AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf ·...

252

Transcript of AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf ·...

Page 1: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah
Page 2: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah

AL HIKMAHMemahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah

Page 3: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah

Dr. Kharisudin Aqib, M.Ag.

AL HIKMAHMemahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa

Naqsyabandiyah

Jl. Tunjungan 53 E - Telp. (031) 5340075, 5323214 Surabaya

Page 4: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah

AL HIKMAH

Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah

Karya : Dr. Kharisudin Aqib, M.Ag.

iv Al-Hikmah

Page 5: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah, Tuhan seru sekalian alam. Rasasyukur yang tak terhingga senantiasa kupanjatkan kepada-Mu. Engkau yang telah memberikan rahmat dan karunia yangtak mungkin dapat ku hitung karena begitu banyaknya,termasuk di antaranya adalah terselesaikannya penelitian danpenulisan tesis ini. Semoga seluruh ilmu yang Kau berikan ini,akan menghantarkanku menjadi lebih dekat dan ta’at kepada-Mu.

Penulisan tesis ini adalah berdasarkan penelitian lapangandi Jawa timur yang cukup panjang. Penulis memulainyasemenjak semester I, dengan mempergunakan kesempatansetiap liburan semester dan pada kesempatan-kesempatanlain yang memungkinkan. Sehingga sudah barang tentu penulisberhutang budi kepada banyak pihak yang telah berjasa dalampelaksanaan penelitian, dan penulisan tesis ini. Untuk ituucapan terimakasih secara khusus penulis sampaikan kepada:1. Bapak Rektor IAIN Sunan Ampel Surabaya, dan Bapak

Dekan Fakultas Adab Surabaya, yang telah memberikankesempatan kepada penulis untuk melanjutkan studi padaProgram Pascasarjana (S2) IAIN Alauddin Ujungpandang.

2. Bapak pimpinan IAIN Alauddin dan Direktur ProgramPAscasarjana, yang telah memberikan fasilitas kepadapenulis sehingga penulis dapat melaksanakan belajar diInstitut ini dengan baik tanpa adanya hambatan dankendala yang berarti.

3. Bapak promotor, DR. H. Harifuddin Cawidu dan DR. H.Abd. Rahim Yunus, M.A., yang telah memberikan spiritkepada penulis untuk dapat menyelesaikan tesis ini, dansekaligus memberikan bimbingan penulisannya.

4. Bapak-bapak Kiyahi dan mursyid Tarekat Qadiriyah waNaqsyabandiyah, dan mursyid Tarekat Naqsyabandiyahdi Jawa Timur berikut para khalifah, badal, dan paraihwan ahl tarekat. Karena kebaikan bapak-bapak dengan

v

Page 6: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah

memberikan informasi yang penulis butuhkan, penulisdapat menyelesaikan tesis ini. Jika ternyata ada kesalahandalam penulisan ini, kesalahan sama sekali tidak beradapara informan, tetapi sepenuhnya atas tanggung jawabpenulis. Karena mungkin penulis telah memberikaninterpretasi yang salah. Karena hanya yang dianggapsangat penting yang diberi kreditasi dalam catatan kaki,untuk itu penulis mohon ma’af.

5. Ibu Bapak penulis, yang tiada henti-hentinya memanjatkando’a untuk kesuksesan penulis dalam mengarungikehidupan ini, semoga Allah swt. mengasihimu,sebagaimana engkau mengasihiku semenjak kecilku.

6. Istriku yang tercinta yang telah dengan setia merelakankepergianku, menanti dengan sabar dan tabah danmengasuh putriku “Sirly Rizki Amalia, dan putrakutercinta M. Wildan Habibie” dengan penuh ketabahan dankesabaran.

7. Direktur Penerbit CV. Dunia Ilmu, yang telah sudimenerbitkan tesis ini, sebagai buku yang dapat dibacaoleh kalangan yang lebih luas lagi. Semoga terbitnya bukuini akan mendapat sambutan yang baik dari masyarakat,sehingga penerbit akan mendapat keuntungan dan berkahyang banyak.

8. Direktur PT. Bina Ilmu yang berkenan meneruskanpenerbitan buku ini sehingga dapat koreksi kembali.Semoga mendapat berkah dan keuntungan yang besar.Selanjutnya penulis mohon ma’af kepada semua pihak

yang telah berjasa dalam penelitian dan penulisan tesis ini,baik secara langsung maupun tidak langsung, karena penelititidak sempat mengucapkan terimakasih. Semoga Allah swt.membalas kebaikan saudara sekalian.

Dr. Kharisuddin AqibPenulis

vi Al-Hikmah

Page 7: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah

D aftar Is i

Kata Pengantar ............................ vDaftar Isi ............................... viiDaftar Transliterasi.......................... ixBAB I PE ND AHU LU AN .................... 1

I. Latar Belakang Masalah ............. 1II. Definisi Operasional dan Lingkup

Pembahasan ...................... 8BAB II TAREKAT DAN IMPLEMENTASINYA

DALAM KEHIDUPAN BERAGAMA..... 17A.Latar Belakang Munculnya Tarekat .... 17B. Kedudukan Tarekat dalam Syari'at Islam 22C. Tarekat dan Perkembangan Pemikiran

dalam Tasawuf ................... 27D.Tujuan dan Amalan-amalan dalam

Tarekat ......................... 35BAB III TAREKAT QADIRIYAH WA NAQSYA-

BANDIYAH........................ 47A.Sejarah Perkembangannya........... 47B. Beberapa Ajarannya ............... 61C. Macam-macam Upacara Ritualnya .... 97

BAB IV TEORI-TEORI FILSAFAT ............. 127A.Kejadian Manusia ................ 127B. Jiwa Manusia.................... 143C. Filsafat Pendidikan ............... 157

BAB V PELAKSANAAN ZIKR DAN MURA-Q A B A H ......................... 175A.Tatacara Zikr dan Filosofinya........ 175

vii

Page 8: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah

B. Tatacara Muraqabah/Kontemplasi ... 199BAB VI PENUTUP ........................ 219

A.Kesimpulan ..................... 219B. Implikasi ....................... 222

Daftar Pustaka ........................... 225Lampiran .............................. 239

viii Al-Hikmah

Page 9: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah

T R A N SL I TER A S I D A N SI N G K A TA N

A. Transliterasi1. Konsonan

Huruf-huruf bahasa Arab ditransliterasi ke dalamhuruf Latin sebagai berikut :b : z : f :t : s : q :s : sy : k :j : s : l :h : d : m :kh : t : n :d : z : h :z : ‘ : w :r : g : y :

Hamzah ( ) yang terletak di awal kata mengikutivokalnya tanpa diberi tanda apa pun. Jika ia terletak ditengah atau di akhir, maka ditulis dengan tanda ( ’ ).2. Vokal dan Diftong

a. Vokal atau bunyi (a), (i), dan (u) ditulis denganketentuan sebagai berikut :

pendek panjangfathah a akasrah i idammah u u

b. Diftong yang sering dijumpai dalamtransliterasi ialah (ay) dan (aw), misalnya bayn( ) danqawl ( )

3. Syaddah dilambangkan dengan konsonan ganda.

.

ix

Page 10: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah

4. Kata sandang al- (alif lam ma'rifah) ditulis denganhuruf kecil, kecuali jika terletak di awal kalimat.

5. Ta' marbutah ( ) ditransliterasi dengan t. Tetapijika ia terletak di akhir kalimat, maka iaditransliterasi dengan huruf h.

6. Lafz al-Jalalah ( ) yang didahului partikel sepertihuruf jarr dan huruf lainnya atau berkedudukansebagai mudaf ilayh (frasa nomina) ditransliterasitanpa huruf hamzah.

B. SingkatanBeberapa singkatan yang dibakukan adalah :1. swt = subhanahu wa ta'ala2. saw = salla Allahu 'alayhi wa sallam3. t.th. = tanpa tahun4. t.t = tanpa tempat5. t.p. = tanpa penerbit6. t.d. = tanpa data7. pen. = penulis

x Al-Hikmah

Page 11: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah

1

BAB IP E N D A H U L U A N

Tarekat adalah suatu metode atau cara yang harusditempuh seorang salik (orang yang meniti kehidupansufistik), dalam rangka membersihkan jiwanya sehinggadapat mendekatkan diri kepada Allah swt.1) Metodesemula dipergunakan oleh seorang sufi besar dankemudian diikuti oleh murid-muridnya, sebagaimanahalnya mazhab-mazhab dalam bidang fiqh dan firqah-firqah dalam bidang kalam.Pada perkembanganberikutnya membentuk suatu jam’iyyah (organisasi) yangdisebut dengan tarekat.2)

Dalam tarekat amalan-amalan ritualnya bersifatkesufian, dan sangat pribadi. Inilah yang membedakanmakna tarekat dengan istilah-istilah yang diberikan olehpara orientalis seperti sufi orders dan prathernitiy yangkesemuanya menitikberatkan pada suatu aktifitaskolektif.3) Misalnya ajaran dzikr nafi-isbat dan ismu dzatatau dzikr Jahr dan dzikr khafi yang dilakukan oleh parapenganut Tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah.

1 Baca Mirce Aliade (Ed.), The Encyclopedia of Islam, Vol. 14 (New York:Macmillan Publishing Co., 1987), h. 342.

2 Baca Ahmad Tafsir, “Tarekat dan Hubungannya dengan Tasawuf,”dalam Harun Nasution á(Ed.), Tarekat Qadiriyah Naqsabandiyyah: Sejarah,Asal Usul dan Perkembangannya (Tasikmalaya: IAILM, 1990), h. ì29. AminAbdullah, Studi Agama: Normativitas atau Historitas (Cet. I; Yogyakarta:Pustaka Pelajar, 1996), h. 153.

3 Baca Fazlur Rahman, Islam (Cet. II; Chicago & London: University ofChicago Press, 1966), h. 156.

Pendahuluan

Page 12: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah

Al-Hikmah2

Amalan tersebut harus dilakukan setiap selesaimengerjakan shalat lima waktu.4)

Kecenderungan para sufi dalam kehidupansufistiknya yang sangat beragam, menjadikan parapengamatnya kemudian mengelompokkan mereka kedalam suatu kecenderungan umum yang paling dominan.Ada yang membagi dua jenis yaitu: sufi sunni dan sufisalafi,5) ada yang menyebut sebagai sufi sunniy dan sufibid’i,6) ada juga aliranunion mistic danpersonal mistic7);dan ada juga yang mengelompokkan menjadi tigamacam yaitu: sufi amali, sufi akhlaqi dan sufi falsafi.8)Yang kesemuanya pada dasarnya bukan merupakanpembagian atas dasar ajaran utama semata dari mazhab-mazhab sufi tersebut, sebagaimana yang dipahami olehkebanyakan ahli tasawuf.9) Akan tetapi lebih merupakansuatu titik tolak pengamalan kehidupan kesufian yangdijalankan.10) Karena tarekat dalam arti mazhab dalam

4 Baca kitab pegangan para pengikut Tarekat Qadiriyah waNaqsyabandiyah. Antara lain; Shahibul Wafa Tajul ‘Arifin, U’qud al-JumanTanbih (Jakarta: Yayasan Serba Bakti Pon. Pes. Suryalaya, Korwil DKI. JakartaRaya, t.th.), h. 18-25.

5 Baca Abd. al-Qadir Mahmud, Al-Falsafah al-Sufiyyah fi al- Islam:Masadiruha wa Nadaratuha wa Makanuha min al-Din wa al-Hayat (t.t., Daral-Fikr al-Arabi, t.th.), h. 77-83.

6 Baca Ibrahim Madkour, Fi al-Falsafat al-Islamiyyah: Manhaj waTatbiquhu, Jilid II (Kairo: Dar al-Ma’arif, t.th.), h. 70.

7 Baca Simuh, Sufisme Jawa: Tranformasi Tasawuf Islam ke Mistik Jawa(Cet. I; Yogyakarta: yayasan Bintang Budaya, 1995), h. 37.

8 Baca Team Penyusun (IAIN Sumatra Utara), Pengantar Ilmu Tasawuf(Medan: Naspar Jaya, 1982), h. 71.

9 Para ahli tasawuf yang dimaksudkan di sini adalah para cendekiawan/ilmuwan yang menekuni bidang ilmu tasawuf dan dia lebih berperan sebagaipengamat, tidak terlibat, dan tidak mengamalkannya.

10 Sufi Falsafi mengamalkan kehidupan sufistik berdasarkan ataspemahaman filsafatnya sedangkan sufi sunni mengamalkan kehidupankesufiannya atas dasar pemahan ajaran sunnah yang didapatkan dengan tidakbanyak membicarakan unsur filsafatnya.

Page 13: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah

3

tasawuf memiliki ketiga unsur yang sangat dominan itu,yaitu: sunnah nabi, akhlak al-karimah dan filosofi ajaranyang jelas.11)

Al-Ghazali yang merupakan bapak sufi Sunni yangkemudian melahirkan sufi-sufi yang membangun tarekat-tarekat dikalangan ahl al-sunnah, dapat disimak dalamsetiap karya dan ajaran-ajarannya, bahwa dia tidakterlepas dari pemikiran filosofis untuk mendukung ajaran-ajaran yang diyakini akan kebenarannya.12) Begitu jugadia sangat memperhatikan masalah akhlaq al-karimahsebagai sarana membersihkan jiwa.13) Demikian jugahalnya, tidak berarti Ibn ‘Arabi sebagai tokoh sufi falsafiatau tokoh aliran union mistic,14) ajaran-ajarannya tidakterikat sama sekali dengan sunnah, atau prinsip-prinsipakhlak al-karimah akan tetapi justru semua prinsip dalammenegakkan kehidupan kesufian tersebut ada dalamsetiap aliran tasawuf (tarekat), hanya yang membedakanadalah titik tolak dan penekanan ajarannya.15)

11 Baca Muhammad Jalal Syarf, Khaais al-Hayat al-Ruhiyyah fi MadrasatiBagdad (t.t.: Dar al-Fikr al-Jami’iy, 1977), h. 7-8.

12 Baca misalnya Ihya’ al-Ulum al-Din, Raudat al- Talibin, Misykat al-Anwar, Ma’arij al-Quds fi Ma’darij Ma’rifat al-Nafs.

13 Secara filosofis beliau juga membagi pengalaman tasawuf dan prosesuntuk mencapai ma’rifat dan tajjali Allah melalui suatu metodologi dan kurikulumyang sangat filosofis. Lihat Zurkani Yahya, Teologi Al-Ghazali: PendekatanMetodologi (Cet. I; Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1996), h. 218. Dan perhatikanjuga sistimatika pembahasan Ihya’ Ulum al-Din, Jilid I (Semarang: Toha Putra,t.th.), h. 4-5.

14 Aliran tasawuf (falsafi) disebut juga union mistik adalah atas dasarpersepsinya tentang (manusia) dengan Tuhannya, adalah satu kesatuan dalamkausalitas (seperti mata hati dengan sinarnya) manusia adalah pancaran dariruh Allah, sehingga sangat mungkin untuk dapat bersatu kembali dengan Allah.Sedangkan personal mistik memberikan persepsi hubungan manusia denganTuhannya adalah hubungan antara makhluk dengan Penciptanya. Lihat Simuh,loc. cit.

15 Kesemua aliran tasawuf tetap mengatasnamakan berdasarkan Al-Qur’andan al-Hadis, hanya saja aliran falsafi lebih banyak ìmenggunakan ta’wil daninterpretasi filosofis. Baca Hilal Ibrahim, Al-Tasawuf al-Islami bayn al-Din wa

Pendahuluan

Page 14: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah

Al-Hikmah4

Di kalangan Nahdlatul Ulama’(NU) dikenal istilahTarekat Mu’tabarah dan Tarekat Gairu Mu’tabarah,16) dandi antara tarekat yang muktabarah itu ada tarekat yangbernama Qadiriyah wa Naqsyabandiyyah. Ia berkem-bang sangat pesat di Indonesia, bahkan pada masa inidiperkirakan merupakan tarekat terbesar (terbanyak)pengikutnya,17) dan berkembang dalam lingkunganpesantren.

Metode pembinaan spritual untuk para pengikut yangdikembangkan dalam tarekat ini adalah metode dzikrdan muraqabah. Tehnis pelaksanaannya sangat filosofissekaligus cukup berat, karena itu membutuhkankesabaran dan ketekunan yang cukup serius.18) Parapengikut tarekat ini harus melaksanakan salat lima waktuberikut dengan dzikrnya selama kira-kira 30 menit setiapwaktu.

Sementara umat Islam pada umumnya melaksanakanShalat lima waktu tidak lebih dari 10 menit bahkan tidaksedikit yang tidak mampu melaksanakannya secaralengkap. Dari kenyatan-kenyatan tersebut di atas tentuada rahasia di balik ajarannya yang perlu diketahui,

al-Falsafah (Kairo: Al-Nahdah al-’Arabiyah, 1979), h. 3. Baca juga MuhammadHusein al-Zahabi,Al-Tafsir wa al-Mufassirun, Jilid II (Cet. II; t.t.: t.p., 1976).

16 Di dalam organisasi ini, indikasi kemuktabarahan suatu tarekat, adalahketersambungan sanad (silsilah dan kesesuaiannya dengan ajaran syari’at(Alquran dan Sunnah Rasul), dalam hal yang demikian ini tampak jelas bahwapemikiran Nahdlatul Ulma’ merupakan persambungan dari para tokoh sunniklasik seperti al-Ghazali, al-Qusyairi dan para pemurni klasik seperti IbnTaymiyyah, Ibn Jauziyyah dan Hamka di Indonesia. Lihat JATMI, Dokumentasidan Keputusan Kongres V di Madiun (Jombang:t.p., 1974). Baca NurcholishMadjid, Islam Agama Peradaban: Membangun Makna dan Relefansi DoktrinIslam dalam Sejarah (Jakarta: Paramadina, 1995), h. 92, 93 dan 113,

17 Baca Zamakhsyari Dhafir, Tradisi Pesantren: Studi tentang PandanganHidup Kyai (Cet. VI; Jakarta: LP3ES, 1994), h. 141.

18 Baca kitab-kitab pegangan Tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyyah,misalnya karya Syekh KH. Zamroji Saerozi, Al-Tazkirat al-Nafi’ah, Jilid I danII (Pare: t.p., 1986).

Page 15: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah

5

sehingga tarekat ini dapat sukses merekrut pengikut yangbegitu banyak,19) di samping kesuksesan dalammeningkatkan kualitas spritual pengikutnya. Rahasia itumungkin bersifat mistis atau filosofis.

Demikian juga perlu dipaparkan tentang landasannormatif yang mendasari ajaran tarekat tersebut, agarterjadi kejelasan, terutama bagi para orientalis ataupunpara pengikutnya — yang beranggapan — bahwaajaran tasawuf yang ada dalam Islam berasal dariluar Islam, terutama dalam tasawuf padaperkembangan terakhirnya (tarekat).20)

Teori Filsafat dalam ajaran Tarekat Qadiriyah waNaqsyabandiyah kebanyakan hanya diketahui oleh parapengikutnya, bahkan sangat mungkin tidak sedikitpengikutnya yang tidak mengetahui filsafat ajarantersebut. Padahal ini merupakan unsur yang sangatmenarik yang ada dalam tarekat. Dalam hal ini hampirterjadi pemahaman umum di kalangan para ahli tasawuf,bahwa tarekat yang menurut pengelompokannyatermasuk jenis tasawuf sunni amali, mesti terbebas dariunsur-unsur filsafat.21) Sementara dari fenomena yang ada

19 Menurut penuturan pengurus (para khalifah) dalam "pendataan" yangpernah dilakukan anggota tersebut yang ada di kemursyidan Jombang padatahun 1985 jumlah anggota diperkirakan sekitar 20.000.000 yang tersebar diseluruh Indonesia bahkan sampai ke luar negeri (Malaysia, Brunei, danSingapura), wawancara tanggal 25 Juli 1996.

20 Sepanjang yang penulis ketahui memang di dalam ajaran tasawuf ataupuntarekat ada beberapa ajaran yang mirip dengan ajaran-ajaran teosofi dari agama-agama lain, akan tetapi keyakinan kami mengatakan bahwa tanpa adanyapengaruh ajaran dan peradaban luarpun tasawuf akan muncul dalam Islam karenadalam sumber pokok ajaran Islam jelas ada ajaran-ajaran kehidupan kerohaniantersebut, dan inilah titik temu di antara agama-agama yang ada. Sebagaimanajuga pendapat Harun Nasution dalam Falsafat dan Mistisime dalam Islam(Jakarta : bulan Bintang, 1992), h. 59.

21 Karena tarekat sebenarnya dapat dikatakan sebagai lembaga gerakantasawuf populer (masyarakat Islam sunni), maka bisa dimaklumi kalau ajaranfilsafat itu tidak banyak dibicarakan, mengingat kebanyakan pengikutnya dari

Pendahuluan

Page 16: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah

Al-Hikmah6

hampir dapat dipastikan adanya filosofi dan teori-teorifilsafat yang dibangun untuk menguatkan keberadaanajaran-ajarannya.22)

Sebagai metode latihan moral psikologis (riyadat al-nafs), ajaran dzikr Tarekat Qadiriyah wa Naqsyaban-diyah dilaksanakan dengan berbagai aturan, dan tata carayang penuh dengan unsur filsafat mistik. Seperti tata carasebelum melaksanakan dzikr (bai’at, tawassul, tawajjuhdan Rabithah), dan tata cara pada waktu melaksanakandzikir (penuh dengan gerakan-gerakan simbolik, ritmedan nada pengucapan dzikr yang khas, dan jumlahbilangan yang tertentu). Semua itu menggunakan dalil-dalil yang bersifat filosofis, bukan menggunakan dalil-dalilnormatif (Alquran dan Sunnah). Kecuali dalam hal-halyang menyangkut keberadaan ajarannya, ia dikaitkandengan landasan-landasan normatif.23)

Unsur-unsur teknis tersebut merupakan lahan ijtihadbagi “mujtahid” sufi: yaitu para syekh atau mursyid suatutarekat, seperti Syekh Abd. Qadir al-Jailani dan SyekhBaha’uddin al-Naqsyabandi. Sehingga muncul tata carayang berbeda antara tarekat yang satu dengan yanglain.24)

kalangan masyarakat awam, maka biasanya ajaran-ajaran filsafat itu hanyadisampaikan kepada para pengikut elite (yang memiliki tingkat pemahaman dankesufian lebih tinggi). Baca misalnya, Nurcholis Madjid, Islam AgamaPeradaban (Cet I; Jakarta: Paramadina, 1995), h. 116.

22 Fenomena di sini dapat dilihat dari praktek dan tata cara berzikir yangdilakukan oleh para pengikut tarekat ini, juga dalam kitab-kitab pegangan mereka.

23 Misalnya cara Dzikr setelah habis Shalat, lihat QS. An-Nisa' : 4,sedangkan tata caranya adalah menggunakan landasan filosofis.

24 Sepengetahuan penulis bahwa selama tarekat itu muktabarah (yangbersambung silsilahnya kepada Nabi SAW) maka ajaran dasarnya atau metodenyaadalah zikir dan Dzikrnya semua sama, yaitu kalau tidak Dzikr nafi isbat (lailaha illa Allah) ya ism dzat (Allah - Allah) sedangkan yang berbeda hanyamengenai tehnis dan tata cara mengamalkannya.

Page 17: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah

7

Di dalam kitab pegangan para pengikut TarekatQadiriyah wa Naqsyabandiyah, juga disebut-sebuttentang aspek filsafat, seperti; asal kejadian manusia (darikedua unsurnya),25) titik-titik pusat kesadaran manusia,26)hakekat jiwa dan karakteristiknya masing-masing,peranan pendidikan jiwa (metode riyadat) yaitu dzikrdan muraqabah.27) Semuanya tersebut mengisyaratkanadanya kemungkinkan diungkapkannya teori-teorifilsafat yang sebenarnya telah terumuskan secara lengkapdalam ajaran Tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah.Tarekat ini merupakan suatu gerakan kesufian massalyang cukup tua dan berpengaruh dikalangan masyarakatIslam, khususnya di Indonesia.28)

Mengetahui landasan-landasan filosofis dan teori-teori filsafat dalam suatu tarekat, tidak kalah pentingnyadengan mengetahui dalil-dalil naqli yang dijadikan dasarajaran-ajarannya.29) Pengetahuan tentang hal ini jugadiperlukan untuk mengetahui aspek-aspek ritual dalampembahasan ilmu tasawuf dengan pendekatan filsafat(rasio). Hal ini sesuai dengan pernyataan Rasulullah SAW

25 Unsur yang berasal dari alam al-amri (ruhaniah) dan unsur yang berasaldari alam al-khalqi (jasmaniyah).

26 Titik-titik ini disebut dengan lathaif.27 Pembahasan tentang jiwa dalam tarekat ini dilihat dalam sudut pandang

akhlaq, sehingga di sini dapat dikelompokkan menjadi tujuh macam karakterjiwa manusia.

28 Diperkirakan tarekat ini mulai masuk ke Indonesia dengan pesat sekitartahun 1800-an atau setelah Syekh Ahmad Khathib Sambas dari Indonesia(Kalimantan Barat) diangkat sebagai mursyid menggantikan gurunya di Makkah.Lihat dalam Martin Van Bruinessen, Tarekat Naqsyabandiyah di Indonesia(Cet. III; Bandung: Mizan, 1995), h. 91-93.

29 Prof. Prajudi Atmosudirjo, membedakan antara filsofi dan filsafat sebagaiberikut: kalau filosofi untuk menentukan perhitungan, selalu berubah, danmenghubungkan manusia dengan lingkungannya. Sedangkan filsafat untukmenguatkan pendirian, tidak pernah berubah, dan menghubungkan manusiadengan alam semesta. Dikutip dari Inu Kencana Syafi'ie, Filsafat Kehidupan(Jakarta:Bumi Aksara, 1995), h. 1-2.

Pendahuluan

Page 18: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah

Al-Hikmah8

bahwa: “Agama seseorang adalah akalnya, dan tidakperlu agama bagi orang yang tidak berakal.”30) Inimemberikan isyarat bahwa ajaran agama Islam bersifatrasional.31) Hal ini juga merupakan tuntutan masyarakatmodern yang cenderung rasionalistis.

Ada di antara cabang tarekat ini yang menggunakanbentuk riyadat yang ada, dengan sengaja membuka diriuntuk memberikan terapi bagi para penderita penyakitjiwa yang sudah kronis, dan rehabilitasi mental bagiorang yang mengalami degradasi mental akibatpenyalahgunaan Narkoba (morfin, heroin, sabu-sabu,ganja, ekstasi dan sebagainya), serta segala macampenyakit yang diakibatkan perilaku menyimpanglainnya.32) Dalam hal ini topik kajian ini sangat menarik,terutama untuk pengembangan psikoterapi alternatif.

II. Definisi Operasional dan Lingkup Pembahasan

Istilah tarekat terambil dari bahasa Arab Thariqatyang artinya semakna dengan kata sirat dan mazhab.33)Kata ini juga dipakai dalam Alqur’an yang diartikansebagai jalan atau cara yang dipakai oleh seseorang

33 Lihat Ibrahim Amin et al. Al-Mu'jam al-Wasit, Jilid II (Mesir: Dar al-Ma'arif, 1973 M/1393 H), h. 556.

30 Terlepas dari kesahihan sanadnya yang jelas bahwa isi dan semangathadis tersebut ada kesesuaian dengan semangat Islam sebagai sistem agamamodern yang universal. Baca dalam Jalal al-Din Abd. Rahman al-Suyutiy, al-Jami' al-sagir fi Ahadis al-Basyir al-Nazr. Jilid II (Surabaya: Dar al-Nasr al-Misriyyah, t. th.), h. 16.

31 Lihat Mariam Jameelah, Islam and Modernism, diterjemahkan oleh A.Jauhar dengan judul Islam dan Moderenisme (Surabaya: Usaha Nasional, t.th.),h. 183.

32 Cabang dari tarekat yang dimaksud adalah Tarekat Qadiriyah waNaqsyabandiyah yang ada di bawah kemursyidan pusat Tasik Malaya (SyekhKH. Shahib al-Wafa dan Tajul 'Arifin/Abah Anom) yang juga mempunyaiperwakilan di Jawa Timur.

Page 19: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah

9

untuk melakukan sesuatu.34) Sedang para mutasawwifinsendiri memberikan arti istilah ini : “melaksanakan semuasyari’at dengan penuh hati-hati (mengamalkan hukumazimah) dan tidak hanya mengambil yang mudah-mudah (mengambil ruhsahnya)”.35)

Adapun dalam terminologi bahasa Indonesia tarekatdiberi arti bermacam-macam yaitu: jalan, cara, aturan danpersekutuan para penganut tasawuf.36) Sedangkan secarapraktis tarekat dapat dipahami sebagai sebuah penga-malan keagamaan yang bersifat esoterik (mementingkandimensi dalam), yang dilakukan oleh orang-orang Islamdengan menggunakan amalan-amalan yang berbentukwirid atau dzikr yang diyakini memiliki mata rantai secarasambung menyambung dari guru mursyid keguru mursyidkelainnya sampai kepada Nabi Muhammad SAW.37)

Tarekat sebagai organisasi persaudaraan para salik (calonsufi) mulai muncul pada abad XII Masehi. Ia memilikitiga unsur pokok, yaitu: syekh (mursyid), upacara ritualdan bentuk dzikr.38)

Sejak abad VI H atau XII M telah muncul beberapatarekat yang kemudian berkembang menjadi induktarekat-tarekat yang lahir kemudian. Seperti; TarekatQadiriyah, yang didirikan oleh Abdul Qadir al-Jailani

Pendahuluan

34 Dalam Alquran kata tariq disebut sebanyak sembilan kali, empat kalidalam bentuk muzakkar mufrad (tariq), tiga kali berbentuk mufrad muannas(Thariqah) dan dua kali berbentuk jama' taksir (taraiq). Lihat Muhammad Fuadal-Baqi, Al-Mu'jam al-Mufahras li Alfaz al-Qur'an (Beirut: Dar al-Fikr, t.t.), h.312.

35 Baca Bakar al-Makki, Kifayat al-Atqiya' wa Minhaj al-Asfiya' (Surabaya:Sahabat Ilmu, t.t.), h. 10.

36 W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia (Jakarta:Balaipustaka, 1982), h. 120.

37 Zamahsyari Dhafir, op. cit., h. 538 Lihat Harun Nasution, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya, jilid II

(Cet. VI; Jakarta: UI-Press, 1986), h. 89. Pada perkembangan yang terakhirtarekat telah diikat oleh kode etik tertentu. Lihat Abd. Wahhab al-Sya'rani, al-Anwar al-Qudsiyyah fi Ma'rifat Qawaid al-Sufiyah (Jakarta: Dinamika BerkahUtama, t. th.), h. 7.

Page 20: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah

Al-Hikmah10

(wafat 1166 M.), Tarekat Suhrawandiyah yang didirikanoleh Abdul Qahir al-Suhrawardi (wafat 1167 M.), TarekatKubrawiyah yang didirikan Najamuddin al-Kubra (wafat1221 M.), Tarekat Syaziliyah yang didirkan oleh NuruddinAhmad ibn Abdullah al-Syazili (wafat 1258 M.), TarekatMaulawiyah yang didirikan oleh Syekh Jalaluddin al-Rumi(wafat 1273 M.), Tarekat Naqsyabandiyah yang didirikanoleh Syekh Baha’uddin al-Naqsyabandi (wafat 1389 M.)dan Tarekat Sattariyah yang didirikan oleh SyekhAbdullah al-Sattar (wafat 1428 M.).39)

Tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah merupakanunifikasi antara dua tarekat besar, yaitu Qadiriyah danNaqsyabandiyah. Dan diyakini oleh para pengikutnyasebagai bentuk mandiri, yang didirikan oleh SyekhAhmad Khati-b al-Sambasi (wafat 1878 M.). Seorangulama’ besar Makkah yang berasal dari Indonesia. 40)

Ada juga bentuk unifikasi antara dua tarekat ini, yaitutarekat Naqsyabandiyah (Khalidiyah) Qadiriyah yangbanyak berkembang di Pulau Jawa. Misalnya yangberpusat di Baran, Mojo Kediri Jawa Timur. Tarekat iniberbeda dengan Tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyahterutama sisi penekanan ajaran keduanya, yaitu: kalauTarekat Naqsyabandiyah (khalidiyah) wa Qadiriyah lebihmenekankan pada ajaran Naqsyabandiyah, maka TarekatQadiriyah wa Naqsyabandiyah lebih menekankan ajaranQadiriyah di samping dari segi silsilahnya.41)

39 Arbery A.J., Sufism: Account of the Mystics of Islam (London: GeorgeAlan and Mawin, 1979), h. 85-88. Martin Van Bruinessen, Kitab Kuning,Pesantren dan Tarekat, Tradisi-tradisi Islam di Indonesia (Bandung: Mizan,1995), h. 188.

40 Martin Van Bruinessen, Tarekat, op. cit., h. 89-90. M. Romli Tamim,Samrat al-Fikriyyat RiShalat fi Silsilat al-Tariqain al-Qadiriyat wa al-Naqsyabandiyah (Jombang: t.p, t. th.), h. 1.

41 Wawancara dengan Syekh KH. A. Bustami Kediri, tanggal 20 Juli 1996.Beliau adalah mursyid tarekat tersebut (Naqsyabandiyah [Khalidiyah] Qadiriyah).

Page 21: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah

11

Buku ini hanya membahas Tarekat Qadiriyah waNaqsyabandiyah yang dikembangkan oleh para khalifahSyekh Ahmad Khatib al-Sambasi yang tinggal di Indone-sia. Untuk lebih konkritnya dalam pembahasan, makadiambil sebagai objek penelitian adalah tarekat yang adadi Jawa Timur yang dirasa cukup mewakili. Mengingatdi Jawa Timur perkembangan tarekat ini sangat subur,dan adanya kemursyidan yang secara geneologikalberasal dari ketiga khalifah Syekh Ahmad Khatib al-Sambasi tersebut.42)

Karena buku ini merupakan hasil penelitianlapangan, maka apa yang dimaksud dengan ajarandi sini adalah ajaran-ajaran yang dipraktekkan olehpara pengikut tarekat ini. Dan sebagai sampel dipilihlima kemursyidan,43) yaitu; kemursyidan Surabaya,Rejoso Jombang, Cukir Jombang, Pare Kediri danWakil Kemursyidan Tasikmalaya di Jawa Timur yangberpusat di Surabaya. Ajaran-ajarannya meliputiprinsip kesempurnaan suluk, adab para murid, dzikr,dan muraqabah, serta upacara-upacara ritual.

Sedangkan yang dimaksud dengan teori filsafat di siniadalah rumusan-rumusan pemikiran yang rasional,radikal dan mendalam.44) Teori-teori tersebut dipergu-

Pendahuluan

42 Ketiga khalifah Syekh Ahmad Khatib al-Sambasi adalah Syekh AbdulKarim al-Bantani, Syekh Talhah al-Cireboni, dan Syekh A. Hasbullah al-Maduri.Baca Martin Van Bruinessen, Tarekat, loc. cit.

43 Kemursyidan yang dimaksudkan di sini adalah kepemimpinan yangtertinggi dan bersifat independen yang membawahi cabang-cabang yang dipimpinoleh para khalifah atau badal yang tersebar di berbagai wilayah baik dalampropinsi maupun di luar propinsi Jawa Timur bahkan sampai ke luar negeri.Wawancara dengan para mursyid antara Juli - Agustus 1996.

44 Walaupun definisi operasional ini merupakan batasan maksud penelitisendiri, akan tetapi juga merujuk pada batasan-batasan filsafat, misalnya bacaLouis O. Kattsoff, Elements of Phylosophy, diterjemahkan oleh SoejonoSoemargono dengan judul Pengantar Filsafat (Yogyakarta: Tiara Wacana, 1992),H. 7-15.

Page 22: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah

Al-Hikmah12

nakan untuk membangun ajaran-ajarannya, baik ajaranyang bersifat filosofis maupun yang bersifat praktis.Dalam kajian ini peneliti akan melacak landasan-landasanteori tersebut kepada pembangun teori filsafat terdahulu,di samping juga berusaha untuk merujuk pada ajaran-ajaran normatif yang disepakati oleh kaum muslimin padaumumnya.

Buku ini dirasa sangat perlu untuk dipublikasi karenalangkanya buku tentang tarekat di Indonesia, khususnyayang menyangkut masalah ajaran dan filosofi sertafilsafatnya.

Ada karya Seorang orientalis yang cukup kom-prehensif membahas tentang tarekat yaitu: J. SpencerTrimingham, dalam bukunya the Sufi Orders in Islam.Namun buku ini sama sekali tidak membahas TarekatQadiriyah wa Naqsyabandiyah. Memang ada pemba-hasan kedua tarekat tersebut, tetapi secara terpisah danhanya terbatas pada usaha-usaha pemahaman rasionaldari ajaran-ajarannya yang populer. Walaupun demikianini adalah karya terbesar tentang tarekat yang penulistemukan. Fazlur Rahman dalam Islam juga cukup banyakmemberikan pemahaman tentang keberadaan tarekatsecara umum.

Sedangkan karya-karya ulama’ sufi sendiri padaumumnya, berbentuk kitab-kitab pegangan untuk parapengikut, dan tidak banyak berbicara menyangkut filosofiajaran-ajarannya. Hal ini bisa dimaklumi karena sesuatuyang bersifat filosofis apalagi filsafatnya, merupakanrahasia yang hanya disampaikan kepada murid olehsyekhnya pada waktu pertemuan saja. Di antara karyatersebut misalnya:1. Al-Anwar al-Qudsiyyah, oleh Abd. Wahab Al-

Sya’rani. Kitab ini merupakan karya besar yangdipakai oleh hampir semua tarekat karena kitab inimenjadi rujukan tentang etika di dalam pendidikankaum sufi sunni.

Page 23: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah

13

2. Madarij al-Salikin, fi Mu’amalati Iyyaka Na’budu waIyyaka Nasta’in, karya Ibn Qayyim al-Jauziyah, jugadijadikan rujukan oleh sebagian mursyid TarekatQadiriyah wa Naqsyabandiyah dalam pemahamanterm-term tasawuf.

3. Al-Fuyudat al-Rabbaniyah, karya Isma’il Ibn SayyidMuhammad Sa’id al-Qadiriy, merupakan kitabrujukan yang dipakai oleh Tarekat Qadiriyah.

4. Tanwir al-Qulub fi Mu’amalati ‘Allam al-Guyu-b,karya Amin al-Kurdi, membahas tentang tata caradalam Tarekat Naqsyabadiyah, tetapi tidak terlalubanyak pembahasannya. Sedangkan karya yangdipakai dan memuat tentang ajaran Naqsyabadiyahyang cukup lengkap adalah kitab Syekh Jalaluddin(Indonesia) yang berjudul Sinar Keemasan.

5. Fath al-’Arifin, karya Syekh Ahmad Khatib al-Sambasi yang merupakan kitab pegangan untukpengikut Tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah.45)Akan tetapi dikalangan pengikut tarekat ini (di Indo-nesia) pada umumnya sudah tidak dipakai lagi,terutama di Jawa Timur. Karena pada umumnya paramursyid menyusun kitab pegangan tersendiri,walaupun cakupan utama dan tatacara susunan yangdipakai sama dengan karya pendiri tarekat ini (Fathal- ‘Arifin).Adapun karya-karya mursyid di kalangan Tarekat

Qadiriyah wa Naqsyabandiyah yang berkembang di In-donesia dan dijadikan data primer dalam penelitian iniadalah:

Pendahuluan

45 Menurut Martin Van Bruinessen, kitab itu sebenarnya bukan karyaSyekh Ahmad Khatib al-Sambasi, akan tetapi ajaran-ajaran beliau yang ditulisoleh salah seorang muridnya, yaitu Muhammad Isma'il ibn Abd. Rahim al-Bali.Baca Martin Van Bruinessen, op. cit., h. 90.

Page 24: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah

Al-Hikmah14

1. Al-Tazkirat al-Nafi’ah (dua jilid), karya Syekh K.H.Zamroji Saerozi, mursyid Tarekat Qadiriyah waNaqsyabandiyah yang berpusat di Pare Kediri JawaTimur. Kitab ini cukup lengkap karena selainmenguraikan masalah sejarah ajaran dan landasannormatif juga disinggung masalah filosofi ajarantarekat ini, walaupun serba sedikit.

2. ‘Umdat al-Salik dan Al-Futuhat al-Rabbaniyah,karya Syekh KH. Muslih Abd. Rahman, adalahmursyid Tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyahyang berpusat di Mranggen Jawa Tengah. Akantetapi kedua kitab ini juga dijadikan pegangan untukkemursyidan yang ada di Cukir (Tebuireng) JombangJawa Timur, dan merupakan kitab terlengkap. Halini wajar mengingat secara geneologikal mursyidtarekat di Tebuireng ini adalah murid dari KH. MuslihAbd. Rahman.

3. U’qud al-Juman dan Miftah al-Sudur, karya SyekhKH. Shahibul Wafa Tajul Arifin, mursyid TarekatQadiriyah wa Naqsyabandiyah yang berpusat diTasikmalaya Jawa Barat, dan dipakai juga di wilayahperwakilan Jawa Timur.

4. Al-Khulasah al-Wafiyah dan Basair al-Ikhwan, karyaSyekh Muhammad Usman al-Ishaqi, mursyid TarekatQadiriyah wa Naqsyabandiyah yang berpusat diSurabaya Jawa Timur.

5. Samrat al-Fikriyah, karya Syekh K.H. MuhammadRomli Tamim, mursyid Tarekat Qadiriyah waNaqsyabandiyah yang berpusat di Rejoso JombangJawa Timur.Kitab-kitab tersebut pada umumnya hanya

menjelaskan tentang tatacara mengamalkan dzikr dansedikit tentang landasan normatif ajaran-ajarannya,kecuali karya syekh Muslikh dan Syekh Zamroji Saerozimemuat sedikit landasan filosofis dan teori-teori filsafat.

Page 25: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah

15

Sedangkan kitab-kitab karya para ahli tasawuf(cendekiawan muslim yang mendalami bidang tasawuf)dan pemikiran Islam di Indonesia ada beberapa orangyang pernah membahas dan menyinggung tentangTarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah, misalnya:1. Tarekat Qadiriyah Naqsyabandiyah: Sejarah, Asal

Usul dan Perkembangannya, oleh Harun Nasution(Ed.), ini adalah buku yang paling banyakmenguraikan tentang tarekat ini. Akan tetapi hanyaseputar ruang lingkup keberadaannya, sejarah, asalusul dan perkembangannya.Ini pun sangat terbatassekali karena dalam buku ini hanya dibahas sekitarTarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah yang adadalam kemursyidan Suryalaya atau Tasikmalaya JawaBarat. Sedangkan Abu Bakar Aceh yang diakui sebagaipakar tarekat di Indonesia, tidak menulis tentangtarekat ini dalam bukunya yang terkenal; PengantarIlmu Tarekat, akan tetapi beliau adalah penerjemahbuku karya Syekh KH. Shahibul Wafa Tajul Arifin(Abah Anom) yang berjudul Miftah al-Sudur.

2. Beberapa penelitian ilmiah misalnya yang dilakukanoleh Martin Van Bruinessen, tentang tarekatNaqsyabandiyah di Indonesia juga menguraikandalam satu bab pembahasan, akan tetapi juga hanyaterbatas pada aspek sejarah perkembangannya, dansedikit tentang bentuk ritualnya. Demikian jugadalam hasil penelitian Zamakhsyari Dhafir yangberjudul “Tradisi Pesantren"juga sedikit menying-gung tentang perkembangan tarekat ini. NurcholishMadjid dalam bukunya Islam Agama Peradaban jugamembahas tarekat ini dalam kaitannya untukmenjelaskan bahwa keberadaan tarekat sebenarnyamerupakan bentuk kelembagaan praktek dan gerakankesufian. Dan kemudian tarekat ini diangkat sebagaicontoh konkrit dari praktek ijtihad dalam rangka

Pendahuluan

Page 26: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah

Al-Hikmah16

mendekatkan diri kepada Allah SWT melalui tehnik-tehnik dalam riyadat sebagai informasi ataspemahaman Ibnu Taimiyah terhadap keberadaanmazhab-mazhab dalam tasawuf (tarekat).Penelitian dalam rangka penulisan tesis dan skripsimemang pernah dilakukan.46) Tesis dan skripsitersebut walaupun objek kajiannya sama dengan bukuini, akan tetapi sisi pandang dan ruang lingkuppembahasannya jelas sangat berbeda.Berdasarkan tinjauan pustaka yang ada dapat

dinyatakan bahwa topik pembahasan yang akan diangkatdalam buku ini belum pernah diangkat sebelumnya danuntuk itu dirasa perlu sebagai tambahan khazanahkepustakaan nasional dalam bidang filsafat tasawuf yangmerupakan bagian disiplin ilmu Pemikiran dalam Islam.

46 Qawaid, Tarekat dan Politik: Kasus Tarekat Qadiriyah waNaqsyabandiyah di desa Mranggen Demak Jawa Tengah (tesis) (Jakarta: PPS-UI, 1993). Ahmad Fauzi al-Fauzan, Peranan Tarekat Qadiriyah waNaqsyabandiyah dalam pembentukanKepribadian Muslim (skripsi)(Yogyakarta: Fak. Tarbiyah IAIN Sunan Kalijaga, 1974). M. Mahrus, Studitentang Peranan Tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah dalam MeningkatkanAqidah para pengikutnya di Desa Sukomulyo Lamongan (skripsi) (Surabaya:Fak. Ushuluddin IAIN Sunan Ampel, 1994).

Page 27: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah

17

BAB IITAREKAT DAN IMPLEMENTASINYA

DALAM KEHIDUPAN BERAGAMA

A . Latar Belakang Munculnya Tarekat

Jika ditelaah secara sosiologis yang lebih mendalam,tampaknya ada hubungan latar belakang lahirnya trenddan pola hidup sufistik dengan perubahan dan dinamikadalam kehidupan masyarakat. Sebagai contoh adalahmunculnya gerakan kehidupan zuhud dan‘uzlah yangdipelopori oleh Hasan al-Basri (110 H) dan Ibrahim IbnAdham (159 H). Gerakan ini muncul sebagai reaksiterhadap pola hidup hedonistik (berfoya-foya), yangdipraktekkan oleh para pejabat Bani Umayyah.47)

Berkembangnya tasawuf filosofis yang dipelopori oleh Al-Hallaj (309 H), dan Ibn Arabi (637 H), tampaknya tidakbisa terlepas dari adanya pengaruh gejala globalmasyarakat Islam, yang cenderung tersilaukan olehberkembangnya pola hidup rasional. Hal ini merupakanpengaruh para filosof paripatetik, seperti al-Kindi, IbnSina, Al-Farabi, dan lain-lain.48)

Demikian juga halnya, munculnya gerakan tasawufsunni yang dipelopori oleh al-Qusyairi, al-Ghazali dan

47 Lihat Harun Nasution, Filsafat dan Mistisme dalam Islam (Jakarta:Bulan Bintang, 1973), h. 64.

48 Ibrahim Madkour, Fi Al-Falsafat Al-Islamiyat: Manhaj wa Tatbiquhu,diterjemahkan oleh Yudian Wahyudi Asmin dengan judul Aliran dan TeologiFilsafat Islam (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), h. 101.

Tarekat dan Implementasinya dalam Kehidupan Beragama

Page 28: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah

Al-Hikmah18

lain-lain, juga tidak terlepas dari dinamika masyarakatIslam pada saat itu. Masyarakat banyak mengikuti polakehidupan sufistik yang menjauhi syari’at, dan tenggelamdalam keasikan filsafatnya.49) Sehingga muncul gerakankembali ke syari’at dalam ajaran tasawuf, yang dikenaldengan istilah tasawuf sunni.

Adapun tarekat, sebagai gerakan kesufian populer(massal), sebagai bentuk terakhir gerakan tasawuf,tampaknya juga tidak begitu saja muncul. Kemunculannyatampak lebih dari sebagai tuntutan sejarah, dan latarbelakang yang cukup beralasan, baik secara sosiologis,maupun politis pada waktu itu.

Setidaknya ada dua faktor yang menyebabkanlahirnya gerakan tarekat pada masa itu, yaitu faktorkultural dan struktural.50) Dari segi politik, dunia Islamsedang mengalami krisis hebat. Di bagian barat duniaIslam, seperti: wilayah Palestina, Syiria, dan Mesir meng-hadapi serangan orang-orang Kristen Eropa, yangterkenal dengan Perang Salib. Selama lebih kurang duaabad (490-656 H/ 1096-1258 M) telah terjadi delapan kalipeperangan yang dahsyat.51)

Di bagian timur dunia Islam menghadapi seranganMongol, yang haus darah dan kekuasaan.Ia melalapsetiap wilayah yang dijarahnya. Demikian juga halnyadi Bagdad, sebagai pusat kekuasaan dan peradabanIslam. Situasi politik kota Bagdad tidak menentu, karenaselalu terjadi perebutan kekuasaan di antara para amir(Turki dan Dinasti Buwaihi).52) Secara formal khalifah

49 Ibid., h. 103.50 Ahmad Tafsir, "Tarekat dan Hubungannya dengan Tasawuf", dalam

Harun Nasutioan (ed.), Thariqat Qadiriyah wa Naqsabandiyah: Sejarah, Asal-usul dan Perkembangannya (Tasikmalaya: IAILM, 1990), h. 28.

51 Lihat K. Ali, A Study of Islamic History (Delhi: Idarat Adabi, 1990), h. 273.52 Lihat Hasan Ibrahim Hasan, Islamic History and Culture From 632-

1968 M, diterjemahkan oleh Djahdan Human (ed.) dengan judul Sejarah dan

Page 29: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah

19

masih diakui, tetapi secara praktis penguasa yangsebenarnya adalah para amir dan sultan-sultan, merekamembagi wilayah kekhalifahan Islam menjadi daerah-daerah otonom yang kecil-kecil. Keadaan yang buruk inidisempurnakan (keburukannya) dengan penghancurankota Baghdad oleh Hulagu Khan (1258 M).53)

Kerunyaman politik dan krisis kekuasaan inimembawa dampak negatif bagi kehidupan umat Islamdi wilayah tersebut. Pada masa tersebut umat Islammengalami masa disintegrasi sosial yang sangat parah,pertentangan antar golongan banyak terjadi, sepertiantara golongan Sunni dengan Syi’ah, dan golongan Turkidengan golongan Arab dan Persia. Selain itu ditambahlagi oleh suasana banjir yang melanda sungai Dajlah yangmengakibatkan separuh dari tanah Iraq menjadi rusak.Akibatnya, kehidupan sosial merosot, keamananterganggu dan kehancuran umat Islam terasa dimana-mana. 54)

Dalam situasi seperti itu wajarlah kalau umat Islamberusaha mempertahankan agamanya dengan berpegangpada doktrinnya yang dapat menentramkan jiwa,dan menjalin hubungan yang damai dengan sesamamuslim.55)

Masyarakat Islam memiliki warisan kultural dariulama’ sebelumnya yang dapat digunakan, sebagaipegangan yaitu doktrin tasawuf, yang merupakan aspekkultural yang ikut membidani lahirnya tarekat-tarekatpada masa itu. Dan yang tidak kalah pentingnya adalah

Kebudayaan Islam (Yogyakarta: Kota Kembang, 1989), h. 245-266.53 Lihat Harun Nasution, Islam ditinjau, jilid I op.cit, h. 79.54 Lihat K. Ali, op.cit., h. 134-135.55 Mereka banyak berkumpul dengan para al-ulama al-Salihin banyak

puasa, membaca Alqur'an, dan Dzikr serta mengasingkan diri dari keramaianduniawi yang diyakini sebagai obat penetram jiwa. Baca Abu Bakar al-Makky,Kifayat al-Atqiya' wa Minhaj al-Asfiya' (Surabaya: Sahabat Ilm, t,th), h. 49-51.

Tarekat dan Implementasinya dalam Kehidupan Beragama

Page 30: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah

Al-Hikmah20

kepedulian ulama’ sufi, mereka memberikan pengayomanmasyarakat Islam yang sedang mengalami krisis moralyang sangat hebat (ibarat anak ayam kehilangan induk).Dengan dibukanya ajaran-ajaran tasawuf kepada orangawam, secara praktis lebih berfungsi sebagai psikoterapiyang bersifat massal. Maka kemudian berbondong-bon-donglah orang awam memasuki majelis-majelis zikirnyapara sufi, yang lama kelamaan berkembang menjadi suatukelompok tersendiri (eksklusif) yang disebut dengantarekat.

Di antara ulama’ sufi yang kemudian memberikanpengayoman kepada masyarakat umum untukmengamalkan tasawuf secara praktis (tasawuf amali),adalah Abu Hamid Muhammad al-Ghazali (w. 505 H/1111 M).56) Kemudian menurut Al-Taftazani diikuti olehulama’ sufi berikutnya seperti Syekh Abd. Qadir al-Jailanidan Seykh Ahmad ibn Ali al-Rifa’i. Kedua tokoh sufitersebut kemudian dianggap sebagai pendiri TarekatQadiriyah dan Rifa’iyah yang tetap berkembang sampaisekarang.57)

Menurut Harun Nasution sejarah perkembangantarekat secara garis besar melalui tiga tahap yaitu: tahapkhanaqah, tahap Thariqah dan tahap ta’ifah.a. Tahap Khanaqah

Tahap khanaqah (pusat pertemuan sufi), dimanasyekh mempunyai sejumlah murid yang hidup bersama-sama di bawah peraturan yang tidak ketat, syekh menjadimursyid yang dipatuhi. Kontemplasi dan latihan-latihanspritual dilakukan secara individual dan secara kolektif.Ini terjadi sekitar abad X M, gerakan ini mempunyai

56 Baca Abu Hamid Muhammad al-Ghazali, Ihya Ulum al-Din, jilid III(Kairo: Mustafa al-Bab al-Halabi, 1333 H.), h. 16-20, dan baca karya-karyayang lain.

57 Lihat al-Taftazani, Sufi dari Zaman ke Zaman (Bandung: Pustaka,1974), h. 234.

Page 31: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah

21

bentuk aristokratis. Masa khanaqah ini merupakan masakeemasan tasawuf.b. Tahap Thariqah

Sekitar abad XIII M di sini sudah terbentuk ajaran-ajaran, peraturan, dan metode tasawuf. Pada masa inilahmuncul pusat-pusat yang mengajarkan tasawuf dengansilsilahnya masing-masing. Berkembanglah metode-metode kolektif baru untuk mencapai kedekatan dirikepada Tuhan. Di sini tasawuf telah mencapai kedekatandiri kepada Tuhan, dan di sini pula tasawuf telahmengambil bentuk kelas menengah.c. Tahap Ta’ifah

Terjadi pada sekitar abad XV M. Di sini terjaditransmisi ajaran dan peraturan kepada pengikut. Padamasa ini muncul organisasi-organisasi tasawuf yangmempunyai cabang-cabang di tempat lain. Pada tahapta’ifah inilah tarekat mengandung arti lain, yaituorganisasi sufi yang melestarikan ajaran syekh tertentu.Terdapatlah tarekat-tarekat seperti Tarekat Qadiriyah,Tarekat Naqsyabandiyah, Tarekat Syadziliyah, dan lain-lain. 58)

Sebenarnya, munculnya banyak tarekat dalam Islampada garis besarnya sama dengan latar belakangmunculnya banyak mazhab dalam fiqh dan banyak firqahdalam ilmu kalam.59) Di dalam kalam berkembangmazhab-mazhab yang disebut dengan firqah, seperti:Khawarij, Murji’ah, Mu’tazilah, Asy’ariyah danMaturidiyah. Disini istilah yang digunakan bukanmazhab tetapi firqah, di dalam fiqh juga berkembang

58 Saiful Muzani (ed.), Islam Rasional: Gagasan dan Pemikiran Prof. Dr.Harun Nasution (Bandung: Mizan, 1996), h.366.

59 Lihat Harun Nasution, Akal dan Wahyu dalam Islam (Jakarta: UI-Press, 1982, h. 35.

Tarekat dan Implementasinya dalam Kehidupan Beragama

Page 32: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah

Al-Hikmah22

banyak firqah yang disebut dengan mazhab sepertimazhab Hanafi, Maliki, H.anbali, Syafi’i, Z.ahiri dan Syi’i.Di dalam tasawuf juga berkembang banyak mazhab,yang disebut dengan tarekat. Thariqah dalam tasawufjumlahnya jauh lebih banyak jika dibandingkan denganperkembangan mazhab atau firqah dalam fiqh dankalam,60) oleh karena itu dapat dikatakan bahwa tarekatjuga memiliki kedudukan atau posisi -sebagaimanamazhab dan firqah tersebut- di dalam syari’at Islam.

B. Kedudukan Tarekat dalam Syari’at Islam

Syari’at dalam arti yang luas memiliki tiga dimensiyang sama pentingnya, yaitu: 1) Islam, 2) Iman, 3) Ihsan.Hal ini di dasarkan pada hadis riwayat Muslim yangberbunyi:

60 M.Th. Houstma, A.J. Weinsinck, et al. (ed.), Encyclopaedia of Islam(Leiden: E.J. Brill, 1987), h. 669.

Page 33: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah

23

Artinya: ‘Wahai Muhammad ceritakan kepadakutentang Islam. Rasul menjawab: “Hendaklah engkaubersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, bahwaNabi Muhammad adalah utusan Allah, mendirikans.alat, mengeluarkan zakat, berpuasa di bulanRamadhan, dan menunaikan ibadah haji jikamampu.” Ceritakan kepadaku tentang iman. Rasulmenjawab: “Hendaknya engkau beriman kepadaAllah, kepada malaikat-malaikatnya, kitab-kitabsucinya, para rasulnya, hari akhir, dan hendaklahkamu beriman dengan ketentuan Allah, baik yangbaik maupun yang buruk.” Ceritakan kepadakutentang ihsan. Rasul menjawab: “Hendaklah engkauberibadah kepada Allah seolah-olah engkau melihat-nya. Apabila engkau tidak mampu melihatnya, makasesungguhnya Allah melihatmu.”61)

Dimensi Islam mempunyai lima penyangga (rukun):syahadat, shalat, zakat, puasa Ramadan dan haji.Sedangkan dimensi iman memiliki enam penyangga(rukun) yang harus diyakini, yaitu: Allah, malaikatnya,kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari akhir dan taqdir.

Dimensi Islam dibahas secara mendalam dalam buku-buku tentang ilmu fiqh. Dimensi keimanan dibahas secaramendalam dalam buku-buku (disiplin) ilmu tauhid danilmu kalam. Sedangkan dimensi ihsan diulas secara lebihmendalam dalam buku-buku yang termasuk dalamdisiplin ilmu akhlaq dan tasawuf.

Syari’at Islam yang semula hanya sederhana sekali(sebagaimana yang “disosiodramakan” oleh malaikatJibril dengan Nabi Muhammad tersebut), telahberkembang menjadi khazanah ilmu keislaman yang

Tarekat dan Implementasinya dalam Kehidupan Beragama

61 Lihat Muslim Abu Husain ibn Hajaj al-Naisaburi, Sahih Muslim, juz I(Beirut: Dar al-Fikr, 1992), h.29.

Page 34: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah

Al-Hikmah24

sangat luas.Dapat dibayangkan misalnya asal mula ajaranSalat, (perintah nabi): “Shalatlah kalian sebagaimanakalian menyaksikan shalat-ku”,62) pada perkembanganberikutnya telah muncul kitab-kitab tentang shalat yangsangat banyak.

Demikian juga halnya dengan pernyataan nabitentang ihsan tersebut. Pada perkembangan berikutnyajuga melahirkan banyak pendapat, tentang bagaimanametode (Thariqat) untuk dapat menyembah Allah seakan-akan melihatnya, atau setidaknya memiliki kesadaran,bahwa Allah senantiasa mengawasi dan melihat kita.63)Dari sini lahir banyak sufi yang kemudian mengajarkan(tarekatnya) kepada murid-muridnya, sehingga banyaktarekat dan banyak kitab tasawuf sebagaimana yangdapat kita saksikan sekarang ini.

Dalam pembahasan ini akan diuraikan sekitar bentuk-bentuk ijtihad dalam rangka penanaman kesadarankehadiran Allah pada setiap kesempatan, sebagaipenghayatan dalam beragama. Hal ini merupakan suatukemestian sejarah pemikiran, karena bidang tasawuf jugaterjadi perkembangan pemahaman dan upaya-upayaserius (ijtihad) untuk dapat memasuki dimensi ihsan yangmerupakan bagian tak terpisahkan dalam syari’at agamaIslam. Di samping itu diuraikan upaya penyelarasanantara doktrin, tradisi dan pemahaman dengan pengaruhbudaya global.

Pertentangan antara ahl al-bawatin dengan ahl al-zawahir pada masa-masa lalu memang dirasakan cukupgawat, bahkan sampai sekarang pun imbasnya kadangmasih juga terasakan. Usaha-usaha kompromi telah

62 Mustafa al-Siba'i, al-Sunnat wa Makanatuha fi al-Tasyri' al-Islami(Beirut: al-Maktab al-Islamiy, 1978), h. 53.

63 Kesadaran yang demikian ini dalam term tasawuf disebut denganmuraqabah. Abd. Aziz al-Daraini, Taharat al-Qulub wa al-Khudu'li allam al-Guyub (Jeddah; Dar al-Haramain, t.th.), h. 225.

Page 35: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah

25

banyak dilakukan oleh para ulama’ terdahulu, sepertiulama’-ulama’ terdahulu yang berusaha dengan kerasuntuk menyelaraskan antara ilmu batin (tasawuf) denganilmu lahir (syari’at) adalah: Zunnun al-Misriy, al-Ghazali,Ibn Taimiyah, Syekh A. Faruqi al-Shirhindi, SyekhWaliyullah al-Dahlawi.64)

Dapat dikatakan tarekat yang ada sekarang inimerupakan hasil dari usaha-usaha penyelarasan itu,sehingga sesungguhnnya tidak perlu terlampaudikhawatirkan. Seperti yang dinyatakan oleh IbnTaimiyah (yang dikutip oleh Nurcholish Madjid), bahwakita harus secara kritis dan adil dalam melihat suatumasalah, tidak dengan serta merta menggeneralisasikanpenilaian yang tidak ditopang oleh fakta. Sebab tasawufdengan segala manifestasinya dalam gerakan-gerakantarekat itu pada prinsipnya adalah hasil ijtihad dalammendekatkan diri kepada Allah. Sehingga dapat benardan dapat pula salah. Dengan pahala ganda bagi yangbenar dan pahala tunggal bagi yang salah. Maka tidakdibenarkan sikap pro-kontra yang bernada kemutlakan.65)

Di antara bentuk-bentuk ijtihad dalam tasawufantara lain:1. Tatacara dzikr yang dipakai pengikut Tarekat Qadiriyah

yaitu: dzikr dengan kalimat “la ilaha illa Allah”,66)dengan gerakan dan penghayatan untuk mengalirkankalimat tersebut, ditarik dari pusar ke bahu kanan teruske otak dan memasukkan kata terakhir (Allah) padahati sanubari kesadaran dan tempatnya ruh.67)

Tarekat dan Implementasinya dalam Kehidupan Beragama

64 Abd. Aziz Dahlan, "Tasawuf Sunni dan Tasawuf Falsati dalam Tasawuf(Jakarta: Yayasan Paramadina, t.th.),h. 125.

65 Lihat Nurcholish Madjid, Islam Agama Peradaban: Membangun MaknaRelevansi Doktrin Islam dalam Sejarah (Jakarta: Paramadina, 1995), h. 669

66 Lihat Isma'il ibn Muhammad al-Qadiri, Al-Fuyudat al-Rabbaniyah fi al-Ma'asiri wa Auradi al-Qadiriyah (Kairo: Masyad al-Husain, t. th.), h. 21.

67 Ibid., h. 30. Mir Valiuddin, Contemplative Disciplines in Sufism,

Page 36: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah

Al-Hikmah26

Cara ini diyakini memiliki dampak yang sangat positifuntuk membersihkan jiwa dari segala penyakit jiwa(hati). Sehingga akan dapat memudahkan jalanmendekatkan diri kepada Allah. Dan karena inidilakukan terus menerus dan dilakukan denganpenuh kekhusukan, maka sudah barang tentu akanmemberikan dampak kesadaran makna kalimattersebut sebagai pengaruh psikologisnya.

2. Tatacara dzikr dalam Tarekat Naqshabandiyah. Yaitudzikr dengan kalimat “Allah-Allah”68), yangdilakukan dengan tatacara sebagai berikut: pertama,mata dipejamkan, kemudian lidah ditekuk dandisentuhkan ke atas langit-langit mulut, dan mulutdalam keadaan tertutup rapat. Selanjutnya hatimengucapkan kata “Allah” sebanyak 1000 kali yangdipusatkan pada lathifah-lathifah (pusat-pusatkesadaran manusia). Hal ini dilakukan paling sedikitsehari semalam 5000 kali.69)Cara ini diyakini akan membawa pengaruh

kejiwaan yang luar biasa terutama manakala setiapLathifah telah keluar cahayanya, atau telah terasagerakan dzikr benar-benar terjadi padanya.70) Karenadiyakini bahwa kalau lathifah-lathifah tersebuttidak diisi kalimat dzikr, maka akan ditempati olehsetan, dan setan itulah penghalang manusia untukmendekatkan diri pada Allah.

diterjemahkan oleh M.S. Nasrullah dengan Zikir dan Kontemplasi dalamTasawuf (Bandung: Pustaka Hidayah, 1996), h. 122.

68 Lihat Muhammad Amin al-Kurdi, Tanwir al-Qulub fi Mu'ammalati’Allam al-Guyub (Beirut: Dar al-Fikr, 1995), h. 445.

69 Lihat Syekh Jalaluddin, Sinar Keemasan, jilid I (Ujungpandang, PPTI-Sulsel, 1975), h. 35.

70 Lihat Abu Bakar Atjeh, Pengantar Ilmu Tarekat: Kajian Historistentang Mistik (Cet. XI; Solo: Romadani, 1995), h. 324-334.

Page 37: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah

27

Dalam tarekat ini juga dikenal ajaran “wuquf qalbi,wuquf zamani dan wuquf ‘adadi”.71) Wuquf qalbiadalah menjaga setiap gerakan hati (detak nadi)untuk selalu mengingat dan menyebut asma Allah.Sedangkan wuquf zamani adalah menghitung danmemperhatikan perjalanan waktu untuk tidakmelewatkan waktu dengan melupakan Allah.Adapun wuquf ‘adadi adalah jumlah selalumengusahakan hitungan ganjil (1,3,5....21) dalamberzikir, sebagai penghormatan sunnah ataskesenangan Allah pada jumlah yang ganjil. Ajaran-ajaran tarekat sebagai bagian dari ilmu tasawuf jugamengalami perkembangan sebagaimana ilmu-ilmuyang lain.

C. Tarekat dan Perkembangan Pemikiran Dalam Tasawuf

Gerakan kehidupan sufistik dalam bentuknya yangterakhir ini (tarekat), menghadapi tantangan baru, yaituperadaban Barat. Ia mulai mendominasi kehidupan umatIslam semenjak terjadinya kolonialisme Barat atas negara-negara Islam.72)

Peradaban Barat telah membawa kemajuan ilmupengetahuan dan teknologi, sehingga kemudahan-kemudahan hidup dapat dinikmati oleh umat manusia,terutama dalam hal komunikasi dan transportasi.Ternyata tidak hanya berdampak positif saja, tetapi jugamenimbulkan berbagai dampak negatif yang tidakmungkin dihindari. Dalam banyak hal, seperti orientasinilai, pemikiran, gaya hidup, dan beberapa masalah sosialterpaksa harus mengalami perubahan yang cenderungkontradiksi dengan doktrin-doktrin tasawuf yangmerupakan dimensi esoteris ajaran Islam.

Tarekat dan Implementasinya dalam Kehidupan Beragama

71 Ibid., h. 32372 Kolonialisme ini terjadi sekitar abad XIX-XX M., yang dimulai dengan

adanya penetrasi ekonomi sejak abad XVII M. Baca Harun Nasution,Pembaharuan dalam Islam: Sejarah Pemikiran dan Gerakan (Jakarta: BulanBintang, 1996), h. 15.

Page 38: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah

Al-Hikmah28

Sistem nilai yang berakar pada doktrin-doktrintasawuf, jelas mendapatkan tantangan yang cukup seriusdari dominasi Barat. Prinsip kehidupan zuhud, faqir dantawakkal sangat bertentangan dengan pahammaterialisme dan hidonisme, yang datang bersamaperadaban Barat. Konsep ikhlas dan sabar, sebagaimanadipahami para sufi terdahulu, semakin terdesak olehtuntutan nilai profesionalisme dalam bekerja. Demikianpula halnya nilai-nilai dalam pendidikan Islam yangmenuntut adanya semangat ta’zim dan ketaatan, sangattersudutkan oleh spirit demokrasi yang kian mengglobal.

Demikian juga halnya, pola pikir dan sikap mentalumat Islam, mendapat tantangan dan rongronganbudaya Barat. Ia sangat mengancam eksistensi doktrindan tradisi tasawuf. Seperti pola pikir transendentalis yangmerupakan perwujudan dari nilai ihsan, dan keimananpada yang ghaib. Dengan datangnya filsafat rasionalismedan positivisme, kiranya dalam tasawuf perlu adanyapemikiran baru. Begitu pula sikap mental qana’ah danpola bertindak santai, akan berhadapan dengan budayakompetitif dan persaingan yang membutuhkan kecepatandalam bertindak.

Aktualisasi pemikiran tasawuf yang sedangmengahadapi tata nilai baru, pada abad XX ini cenderungmengalami kebangkitan, yang direstorasi atas prakarsaMoh. Iqbal (1938).73) Muhammad Iqbal sebagai filosofmuslim, selain mendukung pola hidup sufistik, jugamemberikan pencerahan pemahaman kesufian denganspirit jihad, yang aktif dan dinamis.74) Dengan filsafat yang

73 Lihat Ibrahim Madkoer, op. cit., h. 105.74 Lihat Luce-Claude Maitre, Introduction to the Tought of Iqbal

diterjemahkan oleh Johan Efendi dengan judul Pengantar ke Pemikiran Iqbal(Cet. III; Bandung: Mizan, 1989), h. 21-34.

Page 39: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah

29

sufistik, (religius) dan puitis, ia menggugah umat Islamuntuk tampil melepaskan keterbelakangan dan dominasibangsa Barat.75) Menurutnya, sufisme Islam sebenarnyamemiliki spirit yang dinamis, aktif dan aktual. Spirit aktualpara rahib Kristen dengan spikulasi gnostiknyalah yangmempengaruhi sufisme Islam sehingga menjadi pasif,tanpa emosi dan loyo.76)

Demikian pula para ahli tasawuf yang lain, sepertiSayyed Hussen Nasr, Fazlur Rahman dan lain-lain.Termasuk Hamka di Indonesia, semuanya bernada sama.Yaitu mengajak mereaktualisasi konsep pemikiran dandoktrin tasawuf diselaraskan dengan perubahan tata nilaidan peradaban modern. Ajakan Hamka dengan gagasan“tasawuf modern” nya, cukup berpengaruh dihadapanpara cendekiawan Islam Indonesia.77)

Menurut Hamka, sebenarnya kehidupan sufistik itulahir bersama dengan lahirnya agama Islam itu sendiri.Karena Ia tumbuh dan berkembang dari pribadi pem-bawa Islam (Nabi Muhammad SAW). Seperti yang telahdipraktekkan sendiri oleh Nabi dan para sahabatnya,tasawuf Islam sangat dinamis. Para ulama terkemudian-lah yang membawa praktek kehidupan sufisme menjauhikehidupan dunia, dan masyarakat.78)

Pengertian sufisme menurut Hamka, bukan membencidunia, meninggalkan kehidupan umum, dan membela-kangi masyarakat. Melainkan memperteguh jiwa dan

Tarekat dan Implementasinya dalam Kehidupan Beragama

75 Ibid., h. 27-29.76 Lihat Muhammad Iqbal, The Development of Metaphysics in Persia: a

Contribution to the History of Muslim Philosophy (Cet. III; Lahore: Bazm-iIqbal, 1964), h. 87.

77 Hal ini terbukti dengan banyaknya tulisan pada cendekiawan muslimIndonesia yang mengutip term dan menanggapi gagasan ini, misalnya NurcholishMadjid dalam buku, Islam Agama Peradaban, op. cit., h. 92.

78 Lihat Hamka, Tasawuf Perkembangan dan Pemurniannya (Jakarta:Pustaka Panjimas, 1993), h. 186.

Page 40: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah

Al-Hikmah30

memperkuat pribadi dalam rangka mendekatkan dirikepada Allah. Sufisme murni tidak lari dari gelombangkehidupan, melainkan menghadapi kehidupan dan leburdalam masyarakat. Mendekatkan diri kepada Allah tidakmesti selalu di masjid, atau di tempat-tempat sunyi.79)

Baginya sufisme akan tetap cocok dan sesuai denganperkembangan zaman. Karena sufisme adalah dimensikerohanian Islam, dan aktifitas spiritual, bukan sekedarkegiatan fisik. Menurutnya agar jiwa manusia sehat, makaia harus senantiasa bergaul dengan orang-orang yangbudiman, membiasakan diri untuk selalu berfikir,menahan sahwat dan marah, bekerja dengan teratur danselalu memeriksa cita-cita diri.80)

Di kalangan mutasawwifin sendiri, khususnya yangtergabung dalam mazhab-mazhab tasawuf (tarekat),sebenarnya juga terjadi reaktualisasi konsep pemahamandoktrin tasawuf. Kebanyakan ahli tasawuf menganggap,bahwa di kalangan ahli tarekat masih terjadi pemahamansebagaimana para sufi abad pertengahan, yangcenderung eksklusif dan statis. Walaupun tidakbanyak sumber data yang kita temukan yangmenyebutkan terjadinya reaktualisasi, akan tetapi sejarahbanyak mencatat keterlibatan para penganut tarekattertentu dalam kegiatan sosial politik. Hal ini cukup dapatmenjadi bukti akan adanya pemahaman tasawuf yangdinamis, sebagaimana dikehendaki oleh kaum modernis.

Di antara keterlibatan kelompok sufi yang tercatatdalam lembaran sejarah misalnya Tarekat Bektasiyahterlibat aktif dalam pemerintahan Turki Usmani,81)

79 Lihat Hamka, Perkembangan Kebatinan di Indonesia (Jakarta: BulanBintang, 1971), h. 77. Lihat juga Hamka, Pandangan Hidup Muslim (Jakarta:Bulan Bintang, 1984), h. 49.

80 Hamka, Tasawuf Modern (Jakarta: Pustaka Panjimas, 1990), h.2-481 Fazlur Rahman, Islam, diterjemahkan oleh Ahsin Muhammad dengan

judul Islam (Cet. I; Bandung: Pustaka, 1984), h. 237-238. Lihat juga HarunNasution, Pembaharuan dalam Islam (Jakarta: Bulan Bintang, 1975), h. 91.

Page 41: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah

31

Tarekat Sanusiah yang terlibat dalam pengusiranpenjajah Prancis di Lybia. Tarekat Qadiriyah waNaqshabandiyah yang terlibat dalam pengusiran penjajahBelanda di Indonesia (Banten, Lombok, dan lain-lain).82)Bahkan tarekat ini sampai sekarang masih tetapmenunjukkan peran sertanya dalam kehidupan sosialpolitik di Indonesia.83)

Menurut Sayyed Husen Nasr, adanya dominasiperadaban Barat dan kemajuan ilmu pengetahuan danteknologi, ternyata tidak menjamin kebahagiaan batin.Hal ini menyebabkan terjadinya gerakan-gerakanspritualisme, memunculkan banyak aliran tasawuf(tarekat), dan lahirnya tarekat-tarekat baru. Seperti :Darwaqiyah dan Tijaniah di Maroko, dan Afrika Barat.Sanusiah di Lybia. Yasturutiyah di Arab Timur dekat,Ni’matullah di Persia, Khistiyah dan Qadiriyah di India.84)

Kelompok ini memberikan jawaban terhadaptantangan budaya Barat dengan kembali pada;”jantungtradisi Islam,“ untuk membangun dunia Islam sebagaisuatu realitas spiritual di tengah kekacauan dankerusuhan yang terjadi di seluruh dunia. Bagi merekakebangkitan dunia Islam harus bersama-sama denganbangkitnya umat Islam itu sendiri. Kelompok ini percayaakan kebangkitan batin (tajdid), yang merupakan konsepIslam tradisional dan bukan perubahan luar (islah).

Tarekat dan Implementasinya dalam Kehidupan Beragama

82 Lihat Fazlur Rahman, op. cit., h. 303-306.83 Lihat Martin Van Bruinessen, Tarekat Naqsyabandiyah di Indonesia

(Bandung: Mizan, 1995), h. 92-93. Menurut beberapa sumber yang dapatdipercaya profesor kita (Harun Nasution) adalah seorang pengikut tarekat ini(yang ada pada kemursyidan Suryalaya). Beliau (dkk.) menulis buku denganjudul Thariqat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah: Sejarah Asal-usul danPerkembangannya, sebagai kenang-kenangan pada ulang tahun Pon. Pes.Suryalaya ke-85 (1905-1990)

84 Tarekat ini merupakan tarekat yang paling berpengaruh di Jawa. BacaZamakhsari Dhofir, Tradisi Pesantren: Studi tentang Pandangan Hidup Kiyahi(Jakarta: LP3ES, 1992), h. 141.

Page 42: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah

Al-Hikmah32

Model dan figur kelompok ini adalah al-Ghazali, Abd.Qadir al-Jailani atau Syekh A. Sir Hindi.Bukan sejumlahtokoh revolusioner kiri abad XIX - XX ini.85)

Dalam kehidupan tarekat khususnya di Indonesia,sebenarnya juga terjadi perubahan-perubahan tradisiyang cukup besar, dan tampak dalam kehidupankemasyarakatan. Baik dalam hal pola hidup para ikhwan,tata cara pergaulan dalam masyarakat, sistem pengajarandan kegiatan-kegiatan spiritualnya.

Penulis pernah mengadakan penelitian lapangan,tentang tarekat di jawa Timur dan Sulawesi Selatan. Tidakdijumpai seorang pun di antara mursyid tarekat yang ada(Qadiriyah, Naqsabandiyah, Khalwatiyah, Samaniyah,Tijaniyah dan beberapa tarekat lokal) yang tidak dapatdikatakan kaya, dan tidak menikmati kemajuan teknologi.Rata-rata gedungnya (tempat suluk), lembaga pendidikandan peralatan, sudah serba megah dan canggih.Anggotanya sangat bervariasi, banyak juga dari kalanganprofesional dan birokrasi. Sistem dakwah dan ritualnyacukup terbuka.

Ini semua cukup dapat dijadikan tanda, bahwa dalamkehidupan tasawuf telah terjadi reorientasi nilai yang olehsementara pihak (dari luar) dianggap masih ortodok,sebagaimana dapat dibaca dalam kitab-kitab tasawufabad pertengahan.

Di antara mursyid tarekat di Indonesia ada yangmengadakan modernisasi dalam tradisi kesufian dengancukup menonjol misalnya Syekh Jalaluddin (mursyidtarekat Naqshabandiyah di jakarta), Syekh Shahibul Wafa

85 Lihat Sayyed Muhammad Hossen Nasr, "Islam dalam Dunia IslamDewasa ini", dalam Harun Nasution dan Azyumardi Azra (penyunting),Perkembangan Modern dalam Islam (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1985),h. 65-66.

Page 43: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah

33

Tajjul Arifin (Abah Anom), mursyid tarekat Qadiriyahwa Naqshabandiyah di Tasikmalaya dan Syekh QadirunYahya (mursyid tarekat Naqshabandiyah di Medan).

Syekh Jalaluddin yang menggunakan gelar akademik(Prof. Dr.) di depan namanya, sangat aktif dalam kegiatansosial keagamaan dan politik. Bahkan ia pernah menjadianggota DPRGR/MPRS. Juga berhasil mendirikanorganisasi tarekat se-Indonesia (Perkumpulan PengamalTarekat Islam).86)

Di antara pembaharuan dalam tasawuf yangdilakukan antara lain, dalam hal pemikiran. Ia banyakmenulis tentang keterpaduan antara ilmu pengetahuanmodern dengan ilmu agama, khususnya ilmu tasawuf.Kebanyakan tulisannya dalam bentuk surat-surat (kursuskerohanian). Sedangkan di antara buku karangannyaSinar Keemasan (dua jilid) dan Islam Wetenschap.87)

Selain pembaharuan dalam pemikiran, SyekhJalaluddin juga mengadakan pembaharuan dalam ajaranritualnya. Ia menawarkan satu seri senam (seperti yoga)yang diberi muatan dzikr khafi (dzikr sirri), hal inidiberikan dalam rangka mendapatkan manfaat gandadari suatu kegiatan spiritual. Dzikr untuk kesehatan men-tal dan senam untuk kesehatan fisik.88)

Syekh Shahibul Wafa yang terkenal dengan panggilanakrab Abah Anom, juga pernah menjadi anggota MPR(1992), dia banyak memperoleh penghargaan daripemerintah karena kepeloporan, dan peran sertanyadalam pembangunan bangsa. Khususnya dalam bidangpembinaan ekonomi masyarakat pedesaan, danpertahanan keamanan.89)

Tarekat dan Implementasinya dalam Kehidupan Beragama

86 Ibid., h. 65-66.87 Lihat Martin Van Bruinessen, op. cit., h. 152.88 Ibid., h. 148.89 Lihat Jalaluddin, op. cit., h. 92-96.

Page 44: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah

Al-Hikmah34

Pembaharuan yang dilakukan oleh syekh ini (dalamtradisi tarekat) antara lain, adalah dalam hal penerimaanmurid. Dalam penerimaan murid, beliau tidakmensyaratkan masalah kedalaman syari’at seseorang,sebagaimana para mursyid tarekat Qadiriyah waNaqshabandiyah pada umumya. Menurut pendapatnya,pembangunan pribadi seseorang harus berangkat daripendidikan keimanan terlebih dahulu, baru kemudianpelembagaan syari’at (amal ibadah). Dan hal ini didasarkan pada sistem pendidikan yang dilakukan Nabikepada para sahabatnya.90)

Selain dari itu, Abah Anom juga memanfaatkanmetode dzikr dan riyadat dalam tarekat ini (tarekatQadiriyah wa Naqsyabndiyah) sebagai psikoterapi. Iamembangun pondok Inabah (pondok khusus untukrehabilitasi mental) bagi para penyakit akibatpenyalahgunaan obat terlarang (narkotik, heroin, morfin,pil ekstasi dan lain-lain) dan segala macam penyakitkejiwaan. Pondok ini sudah berdiri di berbagai kota diIndonesia.91)

Sedangkan Syekh Qadirun Yahya, yang juga per-nah menjadi anggota MPR, dikenal banyak mempunyaitamu “klain”, dari kalangan pejabat teras negara, karenakekuatan spiritualnya. Ia juga banyak melakukanpembaharuan dalam tradisi tasawuf, di antaranya adalahrasionalisasi kekuatan spiritual. Dia banyak menulistentang kekuatan spiritual, yang dikaitkan dengan ilmufisika, kimia dan teori atom. Di antara buku-bukutulisannya ialah: Kapita Selekta tentang agama,metafisika, ilmu eksakta (tiga jilid, 1981-1985), ungkapan-

90 Wawancara dengan M. Ali Hanafiyah (Sesepuh Tarekat Qadiriyah waNaqsyabandiyah, Ketua Korwil Jatim), Surabaya, 3 Agustus, 1996.

91 Tercatat ada 23 pondok Inabah (1995), yang tersebar di 21 kota diIndonesia, dan dua di luar negeri (Malaysia dan Singapura). Lihat Sahibul WafaTajul Arifin, U'qud al-Juman Tanbih (Jakarta: Yayasan Serba Bhakti, Pon Pes.Suryalaya, Korwil Jakarta Raya, 1995), h. 84-86.

Page 45: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah

35

ungkapan teknologi dalam al-Qur’an (1985), teknologidalam tasawuf Islam (1986). bahkan ia mendirikanperguruan tinggi yang cukup megah di Medan“Pancabudi” yang memiliki fakultas khusus “ilmukerohanian dan metafisika atas dasar eksakta” yangmerupakan satu-satunya di dunia.92)

Selain dari itu ia juga mempergunakan kekuatanspiritualnya yang diperoleh dari metode riyadhahtarekatnya (Naqshabandiyah), untuk kepentinganpenyembuhan alternatif dan berbagai kepentingan lain.Karena menurutnya kekuatan dzikir (kalimat Allah)memiliki kekuatan yang tak terhingga dengan simbol“00”. Sehingga apapun yang dihadapkan dengankekuatan yang tak terhingga pasti akan sirna, denganrumus “1/00 (tak terhingga) = 0”. ia tampaknya tidakmenilai kekuatan spiritual sebagai karamah (sebagaimanapara sufi, sehingga mereka cenderung menyembunyikankekuatannya). Oleh karena itu ia bersikap terbuka dalammembicarakan ilmu dan kekuatan spiritual.93) Darifenomena yang ada tersebut dapat dikatakan bahwa, adatujuan-tujuan tertentu dalam tarekat yang selanjutnyamelahirkan amalan-amalan khas yang mewarnai aktifitasdalam tarekat.

D. Tujuan dan Amalan-amalan dalam Tarekat

Tarekat sebagai organisasi para salik dan sufi, padadasarnya memiliki tujuan yang satu, yaitu taqarrub padaAllah.94) Akan tetapi sebagai organisasi para salik yangkebanyakan diikuti masyarakat awam, dan para talib al-

Tarekat dan Implementasinya dalam Kehidupan Beragama

92 Martin Van Bruinessen, loc. cit.93 Ibid.94 Karena sebenarnya istilah tarekat sendiri terambil dari kata Thariqat

atau metode. Yaitu jalan untuk mendekatkan diri kepada Allah. Baca A. WahibMu'thi, Tarekat: Sejarah Timbulnya, Macam-macam, dan Ajaran-ajarannyaTasawuf (Jakarta: Yayasan Wakaf Paramadina, t. th.), h. 141.

Page 46: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah

Al-Hikmah36

mubtadin, maka akhirnya dalam tarekat terdapat tujuan-tujuan antara dan tujuan-tujuan lain yang diharapkanakan dapat mendukung tercapainya tujuan pertama danutama tersebut. Sehingga secara garis besar dalam tarekatterdapat tiga tujuan yang masing-masing melahirkan tata-cara dan jenis-jenis amaliah kesufian. Ketiga tujuan pokoktersebut adalah:1. Tazkiyat al-Nafs

Tazkiyat al-Nafs atau penyucian jiwa adalah suatuupaya pengkondisian jiwa agar merasa tenang, tentramdan senang berdekatan dengan Allah (ibadah), denganpenyucian jiwa dari semua kotoran dan penyakit hati ataupenyakit jiwa.95) Tujuan ini merupakan persyaratan yangharus dipenuhi oleh seorang salik atau ahli tarekat.Bahkan dalam tradisi tarekat, tazkiyat al-nafs inidianggap sebagai tujuan pokok.96) Dengan bersihnya jiwadari berbagai macam penyakitnya akan secara otomatismenjadikan seseorang dekat kepada Allah. Proses dansekaligus tujuan ini dilaksanakan dengan merujuk padafirman Allah dalam QS. al-Syams : 7-9 :

“Dan demi jiwa dan penyempurnaannya, makakepadanya diilhami jalan kefasikan dan ketaqwaan.

95 Baca Mir Valiuddin, Contemplative Disciplines in Sufism, diterjemahkanoleh M.S. Nasrullah dengan judul Zikir dan Kontemplasi dalam Tasawuf (Cet.I; Bandung: Pustaka Hidayah, 1996), h. 45.

96 Di dalam buku-buku tarekat sendiri biasanya disebutkan bahwa ilmutarekat adalah ilmu yang dipergunakan untuk mengetahui hal ihwal jiwa, sifat-sifatnya. Mana yang jelek (mazmumah) untuk dihindari dan mana yang baik(mahmudah) untuk dikerjakan "Baca Muslikh Abd. Rahman, al-Futuhat al-Rabbaniyah fi Tariq al-Qaidiriyat wa Naqsyabandiyah (Semarang: Thoha Putera,1994), h. 4.

Page 47: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah

37

Sungguh beruntunglah orang yang mensucikannyadan celakalah orang yang mengotorinya.”

Tazkiyat al-Nafs ini pada tataran prakteknya,kemudian melahirkan beberapa metode yang merupakanamalan-amalan kesufian, seperti dzikr, ‘ataqah, menetapisyari’at, dan mewiridkan amalan-amalan sunnah tertentuserta berprilaku zuhud dan wara’.

a. DzikrDzikr berasal dari perkataan “dzikrullah”. Ia

merupakan amalan khas yang mesti ada dalam setiaptarekat.97) Yang dimaksud dengan dzikr dalam suatutarekat adalah megingat dan menyebut nama Allah, baiksecara lisan maupun secara batin (jahri dan sirri ataukhafi). Di dalam tarekat, dzikr diyakini sebagai cara yangpaling efektif dan efisien untuk membersihkan jiwa darisegala macam kotoran dan penyakit-penyakitnya, sehinggahampir semua tarekat mempergunakan metode ini.98)

b. ‘Ataqah atau Fida’ AkbarAtaqah atau penebusan ini dilaksanakan dalam rangka

membersihkan jiwa dari kotoran atau penyakit-penyakitjiwa.99) Bahkan cara ini dikerjakan oleh sebagian tarekatsebagai penebus harga surga,100) atau penebus pengaruhjiwa yang tidak baik (untuk mematikan nafsu).101)

Tarekat dan Implementasinya dalam Kehidupan Beragama

97 Baca A. Wahib Mu'thi, op. cit., h. 154.98 Dzikr memang bermanfaat ganda, di samping ia berfungsi sebagai sarana

untuk mendekatkan diri kepada Allah sekaligus untuk membersihkan jiwa, tetapisusah untuk mengidentifisirnya mana yang dahulu di antara keduanya.

99 '‘Ataqah ini sebenarnya juga Dzikr, tetapi ia dilaksanakan dengan niatsebagai ‘ataqah (tebusan) nafsu tertentu, dan tidak semua tarekat menggunakanistilah ini, walaupun mempraktekkan cara ini.

100 Misalnya Tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah. Baca Zamraji Saeraji,al-Tazkirat al-Nafi'at fi Silsilati al-Thariqat al-Qadiriyah wa al-Naqsyabandiyah,jilid II (Pare: T.P.: 1986), h. 4.

101 Isma'il Ibnu M. Sa'id al-Qadiri, al-Fuyudat al-Rabbaniyah fi al-Muatsiriwa al-Awradi al-Qadiriyah (Kairo: Masyhad al-Husaini), h. 15.

Page 48: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah

Al-Hikmah38

Bentuk dari cara ini (ataqah), adalah seperangkatamalan tertentu yang dilaksanakan dengan serius(mujahadah), seperti membaca surat al-ikhlas sebanyak100.000 atau membaca kalimat tahlil dengan cabangnyasebanyak 70.000 kali, dalam rangka penebusan nafsuamarah atau nafsu-nafsu yang lain. Dalam pelak-sanaannya ataqah dapat diangsur.102) Fida’ atau ‘ataqahini dilaksanakan oleh masyarakat santri di Pulau Jawauntuk orang lain yang sudah meninggal dunia.c. Mengamalkan Syari’at

Dalam tarekat yang kebanyakan merupakanjam‘iyyah para sufi sunni, menetapi syari’at merupakanbagian dari tasawuf (meniti jalan mendekati kepadaTuhan). Karena menurut keyakinan para sufi sunni,justru prilaku kesufian itu dilaksanakan dalam rangkamendukung tegaknya syari’at.103) Sedangkan ajaran-ajaran dalam agama Islam, khususnya peribadatanmahdah, merupakan media atau sarana untukmembersihkan jiwa.104) Seperti: bersuci dari hadas, shalat,puasa maupun haji.d. Melaksanakan Amalan-amalan Sunnah

Di antara cara untuk membersihkan jiwa, yangdiyakini dapat membantu untuk membersihkan jiwa darisegala macam kotoran dan penyakit-penyakitnya adalahamalan-amalan sunnah. Sedangkan di antara amalan-amalan tersebut yang diyakini memiliki dampak besarterhadap proses dan sekaligus hasil dari tazkiyat al-nafsiadalah: membaca Alquran dengan merenungkan arti dan

102 Bacaan surat al-ikhlas tersebut dipergunakan oleh tarekat Qadiriyahwa Naqsyabandiyah, sedangkan bacaan tahlil dipergunakan oleh TarekatQadiriyah. Lihat Zamroji, loc. cit., dan Isma'il, ibid.,

103 Baca Abd. Aziz Dahlan, Tasawuf Sunni dan Tasawuf Falsafi: TinjauanFilosofis (Jakarta: Yayasan Paramadina, t. th.), h. 125.

104 Banyak hadis yang menerangkan tentang fadilah-fadilah ibadah sebagaipembersih jiwa dari noda dan dosa.

Page 49: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah

39

maknanya, melaksanakan shalat malam (tahajjud),berzikir di malam hari, banyak berpuasa sunnah danbergaul dengan orang-orang shaleh.105)

e. Berprilaku Zuhud dan Wara’Kedua prilaku sufistik ini akan sangat mendukung

upaya tazkiyat al-nafsi, karena berprilaku zuhud adalahtidak ada ketergantungan hati pada harta, dan wara’adalah sikap hidup yang selektif, orang yang berprilakudemikian tidak berbuat sesuatu, kecuali benar-benar halaldan benar-benar dibutuhkan.106) Dan rakus terhadapharta akan mengotori jiwa demikian juga banyak berbuatyang tidak baik, memakan yang syubhat dan berkata sia-sia akan memperbanyak dosa dan menjauhkan diri dariAllah, karena melupakan Allah.2. Taqarrub Ila Allah

Mendekatkan diri kepada Allah sebagai tujuan utamapara sufi dan ahli tarekat, biasanya diupayakan denganbeberapa cara yang cukup mistis dan filosofis.107) Cara-cara tersebut dilaksanakan disamping pelaksanaan danupaya mengingat Allah (zikir) secara terus menerus,sehingga sampai tak sedetik pun lupa kepada Allah. Diantara cara yang biasanya dilakukan oleh para pengikuttarekat, untuk dapat mendekatkan diri kepada Allahdengan lebih efektif dan efisien: tawassul, muraqabah,dan khalwat.

a. TawassulTawassul atau berwasilah dalam upaya mendekatkan

diri kepada Allah yang biasa dilakukan di dalam tarekat

Tarekat dan Implementasinya dalam Kehidupan Beragama

105 Lihat Sayid Abi Bakar al-Makky, Kifayat al-Atqiya' wa Minhaj al-Ashfiya' (Surabaya: Maktabah Sahabat Ilmu, t. th.), h. 49.

106 Baca Sayid Abi Bakar al-Makky, ibid., h. 10, 20.107 Hal ini cukup bisa dimengerti, karena kemunculan tarekat setelah

perkembangan tasawuf melewati masa kejayaan tasawuf filosofis. Baca A.J.Arbery, loc. cit.

Page 50: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah

Al-Hikmah40

adalah suatu upaya atau cara (wasilah), agar pendekatandiri kepada Allah dapat dilakukan dengan mudah danlebih ringan.108) Di antara bentuk-bentuk tawassul yangbiasa dilakukan adalah: berhadiah fatihah kepada syekhyang memiliki silsilah tarekat yang diikuti, sejak dari Nabisampai mursyid yang mengajar zikir kepadanya.

Di samping hadiah fatihah tersebut, tawassulbiasanya dilanjutkan dengan bentuk lain, yang disebutdengan tawajjuh, yaitu menghadirkan wajah guru(mursyid) seolah-olah berhadapan dengannya ketikaakan mengerjakan dzikr. Istilah lain dari tawajjuh iniadalah Rabithah, yaitu mengikat ingatan tentang prosespembaiatan atau wajah yang membai’at.109)

Ada juga bentuk lain dalam tarekat yangmelaksanakan tawassul dengan istigraq (mengekspre-sikan diri tenggelam dalam nur Muhammad), ataumengekspresikan bahwa dirinya adalah Muhammad itusendiri.110)

b. Muraqabah (kontemplasi)Kontemplasi atau muraqabah adalah duduk

bertafakkur atau mengheningkan cipta dengan penuhkesungguhan hati, dengan seolah-olah berhadap-hadapan dengan Allah, meyakinkan diri bahwa Allahsenatiasa mengawasi dan memperhatikannya.111)

Sehingga dengan latihan muraqabah ini seseorang akanmemiliki nilai ihsan yang baik, dan akan dapat merasakan

108 Berwasilah ini dilakukan dalam rangka melaksanakan perintah Allah:"Hai orang-orang yang beriman carilah olehmu wasilah untuk (mendekatkandiri) kepada-Nya". QS. al-Maidah : 35.

109 Kebanyakan tarekat menggunakan semua cara tersebut dan dikemasdalam satu proses sebelum melakukan zikir secara berurutan. Cara ini jugadilakukan dalam tarekat Naqsyabandiyah. Wawancara dengan Syekh SyihabulMillah, mursyid Tarekat Naqsyabandiyah di Nganjuk Jawa Timur, Februari1996.

Page 51: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah

41

kehadiran Allah di mana saja dan kapan saja ia berada.Ajaran muraqabah ini bermacam-macam, dan memilikibeberapa pembagian. Ada di antara tarekat yang hanyamengajarkan satu muraqabah, ada yang empatmuraqabah, dan bahkan ada yang mengajarkan sampaidua puluh macam muraqabah.112)

d. Khalwat atau ‘UzlahKhalwat atau ‘uzlah adalah mengasingkan diri dari

hiruk pikuknya urusan duniawi. Sebagian tarekat tidakmengajarkan khalwat dalam arti fisik, karena menurutkelompok ini khalwat cukup di lakukan secara qalbi(khalwat qalb).113) Sedangkan sebagian yang lainmengajarkan khalwat atau uzlah secara fisik, ini diajar-kan sebagai pengajaran untuk menuntun agar dapatmelakukan khalwat qalbi.114) Ajaran tentang khalwat ini

Tarekat dan Implementasinya dalam Kehidupan Beragama

110 Tawassul dengan cara Istigraq tersebut misalnya dikerjakan dalamTarekat Qadiriyah di Mandar, Sulawesi Selatan. Wawancara dengan KH. IlhamSaleh (mursyid), 2 Maret 1997. Di samping cara-cara batin tersebut di atas,tawassul juga biasa dilakukan secara qauli, tetapi cara ini biasanya untuk do'adan hajat-hajat tertentu.

111 Secara bahasa arti muraqabah sendiri berarti mengintai atau mengawasidengan penuh perhatian. Lihat Ahmad Warson Munawir, Kamus Arab Indone-sia (Yogyakarta: Al-Munawwir, 1984), h. 557.

112 Dalam Tarekat Qadiriyah ada empat macam muraqabah, dalam TarekatNaqsyabandiyah Mujaddidiyah terdapat 11 macam muraqabah dan dalamtarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah di Indonesia terdapat 20 jenis muraqabahdan dalam tarekat Khistiyah terdapat delapan jenis muraqabah. Baca MirValiuddin, op. cit., h. 202, 210, Muslih Abd. Rahman, 'Umdat al-Salik fi Khairal-Masalik (Purworejo: Syirkah al-Tijariyah fi Ma'had Barjan, t. th.), h. 86-138.

113 Kelompok Tarekat Qadiriyah tidak menerapkan ajaran khalwattermasuk di dalamnya tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah. Wawancara denganKH. Zamroji Saerozi, Mursyid Tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah di PareKediri Jatim, Agustus 1996.

114 Kelompok Tarekat Naqsyabandiyah menerapkan ajaran khalwat initermasuk di dalamnya adalah Tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah di NganjukJawa Timur. Wawancara dengan KH. Shihabu al-Millah mursyid tarekat tersebut2 Agustus 1996.

Page 52: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah

Al-Hikmah42

dilaksanakan dengan mengambil i’tibar kepada sirah Nabipada masa menjelang pengangkatan kenabian-nya.115)Dan dalam pelaksanaan khalwat ini diisi dengan berbagaimacam mujahadah (upaya sungguh-sungguh) untukmendekatkan diri kepada Allah SWT.116) Dalam tradisiTarekat Naqsyabandiyah di Jawa khalwat ini lebihdikenal dengan istilah suluk.3. Tujuan-tujuan Lain

Sebagai jam’iyah yang menghimpun para calon sufi(salik), yang kebanyakan terdiri dari masyarakat awam,dan tidak sedikit yang berpredikat mubtadii’n. Makadalam tarekat terdapat amalan-amalan yang merupakankonsumsi masyarakat awam. Amalan-amalan tersebutkebanyakan bertujuan duniawi, tetapi justru amalan-amalan inilah yang biasanya mendominasi aktifitas parasalik, sehingga tidak banyak ahli tarekat yang dapatmeningkat maqamnya sampai tataran sufi besar ataumencapai maqam al-ma’rifat. Di antara amalan-amalantersebut adalah: wirid, manaqib, ratib, dan hizib.

a. WiridWirid adalah suatu amalan yang harus dilaksanakan

secara istiqamah (kontinyu), pada waktu-waktu yangkhusus seperti setiap selesai mengerjakan shalat atauwaktu-waktu tertentu yang lain. Wirid ini biasanyaberupa potongan-potongan ayat, atau shalawat, atau pun

115 Lihat Abd. Halim Mahmoud, Qadiyat al-Tasawuf al-Munqid min al-Dalal, diterjemahkan oleh Abu Bakar Basymeleh dengan judul Hal IhwalTasawuf Indonesia (Indonesia: Dar Ihya' : t. th.), h. 386.

116 Informasi dari para pengikut Tarekat Naqsyabandiyah di NganjukJawa Timur Februari 1996.

117 Kebanyakan para ahli tarekat berpendapat bahwa zikir itu harusdibaiatkan, dan kalau tidak dibaiatkan maka amalan tersebut hanya bernilaiwirid biasa. Wawancara dengan mursyid Qadiriyah wa Naqsyabandiyah diJombang KH. Makky Maksum, 29 Juli 1996.

Page 53: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah

43

asma’ al-husna. Perbedaannya dengan zikir di antaranyaadalah: kalau zikir diijazahkan oleh seorang mursyiddalam prosesi bai’at atau talqin atau khirqah.117)Sedangkan wirid tidak harus diijazahkan oleh seorangmursyid dan tidak diberikan dalam suatu prosesi bai’at.Sedangkan dari sudut tujuan juga memiliki perbedaanantara keduanya. Dzikr hanya dilakukannya satu-satunya untuk mendekatkan diri kepada Allah,sedangkan wirid biasa dikerjakan justru untukkepentingan-kepentingan tertentu yang lain. Sepertiuntuk melancarkan rizki, kewibawaan dan sebagianya.

b. ManaqibManaqib sebenarnya adalah biografi seseorang, tetapi

manaqib (biografi) seorang sufi besar atau waliyullahseperti Syekh Abd. Qadir al-Jailani atau Syekh Baha’uddinal-Naqshabandi, diyakini oleh para murid tarekat memilikikekuatan spritual (berkah).118) Sehingga bacaan manaqibitu seringkali dijadikan sebagai amalan, terutama untuktujuan terkabulnya hajat-hajat tertentu. Amalan manaqibini bahkan bisa lebih populer dibandingkan dengantarekat itu sendiri. Tarekat Qadiriyah misalnya di Jawatidak banyak dianut oleh masyarakat Islam Jawa, bahkansecara organisasi tidak ada,119) akan tetapi organisasipengamal manaqib Syekh Abd. Qadir al-Jailani justruberkembang sangat besar, terutama di Jember Jawa Timursebagai pusatnya, begitu juga masyarakat awam banyakyang mengamalkannya, walaupun mereka belummenjadi pengikut tarekat.

Tarekat dan Implementasinya dalam Kehidupan Beragama

118 Baca Dudung Abd. Rahman. "Upacara Manaqiban pada PenganutTarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah" Jurnal Penelitian Agama, No. II, Sep-tember-Desember 1992 (Yogyakarta: Balai Penelitian P3M IAIN Sunan Kalijaga,1992), h. 49.

119 Wawancara dengan H. Djamaluddin Khalifah Tarekat Qadiriyah diSulawesi Selatan 7 September 1996.

Page 54: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah

Al-Hikmah44

c. RatibRa-tib adalah seperangkat amalan yang biasanya

harus diwiridkan oleh para pengamalnya. Tetapi ratibini merupakan kumpulan dari beberapa potongan ayat,atau beberapa surat pendek, yang digabung denganbacaan-bacaan lain: seperti istigfar, tasbih, shalawat,asma’ al-husna dan kalimat thayyibah dalam suaturumusan komposisi (jumlah bacaan masing-masing) telahditentukan dalam paket amalan khusus.120) Ratib inibiasanya disusun oleh seorang mursyid besar dandiberikan secara ijazah kepada para muridnya. Ratib inibiasanya diamalkan oleh seseorang dengan tujuan untukmenigkatkan kekuatan spritual dan wasilah dalamberdo’a untuk kepentingan dan hajat-hajat besarnya.121)

d. HizibHizib adalah suatu do’a yang panjang, dengan lirik

dan bahasa yang indah yang disusun oleh sufi besar.122)Hizib ini biasanya merupakan do’a andalan sang sufi yangjuga diberikan kepada muridnya secara ijazah sharih.Hizib diyakini oleh kebanyakan masyarakat Islam(kebanyakan santri) sebagai amalan yang memiliki dayakontrol spritual yang sangat besar terutama jikadiperhadapkan dengan ilmu-ilmu gaib dan kesaktian.123)

120 Lihat misalnya "Ratib Saman" yang disusun oleh mursyid TarekatMuhammadiyah, Muhammad Ibnu Abd. Karim al-Quraisy al-Madani al-Samani(manuskrip). Kode A. 674. Ronkel, 1913 (Jakarta: Perpustakaan Nasional,1913).

121 Wawancara dengan pengamal ratib Haddad Drs. Ahmad MuhammadNopember 1997.

122 Lihat Kitab Dalail al-Khairat kitab yang banyak memuat hizb. Hizbyang ditulis oleh Abu Hasan al-Syadili mursyid tarekat Syadiliyah. Majmu'atDalail al-Khairat (Surabaya: Nabhan, t. th.).

123 Masyhuri, Fenomena Alam Jin: Pengalaman Spiritual Dialog denganJin (Solo: C.V. Aneka, 1996), h. 71.

Page 55: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah

45Tarekat dan Implementasinya dalam Kehidupan Beragama

Contoh potongan hizib khafi sebagai berikut:124)

124 Ijazah KH. Aqib Umar, Nasyir al-Ahzab wa al-Aurad di Nganjuk JawaTimur.

Page 56: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah

Al-Hikmah46

Keseluruhan pembahasan dalam bab ini merupakanpenghantar untuk dapat memahami keberadaan TarekatQadiriyah wa Naqsyabandiyah sebagai inti pembahasanbuku ini.

Page 57: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah

47

BAB IIITAREKAT QADIRIYAH WA

NAQSYABANDIYAH

A . Sejarah Perkembangannya

Tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah adalah sebuahtarekat yang merupakan univikasi dari dua tarekat besar,yaitu Tarekat Qadiriyah dan Tarekat Naqsyabandiyah.125)Penggabungan kedua tarekat tersebut kemudian dimodi-fikasi sedemikian rupa, sehingga terbentuk sebuah tarekatyang mandiri, dan berbeda dengan kedua tarekatinduknya. Perbedaan itu terutama terdapat dalambentuk-bentuk riyadat dan ritualnya. Penggabungan danmodifikasi yang sedemikian ini memang suatu hal yangsering terjadi di dalam tarekat Qadiriyah.126)

Sebelum membahas lebih lanjut tentang sejarahperkembangan Tarekat Qadiriyah wa Nasyabandiyah,kiranya perlu diketengahkan sekilas tentang perkem-bangan kedua tarekat induknya tersebut. Yaitu TarekatQadiriyah dan Tarekat Naqsyabandiyah.1. Tarekat Qadiriyah

Nama tarekat ini dinisbatkan kepada seorang sufi

125 KH. Zamroji Saerozi, Mursyid Tarekat Qadiriyah wa NaqsyabandiyahPusat Pare Kediri. Wawancara di Pare Kediri tanggal 27 Juli 1996. Baca jugaMuslikh Abd. Rahman, Al-Futuhat al-Rabbaniyat fi al-Thariqat al-Qadiriyatwa al-Naqsyabandiyat, (Semarang: Toha Putra, 1994), h. 41.

126 Baca Amir al-Najjar, Al-Turuq al-Sufiyyat fi Mishr (Kairo: MaktabahAnjlu al-Misriyyah, t. th.), h. 115.

Tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah

Page 58: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah

Al-Hikmah48

besar yang sangat legendaris, dengan sekian banyaksebutan kehormatan, antara lain: Qutub al-auliya’, Sahibal-karamat, dan Sultan al-auliya’. Ia diyakini sebagaipemilik dan pendiri tarekat ini. Sufi besar itu adalahSyekh Muhyiddin Abd Qadir al-Jailani.127)

Syekh Abd. Qadir al-Jailani dilahirkan pada tahun470 H (1077 M) di Jilan (wilayah Iraq sekarang), danmeninggal di Baghdad pada tahun 561 H (1166 M).128)Beliau adalah seorang sufi besar yang kealiman dankepribadiannya banyak mendapat pujian dari para sufidan ulama’ sesudahnya.129) Syekh Abd. Qadir al-Jailaniadalah juga seorang ulama’ besar sunni yang bermazhabHambali yang cukup produktif. Ia telah menulis beberapakarya, satu di antaranya berjudul “Al-Gunyah li TalibiTariq al-Haq”. Kitab ini merupakan kitabnya yang seringmenjadi rujukan dalam karyanya yang lain. Ini memuatbeberapa dimensi keislaman, seperti fikih, tauhid, ilmukalam, dan akhlaq tasawuf.130) Dilihat dari beberapa buah

127 J. Spencer Trimingham, The Sufi Orders in Islam (London: OxfordUniversity Press, 1973), h. 40. Kebesaran dan kekeramatan Syekh ini dapatdibaca pada manaqib-manaqibnya, misalnya ditulis oleh Muslikh Abd. Rahman,Nur al-Burhani fi Manaqib Syekh Abd. Qadir al-Jailani (Semarang: Toha Putera,t. th.).

128 Ibid., h. 41 Baca juga H.A.R, Gibb and J.H. karamers, Shorter Encyclo-pedia of Islam (Leiden: E.J. Brill, 1961), h. 115.

129 Misalnya Ibn 'Arabi, seorang sufi besar pengarang kitab al-Futuhat al-Makkiyah. Ia menyatakan bahwa Syekh Abd. Qadir al-Jailani adalah seorangyang pantas mendapat predikat Qutub al-auliya' pada masanya. Demikian jugaIbn Taimiyah (w. 728 M), ia juga telah memberikan pujian kepadanya. BacaH.A.R. Gibb, ibid., h. 6. al-Taftazani, Sufi dari Zaman ke Zaman (Bandung:Pustaka, 1974), h. 236.

130 Di antara karya Syekh Abd. Qadir Jailani adalah; Fath al-Rabani danFaht al-Gaib, keduanya berisi khutbahnya yang dikumpulkan oleh anak danmuridnya. Sedangkan yang benar-benar tulisan beliau sendiri adalah karyanyayang berjudul al-Gunyah. Baca Abd. Qadir Jailani al-Hasani, al-Gunyat li TalibiTariq al-Haq fi Akhlaqi wa Tasawwuf wa al-Adab al-Islamiyah (t.t.: Maktabahal-Sya'biyah, t. th.).

Page 59: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah

49

karyanya, tidak diragukan lagi bahwa beliau adalahseorang teolog (ahli ilmu kalam), seorang mujtahid dalamfiqih dan juga seorang orator yang piawai.

Syekh Abd. Qadir al-Jailani memimpin madrasah danribatnya di Baghdad. Sepeninggalnya, kepemimpinannyadilanjutkan oleh anaknya yang bernama Abd. Wahab(552-593 H/1151-1196 M) Dan setelah Abd. Wahabwafat, maka kepemimpinannya dilanjutkan olehputeranya yang bernama Abd. Salam (w. 611 H/1241M). Madrasah dan ribat. (pemondokan para sufi), secaraturun temurun tetap berada dibawah pengasuhanketurunan Syekh Abd. Qadir al-Jailani. Hal iniberlangsung sampai hancurnya kota Baghdad olehganasnya serangan tentara Mongol yang dipimpin olehHulagu Khan (1258 M/656 H). Serangan Hulagu Khaninilah yang menghancurkan sebagian besar keluargaSyekh Abd. Qadir al-Jailani, serta mengakhiri eksistensimadrasah dan ribat.nya di kota Bagdad.131)

Perkembangan tarekat ini ke berbagai daerahkekuasaan Islam di luar Baghdad adalah suatu hal yangwajar. Karena sejak zaman Syekh Abd. Qadir al-Jailani,sudah ada beberapa muridnya yang mengajarkanmetode dan ajaran tasawufnya ke berbagai negeri Islam.Di antaranya ialah: Ali Muhammad al-Haddad di daerahYaman, Muhammad al-Bata’ihi di daerah Balbek dan diSyiria, dan Muhammad ibn Abd. Shamad menyebarkanajarannya di Mesir. Demikian juga karena kerja keras danketulusan putera-puteri Syekh Abd. Qadir al-Jailanisendiri untuk melanjutkan tarekat ayahandanya, sehinggapada abad 12-13 M, tarekat ini telah tersebar ke berbagaidaerah Islam, baik di Barat maupun di Timur.

131 Zurkani Yahya, "Asal Usul Tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyahdan Perkembangannya" dalam Harun Nasution (ed.), Tarekat Qadiriyah waNaqsyabandiyah: Sejarah Asal Usul dan Perkembangannya (Tasikmalaya:IAILM, 1990), h. 1963.

Tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah

Page 60: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah

Al-Hikmah50

Menurut Trimingham, Tarekat Qadiriyah sampaidengan sekarang ini (abad XX), masih merupakan tarekatyang terbesar di dunia Islam, dengan berjuta-jutapengikutnya. Mereka tersebar di berbagai penjuru dunia,seperti Yaman, Mesir, India, Turki, Syiria, dan Afrika.Trimingham juga mencatat, ada 29 jenis tarekat baru yangmerupakan modifikasi baru dari Tarekat Qadiriyah(Qadiri Group’s).132) Ini terjadi karena dalam TarekatQadiriyah ada kebebasan bagi para murid yang telahmencapai tingkat mursyid, untuk tidak terikat denganmetode yang diberikan oleh mursyidnya, dan bisamembuat metode riyadat tersendiri.133) Keduapuluhsembilan jenis tarekat tersebut menyebar ke berbagaibelahan dunia Islam, di samping Tarekat Qadiriyah itusendiri, dan tarekat-tarekat lain yang belum terjangkaudalam penelitian Trimingham, seperti Tarekat Qadiriyahwa Naqsyabandiyah di Indonesia. Tarekat ini masukIndonesia sekitar tahun 1870-an.

2. Tarekat NaqsyabandiyahNama tarekat besar ini dinisbatkan kepada seorang

sufi besar yang hidup antara tahun 717 H/1317 M-791H/1389 M di kota Bukhara, wilayah Yugoslowakiasekarang. Ia adalah Muhammad ibn MuhammadBaha’uddin al-Uwaisi al-Bukhari al-Naqsyabandi. Al-Naqsyabandi dilahirkan di desa Hinduan yang terletakbeberapa kilometer dari kota Bukhara, di sini pula ia wafatdan dimakamkan.134)

Tarekat ini selain dikenal dengan nama TarekatNaqsyabandiyah, juga disebut dengan Tarekat

132 Lihat Trimingham, op. cit., h. 271-273.133 Baca Amir al-Najjar, loc. cit.,134 Baca tentang biografi dan kekeramatan wali besar ini pada Abu Bakar

Aceh, Pengantar Ilmu Tarekat (Solo: Ramadhani, 1995), h. 319.

Page 61: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah

51

Khawajagan. Nama ini dinisbatkan kepada Abd. KhaliqGhujdawani (w. 1220 M). Ia adalah seorang sufi danmursyid tarekat itu, dan merupakan kakek spritual al-Naqsyabandi yang keenam. Ghujdawani adalah peletakdasar ajaran tarekat ini, yang kemudian ditambah olehal-Naqsyabandi. Karena Ghujdawani hanya merumuskandelapan ajaran pokok, maka setelah ditambah oleh al-Naqsyabandi dengan tiga ajaran pokok, maka ajaranTarekat Naqsyabandiyah menjadi sebelas.135)

Pusat perkembangan Tarekat Naqsyabandiyah iniberada di daearah Asia Tengah.136) Dan diduga kerasbahwa tarekat ini telah menyebar sejak abad 12 M, dansudah ada pemimpin lasykar yang menjadi muridGhujdawani. Sehingga tarekat ini berperan penting dalamkerajaan Timurid. Apalagi setelah tarekat ini berada dibawah kepemimpinan Nashiruddin Ubaidillah al-Ahrar(1404-1490 M), maka hampir seluruh wilayah AsiaTengah “dikuasai” oleh Tarekat Naqsyabandiyah.137)

Tarekat Naqsyabandiyah mulai masuk ke India,diperkirakan mulai pada masa pemerintahan Babur -pendirikerajaan Mughal (w. 1530 M) di India. Karena masakepemimpinan Ubaidillah al-Ahrar (Asia Tengah) YunusKhan Mughal -paman Barbur- yang tinggal di pemukimanMongol sudah menjadi pengikut tarekat ini. Akan tetapiperkembangan di India baru mulai pesat setelahkepemimpinan Muhammad Baqi Billah (w.1603 M). 138)

135 Baca J. Spencer Trimingham, op. cit., h. 62-63. Sedangkan rincianselengkapnya tentang sebelas ajaran pokok yang dirumuskan oleh Abd. Khaliqal-Gujdawani dan Baha'uddin al-Naqsyabandi dapat dibaca pada Najm al-DinAmin al-Kurdi, Tanwir al-Qulub fi Muallamati Allam al-Guyub (Beirut: Dar al-Fikr, t. th.), h. 506-508.

136 Baca Trimingham, op. cit., h. 92.137 Baca Anne Marie Schimmel, Mystical Dimension of Islam (Chapellhills:

Corolina Press, 1981), h. 365.138 Ibid., h. 367.

Tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah

Page 62: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah

Al-Hikmah52

Annameri Schimel, banyak menulis tentang perananpara tokoh Naqsyabandiyah di India, di antaranya adalahAhmad Faruqi Shirhindi (w.1642 M) dan Syah Waliyullahal-Dahlawi (w.1762 M), seorang tokoh pembaharu yangcukup terkenal.139)

Masuknya Tarekat Naqsyabandiyah ke Makkahjustru melalui India. Tarekat ini dibawa oleh Tajuddinibn Zakaria (w. 1050 H/ 1640 M) ke Makkah.140) Padaabad XIX M. Tarekat Naqsyabandiyah telah memilikipusat penyebaran dikota suci ini, sebagaimana tarekat-tarekat besar yang lain. Snouck Hurgronje memberitakan,bahwa pada masa itu terdapat markas besar TarekatNaqsyabandiyah di kaki gunung Abu Qubais di bawahkepemimpinan Sulaiman Effendi. Ia memperoleh banyakpengikut dari berbagai negara, dengan melalui jamaahhaji, termasuk jamaah haji dari Indonesia.141) MenurutTrimingham, seorang syekh Naqsyabandiyah diMinangkabau dibai’at di Makkah pada tahun 1845 M.142)Sehingga di Arab sekarang ini setidaknya terdapat tigacabang besar Tarekat Naqsyabandiyah, yaitu Khalidiyahdi Makkah, Mazhiriyah di Madinah, dan Mujadidiyah(murni) di Makkah. Dari kedua kota suci ini kemudianTarekat Naqsyabandiyah ini masuk ke Indonesia. Akantetapi dari ketiga jalur (cabang) tersebut, jalur ketiga tidakbanyak diketahui keberadaanya di Indonesia.

139 Ibid., h. 367-370.140 Baca Zurkani Yahya, op. cit., h. 79.141 Baca Zamakhsari Dhafir, Tradisi Pesantren: Studi tentang Pandangan

Hidup Kiai (Jakarta: LP3ES, t. th.), h. 141.142 Baca Trimingham, op. cit., h. 122. Menurut Martin Van Bruinessen,

Tarekat Qadiriyah Naqsyabandiyah masuk ke Arab Saudi berasal dari India,melalui murid-muridnya Abdullah al-Dahlawi (w. 1240 H./1824-5M di Delhi).Yaitu Maulana Khalid (di Damaskus) dan kemudian dibawa ke Makkah olehAbdullah ar Zinjani. Abu Sa'id al-Ahmadi yang kemudian dibawa oleh anaknyaAhmad Sa'id yaitu M. Jan al-Makki membawa tarekat ini ke Makkah dan M.

Page 63: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah

53

3. Tarekat Qadiriyah wa NaqsyabandiyahTarekat ini didirikan oleh sufi dan syekh besar masjid

al-Haram di Makkah al-Mukarramah. Ia bernama AhmadKhatib ibn Abd. Ghaffar al-Sambasi al-Jawi. Ia wafat diMakkah pada tahun 1878 M. Beliau adalah seorangulama’ besar dari Indonesia, yang tinggal sampai akhirhayatnya di Makkah.143) Syekh Ahmad Khatib adalahseorang mursyid Tarekat Qadiriyah, disamping juga adayang menyebutkan bahwa beliau adalah juga mursyiddalam Tarekat Naqsyabandiyah.144) Akan tetapi beliauhanya menyebutkan silsila tarekatnya dari sanad TarekatQadiriyah.145) Dan sampai sekarang belum diketemukan,dari sanad mana beliau menerima bai’at TarekatNaqsyabandiyah.

Sebagai seorang mursyid yang sangat alim dan arifbillah, Syekh A. Khatib memiliki otoritas untuk membuatmodifikasi tersendiri bagi tarekat yang dipimpinnya.Karena dalam Tarekat Qadiriyah memang ada kebebasanuntuk itu, bagi yang telah mencapai derajat mursyid.146)Tetapi yang jelas pada masanya telah ada pusatpenyebaran Tarekat Naqsyabandiyah di kota suciMakkah maupun di Madinah.147) Sehingga sangat

Mazhar al-Ahmadi ke Madinah. Lihat Martin Van Bruinessen, Tarekat, op.cit., h. 72-73.

143 Baca Hawas Abdullah, Perkembangan Ilmu Tasawuf dan Tokoh-tokohnya di Nusantara (Surabaya: al-Ikhlas, 1980), h. 177. Baca juga MartinVan Bruinessen, Tarekat, op. cit., h. 91.

144 Baca Zurkani Yahya, op. cit., h. 83.145 Dari berbagai silsilah yang penulis dapatkan di semua cabang, silsilah

tarekat ini bersumber pada satu "sanad" dari Syekh Abd. Qadir Jailani. Lihatmisalnya, Muhammad Usman Ibnu Nadi al-Ishaqi, al-Khulasah al-Wafiyah fial-Adab wa Kaifiyat al-Dzikr 'Inda Sa'adat al-Qadiriyah wa Naqsyabandiyah(Surabaya: al-Fitrah, 1994), h. 16-18.

146 Baca Amir al-Najjar, loc. cit.147 Baca Trimingham, loc. cit.

Tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah

Page 64: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah

Al-Hikmah54

dimungkinkan ia mendapat bai’at Tarekat Naqsya-bandiyah dari kemursyidan tarekat tersebut. Kemudiania menggabungkan inti ajaran kedua tarekat tersebut,yaitu Tarekat Qadiriyah dan Tarekat Naqsyabandiyahdan mengajarkan pada murid-muridnya khususnya yangberasal dari Indonesia.

Penggabungan inti ajaran kedua tarekat itu,dimungkinkan atas dasar pertimbangan logis danstrategis bahwa kedua ajaran inti itu bersifat salingmelengkapi, terutama dalam hal jenis dzikr danmetodenya. Tarekat Qadiriyah menekankan ajarannyapada dzikir jahr nafi isbat, sedangkan TarekatNaqsyabandiyah menekankan model dzikr sirr ismu dzat,atau dzikir lathaif.148) Dengan penggabungan itudiharapkan para muridnya dapat mencapai derajatkesufian yang lebih tinggi, dengan cara yang lebih efektifdan efisien.

Akan tetapi dinyatakan dalam kitabnya “Fath al-‘Arifin”, bahwa sebenarnya tarekat ini tidak hanyamerupakan univikasi dari dua tarekat tersebut. Tetapimerupakan penggabungan dan modifikasi dari limaajaran tarekat, yaitu Tarekat Qadiriyah, Naqsyabandiyah,Anfasiah, Junaidiyah, dan Muwafaqad.149) Hanya karenayang diutamakan ajaran Qadiriyah dan Naqsyabandi-yah, maka diberi namalah tarekat ini “Tarekat Qadiriyahwa Naqsyabandiyah." Konon tarekat ini tidakberkembang di kawasan lain (selain wilayah AsiaTenggara).150)

148 Baca Amin al-Kurdi, op. cit., h. 508. Baca Martin Van Bruinessen,Tarekat, op. cit., h. 89.

149 Lihat Hawas Abdullah, op. cit., h. 182-183.150 Pernyataan ini didukung dengan tidak adanya berita tentang nama khalifah

Syekh Ahmad Khatib yang berasal dari luar Asia Tenggara (Melayu). Akan tetapibagaimana kelanjutan kemursyidan di Makkah setelah wafatnya Syekh Abd.Karim al-Bantani, ini merupakan sesuatu yang harus diselidiki lebih lanjut.

Page 65: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah

55

Penamaan tarekat ini tidak terlepas dari sikaptawadu’ dan ta’zim Syekh Ahmad Khatib yang sangatalim itu, kepada pendiri kedua tarekat tersebut. Sehinggabeliau tidak menisbatkan nama tarekatnya itu padadirinya. Padahal kalau melihat modifikasi ajaran, dantatacara ritual tarekatnya itu, sebenarnya lebih tepatkalau dinamakan dengan Tarekat Khatibiyah atauSambasiah. Karena memang tarekat ini merupakan hasilijtihadnya. Syekh Ahmad Khatib telah memadukankeunikan-keunikan beberapa tarekat (Tarekat Qadiriyah,Naqsyabandiyah, Anfasiah, Junaidiyah, dan Mufaqah)dalam suatu tarekat yang mandiri.

Syekh Ahmad Khatib memiliki banyak murid daribeberapa daerah di kawasan Nusantara, dan beberapaorang khalifah. Di antara khalifah-khalifahnya yangterkenal dan kemudian menurunkan murid-murid yangbanyak sampai sekarang ini adalah: Syekh Abd. Karimal-Bantani, Syekh Ahmad Thalhah al-Cireboni, dan SyekhAhmad Hasbu al-Maduri. Sedangkan khalifah-khalifahyang lain, seperti: Muhammad Isma’il ibn Abd. Rachimdari Bali, Syekh Yasin dari Kedah Malaysia, Syekh HajiAhmad Lampung dari Lampung (Sum-Sel), dan M.Ma’ruf ibn Abdullah al-Khatib dari Palembang, berartidalam sejarah perkembangan tarekat ini.151)

Syekh Muhammad Isma’il (Bali) menetap danmengajar di Makkah. Sedangkan Syekh Yasin setelahmenetap di Makkah, belakangan menyebarkan tarekatini di Mempawah Kalimantan Barat. Adapun hajiLampung dan M. Ma’ruf al-Palimbangi masing-masingturut membawa ajaran tarekat ini ke daerahnya masing-masing.152) Penyebaran ajaran Tarekat Qadiriyah waNaqsyabandiyah di daerah Sambas (asal daerah Syekh

151 Baca Martin Van Bruinessen, Tarekat Naqsyabandiyah di Indonesia(Bandung: Mizan, 1992), h. 1992.

152 Ibid.

Tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah

Page 66: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah

Al-Hikmah56

Ahmad Khatib), dilakukan oleh kedua khalifahnya, yaituSyekh Nuruddin dari Philipina dan Syekh MuhammadSa’ad putera asli Sambas.153)

Mungkin karena sistem penyebarannya yang tidakdidukung oleh sebuah lembaga yang permanen(sebagaimana pesantren-pesantren di Pulau Jawa), makapenyebaran yang dilakukan oleh para khalifah SyekhAhmad Khatib di luar pulau Jawa kurang begitu berhasil.Sehingga sampai sekarang ini, keberadaannya tidak begitudominan. Setelah wafatnya Syekh Ahmad Khatib, makakepemimpinan Tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyahdi Makkah (pusat), dipegang oleh Syekh Abd. Karim al-Bantani. Dan semua khalifah Syekh Ahmad Khatibmenerima kepemimpinan ini. Tetapi setelah Syekh Abd.Karim al-Bantani meninggal, maka para khalifah tersebutkemudian melepaskan diri, dan masing-masing bertindaksebagai mursyid yang tidak terikat kepada mursyid yanglain. Dengan demikian berdirilah kemursyidan-kemursyidan baru yang independen.154)

Khalifah Syekh Ahmad Khatib yang berada diCirebon, yaitu Syekh Talhah yang mengembangkantarekat ini secara mandiri. Kemursyidan yang dirintis olehSyekh Thalhah ini kemudian dilanjutkan oleh khalifahnyayang terpenting. Ia adalah Abdullah Mubarak ibn NurMubarak. Dia kemudian mendirikan pusat penyebarantarekat ini di wilayah Tasikmalaya (Suryalaya). Sebagaibasisnya didirikanlah pondok pesantren Suryalaya. Danbelakangan nama beliau sangat terkenal denganpanggilan Abah Sepuh.155)

Kepemimpinan tarekat yang berada di Suryalaya ini,setelah meninggalnya Abah sepuh digantikan oleh AbahAnom. Ia adalah putra Abah Sepuh (Abdullah Mubarak,

153 Baca Hawas Abdullah, op. cit., h. 181.154 Baca Martin Van Bruinessen, op. cit., h. 94.155 Baca Zurkani Yahya, op. cit., h. 88. Martin Van Bruinessen, op. cit, h. 95.

Page 67: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah

57

yang bernama Shahibul Wafa Tajul Arifin. Beliaumemimpin pesantren dan tarekat ini sampai sekarang.Di bawah kepemimpinan Abah Anom ini TarekatQadiriyah wa Naqsyabandiyah di kemursyidanSuryalaya berkembang sangat pesat. Denganmenggunakan metode riyadah dalam tarekat ini AbahAnom mengembangkan psikoterapi alternatif, terutamabagi para remaja yang mengalami degradasi mentalkarena penyalahgunaan Narkoba Mursyid ini mem-punyai wakil talqin, yang cukup banyak, dan tersebar ditiga puluh lima daerah. Termasuk dua diantaranya diSingapura dan Malaysia.156)

Pusat penyebaran Tarekat Qadiriyah wa Naqsyaban-diyah yang tidak kalah pentingnya adalah pondokpesantren Futuhiyah Mranggen Jawa Tengah. Tarekat iniberkembang melalui Syekh Abd Karim al-Bantani, KH.Ibrahim al-Brunggungi adalah khalifah Syekh Abd, Karimyang membawa tarekat ini ke wilayah Jawa Tengah,beliau bertindak sebagai mursyid yang mandiri. KH.Muslih, adalah putera KH. Abdurrahman (pendiriPondok Pesantren Futuhiyyah) ini berbaiat kemursyidankepada KH. Ibrahim dan KH. Abdurrahman Menur(bukan ayahnya).157)

Tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah berkembangpesat di Jawa Tengah di bawah kemursyidan KH. Muslikhibn Abdurahman. Tampaknya ini didukung oleh karenabeliau bertindak sangat “murah” dan longgar kepada parakhalifahnya. Kepada khalifah yang wilayahnya berjauhandiberikan kebebasan untuk mandiri. Khalifah yang telah

156 Baca Shahibul Wafa Tajul Arifin, U'qud al-Juman Tanbih (Jakarta:Yayasan Serba Bakti Korwil DKI, t. th.), h. 76-79.

157 Baca Qawaid, Tarekat dan Politik: Kasus Tarekat Qadiriyah waNaqsyabandiyah di desa Mraggen Jawa Tengah (Tesis) (Jakarta: PPS-UI, 1993),h. 104-110.

Tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah

Page 68: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah

Al-Hikmah58

mandiri ini disebut khalifah kubra. Bahkan melalui beliaubanyak Kiai yang akhirnya menjadi mursyid danmengembangkan tarekat ini khususnya di Jawa Timur.158)Setelah KH. Muslikh kepemimpinan tarekat ini dipegangputranya yang bernama M. Lutfil Hakim sampai saatini.159)

Di Jawa Timur juga ada pusat penyebaran TarekatQadiriyah wa Naqsyabandiyah yang sangat besar, yaitupondok pesantren Rejoso Jombang. Dari sini TarekatQadiriyah wa Naqsyabandiyah menyebar ke berbagaipenjuru tanah air, bahkan sampai ke luar negeri. Berjuta-juta orang di Indonesia telah masuk tarekat ini melaluisilsila dari kemursyidan yang ada di sini.160)

Tarekat ini berkembang melalui Syekh AhmadHasybu. Khalifah Syekh Ahmad Khatib yang berasal dariMadura. Tetapi beliau juga tinggal di Makkah sampaiwafatnya. Tarekat ini kemudian dibawa ke Jombang olehKH. Khalil dari Madura juga. Ia adalah menantu KH.Tamim pendiri pondok pesantren Darul Ulum Jombangtersebut. Selanjutnya KH.Khalil menyerahkankepemimpinan ini kepada iparnya, yaitu KH. RamliTamim. Mulai pada masa kepemimpinan beliau inilahTarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah berkembangpesat di Jawa Timur, dan ia mempunyai khalifah yangcukup banyak.161)

158 Penjelasan dari KH. Zamroji Saerozi, mursyid Tarekat Qadiriyah waNaqsyabandiyah pusat Pare Kediri, wawancara tanggal 27 Januari 1996.

159 Baca Qawaid, op. cit., h. 153.160 Menurut penjelasan para khalifah KH. Ahmad Dimyati Ramli, pengikut

tarekat dari pusat Rejoso Jombang ini ada di 27 Propinsi di Indonesia, dansampai ke hampir setiap kecamatan yang keseluruhan anggotanya diperkirakan20.000.000 (perhitungan tahun 1985), wawancara tanggal 25 Juli 1996.

161 Penjelasan KH. Mubaid, Khalifah KH. Ramli Tamin di KabupatenNganjuk wawancara di Pace Nganjuk, tanggal 20 Juli 1996. Baca juga MartinVan Bruinessen, op. cit., h. 97.

Page 69: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah

59

Di antara khalifah KH. Ramli Tamim yang palingutama adalah KH. Usman al-Ishaki. Ia tinggal di Surabayadan membuat pondok pesantren Jatipurwo di SawahpuloSurabaya. KH. Usman menggantikan posisi kemursyidanKH. Ramli Tamim bersama-sama anak KH. Ramlisendiri,162) yaitu KH. Musta’in Ramli, pada masakepemimpinan KH. Musta’in Ramli terjadi goncangandalam tubuh Tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah diJawa Timur. Padahal pada saat itu tarekat ini sudah sangatbesar dan sedang berkembang dengan pesatnya.Goncangan itu terjadi karena KH. Mustain Ramlimenyeberang dan mengarahkan ‘umat’nya untukberafialiasi ke Golkar pada pemilu 1977.163) Denganberalihnya KH. Mustain Ramli ke Golkar, dalam tubuhtarekat ini terjadi perpecahan. Para khalifah KH.Ramli Tamim yang sebelumnya mengakui kepe-mimpinan KH. Mustain Ramli banyak yang mufaraqah.Sehingga beberapa diantaranya bertindak sebagai mursyid,dengan bai’at kemursyidan kepada KH. Muslih ibnAbdurrahman. Mursyid tarekat yang sama di wilayah JawaTengah. Peristiwa ini lalu yang kemudian menyebabkanlahirnya keputusan pengurus wilayah NU Jawa Timuruntuk mengangkat mursyid di setiap kabupaten ataudaerah tingkat II. Juga karena peristiwa tersebut, lahirlahJami’yyah Ahli Thariqah al-Mu`tabarah al-Nahdliyah.Suatu organisasi tarekat yang tetap konsisten pada sikappolitik NU.164)

162 Ibid., h. 178-179.163 Baca "Politik Tarekat Politik" Aula (Majalah NU), No. X, th. VIII,

1991 (Surabaya: Pengurus Wilayah NU Jatim, 1991), h. 24-25.164 Baca ibid. Penjelasan KH. Zamroji Saerozi, Mursyid Pusat Pare Kediri,

wawancara tanggal 27 Juli 1996. Pada perkembangan selanjutnya jam'iyyah inijuga pecah, setelah kepemimpinan KH. Idham Khalid (Berafialiasi ke PPP)yaitu dengan berdirinya jam'iyyah Ahli Thariqat al-Mu'tabarah al-Nahdiyyahplus khittah (konsisten pada kebijaksanaan politik NU).

Tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah

Page 70: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah

Al-Hikmah60

Di Jawa Timur pada tahun 1980-an, telah berkembangTarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah dengan sangatpesat. Perkembangan ini melalui dua silsila yang masing-masing mursyid memiliki otoritasnya sendiri-sendiri.Melalui silsilanya Syekh Abdul Karim al-Bantani di satupihak dan melalui Syekh Ahamd Hasbu al-Maduri dipihak lain. Dari silsila yang pertama mursyid tertinggi diJawa Timur di pegang oleh KH. Adlan Ali, yang sekarangdigantikan oleh KH. Makki Ma‘sum. Keduanyamengambil bai’at kemursyidan kepada KH. Muslihdi Mranggen di Jawa Tengah, sedangkan melalui silsilakedua, kepemimpinan pada saat itu dipegang oleh KH.Musta’in Ramli yang sekarang telah digantikan olehadiknya yaitu KH. Ahmad Dimyati Ramli.165)

Tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah di JawaTimur semakin semarak lagi mulai tahun delapanpuluhan. Karena mulai saat itu Abah Anom (mursyidtarekat yang sama di wilayah Jawa Barat) juga membukaperwakilannya di Jawa Timur. Dari silsila ini TarekatQadiriyah wa Naqsyabandiyah diperkenalkan olehustadz H. Ali Hanafiah dengan membuka pondokpesantren Inabah (pesantren khusus untuk rehabilitasimental).166) Bahkan sekarang ini Abah Anom telah,memiliki wakil talkin (khalifah kubra) untuk wilayah JawaTimur.167) Dengan demikian maka di Jawa Timursekarang ini telah berkembang Tarekat Qadiriyah waNaqsyabandiyah dari ketiga khalifah besar Syekh AhmadKhatib al-Syambasi. Akan tetapi yang diperkirakan

165 Penjelasan KH. Makki Maksoem, mursyid Tarekat Qadiriyah waNaqsyabandiyah Pusat Cukir Jombang, wawancara tanggal 29 Juli 1996.

166 Zainal Abidin dan Juhaya, "Pengaruh Tarekat Qadiriyah waNaqsyabandiyah Ponpes Suryalaya di dalam negeri dan di luar negeri", dalamHarun Nasution (ed.). Tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah (Tasikmalaya:IALM, 1990), h. 204-205.

167 Baca Shahibul Wafa Tajul Arifin, loc. cit.

Page 71: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah

61

paling banyak pengikutnya adalah yang berasal dariSyekh Abdul Karim al-Bantani, karena jalur ini dibeberapa daerah tingkat II Jawa Timur ada mursyidnyayang mandiri. seperti di Kediri, Nganjuk, Tulung Agung,Mojokerto, Jombang dan Malang.

Kemursyidan di Rejoso Jombang tersebut, setelahmeninggalnya KH. Mustain Ramli, dilanjutkan olehadiknya yaitu; KH. Rifai Ramli. Dan setelah beliaumeninggal dunia”jabatan” mursyid selanjutnya dipegangoleh adik KH. Mustain yang lain, yaitu KH. AhmadDimyati Ramli, sampai sekarang. Kedua mursyid inimengambil bai’at kemursyidan kepada KH. Ma‘sum Ja‘far(Porong Sidoarjo).168) Dia adalah khalifah KH. RamliTamim, yang sampai sekarang tetap berkhitmadmenegakkan kemursyidan di Rejoso Jombang.169)

Sedangkan kemursyidan Surabaya setelah meninggalnyaKH. Usman, dipegang oleh putranya yang bernama KH.Asrori al-Ishaki. Keseluruhan kemursyidan yang adadalam tarekat ini memiliki ajaran-ajaran dasar yang sama.

B. Beberapa Ajarannya

Sebagai suatu mazhab dalam tasawuf, TarekatQadiriyah wa Naqsyabandiyah memiliki beberapa ajaranyang diyakini akan kebenarannya, terutama dalamkehidupan kesufian. Beberapa ajaran yang merupakanpandangan para pengikut tarekat ini bertalian denganThariqat (metode) untuk mendekatkan diri kepada AllahSWT dengan cara yang diyakini paling efektif dan efisien.Pada umumnya thariqat (metode) dalam suluk yangmenjadi ajaran dalam tarekat ini didasarkan pada

168 Penjelasan KH. Ahmad Dimyati Ramli, mursyid Tarekat Qadiriyahwa Naqsyabandiyah pusat Rejoso Jombang. Wawancara tanggal 26 Juni 1996.

169 Penjelasan K. Masduki, khalifah KH. Musta'in Romli di Nganjuk,wawancara tanggal 17 Juli 1996.

Tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah

Page 72: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah

Al-Hikmah62

Alquran, al-Hadis dan perkataan para ulama’ al-’arifindari kalangan salaf al-salihin.170) Pandangan-pandangantersebut juga tidak jarang dikuatkan dengan landasanfilosofis, bahkan ada juga teori-teori filsafat yangdijadikan dasar untuk menguatkan pandangan dalamajaran-ajarannya. Seperti teori-teori filsafat tentang“kejadian manusia”, filsafat jiwa dan filsafat pendidikandibahas secara khusus pada bab IV). Karena itulah makaajaran-ajaran itu kemudian mengikat para pengikuttarekat ini dalam suatu pola pikir, sikap mental, dan amalperbuatan yang sama.

Setidaknya ada empat ajaran pokok dalam tarekatini, yaitu: ajaran tentang kesempurnaan suluk, adab paramurid, dzikr, dan muraqabah.171) Keempat ajaran inilahpembentuk citra diri yang paling dominan dalamkehidupan para pengikut Tarekat Qadiriyah waNaqsyabandiyah. Ajaran-ajaran tersebut juga membentukidentitas diri yang membedakan antara pengikut tarekatdengan yang lain, khususnya ajaran-ajaran yang bersifatteknis, seperti tata cara berzikir, muraqabah dan bentuk-bentuk upacara ritualnya. Berikut ini adalah penjelasandari keempat ajaran tersebut.

170 Baca misalnya, Muslikh Abdurrahman, al-Futuhat al-Rabbaniyah, op.cit., h. 22-23. Zamroji Saerozi, Al-Tazkirat al-Nafi'ah, op. cit., h. 37.

171 Tidak semua kitab pegangan pengikut tarekat ini memuat ajarankesempurnaan suluk dan adab al-muridin. Dua ajaran tersebut biasanya dikajioleh para pengikut tarekat ini melalui kitab-kitab yang dibaca oleh para kiyahidan mursyid. Seperti kitab, al-Anwar al-Qudsiyah, karya Syekh Abd. Wahabal-Sya'rani, al-Gunyah li Talibi Tariq al-Haq, karya Syekh Abd. Qadir al-Jailani,Tanwir al-Qulub, karya Syekh Amin al-Qurdi dan kitab Kifayat al-Atqiya' waMinhaj al-Asfiya' karya Syekh Abi Bakr al-Makky. Sedangkan dalam MasalahDzikr dan kaifiyatnya disebutkan dalam semua kitab pegangan para pengikut.Adapun dalam ajaran muraqabah kebanyakan kitab pegangan tidak menyebutkankaifiyatnya, yang disebutkan hanya macam-macam muraqabah yang ada dalamTarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah.

Page 73: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah

63

1. Kesempurnaan SulukAjaran yang sangat ditekankan dalam ajaran Tarekat

Qadiriyah wa Naqsyabandiyah (TqN) adalah suatukeyakinan bahwa kesempurnaan suluk (merambah jalankesufian, dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah),adalah jika berada dalam tiga dimensi keislaman, yaitu:Islam, iman, dan ihsan. Akan tetapi ketiga term tersebutbiasanya dikemas dalam suatu ajaran three in one yangsangat populer dengan istilah; syari’at, tarekat danhakikat.172)

Syari’at adalah dimensi perundang-undangan dalamIslam. Ia adalah ketentuan yang telah ditetapkan olehsyari’ (Allah), melalui rasul-Nya Muhammad SAW. Baikyang berupa perintah maupun larangan. Tarekatmerupakan dimensi pengamalan syari’at tersebut.Sedangkan hakikat adalah dimensi penghayatan, dalampengamalan tarekat tersebut.173) Dengan penghayatanatas pengamalan syari’at itulah, maka seseorang akanmendapatkan manisnya iman yang disebut denganma’rifat.

Syari’at juga bisa berarti segala perbuatan lahiriahyang mesti dilaksanakan oleh seorang hamba. Sebagairealisasi dari pernyataannya “iyyaka na’budu wa iyyakanastain”. Di dalam syari’at itulah hakikat akan ditemukandengan pertolongan Allah, dan pertolongan Allah itu

172 Perlunya keseimbangan antara ketiga hal tersebut diuraikan dalamMuslikh Abdurrahman, Risalah Tuntunan Tarekat Qadiriyah waNaqsyabandiyah, jilid I-II (Kudus: Menara Kudus, 1976), al-Futuhat al-Rabbaniyah, op. cit., h. 20-21. Abu Bakar al-Makky, Kifayat al-Atqiya' waMinhaj al-Asfiya', (Surabaya: Sahabat Ilmu, t. th.).

173 Abu Bakar al-Makky, op. cit., h. 9. Baca juga dalam Qawaid, Tarekatdan Politik, Kasus Tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah di Desa MraggenDemak, Jawa Tengah (Tesis) Program Pascasarjana Universitas Indonesia(Jakarta: PPS-UI, 1993), h. 125.

Tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah

Page 74: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah

Al-Hikmah64

akan datang jika amal perbuatan dilaksanakan dengankepasrahan diri yang tulus (tawakkal) kepada-Nya.174)

Para mursyid Tarekat ini biasanya menggunakanpenggambaran hakikat suluk adalah sebagai upayamencari mutiara. Sedangkan mutiara itu hanya ada ditengah samudera yang sangat dalam. Sehingga ketiga halitu (syari’at,thariqat dan hakikat) menjadi mutlak pentingkarena ketiganya berada dalam satu sistem. Syari’atdigambarkan sebagai bahtera atau kapal yang berfungsisebagai alat untuk dapat sampai tujuan. Tarekat sebagaisamudera yang sangat luas, dan merupakan tempatadanya mutiara. Sedangkan hakikat tidak lain adalahmutiara yang dicari-cari itu. Sedangkan mutiara yangdicari oleh para salik dan sufi tiada lain adalah ma’rifatbillah.175)

Jadi dalam tarekat ini diajarkan, bahwa seorang salik(orang yang meniti jalan kesufian, dalam rangkamendapatkan ma’rifat billah), tidak mungkin dapatberhasil tanpa memegangi syari’at, melaksanakan tarekatdan menghayati hakikat. Seorang salik tidak mungkinmelepaskan ketiga dimensi keislaman itu. Ia tidak akanmendapatkan ma’rifat kepada Allah, tanpa berada dalamsyari’at dan masuk dalam tarekat.176) Sebagaimanamustahilnya orang yang mencari mutiara tanpa mauturun ke lautan dan menggunakan alat (kapal).

174 Baca Abu Bakr al-Makkiy, loc. cit.175 ibid., Penjelasan KH. Zamroji Saerozi, mursyid TqN di Kediri Jawa

Timur, wawancara tanggal 23 Juli 1996.176 Untuk menguatkan pendapat tentang perlunya ketiga hal tersebut,

Muslikh Abdurrahman mengutip perkataan Imam Malik:

Lihat al-Futuhat al-Rabbaniyah, op. cit., h. 20.

Page 75: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah

65

Dalam Tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyahdiajarkan, bahwa tarekat diamalkan justru harus dalamrangka menguatkan syari’at. Karena bertarikat denganmengabaikan syari’at, ibarat bermain di luar sistem. Tidakmungkin mendapatkan sesuatu darinya, kecuali kesia-siaan. Ia tidak mungkin mendapatkan hakikat yanghakiki.177) Pemahaman semacam ini biasa digambarkandengan sebuah lingkaran, itulah syari’at. Dan jari-jariyang menghubungkan antara lingkaran dengan porosnyaadalah tarekat. Sedangkan titik poros, itulah pusatpencarian, yaitu hakikat.178)

Dari penggambaran atas pemahaman-pemahamantersebut, dapat dikatakan, bahwa suluk adalah upaya,atau proses untuk mendapatkan ma’rifat kepada AllahSWT. dan mendekatkan diri kepada-Nya, yang dilakukandalam sebuah sistem yang telah ditetapkan oleh Allahmelalui rasul-Nya. Pemahaman kesempurnaan sulukdigambarkan sebagai berikut:A. Gambaran atas pemahaman muslim sunni pada

umumnyaB. Gambaran atas pemahaman sufi sunni (salaf), pada

umumnyaC. Gambaran atas pemahaman ahli Tarekat sunni pada

umumnya, termasuk di dalam Tarekat Qadiriyah waNaqsyabandiyah. Yaitu cara mendekatkan diri kepadaAllah (suluk), yang teknisnya telah ada panduannyadan didapatkan melalui seorang musryid yangmemiliki ketersambungan silsila (tarekat tersebut)kepada Rasulullah.

177 Penjelasan KH. Zamraji Saerozi, (wawancara), loc. cit., Baca jugadalam Abu Bakar al-Makkiy, loc. cit.

178 A. Wahib Mu'ti, Tarekat : Sejarah Timbulnya, macam-macamnya danAjaran-ajarannya, dalam kumpulan makalah Paramadina, Tasawuf (Jakarta:Yayasan Paramadina, t. th.), h. 141.

Tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah

Page 76: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah

Al-Hikmah66

A. 1. Lingkaran sistem(syari’at)

2. Semua amal ibadah(tarekat)

3. Tujuan ibadah(hakekat)

B. 1. Kapal/alat(syari’at)

2. Laut/tempat tujuan(tarekat)

3. Mutiara/tujuan(hakekat)

C. 1. Lingkaran sistem(syari’at)

2. Jari-jari/tatacarayang warid (tarekat)

3. Titik poros/tujuan(hakekat)

Page 77: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah

67

Ajaran tentang prinsip kesempurnaan sulukmerupakan ajaran yang menjadi tekanan utama pendiriTarekat Qadiriyah, yaitu Syekh Abd. Qadir al-Jailani(w.561 H.).179) Hal ini dapat dimaklumi, karena ia adalahseorang sufi sunni dan sekaligus seorang ulama’ fiqh. Iaadalah faqih dalam mazhab Hanbali. Inilah pemahamanprinsip yang membedakan antara sufi sunni dan sufibid’i.180)

Menurut Nurcholish Madjid, tarekat-tarekat yang adasekarang ini merupakan suatu kelembagaan sufi populeryang merupakan hasil dari usaha dan kerja keras paraulama’ sufi sunni, seperti al-Ghazali, al-Qusyairi, al-Sya’rani, Ibn Taimiyyah, dan lain-lain. Sehinggamenurutnya, keberadaan tarekat-tarekat yang adasekarang ini sudah tidak perlu untuk terlalu dicurigaikeabsahannya secara syar’i.181) Walaupun sudah barangtentu, ada satu-dua, yang mengatasnamakan tarekat, atauberperan sebagai tarekat tetapi tidak mengindahkansyari’at. Itulah yang di dalam lingkungan NahdatulUlama’ (NU), dikatakan sebagai Tarekat GairuMu’tabarah.182)

179 Syekh Abd. Qadir menekankan perlunya keseimbangan antara ketigadimensi keislaman tersebut. Untuk mengetahui pandangan-pandangannya bacadalam Abd. Qadir al-Jailani al-Hasani, al-Gunya li Talibi Tariq al-Haq fi al-Akhlaq wa al-Tasawuf wa al-Akhlaq, juz II (t.t.: al-Maktabah al-Sya'biyah,t.th.), h. 161-162.

180 Baca Abd. Aziz Dahlan, Tasawuf Sunni dan Tasawuf Falsafi: TinjauanFilosofis, dalam kumpulan makalah Paramadina, op. cit., h. 125-126.

181 Baca Nurcholis Madjid, Islam Agama Peradaban: Membangun Maknadan Relevansi Doktrin Islam dalam Sejarah (Jakarta: Paramadina, 1995), h.113, 115.

182 IBid., h. 113. Qawaid, op. cit., h. 108.

Tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah

Page 78: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah

Al-Hikmah68

Di dalam lingkungan Nahdhatul Ulama’ terdapatjam’iyyah para pengamal Tarekat Mu’tabarah, yangberdiri pada tahun 1957. Organisasi ini didirikan denganmaksud antara lain adalah untuk memudahkanpengawasan terhadap kemungkinan munculnyapenyimpangan-penyimpangan dalam pengamalan suatutarekat, dari ketentuan syari’at Islam. Sehingga dapatdibedakan dengan lebih mudah, mana yang pengamalansuatu tarekat, dari ketentuan syari’at Islam. Sehinggadapat dibedakan dengan mudah, mana yang mu’tabarah(absah), dan yang gairu mu’tabarah (batil).183) Menurutpenelitian KH. Wahab Hasbullah (tokoh pendiri NU.), didunia Islam sekarang ada 44 tarekat mu’tabarah termasukdi dalamnya Tarekat Qadiriyah dan Tarekat Naqsya-bandiyah.184)2. Adab para murid

Kitab yang sangat populer dikalangan sunni, danmenjadi rujukan bagi sebagian besar tarekat yang ada(termasuk Tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah)adalah Tanwir al-Qulub fiMu’ammalati ‘allam al-Guyub,karya Muhammad Amin al-Kurdi dan kitab al-Anwar al-Qudsiyah, karya seorang sufi yang terkenal, Syekh Abd.Wahhab al-Sya’rani, disamping kitab karya pendiriTarekat Qadiriyah sendiri (Syekh Abd. Qadir al-Jailani),yang berjudul al-Gunyah li Talibi Tariq al-Haq.

Di dalam ketiga kitab tersebut, diuraikan panjanglebar tentang adab bagi para murid (orang-orang yangmenghendaki “bertemu” Tuhan). Dalam kitab-kitabtersebut dijelaskan betapa pentingnya memperbaiki adab,

183 "Melacak Jejak Tarekat NU", dalam Aula Majalah Nahdatul Ulama',op. cit. h. 7.

184 Baca ibid., Baca Martin Van Bruinessen, Tarekat, op. cit., h. 179,Daftar nama Tarekat Mu'tabarah lihat dalam lampiran.

Page 79: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah

69

dan ini merupakan unsur ajaran pokok yang ada dalammazhab tasawuf. Secara garis besar, seorang murid (salik)ataupun ahli tarekat, harus menjaga empat adab, yaituadab kepada Allah, kepada Syekh (mursyid dan guru),kepada ikhwan dan adab kepada diri sendiri.a. Adab Kepada Allah

Seorang murid harus senantiasa menjaga adab lahirdan batin dengan sebaik-baiknya. Demikian juga adabnyakepada Allah. Dan diantara adab seorang murid kepadaAllah SWT. adalah mensyukuri semua karunia danpemberian Allah atas dirinya dalam setiap waktu dankesempatan, serta senantiasa menjaga kesadaran untukbersyukur dan tidak melupakannya.185)

Juga termasuk adab seorang murid kepada Tuhannyaadalah tidak bersembunyi dari seseorang, kecuali karenauzur. Tidak menunda pemberian kepada orang yangmeminta pada waktu lain. Tidak sekali-kali menolakorang-orang yang meminta-minta, kecuali karenahikmah, bukan karena kikir, dan bakhil. Berusahamengeluarkan kecenderungannya kepada selain Allahdari dalam hati. Mengutamakan kepentingan saudaranyasesama muslim dengan apa yang dimilikinya. Menjauhisesuatu yang diagungkan (diperebutkan) oleh kebanyakanmanusia, termasuk di dalamnya adalah berbuat yangtidak jelas hukumnya.186)b. Adab Kepada Mursyidnya

Adab kepada mursyid (syekh), merupakan ajaranyang sangat prinsip dalam tarekat, bahkan merupakansyarat dalam riyadat seorang murid. Adab atau etika

185 Baca Abd. Wahab al-Sya'rani, Al-Anwar al-Qudsiyyah fi Ma'rifatiQawaidi al-Sufiyah (Jakarta: Dinamika Berkah Utama, t. th.), h. 267.

186 IBid., h. 268. Bandingkan dengan Fasal Husnul Khuluq, dalam Abd.Qadir al-Jailani, op. cit., h. 192-199.

Tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah

Page 80: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah

Al-Hikmah70

antara murid dengan mursyidnya diatur sedemikianrupa, sehingga menyerupai adab para sahabat denganNabi Muhammad SAW. Hal yang sedemikian ini karenadiyakini bahwa mu’asyarah antara murid dan mursyidadalah melestarikan sunnah (tradisi) yang terjadi padamasa Nabi.187) Dan kedudukan murid menempati peransahabat, dan mursyid menggantikan peran nabi, dalamhal irsyad (bimbingan) dan ta’lim (pengajaran).

Diyakini oleh para ahli tarekat, bahwa ada tiga halyang dapat menghantarkan seseorang dapat wusul(sampai kepada Allah) dalam arti ma’rifat. Yitudzikrsirriatau dzikr khafi (dzikr dalam hati), muraqabah(kontemplasi) dan senantiasa hadir, Rabithah dankhidmad kepada mursyidnya.188) Adab kepada mursyidini tersimpul dalam rasa cinta seorang murid kepadamursyidnya, dengan sebenar-benarnya cinta.189)

Di antara kitab pegangan murid Tarekat Qadiriyahwa Naqsyabandiyah ada yang menyebutkan secara rincitentang adab seorang murid kepada syekhnya. Adabtersebut dirumuskan secara terperinci dalam sepuluhpoin, yaitu:1. Seorang murid harus memiliki keyakinan, bahwa

maksud dan tujuan suluknya tidak mungkin berhasiltanpa perantaraan gurunya. Karena jika seorangmurid merasa bimbang dan ingin berpindah kepadaguru lain, maka hal tersebut menjadi sebabnya hirman(terhijab) oleh nur gurunya tersebut, yangmenghalangi sampainya pancaran al-fayd al-

187 Baca Annemarie Schimmel, Mystical Dimension of Islam, diterjemahkanoleh S. Djoko Damono, dkk. dengan judul Dimensi Mistik dalam Islam (Jakarta:Pustaka Firdaus, 1986), h. 104, 242.

188 Baca Zamroji Saerozi, al-Tazkirat al-Nafi'ah, juz I (t.t.), h. 11-12.189 Baca Abd. Wahab al-Sya'rani, op. cit., h. 114.

Page 81: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah

71

rahmani. Hal ini bisa tidak terjadi kalau kepindahanmurid kepada guru yang lain itu atas izin yang sarihdari gurunya yang semula. Atau jika guru yangpertama ternyata syari’at atau tarekatnya batal,dalam arti tidak cocok dengan syari’atnya Rasulullah.Jika keadaannya memang demikian, maka seorangmurid harus pindah kepada guru mursyid yang lebihsempurna dan lebih zuhud, lebih wara’ dan lebih luasilmu syari’at dan tarekatnya. Di samping itu harusdicari yang lebih selamat hatinya dari sifat tercela.Lagi pula ia memang seorang mursyid yangmendapat izin (baia’t) sebagai mursyid dari mursyidsebelumnya.

2. Seorang murid harus pasrah, menurut dan mengikutibimbingan guru dengan rela hati. Ia juga harushidmat (melayani) guru dengan rasa senang, rela danikhlas hatinya hanya karena Allah. Karena jauharnyairadah dan mahabbah itu tidak dapat jelas kecualimenurut, patuh dan hidmat.

3. Jika seorang murid berbeda paham (pendapat)dengan guru, baik dalam masalah kulliyyat maupunjuziyyat, masalah ibadah maupun adat, maka muridharus mutlak mengalah dan menuruti pendapatgurunya karena i’tirad (menentang) guru itumenghalangi berkah dan menjadi sebab su’ulkhatimah. Nauzu billah min zalik. Kecuali jika gurumemberikan kelonggaran kepada murid untukmenentukan pilihannya sendiri.

4. Murid harus berlari dari semua hal yang dibencigurunya dan turut membenci apa yang dibencigurunya.

5. Jangan tergesa-gesa memberikan ta’bir (mengambilkesimpulan) atas masalah-masalah seperti; impian,isyarat-isyarat, walaupun ia lebih ahli dari gurunyadalam hal itu. Akan tetapi sampaikan hal itu kepada

Tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah

Page 82: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah

Al-Hikmah72

guru dan jangan meminta jawaban. Tunggu sajajawabannya pada waktu yang lain dan kalau tidakdijawab maka diamlah. Yakinlah diamnya gurukarena ada hikmah. Dan apabila murid ditanya guru,atau diperintahkan menerangkan sesuatu, maka iaharus menjawab seperlunya.

6. Merendahkan suara di majelis gurunya dan janganmemperbanyak bicara dan tanya jawab dengangurunya, karena semua itu akan menjadi sebabnyamahjub.

7. Kalau mau menghadap guru jangan sekonyong-konyong, atau tidak tahu waktu. Jangan mengahadapguru dalam waktu sibuk, atau dalam waktu istirahat.Dan Kalau sudah menghadap, jangan bicara sesuatukecuali yang menyenangkan hati guru serta harustetap menjaga kesopanan (khudu’ dan tawadu’),jangan memandang ke atas, melihat kanan-kiri, ataubicara dengan teman. Tetapi menghadaplah denganpenuh perhatian terhadap perkataan guru. Karenasu’ul adab kepada guru bisa menjadikan hirman darifutuh. Dan jangan lama-lama berhadap-hadapandengan guru tetapi sekedar perlunya kemudian segeramemohon diri, kecuali jika dicegah oleh guru, makajuga harus menurut.

8. Jangan menyembunyikan rahasia di hadapan guru,tentang kata hati, impian, kasyaf maupunkaramahnya. Katakanlah dengan terus terang.

9. Murid tidak boleh menukil pernyataan guru kepadaorang lain, kecuali sekedar yang dapat dipahami olehorang yang diajak bicara. Dan itupun perkataan-perkataan yang diizinkan untuk disebar luaskan.

10. Jangan menggunjing, mengolok-ngolok, mengumpat,memelototi, mengkritik dan menyebarluaskan aibguru kepada orang lain. Dan murid tidak boleh marah

Page 83: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah

73

ketika maksud dan tujuannya dihalangi oleh guru.Murid harus yakin, guru menghalangi karena adahikmat dan bila diperintah guru harus berangkatwalaupun terasa berat menurut perhitungannafsunya.Apabila murid mempunyai keperluan dengan guru,jangan sekali-kali berkirim surat, atau menyuruhorang lain. Tetapi datanglah dengan menghadapsendiri, dan berkatalah yang menyenangkan guru.Dan jika murid menghendaki kedatangan guruditempatnya (murid), jangan sekali-kali memaksa,tetapi mintalah kelonggarannya. Walaupun mungkinsecara fisik guru tidak dapat datang, yakinlah bahwaruhani guru, atau do’a restunya bisa datang ke tempatmurid.Jangan sekali-kali murid berkata: “Pak Kiai itu duluguru saya, tetapi sekarang bukan, karena sayasekarang tidak mengaji dan belajar kepadanya.” Danadalah sangat bodoh jika ada seorang murid berkata:“Makanya saya berani dengan guru, karena memangdia yang salah kepadaku.” Demikian juga kalausedang mengikuti majelisnya guru, janganlah sampaikeluar atau pulang sebelum waktunya. Tetapi janganbikin taswis (mengganggu), atau memperbanyakpertanyaan kepada guru. Tetapi diam dan perhatikansemua perkataan guru, dan terima isyarat-isyaratguru dengan hati yang ikhlas karena Allah. Dan hatiharus dipenuhi dengan rasa senang kepada gurubeserta keluarganya.Dan jika guru dipanggil oleh Allah (wafat), makasebaiknya jangan mengawini bekas isterinya. Akantetapi murid bisa mengawini anaknya, dengan niathidmat. Dan anggaplah putra-putri guru sebagaisaudara sendiri (dalam hal hormat dan kasih sayang).Karena sesungguhnya guru itu adalah bapak spiri-

Tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah

Page 84: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah

Al-Hikmah74

tual. Sedangkan bapak sendiri adalah bapakjasmani.190)

c. Adab dengan Sesama IkhwanPrinsip-prinsip ajaran etika (adab), antara sesama

ikhwan ini diantaranya disebutkan dalam kitab Tanwiral-Qulub. Dalam kitab ini disebutkan prinsip-prinsip adabyang diajarkan oleh Rasulullah kepada parasahabatnya.191) Prinsip-prinsip adab itu tersimpul padapenggambaran bentuk persahabatan yang diajarkannyasebagaimana dalam dua hadis berikut ini:192)

Artinya: "Perumpamaan dua orang yangbersaudara adalah sebagaimana dua tangan, ia salingmembersihkan antara satu dengan yang lainnya.’

(HR. Abu Na’im)

Artinya: "Seorang mukmin dengan mukmin yanglain, bagaikan bangunan yang satu dengan yang lainsaling menyangga."

Secara garis besar Syekh Muhammad Amin al-Kurdimenyebutkan adab antara sesama ikhwan itu adalahsebagai berikut:

190 Baca Muslikh Abdurrahman, al-Futuhat, op. cit., h. 33-39. Bandingkandengan Abd. Qadir al-Jailani, op. cit., h. 164-168.

191 Etika atau adab ini tidak hanya berlaku pada ikhwan secara khusus(ikhwan dalam tarekat saja), tetapi juga berlaku untuk etika mu'asyarah sesamamuslim (al-ukhuwah al-Islamiyah).

192 Kedua hadis tersebut lihat dalam Muhammad Amin al-Kurdi, Tanwiral-Qulub fi Mu'ammalati 'allam al-Guyub (Beirut: Dar al-Fikr, 1995), h. 462.

Page 85: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah

75

1. Hendaknya kamu menyenangkan mereka dengansesuatu yang menyenangkan dirimu, dan janganmengistimewakan dirimu sendiri.

2. Jika bertemu mereka, hendaknya bersegeramengucapkan salam, mengulurkan tangan (mengajakberjabat tangan), dan bermanis-manis kata denganmereka.

3. Menggauli mereka dengan akhlak yang baik, yaitumemperlakukan mereka sebagaimana kamu sukadiperlakukan.

4. Merendahkan diri kepada mereka.5. Usahakan agar mereka rela (suka), pandanglah

bahwa mereka lebih baik dari dirimu. Bertolongmenolonglah dengan mereka dalam kebaktian, taqwadan cinta kepada Allah. Jika kamu lebih tua,bimbinglah mereka kepada kebajikan. Dan jika kamulebih muda, maka mintalah bimbingan kepadamereka.

6. Berlemah lembutlah dalam menasehati ikhwan, jikakamu melihat mereka menyimpang dari kebenaran.

7. Perbaikilah prasangkamu kepada mereka. Jika kamumelihat aib pada mereka katakan pada diri andasendiri: “Jangan-jangan ini juga ada pada saya,”karena seorang muslim adalah cermin bagi muslimyang lain.

8. Jika ikhwan minta izin (keringanan), maka kabulkan.Walaupun kau tahu bahwa ia adalah pembohong.

9. Jika ada pertikaian antara sesama ikhwan, makadamaikanlah di antara keduanya. Dan janganmemihak salah satu di antara keduanya. Tetapidamaikanlah dengan penuh kelembutan danpersahabatan. Dan jangan menyudutkan salahsatunya.

Tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah

Page 86: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah

Al-Hikmah76

10. Jadilah kamu teman dalam semua keadaan. Jangansampai melupakan berdoa untuk mereka, agardiampuni oleh Allah.

11. Hendaknya kalian memberi tempat duduk kepadaikhwan dalam majlis.

12. Hendaknya membatasi berpaling dari mereka, danmendukung mereka secara moral, karena kehormatanadalah kewajiban.

13. Tunaikan janji, jika kamu berjanji. Karena janji itu dihadapan Allah adalah hutang, dan menyalahi janjitermasuk nifaq. Dan inilah yang banyak merusakpersahabatan di zaman ini, sehingga di antara sesamamuslim banyak yang saling membenci dan saling tidakmempercayai.193)

d. Adab kepada diri sendiriDalam menempuh jalan “menuju” Allah (suluk)

seseorang harus menjaga diri agar tetap beradab padadiri sendiri. Abdul Wahhab al-Sya’rani menjelaskan secarapanjang lebar tentang hal ini,194) yang secara garis besarseorang murid harus:1. Memegangi prinsip tingkah laku yang lebih

sempurna, jangan sampai seorang bertindak yangmenjadikan dia tercela, dan mengecewakan. Lebih-lebih bertindak yang menjadikan “cacat”kehormatannya, dan menurunkan derajatnya sendiri.

2. Untuk maksud sebagaiamana tersebut di poin 1, makaapabila mempunyai janji hendaklah segera dipenuhi,

193 Uraian dan Penjelasan dari poin-poin tersebut baca dalam ibid. h. 462-466. Bandingkan dengan Muhammad Usman al-Ishaqi, al-Hulasah al-Wafiah.

194 Lebih dari 1/4 bagian dari isi kitab Al-Anwar al-Qudsiyah berisi tentangadab ini.

Page 87: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah

77

apabila dipercaya jangan sampai berkhianat, danapabila bergaul dengan yang lebih tua, hendaklahsenantiasa memberi penghormatan, terhadap yanglebih muda harus mengasihi. Jika terpaksa terjerumusatau terjebak pada perkataan dan, atau perbuatan yangtidak pantas maka segera menjauhinya.

3. Hendaklah para murid bertingkah laku danmenerapkan adab (tatakrama), senantiasameyakinkan dirinya, bahwa Allah senantiasamengetahui semua yang diperbuat hamba-Nya, baiklahir maupun batin. Dengan demikian semua muridakan senantiasa mengingat Allah dimana saja dankapan saja, dan dalam semua keadaan.

4. Para murid hendaknya berusaha untuk bergauldengan orang-orang yang baik (saleh), dan menjauhiorang-orang yang jelek akhlaknya. Karena pergaulanakan memberikan pengaruh (kalau teman bergaulbaik, akan berpengaruh baik dan jika temanpergaualannya jelek juga akan mendapatpengaruhnya).

5. Bagi para murid juga tidak diperbolehkan untukberlebih-lebihan dalam hal: makan, minum,berbusana, dan berhubungan seksual. Karena hal-hal tersebut akan menjadikan kerasnya hati, danlemahnya anggota badan untuk beribadah(berbuat ketaatan), dan menjadikan telinga susahmendengarkan nasehat.

6. Hendaknya bagi para murid senantiasa berpaling daricinta duniawi, kepada mendambakan ketinggianderajat akhirat.

7. Jika murid terbuai oleh hawa nafsu misalnya beratmelaksanakan ketaatan maka hendaklah senantiasamerayu dirinya sendiri, dan meyakinkan diri bahwapayahnya hidup di dunia ini sangat pendek waktunya

Tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah

Page 88: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah

Al-Hikmah78

jika dibandingkan dengan kepayahan di akhirat kelakjika di dunia tidak mau taat kepada Allah.195)

3. DzikrTarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah (TqN) adalah

termasuk tarekat dzikr.196) Sebenarnya menurut para ahlitarekat, bahwa tarekat sebagai sebuah metode untukmendekatkan diri kepada Allah adalah bentukpengabdian yang khas bagi seseorang, maka ia bisabermacam-macam. Sedangkan jenis dan bentuknya sesuaidengan keahlian dan kecenderungan masing-masingorang.197) Hanya saja yang dituntut dalam memegangisuatu tarekat (jenis amalan dan pengabdian yang khasbagi seseorang) harus bersifat istiqamah,198) karena hanyadengan istiqamah seseorang akan mendapat hasil dankarunia Allah secara memuaskan. Sebagaimana firmanAllah SWT dalam QS. al-Jin : 16

“Dan bahwasanya jika mereka tetap berjalan lurus

195 Muhammad Usman ibn Nadi al-Ishaqi, al-Khulasah al-Wafiyah fi al-Adab wa Kaifiyat al-Dzikr India Sadat al-Qadiriyah wa Naqsyabandiyah(Surabaya: al-Fitrah, 1994), h. 9-11. Penjelasan selebihnya dari masing-maisngpoin dalam adab kepada diri sendiri ini baca dalam Abd. Wahhab al-Sya'rani, al-Anwar al-Qudsiyah, op.cit., h. 35-197.

196 A. Shahibul Wafa Tajul Arifin, Miftah Sudur diterjemahkan oleh AbuBakar Atjeh dengan judul Kunci Pembuka Dada, juz I (Sukabumi: Kotamas,t.th.), h. 12.

197 Pernyataan ini didasarkan pada praktek dari spesialisasi yang terjadi dikalangan sahabat Nabi. Baca Zamroji Saeroji, op.cit., h. 26-29, MuslikhAbdurrahman, al-Futuhat, op.cit., h. 9-11.

198 Istiqamah di sini adalah konsisten dalam satu bentuk amalan dan aktifitaskehidupan tertentu yang diniatkan sebagai bentuk pengabdian yang murni(ikhlas), karena Allah dan untuk Allah. Tetapi yang populer disebut dengantarekat dan yang berlaku dalam istilah tasawuf adalah tarekat Dzikr, sehinggasetiap disebut tarekat, maka yang dimaksudkan di sini adalah tarekat Dzikr.

Page 89: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah

79

(konsisten) di atas jalan itu (Agama Islam), benar-benar kami akan memberi minum kepada merekadengan air yang segar (rezeki yang banyak).”

Pemilihan pendiri Tarekat Qadiriyah dan para ahlitarekat pada umumnya, untuk menjadikan dzikr sebagaitarekatnya, adalah karena dzikr merupakan ibadah yangsangat istimewa. Di dalam kitab-kitab pegangan ahlitarekat, banyak dijelaskan tentang keistimewaan dzikrkepada Allah. Baik yang berdasar pada firman Allah,hadis Nabi, perkataan para sahabat, ulama Salaf, maupunpengalaman pribadi para ulama sufi.199)

Di antara firman Allah yang mengisyaratkan tentangbetapa pentingnya dzikr pada Allah itu misalnya QS. al-Ahzab : 41 200)

“Wahai orang-orang yang beriman berzikirlah kamusekalian (dengan menyebut nama Allah) dzikrsebanyak-banyaknya.”

Firman Allah QS. Thaha : 14

199 Baca kitab-kitab tasawuf pada umumnya atau kitab-kitab peganganpengikut tarekat ini. Misalnya dalam A. Sahibul Wafa Tajul Arifin, Miftah,op.cit., Muslikh Abdurrahman, al-Futuhat, op.cit., h. 22-23.

200 Dari analisis terhadap 167 ayat dalam Alqur'an yang mengandung kataDzikr dengan segala bentuk perubahannya, maka didapatkan 45 ayat yangberkaitan dengan kata Dzikr yang mengandung makna trasendental dan ta'abbudiKharisuddin Aqib, penelitian Individual tentang, Konsepsi Dzikr MenurutAlqur'an (Surabaya: Fak. Adab IAIN Sunan Ampel, 1996), h. 16. Lihat jugaMuhammad Fu'ad Abd. Baqi, Al-Mu'jam al-Mufahras li Alfaz Alqur'an al-Karim (Indonesia: maktabah Dahlan, t.th.), h. 343-349.

Tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah

Page 90: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah

Al-Hikmah80

“Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak adaTuhan selain Aku. Maka sembahlah Aku dandirikanlah shalat untuk mengingat-Ku.”Firman Allah QS. al-Ra’d : 28

“(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati merekatenteram dengan mengingat Allah, ingatlah hanyadengan mengingat Allah hatimu menjadi tenteram.”

Dalam suatu tarekat, dzikr dilakukan secara terusmenerus (istiqamah), hal ini juga dimaksudkan sebagai suatulatihan psikologis (riyadat al-nafs), agar seseorang dapatmengingat Allah pada setiap waktu dan kesempatan.201)Seorang murid akan menjadi manusia ideal dengansebutan yang bermacam-macam. Ada yang menyebutnyasebagai orang yang musyahadat dan ihsan kepadaAllah, atau seorang yang telah ‘arif bi Allah atau insankamil. Sedangkan Alquran menyebutnya dengan istilah‘ulu al-bab. Kriteria figur ‘ulu al-bab dapat dibaca didalam surat Ali Imran ayat 191.

Tarekat dzikr atau gerakan zikir di masyarakatkandan ditekankan pada zaman akhir (mulai abad XII-XIIIM), karena mulai pada saat ini fitnah dan gangguanduniawi terhadap umat Islam begitu berat, sehingga jiwamereka sangat rawan dan dalam bahaya. Tarekat ini pulaperlu di masyarakatkan untuk terapi merebaknya patologisosial. Sedangkan pada masa-masa dahulu termasukpada zaman Nabi dan sahabat tidak begitu populer

201 Penjelasan dari KH. Makky Maksoem, Mursyid Tarekat Qadiriyahwa Naqsyabandiyah di Jombang Jatim wawancara, 29 Juli 1996.

Page 91: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah

81

karena jiwa mereka masih bersih dan tidak banyak fitnahyang menggoncangnya.202)

Di antara hadis Nabi yang dijadikan pegangan (untukmelakukan dzikr) para pengikut tarekat ini adalah antaralain, sabda Nabi:

“Maukah kalian (para sahabat) kuberitahu tentangsesuatu yang lebih bagus dari amal-amal kaliansemua, lebih bersih menurut Raja kalian (Allah), lebihtinggi derajatnya padamu, lebih baik bagimudaripada infaq emas dan perak, lebih baik danbermanfaat bagimu daripada berperang melawanmusuh, sampai kalian memenggal leher mereka danmereka memenggal leher kalian!”, para sahabatmenjawab. “Tentu ya Rasulullah.” Nabi bersabda:“Dzikr kepada Allah ‘azza wa jalla.”203)Sabda Nabi:

202 Penjelasan KH. Zamroji Saerozi, mursyid Tarekat Qadiriyah waNaqsyabandiyah di Kediri Jatim, wawancara tanggal 23 Juli 1996.

203 Muslikh Abdurrahman, al-Futuhat, op. cit., h. 29. di takhrij oleh AbiIsa Muhammad Ibn Isa Ibn Saurah al-Tirmizi, Sunan al-Tirmizi, juz. V. (Beirut:Dar al-Fikr, 1980), h. 127-128.

Tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah

Page 92: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah

Al-Hikmah82

“Sesungguhnya bagi segala sesuatu itu adapembersihnya, dan sesungguhnya pembersihnya hatiitu adalah dzikr kepada Allah dan tidak ada sesuatuyang lebih menyelamatkan dari azab kubur selaindzikr kepada Allah.” (H.R. Baihaqi)204)Sabda Nabi:

“Tidak ada segolongan manusia pun yang berkumpuldan melakukan dzikr kepada Allah dengan tidak adaniat lain, selain untuk Allah semata-mata. Kecualinanti akan datang seruan dari langit “Bangkitlahkamu semua, kalian sudah diampuni dosa kalian, dansudah ditukar kejelekan kalian yang telah lalu dengankebaikan.” (H.R. Al-Thabrani)205)Yang dimaksud dzikr dalam Tarekat Qadiriyah wa

Naqsyabandiyah, adalah aktifitas lidah (lisan) maupunhati (batin) untuk menyebut dan mengingat asma Allahbaik berupa jumlah (kalimat), maupun ism dzat (namaAllah). Dan penyebutan tersebut telah dibai’atkan atau

204 Zamroji Saerozi, op. cit., h. 72. Lihat juga Zakiyuddin Abd. Azim IbnAbd. Qawiy al-Mumziri, Al-Targib wa al-Tarhib min al-Hadis al-Syarif, juz II(Beirut: Dar al-Fikr, 1988), h. 396.

205 A. Shahibul Wafa Tajul 'Arifin, Miftah, op. cit., h. 31. ditakhrij olehAbi Isa Muhammad Ibn Isa Saurah al-Tirmizi, op. cit., h. 142.

Page 93: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah

83

ditalqinkan oleh seorang mursyid yang muttasil al-fayd.(bersambung sanad dan berkahnya).206) Dzikr dapatdipelajari dan diamalkan bila bukan dari seorang syekhyang hidup dapat dari Nabi Khidir. Tetapi inisiatifnyaharus benar dan harus diturunkan melalui serentetanpemimpin rohani yang dapat dikembalikan kepadaRasulullah.207)

Dalam ajaran Tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyahterdapat dua jenis dzikr yaitu dzikr nafi isbat dan dzikrism dzat. dzikr nafi isbat adalah dzikr kepada Allahdengan menyebut kalimat tahlil “la ilaha illa Allah”.Dzikrini merupakan inti ajaran Tarekat Qadiriyah, yangdilakukan secara jahr (bersuara). Sedangkan dzikr ismdzat adalah dzikr kepada Allah dengan menyebut “Allah, Allah, Allah” secara sirr atau khafi (dalam hati).Dzikr ini juga disebut dengan dzikr lathaif danmerupakan ciri khas dalam Tarekat Naqsyabandiyah.Kedua jenis dzikr ini, (dzikr nafi isbat dan dzikr ism dzat)dibai’atkan sekaligus oleh seorang mursyid pada bai’atyang pertama kali.208)

Dzikr nafi isbat ini pertama kali dibai’atkan kepadaAli ibn Abi Thalib. Yaitu pada malam hijrahnya NabiMuhammad dari Mekkah ke kota Yatsrib (Madinah). Disaat Ali ibn Abi Thalib hendak menggantikan posisi Nabi(menempati tempat tidur dan memakai selimut Nabi).Sedangkan pada waktu itu Nabi sudah dikepung olehpara pembunuh bayaran kafir Qurays. Dengan talqindzikr inilah kemudian Ali ibn Abi Thalib mempunyaikeberanian dan tawakkal kepada Allah yang luar biasa.

206 Penjelasan KH. Makky Maksoem, mursyid Tarekat Qadiriyah waNaqsyabandiyah di Jombang Jawa Timur, wawancara, Jombang, 29 Juli 1996.

207 Annimarie Schimmel, op. cit., h. 173-174.208 Penjelasan KH. Zamroji Saerozi, mursyid Tarekat Qadiriyah wa

Naqsyabandiyah di Kediri Jatim, wawancara tanggal 17 Februari 1996.

Tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah

Page 94: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah

Al-Hikmah84

Ali berani “menyamar” sebagai Nabi, sedangkan ia tahupersis bahwa Nabi sedang terancam maut.209)

Selanjutnya dzikr ini ditalqinkan Ali ibn Abi Thalibkepada puteranya, yaitu Sayyidina Husein. KemudianHusein ibn Ali mentalqinkan dzikr ini kepada puteranya,yaitu Ali Zainal Abidin. Dan seterusnya dzikr iniditalqinkan secara sambung menyambung kemudiansampai kepada Syekh Abdul Qadir al-Jailani. Maka setelahmetode dzikr ini diamalkan oleh Syekh Abdul Qadir al-Jailani, orang-orang sesudahnya (para muridnya)menyebutnya dengan Tarekat Qadiriyah atau dzikrQadiriyah.210)

Sedangkan dzikr ism dzat dibai’atkan pertama kalioleh Nabi kepada Abu Bakar al-Shiddiq, ketika sedangmenemani Nabi berada di Gua Tsur, pada saat sedangberada dalam perjalanan hijrah atau dalam persembu-nyian dari kejaran para pembunuh kafir Qurays. Ketikasedang panik-paniknya dalam persembunyian Nabimengajarkan (mentalqinkan) dzikr ini dan sekaligus caramuraqabah ma’iyah (kontemplasi dengan pemusatankeyakinan bahwa Allah senantiasa menyertainya).211)

Selanjutnya dzikr ism dzat ini ditalqinkan kepadaSalman al-Farisi, kemudian ia mentalqinkan kepadaQasim ibn Abi Bakar. Kemudian diterima oleh imam Ja’faral-Shadiq dan terus menerus sambung menyambungsampai kemudian diterima oleh Syekh Baha-’uddin al-Naqsyabandi. Maka setelah tarekat dzikr ini diamalkan

209 Jalaluddin (Syekh), Sinar Keemasan, jilid I (Ujungpandang: PPTI,1987), h. 200.

210 Baca Kitab-kitab pegangan murid TqN, misalnya A. Shahibul WafaTajul 'Arifin, U'qud al-Juman Tanbih (Jakarta: Yayasan Serba Bakti PondokPesantren Suryalaya, 1975), h. 45, lihat juga silsilah terlampir.

211 Jalaluddin (Syekh), Sinar Keemasan, jilid II (Ujungpandang: PPTI,1987), h. 183-184. Baca Annimarie Schimmel, op. cit., h. 174.

Page 95: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah

85

oleh syekh tersebut orang-orang menyebutnya denganTarekat Naqsyabandiyah atau Tarekat DzikrNaqsyabandiyah.212)

Dalam Tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah,diajarkan dzikr nafi isbat, dan dzikr ism dzat secarabersama-sama, diajarkan karena keduanya memilikikeistimewaan yang besar. Di samping itu kedua jenisdzikr tersebut bersifat saling melengkapi terutama dalamkaitannya dengan metode pembersihan jiwa (tazkiyat al-nafs).213) Di antara keistimewaan kedua dzikr tersebutsebagaimana dijelaskan dalam hadis-hadis berikut ini.Sabda Nabi:

“Barang siapa banyak dzikrnya kepada Allah, makaia terbebas dari penyakit nifaq.” (H.R. Thabrani)214)Sabda Nabi:

“Kalimat yang paling utama yang aku katakan dandikatakan oleh para nabi sebelumku adalah La ilahailla Allah.”215)

212 Jalaluddin, ibid., h. 60-73.213 Praktek Dzikr nafi isbat dimaksudkan untuk membersihkan pusat-

pusat pengendalian jiwa secara sekaligus. Sedangkan Dzikr ismu dzatdipraktekkan untuk membersihkan jiwa dengan penekanan pada pusat tertentu.Baca pada pembahasan zikir Tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah.

214 Dikutip dari M. Ramli Tamim, Samrat al-Fikriyah, RiShalat fi Silsilatial-Thariqatain Ahli tarekat al-Qadiriyah wa Naqsyabandiyah (Jombang Jatim:t.t), h. 36.

215 A. Shahibul Wafa Tajul 'Arifin, Miftah op. cit., h. 13. Lihat dalamAhmad Ibn Hambal, Musnad al-Imam Ibn Hambal, juz III (Beirut: al-Maktabal-Islami, t. th.), h. 142.

Tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah

Page 96: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah

Al-Hikmah86

Sabda Nabi:

“Dari Abu Hurairah, ia berkata: “Saya bertanyawahai Rasulullah, siapakah manusia yang palingbahagia menerima syafa’atmu?” Nabi menjawab:“Orang yang mengucap La ilaha illa Allah denganikhlas dari dalam jiwanya.”al-Hadis.216)

Sabda Nabi:

“Hari qiyamat tidak akan sampai terjadi di mukabumi ini, sampai tidak ada orang yang mengucapAllah, Allah, Allah.” (HR. Muslim)217)Di dalam Tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah

ajaran dua jenis dzikr tersebut dipraktekkan berlandaskanpada teori filsafat kejadian manusia, filsafat jiwa, danfilsafat pendidikan yang ada dalam kedua ajaran tarekatinduknya (Tarekat Qadiriyah dan Tarekat Naqsya-bandiyah) secara terpadu. Lihat bab IV.

Dzikr nafi isbat dilaksanakan dengan jahr (bersuara)ataupun sirri (batin) dengan gerakan yang disesuaikandengan tempat Lathifah-Lathifah yang ada. Demikianjuga dengan dzikr ism dzat, dilaksankan berdasarkan

216 Zamroji Saerozi, op. cit., h. 75. Zakiyuddin Abd. al-Azim al-Munziri,op. cit., h. 412.

217 Ibid., h. 73.

Page 97: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah

87

prinsip Lathifah dan letak jiwa-jiwa tertentu pada badanmanusia (uraian selengkapnya akan dibahas dalam subpembahasan berikutnya).4. Muraqabah

Secara lughawi, muraqabah berarti mengamat-amati,atau menantikan sesuatu dengan penuh perhatian.218)Tetapi sebagai istilah tasawuf term ini mempunyai arti:Terus menerus kesadaran seorang hamba yang terusmenerus atas pengawasan Tuhan terhadap semuakeadaannya.219) Term ini tampaknya lebih dekatpengertiannya dengan istilah kontemplasi.

Muraqabah memiliki perbedaan dengan dzikrterutama pada obyek pemusatan kesadaran (kosentra-sinya). Kalau dzikr memiliki obyek perhatian padasimbol, yang berupa kata atau kalimat, sedangkanmuraqabah menjaga kesadaran atas makna, sifat,qudrat dan iradat Allah. Demikian juga media yangdipergunakan juga memiliki perbedaan. Dzikrmenggunakan lidah (baik lidah fisik maupun lidahbatin), sedangkan muraqabah menggunakan kesadaranmurni yang berupa imajinasi dan daya khayali.

Muraqabah dalam tarekat dilaksanakan sebagaiajaran pokok, karena Allah senantiasa memperhatikanhambanya. Sebagaimana firman-Nya QS. al-Nisa’ : 1

“Sesungguhnya Allah senantiasa memperhatikan atasdiri kamu semua.”

218 Ahmad Warson Munawwir, Kamus Arab Indonesia (Yogyakarta: P.P.Al-Munawwir, 1984), h. 557.

219 Muslikh Abdurrahman, Umdat al-Salik fi Khairi al-Masalik(Poerwarejo: Syirkat al-Tijarah fi Ma'had Berjan, t.th.), h. 87.

Tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah

Page 98: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah

Al-Hikmah88

Maka muraqabah di sini bernilai sebagai latihanpsikologis (riyadat al-nafs) untuk menanamkan keyakin-an yang dalam akan makna firman Allah tersebut.220)

Adapun tujuan akhir dari ajaran muraqabah iniadalah agar seseorang menjadi seorang mukmin yangsesungguhnya. Seorang hamba Allah yang muhsin dapatmenghambakan diri kepada-Nya “ibadat” dengan penuhkesadaran seolah-olah melihat-Nya, sebagaimana sabdaNabi:

“Ihsan adalah apabila engkau beribadah kepadaAllah seolah-olah engkau melihat-Nya, maka jika engkautidak dapat melihat-Nya maka sesungguhnya ia melihat-mu”. (H.R.Muslim)221)

Dalam Tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah,muraqabah diyakini sebagai asal semua kebaikan,kebahagiaan dan keberhasilan. Seorang hamba tidak akansampai pada muraqabah kecuali setelah muhsabat al-nafsdan mampu mengatur waktu dengan baik.222)

Pada ajaran Tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyahterdapat 20 macam jenis dan cara muraqabah. Di dalamtarekat induknya (Tarekat Qadiriyah wa Naqsyaban-diyah) masing-masing memiliki 13 macam caramuraqabah.223) Akan tetapi kalau diperbandingkan dan

220 Ibid., Bandingkan dengan Sayyid Abd. Aziz al-Darimi, Taharat al-Qulub wa al-Hudu' li Allami al-Ghuyub (Jeddah: al-Haramain, t.th.), h. 225.

221 Muslikh Abdurrahman, Umdat, op. cit., h. 88. Abi al-Husain Mus-lim ibn al-Hajjaj, op. cit., h. 28.

222 Ibid. Menurut Sayyid/Syekh al-Darimi, Muraqabah merupakanpangkal yang terbesar di antara pangkalnya taqwa, karena Muraqabah adalahpengetahuan bahwa Allah mendengar, melihat, mengetahui. Dan apabilapengetahuan ini telah sampai dan menggores di dalam hati maka seseorang tidakakan tertimpa kelupaan pada Allah. Sehingga buahnya adalah rasa malu, segan,dan mengagungkan kepada Tuhan. Abd Aziz al-Darimi, loc. cit.,

223 Baca Mir Valiuddin, contemplative Disciplines in Sufism, diterjemahkan

Page 99: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah

89

dianalisis, maka jelaslah bahwa sistim muraqabah yangada pada Tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah, adalahberasal dari tatacara muraqabah yang ada dalam TarekatNaqsyabandiyah, Mujaddidiyah (Syekh Ahmad Faruqial-Shirhindi).224)

Ada 13 macam dari 20 macam muraqabah yang adapada Tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah, sama persisdengan muraqabah dalam Tarekat NaqsyabandiyahMujaddidiyah, sedangkan selebihnya merupakanpendalaman dari jenis-jenis tertentu dari muraqabahtarekat tersebut. Dan diantara 20 jenis muraqabahtersebut hanya ada 3 macam muraqabah yang memilikikesamaan obyek (tidak sama dalam nama dan tatacara)dengan sistem muraqabah yang ada dalam TarekatQadariyah.225)

Keduapuluh macam muraqabah itu adalah:a. Muraqabah ahadiyah,

muraqabah ini adalah kontemplasi atas sifat ke-Mahaesaan Allah. Ajaran muraqabah ini ada dalamTarekat Qadiriyah dan Naqsyabandiyah. Dalamkontemplasi diimajinasikan datangnya al-Fayd al-

oleh M.S. Nasrullah dengan judul Zikir dan Kontemplasi dalam Tasawuf(Bandung: Pustaka Hidayah, 1996), h. 202, 210-249.

224 Ahmad Faruqi al-Shirhindi, adalah seorang sufi besar. Ia adalah syekhdalam Tarekat Naqsyabandiyah di India, wafat 1034 H/1624 M. di Delhi. Diadianggap sebagai seorang mujaddid dalam Islam (mujaddid alf sani), pembaruIslam milinium kedua. Ia telah berhasil menegakkan syari'at dari pengaruh filsafatwujudiyahnya ibn Arabiy dengan merumuskan filsafat isnaniyah yangmerupakan landasan atas paham wahdat al-syuhud. Baca ibid., h. 139-141 M.Abdal Haq Anshari, Sufism and Syari'ah: a Study of Syaikh Ahmad Syirhindi'sEffort to Reform Sufism, diterjemahkan oleh Ahmad Nasir Budiman denganjudul Antara Sufisme dan Syari'ah (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1993), h. 1-35.

225 Lihat dalam bagan perbandingan antara tiga sistem muraqabah.(lampiran)

Tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah

Page 100: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah

Al-Hikmah90

rahmani (pancaran karunia Allah) berasal dari enamarah, yaitu: atas-bawah, muka-belakang, dan kanan-kiri. Sedangkan dalam Tarekat NaqsyabandiyahMujaddidiyah (NM), muraqabah ini kesadaran dipusatkan dalam lima lathaif secara bertahap, yaituLathifah al-qalbi, ruhi, sirri, khafi, dan Lathifah al-akhfa.

b. Muraqabah ma’iyyah,Jenis muraqabah ini ada dalam kedua tarekatinduknya (Qadiriyah dan Naqsyabandiyah). Akantetapi dalam hal teknis lebih dekat dengan ajaranmuraqabah yang ada pada Tarekat Qadiriyah.Muraqabah ma’iyah adalah kontemplasi akan maknakebersamaan Allah dengan dirinya.

c. Muraqabah aqrabiyah,Arti dari muraqabah ini adalah memperhatikandengan seksama dalam kontemplasi akan makna danhal kedekatan Allah. Namanya sama dengan yangada dalam Tarekat Naqsyabandiyah, sedangkanfilosofinya lebih dekat dengan yang ada dalamTarekat Qadiriyah.

d. Muraqabah al-mahabbah fi- al-dairat al-ula

e. Muraqabah al-mahabbah fi al-dairat al-saniyah

f. Muraqabah al-mahabbah fi al-dairat al-qaus

Ketiga jenis muraqabah ini adalah jenis kontemplasiatas kecintaan kepada Allah pada orang-orang yangberiman dan kecintaannya orang mukmin kepadaAllah. Ketiganya merupakan pendalaman, danperincian atas muraqabah al-aqrabiyah dan al-mahabbah yang ada dalam Tarekat Naqsyabandiyah.

g. Muraqabah wilayat al-’ulya,

Muraqabah jenis ini hanya ada dalam ajaran Tarekat

Page 101: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah

91

Naqsyabandiyah. Walaupun menggunakan namayang berbeda (terkadang juga disebut dengan namayang sama), tetapi cara dan sasarannya sama.Sedangkan dalam Tarekat Qadiriyah jenis muraqabahini terlaksana dalam muraqabah yang ketujuh (samasasaran dan dalilnya) .

h. Muraqabah kamalat al-nubuwwah,yaitu muraqabah (kontemplasi), atas qudrat Allahyang telah menjadikan sifat-sifat kesempurnaankenabian.

i. Muraqabah kamalat al-rishalat,adalah kontemplasi atas Allah dzat yang telahmenjadikan kesempurnaan sifat kerasulan.

j. Muraqabah kamalat al-ulul azmi,adalah muraqabah (kontemplasi) atas diri Allah yangtelah menjadikan para rasul yang bertitel ulul azmi.Ketiga jenis muraqabah tersebut hanya terdapatdalam ajaran Naqsyabandiyah Mujaddidiyah (NM).

k. Muraqabah al-mahabbah fi al-dairat al-khullat,yaitu Muraqabah atas Allah dzat yang telahmenjadikan hakikat Nabi Ibrahim sebagai khalilullah.

l. Muraqabah al-mahabbah fi al-dairat al-sirfa,yaitu muraqabah atas Allah yang telah menjadikanhakikat Nabi Musa As. yang sangat dikasihi, sehinggabertitelkalimullah.

m. Muraqabah al-dzatiyah al-muntazibal bi al-mahabbah,yaitu muraqabah kepada Allah, yang telahmenjadikan hakikat Nabi Muhammad yang telahmenjadi kekasihnya yang asal dan dicampur dengansifat pengasih.

Tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah

Page 102: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah

Al-Hikmah92

n. Muraqabah al-mahbubuyah al-sirfah,yaitu muraqabah kepada Allah yang telahmenjadikan hakikat Nabi Ahmad yang memiliki sifatpengasih yang mulus.Keempat jenis muraqabah ini (no. k, l, m, dan n)merupakan pendalaman dari muraqabah ulul azmiyang ada dalam Tarekat Naqsyabandiyah al-Mujaddidiyah.

o. Muraqabah hubb al-sirf,

yaitu muraqabah kepada Allah yang telah mengasihiorang-orang mukmin (dengan tulus) yang cintakepada Allah, para malaikat, para rasul, para nabidan wali, cinta pada para ulama’ dan kepada sesamamukmin. Muraqabah ini di dalam Tarekat Naqsya-bandiyah disebut dengan muraqabah al-mahabbah.

p. Muraqabah la ta’yin,

adalah kontemplasi akan hak Allah yang tidak dapatdinyatakan dzat-Nya, oleh semua makhluk tanpakecuali. muraqabah jenis ini tidak terdapat dalamkedua tarekat induknya. Akan tehnik dan sasaran darimuraqabah sudah tercakup di dalam muraqabahahadiyah pada Tarekat Naqsyabandiyah Mujad-didiyah.

q. Muraqabah hakekatu al-ka’bah,adalah kontemplasi kepada Allah, dzat yang telahmenciptakan hakikat ka’bah sebagai kiblatnya orangyang bersujud kepada Allah.

r. Muraqabah haqiqat Alquran,muraqabah ini adalah berkontemplasi atas Allah yangtelah menjadikan hakikat Alquran yang diturunkankepada Nabi Muhammad, yang merupakan ibadahbagi pembacanya.

Page 103: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah

93

s. Muraqabah haqiqat al-sirfah,adalah muraqabah atas Allah yang telah mewajibkankepada para hambanya untuk melakukan shalat,yang terdiri dari beberapa ucapan dan perbuatan.

t. Muraqabah dairat al-ma’budiyah al-sirfah,adalah muraqabah dengan berkon templasi akan Allahyang memiliki hak untuk disembah oleh semuamakhlukNya.Keempat jenis muraqabah tersebut (q, r, s, dan t),sama persis dengan muraqabah yang ada dalamTarekat Naqsyabandiyah Mujaddidiyah. 226)

5. Ajaran-ajaran yang lainSelain keempat ajaran pokok yang telah disebutkan

terdahulu, masih ada ajaran lain yang bersifat tidakmengikat. Seperti dzikr anfas, tafakkur dan prilaku sertasikap mental kesufian pada umumnya.227) Kesemua ajaranyang bersifat tidak mengikat tersebut kurang menjadipenekanan dalam tarekat ini. Hal ini terbentuk antaralain karena adanya keyakinan, bahwa jika seseorang telahmelaksanakan keempat ajaran pokok tersebut, khususnyaDzikr dengan baik, maka secara otomatis apa saja yangmengarah kepada kedekatan kepada Allah akan terasamudah dan ni’mat untuk dilaksanakan. Karena ia telah

226 Tentang 20 jenis muraqabah tersebut dapat dibaca pada MuslikhAbdurrahman, al-Futuhat, op. cit., h. 52-63., Umdat al-Salik, op. cit., h. 87-141.Zamroji Saerozi, juz II, op. cit., h. 4-37. M. Romli Tamim, op. cit., h. 11-23.Sebagai bahan perbandingan adalah muraqabah yang ada pada TarekatNaqsyabandiyah Mujaddidiyah dan Tarekat Qadiriyah. Keduanya diambil dariMir Valiuddin, loc. cit., serta muraqabah yang ada dalam TarekatNaqsyabandiyah Khalidiyah diambil dari Jalaluddin, Sinar keemasan, jilid II,op. cit., h. 19-44.

227 Prilaku dan sikap mental kesufian pada umumnya misalnya zuhud,wara', ikhlas, ridha, dan husn al-khulq.

Tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah

Page 104: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah

Al-Hikmah94

mendapatkan asrarnya dzikr manisnya iman (halawat al-iman).228)a. Dzikr al-anfas

Dzikr al-anfas adalah dzikr untuk menyebut namaAllah dengan lidah batin (sirri atau khafi) yang disertakandengan ritme nafas (keluar masuknya nafas)pada semuakeadaan). Sehingga ia menjadi orang yang menyebutasma Allah dalam semua keadaan (qiyaman, qu’udan,wa’ala junubihim). Sedangkan teknik dzikr ini bebas tidakterikat oleh waktu, tempat dan hitungan.

Ajaran tentang dzikr anfas diberikan oleh sebagianmursyid kepada murid-muridnya sebagai himbauan. Danhimbauan ini khususnya diberikan kepada murid-muridyang telah hatam melaksanakan dzikr lathaif. 229) Dzikral-anfas merupakan salah satu ajaran inti dalam tarekatNaqsyabandiyah yang sebelas. Yaitu Husn dar dam, atausadar sewaktu bernafas. Baik dengan menyebut ism dzat(Allah, Allah, Allah), maupun dengan menyebut kalimattahlil:la ilaha illa Allah.230)b. Tafakkur

Tafakkur atau berfikir dalam terminologi tasawufadalah bermakna transendental. Ia adalah memikirkandan merenungkan makna, hakikat dan hikmat dibaliksesuatu untuk menemukan keagungan Allah.231)

Walaupun ajaran tentang tafakkur ini tidak begituditekankan (tidak mengikat), akan tetapi ada di antara

228 Penjelasan K.H. M. Ali Hanafiah, sesepuh Tarekat Qadiriyah waNaqsyabandiyah Tasikmalaya Korwil Jatim. Wawancara Surabaya, 3 Agustus1996.

229 Muslikh Abdurrahman, al-Futuhat, op. cit., h. 65.230 Lihat A. Fuad Said, Hakikat Tarekat Naqsyabandiyah (Jakarta: Pustaka

al-Husna, 2994), h. 47.231 Lihat Ali ibn Muhammad al-Jurjani Kitab al-Ta'rifat (Beirut: Dar al-

Kutub al-'Ilmiyah, 1988), h. 69.

Page 105: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah

95

mursyid tarekat yang mengajarkan secara lebih mendetailtentang tafakkur.232) Ia membagi tafakkur berdasarkanobyek dan sarananya tafakkur menjadi enam macamyaitu:1). Tafakkur atas kuasa Allah,

yaitu memikirkan dan merenungi kemaha kuasaanAllah yang telah menciptakan keindahan yang dapatkita saksikan, dan kuasa Allah yang telahmenjadikannya alam semesta (tujuh langit, tujuh bumibeserta dengan isinya).

2). Tafakkur atas ni’mat dan karunia Allah,yaitu berfikir tentang apa yang diberikan kepada kitaoleh Allah yang berupa ni’mat dan karunia yangtidak terhitung jumlahnya (karena terlalu banyak).

3). Tafakkur akan pengetahuan Allah,yaitu bertafakkur atas sifat Allah Yang MahaMengetahui. Ia adalah dzat yang maha mengetahuiakan segala yang lahir maupun yang batin. Bahwasemua yang dikerjakan oleh hamba-Nya, baik yangdilakukan secara fisik maupun yang dilakukan olehanggota batin kita (nafs, qalb, ruh, sirr, khafi, danakhfa) diketahui oleh Allah.

4). Tafakkur atas nasib di akhirat,yaitu dengan memikirkan tentang ibadah kita di duniaini dan bagaimana kelak nasib kita di akhirat yangkekal abadi itu.

5). Tafakkur atas sifat kehidupan duniawi,yaitu berfikir dan merenungkan karekteristikkehidupan duniawi yang sangat fanak (temporal)

232 KH. Zamroji Saerozi, mursyid TqN di Pare Kediri Jawa Timur.

Tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah

Page 106: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah

Al-Hikmah96

dan senantiasa mengajak manusia kepada maksiatdan melupakan Allah.

6). Tafakkur atas datangnya kematian yang pasti dankeadaan seseorang yang telah mati.233)Tafakkur model pertama adalah tafakkurnya para

ulama’, model tafakkur kedua adalah materi syukur.Sedangkan jenis yang ketiga sampai yang keenam adalahtafakkur dalam rangka memurnikan amal danperibadatan. Ini adalah tafakkurnya para ‘Abidin (hamba-hamba Allah yang tulus).234)

Sedangkan ajaran yang menyangkut masalahperilaku dan sifat kesufian yang lain seperti zuhud, wara’,ikhlas dan sebagainya merupakan ajaran umum kaumsufi tentang maqamat yang diperoleh dari samrahnya(buahnya) riyadat al-nafs dan mujahadat seseorang.235)Walaupun demikian secara kognitif ajaran ini senantiasadisampaikan dalam pengajian-pengajian, disampingketeladanan yang diberikan oleh para mursyid.

Dari analisa ajaran-ajaran yang ada dapat dipastikanbahwa ajaran Tarekat Naqsyabandiyah yang diperaktek-kan dalam Tarekat Qadiriyah wa Nanqsyabandiyahdi Indonesia ini, adalah ajaran-ajaran TarekatNaqsyabandiyah Mujaddidiyah, yaitu prinsip ajaran yangdirumuskan oleh syekh Ahmad Faruqi al-Shirhindi (1542-

233 Baca Zamroji Saerozi, al-Tazkirat al-Nafi'at, jilid, op. cit., h. 63-68.234 Abd. Aziz al-Daraini, op. cit., h. 31.235 Inilah sebabnya seseorang sangat berat untuk dapat menjadi sufi tanpa

melalui tarekat Dzikr yang mu'tabar. Walaupun dalam tarekat terdapat tigametode mistik sebagaimana umumnya faham Gnotisme di dunia Barat. Yaitupurgative, contempalative dan illuminative. Secara jelas tarekat menekankanpada metode atau via contemplative karena dengan via ini, prinsipnya purga-tive atau amaliah kesufian (yang pada umumnya berat) akan otomatis dapatdilakukan dengan mudah karena asrarnya Dzikr dan muraqabah orang awampun bisa mengamalkan, apalagi orang khawas.

Page 107: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah

97

1625) di India. Khususnya tentang ajaran dzikr lathaif,filsafat kejadian manusia dan sistem muraqabahnya.

Kemungkinan besar ajaran tersebut diperoleh SyekhAhmad Khatib dari Syekh A. Sa’id (w.1277/1860-1861di Madinah) atau khalifah syekh A. Sa’id yang ada diMakkah, yaitu M. Jan al-Makki (w. 1266/1850 diMakkah). Karena inilah cabang Tarekat NaqsyabandiyahMujaddidiyah yang masih asli. Sedangkan kemungkinanditerimanya ajaran dari syekh Sulaiman Zuhdi atauSulaiman Effendi (dugaan sementara orang) tidak bisadipegangi lagi. Karena Tarekat Naqsyabandiyah yangbermarkas di jabal Abu Qubais itu jelas cabangNaqsyabandi Khalidiyah.236) Tarekat cabang inimempunyai ajaran yang berbeda, khususnya dalam halmuraqabah.237) Di samping ajaran-ajaran yang khas terse-but, dalam tarekat ini, ada sesuatu yang khas yangmewarnai aktifitas di dalamnya yang berupa upacara-upacara ritual.

C. Upacara-upacara Ritual

Yang dimaksudkan dengan upacara-upacara ritualadalah beberapa kegiatan yang “disakralkan”, danmempunyai tatacara tertentu (upacara dan prosesi yangkhidmat), dan membutuhkan keterlibatan bersama antaramurid dan mursyid.

Ada beberapa bentuk upacara ritual dalam TarekatQadiriyah wa Naqsyabandiyah sebagai sebuahjam’iyyah.Yaitu; pembai’atan,khataman, dan manaqiban.Ketika bentuk upacara ritual dalam tarekat ini

236 Baca Martin Van Bruinessen, Tarekat Qadiriyah, op. cit., h.72-73.237 Dalam tarekat cabang Khalidiyah macam muraqabah-nya hanya ada

enam macam. Dua di antaranya sama dengan yang ada pada Tarekat Qadiriyahwa Naqsyabandiyah. Lihat Jalaluddin (Syekh), Sinar Keemasan, op. cit., jilidII, h. 19-41.

Tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah

Page 108: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah

Al-Hikmah98

dilaksanakan oleh semua kemursyidan yang ada di In-donesia, dengan prosesi kurang lebih sama. Tapi dalamistilah (nama kegiatan) kadang berbeda, untuk menunjukpada suatu kegiatan yang sama. Seperti pembai’atan, adasementara kemursyidan menyebutnya dengan penal-qinan. Demikian pula khataman, ada yang menyebutnyadengan istilah tawajjuhan. Tetapi perbedaan itu samasekali tidak membedakan isi dan makna kegiatan tersebut.1. Pembai’atan

Upacara pemberian khirqah, atau pentasbihanseseorang untuk menjadi murid, atau pengikut, ataupengamal ajaran tarekat ini disebut dengan mubaya’at,atau pentalqinan dzikr. Kedua istilah tersebut (bai’at dantalqin), dipergunakan dalam tarekat ini, dan populer diwilayah kemursyidan masing-masing.238)

Pembai’atan adalah sebuah prosesi perjanjian, antaraseorang murid terhadap seorang mursyid. Seorang mu-rid menyerahkan dirinya untuk dibina dan dibimbingdalam rangka membersihkan jiwanya, dan mendekatkandiri kepada Tuhannya. Dan selanjutnya seorang mursyidmenerimannya dengan mengajarkan dzikr (talqin al-dzikr), kepadanya.

Upacara pembai’atan merupakan langkah awal yangharus dilalui oleh seorang salik, khususnya seorang yangmemasuki jalan hidup kesufian melalui tarekat. Menurutpara ahli tarekat “bai’at” merupakan syarat sahnya suatuperjalanan spiritual (suluk).239) Sufi besar Abu Yazid al

238 Di wilayah kemursyidan KH. Shahibul Wafa Tajul Arifin (Suryalaya-Tasikmalaya), upacara ritual itu disebut penalqinan, sementara di kemursyidanyang lain biasa disebut bai'at. Al-Sya'rani sendiri sebagai tokoh sufi yang seringmenjadi sandaran para ahli tarekat lebih sering menggunakan istilah talqin danhirqah dari pada bai'at. Baca Abd. Wahhab al-Sya'rani, al-Anwar al-Qudsyiyahfi Ma'rifat Qawaidi al-Sufiah (Jakarta: Dinamika Berkah Utama, t. th.), h. 16,32.

239 Walaupun suluk merupakan perjalanan spiritual yang tujuan, hasil dan

Page 109: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah

99

Bustami, berkata:

“Barangsiapa yang tidak mempunyai guru , makaimamnya adalah setan.”240)

Menurut Syekh Abu Hafas al-Surahwardi perubahanstatus hukum riyadat al-nafs (termasuk pengamalandzikr), antara yang dibai’at dengan yang tidak dibai’at,adalah sebagaimana perubahan status hukum hasilburuan anjing, antara anjing yang diajar dengan anjingyang tidak diajar.241) Sedangkan mengambil khirqah ataubai’at itu ibarat menyalakan lampu (lampu hati),kemudian mengambil dari lampu yang telah menyala.Harus dipilih lampu yang nyalanya paling terang, yaituyang diperoleh dari Rasulullah mutalaqqiya (secaraestafet), melalui para syekh dan mursyid sebelumnya.242)Pengamalan kalimat tayyibat tidak dianggap sebagaidzikr, manakala tidak dibai’atkan oleh seorang mursyid

pengalaman-pengalamannya bersifat spiritual. Tetapi suluk dalam suatu tarekatjuga merujuk kepada amaliah-amaliah fisikal sebagai tarbiyat (pendidikan) danriyadat (latihan) bagi salik. Baca Mir Valiuddin, op. cit., h. 45.

240 Abu Hafas al-Suhrawardi, Awarif al-Ma'arif, dalam hawas Ihya' Ulumal-Din, jilid II (Semarang: Toha Putra, t.th.), h. 44. Walaupun demikian ada jugabeberapa sufi yang melakukan suluk tanpa pembai'atan formal seperti dalamtarekat. Maka mereka menerima bai'at secara berzakhi (oleh seorang wali besaryang sudah wafat, ataupun oleh Nabi sendiri). Mereka ini disebut dengan kaumuwaisiy (nisbat kepada Uwais al-Qarni). Misalnya al-Kharaqani yang melakukansuluk dengan bimbingan Abu Yazid al-Bustami dan al-Attar oleh arwah al-Hallaj. Annimerie Schimmel, Mistical Dimension of Islam, diterjemahkan olehSapardi Djoko Damono, dkk. dengan judul Dimensi Mistik dalam Islam (Jakarta:Pustaka Firdaus, 1986), h. 108. Martin Van Bruinessen, TarekatNaqsyabandiyah di Indonesia (Bandung: Mizan, 1992), h. 49.

241 Abu Hafas al-Suhrawardi, op. cit., h. 45.242 Ibid., h. 46.

Tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah

Page 110: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah

Al-Hikmah100

yang sah. Tapi amalan tersebut hanya disebut sebagaitahlil, bukan dzikr.243)

Menurut ketetapan Jam’iyyah Ahli Tarekat al-Mu’tabarah al-Nahdiyyah, hukum dasar bai’at dzikr(tarekat) adalah al-sunnah al-Nabawiyah. Akan tetapibisa menjadi wajib, apabila seseorang tidak dapatmembersihkan jiwanya kecuali dengan bai’at. Dan bagiyang telah berbai’at, hukum mengamalkannya adalahwajib,244) berdasarkan firman Allah dalam QS. al-Isra’:34.

Artinya: “Tepatilah janji, karena janji itu akandipertanyakan.”

Bentuk pembai’atan itu ada dua macam. Keduamacam pembaiatan ini dipraktekkan dalam tarekat ini,yaitu pembai’atan fardiyyah (individual), danpembai’atan jam’iyyah (kolektif).245) Baik bai’at secaraindividual maupun kolektif, keduanya dilaksanakandalam rangka melestarikan tradisi Rasul.246) Di antarahadis yang dipergunakan dasar antara lain:a. Bai’at fardiyyah

243 Di antara syarat sahnya mursyid adalah ketersambungan sanad (silsilat)sampai kepada Nabi. Penjelasan KH. Makky Maksoem, mursyid TqN diJombang Jatim. Wawancara Jombang, 29 Juli 1996.

244 Keputusan muktamar JATMI, 12-13 Oktober 1957. Baca dalamMuslikh Abd. Rahman, al-Futuhat, op. cit., h. 7.

245 Abd. Wahhab al-Sya'rani, op. cit., h.16.246 Muslikh Abd. Rahman, al-Futuhat, op. cit., h. 16.

Page 111: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah

101

“Dari Ali ibn Talib, ia berkata: Ya Rasulullah tun-jukkan kepadaku jalan yang paling dekat kepadaAllah, paling mudah bagi hamba-Nya, tetapi palingutama menurut Allah: Rasulullah menjawab: “hai Alihendaklah kamu senantiasa berzikir kepada Allah ,baik secara sirri (batin) maupun jahr (bersuara)”.Maka Ali berkata: Ya Rasulullah setiap manusia telahbiasa berzikir padahal aku ingin engkau memberikansecara khusus”. Rasulullah menjawab Ah kamu Ali,!seutama-utamanya apa yang aku ucapkan dandiucapkan oleh nabi sebelumku adalah kalimat “Lailaha illa Allah”. Seandainya tujuh langit dan tujuhbumi, dikumpulkan jadi satu dalam satu timbangan,maka pastilah kalimat “La ilaha illa Allah” akan lebihberat.” (H.R. Yusuf al-Ajani)247)

247 Menurut Penelitian al-Sya'rani sendiri hadis itu tidak diketemukandalam kitab-kitab hadis yang mu'tamad. Lihat al-Sya'rani, loc. cit.

Tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah

Page 112: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah

Al-Hikmah102

Hadis tersebut didukung oleh hadis marfu’ yangdiriwayatkan oleh Ibn Hibban, al-Hakim dan yanglainnya, tentang dialog Nabi Musa dengan Tuhan:

Artinya: “Ya Tuhanku ajarilah sesuatu yang dapataku pergunakan dengan mengingat-Mu, dan untukberdo’a kepada-Mu. Maka Allah berfirman: Hai Musa,katakan “La ilaha illa Allah”. Maka Musa berkata :wahai Tuhan, semua hamba mengucapkan ini Allahberfirman: ucapkan “La ilaha illa Allah”. Musa berkata:Ya Tuhanku, saya menginginkan sesuatu yang kaukhusukan untukku. Allah berfirman: Wahai Musaseandainya langit yang tujuh, dan bumi yang tujuhdikumpulkan dalam satu timbangan, dan kalimat “Lailaha illa Allah” dalam satunya lagi, maka pastilah “Lailaha illa Allah” akan miring ke bawah (lebih berat).”

(HR. Ibnu Hibban, al-Hakim dan lainnya)248)b. Bai’at Jam’iyyah

Baiat secara kolektif ini antara lain didasarkan padahadis berikut ini:

248 Zakiyuddin Abd. al-Azim ibn Abd. al-Qawaiy al-Munziri, op. cit.,h. 415.

Page 113: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah

103

Artinya: “Sesungguhnya Rasulullah SAW padasuatu hari sedang berkumpul dengan parasahabatnya, kemudian beliau bertanya: “Adakah diantara kalian orang asing ? yakni ahl al-kitab.” Merekamenjawab, tidak ada ya Rasulullah, “MakaRasulullah menyuruh menutup pintu. Selanjutnyabersabda: “Angkatlah tangan kalian, dan katakan“La ilaha illa Allah” Maka berkata Saddat ibn Aus:“Kami semua mengangkat tangan sesaat, danmengucap “La ilaha illa Allah.” Maka Rasulullahbersabda: “Ya Allah, sungguh Engkau akanmengutusku dengan kalimat ini, menyuruhkudengannya, kau janjikan kepadaku surga dengannya,dan sungguh Engkau tidak pernah menyalahi janji.”Kemudian Rasulullah bersabda: “Berbahagialah

Tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah

Page 114: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah

Al-Hikmah104

249 Muhammad ibn Abdullah al-Hakim, al-Mustadrak ala al-Sahihaini fial-Hadis, juz I (Beirut: Dar al-Fikr, 1978), h. 501.

250 Biasanya seseorang yang datang hendak berbai'at terlebih dahulu iadiberi kitab pegangan untuk ditelaah di rumahnya. Baru setelah memahami danmerasa cocok ia harus datang lagi untuk menyatakan diri ingin dibai'at.

kalian semua, karena Allah akan mengampuni kamusemua.” (HR. Ahmad, Tabrani dan yang lain)249)Prosesi pembai’atan dalam Tarekat Qadiriyah wa

Nasqsyabandiyah biasanya diaksanakan setelah calonmurid mengetahui terlebih dahulu hal ihwal tarekattersebut, terutama menyangkut masalah kewajiban-kewajiban yang harus dilaksanakannya, termasuktatacara berbai’at.250) Sehingga baru setelah merasamantap, dan mampu seorang murid datang mengahadapmursyid untuk dibai’at.

Prosesi pembai’atan itu adalah sebagai berikut:1). Dalam Keadaan suci, murid duduk menghadap

mursyid dengan posisi duduk ‘aks tawarruk(kebalikan duduk tawarruk tasyahud akhir). Denganpenuh kekhusukan, taubat dan menyerahkan dirisepenuhnya kepada mursyid untuk dibimbing.

2). Selanjutnya murid bersama-sama dengan mursyidmembaca kalimat berikut ini:a) Dengan Nama Allah

Yang Maha Pengasihlagi Maha Penyayang.

b) Ya Allah bukakanuntukku denganketerbukaan para‘arifin. 7 kali

c) Dengan nama AllahYang Maha Pengasih

Page 115: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah

105

lagi Maha Penyayang, segala pujimilik Allah, salamsejahtera atas kekasihyang tinggi lagi agungNabi kita Muhammadpetunjuk jalan yanglurus.

d) Dengan Nama Allahyang Maha Pengasihlagi Maha penyayang.Aku mohon ampunkepada Allah yangmaha Pengampun,lagi maha Penyayang.3 kali

e) Semoga Allah melim-pahkan kesejahteraankepada tuan kitaMuhammad besertakeluarga dan parasahabatnya. 3 kali

3). Kemudian syekh atau mursyid mengajarkan dzikr,dan selanjutnya murid menirukan:a) Tidak ada Tuhan

selain Allah 3 kali

b) Tuankita Muhammadadalah utusan Allah.Semoga Allah mem-berikan keselamatandan kesejahteraankepadanya.

Tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah

Page 116: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah

Al-Hikmah106

4. Kemudian keduanya membaca salawat munjiat:251)

“Ya Allah sejahterakan tuan kami -Muhammad- yangdengan kesejahteraan itu Kau loloskan kami darisemua balak dan bahaya, Kau kabulkan hajat-hajatkami dengannya, kau sucikan kami dari semua kejele-kan, Kau angkat kami kepada derajat yang tertinggi,kau sampaikan cita-cita kami yang masih jauh darisemua hal yang baik dalam kehidupan ini, maupunsetelah kematian.”

5. Kemudian membaca ayat:

251 Walaupun prosesi bai'at ini tidak sama dengan yang dipraktekkandalam Tarekat Qadiriyah, tetapi inilah inti dari talqin Dzikr Qadiriyah yaituDzikr jahr nafi isbat. Bacaan setelah salawat munjiat ini adalah inti dari prosesipada bai'at Dzikr Naqsyabandiyah (Dzikr lathaif).

Page 117: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah

107

“Aku berlindung kepada Allah, dari setan yang terku-tuk. Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih danMaha Penyayang. Bahwasanya orang-orang yangberjanji setia kepada kamu sesungguhnya merekaberjanji setia kepada Allah. Tangan Allah di atastangan mereka, maka barangsiapa yang melanggarjanjinya, akibat ia melanggar janji itu akan menimpadirinya sendiri, dan barangsiapa menepati janjinyakepada Allah, maka Allah akan memberinya pahalayang besar.”

6. Kemudian berhadiah fatihah kepada: Rasulullah SAW.para masyayikh ahl silsila al-Qadiriyah wa Naqsya-bandiyah, khsusunya syekh Abd. Qadir al-Jailani danSyekh Abu al-Qasim Junaidi al-Bagdadi. 1 kali

7. Kemudian syekh atau mursyid berdo’a untukmuridnya sekedarnya.

8. Selanjutnya mursyid memberikan tawajjuh kepadamurid 1000 kali atau lebih.252)Tawajjuh ini dilaksanakan dengan cara memejamkan

kedua mata rapat-rapat, mulut juga ditutup rapat-rapat,dengan menyentuhkan lidah ke langit-langit mulut. Danmenyebut nama Allah (Allah, Allah) dalam hati 1000 kali,dengan dikonsentrasikan (difokuskan) ke arah sanubari.Demikian juga murid melaksanakan hal yang serupa.253)

Itulah prosesi pembai’atan yang merupakanpembai’atan atau talqin dua macam dzikr sekaligus.254)

Tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah

252 Pemberian tawajjuh di sini adalah, Dzikr sirri yang dilakukan denganniat dan diimajinasikan bahwa Dzikr tersebut diarahkan ke dalam hati muridyang ada di hadapannya.

253 Inilah bentuk talqin Dzikr Naqsyabandiyah (Dzikr lathaif).254 Prosesi tata cara pembai'atan tersebut dapat dibaca dalam, Zamroji

Page 118: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah

Al-Hikmah108

Yaitu dzikr nafi isbat (Qadiriyah), dan dzikr lathaif(Naqsyabandiyah). Baru pembai’atan selanjutnya hanyauntuk dzikr lathaif saja, sampai tujuh kali. Danpembai’atan untuk mengamalkan muraqabah.

Dari segi prosesinya, pembai’atan yang ada dalamtarekat ini jelas berbeda dengan prosesi yang ada dalamtarekat induknya. Di dalam tarekat Qadiriyahpembai’atan hanya untuk dzikr nafi isbat, dengandidahului shalat sunah dua rakaat, dan prosesi ijab qabulyang eksplisit, serta acara pemberian wasiat dan pesan-pesan untuk berlaku kesufian, oleh mursyid kepada mu-rid yang menandai berakhirnya pembai’atan.255) Demikianjuga prosesi tersebut berbeda dengan yang ada dalamtradisi Tarekat Naqsyabandiyah.256)

Selain adanya perbedaan dalam prosesi pembai’atanantara ketiga tradisi tersebut, juga memiliki persamaan-persamaan, yaitu:1) Murid harus duduk menghadap mursyid dalam

keadaan suci2) Hadiah fatihah dan istigfar sebelum pentalqinan dzikr3) Mendengarkan dan menirukan talqin dzikr (bagi mu-

rid), dalam keadaan mata terpejam.

Saerozi, al-Tazkirat, op. cit., jilid I, h. 2-7. M. Romli Tamim, op. cit., h. 1-3,Muslikh Abd. Rahman, Umdat, op. cit., h. 37-43. M. Lutfi al-Hakim, op. cit.,h. 14-23.

255 Lihat Isma'il ibn Sayid Muhammad Sa'id al-Qadiri, al-Fuyudat al-Rabbaniyah fi Mu'assarati wa al-Aurad al-Qadiriyah (Kairo: Ma'had al-Husaini,t. th.), h. 29-31.

256 Di antara perbedaannya dengan prosesi pembai'atan yang berlaku didalam Tarekat Naqsyabandiyah ialah: di dalam Tarekat Naqsyabandiyah seorangcalon murid dibai'at setelah ia merasakan jazbah (kontak dengan Allah). Sehinggaia harus Shalat istikharah dan tidur istiharah terlebih dahulu, baru setelahmendapat natijahnya istiharah (dengan bimbingan mursyid), ia bisa dibai'at.Inilah yang disebut-sebut sebagai keistimewaan Tarekat Naqsyabandiyah karenapermulaan tarekat ini adalah akhir dari tarekat yang lain. Baca M. Amin al-Kurdi, Tanwiir, op. cit., h. 438.

Page 119: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah

109

4) Adanya kesetiaan murid terhadap semua aturan dankebijaksanaan mursyid

5) Do’a mursyid untuk murid.Selain alasan-alasan “syar’i” tersebut, talqin dzikr

(pembai’atan) juga dimaksudkan untuk memberikantekanan psikologis bagi seseorang untuk senantiasamelaksanakan dzikr karena janji dan bai’atnya kepadamursyid, sehingga akhirnya dzikr menjadi bagian darihidupnya. Ibarat pohon atau tanaman, dzikr (kalimattayyibah), harus ditanamkan oleh seorang ahli yangberhak untuk itu, itulah mursyid.257) Jika dzikr yangditanamkan oleh mursyid, terus menerus dirawat -denganmengamalkannya- maka tumbuhlah ia menjadi pohonyang baik, akarnya menghunjam di tanah (fisik) dancabang-cabangnya menjulang ke langit (hati sanubari).Dan senantiasa akan menghasilkan buah setiap saat.(lihat QS. Ibrahim : 34)2. Manaqiban

Upacara ritual yang menjadi tradisi dalam TarekatQadiriyah wa Naqsyabandiyah yang tidak kalahpentingnya adalah manaqiban. Selain memiliki aspekceremonial manaqiban juga memiliki aspek mistikal.Sebenarnya kata manaqiban berasal dari kata manaqib(bahasa Arab), yang berarti biografi ditambah denganakhiran: -an, menjadi manaqiban sebagai istilah yangberarti kegiatan pembacaan manaqib (biografi), syekhAbd. Qadir al-Jailani, pendiri Tarekat Qadiriyah, danseorang wali yang sangat legendaris di Indonesia.258)

257 Penjelasan KH. Ali Hanafiah, sesepuh Tarekat Qadiriyah waNaqsyabandiyah Suryalaya di wilayah Jatim Wawancara, Surabaya, 3 Agustus1996.

258 Popularitas Syekh Abd. Qadir al-Jailani tidak hanya di Indonesia,

Tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah

Page 120: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah

Al-Hikmah110

Kalau dilihat secara ilmiah kitab manaqib itu memangtidak istimewa. Tetapi nampaknya dalam kehidupanpenganut tarekat ini, manaqiban merupakan kegiatanritual yang tidak kalah sakralnya dengan ritus-ritus yanglain. Bahkan manaqiban tidak hanya dikerjakan oleh parapengikut tarekat ini, tetapi lebih dari itu ia dilaksanakanoleh kebanyakan masyarakat santri pedesaan di PulauJawa dan Madura. Di kedua Pulau ini organisasi parapengamal manaqib syekh Abd. Qadir al-Jailani danpengaruhnya jauh lebih besar daripada TarekatQadiriyah itu sendiri.259)

Isi kandungan kitab manaqib itu meliputi: silsila nasabsyekh Abd. Qadir al-Jailani, sejarah hidupnya, akhlaq dankaramah-karamahnya, di samping adanya do’a-do’abersajak (nadaman, bahr dan rajaz) yang bermuatanpujian dan tawassul melalui dirinya.

Pengakuan akan kekuatan magis dan mistis dalamritual manaqiban ini karena adanya keyakinan bahwasyekh Abd. Qadir al-Jailani adalah qutb al-’auliya’ yangsangat istimewa, yang dapat mendatangkan berkah(pengaruh mistis dan spiritual) dalam kehidupanseseorang. Hal ini dapat dipahami dalam sya’ir berikut:

bahkan di seluruh dunia Islam. Legenda tentang dirinya jauh lebih populer daripada Tarekat Qadiriyah sendiri. J.S. Trimingham, The Sufi Orders in Islam(London: Oxford University Pers, 1971), h. 43. Martin Van Bruinessen, Tarekat,op. cit., h. 98.

259 Penjelasan H. Jamaluddin, khalifah Tarekat Qadiriyah di Sul-sel.Wawancara, Ujungpandang, 7 September 1996. Penulis pernah menyaksikankebesaran pusat pengamal manaqib ini di Jember Jawa Timur, tetapi belumpernah menemukan kemursyidan Tarekat Qadiriyah di Pulau Jawa dan Madura.Baca kitab-kitab manaqibnya. Misalnya Muslikh Abd. Rahman, al-Nur al-Burhani fi Dzikr Nabdzati Manaqib al-Syekh Abd. Qadir al-Jailani (Semarang:Toha putra, 1983 H.)

Page 121: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah

111

Artinya:“para hamba Allah, dan para tokoh-tokohnya Allah,tolonglah kami karena kerelaan Allah.

Jadilah Tuan semua penolong kami karena Allah,semoga dapat berhasil maksud kami, sebabkeutamaan Allah.

Semoga rahmat Allah atas yang mencukupi (nabiMuhammad), dan semoga keselamatan atas pemberisyafaat (Nabi Muhammad).

Karena syekh Muhyiddin (Abd. Qadir) semogaengkau menyelamatkan kami, dari berbagai macamcobaan ya Allah.”260)

Tetapi dari sekian banyak muatan mistis dan legendatentang syekh Abd. Qadir al-Jailani, yang paling dianggapistimewa dan diyakini memiliki berkah besar dalamupacara manaqiban adalah karena dalam kitab manaqibterdapat silsila nasab syekh. Dengan membaca silsilanasab ini seseorang akan mendapat berkah yang sangatbanyak. Karena itu nasabnya itu dinazamkan sebagaiberikut:

260 Muslikh Abd. Rahman, al-Nur al-Burhani, op. cit., h. 114.

Tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah

Page 122: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah

Al-Hikmah112

Artinya:“Nasab ini seakan-akan menjadi mataharinya waktuDhuha, karena terangnya sebagai penyanggamunculnya waktu pagi.

Nasabnya (syekh) telah bersinar di wajah Adam,sehingga malaikat langit diperintahkan sujudkepadanya.

Nasab ini dalam kitab Allah sebagai hujjah yangterkuat telah dipuji, maka barangsiapa yang sengajaingkar pasti kalah.”261)

Sehingga setelah nasabnya syekh dibaca, paramasyayikh dan hadirin peserta manaqiban, semuamenjawab dengan do’a:

“Mudahkan setiap urusan kami dan maafkan kami,dari setiap duka, bala’ dan kemelaratan saya.”262)

Tetapi secara umum diterimanya upacara manaqiban

261 Ibid., h. 15.262 Ibid.

Page 123: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah

113

ini oleh para Kiai di Jawa khususnya, karena di dalammanaqib disebut-sebut nama para nabi dan orang-orangshaleh. Khususnya pada pribadi syekh sendiri.Sedangkan hal-hal tersebut diyakini sebagai suatu amalshaleh (kebaikan), berdasarkan sabda Nabi :

“Artinya: mengingat para Nabi adalah termasukibadah, mengingat orang-orang shaleh adalahkafarat, mengingat kematian adalah sadaqah, danmengingat kubur akan mendekatkan kalian kesurga.” (HR. Imam Dailami)263)

Disamping karena motifasi kafarat tersebut, kebanya-kan masyarakat pengamal manaqib meyakini, bahwaupacara manaqiban mendatangkan banyak manfaat.Seperti kesuksesan usaha, terkabulnya do’a, dan berkah-berkah lain sesuai dengan kepentingan masing-masing.Pelaksanaan manaqiban di dalam masyarakat biasanyadiwujudkan dalam rangka selamatan, tasyakuran dankegiatan-kegiatan penting yang lainnya.264)

Sedangkan manaqiban dalam tradisi TarekatQadiriyah wa Naqsyabandiyah sebagai jam’iyyahmerupakan kegiatan rutin. Ada yang menyelenggarakanpada acara mujahadah bersama setiap minggu, atau

263 Menurut al-Suyuti sanad hadis ini lemah (daif). Lihat Jalaluddin Abd.Rahman al-Suyuti, al-Jami' al-Saghir fi Ahadisi al-Basir al-Nazir, juz II (Kairo:Dar al-Nasyr al-Mishriyah, t. th.), h. 19.

264 Inilah yang berlaku di masyarakat santri dan masyarakat Islam pedesaandi Pulau Jawa dan Madura pada umumnya, seperti yang penulis ketahui selamaini.

Tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah

Page 124: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah

Al-Hikmah114

acara khataman dan tawajjuhan setiap bulan atau padaacara khaul Syekh Abd. Qadir al-Jailani yang jatuh padatanggal 11 Rabi’ul Sani Karena Syekh wafat pada tanggal11 Robi’ul Sani 561 H.265)

Tradisi pembacaan manaqib ini, dilaksanakan secaraterpisah dan merupakan seremonial tersendiri. Tidaktermasuk dalam kegiatan mujahadah, maupun khataman.Misalnya tradisi yang berlaku dalam Tarekat Qadiriyahwa Naqsyabandiyah untuk kemursyidan Suryalaya.Manaqiban ini diadakan rutin setiap bulan sekali, dengantertib acaranya sebagai berikut:- Pembacaan ayat suci Alquran- Pembacaan tanbih

- Pembacaan tawassul

- Pembacaan manaqib

- Ceramah agama- Penutup.266)

3. KhatamanKegiatan ini merupakan upacara ritual yang biasanya

dilaksanakan secara rutin disemua cabang kemursyidan.Ada yang menyelenggarakan sebagai kegiatan mingguan,tetapi banyak juga yang menyelenggarakan kegiatannyasebagai kegiatan bulanan. Walaupun ada sementarakemursyidan yang menamakan kegiatan ini dengan istilahlain, yaitu tawajjuhan, tetapi pada dasarnya sama, yaitupembacaan ratib atau aurad khataman tarekat ini.267)

265 Muslikh Abd. Rahman, al-Nur al-Burhani, op. cit., h. 103.266 Lihat M. Shahibul Wafa Tajul Arifin, U'qud al-Juman, op. cit., h.16.267 Aurad Khataman ini ternyata sepenuhnya berasal dari Tarekat

Qadiriyah, tanpa ada tambahan dari unsur Naqsyabandiyah. Baca HawasAbdullah, op. cit., h. 188-193.

Page 125: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah

115

Dari segi tujuannya, khataman merupakan kegiatanindividual, yakni amalan tertentu yang harus dikerjakanoleh seorang murid yang telah mengkhatamkan tarbiyatDzikr lathaif. Dan khataman sebagai suatu ritus (upacarasakral) dilakukan dalam rangka tasyakuran ataskeberhasilan seorang murid dalam melaksanakansejumlah beban dan kewajiban dalam semua tingkatanDzikrlathaif.

Tetapi dalam prakteknya khataman merupakanupacara ritual yang “resmi” lengkap dan rutin, sekalipunmungkin tidak ada yang sedang syukuran khataman.Kegiatan khataman ini dipimpin langsung oleh mursyidatau asisten mursyid (khalifah kubra). Sehingga forumkhataman sekaligus berfungsi sebagai forum tawajjuh,serta silaturrahmi antara para ikhwan.268)

Kegiatan khataman ini biasanya juga disebutmujahadah, karena memang upacara dan kegiatan inimemang dimaksudkan untuk mujahadah (bersungguh-sungguh dalam meningkatkan kualitas spiritual parasalik), baik dengan melakukan dzikr dan wirid, maupundengan pengajian dan bimbingan ruhaniyah olehmursyid.269)

Disamping manfaat-manfaat yang bersifat praktistersebut, upacara khataman ini diyakini sebagai majelisyang sangat besar kemanfaatan dan berkahnya. Di antaramanfaat dan keutamaan majelis khataman tersebutantara lain:- Menjadi sebab turunnya berkah dan rahmat Allah.

268 Tawajjuh dalam kesempatan itu berarti bertemunya (berhadap-hadapan,antara murid dengan mursyidnya). Baca Qawaid, Tarekat dan Politik KasusTarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah di Desa Mraggen Demak Jateng (tesis),(Jakarta: PPS-UI, 1993), h. 188.

269 Demikian yang berlaku di kemursyidan Pare Kediri Jatim.

Tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah

Page 126: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah

Al-Hikmah116

- Mengamankan perkara yang mengkhawatirkan.- Mempermudah berhasilnya hajat dan cita-cita.- Menaikkan tingkatan spiritual.- Meningkatkan derajat, baik di dunia maupun di

akhirat.- Menambah istiqamah dalam beribadah, dan

menghantarkan pada akhir kehidupan yang husn al-khatimah.270)Proses khataman biasanya dilaksanakan sebagai

berikut: Dengan dipimpin oleh mursyid atau asisten se-nior (khalifah kubra), dalam posisi duduk berjama’ahsetengah lingkaran, atau berbaris sebagaimana saf-safnyajama’ah shalat, maka mulailah membaca bacaan-bacaansebagai beikut:1. Al-Fatihah, kehadirat Nabi, beserta keluarga dan

sahabatnya.2. Al-Fatihah, untuk para nabi dan rasul, para malai-

kat al-muqarrabin, para suhada’, para s.alihin, setiapkeluarga, setiap sahabat dan kepada arwah bapakkita Adam, dan ibu kita Hawa’, dan semua keturunandari keduanya sampai hari kiamat.

3. Al-Fatihah, kepada arwahnya para tuan kita imamkita: Abu Bakar, Umar, Usman dan Ali. Semuasahabat-sahabat awal, dan akhir, para tabi’in, tabi’ittabi’in dan semua yang mengikuti kebaikan merekasampai hari kiamat.

4. Al-Fatihah, untuk arwah para imam mujtahid danpara pengikutnya, para ulama’ dan pembimbing,para qari’ yang ikhlas, para imam hadis, mufassir,semua tokoh-tokoh sufi yang ahli tarekat, para wali

270 Muslikh Abd. Rahman, al-Futuhat, op. cit., h. 84.

Page 127: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah

117Tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah

baik laki-laki maupun perempuan. Kaum muslimindan muslimat di seluruh penjuru dunia.

5. Al-Fatihah, untuk semua arwah semua syekh TarekatQadiriyah dan Tarekat Naqsyabandiyah, khusunyatuan syekh rajanya para wali, yaitu syekh Abd. Qadiral-Jailani, dan Abu Qasim Junaidi al-Baghdadi, SirriSaqati, Ma’ruf al-Karakhi, Sayyid Habib al-A’jami,Hasan Basri, Sayyid Ja’far Sadiq, Sayyid Abu Yazidal-Bustami, Sayid Yusuf al-Hamadani, SayyidBahauddin al-Naqsyabandi, hadrat Imam al-Rabbani(al-Sirhindi), berikut nenek moyang dan keturunanmereka ahli silsilat mereka dan orang yangmengambil ilmu dari mereka.

6. Al-Fatihah, kepada arwah orang tua kita dan syekh-syekh kita, keluarga kita yang telah mati, orang yangberbuat baik kepada kita, dan orang yang mempunyaihak dari kita, orang yang mewasiati kita, dan orangkita wasiati, serta orang yang mendo’akan baikkepada kita.

7. Al-Fatihah, kepada arwah semua mukminin-mukminat, muslimin-muslimat yang masih hidupmaupun yang sudah mati, dibelahan barat duniamaupun di belahan timur. Di belahan kanan dan kiridunia, dan dari semua penjuru dunia, semuaketurunan Nabi Adam, sampai hari kiamat.271)Kemudian secara bersama-sama membaca bacaan

berikut:272)

271 Yang membacakan "alamat" pengiriman bacaan al-Fatihah adalah yangmemimpin acara khataman ini, sedangkan makmum hanya membaca surat al-Fatihahnya.

272 Prosesi dan bacaan dalam khataman ini dapat dibaca dalam MuslikhAbd. Rahman, al-Futuhat, op. cit., h. 50-62. Shahibul Wafa Tajul Arifin, U'qud,op. cit., h. 25-45. M. Romli Tamim, op. cit., h. 27-32. M. Lutfi al-Hakim, op.cit., h. 30-45.

Page 128: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah

Al-Hikmah118

Kedua, berhenti sejenak (tawajjuh) menghadapkanhati kehadirat Ila-hi Tuhan yang maha Agung serayamerendahkan diri serendah-rendahnya, di bawahserendah-serendahnya mahkluk, karena sifat kurang dansifat, serta perbuatan yang jelek yang lainnya. Kemudianmemohon pertolonganNya, agar dapat menjalankanperkara yang baik dan meninggalkan perbuatan yangjelek, memohon tambahnya rizki yang baik, manfaat dan

Page 129: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah

119

berkah di dunia dan akhirat. Memohon untuk diri dansemua keluarganya agar dapat istiqamah dalam bertaqwakepada-Nya dan istiqamah dalam menjalankan tarekatini dan syari’at rasul serta diberi karunia husnul khatimah.

Kemudian membaca:

Tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah

Page 130: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah

Al-Hikmah120

Page 131: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah

121Tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah

Untuk Selanjutnya sejarah terbentuknya ajarandalam tarekat ini dapat dilihat pada silsilah ajaran (bacahal:122)

Page 132: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah

Al-Hikmah122

SILSILAH AJARAN TAREKAT QADIRIYAHWA NAQSYABANDIYAH*

1. Allah SWT

2. Jibril As

3. Muhammad SAW

4. Ali ibn Abi Thalib

5. Husain ibn Ali

6. Zainal Abidin

7. M. al-Baqir

8. Ja'far al-Sadiq

9. Musa al-Kadhim

10. Ali ibn Musa al-Ridla

11. Ma'ruf al-Karakhi

12. Sarri al-Saqati

13. Abu Qasim Janaidi al-Bagdadi

14. Abu Bakar al-Syibli

15. Abd. Wahid al-Tamimi

16. Abu al-Farraj al-Turtusi

4. Abu Bakar al-Siddiq

5. Salman al-Farisi

6. Qasim ibn Muhammad ibn Abu Bakar

7. Imam Ja'far al-Shadiq

8. Abu Yazid al-Bustami

9. Abu Hasan Kharqani

10.Abu Ali Farmadi

11.Syekh Yusuf al-Hamdani

12.Abd. Khaliq Guzdawani

13.Arif Riya Qari

14.Muhammad Anjiri

15.Ali Rami Tamimi

16.M. Baba Sammasi

* Disusun kembali berdasarkan pada: J. Spincer Trimingham, op. cit., h.30, 31, 93. Harun Nasution Tarekat, op. cit., h. 82, 85, Martin Van Bruinessen,op. cit., h. 56-57, 72-73. Jalaludin, Sinar Keemasan, op. cit., h. 71-76. HawasAbdullah, op. cit.,  h. 179-181. Dan silsilah-silsilah yang ada dalam kitab-kitabpegangan Tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah di Indonesia.

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

Page 133: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah

123

17.Amir Kulali

18.Bah'uddin al-Naqsyabandi

19.M. Alauddin Attari

20.Ya'qub Jarekhi

21.Ubaidillah Ahrari

22.M. Zahidi

23.Darwisi Muhammad Baqi' Billah

24.A. Faruqi al-Shirhindi

25.Al-Maksum al-Shirhindi

26.Saifuddin Afif Muhammad

27.Nur Muhammad Badawi

28.Syamsuddin Habibullah Janjani

29.Abdullah al-Dahlawi

30.Abu Sa'id al-Ahmadi

31.Ahmad Sa'id (w. 1277/1860Madinah)

32.M. Jan al-Makki (w. 1266/1850 diMakkah)

33.Khalil Hilmi

34.M. Haqqi al-Nazizi (w. 1301/1884 di Madinah)

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

VV

Para MursyidTQN di Indonesia

17. Abd. Hasan Ali al-Karakhi

18. Abu Sa'id Mubarak al-Majzumi

19. Abd. Qadir al-Jailana

20. Abd. Aziz

21. M. Hattaq

22. Syamsuddin

23. Syarifuddin

24. Nuruddin

25. Waliyuddin

26. Hisyamuddin

27. Yahya

28. Abu Bakar

29. Abd. Rahim

30. Usman

31. Abd. Fattah

32. M. Murad (Makkah)

33. Syamsuddin (Makkah)

34. A. Khatib al-Syambasi (w. 1307/1878 di Makkah)

Tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah

Page 134: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah

Al-Hikmah124

34. Syekh Ahmad Khatib al-Sambasi

1. Syekh Abd. Karim al-Bantani

2. KH. Ibrahim al-Brumbangi

2. KH. Abd. Rahman Menur

3. KH. Muslikh Abd. Rahman

4. KH. M. Lutfi al-Hakim(Pusat Mranggen Jateng)

4. KH. Zamroji Saerozi(Pusat Pare Kediri Jatim)

4. KH. M. Adlan Ali

4. KH. Makky Maksoem(Pusat Cukir Jombang)

1. Syekh M. Thalhahal-Cireboni

2. KH. Abdullahal-Mubarrak

3. KH. Shahibul WafaTajul Arifin(Pusat Suryalaya)

1. Syekh A. Hasbu al-Maduri

2. KH. M. Khalil

3. KH. M. Ramli Tamim

4. KH. Musta’in Ramli

4. KH. Maksoem Ja’far

5. KH. Rifa’i Ramli

6. KH. A. Dimyati Ramli(Pusat Rejoso Jombang)

4. KH. Usman al-Ishaqi

5. KH. M. Asrori Usman(Pusat Surabaya)

V

V

V

V

V

I II IIIV

V

V

V

V

V

V

V

V

<

>

V

Khalifah Syekh Ahmad Khatib yang lain :IV. Syekh M. Isma'il (Bali)V. Syekh Yasin (Kalbar)VI. Syekh H. Lampung (Lampung)VII. Syekh M. Ma‘ruf (Palembang)VIII. Nuruddin (Sambas)IX. Syekh M. Sa‘ad (Sambas)

Page 135: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah

125

KETERANGAN SILSILAH AJARAN

Pada masa sahabat orang-orang yang diberi ilmubatin oleh Rasulullah disebut dengan golongan asrariyah.1. Untuk Tarekat Naqsyabandiyah

Setelah Abu Bakar wafat (no. silsilah 4) orang yangmengamalkan ajarannya disebut dengan golonganShiddiqiyah. Hal ini berlangsung sampai denganmasa Abu Yazid al-Bustami (no. 8). Setelah Abu yazidibn Taifur wafat sampai dengan masa Abd. KhaliqGhusdawani golongan ini disebut dengan golonganTaifuriyyah.Setelah Abd. Khaliq Ghusdawani wafat (no. 12)sampai dengan masa Bahauddin al-Naqsyabandi (no.18) golongan ini disebut dengan Khawajakiah. Setelahal-Naqshabandi wafat sampai dengan silsilah 21(Ubaidillah Ahrari) kelompok ini disebut denganTarekat Naqshabandiyah.Setelah Ubaidillah Ahrari wafat sampai dengansilsilah no 21 A.F al-Shirhindi (no. 24), tarekat inidisebut dengan Naqshabandiyah Ahrariyah. SetelahA. Shirhindi (al-Mujaddid alf sani) sampai denganmasa silsilah terakhir Muhammad Haqqi al-Nazili (no.34) disebut Tarekat Naqsyabandiyah Mujaddidiyah.273)

2. Untuk Tarekat QadiriyahSetelah Ali ibn Abi Thalib wafat (silsilah no. 4),golongan yang mengamalkan tarikatnya disebutdengan golongan Alawiyah. Hal ini berlangsungsampai dengan silsilah no 13 (Abu Qasim Junaidi al-Baghdadi). Setelah Abu Qasim wafat sampai denganmasa syekh Abd. al-Qadir al-Jailani (no. 19). Tradisi

273 Jalaluddin, Sinar Keemasan, op. cit., jilid II h. 72-76.

Tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah

Page 136: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah

Al-Hikmah126

ini disebut Junaidiyah atau Bagdadiyah. Setelah Abd.Al-Qadir al-Jailani sampai dengan masa syekh A.Khatib al-Syambasi (no. 34) Tradisi ini disebut denganTarekat Qadiriyah dan setelah Syekh Ahmad Khatibwafat, tarekat yang dipegangi murid-muridnyadisebut dengan Tarekat Qadiriyah wa Naqsyaban-diyah.274) Selain membahas tentang ajaran-ajaranyang ada, secara khusus teori-teori filsafat yangdijadikan landasan pemikiran dalam penerapanajaran-ajaran tentang dzikr dan muraqabah.

274 Kesimpulan dari berbagai sumber.

Page 137: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah
Page 138: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah
Page 139: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah
Page 140: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah
Page 141: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah
Page 142: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah
Page 143: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah
Page 144: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah
Page 145: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah
Page 146: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah
Page 147: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah
Page 148: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah
Page 149: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah
Page 150: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah
Page 151: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah
Page 152: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah
Page 153: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah
Page 154: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah
Page 155: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah
Page 156: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah
Page 157: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah
Page 158: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah
Page 159: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah
Page 160: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah
Page 161: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah
Page 162: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah
Page 163: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah
Page 164: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah
Page 165: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah
Page 166: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah
Page 167: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah
Page 168: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah
Page 169: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah
Page 170: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah
Page 171: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah
Page 172: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah
Page 173: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah
Page 174: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah
Page 175: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah
Page 176: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah
Page 177: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah
Page 178: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah
Page 179: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah
Page 180: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah
Page 181: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah
Page 182: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah
Page 183: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah
Page 184: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah
Page 185: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah
Page 186: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah
Page 187: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah
Page 188: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah
Page 189: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah
Page 190: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah
Page 191: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah
Page 192: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah
Page 193: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah
Page 194: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah
Page 195: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah
Page 196: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah
Page 197: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah
Page 198: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah
Page 199: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah
Page 200: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah
Page 201: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah
Page 202: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah
Page 203: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah
Page 204: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah
Page 205: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah
Page 206: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah
Page 207: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah
Page 208: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah
Page 209: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah
Page 210: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah
Page 211: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah
Page 212: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah
Page 213: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah
Page 214: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah
Page 215: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah
Page 216: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah
Page 217: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah
Page 218: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah
Page 219: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah
Page 220: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah
Page 221: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah
Page 222: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah
Page 223: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah
Page 224: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah
Page 225: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah
Page 226: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah
Page 227: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah
Page 228: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah
Page 229: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah
Page 230: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah
Page 231: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah
Page 232: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah
Page 233: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah
Page 234: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah
Page 235: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah
Page 236: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah
Page 237: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah
Page 238: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah
Page 239: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah
Page 240: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah
Page 241: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah
Page 242: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah
Page 243: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah
Page 244: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah
Page 245: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah
Page 246: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah
Page 247: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah
Page 248: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah
Page 249: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah
Page 250: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah
Page 251: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah
Page 252: AL HIKMAH - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/28207/13/Kharisudin Aqib Al Hikmah.pdf · Dr.Kharisudin Aqib, M.Ag. AL HIKMAH Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah

P e r h a ti a n !

Bagi yang berminat untuk mengamalkan harusmelalui bimbingan penulis (Kharisudin al-Mursyid), atauMursyid-Mursyid tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyahyang lain.

Di antara Mursyid TqN yaitu:1. KH. Shohibul Wafa Tajul Arifin Suralaya -

Tasikmalaya, Jabar.2. KH. Lufil Hakim Mrangen - Demak, Jateng3. KM. Nuril Anwar Kencong-Kediri, Jatim

Kharisudin Aqib al-MursyidPenulis

245