Akuntansi Bab 16
-
Upload
ana-richana -
Category
Documents
-
view
976 -
download
96
Transcript of Akuntansi Bab 16
AKUNTANSI MANAJEMENBAB 16
LEAN ACCOUNTING, PERHITUNGAN BIAYA TARGET, DAN BALANCED SCORECARD
Oleh:Amanda Nafisyah 170610100012Ana Richana 170610100130Andhika Yudha P 170610100126Dika Chrisna Irzandi 170610080088
Jurusan Ilmu Administrasi BisnisFakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas PadjadjaranJatinangor
2012
BAB 16
LEAN ACCOUNTING, PERHITUNGAN BIAYA TARGET,
DAN BALANCED SCORECARD
Lean manufacturing adalah pendekatan yang didesain untuk meniadakan buangan dan
memaksimalkan nilai bagi pelanggan. Pendekatan ini memiliki cirri pengiriman produk yang
benar (tanpa cacat), pada waktu yang tepat dengan kebutuhan pelanggan, serta dengan biaya
serendah mungkin.
Sistem lean manufacturing menungkinkan para manajer untuk meniadakan buangan,
mengurangi biaya dan menjadi lebih efisien. Perusahaan yang mengimplementasikan lean
manufacturing mengejar strategi pengurangan biaya dengan cara mendefinisikan ulang
berbagai aktivitas yang dilaksanakan perusahaan. Pengurangan biaya secara langsung
berkaitan dengan kepemimpinan biaya. Lean manufacturing menambah nilai melalui
pengurangan buangan. Implementasi lean manufacturing yang baik akan memberi berbagai
perbaikan besar, seperti kualitas yang lebih baik, peningkatan produktivitas, pengurangan
waktu tunggu, pengurangan persediaan dalam jumlah besar, pengurangan waktu penyetelan,
penurunan biaya produksi dan peningkatan tingkat produksi.
Nilai Berdasarkan Produk
Nilai ditentukan oleh pelanggan-minimal, nilai merupakan suatu bagian atau fitur yang
membuat pelanggan bersedia membayar untuk mendapatkan nilai tersebut. Nilai bagi
pelanggan adalah perbedaan antara nilai yang direalisasi dengan pengorbanan. Realisasi
adalah hal yang diterima pelanggan pengorbanan ini hal yang dilepas oleh pelanggan,
termasuk uang yang bersedia mereka keluarkan untuk fitur dasar dan khusus produk, kualitas
merk, dan reputasi. Jadi, nilai berkaitan dengan produk tertentu dan fitur produk tertentu,
menambah nilai dan fungsi yang tidak diinginkan pelanggan adalah penyia-nyiaan waktu dan
sumber daya. Menilai nilai adalah proses yang berorientasi eksternal dan tidak dapat
dilakukan secara internal. Hanya fitur yang bernilai tambah yang seharusnya dihasilkan
sehingga aktivitas yang tidak bernilai tambah harus ditiadakan.
Arus Nilai
Arus nilai terdiri atas semua aktivitas yang bernilai tambah dan tidak bernilai tambah yang
dibutuhkan untuk membawa sekelompok produk atau jasa dari titik awalnya (contohnya;
pesanan pelanggan atas suatu produk baru) ketahap produk jadi ditangan pelanggan. Ada
beberapa arus nilai, pertama arus nilai yang paling umum adalah arus nilai pemenuhan
pesanan. Arus nilai pemenuhan pesanan berfokus pada pemberian produk yang ada ketangan
pelanggan yang ada. Jenis arus nilai yang kedua adalah arus nilai mencerminkan semua hal
yang dilakukan, baik yang buruk maupun yang bagus yang dibawa kepelanggan. Jadi,
menganalisis arus nilai akan memungkinkan pihak manajemen untuk mengidentifikasi
buangan.
Aktivitas didalam arus nilai adalah arus bernilai tambah atau tidak bernilai tambah.
Aktivitas yang tidak bernilai tambah adalah sumber buangan. Aktivitas ini terdiri atas dua
jenis:
1. Aktivitas yang dapat dihindarkan dalam jangka pendek
2. Aktivitas yang tidak dapat dihindarkan dalam jangka pendek karena teknologi
atau metode produksi saat ini.
Aktivitas yang termasuk dalam jenis pertama adalah aktivitas yang dapat ditiadakan dengan
sangat cepat, sedangkan jenis kedua membutuhkan lebih banyak waktu dan usaha.
Pull Value
Sebagian besar perusahaan berproduksi untuk persediaan, kemudian mencoba menjual barang
yang telah mereka produksi. Berbagai usaha dilakukan untuk menciptakan permintaan atas
barang yang berlebih, tetapi barang tersebut yang mungkin tidak diinginkan oleh pelanggan.
Lean manufacturing menggunakan system demand-pull. Tujuan lean manufacturing adalah
meniadakan buangan dengan menghasilkan produk hanya jika dibutuhkan melalui proses
produksi. Tiap operasi hanya menghasilkan apa yang dibutuhkan untuk memenuhi
permintaan dari operasi sebelumnya. Tidak ada produksi yang dilakukan sampai ada tanda
dari proses sebelumnya yang menunjukkan kebutuhan untuk memproduksi.
Permintaan pelanggan bermula dari rantai nilai dan mempengaruhi cara produsen
berhubungan dengan pemasok juga merupakan hal yang vital dalam lean manufacturing.
Pembelian JIT mengharuskan pemasok untuk mengirim berbagai suku cadang dan bahan
baku secara tepat waktu untuk digunakan dalam produksi.
Mengejar Kesempurnaan
Waktu penyetelan nol, tingkat kecacatan nol, persediaan nol, tingkat buangan,
produksi berdasar permintaan, peningkatan tariff produksi sel, meminimalisasi biaya dan
memaksimalkan nilai pelanggan adalah berbagai hasil ideal yang dicari dari lean
manufacturing. Sejalan dengan mulai jelasnya lean dan mencapainya perbaikan,
kemungkinan mencapai kesempurnaan menjadi lebih memungkinkan. Sejalan dengan
peningkatan arus dan perbaikan berbagai proses, buangan cenderung tampak lebih banyak.
Tujuannya adalah menghasilkan produk berkualitas tinggi dan berbiaya rendah dengan
jumlah waktu paling minimum. Untuk mencapai tujuan ini, produsen lean harus
mengidentifikasi dan meniadakan berbagai bentuk buangan.
Buangan menghabiskan berbagai sumber daya tanpa menambah nilai. Buangan adalah
segala sesuatu yang tidak memiliki nilai bagi pelanggan. Peniadaan buangan mengharuskan
identifikasi berbagai bentuk dan sumebrnya. Berikut delapan sumber yang umumnya
dianggap sebagai bentuk dari sumber buanga.
Produk cacat
Produk berlebih barang yang tidak dibutuhkan
Persediaan barang yang menunggu diproses atau digunakan
Pemrosesan yang tidak dibutuhkan
Perpindahan karyawan yang tidak perlu
Transportasi barang yang tidak perlu
Waktu tunggu
Desain barang dan jasa yang tidak memenuhi kebutuhan pelanggan
Produksi lean membutuhkan banyak penekanan pada kualitas manajemen. Suku
cadang yang cacat akan menghentikan produksi. Produksi lean tidak dapat
diimplemantasikan tanpa komitmen atas pengendalian kualitas total (Total Quality Control-
TQC). TQC adalah usaha tidak berkesudahan untuk menyempurnakan kualitas; keinginan
keras untuk mencapai proses desai dan produksi produk bebas cacat.
Akuntansi Lean
System manajemen biaya tradisional juga tidak bekerja dengan baik dalam
lingkungan lean. Bahkan, pendekatan perhitungan biaya tradisional dan pengendalian
operasional mungkin tidak akan benar-benar berjalan dalam lingkungan lean. Variansi
perhitungan biaya standard dan variansi anggaran departemen cenderung mendorong
produksi berlebih dan tidak sesuai dengan system permintaan pull yang dibutuhkan dalam
lean manufacturing.
Studi perhitungan biaya berdasarkan aktivitas menjelaskan bahwa penggunaan tariff
overhead kelseluruhan pabrik dalam pabrik yang memiliki multiple produk dapat
menghasilkan biaya produk yang menyesatkan jika dibandingkan dengan pembebanan
produksi terfokus atau pembebanan berdasarkan aktivitas. Biaya produk yang menyesatkan
dapat menandakan kegagalan dalam lean manufacturing walaupun ada perbaikan yang
signifikan.
Arus nilai Terfokus dan Dapat Tidaknya Ditelesurinya Biaya Overhead
System perhitungan biaya menggunakan tiga metode untuk membebankan berbagai
biaya ke tiap produk: pene;usuran langsung, penelusuran penggerak, dan alokasi. Dari ketiga
metode tersebut yang paling akurat adalah penelusuran langsung. Di lingkungan lean
manufacturing, biaya overhead yang dulu dibebankan oada berbagai produk dengan
menggunakan penelusuran penggerak atau alokasi, menggunakan penelusuran langsung ke
produk saat ini.
Biaya Arus Nilai
Perlengkapan DukunganProduksi
DukunganOperasional
Fasilitas
Tenaga Kerja Sel Bahan Baku Langsung Pemeliharaan Lain-lain
Arus Nilai
Manajemen Biaya Siklus-Hidup
Manajemen biaya siklus-hidup menekankan penurunan biaya, bukan pengendalian
biaya. Jadi, penghitungan biaya target menjadi suatu alat khusus yang berguna untuk
pembuatan tujuan penurunan biaya. Biaya target adalah perbedaan antara harga penjualan
yang dibutuhkan untuk menangkap pangsa pasar yang telah ditentukan terlebih dahulu dan
laba per unit yang diinginkan. Harga penjualan mencerminkan spesifikasi produk atau fungsi
yang dinilai oleh pelanggan (dihubungkan sebagai fungsi produk).
Balanced Scorecard: Konsep Dasar
Balanced scorecard adalah system manajemen yang mendefinisikan system akuntansi
pertanggungjawaban berdasarkan strategi. Balanced scorecard menerjemahkan misi dan
strategi organisasi dalam tujuan operasional dan ukuran kinerja dalam empat perspektif, yaitu
perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif bisnis internal, serta perspektif
pembelajaran dan pertumbuhan (infrastruktur).
Perspektif keuangan menjelaskan konsekuensi ekonomi tindakan yang diambil
dalam tiga perspektif lain. Perspektif pelanggan mendefinisikan segmen pasar dan
pelanggan dimana unit bisnis akan bersaing. perspektif bisnis internal menjelaskan proses
internal yang diperlikan untuk memberikan nilai kepada pelanggan dan pemilik.
Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan (infrastruktur) mendefinisikan
kemampuan yang diperlukan organisasi untuk memperoleh pertumbuhan jangka panjang dan
perbaikan. Perspektif terakhir mengacu pada tiga faktor utama yang memungkinkannya, yaitu
kemampuan pegawai, kemampuan system informasi, dan perilaku pegawai (motivasi,
pemberdayaan, dan penyejajaran).
Peranan Ukuran Kinerja
Ukuran kinerja diturunkan visi misi strategis dan tujuan perusahaan. Ukuran-ukuran
ini harus diseimbangkan antara lag dan lead, objektif dan subjektif, keuangan dan non
keuangan, serta ukuran eksternal dan internal.
Ukuran lag adalah ukuran output, ukuran hasil dari usaha di masa lalu (contoh:
profitabilitas pelanggan).
Ukuran lead (penggerak kinerja) adalah faktor-faktor yang menggerakkan kinerja
masa depan (contoh: jumlah jam pelatihan karyawan).
Ukuran objektif adalah ukuran yang bisa langsung dihitung dan diversifikasi
(contoh: pangsa pasar).
Sedangkan ukuran subjektif lebih sulit dihitung dan lebih bersifat praduga (contoh:
kemampuan karyawan).
Ukuran keuangan adalah ukuran yang dinyataan dalam istilah moneter, sedangkan
ukuran nonkeuangan menggunakan unit-unit nonmoneter (contoh: biaya per unit dan
jumlah pelanggan yang tidak puas).
Ukuran eksternal berkaitan dengan pelanggan dan pemegang saham (contoh:
kepuasan pelanggan dan pengembalian atas investasi). Ukuran internal adalah ukuran yang
berkaitan dengan proses dan kemampuan yang menciptakan nilai bagi pelanggan dan
pemegang saham (contoh: efisiensi proses dan kepuasan karyawan).
Empat Perspektif dan Ukuran Kinerja
1. Perspektif Keuangan; menetapkan tujuan kinerja keuangan jangka pendek dan jangka
panjang. Perspektif keuangan, mengacu pada konsekuensi keuangan global dari ketiga
perspektif lainnya.
Pertumbuhan pendapatan
Faktor-faktor yang menyebabkan antara lain: meningkatkan jumlah produk baru,
menciptakan aplikasi baru bagi produk yang sudah ada, mengembangkan pelanggan
dan pasar yang baru, serta pengadopsian strategi penentuan harga baru.
Penurunan biaya
Penurunan biaya per unit produk, per pelanggan, atau per jalur distribusi adalah
contoh tujuan penurunan biaya.
Penggunaan aset
Perbaikan pemanfaatan aset adalah tujuan utama.
2. Perspektif Pelanggan; adalah sumber komponen pendapatan dari tujuan keuangan.
Perspektif ini mendefinisikan dan memilih pelanggan dans segmen pasar dimana
perusahaan memutuskan untuk bersaing.
Tujuan dan ukuran utama
Adalah sesuatu yang umum di semua organisasi. Tujuan nya adalah peningkatan
pangsa pasar, peningkatan retensi pelanggan, peningkatan pelanggan baru,
peningkatan kepuasan pelanggan , dan peningkatan profitabilitas pelanggan.
Nilai pelanggan
Selain ukuran dan tujuan utama, ukuran-ukuran juga diperlukan untuk menggerakkan
penciptaan nilai pelanggan guna menggerakkan hasil utama.
Keandalan berartioutput dikirim tepat waktu.
3. Perspektif Proses; proses adalah sarana menciptakan nilai pelanggan dan pemegang
saham. Jadi, perspektif proses mencakup identifikasi proses yang diperlukan untuk
mencapai tujuan pelanggan dan keuangan. Untuk memberikan kerangka kerja yang
diperlukan perspektif ini, rantai nilai proses didefinisikan. Rantai nilai proses terdiri atas
tiga proses: proses inovasi, proses operasional, proses pascapenjualan.
Proses inovasi: Tujuan dan ukuran
Tujuannya meliputu peningkatan jumlah produk baru, peningkatan persentase
pendapatan dari produk baru, peningkatan persentase pendapatandari produk yang
dimiliki, dan penurunan waktu untuk mengembangkan produk baru.
Waktu Siklus dan Velositas
Waktu untuk merespon suatu pesanan pelanggan disebut responsiveness. Waktu
siklus dan velositas adalah dua ukuran operasional untuk responsiveness.
Efisiensi Siklus Manufaktur (Manufacturing Cycle Efficiency-MCE), ukuran
operasional berdasarkan waktu
Laporan takt time dan hari berdasar jam
Salah satu tujuan laporan tersebut adalah menjaga agar para pekerja berfokus pada
kegiatan memproduksi produk yang dibutuhkan pelanggan ketika pelanggan
menginginkannya.
Proses pelayanan pasacapenjualan: Tujuan dan ukuran.
Peningkatan efisiensi, dan penurunan waktu pemrosesan juga merupakan tujuan yang
dibutuhkan pada proses pelayanan pasca penjualan.
4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan; adalah sumber kemampuan yang
memungkinkan penyelesaian atau pencapaian tujuan 3berikut.
Kemampuan karyawan
Tiga pengukuran hasil utama bagi kemampuan karyawan adalah tingkat kepuasan
karyawan, persentase pergantian karyawan, dan produktivitas karyawan.
Motivasi, pemberdayaan, dan pelibatan karyawan
Karyawan seharusnya tida hanya memiliki keterampilan yang diperlukan, tetapi juga
memiliki kebebasan motivasi, dan inisiatif untuk menggunakan keahlian nya tersebut
secara efektif.
Kemampuan Sistem Informasi
Peningkatan kemampuan system informasi berarti memberikan informasi yang lebih
akurat dan tepat waktu pada karyawan sehingga mereka dapat memperbaiki proses
dan melaksanakan produk baru secara efektif.