Akuntansi Investasi
-
Upload
hasyim-muhammad -
Category
Documents
-
view
13 -
download
1
description
Transcript of Akuntansi Investasi
Tinjauan Kritis : Pernyataan No. 06
AKUNTANSI INVESTASI
Tujuan Akuntansi Investasi
Standar Akuntansi Pemerintahan Pernyataan No. 06 menyatakan bahwa
Pernyataan Standar Akuntansi Investasi bertujuan untuk mengatur perlakuan akuntansi
untuk investasi dan pengungkapan informasi penting lainnya yang harus disajikan dalam
laporan Keuangan.
Penyertaan modal pemerintah pada badan usaha/badan hukum merupakan salah
satu bentuk kekayaan pemerintah. Namun banyak pemerintah daerah yang masih belum
menyadari bahwa pengeluaran yang telah dilakukan untuk penyertaan modal merupakan
kekayaan pemerintah daerah. Pada masa yang lalu, pengeluaran untuk penyertaan modal
dicatat sebagai belanja sehingga menimbulkan persepsi bahwa pengeluaran tersebut
merupakan beban (expense) dan bukan merupakan kekayaan daerah (cost). Ketika
pemerintah daerah dituntut untuk menyusun neraca, kebanyakan pemerintah daerah
kesulitan untuk menelusuri bukti kepemilikan penyertaan modal yang pernah dilakukan.
Adalah hal yang bagus jika penyertaan modal yang dilakukan pemerintah
daerah adalah penyertaan pada badan usaha yang memiliki sistem pembukuan yang
teratur sehingga bukti kepemilikan tersebut masih bisa ditelusuri dari sisi penerima dana
investasi, namun justru hal yang sebaliknya yang banyak terjadi. Pemerintah Daerah
kadang-kadang bahkan masih belum mengerti apakah suatu pengeluaran dapat
dikategorikan sebagai penyertaan modal hanya karena pemerintah daerah tidak menerima
bukti berupa sertifikat saham.
Definisi Investasi
Pernyataan standar ini mendefinisikan investasi sebagai asset yang
dimaksudkan untuk memperoleh manfaat ekonomi seperti bunga, deviden dan royalty,
atau manfaat sosial, sehingga dapat meningkatkan kemampuan pemerintah dalam rangka
pelayanan kepada masyarakat. Yang dimaksud dengan manfaat sosial adalah manfaat
yang tidak dapat diukur langsung dengan satuan uang namun berpengaruh pada
peningkatan pelayanan pemerintah pada masyarakat luas maupun golongan masyarakat
tertentu.
Hal ini berbeda dengan investasi pada private sector dimana tujuan utama dari
investasi adalah untuk mendapatkan monetary benefits.Dana bergulir yang akhir-akhir ini
sedang digalakan oleh Pemerintah Kabupaten / Kota adalah salah satu contoh dimana
manfaat sosialnya lebih menonjol dibanding manfaat ekonomi. Dana yang dimaksudkan
untuk membantu menggerakan roda ekonomi masyarakat baik dalam bidang pertanian,
perkebunan maupun peternakan tersebut dipinjamkan ke masyarakat atau kelompok
masyarakat dengan tidak dikenakan bunga. Kalaupun dikenakan bunga sangat rendah
jauh dari bunga yang berlaku umum.
Bentuk-bentuk Investasi
Investasi yang dilakukan oleh pemerintah dapat berupa pemanfaatan surplus
anggaran untuk mendapatkan pendapatan dalam jangka panjang dan pemanfaatan dana
menganggur untuk investasi jangka pendek dalam rangka manajemen kas.
Klasifikasi Investasi
Investasi dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu investasi jangka pendek dan
investasi jangka panjang. Investasi jangka pendek adalah investasi yang dapat segera
dicairkan dan dimaksudkan untuk dimiliki selama 12 (dua belas) bulan atau kurang.
Karakteristik investasi jangka pendek adalah dapat segera diperjualbelikan atau dicairkan,
ditujukan untuk manajemen kas dan berisiko rendah. Sehingga yang termasuk investasi
jangka pendek adalah antara lain deposito berjangka waktu tiga sampai dua belas bulan
dan atau yang dapat diperpanjang secara otomatis, dan pembelian Surat Utang Negara
(SUN) pemerintah jangka pendek dan pembelian Sertifikat Bank Indonesia.
Tidak termasuk investasi jangka pendek adalah kepemilikan modal saham
yang bertujuan untuk mengendalikan suatu badan usaha, surat berharga yang dibeli
dengan tujuan untuk menjaga hubungan kelembagaan yang baik dengan pihak lain, dan
surat berharga yang tidak dimaksudkan untuk dicairkan dalam memenuhi kebutuhan kas.
Dalam uraian di atas disebutkan bahwa deposito berjangka waktu tiga bulan
diklasifikasikan sebagai investasi jangka pendek dan bukan sebagai setara kas, sehingga
dalam Laporan Aliran Kas deposito berjangka waktu tiga bulan harus dikeluarkan dari
saldo kas. Kebanyakan Pemerintah Kabupaten / Kota maupun Pemerintah Propinsi yang
sudah menerapkan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 29 Tahun 2002 tentang
Pedoman Pengurusan, Pertanggungjawaban dan Pengawasan Keuangan Daerah serta
Tata Cara Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, Pelaksanaan Tata
Usaha Keuangan Daerah dan Penyusunan Perhitungan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah, dimana dalam keputusan tersebut deposito jangka pendek merupakan bagian dari
komponen kas.
Investasi jangka panjang adalah investasi yang dimaksudkan untuk dimiliki
lebih dari 12 (dua belas) bulan. Investasi jangka panjang kemudian dikelompokkan lagi
menjadi investasi permanent dan investasi non permanent.
Investasi permanent adalah investasi jangka panjang yang dimaksudkan untuk
dimiliki secara berkelanjutan yaitu untuk dimiliki terus menerus tanpa ada niat untuk
memperjualbelikan atau menarik kembali. Yang termasuk ke dalam investasi ini adalah
penyertaan modal pemerintah pada suatu perusahaan dan investasi lain untuk
menghasilkan pendapatan atau pelayanan kepada masyarakat.
Investasi non permanent adalah investasi jangka panjang yang dimaksudkan
untuk dimiliki secara tidak berkelanjutan, misalnya pembelian obligasi atau surat utang
yang dimiliki sampai tanggal jatuh tempo, penanaman modal dalam proyek
pembangunan yang dapat dialihkan kepada pihak ketiga, dana yang disisihkan untuk
memberikan pelayanan masyarakat seperti bantuan modal kerja secara bergulir,
penyertaan modal untuk penyehatan/penyelamatan perekonomian, dll.
Banyak hal yang harus diperhatikan khusus untuk bantuan modal kerja yang
diberikan secara bergulir atau sering disebut dengan dana bergulir. Daripada manfaat
ekonomi, pemerintah daerah pada umumnya lebih mengutamakan manfaat sosial yang
akan didapatkan. Pada saat penyaluran, dana ini biasanya sudah dikeluarkan dari Kas
Daerah tapi kemudian dikelola oleh dinas teknis yang berkaitan, misalnya bantuan modal
kerja bergilir untuk petani dikelola dinas pertanian, bantuan modal kerja untuk nelayan
dikelola oleh dinas kelautan, dan lain sebagainya.
Berbeda dengan penyertaan modal yang dikeluarkan pada badan usaha
tertentu yang jelas statusnya, perlakuan terhadap dana bergulir yang demikian tersebut,
rancu karena dana tersebut sudah dikeluarkan dari komponen kas daerah namun masih
berada dalam lingkungan dinas tertentu, sehingga mengesankan adanya entitas yang
mandiri dalam pemerintah daerah. Dana ini akan terus terakumulasi hingga mencapai
jumlah yang cukup besar karena setiap tahun akan terus ditambah. Karena
pengelolaannya yang biasanya tidak professional, maka dana ini menjadi sulit
dikendalikan. Mengelola perguliran dana tidak termasuk tugas pokok dinas teknis.
Pengakuan Investasi
Suatu pengeluaran kas atau asset dapat diakui sebagai investasi jika memenuhi
salah satu kriteria:
a. Kemungkinan manfaat ekonomi dan manfaat sosial atau jasa potensial di masa
yang akan datang atas suatu investasi tersebut dapat diperoleh pemerintah.
b. Nilai perolehan atau nilai wajar investasi dapat diukur secara memadai (reliable).
Kriteria pertama menyatakan bahwa investasi dapat diakui jika kemungkinan
manfaat ekonomi dan manfaat sosial di masa yang akan datang dapat diperoleh
pemerintah. Kata dan pada kalimat manfaat ekonomi dan manfaat sosial
menimbulkan interpretasi bahwa suatu pengeluaran kas atau asset dapat diakui sebagai
investasi jika memiliki kedua kemungkinan manfaat di masa yang akan datang yaitu
manfaat ekonomi dan manfaat sosial. Atau sesungguhnya suatu pengeluaran kas atau
asset dapat diakui sebagai investasi jika mempunyai salah satu kemungkinan manfaat
yang akan datang yaitu manfaat ekonomi atau manfaat sosial saja.
Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 pasal 41 ayat (1) menyatakan bahwa
pemerintah dapat melakukan investasi jangka panjang untuk memperoleh manfaat
ekonomi, sosial dan/atau manfaat lainnya. Sementara dalam Peraturan Pemerintah No.
105 Tahun 2000 Tentang Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah Pasal
19 ayat (3) menyatakan bahwa Pemerintah Daerah dapat melakukan investasi dalam
bentuk penyertaan modal, deposito atau bentuk investasi lainnya sepanjang hal tersebut
memberi manfaat bagi peningkatan pelayanan masyarakat dan tidak mengganggu
likuiditas pemerintah daerah.
Dalam pernyataan tersebut jelas disebutkan bahwa pemerintah dapat
melakukan investasi untuk memperoleh manfaat satu atau gabungan dari manfaat
ekonomi, social, atau manfaat lainnya.
Pengeluaran untuk perolehan investasi jangka pendek diakui sebagai
pengeluaran kas tetapi tidak dilaporkan sebagai belanja dalam Laporan Realisasi
Anggaran, sedang pengeluaran untuk perolehan investasi jangka panjang diakui sebagai
pengeluaran pembiayaan.
Hal yang perlu diperhatikan dalam kaitannya dengan metode pencatatan
tersebut adalah jika suatu investasi jangka pendek dilakukan melewati tahun anggaran.
Pernyataan standar akuntansi investasi tidak menyatakan apakah jangka waktu suatu
investasi jangka pendek dapat melewati satu tahun anggaran atau harus dicairkan kembali
dalam tahun anggaran yang bersangkutan. Jika jangka waktu investasi jangka pendek
melewati satu tahun anggaran, maka dalam penyusunan Laporan Aliran Kas harus
memperhitungkan pengeluaran atau penerimaan kas yang terjadi untuk/dari investasi
karena pengeluaran/penerimaan tersebut tidak dicatat dalam Laporan Realisasi Anggaran.
Pengukuran Investasi
Investasi jangka pendek dalam bentuk surat berharga seperti saham dan
obligasi jangka pendek dicatat sebesar biaya perolehan, yaitu harga transaksi investasi itu
sendiri ditambah komisi perantara, jasa bank dan biaya lainnya yang timbul dalam rangka
perolehan tersebut. Jika investasi tidak diperoleh dengan biaya perolehan, investasi
dinilai dengan nilai wajar investasi pada tanggal perolehannya yaitu sebesar harga pasar.
Bila tidak ada nilai wajar, biaya perolehan setara kas yang diserahkan atau nilai wajar
asset lain yang diserahkan untuk memperoleh investasi tersebut.
Metode Penilaian Investasi
Penilaian investasi pemerintah dapat dilakukan dengan tiga metode yaitu:
1. Metode biaya
Investasi dicatat dengan sebesar biaya perolehan. Penghasilan atas investasi diakui
sebagai pendapatan dan tidak mempengaruhi besarnya investasi pada badan
usaha/badan hukum yang terkait.
2. Metode ekuitas
Investasi awal dicatat sebesar biaya perolehan, dikurangi atau ditambah dengan
bagian laba atau rugi pemerintah setelah tanggal perolehan. Bagian laba kecuali
dividen dalam bentuk saham yang diterima pemerintah akan mengurangi nilai
investasi pemerintah dan tidak dilaporkan sebagai pendapatan.
3. Metode nilai bersih yang dapat direalisasikan
Digunakan terutama untuk kepemilikan yang akan dilepas/dijual dalam jangka waktu
dekat.
Metode yang umum digunakan oleh pemerintah daerah saat ini adalah metode biaya
karena relatif lebih mudah dalam sistem pencatatannya.
Pengakuan Hasil Investasi
Hasil investasi yang diperoleh dari investasi jangka pendek dicatat sebagai
pendapatan, sedang dividen tunai yang diperoleh dari penyertaan modal pemerintah yang
dicatat dengan metode biaya dicatat sebagai pendapatan. Sedangkan bila menggunakan
metode ekuitas bagian laba yang diperoleh dicatat mengurangi nilai investasi dan tidak
dicatat sebagai pendapatan hasil investasi.
Pelepasan dan Pemindahan Investasi
Pelepasan investasi pemerintah dapat terjadi karena penjualan dan pelepasan
hak karena peraturan pemerintah dan lain sebagainya. Penerimaan penjualan investasi
jangka pendek diakui sebagai penerimaan kas tetapi tidak dilaporkan sebagai pendapatan
dalam Laporan Realisasi Anggaran. Penerimaan dari pelepasan investasi jangka panjang
diakui sebagai penerimaan pembiayaan. Pelepasan sebagian dari investasi dinilai dengan
menggunakan nilai rata-rata, yaitu nilai yang diperoleh dengan cara membagi total nilai
investasi terhadap total jumlah saham yang dimiliki oleh pemerintah.
Penyajian dan Pengungkapan Investasi
Hal-hal lain yang harus diungkapkan dalam laporan keuangan pemerintah
berkaitan dengan investasi pemerintah antara lain:
a. Kebijakan akuntansi untuk penentuan nilai investasi;
b. Jenis-jenis investasi, investasi permanent dan non permanent;
c. Perubahan harga pasar baik investasi jangka pendek maupun jangka panjang;
d. Penurunan nilai investasi yang signifikan dan penyebab penurunan tersebut;
e. Investasi yang dinilai dengan nilai wajar dan alasan penerapannya;
f. Perubahan pos investasi.
Contoh Pencatatan Akuntansi Investasi
Pengakuan awal
Investasi jangka pendek
Investasi jangka pendek Rpxxx,00
Kas Rpxxx,00
Investasi jangka panjang
Pengeluaran pembiayaan Rpxxx,00
Kas Rpxxx,00
Investasi jangka panjang Rpxxx,00
Ekuitas Dana Rpxxx,00
Pelepasan hak
Investasi jangka pendek
Kas Rpxxx,00
Investasi jangka pendek Rpxxx,00
Investasi jangka panjang
Kas Rpxxx,00
Penerimaan pembiayaan Rpxxx,00
Ekuitas Dana Rpxxx,00
Investasi jangka panjang Rpxxx,00