Akuntansi Dasar 2

download Akuntansi Dasar 2

of 78

description

4

Transcript of Akuntansi Dasar 2

POLITEKNIK NEGERI MADIUN

PENDAHULUAN

Buku ajar Dasar-Dasar Akuntansi 2 mencakup penjelasan detil perkiraan-perkiraan jasa. Penyajian materi dimulai dari kas sampai Aktiva Tetap dan Hutang baik Hutang Lancar maupun Hutang Jangka Panjang.Tujuan Instruksional Umum dari penulisan buku ajar ini adalah agar mahasiswa mampu membuat pencatatan perkiraan-perkiran sebagaimana tercantum dalam Neraca. Tujuan Instruksional Kusus meliputi: Mahasiswa mampu melakukan pengendalian kas. Mahasiswa mampu melakukan pencatatan piutang dagang. Mahasiswa mampu melakukan pencatatan piutang wesel. Mahasiswa mampu melakukan pencatatan persediaan dengan beberapa metode. Mahasiswa mampu melakukan pencatatan aktiva tetap. Mahasiswa mampu melakukan pencatatan hutang lancar. Mahasiswa mampu melakukan pencatatan hutang jangka pendek.Buku ajar ini berisi tujuh Bab, dimana:Bab I, berisi tentang pengendalian internal terhadap kas dengan disertai rekonsiliasi bank.Bab II, menyajikan pengertian piutang dagang beserta pencatatannya.Bab III, menyajikan pengertian piutang wesel beserta pencatatannya.Bab IV, menyajikan tiga macam pecatatan persediaan yaitu FIFO, LIFO dan rata-rataBab V, menyajikan pecatatan aktiva tetap berwujud dengan empat macam metode depresiasi, penghentian aktiva tetap dan deplesi.Bab VI, menyajikan pecatatan hutang lancar berupa hutang wesel berbunga maupun tidak berbunga, juga upah/gaji terutama penghitungan lembur.Bab VI, menyajikan pecatatan hutang jangka panjang, diskonto obligasi, premi obligasi dan memilih surat berharga.

PENGENDALIAN INTERNAL TERHADAP KAS1

Tujuan Instruksional Umum bab ini adalah mahasiswa mampu menjelaskan pengendalian kas dan mampu membuat rekonsiliasi bank. Sedangkan Tujuan Instruksional Khusus meliputi:1. Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian kas. 2. Mahasiswa mampu menjelaskan pengendalian penerimaan dan pengeluaran kas. 3. Mahasiswa mampu membuat rekonsiliasi saldo bank dan perusahaan.

A. Pengertian Kas. Hampir semua transaksi perusahaan akan melibatkan uang kas, baik itu merupakan transaksi penerimaan maupun pengeluaran kas dan transaksi-transaksi yang lain akan berakhir dengan rekening kas ini. Kas merupakan harta yang paling lancer atau likuid, paling mudah diselewengkan, maka diperlukan suatu sistem dan prosedur akuntansi untuk mencatat dan mengendalikan kas. Kas adalah alat pertukaran yang diakui oleh masyarakat umum dan oleh sebab itu merupakan dasar-landasan yang kuat untuk dipakai sebagai alat pengukur terhadap semua kegiatan ekonomi di dalam perusahaan.Ada dua kriteria agar alat pembayaran dapat diklasifikasikan sebagai kas: 1. Harus dapat diterima umum sebagai alat pembayaran atau diterima oleh bank sebagai simpanan sebesar nilai nominalnya. 2. Harus dapat digunakan sebagai alat pembayaran untuk kegiatan sehari-hari. Kas meliputi uang tunai dan instrumen atau alat-alat pembayaran yang diterima oleh umum, baik yang ada di dalam perusahaan maupun yang disimpan di bank (uang tunai kertas dan logam, cek, wesel cek, rekening bank yang berbentuk tabungan dan giro). Kas memiliki sifat-sifat atau karakteristik: 1. Kas mempunyai sifat yang aktif tetapi tidak produktif. 2. Kas (uang tunai) tidak mempunyai identitas kepemilikan dan mempunyai sifat yang mudah dipindahtangankan. Dari dua sifat kas tersebut maka dapat diambil kesimpulan bahwa unsur perencanaan dan pengawasan terhadap kas harus mendapatkan perhatian yang serius bagi manajemen.

B. Sistem Pengendalian Internal Terhadap KasAkuntansi terhadap kas lebih dititik beratkan pada fungsi penyediaan informasi untuk kepentingan manajemen terhadap kas. Secara garis besar akuntansi terhadap kas harus diarahkan kepada dua hal yaitu : Administrative dan Accounting Control , yang secara umum terdiri dari: 1. Menyediakan kas yang cukup untuk operasi perusahaan sehari-hari (likuiditas).2. Menghindarkan terjadinya kas yang menganggur (idle money) 3. Mencegah terjadinya kerugian-kerugian sebagai akibat dari adanya penyalahgunaan terhadap kas. Adanya suatu pengendalian intern yang memadai, merupakan syarat mutlak demi perlindungan dan keamanan terhadap kas. Sistem pengendalian intern meliputi semua sarana, alat dan peraturan-peraturan yang digunakan oleh perusahaan dengan tujuan untuk : 1. Mengamankan dan mencegah terjadinya pemborosan, penyalahgunaan dan ketidak-efisiensian dari sumber ekonomi yang dimiliki perusahaan. 2. Menjamin ketelitian dan dapat dipercayainya ( reliability ) keberadaan data operasional dan akuntansi yang dihasilkan. 3. Mendorong tercapainya efisiensi operasi dan dipatuhinya kebijaksanaan manajemen. Sistem pengendalian intern tidak dirancang untuk dapat mendeteksi adanya kesalahan- kesalahan, tetapi lebih mengutamakan pada usaha-usaha pencegahan dan mengurangi kemungkinan terjadinya kesalahan dan penyalahgunaan. Harus ada pemisahan fungsi operasi, pencatatan dan penyimpanan dalam segala bidang kegiatan perusahaan.Berhubungan dengan kas, adanya pemisahan antara pengelola fisik uang (penerimaan, penyimpanan dan pengeluaran) dan pengelolaan administrasinya mutlak diperlukan. Dalam fungsi penerimaan kas; pengawasan harus ditujukan agar semua uang yang seharusnya diterima, benar- benar diterima dan dicatat. Dan dalam fungsi pengeluaran kas; pengawasan harus diarahkan agar tidak terjadi pengeluaran kas tanpa adanya otorisasi oleh pejabat yang berwenang.

C. Pengawasan Kas Sistem pengawasan intern suatu perusahaan berbeda dengan perusahaan lain karena bentuk dan jenis perusahaan bermacam-macam. Tetapi ada dasar-dasar tertentu yang bisa digunakan sebagai pedoman untuk mengadakan pengawasan terhadap kas sebagai berikut: Penerimaan UangProsedur-prosedur pengawasan yang dapat digunakan antara lain: 1. Harus ditunjukkan dengan jelas fungsi-fungsi dalam penerimaan kas dari setiap penerimaan kas harus segera dicatat dan disetor ke bank. 2. Diadakan pemisahan fungsi antara pengurusan kas dengan fungsi pencatatan kas. 3. Diadakan pengawasan yang ketat terhadap fungsi penerimaan dan pencatatan kas. Selain itu setiap hari harus dibuat laporan kas. Pengeluaran Uang Beberapa prosedur pengawasan yang penting adalah sebagai berikut: 1. Semua pengeluaran uang menggunakan cek kecuali untuk pengeluaran-pengeluaran kecil dibayar dari kas kecil. 2. Dibentuk dana kas kecil yang diawasi dengan ketat. 3. Penulisan cek hanya dilakukan apabila didukung bukti-bukti yang lengkap atau dengan kata lain digunakan sistem voucher. 4. Dipisahkan antara orang-orang yang mengumpulkan bukti-bukti pengeluaran, yang menulis cek, yang menandatangani cek dan yang mencatat pengeluaran kas. 5. Diadakan pemeriksaan intern dengan jangka waktu yang tidak tertentu.6. Diharuskan membuat kas harian.

D. Rekonsiliasi Bank Apabila setiap penerimaan uang disetor ke bank dan setiap pengeluaran uang (kecuali yang jumlahnya relatif kecil) menggunakan cek maka rekening kas akan dapat dibandingkan dengan laporan bank. Rekonsiliasi laporan bank berguna untuk mengecek ketelitian pencatatan dalam rekening kas dan catatan bank, selain itu untuk mengetahui penerimaan atau pengeluaran yang belum dicatat oleh perusahaan. Dalam membuat rekonsiliasi laporan bank perlu diketahui bahwa yang direkonsiliasikan adalah catatan perusahaan dan bank, sehingga harus dibuat perbandingan antara keduanya agar dapat diketahui perbedaan-perbedaan yang ada. Perbandingan ini dilakukan dengan cara debit rekening kas dibandingkan dengan kredit catatan bank yang bisa dilihat laporan bank kolom penerimaan, dan kredit rekening kas dibandingkan dengan debit catatan bank yang bisa dilihat dari laporan bank kolom pengeluaran. Biasanya laporan bank diterima bulanan dan akan direkonsiliasikan dengan catatan kas. Rekonsiliasi laporan bank sebaiknya dibuat oleh pegawai yang tidak mempunyai kepentingan terhadap kas. Hal-hal yang menimbulkan perbedaan antara saldo menurut catatan kas dengan saldo menurut laporan bank dapat digolongkan sebagai berikut : 1. Elemen-elemen yang oleh perusahaan sudah dicatat sebagai penerimaan uang tetapi belum dicatat oleh bank. Contoh: a. Setoran yang dikirimkan ke bank pada akhir bulan tetapi belum diterima oleh bank sampai bulan berikutnya (setoran dalam perjalanan/ deposit in transit ). b. Setoran yang diterima oleh bank pada akhir bulan, tetapi dilaporkan sebagai setoran bulan berikutnya, karena laporan bank sudah terlanjur dibuat (setoran dalam perjalanan/ deposit in transit). c. Uang tunai yang tidak disetorkan ke bank (cash on hand). d. Non Sufficient Check (NSC) yaitu cek yang tidak cukup dananya untuk diuangkan. 2. Elemen-elemen yang sudah dicatat sebagai penerimaan oleh bank tetapi belum dicatat oleh perusahaan. Contoh: a. Bunga yang diperhitungkan oleh bank terhadap simpanan, tetapi belum dicatat dalam buku perusahaan (jasa giro). b. Penagihan wesel oleh bank, sudah dicatat oleh bank sebagai penerimaan tetapi perusahaan belum mencatatnya. 3. Elemen-elemen yang sudah dicatat oleh perusahaan sebagai pengeluaran tetapi bank mencatatnya sebagai pengeluaran. Contoh: a. Cek-cek yang beredar (outstanding cheque) yaitu cek yang sudah dikeluarkan oleh perusahaan dan sudah dicatat sebagai pengeluaran kas tetapi oleh yang menerima belum diuangkan ke bank sehingga bank belum mencatatnya sebagai pengeluaran. b. Cek yang sudah ditulis dan sudah dicatat dalam jurnal pengeluaran uang tetapi ceknya belum diserahkan kepada yang dibayar maka cek tersebut belum merupakan pengeluaran oleh karena itu jurnal pengeluaran kas harus dikoreksi pada akhir periode (cheque on hand). 4. Elemen-elemen yang sudah dicatat oleh bank sebagai pengeluaran tetapi belum dicatat oleh perusahaan. Contoh: a. Cek dari langganan yang ditolak oleh bank karena kosong tetapi belum dicatat oleh perusahaan. b. Bunga yang diperhitungkan atas overdraft (saldo kredit kas) tetapi belum dicatat oleh perusahaan. c. Biaya jasa bank yang belum dicatat oleh perusahaan. Selain keempat hal di atas, perbedaan antara saldo kas dengan saldo kas menurut laporan bank dapat terjadi akibat kesalahan-kesalahan yang terjadi dalam catatan perusahaan maupun catatan bank. Untuk dapat membuat rekonsiliasi laporan bank maka kesalahan-kesalahan yang ada harus dikoreksi. Rekonsiliasi bank dapat dibuat dalam 2 macam cara yang berbeda: 1. Rekonsiliasi Saldo Akhir, yang dapat dibuat dalam 2 bentuk: a. Laporan rekonsiliasi saldo bank dan saldo kas untuk menunjukkan saldo yang benar. b. Laporan rekonsiliasi saldo bank kepada saldo kas 2. Rekonsiliasi saldo awal, penerimaan, pengeluaran dan saldo akhir, yang bisa dibuat dalam 2 bentuk : a. Laporan rekonsiliasi saldo bank kepada saldo kas (4 kolom). b. Laporan rekonsiliasi saldo bank dan saldo kas untuk menunjukkan saldo yang benar.Contoh Rekonsiliasi Bank: Pada bulan Februari 2012 PT. Baruna memiliki perkiraan kas perusahaan seperti di bawah ini:KasFeb. 1 6152328Sisa 79.900.00016.000.00036.000.00022.000.00048.000.000Feb. 3 121925278.000.00062.000.00022.000.00010.000.00018.000.000

Feb 28Sisa 81.900.000

Rekening Koran pada bulan Februari : Feb 1 Sisa awal 79.900.000

7Setoran 16.000.000

15Setoran 36.000.000

22Setoran 22.000.000

74.000.000

8Cek 8.000.000

16Cek 62.000.000

23Cek 22.000.000

(92.000.000)

Lain-lain:

Biaya pelayanan(200.000)

Cek kosong dari Sdr Dono(14.000.000)

Penagihan oleh Bank atas wesel tagih perusahaan20.000.000

Pembayaran sewa EFT (Electronic Fund Trnasfer)(6.600.000)

Bunga atas nilai sisa rekening300.000

Sisa61.400.000

PT. BarunaRekonsiliasi Bank28 Feb 2012BankNilai Sisa, 28 Feb61.400.000

Setoran dalam perjalanan 48.000.000

109.400.000

Cek dalam peredaran (10.000.000)

(18.000.000)

(28.000.000)

Nilai sisa bank disesuaikan, 28 Feb81.400.000

BukuNilai Sisa, 28 Feb81.900.000

Tagihan oleh bank atas wesel tagih20.000.000

Bunga atas nilai sisa rekening300.000

102.200.000

Biaya pelayanan(200.000)

Cek kosong(14.000.000)

Biaya sewa EFT(6.600.000)

(20.800.000)

Nilai sisa buku disusaikan, 28 Feb81.400.000

Jurnal berdasar rekonsiliasi:28 FebKas 20.000.000

Wesel 20.000.000

28 FebKas 300.000

Pendapatan bunga300.000

28 FebBiaya pelayanan 200.000

Kas 200.000

28 FebPiutang 14.000.000

Kas 14.000.000

28 FebBiaya sewa6.600.000

Kas 6.600.000

E. RangkumanKas merupakan harta yang paling lancer atau likuid, paling mudah diselewengkan, maka diperlukan suatu sistem dan prosedur akuntansi untuk mencatat dan mengendalikan kas. Akuntansi terhadap kas lebih dititik beratkan pada fungsi penyediaan informasi untuk kepentingan manajemen terhadap kas.Sistem pengawasan intern suatu perusahaan berbeda dengan perusahaan lain karena bentuk dan jenis perusahaan bermacam-macam. Rekonsiliasi laporan bank berguna untuk mengecek ketelitian pencatatan dalam rekening kas dan catatan bank, selain itu untuk mengetahui penerimaan atau pengeluaran yang belum dicatat oleh perusahaan.

F. Latihan1. PT. Sumber Daya pada Maret 2012 memilki rekening Kas sbb:

TanggalItemRef. JrnlDebitKreditSisa

Maret 131

SisaPnk.109.106.000

11.353.00015.188.00024.294.00012.941.000

Penerimaan KasPengeluaran Kas

TanggalKas DebitNo CekKas Kredit

Maret 42.716.00014131.465.000

9544.00014141.004.000

111.655.0001415450.000

14896.00014168.000

17367.0001417775.000

25890.000141888.000

312.038.00014194.126.000

Total9.106.0001420970.000

1421200.000

14222.267.000

Total11.353.000

Tambahan Data untuk rekonsiliasi bank :1. EFT setoran merupakan penerimaan sewa bulanan. Debit EFT merupakan pembayaran asuransi bulanan.2. Cek kosong diterima akhir Februari dari Parjo.3. Kas masuk sebesar 1.000.000 dari sebuah wesel tagih pada tanggal 31 Maret termasuk pula pendapatan bunga 122.000.4. Nilai dari cek no. 1419 yang sebenarnya adalah 4.216.000 (akuntan perusahaan salah mencatat menjadi 4.126.000).Pada tanggal 31 Maret PT. Sumber Daya menerima rekening koran sbb: Sisa awal 15.188.000Setoran Dan Kredit LainnyaCek Dan Debit Lainnya

TanggalKas KreditTanggalKas Debet

Maret 1 (EFT) 625.000Maret 8(CK) 441.000

52.716.00091.465.000

10544.000131.004.000

111.655.00014450.000

15896.000158.000

18367.00019(EFT) 340.000

25890.00022775.000

31(PB) 1.000.000 2988.000

Total8.693.000314.216.000

31(BP) 25.000

Total8.812.000

Diminta : Buat rekonsiliasi bank dan jurnalnya.Jawab : PT. Sumber DayaRekonsiliasi Bank31 Maret 2012BankNilai Sisa, 31 Maret15.069.000

Penerimaan2.038.000

Cek dalam peredaran No.1420(970.000)

Cek dalam peredaran No 1421(200.000)

Cek dalam peredaran No 1422(2.267.000)

(3.437.000)

Nilai sisa bank disesuaikan, 31 Maret13.670.000

Buku :Nilai Sisa, 31 Maret12.941.000

EFT625.000

PB1.000.000

1.625.000

Cek beredar(441.000)

EFT(340.000)

BP(25.000)

(806.000)

Cek 1419 (Lain-lain)(90.000)

Nilai sisa buku disesuaikan, 31 Maret13.670.000

Jurnal : 31MaretKas 625.000

Pendapatan sewa625.000

31MaretKas 1.000.000

Wesel tagih878.000

Pendapatan bunga122.000

31MaretBiaya EFT340.000

Kas 340.000

31MaretBiaya pelayanan25.000

Kas 25.000

31MaretBiaya lain-lain90.000

Kas 90.000

31MaretBiaya lain-lain441.000

Kas 441.000

2. Pada 31 Agustus 2012, PT. Perkasa mempunyai saldo kas Rp 6.140.000.000. Laporan dari Bank Beta pada tanggal tersebut menunjukkan bahwa saldo kas adalah Rp 7.695.800.000Data untuk rekonsiliasi bank adalah sebagai berikut:1. Biaya administrasi bank bulan Aguatus adalah Rp 25.000.0002. Bank berhasil menagih piutang wesel untuk PT. Perkasa yang nominalnya Rp 1.800.000.000 pada tanggal 15 Aguatus, ditambah Rp 30.000.000 untuk bunga. Biaya bank untuk jasa ini adalah Rp 10.000.0003. Setoran PT. Perkasa pada 31 Agustus Rp 1.193.300.000 tidak termasuk dalam laporan bank.4. Cek PT. Perkasa No. 2480 yang diterbitkan untuk Bintoro, seorang kreditor senilai Rp 384.000.000 telah salah dicatat dalam jurnal pengeluaran kas perusahaan Rp 348.000.000 5. Cek beredar pada 31 Agustus berjumlah Rp 1.480.100.0006. Laporan bank menunjukkan adanya NSF (Non-sufficient funds) Check Rp 490.000.000 atas cek yang diterima perusahaan dari Arbite Corp.Buatlah rekonsiliasi bank pada 31 Agustus dan jurnal yang diperlukan oleh PT. Perkasa.Jawab:PT. PerkasaRekonsiliasi Bank 31 Agustus 2012 (dalam ribu rupiah)Saldo Kas menurut Bank7.695.800Saldo Kas menurut Perusahaan6.140.000

Ditambah:Ditambah:

Setoran Dalam Perjalanan1.193.300Piutang Wesel1.800.000

Dikurangi:Bunga Piutang Wesel30.000

Cek Beredar1.480.000Dikurangi:

Biaya Penagihan Piutang Wesel10.000

Biaya Administrasi Bank25.000

Kesalahan Pencatatan cek 248036.000

Cek Kosong490.000

7.409.0007.409.000

Jurnal 31 Agustus:Mencatat tertagihnya piutanng weselKas1.820.000.000

Biaya Lain-lain10.000.000

Piutang Wesel1.800.000.000

Pendapatan Bunga30.000.000

Mencatat biaya administrasi bankBiaya Lain-lain25.000.000

Kas25.000.000

Mengkoreksi kesalahan pencatatan cek 2489Hutang Usaha36.000.000

Kas36.000.000

PIUTANG DAGANG2

Tujuan Instruksional Umum bab ini adalah mahasiswa mampu menjelaskan penilaian piutang dagang. Sedangkan Tujuan Instruksional Khusus meliputi:1. Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian piutang dagang.2. Mahasiswa mampu membedakan metode dalam penilaian piutang dagang.3. Mahasiswa mampu membuat jurnal untuk penghapusan piutang dagang dan kerugian piutang.4. Mahasiswa mampu menghitung besarnya kerugian piutang.

A. Pengertian Piutang. Penjualan barang atau jasa adalah merupakan sumber pendapatan perusahaan. Dalam melaksanakan penjualan kepada para konsumen, perusahaan dapat melakukannya secara tunai atau secara kredit. Perusahaan lebih menyukai transaksi penjualan secara tunai karena perusahaan akan segera menerima kas yang akan dapat digunakan kembali untuk mendatangkan pendapatan selanjutnya. Dari sisi konsumen umumnya lebih menyukai bila perusahaan dapat melakukan penjualan secara kredit, karena pembayaran dapat ditunda. Penjualan kredit menimbulkan adanya piutang atau tagihan.Tagihan dalam arti yang luas meliputi segala macam tuntutan (klaim) kepada pihak ketiga yang pada umumnya akan berakibat adanya penerimaan kas di masa yang akan datang atau dengan kata lain tagihan merupakan hak untuk menagih sejumlah uang dari si penjual kepada si pembeli yang timbul dari adanya suatu transaksi. Tagihan-tagihan yang dimiliki perusahaan dapat dibagi dua kelompok: 1. Tagihan-tagihan yang tidak didukung janji-janji tertulis disebut piutang (account receivable). 2. Tagihan-tagihan yang didukung dengan janji-janji tertulis disebut piutang wesel (notes receivable).

B. Jenis PiutangPiutang, menurut sumber atau asal terjadinya dapat dibedakan menjadi : 1. Piutang Dagang, yaitu tagihan-tagihan yang timbul dari transaksi penjualan barang atau jasa. 2. Piutang Bukan Dagang, yaitu tagihan-tagihan yang timbul dari transaksi selain penjualan barang atau jasa. 3. Piutang Pendapatan, yaitu pendapatan yang sudah terjadi tetapi belum diterima (accrued receivable). Penilaian piutang dagang menurut Prinsip Akuntansi Indonesia: piutang dagang harus dicatat dan dilaporkan sebesar nilai kas (netto) yang bisa direalisasikan yaitu jumlah kas bersih yang diperkirakan dapat diterima.Penjualan secara kredit akan menguntungkan perusahaan karena menarik bagi calon pembeli sehingga volume penjualan meningkat di sisi lain penjualan kredit sering juga mendatangkan kerugian ketika debitur tidak mampu atau tidak mau membayar kewajibannya.

C. Metode Pencatatan PiutangPencatatan piutang dapat dilakukan dengan salah satu dari metode berikut ini:1. Metode Konvesional, dalam metode ini posting kedalam kartu piutang dilakukan atas dasar data yang dicatat dalam jurnal.berbagai transaksi yang mempengaruhi piutang adalah:a. Transaksi Penjualan Kredit, transaksi ini di posting dalam kartu piutang atas dasar data yang telah dicatat dalam jurnal penjualan tersebut.b. Transaksi Retur Penjualan, posting transaksi berkurangnya piutang dari transaksi retur penjulan di posting ke dalam kartu piutang atas dasar data yang telah di catat dalam jurnal retur penjualan.c. Transaksi Penerimaan Kas Dari Piutang, posting transaksi berkurangnya piutang dari pelunasan piutang oleh debitur di posting ke dalam kartu piutang atas dasar data yang telah dicatat dalam jurnal umum.d. Transaksi Penghapusan Piutang, transaksi berkurangnya piutang dari transaksi penghapusan piutang di posting ke dalam kartu piutang atas dasar data yang dicatat dalam jurnal umum2. Metode Posting Langsung, metode ini dibagi menjadi dua golongan berikut:a. Metode Posting Harian.1. Posting langsung kedalam kartu piutang dengan tulisan tangan; jurnal hanya menunjukkan jumlah total harian saja (tidak rinci). Dalam metode ini, faktur penjualan yang merupakan dasar untuk pencatatan timbulnya piutang di posting langsung setiap hari secara rinci ke dalam kartu piutang. Jurnal penjualan diisi dengan jumlah total penjualan harian yang merupakan julah faktur penjulaan selama sehari. Faktur yang diterima dari bagian penagihan diterima oleh bagian piutang dalam batch disertai dengan pita daftar total (pre-list tape). Jumlah faktur penjualan yang tercantum dalam pita daftar total tersebut dicatat dalam jurnal penjualan. Selanjutnya, setiap bulan, jurnal penjualan tersebut di posting ke rekening kontrol piutang dalam buku besar. Setiapbulan pula, diadakan rekonsiliasi antara rekening kontrol piutang dengan daftar saldo (trial balance) yang disusun dari kartu piutang. Ada dua cara menangani media yang akan diposting kedalam kartu piutang: Media disortasi meurut abjad sebelum diposting, di posting satu per satu kedalam kartu piutang, dan kemudian dibuat pita pembuktian ketelitian posting dari kartu piutang kemudian dicocokan dengan pita daftar total yang menyertai media pada saat diterima dari bagian penagihan. Pencocokan ini dimaksudkan untuk membuktikan ketelitian posting yang telah dilakukan. Media diposting kedalam kartu piutang sesuai dengan urutan pada waktu diterima dari bagian penagihan2. Posting lansung kedalam kartu piutang dan pernyataan piutang. Dalam metode ini, media di posting kedalam pernyataan piutang dengan kartu piutang dengan kartu piutang sebagai tembusan lembar kedua berfungsi sebagai kartu piutangb. Metode Posting Periodik.1. Posting Ditunda. Pada metode ini faktur penjualan yang diterima dari bagian penaggihan, oleh bagian piutang disimpan sementara, menunggu beberapa hari, untuk nantinya secara sekaligus di posting kedalam kartu piutang bersama-sama dalam sekali periode posting dengan menggunakan mesin pembukuan.2. Penagihan Bersiklus (Cycle Billing). Dalam metode ini pada akhir bulan, dilakukan kegiatan posting yang meliputi: Posting media yang dikumpulkan selama sebulan tersebut kedalam pernyataan piutang dan kartu piutang. Mencatat dan menghitung saldo kartu piutang.. Metode ini membagi pekerjaan posting kedalam kartu piutang dan pernyataan piutang tersebut tersebar merata kedalam hari kerja selama sebulan. Setiap pelanggan akan menerima pernyataan piutang pada tanggal hari kerja yang sama setiap bulan.3. Metode Pencatatan Tanpa Buku Pembantu (ledgerless bookeping), dalam metode ini Faktur penjualan beserta dokumen pendukungnay yang diterima dari bagian penagihan, oleh bagian piutang diarsippkan menurut nama pelanggan dalam arsip faktur yang belum bayar (unpaid invoice file). Pada saat diterima pembayarannya ada dua cara yang ditempuh: Jika pelanggan pelanggan membayar penuh jumlah yang tercantum dalam faktur penjualan, faktur yang bersangkutan di ambil dari arsip faktur yang belum di bayar dan di cap lunas, kemudian dipindahkan kedalam arsip faktur yang telah dibayar. Jika pelanggan hanya membayar sebagian jumlah dalma faktur, jumlah kas yang diterima dan sisa yang belum dibayar oleh pelanggan dicatat pada faktur tersebut. Kemudian dibuat faktur tiruan yang berisi informasi yang sama dengan faktur aslinya, dan faktur tiruan tersebut kemudian disimpan dalam arsip faktur yang telah dibayar, dan faktur asli disimpan kembali kedalam arsip faktur yang belum dibayar.4. Metode Pencatatan Piutang Dengan Komputer. Metode pencacatatan ini menggunakan batch system. Dalam sistem ini dokumen sumber yang mengubah piutang dikumpulkan dan sekaligus di posting setiap hari untuk memutakhirkan catatan piutang.dalam sistem ini dibentuk dua macam arsip: arsip transaksi (transaction file) dan arsip induk (master file) dan pancatatan piutangnya dilkukan secara hariain dan setiap hari pula, arsip transaksi digunakan untuk memutakhirkan arsip induk piutang.

D. Prosedur Pencatatan Piutang1. Pernyataan Saldo Akhir Bulan, pernyataan ini tidak memberikan informasi apapun kepada debitur untuk dasar rekonsiliasi dengan catatanya, jika saldo yang tercantum dalam pernyataan piutang berbeda dengan saldo yang tercantum dalam catatannya2. Pernyataan Satuan, pernyataan piutang ini berisi: Saldo kewajiban debitur pada awal bulan, Mutasi debit dan kredit selama sebulan beserta penjelasan rinci setiap transaksi, dan Saldo kewajiban debitur pada akhir bulan. Prosedur pembuatan pernyataan piutang dilakukan sebagai berikut:a. Pada awal bulan, diambil formulir pernyataan piutang 2 lembar. lembar pertama akan berfungsi sebagai pernyataan piutang, sedangkan lembar kedua akan berfungsi sebagai catatan piutang (pengganti kartu piutang)b. Saldo piutang kepada debitur pada akhir bulan yang lalu (dari arsip tembusan pernyataan piutang bulan sebelumnya) dicantumkan dalam formulir pernyataan piutang tersebut.c. Semua transaksi pendebitan dan pengkeditan ke rekening debitur tersebut di catat dalam formulir pernyataan piutang (2 lembar) tersebut.d. Pada akhir bulan, lembar pertama formulir pernyataan piutang tersebut dipisahkan dari lembar kedua, dan kemudian dikirimkan kepada debitur yang bersangkutan. Lembar pertama formulir tersebut berfungsi sebagai pernyataan piutang. Lembar kedua kemudian disimpan dalam arsip menurut nama debitur, dan berfungsi sebagai catatan piutang (buku pembantu piutang)e. Pada awal bulan berikutnya, satu set formulir pernyataan piutang yang baru (2 lembar) diambil disisi dengan saldo piutang kepada debitur yang bersangkutan pada akhir bulan yang sebelumnya (diambilkan dari arsip tembusan pernyataan piutang)3. Pernyataan Saldo Berjalan Dengan Rekening Konvensional (Running Balance Statement With Conventional Account). Perbedaan diantara pernyataan satuan dengan pernyataan saldo berjalan dengan rekening konvensional adalah terletak pada cara posting dan isi catatan piutangnya. Prosedur pembuatan pernyataan piutang saldo berjalan dengan rekening konvensional adalah ebaqgai berikut:4. Pernyataan Faktur Yang Belum Dillunasi (Open Item Statement). Pernyataan piutang berisi daftar faktur-faktur yang belum dilunasi oleh debiturnya pada tanggal tertentu disertai dengan tanggal faktur danjumlah rupiahnya. Pengunaan bentuk pernyataan piutang ini dimungkinkan jika para pelanggan diharuskan membayar jumlah yang tercantum dalam faktur.

E. Kerugian Piutang Dalam akuntansi, kerugian ini biasa disebut dengan kerugian piutang, biaya piutang tak tertagih, dan biaya piutang ragu-ragu. Pencatatan kerugian piutang dapat dilakukan dengan dua metode : 1. Metode Cadangan (allowance).2. Metode Penghapusan Langsung. Metode Cadangan (allowance). Untuk menaksir jumlah piutang yang tidak dapat ditagih, manajemen dapat menggunakan dua dasar yaitu : 1. Prosentase dari Penjualan. Prosentase ini didasarkan pada pengalaman di waktu yang lalu dan kebijakan kredit yang ditetapkan perusahaan 2. Prosentase dari Piutang. Untuk menetapkan prosentase ini manajemen biasanya menggunakan daftar yang disebut Daftar Umur Piutang. Analisis ini disebut sebagai Analisis Umur Piutang Dalam metode ini perlu diperhatikan bahwa: 1. Kerugian piutang tak dapat tertagih ditentukan jumlahnya melalui taksiran dan dibandingkan ( matched ) dengan penjualan pada periode akuntansi yang sama dengan periode terjadinya penjualan. 2. Jumlah piutang yang ditaksir tidak akan dapat diterima, dicatat dengan mendebet Rekening Kerugian Piutang dan mengkredit Rekening Cadangan Kerugian Piutang. 3. Kerugian piutang yang sesungguhnya terjadi dicatat dengan mendebet Rekening Cadangan Kerugian Piutang dan mengkredit Rekening Piutang Dagang pada saat dihapus dari pembukuan. Kerugian piutang dilaporkan dalam laporan rugi laba sebagai biaya operasional. Rekening Cadangan Kerugian Piutang adalah suatu rekening kontra (lawan) aktiva yang menggambarkan bagian dari tagihan kotor terhadap konsumen yang diperkirakan tidak akan dapat ditagih di masa yang akan datang. Rekening ini pada akhir tahun tidak ditutup, melainkan dicantumkan dalam neraca pada kelompok aktiva lancar sebagai pengurang terhadap rekening piutang dagang. Penghapusan piutang akan mengurangi rekening piutang dagang maupun rekening cadangan kerugian piutang, tetapi nilai tunai yang dapat direalisasikan dari piutang tetap.Metode Penghapusan Langsung (direct write-off).Dalam penerapan metode ini jumlah kerugian tidak perlu ditaksir dan dalam pembukuan tidak digunakan rekening Cadangan Kerugian Piutang. Apabila suatu piutang diyakini tidak akan dapat ditagih lagi, maka kerugian akibat piutang tersebut langsung didebetkan ke dalam rekening Kerugian Piutang dan rekening Piutang Dagang dikredit.Bila terjadi penerimaan kembali piutang yang telah dihapus, maka perusahaan harus membuat dua ayat jurnal yaitu : 1. Ayat jurnal untuk mencatat balik piutang yang telah dihapus sehingga tercatat kembali dalam pembukuan sebagai piutang. 2. Jurnal untuk mencatat penerimaan kas dari piutang yang telah dihapus. Bila ditinjau dari konsep penandingan ( matching concept ) metode ini tidak memberikan gambaran penandingan yang tepat baik dalam laporan rugi laba maupun neraca perusahaan, karena rekening Kerugian Piutang hanya akan menunjukkan jumlah kerugian yang diderita, dan piutang dagang akan dilaporkan dalam neraca sebesar jumlah brutonya. Dan pelaporan biaya (kerugian) tidak pada periode yang sama dengan periode penjualannya. Alasan tersebut di atas mendasari bahwa metode penghapusan langsung tidak diakui dalam pelaporan keuangan.Contoh: Transaksi yang terjadi di PT Jawa selama tahun 2012 adalah sebagai berikut:1. Menjual barang dagangan secara kredit seharga 600.000.0002. Menerima pelunasan piutang dagang sebesar 570.000.0003. Menghapus piutang kepada Andriono sebesar 2.400.0004. Menghapus piutang kepada Budiman sebesar 4.200.0005. Andriono melunasi piutang yang sudah dihapus sejumlah 1.800.000a. Bila perusahaan menggunakan metode cadangan dan menaksir piutang yang tidak tertagih sebesar 1,5 % dari total penjualan, buat jurnal dan hitung piutang bersih.b. Buat jurnal, dimana perusahaan menggunakan metode penghapusan langsung untuk mencatat piutang.Jawab :a. Metode CadanganKerugian piutang9.000.000

Cadangan kerugian piutang9.000.000

Piutang dagang600.000.000

Cadangan kerugian piutang9.000.000

Nilai piutang bersih591.000.000(pada Neraca)

Cadangan kerugian piutang mengurangi piutang pada Neraca. Kerugian piutang dalam L-R sebagai biaya.b. Metode Penghapusan:Piutang dagang600.000.000

Penjualan600.000.000

Kas570.000.000

Piutang dagang570.000.000

Penghapusan piutang pada Andriono:

Cadangan kerugian piutang2.400.000

Piutang dagang2.400.000

Penghapusan piutang pada Budiman:

Cadangan kerugian piutang4.200.000

Piutang dagang4.200.000

Pelunasan piutang yang dihapus:

Piutang dagang1.800.000

Cadangan kerugian piutang1.800.000

Kas1.800.000

Piutang dagang1.800.000

F. RangkumanDalam melaksanakan penjualan kepada para konsumen, perusahaan dapat melakukannya secara tunai atau secara kredit. Penjualan kredit menimbulkan adanya piutang atau tagihan.Penjualan secara kredit akan menguntungkan perusahaan karena menarik bagi calon pembeli sehingga volume penjualan meningkat di sisi lain penjualan kredit sering juga mendatangkan kerugian ketika debitur tidak mampu atau tidak mau membayar kewajibannya. Kerugian ini biasa disebut dengan kerugian piutang, biaya piutang tak tertagih, dan biaya piutang ragu-ragu. Pencatatan kerugian piutang dapat dilakukan dengan dua metode : 1. Metode Cadangan (allowance).2. Metode Penghapusan Langsung.

G. Latihan1. Pada 31 Desember 2012 PT. Balian memiliki catatan sebagai berikut:Piutang dagang400.000.000

Penjualan bersih2.000.000.000

Cadangan kerugian piutang1.250.000

a. Buat jurnal bila perusahaan menaksir piutang yang tidak tertagih sebesar 2% dari penjualan bersih. b. Buat jurnal bila perusahaan menaksir piutang yang tidak tertagih sebesar 4% dari saldo akhir piutang dagang. Jawab: a.Kerugian piutang40.000.000

Cadangan kerugian piutang40.000.000

b.Kerugian piutang16.000.000

Cadangan kerugian piutang16.000.000

2. PT. Paragon selama tahun 2012 memiliki transaksi sebagai berikut: Penjualan sebesar 1.600.000.000, dimana 850.000000 tunai dan dengan kredit 750.000.000 Menerima pelunasan piutang sebesar 700.000.000 Menghapus piutang CV. Partosa sebesar 8.500.000 Menghapus piutang UD. Lingkar sebesar 5.500.000 UD. Lingkar melunasi piutang yang sudah dihapus sejumlah 3.700.000 CV Partosa melunasi piutang yang sudah dihapus sejumlah 8.500.000a. Bila perusahaan menggunakan metode cadangan dan menaksir piutang yang tidak tertagih sebesar 3 % dari total penjualan, buat jurnal hitung piutang bersih.b. Bila perusahaan menggunakan metode penghapusan langsung buat jurnal untuk mencatat piutang.Jawab :a. Metode Cadangan, jurnalnya:Kerugian piutang22.500.000

Cadangan kerugian piutang22.500.000

Piutang dagang750.000.000

Cadangan kerugian piutang22.500.000

Nilai piutang bersih728.000.000

b. Metode Penghapusan:Piutang dagang750.000.000

Penjualan750.000.000

Kas700.000.000

Piutang dagang700.000.000

Penghapusan piutang CV. Partosa:

Cadangan kerugian piutang8.500.000

Piutang dagang8.500.000

Penghapusan piutang UD. Lingkar:

Cadangan kerugian piutang5.500.000

Piutang dagang5.500.000

Pelunasan piutang yang sudah dihapus dari UD Lingkar:

Piutang dagang3.700.000

Cadangan kerugian piutang3.700.000

Kas3.700.000

Piutang dagang3.700.000

Pelunasan piutang yang sudah dihapus dari CV. Partosa:

Piutang dagang8.500.000

Cadangan kerugian piutang8.500.000

Kas8.500.000

Piutang dagang8.500.000

PIUTANG WESEL3

Tujuan Instruksional Umum bab ini adalah mahasiswa mampu menjelaskan dan menghitung diskonto piutang wesel. Sedangkan Tujuan Instruksional Khusus meliputi:1. Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian piutang wesel.2. Mahasiswa mampu menghitung dan membuat jurnal pendiskontoan

A. Pengertian Piutang Wesel Piutang Wesel adalah janji tertulis yang tidak bersyarat dari satu pihak ke pihak lain untuk membayar sejumlah uang pada tanggal tertentu di masa yang akan datang. Definisi lain piutang wesel merupakan perintah membayar dan janji membayar sejumlah uang tertentu. Piutang Wesel ini yang dinamakan surat aksep atau surat sanggup. Dalam dunia bisnis piutang wesel juga bisa disebut sebagai Wesel Tagih, Promes, Aksep dan Promisionary Notes atau Notes receivable . Piutang wesel dapat dipisahkan menjadi : 1. Piutang wesel berbunga (interest bearing) yaitu piutang wesel yang nilai jatuh temponya sebesar nominal ditambah dengan bunga. 2. Piutang wesel tidak berbunga (non interest bearing) yaitu piutang wesel yang mempunyai nilai jatuh tempo sebesar nilai nominal. Piutang wesel dapat dipindahtangankan dan ada yang tidak dapat dipindahtangankan. Jika wesel dapat dipindahtangankan artinya adalah yang membuat wesel akan membayar pada orang (badan) yang memegang wesel tersebut pada saat jatuh tempo. Wesel yang dapat dipindahtangankan dapat didiskontokan ke bank sebelum jatuh temponya. Piutang wesel biasanya timbul karena: 1. Terjadinya transaksi penjualan secara kredit 2. Pemberian pinjaman uang 3. Perubahan piutang dagang menjadi piutang wesel. Piutang wesel yang jangka waktu pembayaran atau jatuh temponya kurang dari satu tahun akan dicatat dalam aktiva lancar. Dan Piutang Wesel yang berjangka waktu lebih dari satu tahun dianggap sebagai Piutang Jangka Panjang. Piutang wesel dinilai berdasarkan jumlah yang diharapkan dapat ditagih (net realizable value) dan pada prinsipnya sama dengan piutang dagang. Pada piutang wesel berbunga, jumlah uang yang diterima oleh pemegang wesel/promes pada tanggal jatuh tempo adalah sebesar nilai nominal ditambah dengan bunga. Bunga piutang wesel biasanya dinyatakan dalam prosentase ( % ) dari nilai nominal piutang wesel.Contoh : Pada tanggal 1 Januari 2012 PT Barokah menarik wesel atas debiturnya PT. Brahman dengan nilai nominal sebesar Rp. 600.000.000, bunga wesel sebesar 6 %, wesel tersebut jatuh tempo setelah 90 hari.Berdasarkan data diatas, maka bunga wesel dapat dihitung dengan cara sebagai berikut:Nilai nominal=600.000.000

Bunga : 6 % x 90/360 x 600.000.000=9.000.000

Jumlah uang yang diterima=Rp. 609.000.000

B. Pengakuan Piutang WeselSuatu piutang wesel mungkin timbul bersamaan dengan transaksi penjualan atau pemberian pinjaman uang,atau karena perubahan dari piutang dagang menjadi piutang wesel. 1. Meminjamkan Uang Misal: Bank Prima pada 5 September 2012 memberikan kas kepada Sdr.Rahmad sebesar Rp 10.000.000. Pada tanggal jatuh tempo 5 September 2013 Sdr.Rahmad membayar ke Bank sebesar Rp 10.900.000 (Pokok Rp 10.000.000 ditambah bunga Rp 900.000). Maka jurnal yang dibuat Bank Prima:Jurnal 5 September 2012 (meminjamkan uang):Wesel Tagih10.000.000

Kas10.000.000

Jurnal 5 September 2013 (menagih wesel):Kas10.900.000

Wesel Tagih10.000.000

Pendapatan Bunga900.000

2. Menjual Dengan Wesel TagihMisal: Pada 20 oktober 2012, UD. Merin menjual perlengkapan rumah tangga senilai Rp 15.000.000 kepada Sdr. Lukman. Sdr. Lukman menandatangani promossory note berjangka 90 hari dengan bunga 10%. Maka jurnal yang dibuat UD. Merin untuk mencatat penjualan dan penagihan dari Sdr. Lukman:Jurnal 5 September 2012 (melakukan penjualan):Wesel Tagih15.000.000

Pendapatan Penjualan15.000.000

Jurnal 5 September 2013 (menagih wesel):Kas10.375.000

Wesel Tagih15.000.000

Pendapatan Bunga375.000

3. Wesel Tagih Atas HutangMisal: CV. Martini tidak dapat membayar kepada CV. Hardono. CV. Hardono mungkin menerima wesel tagih berjangka 1 tahun senilai Rp 4.000.000 dengan bunga 9% dari CV. Martini. Jurnal yang dibuat CV. Hardono:Wesel Tagih4.000.000

Pendapatan Penjualan4.000.000

C. Penilaian dan Pelunasan Piutang WeselPitang wesel yang jangka waktu pembayaran atau jatuh temponya kurang dari satu tahun akan dicatat dalam aktiva lancar. Piutang wesel yang berjangka waktu lebih dari satu tahun dianggap sebagai Piutang Jangka Panjang. Piutang wesel dinilai berdasarkan jumlah yang diharapkan dapat ditagih (net realizable value) dan pada prinsipnya sama dengan Piutang Dagang. Wesel Tagih Jangka pendek dicatat dan dilaporkan pada nilai bersih yang dapat direalisasi, yakni pada jumlah nominalnya dikurangi semua penyisihan yang diperlukan. Perkiraan penyisihan wesel tagih yang utama adalah penyisihan untuk piutang yang diragukan. Perhitungan dari estimasi yang terlibat dalam penilaian wesel tagih jangka pendek dan dalam mencatat beban piutang tak tertagih dan penyisihan yang berkaitan persis sama dengan piutang usaha. Baik sebagai persentase atas pendapatan penjualan atau suatu analisis piutang dapat digunakan untuk mengestimasi jumlah piutang yang tak tertagih. Wesel tagih jangka panjang menimbulkan masalah estimasi tambahanSuatu wesel mungkin akan disimpan perusahaan sambil menunggu hari jatuh temponya,dan pada saat tersebut nanti perusahaaan akan menerima pembayaraan dari pihak tertarik sebesar nilai nominal wesel ditambah bunga dan selanjutnya perusahaan akan mengakhiri piutang wesel yang bersangkutan. Penerimaan penyelesaian wesel, Suatu wesel dikatakan dilunasi apabila wesel tersebut dibayar secara penuh pada tanggal jatuh temponya. Untuk wesel berbunga ,jumlah yang dilunasi meliputi nilai nominal wesel ditambah dengan bunga selama jangka waktu wesel tertentu. Piutang wesel tak tertagih, Suatu wesel tidak dapat ditagih apabila wesel tersebut tidak dibayar dalam jumlah penuh pada tanggal jatuhnya,wesel yang tak dapat ditagih tidak dapat dialihkan dan oleh karenanya harus diubah menjadi piutang dagang.

D. Pendiskontoan Wesel Mendiskontokan wesel adalah meminjam uang ke bank dengan menggunakan wesel sebagai jaminan. Bank akan memberikan pinjaman tetapi dikurangi dengan bunga yang diperhitungkan dengan selama jangka waktu diskonto, bunga yang diperhitungkan ini disebut juga diskonto.Syarat pendiskontoan wesel adalah jika pembuat wesel tidak melunasi weselnya pada tanggal jatuh tempo maka pihak yang mendiskontokan bertanggung jawab untuk melunasi wesel tersebut. Jumlah uang yang diterima oleh kreditur (penarik wesel) pada tanggal pendiskontoan wesel tentu saja lebih kecil dibandingkan dengan jumlah uang yang diterima pada tanggal jatuh tempo wesel. Jumlah uang yang diterima penarik wesel pada saat mendiskontokan wesel dari pihak lain atau bank adalah sebesar nilai jatuh tempo wesel dikurangi dengan potongan diskonto (atau sering dikenal dengan nama diskonto)Contoh : Piutang Wesel 90 hari tertanggal 8 Mei 2012 sebesar Rp 18.000.000,- dengan bunga 12% dari PT Priyono di diskontokan di bank pada 3 Juni dengan bunga 14%. Buat jurnal pada 3 Juni 2012.Jatuh tempo 7 Agustus 2012

Nilai nominal=Rp18.000.000

Bunga wesel: (18.000.000x90x12%)/360=Rp540.000

Nilai akhir=Rp18.540.000

Diskonto 65 hari

Nilai diskonto: (18.540.000 x 65 X 14%)/360=Rp468.650

Kas: 18.540.000 468.650=Rp18.071.350

Jurnal 3 Juni 2012:Kas 18.071.350

Piutang Wesel18.000.000

Pendapatan bunga 71.350

E. RangkumanPiutang wesel merupakan perintah membayar dan janji membayar sejumlah uang tertentu. Dua macam piutang wesel, yaitu piutang wesel berbunga (interest bearing) dan piutang wesel tidak berbunga (non interest bearing).Wesel yang dapat dipindahtangankan dapat didiskontokan ke bank sebelum jatuh temponya. Jumlah uang yang diterima oleh kreditur pada tanggal pendiskontoan wesel lebih kecil dibandingkan dengan jumlah uang yang diterima pada saat jatuh tempo wesel.

F. Latihan 1. Wesel dengan nominal Rp. 5.000.000, jangka waktu 2 bulan, tertanggal 2 Maret 2012, didiskontokan pada tanggal 26 Maret dengan diskonto 10%. Buat jurnal tanggal 26 Maret 2012.Jawab: periode diskonto dihitung 36 hari (26 Maret s.d. 1 Mei 2012). Jumlah uang yang diterima pada tanggal 26 Maret 2012 adalah : Nilai jatuh tempo wesel=Rp5.000.000

Diskonto : 5.000.000x10%x36/360=Rp50.000

Kas diterima4.950.000

Jurnal 26 Maret 2012 : Kas 4.950.000

Biaya Bunga50.000

Piutang Wesel5.000.000

2. Wesel Tagih dengan nominal Rp 300.000.000 jangka waktu 2 bulan, tertanggal 1 Mei 2012. Wesel Tagih tersebut didiskontokan pada tanggal 26 Mei 2012 dengan diskonto 10 %. Buat jurnalnya, jika :a. Wesel Tagih Tidak Berbungab. Wesel Tagih BerbungaJawab:a. Wesel Tagih tidak berbungaJumlah uang yang diterima pada tanggal 26 Mei 2012 dapat dihitung:Nilai jatuh tempo wesel Rp 300.000.000Diskonto : Rp 300.000.000x10%x36/360 Rp 3.000.000 (36 hari = 26 Mei s/d 1 Juli) Uang yang Diterima Rp 297.000.000Pihak yang mendiskontokan wesel akan mencatat jurnal:Kas 297.000.000

Biaya Bunga3.000.000

Piutang Wesel (didiskontokan)300.000.000

b. Wesel tagih berbungaMisal wesel di atas berbunga sebesar 12 % / tahun dan didiskontokan dengan diskonto 10 % / tahun.Nilai Nominal Wesel Rp 300.000.000Bunga = 12 %x2/12xRp.300.000 Rp 6.000.000Nilai Jatuh Tempo Wesel Rp 306.000.000Diskonto :Rp.306.000.000x10 %x36/360 Rp 3.060.000Uang yang diterima Rp 302.940.000Jurnal yang dicatat oleh pihak yang mendiskontokan wesel adalah :Kas 302.940.000

Piutang Wesel (didiskontokan)300.000.000

Pendapatan Bunga2.940.000

3. Pada 31 Desember 2012, PT Bianka memiliki saldo piutang sebesar Rp 300.000.000 yang dikelompokan berdasarkan umurnya, yaitu sebagai berikut:Umur PiutangJumlah (Rp)Persentase Tidak Tertagih

Jatuh tempo hari ini168.000.0001%

Lewat jatuh tempo 1-30 hari45.000.0002%

Lewat jatuh tempo 31-60 hari33.000.0003%

Lewat jatuh tempo 61-90 hari39.000.0005%

Lewat jatuh lebih dari 90 hari15.000.00010%

Sebelum penyesuaian, rekening Cadangan Kerugian Piutang mempunyai saldo (kredit) sebesar Rp 1.300.000,00.Diminta:1. Hitung jumlah piutang dagang yang diperkirakan tidak tertagih!2. Buat jurnal penyesuaian yang diperlukan!3. Hitung jumlah piutang dagang bersih yang dilaporkan dalam neraca!Jawab:1. Jumlah piutang tidak tertagih:1.680.000

900.000

990.000

1.950.000

1.500.000

7.020.000

2. Menyesuaikan kerugian cadangan piutang: 7.020.000 - 1.300.000 = 5.720.000Jurnal 31 Desember 2012:Kerugian piutang5.720.000

Cadangan kerugian piutang5.720.000

3. Piutang bersihSaldo piutangRp.300.000.000

Piutang dagangRp. 7.020.000

Total piutangRp.307.020.000

Cadangan kerugian piutangRp. 5.720.000

Piutang bersihRp.301.300.000

PERSEDIAAN4

Tujuan Instruksional Umum bab ini adalah mahasiswa mampu menjelaskan dan menghitung persediaan dengan berbagai metode. Sedangkan Tujuan Instruksional Khusus meliputi:1. Mahasiswa mampu menghitung persediaan dengan metode FIFO.2. Mahasiswa mampu menghitung persediaan dengan metode LIFO.3. Mahasiswa mampu menghitung persediaan dengan metode rata-rata.

A. Pengertian Persediaan Persediaan adalah bagian utama dalam neraca dan seringkali merupakan perkiraan yang nilainya cukup besar yang melibatkan modal kerja yang besar.Tanpa adanya persediaan barang dagangan, perusahaan akan menghadapi resiko dimana pada suatu waktu tidak dapat memenuhi keinginan dari para pelanggannya. Tentu saja kenyataan ini dapat berakibat buruk bagi perusahaan, karena secara tidak langsung perusahaan menjadi kehilangan kesempatan untuk memperoleh keuntungan yang seharusnya didapatkan.Persediaan adalah aktiva yang tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal, dalam proses produksi dan atau dalam perjalanan, atau dalam bentuk bagan atau perlengkapan untuk digunakan dalam proses produksi atau pemberian jasa. Pengertian persediaan dalam hal ini adalah sebagai suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode waktu tertentu atau persediaan barang-barang yang masih dalam pengerjaan atau proses produksi, ataupun persediaan bahan baku yang menunggu penggunaannya dalam suatu proses produksi.Pada prinsipnya persediaan mempermudah atau memperlancar kegiatan operasi perusahaan, yang harus dilakukan secara berturut-turut untuk memproduksi barang-barang, serta selanjutnya menyampaikannya kepada para pelanggan atau konsumen.Pada perusahaan dagang, persediaan barang dagangan (merchandise inventory) merupakan barang-barang yang dimiliki perusahaan untuk dijual kembali dalam kegiatan operasional normal perusahaan. Persediaan pada perusahaan pabrikan terdiri dari persediaan bahan baku, persediaan dalam proses dan persediaan barang jadi. Persediaan dalam Neraca perusahaan manufaktur dan dagang merupakan aktiva lancar yang jumlahnya sangat besar. Persediaan dalam Laporan Laba Rugi, akan sangat menentukan keuntungan atau hasil usaha. Pendapatan kotor diperoleh dari penjualan bersih dikurangi harga pokok penjualan.Kepemilikan Persediaan dalam Perjalanan.1. FOB (Free on Board), shipping point. Kepemilikan barang menjadi milik pembeli pada saat diserahkan penjual kepada penyelenggara transportasi atau pihak perusahaan pengirim barang yang independen. 2. FOB (Free on Board) destination point. Kepemilikan barang masih berada di penjual sampai barang tersebut diterima oleh pembeli. Barang Konsinyasi 1. Kepemilikan tetap berada ditangan pemilik barang (consignor) sampai barang tersebut terjual. 2. Barang konsinyasi merupakan persediaan barang dagangan milik consignor, bukan persediaan milik consignee

B. Manfaat dan Perlunya PersediaanManfaat adanya persediaan adalah:1. menghilangkan resiko keterlambatan datangnya barang atau bahan-bahan yang dibutuhkan perusahaan.2. menghilangkan resiko dari materi yang dipesan berkualitas atau tidak baik sehingga harus dikembalikan.3. mengantisipasi bahwa bahan-bahan yang dihasilkan secara musiman sehingga dapat digunakan bila bahan itu tidak ada dalam pasaran.4. mempertahankan aktivitas operasi perusahaan atau menjamin kelancaran arus produksi5. mencapai penggunaan mesin yang optimal6. memberikan pelayanan kepada pelanggan dengan sebaik-baiknya agar keinginan pelanggan pada suatu waktu dapat dipenuhi dengan memberikan jaminan tetap tersedianya barang jadi tersebut7. membuat pengadaan atau produksi tidak perlu sesuai dengan penggunaannya atau penjualannya.Persediaan diadakan mulai dari bentuk bahan mentah sampai barang jadi. Persediaan diperlukan agar memungkinkan suatu unit membuat jadwal operasinya secara bebas tidak tergantung dari yang lainnya. Juga karena dibutuhkannya waktu untuk menyelesaikan operasi produksi dan untuk memindahkan produk dari suatu tingkat proses ke tingkat proses lainnya yang disebut persediaan dalam proses dan pemindahan.

C. Penilaian Persediaan Penilaian persediaan adalah hal yang penting dalam menyusun laporan keuangan. Sesuai prinsip akuntansi persediaan harus dicatat berdasarkan harga perolehannya. Harga barang yang sering berubah-ubah menyebabkan perusahaan dihadapkan pada masalah yang cukup rumit. Banyak metode dalam akuntansi yang dapat digunakan untuk menghitung nilai persediaan namun tidak satupun yang dapat dikatakan paling tepat. Penggunaan suatu metode akan menghasilkan nilai yang berbeda dengan penggunaan metode yang lain.Dalam menetapkan nilai suatu persediaan dari suatu perusahaan terlebih dahulu perlu ditetapkan suatu metode penilaian persediaan yang akan dipilih oleh suatu perusahaan agar persediaan yang digunakan dalam proses produksi dapat menunjukkan nilai yang lebih tepat sehingga perusahaan dapat menetapkan laba atau rugi yang lebih mencerminkan keadaan yang wajar.Untuk menilai persediaan dapat digunakan berbagai cara:a. FIFO (First in First Out), masuk pertama keluar pertama. Metode ini menyatakan bahwa persediaan dengan nilai perolehan awal (pertama) masuk akan dijual (digunakan) terlebih dahulu, sehingga persediaan akhir dinilai dengan nilai perolehan persediaan yang terakhir masuk (dibeli). Metode ini cenderung menghasilkan persediaan yang nilainya tinggi dan berdampak pada nilai aktiva perusahaan yang dibeli. b. LIFO (Last In First Out), masuk terakhir keluar pertama.Metode ini menyatakan bahwa persediaan dengan nilai perolehan terakhir masuk akan dijual (digunakan) terlebih dahulu, sehingga persediaan akhir dinilai dan dilaporkan berdasarkan nilai perolehan persediaan yang awal (pertama) masuk atau dibeli. Metode ini cenderung menghasilkan nilai persediaan akhir yang rendah dan berdampak pada nilai aktiva perusahaan yang rendah. c. Metode Rata-rata Tertimbang (average method) Dengan menggunakan metode ini nilai persediaan akhir akan menghasilkan nilai antara nilai persediaan metode FIFO dan nilai persediaan LIFO. Metode ini juga akan berdampak pada nilai harga pokok penjualan dan laba kotor. d. Metode Identifikasi KhususMetode identifikasi khusus ini didasarkan pada anggapan bahwa arus barang harus sama dengan arus biaya. Untuk itu perlu dipisahkan tiap-tiap jenis barang berdasarkan harga pokoknya dan untuk masing-masing kelompok dibuatkan kartu persediaan sendiri sehingga masing-masing harga pokok bisa diketahui. Harga pokok terdiri dari harga pokok barang-barang yang dijual dan sisanya merupakan persediaan akhir. Metode ini dapat digunakan dalam perusahaan-perusahaan yang menggunakan prosedur pencatatan fisik maupun buku.e. Biaya StandarDalam perusahaan manufaktur yang memakai sistem biaya standar, persediaan barang dinilai dengan biaya standar, yaitu biaya-biaya yang seharusnya terjadi. Biaya standar ini ditentukan dimuka, yaitu sebelum proses produksi dimulai, untuk bahan baku, upah langsung dan biaya produksi tidak langsung. Apabila terdapat perbedaan biaya-biaya yang sesungguhnya terjadi dengan biaya standarnya, perbedaan-perbedaan itu akan dicatat sebagai selisih. Karena persediaan barang dinilai dengan biaya standar maka dalam harga pokok penjualan tidak termasuk kerugian-kerugian yang timbul karena pemborosan-pemborosan dan hal-hal yang tidak biasa. Biaya standar yang ditetapkan akan terus digunakan apabila tidak ada perubahan harga maupun metode produksi. Apabila ternyata ada perubahan maka biaya standar harus direvisi dan disesuaikan dengan keadaan yang baru.f. Persediaan Besi/Minuman Dalam metode ini dipakai anggapan bahwa perusahaan memerlukan suatu jumlah persediaan minimum (besi) untuk menjaga kontinuitas usahanya. Persediaan minimum (besi) ini dianggap sebagai suatu elemen yang harus selalu tetap, sehingga dinilai dengan harga pokok yang tetap. Harga pokok untuk persediaan besi (minimum) biasanya diambil dari pengalaman yang lalu dimana harga pokok itu nilainya rendah. Pada akhir periode jumlah barang yang ada dalam gudang dihitung. Jumlah persediaan besi dinilai dengan harga pokok yang tetap, sedangkan selisih antara jumlah barang yang ada dengan jumlah persediaan besi dinilai dengan harga pada saat tersebut (bisa dengan metode MTKP, MPKP, rata-rata tertimbang atau metode lain).g. Metode Rata-rata Sederhana Harga pokok persediaan dalam metode ini ditentukan dengan menghitung rata-rata tanpa memperhatikan jumlahnya. Apabila jumlah barang berbeda-beda maka metode ini tidak menghasilkan harga pokok yang dapat mewakili seluruh persediaan.Dari beberapa metode yang paling banyak digunakan adalah metode LIFO, FIFO dan Metode Rata-rata Tertimbang.Contoh: CV. Hardiman memiliki persediaan yang tersedia untuk dijual pada bulan Januari 2012 dengan harga perolehan seperti di bawah ini:TanggalKeteranganUnitHP/Unit (Rp)Total HP (Rp)

1/1Persd. awal15011.0001.650.000

9/1Pembelian20012.0002.400.000

15/1Pembelian20013.0002.600.000

21/1Pembelian25014.0003.500.000

28/1Pembelian30014.0004.200.000

Jumlah1.10014.350.000

Bila barang yang dijual selama bulan Januari sebanyak 550 unit, buat pencatatan persediaan dengan metode FIFO, LIFO dan Rata-rata serta ringkasan Laba-Rugi selama bulan Januari 2012 dimana harga penjualan Rp. 21.000/unit dan biaya operasi Rp. 1.500.000,-Metode FIFO :Persediaan AkhirTanggalUnitHP/Unit (Rp)Total HP (Rp)

28/130014.0004.200.000

21/125014.0003.500.000

7.700.000

Harga Pokok Penjualan (Rp)Tersedia dijual14.350.000

Persediaan akhir7.700.000

Harga Pokok Penjualan6.650.000

Uji Kebenaran :TanggalUnitHP/Unit (Rp)Total HP (Rp)

1/115011.0001.650.000

9/120012.0002.400.000

15/120013.0002.600.000

5506.650.000

Metode LIFO : Persediaan AkhirTanggalUnitHP/Unit (Rp)Total HP (Rp)

1/115011.0001.650.000

9/120012.0002.400.000

15/120013.0002.600.000

5506.650.000

Harga Pokok Penjualan (Rp)Tersedia dijual14.350.000

Persediaan akhir 6.650.000

Harga Pokok Penjualan 7.700.000

Uji Kebenaran :TanggalUnitHP/Unit (Rp)Total HP (Rp)

28/130014.0004.200.000

21/125014.0003.500.000

5507.700.000

Metode Rata-Rata: Harga Pokok/UnitHP Tersedia Dijual (Rp)Unit TersediaRata-Rata HP/Unit (Rp)

14.350.0001.10013.045

Persediaan AkhirUnitHP/Unit (Rp)Total HP (Rp)

55013.0457.174.750

Harga Pokok Penjualan (Rp)Tersedia dijual14.350.000

Persediaan akhir7.174.750

Harga Pokok Penjualan7.175.250

Ringkasan Laba-Rugi:UraianFIFO (Rp)LIFO (Rp)Rata-rata (Rp)

Penjualan 11.550.00011.550.000 11.550.000

Persediaan awal 1.650.0001.650.000 1.650.000

Pembelian12.700.00012.700.000 12.700.000

HP Barang tersedia dijual14.350.00014.350.000 14.350.000

Persediaan akhir7.700.0006.650.000 7.174.750

HPP6.650.0007.700.000 7.175.250

Laba kotor 4.900.0003.850.000 4.374.750

Biaya Operasi1.500.0001.500.000 1.500.000

Laba sebelum pajak3.400.0002.350.000 2.874.750

Pajak Penghasilan (15%)510.000352.500 431.212,5

Laba bersih2.890.0001.997.5002.443.537,5

D. RangkumanPersediaan barang dagangan adalah barang yang dimiliki perusahaan untuk dijual kembali. Persediaan pada perusahaan manufaktur terdiri dari persediaan bahan baku, persediaan dalam proses dan persediaan barang jadi.Penilaian persediaan dengan pendekatan arus harga pokok terdiri dari:1. FIFO (First in First Out), masuk pertama keluar pertama. 2. LIFO (Last In First Out), masuk terakhir keluar pertama.3. Metode Rata-rata (average method).

E. LatihanPT. Anugrah selama bulan Maret 2012 memiliki persediaan seperti di bawah ini:TanggalUraianUnitHP/Unit (Rp)Total HP (Rp)

1/3Persediaan awal12.0007.00084.000.000

5/3Pembelian 12.0007.50090.000.000

8/3Pembelian13.0007.50097.500.000

12/3Pembelian 14.0008.000112.000.000

17/3Pembelian14.5008.500123.250.000

21/3Pembelian 16.0009.000144.000.000

26/3Pembelian17.0009.500161.500.000

28/3Pembelian17.5009.500166.250.000

Barang tersedia dijual116.000978.500.000

Bila barang dijual selama bulan Maret sebanyak 60.000 unit dengan harga Rp. 16.500/unit dengan biaya operasi Rp. 180.000.000, hitung:1. Persediaan akhir & HPP dengan metode FIFO, LIFO, Rata-rata dan Uji kebenarannya!2. Buat Ringkasan R-L ketiga metode tersebut!Jawab:1. Metode FIFO :Persediaan AkhirTanggalUnitHP/Unit (Rp)Total HP (Rp)

28/317.5009.500166.250.000

26/317.0009.500161.500.000

21/316.0009.000144.000.000

17/35.5008.50046.750.000

56.000518.500.000

Harga Pokok Penjualan (Rp)Tersedia dijual978.500.000

Persediaan akhir518.500.000

Harga Pokok Penjualan (Rp)460.000.000

Uji Kebenaran :TanggalUnitHP/Unit (Rp)Total HP (Rp)

1/312.0007.00084.000.000

5/312.0007.50090.000.000

8/313.0007.50097.500.000

12/314.0008.000112.000.000

17/39.0008.50076.500.000

60.000460.000.000

Metode LIFO : Persediaan AkhirTanggalUnitHP/Unit (Rp)Total HP (Rp)

1/312.0007.00084.000.000

5/312.0007.50090.000.000

8/313.0007.50097.500.000

12/314.0008.000112.000.000

17/35.0008.50042.500.000

56.000426.000.000

Harga Pokok Penjualan (Rp)Tersedia dijual978.500.000

Persediaan akhir 426.000.000

Harga Pokok Penjualan552.500.000

Uji Kebenaran :TanggalUnitHP/Unit (Rp)Total HP (Rp)

28/317.5009.500166.250.000

26/317.0009.500161.500.000

21/316.0009.000144.000.000

17/39.5008.50080.750.000

60.000552.500.000

Metode Rata-Rata Tertimbang:Harga Pokok/UnitHP Tersedia DijualUnit TersediaRata-Rata HP/Unit (Rp)

978.500.000116.0008.435,34

Persediaan AkhirUnitHP/UnitTotal HP

56.0008.435,34472.379.040

Harga Pokok Penjualan (Rp)Tersedia dijual978.500.000

Persediaan akhir 472.379.040

Harga Pokok Penjualan506.120.960

2. Ringkasan Laba-RugiUraianFIFO (Rp)LIFO (Rp)Rata-rata Tertimbang (Rp)

Penjualan990.000.000990.000.000990.000.000

Persediaan awal84.000.00084.000.00084.000.000

Pembelian894.500.000894.500.000894.500.000

HP Barang tersedia dijual978.500.000978.500.000978.500.000

Persediaan akhir518.500.000426.000.000472.379.040

HPP460.000.000552.500.000506.120.960

Laba kotor penjualan530.000.000437.500.000483.790.040

Biaya Operasi180.000.000180.000.000180.000.000

Laba sebelum pajak350.000.000257.500.000303.790.040

Pajak Penghasilan (15%)52.500.00038.625.00045.568.506

Laba bersih297.500.000218.875.000258.221.534

AKTIVA TETAP5

Tujuan Instruksional Umum bab ini adalah mahasiswa mampu melakukan pencatatan aktiva tetap berwujud. Sedangkan Tujuan Instruksional Khusus meliputi:1. Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian aktiva tetap berwujud.2. Mahasiswa mampu menentukan harga perolehan aktiva tetap.3. Mahasiswa mampu menghitung biaya depresiasi dengan berbagai metode.4. Mahasiswa mampu melakukan pencatatan penghentian aktiva tetap5. Mahasiswa mampu menghitung biaya deplesi.

A. Pengertian Aktiva Tetap BerwujudAktiva tetap berwujud, memiliki bentuk fisik dan digunakan dalam operasi normal perusahaan, serta mempunyai kegunaan dalam operasi normal perusahaan, serta mempunyai kegunaan yang relatif permanen(lebih dari satu periode akuntansi/lebih dari satu tahun).Aktiva tetap tidak dimaksudkan sebagai investasi (penanaman modal), dan tidak diperdagangkan. Aktiva tetap memberikan manfaat di masa yang akan datang, memiliki masa manfaat yaitu jangka waktu pemakaian aktiva yang diharapkan oleh perusahaan. Aktiva tetap juga memiliki nilai residu yaitu taksiran nilai tunai aktiva pada akhir masa manfaat aktiva tersebut. Contoh aktiva tetap berwujud dapat berupa tanah, bangunan, mesin dan alat-alat pabrik, mebel dan alat-alat kantor; kendaraan dan alat-alat transportasi. Aktiva tetap berwujud dibedakan menjadi 3: b. Aktiva tetap yang umur atau masa kegunaannya tidak terbatas. Terhadap golongan ini tidak dilakukan penyusutan atas harga perolehannya, karena manfaatnya tidak akan berkurang di dalam menjalankan fungsinya selama jangka waktu yang tidak terbatas. Contoh : tanah untuk bangunan, pabrik dan kantor; tanah untuk pertanian c. Aktiva tetap yang umur atau masa kegunaannya terbatas dan dapat diganti dengan aktiva sejenis apabila masa kegunaannya telah berakhir. Karena manfaat yang diberikan di dalam menjalankan fungsinya semakin berkurang atau terbatas jangka waktunya, maka terhadap harga perolehan aktiva ini harus disusut selama masa kegunaannya. Contoh : bangunan, mesin dan alat-alat pabrik; mebel dan alat-alat kantor; kendaraan dan alat-alat transport. d. Aktiva tetap yang umur atau kegunaannya terbatas dan tidak dapat diganti dengan aktiva sejenis apabila masa kegunaannya telah habis.Contoh : sumber alam: tambang, hutan. Sumber alam akan habis melalui kegiatan eksploitasi sumber tersebut oleh karena itu harga perolehan aktiva sumber alam harus dialokasikan kepada periode-periode di mana sumber-sumber itu memberikan hasilnya.

B. Harga Perolehan Aktiva Tetap Aktiva tetap harus dicatat sebesar harga perolehannya. Harga perolehan meliputi semua pengeluaran yang diperlukan untuk mendapatkan aktiva, dan pengeluaran-pengeluaran lain agar aktiva siap digunakan. Harga perolehan diukur dengan kas yang dibayarkan pada suatu transaksi secara tunai.Jika harga perolehan sudah ditetapkan maka harga perolehan tersebut akan menjadi dasar untuk pencatatan akuntansi selama masa pemakaian aktiva tersebut. Akuntansi tidak mengakui harga pasar atau harga pengganti. Harga perolehan untuk aktiva tetap : 1. Tanah.Harga perolehan tanah meliputi: harga beli tunai tanah, biaya balik nama, komisi perantara, pajak atau pungutan lain yang harus dibayar pembeli, dan perbaikan tanah. Harga perolehan perbaikan tanah meliputi semua pengeluaran yang dilakukan sampai perbaikan siap untuk digunakan.2. Gedung Bila gedung dimiliki melalui pembelian maka, harga perolehannya meliputi : harga beli, biaya notaris, dan komisi perantara. Bila gedung dibangun sendiri, harga perolehannya meliputi: semua pengeluaran untuk membuat gedung, termasuk ijin mendirikan bangunan, instalasi listrik dan air. Misal: Bangunan garasi normalnya 8.000.000, andai perusahaan membangun sendiri habisnya 7.500.000, maka harga perolehannya 7.500.000, karena prinsip akuntansi melarang perusahaan mengakui keuntungan dalam peristiwa seperti ini.Ada kalanya tanah dan gedung dibeli secra bersama-sama, seperti contoh dibawah ini: Di atas tanah seluas 3.014 m2 berdiri bangunan seluas 1.200 m2. Tanah dan gedung dibeli dengan harga 800.000.000. Berdasar NJOP harga tanah 200.000/m2 dan harga bangunan 225.000/m2. Nama AktivaHarga Pasar%Harga BeliAlokasi Harga Perolehan

Tanah602.800.00069800.000.000552.000.000

Gedung270.000.00031800.000.000248.000.000

Jumlah872.800.000100800.000.000

Pencatatan jurnalnya:Tanah552.000.000

Gedung248.000.000

Kas800.000.000

Bila tanah dan gedung dibeli dengan Wesel Berbunga. Pembayaran DP 200.000.000, sisanya dibayar dengan wesel dengan nilai nominal 600.000.000, jangka waktu satu tahun dan bunga 12%. Maka jurnalnya:Tanah552.000.000

Gedung248.000.000

Kas200.000.000

Hutang Wesel600.000.000

Saat jatuh tempo, jurnalnya:Hutang Wesel600.000.000

Biaya bunga72.000.000

Kas672.000.000

3. Peralatan Harga perolehannya terdiri dari : harga beli tunai, biaya pengangkutan, dan biaya asuransi selama dalam pengangkutan. Termasuk juga pengeluaran untuk : bea balik nama kendaraan.

C. Konsep Dan Metode Depresiasi Aktiva Tetap Depresiasi adalah proses pengalokasian harga perolehan aktiva tetap menjadi biaya selama manfaatnya dengan cara yang rasional dan sistematis. Depresiasi adalah proses pengalokasian harga perolehan bukan proses penilaian aktiva. Depresiasi dilakukan oleh karena kemampuan suatu aktiva untuk menghasilkan pendapatan dan jasa semakin menurun, baik secara fisik dan fungsinya. Pengakuan atas depresiasi aktiva tetap tidak berakibat adanya pengumpulan kas untuk mengganti aktiva lama dengan aktiva yang baru. Saldo rekening Akumulasi Depresiasi menggambarkan jumlah depresiasi yang telah dibebankan sebagai biaya, bukan menggambarkan dana yang telah dihimpun. Depresiasi periodik didasarkan pada tiga faktor berikut : 1. Harga perolehan 2. Nilai residu 3. Masa manfaat Harga perolehan didepresiasi adalah harga perolehan dikurangi dengan nilai residu. Nilai residu adalah: taksiran nilai tunai aktiva pada akhir masa manfaat aktiva tersebut. Masa manfaat adalah jangka waktu pemakaian aktiva yang diharapkan oleh perusahaan.Depresiasi dicatat dan dilaporkan dengan menggunakan metode-metode berikut : 1. Garis Lurus (straight-line method). Dalam metode ini beban depresiasi periodik sepanjang masa pemakaian aktiva adalah sama besarnya.2. Saldo Menurun (declining balance method). Pada metode ini biaya depresiasi dari tahun ke tahun semakin menurun. Tarif depresiasi yang sering digunakan adalah tarif metode garis lurus yang dikalikan dua, sehingga metode ini sering disebut sebagai metode saldo menurun ganda. Biaya depresiasi periodik didasarkan pada nilai buku aktiva yang semakin menurun dari tahun ke tahun.3. Jumlah angka-angka tahun (sum-of-the-years-digits method). Metode ini menghasilkan biaya depresiasi yang lebih tinggi pada tahun-tahun awal dan semakin kecil pada tahun-tahun akhir (metode depresiasi yang dipercepat). Metode ini disebut sebagai Jumlah Angka-angka Tahun karena depresiasinya didasarkan pada suatu pecahan yang pembilangnya adalah tahun-tahun pemakaian aktiva yang masih tersisa sejak awal tahun ini, sedangkan penyebutnya adalah jumlah tahun-tahun sejak tahun pertama hingga tahun pemakaian yang terakhir.4. Satuan kegiatan. Dalam metode ini masa pemakaian aktiva tidak dinyatakan dengan jangka waktu, melainkan dengan jumlah satuan (unit) yang dapat dihasilkan oleh aktiva yang bersangkutan. Metode ini cocok digunakan dalam depresiasi mesin pabrik. Metode ini sering juga disebut sebagai metode satuan hasil.Contoh: Pada 1 Januari 2012 PT. Mirzani membeli mesin produksi seharga 25.000.000, taksiran residu 1.000.000. Taksiran masa manfaat 5 tahun. Taksiran satuan hasil (mesin dapat digunakan) 200.000 jam. Tahun 2012 mesin digunakan selama 35.000 jam, tahun 2013: 40.000 jam, tahun 2014: 45.000 jam, 2015: 30.000 jam, tahun 2016: 50.000 jam.PT. MirzaniTabel Depresiasi Mesin ProduksiMetode Garis LurusTahunHP Dideprs (Rp)Tarif Deprs (%)Biaya Deprs / Th (Rp)Akumulasi Deprs (Rp)Nilai buku (Rp)

201224.000.000204.800.0004.800.00020.200.000

201324.000.000204.800.0009.600.00015.400.000

201424.000.000204.800.00014.400.00010.600.000

201524.000.000204.800.00019.200.0005.800.000

201624.000.000204.800.00024.000.0001.000.000

PT. MirzaniTabel Depresiasi Mesin Produksi Metode Saldo MenurunTahunHP Dideprs (Rp)Tarif Deprs (%)Biaya Deprs / Th (Rp)Akumulasi Deprs (Rp)Nilai buku (Rp)

201225.000.0004010.000.00010.000.00015.000.000

201315.000.000406.000.00016.000.0009.000.000

20149.000.000403.600.00019.600.0005.400.000

20155.400.000402.160.00021.760.0003.240.000

20163.240.000401.296.00023.056.0001.944.000

Catatan : Pada metode garis lurus diatas tarif depresiasi 20%, maka pada metode saldo menurun berganda tarif tersebut dikalikan 2 sehingga tarif menjadi 40 %.PT. MirzaniTabel Depresiasi Mesin Produksi Metode Angka-angka TahunTahunHP Dideprs (Rp)Tarif Deprs Biaya Deprs / Th (Rp)Akumulasi Deprs (Rp)Nilai buku (Rp)

201224.000.0005/158.000.0008.000.00017.000.000

201324.000.0004/156.400.00014.400.00010.600.000

201424.000.0003/154.800.00019.200.0005.800.000

201524.000.0002/153.200.00022.400.0002.600.000

201624.000.0001/151.600.00024.000.0001.000.000

PT. MirzaniTabel Depresiasi Mesin Produksi Metode Satuan HasilTahunSatuan Kgtn (Jam)Tarif Deprs (Rp/Jam) Biaya Deprs / Satuan (Rp)Akumulasi Deprs (Rp)Nilai buku (Rp)

201235.0001204.200.0004.200.00020.800.000

201340.0001204.800.0009.000.00016.000.000

201445.0001205.400.00014.400.00010.600.000

201530.0001203.600.00018.000.0007.000.000

201650.0001206.000.00024.000.0001.000.000

Catatan : Biaya depresiasi = HP Didepresiasi / Jumlah Satuan Kegiatan 24.000.000 / 200.000 = 120

D. Penghentian Aktiva TetapMisal : PT. Budiyasa menghentikan pemakaian mobil yang memiliki harga perolehan (HP) 250.000.000. Saat dihentikan pemakaiannya, akumulasi depresiasi aktiva tetap berjumlah 250.000.000. Jurnal yang harus dibuat: Akumulasi depresiasi250.000.000

Mobil 250.000.000

1. Bila mobil tetap dipakai meskipun telah didepresiasi penuh maka tetap dilaporkan pada Neraca dengan tidak melakukan pencatatan depresiasi lagi, karena akumulasi depresiasi tidak boleh melebihi HP mobil.2. Bila mobil dihentikan pemakaiannya sebelum depresiasi penuh (misal: 200.000.000) dan tidak laku dijual, maka jurnalnya: Akumulasi depresiasi200.000.000

Rugi penghentian mobil 50.000.000

Mobil250.000.000

Rugi 50.000.000 dilaporkan pada L-R sebagai biaya.3. Bila depresiasi 200.000.000 pada 1 Januari 2012 dan tanggal 1 April 2012 mobil dijual dengan harga 54.000.000, depresiasi dilakukan dengan metode garis lurus dan sudah berjalan 10 tahun hingga 1 Januari 2012. Oleh karena itu akumulasi depresiasi 1 Januari s/d 1 April 2012 berjumlah 5.000.000Laba penjualan :HP mobil:250.000.000

Akumulasi depresiasi:205.000.000

Nilai buku:45.000.000

Hasil Penjualan:54.000.000

Laba penjualan mobil:9.000.000

Jurnal mencatat penjualan dan laba:Kas54.000.000

Akumulasi depresiasi205.000.000

Mobil250.000.000

Laba9.000.000

Laba penjualan ini dilaporkan pada L-R sebagai pendapatan.4. Bila mobil hanya laku dijual 40.000.000 maka perusahaan rugi 5.000.000 (nilai buku 45.000.000 hasil penjualan 40.000.000). Jurnalnya:Kas40.000.000

Akumulasi depresiasi205.000.000

Rugi penjualan5.000.000

Mobil250.000.000

Rugi penjualan ini dilaporkan pada L-R sebagai biaya.

E. Pertukaran Aktiva Tidak Sejenis1. Tanggal 1 April 2012 PT Budiyasa menukar mobilnya dengan mesin produksi, perusahaan masih harus mengeluarkan kas 158.000.000. Saat ini harga pasar mobil tersebut 56.000.000.Dengan demikian HP mesin produksi: Harga pasar mobil:56.000.000

Kas yang dibayarkan:158.000.000

HP mesin produksi:214.000.000

Laba pertukaran aktiva : Harga pasar mobil:56.000.000

Nilai buku:45.000.000

Laba pertukaran:11.000.000

Jurnalnya: Mesin produksi214.000.000

Akumulasi Depresiasi205.000.000

Kas158.000.000

Mobil250.000.000

Laba11.000.000

2. Bila harga pasar mobil 38.000.000 maka HP mesin produksi : 38.000.000 + 158.000.000 = 196.000.000Rugi pertukaran aktiva : 38.000.000 45.000.000 = 7.000.000, jurnalnya:Mesin produksi196.000.000

Akumulasi depresiasi205.000.000

Rugi pertukaran7.000.000

Kas158.000.000

Mobil250.000.000

F. Pertukaran Aktiva SejenisMobil lama (harga pasar 56.000.000) ditukar mobil baru dengan mengeluarkan kas 230.000.000, maka 1 April 2012:Harga pasar mobil lama:56.000.000

Kas dikeluarkan:230.000.000

HP mobil baru:286.000.000

Laba pertukaran mobil : 56.000.000 - 45.000.000 = 11.000.000Laba tidak diakui karena aktiva sejenis (memiliki fungsi sama), dengan demikian proses memperoleh keuntungan aktiva lama dianggap belum selesai, laba ditangguhkan dengan cara:HP mobil baru:286.000.000

Laba pertukaran:11.000.000

HP mobil baru:275.000.000

Jurnalnya : Mobil baru275.000.000

Akumulasi depresiasi205.000.000

Kas230.000.000

Mobil lama250.000.000

Bila harga pasar mobil lama 32.000.000Harga pasar mobil lama:32.000.000

Kas dikeluarkan:230.000.000

HP mobil baru:262.000.000

Rugi pertukaran aktiva: 32.000.000 45.000.000 = 13.000.000Jurnalnya : Mobil baru262.000.000

Akumulasi depresiasi205.000.000

Rugi pertukaran13.000.000

Kas230.000.000

Mobil lama250.000.000

Rugi ini dilaporkan pada Laporan L-R sebagai biaya.

G. Deplesi PT. Tambang Alam pada 2 April 2012 membeli tambang minyak dengan harga 88.000.000.000. Kandungan minyak diperkirakan 5.000.000 barel dengan residu diperkirakan 8.000.000.000. Pada 1 Juni 2012 memasang instalasi penambangan dengan harga perolehan 3.200.000.000. Pada tahun 2012 ditambang 500.000 barel dan dijual habis. Sedangkan tahun 2013 direncanakan ditambang 770.000 barel, dijual sebanyak 700.000 barel dan sisanya 70.000 barel.Tanggal 2 April 2012 jurnalnya:Tambang minyak88.000.000.000

Kas88.000.000.000

Tanggal 1 Juni 2012 jurnalnya:Instalasi penambangan 3.200.000.000

Kas3.200.000.000

Buat jurnal dan neraca pada 31 Desember 2013!Jawab:88.000.000.000 8.000.000.000 = 80.000.000.000Tarif Deplesi : 80.000.000.000/5.000.000 = 16.000/barelTahun 2012 dijual 16.000 x 500.000 = 8.000.000.000Tahun 2013 dijual 16.000 x 700.000 = 11.200.000.000Tarif Depresiasi: 3.200.000.000/5.000.000 = 640/barelTahun 2012 ditambang 640 x 500.000 = 320.000.000Tahun 2013 ditambang 640 x 770.000 = 492.800.000Jurnal 31 Desember 2013 Biaya deplesi11.200.000.000

Akumulasi deplesi11.200.000.000

Biaya depresiasi492.800.000

Akumulasi depresiasi492.800.000

PT. Tambang AlamNeraca31 Desember 2013Peralatan 3.200.000.000Akumulasi Deprs (812.800.000) 2.387.200.000

Minyak 88.000.000.000Akumulasi Depl 19.200.000.000 68.800.000.000

71.187.200.000

H. RangkumanAktiva tetap tidak dimaksudkan sebagai investasi, dan tidak diperdagangkan. Aktiva tetap memberikan manfaat di masa yang akan datang, memiliki masa manfaat yaitu jangka waktu pemakaian aktiva yang diharapkan oleh perusahaan. Aktiva tetap juga memiliki nilai residu yaitu taksiran nilai tunai aktiva pada akhir masa manfaat aktiva tersebut. Contoh aktiva tetap berupa tanah, bangunan, mesin dan alat-alat pabrik, mebel dan alat-alat kantor; kendaraan dan alat-alat transportasi. Aktiva tetap berwujud dibedakan menjadi 3: 1. Aktiva tetap yang umur atau masa kegunaannya tidak terbatas. Contoh : tanah untuk bangunan, pabrik dan kantor; tanah untuk pertanian 2. Aktiva tetap yang umur atau masa kegunaannya terbatas.3. Aktiva tetap yang umur atau kegunaannya terbatas dan tidak dapat diganti I. Latihan1. PT Basuki Muda pada 16 Mei 2012 membeli mesin Boiler dengan harga $163.000 dengan biaya angkut mesin $10.000 sedangkan biaya pemasangan dan uji coba $9.000. Diperkirakan mesin tersebut memiliki residu $14.000 dengan taksiran usia pemakaian mesin 6 (enam) tahun. PT Basuki Muda melakukan tutup buku 31 Desember. Dari buku petunjuk pemakaian, diketahui mesin memiliki kapasitas 56.000 jam.Diminta: 1. Buat tabel depresiasi metode satuan hasil tahun 2012 s/d 2014 bila pada:Tahun 2012 mesin digunakan selama 5.000 jam.Tahun 2013 mesin digunakan selama 8.600 jam.Tahun 2014 mesin digunakan selama 8.500 jam.2. Buat tabel depresiasi metode garis lurus tahun 2012 s/d 20143. Buat tabel depresiasi metode saldo menurun tahun 2012 s/d 20144. Buat tabel depresiasi metode angka-angka tahun untuk tahun 2012 s/d 20145. Diantara empat metode depresiasi di atas, metode mana yang memberikan laba paling kecil pada tahun 2013?Jawab :PT Basuki MudaTabel Depresiasi Mesin BoilerMetode Satuan HasilTahunSatuan Kgtn (Jam)Tarif Deprs ($) Biaya Deprs /Satuan ($)Akumulasi Deprs ($)Nilai buku ($)

20125.000315.00015.000167.000

20138.600325.80040.800141.200

20148.500325.50066.300115.700

Catatan : Biaya depresiasi = HP Didepresiasi / Jumlah Satuan Kegiatan HP Mesin: 163.000+10.000+9.000 = $182.000HP didepresiasi : 182.000-14.000 = $168.000Taris depresiasi : 168.000 / 56.000 = $3PT Basuki MudaTabel Depresiasi Mesin BoilerMetode Garis LurusTahunHP Dideprs ($)Tarif Deprs (%)Biaya Deprs / Th ($)Akumulasi Deprs ($)Nilai buku ($)

2012168.00010,4187517.503,517.503,5164.496,5

2013168.00016,6728.005,645.509,1136.490,9

2014168.00016,6728.005,673.514,7108.485,3

Catatan: Pembelian 16 Mei 2012 sehingga Tarif Depresiasi tahun 2012, 16.67x7,5/12 = 10,41875 %PT Basuki MudaTabel Depresiasi Mesin Boiler Metode Saldo MenurunTahunHP Dideprs ($)Tarif Deprs (%)Biaya Deprs / Th ($)Akumulasi Deprs ($)Nilai buku ($)

2012182.000.00020,831237.912,87537.912,875144.087,125

2013144.087,12533,3348.024,23985.937,11496.062,886

201496.062,88633,3332.017,759117.954,87364.045,127

Catatan : Pada metode garis lurus diatas tarif depresiasi 16.67%, maka pada metode saldo menurun berganda tarif tersebut dikalikan 2 sehingga tarif menjadi 33,33 %.PT Basuki MudaTabel Depresiasi Mesin Boiler Metode Angka-angka TahunTahunHP Dideprs ($)Tarif Deprs Biaya Deprs / Th ($)Akumulasi Deprs ($)Nilai buku ($)

2012168.0007,5/4230.00030.000 152.000

2013168.00064,5/25243.00073.000109.000

2014168.00052,5/25235.000 108.000 74.000

Catatan : 7,5/12 x 6/21 = 7,5/42(4,5/12 x 6/21) + (7,5/12 x 5/21) = 64,5/252(4,5/12 x 5/21) + (7,5/12 x 4/21) = 52,5/252 Pada tahun 2013 Laba terkecil saat menggunakan metode saldo menurun berganda.2. PT. Alam Permata pada 16 Juni 2012 membeli tambang minyak seharga 115.000.000.000. Kandungan minyak diperkirakan 7.000.000 barel dengan residu diperkirakan 6.000.000.000. Pada 1 Agustus 2012 dipasang instalasi penambangan dengan harga perolehan 5.000.000.000. Pada tahun 2012 ditambang 565.000 barel dan dijual habis. Tahun 2013 berencana menambang 900.000 barel dan dijual sebanyak 800.000 barel.1. Buat jurnal tanggal 16 Juni 2012 dan 1 Agustus 2012. 2. Buat jurnal dan neraca 31 Desember 2012 dan 31 Desember 2013Jawab:Jurnalnya 16 Juni 2012:Tambang minyak115.000.000.000

Kas115.000.000.000

Tanggal 1 Agustus 2012 jurnalnya:Instalasi penambangan 5.000.000.000

Kas5.000.000.000

115.000.000.000 6.000.000.000 = 109.000.000.000Tarif Deplesi : 109.000.000.000/7.000.000 = 15.571,4/barelTahun 2012 dijual 15.571,4 x 565.000 = 8.797.841.000Tarif Depresiasi: 5.000.000.000/7.000.000 = 714,28/barelTahun 2012 ditambang 714,28 x 565.000 = 403.568.200Jurnal 31 Desember 2012:Biaya deplesi8.797.841.000

Akumulasi deplesi8.797.841.000

Biaya depresiasi403.568.200

Akumulasi depresiasi403.568.200

PT. Alam PermataNeraca31 Desember 2012Peralatan5.000.000.000

Akumulasi Depresiasi(403.568.200)

4.596.431.800

Minyak109.000.000.000

Akumulasi Deplesi(8.797.841.000)

100.202.159.000

Tahun 2013 dijual 15.571,4 x 800.000 = 12.457.120.000Tahun 2013 ditambang 714,28 x 900.000 = 642.852.000Jurnal 31 Desember 2012:Biaya deplesi12.457.120.000

Akumulasi deplesi12.457.120.000

Biaya depresiasi642.852.000

Akumulasi depresiasi642.852.000

PT. Alam PermataNeraca31 Desember 2013Peralatan5.000.000.000

Akumulasi Depresiasi(1.046.420.200)

3.953.579.800

Minyak109.000.000.000

Akumulasi Deplesi(21.254.961.000)

87.745.039.000

HUTANG LANCAR6

Tujuan Instruksional Umum bab ini adalah mahasiswa mampu melakukan pencatatan hutang lancar. Sedangkan Tujuan Instruksional Khusus meliputi:1. Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian hutang lancar.2. Mahasiswa mampu menghitung besarnya bunga wesel.3. Mahasiswa mampu menghitung besarnya upah lembur.

A. Pengertian Hutang LancarHutang adalah kewajiban perusahaan yang timbul karena tindakan atau transaksitransaksi di masa lampau untuk memperoleh aktiva atau jasa, yang pelunasannya baru akan dilakukan di masa yang akan datang, baik dengan penyerahan uang tunai, aktiva-aktiva, jasa maupun dengan menciptakan hutang baru. Hutang dapat menimbulkan kewajiban keuangan ataupun kewajiban pelaksanaan. Yang termasuk hutang jangka pendek di antaranya:1. Hutang Wesel/Wesel Bayar: yaitu wesel yang harus kita bayar kepada pihak lain yang pernah kita berikan kepadanya. Biasanya umur utang wesel adalah 30 hari, 60 hari, atau 90 hari.2. Hutang Dagang (Account Payable): ialah utang kepada rekanan (suplier) yaitu utang dalam rangka kegiatan perusahaan, atau utang ini terjadi karena membeli barang yang belum dibayar.3. Biaya-biaya yang harus dibayar: yaitu biaya-biaya yang belum kita lunasi dalam periode pembukuan tertentu. Misalnya utang gaji, utang upah dan utang-utang biaya lainnya.Ditinjau dari jangka waktu pelunasan atau alat peluansannya, hutang dapat dibagi menjadi dua kelompok:1. Kelompok hutang jangka pendek (current liabilities).2. Kelompok hutang jangka panjang (long term liabilities).Hutang Lancar atau hutang jangka pendek, yaitu hutang yang harus dilunasi dalam jangka waktu paling lama satu tahun sesudah tanggal neraca, atau harus dilunasi dalam jangka waktu satu siklus operasi normal perusahaan. Satu siklus operasi normal adalah waktu yang diperlukan agar uang kontan dapat diubah menjadi persediaan barang, persediaan barang diubah menjadi piutang usaha dan akhirnya piutang usaha diubah menjadi uang kontan kembali. Siklus operasi normal dari masing-masing perusahaan memerlukan jangka waktu yang berbeda-beda, ada yang kurang dari satu tahun, ada yang satu tahun, tetapi ada juga yang lebih dari satu tahun. Perbedaan ini menyebabkan batasan hutang lancar seperti tersebut di atas dianggap kurang tepat oleh banyak perusahaan, sehingga muncul pendapat yang menyatakan, penyelesaian satu hutang jangka pendek (hutang lancar) biasanya memerlukan pemakaian harta lancar. Perbandingan antara harta lancar terhadap hutang jangka pendek (hutang lancar) dikenal sebagai rasio lancar atau current ratio. Rasio ini merupakan suatu ukuran yang berguna bagi para pengusaha untuk menilai kemampuan perusahaan dalam melunasi hutang-hutang jangka pendek. Perusahaan yang memiliki hutang lancar lebih besar dari harta lancar berada dalam posisi yang mengkhawatirkan karena terdapat kemungkinan bahwa hutang tersebut tidak akan dapat dilunasi.Menurut Standar Akuntansi Keuangan hutang lancar adalah hutang yang pelunasannya dengan menggunakan sumbersumber aktiva lancar atau dengan menciptakan hutang lancar baru. Pengertian tersebut menunjukkan bahwa kewajiban atau hutang memiliki karakteristik sebagai berikut: 1. Ada peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa sebelumnya, yang dapat menimbulkan adanya hutang saat sekarang.2. Kewajiban yang ditanggung berupa kewajiban untuk menyerahkan uang, barang atau jasa.3. Nilai kewajiban dinyatakan dalam bentuk kesatuan uang.4. Kewajiban ditentukan oleh kedua pihak (yang berhutang dan yang berpiutang).

B. WeselHutang Wesel termasuk jenis hutang jangka pendek. Biasanya hutang wesel digunakan untuk memenuhi permodalan perusahan untuk keperluan kegiatan operasional. Hutang wesel bisa di dapatkan dari satu kreditur saja. Kelemahan dari hutang wesel yaitu harus cepat mengembalikan hutang tersebut dalam jangka waktu yang pendek. Umumnya umur hutang wesel adalah 30 hari, 60 hari, atau 90 hari.Misalnya : Pengajuan pinjaman Kontraktor Beringin ke Bank Delta sebanyak 200.000.000 disetujui pada 1 September 2012. Kontraktor Beringin menandatangi promes dengan bunga 20% dalam jangka waktu 5 bulan. Maka jurnal pada 1 September 2012:Kas200.000.000

Hutang Wesel200.000.000

Jurnal pada 31 Desember 2012:Biaya bunga 13.333.333

Hutang Bunga13.333.333

Pada saat jatuh tempo 1 Februari 2013 jurnalnya:Hutang wesel200.000.000

Hutang Bunga13.333.333

Biaya bunga 3.333.333

Kas216.666.666

Bila Wesel tanpa bunga, dengan nilai nominal 216.666.666 dan nilai tunai 200.000.000, maka jurnalnya:Pada 1 September 2012Kas200.000.000

Diskonto 16.666.666

Hutang Wesel216.666.666

Pada 31 Desember 2012Biaya bunga 13.333.333

Diskonto 13.333.333

Pada 1 Februari 2013Biaya bunga 3.333.333

Diskonto 3.333.333

Hutang Wesel216.666.666

Kas 216.666.666

C. Hutang UsahaHutang usaha/dagang merupakan hutang lancar, meliputi semua kewajiban yang akan dilunasi dalam periode jangka pendek (satu tahun atau kurang dari tanggal neraca atau dalam siklus normal kegiatan perusahaan. Hutang usaha yang timbul dari transaksi pembelian bahan baku, bahan penolong, pembelian suku cadang, dan bahan-bahan yang habis dipakai untuk proses produksi. Untuk hutang usaha digolongkan menjadi 2 golongan: Hutang yang tidak disertai dengan surat berharga sebagai bukti tertulis tentang kesanggupan untuk membayar kewajiban. Hutang yang disertai dengan surat berharga sebagai bukti tertulis tentang kesanggupan untuk membayar kewajibanPengujian subtantif terhadap utang usaha di tujukan untuk memperoleh keyakinan tentang keandalan catatan akuntansi bersangkutan dengan utang usaha, membuktikan keberadaan utang usaha dan keterjadian transaksi yang berkaitan deangan utang usaha yang dicantumkan di neraca, membuktikan kelengkapan transaksi yang dicatat dalam catatan akuntansi serta membuktikan kewajaran penyajian dan pengungkapan utang usaha di neraca.Metode pengujian hutang usaha terdiri dari:a. Mengidentifikasi resiko bisnis klien yang mempengaruhi hutang usahab. Menilai resiko pengendalian serta merancang dan melaksanakan pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksic. Merancang dan melaksanakan prosedur analitikd. Merancang dan melaksanakan pengujian terinci atas saldo hutang usahaHutang usaha/dagang dapat dialihkan ke hutang wesel, contohnya: Pada tanggal 10 Agustus 2012 CV. Lestari membeli barang dagang pada UD. Makmur senilai Rp 50.000.000,00 dengan syarat pembayaran 2/10 n/30. Pada tanggal 20 Agustus CV. Lestari menyerahkan promes hutang wesel pada UD. Makmur sebagai pengganti hutang dagangnya. Tanggal 20 September 2012 CV. Lestari melunasi promes pada UD. Makmur. Buat jurnal tanggal 10 Agustus, 20 Agustus, dan 20 September 2012.Jurnal 10 Agustus 2012Pembelian50.000.000

Hutang Dagang50.000.000

Jurnal 20 Agustus 2012Hutang Dagang50.000.000

Hutang Wesel50.000.000

Jurnal 20 September 2012Hutang Wesel50.000.000

Kas50.000.000

D. BungaBunga adalah imbal jasa atas pinjaman uang. Imbal jasa ini merupakan suatu kompensasi kepada pemberi pinjaman atas manfaat kedepan dari uang pinjaman tersebut apabila diinvestasikan. Jumlah pinjaman tersbut disebut pokok utang (principal). Persentase dari pokok hutang yang dibayarkan sebagai bunga dalam suatu periode tertentu disebut suku bunga.Ada dua jenis bunga:1. Bunga sederhanaBunga sederhana merupakan hasil dari pokok hutang, suku bunga per periode, dan lamanya waktu peminjaman.Rumusan bunga sederhana yaitu: C = PxBxW dimana C = bunga sederhana P = pokok hutang B = bungaW = waktu Contoh: Sdr. Wardi meminjam Rp 460.000.000 untuk membeli sebuah mobil baru, dengan suku bunga sebesar 12% tahun dan masa pinjaman adalah 5 tahun maka bunganya adalah:Rp. 460.000.000 x 0.12 x 4 = Rp. 220.800.000Bunga sederhana untuk pinjaman Sdr. Wardi adalah Rp. 220.800.000, maka total pembayaran pokok hutang ditambah bunganya adalah Rp. 680.800.000.Contoh lain, misalnya pokok hutangnya adalah Rp. 10.000.000:Jika hutang kartu kredit dimana dikenakan biaya sebesar Rp. 5.000 per harinya, maka bunganya 5.000/10.000.000 = 0.05% per hari.Jika obligasi dengan pembayaran kupon bunga pertama sebesar Rp 300.000 setelah 6 bulan sejak tangal penerbitan obligasi dan pembayaran kupon keduanya adalah Rp. 300.000 pada saat akhir tahun maka hasilnya adalah: (300.000+300.000)/10.000.000 = 6%/tahun.Jika bunga deposito yang dibayarkan pada akhir tahun sebesar Rp. 900.000 maka perhitungannya adalah: 900.000/10.000.000 = 9%/tahun.2. Bunga berbungaBunga berbunga atau disebut juga bunga majemuk. Nilai pokok hutang ini akan berubah terus setiap akhir suatu periode dengan p