AKUNTANSI, NEGARA, POLITIK,
-
Upload
iwan-fitrah -
Category
Documents
-
view
252 -
download
32
description
Transcript of AKUNTANSI, NEGARA, POLITIK,
![Page 1: AKUNTANSI, NEGARA, POLITIK,](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022071700/563db86a550346aa9a937265/html5/thumbnails/1.jpg)
AKUNTANSI, NEGARA, POLITIK, DAN HUKUM
Pengertian Standar AkuntansiF i n a n c i a l A c c o u n t i n g S t a n d a r d B o a r d ( F A S B ) medefinisikan Standar
Akuntansi sebagai berikut: “Standar Akuntansi adalah metode yang seragam untuk menyajikan informasi, sehingga laporan keuangan dari berbagai perusahaan yang berbeda dapat dibandingkan dengan lebih mudah dimana kumpulan konsep, standar, prosedur, metode, konvensi, kebiasaan dan praktik yang dipilih dan dianggap berterima umum.” Standar akuntansi berisikan pedoman penyusunan laporan keuangan. Standar akuntansi terdiri atas kerangka konseptual penyusunan laporan keuangan dan pernyataan standar akuntansi. Kerangka konseptual berisikan tujuan, komponen laporan, karekteristik kualitatif, dan asumsi dalam penyusunan laporan keuangan. Sedangkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) berisikan pedoman untuk penyusunan laporan, pengaturan transaksi atau kejadian, dan komponen tertentu dalam laporan keuangan. Pengaturan terkait komponen laporan keuangan secara umum berisikan defenisi, pengakuan, pengukuran, penyajian, dan pengungkapan.Terdapat tiga kemungkinan dalam penyusunan standar akuntansi :a. Diserahkan sepenuhnya kepada kekuatan atau mekanisme pasar.b. Diserahkan kepada swasta/profesi.c. Diserahkan kepada pemerintah.
Organisasi Penyusun Standar Akuntansi Di Beberapa Negaraa. Badan penyusun Standar Akuntansi Internasional.
Standar Akuntansi Internasional (International Accounting Standards/IAS) disusun oleh empat organisasi utama dunia yaitu Badan Standar Akuntansi Internasional (IASB), Komisi Masyarakat Eropa (EC), Organisasi Internasional Pasar Modal (IOSOC), dan Federasi Akuntansi Internasional (IFAC).
b. Amerika Serikat (USA).Di Amerika Serikat (USA) terdapat 4 (empat) organisasi yang berperan dalam menyusun standar akuntansi yakni :1) Securities and Exchange Commission (SEC); SEC dibentuk tahun 1934, berperan
untuk mengatur penerbitan dan transaksi perdagangan sekuritas oleh emiten kepada khalayak ramai (publik), mewajibkan perusahaan public agar laporan keuangan eksternalnya diaudit oleh akuntan independen, fokus terhadap pelaporan keuangan perusahaan publik dan pengembangan standar akuntansi, memonitor proses pembentukan standar akuntansi di Amerika, membantu mengembangkan dan menstandarisasi informasi keuangan yang disajikan kepada para pemegang saham dan memiliki mandat untuk menetapkan prinsip-prinsip akuntansi
2) American Institute of Certified Public Accountans (AICPA); AICPA memiliki peran penting dalam pengembangan dan pembentukan standar akuntansi, termasuk penyiapan (penyelenggaraan) ujian sertifikasi dan pendidikan berkelanjutan bagi para akuntan publik.
![Page 2: AKUNTANSI, NEGARA, POLITIK,](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022071700/563db86a550346aa9a937265/html5/thumbnails/2.jpg)
3) Financial Accounting Standards Boards (FASB); FASB merupakan organisasi sektor swasta yang bertanggung jawab dalam pembentukan standar akuntansi di Amerika saat ini. FASB didirikan pada tahun 1973. fungsi utama dari FASB adalah mempelajari masalah akuntansi terkini dan menetapkan standar akuntansi. Standar ini dipublikasikan sebagai Statement of Financial Accounting Standards (SFAS). FASB juga menerbitkan Statement of Financial Accounting Concepts (SFAC) yang memberikan kerangka kerja konseptual yang memungkinkan untuk dikembangkannya standar akuntansi khusus. Standar akuntansi keuangan yang diterbitkan oleh FASB dipandang sebagai prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum.
4) Governmental Accounting Standards Board (GASB); GASB dibentuk pada tahun 1984 oleh FAF dengan tugas menetapkan standar akuntansi keuangan pemerintah. Standar ini dinamakan sebagai prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum (Generally Accepted Accounting Principles). Standar ini diperlukan sebagai patokan (pedoman) dalam penyusunan laporan keuangan yang baku. Dengan adanya standar ini, pihak manajemen selaku pengelola dana dan aktivitas perusahaan dapat mencatat, mengikhtisarkan, dan melaporkan seluruh hasil kegiatan operasional maupun financial perusahaan secara baku (yang secara standar diterima umum) dan transparan.
c. Inggris;Di Inggris, profesi akuntan independen mempunyai pengendalian yang luas atas standar-standar akuntansi dan berlaku prinsip full disclosure & transparency sebagai kebutuhan sentral dari pelaporan keuangan. Badan-badan akuntansi utama di antaranya:1) The Institute of Chartered Accountants in England & Wales2) The Institute of Chartered Accountants of Ireland3) The Institute of Chartered Accountants of Scotlands4) The Association of Certified Chartered Accountants (ACCA)5) The Institute of COST & Management Accountants6) The Chartered Institute of Public Finance & Accountancy
d. Kawasan Eropa;Badan pembuat standar akuntansi di untuk kawasan Eropa ialah IASB (International Accounting Standard Board).
e. Indonesia;Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) membuat komite standar akuntansi keuangan untuk menyusun standar akuntansi keuangan (KSAK). sedangkan standar akuntansi pemerintah disusun oleh Komite Standar Akuntansi Pemerintahan (KSAP).
PERAN NEGARA DALAM PRAKTIK AKUNTANSIDi hampir seluruh negara, pemerintah berkewajiban mengontrol penyelenggaraan
praktik akuntansi dalam perusahan dan pemerintahan itu sendiri karena perusahan berada dalam suatu negara. fungsi kontrol/pengawasan yang dilakukan antara lain standar akuntansi yang digunakan, kebijakan/peraturan-peraturan, akuntan, operasional perusahan dan lain-lain. namun tak terbantahkan, peran pemerintah sekarang lebih luas bahkan “ikut campur” dalam urusan-urusan internal perusahan, seperti penentuan saham, investasi,
![Page 3: AKUNTANSI, NEGARA, POLITIK,](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022071700/563db86a550346aa9a937265/html5/thumbnails/3.jpg)
kredit, bisnis internasional dan lain-lain. ini berdampak positif dan negatif, dikatakan berdampak positif misalnya kebijakan/peraturan terkait Upah Minimum Regional karyawan, mencegah masuknya paham/kebijakan-kebijakan luar yang tidak sesuai dengan kondisi suatu negara dan lain-lain, berdampak negatif misalnya ruang gerak perusahan yang sempit karena dibatasi dengan birokrasi yang cendrung ketat, kaku dan banyaknya kepentingan tertentu. disamping itu peran pemerintah dalam kegiatan ekonomi suatu Negara, dapat di analogikan dengan kepala rumah tangga, dimana pemerintah berupaya untuk menstabilkan gejolak ekonomi di dalam negaranya.
Tujuan pemerintah dalam menstabilkan ekonomi negaranya adalah : 1. Agar dapat memenuhi kebutuhan para pelaku ekonomi (produsen, konsumen, lembaga
penunjang ekonomi).2. Membangun system perekonomian dalam bentuk system kelembagaan ekonomi,
system perundang-undanga dan peraturan kebijakannya, system pengelolaan manajemen pemerintahan, perumusan kebijakan ekonomi, juga system distribusi dan pengembangan infrastuktur public.
3. Terus mengawasi agar terjadi pertumbuhan ekonomi.
Peran pemerintah dalam praktik akuntansi tidak terlepas dari proses perumusan standar akuntansi. dalam proses perumusan standar akuntansi, Belkaoui (1985) memberikan tiga fase dimana peran pemerintah berada pada fase kedua dan ketiga yakni Fase Peranan Profesi (1933-1973); pada fase ini perumusan standar akuntansi didominasi oleh profesi. Pada periode organisasi tumbuh dan berkembang dengan pesat. Pada fase ini pulalah keluar Securities Acts, yaitu peraturan tentang modal pada tahun 1933 dan 1934 yang merupakan bentuk campur tangan pemerintah dalam akuntansi. Fase Politisasi (1973-Sekarang); kelemahan yang terdapat pada fase peranan manajemen dan fase profesi menimbulkan kecenderungan pada metode yang lebih condong deduktif dan politisasi (keikiutsertaan pemerintah) dalam penyusunan standar akuntansi. Standar akuntansi dianggap mempengaruhi masyarakat sehingga dapat dijadikan dasar untuk masuknya unsur politik dalam perumusan standar akuntansi. Pada fase ini FASB lahir yang merupakan peleburan dari unsur praktisi, bisnis, akademi, dan lembaga formal.
Contoh lainnya berdasarkan Fase diatas yang dapat dikatakan bahwa FASB sebagai penyusun standar akuntansi di Amerika Serikat, adalah terpilihnya Ronald Reagen sebagai Presiden Amerika Serikat Tahun 1980 yang kemudian memunculkan “Pasar bebas” dengan beberapa kompetisi dan deregulasi untuk kesejahteraan bangsanya melalui 2 (dua) kekuatan kompetitif yakni (1). Pengalokasian sumber daya masyarakat secara efisen (2). Menghasilkan moral yang unggul sebagai bentuk ekonomi politik. ternyata membawakan dunia pada suatu krisis global dimana perusahan-perusahan besar banyak meraup keuntungan dari bisnis ini sedangkan perusahan-perusahan kecil akhirnya bangkrut, terjadinya kesenjangan sosial yang tinggi. walaupun Neoliberal mengeluarkan pernyataan bahwa “Pasar bebas” tidak akan mengijinkan manajer perusahan untuk mengadopsi prespektif jangka pendek maupun untuk mengeluarkan laporan keuangan palsu, pelaporan keuangan palsu menjamur sepanjang tahun 1990-an.
Penerapan International Financial Reporting Standards (IFRS) dinegara-negara maju dan berkembang saat ini tidak dapat dipisahkan dari peran pemerintah, seperti di Australia, Financial Reporting Council (FRC) sebagai sebuah Badan yang disponsori oleh Pemerintah Australia telah mengadopsi IFRS bahkan efektif sejak 1 Januari 2005. hal ini kontras dengan
![Page 4: AKUNTANSI, NEGARA, POLITIK,](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022071700/563db86a550346aa9a937265/html5/thumbnails/4.jpg)
citra Australia sebagai salah satu otoritas terkemuka di akuntansi dengan sumber daya yang luas dalam penelitian dan pengembangan (Haswell & McKinnon, 2003). Perilaku ini tampaknya tidak rasional. oleh FRC memiliki tiga implikasi. Pertama, masa depan risiko terhadap tata kelola perusahaan dan mendukung kepentingan perusahaan besar yang dikaitkan dengan keputusan yang tergesa-gesa. meskipun biaya informasi dalam pelaporan keuangan adalah diharapkan dapat mengurangi akibat keseragaman pelaporan keuangan, kualitas informasi diproduksi dengan mengadopsi IFRS dipertanyakan (Haswell & McKinnon, 2003). Kedua, FRC belum dianggap memadai dan memungkinkan implikasi private sector asing untuk menentukan praktek pelaporan keuangan di Australia (Howieson & Langfield-Smith, 2003). Ketiga, proses konsultasi yang dinilai miskin dilakukan oleh FRC menyebabkan secara buta menerima IFRS, standar yang mungkin tidak memiliki relevansi dengan penyusun dan pengguna laporan keuangan yang di Australia. Prosedur pengambilan keputusan yang dilakukan oleh pemerintah Australia kontras dengan yang dari Uni Eropa, yang melakukan proses konsultasi yang luas dan masyarakat untuk membuat keputusan untuk menerima IFRS (Howieson & Langfield-Smith, 2003).
Financial Reporting Foundation (FRF) dan Malaysian Accounting Standards Board (MASB) pada tahun 2008 telah mengumumkan pernyataan tentang rencana mereka untuk membawa Malaysia untuk konvergensi penuh dengan International Financial Reporting Standard (IFRS) pada 1 Januari 2012. Malaysian Accounting Standards Board (MASB) telah memasukkan ketentuan standar internasional ke dalam standar lokal akuntansi di Malaysia, dengan keyakinan bahwa dengan mengadopsi sepenuhnya IFRS, modal Malaysia dan keuangan pasar akan lebih meningkat. Kepatuhan dengan IFRS, yang digunakan oleh lebih dari seratus negara di seluruh dunia, akan memfasilitasi komparatif dan meningkatkan transparansi, kemudahan komunikasi, melintasi perbatasan listing, mendorong arus modal.
Di Indonesia, penerapan IFRS dimulai sejak tahun 2007/2008, walaupun belum secara penuh tetapi Indonesia telah mengambil keputusan untuk menggunakan standar internasional ini. Keputusan Indonesia terkait penerapan IFRS tidak terlepas dari peran pemerintah, seperti diketahui dalam seminar “IFRS, Penerapan dan Aspek Perpajakannya yang dilaksanakan di Tahun 2012” Menteri Keuangan R.I Sri Mulyani Indrawati pun mengungkapan persetujuan pemerintah Indonesia yakni konvergensi akuntansi Indonesia ke IFRS perlu didukung agar Indonesia mendapatkan pengakuan maksimal dari komunitas internasional dan akan meningkatkan posisi Indonesia sebagai negara yang bisa dipercaya di dunia dengan tata kelola dan pertanggungjawaban kepada rakyat dengan lebih baik dan konsisten.
POLITIK DAN PENGARUHNYA TERHADAP STANDAR AKUNTANSIStandar akuntansi digunakan sebagai acuan dalam pembuatan laporan keuangan.
Standar akuntansi disuatu negara akan berbeda dengan negara lain disebakkan oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut yaitu kerangka konseptual, kondisi negara, dan juga pihak-pihak yang terlibat didalam penyusunan standar stersebut. Kerangka konseptual digunakan sebagai dasar pembuatan standar akuntansi. Standar akuntansi disuatu negara akan berbeda dengan dengan negara lain disebabkan oleh kondisi ekonomi, hukum, politik, dan lingkungan sosial negara tersebut.
Proses pembentukan standar akuntansi sering disebut dengan standar setting process. Pembuatan standar akuntansi tidak lepas dari proses politik. Dalam penyusunan sebuah standar, terkait banyak pihak dengan berbagai latar belakang, motivasi, dan
![Page 5: AKUNTANSI, NEGARA, POLITIK,](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022071700/563db86a550346aa9a937265/html5/thumbnails/5.jpg)
memiliki kepentingan yang berbeda-beda baik itu dari pemerintah, swasta, ataupun profesi akuntan itu sendiri terhadap pembuatan standar akuntansi. Dengan begitu unsur politik dapat berperan dalam penyusunan suatu stanadar.
Dinamika perkembangan standar akuntansi diibaratkan sebagai sebuah roda berjalan tanpa henti seiring dengan proses yang mendasarinya. Akuntansi sebenarnya terbentuk dari fenomena ekonomi dari perkembangan berbagai entitas ekonomi yang ada, sehingga pembentukan standar akuntansi bukanlah suatu proses yang berjalan serta- merta, namun sangat memperhatikan aspek konsekuensi ekonomi yang diakibatkannya. Oleh karenanya apabila proses penyusunan standar penuh dengan tekanan dari berbagai pihak yang berkepentingan, bukanlah suatu hal yang mengejutkan karena adanya aspek economic consequences (Scroeder & Clark, 1995: 13). Konstituen yang mungkin terkena imbas atau berkepentingan dengan standar akuntansi akan melakukan usaha untuk membuat standar yang mungkin terbentuk bisa memaksimalkan kepentingan mereka (Watt, 1977). Inilah yang dinamakan sebagai proses politik, yang menurut Zeff (2002) diartikan sebagai pembelaan atau pertimbangan self-interested dari pembuat standar mengenai aspek yang mungkin diasosiasikan dalam istilah economic consequences.
Proses politik dalam standar akuntansi diidentifikasikan sebagai usaha untuk memasukkan self-interest dalam penyusunan standar akuntansi (Zeff, 2002) atau dalam upaya untuk memaksimalisasi transfer kekayaan (Watt, 1977). Proses politik dalam standard setting merupakan isu yang menarik apalagi hal ini ada kaitannya dengan konsekuensi ekonomi saat standar akuntansi itu disahkan dan dipraktekkan.
Menurut Helmy Adam dalam jurnalnya menuliskan, “Dalam standar akuntansi proses politik diidentifikasikan sebagai usaha untuk memasukan self-interest dalam penyusunan standar akuntansi(Zeff, 2002) atau dalam upaya untuk memaksimalisasi transfer kekayaan (Watt, 1997). Proses politik ini dilakukan dalam skala contituents lobbying. Konstituen ini terbagi dalam berbagai pihak, misalnya riset McLeay et, al (2000) di Jerman membagi dalam 3 kategori yaitu kalang industri, auditor, dan akademis. Dengan dasar economic consequences, pihak-pihak yang terkena dapak ekonomi atas praktek standar akuntansi disebut sebagai kostituen. Beberapa kostituen ini akan membentuk grup (kelompok) yang melakukan lobi-lobi ke dewan standar, atau bahkan melalui media pemerintah atau pengadilan untuk melakukan klaim atas penerapan regulasi. Kalau dianalisis dari 3 hipotesis teori akuntansi positif (Watt & Zimmerman, 1986), maka akan ada tiga pihak terkait yaitu pemegang saham (bonus plan hypotheses), kreditur (dept convenant), pemerintah (political cost). Ketiga pihak ini akan menjadi sasaran prilaku manajemen, sehingga mereka melakukan klaim untuk menjaga agar kepentingan tetap aman. Beberapa intervensi (klaim) atas perlakuan akuntansi juga dilakukan melalui perusahaan, terbukti dengan adanya klaim implisit stakeholders dalam memilih metode akuntansi (Bowen at,al, 1995) Riset Bowen et, al (1995) menunjukan pentingnya pemahaman dewan standar atas motivasi manajemne yang bergantung pada klaim stakeholders. Apabila sudah tebukti oleh berbagai riset klasik tentang dampak laporan akuntansi terhadap perubahan harga atau return saham sebagai poxy kelakuan investor (lihat Chow, 1983)”
Perusahaan yang mempunyai tujuan tertentu melakukan lobi pemerintah untuk membuat standar sesuai dengan tujuan perusahaan. Dalam situasi tertentu hubungan personal (perusahaan) dapat menghindari prosedur birokratis yang panjang dan mahal. Dengan negara yang politik, hukum, dan ekonomi yang lemah, informasi-informasi yang dibutuhkan perusahaan untuk membantu pencapaian tujuan akan sangat sulit. Dengan seperti ini perusahaan dan politisi melakukan kesepakatan dengan proses lobi. Proses lobi
![Page 6: AKUNTANSI, NEGARA, POLITIK,](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022071700/563db86a550346aa9a937265/html5/thumbnails/6.jpg)
tidaklah lepas dalam proses politik. Karena dalam proses politik, pihak-pihak tertetu yang memiliki kepentingan tersendiri melakukan lobi untuk membuat standar yang nanatinya membantu perusahaan mencapai tujuannya.
Proses penyusunan standar berusaha untuk mengakomodasi kepentingan konstituen dengan berbagai model proses politik. Luehlfing (1995) memberikan mekasnisme dengan keterkaitan berbagai pihak yaitu: Crisis, Public Outcry, Washington Response, Accounting Intervention and Probation. Krisis merupakan fenomena yang menjadikan teriakan publik, yang nantinya akan diakomodasi oleh regulatori atau legislatif. Washington (pemerintah) akan mengakomodasi berbagai ketidakpuasan tersebut dengan melakukan intervensi dalam penyusunan standar akuntansi.
Wibisana (1992) menyatakan bahwa penyusunan standar akuntansi lebih cenderung untuk akomodatif terhadap berbagai pihak, apalagi yang mayoritas. Meskipun Chris Robinson dalam Scott (1996:373-374) mencoba menganalisis beberapa pendapat para ahli bahwa membuat standar yang bagus sangat mungkin, namun kepentingan ekonomi efek standar juga harus bisa ditata dengan benar.
Kenyataannya bahwa standar akuntansi tidaklah lepas dari intervensi pemerintah. Watt (1977) mengungkapkan bahwa teori akuntansi keuangan perusahaan harus bisa menjelaskan persyaratan pemerintah dan regulasi laporan keuangan. Fakta bahwa kebijakan penentuan tarif/insentif fiskal dan harga adalah berdasarka n accounting numbers (Zeff, 1978); menjadikan manajer korporasi melakukan lobi ke agen dewan pembuat standar untuk membuat standar yang berimplikasi pada tarif yang menguntungkan (Miller, 1994:7). Perilaku birokrat juga bisa mempengaruhi proses standar, apalagi berkaitan dengan regulasi krisis. Ujung-ujungnya juga ke masalah ekonomi, yaitu politisi dan birokrat menginginkan costly information dalam proses politik sehingga mampu memberi kesempatan baginya untuk mengendalikan transfer kekayaan ke pemerintah ataupun pada dirinya sendiri (Watt & Zimmerman, 1986:226; Miller, 1994:7).
ASPEK HUKUM DALAM PRAKTIK AKUNTANSIDefinisi hukum kerap memberikan pandangan yang berbeda bagi setiap orang.
Berbagai ahli hukum di belahan dunia mengartikan hukum dengan bahasa dan pandangan yang berbeda. Oleh karena itu setiap ahli hukum mempunyai batasan yang berlainan dengan ahli hukum lainnya (dalam Neltje, 1994)Ada beberapa pengertian Hukum Menurut Para Ahli Hukum, diantaranya :1. Menurut Van Kan (Elsi Kartika Sari dkk, 2008), hukum adalah keseluruhan
peraturan hidup yang bersifat memaksa untuk melindungi kepentingan manusia di dalam masyarakat.
2. Utrecht (Elsi Kartika Sari dkk, 2008), hukum adalah himpunan peraturan, baik berupa perintah maupun larangan yang mengatur tata tertib dalam suatu masyarakat dan seharusnya ditaati oleh anggota masyarakat yang bersangkutan.
3. Menurut Wiryono Kusumo (Elsi Kartika Sari dkk, 2008), hukum adalah keseluruhan peraturan baik yang tertulis maupun tidak tertulis yang mengatur tata tertib dalam masyarakat dan terhadap pelanggarnya umumnya dikenakan sanksi.
Konsep hukum dikembangkan oleh berbagai mazhab atau aliran di dalam teori hukum dan filsafat hukum. Konsep hukum tradisional mengartikan hukum sebagai asas/ kaidah/ norma, sedangkan pandangan modern menyatakan bahwa hukum tetap dilihat sebagai
![Page 7: AKUNTANSI, NEGARA, POLITIK,](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022071700/563db86a550346aa9a937265/html5/thumbnails/7.jpg)
norma atau kaidah tetapi juga merupakan gejala sosial budaya. Konsep ini mempertahankan hukum tetap harus berbentuk tertulis untuk menjaga kepastian hukum, tetapi isinya harus merupakan perhatian terhadap gejala sosial budaya yang mencerminkan hukum yang timbul di masyarakatHukum memiliki beberapa karakteristik, diantaranya dapat dituliskan :1. Hukum bersifat abstrak : hukum itu tidak nyata, tidak berwujud namum meskipun
hukum itu tidak nyata tetapi hukum itu benar-benar ada bukan mengada-ada, dan bukan bukan suatu fiksi semata.
2. kontinuitas : hukum berlangsung sepanjang masa, tidak dapat dicabut, bagaimanapun tragisnya suatu keadaan), universal (hukum itu ada dan berlaku dimana-mana.
3. Hukum itu luas : hukum itu tidak hanya berlaku dalam suatu wilayah negara, atau berlaku untuk warganegara yang bersangkutan saja, bahkan hukum itu dapat berlaku di luar wilayah negara yang bersangkutan.
Pada kegiatan perekonomian dalam lingkungan usaha (bisnis, banyak faktor-faktor yang mempengaruhi, diantaranya faktor ekonomi (makro), faktor manajemen, faktor politik, dan lain-lain dimana yang paling utama adalah faktor hukum. Aspek hukum ini penting karena menentukan dalam pengembangan usaha, boleh ada tidak nya menciptakan lapangan pekerjaan di tentukan oleh hukum itu sendiri. Maka banyak pelaku bisnis yang mengalami hambatan dalam mengembangkan usahanya, baik karena tidak ada hukumnya maupun peraturan yang tidak sesuai. Dalam pengembangan suatu usaha memiliki hubungan satu sama lain. terbukti bahwa kedua faktor tersebut saling berkaitan. Misalnya kondisi ekonomi Indonesia sekarang ini yang tidak stabil dan terus menurun, pemerintah mengharapkan investor asing mau datang dan berinvestasi di Indonesia.
Khusus mengenai ekonomi, pada saat ini dapat dikatakan tidak ada lagi kegiatan ekonomi yang tidak berkaitan dengan hukum. Sebaliknya tidak ada lagi kegiatan hukum yang tidak beraspek ekonomi. Dengan demikian pemahaman kedua ilmu itu secara menyeluruh sudah menjadi kebutuhan bersama. Dengan kata lain, seseorang yang mempelajari hukum seharusnya mempelajari ekonomi juga, demikian juga sebaliknya. Ekonomi merupakan suatu wadah atau bentuk organisasi masyarakat yang memiliki tujuan memenuhi kebutuhan masyarakat dan meningkatan kesejahteraan masyarakat.
Kehidupan ekonomi mensyaratkan adanya tertib sosial yang di dalamnya terdapat kegiatan ekonomi. Disisi lain, ekonomi memiliki pengaruh sendiri terhadap hukum. Pengaruh ini dalam bentuk pertimbangan-pertimbangan untung-rugi yang berpengaruh pada kerja hukum. Karena tidak semua orang patuh terhadap hukum atas dasar hukum memang harus di taati. Masyarakat pun bias mentaati hukum karena tujuan-tujuan lain untuk memperoleh keuntungan ekonomis. Sebaliknya, jika tidak melihat keuntungan eknomis, maka akan rugi dan tidak mentaati hukum yang ada. Dalam pembangunan ekonomi di Indonesia tidak lah merata, di karenakan tidak di jiwai aspek kemanusiaan dan aspek yang menyeluruh. Terbukti bahwa hasil postif dari perkembangan yang pesat ini hanya berarti untuk para pelaku ekonomi beskala besar ata di sebut golongan atas. Sedangkan golongan bawah, mereka justru dirugikan karena tidak dapat menikmati hasil-hasil pembangunan ekonomi.
Hubungan antara ekonomi dan hukum itu saling menunjang. Ekonomi tidak akan bisa berjalan dengan baik bila tidak ada payung hukum yang melindungi pelaku ekonomi dalam menjalankan aktifitas usahanya. Di Indonesia dan di negara – negara lain masih banyak terdapat permasalah dalam bidang ekonomi. Hal itu terkait akan kebijakan ekonomi
![Page 8: AKUNTANSI, NEGARA, POLITIK,](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022071700/563db86a550346aa9a937265/html5/thumbnails/8.jpg)
suatu negara yang akan sangat berpengaruh pada kehidupan ekonomi di negaranya. Kebijakan didalam suatu perusahaan juga sangat mempengaruhi perekonomian para karyawannya, karena sangat mempengaruhi kehidupan serta daya saing didalam masyarakat.
Selanjutnya, hubungan antara hukum dan ekonomi juga sangatlah erat dan bersifat timbal balik. Keduanya saling mempengaruhi dan bekerjanya satu sama lain. Hukum sebagai pengontrol perkembangan ekonomi dengan peraturannya. Sedangkan ekonomi sebagai bekerjanya hukum itu sendiri. Peranan hukum dalam pembangunan ekonomi tergantung pada pola perkembangan ekonomi yang dianut oleh negara. Dalam pengembangan negara, hukum berfungsi sebagai orientasi ekonomi. Dalam pembangunan ekonomi, hukum berfungsi sebagai lembaga pendukung atau jaminan setiap aktivitas.
Lingkungan Yang Mempengaruhi Akuntansi.Ekonomi memang merupakan salah satu ilmu sosial yang mempelajari aktifitas
manusia yang erat berhubungan dengan produksi, distribusi, dan konsumsi terhadap barang dan jasa. Namun jika kita melihat dari pangkal Istilah "ekonomi" , dimana ekonomi sendiri berasal dari bahasa Yunani, yaitu “oikos” yang dapat diartikan sebagai "keluarga, rumah tangga" kemudian asal kata nomos yang memiliki pengertian "peraturan, aturan, dan hukum". Dengan demikian secara garis besar ekonomi dapat diartikan sebagai "aturan rumah tangga" atau "manajemen rumah tangga”. Oleh karenanya, proses akuntansi sangat berkaitan dengan aspek hukum mengingat proses akuntansi itu sendiri merupakan salah satu bagian atau kegiatandari ekonomi. Dalam kaitannya akuntansi sebagai salah satu kegiatan yang ada dalam kegiatan perekonomian, maka kebutuhan akuntansi dalam dunia bisnis sangat dipengaruhi juga oleh faktor-faktor ekonomi (makro), sosial, dan politik, serta hukum. Sebuah model berikut ini menunjukkan faktor-faktor yang mempengaruhi sistem akuntansi. Di dalamnya terdapat faktor-faktor seperti : bentuk kepemilikan perusahaan, aktivitas bisnis perusahaan, sumber pendanaan, tingkat perkembangan pasar modal, sistem perpajakan, adanya pengaruh profesi akuntansi, pendidikan dan riset akuntansi, bentuk sistem politik, keadaan lingkungan sosial, tingkat pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi, bentuk sistem hukum, dan peraturan-peraturan akuntansi. Salah satu contoh penerapan aspek hukum dalam kegiatan ekonomi salah satunya dapat ditunjukan pada penerapan pajak, dimana suatu keharusan atau kewajiban yang harus dilaksanakan oleh setiap warga negara. Sehingga segala sesuatu yang sudah diwajibkan ketentuannya oleh pemerintah, maka itu mengandung konsekuensi hukum yang harus ditaati. Singkatnya adalah, perpajakan merupakan faktor yang sangat penting ketika sebuah sistem akuntansi berada pada negara-negara yang ketat sistem dan hukum perpajakannya.
Peraturan perundang-undangan dan hukum Tentunya akan sangat berpengaruh pada sistem akuntansi. Ada beberapa hal yang mengindikasikan bahwa akuntansi juga dapat diklasifikasikan dengan system hukum suatu Negara, yaitu :1. Akuntansi dalam negara-negara “hukum umum” memiliki karakter berorientasi terhadap
penyajian wajar, transparansi, dan pengungkapan penuh dan pemisahan antara akuntansi keuangan dan pajak. Pasar saham mendominasi sumber-sumber keuangan dan pelaporan keuangan ditunjukkan untuk kebutuhan infrmasi investor luar. Akuntansi hukum umum disebut sebagai Anglo Saxon.
2. Akuntansi dalam Negara-negara “hukum kode” memiliki karakteristik beorientasi legalistik, tidak membiarkan pengungkapan dalam jumlah kurang, dan kesesuaian antara
![Page 9: AKUNTANSI, NEGARA, POLITIK,](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022071700/563db86a550346aa9a937265/html5/thumbnails/9.jpg)
ankuntansi keuangan dan pajak. Bank atau pemerintah mendominasi sumber keuangan dan pelaporan keuangan dan pelaporan keuangan ditujukan untuk perlindungan kreditor. Akuntansi ini disebut juga continental.
Klasifikasi yang didasarkan padada penyajian wajar versus kepatuhan hukum menimbulkan pengaruh yang besar terhadap banyak permasalahan akuntansi, seperti :1. Depresiasi, di mana beban ditentukan berdasarkan penurunan kegunaan suatu aktiva
selama masa manfaat ekonomi (penyajian wajar) atau jumlah yang diperbolehkan untuk tujuan pajak (kepatuhan hukum).
2. Sewa guna usaha yang memiliki substansi pembelian aktiva tetap diperlakukan seperti itu (penyajian wajar) atau diperlakukan seperti sewa guna usaha operasi yang biasa (kepatuhan hukum).
3. Dana pensiun (pension) dengan biaya yang diakrual pada saat dihasilkan oleh karyawan (penyajian wajar) atau dibebankan menurut dasar dibayar pada saat berhenti kerja (kepatuhan hukum).
Masalah lain adalah penggunaan cadangan diskrit untuk meratakan laba dari satu periode ke periode yang lain. Penyajian wajar dan substansi mengungguli bentuk (substance over form) merupakan ciri utama akuntansi hukum umum. Akuntansi kepatuhan hukum drancang untuk memenuhi ketentuan yang dikenankan pemerintah seperti perhitungan laba kena pajak atau memenuhi rencana makroekonomi pemerintah nasional. Pengukuran yang konservatif mamastikan bahwa jumlah yang hati-hati dibagikan. Akuntansi kepatuhan hukum akan terus digunakan dalam laporan keuangan perusahaan secara individu yang ada di Negara-negara hukum kode di mana laporan konsolidasi menerapkan pelaporan dengan penyajian wajar. Dengan cara ini, laporan konsolidasi dapat memberikan informasi kepada investor sedangkan laporan perusahaan individual untuk memenuhi ketentuan hukum.
Karena tanggung jawab moral akuntan adalah kepada pihak ekstern perusahaan sebagai pemakai laporan keuangan, jadi sangat penting untuk diingat bahwa akuntan harus bekerja sesuai standar yang berlaku (SAK) dan tidak sengaja memanipulasi informasi yang menguntungkan pihak-pihak tertentu. Segala sesuatu yang kita lakukan masih terikat dengan hukum baik hukum tertulis maupun hukum adat. Sama halnya dengan seorang akuntan yang melakukan proses akuntansi, mereka melaksanakan tugas sebagai akuntan sesuai dengan hukum yang berlaku bagi seorang akuntan. Di dalam prosesnya, seorang akuntan tidak dapat melaksanakan kegiatannya tanpa mengacu pada aturan-aturan hukum atau aspek hukum dalam ekonomi. Di dalam aspek hukum ekonomi sudah ada aturan mengenai proses akuntansi yang harus dipatuhi dan tidak boleh disalahgunakan oleh para akuntan karena dapat merugikan pihak lain.