Akuntansi Anggaran Dan Biaya
-
Upload
fajar-novrow-datama -
Category
Documents
-
view
458 -
download
8
Transcript of Akuntansi Anggaran Dan Biaya
![Page 1: Akuntansi Anggaran Dan Biaya](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082320/5571fb3f4979599169945837/html5/thumbnails/1.jpg)
( Rangkuman Akuntansi Anggaran, Pendapatan & Biaya )
Di susun Oleh :
Ratna Ilmiasari 2009310016
Kelas A
Universitas Katholik Parahyangan
Bandung
2011
![Page 2: Akuntansi Anggaran Dan Biaya](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082320/5571fb3f4979599169945837/html5/thumbnails/2.jpg)
Akuntansi Anggaran
Akuntansi anggaran berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24
Tahun 2005 merupakan teknik pertanggungjawaban dan pengendalian manajemen yang digunakan
untuk membantu pengelolaan pendapatan, belanja, transfer, dan pembiayaan. Akuntansi anggaran
diselenggarakan sesuai dengan struktur anggaran yang terdiri dari anggaran pendapatan, belanja,
dan pembiayaan. Anggaran pendapatan meliputi estimasi pendapatan yang dijabarkan menjadi
alokasi estimasi pendapatan. Anggaran belanja terdiri dari apropriasi yang dijabarkan menjadi
otorisasi kredit anggaran (allotment). Anggaran pembiayaan terdiri dari penerimaan pembiayaan dan
pengeluaran pembiayaan. Akuntansi anggaran diselenggarakan pada saat anggaran disahkan dan
anggaran dialokasikan.
Dalam Buku Deddi Noerdiwan tujuan dari akuntansi anggaran adalah menekankan
anggaran dalam siklus perencanaan, pengendalian, dan pertanggungjawaban. Menurut Mardiasmo
teknik akuntansi anggaran merupakan teknik akuntansi yang menyajikan jumlah yang dianggarkan
dengan jumlah aktual dan dicatat secara bersamaan (double entry). Akuntansi anggaran mengacu
pada praktik yang dilakukan oleh banyak organisasi sektor publik, khususnya pemerintah dalam
upaya menyajikan akun-akun operasinya menggunakan format yang sama dengan anggrannya.
Jumlah belanja yang dianggarkan dikreditkat terhadap akun yang sesuai kemudian apabila belanja
tersebut direalisasikan, maka akun tersebut didebit kembali. Saldo yang ada dengan demikian
menunjukan jumlah anggaran yang belum di belanjakan.
Ide dibalik akuntansi anggaran ini adalah kemudahan. Kesulitan biasanya muncul karena
organisasi yang berbeda biasanya mengadopsi format pelaporan yang berbeda pula. Hal ini
disebabkan oleh suatu fakta bahwa perbedaan interinsik antara jasa yang diberikandalam organisasi
yang berada telah tercermin dalam anggaran mereka. Hasil yang lebih bermakna dapat diperoleh
dengan membuat akun-akun anggaran yang diklasifikasikan dengan cara tertentu yang spesifik
terhadap jasa tertentu, namun hal ini menyebabkan ketidakseragaman dalam format akuntansi
anggaran. Ada masalah signifikan, bahwa organisasi yang berjenis sama dan memberikan jasa yang
sama mungkin memiliki perlakuan yang berbeda walaupun akuntansi anggaran telah diadopsi
![Page 3: Akuntansi Anggaran Dan Biaya](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082320/5571fb3f4979599169945837/html5/thumbnails/3.jpg)
mereka. Hal ini timbul karena ada dua masalah, yaitu level agregasi, dan perbandingan antara
anggaran aktul yang terjadi.
Alasan yang melatarbelakangi teknik akuntansi anggaran adalah bahwa anggaran dan
realisasi harus selalu dibandingkan sehingga dapat dilakukan tindakan koreksi apabila terdapat
varians (selisih). Namun, akuntansi anggaran lebih menekankan pada bentuk dari akun-akun
keuangan bukan isi dari akun itu sendiri.
Kelemahan dari akuntansi anggaran adalah bahwa teknik ini sangat kompleks. Akan
lebih mudah dan komprehensif apabila akun-akun yang ada menunjukan pendapatan dan biaya
aktual, serta anggaran menunjukan pendapatan dan biaya dianggarkan.. kelamahan lain dari
akuntansi anggaran terletak pada seberapa sering atau seberapa intensifkah laporan keuangan
membandingkan antara anggaran dengan yang aktual terjadi dan menjelaskan perbedaannya.
Perbedaan yang signifikan dapat didefenisikan sebagai suatu perbedaaan yang jumlahnya melebihi
presentase atas angaran yang telah ditetapkan sebelumnya namun tidak dapat dijelaskan oleh
perubahan tingkat harga umum.
Tantangan bagi akuntansi anggaran adalah sebuah pertanyaan tentang apakah
diperlukan perbandingan antara anggaran dan realisasinya untk setiap jenis objek belanja. Ketika
sebuah organisasi pemerintah telah menggunakan pendekatan anggaran kinerja, maka perbandingan
anggaran dan realisasi tidal lagi menjadi perhatian utama melainkan indikator kinerja yang menjadi
fokus utama.
![Page 4: Akuntansi Anggaran Dan Biaya](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082320/5571fb3f4979599169945837/html5/thumbnails/4.jpg)
PENDAPATAN DAN BELANJA
A. Pendapatan
Pendapatan adalah penerimaan kas yang menambah kekayaan suatu entitas atau
seluruh hak yang dimiliki entitas yang ditimbulkan oleh penyerahan barang dan kas. Sedangkan
pendapatan menurut Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan adalah semua penerimaan
Rekening Kas Umum Negara/Daerah yang menambah ekuitas dana lancar dalam periode tahun
anggaran yang bersangkutan yang menjadi hak pemerintah, dan tidak perlu dibayar kembali.
Pendapatan diartikan sebagai arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul akibat aktivitas
normal perusahaan selama satu periode bila aru masuk tersebut mengakibatkan kenaikan ekuitas
yang tidak berasal dari konstribusi penanaman modal.
` Peraturan Menteri Dalam Negeri No.13 Tahun 2006, mendefinisikan pendapatan
sebagai hak pemerintah daerah yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih. Dari definisi-
definisi diatas terlihat bahwa pendapatan merupakan hak pemerintah yang menambah nilai ekuitas
dana pemerintah. Kelompok-kelompok pendapatan adalah sebagai berikut:
* Pendapatan Asli Daerah (PAD)
* Dana Perimbangan (pendapatan transfer)
* Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah
Dari kelompok pendapatan diatas, pada umumnya Pendapatan Asli Daerah diterima dan
wewenang pengelolaannya ada di Satker (Satuan Kerja), sedangkan dua kelompok pendapatan
lainnya yaitu Dana Perimbangan dan Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah diterima dan wewenang
pengelolaannya ada di PPKD. Rincian dari kelompok PAD menurut kedua peraturan pemerintah
tersebut, yaitu:
* Pajak Daerah
* Retribusi Daerah
![Page 5: Akuntansi Anggaran Dan Biaya](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082320/5571fb3f4979599169945837/html5/thumbnails/5.jpg)
* Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan
* Lain-lain PAD yang sah
Untuk akuntansi pemerintahan di Indonesia yang menggunakan basis cash
towardaccrual, PP 24 Tahun 2005 telah melakukan pengkalifikasian pendapatan berdasarkan
terjadinya ( di pusat atau di daearah) yang dklasifikasikan sebagai berikut:
a. Pendapatan pemerintah pusat:
1. Pendapatan perpajakan, terdiri dari pendapatan dalam negeri, antara lain pajak penghasilan,
pajak pertambahan nilai, pajak bumi dan bangunan, cukai, dan pajak lainnya. Sedangkan pajak
perdagangan internasional antara lain bea masuk dan pajak pungutan setoran.
2. Pendapatan negara bukan pajak, merupakan pendapatan pemerintah pusat yang bersumber
dari luar pajak, termasuk pendapatan negara bukan pajak, seperti penerimaan SDA, laba
BUMN, dan PNBP.
3. Pendapatan hibah.
b. Pendapatan Pemda:
1. Pendapatan asli daerah: merupakan pendapatan daerah yang bersumber dari daerah itu
sendiri, seperti pajak daerah, retribusi daearh, hasil kekayaan daearah, dan lain PAD yang sah.
2. Pendapatan transfer: merupakan pendapatan yang bersumber dari transfer pemerintah pusat
dalam rangka otonomi daerah seperti dana perimbangan dan pendapatan transfer lainnya.
3. Lain-lain pendapata yang sah: seperti pendapatan hibah, dana darurat dari pemerintah dalam
rangka bantuan bencana, bagi hasil pajak dari pemerintah provinsi , dana penyesuain dan
dana otonomi khusus yang ditetapkan pemerintah.
a. Pengakuan dan Pengukuran Pendapatan
![Page 6: Akuntansi Anggaran Dan Biaya](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082320/5571fb3f4979599169945837/html5/thumbnails/6.jpg)
Secara umum pendapatan diakui ketika:
1. Diperoleh, yaitu ketika entitas telah menyelesaikan secara substansial apa yang menjadi
kewajibannya.
2. Sudah direalisasikan/dapat direalisasikan, yaitu ketika kas/ hak tagis (piutang) sudah diterima
atas penyerahn barang dan jasa ata ketika jumlah kas sudah dapat ditentukan atas
penyerahan barang/jas tersebut.
Untuk akuntansi pemerintah di Indonesia, yag diatur dalam PP 24 Tahun 2005, prinsip
pengakuan pendapatan menggunakan basis kas. Penggunaan basis kas diakui pada saat diterima di
Rekening Kas Umum Negara/Daerah atau oleh entitas pelaporan. Pendapatan menurut basis akrual
diakui pada saat timbulnya hak atas pendapatan tersebut. Dan apabila menggunakan basis akrual,
maka pengembalian/ koreksi pendapatan tahun anggaran sebelumnya menjadi
pengurang/penambah ekuitas dana lancar, sedangkan pengembalian/koreksi penadapatan tahun
anggaran akan berjalan menjadi pengurang atau penambah pendapatan.
Pengukuran pendapatan diukur dalam hal nilai dari produk atau jasa yang diperlukan
dalam transaksi yang wajar. Nilai ini merupakan nilai kas bersih atau nilai sekarang yang
didiskontokan atau nilai uang yang diterima atau yang akan diterima dalam pertukaran dengan
produk atau jas yang ditransfer perusahaan kepada pelanggannya. Maka pengurangan apa pun dalam
harga tetap, baik berupa diskon atau piutang tak tertagih, harus dikurangi ketika menghitung
pendapatan.
B. Belanja
Belanja diakui pada saat terjadinya pengeluaran dari Rekening Kas Umum
Negara/Daerah. Khusus pengeluaran melalui bendahara pengeluaran pengakuannya terjadi pada saat
pertanggungjawabannya terjadi pada saat pertanggungjawaban atas pengeluaran tersebut disahkan
oleh unit yang mempunyai fungsi perbendaharaan. Dalam hal badan pelayanan umum, belanja diakui
dengan mengacu pada peraturan perundangan yang mengatur mengenai badan pelayanan umum.
Belanja diklasifikasikan menurut klasifikasi ekonomi (jenis belanja), organisasi, dan fungsi.
![Page 7: Akuntansi Anggaran Dan Biaya](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082320/5571fb3f4979599169945837/html5/thumbnails/7.jpg)
Klasifikasi ekonomi adalah pengelompokan belanja yang didasarkan pada jenis belanja
untuk melaksanakan suatu aktivitas. Contoh klasifikasi belanja menurut ekonomi (jenis belanja)
adalah sebagai berikut:
Belanja Operasi:
- Belanja Pegawai xxx
- Belanja Barang xxx
- Bunga xxx
- Subsidi xxx
- Hibah xxx
- Bantuan Sosial xxx
Belanja Modal:
- Belanja Aset Tetap xxx
- Belanja Aset Lainnya xxx
Belanja Lain-lain/Tak Terduga xxx
Contoh klasifikasi belanja menurut fungsi adalah sebagai berikut:
Belanja :
* Pelayanan Umum xxx
* Pertahanan xxx
* Ketertiban dan Keamanan xxx
* Ekonomi xxx
* Perlindungan Lingkungan Hidup xxx
* Perumahan dan Permukiman xxx
* Kesehatan xxx
* Pariwisata dan Budaya xxx
* Agama xxx
* Pendidikan xxx
![Page 8: Akuntansi Anggaran Dan Biaya](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082320/5571fb3f4979599169945837/html5/thumbnails/8.jpg)
Belanja operasi adalah pengeluaran anggaran untuk kegiatan sehari-hari pemerintah
pusat/daerah yang memberi manfaat jangka pendek. Belanja operasi antara lain meliputi belanja
pegawai, belanja barang, bunga, subsidi, hibah, bantuan sosial. Belanja modal adalah pengeluaran
anggaran untuk perolehan aset tetap dan aset lainnya yang memberi manfaat lebih dari satu periode
akuntansi. Belanja modal meliputi antara lain belanja modal untuk perolehan tanah, gedung dan
bangunan, peralatan, dan aset tak berwujud.
Belanja lain-lain/tak terduga adalah pengeluaran anggaran untuk kegiatan yang sifatnya tidak
biasa dan tidak diharapkan berulang seperti penanggulangan bencana alam, bencana sosial, dan
pengeluaran tidak terduga lainnya yang sangat diperlukan dalam rangka penyelenggaraan
kewenangan pemerintah pusat/daerah.
Klasifikasi belanja dimaksudkan untuk memberikan kerangka dasar baik untuk
pengambilan keputusan maupun untuk akuntabilitas. Oleh karena itu, belanja harus diklasifikasikan
untuk berbagai tujuan yang berbeda, misalnya: untuk penyajian laporan yang sesuai dengan
kebutuhan para penggunanya (misalnya para pengambil keputusan, masyarakat, kepala satuan kerja
perangkat daerah (SKPD), Direktur Jenderal Anggaran, bagian keuangan dan sebagainya); untuk
administrasi anggaran dan akuntansi anggaran; dan untuk penyajian Laporan Realisasi Anggaran
(LRA). Menurut Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, belanja
diklasifikasikan menurut organisasi, fungsi, dan ekonomi. Pengklasifikasian belanja tersebut
dimaksudkan untuk kepentingan penganggaran dan pelaporan. Oleh karena itu, klasifikasi yang dapat
memenuhi fungsi anggaran dan pelaporan harus diformulasikan sebagai berikut:
klasifikasi menurut fungsi, digunakan untuk analisis historis dan formulasi kebijakan;
klasifikasi organisasi, untuk keperluan akuntabilitas;
klasifikasi menurut dana, untuk keperluan sumber pembiayaan;
klasifikasi menurut ekonomi, untuk tujuan statistik dan obyek (jenis belanja), ketaatan
(compliance), pengendalian (control), dan analisis ekonomi; dan
klasifikasi menurut program dan kegiatan, untuk informasi dan pengendalianpencapaian
tujuan.
![Page 9: Akuntansi Anggaran Dan Biaya](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082320/5571fb3f4979599169945837/html5/thumbnails/9.jpg)
Dari berbagai klasifikasi tersebut di atas, untuk tujuan manajemen anggaran, klasifikasi
menurut jenis belanja sangat penting untuk digunakan dalam pengendalian anggaran (budgetary
control) dan monitoring.
Dalam paragraf 18 PSAP Nomor 02 yang menyebutkan bahwa entitas pelaporan
menyajikan klasifikasi belanja menurut jenis belanja dalam LRA, klasifikasi belanja menurut organisasi
disajikan dalam LRA atau di Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK), dan klasifikasi belanja menurut
fungsi disajikan dalam CaLK, maka salah satu permasalahan yang dihadapi pada saat ini oleh entitas
pelaporan dan/atau entitas akuntansi baik di tingkat pemerintah pusat maupun pemerintah daerah
adalah dalam menyusun perencanaan dan anggaran agar sesuai dengan bentuk dan format laporan
keuangan.
![Page 10: Akuntansi Anggaran Dan Biaya](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082320/5571fb3f4979599169945837/html5/thumbnails/10.jpg)
Daftar Pustaka
http://www.ksap.org/Slide_PSAP_17042007.pdf (Jumat 25 February 2011)
http://www.ksap.org/standar/PSAP02.pdf (Jumat 25 February 2011)
httpcommunity.gunadarma.ac.idblogviewid_16133title_teknik-akuntansi-sektor-publik
(Senin, 21 Februari 2011, 15:30)
Nordiawan, Deddi. et al. 2007. Akuntansi Pemerintahan. Jakarta: Salemba Empat
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2005
Mardiasmo. 2002. Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta: Andi Yogyakarta
Nur Afiah, Nunuy. Akuntansi Pemerintahan: Implementasi Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah.
Jakarta: Kencana Perdana Media Group.