akuntansi-manajemen[4](3)

40
BAB I PENDAHULUAN Siklus akuntansi biaya dalam perusahaan jasa dimulai dengan persiapan penyerahan jasa & berakhir dengan penyerahan jasa kepada pemakainya. Siklus akuntansi biaya pada perusahaan jasa dimulai dengan pencatatan biaya persiapan penyerahan jasa dan berakhir dengan disajikannya harga pokok jasa yang diserahkan. Tujuan Akuntansi biaya dalam perusahaan jasa adalah menyajikan informasi harga pokok persatuan jasa yang diserahkan kepada pemakai jasa. SIKLUS PEMBUATAN PRODUK SIKLUS AKUNTANSI BIAYA Siklus akuntansi biaya dapat pula digambarkan melalui hubungan rekening-rekening buku besar. Untuk menampung biaya yang 1 Pembelian dan penyimpanan bahan Pegolahan Bahan baku menjadi Penyimpanan Produk Jadi dalam Penentuan Harga pokok Bahan baku Penentuan Harga Pokok Bahan Baku Yang Biaya Overhea d Pabrik Biaya Tenaga Kerja Langsung Pengumpula n Biaya Produksi Penentuan Harga Pokok

Transcript of akuntansi-manajemen[4](3)

Page 1: akuntansi-manajemen[4](3)

BAB I

PENDAHULUAN

Siklus akuntansi biaya dalam perusahaan jasa dimulai dengan persiapan penyerahan jasa & berakhir dengan penyerahan jasa kepada pemakainya. Siklus akuntansi biaya pada perusahaan jasa dimulai dengan pencatatan biaya persiapan penyerahan jasa dan berakhir dengan disajikannya harga pokok jasa yang diserahkan. Tujuan Akuntansi biaya dalam perusahaan jasa adalah menyajikan informasi harga pokok persatuan jasa yang diserahkan kepada pemakai jasa.

SIKLUS PEMBUATAN PRODUK SIKLUS AKUNTANSI BIAYA

Siklus akuntansi biaya dapat pula digambarkan melalui hubungan rekening-rekening buku besar. Untuk menampung biaya yang dikeluarkan dalam pengolahan bahan baku menjadi produk jadi, didalam buku besar dibentuk rekening-rekening berikut ini:Barang dalam Proses/WIP Digunakan untuk mencatat biaya bahan baku,biaya

tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik (debit), dan harga pokok produk jadi yang ditransfer ke bagian gudang (kredit).

1

Pembelian dan penyimpanan bahan baku

Pegolahan Bahan baku menjadi Produk Jadi

Penyimpanan Produk Jadi dalam Gudang

Penentuan Harga pokok Bahan baku yang dibeli

Penentuan Harga Pokok Bahan Baku Yang Dipakai

Biaya Overhead Pabrik

Biaya Tenaga Kerja Langsung

Pengumpulan Biaya Produksi

Penentuan Harga Pokok Barang Jadi

Page 2: akuntansi-manajemen[4](3)

Persediaan Bahan Baku Digunakan untuk mencatat harga pokok bahan baku yang dibeli (debit) dan harga pokok bahan baku yang dipakai dalam produksi (kredit)

Gaji dan upah Rekening ini merupakan rekening antara (clearing account) yang digunakan untuk mencatat utang gaji &upah(debit) dan upah langsung yang digunakan untuk mengolah produk (kredit)

Biaya ohead pabrik Digunakan untuk mencatat biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi (debit) dan yang dibebankan kepada produk beradsarkan tarif (kredit)

Persediaan Produk Jadi Digunakan untuk mencatat harga pokok produk jadi yang ditransfer ke bagian gudang (debit), dan harga pokok produk yang dijual (kredit).

Gambar : Aliran biaya produksi dalam rekening buku besar

Mengelola kartu biaya produksi ini meliputi pembahasan lima hal yaitu :

Menyiapkan pengelolaan kartu biaya produksi Mengidentifikasi data biaya produksi Membukukan biaya produksi Menghitung biaya produksi dalam kartu harga pokok produksi Menyusun laporan harga pokok produksi

2

Persediaan Bahan baku Barang Dalam Proses

Gaji & upah

Persediaan Produk Jadi

Biaya overhead pabrik

Page 3: akuntansi-manajemen[4](3)

BAB II

PEMBAHASAN

Kegiatan Belajar 1 Kompetensi Dasar : Menyiapkan pengelolaan kartu biaya produksi

Metode pengumpulan biaya produksi tergantung dari sifat pengolahan produk. Pengolahan produk dibedakan menjadi 2 golongan, yaitui: pengolahan produk berdasarkan pesanan dan pengolahan produk yang merupakan produksi massa.

Oleh karena itu metode pengumpulan biaya produksi dibedakan menjadi dua, yaitu: Metode Harga Pokok Pesanan (Job order cost method) Metode Harga Pokok Proses (Process cost method)

PERBEDAAN KARAKTERISTIK METODE HARGA POKOK PROSES DAN METODE HARGA POKOK PESANAN

Karakteristik kedua metode tersebut berkaitan dengan karakteristik proses pengolahan produknya, yaitu:

Perusahaan yang berproduksi massa

Perusahaan yang berproduksi atas dasar pesanan

Proses pengolahan produk Terus menerus (kontinyu) Terputus-putus (intermitten)

Produk yang dihasilkan Produk standar Tergantung spesifikasi pemesan

Produksi ditujukan untuk Mengisi persediaan Memenuhi pesanan

Contoh perusahaan Perusahaan kertas, semen, tekstil, dll

Perusahaan percetakan, mebel, kontraktor, dll

PERBEDAAN KARAKTERISTIK PROSES PRODUKSI METODE HARGA POKOK PROSES DAN METODE HARGA POKOK PESANAN

Metode Harga Pokok Proses

Metode Harga Pokok Pesanan

Biaya produksi Setiap bulan atau periode Untuk setiap pesanan

3

Page 4: akuntansi-manajemen[4](3)

dikumpulkan penentuan harga pokok produk

Harga pokok per satuan produk dihitung

Pada akhir bulan/periode penentuan harga pokok produk

Apabila pesanan telah selesai diproduksi

Rumus perhitungan harga pokok per satuan

Jumlah biaya produksi yang telah dikeluarkan selama bulan/periode tertentu dibagi dengan jumlah satuan produk yang dihasilkan selama bulan/periode ybs.

Jumlah biaya produksi yang telah dikeluarkan untuk pesanan tertentu dibagi dengan jumlah satuan produk yang diproduksi dalam pesanan ybs.

Metode penentuan harga pokok produksi adalah cara untuk memperhitungkan unsur-unsur biaya kedalam harga pokok produksi. Dalam memperhitungkan unsur-unsur biaya ke dalam harga pokok produksi, terdapat dua pendekatan yaitu full costing dan variabel costing.

1. Full Costing

Full costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang memperhitungkan semua unsur biaya produksi ke dalam harga pokok produksi yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik baik yang berperilaku variabel maupun tetap.

Menurut LM Samryn, full costing adalah :

“Full costing adalah metode penentuan harga pokok yang memperhitungkan semua biaya produksi yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan overhead tanpa memperhatikan perilakunya.”14)

Pendekatan full costing yang biasa dikenal sebagai pendekatan tradisional menghasilkan laporan laba rugi dimana biaya-biaya di organisir dan sajikan berdasarkan fungsi-fungsi produksi, administrasi dan penjualan. Laporan laba rugi yang dihasilkan dari pendekatan ini banyak digunakan untuk memenuhi pihak luar perusahaan, oleh karena itu sistematikanya  harus disesuaikan dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum untuk menjamin informasi yang tersaji dalam laporan tersebut.

1. Variabel Costing

Variabel costing merupakkan metode penentuan harga pokok produksi yang hanya memperhitungkan biaya produksi yang berperilaku variabel ke dalam harga pokok produksi

4

Page 5: akuntansi-manajemen[4](3)

yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik variabel.

Dalam pendekatan ini biaya-biaya yang diperhitungkan sebagai harga pokok adalah biaya produksi variabel yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik variabel. Biaya-biaya produksi tetap dikelompokkan sebagai biaya periodik bersama-sama dengan biaya tetap non produksi.

Menurut Mas’ud Machfoed variabel costing adalah “ Suatu metode penentuan harga pokok dimana biaya produksi variabel saja yang dibebankan sebagai bagian dari harga pokok.”15)

Pendekatan variabel costing di kenal sebagai contribution approach merupakan suatu format laporan laba rugi yang mengelompokkan biaya berdasarkan perilaku biaya dimana biaya-biaya dipisahkan menurut kategori biaya variabel dan biaya tetap dan tidak dipisahkan menurut fungsi-fungsi produksi, administrasi dan penjualan.

Dalam pendekatan ini biaya-biaya berubah sejalan dengan perubahan out put yang diperlakukan sebagai elemen harga pokok produk. Laporan laba rugi yang dihasilkan dari pendekatan ini banyak digunakan untuk memenuhi kebutuhan pihak internal oleh karena itu tidak harus disesuaikan dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.

Akibat perbedaan tersebut mengakibatkan timbulnya perbedaan lain yaitu :

1. Dalam metode full costing, perhitungan harga pokok produksi dan penyajian laporan laba rugi didasarkan pendekatan “fungsi”. Sehingga apa yang disebut sebagai biaya produksi  adalah seluruh biaya yang berhubungan dengan fungsi produksi, baik langsung maupun tidak langsung, tetap maupun variabel. Dalam metode variabel costing, menggunakan pendekatan “tingkah laku”, artinya perhitungan harga pokok dan penyajian dalam laba rugi didasarkan atas tingkah laku biaya. Biaya produksi dibebani biaya variabel saja, dan biaya tetap dianggap bukan biaya produksi.

2. Dalam metode full costing, biaya periode diartikan sebagai biaya yang tidak berhubungan dengan biaya produksi, dan biaya ini dikeluarkan dalam rangka mempertahankan kapasitas yang diharapkan akan dicapai perusahaan, dengan kata lain biaya periode adalah biaya operasi. Dalam metode variabel costing, yang dimaksud dengan biaya periode adalah biaya yang setiap periode harus tetap dikeluarkan atau dibebankan tanpa dipengaruhi perubahan kapasitas kegiatan. Dengan kata lain biaya periode adalah biaya tetap, baik produksi maupun operasi.

3. Menurut metode full costing, biaya overhead tetap diperhitungkan dalam harga pokok, sedangkan dalam variabel costing biaya tersebut diperlakukan sebagai biaya periodik. Oleh karena itu saat produk atau jasa yang bersangkutan terjual, biaya tersebut masih melekat pada persediaan produk atau jasa. Sedangkan dalam variabel costing, biaya tersebut langsung diakui sebagai biaya pada saat terjadinya.

5

Page 6: akuntansi-manajemen[4](3)

4. Jika biaya overhead pabrik dibebankan kepada produk atau jasa berdasarkan tarif yang ditentukan dimuka dan jumlahnya berbeda dengan biaya overhead pabrik yang sesungguhnya maka selisihnya dapat berupa pembebanan overhead pabrik berlebihan (over-applied factory overhead). Menurut metode full costing, selisih tersebut dapat diperlakukan sebagai penambah atau pengurang harga pokok yang belum laku dijual (harga pokok persediaan).

5. Dalam metode full costing, perhitungan laba rugi menggunakan istilah laba kotor (gross profit), yaitu kelebihan penjualan atas harga pokok penjualan.

6. Dalam variabel costing, menggunakan istilah marjin kontribusi (contribution margin), yaitu kelebihan penjualan dari biaya-biaya variabel.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dari perbedaan laba rugi dalam metode full costing dengan metode variable costing adalah :

1. Dalam metode full costing, dapat terjadi penundaan sebagian biaya overhead pabrik tetap pada periode berjalan ke periode berikutnya bila tidak semua produk pada periode yang sama.

2. Dalam metode variable costing seluruh biaya tetap overhead pabrik  telah diperlakukan sebagai beban pada periode berjalan, sehingga tidak terdapat bagian biaya overhead pada tahun berjalan yang dibebankan kepada tahun berikutnya.

3. Jumlah persediaan akhir dalam metode variable costing lebih rendah dibanding metode full costing. Alasannya adalah dalam variable costing hanya biaya produksi variabel yang dapat diperhitungkan sebagai biaya produksi.

4. Laporan laba rugi full costing tidak membedakan antara biaya tetap dan biaya variabel, sehingga tidak cukup memadai untuk analisis hubungan biaya volume dan laba (CVP)  dalam rangka perencanaan dan pengendalian.

Dalam praktiknya, variable costing tidak dapat digunakan secara eksternal untuk kepentingan pelaporan keuangan kepada masyarakat umum atau tujuan perpajakan.

Kegiatan Belajar 2 Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi data biaya produksi

Akuntansi biaya merupakan bagian dari akuntansi keuangan yang bertujuan untuk menentukan harga pokok produk, pengendalian biaya dan pengambilan keputusan bagi manajemen.

Konsep Dan Klasifikasi Biaya1. Definisi Dan Konsep Biaya

6

Page 7: akuntansi-manajemen[4](3)

Pengertian Biaya a. Dalam arti sempit, biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi untuk

memperoleh aktiva. Jumlah yang dikorbankan tersebut secara tidak langsung disebut harga pokok dan dicatat pada neraca sebagai aktiva.

b. Dalam arti luas biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi yang dapat diukur dalam satuan uang baik yang telah terjadi maupun yang akan terjadi untuk tujuan tertentu. Dari definisi diatas pengertian biaya mengandung unsur pokok sbb:1. Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi2. Biaya dapat diukur dengan satuan uang (Rp, $, yen dsb.)3. Biaya merupakan pengorbanan yang telah terjadi atau akan terjadi dan4. Biaya merupakan pengorbanan yang mempunyai tujuan tertentu.

Biaya adalah : - Penggunaan sumber-sumber ekonomi yang diukur dengan satuan uang, yang telah

terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu.- Manfaat yang dikorbankan untuk memperoleh barang dan jasa

Beban : Biaya yang telah memberikan suatu manfaat dan sekarang telah berakhir (expired)

Karakteristik Biaya :1. Uang : Biaya aktiva harus dinyatakan dengan uang2. Hak pemakaian : Perusahaan akan mempunyai hak untuk mengggunakan aktiva atau

mendapatkan berbagai manfaat dari penggunaan aktiva tersebut3. Nilai : Biaya suatu aktiva mencerminkan nilai ekonomis yang nantinya tersebut akan

digunakan oleh perusahaan4. Kondisi dan pembatasan : hak atas pemakaian bersifat tak bersyarat dan jika aktiva

tersebut milik perusahaan melalui pembelian maka hak perusahaan akan aktiva menjadi tidak dapat dibatasi

5. Unsur Waktu : Jika aktiva memberikan waktu pemakaian yang lama maka akan mencerminkan biaya yang berbeda

6. Berwujud dan tak berwujud : karena aktiva merupakan hak yang memiliki umur ekonomis7. Nilai Guna : kegunaan merupkan esensi dari biaya aktiva, tanpa nilai guna perusahaan

tidak akan melakukan pengadaan (perolehan) aktiva

Klasifikasi Biaya : I. Biaya berdasarkan Unsur Produk

1. Bahan-bahan : bahan utama yang dipakai di dalam produksi yang kemudian diproses menjadi produk jadi melalui penambahan upah langsung dan FOH Bahan Langsung : semua bahan yang dapat dikenal sampai menjadi produk jadi,

dapat dengan mudah ditelusuri dan merupakan bahan utama produk jadi Bahan tidak langsung : semua bahan yang dimasukkan ke dalam proses produksi

7

Page 8: akuntansi-manajemen[4](3)

yang tidak dapat dengan mudah ditelusuri seperti bahan langsung.2. Tenaga Kerja/Buruh : usaha fisik atau usaha mental yang dikeluarkan di dalam

produksi suatu produk TK. Langsung : semua TK yang secara langsung terlibat dengan produksi produk

jadi dan dapat juga ditelusuri dengan mudah, merupakan biaya TK langsung utama dalam menghasilkan suatu produk.

TK. Tidak langsung : semua TK yang secara terlibat salam proses produksi produk jadi, tetapi bukan TK langsung.

3. Overhead Pabrik (FOH) : semua biaya yang terjadi di pabrik selain bahan langsung (BB) dan upah TK langsung, merupakan kumpulan dari berbagai rekening yang terjadi di dalam eksploitasi pabrik.

II. Biaya Hubungannya Dengan Produksi1. Biaya Prima (Prime Cost) : biaya bahan baku langsung dan biaya TK langsung di mana

biaya tersebut berhubungan langsung dengan produksi2. Biaya Konversi (Convertion Cost) : biaya yang berhubungan dengan mengolah bahan

baku menjadi produk jadi sehingga CC terdiri dari biaya TK langsung dan FOH

III. Biaya Hubungannya Dengan Volume1. Biaya Variabel (Variable Cost) : biaya yang secara total cenderung berubah-ubah secara

proporsional sesuai dengan perubahan volume produksi sedangkan per unitnya cenderung tetap konstan.

2. Biaya Tetap (Fixed Cost) : biaya yang dalam unit berubah-ubah dan dalam total selalu konstan, meskipun dalam batas interval tertentu

3. Biaya Semi variabel (Semi variable Cost) : biaya yang mengandung dua unsur biaya yaitu biaya tetap dan biaya variabel (FC & VC)

4. Biaya Penutupan (Shutdown Cost) : biaya tetap yang akan dibebankan ketika perusahaan tidak melakukan aktivitas produksi

IV. Biaya Pembebanannya terhadap Departemen1. Departemen Produksi :Suatu departemen yang secara langsung memberi kontribusi

untuk memproduksi suatu item dan memasukkan departemen dimana proses konversi atau proses produksi berlangsung

2. Departemen Jasa : suatu departemen yang berhubungan dengan proses prosuksi secara tidak langsung dan berfungsi memberikan jasa (layanan) untuk departemen lain.

V. Biaya Daerah Fungsional1. Biaya Manufaktur : Biaya ini berhubungan dengan produksi suatu barang, merupakan

jumlah dari biaya BB, TK langsung dan FOH2. Biaya Pemasaran : biaya yang dibebankan di dalam penjualan suatu barang atau jasa

dari keluarnya barang dari gudang sampai ke tangan pembeli.3. Biaya Administrasi : biaya yang dibebankan untuk mengarahkan, mengawasi dan

mengoperasikan suatu perusahaan dan memasukkan gaji yang dibayar untuk

8

Page 9: akuntansi-manajemen[4](3)

manajemen serta staff pembukuan.

VI. Periode Pembebanannya terhadap Pendapatan1. Biaya Produk : Biaya yang secara langsung dapat diidentifikasikan sampai ke produk

jadi, meliputi biaya bahan langsung, TK langsung dan FOH.2. Biaya Periodik : Biaya yang secara tidak langsung berhubungan dengan produk dan

karenanya tidak dimasukkan dalam unsur persediaan.- Revenue expenditure : jika manfaat biaya hanya satu periode- Capital expenditure : jika manfaat biaya lebih dari satu periode

VII. Biaya Hubungannya dengan Pengawasan Manajemen1. Biaya Rekayasa : taksiran unsur biaya yang dibebankan dengan jumlahnya yang paling

tepat dan wajar2. Biaya Kebijakan/discretionary Cost: semua unsur biaya yang jumlahnya bervariasi

sesuai dengan kebijakan manajer pusat pertanggungjawaban.3. Biaya Komite/Sunck Cost: biaya yang merupakan konsekuensi komitmen yang

sebelumnya telah dibuat dan yang tidak dapat dihindarkan.

Penggolongan biaya :a. Menurut objek pengeluaran

1. Membeli bahan baku yang disebut BBB2. Membayar tenaga kerja yang disebut BTK3. Membayar biaya – biaya lain yang terjadi di pabrik yang disebut BOP atau

biaya pabrik lainnya.b. Menurut fungsi pokok dalam perusahaan yaitu fungsi produksi, fungsi

pemasaran dan fungsi administrasi dan umum.1. Biaya produksi adalah biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku

menjadi produk jadi. Contoh : BBB,BTK dan BOP.2. Biaya administrasi dan umum yaitu biaya yang terjadi dalam hubungannya

dengan pngaturan atau pengordinasian kegiatan produksi.3. Biaya penjualan pemasaran adalah biaya yang terjadi sehubungan dengan

kegiatan penjualan/pemasaran. Contoh: biaya gaji bag. Pemasaran, biaya iklan/promosi.

c. Menurut hubungan biaya dengan sesuatu yang dibiayai1. Biaya produksi langsung adalah biaya yang terjadi, penyebab satu-satunya

adalah karena adanya sesuatu yang dibiayai. Biaya ini lngsung diperhitungkan kedalam Harga Pokok Produksi. Terbagi:a. BB Langsung adalah semua biaya bahan untuk membentuk suatu

kesatuan yg tidak bisa dipisahkan dari barang jadi dan dapat langsung diperhitungkan kedalam harga pokok produk. Contoh: kertas pada perusahaan percetakan, benang pada perusahaan tekstil, tanah liat untuk membuat batu bata.

9

Page 10: akuntansi-manajemen[4](3)

b. BTKL adalah upah para pekerja yang scara lngsung membuat produk dan jasanya dapat langsung duperhitungkan kedalam harga pokok produk. Gaji buruh pabrik, upah tukang batu membuat batu, upah tukang cetak pada usaha percetakan.

2. Biaya produksi tak langsung/BOP adalah biaya selain BB langsung dan BTKL yang terjadi di pabrik. Dikelompokkan menjadi:a. BB Penolong/pembantu adalah biaya bahan yang diperlukan untuk

pembuatan produk dan penggunaannya relatif kecil. Contoh : benang dan lem pada perusahaan sepatu, kancing baju pada perusahaan konfeksi.

b. BTKL adalah upah untuk tenaga kerja yang secara tidak langsung berhubungan dengan pembuatan produksi. Contoh: upah mandor pabrik, upah penjaga gedung pabrik.

c. Biaya produksi lainnya. Contoh biaya peny. Aktiva tetap pabrik, biaya asuransi pabrik dll.

d. Menurut tingkah laku biaya terhadap perubahan volume produksi1. Biaya Tetap/Konstan adalah biaya yang jumlahnya tetap pada batas –

batas tertentu, biaya tersebut tidak terpengaruh oleh perusahaan volume produksi. Contoh : Gaji untuk Direktur produksi, biaya penyusutan mesin, biaya sewa dan asuransi.

2. Biaya Variabel adalah biaya yang jumlahnya akan berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan (produksi). Contoh : BBB, BTKL dan biaya lembur.

3. Biaya semi variable adalah biaya yang berubah tidak sebanding dengan perubahan volume kegiatan sering disebut biaya campuran. Contoh biaya pemeriksaan produksi, biaya pengawasan produksi dan biaya penelitian.

e. Menurut Waktu Manfaatnya1. Pengeluaran modal adalah biaya – biaya yang dapat dinikmati atau yang

masa manfaatnya lebih dari satu periode akuntansi ( 1 tahun). Contoh : Biaya reparasi mesin yang jumlahnya cukup besar pada saat pengeluaran dicatat sebagai tambahan harga pokok mesin.

2. Pengeluaran Penghasilan adalah biaya yang hanya mempunyai manfaat dalam dalam periode akuntansi (1 tahun) dimana biaya tersebut terjadi. Contoh : biaya pemeliharaan mesin, biaya bagian penjualan.

10

Page 11: akuntansi-manajemen[4](3)

Tenaga KerjaLangsung

Produksi

Operasi Total

Komersial

Overhead

Bahan Baku

+

=

+

+

=

Pemasaran

Tenaga KerjaTaklangsung

Overhead

Lainnya

BahanPenolon

g

+ +

+

=

=Administratif/Umum

Utama

Kegiatan Belajar 3 Kompetensi Dasar : Membukukan Biaya Produksi

No. TransaksiJurnal Umum

Nama Akun Debet Kredit1 Pembelian bahan baku Persediaan bahan baku Rp xxx    dan bahan penolong Persediaan bahan penolong Rp xxx      Kas/Utang   Rp xxx2 Pemakaian bahan baku Barang Dalam Proses (BDP) BBB Rp xxx    dan bahan penolong Persediaan bahan baku   Rp xxx    BOP Sesungguhnya Rp xxx  

    Persediaan bahan penolong   Rp xxx

3 Pembayaran Gaji Beban gaji dan upah Rp xxx    dan Upah Utang PPh Karyawan   Rp xxx

    Utang Astek   Rp xxx    Kas   Rp xxx

11

Page 12: akuntansi-manajemen[4](3)

4 Pembebanan Biaya BDP BTKL Rp xxx    Tenaga Kerja ke BOP Sesungguhnya   Rp xxx  Biaya Produksi Gaji dan upah   Rp xxx5 Pemakaian BOP selain BOP Sesungguhnya Rp xxx    Bahan Penolong dan Biaya Penyusutan mesin   Rp xxx

 Tenaga Kerja Tak Langsung Biaya Pemeliharaan mesin   Rp xxx

    Biaya Penyusutan gedung   Rp xxx    Biaya Pemilikan gedung   Rp xxx    Biaya lain -lain   Rp xxx6 Pembebanan BOP BDP - BOP Rp xxx    kedalam BDP BOP yang dibebankan   Rp xxx7 Mencatat Harga Pokok Persediaan Produk jadi Rp xxx    Produk Jadi BDP - BBB   Rp xxx    BDP - BTKL   Rp xxx    BDP - BOP   Rp xxx8 Penjualan Produk jadi Kas/Piutang Usaha Rp xxx      Penjualan   Rp xxx    Harga Pokok Penjualan Rp xxx      Persediaan produk jadi   Rp xxx

9Menutup akun BOP dan 1) BOP yang dibebankan Rp xxx  

  selisih BOP Selisih BOP   Rp xxx

 (Selisih/Perbedaan antara BOP Sesungguhnya   Rp xxx

  BOP yang dibebankan 2) Selisih BOP Rp xxx  

 dengan BOP sesungguhnya Harga Pokok Penjualan   Rp xxx

Penjelasan : - BOP Sesungguhnya < BOP yang dibebankan, berarti laba/mengurangi harga pokok produksi- BOP Sesungguhnya > BOP yang dibebankan, berarti rugi/menambah harga pokok produksi

Manfaat Informasi Harga Pokok Pesanan

1. Menentukan harga jual yang akan dibebankan kepada pemesan.2. Mempertimbangkan penerimaan atau penolakan pesanan.3. Memantau realisasi biaya produksi.4. Menghitung laba atau rugi tiap pesanan.5. Menentukan harga pokok persediaan produk jadi dan produk dalam proses yang

disajikan dalam neraca.

12

Page 13: akuntansi-manajemen[4](3)

1. Menentukan Harga Jual Yang Akan Dibebankan Kepada PemesanPerusahaan yang produksinya bedasarkan pesanan memproses produknya

berdasarkan spesifikasi yang ditentukan oleh pemesan. Biaya produksi pesanan yang satu berbeda dengan biaya produksi pesanan yang lain.Harga jual yang dibebankan kepada pemesan sangat ditentukan oleh besarnya biaya produksi yang akan dikeluarkan untuk pesanan tersebut.

Formula untuk menentukan harga jual yang dibebankan kepada pemesan adalah:

Taksiran biaya produksi untuk pesanan Rp. XXTaksiran biaya nonproduksi untuk pesanan Rp. XX + Taksiran total biaya pesanan Rp. Y Laba yang diinginkan Rp. Z + Taksiran harga jual yang dibebankan kepada pemesan Rp. YZ

Taksiran biaya produksi :a. Taksiran biaya bahan bakuRp. XXb. Taksiran biaya tenaga kerja langsung Rp.XXc. Taksiran biaya overhead pabrik Rp. XX +

Taksiran biaya produksi Rp.XX

2. Mempertimbangkan Penerimaan atau Penolakan PesananManajemen memerlukan informasi total harga pokok pesanan yang

memberikan perlindungan bagi manajemen agar dalam menerima pesanan manajemen tidak mengalami kerugian.Total harga pokok pesanan dihitung dengan unsur biaya adalah:

Biaya Produksi Pesanan : Taksiran biaya bahan baku Rp. XXTaksiran biaya tenaga kerja langsung Rp. XXTaksiran biaya overhead pabrik Rp. XX +Taksiran total biaya produksiRp. XX

Biaya Non produksiTaksiran biaya administrasi & umum Rp. XXTaksiran biaya Pemasaran Rp. XX +Taksiran total biaya non produksi Rp. XX +Taksiran total harga pokok pesanan Rp XX

13

Page 14: akuntansi-manajemen[4](3)

3. Memantau realisasi biaya produksiJika pesanan telah diputuskan untuk diterima, manajemen memerlukan

informasi biaya produksi yang sesungguhnya dikeluarkan dalam memenuhi pesanan tertentu.Perhitungan biaya produksi sesungguhnya yang dikeluarkan untuk pesanan tertentu dilakukan dengaan formula berkut ini:

Biaya bahan baku sesungguhnya Rp. XXBiaya tenaga kerja sesunggunya Rp. XX Taksiran biaya overhead pabrik Rp. XX +

Total biaya produksi sesungguhnya Rp. XX

4. Menghitung laba atau rugi bruto tiap pesanan Informasi laba atau rugi bruto tiap pesanan diperlukan untuk mengetahui

kontribusi tiap pesanan dalam menutup biaya non produksi dan menghasilkan laba atau rugi. Oleh karena itu, metode harga pokok pesanan yang digunakan oleh manajemen untuk mengumpulkan informasi biaya produksi yang sesungguhnya dikeluarkan untuk pesanan guna menghasilkan informasi laba atau rugi tiap pesanan dapat dihitung sebagai berikut :

Harga jual yg dibebankan kepada pemesanRp. XX Biaya produksi pesanan tertentu : Biaya bahan baku sesungguhnya Rp. XXBiaya tenaga kerja langsung sesungguhnya Rp. XXTaksiran biaya overhead pabrik Rp. XX +Total biaya produksi pesananRp. XX-Laba bruto Rp. XX

5. Menentukan harga pokok persediaan produk jadi dan produk dalam proses yang disajikan dalam neraca

Di dalam neraca, manajemen harus menyajikan harga pokok persediaan produk jadi dan harga pokok produk yang pada tanggal neraca masih dalam proses. Untuk tujuan tersebut, manajemen perlu menyelenggarakan catatan biaya produksi tiap pesanan.

I. REKENING KONTROL DAN REKENING PEMBANTURekening pembantu atau Subsidiary Account dikontrol ketelitiannya dengan

menggunakan rekening kontrol (Controlling Account) di dalam buku besar. Rekening kontrol menampung data yang bersumber dari jurnal sedangkan rekening pembantu

14

Page 15: akuntansi-manajemen[4](3)

digunakan menampung data yang bersumber dari rekening sumber. Gambar berikut menjelaskan hubungan antara rekening kontrol dengan rekening pembantu.

Gambar 4.3. Rekening kontrol dan Rekening pembantuRekening kontrol dan rekening pembantu digunakan untuk mencatat biaya

sebagai berikut:

Rekening Kontrol Rekening Pembantu

Persediaan Bahan Baku Kartu PersediaanPersediaan Bahan penolong Kartu PersediaanBarang dalam proses Kartu Harga PokokBiaya Overhead pabrik sesungguhnya Kartu BiayaBiaya Administrasi dan umum Kartu BiayaBiaya Pemasaran Kartu BiayaPersediaan produk jadi Kartu Persediaan

Setiap melakukan penjurnalan, harus ditunjuk nama rekening kontrol yang bersangkutan dalam buku besar. Untuk mencatat biaya produksi, dalam buku besar dibentuk rekening kontrol barang dalam proses. Rekening ini dipecah menurut unsur biaya produksi, sehingga ada 3 macam rekening barang dalam proses yaitu:- Barang dalam proses – Biaya Bahan Baku- Barang dalam proses – Biaya Tenaga Kerja Langsung- Barang dalam proses – Biaya Overhead Pabrik

Jika produk diolah melalui beberapa departemen produksi, Rekening Barang dalam Proses dirinci menurut departemen dan unsur biaya produksi, sebagai contoh :

- Barang dalam proses – Biaya Bahan Baku Departemen A- Barang dalam proses – Biaya Tenaga Kerja Langsung Departemen A- Barang dalam proses – Biaya Overhead Pabrik Departemen A

15

DokumenSumber

Jurnal Buku Besar

Rekeningkontrol

Buku Pembantu

RekeningPembantu

Rekonsiliasi

Page 16: akuntansi-manajemen[4](3)

- Barang dalam proses – Biaya Bahan Baku Departemen B- Barang dalam proses – Biaya Tenaga Kerja Langsung Departemen B- Barang dalam proses – Biaya Overhead Pabrik Departemen B

Untuk mencatat biaya non produksi, di dalam buku besar dibentuk Rekening Kontrol Biaya Administrasi dan Umum, dan biaya Pemasaran. Rekening biaya pemasaran digunakan untuk menampung biaya-biaya yang terjadi dalam fungsi pemasaran, sedangkan Rekening Biaya Administrasi dan Umum digunakan untuk menampung biaya-biaya yang terjadi di fungsi administrasi dan umum.

Untuk mencatat pemakaian bahan baku yang dipakai dalam pembuatan suatu produk, jurnal yang dibuat adalah:

DR. Barang dalam prosesCR. Persediaan bahan baku

Dan BUKAN jurnal berikut:DR. Biaya bahan bakuCR. Persediaan bahan baku

Karena rekening biaya bahan baku tidak diselenggarakan dalam buku besar melainkan dalam buku pembantu kartu harga pokok.Untuk mencatat biaya-biaya digunakan Rekening Kontrol sebagai berikut:

DR. Biaya overhead pabrik sesungguhnyaCR. Akumulasi depresiasi gedung

(Untuk mencatat depresiasi gedung pabrik)

DR. Biaya Administrasi dan UmumCR. Kas

(Untuk mencatat biaya telex)

DR. Biaya PemasaranCR. Akumulasi depresiasi kendaraan

(Untuk mencatat biaya depresiasi kendaraan yang digunakan bagian pemasaran)

Kegiatan Belajar 4

Menghitung biaya produksi dalam kartu harga pokok produksi

KARTU HARGA POKOK (JOB ORDER COST SHEET)

16

Page 17: akuntansi-manajemen[4](3)

Kartu harga pokok merupakan catatan yang penting dalam metode harga pokok pesanan. Kartu harga pokok berfungsi sebagai rekening pembantu, yang digunakan untuk mengumpulkan biaya produksi tiap pesanan produk. Biaya produksi untuk mengerjakan pesanan tertentu dicatat secara rinci di dalam kartu harga pokok pesanan yang bersangkutan. Biaya produksi dipisahkan menjadi biaya produksi langsung terhadap pesanan tertentu dan biaya produksi tidak langsung dalam hubungannya dengan pesanan tersebut. Biaya produksi langsung dicatat dalam kartu harga pokok pesanan yang bersangkutan secara langsung, sedangkan biaya produksi tidak langsung dicatat dalam kartu harga pokok berdasarkan suatu tarif tertentu.Contoh kartu harga pokok dapat dilihat pada gambar berikut:

PT. WARDATI ELOKJAKARTA

KARTU HARGA POKOK

No. Pesanan : E-212 Pemesan : PT. YayuJenis Produk : Jam Dinding Sifat Pesanan : SegeraTgl. Pesan : 2 Januari 2005 Jumlah : 500 unitTgl. Selesai : 22 Januari 2005 Harga jual : Rp. 5.000.000,-

Biaya Bahan Baku Biaya Tenaga Kerja Biaya Overhead Pabrik

TglNo.

BPBGKet Jml Tgl

No. Kartu jam kerja

Jml TglJam

MesinTarif Jml

Pembahasan metode harga pokok produksi diawali dengan uraian prosedur pencatatan biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik, dan pencatatan harga pokok produk jadi yang ditransfer ke bagian gudang dari bagian produksi. Berikut ini adalah contoh pengumpulan biaya produksi dengan menggunakan metode harga pokok pesanan dan pendekatan full costing dalam penentuan harga pokok produksi.

Contoh 1 :PT. Eliona berusaha dalam bidang percetakan. Semua pesanan diproduksi berdasarkan spesifikasi dari pemesan, dan biaya produksi dikumpulkan menurut pesanan yang diterima. Pendekatan yang digunakan perusahaan dalam penentuan harga pokok produksi adalah Full Costing. Untuk dapat mencatat biaya produksi, tiap pesanan

17

Page 18: akuntansi-manajemen[4](3)

diberi nomor, dan setiap dokumen sumber dan dokumen pendukung diberi identitas nomor pesanan yang bersangkutan. Dalam bulan November 19X1, PT. Eliona mendapat pesanan untuk mencetak undangan sebanyak 1.500 lembar dari PT. Rimendi. Harga yang dibebankan kepada pemesan tersebut adalah Rp. 3.000 per lembar. Dalam bulan yang sama perusahaan juga menerima pesanan untuk mencetak pamflet iklan sebanyak Rp. 20.000 per lembar dari PT.OKI, dengan harga yang dibebankan kepada pemesan sebesar Rp. 1.000 perlembar. Pesanan dari PT.Rimendi diberi nomor 101 dan pesanan dari PT.OKI diberi nomor 102. Berikut ini adalah kegiatan produksi dan kegiatan lain untuk memenuhi pesanan tersebut.

1. Pembelian bahan baku dan bahan penolongPada tanggal 3 November perusahaan membeli bahan baku dan bahan penolong berikut ini :Bahan Baku :Kertas jenis X 85 ream @ Rp. 10.000 Rp. 850.000Kertas jenis Y 10 roll @ Rp. 350.000 Rp.3.500.000Tinta Jenis A 5 kg @ Rp. 100.000 Rp. 500.000Tinta Jenis B 25 kg@ Rp. 25.000 Rp. 625.000Jumlah bahan baku yang dibeli Rp.5.475.000

Bahan Penolong :Bahan penolong P 17 kg @ Rp. 10.000 Rp. 170.000Bahan penolong Q 60 liter @ Rp. 5.000 Rp. 300.000Jumlah bahan penolong yang dibeli Rp. 470.000Jumlah total Rp.5.945.000

Perusahaan menggunakan dua rekening kontrol untuk mencatat persediaan bahan :Persediaan bahan baku dan persediaan bahan penolong . Pembelian bahan baku dan bahan penolong dijurnal sbb :Jurnal 1 : Dr. Persediaa bahan baku Rp. 5.475.000 Cr. Hutang dagang Rp. 5.475.000

Jurnal 2 :Dr. Persediaa bahan baku Rp.470.000 Cr. Hutang dagang Rp. 470.000

2. Pemakaian bahan baku dan bahan penolong dalam produksiUntuk dapat mencatat bahan baku yang digunakan dalam pesanan, perusahaan

menggunakan dokumen yang disebut bukti permintaan dan pengeluaran barang gudang. Dokumen ini diisi oleh bagian produksi dan diserahkan kepada bagian gudang untuk meminta bahan yang diperlukan oleh bagian produksi. Bagian

18

Page 19: akuntansi-manajemen[4](3)

gudang akan mengisi jumlah bahan yang diserahkan kepada bagian produksi pada dokumen tersebut, dan kemudian dokumen ini dipakai sebagai dokumen sumber untuk dasar pencatatan pemakaian bahan.

Bahan baku untuk pesanan 101 :Kertas jenis X 85 ream @ Rp. 10.000 Rp.850.000Tinta jenis A 5 Kg@ Rp.100.000 Rp.500.000Jumlah bahan baku untuk pesanan 101 Rp.1.350.000

Bahan baku untuk pesanan 102 : Kertas jenis Y 10 roll Rp. 350.000 Rp.3.500.000Tinta jenis B 25 Kg@ Rp.25.000 Rp. 625.000Jumlah bahan baku untuk pesanan 102 Rp.4.125.000Total bahan baku yang dipakai Rp.5.475.000

Pada saat memproses dua pesanan tersebut, perusahaan menggunakan bahan penolong sbb:Bahan penolong P 10 kg @ Rp. 10.000 Rp.100.000Bahan penolong Q 40 liter @ Rp. 5.000 Rp.200.000Jumlah bahan penolong yang dipakai dalam produksi Rp. 300.000

Jurnal untuk mencatat pemakaian bahan baku sbb : (jurnal 3)Dr. Barang Proses-Biaya Bahan Baku Rp. 5.475.000Cr. Persediaan Bahan Baku Rp. 5.475.000

Pencatatan pemakaian bahan baku dalam metode harga pokok pesanan dilakukan dengan:a. Mendebet rekening barang dalam prosesb. Mengkredit persediaan bahan baku atas dasar dokumen bukti permintaan dan

pengeluaran barang gudang.c. Pendebetan rekening barang dalam proses diikuti dengan pencatatan rincian

bahan baku yang dipakai dalam kartu harga pokok pesanan .

PT. Eliona YogyakartaKARTU HARGA POKOK PESANAN 101

No. Pesanan : 101 Pemesan : PT. RimendiJenis Produk : Undangan Sifat pesanan : SegeraTgl.Pesan : 2 November 1986 Jumlah : 1.500 exemplarTgl Selesai : 22 November 1986 Harga Jual : Rp. 4.500.000

BIAYA BAHAN BAKU BIAYA TENAGA KERJA

BIAYA OVERHEAD PABRIK

19

Tgl No Ket Jumlah Tgl No. Jumlah Tgl Dasar Tarif Jumlah

Kertas XTinta A

850.000500.000

900.000 B. Tng Kerja Langsung

150 % 1.350.000

Jumlah 1.350.000

Jumlah

900.000 Jumlah 1.350.000

Jumlah Total Biaya Produksi adalah 3.600.00

Page 20: akuntansi-manajemen[4](3)

Dalam metode harga pokok pesanan :1. Harus dipisahkan antara biaya produksi langsung dan biaya produksi tidak

langsung.2. Bahan penolong yag merupakan unsur biaya produksi tidak langsung dicatat

pemakaiannya dengan Mendebet rekening kontrol biaya overhead pabrik sesungguhnya. Rekening Barang Dalam Proses didebet untuk mencatat pembebanan biaya overhead pabrik berdasarkan tarif yang ditentukan dimuka.

20

PT. Eliona YogyakartaKARTU HARGA POKOK PESANAN 102

No. Pesanan : 102 Pemesan : PT. OkiJenis Produk : Pamflet iklan Sifat pesanan : BiasaTgl.Pesan : 15 November 1986 Jumlah : 20.000 LembarTgl Selesai : 16 Desember 1986 Harga Jual : Rp. 20.000.000

BIAYA BAHAN BAKU BIAYA TENAGA KERJA

BIAYA OVERHEAD PABRIK

Tgl No Ket Jumlah Tgl No. Jumlah Tgl Dasar Tarif Jumlah

Kertas XTinta B

3.500.000 625.000

5.000.000 B. Tng Kerja Langsung

150 % 7.500.000

Jumlah 4.125.000 Jmh

5.000.000 Jmh 7.500.000

Jumlah Total Biaya Produksi adalah 16.625.000

Page 21: akuntansi-manajemen[4](3)

Jurnal pencatatan pemakaian bahan penolong sbb: (jurnal 4)Dr. Biaya overhead pabrik sesungguhnya Rp. 300.000Cr.Persediaan bahan penolong Rp. 300.000

3. Pencatatan biaya tenaga kerjaDalam metode harga pokok pesanan :1. Harus dipisahkan antara upah tenaga kerja langsung dangan upah kerja tak

langsung.2. Upah tenaga kerja langsung dicatat dengan mendebet rekening barang dalam

proses dan dicatat dalam kartu harga pokok pesanan yang bersangkutan.3. Upah tenaga kerja tak langsung dicatat dengan mendebet rekening biaya overhead

pabrik yang sesungguhnya.

Dari contoh diatas biaya tenaga kerja yang dikeluarkan dalam departemen produksi sbb::Upah langsung untuk pesanan 101 : 225 jam @ Rp. 4.000 Rp. 900.000Upah langsung untuk pesanan 101 : 225 jam @ Rp. 4.000 Rp. 5.000.000Upah tidak langsung Rp. 3.000.000Jumlah upah Rp. 8.900.000Gaji karyawan administrasi dan umum Rp. 4.000.000Biaya gaji karyawan bagian pemasaran Rp. 7.500.000Jumlah gaji Rp. 11.500.000Jumlah biaya tenaga kerja Rp. 20.400.000

Pencatatan biaya tenaga kerja dilakukan melalui 3 tahap berikut :1. Pencatatan biaya tenaga kerja yang terutang oleh perusahaan2. Pencatatan distribusi biaya tenaga kerja 3. Pencatatan pembayaran gaji dan upah

Dari data diatas, jurnal untuk mencatat biaya tenaga : (jurnal 5)1. Pencatatan biaya tenaga kerja yang terutang oleh perusahaan

DR. Gaji dan upah Rp. 20.400.000CR. Utang gaji dan upah Rp. 20.400.000

2. Pencatatan distribusi biaya tenaga kerja Karena biaya tenaga kerja terdiri dari berbagai unsur biaya, maka perlu

diadakan distribusi biaya tenaga kerja sbb:Biaya Tenaga Kerja Langsung : dibebankan kepada pesanan yang bersangkutan dengan mendebit rekening barang dalam proses dan mencatatnya dalam kartu harga pokok pesanan yang bersangkutan.Pencatatan pembayaran gaji dan upah :

21

Page 22: akuntansi-manajemen[4](3)

Merupakan unsur biaya produksi tidak langsung dan dicatat sebagai unsur biaya overhead pabrik serta didebetkan dalam rekening biaya overhead pabrik yang sesungguhnya.Biaya Tenaga Kerja Nonproduksi :Merupakan unsur biaya nonproduksi dan dibebankan ke dalam rekening kontrol biaya administrasi dan umum atau biaya pemasaran.Jurnal distribusi biaya tenaga kerja diatas jurnal 6Dr. Barang dalam proses-biaya tenaga kerja langsung Rp. 5.900.000Dr. Barang dalam proses-biaya tenaga kerja langsung Rp. 3.000.000Dr. Barang dalam proses-biaya tenaga kerja langsung Rp. 4.000.000Dr. Barang dalam proses-biaya tenaga kerja langsung Rp. 7.500.000

Cr. Gaji dan upah Rp. 20.400.000 Pencatatan pembayaran gaji dan upah (jurnal 7)

Dr. Utang gaji dan upah Rp. 20.400.000Cr. Kas Rp. 20.400.000

5. Pencatatan biaya overhead pabrikPencatatan biaya overhead pabrik dibagi menjadi dua :

a. Pencatatan biaya overhead pabrik yang dibebankan kepada produk berdasarkan tarif yang ditentukan dimuka dan pencatatan biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi.

b. Pembebanan produk dengan biaya overhead pabrik berdasarkan tarif yang dicatat dengan mendebet rekening barang dalam proses dan mengkredit rekening biaya overhead pabrik yang dibebankan.

c. Biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi dicatat dengan mendebet rekening kontrol biaya overhead pabrik sesungguhnya.Secara periodik (misalnya akhir bulan ) biaya overhead pabrik yang sesungguhnya dibandingkan dengan biaya overhead pabrik yang dihitung berdasarkan tarif dihitung selisihnya . Perbandingan ini dilakukan dengan menutup rekening biaya overhead yang dibebankan ke dalam rekening biaya overhead pabrik yang sesungguhnya. Dari contoh diatas , misalnya biaya overhead pabrik yang dibebankan kepada produk atas dasar tarif sebesar 150% dari biaya tenaga kerja langsung. Dengan demikian biaya overhead pabrik yang dibebankan kepada tiap pesanan dihitung sbb: Pesanan 101: 150 % X Rp. 900.000 = Rp. 1.350.000Pesanan 102: 150% X Rp. 5.000.000 = Rp. 7.500.000Jumlah biaya overhead pabrikk yang dibebankan Rp. 8.850.000

Jurnal untuk mencatat pembebanan biaya overhead pabrik kepada pesanan sbb: (jurnal 8)

22

Page 23: akuntansi-manajemen[4](3)

Dr. Brg Dlm Proses-Biaya Overhead pabrik 8.850.000Cr.Biaya overhead pabrik yang dibebankan 8.850.000

Misalnya biaya overhead yang sesungguhnya terjadi (selain biaya bahan penolong Rp. 300.000 dan biaya tenaga kerja tidak langsung sebesar Rp. 3.000.000. seperti tersebut dalam jurnal 4 dan 6 :

Biaya depresiasi mesin Rp. 1.500.000Biaya depresiasi gedung pabrik Rp. 2.000.000Biaya asuransi gedung pabrik dan mesinRp. 700.000Biaya pemeliharaan mesin Rp. 1.000.000Biaya pemeliharaan gedung Rp. 500.000Jumlah Rp. 5.700.000

Jurnal untuk mencatat biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi adalah sbb: (jurnal 9)

Dr. By. Overhead pabrik sesungguhnya Rp. 5.700.000Cr. Akumulasi depresiasi mesin Rp. 1.500.000Cr. Akumulasi depresiasi gedung Rp. 2.000.000Cr. Persekot asuransi Rp. 700.000Cr.Persediaan suku cadang Rp. 1.000.000Cr.Persediaan bahan bangunan Rp. 500.000

Untuk mengetahui apakah biaya overhead pabrik yang dibebankan berdasarkan tarif menyimpang dari biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi, saldo rekening biaya overhead pabrik yang dibebankan ditutup ke rekening biaya overhead pabrik yang sesungguhnya.Jurnal penutup adalah sbb:

Jurnal 10 :Dr. Biaya overhead pabrik yang dibebankan Rp. 8.850.000Cr. Biaya overhead pabrik yang sesungguhnya Rp. 8.850.000

Selisih biaya overhead pabrik yang dibebankan kepada produk dengan biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi dalam suatu periode akuntansi ditentukan dengan menghitung saldo rekening biaya overhead pabrik yang sesunggguhnya.Setelah jurnal diatas (jurnal 10) dibukukan saldo rekening biaya overhead pabrik yang sesungguhnya adalah sbb:Debit :Jurnal 4 Rp.300.000Jurnal 6 Rp.3.000.000Jurnal 9: Rp.5.700.000Jumlah debet Rp. 9.000.000 Kredit :

23

Page 24: akuntansi-manajemen[4](3)

Jurnal 10 Rp. 8.850.000Selisih pembebanan Rp. 150.000

Selisih biaya overhead pabrik pada akhirnya dipindahkan ke rekening selisih biaya overhead pabrik. Jika terjadi selisih pembebanan kurang, maka dibuat jurnal :Jurnal 11:Dr. Biaya overhead pabrik Rp.150.000Cr. Biaya overhead pabrik sesungguhnya Rp.150.000

5.Pencatatan harga pokok produk jadiPesanan yang telah selesai diproduksiditransfer ke bagian oleh bagian produksi. Harga pokok pesanan yang telah selesai diproduksi dapat dihitung dari informasi biaya yang dikumpulkan dalam kartu harga pokok pesanan yang bersangkutan.Harga pokok pesanan 101 : Biaya bahan baku Rp. 1.350.000Biaya tenaga kerja langsung Rp. 900.000Biaya overhead pabrik Rp. 1.350.000Jumlah harga pokok pesanan 101 Rp. 3.600.000

Jurnal untuk mencatat harga pokok produk jadi tersebut adalah sbb:Jurnal 12 :Dr. Persediaan Produk jadi Rp. 3.600.000Cr.Barang dalam proses-By. Bhn baku Rp. 1.350.000Cr.Barang dalam proses-By. Tenaga kerja langsung Rp. 900.000Cr.Barang dalam proses-By. Overhead pabrik Rp. 1.350.000

6.Pencatatan harga pokok produk dalam prosesPada akhir periode kemungkinan terdapat pesanan yang belum selesai diproduksi .

Biaya yang telah dikeluarkan untuk pesanan tersebut dapat dilihat dalam kartu harga pokok pesanan yang bersangkutan.Kemudiaan dibuat jurnal untuk mencatat persediaan produk dalam proses dan mengkredit rekening barang dalam proses. Jurnal 13:DR.Persediaan Produk Dalam Proses Rp. 6.625.000CR.BDP-By bhn baku Rp. 4.125.000CR.BDP-By Tenaga kerja langsung Rp. 5.000.000CR.BDP-By overhead pabrik Rp. 7.500.000

7.Pencatatan harga pokok produk yang dijualHarga pokok produk yang diserahkan kepada pemesan dicatat dalam rekening harga

pokok penjualan dan rekening persediaan produk jadi.Jurnal 14 :Dr.Harga pokok penjualan Rp. 3.600.000

24

Page 25: akuntansi-manajemen[4](3)

CrPersediaan produk jadi Rp. 3.600.000

8.Pencatatan pendapatan penjualan produkPada awal contoh ini telah disebutkan disebutkan bahwa pesanan 101 berupa pesanan 101 berupa pesanan 1500 lbr undangan dengan harga harga jual Rp. 1500 perlembar atau total harga Rp. 4.500.000. Maka jurnal yang dibuat untuk mencatat piutang kepada pemesan sbb : Jurnal 15 :Dr. Piutang Dagang Rp. 4.500.000Cr.Penjualan Rp. 4.500.000

Kegiatan Belajar 5

Menyusun laporan harga pokok produksi

Dalam perusahaan dagang menentukan harga pokok penjualan sangat mudah yaitu dengan cara persediaan awal ditambah dengan pembelian dan dikurangi dengan persediaan akhir. Namun demikian dalam perusahaan manufaktur akan berbeda karena dalam perusahaan manufaktur memiliki proses produksi sebelum dilakukan transaksi penjualan, sebelum dapat disusun harga pokok penjualan terlebih dahulu disusun harga pokok barang yang diproduksi. Harga pokok barang yang diproduksi itu tidak lain adalah merupakan kumpulan dari biaya biaya produksi yang telah dicatat pada siklus akuntansi biaya.Oleh sebab itu pada akhir periode tertentu ( akhir tahun ) sebagai saat pelaporan kegiatan perusahaan disusun laporan harga pokok barang yang diproduksi. Bila harga pokok produksi telah dihitung maka dapat dihitung harga pokok penjualan.

Format laporan harga pokok barang yang diproduksi.

Bahan Mentah :Persediaan awal Rp. Pembelian Rp. +Bahan siap digunakan Rp.Persediaan akhir Rp. -Bahan digunakan Rp.Tenaga kerja langsung Rp.Overhead pabrikB. Bahanpenolong Rp.B. Perl engkapan   Rp.B. Gaji Mandor Rp.B. Tenaga kerja tidak langsung Rp.B. Asuransi RpB. Penyusutan Rp.B. Listrik dan air   Rp.B. Pemeliharaan Rp.B. Teknik produksi Rp. + Rp. +

25

Page 26: akuntansi-manajemen[4](3)

Produk siap dijual Rp Persediaan akhir produk jadi Rp -Harga pokok penjualan Rp.

BAB IIIPENUTUP :

26

Page 27: akuntansi-manajemen[4](3)

Kesimpulan :

- Metode penentuan harga pokok produksi adalah cara untuk memperhitungkan unsur-unsur biaya kedalam harga pokok produksi. Dalam memperhitungkan unsur-unsur biaya ke dalam harga pokok produksi, terdapat dua pendekatan yaitu full costing dan variabel costing.

- Harga Pokok Produk jadi dicatat dalam Kartu Persediaan (Finish Goods Ledger Card) dan Kartu Harga Pokok Pesanan tersebut dipindahkan ke dalam arsip Kartu Harga Pokok Pesanan yang telah selesai.

Daftar Pustaka :

27

Page 28: akuntansi-manajemen[4](3)

1. Mulyadi. Akuntansi Biaya. Edisi 5. Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN. 1992

2. http://id.shvoong.com/how-to/money-and-business/2086491-cara-membuat-laporan-harga-pokok/

28