AKUNTANSI, NEGARA, POLITIK,

14
AKUNTANSI, NEGARA, POLITIK, DAN HUKUM Pengertian Standar Akuntansi Financial Accounting Standard Board ( F A S B ) medefinisikan Standar Akuntansi sebagai berikut: “Standar Akuntansi adalah metode yang seragam untuk menyajikan informasi, sehingga laporan keuangan dari berbagai perusahaan yang berbeda dapat dibandingkan dengan lebih mudah dimana kumpulan konsep, standar, prosedur, metode, konvensi, kebiasaan dan praktik yang dipilih dan dianggap berterima umum.” Standar akuntansi berisikan pedoman penyusunan laporan keuangan. Standar akuntansi terdiri atas kerangka konseptual penyusunan laporan keuangan dan pernyataan standar akuntansi. Kerangka konseptual berisikan tujuan, komponen laporan, karekteristik kualitatif, dan asumsi dalam penyusunan laporan keuangan. Sedangkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) berisikan pedoman untuk penyusunan laporan, pengaturan transaksi atau kejadian, dan komponen tertentu dalam laporan keuangan. Pengaturan terkait komponen laporan keuangan secara umum berisikan defenisi, pengakuan, pengukuran, penyajian, dan pengungkapan. Terdapat tiga kemungkinan dalam penyusunan standar akuntansi : a. Diserahkan sepenuhnya kepada kekuatan atau mekanisme pasar. b. Diserahkan kepada swasta/profesi. c. Diserahkan kepada pemerintah. Organisasi Penyusun Standar Akuntansi Di Beberapa Negara a. Badan penyusun Standar Akuntansi Internasional. Standar Akuntansi Internasional (International Accounting Standards/IAS) disusun oleh empat organisasi utama dunia yaitu Badan Standar Akuntansi Internasional (IASB), Komisi Masyarakat Eropa (EC), Organisasi Internasional Pasar Modal (IOSOC), dan Federasi Akuntansi Internasional (IFAC). b. Amerika Serikat (USA). Di Amerika Serikat (USA) terdapat 4 (empat) organisasi yang berperan dalam menyusun standar akuntansi yakni : 1) Securities and Exchange Commission (SEC); SEC dibentuk tahun 1934, berperan untuk mengatur penerbitan dan transaksi perdagangan sekuritas oleh emiten kepada khalayak ramai

description

Pembuatan standar akuntansi tidak lepas dari proses politik. Dalam penyusunan sebuah standar, terkait banyak pihak dengan berbagai latar belakang, motivasi, dan memiliki kepentingan yang berbeda-beda baik itu dari pemerintah, swasta, ataupun profesi akuntan itu sendiri terhadap pembuatan standar akuntansi. Dengan begitu unsur politik dapat berperan dalam penyusunan suatu stanadar.

Transcript of AKUNTANSI, NEGARA, POLITIK,

Page 1: AKUNTANSI, NEGARA, POLITIK,

AKUNTANSI, NEGARA, POLITIK, DAN HUKUM

Pengertian Standar AkuntansiF i n a n c i a l A c c o u n t i n g S t a n d a r d B o a r d   ( F A S B ) medefinisikan   Standar 

Akuntansi   sebagai   berikut:   “Standar   Akuntansi   adalah   metode   yang   seragam   untuk menyajikan informasi, sehingga laporan keuangan dari berbagai perusahaan yang berbeda dapat   dibandingkan  dengan   lebih  mudah  dimana   kumpulan   konsep,   standar,   prosedur, metode,   konvensi,   kebiasaan  dan  praktik   yang  dipilih   dan   dianggap  berterima  umum.” Standar  akuntansi  berisikan  pedoman penyusunan   laporan  keuangan.  Standar  akuntansi terdiri  atas  kerangka  konseptual  penyusunan  laporan keuangan dan pernyataan standar akuntansi. Kerangka konseptual berisikan tujuan, komponen laporan, karekteristik kualitatif, dan asumsi dalam penyusunan laporan keuangan. Sedangkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) berisikan pedoman untuk penyusunan laporan, pengaturan transaksi atau kejadian, dan komponen tertentu dalam laporan keuangan. Pengaturan terkait komponen laporan keuangan secara umum berisikan defenisi, pengakuan, pengukuran, penyajian, dan pengungkapan.Terdapat tiga kemungkinan dalam penyusunan standar akuntansi :a. Diserahkan sepenuhnya kepada kekuatan atau mekanisme pasar.b. Diserahkan kepada swasta/profesi.c. Diserahkan kepada pemerintah.

Organisasi Penyusun Standar Akuntansi Di Beberapa Negaraa. Badan penyusun Standar Akuntansi Internasional.

Standar Akuntansi Internasional  (International Accounting Standards/IAS) disusun oleh empat   organisasi   utama  dunia   yaitu   Badan   Standar  Akuntansi   Internasional   (IASB), Komisi  Masyarakat   Eropa   (EC),   Organisasi   Internasional   Pasar  Modal   (IOSOC),   dan Federasi Akuntansi Internasional (IFAC).

b. Amerika Serikat (USA).Di Amerika Serikat (USA) terdapat 4 (empat) organisasi yang berperan dalam menyusun standar akuntansi yakni :1)   Securities and Exchange Commission (SEC); SEC dibentuk tahun 1934, berperan 

untuk  mengatur   penerbitan   dan   transaksi   perdagangan   sekuritas   oleh   emiten kepada   khalayak   ramai   (publik),   mewajibkan   perusahaan   public   agar   laporan keuangan   eksternalnya   diaudit   oleh   akuntan   independen,   fokus   terhadap pelaporan   keuangan   perusahaan   publik   dan   pengembangan   standar   akuntansi, memonitor   proses   pembentukan   standar   akuntansi   di   Amerika,   membantu mengembangkan dan menstandarisasi informasi keuangan yang disajikan kepada para  pemegang   saham dan  memiliki  mandat   untuk  menetapkan  prinsip-prinsip akuntansi

2) American Institute of Certified Public Accountans (AICPA);  AICPA memiliki  peran penting   dalam   pengembangan   dan   pembentukan   standar   akuntansi,   termasuk penyiapan (penyelenggaraan)  ujian sertifikasi  dan pendidikan berkelanjutan bagi para akuntan publik.

Page 2: AKUNTANSI, NEGARA, POLITIK,

3) Financial Accounting Standards Boards (FASB);  FASB merupakan organisasi sektor swasta yang bertanggung jawab dalam pembentukan standar akuntansi di Amerika saat   ini.   FASB   didirikan   pada   tahun   1973.   fungsi   utama   dari   FASB   adalah mempelajari masalah akuntansi terkini dan menetapkan standar akuntansi. Standar ini dipublikasikan sebagai Statement of Financial Accounting Standards (SFAS). FASB juga   menerbitkan  Statement of Financial Accounting Concepts  (SFAC)   yang memberikan   kerangka   kerja   konseptual   yang   memungkinkan   untuk dikembangkannya   standar   akuntansi   khusus.  Standar   akuntansi   keuangan   yang diterbitkan  oleh  FASB  dipandang   sebagai  prinsip-prinsip  akuntansi   yang  berlaku umum. 

4) Governmental Accounting Standards Board (GASB);  GASB   dibentuk   pada   tahun 1984 oleh FAF dengan tugas menetapkan standar akuntansi keuangan pemerintah. Standar   ini   dinamakan   sebagai   prinsip-prinsip   akuntansi   yang   berlaku   umum (Generally Accepted Accounting Principles). Standar ini diperlukan sebagai patokan (pedoman)   dalam   penyusunan   laporan   keuangan   yang   baku.   Dengan   adanya standar   ini,   pihak  manajemen   selaku   pengelola   dana   dan   aktivitas   perusahaan dapat   mencatat,   mengikhtisarkan,   dan   melaporkan   seluruh   hasil   kegiatan operasional   maupun   financial   perusahaan   secara   baku   (yang   secara   standar diterima umum) dan transparan.

c. Inggris;Di   Inggris,   profesi   akuntan   independen   mempunyai   pengendalian   yang   luas   atas standar-standar akuntansi  dan berlaku prinsip full  disclosure & transparency sebagai kebutuhan   sentral   dari   pelaporan   keuangan.  Badan-badan   akuntansi   utama   di antaranya:1) The Institute of Chartered Accountants in England & Wales2) The Institute of Chartered Accountants of Ireland3) The Institute of Chartered Accountants of Scotlands4) The Association of Certified Chartered Accountants (ACCA)5) The Institute of COST & Management Accountants6) The Chartered Institute of Public Finance & Accountancy

d. Kawasan Eropa;Badan pembuat  standar  akuntansi  di  untuk kawasan Eropa  ialah  IASB (International Accounting Standard Board).

e. Indonesia;Ikatan Akuntan  Indonesia  (IAI)    membuat komite standar akuntansi  keuangan untuk menyusun     standar   akuntansi     keuangan   (KSAK).   sedangkan   standar   akuntansi pemerintah disusun oleh Komite Standar Akuntansi Pemerintahan (KSAP).

PERAN NEGARA DALAM PRAKTIK AKUNTANSIDi hampir seluruh negara, pemerintah berkewajiban mengontrol penyelenggaraan 

praktik akuntansi dalam perusahan dan pemerintahan itu sendiri  karena perusahan berada dalam   suatu   negara.   fungsi   kontrol/pengawasan   yang   dilakukan   antara   lain   standar akuntansi yang digunakan, kebijakan/peraturan-peraturan, akuntan, operasional perusahan dan lain-lain. namun tak terbantahkan, peran pemerintah sekarang lebih luas bahkan “ikut campur”   dalam  urusan-urusan   internal   perusahan,   seperti   penentuan   saham,   investasi, 

Page 3: AKUNTANSI, NEGARA, POLITIK,

kredit,   bisnis   internasional   dan   lain-lain.     ini   berdampak   positif   dan   negatif,   dikatakan berdampak positif misalnya kebijakan/peraturan terkait Upah Minimum Regional karyawan, mencegah  masuknya   paham/kebijakan-kebijakan   luar   yang   tidak   sesuai   dengan   kondisi suatu negara dan lain-lain, berdampak negatif misalnya ruang gerak perusahan yang sempit karena dibatasi  dengan birokrasi  yang cendrung ketat,  kaku dan banyaknya kepentingan tertentu.  disamping itu peran pemerintah dalam kegiatan ekonomi suatu Negara, dapat di analogikan dengan kepala rumah tangga, dimana pemerintah berupaya untuk menstabilkan gejolak ekonomi di dalam negaranya. 

Tujuan pemerintah dalam menstabilkan ekonomi negaranya adalah : 1. Agar dapat memenuhi kebutuhan para pelaku ekonomi (produsen, konsumen, lembaga 

penunjang ekonomi).2. Membangun   system   perekonomian   dalam   bentuk   system   kelembagaan   ekonomi, 

system   perundang-undanga   dan   peraturan   kebijakannya,   system   pengelolaan manajemen pemerintahan, perumusan kebijakan ekonomi, juga system distribusi dan pengembangan infrastuktur public.

3. Terus mengawasi agar terjadi pertumbuhan ekonomi.

Peran  pemerintah  dalam praktik  akuntansi  tidak   terlepas  dari  proses  perumusan standar   akuntansi.   dalam   proses   perumusan   standar   akuntansi,   Belkaoui   (1985) memberikan tiga fase dimana  peran pemerintah berada pada fase kedua dan ketiga yakni Fase Peranan Profesi (1933-1973); pada fase ini perumusan standar akuntansi didominasi oleh profesi. Pada periode organisasi tumbuh dan berkembang dengan pesat. Pada fase ini pulalah keluar Securities Acts, yaitu peraturan tentang modal pada tahun 1933 dan 1934 yang merupakan bentuk campur tangan pemerintah dalam akuntansi. Fase Politisasi (1973-Sekarang); kelemahan   yang   terdapat   pada   fase   peranan  manajemen   dan   fase   profesi menimbulkan   kecenderungan   pada  metode   yang   lebih   condong   deduktif   dan   politisasi (keikiutsertaan   pemerintah)   dalam   penyusunan   standar   akuntansi.   Standar   akuntansi dianggap mempengaruhi masyarakat sehingga dapat dijadikan dasar untuk masuknya unsur politik   dalam  perumusan   standar   akuntansi.   Pada   fase   ini   FASB   lahir   yang  merupakan peleburan dari unsur praktisi, bisnis, akademi, dan lembaga formal.

Contoh lainnya berdasarkan Fase diatas yang dapat dikatakan bahwa FASB sebagai penyusun standar akuntansi di Amerika Serikat, adalah  terpilihnya Ronald Reagen sebagai Presiden Amerika Serikat Tahun 1980 yang kemudian memunculkan “Pasar bebas” dengan beberapa     kompetisi   dan   deregulasi   untuk   kesejahteraan   bangsanya    melalui   2   (dua) kekuatan kompetitif yakni   (1).  Pengalokasian sumber daya masyarakat  secara efisen (2). Menghasilkan moral yang unggul sebagai bentuk ekonomi politik. ternyata membawakan dunia   pada   suatu   krisis   global   dimana   perusahan-perusahan   besar   banyak   meraup keuntungan   dari   bisnis   ini   sedangkan   perusahan-perusahan   kecil   akhirnya   bangkrut, terjadinya kesenjangan sosial yang tinggi.   walaupun Neoliberal mengeluarkan pernyataan bahwa   “Pasar   bebas”   tidak   akan   mengijinkan   manajer   perusahan   untuk   mengadopsi prespektif jangka pendek maupun untuk mengeluarkan laporan keuangan palsu,  pelaporan keuangan palsu menjamur sepanjang tahun 1990-an.

Penerapan   International Financial Reporting Standards (IFRS) dinegara-negara maju dan berkembang saat ini tidak dapat dipisahkan dari peran pemerintah, seperti di Australia, Financial Reporting Council (FRC) sebagai sebuah Badan yang disponsori oleh Pemerintah Australia telah mengadopsi IFRS bahkan efektif sejak 1 Januari 2005. hal ini kontras dengan 

Page 4: AKUNTANSI, NEGARA, POLITIK,

citra Australia sebagai salah satu otoritas terkemuka di akuntansi dengan sumber daya yang luas   dalam   penelitian   dan   pengembangan   (Haswell   &   McKinnon,   2003).   Perilaku   ini tampaknya tidak rasional.  oleh FRC memiliki  tiga  implikasi.  Pertama, masa depan   risiko terhadap   tata   kelola   perusahaan   dan  mendukung   kepentingan   perusahaan   besar   yang dikaitkan  dengan keputusan yang tergesa-gesa. meskipun biaya informasi dalam pelaporan keuangan adalah   diharapkan dapat mengurangi akibat keseragaman pelaporan keuangan, kualitas informasi  diproduksi dengan mengadopsi IFRS dipertanyakan (Haswell & McKinnon, 2003).  Kedua,  FRC belum dianggap memadai dan memungkinkan implikasi   private sector asing   untuk menentukan praktek pelaporan keuangan di Australia (Howieson & Langfield-Smith,   2003).  Ketiga,   proses   konsultasi   yang   dinilai   miskin     dilakukan   oleh   FRC menyebabkan secara buta menerima   IFRS, standar yang mungkin tidak memiliki relevansi dengan penyusun dan pengguna laporan keuangan yang di Australia. Prosedur pengambilan keputusan yang dilakukan  oleh pemerintah Australia kontras dengan yang dari Uni Eropa, yang melakukan proses konsultasi  yang  luas dan masyarakat  untuk membuat  keputusan untuk menerima IFRS (Howieson & Langfield-Smith, 2003). 

 Financial  Reporting Foundation  (FRF)  dan Malaysian  Accounting Standards  Board (MASB) pada tahun 2008 telah mengumumkan pernyataan tentang rencana mereka untuk membawa  Malaysia   untuk   konvergensi   penuh  dengan   International   Financial   Reporting Standard (IFRS) pada 1 Januari 2012. Malaysian Accounting Standards Board (MASB) telah memasukkan ketentuan standar internasional ke dalam standar lokal akuntansi di Malaysia, dengan   keyakinan   bahwa   dengan   mengadopsi   sepenuhnya   IFRS,   modal   Malaysia   dan keuangan pasar akan lebih meningkat. Kepatuhan dengan IFRS, yang digunakan oleh lebih dari   seratus   negara  di   seluruh  dunia,   akan  memfasilitasi   komparatif   dan  meningkatkan transparansi, kemudahan komunikasi, melintasi perbatasan listing, mendorong arus modal.

Di   Indonesia,   penerapan   IFRS   dimulai   sejak   tahun   2007/2008,  walaupun   belum secara  penuh  tetapi   Indonesia   telah mengambil  keputusan  untuk  menggunakan  standar internasional   ini.   Keputusan   Indonesia   terkait  penerapan   IFRS  tidak   terlepas  dari   peran pemerintah, seperti diketahui dalam seminar “IFRS, Penerapan dan Aspek Perpajakannya yang   dilaksanakan   di   Tahun   2012”   Menteri   Keuangan   R.I   Sri   Mulyani   Indrawati   pun mengungkapan persetujuan pemerintah Indonesia yakni konvergensi akuntansi Indonesia ke IFRS  perlu   didukung   agar   Indonesia  mendapatkan  pengakuan  maksimal   dari   komunitas internasional dan akan meningkatkan posisi Indonesia sebagai negara yang bisa dipercaya di dunia dengan tata kelola dan pertanggungjawaban kepada rakyat dengan lebih baik dan konsisten.

POLITIK DAN PENGARUHNYA TERHADAP STANDAR AKUNTANSIStandar akuntansi  digunakan sebagai  acuan dalam pembuatan  laporan keuangan. 

Standar   akuntansi   disuatu   negara   akan   berbeda   dengan   negara   lain   disebakkan   oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut yaitu kerangka konseptual, kondisi negara, dan juga pihak-pihak   yang   terlibat   didalam   penyusunan   standar   stersebut.   Kerangka   konseptual digunakan sebagai dasar pembuatan standar akuntansi. Standar akuntansi disuatu negara akan berbeda dengan dengan negara lain disebabkan oleh kondisi ekonomi, hukum, politik, dan lingkungan sosial negara tersebut.

Proses   pembentukan   standar   akuntansi   sering   disebut   dengan   standar  setting process.  Pembuatan standar akuntansi  tidak lepas dari  proses politik. Dalam penyusunan sebuah   standar,   terkait   banyak   pihak   dengan   berbagai   latar   belakang,   motivasi,   dan 

Page 5: AKUNTANSI, NEGARA, POLITIK,

memiliki kepentingan yang berbeda-beda baik itu dari pemerintah, swasta, ataupun profesi akuntan  itu  sendiri   terhadap pembuatan standar  akuntansi.  Dengan begitu  unsur  politik dapat berperan dalam penyusunan suatu stanadar.

Dinamika  perkembangan   standar   akuntansi   diibaratkan   sebagai     sebuah  roda berjalan   tanpa  henti  seiring  dengan  proses  yang  mendasarinya.  Akuntansi  sebenarnya terbentuk dari fenomena ekonomi dari perkembangan berbagai entitas ekonomi yang ada, sehingga   pembentukan   standar   akuntansi   bukanlah  suatu  proses   yang   berjalan  serta- merta,  namun sangat memperhatikan aspek konsekuensi  ekonomi yang diakibatkannya. Oleh karenanya  apabila  proses penyusunan standar penuh dengan tekanan dari berbagai pihak yang berkepentingan,  bukanlah  suatu  hal yang mengejutkan karena adanya  aspek economic consequences (Scroeder & Clark,  1995:  13).  Konstituen  yang  mungkin  terkena imbas  atau   berkepentingan   dengan   standar   akuntansi  akan  melakukan  usaha  untuk membuat  standar  yang  mungkin  terbentuk bisa memaksimalkan   kepentingan    mereka (Watt,  1977).   Inilah   yang  dinamakan   sebagai   proses   politik,   yang  menurut  Zeff  (2002) diartikan   sebagai  pembelaan  atau   pertimbangan  self-interested dari   pembuat  standar mengenai aspek yang mungkin diasosiasikan dalam istilah economic consequences.

Proses   politik  dalam  standar   akuntansi   diidentifikasikan   sebagai   usaha   untuk memasukkan  self-interest dalam penyusunan standar akuntansi  (Zeff,  2002)  atau  dalam upaya  untuk  memaksimalisasi   transfer   kekayaan   (Watt,   1977).   Proses   politik  dalam standard setting merupakan  isu  yang  menarik  apalagi  hal  ini  ada  kaitannya   dengan konsekuensi ekonomi saat standar akuntansi itu disahkan dan dipraktekkan.

Menurut Helmy Adam dalam jurnalnya menuliskan, “Dalam standar akuntansi proses politik diidentifikasikan sebagai  usaha untuk memasukan self-interest  dalam penyusunan standar akuntansi(Zeff, 2002) atau dalam upaya untuk memaksimalisasi transfer kekayaan (Watt, 1997). Proses politik ini dilakukan dalam skala  contituents lobbying.   Konstituen ini terbagi dalam berbagai pihak, misalnya riset McLeay et, al (2000) di Jerman membagi dalam 3   kategori   yaitu   kalang   industri,   auditor,   dan   akademis.   Dengan   dasar   economic consequences,  pihak-pihak  yang   terkena  dapak  ekonomi  atas  praktek   standar  akuntansi disebut sebagai kostituen. Beberapa kostituen ini akan membentuk grup (kelompok) yang melakukan   lobi-lobi   ke   dewan   standar,   atau   bahkan   melalui   media   pemerintah   atau pengadilan untuk melakukan klaim atas penerapan regulasi. Kalau dianalisis dari 3 hipotesis teori akuntansi positif (Watt &  Zimmerman, 1986), maka akan ada tiga pihak terkait yaitu pemegang saham (bonus plan hypotheses), kreditur (dept convenant), pemerintah (political cost).   Ketiga   pihak   ini   akan   menjadi   sasaran   prilaku   manajemen,   sehingga   mereka melakukan klaim untuk menjaga agar kepentingan tetap aman. Beberapa intervensi (klaim) atas perlakuan akuntansi juga dilakukan melalui perusahaan, terbukti dengan adanya klaim implisit stakeholders dalam memilih metode akuntansi (Bowen at,al, 1995) Riset Bowen et, al   (1995)  menunjukan pentingnya pemahaman dewan standar atas motivasi  manajemne yang bergantung pada klaim stakeholders. Apabila sudah tebukti oleh berbagai riset klasik tentang dampak laporan akuntansi terhadap perubahan harga atau return saham sebagai poxy kelakuan investor (lihat Chow, 1983)”

Perusahaan   yang  mempunyai   tujuan   tertentu  melakukan   lobi   pemerintah   untuk membuat   standar   sesuai   dengan   tujuan   perusahaan.   Dalam   situasi   tertentu   hubungan personal   (perusahaan)  dapat  menghindari  prosedur  birokratis   yang  panjang  dan  mahal. Dengan negara yang politik,  hukum, dan ekonomi  yang  lemah,   informasi-informasi  yang dibutuhkan  perusahaan  untuk  membantu  pencapaian   tujuan  akan   sangat   sulit.  Dengan seperti ini perusahaan dan politisi melakukan kesepakatan dengan proses lobi. Proses  lobi 

Page 6: AKUNTANSI, NEGARA, POLITIK,

tidaklah lepas dalam proses politik. Karena dalam proses politik, pihak-pihak tertetu yang memiliki  kepentingan tersendiri  melakukan  lobi  untuk  membuat  standar  yang nanatinya membantu perusahaan mencapai tujuannya.

Proses   penyusunan   standar   berusaha   untuk   mengakomodasi   kepentingan konstituen  dengan  berbagai  model   proses   politik.   Luehlfing   (1995)   memberikan mekasnisme dengan keterkaitan berbagai  pihak yaitu:  Crisis, Public Outcry, Washington Response, Accounting Intervention and Probation.  Krisis  merupakan  fenomena  yang menjadikan teriakan publik, yang nantinya akan diakomodasi oleh regulatori atau legislatif. Washington (pemerintah) akan mengakomodasi berbagai ketidakpuasan tersebut dengan melakukan intervensi dalam penyusunan standar akuntansi.

Wibisana   (1992)   menyatakan   bahwa   penyusunan   standar   akuntansi   lebih cenderung untuk akomodatif terhadap berbagai  pihak,  apalagi  yang mayoritas. Meskipun Chris  Robinson  dalam  Scott   (1996:373-374)  mencoba  menganalisis  beberapa  pendapat para   ahli  bahwa  membuat  standar  yang  bagus   sangat  mungkin,   namun   kepentingan ekonomi efek standar juga harus bisa ditata dengan benar.

Kenyataannya  bahwa standar akuntansi tidaklah  lepas  dari intervensi pemerintah. Watt  (1977)  mengungkapkan   bahwa   teori   akuntansi   keuangan   perusahaan  harus  bisa menjelaskan   persyaratan   pemerintah   dan   regulasi   laporan   keuangan.   Fakta  bahwa kebijakan   penentuan   tarif/insentif   fiskal  dan  harga  adalah  berdasarka   n  accounting numbers (Zeff,  1978);  menjadikan  manajer   korporasi  melakukan   lobi  ke  agen  dewan pembuat   standar   untuk  membuat  standar   yang   berimplikasi   pada   tarif   yang menguntungkan   (Miller,   1994:7).   Perilaku   birokrat   juga  bisa    mempengaruhi     proses standar, apalagi berkaitan dengan regulasi krisis. Ujung-ujungnya juga ke masalah ekonomi, yaitu politisi  dan  birokrat menginginkan  costly information dalam proses politik sehingga mampu   memberi   kesempatan   baginya   untuk   mengendalikan   transfer  kekayaan  ke pemerintah ataupun pada dirinya sendiri (Watt & Zimmerman, 1986:226; Miller, 1994:7).

ASPEK HUKUM DALAM PRAKTIK AKUNTANSIDefinisi   hukum   kerap  memberikan   pandangan   yang   berbeda   bagi   setiap   orang. 

Berbagai ahli hukum di belahan dunia mengartikan hukum dengan bahasa dan pandangan yang   berbeda.   Oleh   karena   itu   setiap   ahli   hukum  mempunyai   batasan   yang   berlainan dengan ahli hukum lainnya (dalam Neltje, 1994)Ada beberapa pengertian Hukum Menurut Para Ahli Hukum, diantaranya :1.     Menurut   Van   Kan   (Elsi   Kartika   Sari   dkk,   2008),   hukum   adalah   keseluruhan 

peraturan     hidup yang bersifat  memaksa untuk melindungi  kepentingan manusia di dalam masyarakat.

2.     Utrecht   (Elsi Kartika Sari dkk, 2008), hukum adalah himpunan peraturan, baik berupa perintah  maupun   larangan  yang  mengatur   tata   tertib  dalam suatu  masyarakat  dan seharusnya ditaati oleh anggota masyarakat yang bersangkutan.

3.     Menurut  Wiryono  Kusumo  (Elsi  Kartika  Sari  dkk,  2008),  hukum adalah  keseluruhan peraturan baik  yang  tertulis  maupun tidak  tertulis  yang mengatur   tata  tertib dalam masyarakat dan terhadap pelanggarnya umumnya dikenakan sanksi.

Konsep hukum dikembangkan oleh berbagai mazhab atau aliran di dalam teori hukum dan filsafat hukum.   Konsep hukum tradisional mengartikan hukum sebagai asas/ kaidah/ norma,   sedangkan  pandangan  modern  menyatakan  bahwa  hukum  tetap  dilihat   sebagai 

Page 7: AKUNTANSI, NEGARA, POLITIK,

norma atau kaidah tetapi juga merupakan gejala sosial budaya. Konsep ini mempertahankan hukum tetap harus berbentuk tertulis untuk menjaga kepastian hukum, tetapi isinya harus merupakan   perhatian   terhadap   gejala   sosial   budaya   yang  mencerminkan   hukum   yang timbul di masyarakatHukum memiliki beberapa karakteristik, diantaranya dapat dituliskan :1. Hukum bersifat  abstrak   :  hukum  itu  tidak  nyata,  tidak  berwujud  namum meskipun 

hukum itu tidak nyata tetapi  hukum itu benar-benar ada bukan mengada-ada,    dan bukan bukan suatu  fiksi semata.

2. kontinuitas : hukum berlangsung sepanjang masa, tidak dapat dicabut, bagaimanapun tragisnya suatu keadaan), universal (hukum itu ada dan berlaku dimana-mana.

3. Hukum  itu   luas   :  hukum  itu  tidak  hanya  berlaku  dalam suatu  wilayah negara,  atau berlaku untuk warganegara yang bersangkutan saja, bahkan hukum itu dapat berlaku di luar wilayah negara yang bersangkutan.

Pada kegiatan perekonomian dalam lingkungan usaha (bisnis, banyak faktor-faktor yang mempengaruhi, diantaranya faktor ekonomi (makro), faktor manajemen, faktor politik, dan  lain-lain  dimana yang paling  utama adalah  faktor  hukum.  Aspek hukum  ini  penting karena   menentukan   dalam   pengembangan   usaha,   boleh   ada   tidak   nya   menciptakan lapangan pekerjaan di tentukan oleh hukum itu sendiri.  Maka banyak pelaku bisnis yang mengalami hambatan dalam mengembangkan usahanya, baik karena tidak ada hukumnya maupun peraturan yang tidak sesuai. Dalam pengembangan suatu usaha memiliki hubungan satu sama  lain.   terbukti bahwa kedua faktor   tersebut  saling berkaitan.  Misalnya kondisi ekonomi   Indonesia   sekarang   ini   yang   tidak   stabil   dan   terus   menurun,   pemerintah mengharapkan investor asing mau datang dan berinvestasi di Indonesia. 

Khusus mengenai  ekonomi,  pada saat   ini  dapat  dikatakan tidak ada  lagi  kegiatan ekonomi yang tidak berkaitan dengan hukum. Sebaliknya tidak ada  lagi  kegiatan hukum yang   tidak   beraspek   ekonomi.   Dengan   demikian   pemahaman   kedua   ilmu   itu   secara menyeluruh   sudah   menjadi   kebutuhan   bersama.   Dengan   kata   lain,   seseorang   yang mempelajari   hukum   seharusnya  mempelajari   ekonomi   juga,   demikian   juga   sebaliknya. Ekonomi merupakan suatu wadah atau bentuk organisasi masyarakat yang memiliki tujuan memenuhi kebutuhan masyarakat dan meningkatan kesejahteraan masyarakat.

 Kehidupan ekonomi mensyaratkan adanya tertib sosial yang di dalamnya terdapat kegiatan   ekonomi.   Disisi   lain,   ekonomi   memiliki   pengaruh   sendiri   terhadap   hukum. Pengaruh   ini   dalam   bentuk   pertimbangan-pertimbangan   untung-rugi   yang   berpengaruh pada kerja hukum. Karena tidak semua orang patuh terhadap hukum atas dasar  hukum memang harus  di   taati.  Masyarakat  pun bias  mentaati hukum karena tujuan-tujuan  lain untuk   memperoleh   keuntungan   ekonomis.   Sebaliknya,   jika   tidak   melihat   keuntungan eknomis,   maka   akan   rugi   dan   tidak   mentaati   hukum   yang   ada. Dalam   pembangunan ekonomi di Indonesia tidak lah merata, di karenakan tidak di jiwai aspek kemanusiaan dan aspek  yang  menyeluruh.  Terbukti  bahwa  hasil  postif  dari  perkembangan  yang  pesat   ini hanya   berarti   untuk   para   pelaku   ekonomi   beskala   besar   ata   di   sebut   golongan   atas. Sedangkan golongan bawah, mereka justru dirugikan karena tidak dapat menikmati hasil-hasil pembangunan ekonomi.

Hubungan antara ekonomi dan hukum itu saling menunjang.  Ekonomi tidak akan bisa berjalan dengan baik bila tidak ada payung hukum yang melindungi pelaku ekonomi dalam menjalankan  aktifitas  usahanya.  Di   Indonesia  dan  di  negara  –  negara   lain  masih banyak terdapat permasalah dalam bidang ekonomi. Hal itu terkait akan kebijakan ekonomi 

Page 8: AKUNTANSI, NEGARA, POLITIK,

suatu   negara   yang   akan   sangat   berpengaruh   pada   kehidupan   ekonomi   di   negaranya. Kebijakan   didalam   suatu   perusahaan   juga   sangat   mempengaruhi   perekonomian   para karyawannya,   karena   sangat   mempengaruhi   kehidupan   serta   daya   saing   didalam masyarakat.

Selanjutnya, hubungan antara hukum dan ekonomi juga sangatlah erat dan bersifat timbal balik. Keduanya saling mempengaruhi dan bekerjanya satu sama lain. Hukum sebagai pengontrol   perkembangan   ekonomi   dengan   peraturannya.   Sedangkan   ekonomi   sebagai bekerjanya hukum itu sendiri.  Peranan hukum dalam pembangunan ekonomi tergantung pada pola perkembangan ekonomi yang dianut oleh negara. Dalam pengembangan negara, hukum   berfungsi   sebagai   orientasi   ekonomi.   Dalam   pembangunan   ekonomi,   hukum berfungsi sebagai lembaga pendukung atau jaminan setiap aktivitas. 

Lingkungan Yang Mempengaruhi Akuntansi.Ekonomi   memang  merupakan   salah   satu   ilmu   sosial   yang  mempelajari   aktifitas 

manusia   yang     erat  berhubungan  dengan  produksi,     distribusi,   dan   konsumsi   terhadap barang dan jasa. Namun jika kita melihat dari pangkal Istilah "ekonomi" , dimana ekonomi sendiri  berasal  dari  bahasa Yunani,  yaitu “oikos” yang dapat diartikan sebagai  "keluarga, rumah tangga"  kemudian asal kata  nomos  yang memiliki pengertian  "peraturan, aturan, dan hukum".  Dengan demikian secara garis besar  ekonomi  dapat diartikan sebagai "aturan rumah tangga" atau "manajemen rumah tangga”.  Oleh karenanya, proses akuntansi sangat berkaitan dengan aspek hukum   mengingat proses akuntansi itu sendiri merupakan salah satu bagian atau kegiatandari  ekonomi.  Dalam kaitannya akuntansi   sebagai   salah satu kegiatan yang ada dalam kegiatan perekonomian, maka kebutuhan akuntansi dalam dunia bisnis sangat dipengaruhi juga oleh faktor-faktor ekonomi (makro), sosial, dan politik, serta hukum. Sebuah model berikut ini menunjukkan   faktor-faktor  yang mempengaruhi   sistem akuntansi.  Di  dalamnya  terdapat faktor-faktor seperti : bentuk kepemilikan perusahaan, aktivitas bisnis perusahaan, sumber pendanaan,   tingkat   perkembangan   pasar   modal,   sistem   perpajakan,   adanya   pengaruh profesi akuntansi, pendidikan dan riset akuntansi, bentuk sistem politik, keadaan lingkungan sosial, tingkat pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi, bentuk sistem hukum, dan peraturan-peraturan akuntansi. Salah satu contoh penerapan aspek hukum dalam kegiatan ekonomi salah   satunya   dapat   ditunjukan   pada   penerapan   pajak,   dimana   suatu   keharusan   atau kewajiban yang harus dilaksanakan oleh setiap warga negara. Sehingga segala sesuatu yang sudah   diwajibkan   ketentuannya   oleh   pemerintah,   maka   itu   mengandung   konsekuensi hukum yang harus ditaati.  Singkatnya adalah,  perpajakan merupakan faktor  yang sangat penting ketika sebuah sistem akuntansi berada pada negara-negara yang ketat sistem dan hukum perpajakannya.

Peraturan  perundang-undangan  dan  hukum Tentunya akan sangat  berpengaruh  pada sistem akuntansi.  Ada  beberapa  hal   yang  mengindikasikan  bahwa  akuntansi   juga  dapat diklasifikasikan dengan system hukum suatu Negara, yaitu :1. Akuntansi dalam negara-negara “hukum umum” memiliki karakter berorientasi terhadap 

penyajian   wajar,   transparansi,   dan   pengungkapan   penuh   dan   pemisahan   antara akuntansi keuangan dan pajak. Pasar saham mendominasi sumber-sumber keuangan dan pelaporan   keuangan   ditunjukkan   untuk   kebutuhan   infrmasi   investor   luar.   Akuntansi hukum umum disebut sebagai Anglo Saxon. 

2. Akuntansi   dalam   Negara-negara   “hukum   kode”   memiliki   karakteristik   beorientasi legalistik, tidak membiarkan pengungkapan dalam jumlah kurang, dan kesesuaian antara 

Page 9: AKUNTANSI, NEGARA, POLITIK,

ankuntansi keuangan dan pajak. Bank atau pemerintah mendominasi sumber keuangan dan pelaporan keuangan dan pelaporan keuangan ditujukan untuk perlindungan kreditor. Akuntansi ini disebut juga continental. 

Klasifikasi   yang   didasarkan   padada   penyajian   wajar   versus   kepatuhan   hukum menimbulkan pengaruh yang besar terhadap banyak permasalahan akuntansi, seperti :1. Depresiasi,  di  mana beban ditentukan berdasarkan penurunan kegunaan suatu aktiva 

selama masa manfaat ekonomi (penyajian wajar) atau jumlah yang diperbolehkan untuk tujuan pajak (kepatuhan hukum). 

2. Sewa guna usaha yang memiliki substansi pembelian aktiva tetap diperlakukan seperti itu (penyajian   wajar)   atau   diperlakukan   seperti   sewa   guna   usaha   operasi   yang   biasa (kepatuhan hukum).

3. Dana pensiun (pension) dengan biaya yang diakrual pada saat dihasilkan oleh karyawan (penyajian  wajar)   atau   dibebankan  menurut   dasar   dibayar   pada   saat   berhenti   kerja (kepatuhan hukum).

  Masalah lain adalah penggunaan cadangan diskrit untuk meratakan laba dari satu periode ke periode yang lain. Penyajian wajar dan substansi mengungguli bentuk (substance over form) merupakan ciri  utama akuntansi  hukum umum. Akuntansi  kepatuhan hukum drancang  untuk  memenuhi   ketentuan  yang  dikenankan  pemerintah   seperti  perhitungan laba kena pajak atau memenuhi rencana makroekonomi pemerintah nasional. Pengukuran yang konservatif mamastikan bahwa jumlah yang hati-hati dibagikan. Akuntansi kepatuhan hukum akan terus digunakan dalam laporan keuangan perusahaan secara individu yang ada di Negara-negara hukum kode di mana laporan konsolidasi menerapkan pelaporan dengan penyajian wajar. Dengan cara ini, laporan konsolidasi dapat memberikan informasi kepada investor sedangkan laporan perusahaan individual untuk memenuhi ketentuan hukum.

Karena tanggung jawab moral akuntan adalah kepada pihak ekstern perusahaan sebagai pemakai laporan keuangan, jadi sangat penting untuk diingat bahwa akuntan harus bekerja sesuai   standar   yang   berlaku   (SAK)   dan   tidak   sengaja   memanipulasi   informasi   yang menguntungkan   pihak-pihak   tertentu. Segala   sesuatu   yang   kita   lakukan   masih   terikat dengan  hukum baik  hukum tertulis  maupun  hukum adat.  Sama halnya  dengan  seorang akuntan yang melakukan proses akuntansi,  mereka melaksanakan tugas sebagai  akuntan sesuai  dengan hukum yang berlaku bagi   seorang akuntan.  Di  dalam prosesnya,   seorang akuntan tidak dapat melaksanakan kegiatannya tanpa mengacu pada aturan-aturan hukum atau  aspek  hukum dalam ekonomi.  Di  dalam aspek  hukum ekonomi   sudah  ada  aturan mengenai proses akuntansi yang harus dipatuhi dan tidak boleh disalahgunakan oleh para akuntan karena dapat merugikan pihak lain.