Akuntansi keuangan Bab 16

45
1. HUTANG DAN EKUITAS Banyak kontroversi yang terkait dengan perlakuan akuntansi untuk instrument keuangan seperti opsi saham, sekuritas konvertibel , dan saham preferen berhubungan dengan apakah perusahaan harus melaporkan instrument-instrumen ini sebagai kewajiban(liability) ataukah sebagai ekuitas. Misalnya, perusahaaan harus menggolongkan saham biasa yang tidak dapat ditebus (nonredeemable) sebagai ekuitas karena perusahaan penerbitnya tidak memiliki kewajiban (obligation) untuk membayar deviden atau membeli kembali saham tersebut. Pengumuman deviden adalah kebijakan perusahaan penerbit, demikian pula mengenai keputusan untuk membeli kembali saham tersebut. Demikian pula, saham preferen yang tidak dapat ditebus tidak mengharuskan perusahaan penerbitnya untuk membayar deviden atau membeli kembali sahamnya. Oleh karena itu, saham biasa atau saham preferen yang tidak dapat ditebus tidak mempunyai karakteristik kewajiban yang penting-kewajiban untuk membayar pemegang saham biasa atau saham preferen pada suatu saat di masa depan. 1.1. AKUNTANSI UNTUK HUTANG KONVERTIBEL Jika obligasi dapat dikonversi menjadi sekuritas perusahaan lainnya selama periode tertentu sesudah penerbitannya, maka obligasi tersebut disebut sebagai Obligasi konvertibel (convertible bonds). Obligasi konvertibel menggabungkan maanfaat dari sebuah obligasi dengan hak istimewa untuk menukarnya dengan saham pada opsi pemegang saham. Obligasi itu dibeli oleh investor yang menginginkan keamanan atas obligasi yang dipegangnya

description

akunansi keuangan bab 16

Transcript of Akuntansi keuangan Bab 16

Page 1: Akuntansi keuangan Bab 16

1. HUTANG DAN EKUITAS

Banyak kontroversi yang terkait dengan perlakuan akuntansi untuk instrument keuangan

seperti opsi saham, sekuritas konvertibel , dan saham preferen berhubungan dengan apakah

perusahaan harus melaporkan instrument-instrumen ini sebagai kewajiban(liability) ataukah

sebagai ekuitas. Misalnya, perusahaaan harus menggolongkan saham biasa yang tidak dapat

ditebus (nonredeemable) sebagai ekuitas karena perusahaan penerbitnya tidak memiliki

kewajiban (obligation) untuk membayar deviden atau membeli kembali saham tersebut.

Pengumuman deviden adalah kebijakan perusahaan penerbit, demikian pula mengenai keputusan

untuk membeli kembali saham tersebut. Demikian pula, saham preferen yang tidak dapat ditebus

tidak mengharuskan perusahaan penerbitnya untuk membayar deviden atau membeli kembali

sahamnya. Oleh karena itu, saham biasa atau saham preferen yang tidak dapat ditebus tidak

mempunyai karakteristik kewajiban yang penting-kewajiban untuk membayar pemegang saham

biasa atau saham preferen pada suatu saat di masa depan.

1.1. AKUNTANSI UNTUK HUTANG KONVERTIBEL

Jika obligasi dapat dikonversi menjadi sekuritas perusahaan lainnya selama periode

tertentu sesudah penerbitannya, maka obligasi tersebut disebut sebagai Obligasi konvertibel

(convertible bonds). Obligasi konvertibel menggabungkan maanfaat dari sebuah obligasi dengan

hak istimewa untuk menukarnya dengan saham pada opsi pemegang saham. Obligasi itu dibeli

oleh investor yang menginginkan keamanan atas obligasi yang dipegangnya (jaminan bunga dan

pokok) ditambah opsi tambahan berupa konversi jika nilai saham tersebut meningkat secara

drastis.

Perusahaan menerbitkan sekuritas konvertibel karena dua alas an utama. Pertama adalah

keinginan untuk meningkatkan modal ekuitas tanpa memberikan pengendalian kepemilikan yang

berlebihan kecuali diperlukan. Alasan kedua mengapa perusahaan menerbitkan sekuritas

konvertibel adalah untuk memperoleh pembiayaan dengan saham biasa pada suku bunga yang

rendah. Banyak perusahaan hanya dapat menerbitkan hutang pada suku bunga yag tinggi, kecuali

jika perjanjian konvertibel dicantumkan. Hak istimewa atau privilege konversi membuat para

investor bersedia menerima suku bunga yang lebih rendah dibandingkan penerbitan hutang

secara normal. Akuntansi untuk hutang konvertibel mencakup masalah pelaporan pada saat 1)

penerbitan, 2) konversi, dan 3) penarikan.

Page 2: Akuntansi keuangan Bab 16

o Pada Saat Penerbitannya

Metode pencatatan obligasi konvertibel pada tanggal penerbitan mengikuti metode yang

digunakan untuk mencatat penerbitan hutang langsung. Tanpa mencatat hasilnya sebagai ekuitas.

Setiap diskonto atau premi yang dihasilkan dari penerbitan obligasi konvertibel diamortisasi

hingga tanggal jatuh temponya. Hal ini dikarenakan sulit untuk memprediksi kapan secara

keseluruhan, konversi akan terjadi. Akan tetapi akuntansi untuk hutang konvertibel sebagai

penerbitan hutang langsung bersifat kontroversial.

o Pada Saat Konversi

Jika obligasi dikonversi menjadi sekuritas lainnya, maka perusahaan menggunakan

metode nilai buku untuk mencatat konversi. Metode nilai buku mencatat pertukaran sekuritas

untuk obligasi pada jumlah tercatat(nilai buku) obligasi.

Asumsikan bahwa Hilton Inc. menerbitkan suatu obligasi konvertibel senilai $1.000 yang

dapat dikonversi menjadi 10 lembar sham biasa (nilai pari $10).pada saat konversi, premi yang

belum diamortisasi adalah $50. Ayat jurnal untuk konversi obligasi Hilton Inc. adalah :

Hutang Obligasi 1.000

Premi atas Hutang Obligasi 50

Saham Biasa 100

Agio Saham 950

Para pendukung pendekatan nilai buku menyatakan bahwa suatu perjanjian telah

ditetapkan pada tanggal penerbitan untuk membayar sejumlah uang yang ditetapkan pada saat

jatuh tempo atau untuk menerbitkan sejumlah sekuritas ekuitas yang telah ditentukan. Oleh karea

itu, apabila hutang dikonversi menjadi ekuitas sesuai dengan syarat-syarat kontrak sebelumnya,

maka tidak ada keuntungan atau kerugian yang diakui atas konversi.

Page 3: Akuntansi keuangan Bab 16

o Konversi yang Dirangsang (Induced Conversion)

Kadang-kadang penerbit ingin merangsang lebih cepat konversi hutang konvertibelnya

menjadi sekuritas ekuitas, dengan tujuan mengurangi biaya bunga atau meningkatkan rasio

hutang terhadap ekuitas. Sebagai akibatnya, penerbit dapat menawarkan beberapa bentuk

pertimbangan tambahan (seperti kas atau saham biasa), yang disebut sebagai “pemanis”, untuk

merangsang konversi. Pemanis (sweetener) ini harus dilaporkan sebagai beban berjalan dalam

jumlah yang sama dengan nilai wajar sekuritas tambahan atau pertimbangan lain yang diberikan.

Asumsikan bahwa Helloid Inc. mempunyai surat hutang konvertibel yang beredar dan

bernilai pari $1.000.000 yang dapat dikonversi menjadi 100.000 lembar saham biasa degan nilai

pari $1. Helloid ingin mengurangi biaya bunga tahunannya. Untuk melakukan hal tersebut,

Helloid setuju membayar pemegang surat hutag konvertibel suatu tambahan sebesar $80.000 jika

mereka akan mengkonversikannya. Dengan mengansumsikan bahwa telah terjadi konversi, ayat

jurnal berikut harus dibuat Helloid ;

Biaya Konversi Hutang 80.000

Hutang Obligasi 1.000.000

Saham Biasa 100.000

Tambahan Modal Disetor 900.000

Kas 80.000

Tambahan sebesar $80.000 ini dicatat sebagai beban periode berjalan dan bukan

sebagai pengurang ekuitas.

Beberapa akuntan berpendapat bahwa biaya perangsangan konversi adalah biaya untuk

memperoleh modal ekuitas. Sebagai akibatnya, hal ini harus diakui sebagai biaya (pengurang

dari) modal ekuitas yang diperoleh dan bukan sebagai beban. Akan tetapi, FASB menunjukkan

bahwa jika diperlukan tambahan pembayaran untuk membuat para pemegang obligasi

Page 4: Akuntansi keuangan Bab 16

mengkonversinya, maka pembayaran tersebut adalah untuk jasa (pemegang obligasi

mengkonversikan pada waktu tertentu) dan harus dilaporkan sebagai beban. Beban ini tidak

boleh dilaporkan perusahaan penerbit sebagai pos luar biasa.

o Penarikan Hutang Konvertibel

Seperti yang ditunjukkan sebelumnya, bahwa metode pencatatan penerbitan obligasi

konvertibel mengikuti metode yang digunakan dalam mencatat penerbitan hutang langsung.

Secara khusus hal ini berarti bahwa tidak ada bagian dari hasil yang harus berasal dari

karakteristik konversi dan dikredit ke tambahan modal disetor.

Meskipun tujuan teoritis dan pendekatan ini dapat ditingkatkan, namun agar konsisten,

keuntungan atau kerugian atas penarikan hutang konvertibel perlu diakui dengan cara yang sama

seperti pada keuntungan atau kerugian atas penarikan hutang nonkonvertibel. Karena alasan

tersebut, perbedaan antara harga tunai akuisisi hutang dan jumlah tercatatnya harus dilaporkan

dalam laba berjalan sebagai keuntungan atau kerugian.

1.2. SAHAM PREFEREN KONVERTIBLE

Saham Preferen Konvertibel (Convertible Preferred Stock) mencakup opsi bagi

pemegang untuk mengkonversi saham preferen menjadi saham biasa dengan jumlah tetap.

Perbedaan utama akuntasi untuk obligasi konvertibel dan saham preferen konvertibel adalah

pada tanggal penerbitannya; Obligasi konvertibel dianggap sebagai kewajiban, sedangkan saham

preferen konvertibel (kecuali ada penebusan wajib) dianggap sebagai bagian dari ekuitas

pemegang saham.

Disamping itu, ketika pemegang saham menggunakan saha preferen konvertibel, tidak

ada justifikasi teoritis untuk mengakui keuntungan atau kerugian. Tidak ada keuntugan atau

kerugian yang diakui pada saat perusahaan bertemu dengan pemegang saham dalam

kapasitasnya sebagai pemilik usaha. Oleh karena itu, perusahaan tidak mengakui keuntungan

atau kerugian pada saat pemegang saham menggunakan saham preferen konvertibel.

Page 5: Akuntansi keuangan Bab 16

Dalamnya akuntansi untuk saham preferen konvertibel, perusahaan menggunakan metode

nilai buku dapat diterapkan : saham preferen di debet bersamaan dengan setiap hal yang

berhubungan dengan tambahan Modal Disetor; sementara saham biasa dan tambahan modal

disetor (jika ada kelebihan) dikredit. Perlakuan yang berbeda dikembangkan apabila nilai pari

saham biasa yang diterbitkan melebihi nilai buku saham preferen. Laba ditahan biasanya di debet

sebesar perbedaan tersebut.

Asumsikan bahwa Host Enterprises menerbitkan 1.000 lembar saham biasa (nilai pari $2)

atas konversi 1.000 lembar saham preferen (nilai pari $1), yang pada awalnya diterbitkan dengan

premi sebesar $200. Ayat jurnalnya adalah sebagai berikut :

Saham Preferen Konvertibel 1.000

Aigo saham (Premi atas saham preferen) 200

Laba Ditahan 800

Saham Biasa 2.000

Dasar pemikiran untuk mendebet Laba Ditahan adalah bahwa pemegang saham preferen

ditawari tambahan pengembalian untuk memudahkan konversinya menjadi saham biasa.

1.3. WARRAN SAHAM

Warran atau surat jaminan (warrant) adalah sertifikat yang memberikan hak kepada

pemegangnya untuk memperoleh saham pada harga tertentu selama periode yang telah

ditetapkan. Opsi ini serupa dengan privilege atau hak istimewa konversi karena warran, jika

digunakan, akan menjadi saham biasa dan biasanyamempunyai pengaruh dilutif (mengurangi

laba per saham) yang serupa dengan konversi sekuritas konvertibel. Akan tetapi, perbedaan

pokok antara sekuritas konvertibel dan warran saham terletak pada penggunaan warran, dimana

pemilik harus membayar sejumlah uang tertentu untuk memperoleh saham. Penerbitan warran

atau opsi untuk membeli tambahan saham biasanya timbul dalam tiga situasi :

Page 6: Akuntansi keuangan Bab 16

1. Pada saat menerbitkan jenis sekuritas yang berbeda, seperti obligasi atau saham

preferen, sering kali warran disertakan agar sekuritas terlihat lebih menarik - untuk

memberikan suatu “pendorong ekuitas (equity kicker)”.

2. Pada penerbitan tambahan saham biasa, pemegang saham yang ada mempunyai hak

istimewa untuk lebih dahulu membeli saham biasa. Warran dapat diterbitkan untuk

membuktikan hak tersebut.

3. Warran yang sering kali disebut sebagai opsi saham diberikan sebagai kompensasi

kepada para eksekutif dan karyawan.

o Warran Saham Yang Diterbitkan Dengan Sekuritas Lainnya

Warran yang diterbitkan dengan sekuritas lainnya pada dasarnya merupakan opsi jangka

panjang untuk membeli saham biasa dengan harga tetap. Meskipun beberapa warran perpetual

telah diperdagangkan, namun umumnya hanya bertahan selama 5 tahun, terkadang 10 tahun.

Warran memiliki cara kerja sebagai berikut : menawarkan suatu unit yang terdiri dari satu

lembar saham dan satu warran yang dapat dipisahkan. Seperti namanya, warran saham yang

dapat dipisahkan (detachable stock warrant) maka dapat “dipisahkan” dari saham dan

diperdagangkan sebagai sekuritas terpisah.

Perusahaan seharusnya mengalokasikan hasil dari penjualan hutang dengan warran

saham yang dapat dipisahkan di antara kedua sekuritas itu. Warran yang dapat dipisah dapat

diperdagangkan secara terpisah dari hutang dan oleh karenanya, nilai pasar dapat ditentukan.

Ada dua metode alokasi yang tersedia :

1. Metode proporsional

2. Metode incremental

Page 7: Akuntansi keuangan Bab 16

o Metode Proporsional

Metode proporsional mengalokasikan hasil dengan menggunakan proporsi dari dua nilai,

berdasarkan nilai wajar. Untuk menentukan nilai kedua sekuritas harus ditetapkan nilai obligasi

tanpa warran dan nilai warrannya. Sebagai contoh, asumsikan bahwa obligasi AT&T (nilai pari

$1.000) dijual seharga 99 tanpa warran, segera setelah diterbitkan. Nilai pasar warran saat itu

adalah $30. Alokasi yang akan dilakukan didasarkan atas estimasi nilai pasar, yang umumnya

ditetapkan oleh banker investasi, atau berdasarkan nilai pasar erlatif obligasi serta warran, segera

sesudah diterbitkan dan diperdagangkan. Harga yang dibayar untuk 10.000 obligasi bernilai

$1.000 yang dilampirkan dengan warran adalah nilai parinya, atau $10.000.000.

Nilai pasar wajar obligasi (tanpa warran)($10.000.000 x 0,99) = $9.900.000

Nilai pasar wajar warran (10.000 x $30) = 300.000

Nilai wajar pasar agregat $10.200.000

Dialokasikan ke obligasi : $ 9.900 .000

$ 10.200 .000x $ 10.000 .000=$ 9.705 .882

Dialokasikan ke warran : $ 300.000

$ 10.200 .000x $ 10.000 .000=$ 294.118

Total alokasi = $10.000.000

Dalam situasi ini obligasi dijual dengan diskonto, AT&T mencatat penjualan sebagai :

Kas 9.705.882

Diskonto atas Hutang Obligasi 294.118

Hutang Obligasi 10.000.000

Page 8: Akuntansi keuangan Bab 16

Di samping itu, AT&T juga menjual warran yang dikredit ke modal disetor. Ayat

jurnalnya :

Kas 294.118

Modal disetor-Warran Saham 294.118

Dengan mengasumsikan bahwa semua dari 10.000 warran digunakan (satu warran per

satu saham). Ayat jurnalnya :

Kas (10.000 x $25) 250.000

Modal Disetor-Warran Saham 294.118

Saham Biasa (10.000 x $5) 50.000

Agio Saham 494.118

o Metode Inkremental

Dalam situasi dimana nilai wajar warran maupun obligasi tidak dapat ditetapkan maka

metode inkremental yang digunakan dalam pembelian sekuritas secara lump sum dapat

digunakan. Sebagai contoh, asumsikan bahwa harga pasar warran AT&T diketahui sebesar

$300.000, tetapi harga pasar obligasi tanpa warran tidak dapat ditetapkan.

Penerimaan lump sum $10.000.000

Dialokasikan ke warran 300.000

Saldo yang dialokasikan ke obligasi $ 9.700.000

o Pertanyaan Konseptual

FASB menyatakan bahwa karakteristik sekuritas konvertibel adalah tidak dapat

dipisahkan dengan pengertian bahwa pilihan bersifat saling meniadakan. Selain itu FASB

menyatakan pula bahwa penerbitan obligasi dengan warran yang dapat dipisahkan melibatkan

dua sekuritas, yaitu sekuritas hutang, yang akan tetap beredar sampai jatuh tempo dan yang

Page 9: Akuntansi keuangan Bab 16

lainnya adalah warran untuk membeli saham biasa. Pada saat penerbitan, terdapat instrument

terpisah dank arena itu perlakuan yang terpisah dapat dibenarkan. Akan tetapi, warran yang tidak

dapat dipisahkan tidak memerlukan alokasi hasil di antara obligasi dan warran atau surat

jaminan. Sama dengan akuntansi untuk obligasi konvertibel perusahaan mencatat hasil

keseluruhan dari warran yang tidak dapat dipisahkan sebagai hutang.

o Hak Untuk Memesan Saham Tambahan

Hak saham adalah menyelamatkan pemegang saham yang ada dari kerugian dilunasi hak

suara tanpa persetujuan mereka, dan memperkenankan mereka untuk membeli saham di bawah

nilai pasarnya. Warran yang diterbitkan dalam situasi ini sifatnya berjangka panjang, tidak

seperti warran yang diterbitkan dengan sekuritas lainnya.

Sertifikat yang mewakili hak saham menyatakan jumlah saham yang dapat dibeli oleh

pemilik hak saham, serta harga saham baru yang dapat dibeli. Dari waktu diterbitkan hingga

kadaluarsa, hak itu dapat diperjualbelikan seperti setiap sekuritas lainnya. Disini tidak diperlukan

ayat jurnal pada saat menerbitkan hak-hak kepada pemegang saham yang dusah ada, hanya ayat

jurnal memorandumnya yang diperlukan. Apabila hak tersebut digunakan, maka biasanya

melibatkan beberapa jenis pembayaran kas.

1.4. PROGRAM KOMPENSASI SAHAM

Bentuk lain dari warran muncul dalam program kompensasi saham yang digunakan untuk

membayar dan memotivasi karyawan. Warran ini merupakan opsi saham, dimana para karyawan

terpilih diberi opsi untuk membeli saham biasa pada harga tertentu selama periode waktu yang

diperpanjang. Di bawah ini merupakan ilustrasi yang menunjukkan bagaimana standar ini dapat

mempengaruhi perusahaan menggunakan opsi saham.

Page 10: Akuntansi keuangan Bab 16

Ilustrasi di atas mengidikasikan bahwa beban opsi itu lumayan besar tetapi telah

memuncak pada tahun 2002 dan sekarang menurun. Data dibawah ini dapat memperkuat bukti

bahwa desain program kompensasi sedang berubah. Studi ini mencatat tren kompensasi terbaru

dari 68 CEO berbagai perusahaan yang terdaftar dalam S&P 500.

  2004 % Perubahan dari 2003

Kompensasi langsung total $7.247.903 8,80%

Gaji 908.269 4,1

Bonus 975.000 32,6

Nilai opsi saham 3.217.811 (18,7)

Saham terbatas 2.679.435 34,0

Insentif jangka panjang 773.719 72,1

   

Sumber: Compustat, First Call, UBBS,

Equilar, Inc    

Di atas menunjukkan bahwa kompensasi tunai meningkat. Di samping itu, insentif jangka

panjang juga meningkat, tetapi komposisi kompensasinya berubah.

Program kompensasi jangka panjang berusaha untuk memperkuat loyalitas eksekutif

kepada perusahaan. Cara yang efekktif untuk mencapai tujuan ini adalah memberikan karyawan

Page 11: Akuntansi keuangan Bab 16

“a piece of the action” yaitu suatu kepentingan ekuitas. Program tersebut umumnya disebuut

program kompensasi berdasarkan saham.

o Masalah Pelaporan yang Utama

Ada beberapa pendekatan yang dapat digunakan dalam pemberian opsi yang harus

dilaporan. Misalnya menggunakan pendekatan yang dikenal sebagai metode nilai intrinsik.

Metode ini mengukur berapa yang akan diterima pemegang pada hari ini jika opsi sekarang juga

digunakan. Ini merupakan perbedaan antara harga pasar saham dan harga penggunaan opsi pada

tanggal hibah.

Cara kedua untuk memandang pertanyaan: bagaimana melaporkan pemberian opsi ini,

didasarkan pada biaya opsi saham pada nilai wajar opsi saham itu. Dengan metode nilai wajar

ini, perusahaam memakai model penentuan harga opsi yang dapat diterima, untuk menentukan

nilai opsi pada tanggal hibah.

Sebagian besar perusahaan menggunakan pendekatan nilai intrinsik karena metode ini

biasanya akan membuat beban kompensasi menjadi lebih rendah. Namun, pilihan di antara dua

metode itu tidak ideal. Sejumlah perusahaan memasukkan biaya kompensasi berdasarkan saham

tersebut ke dalam angka laba bersihnya. Namun tidak semua perusahaan melakukannya. Para

analisis mengkhawatirkan ketidaksetaraan ini, dan FASB mengembangkan standar baru untuk

kompensasi berdasarkan saham.

o Akuntansi Untuk Kompensasi Saham

Program opsi saham melibatkan dua masalah akuntansi yang utama :

1. Bagaimana beban kompensasi harus ditentukan?

2. Selama berapa periode beban kompensasi harus dialokasikan?

Page 12: Akuntansi keuangan Bab 16

a. Penentuan Beban

Dengan menggunakan metode nilai wajar, total beban kompensasi dihitung berdasarkan

nilai wajar opsi yang diharapkan menjadi haknya tanggal opsi itu dihibahkan kepada karyawan.

Nilai wajar bagi perusahaan public akan diestimasi dengan menggunakan model penetapan harga

opsi, dengan beberapa penyesuaian atas faktor-faktor unik dari opsi saham karyawan.

b. Alokasi Beban Kompensasi

Pada umumnya, beban kompensasi diakui dalam periode dimana karyawan melakukan

jasa periode jasa. Total beban kompensasi ditentukan pada tanggal hibah dan dialokasikan ke

periode yang menerima manfaat dari pada tanggal hibah dan dialokasikan ke periode yang

menerima manfaat dari jasa karyawan.

c. Contoh Kompensasi Saham

Asumsikan pada tanggal 1 November 2005, pemegang saham Chen Company menyetujui

program yang menghibahkan opsi kepada lima eksekutif perusahaan untuk membeli 2.000

lembar saham biasa perusahaan dengan nilai pari $1. Opsi ini dihibahkan pada tanggal 1 Januari

2006, dan dapat digunakan setiap saat selama sepuluh tahun mendatang. Harga opsi per saham

adalah $60, dan harga pasar saham pada tanggal hibah adalah $70 per saham. Penetapan harga

opsi nilai wajar menentukan total beban kompensasi Chen menjadi sebesar $220.000.

Ayat jurnal dasar. Menurut metode nilai wajar, perusahaan mengakui nilai opsi sebagai

beban pada periode sepanjang karyawan tersebut bekerja. Dalam kasus ini, asumsikan bahwa

umur manfaatnya dua tahun, dimulai dari tanggal hibah.

Pada tanggal hibah (1 Januari 2006)

Tidak ada ayat jurnal

Untuk mencatat beban kompensasi untuk tahun 2006 (31 Desember 2006)

Beban kompensasi 110.000

Modal Disetor – Opsi Saham ($220.000 / 2) 110.000

Page 13: Akuntansi keuangan Bab 16

Untuk mencatat beban kompensasi untuk tahun 2007 (31 Desember 2007)

Beban kompensasi 110.000

Modal disetor – Opsi Saham 110.000

Penggunaan. Jika 20% atau 2.000 dari 10.000 opsi digunakan oleh eksekutif Chen pada tanggal

1 Juni 2009 (3 tahun 5 bulan setelah tanggal hibah), ayat jurnal sebagi berikut :

1 Juni 2009

Kas (2.000 × $60) 120.000

Modal Disetor-Opsi Saham (20% × $220.000) 44.000

Saham Biasa (2.000 × $1,00) 2.000

Aigo Saham 162.000

Kadaluarsa. Jika opsi saham yang tersisa tidak digunakan eksekutif Chen sebelum

tanggal kadaluarsa, maka saldo akun Modal Disetor-Opsi Saham harus dialihkan ke judul akun

modal disetor yang lebih tepat, seperti Modal Saham dari Opsi Saham yang kadaluarsa. Chen

mencatat transaksi ini pada tanggal kadaluarsa adalah sebagai berikut :

1 Januari 2016 (tanggal kadaluarsa)

Modal Disetor-Opsi Saham 176.000

Modal Disetor dari Opsi Saham yang Kadaluarsa 176.000

(80% × $220.000)

Penyesuaian. Opsi Saham yang belum digunakan tidak menghilangkan kebutuhan untuk

mencatat biaya jasa yang diterima dari eksekutif, dan berasal dari program opsi saham. Oleh

karena itu, menurut GAAP beban kompensasi tidak perlu disesuaikan dengan kadaluarsa opsi

tersebut.

Page 14: Akuntansi keuangan Bab 16

Akan tetapi, jika opsi saham batal karena karyawan gagal untuk memenuhi kewajiban

jasa (misalnya, meninggalkan pekerjaan), maka estimasi beban kompensasi yang dicatat dalam

periode berjalan harus disesuaikan (sebagai perubahan estimasi). Perubahan estimasi ini akan

dicatat dengan mendebet Modal Disetor –Opsi Saham dan mengkredit Beban Kompensasi untuk

jumlah kumulatif beban kompensasi yang dicatat pada tanggal (sehingga menurunkan beban

kompensasi dalam periode pembatalan).

o Program atau Rencana Pembelian Saham Karyawan

Program atau rencana pembelian saham karyawan (employee stock purchase plans/ESPP)

membolehkan semua karyawan untuk membeli saham dengan harga yang didiskontokan selama

periode waktu yang pendek. Perusahaan sering kali menggunakan banyak program untuk

mengamankan modal ekuitas atau merangsang penyebarluasan kepemilikan saham biasa

perusahaan diantara para karyawan tersebut. Program ini dianggap sebagai kompensasi kecuali

jika program ini memenuhi semua dari tiga syarat yang disajikan dibawah ini:

1. Semua karyawan tetap secara substansial boleh berpartisipasi atas dasar yang wajar.

2. Diskonto dari harga pasar adalah kecil; yaitu, tidak lebih besar daripada kewajiban

diskonto per saham yang ditawarkan kepada pemegang saham atau jumlah biaya per

saham yang dihindari dengan tidak menaikkan kas dalam penawaran public. Jika

jumlah diskonto 5% atau kurang, kompensasi tidak perlu dicatat.

3. Program tersebut tdak menawarkan karakteristik opsi yang substantif.

o Pengungkapan Program Kompensasi

Perusahaan harus mengungkapkan secara penuh status rencana kompensasinya pada akhir

periode terkait. Untuk mencapai tujuan ini, perusahaan harus melakukan pengungkapan secara

penuh. Tepatnya, perusahaan yang mempunyai satu atau lebih pengaturan pembayaran

berdasarkan saham harus mengungkapkan informasi berikut yang memungkinkan para pengguna

laporan keuangan memahaminya :

Page 15: Akuntansi keuangan Bab 16

1. Syarat-syarat pembayaran semacam itu yang berlaku selama periode tersebut dan

akibat potensial dari pengaturan semacam itu bagi para pemegang saham.

2. Pengaruh biaya kompensasi yang timbul karena pengaturan pembayaran berdasarkan

saham terhadap laporan laba-rugi.

3. Metode estimasi nilai wajar barang atau jasa yang diterima, atau nilai wajar instrument

ekuitas yang dihibahkan (atau ditawarkan untuk hibah) selama periode tersebut.

4. Pengaruh arus kas yang berasal dari pengaturan pembayaran berdasarkan saham.

o Pendebatan Mengenai Akuntansi Opsi Saham

Metode nilai wajar banyak ditentang oleh berbagai pihak, karena metode nilai wajar akan

menyebabkan biaya kompensasi yang l;ebih besar dibandingkan dengan model nilai intrinsik.

Secara khusus, banyak perusahaan kecil yang berteknbologi tinggi menentang keras

metode tersebut, dengan menyatakan bahwa hanya melalui penawaran opsi saham mereka dapat

menarik manajemen puncak professional. Perusahaan itu beralasan bahwa jika mereka dipaksa

untuk mengakui jumlah beban kompensasi yang besar dalam program tersebut, maka mereka

akan berada di posisi kompetitif yang tidak menguntungkan melawan perusahaan besar yang

dapat menanggung beban kompensasi yang lebih tinggi.

Cerita mengenai opsi saham merupakan contoh klasik dari kesulitan yang dihadapi FASB

dalam menerbitkan standar akuntansi. Pelaporan keuangan yang transparan, termasuk

pengakuan beban berbasis saham semestinya tidak dikritik hanya karena laba akan menjadi lebih

rendah. Kita mungkin tidak akan menyukai apa yang terdapat pada laporan keuangan, tetapi kita

akan selalu berada pada posisi yang lebih baik ketika laporan itu benar-benar mencerminkan

substansi transaksi ekonomi yang sesungguhnya.

Dengan mengeluarkan beban kompensasi berdasarkan saham dari laporan laba rugi, laba

yang dilaporkan akan bias (tidak menggambarkan keadaan yang sesungguhnya). Pelaporan yang

bias tidak hanya akan menimbulkan keraguan pada kredibilitas laporan perusahaan , tetapi juga

Page 16: Akuntansi keuangan Bab 16

pada pelaporan keuangan secara umum. Jika membengkokkan standar untuk memenuhi tujuan

social, ekonomi, atau kebijakan public tertentu , pelaporan keuangan akan kehilangan

kredibilitasnya.

2. MENGHITUNG LABA PER SAHAM

Perusahaan biasanya melaporkan jumlah per saham yang berpengaruh terhadap item-item

lainnya, seperti keuntungan atau kerugian atas pos-pos luar biasa. Data laba per saham sering

kali dilaporkan dalam penerbitan keuangan, dan telah digunakan secara luas oleh pemegang

saham dan investor potensial dalam mengevaluasi profitabilitas perusahaan. Laba per saham

menunjukan laba yang dihasilkan oleh setiap lembar saham biasa. Jadi, laba per saham hanya

dilaporkan untuk saham biasa. Sebagai contoh, jika Oscar Co. mempunyai laba bersih sebesar

$300.000 dan rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar selama tahun berjalan adalah

100.000 lembar, laba per saham adalah $3 ($300.000 : 100.000). Karena pentingnya informasi

tentang laba per saham, sebagian besar perusahaan diwajibkan melaporkan informasi ini dalam

laporan laba rugi. Pengecualiannya adalah perusahaan non-publik yang karena pertimbangan

biaya manfaat tidak harus melaporkan informasi ini. Umunya informasi tentang laba per saham

dilaporkan dibawah laba bersih dalam laporan laba rugi. Ilustrasi menunjukan penyajian laba per

saham dalam laporan laba rugi :

Laba bersih $300.000

Laba per saham $3.00

Apabila laporan laba rugi berisikan komponen laba antara, laba per saham harus

diungkapkan untuk setiap komponen. Berikut ini adalah contohnya:

Laba per saham:

Laba dari operasi berlanjut $4,00

Rugi dari operasi yang dihentikan, setelah pajak 0,06

Laba sebelum pos luar biasa 3,40

Page 17: Akuntansi keuangan Bab 16

Keuntungan luar biasa, sesudah pajak 1,00

Laba bersih $4,40

Pengungkapan ini memungkinkan para pemakai laporan keuangan untuk mengetahui pengaruh

laba dari operasi berlanjut terhadap EPS, yang dibedakan dari laba atau rugi dari pos-pos tidak

biasa.

2.1. LABA PER SAHAM – STRUKTUR MODAL SEDERHANA

Struktur modal perusahaan bersifat sederhana jika hanya terdiri dari saham biasa atau

tidak mencakup saham biasa potensial yang pada saat konversi atau penggunaan dapat mendilusi

laba per saham biasa. Struktur modal bersifat kompleks jika mencakup sekuritas yang dapat

mempunyai pengaruh dilutive terhadap laba per saham biasa.

o Dividen Saham Preferen

Sebagaimana telah ditunjukan sebelumnya, laba per saham berhubungan dengan laba per

saham biasa. Jika suatu perusahaan memiliki baik saham biasa maupun saham preferen yang

beredar, maka deviden saham preferen tahun berjalan dikurangi dari laba bersih untuk

memperoleh laba yang tersedia untuk pemegang saham biasa. Ilustrasi rumus untuk menghitung

laba per saham:

Laba per saham= Laba Bersih−Dividen Saham PreferenRata−rata Tertimbang jumlahSaham yang Beredar

dalam melaporkan informasi tentang laba per saham, perusahaan harus menghitung laba yang

tersedia bagi pemegang saham biasa. Untuk melakukannya, dividen saham preferen harus

dikurangi dari setiap komponen laba antara (laba dari operasi berlanjut dan laba sebelum pos-pos

luar biasa) dan akhirnya dari laba bersih. Jika dividen saham preferen tgelah diumumkan dan

terjadi rugi bersih, maka dividen saham preferen itu akan ditambahkan ke rugi untuk menghitung

kerugian per saham.

Jika saham preferen bersifat kumulatif dan dividen tidak diumumkan pada tahun berjalan,

maka jumlah yang sama dengan dividen yang seharusnya sudah diumumkan untuk tahun

Page 18: Akuntansi keuangan Bab 16

berjalan saja yang harus dikurangi dari laba bersih (atau ditambahkan ke rugi bersih). Dividen

tertunggak untuk tahun sebelumnya harus dicantumkan dalam perhitungan tahun sebelumnya.

o Jumlah Rata-Rata Tertimbang Saham Yang Beredar

Dalam semua perhitungan laba per saham, jumlah rata-rata tertimbang saham yang

beredar selama periode bersangkutan merupakan dasar untuk melaporkan jumlah per saham.

Saham yang diterbitkan atau dibeli selama periode itu akan mempengaruhi jumlah saham yang

beredar dan harus ditimbang menurut bagian dari periode peredarannya. Dasar pemikiran untuk

pendekatan ini adalah mencari jumlah ekuivalen dari keseluruhan saham yang beredar selama

tahun berjalan.

Untuk menggambarkan asumsi Franks Inc., mengalami perubahan jumlah saham biasa yang

beredar selama satu periode seperti yang disajikan pada ilustrasi berikut:

Tanggal Perusahaan Saham Saham Beredar

1 Januari Saldo Awal 90.000

1 April Diterbitkan 30.000 saham secara tunai 30.000

120.000

1 Juli Dibeli 39.000 saham 39.000

81.000

1 November Diterbitkan 60.000 saham secara tunai 60.000

31 Desember Saldo Akhir 141.000

Page 19: Akuntansi keuangan Bab 16

Franks menghitung rata-rata tertimbang jumlah saham yang beredar sebagai berikut:

Tanggal (A) (B) (C)

Beredar saham Bagian saham tertimbang

Yang beredar dari tahun (A x B)

1 Jan – 1 Apr. 90.000 3/12 22.500

1 Apr – 1 Jun. 120.000 3/12 30.000

1 Jun – 1 Nov. 81.000 4/12 27.000

1 Nov – 31 Des 141.000 2/12 32.000

o Deviden Saham Dan Pemecahan Saham

Apabila terjadi dividen saham atau pemecahan saham, perhitungan rata-rata tertimbang

jumlah saham membutuhkan penetapan kembali saham yang beredar sebelum dividen saham

atau pemecahan saham terjadi. Sebagai contoh, asumsikan bahwa Vijay Corp. memiliki 100.000

saham yang beredar tanggal 1 Januari dan menerbitkan dividen 25% pada tanggal 30 Juni. Untuk

tujuan perhitungan rata-rata tertimbang tahun berjalan, tambahan 25.000 saham yang beredar

sebagai hasil dari dividen saham diasumsikan telah beredar sejak awal tahun. Jadi rata-rata

tertimbang untuk tahun berjalan Vijay Corp. menjadi 125.000 saham.

Penerbitan dividen saham atau pemecahan saham harus ditetapkan kembali tetapi

penerbitan atau pembelian kembali saham secara tunai tidak perlu ditetapkan kembali, karena

pemecahan saham atau dividen saham tidak meningkatkan atau menurunkan aktiva bersih

perusahaan; hanya saham tambahan yang diterbitkan , dan karena itu rata-rata tertimbang saham

Page 20: Akuntansi keuangan Bab 16

harus ditetapkan kembali. Setelah ditetapkan kembali, perbandingan atas laba per saham dapat

dibuat antara periode sebelum dan sesudah pemecahan saham atau deviden saham. Sebaliknya,

penerbitan atau pembelian saham secara tunai akan mengubah jumlah aktiva bersih. Akibatnya

perusahaan memperoleh laba yang lebih besar atau lebih kecil di masa depan sebagai hasil dari

perubahan aktiva bersih. Jika dinyatakan dengan cara lain, maka pemecahan saham atau dividen

saham tidak mengubah total investasi pemegang saham , karena hal tersebut hanya

meningkatkan jumlah saham biasa yang mewakili investasi tersebut.

Berikut adalah ilustrasi yang menggambarkan bagaimana dividen saham mempengaruhi

perhitungan rata-rata tertimbang jumlah saham beredar dari Sabrina Comp.

Tanggal Perubahan Saham Saham Beredar

1 Januari Saldo Awal 100.000

1 Maret Diterbitkan 20.000 saham secara tunai 20.000

120.000

1 Juni 60.000 saham tambahan ( dividen saham 50%) 60.000

180.000

1 November Diterbitkan 30.000 saham secara tunai 30.000

31 Desember Saldo Akhir 210.000

Page 21: Akuntansi keuangan Bab 16

Sabrina Comp. menghitung rata-rata tertimbang jumlah saham yang beredar sebagai berikut :

Tanggal

Beredar

(A)

Saham yang

Beredar

(B)

Penetapan

Kembali

(C)

Bagian dari

Tahun

(D)

Saham

Tertimbang

(AxBxC)

1 Jan – 1 Mar 100.000 1,50 2/12 25.000

1 Mar – 1 Jun 120.000 1,50 3/12 45.000

1 Jun – 1 Nov 180.000 5/12 75.000

1 Nov – 31 Des 210.000 2/12 35.000

Rata-rata tertimbang jumlah saham yang beredar 180.000

Saham yang beredar tanggal 1 Januari sampai 1 Juni harus disesuaikan dengan dividen

saham, sehingga saham tersebut ditetapkan atas dasar yang sama seperti saham yang diterbitkan

kemudian untuk dividen saham. Saham yang diterbitkan setelah dividen saham tidak perlu

ditetapkan kembali karena hal itu telah ditetapkan atas dasar yang baru. Dividen saham hanya

menetapkan kembali saham yang ada. Perlakuan yang sama juga diterapkan pada pemecahan

saham.

Jika dividen saham atau pemecahan saham terjadi setelah akhir tahun tetapi sebelum

laporan keuangan diterbitkan , maka jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar selama

tahun tersebut harus ditetapkan kembali.

2.2. LABA PER SAHAM – STRUKTUR MODAL KOMPLEKS

Page 22: Akuntansi keuangan Bab 16

Sekuritas dilutif adalah sekuritas yang dapat dikonversi menjadi saham biasa. Sekuritas

dilutif dapat menimbulkan masalah karena konversi atau penggunaannya dapat mengurangi laba

per saham. Pengaruh yang merugikan dapat menjadi signifikan dan tidak diperkirakan kecuali

laporan keuangan memperhatikan kemungkinan pengaruh dilutif dalam beberapa cara.

Terdapat struktur modal yang kompleks apabila perusahaan mempunyai sekuritas

konvertibel, opsi, warran atau hak-hak lain atas dasar konversi atau penggunaan yang dapat

mendilusi laba per saham. Oleh karena itu, apabila perusahaan mempunyai struktur modal yang

kompleks , baik laba per saham dasar maupun yang didilusi umumnya dilaporkan.

Perhitungan laba per saham yang didilusi ( diluted EPS) sama dengan perhitungan EPS

dasar. Perbedaannya adalah bahwa EPS yang didilusi mencakup pengaruh seluruh saham biasa

dilutif yang potensial yang telah beredar selama periode berjalan.

Beberapa sekuritas adalah antidilutif, yaitu sekuritas yang konversi atau penggunaannya

akan meningkatkan laba per saham ( atau mengurangi rugi per saham). Perusahaan dengan

struktur modal kompleks tidak akan melaporkan laba per saham yang didilusi jika sekuritas pada

struktur modalnya adalah antidilutif. Tujuan dari penyajian ganda ini adalah untuk

menginformasikan para pemakai laporan keuangan situasi yang mungkin akan terjadi dan

menyajikan “kasus terburuk” dalam situasi dilutif (EPS dilutive). Jika sekuritas bersifat

antidilutif , maka kemungkinan konversi atau penggunaan dianggap kecil, jadi perusahaan yang

hanya mempunyai sekuritas anti dilutif diwajibkan untuk hanya melaporkan jumlah EPS dasar.

o EPS yang Didilusi – Sekuritas Konvertibel

Pada saat dikonversi, sekuritas konvertibel ditukar dengan saham biasa. Metode yang

digunakan untuk mengukur pengaruh dilutif dari konversi potensial terhadap EPS disebut

sebagai metode jika dikonversi (if-converted method). Metode jika dikonversi untuk obligasi

konvertibel mengasumsikan :

1. Konversi sekuritas konvertibel pada awal periode (atau pada saat penerbitan sekuritas,

jika diterbitkan selama periode berjalan)

2. Penghapusan bunga yang berhubungan sesudah pajak.

Page 23: Akuntansi keuangan Bab 16

Jadi, pembagi (denominator) – jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar –

ditingkatkan dengan tambahan saham yang diasumsikan dapat diterbitkan. Sementara pembilang

(numerator) – laba bersih – ditingkatkan dengan jumlah beban bunga, sesudah pajak yang

berkaitan dengan saham biasa potensial tersebut.

Contoh Komprehensif – Metode Jika Dikonversi

Sebagai contoh, Mayfield corporation mempunyai laba bersih tahun berjalan sebesar

$210.000 dan rata-rata tertimbang jumlah saham biasa yang beredar selama periode berjalan

sebanyak 100.000 saham. Karena itu, laba per saham dasar adalah $2,10 ($210.000 : 100.000).

perusahaan juga mempunyai dua terbitan obligasi surat hutang konvertibel yang beredar. Salah

satunya adalah obligasi 6% yang dijual pada 100 (total $1.000.000) pada tahun sebelumnya dan

dapat dikonversi menjadi 20.000 saham biasa. Sementara yang lainnya berupa obligasi 10% yang

dijual pada 100 (total $1.000.000) pada tanggal 1 april tahun berjalan dan dapat dikonversi

menjadi 32.000 saham biasa. Tariff pajak adalah 40%.

Sebagaimana ditunjukkan pada ilustrasi 16-18, untuk menentukan pembilangan laba

persaham yang didilusi, Mayfield menambahkan kembali bunga atas sekuritas jika konversikan

dikurangi pengaruh pajak yang berhubungan. Karena metode jika dikonversi mengansumsikan

konversi dilakukan pada awal tahun,. Maka tidak ada bunga atas obligasi konvertibel yang akan

dibayar selama tahun berjalan. Bunga atas obligasi konvertibel 6% adalah $60.000 untuk tahun

berjalan ($1.000.000 x 6%). Peningkatan beban pajak adalah $24.000 ($60.000 x$ 0,40), dan

bunga yang ditambahkan kembali sesudah pajak adalah $36.000 [ $60.000 - $24.000 atau secara

sederhana $60.000 x ( 1-0,40)].

Laba bersih tahun berjalan $210.000

Ditambah : penyesuaian bunga (sesudah pajak)

Surat hutang 6% ($60.000 x [1-0,40]) 36.000

Surat hutang 10% ($100.000 x 9/2 x [1-0,40]) 45.000

Penyesuaian laba bersih $291.000

Page 24: Akuntansi keuangan Bab 16

Melanjutkan informasi dari ilustrasi 16-18, karena obligasi konvertibel 10% diterbitkan

berikutnya pada awal tahun saham tersebut maka saham dihitung dengan rata-rata tertimbang.

Dengan kata lain, dianggap telah beredar dari tanggal 1 april hingga akhir tahun. Akibatnya,

penyesuaian bunga untuk pembilang obligasi hanya akan mencerminkan bunga selama Sembilan

bulan. Jadi, bunga yang ditambahkan kembali ke obligasi konvertibel 10% akan menjadi $45.000

[$1.000.000 x 10% x 9/2 tahun x (1-0,04)]. Pos terakhir pada ilustrasi 16-18 menunjukkan

penyesuaian laba bersih. Jumlah ini menjadi pembilang pada perhitungan laba persaham yang

diilusi Mayfield.

Rata-rata tertimbang jumlah saham yang beredar 100.000

Ditambah saham yang diasumsikan diterbitkan :

Surat hutang 6% ( pada awal tahun) 20.000

Surat hutang 10% ( tanggal penerbitan, 1 April: 9/12 x 32.000) 24.000

Jumlah rata-rata tertimbang saham yang disesuaikan untuk sekuritas dilutive 144.000

Mayflied kemudian melaporkan EPS dasar dan yang didilusi pada laporan laba-rugi.

Penyajiannya ditunjukkan pada ilustrasi berikut:

Labar bersih tahun berjalan $210.000

Laba per saham (catatan X )

EPS dasar ($210.000 : 100.000) $2,10

EPS yang didilusi ($291.000 : 144.000) $2,02

o Faktor-Faktor Lainnya

Contoh diatas mengasumsikan bahwa obligasi MayField dijual pada jumlah nominal. Jika

obligasi dijual dengan premi atau diskonto, maka beban bunga harus disesuaikan setiap periode

untuk memperhitungkan kejadian ini. Karena itu, jumlah beban bunga yang ditambahkan

Page 25: Akuntansi keuangan Bab 16

kembali, sesudah pajak, ke laba bersih adalah beban bunga yang dilaporkan dalam laporan laba-

rugi (bukan bunga yang dibayar secara tunai selama periode berjalan).

Disamping itu, tingkat konversi atas sekuritas dilutive juga dapat berubah selama periode

sekuritas dilutive tersebut beredar, dalam situasi ini, untuk perhitungan EPS yang didilusi,

tingkat konversi paling menguntungkan yang tersedia untuk pemegang saham akan digunakan.

Sebagai contoh, asumsikan bahwa obligasi konvertibel diterbitkan 1 januari 2005, dengan tingkat

konversi sebesar 10 saham biasa untuk setiap obligasi yang dimulai tanggal 1 januari 2007;

mulai 1 januari 2010, tingkat konversinya adalah 12 saham biasa untuk setiap obligasi, dan mulai

1 januari 2014, tingkat konversinya adalah 15 saham untuk setiap obligasi. Dalam menghitung

EPS yang didilusi pada tahun 2005, digunakan tingkat konversi 15 saham untuk satu obligasi.

Terakhir, jika surat hutang konvertibel 6% digantikan dengan saham preferen konvertibel

6%, maka saham preferen konvertibel itu akan dianggap sebagai saham biasa yang potensial dan

dianggap sebagai saham yang beredar dalam perhitungan EPS yang dilusi. Dividen saham

preferen tidak dikurangi dari laba bersih ketika menghitung pembilang, mengapa tidak? Karena

diasumsikan bahwa saham preferen konvertibel dikonversi dan beredar sebagai saham biasa,

untuk tujuan perhitungan EPS. Laba bersih digunakan sebagai pembilang-tidak ada pengaruh

pajak yang dihitung karena dividen saham preferen pada umumnya tidak dapat dikurangi untuk

tujuan pajak.

o EPS yang Didilusi – Opsi Dan Warran

Opsi saham dan warran yang beredar. Opsi saham dan warran serat ekuivalennya

dimasukkan dalam perhitungan laba persaham melalui metode saham treasur. Metode saham

treasuri mengansumsikan bahwa opsi atau warran digunakan pada awal tahun, dan hasil dari

penggunaan opsi serta warran tersebut digunakan untuk membeli saham biasa untuk treasuri.

Jika harga penggunaan lebih rendah daripada harga pasar saham, maka hasil penggunaan tidak

cukup untuk membeli kembali semua saham. Saham incremental yang tersisa lalu ditambahkan

ke jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar untuk tujuan perhitungan laba per saham

yang didilusi. Jika penggunaa opsi atau warran lebih rendah daripada harga pasar saham, maka

akan terjadi dilusi. Jika harga penggunaan opsi atau warran lebih tinggi daripada harga pasar

Page 26: Akuntansi keuangan Bab 16

saham, maka saham akan berkurang. Dalam kasus ini, opsi atau warran bersifat antidilutif karena

pemanfaatannya diasumsikan menyebabkan kenaikan laba persaham.

o Perjanjian Penerbitan Kontinjen

Dalam penggabungan usaha, pihak yang mengakuisisi dapat menjanjikan untuk

menerbitkan saham tambahan disebut sebagai saham kontinjen jika beberapa syarat tertentu

terpenuhi. Jika saham-saham tersebut dapat diterbitkan hanya setelah berlalunya waktu atau pada

pencapaian laba atau tingkat harga pasar tertentu dan tingkat ini dicapai pada akhir tahun, maka

saham-saham itu harus dianggap beredar untuk perhitungan laba per saham yang didilusi.

Sebagai contoh, asumsikan bahwa Watts Corporation membeli Cardoza Company dan

setuju untuk memberi pemegang saham Cardoza Company 20.000 saham tambahan pada tahun

2010, jika laba bersih Cardoza Company pada tahun 2009 adalah $90.000. Pada tahun 2008 laba

bersih Cardoza Company adalah $100.000. Karena laba tahun 2009 yang dijanjikan sebesar

$90.000 telah tercapai, maka laba per saham yang didilusi Watts untuk tahun 2008 akan

memasukkan 20.000 saham kontinjen dalam perhitungan saham yang beredar.

o Penelaahan Kembali Sekuritas Antidilutif

Dalam menghitung EPS yang didilusi, agregat dari semua sekuritas dilutif harus

dipertimbangkan. Namun pertama-tama kita harus menentukan sekuritas dilutif mana yang

secara potensial dalam kenyataannya bersifat antidilutif harus dikeluarkan dan tidak dapat

digunakan untuk mengoffset sekuritas dilutif.

Sekuritas antidikutif adalah sekuritas yang pencantumannya dalam perhitungan laba per

saham akan meningkatkan laba per saham (atau mengurangi rugi bersih per saham). Dengan opsi

atau warran, dimana harga penggunaan lebih besar dari pada harga pasar, maka sekuritas itu

adalah antidilutif.

Untuk mengilustrasikannya, anggaplah bahwa martin corporation mempunyai terbitan

hutang 6% senilai senilai $1.000.000 yang dapat dikonversi menjadi 10.000 saham biasa. Laba

bersih tahun berjalan adalah $210.000, jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar

adalah 100.000 saham dan tariff pajak adalah 40%. Dalam kasus ini diasumsikan bahwa konversi

Page 27: Akuntansi keuangan Bab 16

hutang menjadi saham biasa pada awal tahun membutuhkan penyesuaian laba bersih dan jumlah

rata-rata tertimbang saham yang beredar berikut :

Laba bersih tahun berjalan $210.000 jumlah rata-rata saham yang

Ditambah: penyesuaian untuk Beredar 100.000

Bunga (sesudah pajak) ditambah: saham yang diterbitkan

Atas surat hutang 6% atas asumsi konversi hutang 10.000

$60.000 x (1-0,40) 36.000 jumlah rata-rata saham biasa

Laba bersih yang disesuaikan $246.000 dan saham biasa potensial 110.000

EPS dasar = $210.000 + 100.000 =$2,10

EPS yang Didilusi = $246.000 + 110.000 = $2,24 = Antidilutif

Sebagai jalan pintas, hutang konvertibel juga dapat diidentifikasi sebagai antidilutif

dengan membandingkan EPS yang dihasilkan dari konversi, $3,60 , dengan EPS sebelum

pencantuman hutang konvertibel $2,10.

Sekuritas antidilutif harus diabaikan dalam semua perhitungan dan tidak boleh

dipertimbangkan dalam perhitungan laba per saham yang didilusi. Pendekatan ini masuk akal

karena tujuan profesi akuntan adalah menginformasikan para inverstor mengenai kemungkinan

dilusi yang mungkin terjadi pada pelaporan laba per saham, dan bukan mengenai sekuritas yang

jika dikonversi atau digunakan akan menghasilkan kenaikan laba per saham.

o Penyajian dan Pengungkapan EPS

Page 28: Akuntansi keuangan Bab 16

Jika struktur modal suatu perusahaan bersifat kompleks, maka penyajian per saham akan menjadi

sebagai berikut :

Laba per saham biasa

Laba per saham dasar $3,30

Laba per saham yang didilusi $2,70

Apabila laba periode mencakup pos-pos tidak biasa, perusahaan harus menunjukkan

jumlah per saham laba dari operasi berlanjut, laba belum pos-pos luar biasa, dan laba bersih.

Perusahaan yang melaporkan operasi yang dihentikan atau pos luar biasa, harus menyajikan

jumlah per saham untuk pos-pos lain yang sejenis pada laporan laba-rugi atau catatan atas

laporan keuangan. Penyajian pos-pos luar biasa disajikan pada ilustrasi berikut :

Laba per saham dasar

Laba sebelum pos luar biasa $3,80

Pos luar biasa 0,80

Laba bersih $3,00

Laba per saham yang didilusi

Laba sebelum pos luar biasa $3,35

Pos luar biasa 0,65

Laba bersih $2,70

Jumlah laba per saham harus diperlihatkan untuk semua periode yang disajikan dan

jumlah laba per saham periode sebelumnya yang telah disajikan harus ditetapkan kembali untuk

dividen saham dan pemecahan saham. Jika data EPS yang didilusi dilaporkan paling tidak

selama satu periode, maka hal ini harus laporkan untuk semua periodepenyajian, meskipun hal

ini sama dengan EPS dasar. Apabila hasil operasi periode sebelumnya telah ditetapkan kembali

Page 29: Akuntansi keuangan Bab 16

sebagai hasil penyesuaian periode sebelumnya, maka data laba per saham yang diperlihatkan

untuk periode sebelumnya juga harus ditetapkan kembali.

Struktur modal kompleks dan penyajian ganda per saham memerlukan pengungkapan

tambahan berikut dalam bentuk catatan:

1. Uraian tentang hak dan keistimewaan atau privilege dari berbagai sekuritas yang

beredar.

2. Rekonsiliasi pembilang dan pembagi dalam perhitungan laba per saham dasar dan

yang didilusi, termasuk pengaruh laba individual dan jumlah saham dari semua

sekuritas yang mempengaruhi EPS.

3. Pengaruh devidendalam saham preferen tertentu dalam menentukan laba yang tersedia

untuk pemegang saham biasa ketika menghitung EPS dasar.

4. Sekuritas yang secara potensial dapat mendilusi EPS dasar dimasa depan yang tidak

dimasukkan dalam perhitungannya karena dapat menjadi antidilutif.

5. Pengaruh konversi sesudah akhir tahun, tetapi sebelum laporan diterbitkan.

o Ringkasan Perhitungan EPS

Perhitungan laba per saham menimbulkan permasalahan yang kompleks. Bidang ini

bersifat controversial karena banyak sekuritas, meskipun secara teknis bukan merupakan saham

biasa, namun mempunyai karakteristik dasar. Beberapa perusahaan telah menerbitkan sekuritas

jenis ini dan bukan saham biasa untuk menghindari pengaruh dilutive yang merugikan terhadap

laba per saham. Ilustrasi berikut menggambarkan poin-poin mendasar dari perhitungan laba per

saham dalam struktur modal sederhana dana struktur modal kompleks.

Page 30: Akuntansi keuangan Bab 16

Struktur Modal Sederhana

(Penyajian EPS Tunggal)

Menghitung Laba yang Berlaku untuk Saham Biasa

(Laba Bersih dikurangi Dividen Preferen)

EPS= Laba yangBerlaku untuk Saham BiasaRata−rataTertimbang Jumlah Saham Biasa

Menghitung Rata-Rata Tertimbang

Jumlah Saham Biasa yang Beredar

Struktur Modal Kompleks (Penyajian Ganda EPS)

LABA PER SAHAM DASAR

Rumus :

Laba yang berlaku untuk saham biasa

Jumlah rata-rata tertimbang saham

Laba Per Saham yang Didilusi

(Termasuk semua sekuritas dilutif potensial)

Sekuritas Konvertibel

(Selalu dimasukkan jika dilutif)

Opsi dan Warran

(Selalu dimasukkan jika dilutif)

Page 31: Akuntansi keuangan Bab 16

DAFTAR PUSTAKA

Donald E.kieso, Jerry J Weygandt. Terry D. Warfield.2007. Akuntansi Intermediate Edisi

Kedua Belas Jilid 2. Jakarta : Erlangga

Rumus :

Laba yang berlaku untuk saham biasa yang telah disesuaikan dengan bunga (setelah pajak) dan dividen preferen atas semua sekuritas dilutive : jumlah rata-rata tertimbang saham biasa dengan mengasumsikan dilusi maksimum dari semua sekuritas dilutive.