ketentuan waktu.

127. Katakan kepada para arifin! : “hendaklah kalian

mendengar bukan hanya untuk mengenal saja;

Hendaklah kalian diam, dan bukan hanya untuk

mengenal melulu!; Sesungguhnya Ia mengenalkan

diri Nya padamu sebagaimana engkau bermaqam disisi Nya.

128. Katakanlah kepada hati orang-orang arif :

Janganlah kalian keluar dari keadaan kalian, sekalipunkalian sudah memberi petunjuk kepada siapa yang

sesat. Apakah kalian menghendaki kesesatan daripada

Ku, lalu memberi petunjuk kepada Ku??

129. Katakanlah “Ilahy” Aku memohon kepada Mu,dengan Engkau!.... sekedar kesanggupan suatu

 permohonan, aku bermunajat dengan Mu, kepada

kemurahan Mu!

130. Wahai yang saling berselisih! Janganlah engkau

mengharapkan (memperoleh) petunjuk dari yang

saling berselisih; Bila ia memberi petunjuk padamu,

niscaya engkau akan berhimpun bersamanya dan

memadu satu tujuan; Dan bila ia tidak memberi

Page 86: Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

7/16/2019 Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

http://slidepdf.com/reader/full/al-mawaqif-wal-mukhotoba1 86/197

“Almawaqif wal Mukhotobat”Asy-Syeikh Muhammad bin Abdul Jabbar An-Nafri 

An-Nafri | Apa apa yang diserukan Allah 85

 petunjuk padamu niscaya engkau akan berserakanterpecah belah, karena engkau mengikuti perselisihan

yang datang dari segalajurusan.

131. Masih ketinggalan satu ilmu, berarti masihtinggal satu bahaya; masih tersisa tambatan hati,

 berarti masih ditunggu satu bahaya; masih kurang

lengkap suatu akal pikiran, berarti masih ada bahaya

yang menanti; masih ada suatu kemauan keras atau

kepiluan, berarti masih diintai bahaya.

132. Huruf itu adalah satu penjuru dari beberapa

 penjuru iblis;

133. Sesungguhnya engkau sudah melihat

keabadian, dan tiadalah keabadian itu dapat diuraikan

dan diibaratkan.

Keabadian itu adalah satu sifat dari sifat-sifatKu.

Keabadian itu telah bertasbih (mensucikan)

demi untuk Ku.

Dari tasbihnya, maka Ku ciptakan malam dan siang,

dan keadaannya bagaikan tirai penutup yang

membentang bagi setiap hati dan segala rahasia-

rahasia. Lalu Ku pilih engkau, tirai siang Ku buka dan

tabir malam Ku singkap supaya engkau dapat melihat

Ku.

Kuberikan padamu daya, agar engkau mampu melihat

terbelahnya langit, dan memandang bagaimana Ku

turunkan perintah Ku yang datangnya dari sisi Ku,laksana tibanya siang dan datangnya malam”.

Page 87: Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

7/16/2019 Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

http://slidepdf.com/reader/full/al-mawaqif-wal-mukhotoba1 87/197

“Almawaqif wal Mukhotobat”Asy-Syeikh Muhammad bin Abdul Jabbar An-Nafri 

86 Apa apa yang diserukan Allah | An-Nafri

134. Engkau telah mengenal Ku, dan mengenal ayat-

ayat Ku. Barangsiapa yang telah mengenal ayat-ayat

Ku, maka ia pun telah bebas lepas dari tanggungan

alasan apapun. Bila engkau sedang duduk, jadikanlahayat-ayat Ku berdiri di sekatarmu; dan jangan keluar

 jika engkau keluar, keluar pulalah engkau dari

 benteng Ku. (Yang dimaksud dengan ayat adalah

kamimat Tauhid).

135. Adab sopan santun para wali-wali itu, ialahmereka tiada mengurusi sesuatu dengan kemauan

keras, sekalipun mereka mengetahui dengan tinjauan

akal dan budi luhurnya.

136. Bila engkau di datangi oleh panggilanhatimudan engkau lengah tiada melihat Ku, maka

sesungguhnya engkau sudah dilambai oleh lidah api

Ku, maka sebagaimana yang dilakukan oleh para

wali-wali Ku (orang-orang yang beriman dan bertakwa) niscaya akan Ku perlakukan terhadap

 padamu sebagaimana layaknya Aku memperlakukan

 para wali Ku, maka katakanlah :

“YA Allah! Inilah malapetaka uji cobaan Mu! Maka

ku harapkan kelembutan Mu, terhadap padaku, danlimpahkanlah kasi sayang Mu, padaku”.

137. Orang yang berdiri di hadirat Ku, melihat

makrifat itu baikan arca-arca, dan melihat ilmu bagaikan azlam (anak panah peramal nasib).

138. Ilmu yang mantap tak berbeda dengan kejahilan

yang mantap.

Page 88: Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

7/16/2019 Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

http://slidepdf.com/reader/full/al-mawaqif-wal-mukhotoba1 88/197

“Almawaqif wal Mukhotobat”Asy-Syeikh Muhammad bin Abdul Jabbar An-Nafri 

An-Nafri | Apa apa yang diserukan Allah 87

139. Pembersih tubuh adalah air, dan pembersih hatiadalah menundukan pandangan dari siwa.......

Ketahuilah! Bahwa hati yang tertambat pada siwa

adalah najis, dapat disucikan hanya dengan tobat.

140. Hai hamba! Ynag membuat siwa hingga dapat

nyata adalah Kau; yang memperlakukan dan yang

menggerakan adalah Aku; dia dtang dan pergi

dikarenakan Aku. “Tinggalkan dia! “Tetaplah di sisi

Ku”, Kalau tidak! Maka tidak pula aku memilihmu....Siwa adalah tempat pertentangan, yang berlawanan,

yang berserakan, berbilang-bilang, bercerai berai.....

Hanya Aku lah Yang Tunggal tanpa lawan tanpa

tantangan.

141. Hai hamaba! Janganlah engkau menjadikan

Aku sebagai utusanmu kepada sesuatu, maka sesuatu

itu kana menjadi Tuhna layaknya. Jika sampai terjadi

yang demikian, maka engkau akan ku tulis darigolongan orang-orang yang berbuat olok-olok pada

Ku disertai pengetahun.

142. Hai hamba! Hendaklah engkau menghentikan

“kemauan keras” mu di kala engkau berada di antara

kedua tangan Ku. Bila engkau dapati di anataranya

(kemauan kerasmu) dan antara Ku selain Ku, maka

lemparkanlah dia (siwa) dengan penglihatanmu

kepada Ku dari balik belakangnya (siwa). Kalau dia(siwa) masih tetap ada, maka tatapkan wajahmu

kepada Ku, niscaya engkau melihat bagaimana Ku

 jadikan dia (siwa), maka ssampaimu di sini tidaklah

akan Ku katakan lagi “Ambilah” atau“tinggalkanlah”.

Page 89: Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

7/16/2019 Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

http://slidepdf.com/reader/full/al-mawaqif-wal-mukhotoba1 89/197

“Almawaqif wal Mukhotobat”Asy-Syeikh Muhammad bin Abdul Jabbar An-Nafri 

88 Apa apa yang diserukan Allah | An-Nafri

143. Pelihralah baik-baik keadaan halmu agar

dengan “kemauan keras” mu engkau memandang Ku.

Jangan hendaknya “kemauan keras”mu engkau

 pandang dalam kemauan kerasmu, hal yang demikianmembuatmu berpandangan kepada dua larangan dan

dua perintah, dan engkau sendiri berada di bawah dua

Pemerintahan.

144. Hai hamba! Bila engkau berdiri untukmelakukan shalat, maka hendaklah engkau jadikan

segala sesuatu berada di bawah kedua telapan kakimu.

145. Hai hamba! Hendaklah engkau berlindung

kepada Ku dari selain Ku, sekalipun selain Ku itumendatangimu dengan keridaan Ku.

146. Selama masih ada sesuatu di antara Ku dan

antaramu, maka engkau adalah hamba dari sesuatuitu.

147. Hai hamba! Pilihlah Aku! Aku terbitkan atasmu

segala sesuatu dengan kekayaan yang tiada lagi

engkau berhajat apapun lagi; dan jangan selain Kuyang menjadi pilihanmu, maka Aku pun akan gaib.

Kemalangan apa yang akan menimpamu? Halangan

apa yang akan menghadangmu?? Itulah bila aku

gaib... engkau akan terperosok ke lembah hina, dirimumenjadi rendah dalam perhambaan dan kejahatan

terhadap pada sesuatu.

148. Hai hamba! Jika pembagian itu telah terangkat,

akan menjadikan sama, tiada perbedaan yang

Page 90: Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

7/16/2019 Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

http://slidepdf.com/reader/full/al-mawaqif-wal-mukhotoba1 90/197

“Almawaqif wal Mukhotobat”Asy-Syeikh Muhammad bin Abdul Jabbar An-Nafri 

An-Nafri | Apa apa yang diserukan Allah 89

menyedihkan dan yang menggembirakan (yakni bilaterangkat hijab) yang memisahkan engkau daripada

Ku, niscaya semeua siwa tiada bernilai lagi, baik yang

menyedihkan maupun yang menyenangkan.

149. Pengenalan akan nama Allah Yang Maha

Agung (Ismullahi Al A’dham) adalah pertama-

tamanya fitnah. Bila Aku meniadakan daripadamu

tuntutan yang diajukan nama itu, maka lenyap pulalah

tuntutan lawan nama itu.

150. Aku adalah lebih baik bagimu dari dirimu

sendiri; bila engkau lalai Aku yang mengingatkanmu;

 bila engkau berpaling Akulah yang mendatangimu;Seakan-akan Aku membuat bangunan indah anggun

 penuh kemuliaan karena ingatan Ku padamu atau

merasa senang bersamamu tanpa kegelisaha... Akulah

Yang Maha Kaya, tiada memerlukan daripadamu dan

daripada segala sesuatu.

151. Bila engkau telah melihat Ku di balik sesuatu,

lalu engkau mendurhakai Ku, maka durhakamu itu

adalah atas kesadaran. Barangsiapa mendurhakai Ku

atas kesadaran, maka berarti telah memerangi Ku.

Aku sediakan bagi yang mendurhakai Ku suatu alasan

dan..

Aku sediakan pula bagi yang berperang dengan Kusuatu medan peperangan, dimana akan Ku biarkan

 baik engkau maupun yang dengannya engkau

memerangi Ku....

Dan perlindungan Ku datang dari arah belakang, yangmana Aku akan mencerai-beraikanmu; Jika Aku

Page 91: Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

7/16/2019 Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

http://slidepdf.com/reader/full/al-mawaqif-wal-mukhotoba1 91/197

“Almawaqif wal Mukhotobat”Asy-Syeikh Muhammad bin Abdul Jabbar An-Nafri 

90 Apa apa yang diserukan Allah | An-Nafri

mencerai-beraikanmu berarti engkau akan Kulenyapkan.

152. Ilmu yang menunjuk pada Ku, adalah laksana

lorong yang menuju pada Ku... Ilmu yang tidakmenuju pada Ku, ialah suatu hijab yang menggoda.

153. Tidak akan sampai panggilanmu di belakang

hijab, kecuali dengan menyingkirkan hijab itu; yang

demikian adalah keharusan bagi setiap peerkenalanKu terhadap siapa yang telah melihat Ku.

154. Aku telah bersumpah atas diri Ku sendiri,

 bahwa tiadalah meninggalkan barangsiapa yang

meninggalkan sesuatu demi untuk Ku; melainkanakan Ku berikan padanya ganti yang lebih baik dari

apa yang ditinggalkan itu.

155. Hai hamba! Mengapa pikiranmu bersimpangsiur, den mengapa duka citamu engkau simpan

 bermalam hingga sampai pagi belum juga terlepas

daripadamu.... Engkau adalah wali Ku, dan Aku lebih

utama bagimu, serahkan saja kepda Ku “Zat

rahasiamu” maka Akulah yang menghadapi segalakesimpang siuran dan Aku lebih mengetahui

daripadamu. Sebagian sifat dari seorang wali ialah :

Tiadanya merasa heran atas sesuatu dan berpantang

meminta apapun. Bagaimana tidak demikian diasudah melihat Ku – apa yang layak diherankan lagi

sedang ia melihat Allah, dan apa yang akan diminta?

Sedang ia melihat Allah.

Page 92: Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

7/16/2019 Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

http://slidepdf.com/reader/full/al-mawaqif-wal-mukhotoba1 92/197

“Almawaqif wal Mukhotobat”Asy-Syeikh Muhammad bin Abdul Jabbar An-Nafri 

An-Nafri | Apa apa yang diserukan Allah 91

156. Sesungguhnya mereka yang bangun di malamhari, ialah mereka yang menuju pada Ku, bukan untuk

wirid yang ditentukan maupun bacaan yang

dipahami... di sanalah .... Ku sambut kedatangannya

dengan wajah Ku, maka ia pun berdiri denganQoyyumiati (berdiri Ku sendiri) tiada pinta dan tiada

apapun yang diajukan pada Ku. Bila Aku hendak

 bicara padanya, akan Ku laksanakan; bila Aku hendak

memberi pengertian, Ku tanamkan pengertian. Hai

hamba! Ahli wirid manakala telah sampai ketujuannya, mereka akan berhenti dan menyingkir, dan

ahli juzu’ (membaca Al Qur’an yang sudah sampai

 pada batasnya) setelah dipelajari, juga akan berhenti

dan menyingkir. Tidak demikian halnya dengandengan “Ahli Ku” karena baginya “tiada batas lagi”

Maka, bagaimanakah mereka akan menyingkir?

157. Hai hamba! Bila engkau telah melihat Ku, lalu

engkau menetap dalam suasana “melihat Ku”, makaakan Ku tuanggkan malapetaka guna mengujimu, dan

Ku berikan keteguhan hati padamu agar kau tetap

tinggal dalam maqammu.... tetapi bila engkau lepas

dari “melihat Ku” maka Ku timpa padamu sebagian

dari malapetaka dan Aku lemahkan engkau untuk

menghadapinya, lalu engkau akan mengalami rasa

“menjauh” karena kelemahanmu Ku gerakan engkau

 berhasrat untuk memohon pertolongan pada Ku, maka

kasih sayang Ku akan menarikmu dan mengangkatmukembali ke maqam “melihat Ku”

158. Hai hamba! Ketahuilah benar-benar bahwa

segala sesuatu itu adalah milik Ku, maka janganlahengkau mencoba-coba merebut kepunyaan Ku.

Page 93: Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

7/16/2019 Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

http://slidepdf.com/reader/full/al-mawaqif-wal-mukhotoba1 93/197

“Almawaqif wal Mukhotobat”Asy-Syeikh Muhammad bin Abdul Jabbar An-Nafri 

92 Apa apa yang diserukan Allah | An-Nafri

159. Hai hamba! Hendaklah lesanmu senada

denngan suara hatimu, dimana Aku bernyata dalam

hatimu... jika tidak, maka Aku akan berhijab

daripadamu dengan dirimu.... resapilah nasihat Ku inike seluruh jangatmu dan dalamilah hingga ke tulang

 belulangmu.

160. Hai hamba! Bila engkau telah mengenal

keabadian, maka engkau telah melihat satu sifat AsShumud. (Ash Shumud ialah tempat bergantung pada

Yang Maha Kekal, dan tempat meminta dari yang

 bergantung pada Nya segala sesuatu, baik yang

dimaksud maupun yang disengaja ataupun yang dituju

yang kekal tanpa kesudahan).

161. Hai hamba! Apa yang telah Ku ungkapkan

 bagimu tentang keabadian, Ku iringi pula dengan

 penutup kepadamu tentang hukum-hukum manusiawisesuai dengan apa yang telah Ku-ungkapkan untukmu

itu.

162. Hai hamba! Jika malam harimu engkau

khusukan untuk Ku, dan siang harimu engkaugunakan untuk ilmu Ku, maka engkau akan menjadi

seorang besar dari pembesar-pembesar para hamba

Ku.

163. Pangkal keteguhan dan kekuatan itu ialah :

“Meninggalkan larangan”.

164. Makin luasnya penglihatan, makin

menyempitnya ibarat.

Page 94: Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

7/16/2019 Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

http://slidepdf.com/reader/full/al-mawaqif-wal-mukhotoba1 94/197

“Almawaqif wal Mukhotobat”Asy-Syeikh Muhammad bin Abdul Jabbar An-Nafri 

An-Nafri | Apa apa yang diserukan Allah 93

165. Barangsaiapa yang selalu ingat pada Ku dansudah terbiasa serta menjadi tabiatnya pula, maka

 berarti ia telah membuat suatu perjanjian di sisi Ku

guna keselamatan dirinya.

166. 166.Mereka yang membenarkan Aku dengan

kegaiban dan beriman pada Ku tanpa melihat Ku,

maka Aku akan menyertainya pada hari dihimpun,

dan akan Ku kawani di dalam suasana yang

mengerikan, dan Ku kirim kepadanya keteguhandalam menghadapi kegoncangan, lalu akan Ku

teguhkan atas apa pun yang dialami, sebagaimana

mereka telah mengawani Aku di balik tirai penutup

itu.

167. Hai hamba! Jangan hendaknya engkau menjadi

orang yang terhijab hanya karena apa yang cocok

dengan seleramu atau dengan kemampuan.

168. Hai hamba! Siapa yang mengenal Ku dengan

Ku, berarti mengenal dengan satu perkenalan yang

tidak dapat diingkari lagi kemudian hari sama sekali.

169. Hai hamba! Aku tidak dapat dikenal oleh

siapapun tanpa Aku memperkenalkan diri Ku

 padanya.

170. Hai hamba! Bila engkau melihat Aku

menyingkirkan siwa daripadamu, tetap Aku tidakmenyingkirkan engkau daripadanya; maka halmu

yang demikian tanyakan kepada orang yang alim dan

 bahkan kepada yang jahil sekalipun tentang Ku, maka

engkau akan melalui jalan yang aman dan jalan berbahaya. Hai hamba! Bila engkau melihat Aku

Page 95: Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

7/16/2019 Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

http://slidepdf.com/reader/full/al-mawaqif-wal-mukhotoba1 95/197

“Almawaqif wal Mukhotobat”Asy-Syeikh Muhammad bin Abdul Jabbar An-Nafri 

94 Apa apa yang diserukan Allah | An-Nafri

menyingkirkan siwa daripadamu, sedang Aku tidakmenyingkirkan engkau daripadanya, maka cepat-

cepatlah engkau lari kepada Ku dari fitnah Ku sambil

memohon perlindungan Ku daripada makar Ku.

171. Aku ibarat tamu bagi kekasih-kekasih Ku yang

mulia, bila mereka menjumpai Ku segera

membeberkan rahasia-rahasianya dan dengan penuh

khidmat menguraikan ikhtiarnya kepada Ku.

172. Tidak berlaku atasmu hukum di dalam tidurmu,

melainkan apa yang telah mengiringi engkau dengan

tidurmu, dan tidak lupa berlaku atasmu hukum di

dalam kematianmu, melainkan apa yang telah

mengiringi engkau dengan kematianmu.

173. Bila Aku tidak gaib dikala engkau makan,

niscaya Ku putuskan agar engkau tidak lagi berpayah-

 payah untuk mencari makan.

174. Hamba Ku yang berada di dalam “Hadirat Ku”

ia dapat melihat “nama” itu tidak memiliki kekuatan

hukum apapun selain Ku .... itulah maqam yang

mengejutkan (Al Buhut) maqam terakhir, yang manasemua hati berhenti di situ.

175. Bila engkau menafikan “nam” (al ism), maka

tibalah engkau pada “wusul” artinya : telah sampai ....Bila tiada terlintas padamu “nam”, maka tibalah

engkau pada “ittisal” artinya : hubungan.... Bila

engkau dalam “hubungan”, maka engkaupun

“Berkehendak dan berkemauan” seakan-akan engkau

menafikan “nam” itu, dan tidak lagi terlintas “nam”

Page 96: Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

7/16/2019 Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

http://slidepdf.com/reader/full/al-mawaqif-wal-mukhotoba1 96/197

“Almawaqif wal Mukhotobat”Asy-Syeikh Muhammad bin Abdul Jabbar An-Nafri 

An-Nafri | Apa apa yang diserukan Allah 95

itu; disebebkan karena sangatnya tarikan kuat (AlWajdu Bilmusamma) dari yang dinamai.... Itulah

tingkat yang tinggi, derajat paling atas tentang

kecintaan terhadap Zat Ilahiat.

176. Engkau yang hilang dalam kelenyapan, dan

Aku lah yang mendapati dan menemukan, cukup

kiranya engkau untuk Ku......

177. Engkau yang dicari dan Aku lah yang

menemukan; Akulah yang dicari dan engkau yangmenemukan. Bukan dari kita siapa yang gaib!

Bila selain Ku yang engkau temukan, semoga

engkau memenangkan peperangan.

Bila Aku yang engkau temukan, engkaupunakan bingung tanpa bersama Ku, dan akan terheran-

heran kecuali di sisi Ku.

178. Jika engkau tidak melihat Ku, janganlah engkau

meninggalkan nama Ku. Bila engkau tidak melihat Ku di balik dua

tantangan dengan sekaligus, maka engkau tidak akan

mengenal Ku.

Bila engkau sudah tidak dapat melihat Ku

ditambah pula dengan kelengahan, maka itulah

 puncak hawa nafsu.

Aku tidaklah berkesudahan hingga dapat dilihat

di balik segala sesuatu.

179. Perjuangan pertama menuju pada Ku,

hendaknya engkau memandang pada Ku tanpa

 berkedip sekejap pun.

Page 97: Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

7/16/2019 Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

http://slidepdf.com/reader/full/al-mawaqif-wal-mukhotoba1 97/197

“Almawaqif wal Mukhotobat”Asy-Syeikh Muhammad bin Abdul Jabbar An-Nafri 

96 Apa apa yang diserukan Allah | An-Nafri

180. Hendaklah engkau mengatasi urusan dan persoalanmu dengan penuh rasa takut, niscaya Aku

teguhkan hatimu dengan kemauan kerasmu; Jangan

hendaknya engkau mengatasi dengan harapan dan

angan-angan, niscaya akan Ku bongkar manakalasudah hampir mencapai penyelesaian.

181. Bila selain Ku yang engkau jadikan

 penuntunmu, niscaya engkau syirik kepada Ku, maka

hendaklah engkau lari ke arah ddua pelarian, satu pelarian ke arah langgananmu, dan satu pelarian dari

tangan Ku.

182. Bila engkau tidak melazimkan zikir... menyebut

dan mengingat nama-nama Ku, sifat-sifat Ku dan pujian-pujian untuk Ku, niscaya yang seharusnya

zikir itu untuk Ku... berbalik pada dirimu sendiri, dari

sifat Ku menjadi sifatmu.

183. Nama itu memisahkan antara yang bernama dan

yang dinamai, dan memisahkan pula antara yang

dinamai dan arti nama itu sendiri.

184. Lazimilah berbaik sangka, niscaya akan engkaulampaui hujat Ku (dalil Ku) dan barang siapa yang

sudah melintasi hujat Ku, sampailah kepada Ku.

185. Tengoklah kepada Ku, bagaimana Akumencabut kemashgulanmu terhadap selain Ku.... sati

di antara dua! Aku cemburu atasmu atau Ku

campakan engkau!

Page 98: Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

7/16/2019 Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

http://slidepdf.com/reader/full/al-mawaqif-wal-mukhotoba1 98/197

“Almawaqif wal Mukhotobat”Asy-Syeikh Muhammad bin Abdul Jabbar An-Nafri 

An-Nafri | Apa apa yang diserukan Allah 97

186. Sebelum perjuangan (mujahadah), mulailahterlebih dahulu menyingkirkan dengan “perjuangan”,

maka Aku lah yang tampil dengan api kekerasan....

cintamu kepada siwa adalah siwa pula, dan api itupun

siwa juga. Tugas api adalah membumbung naikmenjulang ke atas hati, akan terlihatlah siwa dan apa

yang daripadanya, saling bergabung dan berkaitan.

187. Singkirkan alasan-alasanmu, niscaya terlihat

olehmu Aku bertahta tanpa keraguan.

188. Pencinta-pecinta Ku adalah mereka yang sudah

tiak mempnyai pendapat lagi.

189. Andaikan engkau bisa menjadi baik untuk

sesuatu, niscaya tidaklah Aku menyatakan wajah Ku

 bagimu.

Satu kebajikan berbanding sepuluh; Hal ini bagiorang yang tidak melihat wajah Ku; Tetapi bagi yang

sudah melihat wajah Ku, satu kebajikan itu sendiri

merupakan dosa. Kebaikan orang-orang yang berbakti

adalah merupakan dosa bagi orang yang didekatkan.

190. Bila siwa itu menjadi khatir yang tercela,

niscaya runtuhlah surga dan neraka.

191. Mohonlah ampunan Ku atas amal perbuatan

hati, akan Ku teguhkan engkau dari berbolak-baliknyahatimu.

192. Aku jadikan engkau jelek terhadap segala

sesuatu, yang demikian agar engkau terhijab dari

antaramu dan antara Nya; jangan dilobangi hijab itu

Page 99: Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

7/16/2019 Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

http://slidepdf.com/reader/full/al-mawaqif-wal-mukhotoba1 99/197

“Almawaqif wal Mukhotobat”Asy-Syeikh Muhammad bin Abdul Jabbar An-Nafri 

98 Apa apa yang diserukan Allah | An-Nafri

untuk maksud perkenalan, bila terjadi yang demikianKu kirim kepadamu kehina-dinaan.

193. Al Wahdaniah (ketunggalan) adalah satu sifat

dari sifat-sifat (Adz dzatiah)nya Zat.

194. Benar itu ialah tidak berdustanya lisan.

Ash Shidq – itu ialah larangan lisan untuk

 berdusta, dan Ash Shiddiqiah – adalah larangan bagihati untuk berdusta.

Kedustaan hati mengikat janji tanpa perbuatan.

Pendustaan hati ialah mendengarkan pada

kedustaan itu.

Kedustaan hati adalah menginginkankeinginan-keinginan.

Pendusta itu adalah bahasa yang menguraikan

selain Ku, dan Al Haq dan Al Haqiqi adalah bahasa

Ku.

195. Hati yang sudah melihat Ku adalah bejana

malapetaka.

196. Aku telah bersumpah, bahwa tiadalah Aku

didapati melainkan di dalam shalat; Aku yangmenenggelamkan malam dan membentangkan siang.

197. Bila engkau berdiri berhadap-hadapan di antara

kedua tangan Ku, semua akan berteriak

memanggilmu, maka waspadalah, jangan di dengarwalau dengan hatimu, kalau engkau dengar, sama

halnya engkau menerima panggilannya.

Bila Ilm yang memanggilmu dengan himpunan

segala macam isinya di waktu engkau melakukan

Page 100: Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

7/16/2019 Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

http://slidepdf.com/reader/full/al-mawaqif-wal-mukhotoba1 100/197

“Almawaqif wal Mukhotobat”Asy-Syeikh Muhammad bin Abdul Jabbar An-Nafri 

An-Nafri | Apa apa yang diserukan Allah 99

shalat lalu engkau jawab dengan mengiakan, maka jelas engkau telah terpisah daripada Ku.

198. Hai hamba! Hendaklah engkau keluar dari

kemauan yang menjadi kepentingamu, niscaya engkauakan keluar di atas batasmu.

199. Ia berkata kepadaku.. “ Di dalam surga itu

segala apa yang mungkin terlintas dalan ingatan dan

 pemikiran... sedangkan kenyataannya kesemuanya itu jauh lebih bessar lagi, dan di dalam neraka itu juga

segala apa yang mungkin terlintas dalam engatan dan

 pemikiran.... sedangkan kenyataannya kesemuanya itu

 jauh lebih besar lagi.

Aku lah yang berada di balik kenikmatan surga

itu.

Andaikan kenikmatan surga itu telah mengenal

Ku, niscaya ia akan putus dari menghidangkankelezatan-kelezatannya.

Barangsiapa yang telah mengenal kenikmatan

memandang wajah Ku serta kenikmatan berada di

Hadirat Ku, niscaya ia akan menyesali apa yang telah

hilang selama berada dalam kelezatan surgawi, yang

hanya kelezatan indra dan jasmani, dan ia akan rindu

dan duka selama luput dari berpandangan kepada

wajah Ku.

200. Yang menjadi penghalangmu daripada Ku di

dunia ini, itu jugalah yang akan menjadi

 penghalangmu di akhirat kelak.

Page 101: Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

7/16/2019 Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

http://slidepdf.com/reader/full/al-mawaqif-wal-mukhotoba1 101/197

“Almawaqif wal Mukhotobat”Asy-Syeikh Muhammad bin Abdul Jabbar An-Nafri 

100 Apa apa yang diserukan Allah | An-Nafri

201. Hai hamba! Kawanilah Aku dengan sirmu(rahasia hatimu), niscaya Aku menemanimu dalam

kehidupanmu!..... Kawanilah Aku dalam

kesendirianmu! Niscaya Aku menemanimu dalam

 pergaulan.... Kawanilah Aku dalam khalwatmu! Niscaya Aku menemanimu dalam himpunanmu!.

202. Hai hamba! Pemisah antara Ku dan antaramu

adalah cintamu pada dirimu, maka enyakanlah dan

 jangan hendaknya menjadi hijab pnutup dirimu.

203. Hai hamba! Telah syirik siapa yang dihentikan

oleh tutur kata..... dan ikhlaslah barangsiapa yang

dihentikan oleh yang bertutur kata.

204. Ucapkanlah : “MAULAYA WAJJIHNI

BIWAJHIKA LIWAJHIKA” “Wahai pelindung

diriku, arahkanlah diriku dengan wajah Mu untuk

menatap Zat Wajahmu”

205. Hai hamba! Bila engkau bersandar kepada

sesuatu, maka engkau akan berpegang teguh pada

sandaranmu, berarti engkau telah berpegang teguh

 pada selain Ku; Dan akan Ku tulis engkau sebagaiorang yang musyrik.

206. Hai hamba! Telah Ku ciptakan segala sesuatu

semuanya untukmu, sedangkan Aku jauh lebih darisegala sesuatu itu, Akulah yang mempunyai karunia-

karunia itu, maka belakangilah sesuatu-sesuatu itu di

 punggungmu dan palingkanlah wajahmu menghadap

 pada Ku. (TERUSAN JAUH KE BAWAH .. GAK

BISA KU NAIKAN) No .22 dan seterusnya.

Page 102: Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

7/16/2019 Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

http://slidepdf.com/reader/full/al-mawaqif-wal-mukhotoba1 102/197

“Almawaqif wal Mukhotobat”Asy-Syeikh Muhammad bin Abdul Jabbar An-Nafri 

An-Nafri | Sampai Kepada Allah 101

BAB 22

 

Sampai Kepada Allah

Tuhan ku berseru kepada ku : Hnedaklah engkau

 berjalan menuju kepada Ku, dan Akulah yang menjadi

 pandu penuntunmu. Maka akupun berjalan... kulihat

diriku sendiri; Ia pun berseru lagi :Lalui semuanya! Arahkan tujuanmu kepada Ku saja.

Sungguhpun bila engkau berhenti bersama dirimuyang tercela, niscaya engkau akan binasa, dan bila

engkau berhenti dengan dirimu yang terpuji, niscaya

engkau terhijab.

Sungguh, bila engkau telah terhijab dengan

 panggilan-panggilan yang terpuji itu, maka engkau

akan didatangi oleh panggilan-panggilan yang tercela,dan dengan paksa engkau akan di tawan, penyebabnya

tak lain karena engkau terhijab.

Aku pun melanjutkan perjalanan, maka kulihat akal

 pikiranku. Sambung Nya : Lalui saja dan jangan

diperdulikan, tetapkan tujuanmu pada Ku! Bila akalyang datang akan disusul oleh hikmat kebijaksanaan;

dan bila ia pergi maka ia pun akan melihat dirinya.

Bila ia membawamu masuk ke dalam hikmatkebijaksanaan, ia pun akan berkata kepadamu

“Ikutlah aku”, maka kekuasaan sudah berada ditangannya.

Page 103: Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

7/16/2019 Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

http://slidepdf.com/reader/full/al-mawaqif-wal-mukhotoba1 103/197

“Almawaqif wal Mukhotobat”Asy-Syeikh Muhammad bin Abdul Jabbar An-Nafri 

102 Sampai Kepada Allah | An-Nafri

Bila ia datang, maka engkaupun akan menyertainyakepada hikmat kebijaksanaan; Bila ia pergi

engkaupun akan mengikutinya menuju kepada hijab.

Langkahi saja siapa-siapa yang datang dan siap-siapa

yang pergi. Aku teruskan perjalanan... ujarNya pula :Engkau telh melewati bahaya itu!... kulihat kerajaan

duniawi seluruhnya dengan sekali pandang; Berkata

 pula Tuhan kepadaku : Lalui dan langkahi apa-apa

yang berada di dalamnya! Maka kesemuanya itu

adalah kesenangan nafsumu dan impian-impiannya.

Kemudina kulihat kerajaan-kerajaan semuanya

dengan sekali pandang; Kata Nya pula : “Lalui dan

langkahi apa-apa yang berada di dalamnya! Maka

kesemuanya itu adalah kesenangan akal budimu danrumahnya. ..... Aku pun melalui, kemudian kulihat

hikmah kebijaksanaan menyambut.

Kedatanganku dan membukakan pintu-pintu, dan di balik pintu-pintu itu terdapat pintu-pintu lagi, yang di

dalamnya terdapat khazanah-khazanah, dan khazanah-

khazanah itu berisi pula harta-harta kekayaan, lalu

akupun didatangi oleh akal, jiwa, ilmu dan makrifat,

semuanya serempak mendatangiku; maka Tuhan pun berkenan berkata padaku : engkau sudah menjalani

segala sesuatu!..

Lemparkan himat kebijaksanaan kepada orang-orangnya dan buatlah perjanjian dengan mereka,

supaya mereka membangun gedung-gedung dan

rumah-rumahnya; inilah apa yang mereka tuju,

mereka menginginkan agar engkau bercerai, dan

mereka menceraikan engkau. Tetap sajalah engkau

Page 104: Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

7/16/2019 Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

http://slidepdf.com/reader/full/al-mawaqif-wal-mukhotoba1 104/197

“Almawaqif wal Mukhotobat”Asy-Syeikh Muhammad bin Abdul Jabbar An-Nafri 

An-Nafri | Sampai Kepada Allah 103

 berjalan menuju pada Ku! Dan kesemuanya itu tidaklayak bagimu utuk engkau tempati, engkaupun bukan

 penghuni yang herus menetap untuk selama-lamanya

di sana!

Kembali aku berjalan lagi, kulihat orang-orang lalu

lalang dan mereka yang berjalan, kulihat pula para

ulama dan para zahid dan para muttaqien. Lalu

 berkatalah Tuhan padaku : Orang-orang yang lalu

lalang akan sejurus dengan arah tujuannya; dansekali-kali tiadalah orang yang lalu-lalang itu akan

mengajakmu kecuali kepada maqam dan iqamahnya,

dimana mereka berada; Maka bila engkau tertarik

oleh orang alim atau ulama, engkau akan diundangkepada ilmu penegtahuannya; bila engkau menyukai

orang arif, engkaupun akan dilambai kepada makrifat;

lintasi saja mereka itu semua. Kesemuanya itu adalah

lalu-lintasmu dan bukan tujuanmu, juga bukan

tempatmu untuk tinggal...

Aku melanjutkan berjalan lagi ... ku lihat segala

sesuatu, kulihat wajah di balik wajahnya, dan apa

yang berada di balik arti dan makna, kesemuanya

menawarkan diri padaku dan berlomba menariku

dengan berbagai usaha agar aku berpaling padanya.

Tuhan pun berkata lagi : Segala sesuatu itu

menawarkan diri melalui penglihatanmu yang

memandang, dan mengaitkan akan arti dan makndengan selera penggembaraanmu itu; waspadalah

 pada pandanganmu, jangan menengok kepada sesuatu

agar mereka jemu dan menutup lesannya supaya tidak

lagi menawarkan apa-apa padamu; Simpanlahkemauan kerasmu dari segala arti dan makna, dan

Page 105: Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

7/16/2019 Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

http://slidepdf.com/reader/full/al-mawaqif-wal-mukhotoba1 105/197

“Almawaqif wal Mukhotobat”Asy-Syeikh Muhammad bin Abdul Jabbar An-Nafri 

104 Sampai Kepada Allah | An-Nafri

himpunlah atas Ku. Sungguh jika mereka itu tidakmelihat engkau berkemauan keras, niscaya mereka

tidak menawarkan dan menarik-narimu.... Akupun

menahan pandanganku dan menaggalkan kemauan

kerasku. Dengan nada gembira Ia pun berseru :Marhaban!! Terhadap hati hamba Ku yang sunyi dari

segala sesuatu. Lalu Ia pun bersabda : Engkau telah

lulus! Engkau sudah melewati alam semesta (Al

Kauniah) dan sekarang tiba dalam perjumpaan dengan

Pencipta Alam Semesta (Al Mukawwin).

Di saat itu aku mendengar Sabda-Nya : KUN

(jadilah) disusul pula oleh sabda Nya : Jangan engkau

 berhenti dalam pesona “KUN” Lalui! Lewati!

Walaupun “Kun” itu sumber pokok alam semesta;Jangan engkau dibawa-bawa hingga turun ke bawah

lagi dari maqammu. Kulalui “Kun” dengan merendah-

rendah; Sabdanya pula : Akulah Allah.... Ku sahuti :

“Engkaulah Allah” Engkau pelindung ku (Maulaya)yang menfitrahkan daku untuk berdiri di antara kedua

tangan Mu yang menjadi persai untukku dari

sambaran perintah dan larangan Mu.

Page 106: Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

7/16/2019 Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

http://slidepdf.com/reader/full/al-mawaqif-wal-mukhotoba1 106/197

“Almawaqif wal Mukhotobat”Asy-Syeikh Muhammad bin Abdul Jabbar An-Nafri 

An-Nafri | Penglihatan yang Agung 105

BAB 23

 

Penglihatan yang Agung

Tuhan bertutur kata kepadaku : Pertama hijab adalah

hijab bagi penglihatan (Ar Ru’yah) dari penglihatan

 beralih ke hijab Pendengaran... engkau mendengar

demi untuk Allah; Dan pendengaran itupun bertingkat-tingkat ... dari pendengaran demi untuk

Allah ,... beralih ke hijab. Diam untuk Allah dan diamitupun bertingkat-tingkat pula.

Tutur katanya pula : Bagaimana hingga engkau diam

membisu? Mengapa tidak engkau pikirkan? Mengapaengkau tidak berkemauan? Akupun menjawab :

Maluaya (pelindungku)! Bagaimana aku tidak

memikir? Maliaya, bagaimana aku tidak berkemauan?

Dian pun membalas : Bila sudah jelas bagimu bahwaAku lah pelaksana segala sesuatu, untuk apa pula

engkau memikir? Jika sudah terlihat segala sesuatu

adalah perbuatan Ku, sedang engkau telah

memikirkan, niscaya jiwamu akan datang kepadamumemberi jawaban: Yang ini perbuatan Nya dan yang

ini perbuatan mu.

Bila engkau dihadapkan pada pemisahan, sebenarnya

tidak ada pemisahan... Niscaya akan berpisahlahengkau.... Bila engkau diperlihatkan tercerainya...

tiada perceraian yang sebenarnya.... niscaya engkau

 bercerai pula.... Bila terputus kaitan oleh perceraian,

Page 107: Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

7/16/2019 Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

http://slidepdf.com/reader/full/al-mawaqif-wal-mukhotoba1 107/197

“Almawaqif wal Mukhotobat”Asy-Syeikh Muhammad bin Abdul Jabbar An-Nafri 

106 Penglihatan yang Agung | An-Nafri

engkau akan datang kepa Ku dengan mempersiapkan pengaduan dan perbantahan serta meu merebut apa

yang Ku punyai.... Ketahuilah, engkau telah melihat

kepada Ku, bahwa Aku lah pelaksana merangkap

 pelaku atas segala sesuatu, jangan dengan ilmu untukmengetahui pelaksana dan pelaku segala

sesuatu....dengan demikian engkau akan membisu

demi untuk Ku, dan tidak lagi engkau akan

memikirkan. Sesungguhnya pembahasan mendalam

dalam ilmu pengetahuan itulah yang menyebabkanterbersit engkau agar berfikir.

Tuhan berkata pula padaku : Bila telah tertangkap

olehmu antara perbuatan dan yang melakukan dari

 balik punggungmu, bukan di anatar kedua tanganmu... dan engkau telah melihat tiada antara Ku dan

antaramu “engkau” dan tiada di antara Ku dan

antaramu perbuatan, niscaya tiadalah engkau

 berkemauan keras.

Tuhan menyambung lagi kata Nya : Aku mempunyai

 perkataan-perkataan suatu pandangan berupa “kata”;

dan Aku mempunyai perbuatan-perbuatan suatu

 pandangan berupa “Pelaksanaan” dan Akumempunyai ilmu-ilmu suatu pandangan berupa

“Ilmiah” dan terhadap segaala sesuatu pandangan

 berupa “Berdirinya” (Qoyyumiah). Dan setiap yang

memandang berkisar pada siapa yang melihatnya, apayang dilihatnya (Pandangan berupa ucapan kata).

Dan pandangan berupa ilmu, ialah alim ulama yang

mengatakan dalam suatu ketika... “Aku merasa bahwa

Allah mengilhami” diriku dengan ungkapan yang

Page 108: Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

7/16/2019 Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

http://slidepdf.com/reader/full/al-mawaqif-wal-mukhotoba1 108/197

“Almawaqif wal Mukhotobat”Asy-Syeikh Muhammad bin Abdul Jabbar An-Nafri 

An-Nafri | Penglihatan yang Agung 107

demikian,,,; maka ia seakan-akan melihat Allah dalamilmunya.

Dian Ia bertuturkata lagi kepadaku : Orang yang

sudah memiliki “penglihatan” dalam berkata-kata, iamelihat Ku bila ia berkata, dan ia di atas sesuatu

 bahaya; juga para alim yang sudah “melihat Ku” tahu

 benar adanya bahaya.

Akupun bertanya kepada Nya : Maulaya, apakahgerangan bahaya itu ??? IA menjawab : Ucapan dan

tutur katanya tidaklah terus menerus baginya dan

tidak berkekalan, maka apabila ia berpisah dengan

 penyebab yang ia dapat melihat, niscaya ia akan berpisah dengan penglihatan itu, maka inilah bahaya

itu... berpisah dengan tutur kata niscaya ia akan

 berpisah dengan penglihatan, berpisah dengan ilmu

niscaya ia akan berpisah dengan penglihatan.

Katanya pula : Yang mempunyai penglihatan berupa

kata-kata, ia melihat Ku bila ia berkata, dan tiada

melihat Ku manakala ia diam, maka berarti

 penglihatannya yang sebenarnya dalam tutur katanya.

... tetapi sebesar-besar melihat adalah dalam diam

 bukan dalam ucapannya.... dan engkau dapat melihat

yang demikian itu sedangkan ia tidak dapat

melihatnya, karena sesungguhnya engkau melihat Ku

tidak dalam tutur kata, melihat Ku tidak dalam perbuatan, melihat Ku tidak ilmu dan melihat Ku

tidak dalam amal, maka engkau sudah memiliki

“Penglihatan Yang Agung”, engka melihat Allah

dalam segala sesuatu, dalam diam dan dalam ucapan,

Page 109: Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

7/16/2019 Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

http://slidepdf.com/reader/full/al-mawaqif-wal-mukhotoba1 109/197

“Almawaqif wal Mukhotobat”Asy-Syeikh Muhammad bin Abdul Jabbar An-Nafri 

108 Penglihatan yang Agung | An-Nafri

engkau melihat Nya tanpa dinding penutup antaramudan antara Nya.

Perktaan itu dinding penutup dari penglihatan....

 begitu juga halnya ilmu dan amal, sesungguhnya Akumempunyai hamba-hamba yang sanggup melihat dari

 balik tirai hijab, maka bila engkau telah melihat Ku

 bukan dari bawah tirai, bukan juga dari bawah nama,

maka sesungguhnya engkau telah melihat Ku dengan

“Penglihatan Yang Agung”. Aku mempunyai hamba-hamba yang tidak membesar-besarkan penglihatan ini,

karena telah tersingkap nyata dan tidak Ku ijinkan

tirai penutup bagi mereka, telah Ku angkat pula nama

dari mereka, sudah tidak Ku ijinkan lagi nama

menjadi penghalang baginya.

Lalu ku ajukan pertanyaan manja kepada Nya :

Maulaya, apakah tabir penutup itu? Dan apakah nama

itu? Ia pun menjawab : Tabir penutup dan nama ituadalah perkataan yang mana di dalamnya, kesedihan

dan ketakutan, ia melihat Ku di dalamnya, dan apabila

ia telah “melihat Ku” dan sudah tidak melihat tabir

 pnutup dan tidak melihat nama di antara Ku dan

antaranya, niscaya ia tercengang dan akan disngkapoleh keheran-heranan (Al Buhtu wal buhut).

Dan ia berkata kepadaku : Hai yang memiliki

“Penglihatan Yang Agung” engkau dapat melihatorang yang dapat melihat, orang yang beramal, orang

yang berdiri tegak, engkau dapat melihat pada

 penglihatan mereka, dan dikala mereka keluar dari

 penglihatan mereka. Dan kata Nya : Tiada saling

duduk bersama semajlis, kecuali yang sudah di tahap

Page 110: Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

7/16/2019 Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

http://slidepdf.com/reader/full/al-mawaqif-wal-mukhotoba1 110/197

“Almawaqif wal Mukhotobat”Asy-Syeikh Muhammad bin Abdul Jabbar An-Nafri 

An-Nafri | Penglihatan yang Agung 109

“Penglihatan Yang Agung” dan lanjut Nya : Yangsaling berkawan duduk adalah mereka yang di

ambang penglihatan dan di belakang dari kanan kiri

ambang pintu itu diddapati Ba’ussifah (Yang sudah

keluar dari sifat manusiawi ketika mereka sudah berada di ambang pintu).

Yang mempunyai penglihatan itu ada dua : Pertama

yang mempunyai Asma’ dan tabir penutup, dan itulah

seorang kawan duduk yang berbahaya; Karena bukanlah kawan duduk yang mengakui Aku sebagai

Tuhannya yang dapat ia melihat pada Ku di dalam

hijab, maka ia adalah kawan duduk bagi apa-apa yang

ia melihat Ku di dalamnya dan bukanlah ia kawanduduk Ku;

Kdua : Yang berpisah dari nama-nama serta dari tabir

 penutup... ia akan tercengang, ia akan melihat Aku

dalam keheran-heranan.

Perkenankanlah ku ajukan pertanyaan ini : Maulaya;

Apakah Al Buhut (keheran-heranan) itu? Jawabnya :

Keheran-heranan itu adalah hendaknya ia keluar dari

nama-nama dan tabir penutup, lalu ia melihat Aku,

maka ia akan merasakan ketenangan dengan

 penglihatannya, dan di ssaat itu tidak sepatah

ucapanku dan juga tidak sepatah pun ucapan dari

 padanya.

Page 111: Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

7/16/2019 Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

http://slidepdf.com/reader/full/al-mawaqif-wal-mukhotoba1 111/197

“Almawaqif wal Mukhotobat”Asy-Syeikh Muhammad bin Abdul Jabbar An-Nafri 

110 Sopan Santun Bermajelis | An-Nafri

BAB 24 

Sopan Santun Bermajelis

(1)

Yang membeberkan hajat kebutuhan dan keluhkesah kepada Ku, telah jelas terlontar dari lisannya

 jalan pelarian

Simpanlah hajat kebutuhanmu dalam hatimudan jangan engkau beberkan, niscaya Aku menjadi

tempat pelarianmu dan bukan lisanmu.

Sesorang yang tenang tenteram, ialah siapa

yang menjadikan Aku tempat pelariannya, bukan

lisannya; lisan-lisan itu tidak mendapat perlindungan

Ku, dan kata-kata pun tidak pula mendapat pertolongan Ku. Hendaklah engkau menutup lisanmu

agar diam, dan engkau sajalah yang berdiri di antara

kedua tangan Ku

(2)

Kawanku yang semajelis adalah hamba-hamba

Ku yang paling dekat pada Ku, melebihi dekatnya

dari pada mereka yang melihat Ku... Duduk semajelis

dengan Ku adalah buah dari “Penglihatan Yang

Agung” yaitu melihat Ku dalam segala sesuatu dan

 pada setiap waktu, dan barangsiapa yang

mencapainya, maka ssampai pula kepada ketenangandan ketentraman di bawah ssayap ke Maha Agungan

dan Ketetapan nan Teguh.

Kawan Ku yang semajelis adalah kawan duduk

Ku, sudah enggan berkawan duduk dengan selain Ku;

Kalau bersama Kitab Ku, ia pun akan berpisah dengan

Page 112: Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

7/16/2019 Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

http://slidepdf.com/reader/full/al-mawaqif-wal-mukhotoba1 112/197

“Almawaqif wal Mukhotobat”Asy-Syeikh Muhammad bin Abdul Jabbar An-Nafri 

An-Nafri | Sopan Santun Bermajelis 111

Ku; atau bila ia berkawan duduk dengan sunnah NabiSAW. Maka keluarlah ia dari majelis Ku. Ia hanya

dapat keluar kepada sunnah dan Kitab karena hajat

yang mesti, darurat, yang artinya bahwa hanya dengan

izin dan perintah dari pada Ku, barulah ia dapat keluardan berkawan duduk bersama hamba-hamba Ku.

(3)

Bila engkau melihat Ku, jangan hendaknya

engkau menjadi kawan duduk Ku; Penglihatan itu jangan diartikan izin untuk berkawan semajelis,

melainkan bila penglihatan itu adalah “Penglihatan

Yang Agung” yang dengannya engkau melihat Ku

dalam segala sesuatu dan pada setiap waktu.

Duka cita itu adalah sifat hamba Ku. Barang

siapa yang menghambakan diri pada Ku, akan

memperoleh kesedihan hingga sampai ke tahap

“Milhat Ku” dan yang sudah melihat Ku akan

 bersedih pula sebelum sampai pada “Berkawan duduksemajelis” Dan barang siapa yang “Berkawan duduk

semajelis” dengan Ku disusul pula oleh kesedihan

“Luput daripada Ku”. Karena Aku yang akan

meluputkan . Keluputan itu aalah sifat Ku, karenanya,

duka cita dan kesedihan itu akan selalu menyertainya.

Sesungguhnya yang menyertainya itu adalah jru

 bicara dari lisan-lisan di bawah pemeliharaan Ku.

Adapun “Berita gembira” (Al Busyra) adalah juru

 bicara dari lisan-lisan keridhaan Ku; Janganhendaknya engkau berhenti, baik dalam duka maupun

suka, berdirilah hanya untuk Ku, sebagaimana

layaknya para “Kawan duduk semajelis” dengan Ku,

 berdiri di anatara kedua tangan Ku. Baru tahap inilah

Page 113: Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

7/16/2019 Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

http://slidepdf.com/reader/full/al-mawaqif-wal-mukhotoba1 113/197

“Almawaqif wal Mukhotobat”Asy-Syeikh Muhammad bin Abdul Jabbar An-Nafri 

112 Sopan Santun Bermajelis | An-Nafri

 Nur Cahaya Ku akan memancar, menyinar, menjulangnaik ke lubuk hatimu.

(4)

Di dalam kawan duduk semajelis, sudahtiadalagi zikir, dan tiada pula berzikir, dalam ia

memandang tidak berbalik kembali pandangannya,

 paham..... tiada ucap pemahamannya.

(5) Sudah berkesudahan keteguhann ilmu-ilmu

 pada ketenangan makrifat, telah berkesudahan

ketentuan makrifat pada budi pekerti penglihatan,

telah berkesudahan budi pekerti penglihatan pada budi

 pekerti kawan duduk semajelis. Kesemuanya telah berlalu, kesemuanya sudah dikenal dan dialami, maka

ia pun akan melihat Ku antara hati dan kemauan

kerasnya, dan antara lidah dan tutur katanya.

Maka berserulah Ia kepda Ku “Seorang” kawan

duduk semajelis” sudah tidak lagi memohon fatwa

dan tidak pula memohon perkenan, tidak juga

 pertolongan apalagi minta-minta, ungkapan pun juga

tidak..Bila fatwa yang diminta, maka ia pun menurun

kepada ilmu, bila yang diminta perkenan, balik lagi ia

kepada makrifat, jika pertolongan yang diharapkan,

turunlah ia ke hajat, dan jika ia masih minta-minta, jelas dia turun ke kefakiran, jika ungkapan yang

diharapkan ia turun ke berpaling.

IA pun melanjutkan tutur kata Nya : Di sini, kawan

duduk semajelis, baginya dari setiap sesuatu itu

 berupa ilmu, dan dari setiap ilmu itu adalah zikir,

Page 114: Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

7/16/2019 Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

http://slidepdf.com/reader/full/al-mawaqif-wal-mukhotoba1 114/197

“Almawaqif wal Mukhotobat”Asy-Syeikh Muhammad bin Abdul Jabbar An-Nafri 

An-Nafri | Sopan Santun Bermajelis 113

itulah sebenar-benar hamba Ku yang sudahsepenuhnya melingkupi segala himpunan. Selanjutnya

: Pandanglah apa yang dilihat “Kawan duduk Ku” ia

sudah melihat takdir-takdir, dan melihat bagaimana

Aku menghalau takdir demi takdir, dan melihat bagaimana Aku mengulangi takdir-takdir itu dengan

aneka cara yang Ku kehendaki; karena sesungguhnya

Akulah yang memulai penciptaan kemudian

mengulanginya (Al Mubdi-u wal Mu’ied).

Keyakinannya itu terlihat merupakan Nur antarakedua tangan Ku... Nur, cahaya berpadu cahaya yang

 bermakrifat. Dan ia melihat Ku, sebagaimana Aku

menjulangkan Nur demi Nur ... Cahaya demi

cahaya...atas siapa yang Ku kehendaki.... tampaksemua itu, terlihat semua ilmu dan semua kejahilan,

sehingga tampaklah “Duka dan waham; Terlihat jelas

 bagaiana cara Ku menimpakan “Dua dan waham”

dengan apa dan kepada siapa yang Ku kehendaki.

Hati demi hati terlihat jinak dan tenang manakaladuduk bersama Ku semajelis.

Disambung pula kata Ny : Seorang yang sudah Ku

 jadikan “Kawan duduk semajelis” tidak lagi ke derajat

ilmu dan makrifat, kecuali dalam keadaan mendesak,

kalaupun mendatangninya juga, maka datangnya

dengan penuh cara yang sopan, begitu selesai apa

yang diperlukan, ia pun surut ke tempat asalnya.

Mendatangi dengan cara yang demikian, niscaya

derajat ilmu dan makrifatnya tetap diperoleh tanpakehilangan derajatnya yang semula. Ia akan

“Dimiliki” dan tidak akan dilepaskan dan tidak

memperoleh kemenangan.

Page 115: Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

7/16/2019 Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

http://slidepdf.com/reader/full/al-mawaqif-wal-mukhotoba1 115/197

“Almawaqif wal Mukhotobat”Asy-Syeikh Muhammad bin Abdul Jabbar An-Nafri 

114 Sopan Santun Bermajelis | An-Nafri

(6)

Bila engkau duduk di antara kedua tangan Ku,

dan masih ada padamu ilmu dan makrifat yang saling

 berkaitan pada dirimu, niscaya Aku akan

mengeluarkan engkau dari majelis Ku untuk kembalimasuk ke dalam ilmu dan makrifat, dan Ku serahkan

 padamu menentukan pilihan untuk mengambil

keputusan dan hukum antaranya dan antaramu.

Bila putusanmu duduk dalam ilmu, maka ilmu itutidak mendatangimu dengan kepuasan, lalu engkau

 pindah kepada makrifat, maka makrifat itu tidak

mendatangimu dengan kepuasan; Kedudukan saja

engkau di antara kedua tangan Ku. Dalam Majelis Ku

tidak akan dimasuki oleh langganan-langganan.Kawan duduk Ku tidak akan menoleh ke belakang

dan tiada lisan yang akan mengajak bicara.

(7)

Kawan dudu Ku itu sudah melihat pada Ku, bagaimana Aku memegang segala sesuatu dan

 bagaimana sesuatu-sesuatu itu tidak dapat saling

 berpegang tanpa Aku, sedangkan ia sudah melihat

 bahwa segala sesuatu adalah buatan Ku, tidak dapat

 berdiri tegak melainkan dengan Ku. Tiada jugadikecualikan “duka cita dan waham”, tiada pula

 benih-benih buah buahan yang berserakan di jalan-

 jalan, tidak juga batu merah tembok bangunan, semua,

semua... Maka segala sesuatu itu dalam genggamanKu. Jika telah fana kawan duduk Ku, baru Ku

ungkapkan tirai hijab, dan lumatlah langit-langit dan

 bumi-bumi demi kerinduan kepada mereka agar

mereka menjadi kawan duduk dan dekat bersanding

dalam majelis Ku yang baru.

Page 116: Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

7/16/2019 Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

http://slidepdf.com/reader/full/al-mawaqif-wal-mukhotoba1 116/197

“Almawaqif wal Mukhotobat”Asy-Syeikh Muhammad bin Abdul Jabbar An-Nafri 

An-Nafri | K e s a b a r a n 115

BAB 25

 

K e s a b a r a n

Pintu yang terdekat dengan pintu Ku adalah pintu

kesabaran. Demikianlah kata Tuhan kepadaku: Tiada

 pintu lagi antar Ku dan antaranya, dan pintu-pintu lain

 berada di belakang pintu sabar. Setiap pintu satuhijab, dan pintu kesabaran tidaklah berhijab, maka

hendaklah engkau iqamah di dalamnya.

Engkau menginginkan Tuhanmu?

Hendaklah engkau memandang kepada Nya dan

 bersabar, hingga Dia yang mendahuli!

Engkau menginginkan Tuhan mu?

Hendaklah engkau memandang kepada Nya dengankekhusukan, sampai Dia yangmengajakmu!

Tutur Tuhan kepadaku : Bila engkau menjadi seorang

yang mulaia dengan kesabaran atas Ku dan kesabaran

atas Ku itu menjadikan engkau mulia; Karena

sesungguhnya engkau telah berdiri di GerbangKesabaran, berarti engkau berdiri di kemuliaan, maka

ucapkanlah kalimat-kalimat kesabaran. Dan kata Nya

: Kalimat-kalimat pintu kesabaran ialah : Ya... Tuhanku! Engkaulah yang berkuasa berbuat atas segala

sesuatu”.IA telah mendatangi hamba Nya dengan suruhan :

Hendaklah engkau mengerjakan sesuatu ini dan itu!! I

Page 117: Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

7/16/2019 Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

http://slidepdf.com/reader/full/al-mawaqif-wal-mukhotoba1 117/197

“Almawaqif wal Mukhotobat”Asy-Syeikh Muhammad bin Abdul Jabbar An-Nafri 

116 K e s a b a r a n | An-Nafri

mendatangi hamba Nya dengan membawa hijab, agarhamba Nya tidak melihat amal perbuatannya!

Ia pula yang menguji.

Ia pula yang mencoba.

Hamba itu telah termakan fitnah oleh amal perbuatannya.

Lalu apa yang dikerjakan oleh si hamba itu?

Ia harus bersabar demi tuhannya, ia harus bersabar

atas Tuhannya, hingga tiba saatnya “Keyakinan”

mendatanginya.Bila ia diserang dengan tebasan pedang hendaklah ia

maju menghadapinya.

Arti Ayat : Bukanlah kamu yang membunuh mereka,

tetapi Allah-lah yang membunuh mereka (QS. Al

Anfal 8:17).

Maka inilah ungkapan hakikat, Dialah yang

membunuh kuffar itu ... satu persamaan yang terjasdi,

 pada dhahirnya ... Kaum Mislimin telah bersabar!Penuh ketabahan serta gigih mempertahankan ...

mereka diserang oleh pedang mereka, malahan maju

dan tetap melakukan perlawanan. Bila mengatakan

“Hendaklah kalian melakukan peperangan dan saling

 bunuh membunuhlah! Lakukanlah! Laksanakan! Dan berjihadlah dengan penuh perasaan mengetahui akan

kebenaran, bahwa Dia lah yang membunuh dan Dia

lah yang melaksanakan segala sesuatu.

Dan Ia bertutur kata kepadaku : Bila aku telah datang

kepadamu dalam penglihatanmu kepada Ku, maka

sudah tidak ada lagi kemuliaan”. Kemuliaan telah

tunduk kepada Yang Maha Mulia, dan Yang Maha

Mulia telah mendatangi hamba-Nya.

Page 118: Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

7/16/2019 Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

http://slidepdf.com/reader/full/al-mawaqif-wal-mukhotoba1 118/197

“Almawaqif wal Mukhotobat”Asy-Syeikh Muhammad bin Abdul Jabbar An-Nafri 

An-Nafri | K e s a b a r a n 117

Aku telah mendatangkan engkau kepada Ku, dalam

 penglihatan Mu itu engkau telah berada di maqam

kemuliaan. Bila engkau berpaling, maka Aku lah yang

meluruskan. Bila engkau menoleh, Aku lah yangmengembalikan.

Seru Nya Pula : Pintu Hadirat Ku, ialah pintu

kesabaran atas Ku.

Dan kata Nya : Di dalam pintu kesabaran atas Ku

engkau akan dapat mengetahui siapa engkau dan siapa

namamu di sisi Ku.

Dan kata Nya : Ilmu itu tangga naik menuju makrifat,

setelah itu ia akan melihat dirinya dan tiada lagi

terlihat makrifat... makrifat itu tangga naik menuju

 penghentian (Al Waqwah) penghentian itu tangga

naik menuju rahasia (As Sir), setelah itu akan terlihat penghentian dan tidak lagi terlihat “rahasia” Dan

setelah itu tidak terlihat lagi selain Nya.

Lalu Ia bertutur kata padaku : Sesungguhnya engkau

telah melihat segala sesuautu, dan engkau akan

melihatnya apapbila ia naik, apa yang terlihat adalah

dirinya sendiri; maka engkau jangan naik kepada

sesuatu sekalipun ia mengungkapkan tentang dirinya

kepadamu. Jangan pula engkau bersembunyi di kalasesuatu itu mendatangi untuk mengikutimu, tetapi

 bersembunyilah manakala ia mengajakmu berbicara.

Page 119: Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

7/16/2019 Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

http://slidepdf.com/reader/full/al-mawaqif-wal-mukhotoba1 119/197

“Almawaqif wal Mukhotobat”Asy-Syeikh Muhammad bin Abdul Jabbar An-Nafri 

118 Siapa Pelindungku dari Hawa Nafsu | An-Nafri

BAB 26 

Siapa Pelindungku dari Hawa

Nafsu

25. SIAPA PELINDUNGKU DARI HAWA

 NAFSU

Aku dihentikan di ilmu Nya, maka kulihat bagaimana

ulah Nya membuat derita. Dan Dia membuat

kebahagiaan oleh sesuatu sebab, yang mana sebab itu

adalah Dia sendiri.

Kulihat pula tiadalah Ia mendhahirkan ilmu itu.

Kulihat pula cara-cara Nya memalingkan kekufuran

dan memalingkan keimanan. Akupun menjeritmemohon pertolongan ... Hai ilmu! Tolonglah aku!

Ilmu menjawab : Tempat kembaliku adalah ilmu

 Nya... aku menoleh ke makrifat : Hai makrifat!

Tolonglah aku! Jawabnya : Tempat kembaliku kepada

ilmu Nya!... Aku takut! Kengerianku menjawab : Aku

tidak bisa menolongmu. Akupun berdo’a “Ya Tuhan

ku” Ia menjawab “Labbaika” Kusahuti :Labbaika wa

Sa’daika.... Ia berkata : Apa pintamu? Teguhkan aku;

Selamatkan daku dari hawa nafsu:

Ketahuilah! Tutur Nya... “Hawa nafsu itu adalah

utusan dari utusan-utusan keperkasaan Ku yang teguh,

yang telah Ku kirimkan kepadamu, dan didalam hawa

nafsu itu terdapat api-Ku, apabila hawa nafsu itudatang, niscaya api-Ku datang pula, maka masukilah!

Page 120: Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

7/16/2019 Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

http://slidepdf.com/reader/full/al-mawaqif-wal-mukhotoba1 120/197

“Almawaqif wal Mukhotobat”Asy-Syeikh Muhammad bin Abdul Jabbar An-Nafri 

An-Nafri | Siapa Pelindungku dari Hawa Nafsu 119

“Bagaimana caraku memasukinya?... Jangan engkaumemohon pertolongan dengan ilmu dan jangan

dengan makrifat, keduanya jika engkau minta

 pertolongan, maka engkaulah beserta ilmu dan

makrifat yang menjadi tawanan hawa nafsu”.

“Dan ketahuilah... tiada penolong dari hawa nafsu itu

kecuali Allah.... Dan sekali-kali tiadalah engkau dapat

keluar dari “Api" hawa Nafsu” dengan ilmumu dan

tidak juga dengan makrifatmu. Dan api itu akanmembakar bagian-bagian dirimu yang sudah minta

tolong pada ilmu dan makrifat, bila telah selesai

membakar, maka engkau akan suci bersih dan

enggkau sudah mencapai... “Bahwa tiada penolongselain Ku” ... lalu engkau akan menjerit pada Ku, Aku

 pun segera mendatangimu, lalu Ku singkirkan api Ku,

maka tidak lagi akan kembali padamu.

Page 121: Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

7/16/2019 Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

http://slidepdf.com/reader/full/al-mawaqif-wal-mukhotoba1 121/197

“Almawaqif wal Mukhotobat”Asy-Syeikh Muhammad bin Abdul Jabbar An-Nafri 

120 Pertimbangan amal dan Iman | An-Nafri

BAB 27 

Pertimbangan amal dan Iman

Tuhan berkata kepadaku : “Aku telah menimbangamal perbuatan para orang yang beramal, maka

kesemuanya tidak dapat menandingi sekurang-

kurangnya makrifat para arifin yang paling sedikit.

Dan Allah melanjutkan : “Bahwa amah sholeh apabila

dilakukan oleh selian para arifin “Bilah” akan

 berkesudahan sia-sia, gugur atau hapus sama sekali,

maka amal tersebut bagaikan abu yang ditiup angin

dengan keras pada Hari Badai,... maka tumpukanamal yang membukit tidak dapat menandingi zarrah

dari iman, karena tiadalah pembuat amal itu dalam

hakekatnya kecuali Allah... dan tiada yang berbuat perbuatan selain Nya.

Sehingga ada orang yang mengakui bahwa di

sampingnya suatu perbuatan.. lalu ia mengatakan

“Aku telah mengamalkan”

Perhatikanlah : Bahwa hanya dengan maktifat orang

dapat beramal, dan bukan dengan amal orang dapat

 bermakrifat.

Page 122: Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

7/16/2019 Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

http://slidepdf.com/reader/full/al-mawaqif-wal-mukhotoba1 122/197

“Almawaqif wal Mukhotobat”Asy-Syeikh Muhammad bin Abdul Jabbar An-Nafri 

An-Nafri | Akal Budi 121

BAB 28

 

 Akal Budi

Akal budi itu menjelaskan kepadaku : Kediamanku di

dalam hikmat kebijaksanaan, rumah hikmat

kebijaksanaan tiada berpintu, dan tiada pagar, mudah

dimasuki ... kebenaran dan kebatilan tiada berbeda,yang indah dan yang buruk dapat memasukinya.

Sluruh rumah dipenuhi dengan pintu-pintu dan itulah

rumah tanpa atap tanpa naungan, tiada juga tanah

untuk dasar rumah itu, segala sesuatu bebas masuk ke

dalam, segala sesuatu boleh berkata sesuka hati, pengaduan apapun ku terima, boleh saja aku dimusuhi

dan aku berada di setiap kemauan.

Engkau telah memasuki Hadirat itu dan engkau telah

meninggalkan aku dengan Nur cahaya maqammu,tetapi aku tetap bersamamu, aku tidak akan

meninggalkan engkau, karena maqamku itu ada di

dalammu, maka tiada ku terima pemberitahuan

apappun daripadamu dan aku pun tidak mengertisikapmu... demikianlah penjelasan akal.

(Akal budi itu suatu alat untuk mengenal danmengetahui sesuatu, serta menjadi tali penghubung

 pula, dan kesudahannya ia dapat mencapai hikmatkebijaksanaan untuk membina dan menyusun dengan

satu perhitungan yang tepat. Dan inilah batas-

 batasnya serta melangkahi dengan berupaya menuju

Page 123: Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

7/16/2019 Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

http://slidepdf.com/reader/full/al-mawaqif-wal-mukhotoba1 123/197

“Almawaqif wal Mukhotobat”Asy-Syeikh Muhammad bin Abdul Jabbar An-Nafri 

122 Akal Budi | An-Nafri

kepada Nur Cahaya Hadirat... dan di dalam NurCahaya Hadirat itu sang akal budi tidak memahami

apapun karena sudah bukan maqamnya lagi).

Page 124: Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

7/16/2019 Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

http://slidepdf.com/reader/full/al-mawaqif-wal-mukhotoba1 124/197

“Almawaqif wal Mukhotobat”Asy-Syeikh Muhammad bin Abdul Jabbar An-Nafri 

An-Nafri | Jalan Laju dan Penyeberangan 123

BAB 29

 

Jalan Laju dan Penyeberangan

Seorang wali yang melazimi di maqam Hadirat

 berkata : Makrifatku terhadap segala sesuatu

merupakan makrifat yang pulang pergi, maka tiadalah

maqam bagiku dalam ilmu dan tidak pula dalammakrifat.

Aku hanya melewati jalan lalu saja.

Bagaimana engkau dapat melalui ilmu-ilmu itu dan

 bagaimana pula engkau melewati makrifat-makrifat

itu”

Hendaknya engkau jangan mendengar, agar tidak

menjawab.. jangan pula menoleh agar tidak berpisah...Maka Allah itu berada di depan segala sesuatu.

(Dalam sebuah hadits Nabawi yang mulia)“Hendaknya engkau hidup di dunia ini bagaikan

 pendatang asing yang lewat di jalan lalu”

(Arti dan makna Hadist di atas ialah, hendaknyaseorang abid itu menghimpun kemauan kerasnya

kepada Allah meskipun dikelilingi oleh daya tarik dan

rangsangan-rangsangan duniawi yang menawan,walaupun rangsangan-rangsangan itu berupa ilmu-

ilmu dan majkrifap-makrifat. Bagi seorang abidhendaknya – Walau memasuki – tetap dalam tujuan

dan hanya lewat dan lalu menuju yang lebih tinggi...

yaitu kepada Allah semata, yang nampak di depan

Page 125: Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

7/16/2019 Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

http://slidepdf.com/reader/full/al-mawaqif-wal-mukhotoba1 125/197

“Almawaqif wal Mukhotobat”Asy-Syeikh Muhammad bin Abdul Jabbar An-Nafri 

124 Jalan Laju dan Penyeberangan | An-Nafri

untuk selama-lamanya yang juga menjadi sasaranilmu dan makrifat).

Bila engkau memasuki ilmu-ilmu, maka masukilah

sebagai musafir lalu.... anggaplah jalan lalu darisebuah lorong, maka jangan sekali-kali berhenti

supaya tidak didatangi oleh para pembinanya yang

akan merangsangmu dengan rumah-rumah indah

karyanya, maka akan terlihatlah padamu Nur Cahaya

Ku telah menggunakan tenaganya memancar di atasrumah-rumah mereka. Engkaupun akan tinggal di

dalamnya rumah-rumah mereka dengan nyaman dan

gembira tidak lepas dari Nur Cahaya Ku yang yang

telah memancarkan menjulang naik, maka engkau

tidak berhenti berdiri kecuali atas Ku. Engkau tinggal bersama mereka, yang sebenarnya adalah engkau

tinggal bersama Ku, tidak bersama mereka.

Bila engkau menghendaki Aku naik atasmu dengan Nur Cahaya Ku, niscaya Aku naik; Dan jika engkau

kehendaki Aku mengutusmu kepada Nur Cahaya Ku,

niscaya Ku utus.

Page 126: Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

7/16/2019 Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

http://slidepdf.com/reader/full/al-mawaqif-wal-mukhotoba1 126/197

“Almawaqif wal Mukhotobat”Asy-Syeikh Muhammad bin Abdul Jabbar An-Nafri 

An-Nafri | Penglihatan “KUN” 125

BAB 3

Penglihatan “KUN”

Hendaklah engkau terbang menuju kepada Ku “Wahai

hamba Ku! Jika engkau tidak sanggup maka

“Menyebranglah” Wahai yang lemah.

Jika kedua cara di atas tidak mampu engkau lakukan,

maka cara terakhir adalah menjeritlah kepada Ku”.Wahai yang karam! Hingga engkau tiba di maqam

tempatmu berdiri pada Ku, agar dengan demikian Ku

angkat engkau ke tempat penghentian sebelum

“KUN” (jadilah).

Baik yang engkau lihat maupun yang engkau dengar

di tempat penghentian, itu semua adalah ilmu Ku,tidak dapat engkau mengetahui dalam maqam mu

yang rendah.

Yang sudah engkau ketahui adalah giliranmu yang

 pertama, yaitu kehidupanmu di dunia ini, hal ini

 jangan hendaknya engkau datang pada Ku dengansesuatu dari apa-apa yang telah terungkap padamu.

Dan sesungguhnya, Aku akan mengeluarkan engkau

kepada kekuasaan kerajaan Ku dalam kehidupan diakhirat.

Adapun giliran mu yang ke dua, adalah dari apa yang

tidak engkau ketahui dan tidak akan Ku beritahukan

Page 127: Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

7/16/2019 Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

http://slidepdf.com/reader/full/al-mawaqif-wal-mukhotoba1 127/197

“Almawaqif wal Mukhotobat”Asy-Syeikh Muhammad bin Abdul Jabbar An-Nafri 

126 Penglihatan “KUN” | An-Nafri

 padamu dalam maqam yang sekarang ini, dan “kata pasti” yang berlaku untukmu.

Dalam sebuah Hadis Syarif, Rasulullah Saw.

Bersabda :“Tidak seorang pun dari padamu yang dapat masuk

surga dengan amal perbuatannya, hanya dengan

Karunia dan Rahmat Allah juga”

Maka, temuilah Aku, dan jangan membawa serta amal perbuatan, lemparkan semua itu! Jangan engkau

mengucapkan “Aku telah mengamalkan” “Aku telah

 beramal” Hendaklah engkau masuk pada Ku tanpa

daya tanpa upaya, tanpa tenaga tanpa kekuatan,

kecualai dengan Ku, Dengan demikian engkau benar- benar menjadi seorang Arif.

Page 128: Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

7/16/2019 Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

http://slidepdf.com/reader/full/al-mawaqif-wal-mukhotoba1 128/197

“Almawaqif wal Mukhotobat”Asy-Syeikh Muhammad bin Abdul Jabbar An-Nafri 

An-Nafri | Jangan membantah mengenai Hukum hukum

Ku127

BAB 31

 

Jangan membantah mengenai

Hukum hukum Ku

Bahwasanay Aku mempunyai hamba-hamba bila Ku

ajak bicara mereka tidak mengajukan pertanyaansesuatupun untuk pengertiannya; Dan bila Aku

 berkata kepada mereka pun tidak membantah, bila Ku

 perintahkan sesuatu, tidak juga bersedih.

Mengapa mereka harus murung?

Barangsiapa yang bersedih hatinya dalam sesuatu

 persoalan, niscaya ia akan jatuh antara maju dan

mundur, Dan siapa yang mengajukan pertanyaan

untuk mencari pengertian dalam pembicaraan, niscayaakan jatuh antara kemantapan dan kebimbangan.

Hanya hamba Ku yang sebenar-benaranya yang

langsung bertindak untuk segera melakukan danmelaksanakan perintah Ku.... tiada ia menanyakan

untuk pengertian dan tiada juga membantah atau

 bersedih. Keadaannya laksana Malaikat yang berhati

teguh. (Orang yahudi suka berbantah seperti yang

terkandung di QS. Al Baqarah 67 -71).

Jika engkau membantah perihal hukum-hukum Ku,

maka engkau menganggap dirimu seakan-akan Tuhan

dan engkau sependirian dengan lawan Ku, dan itu

Page 129: Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

7/16/2019 Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

http://slidepdf.com/reader/full/al-mawaqif-wal-mukhotoba1 129/197

“Almawaqif wal Mukhotobat”Asy-Syeikh Muhammad bin Abdul Jabbar An-Nafri 

128 Jangan membantah mengenai Hukum hukum Ku | An-Nafri

adalah suatu kekufuran semata-mata dan tidaklah halyang sedemikian itu memperoleh pemberian apa-apa,

selagi engkau tetap menjadikan dirimu sebagai tuhan

lawan Tuhan mu, maka jangan menanti pemberian

 Nya, penuhilah hajat kebutuhan dirimu sendiri.

Pemberian itu hanya Ku peruntukan bagi hamba Ku

yang melazimi pendirian sebagai layaknya seorang

hamba dari ke Maha Agungan Tuhan .. Allah

 berfirman, yang tafsirnya :“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia

melainkan supaya mereka menyembah Ku (QS. Adz-

Dzariah 51 -56).

Page 130: Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

7/16/2019 Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

http://slidepdf.com/reader/full/al-mawaqif-wal-mukhotoba1 130/197

“Almawaqif wal Mukhotobat”Asy-Syeikh Muhammad bin Abdul Jabbar An-Nafri 

An-Nafri | N a f s u 129

BAB 32

 

N a f s u

Aku telah ditegakkan berdiri di hadapan nafsu, maka

kulihat kekuasaan serta kerajaan keseluruhannya,

lengkap disertai dengan bangunan-bangunan,

mahligai-mahligai dan ku lihat di samping nasfu“ilmu” seluruhnya, “Makrifat” semuanya, “Akal

 budi” dengan kecerdasannya, kesemuanya itu sebagai pelayan-pelayannya, nama-nama, huruf sebagai

tentaranya dan pembantu-pembantunya.

Dan Tuhan bertutur kata kepadaku : Nafsu itu adalah

musuhmu! Maka jangan mengajak berbicara! Ajakan bicaramu akan disertai ilmu, sesungguhnya tiadalah

engkau dapat mengajaknya bicara melainkan dengan

ilmu, sedangkan ilmu itu bala tentaranya dan akal budi itu pelayan-pelayannya, nafsu itu tidak putus-

 putusnya berbicara, Ia tidak dapat diam lalumendengarkan dengan baik; Bila engkau ajak bicara

ia pura-pura mendengarkan, sedangkan ia hanya mau

mendengarkan kata dan suara hatinya, serta

keinginan-keinginannya sendiri saja.

Dan Tuhan melanjutkan tutur kata Nya : Bila engkau

mau menaklukkan nafsu itu dan menguasai raumah-rumahnya, bila engkau mau menundukan nafsu, maka

 jangan sekali-kali mengajaknya berbicara, dansembunyikan laparnya, sebagaimana ia

menyembunyikan kenyangnya. Sembunyikan di balik

 belakang di mana ia memanggilnya serta merta

Page 131: Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

7/16/2019 Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

http://slidepdf.com/reader/full/al-mawaqif-wal-mukhotoba1 131/197

“Almawaqif wal Mukhotobat”Asy-Syeikh Muhammad bin Abdul Jabbar An-Nafri 

130 N a f s u | An-Nafri

meninggalkan tentaranya dan meninggalkan mahligai-mahligainya, dan balik kembali membawa persoalan

yang sama, yaitu mengajakmu bicara tentang

 persoalan lapar, bukan persoalan yang lain, maka

 jangan disahuti bicaranya dan jangan pulamenyambutnya, karena sesungguhnya bila engkau

melayaninya bicara atau menjawab bagaikan engkau

memberi peluang padanya untuk menarikmu dan

merangsangmu, lalu ia akan berani-berani

mengeluarkanmu dari pada apa yang selama iniengkau rahasiakan dan sembunyikan.

Dan bila ia telah berhasil mengeluarkan mu daripada

apa yang engkau rahasiakan dan sembunyikan,

niscaya ia akan memperoleh kemenangan. Danandaikan engkau mengajaknya bicara dengan ilmu,

niscaya ia akan mengalahkanmu, karena ilmu dan

makrifat itu adalah bala tentaranya.

Itulah perumpamaan tentang nafsu, ibarat engkau

mengejar-ngejar musuhmu yang berada di hadapan

antara kedua tanganmu, sehingga apabila engkau

dapat menduduki dan menguasai rumah-rumahnya

niscaya ia akan keluar menyelonong dari belakang punggung mu. Maka hendaklah engkau merahasiakan

dan menyembunyikan laparnya nafsu dan hendaklah

engkau tetap berteguh merahasiakan dan

menyembunyikan, sebaliknya jangan engkaumerahasiakan dan menyembunyikan kedudukan dan

kemauan nafsu itu, karena dengan demikian engkau

akan keluar dari merahasiakan (laparnya) kepada

merahasiakan, dan menyembunyikan kepada

menyembunyikan.

Page 132: Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

7/16/2019 Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

http://slidepdf.com/reader/full/al-mawaqif-wal-mukhotoba1 132/197

“Almawaqif wal Mukhotobat”Asy-Syeikh Muhammad bin Abdul Jabbar An-Nafri 

An-Nafri | N a f s u 131

Maka setelah kesemuanya itu engkau sembunyikan

dan engkau merahasiakan, maka keluarlah dari nafsu

itu satu persatu, dari segala ilmu, dari segala makrifat,

dari segala kekuasaan kerajaan dan tinggalah ia(nafsu) itu berdiri di depan pintu “penyembunyian dan

merahasiakan”. Dengan tak bosan-bosannya iapun

menyajikan acara yang diulang-ulang, yakni

mengajakmu bicara tentang lapar dan berusaha

mengeluarkan aku daripadanya, tetapi aku tinggaltetap teguh dan waspada merahasiakan dan

meneyembunyikan.

Maka tiadalah ia menuntutku kecuali kepadanya,maka akupun tinggal tetap bertahan, karena

sesungguhnya itu adalah benteng pertahananku yang

kokoh yang tiada ia dapat mengajakku bicara

tentangnya. Dan tiadalah ia akan sampai kepadaku

melainkan dari pintunya.

Page 133: Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

7/16/2019 Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

http://slidepdf.com/reader/full/al-mawaqif-wal-mukhotoba1 133/197

“Almawaqif wal Mukhotobat”Asy-Syeikh Muhammad bin Abdul Jabbar An-Nafri 

132 Penghentian Memandang Wajah Nya | An-Nafri

BAB 33 

Penghentian Memandang Wajah

Nya

Ak”Penghentian Memandang Wajah-Nya” kemudian

Ia bertutur kata kepadaku : “Turunlah sejenak ke bawah dan lihatlah segala sesuatu! Lepaskan

 pandanganmu ke padanya, kemudian berbalik lagi

kepada Ku!; Akupun turun diiringi Nur Cahaya Nya;

maka kulihat “segala sesuatu” aku tidak lagi melihat

keindahan dan tidak juga keburukan; tiada lagi ada jarak, mana yang jauh dan mana yang dekat, tidak lagi

ku lihat pertentangan, tidak pula yang berpadu, tetapi

“ku lihat hikmah kebijaksanaan”, ku lihat pekerjaan

yang sebenarnya, ku lihat peraturan dan takdir,kesemuanya merupa dalam bentuk yang sebenarnya.

(Sebab pandangan kita selama ini hanya melihat dari

segi sebagian sudut ilmu yng sangat terbatas; Bila kita

melihat bersuluh obor Nur Allah, niscaya aib itu

merupa sifat keharusan yang layak untuk dipakaikan

kepada makhluk, dan segala kekuranagn itu sebagai

suatu “Hikmat kebijaksanaan” dan kita akan

mengiyakan sesuatu hukum, bahwa tiada

kemungkinan lebih indah dari adanya yang sudah

ada).

Dan kulihat Allah di depan dan di belakang apa yang

ku lihat, dan aku melihat Nya di dalam segala yang ku

lihat.

Page 134: Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

7/16/2019 Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

http://slidepdf.com/reader/full/al-mawaqif-wal-mukhotoba1 134/197

“Almawaqif wal Mukhotobat”Asy-Syeikh Muhammad bin Abdul Jabbar An-Nafri 

An-Nafri | Penghentian Memandang Wajah Nya 133

Tutur katanya pula : Engkau telah melihat Al Haqtelah memandang Al Haq; Kemudian aku di bawa

naik kepada Nya dan bersamaku Nur Cahaya Nya,

lelu aku berhenti di maqamku dimana aku dapat

melihat Nya sendiri yang berbuat dan tiada yang berbuat selain Nya (Al Haq Allah).

Tutur katanya pula : Pandang baik-baik siapa yang

mendatangimu! Maka “akal budi” yang datang kepada

ku sambil menanyakan nama-nama dari apa yang

sudah ku lihat dan ditanyakan pula akan arti danmakna nama-nama tadi.

Langusng Tuhan menegurku : Jangan di jawab, jika

engkau jawab, maka engkau akan turun kepadanya”.Segera ia pun menyingkir; “Tunjukan jalan kepadanya

agar dia masuk ke lorong dan melihat dengan Nur apa

yang telah engkau lihat; Barulah ia nanti akan

 beriman dan tidak meragukan lagi; Bagaimana ia

akan ragu, sedangkan ia melihat Ku? Yang meragu ituhanyalah mereka-meraka yang terhijab; Aku diam

tiada menjawab: Ia pun menyerah kepada ku dan

menunduk kan mukanya.

Tidak lama ia kembali lagi dan menyingkir lagi, balik

lagi datang, padahal ia dalam perjalanan menyingkir,

dia diliputi ingkar dan penolakan dari apa yang sudah

diketahui dan atas apa yang sudah diserahkan; Ia

menyeru sekuat-kuatnya “Hai bantahan!!! ... HaiSanggahan!!!.... Hai di mana!!.... Hai mengapa!!>....

maka ia (akal budi) telah dijumpai segala sesuatu,

kecuali “Hikmat Kebijaksanaan”.

Page 135: Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

7/16/2019 Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

http://slidepdf.com/reader/full/al-mawaqif-wal-mukhotoba1 135/197

“Almawaqif wal Mukhotobat”Asy-Syeikh Muhammad bin Abdul Jabbar An-Nafri 

134 Sifat Ragu (Was-was) | An-Nafri

BAB 34 

Sifat Ragu (Was-was)

Tuhan berseru kepada ku :

“Bila engkau di datangi keraguan, maka ia akan

mendatangimu dengan berbekal “Bagaimana” danitulah juru bicaranya dan itu adalah tanda tanyanya,

agar engkau berbalik pada ilmu pengetahuan. Bila

engkau masuk ke dalam ilmu, maka jatuhlah engkau

di antara datang dan perginya “Akal budi”. Bila

engkau masuk kepda makrifat, maka ia tidak

mendatangimu dengan “Bagimana” karena baginyasudah tiada “Bagaimana” lagi. Katakanlah kepada

was-was itu : “Dengan DIA, aku telah mengenal sifat

 Nya, dan bukan sifat Nya aku mengenal DIA; DenganDIA aku dapat mengenal Ilmu pengetahuan, dan

 bukan dengan ilmu pengetahuan aku mengenal DIA;Dengan DIA aku mengenal makrifat, dan bukan

dengan makrifat aku mengenal DIA.

“Bagimana” itu berdiri di antara kedua tangan Nya,

dan dikirim oleh Nya kepada siapa yang dikehendaki

 Nya; “Bagaimana” itu batu ujian tentang Dia, dan

menjadi rangsangan untuk menambah pengetahuanmakrifat kepada Nya.

Dan “Bagaimana” itu ku lihat dikirim juga kepada

 para alim ulama dan kepada arif bijaksana, dan

diberitahukan kepada mereka bahwa “Bagimana” itu

Page 136: Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

7/16/2019 Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

http://slidepdf.com/reader/full/al-mawaqif-wal-mukhotoba1 136/197

“Almawaqif wal Mukhotobat”Asy-Syeikh Muhammad bin Abdul Jabbar An-Nafri 

An-Nafri | Sifat Ragu (Was-was) 135

suatu bentuk keragu-raguan dan was-was. Dantiadalah dengan penglihatan mereka kepada Nya,

mereka akan terlindungi dari rangsangan

“Bagaimana”.

Dai berbuat yang demikian agar mereka itu

menyaksikan Maha Kaya Nya dari makrifat mereka

kepada Nya dengan sejelas-jelasnya dan seterang-

terangnya, supaya mereka menyaksikan pula Maha

Perkasa Nya dan Kodrat Nya dengan jelas, sertamengetahui bahwa apa yang dianugrahkan kepada

mereka daripada Nya dengan seterang-terangnya.

Dan Dia berkata kepada ku : Bila was-was itu telahmendatangimu, maka katakanlah kepadanya “inilah

 perbuatan itu yang sudah terang dan jelas tanpa

keraguan; perbuatan itu adalah sesuatu yang dibuat,

yang berbuat sudah jelas dan terang tidak perlu

diragukan dan diawas-awasi karena sesungguhnyaDia-lah yang berbuat; Dan inilah sifat yang berbuat,

maka tentang itu aku mengajukan pertanyaan dan aku

telah ragu dan was-was; Dia telah memberitahukan

kepadaku tentang sifat Nya senantiasa berdiri bersama

 Nya”.

Page 137: Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

7/16/2019 Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

http://slidepdf.com/reader/full/al-mawaqif-wal-mukhotoba1 137/197

“Almawaqif wal Mukhotobat”Asy-Syeikh Muhammad bin Abdul Jabbar An-Nafri 

136 Bukti Nyata | An-Nafri

BAB 35 

Bukti Nyata

Tuhan ku berseru kepadaku :( 1 )

Ilmu Ku itu menceraikanmu daripada Ku, dan karunia

Ku memalingkanmu daripada Ku; Hendaklah engkaumenjadi dengan Ku (bukan dengan ilmu Ku dan

 bukan dengan karunia Ku); Ku nyatakan ini padamu

tanpa sebab yang menghukum, yang mana hukum itu

telah nyata dalam segala sebab, Engkaupun akan

memikul segala sesuatu yang mana segala sesuatu itu

tiada sanggup memikulmu, dan engkau akan meliputisegala yang nyata tidak dapat meliputi engkau.

(2)“Bukti nyata” Bukanlah suatu perkataan, dan ia

dalam perkataan; bukan pula ilmu dan ia dalam ilmu, bukan pula makrifat, tetapi ia di dalam makrifat.

( 3 )

“Bukti nyata” itu, ialah yang dapat dengannya engkau

mengenal dalam engkau melihat dengan

 penglihatanmu pada Ku, dan makrifat itu ialah apayang dengannya engkau dapat mengenal dalam

kegaiban Ku; Makrifat itu juru bicara Ku untuk buktiKu yang nyata, sedang “Bukti nyata” itu juru bicara

‘Berdiri Ku sendiri (Qoyyumiati); Dan “Diam” itu,

Page 138: Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

7/16/2019 Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

http://slidepdf.com/reader/full/al-mawaqif-wal-mukhotoba1 138/197

“Almawaqif wal Mukhotobat”Asy-Syeikh Muhammad bin Abdul Jabbar An-Nafri 

An-Nafri | Bukti Nyata 137

ialah hukum dari “Bukti nyata” dan “Ucapan” itu darihukum-hukum makrifat.

( 4 )

Bukan sembarang yang melihat Ku dapat melihatWajah Ku, tetapi yang telah melihat Wajah Ku itulah

yang sungguh-sungguh telah melihat Ku; Jika engkau

melihat Ku dalam suasana kenikmatan, berarti engkau

sudah melihat Wajah Ku, dan siapa melihat Ku tidak

dalam kenikmatan berarti tidak melihat Wajah Ku,tidak ghalib atasnya melihat Ku, dan siapa yang

melihat Wajah Ku ghalib atasnya melihat Ku.

Sekali-kali engkau tidaklah dapat melihat Ku,sehingga engkau melihat Aku berbuat, dan tidaklah

engkau dapat melihat perbuatan Ku hingga engkau

menyerah pada Ku

( 5 )Bila engkau melihat Ku dalam kejadian malapetaka,

maka Aku telah dilihat oleh umum, dan bila engkau

melihat Ku dalam suasana kenikmatan niscaya engkau

akan menjadi baik untuk selama-lamanya, dan tiada

engkau akan gaib dengan apa-apa yang nyata.

Bila engkau telah melihat Ku, tiadalah engkau dapat

diselamatkan melainkan oleh penglihatanmu kepada

Ku itu; Dan bila engkau tidak dapat melihat Ku,tiadalah engkau dapat diselamatkan kecuali oleh

keikhlasanmu kepada Ku; Bila engkau telah melihat

Ku; niscaya engkau akan dapat melihat apa yang

 berasal dari tanah serupa dengan tanah itu pula.

Page 139: Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

7/16/2019 Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

http://slidepdf.com/reader/full/al-mawaqif-wal-mukhotoba1 139/197

“Almawaqif wal Mukhotobat”Asy-Syeikh Muhammad bin Abdul Jabbar An-Nafri 

138 Bukti Nyata | An-Nafri

Apabila engkau mengajak berbicara, maka bicaralahmenurut asal mula kejadiannya (Yakni, hendaklah

engkau berbicara kepada tanah, niscaya engkau akan

selamat dari rangsangannya).

( 6 )

Sesungguhnya engkau telah melihat Ku sebelum

sesuatu, maka hendaknya engkau melihat Ku dalam

kedatangan sesuatu, maka hendaknya engkau menjadi

 pengganti Ku atas sesuatu itu; Jika tidak, makasesuatu itu akan menjadikanmu sebagai pengganti atas

sesuatu itu.

( 7 )

Aku telah bersumppah atas Diri Ku, tiada bertetanggadengan Ku kecuali siapa-siapa yang telah

mendapatkan dengan Ku, atau dengan apa yang

daripada Ku.

Inilah sifat “Ahli naungan yang terhampar” maka

hendaklah engkau melihat dirimu! Termasuk

golongan yang tersingkir daripada Nya; atau golongan

yang disampaikan kepada Nya.

Hendaklah engkau menjadi “Ahli Nya” dalam

kehidupanmu, niscaya engkau mengalami

kesejukanmu, niscaya engkau mengalami

kesejukannya dan kedamaian Nya di saatkematianmu.

Bila engkau tidak menjadi “Ahli Nya” dalam

kehidupanmu kini, maka tidaklah engkau menjadi

 baik dalam kematianmu kelak.

Page 140: Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

7/16/2019 Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

http://slidepdf.com/reader/full/al-mawaqif-wal-mukhotoba1 140/197

“Almawaqif wal Mukhotobat”Asy-Syeikh Muhammad bin Abdul Jabbar An-Nafri 

An-Nafri | Bukti Nyata 139

( 8 )

Siapa yang tidak mau menyerahkan kepada Ku apa

yang telah diketahui, niscaya akan Ku buka apa yang

telah diketahui, niscaya akan Ku buka baginya pintu- pintu pendapat tentang hal yang berkaitan dengan

 pengetahuan, lalu ia condong memasukinya, dan akan

Ku dorong masuk ke dalamnya, maka terhijablah ia.

( 9 )Jika keterbatasan-keterbatasan itu memberikan

kepadamu, maka kumpulkanlah, dan jika Aku yang

memberikan kepadamu, maka jangan dikumpulkan.

( 10 )

Jangan engkau berpisah dari pendapat yang

 bermaksud hanya tertuju kepada Ku semata-mata,

hendaklah lisan keadaanmu selalu dan selamanya

atas... Ilahi Hanya Engkaulah maksud tujuanku;Dengan demikian engkau akan memenangkan dengan

sesuatu kekuatan yang tak terkalahkan, bahkan dirimu

sendiri akan menaatimu.

( 11 )

Jika engkau telah mengetahui dan meyakini sepenuh

keyakinan, maka hindarkan dirimu dari menghukum

dan serahkanlah hukum itu kepada Ilmu Ku karena

sesungguhnya tiada hukum melainkan Kepunyaan Ku.

Page 141: Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

7/16/2019 Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

http://slidepdf.com/reader/full/al-mawaqif-wal-mukhotoba1 141/197

“Almawaqif wal Mukhotobat”Asy-Syeikh Muhammad bin Abdul Jabbar An-Nafri 

140 M e r a n t a u | An-Nafri

BAB 36 

M e r a n t a u

Bila engkau ditimpa kemurungan karena panggilan- panggilan dirimu, hendaklah engkau bertenang

dengan istrimu, jika masih juga belum hilang,

datangilah orang seilmu denganmu, kalaupun belum juga hilang pergilah ke ahli makrifat, orang-orang

saleh, jika masih juga belum hilang kemurunganmu,

merantaulah di muka bumi,

Jika dengan perantauanmu masih juga hilang

kemurunganmu, maka lazimilah berdiri di depanPintu Ku, jika belum juga hilang, maka bersabarlah...

Jika belum juga hilang, maka bersabarlah,, jika belum

 juga hilang, maka bersabarlah, niscaya akan terbuka Nur-Nya bagimu dan tiadalah engkau akan keluar

darpada Nya atas sesuatu yang memurungkan....sekali lagi bersabarlah dan nantikan... (dengan

kesabaran).

Page 142: Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

7/16/2019 Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

http://slidepdf.com/reader/full/al-mawaqif-wal-mukhotoba1 142/197

“Almawaqif wal Mukhotobat”Asy-Syeikh Muhammad bin Abdul Jabbar An-Nafri 

An-Nafri | Sifat Berdiri Sendiri 141

BAB 37

 

Sifat Berdiri Sendiri

Aku dihentikan oleh-Nya di tempat “Sifat Berdiri

Sendiri”

(Al Quyyumiah) lalu iapun berseru kepadaku :

“Aku telah mendahului bagian-bagian, maka denganKu telah terbagi-bagi bukan dengan pembatasan, dan

Aku telah mendahului pembatasan maka dengan Kutelah terbatas bukan dengan ruang; Aku telah

mendahului ruang maka dengan Ku telah teguh bukan

dengan jarak; Aku telah mendahului jarak, maka

dengan Ku telah berjarak bukan dengan udara; Akumendahului udara, maka dengan Ku berudara bukan

dengan hawa; Aku telah mendahului hawa, maka

dengan Ku ada hawa, dan juga debu, maka dengan Kuada debu..

(Allah berfirman yang tafsirnya, sebagai berikut : )Ia lah yang Awal dan Yang Akhir, Yang Dahir dan

Yang Bathin, dan Ia Maha Mengetahui tiap sesuatu.

Yang awal tiada permulaan, Yang Akhir tiadakesudahan, Yang Dahir nyata segala kekuasaan Nya,

Yang Bathin tak terlihat oleh mata, karena yang bisa

dilihat oleh mata tiada lain, melainkan makhlukseperti kita).

Page 143: Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

7/16/2019 Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

http://slidepdf.com/reader/full/al-mawaqif-wal-mukhotoba1 143/197

“Almawaqif wal Mukhotobat”Asy-Syeikh Muhammad bin Abdul Jabbar An-Nafri 

142 Hak itu untuk Siapa | An-Nafri

BAB 38 

Hak itu untuk Siapa

Ilmu itu menetapkan bagimu suatu hak, dan bagiAllah suatu Hak pula.

Sedangkan makrifat itu pada umumnya menetapkansemua hak bagi Allah.

Dan tiada ia (makrifat) menjadikan bagimu suatu hak

apapun. Dalam kekhususannya, makrifat itu tidak

menjadikan bagi dan atasmu suatu hak, karena ia

memperkenalkan padamu “mula pertama” dan“Pengulangan kembali dalam hukum Ketunggalan

Ilahiat”. Dan menghapus daripadamu apa-apa yang

nantinya akan kembali kepada arti dan makna dirimu,maka tiadalah menjadikan atasmu suatu hak, karena

engkau bukan lagi dengan engkau, juga bukanuntukmu karena engkau bukan daripadamu.

Dan ini adalah suatu “maqam pengguguran” segala

 peraturan dan urusan (Lemparkan semua ikhtiar dan

segala tuntutan). Ini adalah derajat dalam lingkungan

makrifat yang menuju dalam masuk Al-Waqwah

(berdiri tegak). Dan mula pertamanya memasuki AlWaqwah ialah meniadakan siwa (selain Allah)

sebagai pendamping.

Page 144: Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

7/16/2019 Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

http://slidepdf.com/reader/full/al-mawaqif-wal-mukhotoba1 144/197

“Almawaqif wal Mukhotobat”Asy-Syeikh Muhammad bin Abdul Jabbar An-Nafri 

An-Nafri | Hak itu untuk Siapa 143

“Hanya sesungguhnya Al Waqwah itu dengan Al Haq(Allah) dimana “Tiada Tuhan Selain Allah” dan

“Tiada selain Nya”

Inilah maqam yang berkesudahan padanya nasibyang menguntungkan jiwa.

“Maqam “ Dan tiadalah aku melakukan itu dari

kemauanku sendiri”

(Qs. Al-Kahf 18 : 82)

Kalimat yang diucapkan Sayidina Al Khidr dalam Al

Qur’an dikala ia “Melobangi perahu” “Membunuh

seorang pemuda” dan “ Membangun tembok” tanpaalasan-alasan yang terang.

Dan inilah maqam-maqam :

“Tiadalah antara Ku dan antaramu antara”.“Tiadalah antara Ku dan antaramu ‘Engkau”.

“Tiadalah antara Ku dan antaramu .. perbuatan

apapun”.

“Dan tiadalah engkau yang melempar ketika engkau

melempar, malainkan Allah-lah yang melempar “ (Qs.

Al-Anfal 8:17).

“Dan bukanlah engkau yang membunuh mereka,tetapi Allah-lah yang membunuh mereka”. (Qs. Al-

Anfal 8 : 17)

Page 145: Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

7/16/2019 Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

http://slidepdf.com/reader/full/al-mawaqif-wal-mukhotoba1 145/197

“Almawaqif wal Mukhotobat”Asy-Syeikh Muhammad bin Abdul Jabbar An-Nafri 

144 Dan Kami lebih dekat padanya dari urat lehernya | An-

Nafri

BAB 39 

Dan Kami lebih dekat padanya

dari urat lehernya

Setelah aku ditegakkan berdiri dalam “Penglihatan”,

Ia pun berkata kepadaku : “ Pada ... Penglihatan...sudah tiadalagi ucapan, tiada juga perkataan, ibarat

dan isyarat juga tiada, ilmu dan makrifat, pendengaran

dan kepekaan, ungkapan dan hijab, kesemuanya sudah

tiada”

Iapun melanjutkan : “ Pintu “Penglihatan” itu, ialah

 jalan keluar dari “Siwa” dan “Siwa” itu seluruhnya

 berhimpun dalam huruf.

Makrifat itu merupakan pintu gerbang yang tiada

dapat dimasuki, kecuali para arifin; dan bagi setiap

arif satu tanda, yang dengannya (tanda itu) akan

merasa tenang dan tenteram; dan barang siapa yang

dengannya merasa tenang, maka ia pun akan berhenti

di dalamnya”.

Kata Nya : “kesemuanya itu mengarahkan tujuannya

ke gerbang itu, dan untuk mencapainya diperlukan

“kendaraan” dan setiap kendaraan ada tali pengikatnya”.

Katanya pula : “kendaraan makrifat itu ialah ilmu dan

tali pengikatnya ialah huruf”.

Page 146: Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

7/16/2019 Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

http://slidepdf.com/reader/full/al-mawaqif-wal-mukhotoba1 146/197

“Almawaqif wal Mukhotobat”Asy-Syeikh Muhammad bin Abdul Jabbar An-Nafri 

An-Nafri | Dan Kami lebih dekat padanya dari urat

lehernya145

Lanjut Nya : “Hendaklah engkau turun dari

kendaraan, keluar dari huruf dan keluar pulalah dari

makrifat.... dengan demikian Ku hapus tanda hijab

dan akan Ku teguhkan engkau dengan “Tanda Ku”,maka tiada lagi engkau dikusai oleh huruf yang

menghijab.

Kata Nya Pula : “Menyingkirlah dari nama-nama

huruf dan engkau akan menyingkir pula dari artimaknanya. Jika kesemuanya itu telah engkau

singkirkan berulah “Aku akan lebih dekat dari urat

leher”.

Belum! Belum tiba di tujuan! Menyingkirlah dari

leher itu, dan urat leher itu, menyingkirlah dari

“dekat” ke yang lebih dekat... niscaya engkau melihat

“Lafaz Aku (Lafdhiat Ana).

Bila engkau telah pergi dari “Lafaz” itu, maka Aku

lah Yang Dahir dan Aku lah Yang Bathin dan Aku lah

terhadap segala sesuatu Maha Mengetahui...

Ia pun menegaskan sekali lagi : “Huruf dan segala

sangkut pautnya adalah hijab yang berpintu, di

dalamnya tempat pulang balik dan tempat membagi-

 bagi, keduanya merupakan dua pintu di belakang

huruf; Menetapkan dan menghapuskan, adalah dua pintu hijab di balik yang pulang pergi dan membagi-

 bagi. Yang pulang pergi dan membagi-bagi adalah

 pintu masuk menuju penghentian (Al-Waqwah) dan

“Penetapan serta penghapusan” adalah pintu masukmenuju “Penglihatan” (Ar Ru’yah).

Page 147: Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

7/16/2019 Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

http://slidepdf.com/reader/full/al-mawaqif-wal-mukhotoba1 147/197

“Almawaqif wal Mukhotobat”Asy-Syeikh Muhammad bin Abdul Jabbar An-Nafri 

146 Dan Kami lebih dekat padanya dari urat lehernya | An-

Nafri

Tabir hijab telah terungkap sudah.....

Bagi para setia kawan arifin Nya....

Segera mereka dapat memandang Nya.....

Tanpa ibarat tanpa huruf.... tanpa abjad.

Page 148: Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

7/16/2019 Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

http://slidepdf.com/reader/full/al-mawaqif-wal-mukhotoba1 148/197

“Almawaqif wal Mukhotobat”Asy-Syeikh Muhammad bin Abdul Jabbar An-Nafri 

An-Nafri | Bebas dari Bentuk Gambar/Lukisan 147

BAB 4

Bebas dari Bentuk

Gambar/Lukisan

Hai hamba! “Tiadalah Aku menjadikan bagimu

 bentuk gambar-gambar dan lukisan-lukisan itu supayaengkau tunduk merendah kepadsanya.

Dan tiada pula Aku mengadakan bentuk gambar-

gambar dan lukisan-lukisan itu supaya engkau berlindung padanya....!

Hai hamba! “Akulah pencemburu yang mengazab

dengan siksa.... Telah Ku ciptakan bentuk gambar

lukisan itu untukmu, dan engkau Ku ciptakan untuk

Ku, maka mengapa engkau meninggalkan apa yangsebenarnya engkau untuk Nya. Dan untuk apa pula

engkau membuang-buang waktu terhadap apa yang

Ku tundukan untukmu.... Aku cemburu atas hidupmu

yang engkau gunakan untuk yang tidak layak danderajatnya lebih rendah dari martabatmu yang mulia

itu”

Tafsir Ayat : Sungguh telah Kami muliakan anak-

anak Adam” (QS. Bani Asrail 17:70).

Hai hamba : “ Aku mempunyai di balik bentuk

gambar lukisan, ilmu-ilmu gambar lukisan dan apa

yang berkaitan dengan gambar lukisan, bagaimanapun

 bentuk gambar lukisan itu... suatu nama yang takdapat dilawan oleh bentuk gambar-gambar dan

Page 149: Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

7/16/2019 Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

http://slidepdf.com/reader/full/al-mawaqif-wal-mukhotoba1 149/197

“Almawaqif wal Mukhotobat”Asy-Syeikh Muhammad bin Abdul Jabbar An-Nafri 

148 Bebas dari Bentuk Gambar/Lukisan | An-Nafri

ukisan-lukisan, dan suatu ilmu yang takkan tetap didepannya ilmu gambar-gambar dan lukisan-lukisan.

Hai hamba : “ Ia adalah suatu nama yang telah Ku

sebut dengan dirinya untuk diri Ku, tidak utuk siapayang mendengar, Ku simpan suatu ilmu untuk Ku,

 bukan Ku sebar di alam semesta, hanya Aku patrikan

dengannya kepada barang siapa yang Ku kehendaki

Arti ayat : Alangkah nikmatnya tempat kesudahanitu”..... Alangkah nikmatnya tujuan akhir (surga) yang

abadi .... Alangkah baiknya balasan akhirat ...

Alangkah baiknya tempat kesudahan itu” (QS. Ar-

Rad 13:24).

Dan Ku singkirkan siapa yang Ku kehendaki :

Dan itulah seburuk-buruk tempat kediaman”

Hai hamba! Kehadiranmu berlainan dengan kehadiran

yang lain, maka jangan dibelanjakan sembarang

 belanja dari apa yang dapat dilihat ... wajhmu tidak

seperti yang lain, maka jangan kau bawa berhina

dengan membawa ke lembah dina.

Page 150: Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

7/16/2019 Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

http://slidepdf.com/reader/full/al-mawaqif-wal-mukhotoba1 150/197

“Almawaqif wal Mukhotobat”Asy-Syeikh Muhammad bin Abdul Jabbar An-Nafri 

An-Nafri | Panjatan Puja Puji Para Arifin 149

BAB 41

 

Panjatan Puja Puji Para Arifin

Puja puji atas kenikmatan, itu adalah umum.

Puja puji mensyukuri atas nikmatnya, itu adalah

khusus.

Puja-puji melihat kelemahan diri untuk dapatmensyukuri atas nikmat Nya, adalah lebih dari

khusus.

Puja Puji atas suka dan duka, lapang dan sempit,adalah lebih dari khusus.

Puja Puji atas perkenalan Allah kepada hamba Nya,itu lebih dari khusus.

Puja puji untuk Wajah Al Hak Allah Ta’ala, tanpa

sebab dan dari sebab, hanya dengan Nya dan daripada

 Nya, itu adalah puncak ilmu-ilmu para pemuja dan

 pemuji dan sudah berkesudahan khususnya-khusus.

Puja puji itu akan menjadi sah bila datangnya dari

orang yang alim dengan Nya, tetapi sah manakalatibanya dari seorang yang karam dalam kerinduan

 pada Nya, maka apabila kerinduannya telah terjalin,niscaya akan melihat Nya, mka apabila telah melihat

 Nya, niscaya penglihatannya itu akan menggerakan

lisannya untuk bicara, manakala sudah terucapkan,

Page 151: Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

7/16/2019 Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

http://slidepdf.com/reader/full/al-mawaqif-wal-mukhotoba1 151/197

“Almawaqif wal Mukhotobat”Asy-Syeikh Muhammad bin Abdul Jabbar An-Nafri 

150 Panjatan Puja Puji Para Arifin | An-Nafri

hapuslah bekas maksud dan tujuan karena ucapannyaitu, dan terhapus pulalah ciri-ciri kecondongan dan

akan menjadi keikhlasan sebenar-benarnya; Puja puji

itu hanya untuk Wajah Al Haq Allah Ta’ala; Dan

semacam puja puji ini membuka bagi orangnyatentang lisan berdiri Nya sendiri (Al Qoyyumiah),

maka segala makrifat-makrifat itu akan mengucapkan

 pada Nya dengan ketunggalan, barulah hilang

kemurungan dari bilangan-bilangan dan akan

terhimpun baginya semua bilangan dan tidak lagiterbagi-bagi satu antara lain.

Page 152: Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

7/16/2019 Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

http://slidepdf.com/reader/full/al-mawaqif-wal-mukhotoba1 152/197

“Almawaqif wal Mukhotobat”Asy-Syeikh Muhammad bin Abdul Jabbar An-Nafri 

An-Nafri | Bila Bertemunya Dua Pertentangan dalam satu

Pendapat151

BAB 42

 

Bila Bertemunya Dua

Pertentangan dalam satu

Pendapat

Yang emikian itu tiada akan terjadi melainkan di kalaengkau melihat kesan pulang perginya sesuatu yang

engkau cintai itu, maka pada hari ini baginya suatunama; sifat dan tabiat, dan esok harinya ada baginya

nama, sifat dan tabiat, maka hasil kejadiannya akan

 pergi daripadamu hukumnya, dan akan menjadi sama

dalam kecintaanmu wujudnya dan lenyapnya sesuatu

yang engkau cinntai itu.... dan inilah akhir kesudahan

sesuatu itu dalam cinta kasih.

Seorang Abid, tidaklah layak baginya sessuatu pun

untuk dicintai. Dan inilah taraf dari persamaan pertentangan-pertentangan itu di dalam cinta kasih,

yang demikian itu agar engkau menyaksikan arti

makna yang dengannya air menjadi panas, dan

dengannya pula menjadi dinginmembeku.

Bila penglihatanmu telah sampai di sini, akan menjadi

samalah hilangnya sessuatu atau adanya sesuatu itu.

Dan tidak mungkin mencapai derajat dengan ilmu

 pengetahuan... akan tetapi hanyalah dengan

 perjuangan.

Page 153: Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

7/16/2019 Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

http://slidepdf.com/reader/full/al-mawaqif-wal-mukhotoba1 153/197

“Almawaqif wal Mukhotobat”Asy-Syeikh Muhammad bin Abdul Jabbar An-Nafri 

152 Kemana Pandangan Atas Para Arifin | An-Nafri

BAB 43 

Kemana Pandangan Atas Para

 Arifin

Bila engkau melihat Ku, di dalam sesuatu

kenikmatan, niscaya engkau tidak akan gaib daripada

Ku di dlam selain Ku.

Dan apabila engkau tidak melihat Ku di dalam suatu

kenikmatan itu atasmu.... Dan bila kenikmatan itu

menang atasmu, niscaya segala sesuatu akan ikut juga

memperoleh kemenangan dan bila engkau melihat Kudi dalamnya (kenikmatan), niscaya engkaulah yang

menang atas segala sesuatu.

Engkau sama sekali tidak akan melihat Ku, baik didlam kenikmatan maupun dalam malapetaka, sampai

engkau melihat dalam keduanya adalah “perbutan Ku

sendiri”.

Engkau tidak akan melihat suatu “Perbuatan Ku

sendiri” hingga engkau tidak melihat sesuatu dari

sebab dan hingga engkau selamat dari waham sebab

(tidak engkau tersentuh dingin oleh penyebab dingin

melainkan kesemuanya itu perbuatan Allah).

Aku tidak akan menyata sebelum Ku sirnakan

“Kesenangan berpendapat dengan selain Ku” dan

tidak Ku sirnakan sebelum Ku saksikan bahwa “ tiada

hukum baginya” dan tiada Ku saksikan sebelum Kuangkat apa yang bergantung dengannya daripadamu.

Page 154: Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

7/16/2019 Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

http://slidepdf.com/reader/full/al-mawaqif-wal-mukhotoba1 154/197

“Almawaqif wal Mukhotobat”Asy-Syeikh Muhammad bin Abdul Jabbar An-Nafri 

An-Nafri | Kemana Pandangan Atas Para Arifin 153

Ia bertutur kepadaku : “Berdirilah dengan tegak di

alam semesta ini dengan “Hukum pengetahuan” yang

meniadakan alam semesta. Dengan demikian engkau

Ku angkat dari “Hukum alam semesta”

YA Tuhan ku! Engkaulah yang menciptakan segala

dan yang mengurus serta memimpinnya; Engkau

Maha Mengetahui segala dan yang mengajarinya;

Yang mengenal segala dan yang memperkenalkannya,kepada Mu semua akan kembali, dan daripada Mu

musnah, dan dengan izin Mu dapat berdiri dan kepada

Mu akan kembali dan dengan Mu akan tetap tegak.

Siapa kiranya dapat membawa untuk ku..

Seseorang kawan yang arif yang bijaksana

Yang berhenti bajak bak tabir hijab

Yang tiada diperbudak oleh siapa

Bukan abdi mata yang fatamorganaYang bila alam semesta membangun

Tiada terlihat bangunan melainkan kehancuran

Kehancuran yang di bangun di atas kehancuran

Kebinasaan yang di bangun di atas kebinasaan

Kemusnahan yang di bangun di atas kemusnahan

Kerobohan yang dibangun di atas kerobohan.

Page 155: Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

7/16/2019 Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

http://slidepdf.com/reader/full/al-mawaqif-wal-mukhotoba1 155/197

“Almawaqif wal Mukhotobat”Asy-Syeikh Muhammad bin Abdul Jabbar An-Nafri 

154 Suatu Penghentian dimana Hati hati Para Arifin dibuat

Terheran heran | An-Nafri

BAB 44 

Suatu Penghentian dimana Hati

hati Para Arifin dibuat Terheran

heran

Aku dihentikan berdiri tegak dalam keyakinan yangsebenarnya, lalu Ia berkata kepadaku : “Dalam

keyakinan itu adalah sauatu rahasia, bila engkau telahmengenalnya, amak tida lagi Aku menjadi samar

atasmu.

Bila Kau menyamar, niscaya penyamaran Ku akan

menambah makrifat padamu, tetapi bagi mereka yangtidak mengenal rahasia keyakinan itu, pastilah

menjadi pengingkaran. Sesungguhnya Aku lah Allahyang tidak dapat direka-reka oleh perkenalan pada

Ku, dan tak dapat dimuat oleh hati-hati itu dengan

sepenuh muatan makrifat kepada Ku. Bagi Ku adasuatu makrifat yang tunggal yang mana tiada Ku

fitrahkan kepada hati seorang hamba dan tiak juga

kepada para Malaikat.

Bila makrifat itu tiba, niscaya tiba pulalah

 pengingkaran, maka setiap orang Arif akanmengingkari segala apa yang telah dikenal.

Dan apabila telah tiba pengingkaran itu, makaketahuilah bahwa Aku lah yang menyamar dengan

makrifat Ku yang Tunggal itu, maka hendaklah

Page 156: Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

7/16/2019 Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

http://slidepdf.com/reader/full/al-mawaqif-wal-mukhotoba1 156/197

“Almawaqif wal Mukhotobat”Asy-Syeikh Muhammad bin Abdul Jabbar An-Nafri 

An-Nafri | Suatu Penghentian dimana Hati hati Para Arifin

dibuat Terheran heran155

engkau jangan menginggkari Daku dan janganmemohon suatu makrifat, yang dengannya engkau

dapat mengenal Ku, dan katakanlah ... Engkau ....

Engkau.... yang dapat memperkenalkan diri Mu

sebagai yang Engkau kehendaki, dan menyamarmenurut apa yang Engkau kehendaki. Maka

teguhkanlah daku dengan penyamaran Ketunggalan

Mu (Wahdaniatik) dan tetapkanlah daku dengan

 pendengaran dan ketaatan pada Mu dalam apa yang

diri Mu engkau perkenalkan.

Dan bila engkau menyamar, maka jadikanlah daku

tergolong dari orang-orang yang mengetahui, bahwa

Engkaulah yang menyamar.... Dan bila EngkauMemperkenalkan diri, maka jadikanlah daku

tergolong dari orang-orang yang mengetahui, bahwa

Engkaulah yang memperkenalkan diri.

Page 157: Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

7/16/2019 Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

http://slidepdf.com/reader/full/al-mawaqif-wal-mukhotoba1 157/197

“Almawaqif wal Mukhotobat”Asy-Syeikh Muhammad bin Abdul Jabbar An-Nafri 

156 Yang Terungkap Serba Suci | An-Nafri

BAB 45 

Yang Terungkap Serba Suci

“Bagi Nya wajah tanpa rupa;“Bagi Nya mata tanpa kedip;

“Bangi Nya ucap tanpa huruf;

“Baginya ilmu tanpa halaman;“Bagi Nya dekat tanpa mana;

“Bagi Nya jauh tanpa hingga;

D O ‘ A

“ YA Tuhanku !

Denganku daku hina; Dengan Mu daku mulia;

Denganku aku papa; Dengan Mu aku kaya;Denganku daku lemah; Dengan Mu daku perkasa.

Tiada yang dapat mengetahui kehinaanku,

kepapaanku, dan kelemahanku selain Mu.

Maulaya! Makrifat dalam hati menuntut demi untuk

Mu atas diriku, sedangkan daku khusuk di ambang

gerbang pintu Mu, bersujud di dalam lapangan Mu

nan luas, ku datang menghampiri Mu dengan penuhnoda dan dosa, Ku mohon maaf ampunan Mu serta

kemurahan Mu, ku minta tersingkapnya tabir penutupuntuk bertobat dan kembali pada Mu.

Malulaya! Andaikan Engkau pikulkan atas pundakku

 beban dosaku.... tidaklah bumi dapat mengangkatku,

Page 158: Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

7/16/2019 Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

http://slidepdf.com/reader/full/al-mawaqif-wal-mukhotoba1 158/197

“Almawaqif wal Mukhotobat”Asy-Syeikh Muhammad bin Abdul Jabbar An-Nafri 

An-Nafri | Yang Terungkap Serba Suci 157

tiada pula langit dapat menaungiku, tiada satupunselain Engkau yang dapat memikul berat dosaku, dan

tiada satu lisan selain dari lisan-lisan kemaafan Mu

yang sanggup memberi alasan... terhadap kessalahan-

kesalahan ku, tiada satupun dari makhluk-makhlukMu yang sanggup melihat padaku karena buruknya

rupa yang dipenuhi oleh daki-daki dosaku.

Tiada makrifat dari sekian banyak makrifat makhluk-

makhluk Mu yang sanggup mengajukan uzur untukkukepada Mu, lagi pula ia melihat dosaku dalam

makrifat Mu.

Maka, tiadalah demi Kemulian Mu, sekali lagitiadalah demi Kemulian Mu yang dapat

menyelematkan diriku daripada Mu, Kecuali Engkau,

tiada pula daku dapat menghindarkan diri dari

Kemurkaan Mu melainkang Engkau, tiada daku

mempunyai alasan perihalku kecuali Engkau.

Maulaya! Daku memohon kepada Mu dengan Rahmat

Mu! Daku meminta pada Mu dengan Nur Cahaya Mu;

Daku ajukan pintaku pada Mu dengan kebagusan Mu;

Daku harap-harapkan pada Mu dengan Keindahan

Mu; Daku rindukan pada Mu dengan Zat Mu; Dengan

Wajah Mu; Dengan Diri Mu; Dengan Samping Mu;

Dengan Tangan Mu; Dengan Roh Mu; Dengan mata

 penglihatan Mu; Dengan Rumah Mu; DenganSomadiat Mu; Dengan seluruh Sifat-sifat Mu; Dengan

ke-Agungan di dalam meng-Agung-Agungkan Mu;

Daku memohon maaf dan ampunan serta kemurahan

dan ku minta tabir penutup untuk dosa-dosaku dengantobat dan kembali pada Mu.

Page 159: Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

7/16/2019 Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

http://slidepdf.com/reader/full/al-mawaqif-wal-mukhotoba1 159/197

“Almawaqif wal Mukhotobat”Asy-Syeikh Muhammad bin Abdul Jabbar An-Nafri 

158 Saksi Maha Tunggalnya dalam sesuatu | An-Nafri

BAB 46 

Saksi Maha Tunggalnya dalam

sesuatu

Bukti-bukti ketunggalan dalam sesuatu-sesuatu itu,

 bahwa kesemuanya itu adalah buatan dari sisi Yang

Maha Tunggal; Seluruh sifat buatan Nya adalah satu,yaitu ulang mengulangi dan kemusnahan; Bentuk

semua buatan Nya adalah satu, yaitu dalam

keterbatasan, Tanda-tanda buatan Nya satu, yaitu

kodrat; dan pengetahuan semua butan Nya satu, yaitu

kodrat; dan pengetahun buatan Nya satu, yaitu ikrar(pengakuan), dan semua ikrar Nya satu, yaitu

kebodohan, dan jenis mata semua buatan Nya satu,

yaitu wujud ini, maka kelangsungan wujud buatan

 Nya saling hancur menghancurkan, hingga tiadatinggal satu wujud pun.

Seluruh terjemahan-terjemahan buatan Nya adalah

satu, yaitu memberi penjelasan; Ketenangan seluruh

 buatan Nya adalah satu, yaitu ketertiban; Gerakan

seluruh buatan Nya adalah satu, yaitu penyusunan;

Hukum hukum buatan Nya adalah satu, yaitu

kemauan; Perbuatan-perbuatan semua buatan Nya

adalah satu, yaitu yang dimaksudkan; Kesampaian

semua buatan Nya adalah satu, yaituketidaksanggupan; Dan diamnya semua apa yang

dibuat oleh Nya adalah satu, yaitu tempat; Dan

kelemahan semua buatan Nya adalah satu, yaitu

Baharu (Haditsah) (Lawan Qadim).

Page 160: Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

7/16/2019 Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

http://slidepdf.com/reader/full/al-mawaqif-wal-mukhotoba1 160/197

“Almawaqif wal Mukhotobat”Asy-Syeikh Muhammad bin Abdul Jabbar An-Nafri 

An-Nafri | Huruf dan Lintasan lintasan Hati 159

BAB 47

 

Huruf dan Lintasan lintasan Hati

Huruf itu terdiri atas bentuknya, dan bentuknya terdiri

atas tasrifnya (Perubahan bentuk kata), dan tasrifnya

terdiri atas ilmu-ilmunya, dan ilmu-ilmunya terdiri

atas hukum-hukumnya.Huruf itu merupakan maqam hijab; Menghimpun

huruf adalah maqam penyusunan; Menyusun danmencerai beraikan huruf itu adalah maqam

 pemusnahan.

Huruf itu merupakan unsur benda bagi “siwa” (SelainAllah) seerta unsur benda bagi perbagai “Lintasan

hati”.

Tiada terlintas padamu suatu lintasan hati, lalu engkau

tiada menafikan, maka bukanlah engkau daripada Ku,dan bukanlah Aku daripadamu.

Bila terlintas padamu suatu lintasan hati lalu engkau

meniadakan... niscaya engkau daripada Ku atashukum apa yang engkau meniadakan; Sedangkan

engkau daripada lintasan hati itu atas hukum yang

menahanmu.

Bila sudah tidak terlintas padamu suatu lintasan hati,niscaya engkau daripada Ku dan Aku daripadamu.

Page 161: Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

7/16/2019 Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

http://slidepdf.com/reader/full/al-mawaqif-wal-mukhotoba1 161/197

“Almawaqif wal Mukhotobat”Asy-Syeikh Muhammad bin Abdul Jabbar An-Nafri 

160 Huruf dan Lintasan lintasan Hati | An-Nafri

Bila terlintas padamu suatu lintasan hati, dan engkaumenyambutnya dengan baik, kemudian engkau

meniadakan, maka engkau daripadanya.

Bila terlintasa padamu lintasan hati, lalu engkaumeniadakan seketika itu, maka ia tidak denganmu,

dan engkau tidak pula dengannya.

Ia berkata kepada ku : “Bila engkau makan dengan

sesuatu, niscaya engkau minum pula dengannya; Bilaengkau minum dengannya sesuatu, maka engkaupun

akan mabok dengannya.

Ia pun melanjutkan : “ Hendaklah engkau jangan

makam dengan siwa, yang mana nantinya engkau

akan minum dengannya, dan jangan pula engkauminum dengan siwa, agar engkau tidak mabuk

dengannya.

Bila engkau makan dengannya, engkaupun akan bersandar padanya atas asal usulnya; Dan bila engkau

minum dengannya, engkaupun akan condong kepada

ilmu-ilmunya.

Iapun menyambung : “ Bila engkau tidak makan dantidak minum dengan siwa, niscaya ucapanmu adalah

kata-kata yang benar dan tepat, engkaupun ikhlas

melaksanakan, dan perkataan serta perbuatanmu akan

datang kepada Ku tanpa hijab, dan akan Ku tetapkankata-katamu dalam kitab Ku, dan Ku tetapkan

 perbuatanmu dalam beribadah kepada Ku.

Page 162: Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

7/16/2019 Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

http://slidepdf.com/reader/full/al-mawaqif-wal-mukhotoba1 162/197

“Almawaqif wal Mukhotobat”Asy-Syeikh Muhammad bin Abdul Jabbar An-Nafri 

An-Nafri | Huruf dan Lintasan lintasan Hati 161

Dan kata Nya : “ Hai hamba! Bila puji-pujimu kepadaKu dengan puji-puji huruf, niscaya engkau akan

lengah dengan kelengahan huruf itu’

Hai hamba! : “ Bila engkau bertobat dengan lisanhuruf, niscaya engkau urungkan dengan lisan huruf....

 bila engkau taat dengan lisan huruf, nsicaya akan

 bermaksiat dengan lisan huru.

Hai hamba! : “ Sucikanlah puji-pujimu kepada Kudaripada huruf dan berlebih-lebihannya, dan

sucikanlah taqdismu kepada Ku dari berlebih-lebihan

serta bertingkat-tingkatnya huruf itu, niscaya Ku tulis

tasbihmu dengan tangan Ku atas naungan Ku, dan Ku jadikan engkau dari ahli keluarga Ku... bila tiba “Saat

 pertemuan”.

HURUF DAN LINTASAN-LINTASAN HATI

Huruf itu terdiri atas bentuknya, dan bentuknya terdiri

atas tasrifnya (Perubahan bentuk kata), dan tasrifnya

terdiri atas ilmu-ilmunya, dan ilmu-ilmunya terdiri

atas hukum-hukumnya.

Huruf itu merupakan maqam hijab; Menghimpun

huruf adalah maqam penyusunan; Menyusun dan

mencerai beraikan huruf itu adalah maqam

 pemusnahan.

Huruf itu merupakan unsur benda bagi “siwa” (Selain

Allah) seerta unsur benda bagi perbagai “Lintasan

hati”.

Page 163: Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

7/16/2019 Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

http://slidepdf.com/reader/full/al-mawaqif-wal-mukhotoba1 163/197

“Almawaqif wal Mukhotobat”Asy-Syeikh Muhammad bin Abdul Jabbar An-Nafri 

162 Huruf dan Lintasan lintasan Hati | An-Nafri

Tiada terlintas padamu suatu lintasan hati, lalu engkautiada menafikan, maka bukanlah engkau daripada Ku,

dan bukanlah Aku daripadamu.

Bila terlintas padamu suatu lintasan hati lalu engkaumeniadakan... niscaya engkau daripada Ku atas

hukum apa yang engkau meniadakan; Sedangkan

engkau daripada lintasan hati itu atas hukum yang

menahanmu.

Bila sudah tidak terlintas padamu suatu lintasan hati,

niscaya engkau daripada Ku dan Aku daripadamu.

Bila terlintas padamu suatu lintasan hati, dan engkau

menyambutnya dengan baik, kemudian engkaumeniadakan, maka engkau daripadanya.

Bila terlintasa padamu lintasan hati, lalu engkau

meniadakan seketika itu, maka ia tidak denganmu,dan engkau tidak pula dengannya.

Ia berkata kepada ku : “Bila engkau makan dengan

sesuatu, niscaya engkau minum pula dengannya; Bila

engkau minum dengannya sesuatu, maka engkaupunakan mabok dengannya.

Ia pun melanjutkan : “ Hendaklah engkau jangan

makam dengan siwa, yang mana nantinya engkau

akan minum dengannya, dan jangan pula engkauminum dengan siwa, agar engkau tidak mabuk

dengannya.

Bila engkau makan dengannya, engkaupun akan

 bersandar padanya atas asal usulnya; Dan bila engkau

Page 164: Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

7/16/2019 Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

http://slidepdf.com/reader/full/al-mawaqif-wal-mukhotoba1 164/197

“Almawaqif wal Mukhotobat”Asy-Syeikh Muhammad bin Abdul Jabbar An-Nafri 

An-Nafri | Huruf dan Lintasan lintasan Hati 163

minum dengannya, engkaupun akan condong kepadailmu-ilmunya.

Iapun menyambung : “ Bila engkau tidak makan dan

tidak minum dengan siwa, niscaya ucapanmu adalahkata-kata yang benar dan tepat, engkaupun ikhlas

melaksanakan, dan perkataan serta perbuatanmu akan

datang kepada Ku tanpa hijab, dan akan Ku tetapkan

kata-katamu dalam kitab Ku, dan Ku tetapkan

 perbuatanmu dalam beribadah kepada Ku.

Dan kata Nya : “ Hai hamba! Bila puji-pujimu kepada

Ku dengan puji-puji huruf, niscaya engkau akan

lengah dengan kelengahan huruf itu’

Hai hamba! : “ Bila engkau bertobat dengan lisan

huruf, niscaya engkau urungkan dengan lisan huruf....

 bila engkau taat dengan lisan huruf, nsicaya akan

 bermaksiat dengan lisan huru.

Hai hamba! : “ Sucikanlah puji-pujimu kepada Ku

daripada huruf dan berlebih-lebihannya, dan

sucikanlah taqdismu kepada Ku dari berlebih-lebihan

serta bertingkat-tingkatnya huruf itu, niscaya Ku tulis

tasbihmu dengan tangan Ku atas naungan Ku, dan Ku

 jadikan engkau dari ahli keluarga Ku... bila tiba “Saat

 pertemuan”.

Page 165: Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

7/16/2019 Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

http://slidepdf.com/reader/full/al-mawaqif-wal-mukhotoba1 165/197

“Almawaqif wal Mukhotobat”Asy-Syeikh Muhammad bin Abdul Jabbar An-Nafri 

164 Sampailah Kepada Allah | An-Nafri

BAB 48 

Sampailah Kepada Allah

Ilahi ! Engkau maha mengetahui akan ilmu, tetapiilmu itu tidak mengetahui Mu, dan Engkau Maha

mengenal akan makrifat, tetapi makrifat tidak

mengenal Mu.

Ilahi ! Perlihatkan padaku dalam Engkau membolak

 balik, dan saksikanlah padaku dalam Engkau

mencurahkan asuhan, dan mewujudkan daku dengan

Mu dikala Engkau memperlihatkan , sehingga jangan

menjadi atasku selian Mu “Ketuhanan hukum”(Rabbabiatul Hukum) dan “Arti makna Nama

(Ma’nawiyatul Isim).

Ilahi ! Engkau Maha Mengetahui terhadap diriku,

untuk apa daku Engkau ciptakan? Dan Engkau MahaMengetahui tentang panggilan-panggilan diriku,

untuk apa Engkau jadikan aku” Dan Engkaulah

Maulaya! Nan Maha Kaya dan tidak memerlukan

daku, bagaimana Engkau memperlakukan daku

sedangkan Engkau Tuhanku! Engkaulah Maha

Penyayang dari segala penyayang, bagaimana Engkau

membolak balikan daku?Ilahi , Gusarkanlah daku dari segala sesuatu yang

membuatku jinak terhadap kenikmatan-kenikmatanMu, tunjukan daku dalam semua kenikmatan Mu

wajah-wajah para pengenal-pengenal Mu, pimpinlah

daku dalam Makrifat Mu, dengan ilmu-ilmu

Page 166: Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

7/16/2019 Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

http://slidepdf.com/reader/full/al-mawaqif-wal-mukhotoba1 166/197

“Almawaqif wal Mukhotobat”Asy-Syeikh Muhammad bin Abdul Jabbar An-Nafri 

An-Nafri | Sampailah Kepada Allah 165

Ketuhanan Mu, dan perlihatkan padaku Nur CahayaMu, dengan bimbingan petunjuk Mu.

Ilahi ! Telah berkuasa dan Mulia sifat-sifat Mu atas

huruf para pengucap, da meninggi zikir-zikir taqdisMu atas pikiran-pikiran para pendiam, maka tiadalah

makhluk-makhluk yang dapat mentasbihkan Mu

melainkan Tasbih Mu jua yang lebih besar, dan tiada

 jangkauan khayal untuk memuja dan memuji Mu,

melainkan pujian Mu jua yang lebih Agung.

Ilahi ! Engkaulah bukti dari seluruh pembuktian-

 pembuktian Mu, dan Engkaulah penerang atas segala

 penerang-penerang Mu, serta ayat-ayat Mu.

Ilahi ! Telah surut kembli segala makrifat-makrifat di

hadapan makrifat Mu dengan keheran-heranan, dan

kembalilah segala penglihatan-penglihatan hati di

hadapan keindahan ke Agungan Mu dengan keletihandan kepayahan.

Page 167: Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

7/16/2019 Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

http://slidepdf.com/reader/full/al-mawaqif-wal-mukhotoba1 167/197

“Almawaqif wal Mukhotobat”Asy-Syeikh Muhammad bin Abdul Jabbar An-Nafri 

166 Do’a Para Arifin | An-Nafri

BAB 49 

Do’a Para Arifin

Ya Allah ! Aku berlindung dengan Mu daripadamengetahui suatu ilmu, melainkan demi pada Mu,

atau menginginkan suatu ilmu demi untuk Mu, atau

melakukan suatu amal melainkan demi untuk wajahMu, atau menuju suatu jurusan kecuali demi dalam

ketaatan pada Mu.

Ya Allah ! Sungguh aku berlindung dengan Mu

daripada berusaha, kecuali dalam keridhaan Mu, ataudi kala aku membolak-balikan badanku di atas

 pembaringan, kecuali dengan penuh rasa takut pada

Mu, atau juga ku buka mataku, kecuali untuk melihatayat-ayat Mu, atau mengarahkan telingaku, melainkan

guna menyimak peringatan Mu.

Ya Allah ! Sungguh aku berlindung dengan Mu

daripada menggunakan pikiran, kecualli dalam takut

kepada Mu, atau melaksanakan suatu kemauan keras,

kecuali di jalan lorong Mu atau mengorbankan

 jiwaku, kecuali demi dalam hak Mu.

Page 168: Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

7/16/2019 Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

http://slidepdf.com/reader/full/al-mawaqif-wal-mukhotoba1 168/197

“Almawaqif wal Mukhotobat”Asy-Syeikh Muhammad bin Abdul Jabbar An-Nafri 

An-Nafri | D I A 167

BAB 5

D I A

HUA = dia lelaki, dan HIA = dia perempuan,

keduanya tidak mencapai untuk mengibaratkan

tentang Nya, menurut harfiah (Karena Allah bukan

lelaki dan bukan perempuan).

Tiada mungkin huruf itu mengibaratkan tentang AllahYang Maha Suci, karena huruf itu tergolong dari

makhluk-makhluk Nya.

Huruf itu laksana Suradiq = debu, atau apa yangmenjulang, yang meliputi sesuatu untuk membuat

 bentuk terhadap apa yang dinyatakan oleh Allah dari

segi kebendaan. Dan suradiq itu berada di maqar =tempat, dan maqar itu di iqrar = ikrar, dan itu di qarar

= tempat yang tetap, dan qarar itu di tamkin =kedudukan di tempat yang teguh, dan tamkin itu

rangkaian huruf dan huruf-huruf Nya.

Huruf itu menghijab arti makna, sedangkan artimakna menghijab mahiyat (keadaan).

Huruf itu merupakan hijab yang tidak dpat ditembusoleh penembus-penembus dan tidak dapat dimasuki

oleh para penempuh kecuali dengan izin Ku.

Huruf yang paling tinggi adalah Nama Ku, dan huruf

 pertengahan adalah Kemauan Ku, dan semua huruf itu

Page 169: Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

7/16/2019 Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

http://slidepdf.com/reader/full/al-mawaqif-wal-mukhotoba1 169/197

“Almawaqif wal Mukhotobat”Asy-Syeikh Muhammad bin Abdul Jabbar An-Nafri 

168 D I A | An-Nafri

adalah Bahasa Ku dan lisan-lisan Ku, Malaikat itu berkenan melapangkan Nama itu, karena itu adalah

 pintunya, dan Jin melapangkan kemauan keras, karena

itu adalah pintunya, dan insan melapangkan semua

huruf karena itu adalah pintunya.

Page 170: Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

7/16/2019 Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

http://slidepdf.com/reader/full/al-mawaqif-wal-mukhotoba1 170/197

“Almawaqif wal Mukhotobat”Asy-Syeikh Muhammad bin Abdul Jabbar An-Nafri 

An-Nafri | Para Arif dan Para Abid 169

BAB 51

 

Para Arif dan Para Abid

Ia berkata kepada ku : “Hai Arif! Imanmu sebanding

dengan iman para makhluk, malah lebih baik; Dan

maksiatmu seimbang dengan maksiat para makhluk,

malah lebih bessar.

Ia berkata : “Jika bukan karena Arifin, niscaya sudahKu sekap semuanya”. Selanjutnya : “Para Abidin

merupakan tonggak bumi dan para Arifin merupakan

 pasak-pasak zikir.

Ia berkata : “Seorang abid, ibarat air yang menyirami

 bumi, tetapi ia tidak merasakan buah-buahan yang

tumbuh; sedangkan seoran arif ibarat ayat-ayat yangmempercepat zikir, tetapi ia tidak ikut meneguk

dengan cangkir-cangkir.

Ia berkata : “Seorang arif mengalir dalam zikir, tetapi

tidak ikut serta minum, laksana yang naik di atas

lautan dengan berjalan tetapi tidak menghirup, bilaengkau makan dengan sesuatu niscaya engkau iringi

minum dengannya, bila engkau minum denga sesuatu,

maka engkaupun mabuk dengannya.

Janganlah engkau mabuk, dengan selain Ku, niscayaengkau menjadi ARIF.

Page 171: Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

7/16/2019 Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

http://slidepdf.com/reader/full/al-mawaqif-wal-mukhotoba1 171/197

“Almawaqif wal Mukhotobat”Asy-Syeikh Muhammad bin Abdul Jabbar An-Nafri 

170 Maqam maqam mereka yang telah sampai dan Martabat

martabatnya | An-Nafri

BAB 52 

Maqam maqam mereka yang

telah sampai dan Martabat

martabatnya

Mula pertama karunia Allah bagi seorang muried(Yang berhasrat menempuh), ialah ajakan berbicara

sebagai pembuka perkenalan, kemudian berkenalandan saling kenal-mengenal (arif); Setelah itu berikhlas

hati untuk semua amal perbuatannya kemudian

 berbaik niat, lalu bersabar diri, naik ke rida dengan

hukum Nya.

Setelah itu sang arif dianugrahi penyaksian

menyaksikan Nya.

Dan penyaksian, meningkatkan keteguhan hati, bila

hati telah teguh diulurkan perjanjian kewaliaan,setelah itu dipilih oleh Nya. Jika terpilih maka

diserahi amanat, setelah itu diungkapkan kepadanya

khazanah rahasia-rahasia Nya, Setelah kesemuanya

ini dilalui, menjadilah ia seorang khalil (kawan setia).Khalil atau Al Khullah (sahabat yang akrab).

Sahabat yang akrab ini adalah dari maqam Al

Mahabbah (Maqam Cinta) maqam ini adalah suatu

maqam bukan dari maqam, itu adalah maqamSayyidina Muhammad, s.a.w.

Page 172: Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

7/16/2019 Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

http://slidepdf.com/reader/full/al-mawaqif-wal-mukhotoba1 172/197

“Almawaqif wal Mukhotobat”Asy-Syeikh Muhammad bin Abdul Jabbar An-Nafri 

An-Nafri | Maqam maqam mereka yang telah sampai dan

Martabat martabatnya171

Di dalam maqam cinta, sang abid berpindah ke“Berdiri tegak memandang” (Mauqifil ithla) terus ke “

Berdiri tegak nan tenang” (Mauqifis Sukun).

Dengan demikian, maqam-maqam itu dari tahap ketahap menjulang dengan kesimpulan :

Al muhadatsah (Ajakan berbicara).

At ta’aruuf (memperkenalkan, ajakan berkenalan)

Al makrifah (perkenalan)

Al isyhad (mempersaksikan, memperlihatkan)At tatsbiet (keteguhan hati, ketapan)

At tamkin (penetapan berteguh)

AL wilayah (kewalian)

Al ishtifa’ (seleksi, dipilih)Al i’timaan (diserahi amanat)

Al kasyf (tersingkap, terungkap)

AL khulaf (kawan setia, sahabat yang akrab)

Al mahabbah (cinta)

Al ithla’ (memandang)Al qath’ ( memutuskan)

As sukun (tenang).

Pendekatan itu baginya

Tanda cinta

Bila sudah nyata

Maka tergulunglah semua antara

Segera terhapuslah

Warna dawat dan segala nama.

Page 173: Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

7/16/2019 Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

http://slidepdf.com/reader/full/al-mawaqif-wal-mukhotoba1 173/197

“Almawaqif wal Mukhotobat”Asy-Syeikh Muhammad bin Abdul Jabbar An-Nafri 

172 Maqam maqam mereka yang telah sampai dan Martabat

martabatnya | An-Nafri

54. YANG MENYERTAI KEINDAHAN DAN

HIASAN

Ilmu itu adalah bukti Ku; Makrifah adalah jalan Ku;Waqwah adalah tempat bicaraku dan Rukyah adalah

wajah Ku.

“Maka ke mana pun kamu menghadap, di situlah

Wajah Allah, sungguh Allah itu Maha Luas dan MahaMengetahui” (QS. Al Baqarah 2 :115)

Ilmu itu nyata bagi hukum-hukumnya yang

menyangkut kejiwaan, sedangkan makrifat itu

menyembunyikan di dalamnya hukum-hukumkejiwaan. (Makrifat itu menghapus keinginan-

keinginan nafsu, dan segala apa yang ada

hubungannya dari hukum-hukum yang berupa

keinginan-keinginan yang berada di dalam hati).

Ahli ilmu itu adalah ahli air dan naungan; Ahli

makrifat itu adalah ahli hadiah-hadiah dan kemuliaan;

Dan ahli Waqwah itu adalah ahli gembira dan saling

 berkata; Ahli Ru’yah itu adalah ahli rahasia-rahasiadan kawan duduk semajelis.

Waqwah itu adalah pintu bagi Ru’yah, tidak akan

sampai kepadanya kecuali dari situ; Makrifah ituadalah pintu waqwah; tidak akan sampai kepadanya

kecuali dari situ; Al Minnah (karunia) itu adalah pintu

 bagi makrifah, tidak akan sampai kepadanya kecuali

dari situ, dan ilmu itu adalah bukti Ku kepada

makrifah.

Page 174: Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

7/16/2019 Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

http://slidepdf.com/reader/full/al-mawaqif-wal-mukhotoba1 174/197

“Almawaqif wal Mukhotobat”Asy-Syeikh Muhammad bin Abdul Jabbar An-Nafri 

An-Nafri | Maqam maqam mereka yang telah sampai dan

Martabat martabatnya173

Makrifah-makrifah itu mengalir di dalam waqwah

 bagikan mengalirnya air di daratan tanah.

Waqwah itu adalah naungan Ku, makrifah itu adalahnaungan Arasy Ku dan ilmu itu adalah naungan surga

Ku.

Dunia dan akhirat telah tenggelam ke dalam huruf,

huruf tenggelam ke dalam makrifah, makrifah

tenggelam ke dalam waqwah, dan waqwah tenggelamke dalam ru’yah, dan ru’yah berkekalan terhadap

ahlinya dan mereka tinggal di dalamnya untuk

selama-lamanya, mereka telah mengucapkan dengan

ucapan tentangnya, maka mereka utusan-utusan bagi para duta dan penguasa-penguasa bagi para

 bangsawan.

Tiada di dalam Ru’yah itu waqwah dan tidak pula

ibarat. Maka maqam ru’yah adalah maqam Fana(kelenyapan) segala sesuatu ... tiada lagi apapun, yang

ada hanyalah Wajah Nya Yang Maha Suci, dan tiada

yang kekal selain wajah Nya Yang Maha Mulia.

Ia berkata kepada Ku : “Hanya Aku, tiada sesuatu

yang dapat berdiri sendiri di samping Ku, tiada

sesuatu yang kekal bersama Ku, dan tiada sesuatu

yang jadi atas Ku.

Maka siapa yang Ku tegakkan berdiri di dalam

“Berdiri Ku sendiri” (Waqwati) atau Ku saksikan

 penglihatan Ku, niscaya Ku kekalkan sebagaimana

yang Ku kehendaki agar supaya Kehidupan atau

Page 175: Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

7/16/2019 Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

http://slidepdf.com/reader/full/al-mawaqif-wal-mukhotoba1 175/197

“Almawaqif wal Mukhotobat”Asy-Syeikh Muhammad bin Abdul Jabbar An-Nafri 

174 Maqam maqam mereka yang telah sampai dan Martabat

martabatnya | An-Nafri

Kegaiban sesuai apa yang Ku kehendaki demikeselamatannya dari kebinasaan.

Ia pun melanjutkan : “Seorang waqif (yang berdiri di

waqwah), tiada alam semesta menjengkelkannya,tiada pula diganggu oleh kejadian-kejadian. Bila ia

 pergi di malam hari, maka ia dalam lindungan Ku dan

alangkah baiknya perlindungan itu, bila ia tinggal

 berdiam seorang diri, Akulah penjaganya! Alangkah

 baiknya penjagaan itu.

Kawan waqwah merupakan pembawa berita gembira

dan pemberi kabar penakut (Basyiron wa Nadziro),

dan kawan Ru’yah adalah pemberi syafaat dan

 jaminan (Tiada suatu hal – keadaan yang setaradengan keadaan mereka).

55. SABDA ALLAH TERHADAP LANGIT DAN

BUMIDekat tak dapat dikatakan, jauh tak dapat

diuraikan. Dekat, tetapi tidak dapat dikatakan dekat

 Nya (Maka Ia lebih dekat dari urat leher) Jaug, tidak

dapat diuraikan akan Jauh Nya (fa huwal muta’al),

maka Dia lah Yang Maha Tinggi. Nyata, tak dapatdicapai kenyataan Nya. Bathin, tidak dapat diungkap

hijab Nya, karena “Tiada satupun yang menyerupai

 Nya (Laisa Kamitslihi Syai’un). (Asy Syura 42 : 8).

Langit-langit dan bumi diadakan Nya dan ditegakkandengan hukum Nya dan tibalah Sabda Firman Nya :

“Datanglah kamu keduanya menurut perintah Ku

dengan patuh atau terpaksa” Keduanya menjawab

“Kami datang dengan penuh kepatuhan” (QS. Fush

Shilat 41:11).

Page 176: Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

7/16/2019 Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

http://slidepdf.com/reader/full/al-mawaqif-wal-mukhotoba1 176/197

“Almawaqif wal Mukhotobat”Asy-Syeikh Muhammad bin Abdul Jabbar An-Nafri 

An-Nafri | Maqam maqam mereka yang telah sampai dan

Martabat martabatnya175

Dengan Nya keduanya dapat mendengar, dan dengan

 Nya keduanya dapat menjawab dan dengan Nya

keduanya dapat taat dan patuh.

Tiada penyaksian kecuali dengan DIA.

Tiada hijab melainkan dengan DIA.

Siapa yang tehijab bagi selan DIA.

 Niscaya akan nyata bagi selain DIA.

56. TENTANG HIJAB

Aku ditegakkan bediri di hadapan Nya, kemudian Ia

 pun berkata pada ku : “Hijabmu adalah segala apayang Ku nyatakan, hijabmu adalah segala apa yang

Ku rahasiakan, hijabmu adalah segala apa yang Ku

hapuskan, hijabmu adalah segala apa yang Ku

ungkapkan, dan juga segala apa yang Ku tutup.

Bila engkau keluar dari padanya, keluar pulalah

engkau dari hijab; bila engkau dihijab olehnya,

niscaya engkau dikerumuni oleh hijab dari sekian

 banyak hijab-hijab.

Ia pun menyambung pula : “Tidak, engkau tidak akan

dapat keluar dari dirimu, melainkan dengan Nur

Cahaya Ku, Nur Cahaya Ku yang mampu

menghanguskan hijab itu, lalu engkau dapat melihat bagaimana caranya ia (Nur itu) dapat menghijab.

Selanjutnya : “Barangsiapa telah melihat Ku, dan

telah menyaksikan maqam Ku, akan diharamkan

atasnya makanan yang halal selama engkau beradadalam hijab.

Page 177: Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

7/16/2019 Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

http://slidepdf.com/reader/full/al-mawaqif-wal-mukhotoba1 177/197

“Almawaqif wal Mukhotobat”Asy-Syeikh Muhammad bin Abdul Jabbar An-Nafri 

176 Maqam maqam mereka yang telah sampai dan Martabat

martabatnya | An-Nafri

Ia pun melanjutkan : “Jangan engkau berhenti di

dalam hijab, dan jangan pula berdiri di dalam hijab,

karena segala hijab akan bertolak pinggang

membantahmu tentang Ku, hendaklah engkau iqomahdi sisi Ku, niscaya Aku akan membelamu dan

membantah tentang dirimu.

Lanjutnya : “Bila engkau telah melihat Ku dan tinggal

di sisi Ku, maka engkau dari Ku, dan engkau denganKu, dapat berdiri di bawah naungan Ku dan tergolong

dari orang yang bersyafaat terhadap siapa yang Ku

kehendaki dari makhluk-makhluk Ku”.

Lanjutnya : “Bila engkau telah melihat Ku, dantinggal di sisi Ku, maka engkau dengan Ku, dan

engkau dari Ku, berdiri di dalam kasih sayang Ku dan

mengharap besarnya anugrah dan ampunan Ku.

57. PEMBAHASAN TENTANG TABIAT HATI

Dengan fitrah yang ada, hati itu tidak diciptakan baik

maupun jahat..... tetapi mempunyai kesediaan untuk

 berperangai dan berbudi pekerti, berwatak dan bertabiat, yang mana dari dasar segi baik dan jahat, ia

dapat pulang balik antara keduanya atas segi ikhtiar

dan kemauan.

Hati itu dapat patuh mendengar sesuatu, atau

mendengar lawan sesuatu, walaupun simpang siur

 bahasanya. Andaikan ia diajak bicara oleh alam

semesta dengan apa yang ada padanya ia dapat

Page 178: Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

7/16/2019 Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

http://slidepdf.com/reader/full/al-mawaqif-wal-mukhotoba1 178/197

“Almawaqif wal Mukhotobat”Asy-Syeikh Muhammad bin Abdul Jabbar An-Nafri 

An-Nafri | Maqam maqam mereka yang telah sampai dan

Martabat martabatnya177

mendengar dengan satu pendengaran, begitu juga jikaia menjawab, ia menjawab dengan satu jawaban.

Mengenai akal, ia dapat memandang seluruh

 pemandangan-pemandangan yang bercabang-cabanganeka ragamnya sekali pandang...... Adapun Jiwa dan

tabiat, masing-masing dari keduanya tidak berdaya

dan berkesanggupan kecuali untuk mengikuti satu

 pandang demi satu pandang yang terpisah sendiri-

sendiri, apabia ia bergantung dengan salah satunya, berpisahlah ia dari yang lain. Kebalikannya, akal, ia

tidak dapat dipotong oleh satu pemandangan selama

ia berada setingkat ilmu, apabila ia berpisah dari ilmu

ke pendapatan, bergantunglah ia kepada pemandangandan berpisahlah ia dengan memasang telinga

kepadanya dari yang lain.

Bagitu juga halnya dengan hati, ia tidak dapat

dipotong oleh satu pendengaran dari sekin banyak pendengaran, selama ia dalam tingkat ilmu, apabila ia

 berhasil tertegun oleh satu pendengaran, berpisahlah

ia dari lainnya.

Maka ilmu itu pun merantau dan meluaskan gema

 pendengaran dan penglihatan, sedangkan pendapatan

mengepungnya untuk meringkus ke satu titik dan satu

 persoalan. Dan alam semesta keseluruhannya

merupakan lintasan hati sepanjang masa di dalam hatidan akal.

Sesungguhnya hati itu terkhusus dengan lintasan-

lintasan, karena hukumnya dalam hati yang lebihkuat; Ajakan alam semesta untuk berbicara terhadap

Page 179: Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

7/16/2019 Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

http://slidepdf.com/reader/full/al-mawaqif-wal-mukhotoba1 179/197

“Almawaqif wal Mukhotobat”Asy-Syeikh Muhammad bin Abdul Jabbar An-Nafri 

178 Maqam maqam mereka yang telah sampai dan Martabat

martabatnya | An-Nafri

hati, adalah menjadi pemisah dari yang lain. Dan akalitu memandang alam semesta, begitu juga, alam

semesta memandang kepadanya. Ada kalanya ia

masuk dalam pembicaraan bersama alam semesta, dan

hukum pembicaraan itu lebih berpengaruh dari hukum pandangan yang tanpa pembicaraan.

Hati itu merupakan tempat bermukim lintasan-

lintasan yang berada di dalamnya. Dan akal itu

merupakan jalan lintasan-lintasan hati yang berlalu didalamnya serta melewatinya.

Banyak sekali ragam lintasan-lintasan hati itu. Dan

 bercabang-cabang pula; Ada yang bersifat “keiblisan”

(iblisiah), ada pula yang bersifat “kemalaikatan”(malakiah), “kerajaan langit” (malakutiah) dan

“kerajaan duniawi” (mulkiah).

Lintsan hati “keiblisan” itu ialah lintasan-lintasan hatiyang membuat keraguan (Asy Syakiah) dan

“menyukutan Tuhan” (Asy Syirkiah) dan “kebid’ahan

lawan sunnah Nabi” (Al Bid’ah) dan “mengingkari

kebenaran” (Al Jukhdiha),. Adapun lintasa yang

membawa keraguan dan kemusrikan itu, lalu lalang dihalaman lintasan malakutiah. Mengenai lintasan hati

 pembawa bid’ah dan pengingkaran, itu pulang pergi

di halaman mulkiah – kerajaan duniawi.

Lintasan-lintsan hati itu adalah ilmu, hukum dan

suruhannya, maka apabila si pendengar menyimak

kepadanya dan meneguk isi piala ilmunya, hukumnya

dan suruhannya, jatuhlah ia ke jurang pelanggaran dan

larangan. Itulah yang dibangkitkan oleh lintasan-

Page 180: Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

7/16/2019 Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

http://slidepdf.com/reader/full/al-mawaqif-wal-mukhotoba1 180/197

“Almawaqif wal Mukhotobat”Asy-Syeikh Muhammad bin Abdul Jabbar An-Nafri 

An-Nafri | Maqam maqam mereka yang telah sampai dan

Martabat martabatnya179

lintasan itu. Jika tidak dihiraukan dengan ditanggapiwas-wasnya, kembalilah ia ke tampat asala mulanya

dengan apa yang ada padanya dari ilmu, amal, hukum

dan suruhannya.

Alamat bergantungnya hati kepada Tuhan, ialah

terungkapnya perasaan di kala bisikan-bisikan

lintasan hati itu menghadapi apa yang dipilihkan oleh

Tuhan kepadanya dalam keadaan yang sulit diuraikan

dan tidak dapat dibeberkan oleh terjemahan, makaapabila diletakkan perasaan ini ke dalam hati sang

hamba, dipisahkanlah ia dari penyirnaan lintasan hati

yang jahat itu.... dan apabila hati itu kehilangan

 perasaan ini, maka berdatanglah serangan lisan-lisanlintasan itu, lalu diraih dan dicengkeramnya.

Sang Abid menguraikan perasaan yang demikian ini

dengan ucapan “.....Oh!!!! Sesungguhnya kurasakan

 betapa antaraku dan antara Tuhan adalah“Kemakmuran” (‘amar)... dan kemakmuran inilah

yang menjadi perisai diriku dari tergelincir dalam

kesalahan.

58. APA YANG DIKATAKAN ALLAH

KEPADA HAMBANYA

( 1 )

Telah Ku ciptakan makhluk-makhluk, maka

hendaknya engkau menjunjung tinggi ciptaan Ku.Jangan berlaku kejam terhadap ciptaan Ku,

 bagaimana kiranya jika diperlakukan yang demikian

menimpa pada dirimu? Jka demikian perilakumu, Aku

lah yang akan bertindak kejam atasmu.

Page 181: Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

7/16/2019 Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

http://slidepdf.com/reader/full/al-mawaqif-wal-mukhotoba1 181/197

“Almawaqif wal Mukhotobat”Asy-Syeikh Muhammad bin Abdul Jabbar An-Nafri 

180 Maqam maqam mereka yang telah sampai dan Martabat

martabatnya | An-Nafri

(2)Jangan hendaknya engkau berlaku kejam atas siapa

 pun dengan zat dirimu. Ingatlah!! Keperkasaan itu

 bukan kepunyaanmu; Keperkasaan itu adalah milik

Ku sendiri.

(3)

Aku ditegakkan berdiri di dalam sesuatu, maka oleh

 Nya aku di bawah kepada ‘nama-nama’, akupun

ditegakkan berdiri dalam nama-nama itu, lalu akudibawa pula ke “arti mankna-arti makna” itu, setelah

itu aku dibawa pula ke “arti makna-arti makna” itu,

setelah itu aku dibawa kepada “diriku” dan

ditegakkan berdiri pula di dalamnya.

Dari “diriku” aku dibawa ke “dunia” akupun

ditegakkan berdiri pula di dalamnya, dari “dunia” aku

dibawa ke “syirik dan kufur” Dan kata Nya : “ Bila

kemauna-kemauanmu berkisar dalam lingkaran itu, jangan diharap engkau dapat masuk ke Hadirat Ku....

dan Ia berkata “Tengoklah kepada “kemauan keras-

kemauan keras” itu! Maka kulihat “kemauan keras”

yang tidak berdiri di antara kedua tangan ya, akan

 berdiri di antara kedua tangan iblis.... mau ataupuntidak.... dan aku lihat iblis melambai sambil menyeru

kepada “kemauan-kemauan keras” itu kepada dirinya

masing-masing.

Lambaian itu pun disetujui, maka berdirilah di anatara

kedua tangannya dalam keadaan terhijab dengan diri

dirinya sendiri.

Ia berkata kepadaku : “Aku yang memanggil

“kemauan-kemauan keras” itu kepada Ku bukan

Page 182: Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

7/16/2019 Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

http://slidepdf.com/reader/full/al-mawaqif-wal-mukhotoba1 182/197

“Almawaqif wal Mukhotobat”Asy-Syeikh Muhammad bin Abdul Jabbar An-Nafri 

An-Nafri | Maqam maqam mereka yang telah sampai dan

Martabat martabatnya181

kepada dirinya masing-masing, maka janganlahengkau masuk ke Hadirat Ku kecuali bila “kemauan-

kemauan keras” itu keluar dari diri dirinya.

Ia bertuturkata kepada Ku : “Seorang Wali itu, ialahmereka yang berdiri tegak di antara kedua tangan Ku,

tiada beranjak tiada pula beringsut.

(4)

Aku telah diteguhkan berdiri tegak di dalam“kesempurnaan” maka aku melihat di dalamnya

 berhimpunan “Ke Maha Besaran) (Al Jalal) dan “Ke

Maha Indahan: (Al Jamal)

• Sifat-sifat Al Jamal, pada Allah, dapat engkau

temui dalam :

Ar Ra’uf – Maha Penyayang dan Maha Pengasih.

Al Wadud – Maha Mencintai

Al Khaliem – Maha tetap dapat menahan amarah.Al Kariem – Yang melimpahkan Karunia kepada

makhluk-makhluk tanpa diminta sebelumnya.

Al Afu-wu – Maha memberi maaf.

Al Ghaffar – Maha menutupi kesalahan hamba-hamba

 Nya dengan pengampunan dosa mereka.

Al Mannan – Maha pemberi Karunia.

Al Khannan – Maha Kasih Sayang.

Ash Shobur - Maha sabar

Asy Syakur – Maha pembalas jasa hamba Nya.Ar Rozzaq – Maha pemberi Rizki.

Dan Sifat-sifat Al Jalal pada Allah, dapat engkau

temui dalam :

Page 183: Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

7/16/2019 Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

http://slidepdf.com/reader/full/al-mawaqif-wal-mukhotoba1 183/197

“Almawaqif wal Mukhotobat”Asy-Syeikh Muhammad bin Abdul Jabbar An-Nafri 

182 Maqam maqam mereka yang telah sampai dan Martabat

martabatnya | An-Nafri

Al Jabbar – Yang perkasa memaksa akankehendaknya.

Al Muntaqiem – Maha kuasa menindak dengan siksa.

Al Aziz – Maha kaut tak terkalahkan oleh apapun

Al Muta’al – Yang mencapai puncak ketinggianAl Muatakabbir – Yang patut dipuja karena ke

Agungann Nya

Al Muahimin – Maha menaungi hamba-hambanya

Al Jalil – Yang mempunyai sifat kebenaran

Al Adhiem – Maha LuhurAl Kabier – Maha Besar

Al Muiz – Yang meninggikan derajat siapa yang

dikehendaki

Al Qibidh – Maha kuasa menyempitkan

Al Khofidz – Maha kuasa merendahkan

Dana Maha Kesempurnaan Allah, adalah di dalam

himpunan antara Maha Santun (Al Khulum) dan

Maha Memiliki Kekuasaan ( Al Jabbarut), berkaitantara dua sifat yang saling berlawanan menjadi

dalam satu ketunggalan, hingga tiada ada pada Nya

 berlawanan dan tiada pula tebagi-bagi.

Maka Dia Yang Maha Sejahtera (As Salam) yang

 pada Nya tiada perlawanan dan perselisihan.

( 5 )

Bila engkau telah mengenal Daku dengan Ku, tidak

lagi perkenalan dengan Ku itu akan dapat ditambaholeh sesuatu (Karena Aku lah yang membawamu

sampai kepada puncak makrifat, yang dikemudiannya

tiada lagi tambahan).

( 6 )

Page 184: Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

7/16/2019 Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

http://slidepdf.com/reader/full/al-mawaqif-wal-mukhotoba1 184/197

“Almawaqif wal Mukhotobat”Asy-Syeikh Muhammad bin Abdul Jabbar An-Nafri 

An-Nafri | Maqam maqam mereka yang telah sampai dan

Martabat martabatnya183

Engkau sendiri yang Ku maukan dari sekian banyakapa yang telah Ku Ciptakan, maka hendaknya engkau

 pun demikian juga!. Hanya kepada Ku sendiri arahkan

kehendakmu, bukan mengarah ke lain dari Ciptaan

Ku.

( 7 )

Batas yang dapat dicapai oleh penglihatan mata hati,

ialah mengenal apa yang dikehendaki oleh Nya (Nabi

Musa .as. menyanggah tindakan-tindakan Al Khidr disaat melobangi perahu (Qs. Al Kahfi 18:71) karena ia

tidak diberi penglihatan mata hati seperti halnya Al

Khidr, yang mana penglihatannya sudah mencapai

apa yang dikehendaki Nya dan memahami maksuddan persoalan raja yang main rampas perahu secara

 paksa).

( 8 )

Mengerutkan kekuasaan bagi Allah SWT, adalah satucara lisan mencari jalan keluar bila engkau telah

mencapai makrifat, dan telah engkau ketahui hak

kekuasaan penguasa itu adalah milik Allah semata,

maka engkaupun akan angkat tangan dari ikut campur

tangan dan akan gugur segala kepengurusan).

( 9 )

Menziarahi para orang yang sudah “mendapat”

sedangkan pada dirinya tiada mendapatkan, itu berartisuatu pelanggaran (berkumpulnya seorang ahli tasauf

tanpa ada padanya “zauqiah) (hal-hal yang

menyangkut rasa dalam hal ikhwal mereka, adalah

merupakan suatu pelanggaran)).

Page 185: Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

7/16/2019 Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

http://slidepdf.com/reader/full/al-mawaqif-wal-mukhotoba1 185/197

“Almawaqif wal Mukhotobat”Asy-Syeikh Muhammad bin Abdul Jabbar An-Nafri 

184 Maqam maqam mereka yang telah sampai dan Martabat

martabatnya | An-Nafri

(10)Tinggalkan dirimu ! Dalam engkau meninggalkan

dirimu, engkau akan memperoleh kemenangan-

kemenangan atasnya (bila engkau merasa cukup,

sudah tidak lagi membutuhkan pada dirimu, walaudirimu dalam kebinasaan sekali pun, itulah arti

kemenangan atas dirimu).

(11)Luput ketinggalan suatu nasib bersama keluputan dari

keridaan, adalah merupakan suatu penyakit.

(12)

Ada kebiasaan yang bersumber dari dosa-dosa yangdilakukan kelompok manusia-manusia, dapat

membentuk arca-arca sembahan, yang mana sumber

kekuasaan arca-arca itu atas manusia-manusia

disebabkan karena kebiasaan yang dilakukan berulangkali. Misalnya apa yang dilakukan oleh orang-orang

Samiri yang telah membentuk – dari perhiasan-

 perhiasan yang dicuri oleh Bani Israel – berupa se

ekor anak sapi yang dapat mengeluarkan suara

lenguhan.

(13)

Hai hamba ! Bila engkau mengenal Aku, maka

tinggalkanlah apa-apa selain Ku, sekalipun ap yangselain Ku itu pernah melihat Ku, dan tinggalkan pula

apa yang pernah dilihatnya, walaupun dengan Ku ia

datang... Ha hamba! Bila engkau merasakan

ketentraman dengan perkenalan kepada selain Ku,

Page 186: Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

7/16/2019 Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

http://slidepdf.com/reader/full/al-mawaqif-wal-mukhotoba1 186/197

“Almawaqif wal Mukhotobat”Asy-Syeikh Muhammad bin Abdul Jabbar An-Nafri 

An-Nafri | Maqam maqam mereka yang telah sampai dan

Martabat martabatnya185

maka hendaklah engkau campakan perkenalanmukepada Ku itu di balik punggungmu.

(14)Syarat keridaan itu ialah penilaian sama antara

 penolakan dan pemberian.

(15)

Ilmu itu lisan lahir, dan makrifat itu lisan bathin

(16)

Hukum kenyataan itu seluruhnya adalah ketakutan...

Dan bahaya itu mendapingi setiap hukum (karenasegala yang nyata dari apa yang lahir itu akan

 berkesudahan pada kelenyapan.

(17)

Ilmu minuman jiwa; makrifat itu minuman hati;Hukum itu minuman akal; dan Kepuasan itu minuman

Ruh

(18)

Kejahilan itu lintasan hati di dalam ilmu; Ilmu itu

lintasan hati di dalam karifat; Makrifat itu lintasan

hati di dalam perkenalan; pekenalan itu lintasan hati

di dalam waqwah; Waqwah itu kesudahan, tiada lagi

 bahaya dan tiada pula lintasan hati,

(19)

Akal itu merupakan alat bagi ilmu; Ilmu itu

merupakan alat bagi makrifat; makrifat itu merupakanalat bagi perkenalan; dan perkenalan itu bukanlah alat

Page 187: Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

7/16/2019 Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

http://slidepdf.com/reader/full/al-mawaqif-wal-mukhotoba1 187/197

“Almawaqif wal Mukhotobat”Asy-Syeikh Muhammad bin Abdul Jabbar An-Nafri 

186 Maqam maqam mereka yang telah sampai dan Martabat

martabatnya | An-Nafri

dan bukan pula waqwah itu alat. Setiap alamempunyai dua tangan,tangan pertama bertugas

memegang dan yang lainnya melepaskan. Memegang

dan melepaskan itu menunjukan tanda-tanda

 pertentangan, maka bila tanpa alat tiada pula pertentangan.

(20)

Sesungguhnya Aku mempunyai hamba-hamba yang

lancar berbicara, namun mereka itu tidak berbicaradan enggan diajak oleh sipapun untuk berbicara.... Ku

katakan padanya : “Tetapkan sikapmu; berbicaralah

kepada Ku saja! Terhadap selain Ku sedapat mungkin

 jangan berbicara.... engkau pun akan menjadi hamba

Ku yang pandai bicara.... dan Ku jadikan bagimusuatu syafaat.

Aku pun mempunyai hamba-hamba pendiam, mereka

melihat ke Maha Agungan Ku, mereka tidak sanggup berkata-kata, mereka melihat ke Indahan Ku, tiada

 juga mereka bertasbih; Keindahan Ku membuatnya

terpesona hingga terus menerus berdiam diri, Akupun

mendatanginya, Ku keluarkan dia dari “maqam diam

ke pada Ku”.... Hendaklah engkau diam demi untukKu” ... sekuat kemampuanmu... niscaya engkau

menjadi “hamba Ku” yang pendiam.

Terhadap hambaku yang pendiam, ku terimasebelumm penghentian dan Ku hantar ke kediaman

rumahnya.... dan dialah yang pertama yang Ku

 panggil bila Aku telah datang.

Page 188: Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

7/16/2019 Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

http://slidepdf.com/reader/full/al-mawaqif-wal-mukhotoba1 188/197

“Almawaqif wal Mukhotobat”Asy-Syeikh Muhammad bin Abdul Jabbar An-Nafri 

An-Nafri | Maqam maqam mereka yang telah sampai dan

Martabat martabatnya187

Antara ucapan dan diam itu adalah suatu dinding pembatas (Barzkh) di dalamnya adalah liang kubur.

Bagi akal dan budi, di dalamnya juga kubur dan juga

“sesuatu-sesuatu”.

(21)

Ketahuilah! Kuajak engkau berbicara, supaya engkau

dapat melihat, bukan untuk berbicara ... Katakanlah

 padamu ... inilah penglihatanmu! Agar engkau

memperoleh bukti di dalam makrifatmu kepada Ku;Bukan untuk engkau pamerkan atas Ku kepada siapa

yang tidak melihat Ku.

Ketahuilah! Petunjuk Ku bukan berada di tanganMu... maka bila Aku mengajak mu bertutur kata,

niscaya engkau dapat melihat Ku; Bila engkau

melihat... tiadalagi pembicaraan.

(22)Siapa yang tidak naik atasnya Nur Cahaya Ku, maka

ia dalam api... dan siapa-siapa yang naik atasnya Nur

Cahaya Ku, maka ia akan dapat melihat Ku.

(23)

Hati-hati yang tetap teguh adalah hati-hati yang

 bermaqam di Hadirat.... ia tidak hadir mudik dengan

 pelbagai lintasan hati, karena sesungguhnya ia sudah

melihat Ku sebelum KUN (Jadilah) yakni sebelumAku menyatakan dan sebelum akau berbuat, maka

setelah tiba KUN dan telah datang lintasan-lintasan

hati, Aku telah menghentikannya di dalam maqam

Hadirat.

Page 189: Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

7/16/2019 Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

http://slidepdf.com/reader/full/al-mawaqif-wal-mukhotoba1 189/197

“Almawaqif wal Mukhotobat”Asy-Syeikh Muhammad bin Abdul Jabbar An-Nafri 

188 Maqam maqam mereka yang telah sampai dan Martabat

martabatnya | An-Nafri

(24)

Lemparkan apa yang dengannya Aku rahasiakan, dan

lemparkan apa yang dengannya Aku nyatakan.....Engkau adalah lebih mulia atas Ku daripada apa yang

telah dan akan Ku katakan kepadamu, maka

 bagaimmana engkau memikul dan membawanya

kepada Ku, sedangkan engkau lebih perkasa di sisi Ku

daripada apa yang telah dan akan engkau katakankepada Ku; Maka janganlah engkau menjadi

kendaraan bagi selain Ku, niscaya engkau di dampingi

oleh derita dan malapetaka yang akan berembunyi di

dalam afiat itu. Jadilah engkau untuk Ku, bukan untuk

tutur kata Ku (yakni keikhlasan dalam menuju zat ...untuk Zat Allah jangan ada sessuatu yang lain).

(25)

Alah berseru kepada hambanya yang dikatakan –yang ia kikir atas maqam manapun -... Wahai hamba

Ku! “Engkau akan dipanggil oleh setiap ariff kepada

makrifatnya; Sedangkan itu adalha hak Ku atasnya;

maka janganlah engkau keluar dari makrifatmu

 berpindah ke makrifatnya, itu adalah hak Ku atasmu.

(26)

Segala kenyataan yang telah nyata itu maqamnya

 berada di belakangmu... di balik hatimu... makadudukanlah masing-msing itu di maqamnya...

Setelah itu mermaqamlah untuk Ku da engkau akan

didatangi oleh “Beridi sendiri” (Qoyyumiati), maka

engkau akan ditegakkan berdiri untuk Ku, dan engkau

Page 190: Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

7/16/2019 Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

http://slidepdf.com/reader/full/al-mawaqif-wal-mukhotoba1 190/197

“Almawaqif wal Mukhotobat”Asy-Syeikh Muhammad bin Abdul Jabbar An-Nafri 

An-Nafri | Maqam maqam mereka yang telah sampai dan

Martabat martabatnya189

akan selalu beregang pada Ku.... Ketahuilah! Bahwaengkau amat mulia bagi Ku dari segala apa yang Ku

nyatakan, dan dari apa yang Ku katakan kepadamu,

 juga engkau amat perkasa bagi Ku dari apa yang telah

engkau katakan kepada Ku”.

(27)

Aku mempunyai di sisi Tuhan ku suatu maqam,

dimana tiada lagi di dalamnya “perintah” maupun

“larangan” . Itulah maqam di mana ku lihat Tuhankudi dalamnya. Di dalamnya kau tidak lagi

Kemalaikatan, tiada pula aku dipengaruhi jin dalam

kedudukan selayaknya jin; tidak pula aku dipengaruhi

oleh hruf dalam kedudukan sebagai huruf, tidak pulaoleh alam semesta dalam bentuk alamiahnya.

(28)

Barang siapa yang telah melihat Ku, jika saja berdosamaka dosanya lebih besar dari alam semesta; dan

 beritakan tentang siksanya, bahwa derita siksanya

adalah seluruh penderitaan.

(29)

Ia bertutur kata kepadaku : “Tidak Ku kirim

kepadamu ilmu-ilmu dan tidak pula makrifat-

makrifat, bahkan Aku mengutusmu agat segaa sesuatu

itu menjadi untukmu “kekuasaan” (Rabbaniah)melaksanakan pengiriman.... Hendaklah engkau

 berdiri di Hadirat Ku, niscaya Aku lah yang langsung

memerintahmu dengan segala sesuatu, dan tidaklah

aku memerintah sesuatu terhadap kepadamu.

Page 191: Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

7/16/2019 Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

http://slidepdf.com/reader/full/al-mawaqif-wal-mukhotoba1 191/197

“Almawaqif wal Mukhotobat”Asy-Syeikh Muhammad bin Abdul Jabbar An-Nafri 

190 Maqam maqam mereka yang telah sampai dan Martabat

martabatnya | An-Nafri

(30)Aku telah dihentikan berdiri di dalam Hadirat Nya.

Dia adalah abadi demi keabadian, kekal demi

kekekalan, aku pun telah meluhat tirai dan tabir-tabir,

segala rupa penghijab, semua menghampar menutupiwajah-wajah siapa saja yang memohon kepada Nya.

Aku telah melihat pula bagaimana kesemuanya itu

tersingkap bagi wajah siapa saja yang berserah diri

kepada Nya.

(31)

Bila engkau telah melihat kepada Ku, ketahuilah

 bahwa penglihatan itu karena mata manusiawai,

 bukan hukum manusiawi (yang tidak lengah

sedikitpun walau sebagai tawanan dari kebutuhanmanusiawi). Dan bila engkau tidak dapat melihat

kepada Ku, itu adalah dikarenakan pandangan mata

manusiawi.

(32)

Bila engkau memberantas kebutuhan itu dengan

sesuatu kelengahan, niscaya kebutuhan itu makin jadi.

Bila engkau memberantas kelengahan dengan

keinginan-keinginan, akan bertambahlah kelengahanitu.

(33)

Bila engkau tinggal menetap di dalam penglihatanmukepada Ku, niscaya engkau akan membenci dirimu

sendiri sebagaimana engkau membenci musuhmu.

(34)

Page 192: Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

7/16/2019 Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

http://slidepdf.com/reader/full/al-mawaqif-wal-mukhotoba1 192/197

“Almawaqif wal Mukhotobat”Asy-Syeikh Muhammad bin Abdul Jabbar An-Nafri 

An-Nafri | Maqam maqam mereka yang telah sampai dan

Martabat martabatnya191

Segala persoalan-persoalan dapat engkau ketahui, laludapat engkau saksikan menurut kadar yang engkau

ketahui, kecuali persoalan yang mengenai ketuhanan,

 pertama-tama engkau dapat menyaksikan kemudian

 baru negkau dapat mengetahui ilmu-ilmu, Nya.

(35)

Bila engkau telah melihat Ku, niscaya segala ilmu dan

makrifat akan menjadi kayu bakar bagi api KU, dan

apabila engkau menginginkan, akan Ku sertakan pulaengkau dengannya.

(36)

Sekali-kali engkau tidak dapat mengenal Ku, bilaengkau tidak melemparkan hawa nafsumu, sekalipun

hawa nafsu itu didatangkan oleh tangan Ku.

(37)

Sekli-kali engkau tidak dapat menyaksikan Dau untukselama-lamanya dengan arti makna, karena

artimaknamu itu tidak dapat memiliki kecuali dirinya

sendiri., dan engkau akan menyaksikan Daku dengan

 penyaksian Ku semata.

(38)

Segala apa yang nyata seluruhnya berbatas, batas-

 batas itu adalah gambar-gambar lukisan, gambar-

gambar lukisan itu beraneka ragam, aneka ragam itusaling serupa menyerupai dan saling lawan

 berlawanan, yang saling lawan berlawanan itu

 beramah-tamah satu sama lainnya serta bersimpang

siur.

Page 193: Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

7/16/2019 Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

http://slidepdf.com/reader/full/al-mawaqif-wal-mukhotoba1 193/197

“Almawaqif wal Mukhotobat”Asy-Syeikh Muhammad bin Abdul Jabbar An-Nafri 

192 Maqam maqam mereka yang telah sampai dan Martabat

martabatnya | An-Nafri

Adapun yang dilahirkan itu bersama-sama ilmu-ilmunya adalah merupakan hijab Ku, dan tidak Ku

 beri nama kepada kenyataan-kenyataan itu untuk

memperkenalkan melainkan untuk menjadi hijab Ku.

Bila nama-nama itu dibuang, niscaya akan tertembus

oleh pandangan dan bila pandangan dapat menembus

 berarti dapat mengenal.

(39)Maulaya! Tiada Ilmu mu bebas merdeka dengan

melaksanakan perintah Mu, maka ilmu itu tentang Mu

dalam kebutaan. Bila engkau beri petunjuk, itulah

karunia Mu; Bila engkau menghijabnya, itulah hijab

Mu (alasan); itu semua adalah kepunyaan Mu, makailmu itu tidak dapat menyaksikan kecuali kejahilan.

Para ulama Nya ... berjalan dengan Nya di dlam Nur

Cahaya Nya.

(40)

Sejauh-jauh kemauan keras itu masih berkaitan

dengan kebutuhan sehari-hari, dan siapa yang

merusaknya, maka jadilah rusak. Maka tiada jalankeluar untuk menidadakan pemikiran tentangnya

sama sekali, karena sesungguhnya ia adalah asal

 penderitaan yang dialami oleh manusia menurut

susunan manusiawinya.

(41)

Hakekat segala sesuatu itu adalah samar, karena

tiadanya kesanggupan. Manusia itu lenah, tiada daya

uneuk mengetahui dirinya, dan ia selalu luput untuk

Page 194: Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

7/16/2019 Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

http://slidepdf.com/reader/full/al-mawaqif-wal-mukhotoba1 194/197

“Almawaqif wal Mukhotobat”Asy-Syeikh Muhammad bin Abdul Jabbar An-Nafri 

An-Nafri | Maqam maqam mereka yang telah sampai dan

Martabat martabatnya193

mencapai manfaat atau mudharrat ... dan ilmu tentangTuhannya sangat lemah sekali.

Ilmu-ilmu tak dapat dicapai oleh lawannya sama

sekali.Para kekasih Nya tiada sengsara, dengan pengetahuan

ilmu-ilmunya.

Tuhan Maha Tinggi yang meninggi, tak dapat

diperkenalkan dengan susunan huruf.

Maka.... Maha Agunglah Puja Puji Nya.

(42)

Hai hamba! Teguhkanlah akal budimu di dalam

ketenangan dan ketentraman, lihatlah baik-baik apayang menjadi penyebab akal budimu tenang dan

tenteram, itulah artinya sampai, maka lihatlah tempat

sampainya itu, itu adalah merupakan mutiaranya,

lihatlah para mutiara itu, maka itulah mata yang

mampu melihat. Bila sampainya adalah siwa, niscayaakan keheranan pada mulanya dan rugi setelah

kesudahannya.

Bila dengan zikir sampainya dan penglihatan pada

 Nur Cahay Ku tempat bergantungnya, maka akan

tetap dalam keteguhan, tiadalah ia akan berpaling, dan

luruslah mata hatinya, maka tidak dikuatirkan lagi

akan tergelincir.

(43)

Siapa yang beramal utuk memperoleh pahala, niscaya

ia akan letih dengan masuknya harapan-harapan,

 barangsiapa yang beramal karena takut siksa, niscaya

Page 195: Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

7/16/2019 Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

http://slidepdf.com/reader/full/al-mawaqif-wal-mukhotoba1 195/197

“Almawaqif wal Mukhotobat”Asy-Syeikh Muhammad bin Abdul Jabbar An-Nafri 

194 Maqam maqam mereka yang telah sampai dan Martabat

martabatnya | An-Nafri

ia akan letih dengan sangka baik; dan barang siapa beramal demi Wajah Allah, tiada letih baginya.

(44)

Ketika ahli Penglihatan (Ar- Ru’yah) mengatakan,

 bahwa dirinya telah kehilangan padangandan tidaklagi melihat siwa maka sesungguhnya yang mereka

maksudkan adalah hilangnya penglihatan terhadap

siwa dari apa yang nyata dari kenyataan-kenyataan

itu, umpamakan ilmu itu berbentuk dari sebuah kitab,

dan kitab itu dari seorang guru, dan guru itu dari suatumadrasah,,, bukan demikian yang diucapkan, tetapi

ilmu itu dari Allah, dan mereka sudah kkehilangan

urut-urutan dari sebab musabab. Maka segala apa

yang nyata pada sisi mereka adalah Al Haq Ta’ala

semata, sekalipun menyata dari berbagai jurusan.

(45)

Seluruh ketakutan itu berkaitan dengan perselisihan,

tidak cocok dengan pendengaran telinga, tidak cocokdengan penglihatan mata, tidak cocok dengan apa

yang dijinaki oleh akal budi... Karena tiada jalan

keluar untuk meniadakan ketakutan itu daripada

manusia samak sekali karena tiadanya jalan menuju

kepada kesempurnaan.

(46)

Bukti dalil keyakinan itu ada empat.... penglihatannikmat, ketakutan hijab, penerimaan perkenalan dan

 perpaling daripada siwa.

Pasak bagi hawa nafsu itu ada empat pula....

kekikiran, keserakahan, kesombongan dan panjang

angan-angan.

Page 196: Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

7/16/2019 Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

http://slidepdf.com/reader/full/al-mawaqif-wal-mukhotoba1 196/197

“Almawaqif wal Mukhotobat”Asy-Syeikh Muhammad bin Abdul Jabbar An-Nafri 

An-Nafri | Maqam maqam mereka yang telah sampai dan

Martabat martabatnya195

(47)

Keserakahan itu mengiri segala sesuatu kecuali

makrifat, dan makrifat itu meniadakan segala sesuatuitu kecuali keetakutan.

(48)

Keyakinan dan taqwa itusaling berdampingan, apabila

salah satu gaib, niscaya gaib pula yang lain.Kesabaran dan kerelaan itu adalah berdampingan, bila

salah satu gaib, yang lain gaib pula. Dan Khalwah

(tapa menyepi menyendiri) dan ibadah itu

 berdampingan, bila salah satu gaib, gaib pulalah yanglain.

(49)

“Ilahi” Telah musnah segala kenyataan-kenyataan,

maka tiada yang dapat bertahan berhadapan dengan

keabadian Mu, dan telah terbentang di hamparan

 bagian-bagian yang terakhir, maka tiadalah kuasa

 bertahan di hadapan sifay Qiam Mu (berdiri Mu

sendiri).

(50)Hai hamba! “Siapa yang telah paham tentang Ku,

niscaya Ku buat perhitungan kepadanya tentang air

dan jiwa.

(51)

Page 197: Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

7/16/2019 Al Mawaqif Wal Mukhotoba1

http://slidepdf.com/reader/full/al-mawaqif-wal-mukhotoba1 197/197

“Almawaqif wal Mukhotobat”Asy-Syeikh Muhammad bin Abdul Jabbar An-Nafri 

Hai hamba ! “Bila Aku mengajak berkenalan, Akuhampir tidak lagi menerima suatu uzur (alasan)

apapun.

(52)Hai hamba! “Perkenalan dengan apa yang tak dapat

dikatakan itu sifatnya adalah mengharuskan; dan

 perkenalan dengan apa yang dapat dikatakan itu

sifatnya adalah menuntut.

(53)

Ti d k l l i k d k i d